Lapkas RM Stroke Hemoragik

36
BAB I PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsional otak baik fokal atau global, dengan gejala yang berlangsung dalam 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Makin tua umur, resiko terkena stroke semakin besar. 1 Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah kejadian pada kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif. Dalam laporan Konferensi Ahli Saraf Internasional di Inggris, diduga terdapat lebih dari 1.000 penderita stroke yang berusia kurang dari 30 tahun setiap tahunnya. Dampak yang ditimbulkan oleh stroke yang menimpa usia produktif ini, lebih berat efek psikologisnya baik untuk penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Mereka sebagian besar adalah pencari nafkah untuk keluarga. Hal ini berakibat 1

description

rm

Transcript of Lapkas RM Stroke Hemoragik

Page 1: Lapkas RM Stroke Hemoragik

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai

tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsional otak baik fokal

atau global, dengan gejala yang berlangsung dalam 24 jam atau lebih atau

menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

Sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun.

Makin tua umur, resiko terkena stroke semakin besar.1

Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

jumlah kejadian pada kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif.

Dalam laporan Konferensi Ahli Saraf Internasional di Inggris, diduga terdapat lebih

dari 1.000 penderita stroke yang berusia kurang dari 30 tahun setiap tahunnya.

Dampak yang ditimbulkan oleh stroke yang menimpa usia produktif ini, lebih berat

efek psikologisnya baik untuk penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Mereka

sebagian besar adalah pencari nafkah untuk keluarga. Hal ini berakibat terhadap

menurunnya tingkat produktivitas dan terganggunya sosial ekonomi keluarga.2

Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya stroke non-hemoragik, antara lain

usia lanjut, hipertensi, DM, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, merokok dan

kelainan pembuluh darah otak. Menurut WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia

sudah terkena stroke tahun 2011. Dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal

dunia. Hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia. Di Indonesia

penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Sebanyak 28,5%

penderita meninggal dunia dan sisanya menderita kelumpuhan sebagian atau total.

Hanya 15% saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan.3

1

Page 2: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Berdasarkan patofisiologi stroke terdiri dari stroke non hemoragik dan stroke

hemoragik. Stroke non hemoragik adalah tipe stroke yang paling sering terjadi,

hampir 80% dari semua stroke. Disebabkan oleh gumpalan atau sumbatan lain pada

arteri yang mengalir ke otak. Pada penderita terdapat kelemahan anggota gerak, dan

parese nervus VII dan XII yang mengarah pada stroke non hemoragik. Sehingga

diperlukan penanganan segera untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.3

Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah otak

bergantung pada berat ringannya gangguan dan lokasi. Gejala utama stroke non

hemoragik ialah timbulnya defisit neurologik secara mendadak, didahului gejala

prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun tidur dan kesadaran biasanya tidak

menurun.4

Perlu penanganan yang tepat untuk pasien – pasien dengan stroke. Apalagi

secara khusus untuk mereka yang masih dalam usia produktif dan menjadi tulang

punggung keluarga. Selain penatalaksanaan medikamentosa (fase akut), perlu juga

diperhatikan untuk penanganan melalui rehabilitasi (fase pasca akut).5

Rehabilitasi merupakan lapangan spesialisasi ilmu kedokteran baru, berhubungan

dengan penanganan secara menyeluruh dari pasien yang mengalami gangguan fungsi

atau cedera (impairment), kehilangan fungsi (disability) yang berasal dari susunan

otot tulang (muskuloskletal), susunan saraf (neuromuskular), susunan jantung dan

paru (kardiovaskuler), serta gangguan mental, sosial dan kekaryaan yang menyertai

kecacatan tersebut.6

Dengan pelayanan rehabilitasi yang tepat, maka 80% pasien dapat berjalan tanpa

bantuan, 70% dapat menguasai (melakukan) aktivitas mengurus diri sendiri dan 30%

dapat kembali bekerja.6

BAB II

2

Page 3: Lapkas RM Stroke Hemoragik

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stroke

1. Definisi Stroke

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan

fungsi otak fokal atau global, dengan gejala yang berlangsung dalam 24 jam atau

lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain

vaskuler.1

2. Epidemiologi

Berdasarkan data WHO, setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh

dunia menderita stroke, dimana jumlah kematian ditemukan sebanyak 5 juta orang

dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen.2

Stroke menjadi penyebab utama kecacatan di negara-negara maju. Di

Belanda, stroke menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kecatatan pada usia

