laporan akhir sikloheksana
-
Upload
maisarahkimia12 -
Category
Documents
-
view
111 -
download
19
description
Transcript of laporan akhir sikloheksana
PERCOBAAN IV
Judul : Permodelan Molekul SikloheksanaTujuan :1. Untuk memvisualisasikan bentuk-bentuk molekul
sikloheksana 2. Menghitung energi molekul tersebut beserta konformasi
dari sikloheksanaHari/ tanggal : Rabu/ 29 Oktober 2014Tempat : Ruang 29 FKIP Unlam
I. DASAR TEORI
Stereokimia merupakan studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga
dimensi, yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu
relatif terhadap yang lain. Tiga aspek stereokimia yang penting meliputi :
Isomer geometrik
Konformasi molekul
Kiralitas (chirality) molekul
Atom-atom yang tergabung dalam suatu cincin tidak bebas berotasi mengelilingi
ikatan-ikatan sigma dari cincin itu. Rotasi mengelilingi ikatan-ikatan sigma cincin akan
memutus agar atom-atom atau gugus-gugus yang terikat, melewati pusat cincin itu. Tetapi
gaya tolak van der Waals menghalangi terjadinya gerakan ini, kecuali jika cincin terdiri
dari sepuluh atom karbon atau lebih.dalam senyawa organic cincin yang paling lazim
ialah cincin lima atau enam anggota.
Tiap atom karbon dalam cincin sikloheksana terikat pada atom-atom karbon
tetengganya dan juga pada dua atom gugus lainnya. Ikatan pada dua gugus lain ini
dinyatakan oleh garis-garis vertikal (garis pada bidang kertas). Suatu gugus yang terikat
pada ujung atas garis vertikal dikatakan berada diatas bidang cincin dan gugus yang
terikat pada ujung bawah garis vertikal itu dikatakan berada dibawah bidang cincin.
Dalam perlambangan ini atom-atom hidrogen yang terikat pada cincin dan ikatan-
ikatan mereka tak selalu ditunjukkan.
Pemberian substituen sebagai berada “diatas bidang “ atau “dibawah bidang” hanya
benar untuk representasi suatu struktur. Suatu molekul dapat jungkir balik dalam ruang
dan pemerian itupun harus dibalik.
1. Untuk memvisualisasikan bentuk-bentuk molekul sikloheksana2. Menghitung energi molekul tersebut beserta konformasi dari
sikloheksana
Model-model molekul dan proyeksi-proyeksi Newman dari bentuk kursi dan biduk sikloheksana
Energi potensial relatif dari konformasi- konformasi sikloheksana
Suatu hal yang penting ialah bahwa dalam rumus-rumus diatas, gugus metil dan
gugus hidroksil berada dalam sisi –sisi yang berlawanan dari bidang cincin. Bila dua
ggugus berada dalam sisi berlawanan dari cincin, mereka adalah trans; bila mereka
berada dalam satu sisi, mereka adalah cis. Penandaan ini analog langsung cis dan trans
dalam alkena. Senyawa cis dan trans adalah isomer geometrik satu sama lain.
Konformer Sikloheksana
Suatu cincin sikloheksana dapat memiliki banyak bentuk, dan molekul
sikloheksana tungal mana saja terus-menerus berada dalam keadaan membengkok
menjadi aneka ragam bentuk (model-model molekul sangat berfaedah dalam
memperagakan hubungan berbagai konformasi ini). Sejauh ini baru dikemukakan bentuk
kursi (chair form) sikloheksana. Beberapa bentuk lain yang dapat dimiliki oleh
sikloheksana sebagai berikut
Persyaratan energi untuk interkonvensi (antar-ubahan) konformasi-konformasi
sikloheksana digambarkan dalam gambar diatas. Terlihat disini bahwa bentuk kursi
sumbu
H aksial (sejajar sumbu)H ekuatorial (dalam bidang)aksial
mempunyai energi rendah, sementara bentuk setengah - kursi ( yang mempunyai struktur
yang hampir datar) mempunyai energi tinggi. Dapat diperkirakan bahwa struktur
sikloheksana bentuk kursi dalam keadaan kapan saja.
