Lakol puskesmas Nunukan
description
Transcript of Lakol puskesmas Nunukan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, kementerian
kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan akses pelayanan yang
merata dan berkeadilan di seluruh lapisan masyarakat. Akses pelayanan
ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat yang hidup
dalam perilaku dan lingkungan yang sehat serta memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata.
Puskesmas Nunukan adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Nunukan dengan
menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan pengembangan..Dalam
penyelenggaraan seluruh upaya kesehatan di wilayah kerjanya,
Puskesmas Nunukan dituntut harus memberikan pelayanan yang optimal
kepada masyarakat agar masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya akan
akses pelayanan yang bermutu dan efektif serta efisien.
Salah satu pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
adalah pelayanan Unit Gawat Darurat 24 Jam. Hal ini sangat penting
1
mengingat puskesmas adalah akses pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan yang
cepat, tanggap, efektif dan efisien dalam pertolongan kasus-kasus
emergency. Selain itu, posisi Puskesmas Nunukan yang sangat strategis
yang berada di tengah-tengah Kabupaten Nunukan, menjadikan
Puskesmas Nunukan menjadi pusat pelayanan yang mudah terjangkau
dibandingkan dengan RSUD Nunukan yang aksesnya jauh dari pusat kota
Kabupaten Nunukan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Kelompok kami
menetapkan judul Laporan Kelompok Observasi Lapangan (LAKOL)
yaitu ; Optimalisasi Pelayanan UGD 24 jam pada Puskesmas
Nunukan Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan.
B. Isu Aktual
Puskesmas Nunukan adalah puskesmas yang terletak di
tengah-tengah kota kabupaten Nunukan batas wilayah kerja
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Sebatik
Sebelah Tengah : Berbatasan dengan Kecamatan Nunukan
Barat
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Sebuku
SebelahTimur : Berbatasan dengan Kecamatan Nunukan
2
Selatan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Nunukan
pada Tahun 2012 sebesar 48.716 jiwa tersebar dari empat
kelurahan dan tiga desa. Dengan rincian jumlah penduduk dan luas
wilayah di Kecamatan Nunukan sebagai berikut :
1. Kelurahan Nunukan Timur jumlah penduduk 12.571 jiwa.
2. Kelurahan Nunukan Tengah jumlah penduduk 12.415 jiwa.
3. Kelurahan Nunukan Utara jumlah penduduk 8.735 jiwa.
4. Kelurahan Nunukan Barat jumlah penduduk 10.455 Jiwa.
5. Desa Binusan dari jumlah penduduk sebesar 4.540 jiwa.
Dengan potensi tersebut, diharapkan Puskesmas
Nunukan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
yang dapat dirasakan oleh seluruh warga nunukan. Pelayanan
yang diinginkan adalah pelayanan prima yang memberikan segala
aspek kemudahan dan pemerataan pelayanan tanpa pilih kasih,
cepat dan efisien.
Salah satu Pelayanan yang penting dalam memberikan
pelayanan prima kepada warga Nunukan adalah pelayanan UGD
24 Jam. Dari sumber data yang diperoleh didapatkan bahwa
kunjungan rata-rata UGD 24 Jam di Puskesmas Nunukan adalah
± 500 orang per bulannya.
3
Dari rata-rata kunjungan tersebut didapatkan bahwa
penanganan kasus kecelakaan menempati posisi pertama dalam
penanganan pelayanan UGD 24 Jam. Dari kasus kecelakaan yang
ada, semuanya dirujuk ke pelayanan tingkat II yaitu rujukan ke
Rumah Sakit.
Dari data di atas didapatkan bahwa pelayanan UGD 24
Jam dalam menangani kasus-kasus kecelakaan lalu lintas belum
maksimal, maka kami dari tim ketatalaksanaan Kesehatan
mengangkat Isu Aktual sebagai berikut:
“Belum Optimalnya Pelayanan UGD 24 Jam pada Puskesmas
Nunukan Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan”
C. Lingkup Bahasan
Maksud dan tujuan penulisan ini adalah agar dapat
dipergunakan sebagai masukan bagi Puskesmas Nunukan Kecamatan
Nunukan dalam menghadapi masalah Belum optimalnya pelayanan
UGD 24 jam pada puskesmas Nunukan Kecamatan Nunukan
Kabupaten Nunukan.
