LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan...

33
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan...

Page 1: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

xvii

LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhir

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 3: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 4: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

xviii

LAMPIRAN B: Transkrip Wawancara

Setianingsih Purnomo (Dosen East Art History, Universitas

Multimedia Nusantara)

Apakah perayaan Ceng Beng dirayakan dengan cara berbeda pada setiap

suku-suku Tionghoa, atau apakah mereka merayakannya dengan tradisi

sesuai Konghucu?

Garis besarnya, perayaan Ceng Beng sama karena intinya adalah pemujaan

leluhur. Nah, kalau terjadi perbedaan, itu mungkin ada dan tergantung kepada

kesejahteraan suku atau kesejahteraan keluarga tertentu. Jadi kalau mereka sedang

dalam posisi panen besar (kaya), ya, perayaannya akan lebih meriah. Dan itu

biasanya, kalau suatu waktu ada keluarga yang terpandang di dalam suku itu, pas

hasilnya adalah berlimpah, mereka akan melakukan banyak detail. Itu biasanya

mereka akan catat. Nanti kalau beda generasi, sekian generasi kemudian, suku

atau sub suku ini mengalami sedikit resesi, otomatis mereka akan mengambil

prioritas yang penting-penting saja. Tapi akan berulang lagi jika mereka sedang

berkelimpahan, maka akan terjadi perayaan yang lebih besar, detail, dsb.

Namun Ceng Beng adalah ritual yang baku, intinya adalah pemujaan leluhur, ada

aturannya, yang dilakukan adalah ke kuburan, membersihkan, memberikan

persembahan, memberikan makanan, minum segala sesuatu uang-uangan, untuk

bekal kuburan (S. Purnomo, wawancara pribadi, Desember 1, 2016).

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 5: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

xix

LAMPIRAN C: Skenario Ideal “Wa Teng”

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 6: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

INT. KLUB MAHJONG, ALAM BAKA - DAY 1 1

Bertaruhan dan bermain dengan empat teman arwah (60), di sebuah klub Mahjong gelap dan remang-remang, ASENG (60) sedang bermain Mahjong dengan serius. Ia melirik ke keping-keping Mahjongnya. Terlihat, ia sudah memiliki tiga set dan satu pasangan, namun satu set lagi hanya ada dua keping bertulisan “naga” dalam bahasa Mandarin. Aseng melirik ke teman di sebelahnya, ACAI (60), yang sedang berkontemplasi untuk membuang sebuah keping. Acai pun melirik ke Aseng, dan mulai melirik kembali ke kepingnya. Acai mengerutkan raut wajahnya, dan Aseng hanya menatap Acai. Acai pun dengan ragu-ragu, mengeluarkan kepingnya dan menaruhnya di tumpukan keping. Aseng, dan arwah lainnya menanti tangan Acai melepaskan keping. Saat Acai melepaskan keping, terungkaplah bahwa keping adalah keping bertulisan “naga”. Aseng dengan cepat mengambil keping tersebut, sebelum direbut oleh ABENG (60), arwah yang sedang bermain di depannya.

ASENGPong!

Aseng menunjukkan set naganya, lalu ia menunjukkan sisa set yang tertutup.

ASENG (CONT’D)Dan Mahjong!

ACAIDuh! Wa salah buang keping! Hoki lu Seng!

Aseng tertawa-tawa, lalu terdiam sejenak.

ASENGWa beneran menang nih?

ABENGIya!

Dengan mengambek, Abeng mengeluarkan uang dan memberinya kepada seorang AGEN (40), yang sedang mengelilingi meja dengan KALENG BERISI UANG, setelah melihat kemenangan Aseng. Agen tersebut berhenti di depan Aseng.

AGENBerhasil juga lu, Seng. Udah berapa kali lu main gak pernah menang-menang.

Aseng tertawa, lalu mengulurkan kedua tangannya.

ASENGMana hadiah wa? Mana tiket wa?

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 7: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Agen mengeluarkan SATU LEMBAR KERTAS KUNING, dan Aseng menatap tiket dengan penuh harapan. Saat Aseng sudah mau mengambil tiket, Acai menyeletuk.

ACAIEmangnya lu yakin, abis lu datengin anak lu, lu bisa kembali ke sini?

ASENGYakin lah.

ABENGLu tau kan kejadian si Ming dulu? Kemana juga udah gak tau tuh si Ming, gak bisa balik-balik. Lu ati-ati lah Seng.

ASENGAh, berisik lu pada. Wa pasti balik lagi kesini. Lu pada pasti kangen sama wa.

Aseng mengambil tiket dari Agen, lalu mengambil uang di kaleng, dan pergi dengan semangat.

INT. STASIUN BIS, ALAM BAKA - DAY2 2

Suasana stasiun terlihat sangat kaku, dimana arwah-arwah lainnya dari berbagai umur, berbaris di depan beberapa loket, menunggu untuk naik bis. Banyak sekali PETUGAS yang tegap dan tinggi, mengelilingi stasiun. SUARA KAKI PETUGAS terngiang-ngiang di stasiun yang besar.

Mengantri di barisan yang panjang, Aseng memegang erat tiketnya, dan sebuah tas hitam yang sudah terlihat lusuh. Dibandingkan dengan yang lain, Aseng terlihat lusuh, gembel, dan juga cemas. Aseng melihat sekelilingnya, lalu tiba-tiba, terdengar SUARA TERIAKAN, memohon untuk diampuni. Saat semua arwah menoleh untuk melihat apa yang terjadi, terlihat ARWAH PRIA GEMBEL (50) ditarik dari barisan oleh seorang PETUGAS MUDA (30). Arwah pria gembel itu terlihat mirip seperti Aseng; lusuh dan gembel. Petugas tidak memberi respons terhadap teriakan, dan lanjut menariknya. Aseng terlihat tambah cemas saat berjalan mendekati loket, dimana ada PETUGAS LOKET WANITA (40) yang tidak terlalu memerhatikan arwah-arwah berbaris.

PETUGAS LOKETBerikutnya!

Sampai di loket, Aseng memegang tiket lebih erat, dan menelan ludah. Ia berjalan perlahan, melihat sekelilingnya, lalu matanya bertemu dengan mata DUA PETUGAS (40).

2.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 8: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Kaget, Aseng dengan cepat memberi tiketnya kepada petugas loket, yang memberi CAP/MEROBEK UJUNG TIKET.

INT/EXT. HALTE BIS, ALAM BAKA - DAY3 3

Kedua petugas mulai berlari ke arah Aseng, namun Aseng mulai berlari melewati loket, dan ke halte bis.

PETUGAS 1Hei! Berhenti kau!

Petugas mengejar Aseng sampai halte bis, namun Aseng berhasil masuk ke bis sebelum tertangkap. Bis pun menutup pintu dan mulai berjalan. Saat duduk di dalam bis, Aseng melihat petugas yang melihatnya kembali, namun bis mulai berjalan. Aseng terlihat lega, dan mulai tertawa kecil. Ia mengangkat tiket kuningnya di depan mukanya, dan menciumnya berkali, sebelum melirik ke sekitarnya, dan merosot lebih rendah.