A. Subtituen ekuatorial dan aksial
Tiap karbon cincin ( dari ) sikloheksana mengikat dua atom hidrogen. Ikatan pada
salah satu hidrogen terletak dalam bidang cincin secara kasar. Hidrogen ini disebut
hidrogen ekuatorial. Ikatan hidrogen lain, sejajar dengan sumbu tersebut; hidrogen ini
disebut hidrogen aksial ( axial-menyumbu ). Tiap atom karbon sikloheksana memepunyai
satu atom hidrogan ekuatorial dan satu atom aksial.
Sebuah gugus metil lebih meruah ( bulkier ) dari pada sebuah atom hidrogen. Bila
gugus metil dalam metilsikloheksana berada dalam posisi aksial, maka gugus metil itu
dan hidrogen- hidrogen aksial pada satu sisi cincin akan saling menolak. Antaraksi antara
gugus-gugus aksial, disebut antaraksi 1,3-diaksial. Tolak- menolak ini minimal bila gugus
metil berada dalam posisi ekuatorial. Jadi konformer dengan metil ekuatorial berenergi
lebih rendah. Pada temperatur kamar sekitar 95% molekul metilsikloheksana berada
dalam konfirmasi dimana gugus metil ekuatorial.
Bila gugus metil berada dalam posisi aksial (menyumbu), konformasi cincin akan
serupa dengan konformasi butana dengan gugus-gugus metil yang gauche. Sedangkan
bila gugus metil berada dalam posisi ekuatorial, konformasi cincin serupa konformasi
butana dengan gugus metil yang anti.
Metilsikloheksana dengan satu gugus metil yang aksial 1,8 kkal/mol kurang stabil
dibandingkan dengan konformasi dimana gugus metilnya ekuatorial. Energi dua kali
energi butana ( 2 X 0,9 kkal/mol ) karena gugus metil aksial pada cincin berantaraksi
dengan dua atom hidrogen aksial ( satu pada karbon 3 dan satu pada karbon 5 ).
Makin meruah gugus itu akan makin besar selisih antara konformer aksial dan
ekuatorial. Dengan perkataan lain, hampir dapat dipastikan bahwa substituen besar pada
cincin sikloheksana mempunyai posisi ekuatorial. Bila ukuran substituen itu mencapai
ukuran t-butil, maka selisih energi itu menjadi sangat besar. t-butil sikloheksana sering
dikatakan “ beku” dalam konformasi dimana gugus t-butil itu ekuatorial. Cincin itu tidak
benar-benar beku, tetapi selisih energi ( 5,6 kkal/mol ) antara posisi ekuatorial dan aksial
( dari ) gugus t-butil berarti bahwa pada tiap saat hanya 1 dari 10.000 molekul
mempunyai gugus t-butil dalam posisi aksial.
B. Sikloheksana terdisubstitusi
Dua gugus yang disubstitusikan pada satu cincin sikloheksana dapat bersifar cis
ataupun trans. Cincin – cincin tersubstitusi-cis dan –trans adalah isomer-isomer
geometrik dan tak dapat saling-diubah satu menjadi yang lain pada temperatur kamar ;
meskipun demikian masing-masing isomer dapat memiliki aneka ragam konformasi.
Sebagai contoh perhatikan bentuk-bentuk kursi (dari) cis- 1,2-dimetilsikloheksana.
Beberapa representasi berlainan dari cis-1,2 dimetilsikloheksana:
Karena senyawa ini adalah cis-isomer, maka kedua gugus metil itu harus terletak
pada satu sisi cincin, tanpa harus memperdulikan konformasinya. Dalam tiap konformasi
kursi yang dapat digambar, selalu satu metil aksial dan metil yang lain ekuatorial. Untuk
tiap sikloheksana ter-cis 1,2-disubstitusikan, satu substituan harus aksial dan substituen
yang lain harus ekuatorial.
