Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
-
Upload
pocutindah -
Category
Documents
-
view
231 -
download
1
Transcript of Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
1/39
BAB I
PENDAHULUAN
Hepar adalah organ padat intra-abdominal terbesar dengan parenkim yangrapuh, kapsul tipis dan posisi relatif terfiksir terhadap tulang belakang yang
membuat hepar sangat rentan terhadap cedera. Lobus kanan hepar memilki ukuran
yang lebih besar dan dekat dengan tulang rusuk membuat lobus tersebut lebih
rentan terkena cedera dibandingkan dengan lobus kiri. Hepar merupakan organ
kedua yang paling sering terluka setelah trauma abdominal, tetapi kerusakan hepar
adalah penyebab kematian paling terbanyak. (1)
Sebanyak 2! kasus trauma hepar merupakan trauma tumpul, sedangkan
lebih dari "#! merupakan trauma ta$am akibat luka tusukan atau tembakan. (2)
%eskipun persentase trauma tumpul hepar lebih sedikit, namun kerusakan hepar
bertanggung $a&ab lebih dari #! kematian akibat trauma tumpul abdomen.
'rauma tumpul merupakan penyebab #-#! dari semua cedera hepar di *ropa,
sementara di +frika Selatan dan +merika tara luka penetrasi men$adi penyebab
terbanyak cedera hepar yaitu masing-masing sebesar !() dan !. ()
%ekanisme penyebab cedera hepar yang paling sering adalah proses akselerasi
cepat yang diikuti oleh deselerasi yang kebanyakan ter$adi pada kecelakaan
sepeda motor. (2)
%ana$emen trauma hepar dapat ber/ariasi mulai dari mana$emen non
operasi dengan atau tanpa angioembolisasi hingga tindakan pembedahan.
'indakan pembedahan betu$uan untuk menghentikan pendarahan dengan
melakukan vascular exclusion hingga transplantasi hepar. (1) 0arena tingkat
mortalitas yang tinggi tindakan bedah sering diindikasikan pada pasien dengan
trauma hepar. amun dengan kema$uan pencitraan diagnostik, fasilitas monitoring
yang lebih baik dan pengenalan strategi pengendalian kerusakan akibat trauma
telah mempengaruhi pendekatan terhadap penatalaksanaan trauma hepar. ()
BAB II
1
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
2/39
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Sangat penting untuk mengetahui lokasi hepar dan anatomi permukaanuntuk dapat memilih sayatan terbaik, untuk menentukan apakah hepar terlibat
dalam trauma penetrasi dan menentukan apakah ada keterlibatan trauma dada
terutama pada dada kanan ba&ah. 3ila dilihat dari depan, batas-batas hepar antara
lain4 ()
a. 3atas atas5 hepar berada di lekungan sendi 6ifisternalis, u$ung kiri atas
hepar ber$arak "- cm dari midline dan u$ung atas sebelah kanan mencapai
tulang rusuk kelima.
b. 3atas kanan5 batas kanan hepar berada di lengkungan costae ketu$uh
hingga kesebelas se$a$ar garis mid-a6ilaris.
c. 3atas inferior5 bagian ba&ah hepar dapat ditetukan dengan menarik garis
khayal yang menghubungkan titik bagian kanan hepar terba&ah dengan
titik bagian kiri hepar teratas.
7ambar 2.1. +natomi 8ermukaan Hepar
Hepar mempunyai permukaan, yaitu4 ()
2
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
3/39
1. 8ermukaan diafragmatik
8ermukaan diafragmatik dilapisi oleh peritoneum berfungsi sebagai
pelindung parenkim hepar. 9i garis tengah hepar melekat ligament falciform
yang membagi hepar men$adi dua lobus.
2. 8ermukaan :isceral
3atas inferior hepar dibentuk oleh permukaan diafragma dan permukaan
/isceral hepar. Struktur utama hepar di bagian tersebut membentuk huruf;H
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
4/39
Ligamen falciform terdiri dari dua lapisan peritoneum. Ligamentum teres
ber$alan di daerah free edge dan /ena paraumbilical. 9i sebelah kanan
ligamentum koroner membentuk lapisan atas hepar hingga ke ba&ah ligamentum
triangular kanan dan terus ber$alan ke ba&ah ligamentum koroner. 9i sebelah kiri,
ligamen falciform membentuk lapisan anterior hepar tepat di daerah sebelah kiri
ligamentum triangular.
. Lobus 0audatus
Lobus kaudatus adalah bagian dorsal hepar yang terletak di posterior dan
merangkul secara semi sirkumflaksa /ena ca/a inferior retrohepatik. Lobus
kaudatus terletak di posterior /ena ca/a inferior, inferior dari tiad portal dan
superior dari /ena hepatika.>angkaian /ena hepatik mengalir secara langsung dari
lobus caudatus ke /ena ca/a inferior retrohepatik, oleh karena itu lobus kaudatus
dikelilingi oleh struktur penting yang dapat terlibat dalam trauma hepar. (")
7ambar 2.. 8ermukaan 9iafragma Hepar dan Ligamen 8enyusunya
7ambar 2. 8ermukaan 8osterior Hepar dan Ligamen 8enyusunya
. 0apsul glissonian
0apsul glisson melapisi hepar mulai dari hilushingga triad portal.8ada
trauma hepar penting diketahuibah&a pedikel kapsul glissonmerupakan hanya
bagian ekstrahepatik yang mungkin terlibat, bagian tersebut disebutligamen
hepatoduodenal, hal ini sangat penting ketika manu/er pringle dilakukan. 0apsul
glisson terdiri dari $aringan ikat dan peritoneum, kapsul tersebut melapisi daerah
4
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
5/39
posterior /ena portal, anterior dan kiri dari arteri hepatik serta anterior dan kanan
darisaluran empedu. ()
. :ena ?a/a @nferior >etrohepatik dan cabangnya
Sehubungan dengan trauma hepar kita dapat membagi /ena ca/a inferior
retrohepatik men$adi empat bagian4 ()
a. 0elompok suprahepatik5 terdiri dari kedua /ena frenikus kanan dan kiri
yang drainasenya masing-masing ke difragma kanan dan kiri.
b. :ena hepatik5 terdiri dari /ena hepatica kanan, tengah dan kiri. +da
beberapa /ariasi struktur /ena hepatica yang normal secara anatomi.
c. 0elompok retrohepatik5 terdiri dari /ena-/ena kecil dan pendek yang
mengalirkan bagian dari hemili/er dan lobus caudatus yang bermuara
langsung ke /ena ca/a inferior. :ena-/ena ini pendek dan sangat rapuh
sehingga rentan terhadap cedera.
d. 0elompok infrahepatik5 sebagian besar terdiri dari /ena adrenal kanan dan
kiri. :ena ini sering terluka dalam trauma karena letaknya kurang
termobilisasi tepat di hepar.