produktif. Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics), stroke

menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan

kanker.3

Stroke kini tidak hanya menyerang negara-negara maju seperti Amerika dan

Belanda, namun juga menyerang negara berkembang termasuk Indonesia karena

perubahan tingkah laku dan pola hidup masyarakat. Stroke menempati urutan pertama

sebagai penyebab kematian utama semua usia di Indonesia. Diperkirakan setiap tahun

sekitar 500.000 orang penduduk Indonesia terkena serangan stroke, dan sekitar 25%

atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat berat ataupun ringan.

Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam

3

Page 4: Lapkas RM Stroke Hemoragik

(16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000

penduduk).7

4. Klasifikasi Stroke.8

Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:

a. Stroke non-hemoragik yaitu tersumbatnya

pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah

ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80%

stroke adalah stroke non hemoragik. Stroke non

hemoragik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

i. Transient Ischemic Attack (TIA)

ii. Trombosis serebri

iii. Emboli serebri

b. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh

darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita

hipertensi. Stroke hemoragik ada 3 jenis, yaitu:

i. Hemoragik Intraserebral yaitu perdarahan yang terjadi di dalam

jaringan otak

ii. Hemoragik Subaraknoid yaitu perdarahan yang terjadi pada ruang

subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan

yang menutupi otak)

iii. Hemoragik subdural yaitu perdarahan yang terjadi akibat robeknya

araknoidea

5. Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu.9

4

Page 5: Lapkas RM Stroke Hemoragik

a. Serangan iskemik sepintas atau TIA merupakan bentuk gejala neurologik

yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam

waktu 24 jam

b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) adalah gejala neurologik yang

timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tetapi tidak

lebih dari seminggu

c. Progressing stroke atau stroke in evolution adalah gejala neurologik yang

berat

d. Completed stroke adalah gejala klinis yang telah menetap

6. Berdasarkan sistem pembuluh darah.9

Terdiri dari:

a. Sistem karotis

b. Sistem vertebrobasiler.

Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis yang

terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke bagian depan

otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua adalah

vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut sebagai

sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior

bertemu dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu Sirkulus Willisi.

7. Manifestasi klinik.10

Serangan stroke yang tiba-tiba ini, bisa disebabkan penyumbatan ataupun

pecahnya pembuluh darah pada otak. Gangguan inilah yang menyebabkan fungsi

koordinasi dari otak ke tubuh menjadi hilang dan menimbulkan gangguan. Namun

5

Page 6: Lapkas RM Stroke Hemoragik

manifestasi stroke dapat bervariasi pada masing-masing orang, tergantung daerah

otak mana yang terganggu.

Stroke bisa menyebabkan lumpuh sebagian tubuhnya, kehilangan

keseimbangan, kehilangan penglihatan, kehilangan pendengaran, tidak mampu

memahami kata-kata hingga kesulitan bicara. Ini tergantung sisi otak yang mengalami

gangguan pembuluh darah, apakah sisi otak depan, temporal, samping tengah,

belakang, atau otak kecil.

Jika terjadi pada otak bagian depan, maka dapat menyebabkan gangguan pada

kemampuan berpikir, kebijakan, penalaran dan bahasa. Jika terjadi pada area

temporal, dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan berbicara. Gangguan pada

otak bagian tengah dapat menyebabkan manifestasi gangguan sensorik dan gerak.

Gangguan pada otak bagian belakang dapat mempengaruhi kemampuan penglihatan

dan pendengaran. Dan jika terkena pada bagian otak kecil, menyebabkan gangguan

keseimbangan.

Sering dijumpai penderita tidak dapat menghentikan tangisnya karena

lumpuhnya kontrol otak pada sistem emosinya. Hal itu membuat penderita stroke

berlaku seperti penderita penyakit kejiwaan, padahal bukan. Hal-hal seperti ini yang

perlu dimengerti oleh keluarga penderita.

B. Stroke Non Hemoragik.11

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak

yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan

darah dan oksigen di jaringan otak.