Ruang lingkup kajian Laporan Kelompok Observasi
Lapangan (LAKOL) ini dibatasi pada pembahasan Optimalisasi
Pelayanan UGD 24 jam melalui Penambahan Kuota Bed Pasien
Pada UGD 24 jam.
4
BAB II
KONSEP PELAYANAN
A. Konsep Pelayanan Prima
Pelayanan Prima diartikan sebagai pelayanan yang terbaik
yang dapat diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dan
biasanya dikaitkan dengan standar pelayanan prima (SPP).
Sebagai patokan, pelayanan prima dibedakan atas 3 (tiga)
tingkatan :
1. Pelayanan yang dianggap terbaik oleh lembaga-lembaga
pemerintah yang belum memiliki SPP.
2. Pelayanan yang sesuai SPP bagi lembaga pemerintah yang
sudah memiliki SPP.
3. Pelayanan terobosan yang mampu melebihi persyaratan SPP.
B. Standar Pelayanan
Standar Pelayanan berbentuk suatu dokumentasi berisi
rincian teknis dari sebuah pelayanan. Rincian yang biasanya
tercantum dalam dokumen ini mencakup pernyataan visi dan misi
pelayanan, prosedur pelayanan, dana alur pelayanan, ketentuan
tarif, prasyarat pelayanan, klasifikasi pelanggan, jenis layanan,
jaminan mutu dan janji pelayanan.
5
Manfaat standar pelayanan ada 2 (dua) :
1. Merupakan jaminan mutu bagi pelanggan dimana pelanggan
dapat mengetahui apa saja yang dapat diharapkan dari sebuah
pelayanan. Pelanggan dapat menggugat lembaga pelayanan
jika ternyata apa yang mereka peroleh kurang dari yang
dicantumkan dalam standar pelayanan
2. Merupakan ukuran baku mutu yang harus ditampilkan oleh para
petugas pelayanan.
C. Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan mengacu pada baik tidaknya atau berharga
tidaknya sesuatu. Mutu pelayanan mengacu pada baik tidaknya
sebuah pelayanan.
D. Pengertian –Pengertian
1. Optimalisasi adalah pencapaian tujuan tertentu yang telah
direncanakan sebelumnya guna peningkatan kinerja.
2. Pelayanan UGD 24 jam adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan yang bersifat kegawatdaruratan.
3. Puskesmas ( Pusat Kesehatan Masyarakat ) yang merupakan
unit pelaksana tehnis Dinas Kesehatan yang diartikan sebagai
satu satuan organisasi yang diberikan kewenangan,
6
kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota untuk
melaksanakan tugas – tugas operasional pembangunan
kesehatan di wilayah kecamatan, yang dipimpin oleh seorang
Kepala Puskesmas.
E. Visi dan Misi
Dalam rangka meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Nunukan maka menetapkan Visi
pembangunan kesehatan yaitu “terwujudnya Puskesmas Prima
Menuju Nunukan Sehat”, kemudian dijabarkan dalam bentuk Misi
antara lain :
a. Memberikan pelayanan yang profesional.
b. Membangun upaya Promotif, Preventif, perilaku hidup bersih
dan sehat sedini mungkin.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
d. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan semua pihak.
e. Terwujudnya puskesmas sebagai pusat informasi kesehatan.