2.2 Mekanisme
'rauma ta$am dan tumpul adalah dua mekanisme utama terhadap cedera
hepar. 0ecelakaan kendaraan bermotor men$adi penyebab utama trauma tumpul,
sedangkan tusukkan pisau dan luka tembak men$adi penyebab utama trauma
ta$am. (2)
'erdapat dua $enis trauma tumpul hepar yaitu trauma deselerasi (geser)
ter$adi pada kecelakaan kendaraan bermotor dan $atuh dari ketinggian di mana ada
gerakan hepar dalam posisi yang relatif tetap, dengan demikian menghasilkan
laserasi kapsul relatif tipis dan parenkim masih dapat difiksasi oleh diafragma.
Aenis lain dari trauma tumpul hepar adalah crush injury. Crush injury
menyebabkan trauma langsung ke bagian hepar. 'rauma ini bersifat deselerasi
yang menyebabkan laserasi di bagian posterior dan anterior kanan yang banyak
mengandung pembuluh darah besar. Crush injury dapat menyebabkan kerusakan
pada bagin sentral hepar dan $uga dapat menyebabkan perdarahan di lobus
kaudatus. 'rauma tumpul dapat menyebabkan kerusakan parenkim hepar dengan
kapsul glisson yang masih utuh, hal ini dapat menyebabkan hematoma
intraparenchymal atau subkapsular. (1)
5
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
6/39
Luka tembus biasanya berhubungan dengan luka tembak atau tusuk yang
mengakibatkan kerusakan $aringan lebih karena efek ka/itasi peluru melintasi
substansi hepar. 'rauma ini biasanya memerlukan tindakan operasi lebih sering
dari pada trauma tumpul bila hepar terlibat. (1)
2.3 Diagnosis
'anda dan ge$ala trauma hepar terkait dengan $umlah darah yang hilang,
adanya iritasi peritoneal dan nyeri perut kuadran kanan atas. yeri alih abdomen
$uga merupakan ge$ala umum trauma hepar namun tidak bersifat spesifik.
0adang-kadang pasien trauma tumpul abdomen terlihat baik beberapa saat setelah
trauma namun kemudian ter$adi abses hepar, mungkin pada saat itu belum
ditemukan tanda-tanda kerusakan hepar. 8asien datang dengan tanda dan ge$ala
infeksi yang hebat dan peritonitis berat akibat kebocoran empedu. +danya tanda-
tanda kehilangan darah seperti syok, hipotensi, dan kadar hematokrit yang
menurun. (1#) 0ehilangan darah segar menandakan tidak ter$adinya iritasi
peritoneal. ntuk penegakkan diagnosis serial pemeriksaan fisik perlu dilakukan
secara cermat namun sangat sulit menilai keadaan perut dalam situasi setelah
trauma dan semua tanda-tanda fisik dapat meragukan. %ekanisme cedera sangat
penting dalam menilai potensi cedera perut. @nformasi ini dapat diperoleh dari
pasien, kerabat, polisi atau petugas pera&atan darurat. (11)
Setelah penilaian a&al, pasien sadar dengan hemodinamik tidak stabil
setelah trauma tumpul dan peritonitis general, harus men$alani laparotomi
sesegera mungkin. Laparotomi $uga diindikasikan pada pasien yang telah
menderita luka tusukan ke perut dengan hemodinamik yang tidak stabil. Aika
pasien stabil dan curiga hepar mengalami cedera, pemeriksaan penun$ang harus
dilakukan, &alaupun pada pasien trauma hepar dengan hemodinamik stabil dapat
ditentukan tahapnya berdasarkan sifat traumanya. (1,1#)
ltrasonography (B+S') dapat melakukan e/aluasi cepat pada pasien
trauma tumpul atau ta$am abdomen. B+S' besifat murah, portabel dan nonin/asif
dibandingkan dengan la/age peritoneal dan tidak menggunakan radiasi atau media
kontras seperti iodinasi. Sensitifitas B+S' terhadap cairan intraabdominal setelah
trauma mencapai "-,! dan spesifisitasnya sekitar "-1##!. ?edera di
segmen kubah atau lateral hepar susah dinilai dengan S7, terutama adanya ileus
6
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
7/39
atau pada pasien tidak kooperatif akibat nyeri. Laserasi hepar atau hematoma
biasanya sulit untuk dibedakan terutama pada fase akut, karena bersifat isoechoic
terhadap hepar normal. 0alogeropoulu, dkk mendemostrasikan kegunaan
ultrasonografi dengan kontras pada trauma hepar ta$am. Hal ini meningkatkan
sensiti/itas dan spesifisitas S7 dalam menge/aluasi deteksi cairan bebas
peritoneal dan /isualisasi terhadap laserasi parenkim hepar. (1)
7ambar 2. +lgoritma pemeriksaan S7 (B+S') pada trauma tumpul abdomen
dengan hemodinamik tidak stabil
7
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
8/39
7ambar 2. +lgoritma pemeriksaan S7 (B+S') pada trauma tumpul abdomen
dengan hemodinamik stabil
Computed tomography (?') adalah baku emas untuk menge/aluasi suspek
trauma hepar pada pasien yang stabil. ?' memiliki sensiti/itas dan spesifisitas
tinggi untuk mendeteksi cedera hepar pada saat setelah trauma ter$adi, dan dapat
membedakan hematoma dan laserasi dengan baik. ?' dengan kontras, akurat
dalam menentukan bagian hepar yang mengalami cedera dan luas cedera hepar
serta memberikan informasi tentang tatalaksana pasien. ?' intra/ena tanpa
kontras berfungsi menilai dera$at cedera hepar, namun $uga dapat berguna dalam
mengidentifikasi atau menindaklan$uti hemoperitoneum. (1#) ?' scan akurat dalam
menetukan grading cedera hepar dan menilai dera$at kuantitas dari
hemoperitoneum. ?' scan disarankan bagi pasien dengan trauma tumpul cedera
yang dimana$emen secara nonoperatif. Hasil positif palsu dalam diagnosis cedera
hepar dengan ?' scan dapat ter$adi akibat adanya artefak dari tulang rusuk
berdekatan yang mirip dengan kontusio atau hematoma. +rtefak biasanya terlihat
saat pasien di ?' dalam posisi dekubitus. (1)
8
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
9/39
7ambar 2." ?' scan +bdomen >uptur Hepar 7rade @:
'emuan negatif palsu dapat ter$adi $ika fatty liver menyerap kontras. 8ada
gambar ?', fatty liver yang menyerap kontas bersifat isoattenuating relatif
terhadap laserasi atau hematoma. 9alam situasi ini, ?' scan non kontras dapat
memberikan informasi yang berguna pada cedera hepar. Bokus infiltrasi lemak
$uga dapat mirip dengan hematoma hepar, laserasi, atau infark. Laserasi hepar
dengan pola percabangan mirip unopacified portal atau /ena hepatik atau dilatasisaluran empedu intrahepatik. 8enting dilakukan e/aluasi struktur cabang-cabang
