Lapkas Pulmonologi

download Lapkas Pulmonologi

of 18

Transcript of Lapkas Pulmonologi

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    1/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

    oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utamanya berupa batuk selama

    3 minggu atau lebih, batuk disertai gejala tambahan yaitu berdahak, dahak 

     bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan

    menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam lebih dari 1

     bulan.1  Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang telah lama dikenal dan

    sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. re!alensi TB

    di "ndonesia dan negara berkembang lainnya masih cukup tinggi.#  $enurut

    %rganisasi &esehatan 'unia (%) pada tahun #*1* terdapat sebanyak +,+ juta

    orang menderita TB dan 1, juta orang diantaranya meninggal akibat penyakit

    ini. re!alensi Tb di "ndonesia pada tahun #*13 adalah *,-. 1

    enyakit ini menjadi masalah besar bagi masyarakat di negara

     berkembang. &urang lebih +*- pasien TB terjadi pada kelompok usia produktif 

    (1/0 tahun).3 ada tahun #** terdapat lebih dari **.*** kasus TB paru di

    "ndonesia yang terjadi pada usia produktik. 2ngka kematian karena infeksi

    kuman TB mencapai 3** orang per hari dan terjadi lebih dari 1**.*** kematian

     per tahun. alah satu upaya untuk menekan penularan TB adalah dengan

    melakukan diagnosis dini yang definitif.#

    asaran pengobatan tuberkulosis paru adalah meringankan tanda dan

    gejala tuberkulosis paru serta membunuh dan membersihkan  Mycobacterium

    tuberculosis. engobatan tuberkulosis paru ini mempunyai tujuan antara lain

    mengidentifikasi secara cepat kasus baru tuberkulosis paru, mengisolasi pasien

    yang positif menderita tuberkulosis paru untuk mencegah penyebaran penyakit,

    mengatasi secara cepat tanda dan gejala yang muncul, meningkatkan kepatuhan

     pasien selama pengobatan, serta menyembuhkan pasien secepat mungkin

    (umumnya setelah bulan pengobatan).,

    $engingat pentingnya pembahasan mengenai tuberkulosa ini, maka

     penulis akan membahas dalam laporan kasus ini.

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    2/18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman

     Mycobacterium tuberculosis. asil ini ditemukan pertama kali oleh 4obert &och

     pada tahun 1++#. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang

    disebabkan oleh basil  Mycobacterium tuberculosis. ebagian besar kuman TB

    menyerang paru (TB paru), tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (TB

    ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dll.  Mycobacterium

    tuberculosis menyebabkan TB dan merupakan patogen manusia yang sangat

     penting. &uman ini non motil, non spora, dan tidak berkapsul. Berbentuk batang,

     bersifat aerob, mudah mati pada air mendidih ( menit pada suhu +** 5, dan #*

    menit pada suhu * dan mudah mati apabila terkena sinar ultra!iolet).

     Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup di udara kering maupun

    dalam keadaan dingin, atau dapat hidup bertahun/tahun, dalam lemari es. lni

    dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). ada sifat

    dormant ini kuman tuberkulosis suatu saat dimana keadaan memungkinkanuntuk berkembang, kuman ini dapat bangkit kembali. umber penularan adalah

     pasien TB BT2 positif dan dapat ditularkan melalui

    - ada 6aktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam

     bentuk percikan dahak (droplet nuclei). ekali batuk dapat menghasilkan

    sekitar 3*** percikan dahak.

    - 7mumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada

    dalam 6aktu yang lama. 8entilasi dapat mengurangi jumlah percikan,

    sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. ercikan dapat

     bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

    - 'aya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang

    dikeluarkan dari parunya. $akin tinggi derajat kepositifan hasil

     pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.