INT. BIS, DUNIA MANUSIA - DAY4 4

Aseng, yang tertidur di dalam bis, terbangun saat bis berhenti. Dengan perlahan, ia menyipitkan mata karena sinar matahari dari luar sangat terang. SUPIR BIS (40) membuka pintu bis, dan melihat ke arah Aseng dengan muka datar. Aseng pun mengedipkan mata melihat ke supir bis dan penumpang lainnya, yang juga melihat ke arahnya. Dengan cepat, Aseng pun turun dan berjalan cepat menjauh dari bis.

EXT. TERAS RUMAH ASENG, DUNIA MANUSIA - DAY5 5

Aseng turun di depan sebuah rumah kecil dan sederhana, dimana ada dua kursi di TERAS DEPAN. Aseng membuka pagar rumah, dan masuk. Ia membuka tasnya yang ada di pangkuan, dan mengintip KEMEJA PUTIH YANG KOTOR, dan SEPATU PANTOFEL yang sudah tidak mengkilap. Saat mengamati, ia mendengar SUARA MENYAPU, lalu melirik ke depan rumah. Ia melihat ADI (60), petugas kompleks rumahnya. Aseng pun berdiri dan menyapanya.

ASENGAdi! Eh! Pa kabar lu!

Adi tidak merespons kepada Aseng, dan terus menyapu. Aseng mendekati Adi, dan melambaikan tangan di depan mukanya. Adi lalu terhenti sementara, dan perlahan menoleh ke arah Aseng. Adi lalu perlahan tersenyum, dan menaruh tangan di pundaknya Aseng, dan menunduk dengan hormat.

ASENG (CONT’D)Adi, Adi. Tambah tua aja lu. Wa sapa aja lu gak noleh. Lu-

3.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 9: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Terdengar SUARA KAKI PETUGAS dari jauh, yang mengiang mirip seperti di stasiun. Aseng terlihat kaget, mulai membereskan tas, lalu menaruhnya di bawah kursi.

ASENG (CONT’D)Di, wa pergi dulu yah. Wa harus ke Abun dulu. Titip tas ya! Besok wa dateng lagi, pas Abun dateng.

Aseng lalu langsung bergegas pergi dari rumahnya. Suara kaki pun semakin keras, dan angin mulai meniup daun-daun dari sapuan Adi, namun Adi tetap melanjutkan aktivitas menyapu.

INT. KIOSK, PASAR MODERN - DUSK6 6

Aseng berjalan di lorong panjang sebuah pasar modern di sore hari, dimana banyak toko-tokonya sudah tutup untuk hari itu. Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko, berjualan. Melihat Abun, Aseng langsung senang, dan mendekati Abun.

ASENGTapo kia wa! Makin endut aja lu!

Aseng tertawa, lalu mulai mengamati barang-barang jualan Abun. Semua barang jualan Abun adalah peralatan perayaan acara Tionghoa, aneka kue-kue, persembahan Ceng Beng, dsb.

ASENG (CONT’D)Wauw, barang-barang lu komplit juga.

Aseng mengamati barang dagangan Abun. Ibu-ibu mengamati sebuah set persembahan berbentuk kertas, dimana ada handphone model lama, dengan barang-barang yang terlihat sederhana.

IBU-IBUDuh, ada yang lain gak? Kemarin ci Aling beli disini persembahan yang tas ada merk CC, sama handphone yang udah pintar. Touch screen itu loh.

ABUNWah, telat lu ci. Biasa lah, lagi musim Ceng Beng pasti stok barang wa yang paling oke cepat abisnya. Mana Ceng Beng udah mau selesai lagi, pada di borong deh barang-barang.

4.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 10: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Abun mulai mencari set Ceng Beng lainnya dan mengambil sebuah set dengan perlengkapan wanita, seperti tas kertas dengan gambar berlian.

ABUN (CONT’D)Nih, coba yang ini. Ini juga set premium ci.

Ibu-ibu mengamati set tersebut.

IBU-IBULumayan. Boleh deh wa ambil ini. Kalau untuk yang pria ada yang premium juga gak?

ABUNTenang, ada nih.

Abun mengeluarkan set berisi perlengkapan pria.

ABUN (CONT’D)Nah, ini ada set premium juga, handphone paling oke udah touch screen, ada juga parfum.

Abun menyodorkan set persembahan pria ke ibu-ibu. Ibu-ibu mulai berpikir, sambil mengamati set.

IBUKalau lu suka kasih persembahan untuk tia lu yang mana?

Abun terdiam sementara, lalu dengan ragu-ragu mengambil barang persembahan secara sembarangan.

ABUNIni ci, kalau tia suka yang ini.

Saat yang bersamaan, Aseng mendengar Abun lalu mengintip ke barang persembahan yang dikeluarkan Abun.

ASENGWah, asal jawab aja lu. Ini, wa suka yang ini ini.

Aseng menunjuk ke barang persembahan di rak, namun Abun dan pelanggan tidak merespons.

ASENG (CONT’D)Bun! Liat, ini yang wa suka! Ci, jangan pilih set itu. Yang ini bagus. Parfumnya Boss!

5.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 11: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Aseng terus menunjuk ke set, namun tidak ada yang merespons. Di tengah-tengah memanggil, Aseng tidak sengaja menjatuhkan barang persembahan. Abun dan pelanggan melihat ke arah jatuhnya barang persembahan, dan Abun berjalan untuk mengambilnya. Aseng dengan senang melihat Abun mengambil barang. Abun pun melihat barang tersebut, dan terdiam. Aseng mendekati Abun, lalu Abun berputar, dan menawarkan barang tersebut kepada pelanggan.

ABUNCi, tia wa kayaknya lebih suka ini deh. Lebih berkelas. Liat nih.

Aseng menghela nafas, dan membungkukan badannya sedikit.

INT. DEPAN KIOSK, PASAR MODERN - NIGHT7 7

Abun menutup pagar toko, dan berjalan keluar. Aseng mengikuti dari belakang. Tidak lama kemudian, terdengar dan terlihat dua pasang kaki petugas jalan mengikuti dari belakang.

INT/EXT. MOBIL ABUN - NIGHT8 8

Abun dan Aseng naik mobil yang modern milik Abun. Abun, terlihat ngantuk, membawa mobil dengan pelan. Aseng, yang belum terbiasa melihat mobil modern, mulai kepo mendekati Abun. Abun merasa dingin, lalu menurunkan temperature AC.

INT. RUANG TAMU, RUMAH ABUN - NIGHT9 9

Sampai di rumah Abun, Aseng memasuki sebuah rumah yang terlihat cukup berkelas, namun terlihat ruang tamu penuh dengan stok barang-barang jualan Abun. Abun berjalan dengan capek, menyalakan lampu ruang tamu, mengambil SEGELAS AIR PUTIH dari meja makan, minum, lalu mematikan kembali lampu, sebelum masuk ke dalam kamarnya. Aseng mengikuti Abun, namun terhenti mengamati ruang tamu yang sudah gelap.