6

Page 7: Lapkas RM Stroke Hemoragik

1. Menurut klasifikasi Bamford, stroke iskemik akut digolongkan atas:

a. Lacunar Infarct (LACI)

b. Total Anterior Circulation Infarct (TACI)

c. Partial Cisculation Infarct (PACI)

d. Posterior Circulation Infarct (POCI)

2. Faktor Risiko Terjadinya Stroke Non Hemoragik

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya stroke non-hemoragik, yaitu:

a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi.

- Usia

- Jenis Kelamin

- Ras

- Herediter

- Berat badan rendah

b. Faktor yang dapat dimodifikasi.

- Hipertensi

- Diabetes

- Dislipidemia

- Penyakit jantung

- Stenosis karotis

- TIA

- Homosisteinemia

- Ateroma Aorta

c. Faktor gaya hidup dan pola perilaku.

- Merokok

- Obesitas

7

Page 8: Lapkas RM Stroke Hemoragik

- Aktivitas Fisik

- Diet

- Alkohol

- Kontrasepsi oral

- Drug Abuse

3. Gejala Stroke Non-Hemoragik.12

Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan

menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Biasanya,

gejala muncul tiba-tiba dan sering paling parah pada beberapa menit setelah terjadi

stroke non hemoragik, berkembang dengan cepat, dan menyebabkan kematian

jaringan otak dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Kemudian, stroke

menjadi stabil menyebabkan kerusakan lebih sedikit atau tidak ada. Stroke yang

tetap stabil selama 2 sampai 3 hari disebut stroke komplit. Penyumbatan mendadak

oleh suatu embolus paling mungkin menyebabkan stroke jenis ini.

Pada umumnya, gejala berkembang perlahan, oleh karena stroke yang terus

memburuk selama beberapa jam dalam satu atau dua hari, menyebabkan perluasan

jaringan otak yang mati. Stroke semacam ini disebut stroke berkembang.

Perkembangan gejala dan kerusakan biasanya agak terganggu dengan periode stabil,

dimana daerah tersebut untuk sementara waktu berhenti pembesaran atau terjadi

beberapa perbaikan. Stroke seperti ini biasanya karena pembentukan gumpalan di

arteri menyempit.

Bermacam-macam gejala yang dapat terjadi, tergantung pada arteri mana yang

tersumbat dan bagian mana dari otak kekurangan darah dan oksigen. Ketika arteri

yang cabang dari arteri karotid internal (yang membawa darah di sepanjang bagian

8

Page 9: Lapkas RM Stroke Hemoragik

depan leher ke otak) yang terkena, gejala yang timbul; kebutaan pada satu mata,

ketidakmampuan untuk melihat dari sisi yang sama pada kedua mata, sensasi

abnormal, kelemahan, atau kelumpuhan di salah satu lengan atau kaki atau pada satu

sisi tubuh. Ketika arteri yang cabang dari arteri vertebralis (yang membawa darah di

sepanjang bagian belakang leher ke otak) yang terkena, gejala yang timbul; pusing

dan vertigo, penglihatan menjadi ganda, kelemahan di kedua sisi tubuh.

Banyak gejala lain, seperti kesulitan berbicara (misalnya, berbicara melantur),

kesadaran terganggu (misalnya kebingungan), kehilangan koordinasi, dan

inkontinensia urin dapat terjadi. Stroke berat dapat menyebabkan pingsan atau koma.

Selain itu, stroke bahkan yang lebih ringan, dapat menyebabkan depresi atau

ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Jika gejala, terutama gangguan

kesadaran, semakin buruk selama 2 sampai 3 hari pertama, penyebabnya paling

sering adalah bengkak karena kelebihan cairan (oedema) di otak. Gejala biasanya

berkurang dalam beberapa hari, oleh penyerapan cairan. Namun, pembengkakan

sangat berbahaya karena tengkorak tidak berkembang.