    - 9aktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh

    konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

    2.2 Epidemiologi

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    3/18

    "ndonesia berada pada ranking kelima negara dengan angka TB tertinggi

    didunia. :stimasi pre!alensi TB semua kasus adalah sebesar *.*** dan

    estimasi insidensi berjumlah 3*.*** kasus baru per tahun. ;umlah kematian

    akibat TB diperkirakan 1.*** kematian per tahunnya. ada tahun #**0, tercatat

    sebanyak #0. malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan

    menurun.

    3. Gejala tuberkulosis ekstra paru

    Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat,

    misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat

    dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    4/18

    terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala

    sesak napas ? kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat

    cairan.

    2.& Peneg!""!n di!gnos!

    emua suspek TB paru harus diperiksa 3 spesimen dahak dalam kurun

    6aktu # hari. 'iagnosis tb paru pada pasien de6asa ditegakkan dengan

    ditemukannya kuman tb. ada program TB nasional penemuan BT2 melalui

     pemeriksaan dahak mikroskopik merupakan diagnosis utama, pemeriksaan lain

    seperti foto thoraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang

    diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasi.

    'alam menilai diagnosis TB ekstra paru, gejala dan keluhan tergantung

     pada organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada

     pada TB pleura, pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB

    dan deformitas tulang belakang (gibus) pada spondilitis TB dan lainnya.

    'iagnosis pasti TB ekstra paru dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis,

     bakteriologis dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang

    terkena. 2lur diagnosis pasien TB paru dapat dilihat pada bagan berikut

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    5/18

    2.' Peme%i"s!!n Pen#n!ng

    emeriksaan standar adalah foto toraks 2. emeriksaan lain atas indikasi

    seperti foto lateral,top/lordotik, oblik, dan 5T/can. ada pemeriksaan foto

    toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam/ macam bentuk 

    (multiform).+ Gambaran radiologis yang dicurigai sebagai lesi TB aktif >

    Bayangan bera6an = nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru

    dan segmen superior lobus ba6ah

    &a!iti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak bera6an atau

    nodular

    Bayangan bercak milier

    :fusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    6/18

    Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif>

    9ibrotik

    &alsifikasi

    ch6arte atau penebalan pleura

    @uluh paru ( Destroyed Lung  ) +

    Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang

     berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru. Gambaran radiologik luluh paru

    terdiri dari atelektasis, ektasis= multika!iti dan fibrosis parenkim paru. ulit

    untuk menilai akti!iti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologik 

    tersebut. +

    emeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai

    keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. emeriksaan dahak 

    untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak 

    yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa e6aktu/

    agi/e6aktu (). 

    S (se)!"*#+, dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung

     pertama kali. ada saat pulang, suspek memba6a sebuah pot dahak untuk 

    mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.

    P (P!gi+, dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera

    setelah bangun tidur. ot diba6a dan diserahkan sendiri kepada petugas di 7&.

    S (se)!"*#+, dahak dikumpulkan di 7& pada hari kedua, saat

    menyerahkan dahak pagi.

    eran biakan dan identifikasi  Mycobacterium tuberkulosis  pada

     penanggulangan TB khususnya untuk mengetahui apakah pasien yang

     bersangkutan masih peka terhadap %2T yang digunakan. elama fasilitas

    memungkinkan, biakan dan identifikasi kuman serta bila dibutuhkan tes

    resistensi dapat dimanfaatkan dalam beberapa situasi>  

    1. asien TB yang masuk dalam tipe pasien kronis

    #. asien TB ekstraparu dan pasien TB anak.

    3. etugas kesehatan yang menangani pasien dengan kekebalan ganda.

    2.- Pengo$!*!n T#$e%"#losis

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    7/18

    engobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah

    kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah

    terjadinya resistensi kuman terhadap %2T (%bat 2nti Tuberkulosis). engobatan

     pada penderita. Tuberkulosis de6asa dibagi menjadi beberapa kategori>

    1. &ategori/1 (#4A:=343)

    &ategori/1 diberikan kepada penderita baru TB paru BT2 positif,

     penderita TB paru BT2 negati!e rontgen positif yang sakit berat, penderita TB

    ekstra paru berat. Tahap intensif terdiri dari "soniaid (), 4ifampisin (4),

    irainamid (A) dan :thambutol (:).%bat/obat tersebut diberikan setiap hari

    selama # bulan (#4A:). &emudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang

    terdiri dari "soniaid () dan 4ifampisin (4), diberikan tiga kali dalam seminggu

    selama bulan (343).

