Lap Kasus BESAR

15
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Nama : Bp. S Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 53 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam Alamat : Sragen Status Pernikahan : Sudah Menikah (Bercerai) Tanggal Masuk RS : 20 Mei 2015 Tanggal Pemeriksaan : 3 Juni 2015 II. RIWAYAT PSIKIATRI Pemeriksaan psikiatrik dilakukan pada tanggal hari Rabu, tanggal 3 Juni 2015 di bangsal Nakula RSJD Surakarta. A. Keluhan Utama Berdiam diri B. Riwayat Penyakit Sekarang Autoanamnesis : Saat dilakukan wawancara, pasien laki-laki usia 53 tahun mengenakan pakaian seragam dari RSJD berwarna biru, tampak sesuai usianya, rambut sudah memutih, dan potongan rambut cukup rapi. Pasien mampu memperkenalkan diri sebagai Bp. S dan

description

kasus

Transcript of Lap Kasus BESAR

LAPORAN KASUSI. IDENTITASNama: Bp. SJenis Kelamin: Laki-lakiUsia: 53 tahunPendidikan: SMAPekerjaan: Tidak bekerjaAgama: IslamAlamat: SragenStatus Pernikahan: Sudah Menikah (Bercerai)Tanggal Masuk RS: 20 Mei 2015Tanggal Pemeriksaan: 3 Juni 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRIPemeriksaan psikiatrik dilakukan pada tanggal hari Rabu, tanggal 3 Juni 2015 di bangsal Nakula RSJD Surakarta.A. Keluhan UtamaBerdiam diriB. Riwayat Penyakit SekarangAutoanamnesis :Saat dilakukan wawancara, pasien laki-laki usia 53 tahun mengenakan pakaian seragam dari RSJD berwarna biru, tampak sesuai usianya, rambut sudah memutih, dan potongan rambut cukup rapi. Pasien mampu memperkenalkan diri sebagai Bp. S dan berasal dari Sragen. Pasien tampak tenang dan kooperatif terhadap pemeriksa. Pasien menjawab pertanyaan dengan volume jelas dan intonasi cukup sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa.Ketika ditanya alasan mengapa pasien dibawa ke RSJD Surakarta, pasien mengatakan bahwa dalam waktu 1 hari 1 malam berdiam diri saja sehingga pasien dibawa oleh keluarganya untuk diperiksakan. Pasien mengatakan bahwa ia berdiam diri dikarenakan pasien kekelahan bekerja sampai pasien tidak bisa tidur. Saat ini pasien sering memikirkan mengenai nasibnya yang mengalami drop out (DO) dari kuliahnya di salah satu Universitas di Yogyakarta saat pasien berada di semester akhir. Pasien mengaku pertama kali dibawa ke RSJD Surakarta pada tahun 1990 dikarenakan stress akibat mengalami drop out (DO) dari kuliahnya di salah satu Universitas di Yogyakarta. Pasien menceritakan alasan di DO dari kuliahnya adalah karena pasien meninggalkan masa studinya selama kurang lebih 7 tahun karena mendapat masalah yaitu pasien tidak sengaja mengalami tabrakan saat mengendarai mobil. Mobil yang dikendarainya tersebut mengalami kerusakan cukup parah, padahal mobil tersebut merupakan mobil yang dibeli dari uang yang dipinjam oleh orang tuanya dari bank. Mobil tersebut akhirnya dijual dengan harga yang lebih murah. Pasien merasa bersalah atas kejadian tersebut dan ingin mengganti kerusakannya tersebut sehingga pasien menerima ajakan paklenya bekerja di Kalimantan. Semenjak tinggal di Kalimantan, tugas akhir kuliah pasien dan urusan kuliah lainnya menjadi terbengkalai. Pasien sering kepikiran jika memikirkan hal-hal berat, terutama merasa bersalah atas kejadian tabrakan mobil tersebut.Saat pasien pulang dari Kalimantan, pasien mencoba datang ke Universitasnya untuk mengurus urusan kuliahnya namun ternyata pasien dinyatakan sudah tidak dapat melanjutkan studinya tersebut dan mendapat surat pernyataan dari rektor mengenai masa studinya yang harus di akhiri tersebut. Pasien merasa sangat menyesal dan bersalah karena telah lalai tidak menyelesaikan kuliahnya tersebut. Pasien pernah hampir melakukan percobaan bunuh diri dengan cara gantung diri namun akhirnya sadar bahwa hal tersebut salah. Pasien pernah merasa ingin mati dan pergi seharian ke kuburan dan memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kematian. Pasien