Kenaikan tekanan dapat menyebabkan otak bergeser, lebih jauh

mempengaruhi fungsi otak, meskipun daerah tersebut langsung rusak akibat stroke

tidak semakin besar. Jika tekanan menjadi sangat tinggi, otak terdorong ke bawah

dalam tengkorak, melalui struktur-struktur kaku yang memisahkan otak ke dalam

kompartemen. Gangguan yang dihasilkan disebut herniasi. Stroke dapat

menyebabkan masalah lain. Jika sulit menelan, orang mungkin tidak cukup makan

dan menjadi kurang gizi. Makanan, air liur, atau muntah dapat terhirup (disedot) ke

paru-paru, menyebabkan pneumonia aspirasi. Berada dalam satu posisi terlalu lama

dapat mengakibatkan luka tekanan dan mengakibatkan hilangnya otot. Tidak dapat

memindahkan kaki dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah di pembuluh

9

Page 10: Lapkas RM Stroke Hemoragik

darah dalam kaki dan pangkal paha (trombosis vena). Gumpalan dapat terlepas,

masuk melalui aliran darah, dan blok arteri ke paru-paru (emboli paru). Orang

mungkin mengalami kesulitan tidur. Kerugian dan masalah akibat stroke bisa

membuat orang depresi.

C. Rehabilitasi Medik.6

Tujuan rehabilitasi medik adalah tercapainya sasaran fungsional yang realistik

dan untuk menyusun suatu program rehabilitasi yang sesuai dengan sasaran tersebut.

Rehabilitasi merupakan lapangan spesialisasi ilmu kedokteran baru,

berhubungan dengan penanganan secara menyeluruh dari pasien yang mengalami

gangguan fungsi atau cedera (impairment), kehilangan fungsi (disability) yang

berasal dari susunan otot tulang (muskuloskeletal), susunan saraf (neuromuskular),

susunan jantung dan paru (kardiovaskuler), serta gangguan mental, sosial dan

kekaryaan yang menyertai kecacatan tersebut.

1. Fase Awal.13

Tujuannya adalah mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi yang

tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaaan umum memungkinkan

dimulainya rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah proper bed positioning,

latihan luas gerak sendi, stimulasi elektrikal dan setelah penderita sadar dimulai

penanganan emosional.

2. Fase Lanjutan.14,15

Tujuannya untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan

aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara

medik telah stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau emboli

10

Page 11: Lapkas RM Stroke Hemoragik

mobilisasi dimulai pada 2-3 hari setelah stroke. Penderita dengan perdarahan

subaraknoid mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada fase ini

meliputi:

a. Fisioterapi

i. Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan kekuatan otot (kekuatan 2 ke

bawah).

ii. Diberikan terapi panas superfisial (infrared) untuk melemaskan otot.

iii. Latihan gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau aktif tergantung dari

kekuatan otot.

iv. Latihan untuk meningkatakan kekuatan otot.

v. Latihan mobilisasi, transfer dan ambulasi

b. Okupasi Terapi.

Sebagian besar penderita stroke mencapai kemandirian dalam AKS,

meskipun pemulihan fungsi neurologis pada ektremitas yang terkena belum

tentu baik. Dengan alat bantu yang disesuaikan, AKS dengan

menggunakan satu tangan secara mandiri dapat dikerjakan, kemandirian

dapat dipermudah dengan pemakaian alat-alat yang disesuaikan.

c. Terapi Wicara

Penderita stroke sering menagalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini

dapat ditangani oleh speech therapist dengan cara:

i. Latihan pernapasan (pre speech training) berupa latihan napas, menelan,

meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan.

ii. Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan

mengucapkan kata-kata.

11

Page 12: Lapkas RM Stroke Hemoragik

iii. Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi

mengucapkan kata-kata.

iv. Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga.

d. Ortotik Prostetik

Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam

membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering digunakan

antara lain: wheel chair, tripod, walker.

e. Psikologi

Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui

serial fase psikologis, yaitu: fase shok, fase penolakan, fase penyesuaian

dan fase penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-fase tersebut

secara cepat, sedangkan sebagian lain mengalami secara lambat, berhenti

pada satu fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat. Penderita harus

berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat menerima rehabilitasi.

f. Sosial Medik

Pekerjaan sosial medik dapat memulai pekerjaan dengan wawancara

keluarga, keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi dan

lingkungan hidup serta keadaan rumah penderita.