intrahepatik dan diagnosis dibuat dengan gambar seri untuk membedakan
berbagai struktur. (1)
Magnetic Resonance Imaging (%>@) memiliki peran yang terbatas dalam
mnge/aluasi trauma tumpul abdomen dan memiliki keunggulan yang lebih sedikit
dibandingkan ?' scan. Secara teoritis %>@ dapat digunakan dalam pemantauan
tindak lan$ut dari pasien dengan trauma tumpul abdomen dan %>@ mungkin
berguna pada &anita muda dan hamil yang mengalami trauma abdomenuntuk
mengurangi efek radiasi. (12)
+ngiography kurang memiliki peran dalam e/aluasi pasien yang tidak
stabil, namun $ika pasien stabil angiography dapat memberikan detail yang cukup
untuk mengobati pasien secara konser/atif. +ngiografi dinamis dapat
menun$ukkan lokasi perdarahan aktif, bila dikombinasikan dengan embolisasi
9
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
10/39
angiografi pada trauma hepar grade tinggi merupakan pilihan diagnostik dan
treatment utama. (12)
Laparoskopi diagnostik dan laparoskopik fibrin glue memiliki hasil yang
memuaskanpada pasien trauma abdomen. %anfaat assessment laparoskopi antara
lain mengurangi penggunaan negatif laparoskopi non terapeutik, tingkat
morbiditas, lama pasien dira&at dan biaya pengobatan. >aphael, dkk mere/ie& "
studi terhadap 1.## pasien trauma (termasuk yang dengan trauma li/er) dan
laparoskopi digunakan sebagai analisis skrining, diagnostik, atau alat terapi
dengan kesimpulan bah&a laparoskopi aman dan efektif diterapkan sebagai alat
skrining pada pasien trauma abdomen akut dengan keadaan stabil. (1)
2.4 Kasi!ikasi "#$t#% He$a%
>ange trauma hepar mulai dari robekan kecil kapsul dengan atau tanpa
cedera parenkim, untuk luas cedera tergantung keterlibatan kedua lobus hepar,
/ena hepatik atau /ena ca/a inferior. 8ada tahun 1, The Organ Injury Scaling
Committee of The American Association for the Surgery of Trauma roduced a
!epatic Injury Scale membagi grade trauma hepar men$adi beberapa kelas seperti
pada table 1. 0elas @ atau @@ dikelompokkan dalam cedera ringan yang me&akili
#-#! dari semua kasus dan biasanya membutuhkan tindakan minimal atau
pengobatan non operatif. ?edera kelas @@@-: umumnya dianggap parah dan sering
membutuhkan bedah inter/ensi, sedangkan cedera kelas :@ dianggap sebagai
bertentangan dengan kelangsungan hidup. (1)
10
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
11/39
2.& Mana'emen
2..1 %ana$emen on Cperatif
'iga alasan penting mengapa pengobatan non operatif dilakukan yaitu
pertama, praktek pengobatan nonoperatif a&alnya dian$urkan untuk cedera limpa
dan kemudian diperluas ke hepar. 0eberhasilan pada anak-anak menyebabkan
upaya pengobatan nonoperatif dilakukan pada orang de&asa. 0edua, tingginya
tingkat operasi non terapi pada banyak pasien dengan hepar tumpul luka tidak
dalam kepentingan terbaik pasien. 0etiga, adanya fasilitas ?' scan untuk
diagnosis dan grading dari cedera. 'urnkey, dkk mendeskripsikan kriteria untuk
on Cperatif %ana$emen, yaitu antara lain4 (1)
a. Hemodinamik stabil
b. 'idak adanya peritoneal sign
c. +danya modalitas ?' scan
d. %onitor @?
e. Basilitas operasi segera
f. 'idak adanya cedera organ lainnya
0riteria ini telah men$adi lebih kompleks ketika non operati/e management
men$adi pilihan dalam mana$emen trauma hepar. 'idak ada batas &aktu dalam
11
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
12/39
melakukan mana$emen non operatif, monitoring secara kontinu merupakan satu-
satunya kunci mana$emen ini sampai pasien dilakukan tindakan operatif.()
Sebuah studi mengemukakanbah&a semua pasien trauma hepar harus dilakukan
mana$emen non operatif terlebih dahulu. amun di$elaskan bah&a mana$emen
non operatif dengan penambahan angiografi dan embolisasi memberikan hasil
yang lebih $auh memuaskan. 'ingkat keberhasilan pengobatan nonoperatif sangat
tinggi dengan kebutuhan operasi karena perdarahan sekunder hanya mecapai -
1!. (1)
2..2 %ana$emen Cperatif
a. "amage Control Surgery
Langkah pertama man$emen operatif adalah dengan melakuan damage
control surgery# %ana$emen ini bertu$uan untuk menyelamatkan nya&a pasien
dan menghentikan proses perdarahan. 0eadaan ini membuat pasien lebih stabil
secara hemodinamik dan fisiologissehingga dapat dilakukan pengobatan
secaradefinitif. (1)
b. Cperasi 9efinitif
Cperasi defenitif dilakukan pada pasien yang stabil oleh seorang ahli bedah
yang berpengalaman pada tahap kedua pada trauma hepar. Salah satu masalah
yang paling umum adalah kebocoran empedu dengan ke$adian -2#! yang ter$adi
setelah pasien mengalami perbaikan. %>?8 atau *>?8 merupakan modalitas
imaging dalam terhadap kasus tersebut, %>?8 bersifat non in/asif, namun tidak
terlalu sensiti/e terhadap kasus tersebut. *>?8 dian$urkan karena sangat baik
dalam mengidentifikasi kebocoran kantung empedu dan dapat melakukan guiding
terhadap sphinctrotomy dan pemasangan stent
dengan tingkat kesuksesan yangtinggi. (1,1)
+lasan lain melakukan operasi defenitif karena terdapat nekrosis hepar dan
pembentukan abses yang ter$adi setelah perdarahan berhenti. ekrosis hepar
mungkin meningkat setelah perdarahan berhenti dengan angioembolisasi pada
mana$emen non operatif atau setelah ligasi arteri dan packing pada operasi
definitif. 8ilihan terbaik adalah melakukan abses dengan guiding modalitas
radilogi. amun, $ika pasien tidak bisa dilakukan operasi drainase dan reseksi
12
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
13/39
hepar untuk mempertahankan $aringan hepar yang sehat dan suplai pembuluh
darah maka operasi harus dilakukan oleh ahli bedah hepar yang berpengalaman
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. (1,1)
2.( Kom$ikasi
2..1 0omplikasi on Cperatif
0omplikasi paling umun dari mana$emen non operatif adalah kegagalan
mana$emen itu sendiri, sehingga pasien harus men$alani operasi defenitif.
