Lap Individu

20
BAB I PENDAHULUAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti ”permukaan, diatas, menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ”orang, populasi, penduduk, manusia serta ologi berarti “ilmu tentang”. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan – determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit. 1

description

hvgkud7d

Transcript of Lap Individu

Page 1: Lap Individu

BAB I

PENDAHULUAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN

Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti ”permukaan, diatas,

menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ”orang, populasi, penduduk, manusia ”

serta ologi berarti “ilmu tentang”. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai

kejadian yang menimpa penduduk.

Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia

tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya

mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian

sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut,

epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan –

determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.

Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik

kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang

frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit.

Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit

dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia,

bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan

ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ.

Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian

kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap

penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan

penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan deskripsi keberadaannya di dalam

populasi dan faktor – faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.

1

Page 2: Lap Individu

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mampu menegakan diagnosa DBD.

2. Mampu melakukan penyelidikan epidemiologi.

3. Mampu menentukan adanya kejadian KLB dari hasil penyelidikan epidemiologi.

4. Mampu melakukan pelaporan kasus DBD.

5. Menjelaskan berbagai cara penanggulangan DBD di Indonesia.

6. Mampu menentukan tindakan penanggulangan yang harus diambil dari hasil

penyelidikan epidemiologi.

7. Mampu menjelaskan cara evaluasi penanggulangan KLB – DBD

2

Page 3: Lap Individu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran

berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya

masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun

penanggulangannya. Epidemiologi merupakan disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk

kedokteran, yakni suatu proses yang logis antara proses fisik, biologis dan fenomena social yang

berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan

lainnya.

Metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari factor penyebab serta

hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu.

Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek tertentu baik yang bersifat

organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan maupun yang bersifat benda/ material

hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan demikian tidaklah mengherankan bila metode

epidemiologi tidak terbatas pada bidang kesehatan saja tetapi pada bidang lainnya termasuk

bidang manajemen. Oleh sebab itu dalam penggunaannya, epidemiologi sangat erat

hubungannya dengan berbagai disiplin ilm diluar kesehatan, baik disiplin ilmu eksata maupun

ilmu social.

PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN

Dalam bidang kesehatan msyarkat, epidemiologi mempenyai tiga fungsi utama:

1.      Menerangkn tentang besarnya masalah dan ganggun kesehatan (termasuk penyakit) serta

penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.

2.      Menyiapkan data/ informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan

rogram, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan) pada masyarakat, baik yang

bersifat pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan

skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.

3

Page 4: Lap Individu

3.      Mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi penyebab masalah atau factor yang

berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para ahli epidemiologi lebih memusatkan perhatiannya

pada berbagai sifat karakteristik individu dalam suatu populasi tertentu seperti sifat karakteristik

biologis, sosio ekonomis, demografis, kebiasaan individu serta sifat genetic. Pada berbagai sifat

karakteristik tersebut, akan memberi gambaran tentang sifat permasalahan yang ada dalam

masyarakat serta kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2.6  RUANG LINGKUP

Dari pengertian epidemiologi dan metode epidemiologi, maka bentuk kegiatan epidemiologi

meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan

maupun diluar bidang kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling

berhubungan satu dengan lainny sehingga tidak jarang dijumpai bentuk kegiatan yang tumpang

tindih. Bentuk kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering digunakan adalah bentuk

epidemiologi deskriptif yakni bentuk kegiatan epidemiologii yang memberikan gambaran atau

keterangan tentang keadaan serta sifat penyebaran status kesehatan dan gangguan kesehatan

maupun penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu (terutama menurut sifat karakteristik

orang, waktu, dan tempat)

Bentuk kegiatan epidemiologi ang erat hubungannya dengan deskriptif epidemiologi adalah

dalam menilai derajat kesehatan dan besar kecilnya masalah kesehatan yang ada dalam suatu

masyarakat tertentu. Bentuk kegiatan ini erat hubungannya dengan penyusunan perencanaan

kesehatan masyarakat serta penilaian hasil kegiatan usaha pelayanan kesehatan pada penduduk

tertentu.

Dewasa ini penelitian epidemiologi pada dasarnya dapat dibagi dlam dua bentuk dasar yakni

penelitian observasi atau pengamatan terhadap kejadian alami dalam masyarakat untuk mencari

hubungan sebab akibat terjadinya gangguan keadaan normal dalam masyarakat tersebut, serta

penelitian eksperimental yang merupakan penelitian yang didasarkan pada perlakuan tertentu

terhadap objek untuk dpat memperoleh jawaban tentang pengaruh perlakuan tersebut terhadap

4

Page 5: Lap Individu

objek yang diteliti. Dalam hal ini, populasi sasaran dientukan secara cermat serta setiap

perubahan yang timbul merupakan akibat dari perlakuan khusus oleh pihak peneliti.