3. Problem Rehabilitasi.15

a. Kesukaran atau tidak dapat transfer ambulasi

b. Kesukaran atau tidak dapat berkomunikasi

c. Kesukaran atau tidak dapat merawat diri sendiri

d. Kesukaran atau tidak dapat melakukan gerak

12

Page 13: Lapkas RM Stroke Hemoragik

4. Problem Psikis.15

a. Rasa malu

b. Rasa rendah diri

c. Tidak dapat menerima kenyataan

d. Tidak mau menyesuaikan diri dengan kecacatannya

e. Beberapa mengalami penurunan intelegensia

5. Prognosis.15

Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis:

1. Saat mulainya rehabilitasi medik, program dimulai kurang dari 24 jam maka

pengembalian fungsi lebih cepat. Bila dimulai kurang dari 14 jam maka

kemampuan memelihara diri akan kembali lebih dahulu.

2. Saat dimulainya pemulihan klinis, prognosis akan lebih buruk bila ditemukan

adanya: 1-4 minggu gerak aktif masih nol (negatif); 4-6 minggu fungsi tangan

belum kembali dan adanya hipotonia dan arefleksia yang menetap.

BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. M. S.

Umur : 71 tahun 4 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Noongan, Minahasa Tenggara.

Agama : Kristen Protestan

13

Page 14: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)

MRS : 15 – 03 – 2014

Tanggal periksa : 18 – 03 – 2014

II. ANAMNESIS

- Keluhan utama : Kelemahan anggota gerak sebelah kanan

- Riwayat penyakit sekarang :

Penderita masuk rumah sakit (MRS) dengan kelemahan tangan dan kaki

kanan yang dialami secara tiba – tiba sejak hari selasa (2 hari yang lalu) saat

penderita baru bangun tidur. Waktu bangun tidur, penderita hendak mencuci muka

dan tiba – tiba tangan dan kaki penderita terasa kram dan berat disertai sakit kepala

sehingga penderita kembali berbaring di tempat tidur. Setelah itu, penderita sudah

tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki kanan.

Bicara pelo kemudian dialami oleh penderita setelah kejadian tersebut

dengan mulut mencong ke kiri dan lidah penderita yang bengkok ke kanan.

Penderita kemudian dibawa ke RS Noongan untuk dirawat selama 2 hari dan

kemudian dirujuk ke RS Prof. Dr. R. D. Kandou. Riwayat trauma kepala,

penurunan kesadaran, mual, muntah, gangguan menelan, kejang, demam dan

penglihatan ganda disangkal penderita, dan bila makan atau minum penderita tidak

tersedak hanya saja mengalami kesulitan saat minum air dimana air selalu meler

keluar. Gangguan aktivitas kehidupan sehari – hari yang sekarang terasa adalah

susah berjalan. Penderita tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Tidak ada

gangguan BAB dan BAK.

- Riwayat penyakit dahulu :

14

Page 15: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Riwayat hipertensi (+) sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu, tidak terkontrol.

Riwayat DM, kolesterol, asam urat, penyakit jantung, penyakit ginjal disangkal

penderita.

- Riwayat keluarga :

Hanya penderita yang menderita sakit seperti ini dalam keluarga.

- Riwayat kebiasaan :

Penderita tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan penderita suka makan

makanan berlemak. Penderita adalah seorang ibu rumah tangga, suka berkebun

dan dominan menggunakan tangan kanan. Selama dirawat, penderita hanya dalam

posisi tidur/berbaring.

- Riwayat sosial ekonomi :

Penderita tinggal di rumah permanen 2 lantai dengan 4 kamar tidur yang dihuni

oleh 4 orang dewasa dan 1 orang anak. Penderita memiliki seorang suami dan 6

orang anak yang sudah berkeluaga. Saat ini, penderita tinggal dengan suami, anak

nomor 2 beserta suaminya dan dengan 1 orang cucu. Lantai rumah penderita

adalah lantai tegel, dinding beton, dan atap seng. Kamar tidur penderita berada di

lantai bawah. Sumber listrik PLN dan sumber air sumur. Kamar mandi di dalam

rumah (WC duduk), jarak dari tempat tidur ke WC dekat, kurang lebih 3 meter.

Biaya kehidupan sehari – hari cukup dibantu anak – anak penderita dan biaya

pengobatan di rumah sakit ditanggung oleh BPJS.