INT. KAMAR TIDUR, RUMAH ABUN - NIGHT10 10

Aseng lalu memasuki kamar tidur Abun, dimana ia sedang mengganti baju KAOS SEDERHANA dalam kegelapan, dan langsung masuk ke dalam tempat tidur. Kamar tidur sudah gelap, dan ada sebuah JENDELA TERBUKA. Di sebelah Abun, adalah istrinya, LING-LING (34) yang sudah tidur. Ling-Ling tiba-tiba terbangun perlahan saat Abun tidur di sebelahnya.

6.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 12: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

LING-LING(groggy)

Bun, kok lu baru pulang jam segini sih?

ABUN(lazily)

Tadi ada encik-encik masih mau belanja last minute. Cerewet banget deh, milih-milih persembahan. Akhirnya gak beli banyak juga.

LING-LINGHmm - gitu banget encik..

Keduanya tertidur pulas dalam seketika, dan Aseng mendekati Abun. Aseng pun mulai berbisik di kuping Abun, dan mengelus rambut Abun.

ASENGTapo kia. Lu gua datengin mimpi berkali-kali gak pernah nyambung. Sekarang wa dah capek-capek turun buat nemuin lu.

Abun tetap tertidur pulas.

ASENG (CONT’D)Lu jual persembahan banyak gitu, bagi-bagi lah sama tia lu. Wa mau wangi pake parfum Boss. Hehe.

Aseng terdiam sejenak.

ASENG (CONT’D)Wa susah-susah dah turun, lu datengin wa lah ya. Kalau gak, wa gak bisa dapet tiket balik. Wa bergantung nih sama lu, Bun.

Aseng menepuk pundak Abun dengan pelan, lalu Abun terbangun, sedikit kaget. Ling-Ling di sebelahnya terbangun sedikit, namun tetap menutup mata.

LING-LING(groggy)

Kenapa, Bun?

ABUNSepertinya tia datengin wa deh. Dia kepengen di Ceng-Bengin. Duh, kayaknya wa terlalu banyak orderan kertas joss deh.

7.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 13: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

LING-LING(groggy)

Hmm, udah tidur aja lagi. Lu kecapean kali.

Aseng pun melihat Abun kembali tidur lagi, lalu ia menghela nafas. Aseng menggaruk kepalanya, terlihat bingung. Aseng mulai mencoba menarik selimut, mengipas-ngipas di depan muka Abun, namun Aseng tidak dapat memegangnya dan Abun pun tidak bergerak. Di tengah-tengah mencoba membangunkan Abun, jendela yang terbuka, tiba-tiba terdengar suara angin yang kencang, dan saat Aseng berputar badan, ia berhadapan langsung dengan dua petugas dari alam baka. Aseng pun kaget lalu berteriak.

INT. RUANG TAMU, RUMAH ABUN - NIGHT11 11

Kedua petugas menarik Aseng keluar dari kamar, namun Aseng meronta-ronta.

ASENGWa dah mau berhasil tau! Lepasin! Dikit lagi si Abun bangun!

Kedua petugas tidak merespons.

ASENG (CONT’D)Keluarga wa tinggal Abun. Lu kasih wa kesempatan lah! Udah sejauh ini!

Aseng terus meronta-ronta, lalu tidak sengaja, tangan Aseng memukul barang set Ceng Beng, sama seperti yang ia sukai. Petugas dan Aseng pun terdiam sementara, dan melihat kamar pintu terbuka perlahan. Terlihat ngantuk, Abun keluar dari kamar, dan melihat ke sekitar. Abun lalu melihat ke arah Aseng dan petugas, lalu mendekati. Aseng, terlihat kaget dan berharap Abun akan mendekatinya, namun Abun berhenti di depan Aseng.

ABUNTia?

Abun lalu mengangkat set yang jatuh. Abun mengamati set tersebut, lalu membawanya masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Melihat ini, Aseng mulai tertawa bahagia, dan melepaskan diri dari kedua petugas. Petugas melototi Aseng, namun Aseng hanya mengibaskan baju lusuhnya.

ASENGApa kata wa! Dah, sana balik lu! Wa akan kembali sendiri besok abis Abun jengukin wa!

8.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 14: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Kedua petugas pergi menghilang, dan Aseng menghela nafas lega. Ia pun berjalan keluar rumah Abun.

EXT. TERAS RUMAH ASENG - DAY12 12

Aseng sedang bersiap-siap, memakai baju kemeja yang ia bawa, lalu merapihkan kerah, dan ngelap sepatu dengan lengan kemejanya. Namun, Aseng tetap terlihat gembel. Dengan senang, Aseng duduk di kursi teras, menoleh kesana-kemari, mencari tanda kehadiran Abun. Saat menunggu, ia melihat sebuah tiket kertas kuning terbang di depannya, dan ia pun mencoba mengambilnya. Namun ketika ingin di tangkap, tiket itu terbang melewatinya, dan tiba di rumah sebelahnya, dimana ada ARWAH KAKEK (60), senang mengambil kertas itu dan berjalan.

Saat Aseng menoleh kembali, sudah banyak asap tebal, dan ia melihat barang-barang terbakar. Perlahan, muncul sebuah HANDPHONE yang modern di tangan kanannya, dan muncul juga BOTOL PARFUM di tangan kirinya.

Dengan senang dan bahagia, Aseng mendekati siluet orang yang sedang membakar.

ASENGAbun! Lu tangkep aja kode wa! Ini nih, yang wa tunggu-tunggu!

Namun, saat asap menipis, ternyata siluet yang membakar persembahan adalah Adi. Terlihat bingung, Aseng mencoba lihat lebih jauh.

ASENG (CONT’D)Lah, Adi! Kok lu yang bakar? Mana tapo kia wa?

Adi tidak merespon, hanya meletakkan tangan di pundak Aseng, dan menunduk dengan hormat.

EXT. KUBURAN, DUNIA MANUSIA - DAY13 13

Bingung, Aseng melihat ke belakangnya, dan terlihat bahwa Adi sedang memegang batu nisan dengan tulisan nama Aseng dalam bahasa Mandarin. Aseng mendekati kuburan, dan melihat makanan yang disiapkan di ALTAR KUBURAN, dan bekas barang terbakar. Aseng melirik ke kuburan di sebelahnya, yang penuh dengan kertas kuning. Aseng kemudian memegang rumput kuburan, yang hampa. Dengan lemas, Aseng pun duduk di kuburannya sendiri, ia terlihat sedih, dan diam. Terdengar suara angin yang lewat dan menjauh sampai tidak terdengar lagi.

9.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 15: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

xx

LAMPIRAN D: Skenario Shooting “Wa Teng”

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 16: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

INT. LORONG TERMINAL, ALAM BAKA - DAY1 1

Sepasang kaki berlari dengan lelah di sebuah lorong panjang. Dua pasang kaki, memakai BOOTS, berlari mengikuti dari belakang, dan suara kaki berlari terngiang-ngiang. ASENG (60) terus berlari, memegang selembar tiket KERTAS KUNING dengan erat di tangan. Aseng juga menenteng sebuah TAS DUFFEL HITAM LUSUH. Aseng ngos-ngosan, dan PETUGAS 1 dan PETUGAS 2 (30-40) berlari mengikuti Aseng. Aseng berlari terus.