Bila cis-1,2-dimetilsikloheksana berubah dari satu konformer kursi ke konformer
kursi yang lain, kedua gugus metil itu membalik status ekuatorial-aksial mereka. Energi
kedua konformer ini sama karena struktur dan pola ikatannya identik. Oleh kerena itu ,
senyawa ini dijumpai terutama dalam dua konformasi kursi, dengan perbandingan 50: 50.
Konformer cis-1,2 dimetilsikloheksana:
Dalam trans-1,2-dimetilskloheksana, gugus-gugus metil berada pada sisi- sisi
berlawanan (dari) cincin. Dalam bentuk kursi dalam bentuk trans-isomer , satu gugus
harus terletak pada suatu ikatan “teratas “ , sementara satu gugus lain pada suatu ikatan
“terbawah “.
Konformer trans 1,2-dimetilsikloheksana:
Dalam sikloheksana ter- 1,2-disubtitusikan, trans-isomer lebih stabil dari pada cis-
isomer, karena kedua subtituennya dapat berposisi ekuatorial. tetapi bila kedua substituen
itu 1,3 satu terhadap yang lain pada suatu cincin sikloheksana, maka cic-isomer lebih
stabil dari pada trans-isomer, karena kedua isomer dalam 1,3-isomer, dapat berposisi
ekuatorial. dalam trans-1,3-isomer, satu gugus terpaksa berposisi aksial.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, antara lain :
1. Laptop
2. Printer
3. Scanner
4. Software Hyperchem
Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini, antara lain:
1. Kertas
2. Tinta
III. PROSEDUR KERJA
a. Sikloheksana bentuk kursi dan perahu
1. Membuat sikloheksana bentuk kursi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Masuk dalam program hyperchem 6 >.
- Menampilkan table periodic dengan cara klik build pada menu bar
kemudian pilih default element.
- Meng-klik pada lambang atom karbon C pada table periodik.
- Kemudian meng-klik pada daerah kerja hyperchem, membuat
sikloheksana dengan meng-klik pada setiap sudut segi enam.
° °
° °
° °
- Kemudian menghubungkan titik-titik tersebut dengan cara mengklik
salah satu atom C , tahan dan lepas pada atom C yang paling dekat
dengannya. Begitu seterusnya sampai terbentuk segi enam.
- Untuk menambahkan atom H serta membuat bentuknya agar sesuai maka
pilih menu Add H dan Model build pada menu build.
- Untuk membuat struktur batangnya saja klik display >>rendering >>
stieks >> OK.
- Kemudian memutar-mutar bentuk yang sudah ada dengan menggunakan
menu rotate out – of – plane maupun menu rotate in plane sampai
diperoleh konformasi kursi.
2. Membuat sikloheksana bentuk perahu dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
- Membuat sikloheksana bentuk kursi seperti pada langkah kerja 1.
- Setelah itu mengaktifkan multiple selection pada menu select.
- Meng-klik atom 1 – 2 dan 4 – 5.
-
- Memilih menu select >> name selection >> plane >>OK.
- Meng-klik kiri, tahan klik kanan, tahan, arahkan kursor sehingga
mengotaki separuh sikloheksana kursi.
- Memilih menu edit >> refleks. Kemudian klik kanan pada area kerja
untuk men non-aktifkan selection, dan diperolehlah bentuk perahu.
3. Melakukan optimasi struktur dengan cara pilih compute >> geometri
optimization >>
- Pada menu algorithm, pilih polka – ribieve.
- Pada menu RMS gradient of pilih 0,1 or 270.
- Pilih / tandai menu in vacou.
- Pada screen refresh period = 1
Pada langkah ini energi juga diperoleh.
4. Untuk lebih meyakinkan maka dilakukan lagi perhitungan energi dengan cara,
file >> start lagi >> beri nama >> set up >> ab initio >> medium >> ok >>
compute >> single point kalau sudah selesai stop lagi.
5. Membandingkan energi antara konformasi sikloheksana bentuk kursi dan
perahu yang diperoleh dari langkah sebelumnya ( setelah di optimasi ).
b. Subtituen ekuatorial dan aksial pada sikloheksana.