- Riwayat Psikologik :

15

Page 16: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Penderita tampak cemas dengan sakit yang dideritanya.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : E4M6V5

Tanda vital : Tekanan darah = 160/90 mmHg

Nadi = 80 x/menit

Respirasi = 20 x/menit

Suhu = 36,5° C

Kepala : Mata : Pupil bulat isokor Ǿ 3 mm, RC +/+, RCTL +/+

Conjungtiva anemis (-), Sklera Ikteris (-)

Leher : Trakhea letak di tengah, pembesaran KGB (-)

Thorax : Cor/Pulmo = dalam batas normal. Rhonki -/- Wheezing -/-

Abdomen : Datar, lemas BU (+) Normal

Ekstremitas : Akral hangat, oedema (-)

TB : 160 cm

BB : 60 kg

IMT : BB (kg ) / TB (m ) 2 = 60(kg)/2,56(m) = 23,4 (normal)

Status Neurologis

Tanda rangsangan meningeal : kaku kuduk (-), Laseque (-), Kernig (-), Brudzinsky (-)

Pemeriksaan Nervus cranialis :

- N. Olfaktorius : Tidak ada kelainan.

- N. Optikus : Tidak ada kelainan.

16

Page 17: Lapkas RM Stroke Hemoragik

- N. Okulomotorius : Tidak ada kelainan.

- N. Troklearis : Tidak ada kelainan.

- N. Trigeminus : Tidak ada kelainan.

- N. Abdusens : Tidak ada kelainan.

- N. Facialis : Paresis N.VII Dextra (sentral).

- N. Vestibulokoklearis : Tidak ada kelainan.

- N. Glosofaringeus : Tidak ada keainan.

- N. Vagus : Tidak ada kelainan.

- N. Accesorius : Tidak ada kelainan.

- N. Hipoglossus : Paresis N.XII Dextra (sentral).

Status Motorik

PemeriksaanEkstremitas Superior Ekstremitas Inferior

D S D S

Gerakan hemiparesis N hemiparesis N

Kekuatan

Otot0/0/0/0

Kesan

3/3/3/30/0/0/0

Kesan

3/3/3/3

Tonus otot ↓ N ↓ N

Atrofi - - - -

Refleks

Fisiologis+ ++ + ++

Refleks

Patologis- - - -

Sensibilitas

Protopatik

Proprioseptik

hemihipestesi

hemihipestesi

2

2

hemihipestesi

hemihipestesi

2

2

17

Page 18: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Status Otonom

Tidak ada gangguan BAB dan BAK.

Lab Darah (17/0/2014)

No. Parameter Hasil Satuan Normal

1 MCV 79,2 80-100

2 MCH 28,9 po 27-35

3 MCHC 36,5 g/dl 30-40

4 Leukosit 6.800 /uL 4.000-10.000

5 Eritrosit 4,99 10ˆ6/uL 4,25-5,40

6 Hemoglobin 14,4 g/dL 12,0-16,0

7 Hematokrit 39,5 % 37,0-47,0

8 Trombosit 135 103/uL 150-450

9 Natrium 141 mmol/L 135-153

10 Kalium 3,27 mmol/L 3-5

11 Chlorida 106,1 mmol/L 98-109

12 GDP 92 mg/dL 70-125

13 Ureum 25 mg/dL 20-40

14 Creatinin 0,9 mg/dL 1,6-1,1

17 Kolesterol Tot 271 mg/dL 160-200

18 HDL/LDL 35/200 mg/dL 0-40/0-150

19 Trigliserida 182 mg/dL 30-190

Indeks Barthel

18

Page 19: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Aktivitas Tingkat Kemandirian N = Nilai

ABladder

Kontinensia, tanpa memakai alat bantu 1010Kadang-kadang ngompol 5

Inkontinensia urin 0

BBowel

Kontinensia, memasang enema, suppositoria tanpa dibantu 1010Dibantu 5

Inkontinensia alvi 0

CToileting

Tanpa dibantu (buka/pakai baju, bersihkan dubur tidak mencemari baju). Boleh berpegangan pada bar dinding benda, memakai bad pen, dapat meletakkan di kursi & membersihkan, dibantu hanya salah satu kegiatan di atas.

105

Dibantu 5

DGrooming

Tanpa dibantu cuci muka, menyisir, hias, gosok gigi termasuk persiapan alat2 tersebut.