Dalam perkembangan selanjutnya maka prinsip epidemiologi yang meliputi epidemiologi

deskriptif maupun penelitian epidemiologi dikembangkan lebih luas sebagai suatu system

pendekatan didalam berbagai kehidupan kemasyarakatan

Adapun ruang lingkup epidemiologi seperti disebutkan diatas termasuk barbagai masalah yang

timbul dalam masyarakat, baik yang berhubungan erat dengan bidang kesehatan maupun dengan

berbagai kehidupan social, telah mendorong perkembangan epidemiologi dalam berbagai bidang:

1.      Epidemiologi penyakit menular

Bentuk ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia mengatasi berbagai gangguan

penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu hasil yang gemilang dari epidemiologi.

Peranan epidemiologi surveilans pada mulanya hanya ditujukan pada pengamatan penyakit

menular secara seksama, ternyata telah memberikan hasil yang cukup berarti dalam

menangulangi berbagai masalah penyakit menular dan juga penyakit tidak menular.

2.      Epidemiologi penyakit tidak menular

Pada saat ini sedang berkembang pesat dalam usaha mencari berbagai factor yang memegang

peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit

sistemik serta berbagai penyakit menahun lainnya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan

lalu lintas dan penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini banyak digunakan terutama

dengan meningkatnya masalah kesehatan yang bertalian erat dengan berbagai gangguan

kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang industri yang banyak mempengaruhi keadaan

lingkungan, termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan social budaya.

3.      Epidemiologi klinik

Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para

klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah

melalui disilin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para

5

Page 6: Lap Individu

petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip=prinsip epidemiologi dalam

menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara

mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik unutk mengetahui serta

menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat.

Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng sanat

berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah

terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang memeliki

metode pendekatan serta penerapannya secara khusus

4.      Epidemiologi kependudukan

Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan

epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi

serta factor-faktor yang mempengaruhi  berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam

masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis

tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah

kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek

kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan

masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan

dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi

kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan

dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system

reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan.  

5.      Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan

Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalis masalah,

mencari factor penyebab timbulnya suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut

secara menyeluruh dan  terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan

cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi,

penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat

umum maupun dengan sasaran khusus.

6.      Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja

6

Page 7: Lap Individu

Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang mempelajari serta mnganalisis

keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang

bersifat fisik kimiawo biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja.

Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan

dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.

7.      Epidemiologi kesehatan jiwa

Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat,

baik mengenai keadan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai

factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya

berbagai keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke masalah kejiwaan disertai

dengan perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan melalui epidemilogi social

masyarakat menuntu suatu cara pendekatan melalui epidemiologi social yang berkaitan dengan

epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi

merupakan masalah kesehaan individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat. 

8.      Epidemiologi gizi

Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat

hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat.  Pendekatan

masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai factor

yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis,

dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social masyarakat. Penanggulangan maslah gizi

masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai

faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan  tidak

hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.

7

Page 8: Lap Individu

BAB III

HASIL KEGIATAN

I. PROSEDUR KERJA

1. Mendemonstrasikan form-form pelaporan yang ada di Puskesmas.

2. Mendemonstrasikan pencatatan laporan kasus DBD dalam buku catatan harian

penderita DBD.

3. Mendemonstrasikan persiapan alat yang akan dipakai dalam PE (tensimeter, form PE,

senter, dan abate).

4. Menjelaskan koordinasi yang dilakukan petugas Puskesmas dengan

Lurah/Kades/RT/RW setempat untuk pelaksanaan PE.

5. Mendemonstrasikan kunjungan ke rumah tersangka atau penderita DBD untuk mencari

kasus tambahan DBD dengan menanyakan ada tidaknya penderita panas 1 minggu

sebelumnya dengan sebab yang tidak jelas dan kemudian melakukan uji rumple leed.

6. Melakukan pemeriksaan jentik di tandon air dalam atau luar rumah (sampai dengan

radius 100 meter dari rumah penderita).

7. Memberi larvasida atau memebritahukan perlunya PSN jika menemukan jentik.

8. Mencatat hasil pemeriksaan di form PE.

9. Melakukan analisis data:

a. Adanya transmisi penyakit: dilihat dari adanya penderita panas lebih dari 3 orang

dan adanya jentik di sekitar rumah. Seluruh kontainer yang berisi air di dalam dan

di luar rumah diperiksa.

b. Menghitung house index:

House Index (HI) ¿jumlahrumah dengan jentik

rumah yang diperiksax 100 %

10. Melakukan anamnesis kepada pasien suspek atau tersangka DBD.

11. Melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien suspek atau tersangka DBD.

12. Menentukan differential diagnosis dan rencana penatalaksaan terhadap pasien suspek

atau tersangka DBD.

8

Page 9: Lap Individu

II. HASIL KEGIATAN

Hasil penyelidikan epidemiologi (PE) terlampir.

