LAORAN AKHIR - injabar.unpad.ac.id
Transcript of LAORAN AKHIR - injabar.unpad.ac.id
LAORAN AKHIR BP4D - INJABAR Unpad i
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad ii
KAJIAN PENANGAN DAMPAK EKONOMI PASCA COVID-19
KABUPATEN SUMEDANG
LAPORAN AKHIR
Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sumedang bekerjasama dengan
Institut Pembangunan Jawa Barat Universitas Padjadjaran
TAHUN 2020
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad iii
DAFTAR ISI
Sampul Dalam ii Daftar Isi iii Daftar Gambar iv
Daftar Tabel iv BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud dan Tujuan 2 1.3 Keluaran 2 1.4 Ruang Lingkup Kegiatan 2 1.5 Susunan Laporan 3
BAB 2 KERANGKA PIKIR DAN METODOLOGI 4 2.1 Kerangka Pikir 4 2.2 Metodologi 9
BAB 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 11 3.1 Perekonomian Kabupaten Sumedang 12 3.2 Dampak Ekonomi Pandemi Covid19 15 3.3 Kesejahteraan Penduduk 23 3.4 Inisiasi Pengembangan Ekonomi Lokal 29 3.5 Produksi Lokal Binaan Pemerintah Daerah 31 3.6 Konsumsi Produk dari Luar Daerah 32 3.7 Program Ekonomi Strategis di Kabupaten Sumedang 34
BAB 4 ROADMAP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL 42 4.1 Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal 42 4.2 Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal 44 4.3 Kegiatan Kunci Pengembangan Ekonomi Lokal 45
REFERENSI
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad iv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Roadmap Pengembangan Ekonomi Lokal Kab. Sumedang 6 2.2 Aliran Produk Ekonomi Wilayah 8 3.1 Ekonomi Kabupaten Sumedang Tahun 2012-2019 11 3.2 Kontribusi Sektor Ekonomi Kab. Sumedang 13 3.3 Klasifikasi Performa Sektor Ekonomi Kab. Sumedang 14 3.4 Peta Sebaran Persentase Penduduk Miskin di Kab. Sumedang 24 3.5 Jumlah Balita Stunting di Kab. Sumedang 25 3.6 Persentase Balita Stunting di Kab. Sumedang 26 3.7 Peta Pola Pemasok Kebutuhan Setempat 27 3.8 Kondisi Multikriteria Kemiskinan dan Bayi Stunting 29 3.9 Inisiasi Ekonomi Lokal Penanggulangan Kemiskinan 30 3.10 Sebaran Lokasi Kegiatan Program Strategis Ekonomi 38 4.1 Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal dan Keterkaitan dengan
Program Ekonomi Strategis Daerah 44
DAFTAR TABEL
3.1 PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2019 12 3.2 Kondisi Umum Kab. Sumedang 19 3.3 Profll dan Permasalahan Usaha Ekonomi Binaan SKPD 31 3.4 Kebutuhan Penduduk per Bulan Tahun 2019 32 3.5 Program Ekonomi Strategis Kabupaten Sumedang 34 3.6 Review Program Ekonomi Strategis Kabupaten Sumedang 39 4.1 Strategi dan Indikasi Kegiatan Kunci Pengembangan Ekonomi
Lokal 45
LAORAN AKHIR BP4D - INJABAR Unpad v
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pandemi Covid19 telah dirasakan telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan secara
fisik maupun non-fisik, dan salah satunya yaitu pada aspek ekonomi. Pengaruh Covid19
pada aspek ekonomi terjadi pada sisi produksi maupun permintaan. Sejumlah sektor
ekonomi terganggu langsung karena keterbatasan sumber daya, upaya social-
distancing, dan juga akibat terganggunya fungsi sektor-sektor distribusi. Sementara itu
ada sektor ekonomi lain terdampak karena menurunnya permintaan. Gangguan pada sisi
produksi ini menjadi penyebab menurunnya kegiatan ekonomi. Akibat menurunnya
kegiatan ekonomi tersebut dapat menurunkan pendapatan masyarakat. Penggunaan
tabungan (saving) masyarakat dapat mengatasi situasi ini, namun kemampuan dan daya
tahannya tidak merata di masyarakat. Pada situasi tersebut Pemerintah (Pusat, Provinsi
Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang) telah memberikan bantuan keuangan bagi
kelompok masyarakat yang paling membutuhkan (penduduk miskin). Selain itu gerakan
sosial masyarakat untuk saling membantu juga berkembang. Permasalahan yang terjadi
pada program, koordinasi dan permasalahan lapangan pada dasarnya merupakan cikal-
bakal pengembangan ekonomi lokal yang lebih tangguh dengan membangun
kelembagaan yang kuat. Dari landasan ini diharapkan akan memberikan efek multiplier
dan spillover.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang dan Injabar Universitas Padjadjaran
memahami situasi dan kondisi tersebut dan untuk masa yang akan datang dibutuhkan
suatu landasan komprehensif dan strategis yang tepat dalam bidang ekonomi lokal
Kabupaten Sumedang. Karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang dan Injabar
Universitas Padjadjaran berencana menyusun model pengembangan ekonomi lokal
dalam jangka menengah, sebagai langkah penting bidang ekonomi. Karakteristik
ekonomi Kabupaten Sumedang, letak dan kondisi geografis, serta karakteristik sosial
budaya penduduknya dapat menjadi driving forces yang patut dipertimbangkan.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud kegiatan adalah memberikan landasan bagi upaya pengembangan ekonomi lokal
dalam jangka menengah agar lebih terarah dan jelas tahapannya bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumedang maupun kepada stakeholders untuk berpartisipasi.
Tujuan kegiatan adalah (1) menganalisis profil ekonomi dan kebutuhan konsumi lokal
Kabupaten Sumedang dan (2) merancang roadmap pengembangan ekonomi lokal dalam
jangka menengah.
1.3 KELUARAN
Laporan dan roadmap pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Sumedang dalam
Jangka Menengah.
1.4 RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Menyusun kerangka pikir dan metodologi pelaksanaan kegiatan berdasarkan
pemahaman terhadap situasi-kondisi umum Kabupaten Sumedang.
2. Membentuk dan mengkoordinasikan Tim INJABAR Unpad dan Tim Pemerintah
Daerah Kabupaten Sumedang.
3. Mengumpulkan data dan informasi dari SKPD maupun data sekunder lainnya.
4. Menyusun konsep pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Sumedang.
5. Melaksanakan Focused Group Discussion secara bertahap.
6. Merancang roadmap pengembangan ekonomi lokal jangka menengah Kabupaten
Sumedang.
7. Melakukan rapat dan diskusi (potensial menggunakan daring).
8. Menyusun laporan dan mempresentasikan hasil.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 3
1.5 SUSUNAN LAPORAN
Susunan laporan ini terdiri dari lima bab. Bab pertama berisikan latar belakang hingga
ruang lingkup kegiatan. Bab kedua menjabarkan kerangka pikir berdasarkan referensi-
referensi dan metodologi untuk melaksanakan kegiatan. Bab ketiga membahas analisis
dan pembahasan tentang ekonomi, konsumsi, pembinaan ekonomi dan program
strategis ekonomi Kabupaten Sumedang dan Bab keempat berisi konsep pengembangan
ekonomi lokal, strategi dan kegiatan-kegiatan kunci hingga masa 5 tahun.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 4
BAB 2 KERANGKA PIKIR DAN METODOLOGI
2.1 KERANGKA PIKIR
Pengertian Pengembangan Ekonomi Lokal (Local Economic Development).
Pengertian Pengembangan Ekonomi Lokal agak sulitdapat didapatkan secara tegas dan
jelas karena beberapa faktor penyebab. Upaya pengembangan ekonomi lokal itu sendiri
pada dasarnya sudah berjalan dalam waktu cukup panjang, menjadi salah bagian dari
bagian dari program-program pemberdayaan masyarakat (community development).
Kemungkinan besar istilah formal Pengembangan Ekonomi Lokal muncul dari artikel
Helmsing (2003)1 yang berjudul Local Economic Development; New Generations of
Actors, Policies and Instruments in Africa. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa;
Local economic development (LED) is defined as a process in which partnerships between local governments, community and civic groups and the private sector are established to manage existing resources to create jobs and stimulate the economy of a well-defined area.
It emphasises local control, using the potentials of human, institutional and physical and area natural resources. Local economic development initiatives mobilise actors, organisations and resources, develop new institutions and local systems through dialogue and strategic actions.
It is important to stress here that new practices of local economic development contribute to creating new local institutions. The identification, recognition and participation of key stakeholders often culminate in new forms of local economic governance. These may consist of public or private ones, as well as partnerships. In many countries there has been a veritable explosion of differently constituted local economic development agencies, platforms, joint public – private commissions etc, that play a role in coordination, promotion and support. Specialization and localized learning may thus lead to the development of new tailor-made institutions, which in their turn enhance local capabilities. The broadening of the local institutional base is one of the central messages on local economic development.
1 Helmsing A. H. J. (2003). “Local economic development. new generations of actors, policies and instruments in Africa”, Public Administration and Development, Vol. 23, No. 1, pp. 67-76.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 5
Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa perubahan dalam pengembangan ekonomi
lokal terjadi karena (1) perubahan ekonomi politik pembangunan global, (2) perubahan
tekno-manajerial 'geo-ekonomi', dan (3) desentralisasi menciptakan peluang bagi para
aktor lokal untuk merespons dan mengambil pengembangan di tangan mereka sendiri.
Pengembangan ekonomi lokal telah didefinisikan sebagai proses kemitraan antara
pemerintah daerah, kelompok berbasis masyarakat dan sektor swasta dibentuk untuk
mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan kerja dan merangsang
ekonomi daerah. Penekanan praktek Pengembangan Ekonomi Lokal yaitu pada:
1. Kendali lokal
2. Memanfaatkan potensi manusia, sumber daya kelembagaan, fisik dan sumber
daya alam.
3. Memobilisasi aktor, organisasi dan sumber daya
4. Mengembangkan institusi baru dan sistem lokal melalui dialog dan tindakan
strategis.
Berbagai pengembangan selanjutnya terjadi, sesuai dengan konteks program yang
sedang dijalankan pada suatu wilayah, walaupun demikian substansi pokoknya relatif
sama. Diantara definisi dan penjelasan tentang pengembangan ekonomi lokal yaitu;
§ Local Economic Development (LED) is an approach towards economic development which allows and encourages local people to work together to achieve sustainable economic growth and development thereby bringing economic benefits and improved quality of life for all residents in a local municipal area. LED is intended to maximise the economic potential of all municipal localities throughout the country and, to enhance the resilience of the macro-economic growth through increased local economic growth, employment creation and development initiatives within the context of sustainable development. The “local” in economic development points to the fact that the political jurisdiction at a local level is often the most appropriate place for economic intervention as it carries alongside it the accountability and legitimacy of a democratically elected body.
§ OECD menjelaskan : The purpose of local development is to build the capacity of
a defined area to improve its economic future and the quality of life for inhabitants. Effective local development can reduce disparities between poor and rich places, add to the shocl of locally generated jobs and firms, increase overall private sector investment, improve the information flows with investors and developers, and increase the coherence and confidence with which local economic strategy is pursued.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 6
Berdasarkan pengertian dan komponen yang telah disebutkan di atas serta pengalaman
mengembangkan ekonomi lokal, maka program ini potensil dapat diterapkan di
Kabupaten Sumedang. Terlebih lagi bahwa kegiatan-kegiatan semacama ini tentu saja
secara parsial sudah diterapkan juga oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Karena itu
untuk lebih meningkatkan manfaat dan dampaknya hingga berkelanjutan, maka upaya
Pengembangan Ekonomi Lokal ini disusun dalam bentuk Roadmap dalam jangka
menengah. Roadmap ini disusun agar;
1. Kabupaten Sumedang dapat mengembangkan model ekonomi daerah secara
kreatif dan sinergis, dengan dukungan keahlian dari Universitas Padjadjaran
(sebagai warga Kab. Sumedang) secara komprehensif.
2. Membutuhkan dukungan dan komitmen SKPD sebagai penggerak dan partisipasi
stakeholders - secara bertahap – dari rencana aksi yang paling siap hingga yang
potensi kegiatan yang dapat dikembangkan di masa depan.
Posisi Roadmap Pengembangan Ekonomi Kabupaten Sumedang tersebut dalam
implementasi pembangunannya, dapat dilihat pada gambar berikut ini,
Gambar 2.1. Roadmap Pengembangan Ekonomi Lokal Kab. Sumedang
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 7
Pemetaan Kegiatan Ekonomi untuk Pengembangan Ekonomi Lokal.
Kerangka dasar perancangan ekonomi lokal dilakukan dengan memetakan berbagai
kegiatan ekonomi di Kabupaten Sumedang secara sistematis. Hasil pemetaan ini
selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan tahapan roadmap selama lima tahun ke
depan. Pemetaan dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada di Kabupaten
Sumedang. Secara umum, kegiatan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu;
§ Aliran Ekonomi Internal, yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan di Kabupaten
Sumedang dalam rangka penyediaan produk untuk kebutuhan konsumsi lokal
maupun produk yang digunakan sebagai input bagi kegiatan ekonomi lokal
lainnya (local demand). Bila mengacu pada gambar 2.2, maka yang termasuk
kategori ini adalah transaksi ekonomi tipe A dan B.
§ Aliran Ekonomi Eskternal, yaitu;
1. Kegiatan ekonomi yang dilakukan di Kabupaten Sumedang dalam rangka
penyediaan produk untuk kebutuhan konsumsi daerah lain maupun produk
yang digunakan sebagai input bagi kegiatan ekonomi daerah lainnya (non-
local demand). Bila mengacu pada gambar 2.2, maka yang termasuk
kategori ini adalah transaksi ekonomi tipe C dan D.
2. Kegiatan ekonomi di luar Kabupaten Sumedang yang produknya dibutuhkan
untuk konsumsi lokal maupun yang digunakan sebagai input bagi kegiatan
ekonomi local (non-local supply). Bila mengacu pada gambar 2.2, maka
yang termasuk kategori ini adalah transaksi ekonomi tipe E dan F.
Terhadap masing-masing kelompok tipe transaksi ekonomi tersebut, dibutuhkan strategi
pengembangan ekonomi lokal yang berbeda-beda. Setidaknya terdapat tiga pola
pengembangan ekonomi lokal berikut ini;
1. Pengembangan Ekonomi Lokal yang memperkuat penyediaan produk untuk
kebutuhan konsumsi lokal maupun produk yang digunakan sebagai input bagi
kegiatan ekonomi lokal lainnya (local demand), pada tipe A dan B. Apabila pola
ini semakin besar, maka perputaran ekonomi di wilayah tersebut akan semakin
besar dan tidak timbul kebocoran terlalu besar keluar daerah, dan menjadi
sumber ketahanan ekonomi.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 8
2. Pengembangan Ekonomi Lokal yang mendukung penyediaan produk untuk
kebutuhan konsumsi daerah lain maupun produk yang digunakan sebagai input
bagi kegiatan ekonomi di daerah lainnya (non-local demand). Apabila pola ini
semakin besar, maka kegiatan ekonomi lokal akan semakin membesar skalanya
dan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi penting lainnya.
3. Pengembangan Ekonomi Lokal yang dapat membuat manfaat lokal (local
benefit) lebih besar dari produk dibutuhkan untuk konsumsi lokal maupun yang
digunakan sebagai input bagi kegiatan ekonomi local (non-local supply) yang
berasal dari daerah lainnya.
Gambar 2.2. Aliran Produk Ekonomi Wilayah
Kegiatan-kegiatan ekonomi dari berbagai tipe tersebut sangat penting diketahui,
dipetakan, kemudian dianalisis, sebagai landasan setiap tahapan kegiatan dalam
penyusunan roadmpak pengembangan ekonomi lokal. Pemetaan tersebut juga menjadi
informasi penting dalam matching kebutuhan dan potensi lokal yang ada di Kabupaten
Sumedang.
Penyusunan Roadmap.
Pelaksanaan suatu tujuan pembangunan pada umum membutuhkan suatu Roadmap,
terlebih apabila lingkup luas dan multi pemeran. Demikian juga dengan pengembangan
ekonomi lokal di Kabupaten Sumedang ini, akan disusun suatu Roadmap. Roadmap
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 9
tersebut berfungsi pemandu dan perencanaan untuk mencapai tujuan tertentu melalui
pelaksanaan strategi yang ditampilkan secara singkat pada rentang waktu tertentu. Versi
roadmap ada berbagai macam. Namun demikian untuk kebutuhan kegiatan ini, Roadmap
yang akan disusun terdiri dari;
1. Analisis Situasi dan Kondisi, yaitu analisis terhadap kondisi internal (organisasi/
urusan organisasi) dan situasi yang melingkupinya berupa faktor eksternal saat
ini dan kecenderungan dalam jangka menengah.
2. Isu Strategis, yaitu hal-hal penting yang akan dipecahkan problematikanya di
masa yang akan data berdasarkan situasi dan kondisi.
3. Rumusan Tujuan, yaitu hal-hal yang akan dicapai pada kurun waktu tertentu (4-
5 tahun) dalam bentuk tahapan-tahapan.
4. Rumusan Strategi, yaitu pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
upaya pencapaian Tujuan.
5. Rumusan Rencana Aksi, yaitu langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai
perwujudan strategi dalam rangka mencapai tujuan. Dalam hal ini, Rencana Aksi
(indikasi kegiatan) sebagai acuan SKPD untuk menyusun Rencana Kegiatan
Tahunan dan mengkoordinasikan seluruh upaya Pengembangan Ekonomi Lokal
Kabupaten Sumedang.
2.2 METODOLOGI
Pandemi Covid19 telah dirasakan telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan secara
fisik maupun non-fisik, dan salah satunya yaitu pada aspek ekonomi. Pengaruh Covid19
hampir dirasakan disemua sektor terutama pada bidang ekonomi. Untuk itu Dalam
rangka meningkatkan potensi ekonomi lokal model pengembangan ini pun disusun.
Adapun metode pendekatan penyusunan model pengembangan ekonomi lokal ini
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait yang
berada di Kab. Sumedang. Metode penelitian kualitatif dilakukan dengan cara Forum
Group Discussion (FGD). Adapun rincian tahapan pelaksanaan kegiatan ialah sebagai
berikut:
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 10
1. Penyusunan Kerangka Analisis. Kerangka analisis dilakukan pada aspek
perekonomian dan kesejahteraan penduduk Kabupaten Sumedang. Aspek-aspek
analisis ini menjadi bagian penting dalam rencana penyusunan roadmap
pengembagan ekonomi lokal.
2. Pengumpulan Data dan Informasi, berupa data sekunder dan primer. Data sekunder
dikumpulkan dari BP4D Kabupaten Sumedang dan dari Badan Pusat Statistik,
khususnya untuk data PDRB dan Data Kesejahteraan. Data primer dikumpulkan dari
penyebaran kuesioner serta diskusi-diskusi kepada SKPD yang terkait dengan
Urusan Ekonomi.
3. Analisis Tahap-1, dilakukan pada data PDRB, kemiskinan menggunakan teknik
perhitungan pertumbuhan, kontribusi (share), dan klasifikasi. Perhitungan rasio-
rasio juga dilakukan untuk memperoleh bandingan antar indikator pada level berbeda
atau benchmarking. Data permasalah ditampilkan dalam bentuk peta untuk dapat
mengetahui orientasi wilayahnya.
4. Focus Group Discussion (FGD), dilakukan dengan melibatkan unsur BP4D dan SKPD
terkait urusan ekonomi melalui program dan kegiatan masing-masing. FGD dilakukan
sebanyak 3 kali, dengan fokus yang berbeda-beda. Proses FGD dipandu oleh
fasilitator, yang didahului oleh informasi dari narasumber.
5. Analisis Tahap-2, berisikan kegiatan-kegiatan analisis yang lebih mendalam terhadap
aspek-aspek kegiatan ekonomi lokal, ekonomi yang pemasarannya keluar daerah
dan kegiatan mendatangkan produk dari daerah lainnya.
6. Penyusunan Desain Model Pengembangan Ekonomi Lokal, yaitu menggunakan
seluruh data dan informasi serta analisis yang dilakukan yang dituangkan ke dalam
suatu grand desain yang berisi Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Rencana Aksi.
7. Penyusunan Laporan, yaitu pada intinya menyusun Laporan Akhir yang berisikan
total seluruh kegiatan dan roadmap pengembangan ekonomi lokal Kabupaten
Sumedang. Selain itu disusun juga Laporan Pendahuluan dan Kemajuan.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 11
BAB 3 ANALISIS KONDISI EKONOMI
3.1 PEREKONOMIAN KABUPATEN SUMEDANG
Kabupaten Sumedang secara konsisten memberikan kontribusi ekonomi yang terus naik
dari Tahun 2012-2019, yaitu dari 1,8% menjadi 2,4%. Pada Laju Pertumbuhan Ekonomi
(LPE), Kab. Sumedang cenderung berada diatas rata-rata LPE Jawa Barat sejak tahun
2015, yaitu tumbuh di atas 5% hingga 6%. Berdasarkan kondisi tersebut maka Kab.
Sumedang tampaknya potensi ekonomi lokal yang dapat mendukung pemulihan
ekonomi local pasca pandemi Covid 19.
Grafik 3.1 Ekonomi Kabupaten Sumedang Tahun 2012-2019
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 12
Tabel 3.1. PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2019 Harga Konstan 2010 (Rp.Jt)
2014 2015 2016 A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4.849.964,1 5.129.288,6 5.497.486,0 B Pertambangan dan Penggalian 25.030,2 26.857,5 27.166,8 C Industri Pengolahan 4.217.732,8 4.591.658,3 5.033.983,5 D Pengadaan Listrik dan Gas 68.494,0 80.399,7 99.577,6 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 5.858,1 6.225,7 7.160,8 F Konstruksi 2.078.239,7 2.522.434,5 2.723.252,2 G Perdagangan dan Reparasi Mobil & Motor 3.816.101,3 4.086.219,8 4.334.234,9 H Transportasi 1.054.179,1 1.303.134,1 1.440.808,4 I Penyediaan Akomodasi & Makan-Minum 978.021,2 1.067.125,8 1.206.145,4 J Informasi dan Komunikasi 618.262,6 723.614,2 826.154,2 K Jasa Keuangan dan Asuransi 909.476,8 1.027.250,8 1.176.419,6 L Real Estat 354.677,6 399.027,9 424.922,4 M,N Jasa Perusahaan 16.941,0 18.760,6 20.433,7 O Admn. Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial 1.522.200,6 1.699.092,9 1.795.515,3 P Jasa Pendidikan 1.243.014,2 1.469.276,8 1.631.815,6 Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 227.918,9 267.417,4 297.292,0 R,S T,U Jasa Lainnya 359.297,9 414.472,4 465.425,6
TOTAL 22.345.409,9 24.832.257,3 27.007.794,1 2017 2018 2019
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 6.025.408,1 6.413.509,9 6.738.129,9 B Pertambangan dan Penggalian 27.029,2 27.818,7 28.517,6 C Industri Pengolahan 5.442.265,3 6.194.812,4 7.082.725,8 D Pengadaan Listrik dan Gas 125.903,2 131.633,0 138.130,4 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 7.328,1 7.780,2 8.308,5 F Konstruksi 3.020.344,3 3.392.484,6 3.690.211,3 G Perdagangan dan Reparasi Mobil & Motor 4.713.992,1 5.098.142,9 5.547.966,3 H Transportasi 1.567.896,0 1.682.902,3 1.778.710,8 I Penyediaan Akomodasi & Makan-Minum 1.330.426,8 1.484.935,5 1.629.455,2 J Informasi dan Komunikasi 927.190,3 1.022.307,2 1.118.047,2 K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.341.952,1 1.469.511,6 1.613.671,6 L Real Estat 472.963,7 521.737,9 569.130,1 M,N Jasa Perusahaan 22.550,7 25.186,8 29.765,7 O Admn. Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial 1.881.674,9 1.995.161,4 2.109.270,7 P Jasa Pendidikan 1.867.495,3 2.116.475,6 2.317.498,5 Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 333.140,8 367.184,5 402.985,0 R,S T,U Jasa Lainnya 531.201,9 587.778,4 645.177,2
TOTAL 29.638.762,8 32.539.362,9 35.447.701,9
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 13
Struktur ekonomi Kabupaten Sumedang sebagai salah satu Kabupaten yang konsisten
memberikan kontribusi yang meningkat bagi Jawa Barat, sebagian besar bersumber dari
Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, yaitu mencapai 21,2%. Sektor lain yang
cukup memberikan kontribusi besar pada perekonomian Kab. Sumedang yaitu Sektor
Industri Pengolahan sebesar 19,1% dan Sektor Perdagangan dan Reparasi yang
mencapai 16,7%. Rincian lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut,
Grafik 3.2 Kontribusi Sektor Ekonomi Kab. Sumedang
Selanjutnya dapat dianalisis tingkat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten
Sumedang untuk mengetahui kecenderungannya untuk kemudian dapat menjadi
informasi bagi pembuatan keputusan bidang ekonomi dan yang bidang lain yang
berkaitan. Apabila laju pertumbuhan dan kontribusi sektor-sektor tersebut disandingkan,
maka seluruh sektor akan dapat dikategorikan ke dalam 4 kuadran seperti gambar
berikut;
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 14
Gambar 3.3. Klasifikasi Performa Ekonomi Kab. Sumedang
Keempat kuadran tersebut di atas:
§ Sektor yang termasuk memiliki kontribusi dan pertumbuhan tinggi yaitu Sektor Industri
Pengolaan dan Sektor Konstruksi. Sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor yang
sedang dominan saat ini.
§ Sektor yang termasuk memiliki kontribusi tinggi namun pertumbuhan rendah yaitu
Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, dan Sektor Pemerintahan. Sektor ini walaupun
saat ini memiliki kontribusi tinggi, namun ada kecenderungan semakin melambat
pertumbuhannya.
§ Sektor yang termasuk memiliki kontribusi rendah namun pertumbuhan tinggi yaitu
Sektor Penyediaan Makan-Minum, Sektor Transportasi, Sektor Jasa Perusahaan, Sektor
Kesehatan, Sektor Pendidikan, Sektor Informasi dan Komunikasi, Sektor Penyediaan
Listrik, dan Sektor Aneka Jasa. Sektor ini walaupun saat ini memiliki kontribusi kecil,
namun ada kecenderungan pertumbuhannya semakin tinggi.
§ Sektor yang termasuk memiliki kontribusi dan pertumbuhan rendah yaitu Sektor Real
Estat, Sektor Air Bersih, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor ini dapat
dikategorikan sebagai sektor yang minor saat ini.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 15
3.2 DAMPAK PANDEMI COVID19 TERHADAP PEREKONOMIAN
Berdasarkan data yang didapatkan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per-
tanggal 7 April 2020; tercatat setidaknya sebanyak 39.977 perusahaan pada sektor
formal yang menerapkan kebijakan merumahkan, serta melakukan pemberhentian
hubungan kerja (PHK) terhadap pekerjanya akibat pandemi Covid-19. Jika ditotal
terdapat 1.010.579 pekerja yang secara langsung terdampak kebijakan semacam ini.
Jika dirinci lebih lanjut, 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan mengalami dirumahkan,
sementara 137.489 pekerja lainnya mengalami PHK, berdasarkan data yang didapatkan
dari setidaknya 22.753 perusahaan. Sedangkan, jumlah perusahaan serta tenaga kerja
yang terdampak pada sektor informal beerada pada kisaran 34.453 perusahaan serta
189.452 orang pekerja. Adapun, dalam catatan kebijakan yang disusun oleh tim riset
SMERU, disebutkan bahwa angka tersebut belum dapat sepenuhnya menggambarkan
tingkat pengangguran di Indonesia secara sepenuhnya, sebab angka pengangguran dari
sektor informal dan angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan pun masih
belum dimasukkan pada angka proyeksi tersebut. Tim riset SMERU lebih lanjut
kemudian menjalankan simulasi penghitungan terkait peningkatan pengangguran secara
holistik sembari menghitung angka pengurangan penyerapan tenaga kerja dari berbagai
sektor usaha akibat fenomena kontraksi ekonomi hingga akhir Maret 2020. Dari hasil
simulasi SMERU tersebut, ditemukan bahwa TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)
mengalami peningkatan dari 4,99% pada Februari 2020 (berdasarkan figur BPS) menjadi
berada pada kisaran 6,17% – 6,65% pada Maret 2020. Peningkatan persentase tersebut
setara dengan peningkatan jumlah pengurangan serapan tenaga kerja yang mencapai
sekitar 1,6 juta hingga 2,3 juta jiwa.
Selain sektor tenaga kerja dampak Covid-19 juga menghantam beberapa sektor sosial-
ekonomi masyarakat yang berbeda. Sektor pariwisata dan perhotelan misalnya,
berdasarkan data yang dirilis oleh GDP Venture, terdapat adanya 737 hotel yang
mengalami penutupan atau sementara ditutup pada lima wilayah di Indonesia akibat
Covid-19. Lebih rinci lagi, sebanyak 304 hotel di Jawa Barat, 170 hotel di Bali, 98 hotel
di D.I. Yogyakarta, 90 hotel di Jakarta dan 75 hotel di Nusa Tenggara Barat. Bidang
lainnya adalah Industri manufaktur dan otomotif. Gabungan Industri Kendaraan
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 16
Bermotor Indonesia (Gaikindo) menerbitkan laporan pencatatan penjualan mobil
domestik tahun 2020 hingga data terbaru pada Maret 2020. Angka pada laporan tersebut
ternyata menurun jauh lebih rendah daripada figur yang sama pada tahun 2019. Pada
bulan Maret 2020 sendiri tercatat penjualan mencapai 76.800 unit atau turun sekitar
15,01% dibandingkan pada Maret 2019, pada 90.368 unit. Hingga saat ini penjualan
mobil di Indonesia terprediksi akan terus menurun akibat kebijakan PSBB yang membuat
showroom mobil tutup, dan juga karena saat ini mobil tidak lagi menjadi kebutuhan
utama di tengah pandemi. Pada tataran sosial-ekonomi, diobservasi juga terjadinya
peningkatan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak (kemungkinan besar akibat
stress yang terjadi selama pandemi berlangsung). Berdasarkan data dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan bahwa pada periode 2
Maret - 25 April 2020 terjadi sebanyak 275 kasus kekerasan yang dialami oleh
perempuan dewasa, dan terjadi sebanyak 368 kasus kekerasan terhadap anak.
Sektor lainnya yang mengalami pukulan berat selama pandemi adalah sektor usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM). Demikian merupakan penilaian dari Wakil Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo. Menurut Kartika "Memang
usaha menengah, kecil, dan mikro ini berdampak signifikan karena mereka tidak bisa
berusaha. Dan itu terasa sekali mulai bulan Februari, Maret, April, Mei, Juni itu, di mana
penutupan pasar-pasar, penutupan mal berdampak.
A. Dampak Covid-19 terhadap Sektor Kesehatan Indonesia
Secara umum pandemi menyerang sistem kesehatan Indonesia dalam 4 gelombang
yang berbeda:
1. Gelombang pertama adalah meningkatnya jumlah kasus positif, bahkan kematian
akibat COVID-19 di awal masa pandemi. Di Indonesia, gelombang pertama ini
dimulai pada awal Maret dengan temuan dua kasus positif pertama. Hingga waktu
penulisan telah ditemukan lebih dari 250.000 kasus positif COVID-19 dan
diekspektasikan kedepannya, jumlah ini akan semakin meningkat.
2. Gelombang kedua adalah dalam bentuk krisis keuangan rumah sakit. Pada bulan
April, Kementerian Kesehatan mengeluarkan kebijakan bagi rumah sakit untuk
mengurangi berbagai layanan praktik rutin kecuali dalam keadaan gawat darurat.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 17
Pada waktu yang sama masyarakat pun turut membatasi kunjungan ke rumah sakit
dikarenakan potensi tertular Covid-19. Pada saat yang bersamaan, pengeluaran
rumah sakit justru meningkat tajam. Rumah sakit harus melengkapi beragam sarana
prasarana serta peralatan untuk memitigasi dampak pandemi. Sebagai akibatnya,
beberapa rumah sakit mulai mengambil langkah efisiensi dengan merumahkan
karyawan mereka. Bahkan, lebih jauh Pemerintah Jawa Timur, salah satu daerah
paling terdampak Covid-19, sempat kehabisan anggaran dalam membiayai
operasional rumah sakit khusus pasien Covid-19 di daerah mereka. Saham-saham
rumah sakit nasional pun turut mengalami penurunan signifikan. Beberapa
diantaranya seperti; Saham Omni Hospital yang turun 51,26%, Mayapada Hospital
turun 45,37%, RS Royal Prima turun 35,26%, RS Hermina turun 20,98%, RS Siloam
turun 20,28%, dan RS Mitra Keluarga turun 12,77%). Dampak gelombang kedua ini
diperkirakan masih akan terus meningkat mengikuti tren peningkatan kasus Covid-
19 di Indonesia.
3. Gelombang ketiga adalah peningkatan angka infeksi, stres, serta kelelahan tenaga
kesehatan (nakes). Sebuah studi literatur menunjukkan prevalensi kecemasan yang
menimpa para nakes sepanjang pandemi Covid-19, cukup besar (23,2%) sementara
yang mengalami depresi berada pada kisaran 22,8% dari total 33.062 sampel nakes
yang diteliti. Studi lain yang dilakukan di negara Singapura dan India dengan
responden sebanyak 906 orang menemukan hasil bahwa 5,3% tenaga kesehatan di
kedua negara tersebut mengalami depresi. Di Indonesia hasil penelitian
menunjukkan sekitar 66% responden dari sebanyak 644 nakes mengalami
kecemasan, stres (55%), dan gejala depresi (23,5%), akibat Covid-19. Kedepannya,
beban kerja nakes juga diprediksi akan meningkat tajam. Hal ini antara lain
disebabkan karena beban ganda yang harus para nakes tanggung ketika gelombang
keempat mulai menghantam, sementara gelombang lain pun belum mereda.
4. Peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kronis. Gelombang ini
semakin meningkat belakangan ini, akibat sikap menunda-nunda perawatan oleh
para penderita penyakit kronis seperti gagal ginjal, kanker, jantung, dan stroke.
Secara global, berdasarkan data riset BBC,130.000 pasien non-Covid 19 meninggal
akibat tidak memperoleh layanan kesehatan yang semestinya mereka dapatkan.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 18
Namun, jika para pasien yang memiliki penyakit komorbid ini berusaha mencari
pertolongan akan kondisi mereka di rumah sakit, terdapat bahaya potensial akan
penyebaran Covid-19 itu sendiri.
Selain itu, faktor lain yang patut diperhatikan adalah ketidakpastian kondisi sosial-
ekonomi yang disebabkan oleh pandemi. Kondisi ini dapat meningkatkan prevalensi
stress dan kecemasan, sehingga menganggu kesehatan mental masyarakat
Indonesia. Hal ini terutama berbahaya bagi masyarakat yang sebelumnya telah
memiliki riwayat gangguan kecemasan, depresi, serangan panik, atau gangguan
obsesif kompulsif, dimana gejala-gejala tersebut dapat semakin meningkat di kala
pandemi.
B. Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Barat
Perekonomian Jawa Barat pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 2,73% (yoy), lebih
rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 2019 yang mencapai 4,11%
(yoy). Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2020 berada di bawah
pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 2,97% (yoy). Tertahannya laju
pertumbuhan, terjadi baik pada komponen pengeluaran maupun komponen lapangan
usaha, kecuali sektor konstruksi yang terpantau stabil. Perlambatan konsumsi RT
(Rumah Tangga) terjadi seiring dengan penurunan pendapatan masyarakat sebagai
dampak dari COVID-19 yang berujung PHK dan perumahan tenaga kerja di berbagai
sektor ekonomi yang terdampak COVID-19. Tidak hanya itu, investasi berupa
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh dibawah kemampuan normalnya,
seiring dengan menurunnya investasi fisik berupa barang modal akibat ketidakpastian
ekonomi yang tinggi, sehingga investor cenderung beralih pada instrumen investasi
yang dianggap aman, khususnya emas. Ditambah Ekspor juga terkontraksi, yang
diakibatkan oleh menurunnya volume perdagangan dunia akibat pelemahan
permintaan global menyusul kebijakan social distancing dan travel warning untuk
mencegah penyebarluasan COVID-19. Sementara impor mengalami kontraksi lebih
dalam seiring dengan perlambatan kinerja ekonomi China sebagai negara pemasok
bahan baku industri terbesar di Jawa Barat.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 19
Terakhir pelambatan kinerja industri pengolahan dipengaruhi oleh penurunan
permintaan ekspor oleh negara mitra dagang searah dengan kondisi perekonomian
global yang terkoreksi dalam pada triwulan I 2020. Hal ini juga dipengaruhi oleh
menurunnya kinerja rantai pasok global akibat COVID-19. Kinerja perdagangan juga
tertekan karena penurunan daya beli masyarakat akibat penurunan pendapatan,
disamping keterbatasan mobilitas masyarakat sebagai konsekuensi kebijakan
penanganan penyebaran COVID-19. Sementara itu, kinerja konstruksi yang masih
stabil seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek infrastruktur di Jawa Barat pada
awal tahun 2020, seperti Tol Cisumdawu dan Pelabuhan Patimban.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar mencatat pandemi Covid-
19 berimplikasi pada kinerja industri di Jawa Barat khususnya perkotaan. Pada triwulan
pertama tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) nasional dan Jawa Barat
mengalami penurunan. LPE Jawa Barat yang pada akhir tahun 2019 mencapai angka
5,07 persen turun menjadi 2,73 persen.
Salah satu dampak ekonomi yang terjadi ialah semua industri otomotif di Jawa Barat
menurunkan kapasitas produksinya menjadi 40% dikarenakan menurunnya
permintaan pasar akibat Covid-19. Selain itu terjadi juga dampak sosial akibat
pandemi yaitu merenggangnya interaksi sosial antar masyarakat pada beberapa bulan
terakhir. Hal tersebut dipicu karena adanya penerapan social distancing dan
pembatasan kegiatan masyarakat untuk beraktifitas dari rumah. Sedangkan pada
sektor lingkungan perkotaan terasa semakin bersih sehingga mengurangi beban
pencemaran di perkotaan. Hasil pemantauan kualitas air sungai Citarum pada masa
pandemi menunjukkan beban pencemaran dari industri berada dibawah ambang
batas dengan adanya penurunan aktivitas industri. Sedangkan pencemaran domestik
berada diatas baku mutu karena meningkatnya aktivitas di rumah.
Selain subsektor industri otomotif, subsektor elektronik, tekstil, dan produk tekstil
(TPT), dan alas kaki juga terdampak negatif. Sedangkan pada subsektor kimia,
farmasi, dan komunikasi terdampak positif. Hal tersebut dikarenakan adanya
keterbatasan dalam pergerakan sehingga menyebabkan aktivitas ekonomi ikut
menurun, yang kemudian menaikkan angka pengangguran dan kemiskinan.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 20
Berdasarkan data pada 5 Mei 2020, 14.029 orang terkena PHK dan 61.084 orang
dirumahkan. Mayoritas dari keduanya berasal dari subsektor industri TPT. Oleh
karenanya, angka kemiskinan di Jawa Barat pada tahun 2020 diperkirakan akan
mencapai kisaran 4,3 juta-5,6 juta, naik dari tahun 2019 yang berada pada angka 3,3
juta.
Menghadapi era adaptasi kebiasaan baru, sistem kesehatan perlu dikembangkan agar
dapat melayani seluruh masyarakat dengan baik. Sebelumnya Jawa Barat memiliki
54 rumah sakit yang menangani Covid-19, saat ini sudah tersedia 105 rumah sakit
menangani Covid-19 di Jabar. Gedung BPSDM milik Pemprov Jabar pun dikerahkan
menjadi ruang isolasi mandiri bagi Orang Dalam Pemantauan dan Pasien Dalam
Pemantauan. Dari 27 Kabupaten/Kota, 20 diantaranya sudah memiliki laboratorium
kesehatan untuk menangani Covid-19.
Pada sektor ekonomi, pemulihan ketenagakerjaan perlu dilakukan hingga seluruh
masyarakat Jawa Barat kembali memiliki pekerjaan. Ditambah dengan sektor
pariwisata yang kini mulai dibuka secara bertahap dan tetap memperhatikan protokol
adaptasi kebiasaan baru, membangun kembali infrastruktur, mengembangkan sistem
pangan, membangkitkan kembali gairah investasi, serta pemulihan industri dan
perdagangan perlu dilakukan dalam adaptasi sosioekonomik dampak pandemi Covid-
19.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 21
C. Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Barat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang, pada tahun 2020 ini mengalami
penurunan hingga 20% (dua puluh persen) akibat pandemi Covid-19 terutama dari
sektor restoran, hotel dan tempat hiburan. Penurunan jumlah PAD tersebut karena
selama pandemi Covid-19, tiga sektor usaha tersebut terdampak pandemi dan terpaksa
harus dilakukan pembatasan hingga akhirnya tidak pemasukan sangat minim. Meskipun
demikian, menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, pihaknya akan terus
melakukan pengendalian dan pengawasan sehingga PAD dapat dioptimalkan sebaik
mungkin. Per-akhir Agustus, PAD sudah mencapai 50% (lima puluh persen) yang
didapatkan, dikutip dari https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5148846/imbas-
pandemi-covid-19-pad-sumedang-turun-20-persen (yang diakses pada 1 Oktober 2020
pukul 19.36 WIB).
Pemerintah Kabupaten Sumedang sendiri menargetkan PAD pada tahun ini yakni
Rp 474 miliar dengan pendapatan paling besar yakni dari kontribusi pajak daerah sekitar
Rp 194 miliar. Seperti dilansir dari https://jabar.tribunnews.com/2020/08/27/akibat-
pandemi-covid-19-ekonomi-merosot-pad-sumedang-pun-turun-20-persen (diakses
pada 30 September 2020 pukul 13.22 WIB).
Akibat pandemi juga, berdampak secara tidak langsung kepada penarikan pajak
bumi dan bangunan (PBB) di Kabupaten Sumedang. Target per-Agustus yang
direncanakan dapat mencapai 45%, baru dicapai sebanyak 30% untuk penarikan Pajak
Bumi dan Bangunan. Implikasinya, serapan pajak yang ditargetkan di tahun 2020
sebesar Rp.54 Miliar. Seperti yang diberitakan di
https://jabar.tribunnews.com/2020/08/30/selama-pandemi-covid-19-penarikan-pbb-di-
sumedang-mandeg-ekonomi-warga-nyungsep (yang diakses pada 30 September 2020
pukul 15.48 WIB), ini mengharuskan setiap stakeholders terkait untuk berpikir keras
sehingga pendapatan dari sektor ini dapat dioptimalkan tanpa membebani masyarakat
luas.
Akibat pandemi juga, selain optimalisasi pendapatan daerah, serapan dana harus
dioptimalisasi semaksimal mungkin. Ini karena guna mencegah mini resesi, peredaran
uang di masyarakat harus semakin diperluas untuk kebutuhan konsumtif. Dalam rencana
strategisnya, Pak Dony Ahmad Munir hendak mengentaskan kemiskinan dengan
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 22
estimasi penurunan angka kemiskinan antara 0,8% - 1% di tiap tahunnya. Namun karena
kondisi pandemi seperti sekarang, perlu dilakukan refocusing anggaran dan didapat
sekitar Rp.58 Miliar untuk dibelanjakan sebagai APBD, seperti yang dituliskan di
https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01740876/dprd-sumedang-minta-bupati-
efektfikan-anggaran-rp58-miliar-untuk-pemulihan-ekonomi (yang diakses pada 30
September 2020 pukul 13.37 WIB). Selanjutnya, anggaran tersebut diharapkan dapat
digunakan se-efektif mungkin untuk membuat pelbagai macam kebutuhan yang
menyangkut hajat hidup warga Sumedang.
Per-bulan Agustus 2020, Kabupaten Sumedang memiliki UMKM sebanyak 38.000. Data
ini didapat dari Pak Wowo Sutisna sebagai Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian,
dan Perdagangan yang mana 38.000 UMKM tersebut mungkin bukanlah jumlah
sebenarnya (bisa jadi lebih banyak karena angka tersebut hanyalah yang mengajukan
bantuan insentif sebesar Rp.2,4 juta dari pemerintah) Seperti yang dilansir pada
https://regional.kompas.com/read/2020/09/02/16481571/peminat-modal-kerja-umkm-
rp-24-juta-di-sumedang-membeludak-kuota-15000-yang?page=all) (yang diakses pada
30 September 2020 pukul 15.50 WIB).
Selain sektor wirausaha mikro-menengah tersebut, pertanggal 28 Mei 2020, terdapat
27.748 karyawan yang terdampak pandemi covid-19. Komposisi terdampaknya
bervariasi, ada yang dirumahkan (sekitar 25.247 orang), ada pula yang di-phk (290
orang), serta ada pula yang diputus kontraknya (sekitar 2.211 orang). Hal tersebut
disampaikan oleh Kepala Divisi Penempatan dan Perluasan Ketenagakerjaan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumedang, Asep Rahmat.
Hal tersebut diberitakan di https://kapol.id/ada-27-748-karyawan-di-sumedang-
terdampak-covid-19/ (yang diakses pada 30 September 2020 pukul 15.54 WIB).
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 23
3.3 KESEJAHTERAAN PENDUDUK
Dalam hal pengembangan ekonomi lokal, faktor kesejahteraan penduduk menjadi sangat
penting, karena fokusnya juga untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
penduduk miskin. Dalam hal kemiskinan, di Kabupaten Sumedang terdapat empat
kecamatan dari total 26 kecamatan yang tingkat kemiskinannya berada dibawah 9,22%
yaitu Jatinangor, Ranca Kalong, Sumedang utara, dan Paseh. Tingkat persentase
kemiskinan terbesar terdapat di Kecamatan Sukasari, Cisitu, Ujung Jaya, dan Jati
Nunggal dengan persentase antara16,30% sampai 18,07%.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 24
Gambar 3.4 Peta Sebaran Persentase Penduduk Miskin di Kab. Sumedang
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 25
Kasus balita stunting di Kab. Sumedang masih menjadi masalah untuk saat ini. Hampir
semua kecamatan memiliki kasus balita stunting terutama di Kecamatan Jatinangor,
Pamulihan, Ranca Kalong, Sumedang Utara, dan Cimalaka dengan jumlah kasus
sebanyak 529 hingga 631. Hal yang menarik adalah justru beberapa daerah yang
mempunyai persentase kemiskinan yang besar seperti Kecamatan Sukasari, Cisitu dan
Ujung Jaya memiliki kasus balita stunting yang cenderung lebih sedikit dibandingkan
dengan Kawasan lain yang memiliki tingkat kemiskinan lebih rendah. Kasus balita
stunting pada Kecamatan Sukasari, Cisitu dan Ujung Jaya berada dibawah 117 kasus.
Gambar 3.5 Jumlah Balita Stunting di Kab. Sumedang
Secara persentase, kecamatan yang mempunyai kasus balita stunting terbesar beradai
di kecamatan Tanjung Medar dan Ranca Kalong dengan persentase diantara 19,55% dan
23.28% (Gambar 3.6).
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 26
Gambar 3.6 Persentase Balita Stunting Kab Sumedang
Dengan menghubungkan lokasi produsen/pemasok dengan jumlah penduduk miskin
dan kebutuhan pemenuhan asupan gizi untuk mengurangi kasus balita stunting maka
akan dapat dibuatkan peta strategi untuk pengembangan ekonomi lokal Kab. Sumedang.
Sebagai contoh jika pemasok berada Sumedang Selatan maka dapat berkontribusi
kepada daerah yang membutuhkan disekitarnya seperti Kecamatan Cimanggung,
Pamulihan dan Sumedang utara. Dengan adanya sinergitas antara pemasok dan
pemerintah maka akan dapat menyelesaikan beberapa masalah yang ada di Kab
Sumedang contohnya kemiskinan dan bayi stunting, sekaligus meningkatkan ekonomi
lokal.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 27
Gambar 3.7 Peta Pola Pemasok Kebutuhan Setempat
Kondisi umum kecamatan di Kab Sumedang terkait kemiskinan dan kasus bayi stunting
dapat dilihat di Tabel 3.1. Jika dilihat secara umum, kondisi Kecamatan Pamulihan
menjadi kecamatan yang perlu mendapat perhatian.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 28
Tabel 3.2 Kondisi Umum Kab. Sumedang
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 29
Gambar 3.8 Kondisi Multikriteria Kemiskinan & Bayi Stunting
3.4 INISIASI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
Dalam bentuk pengembangan ekonomi local Kab. Sumedang, salah contoh inisiasinya
membuat sinergitas terkait banyak sektor terutama Pemerintah Daerah, Pemerintah
Kabupaten dan pelaku usaha lokal dari Program KUBE. Dalam inisiasinya pasar
pengguna produk bagi menjadi 3, yaitu (1) captive market, yaitu pasar yang sudah pasti,
dalam pasar ini pemerintah memasok kebutuhan keluarga mikin yang mendapat
program bantuan melalui produk dari KUBE, (2) local market, pasar ini perlu didekati
oleh pemerintah sebagai pemasok kebutuhan masyarakat terdekat dengan bantuan
program minor, dan (3) eksternal market, pasar ini merupakan pasar yang akan
ditargetkan sebagai konsumen produk lokal yang dijual diluar daerah Kab. Sumedang.
Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.9.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 30
Gambar 3.9 Inisiasi Ekonomi Lokal Penanggulangan Kemiskinan
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 31
3.5 PRODUKSI LOKAL
Pemerintah Kabupaten Sumedang, melalui SKPD telah melakukan berbagai program dan
kegiatan ekonomi yang dapat menjadi bagian penting bagi upaya pengembangan
ekonomi lokal. Berikut ini beberapa produk yang telah mendapat ‘treatment’ dari SKPD,
ukuran usaha, lokasi, pemasaran, permasalahan yang dihadapi dan program pemerintah
yang diterapkan. Adapun ringkasan hasilnya sebagai berikut,
Tabel 3.3 Profil dan Permasalahan Usaha Ekonomi Binaan SKPD
Produk Size Lokasi Pemasaran Masalah Pindang ikan
§ Mikro-kecil § Pelaku cukup banyak
Banyak tersebar dekat produksi ikan, namun yang khas Tanjungkerta
Lokal hingga luar kabupaten
• Kurang promosi & informasi
• Permodalan • Pengolahan Ikan asin
Jatigede § Mikro-kecil § Pelaku cukup banyak
Jatigede, Darmaraja, Wado, Jatinunggal
Nuget ikan
§ Mikro-kecil § Pelaku sedikit
Wado
Susu sapi segar
§ Kecil, menengah § Pelaku cukup banyak
Tanjungsari, Pamulihan, sebagian Cimanggung, Rancakalong
Lokal hingga luar kabupaten
• Populasi ternak menurun • Keterbatasan pakan • Kekurangan standar
kandang • Pengembagan
pengolahan masih kurang
• Regenerasi pelaku usaha menurun
• Biaya produksi masih tinggi dibandingkan harga
Telur itik § Pelaku sedikit. Peternak musiman.
§ Mikro
Lokal dan internal kabupaten
• Populasi sedikit • Subsisten • Keterbatasan pakan
Telur ayam ras
§ Variatis 100-20.000 ekor
§ Kecil, Menengah § Pelaku Sedikit
Sumedang Utara, Cisarua, Situraja, Rancakalong, Tanjungmedar, Tanjungsari, Cimanggung, Buahdua, Cimalaka, Tanjungkerta, Sumedang Selatan
Lokal dan internal kabupaten
• Populasi masih sedikit, kurang mencapai skala ekonomi sehingga kalah bersaing dengan produk Jawa Tengah dan Jawa Timur
• Keterbatasapakan Telur puyuh
§ Variasi 500-2.000 ekor
§ Sumedang Selatan >5.000
§ Mikro-Kecil § Pelaku sedikit
Cimalaka, Sumedang Utara, Sumedang Selatan, Conggerang, Ujungjaya, Tomo, Darmaraja, Wado, Jatinunggal, Sukasari, Cimanggung
Lokal dan internal kabupaten
• Populasi masih sedikit • Usaha masih coba-coba • Keterbatasan pakan
Sumber : Hasil survei
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 32
Pada produk pindang ikan, ikan asin Jatigede, dan nuget ikan, program Pemerintah
Daerah yang dilakukan antara lain; (1) Pembinaan kelompok pemasaran hasil perikanan,
(2) Promosi dan pameran, (3) Bantuan sarana, prasarana pengolahan dan pemasaran,
dan (4) Umumnya skala kecil/intensif dan kurang intensif.
Pada produk susu sapi segar, telur itik, telur ayam ras dan telur puyuh, program
Pemerintah Daerah yang dilakukan antara lain; (1) Pengembangan bibit pada badan
usaha/kelompok peternak, namun skala kecil dan kurang intensif, (2) Pengembangan
ternak, dan (3) Peningkatan pengelolaan dan pemasaran serta asuransi ternak sapi pada
badan usaha/kelompok, namun program kurang intensif.
3.6 KONSUMSI PRODUK DARI LUAR DAERAH
Di wilayah Kabupaten Sumedang, konsumsi penduduk ada yang disediakan dari
produksi setempat maupun dari luar daerah Kabupaten Sumedang. Berbagai produk
yang didatangkan dari luar, ada yang sepenuhnya memang tidak diproduksi di
Sumedang dan adapula yang sebagian juga diproduksi di Sumedang. Produk-produk
yang sepenuh didatangkan tersebut terutama produk-produk pabrik yang terstandar
dalam skala menengah-besar. Pada produk ini dapat didentifikasi produk-produk yang
jumlahnya banyak didatangkan ke Kabupaten Sumedang. Dalam kegiatan
pengembangan ekonomi lokal ini, pada produk-produk seperti ini Pemerintah Daerah
dapat mengkreasi manfaat bagi penduduk Kabupaten Sumedang hingga membangun
jejaring dengan perusahaan-perusahaan besar pemasok produk tersebut. Adapun
produk-produk dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut ini,
Tabel 3.4 Kebutuhan Penduduk per Bulan Tahun 2019
§ Kategori : Produk Jadi Industri Pengolahan § Asal : Luar daerah § Produsen : Umumnya perusahaan menengah-besar
Rokok Kretek Filter 324.900 Bungkus Rokok Kretek Tanpa Filter 267.600 Bungkus Rokok Putih 89.550 Bungkus Kopi instan 957.310 Bungkus Mie Instan 558.300 Bungkus Gula Pasir 26 Ton
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 33
Susu Cair Pabrik 51.900 Bungkus Susu Kental Manis 34.550 Bungkus Teh bubuk 27.350 Bungkus Tepung Terigu 25 Ton Susu Bubuk Bayi 6 Ton Bubur bayi kemasan 5.750 Bungkus Susu Bubuk 3,2 Ton § Kategori : Produk pertanian § Asal : Luar daerah § Produsen : Umumnya pertanian mikro-kecil-menengah
Kentang 19 Ton Apel 6,5 Ton § Kategori : Produk pertanian § Asal : Sebagian dari luar daerah § Produsen : Umumnya pertanian mikro-kecil-menengah
Bawang merah 165 Ton Bawang putih 11 Ton Jeruk 47,5 Ton Kol/kubis 12,7 Ton Wortel 10,3 Ton § Kategori : Produk peternakan § Asal : Sebagian besar dari luar daerah § Produsen : Umumnya usaha mikro-kecil-menengah
Daging Ayam Ras 59,6 Ton Daging sapi 2,9 Ton Telur Itik/Telur Itik Manila 0,14 Ton Daging diawetkan 0,46 Ton § Kategori : Produk industri olahan § Asal : sebagian besar dari luar daerah § Produsen : Umumnya usaha menengah-besar
Air Teh Kemasan 157.250 Botol Sari Buah Kemasan 154.400 Botol Air Kemasan 143.900 Botol Air Kemasan Galon 47.586 Galon § Kategori : Produk Jadi Industri Pengolahan § Asal : sebagian dari luar daerah § Produsen : Umumnya perusahaan mikro-kecil
Minyak Kelapa 6.150 Liter Sambal Jadi 4.990 Bungkus Minyak dan Kelapa Lainnya 2.356 Liter Gula merah 13,5 Ton
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 34
3.7 PROGRAM EKONOMI STRATEGIS KABUPATEN SUMENDANG
Pada periode saat ini Pemerintah Kabupaten Sumedang memiliki Program Strategis yang berskala besar. Program tersebut sebagai bentuk program inisiatif daerah atau kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan bahkan ada yang didorong untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Sebagian besar program fokus pada sektor pariwisata, karena keberhasilannya akan membawa rantai ekonomi yang panjang hingga pada ekonomi lokal. Karena itu upaya pengembangan ekonomi lokal ini pada beberapa bagian dikolaborasikan dengan program-program strategis ini. Program ini dapat menjadi semacam jangkar (anchor) bagi ekonomi lokal, ketika program strategis direalisasikan. Sebelum program diterapkan, maka rencana-rencana aksi pengembangan ekonomi lokal sudah dirancang untuk mengantisipasinya.
Adapun program strategis, deskripsi, lokasi, penerima manfaar dan SKPD yang menjadi leading sector dapat diringkas pada tabel berikut ini,
Tabel 3.5 Program Ekonomi Strategis Kabupaten Sumedang
N O
PROGRAM STRATEGIS
DESKRIPSI LOKASI PENERIMA MANFAAT
SKPD
1 Pengembangan Pariwisata Tipe 2 Jatigede
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Destinasi Wisata, meliputi : Forest Walk, Take off paralayang, Kuliner Buricak Burinong, Landing paralayang, Floating Market dan Situs Terapung [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, meliputi : Pemberdayaan Bumdes, Kompepar, pokdarwis, Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata), Pengembangan Rumah menjadi Homestay, dan Pengembangan seni dan budaya
Desa Pakualam dan Desa Karangpakuan Kecamatan Darmaraja
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pakualam dan Desa Karangpakuan (rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha (UMKM) setempat : Membuka Tenaga Kerja (Kompepar/pokdarw is), Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata) dan Pengembangan Rumah menjadi Homestay
Leading Sektor : Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga. Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD
2 Pengembangan KUBE
Tujuan : Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam Kelompok Usaha Bersama berbasis potensi lokal, meliputi : Pemberdayaan berupa usaha Kuliner, Jasa, pembuatan Cenderamata, pasar kaget pemanfaatan potensi lokal.
Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Cisitu, Kecamatan Jatinunggal dan Kecamatan Jatigede
Masyarakat (rumah tangga, Keluarga miskin DTKS dan Non DTKS) yang tergabung dalam KUBE
Leading Sektor : Dinas Sosial Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD - Dinas Pariwisata
Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga
- Dinas Pertanian Ketahanan Pangan
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 35
N O
PROGRAM STRATEGIS
DESKRIPSI LOKASI PENERIMA MANFAAT
SKPD
- Dinas Perikanan dan Peternakan
- Disnakertrans 3 Pembangunan
Creative Center Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Destinasi Wisata baru berbasis seni dan budaya, meliputi Sarana prasarana Creative center, Sarana prasarana pengembangan wisata berbasis ekonomi kreatif [2] Pengembangan ekonomi kreatif masyarakat, meliputi 16 Sub Sektor Ekonomi Kreatif : Seni Tari, Seni Lukis, Photografi, Kuliner dan sebagainya.
Kecamatan Sumedang Selatan
Komunitas, kelompok ekonomi kreatif
Leading Sektor : Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga. Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD - Dinas Sosial - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
4 Pembangunan Geotheater
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Destinasi Wisata baru berbasis seni dan budaya, meliputi : Sarana prasarana Geotheater, Sarana prasarana pengembangan wisata Geotheater (sarana prasarana permainan berbasis seni dan Budaya, Kuliner dan sarana penunjang lainnya [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, meliputi : Pemberdayaan seniman dan Budayawan, Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata), dan Pengembangan Rumah menjadi Homestay
Desa Sukamaju, Desa Sukahayu, Desa Pamekaran dan Desa Nagarawangi Kecamatan Rancakalong
Seniman dan Budayawan, Masyarakat Adat (rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha (UMKM) setempat), kompepar dan pokdarwis
Leading Sektor : Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga. Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD - Dinas Sosial - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
5 Pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Ubi Cilembu
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan KST berbasis Agrowisata dan smart farming Ubi Cilembu, meliputi : Sarana prasarana Smart Farming Ubi Cilembu, Sarana prasarana Agrowisata Ubi Cilembu, dan Sarana prasarana pengolahan dan pemasaran Digital
[2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui
Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan dan Kawasan IG Ubi Cilembu (Kec. Pamulihan, Kec Tanjungsari, Kec. Sukasari dan Kec. Rancakalong
Petani, Pengolah, Pedagang dan Asosiasi (rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha setempat)
Leading Sektor : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD - Dinas Perikanan
dan Peternakan - Dinas Sosial - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 36
N O
PROGRAM STRATEGIS
DESKRIPSI LOKASI PENERIMA MANFAAT
SKPD
pemberdayaan masyarakat, meliputi : Peningkatan produksi melalui Budidaya Ubi Cilembu dengan pola smart farming, Peningkatan nilai tambah masyarakat melalui Pengembangan pengolahan dan pemasaran Ubi Cilembu berbasis Digital, dan Pengembangan Rumah menjadi Homestay
6 Pembangunan Mesjid dan Menara Alkamil Panenjoan Jatigede
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Destinasi Wisata baru berbasis seni dan budaya, meliputi : Pembangunan Mesjid, Pembanganan Menara, Pembangunan sarana prasarana wisata lain (Kuliner, Parkir, Taman dll) [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat (Tenaga Kerja, suplay bahan baku, pedagang kuliner, pokdarwis, kompepar, dll)
Desa Jemah Kecamatan Jatigede
Masyarakat Desa Jemah (rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha setempat)
Leading Sektor : Disperkimtan Pendukung : - DiskopUMKMIndag - DPMD - Dinas Pertanian
Ketahanan Pangan - Dinas Perikanan
dan Peternakan - Dinas Pariwisata
Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga
- Dinas Sosial - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
7 Pengembangan Destinasi Wisata Pemandian Air Panas Sekarwangi
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Destinasi Wisata, meliputi : Pembangunan sarana prasarana pemandian air panas sekarwangi [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, meliputi : Pemberdayaan Bumdes, Kompepar, pokdarwis, Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata), Pengembangan Rumah menjadi Homestay, dan Pengembangan seni dan budaya
Kecamatan Buahdua
Pemberdayaan Masyarakat (rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha (UMKM) setempat : Membuka Tenaga Kerja (Kompepar/pokdarw is), Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata) dan Pengembangan Rumah menjadi Homestay
Leading Sektor : Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Pendukung : - DiskopUMKMIndag - DPMD - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
8 Pengembangan Destinasi Wisata Batu Dua
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Destinasi Wisata, meliputi : Sarana
Desa Cimarga Kecamatan Cisitu
Pemberdayaan Masyarakat Desa Cimarga (rumah tangga, keluarga tidak mampu,
Leading Sektor : Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 37
N O
PROGRAM STRATEGIS
DESKRIPSI LOKASI PENERIMA MANFAAT
SKPD
prasarana Take off paralayang, Kuliner, Landing paralayang, dan Terminal Wisata [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, meliputi : Pemberdayaan Bumdes, Kompepar, pokdarwis, Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata), Pengembangan Rumah menjadi Homestay dan Pengembangan seni dan budaya
pelaku usaha (UMKM) setempat : Membuka Tenaga Kerja (Kompepar/pokdarw is), Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata) dan Pengembangan Rumah menjadi Homestay
Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
9 Pembangunan Sport Center Sumedang
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Sport Center, meliputi : Sarana prasarana Olahraga indoor dan outdor, Sarana Prasarana Kuliner, Sentra UMKM, Sarana Bermain, Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Terintegrasi Tahura Gn. Kunci Gn Palasari. [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, meliputi : Pengembangan UMKM dan penataan PKL
Kecamatan Sumedang Selatan
Pemberdayaan Masyarakat sekitar Sport Center (rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha (UMKM) setempat : Membuka Tenaga Kerja, Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata) dan PKL
Leading Sektor : Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga. Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
10 Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jatigede
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Destinasi bertaraf internasional, meliputi : Sarana prasarana Wisata, Sarana Prasarana Kuliner, Sentra UMKM, Sarana Bermain, Ruang Terbuka Hijau dan sarana prasarana penunjang lainnya. [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, meliputi : Pengembangan UMKM dan penyerapan tenaga kerja
Desa Cijeungjing, Desa Cipicung, Desa Jemah, dan desa Ciranggem Kecamatan Jatigede
Pemberdayaan Masyarakat (rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha (UMKM) setempat : Membuka Tenaga Kerja, Pengembangan UMKM (Kuliner, Cenderamata)
Leading Sektor : Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga. Pendukung : - DisKopUMKMIndag - DPMD - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
11 Pengembangan Kawasan Industri BUTOM (Buah Dua, Ujungjaya dan Tomo)
Tujuan: [1] Pengembangan Wilayah Ekonomi melalui pengembangan Kawasan Industri, meliputi : Infrastruktur Kawasan Industri dan Perijinan
Kecamatan Buahdua, Kecamatan Ujungjaya dan Kecamatan Tomo
rumah tangga, keluarga tidak mampu, pelaku usaha setempat
Leading Sektor : DiskopUMKMIndag Pendukung : - DPMD - Dinas Pertanian
Ketahanan Pangan
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 38
N O
PROGRAM STRATEGIS
DESKRIPSI LOKASI PENERIMA MANFAAT
SKPD
pengembangan Kawasan Industri. [2] Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam kawasan industry (Tenaga Kerja, suplay bahan baku, dll)
- Dinas Perikanan dan Peternakan
- Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga
- Dinas Sosial - Disnakertrans - Dinas LHK - Dinas PUPR - Dinas Perkimtan
Gambar 3.10 . Sebaran Lokasi Kegiatan Program Strategis Ekonomi
Merujuk pada gambar peta persebaran program strategis ekonomi Kabupaten
Sumedang di atas, rancangan realisasi penguatan potensi dalam jangka 4 – 5 tahun ke
depan akan mengoptimalkan sektor wisata guna memperkuat daya tarik Kabupaten
Sumedang itu sendiri di mata pelancong, terutama pelancong domestik. Implikasinya,
wisata domestic di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sumedang dapat menjadi sektor
potensial guna menggerakkan ekonomi kreatif. Tentunya, selain pariwisatanya, warga
setempat akan terdorong untuk mencari keuntungan dengan hadirnya Kawasan wisata
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 39
tersebut, baik dengan menjual barang dagangan yang menjadi ciri khas daerah tersebut,
contohnya, Cilembu yang terkenal akan Ubinya), dan juga menjual jasa seperti di daerah
destinasi wisata Batu Dua dan Pemandian Air Panas Sekarwangi yang tentunya akan
membutuhkan sumber daya manusia untuk mengelolanya. Hal tersebut juga sesuai
dengan salah satu poin Visi Bupati Kabupaten Sumedang periode 2018 - 2023, Dony
Ahmad Munir, yaitu kreatif yang merujuk pada kreatif ekonominya.
Selain itu, dengan melihat pada rencana realisasi program strategis di tabel sebelumnya,
pemerintah Kabupaten Sumedang perlu melibatkan stakeholders guna menjalin
kolaborasi untuk merealisasikan program-program strategis tersebut. Ini merupakan
kesempatan yang baik untuk membuka komunikasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak
selain instansi pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang, hingga kawasan-kawasan
destinasi wisata tersebut dapat menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar untuk
Kabupaten Sumedang apabila dikelola secara akuntabel dan profesional. Adapun review
terhadap program ekonomi strategi tersebut dapat diringkas pada tabel berikut
Tabel 3.6 Review Program Ekonomi Strategis Kabupaten Sumedang
RENCANA PRIORITAS
REVIEW DAN REKOMENDASI
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jatigede untuk Destinasi Wisata Internasional. § Pengembangan Wilayah Ekonomi Destinasi Pariwisata
yang meliputi penyediaan sarana prasarana wisata, kuliner, sentra UMKM, Ruang Terbuka Hijau, sarana bermain dan penunjang
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat meliputi pengembangan UMKM dan penyerapan tenaga kerja
Pengembangan Destinasi Wisata Jatigede Tipe 2 § Pengembangan Wilayah Ekonomi Destinasi Wisata
berbasis sumber daya alam Waduk Jatigede, melalui kegiatan membangun atraksi wisata (forest walk, lokasi take off-landing paralayang, floating market, situs terapung, kuliner Buricak Burinong)
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan: pemberdayaan Bumdes, Kompepar, Pokdarwis, UMKM kuliner dan cinderamata, pengembangan momestay masyarakat dan pengembangan seni dan budaya
§ Anchor destinasi sudah ada § Atraksi wisata belum terbentuk,
bersifat temporer dan perlu perencanaan event untuk optimalisasi pemanfaatan. Dapat ditawarkan kerjasama BUMD- Swasta atau sebagian dengan komunitas.
§ Usaha ekonomi masyarakat sudah spesifik namun perlu dipertimbangkan kecukupan potensi pasar.
Pembangunan Destinasi Wisata Creative Center
§ Anchor destinasi belum terbentuk
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 40
RENCANA PRIORITAS
REVIEW DAN REKOMENDASI
§ Pengembangan Wilayah Ekonomi Destinasi Wisata berbasis seni dan budaya, melalui penyediaan sarana prasarana Creative Center.
§ Pengembangan usaha 16 sub ekonomi kreatif melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat meliputi seni tari, lukis, fotografi, kuliner, dll
§ Atraksi wisata bersifat temporer dan belum terancang secara terstruktur, sehingga perlu perencanaan event untuk optimalisasi pemanfaatan. Dapat ditawarkan kerjasama BUMD- Swasta atau dengan komunitas.
§ Usaha ekonomi masyarakat sudah spesifik namun perlu dipertimbangkan kecukupan potensi pasar.
Pembangunan Destinasi Wisata Geotheater § Pengembangan Wilayah Ekonomi Destinasi Wisata
berbasis seni dan budaya melalui penyediaan Sarana prasarana geotheater, atraksi wisata berupa sarana prasarana permainan berbasis seni dan budaya,
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada seniman dan budayawan, UMKM kuliner dan cideramata serta pengembangan homestay masyarakat.
§ Anchor destinasi belum terbentuk § Atraksi wisata bersifat temporer
sehingga perlu perencanaan event untuk optimalisasi pemanfaatan. Dapat ditawarkan kerjasama BUMD-Swasta,
§ Usaha ekonomi masyarakat kurang spesifik atau belum teridentifikasi
Pembangunan Destinasi Wisata Masjid Al Kamil dan Menara Panenjoan (Landmark) Jatigede; § Pengembangan Wilayah Ekonomi Destinasi Wisata
Religius meliputi pembangunan Masjid dan Menara Al- Kamil, dan pembangunan amenitas wisata lain (kuliner, parkir, taman dll)
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat kompepar, pokdarwis dan usaha kuliner.
§ Anchor destinasi belum terbentuk § Atraksi wisata bersifat temporer
sehingga perlu perencanaan event untuk optimalisasi pemanfaatan. Dapat ditawarkan kerjasama BUMD-Swasta,
§ Usaha ekonomi masyarakat kurang spesifik atau belum teridentifikasi
Pengembangan Destinasi Wisata Air Panas Sekarwangi; § Pengembangan Wilayah Ekonomi Destinasi wilayah
meliputi pembangunan atraksi Pemandian Air Panas Sekarwangi
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat meliputi Bumdes, Kompepar, Pokdarwis, UMKM kuliner & cinderamata, homestay masyarakat dan pengembangan seni-budaya
§ Anchor destinasi sudah ada § Atraksi wisata sudah ada bersifat
kontinyu dan dapat ditawarkan kerjasama BUMD-swasta
§ Usaha ekonomi masyarakat kurang spesifik atau belum teridentifikasi
Pengembangan Destinasi Wisata Batu Dua; § Pengembangan Wilayah Ekonomi Destinasi wilayah
meliputi lokasi take-off dan landing paralayang, kuliner, terminal wisata
§ Anchor destinasi belum terbentuk § Atraksi wisata bersifat temporer
dapat ditawarkan kerjasama BUMD-swasta
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 41
RENCANA PRIORITAS
REVIEW DAN REKOMENDASI
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat meliputi Bumdes, Kompepar, Pokdarwis, UMKM kuliner & cinderamata, homestay masyarakat dan pengembangan seni-budaya
§ Usaha ekonomi masyarakat kurang spesifik atau belum teridentifikasi
Pembangunan Sport Center Cigugur Sumedang § Pengembangan Wilayah Ekonomi berbasis Sport
Center, meliputi penyediaan sarana prasarana olahraga indoor dan outdor, kuliner, sentra UMKM, RTH Perkotaan Terintegrasi Tahura Gn. Kunci Gn Palasari.
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat meliputi pengembangan UMKM dan penataan PKL
§ Anchor sudah terbentuk, namun
ekosistem berupa Tahura sudah ada.
§ Potensi pemanfaatan fasilitas bersifat temporer, perlu perencanaan event untuk optimalisasi pemanfaatan. Dapat ditawarkan kerjasama BUMD- Swasta,
§ Usaha ekonomi masyarakat kurang spesifik atau belum teridentifikasi
Pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) berbasis potensi lokal pada usaha kuliner, jasa, pembuatan cinderamata, pasar kaget pemanfaatan potensi lokal.
§ Anchor kegiatan sudah terbentuk
yaitu Bendungan Jatigede. § Usaha ekonomi masyarakat
kurang spesifik atau belum teridentifikasi, potensi pasar perlu dipertimbangkan.
Pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Ubi Cilembu. § Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi Wilayah
Ekonomi melalui pengembangan KST yang meliputi penyediaan sarana-prasarana Smart Farming Ubi Cilembu, Agrowisata dan sarana-prasarana pengolahan dan pemasaran Digital.
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada smart farming budidaya Ubi Cilembu, peningkatan nilai tambah dan pemasaran digital serta pengembangan homestay masyarakat.
§ Anchor kegiatan sudah terbentuk
yaitu area pertanian Ubi Cilembu. § Rencana dan peran stakeholders
sudah disusun § Usaha ekonomi masyarakat
kurang spesifik atau belum teridentifikasi, potensi pasar perlu dipertimbangkan.
Pengembangan Kawasan Industri Butom (Buah Dua, Ujung Jaya dan Tomo). § Pengembangan Kawasan Industri Wilayah Ekonomi
yang meliputi pengembangan infrastruktur kawasan industri dan perijinan pengembangan kawasan industri.
§ Pemberdayaan ekonomi masyarakat kawasan industri untuk penyerapan tenaga kerja dan pasokan bahan baku.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 42
BAB 4 ROADMAP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
4.1. KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
1. Pengembangan Ekonomi Lokal Kabupaten Sumedang adalah upaya untuk
menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi dengan melibatkan pelaku usaha mikro-
kecil-menengah yang dikelola individu, kelompok masyarakat, koperasi, BUMDes
hingga BUMD Kabupaten Sumedang sebagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk secara luas.
2. Pengembangan ekonomi lokal tersebut dikaitkan prosesnya dengan program
unggulan ekonomi Kabupaten Sumedang maupun Provinsi Jawa Barat di Sumedang
yang sudah ada seperti;
• Pengembangan Pariwisata Jatigede untuk Kawasan Ekonomi Khusus
Pariwisata
• Pengembangan Pariwisata Jatigede dengan Pembangunan Landmark Menara
Panenjoan dan Masjid Al-Kamil
• Pembangunan Destinasi Wisata Geotheatre
• Pembangunan Kawasan Sains Teknologi (KST) Ubi Cilembu
• Pengembangan Destinasi Wisata Air Panas Sekarwangi
• Pengembangan Destinasi Wisata Batu Dua
• Pengembangan Creative Center
• Pengembangan Sport Center Cigugur
• Pengembangan Kawasan Industri Butom
3. Strategi pengembangan ekonomi lokal ini dibuat untuk rentang waktu 5 tahun.
4. Strategi yang ditempuh meliputi;
• Pengembangan Ekonomi Basis Sumber Daya Lokal: mengembangkan usaha
mikro-kecil di Kabupaten Sumedang dengan memanfaatkan potensi sumber
daya lokal pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan industri
pengolahan/kerajinan.
LAPORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 43
• Pengembangan Usaha Mikro-Kecil pada Pasar Terprogram: mengembangkan
usaha ekonomi lokal untuk melayani kebutuhan bahan-bahan pokok dalam
pelaksanaan program bantuan sosial untuk keluarga tidak mampu dan keluarga
dengan anak stunting.
• Membangun Jejaring UMKM berpusat di Creative Center: memaksimumkan
manfaat Creative Center Sumedang sebagai pusat inovasi dan jejaring
pengembangan usaha mikro-kecil.
• Memanfaatkan Potensi Produk Dominan dari Luar Daerah: menciptakan
manfaat maksmimal dari produk-produk jadi dari luar daerah (tidak diproduksi
di Sumedang) yang banyak dikonsumsi oleh penduduk Kabupaten Sumedang.
• Membangun Peran BUMD dalam Jejaring Ekonomi Lokal; meningkatkan peran
BUMD PT. Kampung Makmur menjadi bagian penting dalam pengembangan
ekonomi masyarakat sekaligus menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Sumedang.
5. Strategi tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain (lihat diagram), sehingga
hasil salah satu strategi, bisa jadi kemudian ada yang ditindaklanjuti oleh strategi
lain.
6. Leading sector dalam pelaksanaan strategi ini terutama oleh Bappppeda, SPKD
teknis pada bidang tertentu, dan BUMD PT. Kampung Makmur secara sinergis dan
kolaboratif.
7. Strategi dan Kegiatan Kunci ini penting untuk dijadikan referensi bagi SKPD untuk
menyusun rencana kegiatan tahunan secara terpadu dan kolaboratif dengan
stakeholders. Setiap tahun kegiatan-kegiatan kunci perlu direview dan disesuaikan
dengan perkembangan situasi dan kondisi.
