Lapak Biokim
description
Transcript of Lapak Biokim
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
Isma Yuniar 230110140103
Perikanan – B kelompok 15
ABSTRAK
Dilaksanakan praktikum biokimia “Pengenalan Alat dan Bahan” pada hari Selasa, 21 Oktober 2015 di Laboratorium FHA Dekanat FPIK UNPAD. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal peralatan yang akan digunakan dilaboratorium biokimia beserta fungsi, prinsip kerja dan prosedur kerjanya. Metode yang digunakan adalah melihat langsung alat spektrofotometer, inkubator , hot plate dan lemari pendingin beserta fungsi dan prinsip kerjanya. Praktikan mempresentasikan tugas pendahuluan, selain alat yang dibahas secara umum oleh asisten, praktikan juga menjelaskan alat-alat laboratium lainnya. Hasil percobaan yang diperoleh dari praktikum ini ialah dapat mengenal dan mengetahui cara kerja dan fungsi dari spektrofotometer, inkubator,hot plate, dan lemari pendingin serta beberapa peralatan gelas lainnya.
Kata Kunci : laboratorium, biokimia, spektrofotometer, lemari pendingin, inkubator, hot plate
ABSTRACT
Biochemistry research was conducted in Tuesday, October 20 in FHA laboratory FPIK UNPAD. The objectives of this research was to study the equipments will be used in biochemistry laboratory with the function and procedure. The research method used visual (spectrophotometer, incubator, hot plate and refrigerator with the function and procedure). Students must presentation about introduction task, be sides the spectrophotometer, incubator, hot plate and refrigerator students must know about all the equipments use in laboratory. The research show, students get to know about the equipments in laboratory, with the function and the procedure.
Key words : laboratory, biochemistry, spectrophotometer, refrigerator, incubator, hot plate
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu biokimia merupakan cabang ilmu kimia dan biologi yang mempelajari
fenomena atau proses-proses fisiologis pada makluk hidup yang melibatkan ribuan
reaksi kimia dalam pola teratur,atau yang lebih dikenal dengan istilah
metabolisme. Untuk lebih jelas selain mendapatkan ilmu didalam kelas kita harus
terjun langsung ke lapangan.
Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya digunakan alat-alat pada
laboratorium seperti gelas kimia, timbangan, tabung reaksi, dan lainnya. Penggunaan
alat-alat ini dimaksudkan untuk mendukung kerja praktikan dalam melakukan
percobaan. Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya praktikan tidak terlepas
dari zat-zat atau larutan yang berbahaya, beracun,dan mudah terbakar. Dalam
praktikum diharapkan tidak terjadinya kesalahan dalam penggunaan karena akan
mengancam keselamatan praktikan saat bekerja. Untuk menghindari kecelakaan saat
praktikum, praktikan harus mempunyai pengetahuaan dan kemapuan yang cukup
untuk menggunakan alat-alat praktikum secara baik, karena setiap alat memiliki
prosedur yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengenalan alat-alat laboratorium
seperti fungsi dan cara penggunaannya sangat dibutukan untuk memudahkan
praktikan dalam melakukan praktikum, memperoleh data yang akurat dan juga untuk
keselamatan praktikan.
1.2 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menguasai jenis- jenis, nama
masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar. Agar
praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan.
BAB II
METODELOGI
2.1 Waktu Dan Tempat
Selasa, 20 Oktober 2015
Laboratorium FHA Dekanat FPIK UNPAD
2.2 Daftar Alat
Alat yang diperkenalkan pada praktikum kali ini yautu,Spectrofotometer,
Incubator, Hot Plate dan Lemari Pendingin. Adapun alat tambahan laiinya seperti
Labu Erlenmeyer, Gelas Ukur, Tabung Reaksi, Pipet tetes, Timbangan analitik, Buret,
Labu Ukur, Kaca arloji,Cawan petri.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap
dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan
akan sebanding dengan konsentrasi larutan
di dalam kuvet.