ACAI (V.O.)Lu yakin lu bisa sampe dengan selamat?

Aseng terlihat capek, dan ngos-ngosan.

ASENG (V.O.)Yakin.

Kedua petugas mengejar dengan serius, tidak terlihat capek.

ACAI (V.O.)Lu yakin lu bisa balik lagi?

CUT TO:

INT/EXT. BUS, ALAM BAKA - DAY2 2

Aseng duduk di kursi bus, dan dengan cemas melihat keluar jendela. Kedua petugas keluar dari pintu terminal dan melihat ke sekitar. Bus mulai berjalan perlahan, dan kedua petugas melihat Aseng dari jendela. Kedua petugas mengejar bus, namun bus sudah berjalan dengan cepat.

Aseng terlihat lega, dan mulai tertawa kecil. Aseng mengangkat tiket kuning di depan muka, dan mencium tiket berkali-kali, sebelum melirik ke sekitar. Kemudian Aseng merosot lebih rendah di kursi.

INT. BUS, ALAM BAKA - DAY3 3

Aseng membaca PETA RUTE BUS di belakang tiket. Bus berhenti, dan beberapa arwah turun. Aseng melihat arwah-arwah turun, lalu melihat ke peta rute bus. Telunjuk Aseng mengikuti rute bus. Bus berjalan kembali, lalu berhenti setelah beberapa lama. Aseng membaca peta lagi, dan melihat ke depan bus.

SUPIR BUS (40) membuka pintu bus yang otomatis, dan melihat ke arah Aseng dengan muka datar. Aseng melihat ke Supir Bus dan penumpang lain, yang juga melihat ke arah Aseng.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 17: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

EXT. GANG, DUNIA MANUSIA - DAY4 4

Dengan cepat, Aseng turun dan berjalan menjauh dari bus. Aseng memandang dan mengamati gang. Terdengar SUARA BUS berjalan kembali.

EXT. PERUMAHAN, DUNIA MANUSIA - DAY5 5

Sesosok ARWAH KAKEK 1 (60), terlihat rapih dan kaya, berjalan ke rumahnya, melewati Aseng. KELUARGA (16-40) Arwah Kakek 1, berpakaian yang seragam, membawa aneka persembahan Ceng Beng, dan memegang beberapa lembar KERTAS KUNING. Keluarga berkumpul di depan rumah Arwah Kakek 1, dimana semua terlihat sangat ramai dan senang.

EXT. TERAS RUMAH ASENG, DUNIA MANUSIA - DAY6 6

Aseng berjalan ke rumahnya sendiri dengan perlahan, sambil melihat ke arah rumah Arwah Kakek 1. Rumah Aseng kecil dan sederhana, dengan dua kursi di TERAS DEPAN. Suasana rumah Aseng terlihat dan terdengar sepi.

Aseng masuk melewati celah pagar yang terbuka. Aseng menaruh tas di KURSI teras, lalu mencoba buka pintu rumah. Aseng terhenti saat mendengar SUARA MENYAPU. Aseng melirik ke depan rumah dan melihat ADI (60), petugas kompleks. Adi menyapu daun-daun yang berterbar pelan. Aseng pun keluar dari teras rumah, dan mendekati Adi.

ASENGWah, wah. Si Adi masih semangat aja nyapunya, nih.

Adi terhenti sementara, dan dengan perlahan menoleh ke arah Aseng. Adi lalu menunduk dengan hormat, dan lanjut menyapu. Aseng, dengan iseng, meniup daun-daun sehingga bertebaran kembali. Dengan perlahan, Adi menyapu ulang daun-daun. Aseng tertawa kecil, dan berjalan ke rumah. Namun, Aseng terhenti saat mendengar SUARA KAKI PETUGAS dari jauh, yang mengiang mirip seperti di lorong terminal. Aseng terlihat kaget, lalu berbisik ke kuping Adi sambil menunjuk ke arah tas.

ASENG (CONT’D)Di, wa pergi dulu yah. Wa harus ke Abun dulu. Titip tas ya! Besok wa dateng lagi, pas Abun dateng.

Aseng langsung bergegas pergi dari rumah. Suara kaki pun semakin keras, dan angin mulai meniup daun-daun dari sapuan Adi, namun Adi tetap melanjutkan aktivitas menyapu.

CUT TO:

2.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 18: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

INT. TOKO PERLENGKAPAN TIONGHOA - DUSK7 7

ABUN (35), berbadan tinggi dan sedikit besar, menenteng tas sambil menutup pagar pintu toko. Terdengar dari jauh, seseorang memanggil Abun.

IBU PEMBELI (O.S.)Ko! Bentar Ko! Jangan tutup dulu!

Abun menoleh dengan lelah ke arah IBU PEMBELI (40)

ABUNWaduh, ci. Wa mau tutup toko.

IBU PEMBELIBentar aja, wa gak lama kok. Besok mau Ceng Beng ke Bogor.

Aseng berjalan di lorong panjang, pinggir toko-toko yang sudah tutup. Aseng berjalan dan menghampiri toko Abun, ragu-ragu melihat ke sekitar. Abun membuka kembali pintu toko, dan mempersilakan Ibu Pembeli masuk ke dalam.

IBU PEMBELI (CONT’D)Sorry ya, ko. Wa jadi ngerepotin. Si Abeng bilangnya mau beli, eh malah dia lupa. Wa langsung buru-buru kesini deh.

ABUNIya, gapapa ci. Untung aja wa belum pulang. (beat) Wa coba ambilin dulu ya, kopernya yang bagus-bagus. Butuh hio juga gak ci?

Melihat Abun, Aseng langsung tersenyum kecil, lalu mendekati dan mengamati Abun.

ASENGWah, wah. Makin endut aja lu, Bun!

Aseng tertawa canggung, lalu mulai mengamati barang-barang jualan Abun. Barang jualan Abun beragam dari peralatan perayaan acara Tionghoa, persembahan Ceng Beng, dsb.

ASENGWow, barang-barang lu komplit juga. Hao lah, makin sukses lu nerusin usaha wa.

3.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 19: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Aseng mengamati barang dagangan Abun.

IBU PEMBELIHio udah beli banyak kemarin. Kopernya aja nih kelupaan.

Abun mengambil beberapa koper.

ABUNNih ci, yang ini bagus ci.

Ibu Pembeli mengamati sebuah set persembahan berbentuk kertas. Dalam set, ada handphone model lama, dengan barang-barang yang terlihat sederhana.

IBU PEMBELIDuh, ada yang lain gak? Kemarin ci Aling beli di sini koper yang tas ada merk CC, sama handphone yang udah pintar. Touch screen itu loh.