0eadaan ini ter$adi akibat perdarahan berlangsung secara terus-menerus dan tidak
bisa berhenti. >entang tingkat kegagalan mana$emen non operatif mencapai -
1#! terutama ketika mana$emen ini dikombinasikan embolisasi arteri rasioinsidensi risiko nekrosis hepar men$adi lebih tinggi. 0omplikasi trauma hepar
umumnya tidak timbul saat ke$adian setelah trauma, kemudian muncul setelah
beberapa &aktu kemudian karena proses delayed hemorahge. 9alam sebuah studi
multisenter baru-baru ini, komplikasi hepar berkembang sekitar ! (1 dari 2)
dari pasien dengan trauma grade , 22! ( dari 1) dari pasien dengan trauma
grade dan 2! (12 dari 2) dari pasien dengan trauma grade . (1)
2..2 0omplikasi Cperatif
8erdarahan ulang pada periode pasca operasi adalah masalah yang
menantang. 'ertunda perdarahan adalah komplikasi yang paling umum dari
mana$emen non-operatif cedera hepar dan indikasi biasa untuk operasi tertunda.
0oagulopati, tidak memadai a&al bedah perbaikan dan merindukan cedera /ena
retrohepatic dapat mengakibatkan perdarahan lebih lan$ut.dikonfirmasi cacat
koagulasi harus diperbaiki secepat mungkin dengan fresh froDen plasma dan
transfusi trombosit. (1)
3eberapa penulis merekomendasikan operasi ulang setelah transfusi 1# unit
darah dalam 2 $am. amun batas unit di pertama 12 $am tampaknya lebih
masuk akal. 9alam kasus dengan perdarahan lambat ketika batas unit belum
terlampaui, embolisasi dari pembuluh darah dapat membantu. 3eberapa kapal
perdarahan biasanya penyebab kegagalan karena lesi /askular distal ke daerah
embolisasi dengan sirkulasi kolateral yang kaya, atau perdarahan dari portal atau
/ena hepatika.
(1)
13
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
14/39
0omplikasi terlambat seperti sepsis, empedu kebocoran dan gagal hepar
ter$adi pada tahap berikutnya. @ntra-abdomen sepsis pada periode pasca operasi
ter$adi pada sekitar "-12 persen pasien. Baktor predisposisi termasuk adanya
shock dan peningkatan kebutuhan transfusi, peningkatan keparahan luka hepar,
terkait cedera seperti usus kecil atau perforasi kolon, penggunaan kemasan
perihepatik, pen$ahitan laserasi dangkal mendalam dengan intrahepatik
pembentukan hematoma, dan adanya parenkim de/italiDed. %emadai a&al bedah
mana$emen dalam upaya untuk mengurangi kebutuhan transfusi, dengan
debridement dari semua de/italiDed $aringan dan penghapusan a&al paket
perihepatik, telah direkomendasikan untuk mengurangi ke$adian komplikasi
septik. (1)
Bistula arterio/enosa bukan merupakan komplikasi $arang dengan ke$adian
kurang dari !.Saya t dapat me&u$udkan setelah cedera hepar sebagai fistula
arterioportal yang dapat mengakibatkan hipertensi portal dan biasanya diobati
dengan embolisasi.
Hasil 'ingkat kematian dari trauma hepar telah $atuh dari persen dalam
8erang 9unia @, untuk 2" per persen dalam 8erang 9unia @@, tingkat saat ini 1#-1
persen. 8engetahuan yang lebih baik mengenai patofisiologi hepar dan anatomi,
dan ditingkatkan resusitasi, anestesi dan intensif pera&atan, telah memberikan
kontribusi untuk perbaikan ini. Sch&eiDer et al, (1) dibandingkan hasil untuk
kelas cedera. %ortalitas keseluruhan adalah 12!, terutama dengan hepar yang
sangat baik.
%ekanisme cedera memiliki pengaruh penting pada angka kematian dengan
tumpul trauma tercatat tingkat yang lebih tinggi kematian (1#-# persen) dari
trauma tembus li/er (#-1# per persen). Sementara sebagian besar kematian dini pada pasien dengan trauma hepar tampaknya karena perdarahan yang tidak
terkontrol dan cedera terkait, kebanyakan kematian akhir hasil dari cedera kepala
dan sepsis dengan kegagalan organ multiple. (1,1)
BAB III
LAP)"AN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
14
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
15/39
ama 8asien 4 'n. 3A Status 8erka&inan 4 0a&in
Aenis 0elamin 4 Laki-laki +gama 4 @slam
mur 4 'ahun 3angsa 4 @ndonesia
+lamat 4 9esa Auli 'anggal %asuk >S 4 2 September 2#1
'empat +sal 4 3ireuen 'anggal 8emeriksaan 4 2 September 2#1
8eker$aan 4 S&asta o >egistrasi 4 1-#--
3.2 ANAMNESIS
3.2.1 Ke#*an Utama
yeri perut kanan atas
3.2.2 "i+a,at Pen,akit Seka%ang
8asien datang ke @79 >S9E+ 3anda +ceh dengan keluhan nyeri perut
kanan atas yang dirasakan se$ak F 1 hari S%>S. yeri dirasakan terus-menerus.
Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. 8asien mengendarai sepeda
motor dan bertabrakan dengan mobil dari arah berla&anan. 8asien ter$atuh dengan
perut membentur stang sepeda motor. Selain itu pasien $uga mengeluhkan sesak
napas dan nyeri dada sebelah kanan. 8asien $uga mengeluhkan nyeri pada tungkai
kanan ba&ah sehingga kaki tidak bisa digerakkan. >i&ayat muntah tidak ada.
>i&ayat nyeri saat 3+0 dan kencing berdarah tidak ada. 0eluhan pada 3+3
tidak ada.
3.2.3 "i+a,at Pen,akit Da*##
8asien tidak pernah mengalami ge$ala yang sama ataupun ri&ayat trauma
sebelumnya.
3.2.4 "i+a,at Pengg#naan )-at
'idak ada ri&ayat penggunaan obat-obatan sebelumnya.
3.2.& "i+a,at Pen,akit Ke#a%ga
'idak ada ri&ayat keluarga yang mengalami ge$ala yang sama dengan
pasien sebelumnya.
15
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
16/39
3.3 PEME"IKSAAN ISIK
TANDA /ITAL
0esadaran 4 ?ompos %entis (7?S *%:)
'9 4 12#="# mmHg
H> 4 6=menit
>> 4 2#6=menit
' 4 ,2◦?