105

Dibantu 5

EDressing

Tanpa dibantu buka/pakai, resleting, ikat tali sepatu, termasuk pakaian khusus, boleh pakaian yang disesuaikan keadaan, mis. Kancing depan. Dibantu sebagian minimal, setangah tidak dibantu.

105

Dibantu 5

FFeeding

Tanpa dibantu memakan makanan normal lengkap 10

10Memakai alat-alat makanan. Dibantu sebagian hasil memotong, memoles mentega.

5

Dibantu 0

GTransfer

Dari kursi roda ke tempat duduk/sebaliknya termasuk duduk dan berbaring tanpa dibantu.

15

15Bantuan minor secara fisik atau verbal pada langkah2 diatas. 10Bantuan mayor secara fisik (1/2 org terlatih), tetapi dapat duduk/dgn tanpadibantu.

5

Tidak dapat duduk berpindah (sitting balance) 0

HMobility

Berjalan 16 m (50 yard) ditempat datar, boleh dengan alat bantu kecuali rolling walker. Mengayuh kursi roda 16 m, berkeliling, berputar, berjalan tanpa dibantu.

15

15Menguasai alat bantuannya, berjalan dengan bantuan minor fisik/verbal. Memakai kursi roda dengan di bantu.

10

Imobile 5

IStairs

Tanpa dibantu 105Dibantu secara fisik/verbal 5

Tidak dibantu 0

JBathing

Tanpa dibantu berendam, memakai pancuran 50

Dibantu 0

Total 100 80

Nilai Interpretasi :

0-20 disabilitas total

25-45 disabilitas berat

50-75 disabilitas sedang

19

Page 20: Lapkas RM Stroke Hemoragik

80-90 disabilitas ringan

100 mandiri

Pemeriksaan Status Mini Mental State

Aspek Pemeriksaan Normal = Nilai

Kognitif Sekarang ini (tahun, musim, bulan, tanggal, hari) apa ? 5 5

Kita dimana ? (negara, propinsi, kota, rumah) 5 5

Registrasi Sebutkan 3 objek. Tiap 1 objek 1 detik, pasien disuruh

mengulang nama objek tadi. Nilai satu untuk tiap nama objek

yang benar.

3 3

Perhatian dan

kalkulasi

Pengurangan 100 dengan 7 terus menerus. Nilai 1 untuk tiap

jawaban yang benar, hentikan setelah 5 jawaban. Atau eja

terbalik kata “WAHYU”. Nilai diberikan pada huruf yang benar

sebelum kesalahan, mis. “UYAHW” (nilai 2), bila dieja secara

terbalik benar semua “UYHAW” nlai (5)

5 4

Mengenal

kembaliPasien disuruh menyebut lagi 3 objek diatas 3 3

Bahasa Pasien disuruh menyebut pensil, arloji 2 2

Pasien disuruh untuk mengulang; tanpa bila dan atau tetapi 1 1

Pasien mengikuti perintah “ambil kertas itu dengan tangan kanan

Anda, lipatlah menjadi dua, letakkan di lantai”3 0

Pasien disuruh membaca dan mengikuti perintah “PEJAMKAN

MATA ANDA”1 1

Pasien disuruh menulis secara spontan dibawah ini 1 0

Pasien disuruh menggambar bentuk dibawah ini

1 0

Total 30 2 4

Penilaian :

<24 dianggap terdapat gangguan kognitif

>24 dianggap tidak terdapat gangguan kognitif

20

Page 21: Lapkas RM Stroke Hemoragik

IV. RESUME

Wanita, 71 tahun datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak sebelah

kanan, bicara pelo (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah = 160/90

mmHg, nadi = 80 x/menit, respirasi = 20 x/menit, suhu badan = 36,50C. Status

generalis: dalam batas normal, status neurologis didapatkan paresis N. VII dekstra

dan paresis N. XII dekstra. Pemeriksaan status motorik didapatkan gerakan

hemiparesis pada ekstremitas superior dekstra dan ekstremitas inferior dektra,

kekuatan otot ekstremitas superior dekstra dan ekstremitas inferior dekstra adalah