ABUNWah, telat lu ci. Biasa lah, lagi musim Ceng Beng pasti stok barang wa yang paling oke cepat abis. Mana Ceng Beng udah mau selesai lagi, pada diborong deh.

Abun mulai mencari set Ceng Beng lain dan mengambil sebuah koper perlengkapan wanita, seperti tas kertas bergambar berlian.

ABUN (CONT’D)Nih, coba yang ini. Ini juga koper bagus ci.

Ibu Pembeli mengamati set tersebut.

IBU PEMBELILumayan. Boleh deh wa ambil ini. Kalau untuk yang pria ada yang bagus juga gak?

ABUNTenang, ada nih.

Abun mengeluarkan set berisi perlengkapan pria.

ABUN (CONT’D)Nah, ini koper bagus juga, handphone paling oke yang touch screen.

4.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 20: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Abun menyodorkan koper persembahan pria ke Ibu Pembeli. Ibu Pembeli mulai berpikir, sambil mengamati koper.

IBU PEMBELI Kalau lu suka kasih persembahan untuk bapak lu yang mana?

Abun terdiam sementara, lalu dengan ragu-ragu mengambil koper persembahan secara sembarangan.

ABUNIni ci, kalau papa suka yang ini.

Saat yang bersamaan, Aseng mendengar Abun lalu mengintip ke barang persembahan yang dikeluarkan Abun.

ASENGWah, asal jawab aja lu. Ini, wa suka yang ini nih.

Aseng menunjuk ke barang persembahan di rak, namun Abun dan pelanggan tidak merespons.

ASENG (CONT’D)Pilih koper yang bagus dong, Bun! Lihat, ini yang wa suka! Ci, jangan pilih itu. Yang ini bagus. Parfumnya Boss!

Terdengar SUARA KOPER JATUH. Aseng berdiri di dekat jatuhnya koper. Abun dan pelanggan melihat ke arah koper yang jatuh, lalu Abun berjalan untuk mengambil koper tersebut. Aseng dengan senang melihat Abun mengambil barang. Abun pun mengamati barang tersebut, lalu terdiam. Aseng mendekati Abun, lalu Abun berputar badan, dan menawarkan barang tersebut kepada Ibu Pembeli.

ABUNCi, ini juga bagus. Ada parfumnya bermerk.

Aseng menghela nafas, dan membungkukan badan sedikit.

CUT TO:

EXT. TOKO PERLENGKAPAN TIONGHOA, DUNIA MANUSIA - NIGHT8 8

Abun menutup pagar toko, dan berjalan keluar. Aseng mengikuti dari belakang. Tidak lama kemudian, terdengar dan terlihat kaki Petugas 1 dan Petugas 2 jalan mengikuti dari belakang.

5.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 21: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

INT. RUANG TAMU, RUMAH ABUN, DUNIA MANUSIA - NIGHT9 9

Terdengar SUARA MOBIL ABUN parkir di depan rumah. Abun mengunci pintu mobil, lalu berjalan ke pintu rumah dan membukanya. Abun, bersama Aseng di sebelahnya, memasuki rumah Abun yang gelap. Abun berjalan ke dapur dan menyalakan lampu.

Rumah Abun terlihat cukup berkelas, namun terlihat ruang tamu penuh dengan STOK BARANG-BARANG JUALAN Abun. Aseng mengelilingi ruang tamu, mengamati FOTO-FOTO KELUARGA Abun. Tiba-tiba, Aseng melihat bayangan dari luar jendela. Kaget, Aseng mundur sedikit. Perlahan, Aseng mendekati JENDELA, dan mengintip, namun tidak melihat apapun.

Abun mematikan lampu, dan keluar dari dapur.Dengan pelan, Dengan lelah, Abun berjalan ke kamar tidur. Aseng mengikuti Abun masuk.

INT. KAMAR TIDUR, RUMAH ABUN - NIGHT10 10

Abun menutup pintu lalu mengambil dan berganti ke KAOS SEDERHANA dalam kegelapan. Aseng mengamati kamar tidur. Pelan-pelan, Abun masuk ke dalam tempat tidur. Kamar tidur sudah gelap, dan ada sebuah JENDELA SEDIKIT TERBUKA. Di sebelah Abun, adalah istri Abun, LING-LING (34) yang sudah tertidur. Ling-Ling tiba-tiba terbangun perlahan saat Abun tidur di sebelah Ling-Ling. Ling-Ling namun menghiraukan Abun, dan kembali memejamkan mata.

ABUN(dengan malas)

Huft, tadi ada encik-encik masih mau belanja, padahal wa dah tutup. Akhirnya gak beli banyak juga. Capek wa. Mana besok wa harus stok opnam lagi, si Sri gak bisa dateng besok, dia-

Ling-Ling tidak membalas, lalu membalikkan badan. Abun melihat ke Ling-Ling dan Abun membalikkan badan juga. Ling-Ling dan Abun tertidur pulas dalam seketika, dan Aseng mendekati Abun. Aseng pun mulai berbisik di kuping Abun, dan ragu-ragu menepuk pundak Abun.

ASENGNak.. Capek ya lu.. (beat) Capek kan urus toko?

Aseng, dengan canggung tertawa kecil.

6.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 22: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

ASENG (CONT’D)Istri lu cantik kali, Bun. Buat apa lu stres mulu! Nikmati dong.

Aseng dengan perlahan menepuk Abun, dan raut muka Abun mulai mengerut.

ASENG (CONT’D)Wa aja bisa nikmatin hidup di atas. Ya walaupun lu gak datengin wa sih.(beat) Tapi wa tetap bisa nikmatin kan! Lu harus kayak papa lu dong! (beat)Bun, lu wa datengin mimpi berkali-kali gak pernah nyambung. Sekarang wa dah capek-capek turun buat nemuin lu.

Abun menggeliat sedikit di bawah selimut.

ASENG (CONT’D)Lu jual persembahan banyak gitu, bagi-bagi lah sama papa lu. Wa mau wangi pake parfum Boss. Hehe.

Aseng terdiam sejenak.

ASENG (CONT’D)Wa susah-susah dah turun, lu datengin wa lah ya. Kalau gak, wa gak bisa dapet tiket balik. Wa bergantung nih sama lu, Bun. Datengin aja sekali yah. Gak dikasih parfum Boss, yaudah cincai lah, yang penting lu masih sayang sama wa, datengin wa, yah?

Aseng menepuk pundak Abun lebih keras, lalu Abun terbangun, sedikit kaget. Ling-Ling terbangun perlahan, namun tetap menutup mata.

LING-LING(groggy)

Kenapa sih, Bun?

ABUNSepertinya papa datengin wa deh. Dia kepengen di-Ceng Beng-in. Duh, kayaknya wa terlalu banyak orderan koper deh.

7.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 23: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

LING-LING(groggy)

Siapa suruh di toko terus sampai malam. Dah, tidur aja. Wa capek.

Aseng melihat Abun tidur lagi, lalu Aseng menghela nafas. Aseng menggaruk kepala, terlihat bingung. Aseng mencoba menarik selimut, mengipas-ngipas di depan muka Abun, dan menepuk-nepuk muka Abun, namun Abun tetap tertidur pulas.