Sumber. http://indonesian.alibaba.com/product-gs/double-beam-spectrophotometer-double-
beam-uv-vis-spectrophotometer-60090452531.html
Fungsi spektofotometer adalah mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh
yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang
keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena
memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap
sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi
energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan
dengankonsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N 2000).
Prosedur dan SOP spektrofotometer adalah sinar berasal dari dua lampu yang
berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible (sinar tampak = 38 – 780nm) dan
lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada video lampu yang besar.
Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat
yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi
untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini
terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader.
Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat
menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang
diukur menjadi bertambah.
3.2 Inkubator
Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang digunakan untuk
menginkubasi atau memeram mikroba. Kisaran
suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042
misalnya adalah 10-70oC. Suhu di dalam
inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan
tujuan inkubasi.
Fungsi incubator adalah menjaga suhu ruangan
agar suhu tetap konstan/stabil. Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan waktu.
Sumber : http://www.alatalatlaboratorium.com/id/inkubator/43-inkubator-memert-unb-
400.html
Prinsip kerja incubator adalah mengubah energi listrik menjadi panas. Kawat
nikelin akan menghambat aliran electron yang mengalir sehingga mengaibatkan
peningkatan suhu kawat (Taiyeb, 2001).
Prosedur dan SOP Inkuubator adalah memutar tombol power ke arah kiri, di atur
suhu dalam incubator dengan menekan timbol set. Sambil menekan tombol set,
diputar tombol sebelah kanan atas tombol set hingga mencapai suhu yang diinginkan.
Setlah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan
menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.
3.3 Hot plate
Hot plate adalah alat yang di lengkapi fasilitas pengaduk dan pemanas sehingga dapat
digunakan untuk membantu pengadukan agar suspense
tidak mengendap.
Fungsi Hot Plate untuk menghomogenkan suatu larutan
dengan pengadukan.Pelat dapat dipanaskan sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi.
Sumber : http://www.stuart-equipment.com/product.asp?dsl=108
Prinsip Kerja hot plate menghomogenkan larutan dengan putaran dan suhu.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-
100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
Prosedur dan SOP Hot Plate menggunakan bidang magnetik berputar untuk
membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelupd didalam cairan menjadi
berputar dengan sangat cepat hingga teraduk rata. Bidang berputar tersebut dapat
dibuat dengan baikdengan magnet berputar atau dengan satu set electromagnet statis
yang diletakan dibawah bejana dengan cairan.
3.4 Lemari Pendingin
Sumber : http://www2.adhikarilab.com/web/?p=1
Fungsi lemari pendingin untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak ataupun
mengendalikan aktivitas pertumbuhan mikroba pada media uji coba.
Prinsip kerja lemari pendingin mengawetkan media uji coba dengan mengubah
energy listrik menjdai energy dingin.
Prosedur dan SOP lemari pendingin adalah adanya penguapan. Untuk
mendapatkan penguapan diperlukan gas yang mencapai temperature tertentu (panas).
Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi
penguapan. Di saat adanya penguapan, maka timbulah suhu di dalam temperature
rendah (dingin), temperature dalam lemari pendingin bias di atur sesuai yang
diinginkan.
3.4 Labu Erlenmayer
Fungsi labu Erlenmeyer adalah untuk menyimpan dan memanaskan larutan, untuk
menampung filtrat hasil penyaringan, untuk menampung titran pada proses hasil
titrasi, dapat pula digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, untuk menampung aquades.
Prinsip kerja labu Erlenmeyer menyimpan larutan
yang akan digunakan sesuai skala.
Prosedur dan SOP labu Erlenmeyer adalah menyiapkan Erlenmeyer yang yang
sudah bersih, selanjutnya isi dengan benda cair dengn jumlah besar dan berskala.