    #. &ategori/# (#4A:=4A:=343:3)

    &ategori/# diberikan pada enderita kambuh (relaps) enderita gagal

     pengobatan ( failure)enderita dengan pengobatan setelah lalai (after default ).

    Tahap intensif diberikan selama 3 bulan. 'ua bulan pertama dengan "soniaid

    (), 4ifampisin (4), irainamid (A), :thambutol (:) dan suntikan streptomisin

    setiap hari di 7nit elayanan &esehatan. 'ilanjutkan 1 bulan dengan "soniaid

    (), 4ifampisin (4), irainamid (A) dan :thambutol (:) setiap hari. etelah itu

    diteruskan dengan tahap lanjutan selama bulan dengan 4: yang diberikan

    tiga kali dalam seminggu. erlu diperhatikan bah6a suntikan streptomisin

    diberikan setelah penderita selesai minum obat.

    3. &ategori/3 (#4A=343)

    &ategori/3 diberikan kepada enderita baru BT2 negatif dan rontgen

     positif sakit ringan enderita ekstra paru ringan. Tahap intensif terdiri dari 4Adiberikan setiap hari selama # bulan, diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri

    dari 4 selama bulan diberikan 3 kali seminggu.

    . %2T isipan

    Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BT2 positif 

    dengan kategori 1 atau penderita BT2 positif pengobatan ulang dengan kategori

    #, hasil pemeriksaan dahak masih BT2 positif, diberikan obat sisipan (4A:)

    setiap hari selama 1 bulan.

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    8/18

    2.- E!l#!si Pengo$!*!n

    a. :!aluasi &linis

    asien die!aluasi setiap # minggu pada 1 bulan pertama, pengobatan

    selanjutnya setiap 1 bulan.

    :!aluasi> respon pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta ada

    tidaknya komplikasi penyakit.

    :!aluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik.

     b. :!aluasi Bakteriologis (*/#/=0 bulan pengobatan)

    Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya kon!ersi dahak. emeriksaan dan

    e!aluasi pemeriksaan mikroskopis >

    (1) ebelum pengobatan dimulai

    (#) etelah # bulan pengobatan (setelah fase intensif)

    (3) ada akhir pengobatan

    c. Bila ada fasilitas biakan, dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

    d. :!aluasi radiologi (*/#/=0 bulan pengobatan)

    emeriksaan dan e!aluasi foto toraks dilakukan pada >

    ebelum pengobatan

    etelah # bulan pengobatan (kecuali pada kasus yang juga dipikirkan

    kemungkinan keganasan dapat dilakukan 1 bulan pengobatan)

    ada akhir pengobatan.

    e. :!aluasi efek samping secara klinis

    Bila pada e!aluasi klinis dicurigai terdapat efek samping, maka dilakukan

     pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya dan penanganan efek samping

    obat sesuai pedoman.

    f. :!aluasi keteraturan berobat

    Cang tidak kalah pentingnya adalah e!aluasi keteraturan berobat dan

    diminum=tidaknya obat tersebut. &etidakteraturan berobat akan menyebabkan

    timbulnya masalah resistensi.

