Lansia

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta (1983) telah disepakati bahwa keperawatan adalah " suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang didasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia". Dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang diberikan berupa bantuian-bantuan kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan dan atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Pada makalah ini akan dibahas secara singkat asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia di tatanan klinik (clinical area), dimana pendekatan yang digunakan adalah proses keperawatan (Yura and Walsh,1983) yang meliputi pengkajian (assessment), merumuskan diagnosa keperawatan (Nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan (intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation) dan melakukan evaluasi (Evaluation) 1

description

lanjut usia

Transcript of Lansia

Page 1: Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta (1983) telah disepakati bahwa

keperawatan adalah " suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang didasarkan

pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual

yang didasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia". Dalam hal ini asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada individu,

keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit yang mencakup seluruh

kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang diberikan berupa bantuian-bantuan kepada

pasien karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya

kemampuan dan atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara

mandiri.

Pada makalah ini akan dibahas secara singkat asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia

di tatanan klinik (clinical area), dimana pendekatan yang digunakan adalah proses

keperawatan (Yura and Walsh,1983) yang meliputi pengkajian (assessment), merumuskan

diagnosa keperawatan (Nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan

(intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation) dan melakukan

evaluasi (Evaluation)

Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut

usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain: Untuk lanjut usia yang masih aktif,

asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan

mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku,

mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang

sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.

Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu

diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya

sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau

petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet).

1

Page 2: Lansia

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan instruksional Umum

Setelah mengerjakan tugas ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang

Asuhak Keperawatan pada Lansia dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta di

dunia keperawatan.

1.3.2 Tujuan Instruksional Khusus

a. Untuk mengetahui definisi Aging proses

b. Untuk mengetahui

c. Untuk mengetahui

d. Untuk mengetahui

e. Untuk mengetahui

1.4 Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam memahami Asuhan

Keperawatan pada Lansia

b. Bagi Institusi

Menambah referansi dalam praktek pengajaran

c. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan pada Lansia

2

Page 3: Lansia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan karakteristik

menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi

kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi “ketidamampuan” dan bahkan

kematian (Cox, 1984).

2.2 Tujuan

a) Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari –hari secara mandiri dengan:

Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut

dengan jalan perawatan dan pencegahan.

b) Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien

lanjut usia (life support)

c) Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan maupun

akut)

d) Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa

yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu

e) Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu

penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu

pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN dan PERKEMBANGAN PADA TAHUN-TAHUN

TERAKHIR KEHIDUPAN

Perkembanagn manusia merupakan perkembangan kontinu seseorang kea rah

peningkatan kompleksitas dan keragaman. Perkembangan manusia dilihat sebagai proses

dinamis yang membawa seseorang ke tingkat eksistensi yang lebih tinggi, lebih memuaskan.

Perkembangan manusia telah dipelajari dalam kaitannya dengan gabungan sifat-sifat biologis,

pengalaman hidup pribadi, ketergantungan seseorang dengan lingkungan, dan proses interaksi

social yang mengubah orang tersebut. Perkembangan manusia ini paling banyak dipelajari

3

Page 4: Lansia

melalui analisis tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai seseorang dengan waktu yang

berbeda dalam kehidupannya.

Lansia memiliki potensi untuk melanjutkan pertumbuhan yang telah mereka mulai sejak

awal kehidupan. Reed mendukung dasar pemikiran ini, dengan mengatakan bahwa “penuaan

sejak lama berhubungan dengan penurunan daripada perkembangan… tetapi, teori dan informasi

empiric menyatakan bahwa perkembangan merupakan proses seumur hidup dan dapat terjadi

dalam bentuk perubahan dan perburukan fisik yang nyata yang umumnya berkaitan dengan

proses penuaan”. Henri Matisse member contoh yang sangat baik tentang kemampuan mengaatsi

perubahan fisik karena penuaan. Pada usia 84tahun, meskipun terbaring di tempat tidur, ia

menghasilkan beberapa lukisan yang sangat berani dan indah.