akhirnya berdiam diri tidak mau makan dan tidak mau berkomunikasi sehingga keluarga membawanya ke RS Panti Waluyo dan akhirnya dibawa ke RSJD Surakarta. Pasien mengatakan bahwa pasien sudah sering dirawat inap di RSJD Surakarta sebanyak 10 kali hingga saat ini. Pasien pernah menikah sebanyak 2 kali dan akhirnya mengalami perceraian. Alasan pasien diceraikan karena gangguan yang diderita pasien dan masalah ekonomi. Pasien mempunyai 2 orang anak perempuan yang tinggal bersama mantan istrinya di Sragen. Pasien tinggal di Sragen bersama adik ipar dan keponakannya. Dalam kesehariannya pasien tidak bekerja, namun sebelumnya pasien bekerja serabutan.Pasien tidak pernah mendengar adanya bisikan-bisikan yang mengganggu keseharian pasien, dan tidak pernah melihat hal-hal yang aneh yang mengganggu. Pasien juga mengaku tidak punya kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh orang lain, tidak merasa pikirannya tersiar ataupun disisipi oleh sesuatu. Pasien mengaku ingin sembuh dari penyakitnya dan ingin menjadi orang sukses. Pasien sadar bahwa dirinya sakit, dan mau menjalani pengobatan supaya lekas sembuh. Saat ditanyakan orientasi tempat, waktu, dan orang, pasien mampu menjelaskan ini dimana, jam berapa, dan dapat mengenali teman-teman pasien yang berada di bangsal.Alloanamnesis (dengan keponakan pasien, Bp. S) :Pasien dibawa keluarga ke RSJD Surakarta dengan keluhan pasien berdiam diri di rumah sehari semalam dikarenakan memikirkan nasib kuliahnya yang tidak selesai (di drop out). Bapak S mengatakan bahwa dulu pasien merupakan seorang dengan kondisi ekonomi keluarga yang berlebih, dan ketika mengalami masalah keuangan pasien merasa tertekan dan stress. Pasien pertama kali dibawa ke RSJD Surakarta pada tahun 1990 dikarenakan stress memikirkan masalah yang didapatnya yaitu saat mengendarai mobil mengalami tabrakan dan mobil tersebut mengalami kerusakan yang cukup berat sehingga pasien merasa bersalah. Bp. S bercerita bahwa pasien pernah berkuliah di salah satu Universitas di Yogyakarta namun tidak dapat menyelesaikannya karena pasien sempat mengabaikan kuliahnya selama kurang lebih 7 tahun lamanya. Kemudian pasien mengalami DO dari kampusnya tersebut dan merasa bersalah. Pasien kemudian sempat merantau ke Kalimantan namun akhirnya kembali ke Jawa. Pasien sering sekali mengalami stress terutama saat diterpa masalah yang berkaitan dengan keuangan.Menurut keterangan Bp. S, pasien pernah bekerja serabutan kemudian menikah sebanyak 2 kali namun dua pernikahannya tersebut tidak dapat dipertahankan (bercerai) dikarenakan kondisi gangguan yang dPada tahun 2014 pasien pernah minum puyer sebanyak 12 buah sehingga pasien harus dibawa ke rumah sakit karena keracunan. Saat ditanya apakah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, Ibu pasien menjelaskan pasien dapat beraktivitas seperti biasa. Namun tidak dapat bekerja. Pasien hanya membantu ibu dan kakak pasien yang bekerja sebagai petani. Pasien tinggal dirumah bersama denganibu dan kakak laki-laki pasien yang belum menikah.C. Riwayat Gangguan sebelumnya1. Riwayat psikiatri sebelumnya (+)2. Riwayat Gangguan medik Trauma: disangkal Kejang: disangkal Asma : disangkal Alergi : disangkal Infeksi: disangkal Hipertensi: disangkal Diabetes Melitus: disangkal3. Riwayat Penyalahgunaan Obat Riwayat merokok: diakui Riwayat alkohol: disangkal Riwayat konsumsi narkoba: disangkalD. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal: Tidak didapatkan keterangan 2. Masa kanak-kanakTidak didapatkan keterangan 3. Masa Dewasaa. Riwayat Pekerjaan: Pasien pernah bekerja di cleaning service di Pekanbaru selama 3 bulan.b. Aktivitas sosial: pasien jarang bersosialisasi.c. Kehidupan seksual masa dewasa: Pasien belum menikahd. Riwayat hukum dan kemiliteran: Pasien tidak pernah berurusan dengan hukum dan kemiliteran.