Sumber : http://belajarbersamabioc2011-12.blogspot.co.id/2011/10/spesifikasi-alat-alat-
lab.html
3.5 Gelas ukur
Fungsi gelas ukur untuk mengukur volume suatu cairan,
seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan
berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume
larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan
meniskus cekung larutan.
Sumber : http://glasswareindonesia.indonetwork.net/group+65440/gelas-ukur-plastik.htm
Prinsip kerja gelas ukur memiliki garis-garis sebagai tanda untuk menghitung atau
mengukur volume suatu cairan.
Prosedur dan SOP gelas ukur adalah sterilkan terlebih dahulu gelas ukur yang akan
digunakan sesuai volume yang diinginkan dengan melihat skala volumenya.
3.6 Tabung Reaksi
Fungsi tabung reaksi untuk mereaksikan atau
menyimpan zat. Serta untuk pemanasan larutan.
Prinsip tabung reaksi, alat ini digunakan untuk
mereaksikan suatu larutan dalam jumlah sedikit.
Prosedur dan SOP tabung reaksi Jepit tabung reaksi
pada bagian dekat mulut tabung. Letakkan di atas bunchen atau api spirtus.
Sumber : http://bisakimia.com/2013/12/30/macam-macam-peralatan-kaca-laboratorium/
3.7 Pipet Tetes
Sumber : http://onemedhealthcare.com/products.php?
ID=329&cID=9&scID=54&action=detail
Fungsi pipet tetes mengambil larutan dengan volume tertentu.
Prinsip pipet tetes berdasarkan pemindahan larutan dengan volume tertentu.
Prosedur dan SOP pipet tetes, pipet ini menggunakan alat bantu filler. Filler
dipencet untuk memasukkan larutan ke pipet.
3.8 Timbangan Analitik
Sumber : http://productsdb.com/jualdetail.php?kpid=&pkid=&neg=&prop=&pid=7301
Fungsi timbangan analitik untuk menimbang bahan yang akan digunakan
digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Prinsip kerja timbangan analitik yaitu menimbang bahan uji coba dengan skala
tertentu.
Prosedur dan SOP timbangan analitik yaitu meletakan bahan pada timbangan
tersebut. Melihat angka yang tertera pada layar dan angka itu merupakan berat dari
bahan yang ditimbang.
3.9 Buret
Fungsi buret, mengeluarkan larutan titrasi
dengan volume tertentu sampai titik akhir yang
ditandai dengan adanya perubahan warna.
Prinsip kerja buret berdasarkan bentuknya yang
seperti tabung panjang yang dapat menampung
suatu larutan, sehingga dapat digunakan untuk
proses titrasi.
Sumber : http://www.borosilicate-glassware.com/laboratory-measuring-instruments.html
Prosedur dan SOP buret dekatkan mulut Erlenmeyer yag telah diisi larutan tepat
dibawah buret, tgan kiri memegang Erlenmeyer sedangkan tangan kanan mengontrol
kran buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret terkontrol setetes demis
setetesnya. Setelah indicator analisa menampakan warnanya biasanya titrasi dianggap
selesai. Selanjutnya hitung berapa banyak reagen kimia yang digunakan untuk titrasi
dengan cara membaca skala yang ada pad buret.
3.10 Labu Ukur
Fungsi labu ukur untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu.
Prinsip kerja labu ukur berdasarkan alat yang telah kita gunakan, ternyata prinsip
dari labu ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
Sumber : http://www.indonetwork.co.id/productoffers/Kimia/15/labu-ukur.html
Prosedur dan SOP labu ukur, masukkan zat, lalu tambahkan aquades hanya
setengah labu, kemudian kocok-kocok lalu tambahkan aquades sampai tanda batas
pada labu, setelah itu di kocok-kocok lagi agar larutannya tercampur. Untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu. Berdasarkan alat yang telah kita gunakan,
ternyata prinsip dari labu ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
3.11 Kaca arloji
Sumber : http://intimedikastore.com/alat-laboratorium/258-alat-labolatorium-kaca-
arloji.html
Fungsi kaca arloji sebagai tempat untuk menimbang zat kimia serta sebagai
penutup gelas kimia.