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 44
4.2. STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
Pengembangan Usaha Mikro-
Kecil pada Pasar Terprogram
Pengembangan Ekonomi Basis Sumber Daya
Lokal
STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB. SUMEDANG
Membangun
Jejaring UMKM berpusat di
Creative Center
Pengembangan KEK Pariwisata Jatigede,
Destinasi Jatigede lainnya dan KUBE
Pengembangan Destinasi
Wisata Geotheater
Pengembangan Kawasan Sains (KST) Teknologi Ubi
Cilembu
Pengembangan Destinasi Wisata Sekarwangi dan
Batu Dua
Membangun Peran BUMD dalam Jejaring Ekonomi Lokal
Memanfaatkan Potensi Produk Dominan dari Luar Daerah
Pengembangan Creative Center
Pembangunan Sport Center
Cigugur
Pengembangan Kawasan Industri Butom
Gambar 4.1. Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal dan Keterkaitan dengan Program Ekonomi Strategis Daerah
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 45
4.3. KEGIATAN KUNCI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
Tabel 4.1. Strategis dan Kegiatan Kunci Pengembangan Ekonomi Lokal
STRATEGI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO- KECIL LOKAL PADA PASAR TERPROGRAM
[1] Penyiapan program bantuan sosial pada keluarga pra-sejahtera dan balita stunting yang dapat difasilitasi oleh ekonomi lokal.
[1] Fasilitasi usaha ekonomi lokal masyarakat untuk mendukung program bantuan sosial pada keluarga pra- sejahtera dan balita stunting yang dilakukan pada skala kecil untuk ujicoba dan percontohan.
[1] Perluasan usaha ekonomi lokal masyarakat (kelompok masyarakat, koperasi/ BUMDes) untuk mendukung program bantuan sosial, termasuk lokasi KUBE.
[1] Perluasan usaha ekonomi lokal masyarakat untuk mendukung program bantuan sosial.
[1] Perluasan jenis produk untuk program bantuan sosial yang dapat didukung oleh penyediaan pasokan lokal.
[2] Penyiapan sasaran dan lokasi program bantuan sosial dan identifikasi pelaku usaha masyarakat (kelompok masyarakat, koperasi/ BUMDes) sebagai calon pemasok.
[2] Updating data sasaran dan lokasi program bantuan sosial
[2] Updating data sasaran dan lokasi program bantuan sosial
[2] Updating data sasaran dan lokasi program bantuan sosial
[2] Updating data sasaran dan lokasi program bantuan sosial
Pemilihan dan penyiapan kelompok usaha masyarakat untuk perluasan program
Pengkajian dan penyiapan produk lain untuk memasok program bantuan sosial maupun lainnya.
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 46
STRATEGI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5 pendukungan bantuan Memfasilitasi jejaring Membangun pasokan
sosial. Peduli Masyarakat untuk kebutuhan jejaring membentuk komunitas komunitas altruistik sosial. dari produk lokal
Membuka jejaring eksternal (luar daerah) untuk turut memberikan bantuan sosial dengan pasokan kebutuhan dari produk lokal.
Penyerapan produk lokal Membantu mengakses untuk pasokan kegiatan pasar melalui Pemda Kab. Sumedang, penguatan keterkaitan berupa produk kuliner, dengan program- cinderamata dan lain program prioritas sebagainya, hasil jejaring ekonomi. Creative Center
MEMBANGUN Memfasilitasi Menginisiasi jejaring Meningkatkan kapabilitas Peningkatan Membangun jejaring JEJARING UMKM pemanfaatan Creative- usaha mikro-kecil di Kab. Creative Center dengan kehandalan kapabilitas ekonomi kreatif dengan BERPUSAT DI Center untuk Sumedang didukung dukungan teknologi produksi melalui daerah lain. CREATIVE mendukung kegiatan sistem informasi dan informasi dan peningkatan skala CENTER UKM (sebagai pusat teknologi. komunikasi. usaha dan sofistikasi
konsultasi produk, produk pada usaha desain produk, desain mikro kecil logo, pemasaran digital, proses produksi dan sebagainya).
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 47
STRATEGI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5 Menyusun potensi
permintaan produk pada tingkat desa untuk memperkirakan potensi pasar lokal dan potensi pemasok lokal di desa (kelompok usaha masyarakat/ BUMDes).
Identifikasi perluasan pasar di daerah sekitar Kab. Sumedang dan/atau promosi ke luar daerah oleh pimpinan/ tokoh daerah ketika keluar daerah.
Perluasan pemasaran produk usaha mikro- kecil ke luar daerah dengan inisiasi/ fasilitasi pemerintah daerah
Mengembangkan jejaring pemasaran paket wisata antar destinasi wisata dan desa-desa wisata unggulan
Mengembangkan jejaring wisata terintegrasi Sumedang dan jejaring dengan destinasi wisata penting di luar Kab. Sumedang
PENGEMBANGAN EKONOMI BASIS SUMBER DAYA LOKAL (Produk Peternakan, Pertanian, Perikanan)
Penyiapan usaha mikro-kecil dan BUMDes binaan SKPD (asesmen jenis produk, kuantitas, kontinuitas, daya saing) sebagai basis aktivitas jejaring usaha.
Meningkatkan dukungan produksi untuk mencapai skala ekonomi (melalui konsolidasi usaha kelompok maupun individu yang memiliki potensi pasar besar)
Memperluas peningkatan skala produksi untuk mencapai skala ekonomi – produksi dengan cara konsolidasi dalam usaha kelompok Meningkatkan dukungan pembiayaan perbankan - melalui bank & lembaga keuangan daerah – pada usaha-usaha yang bankable.
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 48
STRATEGI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5 Menginisasi program
transaksi kebutuhan produk desa dan antar desa oleh kelompok usaha masyarakat/BUMDes) yang difasilitasi oleh pemerintah daerah.
Perluasan penerapan transaksi kebutuhan produk desa dan antar desa oleh kelompok usaha masyarakat/BUMDes) yang difasilitasi oleh pemerintah daerah
Adopsi produk dominan dari luar daerah ke dalam transaksi kebutuhan produk desa dan antar desa oleh kelompok usaha masyarakat/BUMDes dalam jejaring BUMD
Usaha pemasaran pulsa desa oleh usaha kelompok masyarakat dan BUMDes
Perluasan usaha pemasaran pulsa desa oleh usaha kelompok masyarakat dan BUMDes
Sofistikasi perluasan layanan oleh usaha kelompok masyarakat dan BUMDes
Penilaian daya serap pasar (buyer) eksisting dan indentifikasi perluasan pasar domestik (kebutuhan program pemerintah, kebutuhan lokal) dan pasar luar daerah bersama BUMD
Mengaktifasi hubungan dengan pembeli skala besar misalnya dengan dukungan transportasi pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk bersama BUMD.
[1] Membangun hubungan dengan pembeli skala besar misalnya dengan dukungan transportasi pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk bersama BUMD.
[2] Aktivasi skala pilot untuk produk pemasok industri besar. Bila diperlukan, dapat dilakukan dengan fasilitasi pemerintah daerah.
Peningkatan kehandalan kapabilitas dan keberlanjutan produksi pada usaha ekonomi pemasok industri besar dalam jejaring usaha BUMD
Perluasan produksi usaha ekonomi pemasok industri besar dalam jejaring usaha BUMD
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 49
STRATEGI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5 Meningkatkan pemasaran
produk lokal dengan mengadakan event-event daerah pada pengembangan wisata Jatigede, Air Panas Sekarwangi, Batu Dua, Geotheatre
Pengembangan usaha ekonomi lokal dari pembiayaan CSR (PKBL) dari perusahaan produk dominan dari luar daerah pada usaha ekonomi berbasis sumber daya lokal
MEMANFAATKAN [1] Analisis produk Penjajagan peluang Penyiapan kerjasama dan Inisiasi pemasaran Melakukan inovasi POTENSI dominan dari luar kerjasama dengan produk pemasaran produk produk dominan luar perluasan dengan PRODUK daerah yang dominan luar daerah dominan jadi luar daerah daerah dengan jejaring ekonomi lokal DOMINAN DARI digunakan/ dikonsumsi untuk (1) pemasaran untuk pengemasan lokal pengemasan lokal atau desa dengan produk LUAR DAERAH secara luas oleh produk dikaitkan dengan (tepung terigu, minyak pemasaran lokal dalam luar daerah
masyarakat, berupa program sosial goreng, gula pasir, dsb) jejaring BUMD. kebutuhan pokok pemerintah daerah, (2) dengan BUMD. (minyak goreng, terigu, jejaring pemasaran gula pasir), produk hingga desa oleh usaha komplemen (mie kelompok masyarakat instant, susu, pulsa, atau BUMDes (3)
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 50
STRATEGI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5 dsb) dan kebutuhan
strategis (BBM) [2] Penyusunan dasar hukum dan persiapan implementasi program.
pengemasan oleh usaha lokal.
Membangun kerjasama CSR (PKBL) dengan produsen produk dominan dalam jejaring distribusi.
Inisiasi usaha ekonomi lokal dari pembiayaan CSR (PKBL) pada usaha ekonomi berbasis sumber daya lokal.
Pengembangan usaha ekonomi lokal dari pembiayaan CSR (PKBL) pada usaha ekonomi berbasis sumber daya lokal.
Inisiasi penyediaan akses komunikasi desa dari pembiayaan CSR
Perluasan jangkau komunikasi desa dari pembiayaan CSR
Peningkatan CSR untuk pemanfaatan jaringan komunikasi data bagi pengembangan ekonomi hingga pelaksanaan birokrasi pembangunan.
Penyiapan kerjasama dan pemasaran pulsa hingga tingkat desa melalui usaha kelompok masyarakat dan BUMDes
Perluasan pengembangan pemanfaatan usaha pulsa hingga tingkat desa melalui usaha kelompok masyarakat dan BUMDes
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 51
STRATEGI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5 MENINGKATKAN PERAN BUMD DALAM JEJARING EKONOMI LOKAL
Menyusun business plan usaha pengemasan, pengolahan dasar dan pemasaran produk ubi cilembu dan khususnya di KST.
Market sounding kerjasama pemerintah dan badan usaha
Inisiasi operasi dan pemasaran
Perluasan pemasaran hingga ke luar daerah Sumedang
Sofistikasi produk KST Ubi Cilembu
Menyusun business plan pengelolaan destinasi wisata.dengan Creative Center
Market sounding kerjasama pemerintah dan badan usaha untuk pengelolaan destinasi wisata
Pemasaran destinasi wisata dalam jejaring pariwisata Creative Center.
Menyusun rencana bisnis pendukungan UMK untuk rantai pasok dengan usaha besar dan Kawasan Industri Butom
Memasarkan dan memantau Kawasan Industri Butom.
Menginisiasi pembangunan rantai pasok dengan usaha besar maupun pada Kawasan Industri Butom.
Menyusun business plan usaha pengemasan dan pemasaran produk- produk dominan dari luar daerah.
[1] Market sounding kerjasama pemerintah dan badan usaha.
[2] Menginisasi bisnis distributif pada produk- produk dominan dari luar daerah, secara kompetitif.
Memasarkan produk dominan dari luar daerah ke dalam sistem transaksi kebutuhan produk desa dan antar desa oleh kelompok usaha masyarakat/BUMDes
Memperluas jaringan bisnis distributif pada produk-produk dominan dari luar daerah secara kompetitif, termasuk ke daerah lain
LAORAN AKHIR
BP4D - INJABAR Unpad 52
LAORAN AKHIR BP4D - INJABAR Unpad 1