7
F. Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas Nunukan
terbagi berdasarkan beberapa unit pelayanan. Pelayanan UGD 24
jam termasuk dalam UPK Yankes (Pelayanan Kesehatan)
Bagan 1. Struktur Organisasi Puskesmas Nunukan
8
Kepala PuskesmasKepala Puskesmas
Arsip dan Laporan
Arsip dan Laporan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana
UPK YankesUPK YankesUPK SDKUPK SDK UPK KesmasUPK Kesmas UPK P2PMKBUPK P2PMKB
PolindesSei Fatimah
PolindesSei Fatimah
Pustu BinusanPustu Binusan Pustu Kanduangan
Pustu Kanduangan
KeuanganKeuanganUmum dan KepegawaianUmum dan
Kepegawaian
Kepala Tata UsahaKepala Tata Usaha
BAB III
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penyusunan Laporan
Kelompok Observasi Lapangan (LAKOL) ini dikumpulkan dan
dianalisis secara deskriptif dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Sumber data
a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara
dengan pegawai dan pimpinan Puskesmas Nunukan Kecamatan
Nunukan Kabupaten Nunukan.
b. Sumber data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen dan catatan yang dapat memberikan informasi tentang
kegiatan yang terkait dengan judul yang dibahas dalam LAKOL
ini.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut :
a. Wawancara, yaitu melakukan Tanya jawab dengan pihak-
pihak terkait yang dapat memberikan informasi data primer
untuk penulisan LAKOL ini dan meninjau secara langsung
penanganan kegawatdaruratan di UGD.
b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data sekunder yang
dilakukan dengan cara mencatat dan memanfaatkan data-data
9
yang ada di instansi yang berkaitan dengan penulisan yang
berupa dokumen-dokumen :
a) Profile Puskesmas Nunukan tahun 2012
b) Penilaian Kinerja puskesmas Nunukan tahun 2012
c) Standar Operasional Prosedur Pelayanan UGD 24 Jam
Adapun data yang diperoleh dari profil Puskesmas Nunukan
tahun 2012 tentang kunjungan pasien UGD 24 jam adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Kunjungan Pasien UGD 24 Jam dilihat dari Laporan BulananTahun 2012
Sumber Data : Profil Puskesmas Nunukan Tahun 2012
Tabel 2. 10 Penyakit Terbesar pada UGD 24 Jam Puskesmas
10
Nunukan Tahun 2012
Sumber Data : Profil Puskesmas Nunukan Tahun 2012
Tabel 3. Rujukan Kasus Kecelakaan Lalulintas (KLL) / Rudal Paksa UGD 24 jamTahun 2012
Sumber Data : Profil Puskesmas Nunukan Tahun 2012
11
BAB IV
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Adapun isu aktual yang diangkat dari permasalahan
pelayanan UGD 24 Jam ini adalah belum optimalnya mutu pelayanan
UGD 24 jam pada puskesmas Nunukan yang berangkat dari
penyebab (core problem) :
1. Belum optimalnya penerapan SOP dalam pelayanan tindakan
Medis
2. Belum optimalnya mutu pelayanan UGD 24 jam
3. Belum optimalnya monitoring dan evaluasi pelayanan
4. Belum optimalnya pelayanan tenaga dokter jaga 24 jam
12
a b c d
POHON MASALAH(Pernyataan Negatif)
5.
6.
7.
8.
4 Akibat
1. Sebab
2
9.
10.
Keterangan :
1. Masalah utama yang dihadapi adalah nomor 12. Penyebab masalah nomor 1 adalah nomor 2c3. Penyebab masalah nomor 2c adalah nomor 3c4. Akibat masalah nomor 1 adalah nomor 4
B. Analisis Masalah
13
Belum optimalnya pelayanan UGD 24 jam pada Puskesmas Nunukan
Sasaran tupoksi UPT Puskesmas belum tercapai secara optimal
Belum optimalnya penerapan SOP dalam
tindakan medis
Belum optimalnya mutu pelayanan
UGD
Belum Optimalnya
Monev
Belum optimalnya pelayanan dokter
jaga 24 jam
Tingginya beban kerja
Terbatasnya sarana dan prasarana
Kurangnya validasi data
pelaporan kasus
Belum optimalnya penanganan angka kunjungan yang
tinggi
dcba
Berdasarkan masalah pokok diatas yang menyebabkan isu
aktual dilakukan analisis USG sebagai berikut :
Tabel 4. Analisa USG untuk Penetapan Masalah Pokok Dominan Pada Wilayah Kerja Puskesmas Nunukan
No MasalahKriteria Jumlah
NilaiRanking
U S G
1.