Mata 4 0on$uncti/a palpebra inferior pucat (G=G), sklera ikterik (-=-)
T0H0M 4 9alam batas normal
Le*e% 4 8embesaran 073 tidak ada, ':A >-2 cmH2C
Pa%#
• +nterior
@nspeksi 4 Simetris antara paru kanan dan kiri, $e$as (-)
8alpasi 4 Bremitus kanan sama dengan kiri, gerakan simetris
8erkusi 4 Sonor di kedua lapangan paru
+uskultasi 4 :esikuler(G=G), ronki (-=-), &heeDing (-=-)
• 8osterior
@nspeksi 4 Simetris antara paru kanan dan kiri, $e$as (-)
8alpasi 4 Bremitus kanan sama dengan kiri, gerakan simetris
8erkusi 4 Sonor di kedua lapangan paru
+uskultasi 4 :esikuler(G=G), ronki (-=-), &heeDing (-=-)
o%
@nspeksi 4 8ulsasi ictus cordis tidak terlihat
8alpasi 4 @ctus cordis teraba di @?S : linea midcla/icula sinistra
8erkusi 4 3atas atas $antung @?S @@@ linea midcla/icula sinistra
3atas kiri $antung @?S : linea midcla/icula sinistra
3atas kanan $antung @?S @: parasternal de6tra
+uskultasi 4 3A @ 3A @@, reguler, bising (-=-), murmur (-=-)
A-omen
16
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
17/39
@nspeksi 4 'ampak $e$as pada perut kanan bagian atas, hematoma (-)
8alpasi 4 Crganomegali (-), nyeri tekan abdomen (G), ballotemen (-)
8erkusi 4 yeri ketok ?:+ (-=-)
+uskultasi 4 8eristaltik normal - 6=menit
Ekst%emitas
1. *kstremitas +tas
Iarna 4 sa&o matang Aari tabuh 4 (-)
*dema 4 (-=-) 'remor 4 (-)
8ucat 4(G=G) 9eformitas 4 (-)
Suhu raba 4 = 0ekuatan 4 =
2. *kstremitas 3a&ah
Iarna 4 sa&o matang Aari tabuh 4 (-)
*dema 4 (-=-) 'remor 4 (-)
8ucat 4(-=-) 9eformitas 4 (G=-)
Suhu raba 4 = 0ekuatan 4 sulit dinilai=
3.4 PEME"IKSAAN PENUNJAN
3.4.1 La-o%ato%i#m "SUDA
Jenis $eme%iksaanHasi
250160261& 620160261&
Hematoogi
Hemoglobin 1#, g=dL 11, g=dL
Hematokrit ! !
*ritrosit ,61# =mm ,#61#=mm
Leukosit 1#,61# =mm 1#,261# =mm
'rombosit 11161# =mm 161# =mm
*osinofil ! !
3asofil #! #!
etrofil 3atang #! #!
etrofil Segmen ! "2!
Limfosit 11 ! 1!
%onosit ! 11!
Kimia kinik
atrium (a) 1 mmol=L 1 mmol=L
0alium (0) #,2 mmol=L , mmol=L
0lorida (?l) 1#2 mmol=L 1## mmol=L
+S'=S7C' - =L
+L'=S78' - 2## =L
8rotein 'otal - , g=dL
17
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
18/39
+lbumin - ,# g=dL
7lobulin - 2,2 g=dL
reum - mg=dL
0reatinin - #, mg=dL
Hematoogi8' 12 detik
+8'' 1, detik
9-dimer "#, ng=mL
3.4.2 am-a%an "aioogi
a. oto T*o%a7 82( Se$tem-e% 261&9
*6pertise4
- ?or4 bentuk dan ukuran normal
- 8ulmo4 dalam batas normal
- 7aris fraktur pada costa @@@ dan :@ kanan belakang
- Sinus costophrenicus ta$am
0esimpulan4 Braktur costa @@@ dan :@ kanan
-. oto %#%is AP0Late%a 82( Se$tem-e% 261&9
18
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
19/39
*6pertise4
- Braktur tibia et fibula de6tra dysplaced
0esimpulan
- Braktur tibia et fibula de6tra dysplaced
:. T S:an 82; Se$tem-e% 261&9
T S:an a-omen an $e
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
20/39
*6pertise4
- Hepar4 ukuran normal, densitas heterogen, permukaan rata, /ena porta dan
hepatica normal, sistem bilier intra dan e6tra hepatika normal, tak tampak
massa atau abses atau kista, tampak ruptur di hepar lobus de6tra segmen -.
- 7all 3ladder4 ukuran normal, densitas baik, permukaan rata, tak tampak batu.
- Lien4 ukuran normal, densitas baik, permukaan rata, tak tampak massa atau
abses atau kista.
- 8ancreas4 ukuran normal, densitas baik, permukaan rata, tak tampak massa atau
abses atau kista.
- >en de6tra dan sinistra4 ukuran normal, densitas baik, tak tampak massa atau
abses atau kista, tak tampak batu, system pel/iocalyceal normal.
- +orta abdominalis normal
- 'ampak soft tissue s&elling
- :ena ca/a inferior normal
- 'ulang normal
- :esica urinaria4 ukuran normal, tak tampak batu, dinding tak menebal
- 'ampak free fluid le/el di ca/um abdomen
- ?ollaps paru lobus inferior de6tra
20
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
21/39
- 'ampak cairan di ca/um pleura de6tra
0esimpulan4
- >upture hepar lobus de6tra segmen - dengan free fluid di sekitarnya
- ?ollaps paru lobus inferior serta suspect hematothora6 de6tra
- Soft tissue s&elling di dinding abdomen de6tra
T S:an a-omen an $e
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
22/39
*6pertise4- Hepar4 ukuran normal, densitas heterogen, permukaan rata, /ena porta dan
hepatica normal, sistem bilier intra dan e6tra hepatika normal, tak tampak
massa atau abses atau kista, tampak ruptur di hepar lobus de6tra segmen -.
- 7all 3ladder4 ukuran normal, densitas baik, permukaan rata, tak tampak batu.
- Lien4 ukuran normal, densitas baik, permukaan rata, tak tampak massa atau
abses atau kista.
- 8ancreas4 ukuran normal, densitas baik, permukaan rata, tak tampak massa atau
abses atau kista.
- >en de6tra dan sinistra4 ukuran normal, densitas baik, tak tampak massa atau
abses atau kista, tak tampak batu, system pel/iocalyceal normal.
- +orta abdominalis normal
- 'ampak soft tissue s&elling
- :ena ca/a inferior normal
- 'ulang normal
- :esica urinaria4 ukuran normal, tak tampak batu, dinding tak menebal
- 8ada pemberian kontras tampak kontras enhancement abnormal di daerah lesi
- 'ampak free fluid le/el di ca/um abdomen
- ?ollaps paru lobus inferior de6tra
- 'ampak cairan di ca/um pleura de6tra
22
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
23/39
0esimpulan4
- >upture hepar lobus de6tra segmen - dengan free fluid di sekitarnya
- ?ollaps paru lobus inferior serta suspect hematothora6 de6tra
- Soft tissue s&elling di dinding abdomen de6tra
-. US He$a%0a Bae%0Lien 82; Se$tem-e% 261&9
23
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
24/39
*6pertise4
- Hepar4 ukuran normal, intensitas echo baik, /ena porta dan hepatica normal,
system bilier, ada laserasi sedalam 2,12 cm pada lobus kanan.