0/0/0/0 sedangkan kekuatan otot ekstremitas superior sinistra dan ekstremitas inferior

sinistra adalah kesan 3/3/3/3, tonus otot menurun pada ekstremitas superior dekstra

dan ekstremitas inferior sinistra, reflex fisiologis yang menurun pada ekstremitas

superior dekstra dan ekstremitas inferior sinistra, serta pada pemeriksaan sensibilitas

protopatik dan proprioseptik didapatkan hemihipestesi pada ekstremitas superior

dekstra dan ekstremitas inferior dekstra. Pada indeks Barthel didapatkan nilai 40

(disabilitas berat) dan pada pemeriksaan status Mini Mental Stage Examination

(MMSE) didapatkan nilai 24 (dianggap tidak terdapat gangguan kognitif)

V. DIAGNOSIS

Diagnosis klinis : Hemiparesis dekstra + paresis N. VII dekstra + paresis

N. XII ec Stroke Iskemik, Hipertensi Grade II

Diagnosis topis : Lesi kortikal

Diagnosis etiologi : Stroke Iskemik

Diagnosis fungsional :

Impairment : kelemahan anggota gerak kanan dan gangguan

bicara

Disabilitas : gangguan AKS (grooming, dressing, toileting, dll).

21

Page 22: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Handicap : penderita tidak bisa pergi ke gereja

VI. PROBLEM REHABILITASI MEDIK

Kelemahan anggota gerak dekstra

Gangguan disabilitas AKS

Gangguan transfer dan ambulasi

Abnormal gait dan mobility

Gangguan bicara dan komunikasi

Gangguan vokasional

Gangguan kecemasan

VII. PENATALAKSANAAN

1. Terapi medikamentosa (dari bagian Neurologi)

Brain Act inj 500mg 2x1 amp.

Ranitidin 150 mg 2x1 amp.

Paracetamol 500mg 3x1 tab k/p.

Simvastatin 10 mg tab (0-0-1)

Amlodipin 10 mg tab (1-0-0)

2. Terapi Non-Medikamentosa

A. Fisioterapi

Evaluasi:

Kelemahan anggota gerak kanan, dengan kekuatan otot ektremitas

superior dan inferior sinistra 0/0/0/0

Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

22

Page 23: Lapkas RM Stroke Hemoragik

Disabilitas

Program:

Breathing Exercise

Positioning (alih baring tiap 2 jam ke kiri dan ke kanan)

Proper Bed Positioning

Latihan mobilisasi bertahap (transfer ambulasi)

Latihan peningkatan LGS pasif pada ekstremitas superior dan

inferior dekstra

Infra-red pada ekstremitas superior dekstra dan ekstremitas inferior

dekstra (direncanakan)

B. Okupasi Terapi

Evaluasi:

Kelemahan anggota gerak dengan kekuatan otot ektremitas

superior dan inferior dekstra 0/0/0/0

Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (mandi,

berjalan, berpakaian)

Program:

Latihan peningkatan AKS (mandi, perawatan diri, berpakaian)

C. Ortotik Prostetik

Evaluasi: Penderita belum mampu untuk berjalan sendiri

Program: Rencana penggunaan kursi roda

D. Terapi Wicara

Evaluasi : Mulut mencong ke kanan, bicara pelo (+)

Program : Latihan bicara dan artikulasi

23

Page 24: Lapkas RM Stroke Hemoragik

E. Psikologi

Evaluasi: Penderita merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya

Program:

Memberi dukungan mental pada penderita dan keluarga,

memberikan motivasi untuk berobat dan latihan

Memberi bimbingan dan konseling pada penderita dan keluarga

untuk kesiapan dalam menjalani program rehabilitasi medik agar

lebih percaya diri

F. Sosial medik

Evaluasi :

Biaya perawatan : BPJS Kesehatan

Rumah tinggal permanen, ada tangga kurang lebih 10 anak tangga,

lantai tegel, dinding tembok dan WC duduk

Program :

Memberikan edukasi dan bimbingan kepada penderita untuk

berobat dan berlatih secara teratur

Mengadakan edukasi dan evaluasi terhadap lingkungan rumah

VIII. PROGNOSIS

Prognosis vitam : dubia ad bonam

Prognosis functionam : dubia ad bonam

Prognosis ad sunationam : dubia ad bonam

24