Belum optimalnya
penerapan SOP dalam
pelayanan tindakan Medis
5 4 3 12 II
2.Belum optimalnya mutu
pelayanan UGD 24 jam5 5 4 14 I
3.
Belum optimalnya
monitoring dan evaluasi
pelayanan
3 2 3 8 IV
4.
Belum optimalnya
pelayanan tenaga dokter
jaga 24 jam
4 5 3 12 III
Keterangan :
U = Urgenty atau tingkat kepentingannya
S = Seriously atau tingkat keseriusannya
G = Growthly atau tingkat pertumbuhan atau peluang berkembangnya
Dari analisis USG didapatkan bahwa masalah pokok dominan
yang menyebabkan belum optimalnya pelayanan UGD 24 jam adalah
belum optimalnya mutu pelayanan UGD 24 jam. Prioritas masalah
pokok ini disebut sebagai masalah pokok dominan. Selanjutnya,
14
masalah pokok dominan ini dianalisis untuk mencari penyebabnya
yang disebut sebagai masalah spesifik sebagai berikut :
1. Tingginya beban kerja
2. Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan UGD
3. Kurangnya validasi data pelaporan kasus
4. Belum optimalnya penanganan angka kunjungan yang tinggi.
Masalah spesifik ini kemudian dianalisis lagi menggunakan analisis
USG sebagai berikut :
Tabel 5. Analisa USG untuk Penetapan Masalah Spesifik Dominan Pada Wilayah Kerja Puskesmas Nunukan
No MasalahKriteria Jumlah
NilaiRanking
U S G
1. Tingginya beban kerja 5 4 3 12 II
2.Terbatasnya sarana dan
prasarana pelayanan UGD5 5 4 14 I
3.Kurangnya validasi data
pelaporan kasus3 2 3 8 IV
4.Belum optimalnya penanganan
angka kunjungan yang tinggi4 4 3 11 III
Keterangan :
U = Urgenty atau tingkat kepentingannya
S = Seriously atau tingkat keseriusannya
G = Growthly atau tingkat pertumbuhan atau peluang berkembangnya
15
Dari analisis USG di atas didapatkan bahwa masalah
spesifik dominan yang menyebabkan belum optimalnya mutu
pelayanan UGD 24 jam adalah Terbatasnya sarana dan prasarana
UGD 24 jam. Prioritas masalah spesifik ini disebut sebagai masalah
spesifik dominan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai merupakan tujuan dari
pemecahan masalah-masalah yang terdapat pada pohon masalah.
Untuk dapat mencapai sasaran kinerja yang diinginkan, maka
pernyataan negatif harus diubah menjadi pernyataan positif
berdasarkan pertimbangan skala prioritas dengan dukungan sumber
daya yang ada dan dipersiapkan. Berikut disajikan pohon sasaran
yang menjelaskan permasalahan tersebut.
16
a b c d
dcba
POHON MASALAH(Pernyataan Negatif)
11.
12.
13.
14.
4 Akibat
1. Sebab
2
c d
15.
16.
Keterangan :
1. Sasaran utama yang dihadapi adalah nomor 12. Sasaran pokok nomor 1 adalah nomor 2c3. Sasaran spesifik nomor 2c adalah nomor 3c4. Akibat masalah nomor 1 adalah nomor 4
Berdasarkan masalah spesifik yang didapatkan yaitu Terbatasnya
sarana dan prasarana pelayanan UGD 24 jam didapatkan alternative
pemecahan masalah sebagai berikut :
17
Terwujudnya pelayanan UGD 24 jam yang optimal
Tercapainya Sasaran tupoksi UPT Puskesmas Nunukan
Terwujudnya penerapan SOP
dalam tindakan medis yang optimal
Terwujudnya mutu pelayanan UGD
Terwujudnya Monev
Terwujudnya pelayanan dokter
jaga 24 jam
Terwujudnya beban kerja yang sesuai dengan kapasitas
Tersedianya sarana dan prasarana
pelayanan
Terwujudnya validasi data
pelaporan kasus
Terwujudnya penanganan angka kunjungan yang
tinggi
1. Pengusulan penambahan obat-obatan
2. Pengusulan penambahan kuota bed pasien
3. Pengusulan penambahan peralatan penunjang medis
Dari alternatif pemecahan masalah tersebut berdasarkan teori tapisan
Robert Mc Namara didapatkan alternative pemecahan masalah terpilih
sebagi berikut :
Tabel 6. Teori tapisan.