1. Membuat konformasi sikloheksana bentuk kursi.
2. Menghapus satu hidrogen (pada posisi aksial untuk metal sikloheksana
aksial dan pada posisi ekuatorial) dari suatu atom C.
3. Menghapus dengan cara men-select atom yang akan dihapus kemudian cut
(simbol gunting) pada menu bar.
4. Menambahkan atom C pada posisi dihapusnya atom H (baik aksial atau
pun ekuatorial).
5. Menghubugkan dengan atom C yang H – nya dihapus.
6. Kemudian memilih menu build >> Add H dan model build.
7. Menghitung energi masing – masing.
8. Membandingkan energi antara konformasi sikloheksana bentuk kursi
dengan perahu.
IV. HASIL PENGAMATAN
No Bentuk Molekul Nama
Molekul
Amber Ala Initio MM+
1. Sikloheksana
kursi
9,36441 -146964,973478 7,308950
2. Setengah
kursi
34,034836 -146933,010403 34,81863
4
3. Biduk 18,415390 -146954,278633 14,67943
3
4. Biduk belit 18,369493 -146951,143215 17,12103
1
5. Metil
sikloheksna
aksial
12,196671 -171453,880287 12,43000
4
6. Metil
sikloheksna
equator
10,914055 -171455,998832 8,673451
V. ANALISIS DATA
a. Sikloheksana bentuk kursi dan perahu.
Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa sikloheksana dapat mempunyai
dua konformasi, yaitu konformasi kursi dan konformasi perahu (biduk).
Visualisasi konformasi kedua sikloheksana tersebut yaitu:
Dari struktur-struktur di atas dapat dilihat bahwa struktur dari konformasi
kursi mempunyai struktur hidrogen goyang (anti), dimana atom-atom hidrogen
berada sejauh mungkin satu dari yang lain. Sehingga tolak-menolak atom-atom
hidrogen cenderung tidak ada.
Sedangkan pada konformasi sikloheksana bentuk perahu struktur
hidrogennya eklips, dimana atom-atom hidrogen saling berdekatan satu dengan
yang lain dan menyebabkan terjadinya tolak-menolak antara atom-atom hidrogen
tersebut sehingga menambah energi molekulnya. Hal inilah yang membuat
konformasi sikloheksana bentuk perahu kurang stabil bila dibandingkan dengan
bentuk kursi.
Kestabilan konformasi sikloheksana juga dapat dilihat dari besarnya energi
tiap molekul dari kedua bentuk atau konformasinya. Dimana konformasi
sikloheksana bentuk kursi memiliki energi molekul yang lebih rendah
Konformasi Kursi Konformasi Perahu
dibandingkan dengan energi molekul bentuk perahu. Untuk total energi AMBER
pada sikloheksana bentuk kursi sebesar 9,364411kkal/mol dan pada total energi
MM+ 7,308950 kkal/mol. Sedangkan pada sikloheksana bentuk biduk (perahu),
total energi AMBER sebesar 18,415390 kkal/mol danpada total energi MM+
14,679433 kkal/mol. Karena energi tiap molekulnya yang lebih rendah, maka
konformasi sikloheksana bentuk kursi lebih stabil dibanding dengan konformasi
sikloheksana bentuk perahu (biduk). Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan
molekul berbentuk kursi pada keadaan kapan saja. Berdasarkan literaturpun telah
dihitung bahwa sekitar 99% molekul sikloheksana berada dalam bentuk kursi
pada suatu waktu kapan saja.
Energi untuk interkonvensi (antar-ubahan) konformasi sikloheksana pada
AMBER dapat dilihat pada diagram berikut:
biduk
E
9,050979 kkal/mol
kursi
Energi potensial relatif (dari) konformasi – konformasi sikloheksana
Sikloheksana bentuk kursi mempunyai 2 macam konformasi yaitu
konformasi setengah kursi dan setengah kursi. Dimana nilai total energi kursi 1
dengan perhitungan AMBER sebesar 9,364411 kkal/mol dan dengan perhitungan
MM+ sebesar 7,308950 kkal/mol. Sedangkan nilai total energi setengah kursi
dengan perhitungan AMBER sebesar 34,034836 kkal/mol dan dengan
perhitungan MM+ sebesar 34,818634 kkal/mol. Disi terlihat bahwa bentuk kursi
mempunyai energi lebih rendah, sedangkan bentuk setengah kurasi mempunyai
energi yang lebih tinggi ( mempunyai struktur hampir datar). Sehingga
sikloheksana bentuk setengah kursi lebih stabil dibanding dengan konformasi
sikloheksana bentuk kursi.