- 7all 3ladder4 ukuran normal, tak tampak batu, dinding tak menebal
- Lien4 ukuran normal, intensitas echo baik, tak tampak massa solid atau kistik
0esimpulan4 rupture hepar
3.( DIAN)SIS
> >uptur hepar grade 2
- Braktur costae @@@, @:, :@ de6tra posterior
- Braktur tibia fibula 1= medial de6tra
3.? PENATALAKSANAAN
.".1 on farmakologi
- 'irah baring
- ?atheter
- 9iet %3
.".2 Barmakologi- @:B9 >L 2# tetes=menit
- C2 liter=menit
- @: Bosmicin 1 gr=12 $am
- @: 0etorolac 1 ampul= $am
- @: >anitidin 1 ampul=12 $am
3.; P")N)SIS
• Juo ad /itam 4 3onam
• Juo ad functionam 4 3onam
• Juo ad sanactionam 4 3onam
24
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
25/39
BAB I/
M)DALITAS "ADI)L)I
4.1 oto @>"a,
Boto 6 ray berguna untuk e/aluasi trauma tumpul abdomen karena beberapa
alasan. 8ertama, dapat mengidentifikasi adanya fraktur iga ba&ah. 3ila hal
25
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
26/39
tersebut ditemukan, tingkat kecurigaan ter$adinya cedera abdominal terutama
cedera hepar dan lien. Braktur tulang rusuk kanan ba&ah menun$ukkan
kemungkinan ruptur hepar yang mendasarinya. 8neumoperitoneum, cedera
diafragma besar, dan logam benda asing contohnya peluru dan pecahan peluru
dapat diidentifikasi. 0edua, dapat membantu diagnosis cedera diafragma. 8ada
keadaan ini, 6-ray toraks pertama kali adalah abnormal pada ! kasus dan
diagnostik pada 2"! kasus. 0etiga, dapat menemukan adanya pneumoperitoneum
yang ter$adi akibat perforasi hollo$ viscus. Sama dengan fraktur iga ba&ah,
fraktur pel/is yang ditemukan pada 6-ray pel/is dapat meningkatkan
kemungkinan ter$adinya cedera intra-abdominal sehingga e/aluasi lebih lan$ut
perlu dilakukan dengan ?' scan abdomen-pel/is. (1)
4.2 Ut%asonog%a!i 8US9
ltrasonogram dapat menun$ukkan $umlah lesi traumatik, seperti hematoma,
memar, dan hemoperitoneum. (2#)
7ambar ." Sonogram hepar pada &anita 2 tahun dengan ri&ayat biopsi hepar
beberapa &aktu yang lalu. 7ambaran S7 menun$ukkan koleksi anechoic
loculated dalam hepar.
7ambar . Sonogram perut pria tahun setelah cedera tumpul abdomen ri&ayat
pukulan menun$ukkan gambaran hyperechoic berbentuk bulan sabit sepan$ang
lateral kanan hepar disertai dengan hematoma subkapsular.
26
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
27/39
Hematoma hepatic dikelompokkan men$adi kategori, sebagai berikut4 (21)
1. >upture ke dalam hepar dan kapsul
2. 8emisahan kapsul oleh hematoma subkapsular
%# Central hepatic rupture
Hematoma subkapsular biasanya muncul seperti kumpulan cairan berbentuk
lengkung, echogenisitas ber/ariasi dengan &aktu. +&alnya hematoma anechoic,
kemudian ter$adi perubahan men$adi echogenic dalam 2 $am. Selan$utnya
echogenisitas hematoma mulai menurun, dan dalam - hari hematoma men$adi
hypoechoic dan anechoic.
%irip dengan hematoma, memar a&alnya hypoechoic selan$utnya
transiently hyperechoic dan kemudian hypoechoic. 8ola ultrasonografi yang
paling umum diamati pada cedera parenkim hepar adalah area hyperechoic yang
merata. amun, gambaran hyperechoic menyebar dan kadang-kadang pola
hypoechoic yang merata $uga dapat terlihat. Se$umlah penelitian telah
menun$ukkan bah&a ultrasonografi dapat menggantikan prosedur in/asif la/age
peritoneal dalam e/aluasi trauma tumpul abdomen. (21)
8enegakan diagnosa menggunakan ultrasonografi pada pasien dengan
trauma hepar masih diteliti. 0euntungan utamanya adalah dapat digunakan dalam
keadaan ga&at darurat. 3eberapa rumah sakit menggunakan ultrasonografi
sebagai pemeriksaan a&al. 8asien yang tidak stabil dan terdeteksi memiliki
se$umlah besar cairan pada ultrasonograms dapat segera dilakukan operasi. Aika
temuan ultrasonografi positif untuk cairan intra-abdomen, ?' scan adalah langkah
berikutnya. Aika pada ultrasonograms abdomen tidak menun$ukkan adanya
27
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
28/39
cairan, pasien diobser/asi selama 12 $am. amun, $ika nyeri perut terus berlan$ut,
selan$utnya pasien dilakukan pemeriksaan ?' scan.
ltrasonografi adalah pemeriksaan a&al pilihan dalam kelompok usia
pediatrik karena bersifat non-ion dan non-in/asif. ltrasonografi sangat berguna
pada pencitraan neonatus diantaranya dengan kondisi klinis yang tidak stabil dan
tidak memungkinkan untuk dilakukan ?' scan tetapi kemungkinan terdapat
hematoma pada hepar atau untuk upaya resusitasi. (1)
?edera pada hepar terutama pada segmen lateral lobus kiri, biasanya kurang
terlihat dengan ultrasonografi, terutama dengan adanya ileus atau ketika pasien
merasa nyeri yang membuat pemeriksaan sulit dilakukan. Sensiti/itas
ultrasonografi dalam mendeteksi cairan perut bebas berhubungan dengan usus
atau cedera mesenterika telah dilaporkan hanya sebesar !. ltrasonografi
terbatas dalam mendeteksi lesi /askular. (2#)
8erdarahan hepar dapat ter$adi sebagai akibat dari penyebab lain selain
trauma, diantaranya anemia sel sabit, tumor hepar, koagulopati, toksisitas
organofosfat, dan penyakit kolagen /askular. Hal ini $uga dapat ter$adi pada
pasien yang menerima hemodialisis $angka pan$ang. 8erdarahan hepar $uga dapat
ter$adi pada eklampsia, pre-eklampsia selama trimester ketiga kehamilan, sindrom
H*LL8 (hemolisis, peningkatan enDim hepar, trombosit rendah), adenoma hepar,
dan karsinoma hepatoseluler. (1)
4.3 Computed Tomography
Computed tomography (?') adalah baku emas untuk menge/aluasi suspek
trauma hepar pada pasien yang stabil. (1#) 8emeriksaan menggunakan ?' scan
terutama ?' scan dengan kontras akurat dalam menentukan luas lesi ruptur hepar
dan trauma terkait, sehingga dapat memberikan informasi yang penting untuk
pengobatan pada pasien. (1) ?' Scan spiral adalah teknik ?' scan yang paling
baik untuk menilai gambaran ruptur hepar. ?' scan tanpa kontras memiliki fungsi
yang terbatas untuk gambaran trauma hepar tapi dapat berguna untuk
mengidentifikasi atau menindaklan$uti hemoperitonium. (1")
?' scan $uga bisa digunakan untuk memonitor proses penyembuhan.