Tugas-tugas perkembangan

HAVIGHURST

Tugas-tugas perkembangan adalh tugas-tugas yang muncul “dari atau pada periode

tertentu dalam kehidupan individu, pencapaian yang berhasil dilakukan akan membawa

kebahagiaan dan keberhasilan pada tuga-tugas yang akan datang, tetapi jika pencapaian tersebut

gagal, akan membawa individu tersebut kea rah ketidak bahagiaan, tidak disetujui oleh

masyarakat, dan kesulitan menyelesaikan tugas-tugas. Definisi ini menjelaskan bahwa tugas-

tugas perkembangan merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk memfasilitasi perkembangan

seseorang dan menyatakan lebih jauh secara tidak langsung bahwa manusia bertanggung jawab

atas perkembangan mereka sendiri.

Tugas perkembangan muncul dari banyak sumber. Tugas-tugas tersebut muncul dari

kematangan fisik, tekanan budaya dari masyarakat, dan nilai serta aspirasi pribadi. Usia lanjut

adalah periode yang memuat tugas perkembangan unik yang harus dicapai. “tugas perkembangan

utama pada lansia adalah mengklarifikasi, memperdalam, dan menemukan fungsi seseorang yang

sudah diperoleh dari proses belajar dan beradaptasi seumur hidup. Ahli teori perkembangan

meyakini bahwa sangatlah penting bagi lansia untuk terus tumbuh, berkembang, dan mengubah

diri mereka jika ingin mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.

ERICSON

Teori perkembangan psikososial Erickson “memperluas pemahaman factor-faktor yang

terlibat dalam perkembangan kepribadia untuk memasukkan kekuatan-kekuatan social”. Teori ini

menggambarkan tantangan atau kebutuhan untuk menghadapi setiap tahap dari 8tahap

4

Page 5: Lansia

pengelompokkan usia dan menyatakan bahwa kekuatan ego dicapai jika setiap tahapan tersebut

sudah berhasil diselesaikan. Erickson merupaka salah satu orang pertama yang membahas

perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan. Menurut Erickson, perasaan puas dialami

ketika integritas ego berhasil dicapai dengan keberhasilan melewati seluruh tahapan tersebut.

Kepuasan dimanifestasikan melalui konsep diri yang positif dan sikap positif terhadap

kehidupan. Meskipun teori terkait memerlukan pengelompokkan usia yang spesifik, teori

tersebut bukan suatu alat untuk menunjukkan kemajuan linear. Jika suatu tahap sudah berhasil

dicapai, tahapan tersebut tidak perlu dikuasai untuk hidup. Demikian juga, isu-isu dari suatu

tahap yang dapat muncul lebih dini atau lebih lambat daripada usia kehidupan, menurut Erickson

cenderung lebih banyak terjadi. Sebagai contoh, lansia daoat mengalami masalah yang berkaitan

dengan identitas versus kebingungan peran, sedangkan remaja dapat menghadapi pertanyaan

yang berkaitan dengan integritas versus keputusasaan.

Tugas perkembangan utama dari semua kelompok usia adalah integritas ego versus

keputusasaan, dengan kebijaksanaan yang baik lain. Integrasi adalah “penerimaan terhadap satu-

satunya siklus kehidupan sebagai sesuatu yang harus terjadi, dan tidak boleh digantikan”.

Keputusasaan terjadi ketika terdapat kekecewaan terhadap hidup seseorang. Manusia yang gagal

memerima kehidupannya sementara pada saat yang bersamaan menyadari bahwa tidak ada

waktu untuk memulai kembali arah baru akan merasa putus asa. Kegagalan mencapai integritas

ego dapat muncul sebagai kemuakkan dan ketakutan terhadap kematian. Lemiakan tersebut dapat

muncul sebagai sikap tidak menghargai terhadap diri sendiri atau orang tertentu, atau orang lain

secara umum.