Di tengah-tengah mencoba menarik kaki Abun, SUARA ANGIN KENCANG terdengar dari celah jendela yang terbuka. Aseng berputar badan, berhadapan langsung dengan Petugas 1 dan Petugas 2. Di kegelapan, kedua Petugas terlihat seram, tidak berekspresi. Kaget, Aseng berteriak.

INT. RUANG TAMU, RUMAH ABUN - NIGHT11 11

Kedua petugas menarik Aseng keluar dari kamar, namun Aseng meronta-ronta.

ASENGWa dah mau berhasil tau! Lepasin! Dikit lagi si Abun bangun!

Kedua petugas tidak merespons.

ASENG (CONT’D)Keluarga wa tinggal Abun. Lu kasih wa kesempatan lah! Udah sejauh ini!

Aseng terus meronta-ronta, lalu tidak sengaja, Aseng memukul koper Ceng Beng, sama seperti koper yang Aseng inginkan di toko Abun. Petugas dan Aseng pun terdiam sementara, dan melihat pintu kamar terbuka perlahan. Dengan ngantuk, Abun keluar dari kamar, dan melihat ke sekitar. Abun lalu melihat ke arah Aseng dan petugas, lalu mendekati. Aseng, terlihat kaget saat Abun berhenti di depan letak set yang jatuh, yaitu di depan kaki Aseng.

Abun lalu mengangkat dan mengamati koper tersebut.

ABUNPa?

Abun membawa koper masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Melihat ini, Aseng mulai tertawa bahagia, dan melepaskan diri dari kedua petugas. Petugas melototi Aseng, namun Aseng hanya mengibaskan baju lusuhnya.

8.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 24: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

ASENGApa kata wa! Dah, sana balik lu! Wa akan kembali sendiri besok abis Abun jengukin wa!

Aseng pergi meninggalkan rumah Abun dengan bangga, dimana kedua Petugas hanya bingung melihat Aseng.

CUT TO:

EXT. TERAS RUMAH ASENG, DUNIA MANUSIA - DAY12 12

Duduk di kursi teras, Aseng merapihkan kerah kemeja lusuh yang ia pakai, dan mengelap sepatu dengan lengan kemeja sebelum memakainya. Namun, Aseng tetap terlihat gembel. Dengan senang, Aseng menoleh kesana-kemari, mencari tanda kehadiran Abun. Terdengar SUARA BUS datang dan membuka pintu. Aseng menoleh ke arah bus.

Lalu saat menunggu, Aseng melihat sebuah tiket kertas kuning terbang di depan Aseng, dan Aseng pun berdiri mencoba mengambil tiket tersebut. Namun ketika ingin ditangkap, tiket itu terbang melewati Aseng, dan tiba di rumah sebelah, dimana ada ARWAH KAKEK 2 (60), senang mengambil kertas itu dan berjalan ke arah bus.

Saat Aseng menoleh kembali, terdengar SUARA BARANG-BARANG TERBAKAR, lalu muncul sebuah HANDPHONE yang modern di tangan kiri. Muncul juga BOTOL PARFUM BOSS di tangan kanan. Barang-barang Ceng Beng lain pun mulai muncul mengelilingi Aseng. Dengan senang dan bahagia, Aseng mulai tertawa.

ASENGAbun! Lu tangkep aja kode wa! Ini nih, yang wa tunggu-tunggu!

Siluet pun mendekat, sampai terlihat dengan jelas. Terlihat bahwa siluet yang membakar persembahan adalah Adi. Aseng terlihat bingung, dan mencoba melihat lebih jauh.

ASENG (CONT’D)Lah, Adi! Kok lu yang bakar?

Aseng maju sedikit, mencoba mencari Abun. Adi hanya menunduk dengan hormat menghadap Aseng, lalu berjalan dari Aseng.

CUT TO:

EXT. KUBURAN, DUNIA MANUSIA - DAY13 13

Bingung, Aseng berbalik badan, dan terlihat BATU NISAN dengan tulisan nama Aseng dalam bahasa Mandarin.

9.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 25: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Aseng mendekati kuburan, dan melihat makanan yang disiapkan di ALTAR KUBURAN, dan bekas barang terbakar. Rintikan hujan mulai menetes.

SUPIR BIS (O.S.)Bus terakhir kembali! Bus terakhir!

Aseng melirik ke kuburan di sebelah, yang penuh dengan kertas kuning. Aseng kemudian memegang rumput kuburan Aseng, yang hampa. Dengan lemas, Aseng pun duduk di kuburan. Aseng terlihat sedih, dan diam. Terdengar suara pintu bus yang otomatis tertutup, dan mulai berjalan. Suara bus menjauh hingga tidak terdengar lagi. Suara angin pun menghilang mengikuti bus, sehingga Aseng terdiam di tengah keheningan.

FADE TO BLACK.

10.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 26: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

xxi

LAMPIRAN E: Skenario Reshoot “Wa Teng”

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 27: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

INT. LORONG TERMINAL, ALAM BAKA - DAY1 1

Sepasang kaki berlari dengan lelah di sebuah lorong panjang. Dua pasang kaki, memakai BOOTS, berlari mengikuti dari belakang, dan suara kaki berlari terngiang-ngiang. ASENG (60) terus berlari, memegang selembar tiket KERTAS KUNING dengan erat di tangan. Aseng juga menenteng sebuah TAS DUFFEL HITAM LUSUH. Aseng ngos-ngosan, dan PETUGAS 1 dan PETUGAS 2 (30-40) berlari mengikuti Aseng. Aseng berlari terus.

ACAI (V.O.)Buat apa lu capek-capek turun? Belum tentu sampai juga dengan aman!

Aseng terlihat capek, dan ngos-ngosan. Kedua petugas mengejar dengan serius, tidak terlihat capek.

ALIONG (V.O.)Seng, anak lu udah lupain lu tau! Udah berapa tahun juga! Emangnya anak lu mau datengin lu kalau lu suruh?

ACAI (V.O.)Wah, mana mungkin juga lu bisa balik ke sini lagi?

Suara tawaan Abeng, Acai, dan Aliong terngiang-ngiang. Aseng semakin terengah-engah, namun tidak berhenti berlari keluar dari lorong terminal, menuju ke arah sebuah cahaya putih.

INT. BUS, ALAM BAKA - DAY2 2

Aseng terbangun dengan kaget di kursi bus, dan dengan cemas melihat keluar jendela. Aseng melihat ke kanan dan kiri, namun tidak melihat siapapun karena bus sudah berjalan dengan cepat.

Aseng terlihat lega, dan mulai tertawa kecil. Aseng mengangkat tiket kuning di depan muka, mengamatinya dengan senang, lalu mencium tiket berkali-kali, sebelum melirik ke sekitar. Aseng kemudian merosot lebih rendah di kursi.

Aseng membaca PETA RUTE BUS di belakang tiket. Bus berhenti, dan ARWAH KAKEK 1 (60) turun. Aseng melihat Arwah Kakek 1, lalu melihat ke peta rute bus. Telunjuk Aseng mengikuti rute bus.

SUPIR BUS (40) membuka pintu bus yang otomatis, dan melihat ke arah Aseng dengan muka datar. Aseng melihat ke Supir Bus dan penumpang lain, yang juga melihat ke arah Aseng. Dengan cepat Aseng mengikuti Arwah Kakek 1 turun dari bus.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 28: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

EXT. GANG, DUNIA MANUSIA - DAY3 3

Aseng turun dari bus, dan bus kembali berjalan. Aseng memandang dan mengamati gang, namun perlahan senyuman Aseng pudar dan raut wajah Aseng mulai terlihat keraguan. Ia kemudian berjalan menyusuri gang.

EXT. PERUMAHAN, DUNIA MANUSIA - DAY4 4

Arwah Kakek 1, terlihat rapih dan kaya, duduk di rumah yang terlihat ramai. KELUARGA (16-40) Arwah Kakek 1, berpakaian dengan warna senada, membawa aneka persembahan Ceng Beng, memegang dupa dan berdoa di depan Arwah Kakek 1. Aseng memerhatikan Arwah Kakek 1.

EXT. TERAS RUMAH ASENG, DUNIA MANUSIA - DAY5 5

Aseng lanjut berjalan ke rumahnya sendiri dengan perlahan, sambil melihat ke arah rumah Arwah Kakek 1. Rumah Aseng kecil dan tidak terlalu terawat, dengan dua kursi di TERAS DEPAN. Suasana rumah Aseng terlihat dan terdengar sepi.

Perlahan, Aseng masuk melewati celah pagar yang terbuka. Aseng mengamati rumahnya, lalu terhenti saat mencium dan mendengar PERSEMBAHAN DI BAKAR. Aseng melirik ke depan rumah dan melihat ADI (40), petugas kompleks. Adi menenteng beberapa persembahan Ceng Beng, serta perlengkapan persembahan lainnya.

ASENGAdi? Wah, persembahannya banyak sekali ya. Banyak yang cuman nitip ya tahun ini?

Aseng menatap Adi dan persembahan yang dibawanya dengan menggelengkan kepala dan menghela nafas.

Suara tawa dari keluarga Arwah Kakek 1 membuat Aseng menoleh dan mengamati keluarga tersebut. Aseng lalu menoleh ke arah Adi. Dengan perlahan, Aseng berjalan kembali masuk ke dalam rumahnya.

CUT TO:

INT. TOKO PERLENGKAPAN TIONGHOA - NIGHT6 6

Suasana toko perlengkapan Tionghoa terlihat sepi. Pintu toko tertutup sebelah, dan terlihat ABUN (35), berpakaian kasual, kaca mata, dan terlihat serius, di meja kasir. Abun sibuk menghitung dan mencatat bon.

2.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 29: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Meja kasir terlihat penuh dengan kertas bon, dan ada piring bekas makan yang masih terletak di atas meja.

Terdengar suara gemerincing lonceng pintu berbunyi, namun saat Abun menatap ke arah pintu, tidak ada siapapun. ANGIN MENIUP, menjatuhkan beberapa lembar kertas dari tumpukan kertas bon. Abun memungut kertas-kertas tersebut dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Aseng memasuki toko Abun dengan senang. Aseng mengelilingi toko, lalu melihat tumpukan kertas persembahan Ceng Beng. Aseng tersenyum mengamati persembahan-persembahan, lalu menoleh ke arah Abun.

Suara HANDPHONE Abun berbunyi dan bergetar, dan Abun mengangkat handphone tanpa melepaskan mata dari buku nota.

ABUNYa?

LING-LING (O.S.)Bun, lu pulang jam berapa? Jam segini gak pulang-pulang. Ini udah mau makan. Lu gak pulang makan?

ABUNHmm, iya bentar lagi. Sabar dong. Wa tutup dulu, belum selesai nih.

LING-LING (O.S.)Bun, orang belum selesai ngomong. Eh, mami lu dari tadi nelponin wa terus, nanyain lu kapan ke kuburan papi lu. Lu sampe kapan ga mau urusin papi lu lagi?

Abun terdiam sejenak, lalu mengernyitkan mata.

LING-LING (O.S.) (CONT’D)Bun? Denger wa gak? Telpon mami lu balik, gih.

ABUNIya, iya. Entar. Udah wa tutup dulu-

LING-LING (O.S.)Lu cepet pulang. Di toko aja terus. Pokoknya makanan ada di meja. Panasin sendiri.

Suara gemerincing lonceng pintu kembali berbunyi. Abun melirik ke arah pintu, dan seorang IBU PELANGGAN (54) memasuki toko.

3.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 30: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

ABUNLing, wa tutup- iya, wa pulang bentar lagi. Udah, tutup dulu.

Abun mematikan handphone, lalu meninggalkan pembukuan dan bergegas keluar dari balik kasir.

ABUN (CONT’D)Wah, apa kabar ci?

IBU PELANGGANDuh, sori wa dateng pas udah mau tutup. Wa kelupaan, harus beli dupa dan persembahan buat Ceng Beng besok. Haduh, biasa, pelupa.

ABUNTenang ci, liat-liat aja dulu. Buat lu, wa buka sampai pagi juga bisa kok!

Ibu Pelanggan dan Abun tertawa dan mulai melihat perlengkapan Ceng Beng. Aseng, yang berdiri dekat Abun selama ini, menggelengkan kepala dan menghela nafas.

IBU PELANGGANKalau set untuk yang pria bagus yang mana?

Abun berpikir sejenak sambil melihat ke persembahan.

IBU PELANGGAN (O.S.) (CONT’D)Kalau gak, yang lu kasih persembahan untuk papa lu yang mana?

ABUNHah?

IBU PELANGGANLu emangnya belum Ceng Beng-in papa lu?

Abun terdiam sejenak.

ABUNOh.

Aseng menoleh ke arah Abun dan Ibu Pelanggan. Abun kemudian mengambil persembahan yang terletak di tumpukkan paling atas.

4.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 31: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

ABUN (CONT’D)(beat) Udah, kok ci. Hmm, ini sih ci. (beat) Ceng Beng tahun ini juga banyak yang beli ini.

Aseng menatapi persembahan yang dipilih oleh Abun, lalu menatapi Abun dan menghela nafas.

IBU PELANGGANOh, iya. Ini boleh satu.

CUT TO:

INT. RUANG TAMU, RUMAH ABUN, DUNIA MANUSIA - NIGHT7 7

Terdengar SUARA MOBIL ABUN parkir di depan rumah. Abun mengunci pintu mobil, lalu berjalan ke pintu rumah dan membukanya. Aseng mengikuti Abun masuk ke dalam ruang tamu rumah. Ruang tamu Abun, yang gelap, dapat terlihat cukup berkelas, namun terlihat sangat penuh dan cukup berantakan karena STOK BARANG-BARANG JUALAN Abun. Abun berjalan ke dapur dan menyalakan lampu.