    BAB III

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    9/18

    LAP/0AN KASUS 0UANGAN

    IDENTITAS PENDE0ITA

      Do. 5$ > 1*3*+3

      Dama > Tn.2;

      7mur > # Tahun

      ;enis &elamin > @aki/laki

      uku > 2ceh

      2gama > "slam

      ekerjaan > /

      endidikan > /

      2lamat > 2ceh Barat

      Tanggal $asuk > 'esember #*1

      Tanggal pemeriksaan> 11 desember #*1

    ANANESA

    &eluhan 7tama > esak Dafas

    &eluhan Tambahan > Batuk, 'emam, penurunan berat badan

    4i6ayat enyakit ekarang >

    asien datang dengan keluhan sesak nafas sejak # hari $4. esak nafas

    diperberat saat batuk dan berakti!itas. esak nafas tidak dipengaruhi oleh

     posisi dan cuaca. asien juga mengeluhkan batuk sejak 1 tahun yang lalu

    dan batuk dirasakan berdahak sejak 3 bulan terakhir $4. &eluhan ini

    disertai dengan demam yang hilang timbul dan tidak terlalu tinggi. asien

     juga mengaku sering berkeringat pada malam hari dan penurunan berat

     badan dalam beberapa bulan terakhir 

    4' > asien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

    4&> tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama

    dengan pasien.

    4%> asien sudah mengkonsumsi obat bulan selama < hari dari

     puskesmas

    4&> asien sehari/hari bekerja sebagai petani sa6it. asien mengaku

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    10/18

     perokok aktif selama * tahun.

    PEE0IKSAAN ISIK 

    S*!*#s P%esen*

    &eadaan 7mum > akit sedang

    &esadaran > 5ompos mentis

    Tekanan darah > 1#*=* mmg

    eart rate > 0* E = menit

    4espiratory rate > #E = menit

    Temperatur > 30,F5

    S*!*#s Gene%!l

    &epala > normochepali

    4ambut > itam sukar dicabut

    $ata > &onjungti!a pucat (/ =/), sklera ikterik (/=/), mata cekung

    (/=/), pupil isokor, reflek cahaya (=)

    Telinga > bentuk normoaurikular, erumen (/=/)

    idung > ekret (/=/), D5 ()

    $ulut > Bibir ucat (/), ianosis (/), lembab ()

    @eher    > Bentuk simetris, T8; /# cm #% , pembesaran &GB (/)

    Thoraks

    "nspeksi

    tatis > imetris, bentuk normochest

    'inamis > imetris, retraksi suprasternal (/) retraksi intercostal (/),

    retraksi epigastrium (/)

    alpasi > &anan &iri'epan 9remitus D 9remitus D

    Belakang 9remitus D 9remitus D

    erkusi >

    'epan sonor sonor  

      Belakang sonor sonor 

    2uskultasi

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    11/18

    'epan !esikuler !esikuler, ronkhi ()

    Belakang !esikuler !esikuler, ronkhi ()

     5or

    "nspeksi > "ctus 5ordis tidak terlihat

    alpasi > "ctus 5ordis teraba, thrill (/)

    erkusi > Batas/batas jantung

      2tas > ela iga "" linea midcla!icula sinistra

      &iri > dua jari medial linea mid/cla!icula

    &anan > linea parasternal kanan

    2uskultasi > B; " H B; "" , reguler (), bising (/)

    2bdomen

    "nspeksi > imetris, distensi ( /), !ena kolateral ( / )

    alpasi > Dyeri Tekan ( / ), defans muscular ( / )

    epar > tidak teraba

    @ien > tidak teraba

    Ginjal > Ballotement tidak teraba

    erkusi > Timpani, shifting dullness (/), 7ndulasi (/)

    2uskultasi > eristaltik () D

    :kstremitas> uperior "nferior 

      &anan &iri &anan &iri

    ucat / / / /

    ianosis / / / /

    %edema / / / /

    Peme%i"s!!n Pen#n!ng

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    12/18

    Peme%i"s!!n T!ngg!l T!ngg!l T!ngg!l

    &121& 4121& 11121&

    b

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    13/18

    Tanggal pesimen dahak asil pemeriksaan

    'esember #*1 e6aktu

    Dife%ensi!l Di!gnosis

    1. TB aru

    #. neumonia

    3. 5a aru

    Di!gnosis Semen*!%!Di!gnosis Ke%!