PECK

Tugas tunggal Eriksen sudah mencakup semuanya;tugas tersebut menggabungkan tugas-

tugas yang di kemukakan oleh ahli teori lainnya dengan lebih spesifik.Peck adalah salah satu ahli

teeori yang memperhalus tugas tunggal lansia menurut Eriksen.Peck mengonseptualisasi 3 tugas

yang berisi pengaruh dari konflik antara perbedaan integritas dan keputusasaan.

Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja.tugas ini membutuhkan pergeseran sistem

nilai seseoran,yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang dan mendefinisikan

kembali peran kerja mereka.Penilaian ulang ini mengarahkan lansia untuk mengganti

peran yang sudah hilang dengan peran dan aktifitas baru.Selanjutnya,lansia mampu

5

Page 6: Lansia

menemukan cara-cara baru memandang diri mereka sendiri sebagai orang yang berguna

selain peran orang tua dan okupasi.

Body,transcendence versus preokupasi tubuh.sebagian besar lansia mengalami beberapa

penurunan fisik.Untu beberapa orang,kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan

fisik.Orang-orang tersebut mungkin mengalami kesulitan terbesar dalam mengabaikan

status fisik mereka.Orang lain memiliki kemampuan untuk terlibat dalam kesenangan

psikologis dan aktivitas sosial sekalipun mereka mengalami perubahan dan

ketidaknyamanan fisik.Peck mengemukakan bahwa dalam sistem nilai mereka,”sumber-

sumber kesenangan mereka dan mental dan rasa menghormati diri sendiri dapat

mengabaikan kenyamanan fisik semata”.

Transendensi ego versus preokupasi ego.Peck mengemukakan bahwa cara paling

konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat di definisikan:”hidup secara

dermawan dan tidak egois yang merupakan prospek dari kematian personal (the night of

ego),yang bisa di sebut paras dan perasaan kurang penting dibandingkan pengetahuan

yang telah di peroleh seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang

daripada yang dapat di cakup oleh ego seseorang”.Manusia menyelesaikan hal ini melalui

warisan mereka,anak-anak mereka,kontribusi mereka pada masyarakat,dan persahabatan

mereka.Mereka ingin membuat hidup lebih aman,lebih bermakna,atau lebih bahagia bagi

orang-orang yang akan meneruskan hidup setelah kematian.Untuk

mengklarifikasi,individu yang panjang umur cendrung lebih khawatir tentang apa yang

mereka lakukan daripada tentang siapa mereka sebenarnya.Mereka hidup di luar diri

mereka sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secara egosentris.

Kemudian untuk mencapai integritas,seseorang harus mengembangkan kemampuan

untuk mendefinisikan diri kembali,untuk melepas identitas okupasi,untuk bangkit dari

ketidak nyamanan fisik,dan untuk membentuk makna pribadi yang melampaui jangkauan

pemusatan diri.Walaupun tujuan-tujuan tersebut patut di hargai,mungkin di rasa sulit oleh

beberapa lansia.Tidak semua lansia memiliki ketabahan atau energi untuk tertawa

menghadapi kesengsaraan atau akibat dari datangnya usia tua.Stenbeck

menyatakan:khususnya pada usia tua,minat aktif yang diambil dalam perawatan kesehatan

preventif dan pertahanan dari penyakit kronis yang adekuat dan di perlukan merupakan

6

Page 7: Lansia

“preokupasi” terhadap tubuh.Ketika stamina tubuh menurun dan berkembang menjadi

sakit,terdapat tanda-tanda disabilitas dan kematian,preokupasi depresif terhadap tubuh harus

dianggap normal daripada neurotik.

HAVIGHURST DAN DUVVAL

Havighurst percaya bahwa “hidup adalah belajar dan tumbuh juga adalah

belajar”.Menurut Havighurst,usia tua menunjukkan hal ini karena lansia masih memiliki

pengalaman-pangalaman baru di depan mereka dan situasi-situasi baru untuk di

hadapi.Pensiun,berpindah di komunitas pensiun,menyesuaikan diri terhadap efek penyakit

kronis,kehilangan pasangan,dan kelompok merupakan beberapa dari pengalaman dan situasi-

situasi baru tersebut.

Committee on The Dynamics of Family Interaction memperluas konsep tugas

perkembangan pada keluarga sebagai keseluruhan.Siklus hidup keluarga yang di kemukakan

oleh Duvval terdsiri dari delapan tahap,dengan tahap terakhirnya adalah keluarga

lansia.Tahap akhir dari siklus keluarga dimulai dengan pensiunan,di lanjutkan sampai

kematian pasangan pertama,daan diakhiri dengan kematian pasangan kedua.

Tugas-tugas perkembangan yang dinyatakan oleh Havighurst dan komite Duvall hampir

dapat di bandingkan.Keduanya mengarah kepada perubahan-parubahan hidup yang

diperlukan dalam kaitannya dengan pengaturan hidup,pensiun,pendapatan,hubungan

interpersonal,aktifitas,kewajibab sosial,dan kematian.Perbedaan utama adalah bahwa

Havighurst mengarah pada individual,sedangkan Duvall mengarah pada kerangka kerja

keluarga.

2.3 Proses Menua

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah

melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho,

1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua

berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai

dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan

7

Page 8: Lansia

memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional

meningkat dan kurang gairah.

Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus

menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:

1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,

2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,

3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan

yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses

penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah.

Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah –

masalah yang menyertai lansia yaitu:

1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,

2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya,

3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau

pindah,

4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak dan

5) Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan

perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah

perubahan gerak.

Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin

bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap

uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah

hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut

untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut

diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan

kebugaran fisiknya.

Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan

yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut

8

Page 9: Lansia

dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah

memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap

peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah

perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan

peran sosial (Goldstein, 1992)

Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri penyesuaian

yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:

1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.

2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi

3) Selalu mengingat kembali masa lalu

4) Selalu khawatir karena pengangguran,

5) Kurang ada motivasi,

6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan

7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.

Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang

kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil

kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla

trehadap diri dan orang lain.

Batasan Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ,lanjut usia dikelompokkan menjadi:

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

2.4 Teori Proses Menua

a) Teori-Teori Biologi

1. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies

tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh

9

Page 10: Lansia

molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai

contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan

fungsional sel).

2. "Pemakaian dan Rusak" kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

(terpakai).

3. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada

jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh

menjadi lemah dan sakit.

4. Teori "Immunologi Slow Virus" (Immunology Slow Virus Theory)

Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke

dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

5. Teori Stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha

dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

6. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok

atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan

protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

7. Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,

khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan,

dan hilangnya fungsi.

8. Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel

tersebut mati.

a) Teori Kejiwaan Sosial

1. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

a. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung.

Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang

10

Page 11: Lansia

aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

b.Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.

c. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil

dari usia pertengahan ke lnjut usia.

2. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini

merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan

yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality

yang dimilikinya.

3. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-

angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia

menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan

ganda (Triple Loos), yakni :

a. Kehilangan peran (Loos of Role)

b. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact and Relation Ships)

c. Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to Social Mores and Values)

d.

2.5 Permasalahan Pada Lanjut Usia

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia antara

lain (Setiabudhi,1999: 40 - 42):

1. Permasalahan Umum :

- Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

- Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut

kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.

- Lahirnya kelompok masyarakat industri.

- Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.

- Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.

2. Permasalahan khusus :

- Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental

11

Page 12: Lansia

maupun sosial.

- Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

- Rendahnya produktivitas kerja lansia.

- Banyaknya lansia yang miskin, telantar dan cacat.

- Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat

individualistik.

- Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan

fisik lansia.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah (Nugroho, 2000:19):

Hereditas = ketuaan genetik

Nutrisi = makanan

Status kesehatan

Pengalaman hidup

Lingkungan

Stres

2.7 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

1. Perubahan-perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh diantaranya

sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardio vaskuler, sistem pengaturan

temperatur tubuh, sistem respirasi, muskuloskletal, gastrointestinal, genitourinaria,

endokrin dan integumen

Perubahan-perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental

Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

Kesehatan umum

Tingkat pendidikan

Keturunan (Hereditas)

Lingkungan

12

Page 13: Lansia

Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian

Gangguan gizi akibat kehilakngan jabatan

Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family

Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap gambaran diri, perubahan

konsep diri.

Perkembangan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970).

Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan

bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner, 1970).

2.8 Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia

Menurut "The national Old People's Welfare Council"

Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12

macam, yakni (Nugroho, 2000: 42):

1. Depresi mental

2. Gangguan pendengaran

3. Bronkitis kronis

4. Gangguan pada tungkai / sikap berjalan

5. Gangguan pada koksa / sendi panggul

6. Anemia

7. Demensia

13

Page 14: Lansia

2.9 PATHWAY

Proses Menua

Penyakit Menua Menurunkan Tenaga

Banyak Kelainan aktifitas menurun

Refleksi dari penyakit lain aktifitas mencari nafkah

Kesegaran jasmani dan nutrisi sumber dana dan nafkah

Kemauan memelihara diri menurun

Gangguan psikologis ( mengisolasi diri )

3.0 Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Tujuan:

Menentukan kemampuan klien untuk memlihara diri sendiri

Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu

Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien

Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.

14

Page 15: Lansia

Meliputi aspek:

Fisik

Wawancara:

Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya

Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia

Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri

Kekuatan fisik lanjut usia: otot,sendi, penglihatan, dan pendengaran

Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BZAB/BAK

Kebiasaan gerak badan / olah raga/senam lanjut usia

Perubahan fungsi tubuh yang sanga bermaknang dirasakan

Kebiasaan lanju usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi , perkusi, dan auskultasi untuk

mengetahui perubahan fungsi tubuh

Pendekatan yang digunakan untuk pemeriksaan fisik, yaitu:

Head to tea

Sistem tubuh

Psikologis

Apakah mengenal masalah-masalah utamanya

Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan

Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak

Apakah optimis dalm memandang suatu kehidupan

Bagaimana mengatasi stress yang dialami

Apakah mudah dalam menyesuaikan diri

Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan

15

Page 16: Lansia

Apakah harapan pada ssaat ini akan dating

Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, prosespikir, alam perasaan,

orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah.

Sosial ekonomi

Dari man sumber keuangan lanjut usia

Apa saja kesibukan lanju usia dalam menisci waktu luang

Dengan siapa dia tinggal

Kegiatan organisasi apa yang diikutu lanjut usia

Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya

Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah

Siap saj yang mengunjungi

Seberapa besar ketergantungannya

Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.

Spiritual

Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya

Apakah secara teratur mengikuti atu terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya

pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin

Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalh apakah dengan berdoa

Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

Pengkajian dasar

Temperatur

Mungkin serendah 95 F (hipotermi) kurang lebih 35 C

Lebih teliti dperiksa di sublingual

Pulse (denyut nadi)

kecepatan, irama, dan volume

Aplika, radial, pedal

16

Page 17: Lansia

Respirasi

Kecepatan, irama, dan kedalaman

Tidak terturnya pernafasan

Tekanan darah

Saat baring, duduk, berdiri

Hipotensi akibat posisi tubuh

BB hilang pada tahun-tahun terahir

Tingkat orientasi

Memory (ingatan)

Pola tidur

Penyesuaian psikososial

Sistem persyarafan

Kesimetrisan raut wajah

Tingkat kesadaran adanya perubahan dari otak

Mata: kejelasan melihat, adanya katarak

Pupil: kesamaan, dilatasi

Ketajaman penglihatan penurunan karena menua

Gangguan sensori (sensory deprivarion)

Ketajaman mendengaran

Adanya sakit dan nyeri

Sistem kardiovaskuler

status gizi

pemasukan diet

anoreksia, tidak direka , mual, dan mulut

mengunyah dan menelan

keadaah gigi, rahang, mual muntah

auskultasi bising usus

17

Page 18: Lansia

palpasi apakah perut kembung dan perlebaran kolon

Siatem gastrointertinal

warna dan bau urine

Distensi kandeng kemih, inkontinensia

Frekuensi, tekanan, atau desakan

Pemasukancairan dan pengeluarkan cairan

Disuria

Seksualitas.