b. Substituen ekuatorial dan aksial pada metil sikloheksana
Tiap karbon cincin dari sikloheksana mengikat dua atom hidrogen. Ikatan
pada salah satu hidrogen terletak dalam bidang cincin secara kasar. Hidrogen ini
disebut hidrogen ekuatorial. Ikatan ke hidrogen yang lain, sejajar dengan sumbu
tersebut, hidrogen ini disebut hidrogen aksial (axial, menyumbu). Tiap atom
karbon sikloheksana mempunyai satu atom hidrogen ekuatorial dan satu atom
aksial. Dalam proses berubah bentuk dari satu konformer ke konformer lain,
aksial menjadi ekuatorial, dan ekuatorial menjadi aksial. Makin besar gugus-
gugus yang terikat pada kedua atom karbon, maka akan besar selisih energi antara
konformasi-konformasi molekul itu. Diperlukan lebih banyak energi untuk
mendorong dua gugus besar agar berdekatan daripada gugus kecil. Selisih energi
antara konformasi metil sikloheksana bentuk ekuatorial dengan aksial menurut
perhitungan AMBER adalah sekitar sebesar 4,590333 kkal/mol. Ini menunjukkan
bahwa energi yang diperlukan oleh sikloheksana bentuk ekuatorial berotasi atau
berubah menjadi aksial adalah sebesar 4,590333 kkal/mol. Makin meruah suatu
gugus maka akan makin besar selisih energi antara konformer aksial dan
ekuatorial. Sehingga substituen besar pada sikloheksana mempunyai posisi
ekuatorial. Dilihat dari data bahwa energi konformer dengan metil sikloheksana
ekuatorial lebih rendah daripada energi konformer metil sikloheksana aksialnya.
Hal ini disebabkan karena gugus metil disini lebih meruah daripada sebuah atom
hidrogen. Bila gugus metil yang berada dalam metilsikloheksana berada dalam
posisi aksial, maka gugus itu dan hidrogen-hidrogen aksial pada satu sisi cincin
akan saling menolak. Antaraksi antara gugus–gugus aksial disebut antaraksi 1,3-
diaksial. Tolak-menolak ini minimal bila gugus metil berada dalam posisi
ekuatorial.
Pada temperatur kamar (250C) sekitar 95 % molekul metil sikloheksana
berada dalam konformasi dimana gugus metil ekuatorial. Ini dapat menyatakan
bahwa bentuk konformer metil sikloheksana ekuatorial itu lebih stabil dan lebih
disukai. Bila gugus metil berada dalam posisi aksial (menyumbu), konformasi
cincin akan serupa dengan konformasi butana dengan gugus-gugus metil yang
gauche. Dan bila gugus metil itu berada dalam posisi ekuatorial, konformasi
cincinnya serupa dengan gugus-gugus metil yang anti.
Jadi, konformer dengan metil sikloheksana ekuatorial berenergi lebih rendah
dibanding meti lsikloheksana aksial. Hal ini terlihat pada percobaan yang kami
lakukan, metil sikloheksana dengan gugus metil aksial energinya sekitar
4,590333 kkal/mol lebih tinggi dibandingkan metil sikloheksana dengan gugus
metil ekuatorial. Oleh karena itu, metil sikloheksana dengan suatu gugus metil
yang ekuatorial lebih disukai dibandingkan dengan metil sikloheksana dengan
suatu gugus metil yang aksial.
Energi untuk interkonvensi (antar-ubahan) konformasi metil sikloheksana
pada AMBER dapat dilihat pada diagram berikut:
E
4,590333 kkal/mol
ekuatorial
Energi potensial relatif (dari) konformasi – konformasi metil
sikloheksana
Pada metode yang digunakan dalam perhitungan MM+. Selisih energi
antara konformasi metil sikloheksana bentuk ekuatorial dengan aksial menurut
aksial
perhitungan MM+ adalah sekitar sebesar 0,610747 kkal/mol. Ini menunjukkan
bahwa energi yang diperlukan oleh sikloheksana bentuk ekuatorial berotasi atau
berubah menjadi aksial adalah sebesar 0,610747 kkal/mol.
0,610747 kkal/mol
ekuatorial
Energi potensial relatif (dari) konformasi – konformasi metil
sikloheksana
Metode yang digunakan dalam perhitungan adalah metode AMBER dan
MM+. Berdasarkan nilai energi total yang dihasilkan, metode AMBER lebih stabil
dibanding dengan metode MM+ karna nilai yang diperoleh lebih kecil. Selain itu,
metode AMBER digunakan pada polipeptida dan asam nukleat dengan semua
atom hidrogen diikutkan dalam perhitungan. Sedangkan metode MM+ digunakan
untuk sebagian besar spesies non-biologi. Metode AMBER juga digunakan untuk
meminimalkan peregangan ikatan energi molekul, sedangkan metode MM+
digunakan untuk menghitung entalpi pembentukan dengan melihat pada
peregangan ikatan (strain bond), pembengkokan (bonding), dan rintangan sterik.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
aksial
E
1. Konformasi sikloheksana bentuk kursi memiliki total energi yang paling
rendah, hal ini berarti bahwa konformasi ini merupakan bentuk yang
paling stabil.
2. Energi konformer dengan metil sikloheksana ekuatorial lebih rendah
daripada energi konformer metil sikloheksana aksialnya. Hal ini berarti
bentuk konformer metil sikloheksana ekuatorial itu lebih stabil dan lebih
disukai daripada bentuk konformer metil sikloheksana aksial.
3. Metode AMBER lebih stabil dibanding dengan metode MM+ karena
dalam metode AMBER semua atom hidrogen diikutkan dalam
perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. 1995. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: UI-
Press.
Budimarwanti, dkk. 2003. Petunjuk Kimia Organik 1. Yogyakarta: UNY.
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pranowo, H.D. 2001. Pemodelan Molekul. Yogyakarta: UGM.
Syahmani dan Rilia Iriani. 2013. Panduan Praktikum Kimia Organik 1.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.
LAMPIRAN
NOTEPAD
A. SIKLOHEKSANA1. METODE AMBER
1.1 Sikloheksana Kursi
1.2 Setengah Kursi
1.3 Biduk
1.4 Biduk Belit
2. METODE MM+2.1 Sikloheksana Kursi
2.2 Setengah Kursi
2.3 Biduk
2.4 Biduk Belit
3. METODE INITIO3.1 Sikloheksana Kursi
3.2 Setengah Kursi
3.3 Biduk
3.4 Biduk Belit
B. METIL SIKLOHEKSANA1. METODE AMBER
1.1 metil sikloheksana aksial
1.2 metil sikloheksan equator
2. METODE MM+2.1 metil sikloheksana aksial
2.2
2.32.4
2.2 metil sikloheksan equator
3 METODE INITIO3.1 metil sikloheksana aksial
3.2 metil sikloheksan equator
Perhitungan Metode (AMBER)
Energi = Total energi sikloheksana perahu – total energi sikloheksana kursi
= ( 18,415390 – 9,364411) kkal/mol
= 9,050979 kkal/mol
Energi = Total energi metil sikloheksana aksial – total energi metil sikloheksana
ekuatorial
= (12,196671 – 7,606338) kkal/mol
= 4,590333 kkal/mol
Perhitungan Metode ( MM + )
Energi = Total energi sikloheksana perahu – total energi sikloheksana kursi
= (14,679433 – 7,308950) kkal/mol
= 7,370483 kkal/mol
Energi = Total energi metil sikloheksana aksial – total energi metil sikloheksana
ekuatorial
= (12,430004 – 11,819257) kkal/mol
= 0,610747 kkal/mol