'rauma pada hepar paling sering mengakibatkan perdarahan pada subscapular
atau intrahepatic, contusio, cedera /askular, atau gangguan terhadap empedu.
28
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
29/39
0riteria ?' Scan untuk stagging trauma hepar berdasarkan ++S' &iver Injury
Scale sebagai berikut4 (1)
• 7rade 14 ketebalan hematoma subcapsular kurang dari 1 cm, a/ulsi kapsular,
laserasi parenkim superfisial kurang dari 1 cm, dan hambatan aliran darah
periportal.
7ambar .1
'rauma
hepar
grade 1
dengan stabbing
injury
ke kuadran kanan
atas. ?' scan abdomen dengan kontras
memperlihatkan gambaran bulan
sabit pada subscapular dan hematoma
parenkim dengan lebar kurang dari 1 cm
• 7rade 24 laserasi parenkim dengan lebar 1- cm atau hematoma parenkim=
subscapular dengan lebar 1- cm.
7ambar .2 'rauma
hepar grade 2
setelah trauma
tumpul
abdomen.
7ambaran?' scan pada tingkat
pembuluh darah hepar
menun$ukkan hematoma subcapsular selebar cm.
29
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
30/39
7ambar . 'rauma hepar grade 2 setelah trauma tumpul abdomen minor.
7ambaran ?' scan a6ial memperlihatkan multiple lo$'attenuation lesions disertai
dengan kontusio pada parenkim hepar sepan$ang sisi lobus kanan inferior hepar.
• 7rade 4 laserasi pada parenkim lebih dari cm dan hematom
parenkim=subskapular lebih dari cm.
7ambar . 'rauma hepar grade setelah trauma tumpul abdomen. ?' Scan
abdomen dengan kontras menun$ukkan hematoma subcapsular dengan lebar cm
disertai dengan hematoma parenkim dan laserasi pada segmen dan " lobus
kanan hepar. ?airan bebas terlihat disekitar limpa dan lobus kiri hepar disertai
hemoperitonium. (1)
30
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
31/39
• 7rade 4 Hematoma parenkim=subcapsular dengan lebar lebih dari 1# cm,
disertai destruksi lobar atau de/askularisasi.
7ambar . 'rauma hepar grade . 7ambaran
?' scan abdomen a6ial memperlihatkan gambaran hematoma subcapsular besar
berukuran lebih dari 1# cm. 9aerah lesi akibat redaman trauma menun$ukkan
gumpalan darah (clotted blood ) (1)
7ambar . 'rauma hepar grade . 7ambaran ?' Scan dengan kontras
menun$ukkan hematoma parenkim yang luas di segmen dan " pada hepar
dengan bukti adanya perdarahan aktif. 8erheparkan laserasi kapsul dan
hemoperitonium besar (1)
• 7rade 4 destruksi global atau de/askularisasi pada hepar.
31
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
32/39
7ambar . 'rauma hepar grade . ?' scan abdomen a6ial menun$ukkan cedera
global pada hepar. 8erdarahan hepar dikontrol dengan 7elfoam.
?' scan merupakan andalan diagnosis untuk trauma hepar akibat trauma
tumpul. 'emuan ?' scan a&al dapat membantu untuk menentukan $enis terapi.
'erlihatnya kumpulan bahan kontras pada rongga peritoneum pada gambaran ?'
scan dengan kontras menun$ukkan adanya perdarahan masif yang aktif. 8asiendengan temuan seperti ini harus segera dilakukan tindakan operasi. Sedangkan
pada gambaran kumpulan bahan kontras intrahepatic dengan kapsul hepar yang
masil intak hanya perlu diberikan terapi konser/atif. (1")
4.4 Magnetic Resonance Imaging 8M"I9
%>@ memiliki peran yang terbatas dalam e/aluasi trauma tumpul abdomen,
dan tidak memiliki keuntungan lebih dari ?' scan. Secara teoritis, %>@ dapat
digunakan dalam pemantauan tindak lan$ut dari pasien trauma tumpul abdomen,
dan modalitas ini mungkin berguna pada &anita muda dan hamil dengan trauma
abdomen yang dikha&atirkan terkena dosis radiasi. 8enggunaan lain dari %>@
adalah pada pasien yang alergi terhadap media kontras radiografi. (1)
4.& Nuclear Imaging
uclear imaging digunakan dalam menge/aluasi pasien dengan trauma
tumpul hepar dan trauma splen. 0eterbatasan pada radionuclide adalah tidak
32
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
33/39
spesifik menemukan dan menge/aluasi organ intraperitoneal dan retroperitoneal
lainnya. 8encitraan dengan radionuclide penting sebagai alternatif pasien yang
kontraindikasi menggunakan pencitraan ?' scan dengan kontras baik secara
intra/ena maupun oral, pasien yang tidak mampu menahan napas pan$ang dan
pasien dengan benda logam atau surgical clip pada ruang abdomen. (1)
7ambar . 8erempuan, 2 tahun, dengan ri&ayat biopsi hepar. 'echnetium-m
iminodiacetic acid (@9+) scan setelah in$eksi radioisotop menun$ukkan filling
defect yang luas di hepar, yang menun$ukkan gambar pengisian setelah $am
berikutnya.
7ambar .1# 'eknesium-m asam @minodiacetic (@9+) scan pada seorang pria
# tahun yang mengalami cedera hepar akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
Scan diperoleh 1 bulan kemudian dan menun$ukkan ekstra/asasi isotop dari
saluran empedu. Hal ini sesuai dengan gambaran kebocoran empedu.
8asien dengan trauma tumpul hepar dan splen dapat die/aluasi secara
nonin/asif dengan menggunakan scan m'c sulfur colloid. 0ebanyakan pasien
dengan trauma hepar menun$ukkan resolusi colloid defects secara parsial atau
menyeluruh setelah - bulan. (1)
33
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
34/39
34
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
35/39
4.( Angiog%a!i
0ebanyakan pasien dengan trauma hepar pada kasus emergensi dengan
syok menun$ukkan hasil yang positif pada la/age peritoneal dan perlu segera
dilakukan laparotomi untuk mengontrol perdarahan. +ngiografi tidak berperan
menge/aluasi pasien.
Aika pasien stabil, pencitraan cross-sectional dapat memberikan detail yang
cukup untuk mengobati pasien secara konser/atif. 8ada penelitian angiografi
dinamis dapat menun$ukkan lokasi perdarahan aktif, mempermudah trans-kateter
embolisasi, yang mungkin pilihan terapi yang diperlukan. (1)
7ambar .11 Selektif celiac arteriogram pada trauma hepar grade 1 pada seorang
pria 21 tahun dengan trauma tusuk pada kuadran kanan atas perut. 7ambar
menun$ukkan area fokus perdarahan di lobus kanan hepar (panah) akibat cedera
tusukan. Lingkaran filling defect berbatas tegas terlihat pada daerah lateral lobus
kanan hepar disebabkan karena tekanan parenkim hepar yang normal oleh
hematoma subkapsular.