Sistem kulit

Kulit

temperature, tingkat kelembaban

Keutuhan luka, luka terbakar, robekan

Turgor

Perubahan pigmen

Adanya jaringan parut

Keadaan kuku

Keadaan rambut

Sistem musculoskeletal

Kontraktur

atrofi otot

mengecilkan tendo

ketidakadekuatannya gerakan sendi

tingkat mobilisasi

ambulasi dengan atau tanpa bantuan/peralatan

keterbatasan gerak

kekuatan otot

kemampuan melangkah atau berjalan

gerakan sendi

18

Page 19: Lansia

paralysis

kifosis

Psikososial

Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan

Fokus pada diri bertambah

Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian

Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih saying yang berlebihan.

Kebutuhan Nutrisi pada lansia :

Kalori pada lansia :

Laki – laki = 2.100 kalori

Perempuan = 1.700 kalori

Dapat dimodifikasi tergantung keadaan lansia, missal gemuk atau kurus atau disertai

penyakit demam.

Karbohidrat, 60 % jumlah karbohidrat yang dibutuhkan

Lemak, tidak dianjurkan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi penyakit,

15%-20% dari total kalori yang dibutuhkan.

Protein, untuk mengganti sel-sel yang rusak, 20-25% dari total kalori yang dibuhkan

Vitamin dan mineralsama dengan kebutuhannya pada usia muda

Air, 6-8 gelas perhari

Rencana makanan untuk lansia

Berikan makanan porsi kecil tapi sering

Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin

Berikan makanan yang mengandung serat

Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori

Membatasi minum kopi dan teh

2. Masalah / Diagnosa Keperawatan

A. Fisik / Biologis

a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh s.d. intake yang tidak adekuat)

19

Page 20: Lansia

b. Gangguan persepsi s.d. gangguan pendengaran/penglihatan.

c. kurangnya perawtan diri s.d. menurunnya minat dalam merawat diri.

d. resiko cidera fisik (jatuh) s.d. penyesuaian terhadap penurunan fungsi tubuh tidak

adekuat.

e. perubahan pola eliminasi s.d. pola makan yang tidak efektif.

f. gangguan pola tidur s.d. kecemasan atau nyeri.

g. gangguan pola nafas s.d. penyempeitan jalan nafas.

h. gangguan mobilisasi s.d. kek sendi.

B. Spiritual

1. reaksi berkabung / berduka s.d. ditinggal pasangan.

2. penolakan terhadap proses penuaan s.d. ketidaksiapan menghadapi kematian.

3. marah terhadap Tuhan s.d. kegagalan yang dialami.

4. perasaan tidak tenang s.d. ketidakmampuan melakukan ibadah secara tidak tepat.

3. Intervensi keperawatan

Tujuan perencanaan :

Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik,

psikologis, dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.

Tujuan tindakan keperawatan :

Diarahkan untuk memenuhi kebuutuhan dasar :

a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan.

c. Memlihara kebersihan diri

d. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.

e. Meningkatkan hubungan interpersonalmelalui komunikasi efektif.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Peran pemenuhan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kkesehatan dan kebugaran

serta memperlambat timbulnya penyakit degenaratif sehingga menjamin hari tua tetap

sehat dan aktif.

20

Page 21: Lansia

Masalah yang sering dihadapi : penurunan alat penciuman dan pengecapan,

pengunyahan kurang sempurna, rasa kurang nyaman saat makan karena gigi tidak

lengkap, rasa penuh diperut dan kesukaran BAB karena melemahnya otot lambung dan

peristaltik usus sehingga nafsu makan berkurang.

Menolak makan/makan berlebihan akibat kecemasan dan putus asa akibat gangguan

tugas perkembangan.

Masalah gizi yang sering timbul : gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan vitamin,

kelebihan vitamin.

Intervensi :

1) Berikan makanan porsi kecil tapi sering.

2) Berikan banyak minum dan kurangi makan.

3) Usahakan makanan banyak mengandung serat..

4) Batasai makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak, makanan

berlemak).

5) Kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori, wanita 1700 kalori:

6) KH 60% dari jumlah kalori

7) Lemak 15 – 20%

8) Protein 20 – 25%

9) Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda.

10) Air 6 – 8 gelang/hari.

11) Membatasi minum kopi dan teh.

Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Lansia

Kecelakaan yang sering terjadi : jatuh, kecelakaan lalu lintas, kebakaran karena

fleksibilitas kai mulai berkurang, penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan,

lingkungan yang kurang aman

Intervensi:

1) biarkan menggunakan alat bantu

2) latih untuk / mobilisasi

3) menggunakan kaca mata

21

Page 22: Lansia

4) menemani bila berpergian

5) ruangan dekat kantor

6) meletakkan bel dibawah bantal

7) tempat tidur tidak terlalu tinggi

8) menyediakan meja kecil dekat tempat tidur

9) lantai bersih, rata dan tidak licin / basah

10) Peralatan yang menggunakan roda dikunci

11) Pasang pengaman dikamar mandi

12) Hindari lampuyang redup dan yang menyilaukan ( sebaiknya lampu 70-100 watt)

13) Gunakan sepatu dan sandal yang beralat karet

Memelihara Kebersihan Diri :

Sebagaian lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan perawatan diri

secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia muda, kelemahan dan

tidakmampuan.

Masalah :keringat berkurang kulit lansia bersisik, kering

Intervensi :

1) Mengingatkan / membantu

2) Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.

Memelihara keseimbangan istirahat / tidur :

Masalah yang sering terjadi :gangguan tidur

Intervensi :

1) Menyediakan tempat tidur yang nyaman

2) Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi

3) Melatih melakukan latihan fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll)

Meningkatkan hubungan interpersonal :

22

Page 23: Lansia

Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas marah

mudah tersinggung, curiga dapat terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat

Intervensi

1) Berkomunikasi dengan kontak mata

2) Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan

3) Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan

4) Menghargai pendapat lansia

5) Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari–hari sesuai dengan

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan

karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu

diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi “ketidamampuan” dan

bahkan kematian (Cox, 1984).

Masalah pada lansia

Permasalahan Umum :

- Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

- Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut

kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.

- Lahirnya kelompok masyarakat industri.

- Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.

- Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.

Permasalahan khusus :

- Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental

23

Page 24: Lansia

maupun sosial.

- Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

- Rendahnya produktivitas kerja lansia.

- Banyaknya lansia yang miskin, telantar dan cacat.

- Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat

individualistik.

- Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan

fisik lansia.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anderton JL. Basic Nephrology, Gudang Harapan SDN : Malaysia, 1996

Braunwald et.al. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume 2, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2000

Braunwald et.al. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume 3, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2000

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi 3, jil. I, Balai Penerbit FKUI: Jakarta, 2001

Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 17. England Upploten and Lange, 1998

Hanno PM, Wein AJ. Clinical Manual of Urology, second ed.,USA: McGraw-H ill International

Editions

Hazzard WR, et al. Principle of Geriatric Medicine and Gerontology, seconded., McGraw-Hill:

USA, 1990

R. Boedhi Darmojo, H. Hadimartono. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai

Penerbit FKUI : Jakarta, 1999

Staf Pengajar Bagian PA FKU1. Patologi, Balai Penerbit FKUI : Jakarta, 1998

24

Page 25: Lansia

Yatim, Faisal. Pengobatan Terhadap Penyakit Usia Senja, Andropause dan Kelainan Prostat.

Pustaka Populer Obor : Jakarta, 2004

Sjamsuhidajat, R; Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi Revisi). Jakarta: Buku

Kedokteran EGC, 1997

25