    TB aru

    Te%!pi

    *# nasal kanul

    "89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i

    "nj. 5eftriaEone # gr=hari

    "nj. 4anitidin 1 amp=1#jam

    arasetamol drip 1gr=1# jam

    5urcuma 3E1 tab

    ohobion 1E1 tab

    8ectrin 3E1 cap

    4imstar 9'5 1E3 tab

    Pl!ning

    &ultur sputum $%

    P%ognosis

    Iuo ad !itam > dubia ad bonam

     Iuo ad sanactionam > dubia ad bonam

     Iuo ad fungtionam > dubia ad bonam

    ollo) Up H!%i!n

    Tanggal=ari ra6atan 5atatan "nstruksi

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    14/18

    11 desember #*1 = Batuk (), demam (), pucat

    ()

    %= 8= T'J 1#*=* mmg

     D J 0* E=menit

     44 J # E=menit

     T J 30,o5

    f=

    $ata > konj.palp.inf pucat (=),

    klera ikterik (/=/)

    T==$ > dalam batas normal

    @eher > pemb. &GB (/)

    Thoraks >

    "> simetris, retraksi (/)

    > DT(/)

    > onor (=)

    2> !es (=), 4h (/=), h (/=/)

    5or > B; "HB; "", reg, bising (/)

    2bdomen>

    "> imetris

    2> peristaltik () D

    > soepel, =@ tidak teraba,

    > timpani ()

    :ktremitas > pucat (=), edema

    (//=//)

    2ss= TB paru pneumonia

    Th=

    *# nasal kanul

    "89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i

    "nj. 5eftriaEone # gr=hari

    "nj. 4anitidin 1 amp=1#jam

    arasetamol drip 1gr=1# jam

    5urcuma 3E1 tab

    ohobion 1E1 tab

    8ectrin 3E1 cap

    4imstar 9'5 1E3 tab

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    15/18

    1# desember #*1 = Batuk (), demam (), pucat

    ()

    %= 8= T'J 1#*= konj.palp.inf pucat (=),

    klera ikterik (/=/)

    T==$ > dalam batas normal

    @eher > pemb. &GB (/)

    Thoraks >

    "> simetris, retraksi (/)

    > DT(/)

    > onor (=)

    2> !es (=), 4h (/=), h (/=/)

    5or > B; "HB; "", reg, bising (/)

    2bdomen>

    "> imetris

    2> peristaltik () D

    > soepel, =@ tidak teraba,

    > timpani ()

    :ktremitas > pucat (=), edema

    (//=//)

    2ss= TB paru pneumonia

    Th=

    *# nasal kanul

    "89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i

    "nj. 5eftriaEone # gr=hari

    "nj. 4anitidin 1 amp=1#jam

    arasetamol drip 1gr=1# jam

    5urcuma 3E1 tab

    ohobion 1E1 tab

    8ectrin 3E1 cap

    4imstar 9'5 1E3 tab

    =

    Transfusi 45 sampai b H

    1*gr=dl

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    16/18

    13 desember #*1 = Batuk (), demam (), pucat

    ()

    %= 8= T'J 1#*= dalam batas normal

    @eher > pemb. &GB (/)

    Thoraks >

    "> simetris, retraksi (/)

    > DT(/)

    > onor (=)

    2> !es (=), 4h (/=), h (/=/)

    5or > B; "HB; "", reg, bising (/)

    2bdomen>

    "> imetris

    2> peristaltik () D

    > soepel, =@ tidak teraba,

    > timpani ()

    :ktremitas > pucat (=), edema

    (//=//)