35
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
36/39
7ambar .12 8ost-embolisasi arteriogram selektif pada trauma hepar grade 1,
Seorang pria 21 tahun dengan trauma tusukan pada kuadran kanan atas perut(pasien yang sama seperti pada gambar sebelumnya). 7ambar menun$ukkan
penghentian pendarahan pada lobus kanan hepar.
7ambar .1 7ambaran cedera hepar grade 2 akibat trauma tumpul abdomen. 8ria
2# tahun dengan lupus eritematosus sistemik. Selektif arteriogram arteri celiac
menun$ukkan beberapa mikroaneurisma karena lupus eritematosus sistemik.
'erlihat filling defect pada parenkim akibat luka memar dan terdorongnya bagian
medial tepi hepar kanan akibat hematoma subkapsular.
BAB /
36
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
37/39
KESIMPULAN
Hepar merupakan organ kedua yang paling sering terluka setelah trauma
abdominal, tetapi kerusakan hepar adalah penyebab kematian paling terbanyak. (1)
Sebanyak 2! kasus trauma hepar merupakan trauma tumpul, sedangkan lebih
dari "#! merupakan trauma ta$am akibat luka tusukan atau tembakan. (2)
%eskipun persentasi trauma tumpul hepar lebih sedikit, namun kerusakan hepar
bertanggung $a&ab lebih dari #! kematian akibat trauma tumpul abdomen.()
%ana$emen trauma hepar dapat ber/ariasi mulai dari mana$emen non
operasi dengan atau tanpa angioembolisasi hingga tindakan pembedahan. (1)
9engan kema$uan pencitraan diagnostik, fasilitas monitoring yang lebih baik, dan
pengenalan strategi pengendalian kerusakan akibat trauma telah mempengaruhi
pendekatan terhadap penatalaksanaan trauma hepar. ()
ltrasonography (B+S') dapat melakukan e/aluasi cepat pada pasien
trauma tumpul atau ta$am abdomen. B+S' besifat murah, portabel dan nonin/asif
dibandingkan dengan la/age peritoneal dan tidak menggunakan radiasi atau media
kontras seperti iodinasi. Sensitifitas B+S' terhadap cairan intraabdominal setelah
trauma mencapai "-,! dan spesifisitasnya sekitar "-1##!. (1) Selan$utnya
dilakukan pemeriksaan ?' scan terutama ?' scan dengan kontras. 8emeriksaan
menggunakan ?' scan bersifat akurat dalam menentukan luas lesi ruptur hepar
dan trauma terkait, sehingga dapat memberikan informasi yang penting untuk
pengobatan pada pasien. (1) ?' scan tanpa kontras memiliki fungsi yang terbatas
untuk gambaran trauma hepar tapi dapat berguna untuk mengidentifikasi atau
menindaklan$uti hemoperitonium. (1")
37
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
38/39
DATA" PUSTAKA
1. +l-Aiffry 3C, +l-%alki C. Hepatic 'rauma. Hepatic Surgery. 2#14 p. 12-
.
2. 3aert +L, >eiser %B, Hricak H, 0nauth %. *mergency >adiology of 'he
+bdomen Scaliano %, Linsenmaier , Schueller 7, editors. 3erlin4 Springer5
2#12.
. 0han +, :adeyar H. emedicine. KCnline.5 2##.
. 8array BJ, Iani %L, %alik ++, 'hakur , Iani >+, aMash SH. */aluating
a conser/ati/e approach to managing li/er in$uries in 0ashmir, @ndia. A *merg
'rauma Shock. 2#11 Cctober5()4 p. -".
. 7lyn A, Lainois 3. Li/er resection and li/er transplantation4 the anatomy of the li/er and associated structures. @n 77 A. 'he +natomy of 7eneral Surgical
Cperation. 2nd ed. *dinburgh4 *lse/ier ?hurchill Li/ingstone5 2##. p. -2.
. 7rayNs anatomy of the human body. t&entieth ed. 8hiladelphia5 2###.
". SO 8. @solated caudate lobe resection. @n La& IO, editor. Hepatocellular
?arcinoma.4 Iorld Scientific Singapor5 2##. p. -.
. 0a&arada O, 9as 3?, 'aoka H. +natomy of the hepatic hilar area4 the plate
system. Aournal of H38 surgery. 2###5(")4 p. #-.
. Scheuerlein H, 0ockerling B. 'he anatomy of the li/er. @n 3arth A+. li/er
surgery, Cperati/e techniMues and +/oidance of ?omplications. Heildelberg5
2##1.
1#. +rrillo *H, Iohltmann ?. */olution in the treatment of comple6 blunt li/er
in$uries. ?urr 8robl Surg. 2##1 Aan5 (1)4 p. 1-#.
11. 8aterson , 3ro&n. ?ore topics in general and emergency surgery. rd ed.4
*lse/ier5 2##.
12. 8oletti 8+, %ir/is S*, Shanmuganathan 0. ?' criteria for management of
blunt li/er trauma4 correlation &ith angiographic and surgical findings.
>adiology. 2### +ug5 21(2)4 p. 1-2".
1. 3eardsley ?, 7ananadha S. +n o/er/ie& of li/er trauma. %SA+. 2#11 Aune5
(1).
1. %eyers ++, ?rass >, Lim >+. Selecti/e non-operati/e management of blunt
li/er in$ury using computed tomography. +rch Surg. 15 12#4 p. #-.
1. 3euran %, ego @, @spas +', 8aun S, >uncanu +, Lupu 7. onoperati/e
management of high degree hepatic trauma in the patient &ith risk factors for
38
-
8/18/2019 Lapkas Radiologi Ruptur Hepar
39/39
failure4 ha/e &e gone too farP A %ed Life. 2#1# Aul-Sep5 ()4 p. 2-.
1. ?arrillo *H, Iohltmann ?, >ichardson A9. */olution in the treatment of
comple6 blunt li/er in$uries. ?urr 8robl Surg. 2##1 Aanuary5 (1)4 p. 1-#.
1". Iong O?, Iang LA, Bang AB. %ultidetector-ro& computed tomography (?')
of blunt pancreatic in$uries4 can contrast-enhanced multiphasic ?' detect
pancreatic duct in$uriesP A 'rauma. 2## %arch5 ()4 p. -"2.
1. 0han +. emedicine.medscape.com. KCnline.5 2#1.
1. Bulcher +S, 'urner %+, Oelon A+. %agnetic resonance
cholangiopancreatography (%>?8) in the assessment of pancreatic duct
trauma and its seMuelae. A 'rauma. 2### Aune5 ()4 p. 1##1-".