E. Riwayat Keluarga

Keterangan Gambar:: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan.: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki.: blok hitam menunjukkan memiliki gangguan jiwa: tanda gambar untuk sudah meninggal.

F. Situasi SekarangPasien tinggal bersama ibudankakaknya. Pasien berhubungan baik dengan saudara dan teman-temannya.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya SendiriPasien sadar bahwa dirinya sakit, namun menyalahkan bisikan-bisikan tersebut sebagai penyebab sakitnya pasien.

III. STATUS MENTALA. Deskripsi umum1. PenampilanPasien adalah seorang laki-laki berusia 39 tahun, berpenampilan sesuai usia dan jenis kelamin, berperawakan kurang rapi dengan perawatan diri cukup.2. KesadaranKuantitatif : Compos Mentis, GCS: E4V5M6Kualitatif: Berubah3. Perilaku dan aktivitas psikomotorNormooaktif : Pasien menjawab spontan sesuai dengan pertanyaan, kontak mata baik.4. PembicaraanPembicaraan spontan dan lancar, volume cukup, intonasi baik dan artikulasi jelas.5. Sikap terhadap pemeriksaKooperatif, saat ditanya pasien akan menjawab pertanyaan dengan spontan dan tidak perlu dibujuk/dipancing. B. Alam Perasaan1. Mood : Senang2. Afek : meningkat3. Keserasian : Serasi4. Empati : Tidak dapat dirabarasakanC. Fungsi Intelektual (Kognitif)1. Taraf Pendidikan : SD, SMP, SMK2. Daya Konsentrasi : Baik3. Orientasi Waktu : Baik (Dapat menyebutkan waktu dengan benar) Tempat: Baik (Dapat mengetahui dimana dia berada) Perorangan: Baik (Dapat mengenali pemeriksa)

4. Daya Ingat Daya ingat jangka panjang: Baik, pasien dapat mengingat dimana pasien dulu pernah bersekolah. Daya ingat jangka pendek: Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa, yaitu apa menu makan pagi hari ini. Daya ingat segera: Baik (pasien dapat mengingat 3 kata yang diucapkan pemeriksa.5. Pikiran AbstrakTidak tergangguD. Gangguan Persepsi1. Halusinasi : (+) auditorik2. Ilusi : (-) Tidak ada3. Depersonalisasi : (-) Tidak adaE. Proses Pikir1. Arus Pikir : koheren2. Isi Pikiran Waham: Waham Curiga (+) Curiga kepada Paman dan sepupu pasien, Waham dikenadalikan (+) Merasa dikendalikan oleh bisikan-bisikan.3. Bentuk pikirNon realistikF. Pengendalian impulsPasien terkadang mampu mengendalikan dorongan kemarahan dan keinginan yang ia miliki.G. TilikanDerajat 3, pasien sadar bahwa dirinya sakit namun menyalahkan hal di luar dirinya sebagai penyebab sakitnya.H. Taraf KepercayaanDapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTANA. Status InternaKeadaan Umum : BaikTanda Vital: TD 110/70 mm/HgNadi 80 x/mRR 20 x/m T0360 CMata: DBNThorase: Cor dan Pulmo DBNAbdomen : DBNEkstremitas: DBNGastrointestinal: DBNUrogenital: DBNGangguan khusus: -

B. Status Neurologis1. Nn. Craniales: TAK2. Meningeal sign: -3. gejala peningkatan TIK: -4. mata : pupil bulat sentral isokor, Reflex cahaya +/+, reflex kornea +/+

I. Motorik1. Tonus: normotonus2. Turgor kulit: < 2 detik / baik3. - -- -+ ++ +Koordinasi: DBN4. Reflek fisiologis: reflek patologis

II. Sensibilitas: normoestesiIII. Susunan fungsi vegetative: TAKIV. Fungsi luhur: TAKV. Gangguan khusus: TAK

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNADari riwayat penyakit sekarang, didapatkan seorang pasien laki-laki, usia 39 tahun, belum menikah, pendidikan terakhirSMK, dengan keluhan utama kepala terasa panas.Sebelumnya pasien pernah dirawat inap di RSJD Surakarta sebanyak 8x.Dari autoanamnesis yang dilakukan di bangsal Sadewa RSJD Surakarta pada tanggal 31 Maret 2015. Pasien mengaku tahu akan dibawa ke RSJD dan pasien bercerita diantar ke RSJD oleh ibu dan keluargapasien. Pasien mengatakan bahwa kedatangannya ke RSJD untuk berobat. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil pemeriksaan status mental didapatkan orientasi tempat, orang, dan waktu baik, sesuai usia,dan kurang rapi. Kesadaran compos mentis, berubah,normoaktif, mood senang, afek meluas, mood dan afek serasi, empati dapat dirabarasakan. Bentuk pikiran nonrealistik, isi pikirannya waham curiga (+) dan waham dikendalikan (+). Terdapat halusinasi auditorik, tilikan derajat 3, dan taraf kepercayaan dapat dipercaya.

VI. DIAGNOSIS MULTIAXIALAxis I: F.20.0Skizofrenia ParanoidAxis II: Belum Ada DiagnosisAxis III: Belum Ada DiagnosisAxis IV: Masalah dengan lingkungan sosial dan keteraturan berobatAxis V: GAF 50-41

VII. DIAGNOSIS BANDINGF.60.0 Gangguan Kepribadian ParanoidF.20.3 Skizofreni Tak Terinci

VIII. DAFTAR MASALAH1. Organobiologik: tidak ada kelainan2. Psikologik a. Gangguan Persepsib. Gangguan Proses Pikir (isi pikir) c. Tilikan diri (derajat 3)

IX. TERAPIa. Psikofarmaka 1. Haloperidol 3 x 5 mg2. Chlorpromazine 1 x 100 mg b. Psikoterapi1. Terhadap pasiena. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat diberi pengobatan, cara pengobatan, dan efek sampingb. memotivasi pasien agar rajin minum obat dan rutin kontrol.c. Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap2. Terhadap keluargaa. Memberi penjelasan dan pengertian pada keluarga mengenai gangguan yang diderita pasienb. Menyarankan keluarga agar membantu kesembuhan pasien.

X. PROGNOSIS -qua ad vitam: ad bonam qua ad sanam: dubia ad bonam qua ad fungsionam: dubia ad bonam