    2ss= TB paru pneumonia

    Th=

    *# nasal kanul

    "89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i

    "nj. 5eftriaEone # gr=hari

    "nj. 4anitidin 1 amp=1#jam

    arasetamol drip 1gr=1# jam

    5urcuma 3E1 tab

    ohobion 1E1 tab

    8ectrin 3E1 cap

    4imstar 9'5 1E3 tab

    =

    Transfusi 45 sampai b H

    1*gr=dl

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    17/18

    BAB I7

    ANALISA KASUS

    Berdasarkan dari anamnesis pasien, didapatkan keluhan sesak nafas, batuk 

    yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, demam hilang timbul, berkeringat pada

    malam hari dan penurunan berat badan. $enurut teori dari anamnesis didapatkan

     pada pasien TB dengan gejaja respiratorik ditemukan adanya batuk H 3 minggu,

     batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada. ada gejala sistemik ditemukan

    gejala berupa demam, malaise, keringat malam, anoreksia, dan berat badan

    menurun. 

    'ari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada inspeksi,

     palpasi dan perkusi. $enurut teori pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat

    tergantung luas kelainan struktur paru. ada a6al perkembangan penyakit

    umumnya tidak ada atau sulit ditemukan kelainan. &elainan paru umumnya

    terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeE dan segmen posterior,

    serta daerah apeE lobus inferior. ada pemeriksaan fisik dapat ditemukan suara

    napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda/tanda

     penarikan paru, diafragma ? mediastinum.0

     Damun, pada auskultasi didapatkansuara nafas tambahan berupa ronkhi pada parahiler paru kiri. al ini dapat kita

     pikirkan ada infeksi sekunder selain TB paru pada pasien ini. &eadaan ini juga

    dikonfirmasi dari pemeriksaan foto thoraks yang menggambarkan kesan

     pneumonia.

    ada pemeriksaan tanda !ital didapatkan peningkatan temperatur yakni

    30,*5. al ini menunjukkan kemungkinan adanya infeksi kuman non TB

    seperti pneumonia. esuai teori menyatakan bah6a gejala klinis pneumonia

    salah satunya ditandai dengan peningkatan suhu yang dapat melebihi **5,

    sedangkan TB paru ditandai dengan gejala demam yang tidak terlalu tinggi dan

    dirasakan hilang timbul. 0,1*

    ada pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya plak putih pada mulut. al

    ini dapat kita pikirkan pasien dengan tuberkulosis paru dengan luka di mukosa

    mulut sebagai suatu proses infeksi oportunistik, seperti "8 karena berdasarkan

    teori TB paru merupakan infeksi oportunistik paling sering terjadi pada

  • 8/17/2019 Lapkas Pulmonologi

    18/18

     penderita "8=2"' di dunia.  Mycobacterium tuberkulosis  adalah kuman

    yang dapat muncul sebagai reakti!asi infeksi laten pada pasien

    imunokompromais.11  Damun, pada pasien setelah dilakukan rapid test

    didapatkan hasil negatif.

    'ari hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan sputum BT2

    didapatkan hasil positif 3 yang menandakan adanya kuman M.Tuberkulosa pada

     pasien. 'iagnosa TB paru pada de6asa ditegakkan dengan ditemukan adanya

    kuman TB pada pemeriksaan dahak mikroskopik. emeriksaan foto thorak tidak 

    selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru sehingga sering terjadi

    o!erdiagnosis. enemuan kuman TB pada sputum mengindikasikan pemberian

    obat anti tuberkulosa pada pasien. asien ini merupakan pasien TB kasus baru

    BT2 positif yang termasuk dalam kategori " pengobatan tuberkulosa.

    asien mendapatkan %2T paket 9'5, yakni rimstar dengan dosis 1E3

    tablet per hari. al ini sesuai dengan teori yang menyatakan bah6a pasien

    dengan * kg mendapat 9'5 sebanyak 3 tablet sehari. enggunaan obat 9'5

    lebih menguntungkan bagi pasien karena dosis obat dapat disesuaikan dengan

     berat badan pasien sehingga meningkatkan efektifitas obat dan mengurangi efek 

    samping, mencegah penggunaan obat tunggal yang menurunkan terjadinya

    resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep, dan jumlah

    tablet yang ditelan menjadi lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi

    sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien.