Lannida - Obat Asma

5
I. Obat Asma 1. Metil xantin Ada 3 obat golongan metilxantin yang terpenting yaitu; teofilin, teobromin dan kafein. a. Jenis Bronkodilator b. Farmakodinamik Aminofilin diubah menjadi teofilin. Mekanisme kerjanya belum diketahui dengan jelas, teofilin, adalah salah satu bronkodilator metilxantin, dapat menimbulkan efek farmakologinya dengan menginhibisi aktivitas fosfodiesterase yang dihasilkan oleh peningkatan kadar cAMP dalam otot polos saluran nafas, tapi hal ini berlaku pada dosis besar dibandingkan dosis terapi. Teofilin dapat menunjukkan efek bronkodilatasi dengan memblok receptor adenosin, selain itu teofilin juga telah dibuktikan dapat menghambat degranulasi sel mastosit, mengurangi kebocoran mikrovaskular, dan meningkatkan bersihan mikrosiliar (Staff farmakologi UNSRI, 2004). Pada susunan saraf pusat (SSP) 1. Meningkatkan kesiagaan 2. Mengurangi kelelahan 3. Kecemasan dan insomnia (kafein) 4. Pada dosis tinggi menyebabkan kejang 5. Tremor (aminofili) Kardiovaskuler

description

respi

Transcript of Lannida - Obat Asma

I. Obat Asma1. Metil xantinAda 3 obat golongan metilxantin yang terpenting yaitu; teofilin, teobromin dan kafein. a. JenisBronkodilatorb. FarmakodinamikAminofilin diubah menjadi teofilin. Mekanisme kerjanya belum diketahui dengan jelas, teofilin, adalah salah satu bronkodilator metilxantin, dapat menimbulkan efek farmakologinya dengan menginhibisi aktivitas fosfodiesterase yang dihasilkan oleh peningkatan kadar cAMP dalam otot polos saluran nafas, tapi hal ini berlaku pada dosis besar dibandingkan dosis terapi. Teofilin dapat menunjukkan efek bronkodilatasi dengan memblok receptor adenosin, selain itu teofilin juga telah dibuktikan dapat menghambat degranulasi sel mastosit, mengurangi kebocoran mikrovaskular, dan meningkatkan bersihan mikrosiliar (Staff farmakologi UNSRI, 2004).Pada susunan saraf pusat (SSP)1. Meningkatkan kesiagaan 2. Mengurangi kelelahan3. Kecemasan dan insomnia (kafein)4. Pada dosis tinggi menyebabkan kejang5. Tremor (aminofili)

Kardiovaskuler1. Kronotropik dan inotropik (+)2. Meningkatkan aliran darah perifer disebabkan viskositas darah menurun3. Di ginjal, diuretik lemah4. GIT, merangasang sekresi getah saluran pencernaan5. Otot polos, bronkodilatasic. FarmakokinetikTeofilin dimetabolisme oleh sitokrom P-450 dan kecepatan metabolisme bervariasi luas diantara subjek subjek. Karena teofilin mempunyai kisaran terapi yang sempit (10-20mg/l), perlu dilakukan pemantauan kadar teofilin dalam darah. Teofilin di eliminasi dalam hati dan diekskresikan dalam urin (Staff farmakologi UNSRI, 2004).

d. SediaanInjeksi: 1mg/ml, 2mg/ml, 5mg/mlTablet, 100mg, 200mgLarutan oral, 105mg/5mlSupositoria rectal, 250mg, 500mg e. DosisPemuatan:IV, 5-6 mg/kg (berikan dalam 20-30 menit)AtauPO/rectal, 6mg/kgSetiap 0,5 mg/kg teofilin (0,6mg/kg aminofilin) akan meingkatkan konsentrasi teofilin 1g/ml.Pemeliharaan:Infus IV, 0,5-1mg/kg/jamPO, 2-4mg/kg setiap 6-12 jam f. Efek sampingKardiovaskular: Palpitasi, takikardia sinus, aritmia ventrikulerPulmoner: TakipneuSSP: Kejang, Sakit kepala, iritabilitasGI: Mual, muntah, nyeri epigastrikLain: Hiperglikemia, sindrom hormone antidiuretik yang tak semestinya (SIADH) g. Indikasi dan KontraindikasiIndikasi: Bronkodilator pada obstruksi jalan napas reversible akibat asma atau PPOM. Penggunaan tidak resmi: Stimulan pernapasan dan miokardial pada apnea bayiKontraindikasi: Aritmia yang tidak terkendali, Hipertiroidisme

II. Obat Asma2. Anti IgE Omalizumab dan kromolin merupakan obat yang agen biologis yang dipercaya dalam mengatasi asma Merupakan antibodi monoklonal rekombinan. Antibodi Monoklonal Anti-IgE (Immunoglobulin E) pendekatan pada pengobatan asma yang mengeksploitasi perkembangan biologi molekuler untuk target antibodi IgE.Antibodi Monoklonal Anti-IgE menghambat terjadinya ikatan IgE pada sel mast tetapi tidak mengaktifkan IgE yang telah terikat pada sel-sel tersebut dan karenanya tidak memicu terjadinya degranulasi sel mast.

a. FarmakodinamikMekanisme kerja : IgE yg terikat omalizumab tidak dapat berikatan dg reseptor IgE pada mast cell dan basofil sehingga tidak terjadi reaksi alergi.b. FarmakokinetikAbsorbsi untuk obat golongan anti IgE ini sangat buruk dengan pemberian cara apapun kerjanya bersifat local. Sejumlah kecil dapat mencapai sirkulasi sistemik setelah inhalasi. Distribusi, karena hanya sejumlah kecil yang diabsorbsi, maka distribusinya tidak diketahui. Untuk metabolisme dan ekskresi, sejumlah kecil yang diabsorbsi diekskresikan dalam empedu dan urin tanpa mengalami perubahan.a. SediaanTablet, 100mg, 200mgCaps, 20 mgb. DosisDewasa : 200 mg 4x sehariAnak anak 2-12 th: 100 mg 4x sehariAnak < 2 th : 20 mg/kg/hari dalam 4 dosis terbagiInhalasi (dewasa dan anak> 5 th): 20 mg kapsul inhalerc. Efek sampingSSP: sakit kepala, irritabilitas dan sulit tidurMata dan THT : iritasi hidung, bersin, rasa terbakar pada okuler, rasa tersengat dan rasa tidak enak.GI: diare, nyeri abdomen (peningkatan asam urat, nyeri sendi, edema)Respirasi : iritasi tenggorokan dan trakea dan batukDerm: ruam, eritem urtikariad. KontraindikasiDikontraindikasikan pada hipersensitivitas, serangan astma akut, kehamilan dan menyusui.

Dapus

Staff pengajardepartemen farmakologi fakultas kedokteran universitas sriwijaya. 2004.kumpulan kuliah farmakologi..EGC: JakartaDeglin,J.H dan April H.V.2005.Pedoman Obat untuk Perawat (Edisi 4).Penerbit EGC:Jakarta