A. Identitas pasien:

1. Nama : Bpk. Abrori

2. Usia : 42 tahun

3. Alamat : desa Tipar RT 04 RW 10

4. Pekerjaan : petani

5. Status : menikah

B. Anamnesis

1. Keluhan utama : demam

2. Onset dan kronologi : 1 hari, mendadak setelah menemani

istrinya dirawat di Puskesmas

3. Kualitas :

4. Kuantitas : berat

5. Faktor peringan : meminum obat penurun demam

(paramex)

6. Faktor pemberat : bekerja terlalu lama

7. Gejala penyerta : mual, muntah, menggigil, pusing,

nafsu makan turun

8. Riwayat penyakit dahulu : rawat inap dua kali sebelumnya

dengan keluhan yang sama

9. Riwayat penyakit keluarga : istri mengeluhkan hal yang sama

sebelumnya

10. Riwayat sosial ekonomi : jamkesmas

11. Kebiasaan pribadi : makan dan istirahat teratur,

merokok

C. Vital sign

Suhu : 38,5˚C

Nadi : 68 x/menit

9

Page 10: Lap Individu

Tekanan darah : 100/90 mmHg

Respiratory rate : 24 x/menit

D. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : pasien tampak pucat, kurus

Kepala-leher :

o Conjunctiva Anemis : (+)

o Sklera Ikterik : (-)

o Lidah : tampak putih

Thorax :

o Cor-Pulmonal : dalam batas normal

Abdomen :

o Inspeksi : dalam batas normal

o Auskultasi : bising usus 20 x/menit

o Perkusi : timpani

o Palpasi :

Nyeri tekan : (-)

Blank heart : 1/3, 1/3

Schuffner : 1/4, 1/4

10

Page 11: Lap Individu

BAB IV

PEMBAHASAN

Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan

atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu

tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. Ditentukan

adanya kejadian luar biasa terutama demam berdarah dengue (DBD) kali ini jika terdapatnya

suatu kasus yang semula tidak ada, atau peningkatan kasus berdasarkan waktu dalam jam, hari,

minggu, bulan atau tahun dalam minggu yang sama dengan tahun sebelumnya dengan jumlah

kasus dua kali lipat atau lebih. Jika terdapat KLB ini, maka dilakukan penyelidikan epidemiologi

(PE).

Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pencarian penderita atau tersangka

DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di rumah penderita, dalam

radius sekurang-kurangnya 100 m, serta tempat-tempat umum yang diperkirakan menjadi

sumber penularan penyakit lebih lanjut. Penyelidikan epidemiologi dilakukan jika terdapat

pelaporan dengan alur sebagai berikut:

1. Pelaporan langsung oleh masyarakat dengan surat pemberiktahuan ke Puskesmas.

2. Pelaporan dari Puskesmas ke kabupaten menggunakan form PU-DBD dan W2.

3. Pelaporan dari rumah sakit ke kabupaten menggunakan form KD-RS (1x24 jam

setelah ada kasus DBD).

4. Pelaporan dari kabupaten ke propinsi: K-DBD (1 bulan sekali)

Hal yang dilaporkan adalah jika terdapat penderita demam suspek DBD terhitung

sejak 3 minggu sebelum penyelidikan epidemiologi. Tindakan PE selanjutnya yaitu

mencatat identitas penderita atau tersangka DBD di buku harian DBD yang terlampir

dalam formulir. Penyelidikan epidemiologi dilakukan disertai dengan perawatan atau

pengobatan penderita.

Formulir catatan PE penderita DBD yang dilaporkan pada tanggal 30 Agustus

2014 bernama An. K yang berusia 5,8 tahun yang dirawat di rumah sakit pada tanggal 29

11

Page 12: Lap Individu

Agustus 2014. Hal ini sudah sesuai dengan alur pelaporan PE DBD, di mana pelaporan

kasus oleh rumah sakit disampaikan tidak lebih dari 24 jam.

12

Page 13: Lap Individu

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa sering penyakit

dialami oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bisa terjadi

Manfaat dari mempelajari Epidemiologi :

a) Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.

b) Dapat menerangkan penyebabab suatu masalah kesehatan.

c) Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.

d) Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.

Penyelidikan epidemiologi dilakukan apabila ada laporan KLB dalam suatu daerah.

Pelaporan didapatkan dari beberapa cara. Setelah melakukan penyelidikan epidemiologi dan

didapatkan KLB pada daerah tersebut maka dapat dilakukan tindakan pencegahan dan tindakan

untuk mengatasi KLB tersebut

B. Saran

Pada field lab berikutnya praktikan berharap bahwa pelaksanaan field lab dapat dilaksanakan

dengan terarah agar tidak membuat bingung praktikan tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

13

Page 14: Lap Individu

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Ikbal mubarak. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika

Notoadmojo.seokidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.  Jakarta : Rineko cipto

Syafrudin, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans

Info Media

Wahyuni,puji,dkk. 2009. Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Fitramaya

14