NO Alternatif Kegiatan Efektifitas Kemudah
an
Biaya Jumlah Ranking
1 Pengusulan penambahan
obat-obatan
4 3 3 10
2 Pengusulan penambahan
kuota bed pasien
5 5 4 14 Terpilih
3 Pengusulan penambahan
peralatan penunjang medis
4 2 3 9
Untuk memberikan gambaran langkah analisis pemilihan alternatif
kegiatan dapat dilihat pelaksanaannya melalui analisis Pohon Alternatif
sebagai berikut.
18
POHON ALTERNATIF
19
Terwujudnya Pelayanan UGD 24 jam secara optimal
Terwujudnya mutu pelayanan UGD
Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan
Pengusulan penambahan obat-
obatan
Pengusulan penambahan kuota
bed pasien
Pengusulan penambahan
peralatan medis
Tercapainya sasaran tupoksi UPT Puskesmas secara optimal
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan menggunakan alat bantu analisis Pola Kerja Terpadu
dapat diketahui bahwa masalah utama yang dihadapi adalah belum
optimalnya Pelayanan UGD 24 Jam yang disebabkan oleh masalah
pokok terpilih yaitu Belum optimalnya mutu pelayanan UGD 24 jam.
Adapun hal tersebut disebabkan oleh masalah spesifik terpilih yaitu
Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan.
Dari identifikasi kegiatan yang dapat dianalisis, maka terdapat satu
kegiatan yang harus dipilih. Pemilihan kegiatan itu diuji dengan
menggunakan tehnik analisis tapisan dan dapat diketahui bahwa kegiatan
yang menjadi prioritas adalah mengusulkan penambahan kuota bed
pasien pada ruang UGD Puskesmas Nunukan.
B. Saran-saran
Pemecahan masalah pokok dari bahasan diatas adalah dengan
mengusulkan penambahan kuota bed pasien pada UGD 24 jam
Pemecahan masalah ikutannya adalah mengusulkan kepada
pimpinan untuk penambahan obat-obatan dan penambahan peralatan
medis.
Dengan adanya hasil analisis ini, maka dapat menjadi masukan
sebagai solusi dari permasalahan yang ada pada Puskesmas Nunukan
Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan.
20
DAFTAR DOKUMEN
Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 239/X/6/Y/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)
Profile Puskesmas Nunukan Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan tahun 2012
Penilaian Kinerja Puskesmas Nunukan tahun 2012
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan 2010-2016
21
DAFTAR PUSTAKA
Pitoyo, dan Tamim, Djoenaedi, Pola Kerja Terpadu (PKT), Modul Diklat PIM Tk. IV, SPIMNAS LAN-RI, 2001.
Soerjono dan Masyuri, Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
(PMPK), Modul Diklat PIM Tk. IV, SPIMNAS LAN-RI, 2001.
Eko Supriyanto, dkk, 2001. Operasionalisasi Pelayanan Prima, Lembaga Administri Negara, Jakarta.
Fathur Moh R.,Teknik dan Tahapan Penyusunan Pola Kerja Terpadu (PKT) bagi Peserta Diklatpim Tk. IV, Penerbit AFJ Mobicons, Malang.
Pranoto, dkk, 2008, Isu Aktual sesuai Tema, LAN-RI, Jakarta.
Djumara N et al, 2009. Standar Pelayanan Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Juni Pranoto et al, 2008. Muatan Teknis Substantif. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
22