Aseng mengelilingi ruang tamu, mengamati FOTO-FOTO KELUARGA ABUN.

INT. RUANG MAKAN, RUMAH ABUN - NIGHT8 8

Ruang makan Abun tertata rapih, namun sangat sepi. Di tengah ruang, terletak sebuah meja makan kotak, dengan tudung saji di atasnya, dan setiap sisi terisi kursi kosong. Dapur kering, kulkas dan dispenser terlihat di belakang meja makan.

Abun menyalakan lampu ruang makan, lalu mengambil gelas minum dari lemari. Terlihat GARIS RETAK yang panjang di pinggir sisi gelas, namun Abun menggunakannya. Abun mengisi air dari dispenser, lalu meneguk air dengan perlahan, sampai tinggal seperempat air. Abun kemudian meletakkan gelas di atas meja, dan terlihat air menetes keluar dari retakan.

Abun membuka tudung saji di atas meja makan, dan terlihat beberapa LAUK MAKANAN yang terlihat sudah dingin. Abun menatapi makanan sebelum memasukannya ke dalam kulkas.

Aseng, yang berdiri di sudut ruang, mengamati Abun. Abun duduk di meja makan dengan membuka berkas-berkas dan kalkulator dari toko. Abun kembali bekerja dengan keras, walaupun ia terlihat mengantuk. Aseng mengamati Abun, dan terlihat di seberang Abun, adalah ASENG MUDA (56), yang terlihat lebih muda dan menggunakan kaca mata baca, mengerjakan hal yang sama seperti Abun. Aseng Muda menghitung kertas-kertas bon dengan serius.

5.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 32: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Aseng mengamati Abun dan Aseng Muda, dengan tatapan sedih. Aseng menggelengkan kepala, lalu berjalan ke tempat duduk dimana Aseng Muda duduk.

Aseng duduk di kursi Aseng Muda, yang sudah hilang, beserta kertas-kertas bon. Aseng mengamati Abun dan semua berkas-berkas Abun di atas meja, kemudian ia perlahan meniupi berkas-berkas hingga beberapa lembar jatuh ke lantai.

Abun mengambil kertas yang tertiup dari lantai, namun beberapa lembar kertas yang lain juga jatuh ke lantai. Abun duduk sedikit tegak, melihat ke sekitarnya, lalu mengucek matanya dengan lelah. Abun melepaskan kaca mata, lalu menopangkan kepalanya di tangan untuk istirahat sejenak. Tak lama kemudian, Abun pun tertidur.

Aseng mengamati Abun, lalu membungkukkan badanya sedikit. Tidak lama kemudian, Aseng berdiri dan mendekati Abun.

ASENGMaafin wa, Bun.

Aseng dengan pelan meletakkan tangannya di atas pundak Abun, dan Abun terbangun dengan kaget. Ia mengucek matanya, lalu ia melihat ke sekitarnya. Abun tidak melihat siapa-siapa. Abun melihat STOK PERSEMBAHAN yang bergeletakan di seberang ruangan, dan menatapinya.

INT. MOBIL ABUN, SAMPING TPU - DAY9 9

Mobil Abun penuh dengan barang-barang persembahan dan kantung plastik berisikan buah di jok belakang mobil. Abun melihat benda-benda tersebut dengan ragu. Ia menghela nafas dan melihat ke depan. Ia melihat sosok Adi sedang membawa persembahan UANG KERTAS di samping luar kuburan. Abun mengamati Adi lalu melihat kembali ke barang-barang. Abun terdiam sejenak, kemudian turun dari mobil.

EXT. TERAS RUMAH ASENG, DUNIA MANUSIA - DAY10 10

Duduk di kursi teras, Aseng terlihat cemas dan lemas. Aseng memandang kosong ke depan dan menghelas nafas. Terdengar SUARA BUS datang dan membuka pintu. Aseng menoleh ke arah bus, kemudian ia kembali terlihat sedih.

Tiba-tiba, selembar tiket kuning melewatinya dengan cepat. Mata dan kepala Aseng menoleh mengikuti ke arah terbangnya tiket kuning tersebut. ARWAH KAKEK 2 (60) menangkap tiket kuning tersebut, dan kemudian pergi ke arah bus dengan membawa sebuah koper.

6.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017

Page 33: LAMPIRAN A: Kartu Bimbingan Tugas Akhirkc.umn.ac.id/2892/8/LAMPIRAN.pdf · Aseng berjalan dan menghampiri sebuah toko yang masih ada pelanggan IBU-IBU (40), ABUN (35) di dalam toko,

Aseng kembali memandang ke depan dengan tatapan kosong, namun tiba-tiba pandangan Aseng ditutupi oleh asap. Lalu, di tangan Aseng muncul sebuah HANDPHONE canggih, dan PARFUM. Baju Aseng pun tiba-tiba berubah menjadi sebuah JAS. Aseng pun dengan sekejap dikelilingi oleh BARANG_BARANG PERSEMBAHAN lainnya yang meramaikan teras rumah Aseng.

Aseng terlihat kaget dan bingung. Dengan perlahan Aseng berdiri dan melihat sekeliling. Tak lama kemudian, asap mulai menipis, dan Aseng melihat Adi sedang membakar di tempat pembakarannya. Nafas Aseng tertahan, dan raut wajah Aseng berubah menjadi sedih kembali.

EXT. KUBURAN, DUNIA MANUSIA - DAY11 11

Adi membakar persembahan untuk Aseng, lalu mendatangi altar kuburan dan menyusun berbagai macam lauk makanan dan menancapkan dupa ke tempat dupa di altar makam. Aseng mengamati Adi dengan bingung.

Adi berdiri dan membungkuk memberi hormat ke hadapan makam Aseng, kemudian pergi. Aseng menghelas nafas dengan lemas. Ia kemudian menoleh ke arah kuburan lain yang sudah ditandai dengan kertas kuning panjang.

SUPIR BIS (O.S.)Bus terakhir kembali! Bus terakhir!

Aseng menatap ke arah bus dengan sedih, lalu ia mengamati altar kuburannya. Rintikan hujan mulai menetes.

INT. MOBIL ABUN, SAMPING TPU - DAY12 12

Tetesan hujan jatuh ke kaca mobil. Abun duduk terdiam di mobil, dengan dua tangan memegang stir mobil. Abun menatap kosong ke luar jendela. Tidak lama kemudian, ia menyalakan mobil, dan kemudian pergi.

EXT. KUBURAN, DUNIA MANUSIA - DAY13 13

Aseng melihat ke langit, lalu melihat ke sekitarnya. Tatapan Aseng yang kosong dan tidak ada harapan, hanya dapat duduk dengan lemas di kuburannya.

Terdengar suara pintu bus yang otomatis tertutup, dan mulai berjalan. Suara bus menjauh hingga tidak terdengar lagi. Suara angin pun menghilang mengikuti bus, sehingga Aseng terdiam di tengah keheningan.

FADE TO BLACK.

7.

Tradisi Tionghoa...,Jessica Nevina Anggadibrata,FSD UMN,2017