Prinsip kerja arloji berbentuk seperti piring sehingga bisa digunakan sebagai tempat
untuk penimbang.
Prosedur dan SOP arloji letakkan zat di atas arloji, kemudian timbang dengan
menggunakkan neraca.
3.12 Cawan Petri
Fungsi cawan petri yaitu, wadah
untuk penyelidikan tropi dan juga
untuk mengkultur bakteri, khamir,
spora,atau biji-bijian. Cawan Petri
Sumber :
http://biosmart.dintian.com/BioSmart_Laboratory/C/Cawan_Petri.htm
plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.
Prinsip kerja Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di
dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan, setelah kering
dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi dengan oven.
Prosedur dan SOP cawan petri masukan media praktikum setelah cawan petri di
sterilkan.
Adapun pembahasan dari hasil praktikum pengenalan alat-alat yang
digunakan dalam praktikum biokimia ini terdiri dari berbagai alat-alat laboratorium 4
daintaranya yang secara umum digunakan adalah spektrofotometer, inkubator, lemari
pemdimgin dan hot plate. Ke empat alat ini memiliki fungsi, prosedur dan prinsip
kerja yang berbeda.
Selain ke empat alat tersebut alat penunnjang lain yang berhubungan dengan
praktikum biokimia ini adalah Labu Erlenmeyer, Gelas Ukur, Tabung Reaksi, Pipet
tetes, Timbangan analitik, Buret, Labu Ukur, Kaca arloji,Cawan petri. Semua alat
tersebut secara khusus dipergunakan dalam berbagai praktikum yang spesifik. Semua
alat tersebut memiliki fungsi, prinsip danprosedur yang berbeda. Walaupun fungsi
yang hamper sama namun tetap pasti ada perbedaan yang spesifik.
Semua alat yang berhubungan dengan praktikum biokimia perlu diketahui nama,
fungsi dan prinsip kerjanya, agar dalam praktikum selanjutnya tidak ada kesulitan
dalam penggunaannya. Alat-alat laboratorium terdiri dari beberapa jenis bahan
pembuatannya, ada yang terbuat dari kaca yang mudah sekali pecah, oleh karena itu
kita juga harus tau prinsip dan perawatan alat tersebut.
Setelah mengenal dan mengetahui fungsi, prinsip, dan prosedur kerja masing-
masing alat kita dapat meminimalisir kesalahan penggunaan alat tersebut, karena
apabila tidak sesuai dengan aturannya akan terjadi kerusakan pada alat ataupun
ketidak akuratan hasil uji. Kesalahan sekecil apapun dapat mempengaruhi hasil
praktikum yang dilakukan.
BAB IV
KESIMPULAN
Alat-alat yang sering dipergunakan dalam praktikum biokimia, yaitu
spektrofotometer, hot plate, incubator dan lemari pendingin. Adapun alat-alat
tambahan lainnya sebagai penyeimbang yaitu, Labu Erlenmeyer, Gelas Ukur, Tabung
Reaksi, Pipet tetes, Timbangan analitik, Buret, Labu Ukur, Kaca arloji,Cawan petri.
Alat-alat tersebut memiliki fungsi, prinsip kerja dan prosedurnya masing-
masing. Pentingnya menjaga dan merawat berbagai peralatan dalam laboratorium
merupakan tanggung jawab para pemakainya. Setiap alat memiliki fungsi dan cara
penggunaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kita perlu mengenal setiap jenis alat,
fungsinya dan prosedur pengunaannya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
http://kimia.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM-
BIOKIMIA.pdf (Diakses pada hari Rabu, 21 Oktober 2015 pukul 19.32)
Indrawati, dkk. 1998. Pendayagunaan Alat-Alat dan Bahan Praktikum Kimia.
Jakarta : Depdikbud
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB