Lakip bptp sumsel 2013
-
Upload
bptpsumsel -
Category
Leadership & Management
-
view
188 -
download
1
Transcript of Lakip bptp sumsel 2013
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya mendukung pencapaian dan mempertahankan ketahanan pangan
memerlukan tindakan yang tepat dengan menghasilkan berbagai inovasi di bidang
pertanian dan menjamin ketersediaannya sampai ke pengguna. Sebagai institusi pusat
yang berada di daerah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan
menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam menumbuhkan inovasi serta
mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah. Hal ini terkait dengan
Visi Pembangunan Pertanian Nasional 2010-2014 yaitu: Terwujudnya Pertanian
Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan
Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani.
Juga sudah ditetapkan empat target suksesnya yaitu: (1). Swasembada berkelanjutan
padi, jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging 2014, (2). Peningkatan
diversifikasi pangan (3). Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, (4).
Peningkatan kesejahteraan petani.
Pencapaian empat target sukses tersebut tidaklah mudah, karena kebijakan dan
program yang disusun di tingkat pusat dan sebagian kegiatan disusun di tingkat BPTP,
haruslah mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan
pertanian saat ini yaitu: (1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim
global, (2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, (3). Belum optimalnya sistem
perbenihan, (4). Terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) Masih lemahnya
kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, dan (6) Belum optimalnya koordinasi
antara pusat dan daerah, demikian juga antar sektor.
Sumatera Selatan dengan kekayaan agroekosistemnya seperti lebak, pasang
surut, irigasi, tadah hujan dan lahan kering memiliki potensi besar untuk menunjang
tercapainya empat sukses tersebut. Dukungan teknologi untuk pengembangan
pertanian telah tersedia melalui jasa penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitiannya. Sebagian
teknologi tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun untuk
pengembangannya ke target yang lebih luas lagi memerlukan upaya percepatan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014
telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
2
database kebutuhan inovasi teknologi spesifik lokasi berorientasi Pertanian Industrial,
(2). Pengkajian difokuskan pada Inovasi Teknologi Terpadu Siap Kaji (ITTSK) yang
dihasilkan oleh Balit/BB lingkup Badan Litbang Pertanian untuk percepatan
penerapannya pada kondisi spesifik lokasi, (3). Pengkajian komponen teknologi
dilakukan untuk kasus khusus sesuai kondisi spesifik lokasi, (4). Pengkajian teknologi
hasil penelitian di luar Badan Litbang Pertanian dilakukan dalam bentuk kerjasama
pengkajian dengan resource sharing, (5). Pengkajian difokuskan untuk menghasilkan
Inovasi Teknologi Terpadu Siap Terap (ITTST) yang mampu diintegrasikan dengan
program-program pengembangan agribisnis yang diimplementasikan di daerah, (6).
Optimalisasi peran Komisi Teknologi di daerah, (7). Optimalisasi alur umpan balik
perbaikan inovasi teknologi kepada Balit/BB/UK (memacu pemantapan program
penelitian di tingkat Balit/BB).
Pembangunan sektor pertanian merupakan proses yang kompleks, melibatkan
sub sistem agribisnis yang meliputi sub sistem input, sub sistem output, sub sistem
produksi, sub sistem pendukung. Salah satu tantangan yang dihadapi dan berdampak
luas pada pembangunan pertanian di Sumatera Selatan pada tahun 2013 adalah
kondisi cuaca yang ekstrim. Disadari pula bahwa kinerja BPTP Sumsel tidak hanya
dalam pelaksanaan program/kegiatan, namun juga dipengaruhi pemerintah daerah,
institusi lain, bahkan petani dan peternak sebagai pelaku utama pembangunan
pertanian.
Untuk memberikan gambaran yang nyata, jelas dan transparan tentang kinerja
program dan kegiatan yang telah dilaksanakan maka disusunlah laporan
pertanggungjawaban BPTP Sumatera Selatan yang secara teknis berpedoman pada
sistem penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun
2013, sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik
Indonesia No: 239/IX/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 mengenai Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah diharuskan membuat
laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam penyusunan LAKIP dilakukan
pengukuran atau penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Tujuan
pembuatan LAKIP ini untuk meningkatkan pelaksanaan kinerja pemerintahan yang
lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
3
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/2006,
BPTP Sumatera Selatan memiliki tugas pokok yaitu: melaksanakan pengkajian,
perakitan dan pengambangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Sejalan
dengan tugas pokoknya, BPTP Sumatera Selatan menjalankan fungsinya meliputi (a).
Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi (b). Pelaksanakan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi
pertanian tepat guna spesifik lokasi, (c). Pelaksanaan pengembangan teknologi dan
diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan (d). Menyiapkan
kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil
pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi (e). Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan
pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi dan (f). Pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. Dengan tugas pokok dan fungsi tersebut,
maka BPTP Sumatera Selatan menghasilkan paket teknologi pertanian siap pakai yang
dapat menjembatani tujuan pertanian yang ingin dicapai oleh Pemerintah (Daerah dan
Nasional) serta keinginan petani.
1.3. Struktur Organisasi
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Sumatera Selatan yang
merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara
struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, kepala Seksi
Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian. Secara fungsional dibantu oleh Tim Program dan
4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji Sumberdaya, (2). Kelji
Budidaya, (3). Kelji Pasca Panen dan (4). Kelji Sosial Ekonomi. Tugas penelitian dan
pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling mendukung dan
bekerjasama. Di dalam Sie Kerjasama dan Pengkajian terdapat unsur penting yang
mendukung pelaksanaan pengkajian yaitu kebun percobaan, laboratorium dan
perpustakaan.
Sub Bagian Tata Usaha bertugas dalam urusan administrasi, keuangan,
kepegawaian dan rumah tangga Balai. Seksi Pelayanan Pengkajian bertugas dalam
penyiapan dan pengelolaan informasi, komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
4
pengkajian (litkaji), sarana laboratorium dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala
Balai dibantu Tim Program dalam menyiapkan, penyusunan dan perumusan program
litkaji. Tim Program bekerjasama dengan Kelompok Pengkaji (Kelji) yang didukung
oleh Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Sub Bag Tata Usaha.
Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Selatan
1.4. Sarana dan Prasarana
Keberhasilan pelaksanaan penelitian dan pengkajian perlu ditunjang dengan
tersedianya sarana dan prasarana. Kantor BPTP Sumsel berada di atas lahan seluas
5.100 m2. Di tanah ini berdiri beberapa gedung yang difungsikan untuk kegiatan
administrasi dan tenaga fungsional dengan luas lantai dasar 369,36 m2, gedung
keuangan 178,22 m2, gedung pelayanan teknis (laboratorium, perpustakaan) dengan
luas lantai dasar 470,69 m2, luas garasi kendaraan 173,46 m2, Pos Satpam 36,19 m2,
gudang 78,59 m2 , menara air 14,34 m2 dan luas aula 648,65 m2.
Kebun Percobaan Kayu Agung dengan luas lahan 26,6 ha, status tanahnya
adalah hak guna pakai. Berada di Desa Sidakersa Kecamatan Kota Kayu Agung
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan agroekosistem Lebak. Kebun ini dapat dijangkau
dengan mudah dari Palembang dengan kendaraan roda empat. Berada di tepi jalan
Trans Sumatera. Berdasarkan tipenya maka lahan lebak dalam 49,4%, lebak tengahan
19,4% dan lebak dangkal 31,2%. Kebun ini berada pada ketinggian 31 m di atas
permukaan laut. Penggunaan lahan untuk penelitian/pengkajian 15 ha, untuk produksi
benih sumber 2 ha, show windows teknologi 1 ha, kebun produksi dan model agribisnis
Kepala
Ka. Sie Kerjasama dan Pelayanan
Pengkajian
Ka. Sub Bagian Tata Usaha
Kelji Sosial
Ekonomi
Kelji Pasca
Panen
Kelji
Budidaya
Kelji
Sumberdaya
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
5
0,25 ha, diversifikasi dan ketahanan pangan 0,5 ha dan untuk media pendidikan/agro
widyawisata seluas 1 ha. Sedangkan lahan digunakan untuk gedung kantor dan
emplasement 2 ha, perumahan 1,6 ha dan jalan 0,2 ha.
Adapun Kebun Percobaan Karang Agung dengan luasnya 20 ha status tanahnya
adalah pinjaman. Berada di Desa Sukamulia Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten
Banyuasin. Untuk menjangkau kebun ini, setelah mengendarai kendaraan roda empat
dari Palembang kurang lebih 3,5 jam, maka dilanjutkan dengan menggunakan speed
boat selama 30 menit. Agroekosistem kebun ini pasang surut, bertipe luapan B/C yang
berada pada ketinggian 29 m di atas permukaan laut. Penggunaan lahan untuk
penelitian/pengkajian seluas 0,5 ha, show windows teknologi 1,5 ha, kebun produksi
dan model agribisnis 5 ha, diversifikasi dan ketahanan pangan 0,25 ha. Lahan yang
digunakan untuk perkantoran dan emplasement seluas 0,5 ha, perumahan 0,5 ha dan
jalan 1,5 ha.
Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, maka di lingkup BPTP Sumsel saat ini
terdapat 8 kendaraan dinas roda empat (dua diantaranya dalam kondisi rusak),
sedangkan fasilitas lapangan terdiri dari alat angkut bermotor roda tiga 4 unit, traktor
tangan 4 unit, Transplanter 1 unit, perontok gabah 2 unit, box dryer 2 unit dan
ditunjang dengan beberapa fasilitas untuk pengolahan benih.
1.5. Sumber Daya Manusia
Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel
memiliki sumber daya manusia sebanyak 79 orang. Tenaga-tenaga ini menyebar di
kantor BPTP Sumsel 62 orang, Kebun Percobaan Kayu Agung di Kabupaten OKI 11
orang dan Kebun Percobaan Karang Agung di Kabupaten Banyuasin 6 orang.
Ditinjau dari tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 2 orang yang
berpendidikan strata 3; 14 orang berpendidikan strata 2 dan 33 orang berpendidikan
strata 1. Pegawai yang berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 4 orang, Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas 20 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 orang dan yang
berpendidikan Sekolah Dasar 2 orang.
Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki jenjang fungsional
peneliti sebanyak 15 orang, penyuluh 9 orang, pustakawan 1 orang, tenaga teknisi 1
orang, didukung oleh calon peneliti 7 orang dan calon penyuluh 4 orang. Terdapat 42
orang staf yang terkategori dalam fugsional umum, Untuk meningkatkan kinerja
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
6
pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan
SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang
yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Badan Litbang Pertanian untuk
meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi. Saat ini terdapat satu orang
staf peneliti yang mengikuti pendidikan Strata 3 dan dua orang yang mengikuti
pendidikan Strata 2.
1.6. Dukungan Anggaran
Anggaran BPTP Sumsel pada tahun 2013 meningkat dibanding tahun 2012.
Pada tahun 2012 yang lalu anggaran pada DIPA BPTP Sumsel sebesar Rp
11.457.362.000,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp 4.750.019.000,- belanja barang
Rp 5.815.256.000,- dan belanja modal Rp 892.087.000,- Pada tahun 2013 ini anggaran
pada DIPA sebesar Rp 13.081.700.000,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp
5.108.777.000,- belanja barang Rp 6.531.723.000,- dan belanja modal Rp
1.441.200.000,-
Seperti tahun sebelumnya, maka pada tahun 2013 ini BPTP Sumsel juga
memperoleh dana selain dari DIPA, yaitu dari SMARTD sebesar Rp 371.960.000,- dan
kegiatan Direktif Presiden melalui Puslitbangtan sebesar Rp 127.775.000.-
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
7
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Visi dan Misi
Visi Badan Litbang Pertanian merupakan bagian integral dari visi pertanian dan
pedesaan Tahun 2020, dirumuskan untuk menggali dan menyampaikan persepsi yang
sama mengenai masa depan pembangunan pertanian dan pedesaan. Persepsi itu
diwujudkan dalam bentuk komitmen jajaran Badan Litbang Pertanian untuk
merealisasikan tujuannya. Visi Badan Litbang Pertanian bersifat futuristik yang sesuai
dengan dinamika lingkungan strategis dan harus mampu menjadi akselerator
pembangunan pertanian pedesaan dan menjawab permasalahan dan tantangan
pembangunan pertanian di masa depan.
Sebagai instansi vertikal dari Badan Litbang Kementerian Pertanian, dan di
bawah koordinasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,
BPTP Sumatera Selatan juga mempunyai visi yang mengacu pada instansi induk
tersebut. Disamping itu juga, visi BPTP Sumatera Selatan tidak terlepas dari visi
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dimana BPTP Sumsel berada, karena BPTP
Sumatera Selatan menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam
menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di
daerah.
Dengan memperhatikan tugas dan fungsi BPTP Sumatera Selatan, visi dan misi
Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian dan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan, BPTP Sumatera Selatan mempunyai visi sebagai berikut : ”Pada tahun 2014
menjadi lembaga pengkaji dan alih teknologi bertaraf Internasional menghasilkan
inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yang berguna bagi masyarakat di Sumatera
Selatan dalam menunjang pembangunan pertanian dan peningkatan daya saing global”
Untuk mewujudkan visi tersebut, BPTP Sumatera Selatan mempunyai misi
yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan inovasi teknologi pertanian spesifik
lokasi dalam upaya pengembangan komoditas unggulan Sumatera Selatan.
2. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik
lokasi dalam upaya meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kemandirian
petani di Sumsel menuju usaha pertanian yang tangguh, berkelanjutan dan
berdaya saing global.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
8
3. Mengembangkan dan mempercepat proses diseminasi/alih teknologi dan
adopsinya oleh para pengguna.
2.2. Tujuan dan Sasaran
2.2.1. Tujuan :
Sebagai instansi vertikal dari Badan Litbang Kementerian Pertanian, BPTP
Sumatera Selatan mempunyai tujuan yang sama dengan Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, yaitu :
1. Meningkatkan ketersediaan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
2. Meningkatkan penyebarluasan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik
lokasi
3. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi
teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
2.2.2. Sasaran :
1. Tersedianya inovasi teknologi pertanian unggulan.
2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) inovasi teknologi pertanian.
3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian,
diseminasi dan pendayagunaan inovasi teknologi pertanian).
4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi
teknologi pertanian.
5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi
pertanian.
2.3. Capaian Tujuan dan Sasaran
2.3.1. Kebijakan, Program, dan Kegiatan-Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2012
Mengacu pada kebijakan umum penelitian dan pengembangan pertanian yang
telah dirumuskan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014, serta
bedasarkan kebijakan yang telah ditetapkan BBP2TP, maka BPTP Sumsel mengikuti
kebijakan sebagai berikut:
1. Meningkatkan fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian dan pengembangan
berorientasi pasar/preferensi konsumen berdasarkan pada potensi sumberdaya
wilayah.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
9
2. Meningkatkan kuantitas/kualitas informasi, media dan lembaga diseminasi
teknologi pertanian.
3. Meningkatkan kapabilitas manajemen pengkajian dan diseminasi untuk
memperluas jejaring kerjasama.
4. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian.
5. Meningkatkan efektivitas manajemen institusi.
2.3.2. Indikator Keberhasilan Capaian Kinerja
Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan capaian kinerja
kegiatan yang dilakukan BPTP Sumsel adalah: masukan, keluaran, dan hasil. Masukan
merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program
dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output. Masukan yang digunakan
dalam kegiatan BBP2TP adalah dana dan sumber daya manusia (SDM) atau
peneliti/penyuluh yang melaksanakan kegiatan serta inovasi teknologi yang digunakan
dalam pelaksanaan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian. Keluaran adalah
produk yang merupakan hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan atau program.
Keluaran yang dihasilkan oleh BPTP umumnya berupa program/rencana,
informasi/bahan diseminasi, database, rumusan, paket teknologi maupun rekomendasi
kebijakan yang akan disampaikan ke stakeholder (Badan Litbang Pertanian, BPTP/PTP
dan petani). Hasil merupakan segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah. Setiap kegiatan yang akan dilakukan jika
diharapkan menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.
Hasil yang diharapkan dari masing-masing kegiatan BPTP bergantung dari tujuan yang
ingin dicapai oleh masing-masing kegiatan tersebut. Hasil kegiatan dan pengkajian
BPTP umumnya dirasakan langsung oleh petani.
Program BPTP Sumsel dalam kurun waktu 2010 – 2014 adalah Penciptaan
Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing dengan Sub Programnya Pengkajian dan
Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Untuk mengimplementasikan
mandatnya, selanjutnya program tersebut dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama
dan indikator, yaitu :
1. Pengkajian inovasi dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian,
dengan indikator utama jumlah teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
10
2. Percepatan penyampaian perkembangan informasi inovasi pertanian, dengan
indikator utamanya jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna.
3. Pendampingan Program Strategis mendukung empat sukses Kementerian
Pertanian, dengan indikator utamanya jumlah laporan pelaksanaan kegiatan
pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional.
4. Advokasi teknis dan kelembagaan serta kebijakan pembangunan pertanian
wilayah, dengan indikator utama jumlah rekomendasi kebijakan mendukung
empat sukses kementerian pertanian.
5. Kerjasama pengkajian, pengembangan dan penelitian hasil Litbang, dengan
indikator utama jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan
pemanfaatan hasil litbang
6. Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi
pertanian, dengan indikator utama jumlah dokumen hasil koordinasi dan
sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.
7. Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak)/ petunjuk teknis (juknis) pengkajian
dan pengembangan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah
juklak/juknis.
8. Peningkatan kapasitas SDM, sarana dan prasarana pengkajian untuk
memfasilitasi penelitian, pengkajian dan pendayagunaan inovasi pertanian
berkualitas dengan indikator utamanya jumlah laporan pengelolaan Satker,
dengan indikatornya: (1). Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya serta
jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional, (2). Jumlah perpustakaan dan
website yang terup-date secara berkelanjutan, (3). Jumlah laboratorium yang
terfungsikan secara produktif, (4). Jumlah dokumen audit penerapan ISO
9001:2008, (5). Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian, (6). Jumlah laporan
keuangan SAI pada skretariat UAPPA/B-W, (7). Jumlah wilayah pengendalian
internal (8). Jumlah pengadaan peralatan, (9) Jumlah pengadaan buku, (10).
Jumlah produksi benih, (11). Jumlah layanan perkantoran, (12). Jumlah
perangkat pengolah data dan komunikasi, (13). Jumlah peralatan dan fasilitas
perkantoran, dan (14). Luasan gedung dan bangunan yang direnovasi
/dibangun.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
11
2.4. Rencana Kinerja Tahun 2013
Sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja
Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada tahun 2013, BPTP Sumsel telah
mengimplementasikan Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul
Berdaya Saing dengan Sub Programnya Pengkajian dan Percepatan
Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan sasaran strategis dan target
indikator kinerjanya sebagai berikut:
Tabel 1. Rencana Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2013
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi (paket)
9
2. Meningkatnya penyebarluasan teknologi (diseminasi) pertanian
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (paket)
12
Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional (laporan)
8
Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses kementerian pertanian (reknomendasi)
1
3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi, dan pendayagunaan inovasi pertanian)
Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi (laporan)
1
4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
Jumlah hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian (paket)
2
Jumlah juklak dan juknis (judul) 2
Jumlah publikasi ilmiah tingkat nasional /internasional (judul)
50
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
12
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
Jumlah laporan pengelolaan Satker (laporan) 11
Jumlah pengadaan kendaraan (unit) 2
Jumlah pengadaan buku (buah) 120
Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian (unit) 2
Jumlah produksi benih (ton) 44
Jumlah layanan perkantoran (bulan layanan) 12
Jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi (unit)
35
Jumlah peralatan dan fasilitas kantor (unit) 4
Jumlah pemeliharaan gedung dan bangunan (paket)
1
Untuk menjalankan kegiatannya, pada tahun 2013 anggaran pada DIPA BPTP
Sumsel sebesar Rp. 13.081.700.000.- Selain dari anggaran pada DIPA ini, juga
terdapat 4 (empat) kegiatan didanai dari SMARTD yaitu: (1). Mapping Peranan BBU
dan BBI dalam Penyediaan Benih Berkualitas di Provinsi Sumatera Selatan, (2). MP3MI
berbasis Usahatani Padi pada Lahan Pasang Surut, (3). Kajian Pemanfaatan Limbah
Kelapa Sawit Fermentasi (Complete Feed) untuk Pakan Penggemukan Sapi di Sumatera
Selatan, dan (4). Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan (m-
AP2RL) Mendukung Produksi Beras di Sumsel. Di samping itu terdapat juga 2 (dua)
kegiatan Direktif Presiden melalui Puslitbangtan yaitu: (1). Display VUB di Wilayah
Sektor Perbenihan Formal dan Informal, dan (2). Identifikasi Wilayah Pengembangan
Varietas Unggul Baru.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
13
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Sumatera Selatan dalam tahun 2013
menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang akan dicapai. Ke lima sasaran tersebut
selanjutnya diukur dengan 17 (tujuh belas) indikator kinerja. Ke lima sasaran tersebut
dicapai melalui Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi
Pertanian.
3.1. Pengukuran Kinerja
Sampai dengan akhir tahun 2013, target yang ditetapkan sudah dicapai,
bahkan beberapa indikator kinerja realisasinya melebihi target seperti pada tabel
berikut
Tabel 2. Pengukuran Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Tersedianya teknologi pertanian unggulan
spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi (paket) 9 9 100
Meningkatnya penyebarluasan
(diseminasi) teknologi pertanian
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (paket)
12 12 100
Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan
pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional (laporan)
8 8 100
Jumlah rekomendasi kebijakan
mendukung empat sukses kementerian pertanian (rekomendasi)
1 1 100
Meningkatnya
kerjasama nasional dan internasional (di
bidang pengkajian, diseminasi, dan
pendayagunaan inovasi pertanian)
Jumlah laporan kerjasama pengkajian,
pengembangan dan pemanfaatan inovasi (laporan)
1 1 100
Meningkatnya sinergi
operasional pengkajian dan
pengembangan
inovasi pertanian
Jumlah hasil koordinasi dan sinkronisasi
kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian (paket)
2 2 100
Jumlah juklak dan juknis (judul) 2 2 100
Jumlah publikasi ilmiah tingkat nasional /internasional (judul)
50 43 86
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
14
Lanjutan Tabel 2.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Meningkatnya
manajemen pengkajian dan
pengembangan
inovasi pertanian
Jumlah laporan pengeloaan Satker 11 11 100
Jumlah pengadaan kendaraan (unit) 2 2 100
Jumlah pengadaan buku (buah) 120 20 16,66
Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian
(unit)
2 2 100
Jumlah produksi benih (ton) 44 13 29,55
Jumlah layanan perkantoran (bulan layanan)
12 12 100
Jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi (unit)
35 23 65,71
Jumlah peralatan dan fasilitas kantor
(unit)
4 4 100
Jumlah pemeliharaan gedung dan bangunan (paket)
1 1 100
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 BPTP Sumsel diuraikan melalui
capaian kinerja setiap sasaran, yang menggambarkan realisasi yang dicapai dari target
yang sudah ditetapkan melalui indikator kinerjanya.
Sasaran 1: Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
Untuk mencapai sasaran satu tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja, yaitu
jumlah teknologi spesifik lokasi. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah teknologi spesifik lokasi 9 9 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai.
Sasaran satu dicapai melalui 11 (sebelas) kegiatan yang menghasilkan 9 paket
teknologi masing-masing dengan komponennya dan 1 informasi berupa peta dan 1
paket koleksi bahan tanaman sebagai berikut:
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
15
Tabel 3. Komponen Teknologi/Informasi dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2013
No. Kegiatan Komponen teknologi/informasi
1. Kajian Perbaikan produktivitas Itik Pegagan dalam upaya mendukung pelestarian plasma nutfah lokal
Pembibitan itik spesifik lokasi rawa lebak
2. Kajian perbaikan mutu kopi beras untuk memenuhi Standard Minimal Ekspor Kopi di Sumsel
Fermentasi biji kopi Penyortiran
3. Kajian penangkaran benih Kentang di Sumsel
Varietas unggul Jarak tanam,
Pemupukan dan penggunaan Mulsa
4. Pengkajian Pembuatan Produk Olahan Pangan Berbahan Lokal di Sumsel
Pengolahan mocaf ubi
Olahan pangan berbahan mocaf
5. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian berdasarkan Zona Agroekologi (Tingkat Semi Detail) Skala 1:50.000
Peta AEZ tingkat semi detil (skala 1:50.000)
6. Pengkajian Pengembangan Tanaman Jagung dan Kedelai di Lahan Kering Masam Sumsel
Varietas unggul Teknologi ameliorasi Teknologi pemupukan
7. Pengkajian Peningkatan Indeks Pertanaman di Lahan Sawah Tadah Hujan Sumsel
Teknologi Pola tanam untuk meningkatkan IP
8. Pengkajian Inventarisasi dan Sistem Pengendalian Fasciolosis (Penyakit Cacing Hati) pada ternak sapi di Lahan Rawa Sumsel
Teknologi pengendalian penyakit cacing hati
9. Teknologi Pengelolaan Sawah Bukaan Baru untuk meningkatkan Produksi Padi Sawah di Sumsel
Pemupukan dan ameliorasi
10. Pengkajian Adaptasi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Toleran Kekeringan dan Rendaman (Produktivitas > 5 t/ha) di Lahan Rawa Lebak Sumsel
Varietas unggul pada lahan lebak dangkal dan dalam
11. Pengelolaan Sumberdaya Genetik Koleksi SDG dari 3 tipologi lahan 2 unit koleksi sumberdaya genetik lokal di kebun
Selain 11 (sebelas) kegiatan tersebut, terdapat 4 (tiga) kegiatan didanai dari
SMARTD yaitu: (1). Mapping Peranan BBU dan BBI dalam Penyediaan Benih
Berkualitas di Provinsi Sumatera Selatan, (2). MP3MI berbasis Usahatani Padi pada
Lahan Pasang Surut, (3). Kajian Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Fermentasi
(Complete Feed) untuk Pakan Penggemukan Sapi di Sumatera Selatan, dan (4). Model
Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan (m-AP2RL) Mendukung
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
16
Produksi Beras di Sumsel. Di samping itu terdapat juga 2 (dua) kegiatan Direktif
Presiden melalui Puslitbangtan yaitu: (1). Display VUB di Wilayah Sektor Perbenihan
Formal dan Informal, dan (2). Identifikasi Wilayah Pengembangan Varietas Unggul
Baru.
Sasaran 2: Meningkatnya penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
Untuk mencapai sasaran dua tersebut, diukur dengan tiga indikator kinerja,
yaitu (1). Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna, (2). Jumlah laporan
kegiatan strategis nasional/daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh
BPTP dan dapat mencapai target sasarannya (3). Jumlah rekomendasi kebijakan
mendukung empat sukses Kementerian Pertanian. Adapun pencapaian target dari
indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (paket)
10 11 100
Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional (laporan)
8 8 100
Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian
1 1 100
Indikator kinerja pertama pada sasaran dua, yaitu Jumlah teknologi yang
didiseminasikan ke pengguna, dicapai melalui 6 (enam) kegiatan dengan teknologi
dan materi diseminasi sebagai berikut:
Tabel 4. Diseminasi dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2013
No. Kegiatan Diseminasi
1. Publikasi Inovasi Teknologi Pertanian
: Pencetakan: buletin sebanyak 500 eksemplar, Liptan 5.000 lembar, Poster 750 lembar, Juknis 550 eksemplar dan Rekaman TV 1 judul.
2. Sosialisasi, Temu Informasi dan Pameran
: Terlaksananya pameran 4 kali , display tanaman pangan, palawija dan hortikultura
3. Demfarm PTT Kedelai : PTT kedelai di lahan pasang surut
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
17
Lanjutan Tabel 4
No. Kegiatan Diseminasi
4. Display untuk mendukung PEDA : Teknologi budidaya padi,
Teknologi budidaya palawija Teknologi budidaya hortikultura. 1 paket display M-KRPL
5. M-KRPL di Sumsel : Persemaian dalam nampan atau kotak
Pembibitan dengan bekongan daun pisang dan cangkir plastik bekas
Budidaya tanaman di vertikultur Budidaya di bedengan Pembuatan pestisida nabati
Budidaya ikan di kolam terpal/gantung
6. m-P3MI di Sumsel : Pola tanam di lahan Pasang Surut (IP 200) Pola tanam di lahan Tadah Hujan (IP 300)
Melalui kegiatan Publikasi (khusus cetakan), telah disusun dan dicetak juknis,
liptan, leaflet beberapa di antaranya adalah:
1. Juknis Penggunaan Perangkat Uji Pupuk
2. Juknis Pengolahan Kopi Beras Dengan Cara Kering
3. Tumpang Sari Tanaman Biofarmaka Di Antara Tanaman Duku
4. Tanaman Seroja (Manfaat Dan Budidaya Eksisting)
5. Kawasan Rumah Pangan Lestari
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Penting Tanaman Jagung
7. Teknologi Budidaya Kacang Hijau
8. Mesin Panen Padi Model Stripper Tresher
9. Penyakit Blast Pada Padi dan Cara Penanggulangannya
10. Pengendalian Hama Tikus Terpadu
11. Sistem Bubu Perangkap Tikus
12. Pengendalian Penggerek Batang Padi
13. Tepung Mocaf Sebagai Pengganti Terigu
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
18
14. Pengendalian Lalat Buah
15. Penyakit Pada Tanaman Padi serta Pengendaliannya
16. Trichoderma spp. (Jamur Ampuh Pengendali Penyakit Tanaman)
17. Beauveria bassiana Pengendali Hama Ramah Lingkungan
Diseminasi inovasi juga dilakukan melalui pameran. Sepanjang tahun 2013
BPTP Sumsel aktif mengikuti 4 kali pameran yaitu melalui acara Pekan Daerah (PEDA)
XI yang dilakukan di Kabupaten Lahat pada tanggal 22-26 April 2013, acara Pangan
Nusa diadakan di Palembang pada tanggal 14-17 Juni 2013, acara Hari Pangan
Sedunia bertempat di Universitas Sriwijaya Palembang pada tanggal 17 September
2013 dan acara Pekan Pertanian Spesifik Lokasi II yang dilakukan di Kota Kendari,
Sulawesi Tenggara pada tanggal 21-25 November 2013.
Pada demfarm PTT Kedelai di lahan pasang surut, diperoleh varietas yang
cocok untuk dikembangkan di lahan pasang surut yaitu varietas Tanggamus. Pada
kegiatan ini kendala yang terjadi adalah perubahan iklim yang tidak menentu dan
serangan ulat grayak dan penghisap polong.
Pada pelaksanaan PEDA XI di Kabupaten Lahat, BPTP Sumsel melakukan
Display tanaman seluas 2 ha dengan jenis lahan tadah hujan. Penanaman dimulai
bulan Januari dan acara puncak PEDA dilaksanakan tanggal 22-26 April 2013. Tanaman
yang didisplay adalah: padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, cabe merah,
sawi, selada, kangkung, bayam, tomat, terong, kacang panjang, timun, waluh, paria,
melon, semangka. Pada kesempatan tersebut juga diperagakan rak vertikultur yang
dapat digunakan untuk pekarangan sempit sebanyak tiga unit yaitu di Sekolah Dasar
Negeri 47 Lahat, di lokasi display dan di lokasi pameran.
Selain mendiseminasikan teknologi, maka pada kegiatan m-KRPL juga dilakukan
pemeliharaan dan pembuatan kebun bibit desa serta pembuatan kebun bibit inti. Pada
kegiatan m-P3MI di kabupaten Banyuasin pola yang diterapkan adalah Pola Padi-
Jagung, beberapa petani juga menanam padi dengan IP 200. Sedangkan pelaksanaan
m-P3MI di Kabupaten OKI menerapkan IP 300 dengan pola padi-padi-palawija dan
padi-padi-hortikultura.
Pada capaian indikator kinerja kedua dari sasaran dua adalah: Jumlah laporan
pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional,
diperoleh dari 8 kegiatan pendampingan dengan hasilnya sebagai berikut:
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
19
Tabel 5. Teknologi yang didiseminasikan dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2013
No. Kegiatan Teknologi yang didiseminasi/Hasil
1. Pendampingan SL-PTT Padi : VUB Benih bermutu Pemupukan spesifik lokasi
PHT Pasca panen
2. Pendampingan SL-PTT Jagung : Teknologi penyiapan dan pengolahan lahan sempurna, penggunaan VUB, Jarak tanam, pemupukan, PHT
3. Pendampingan SL-PTT Kedelai, : Teknologi penyiapan dan pengolahan lahan sempurna, penggunaan VUB, , pemupukan, PHT, pasca panen
4. Pendampingan PSDSK : 3 teknologi:
Teknologi dedak padi fermentasi teknologi hijauan fermentasi teknologi complete feed fermentasi
5. Pendampingan Kawasan
Hortikultura
: Varietas unggul bawang merah
6. Pendampingan Program
Strategis Kemtan Swasembada
Gula di Wilayah Sumsel
: Bongkar ratoon juring tunggal Bongkar ratoon juring ganda
Rawat ratoon intensif
7. Penyusunan KATAM padi sawah
di Sumsel
: Jadwal tanam, dosis pemupukan,
hama/penyakit, varietas, cekaman lingkungan
8. Koordinasi Pendampingan PUAP Koordinasi dengan tim teknis kabupaten
dan verifikasi dokumen PUAP
Khusus pada koordinasi pendampingan PUAP, tidak dilakukan diseminasi
teknologi namun dilakukan koordinasi dengan tim teknis kabupaten. Berdasarkan
verifikasi dokumen dari 127 gapoktan tahun 2013, maka 112 gapoktan menerima SK
dari pusat.
Capaian indikator kinerja ketiga yang berupa “Jumlah rekomendasi kebijakan
mendukung empat sukses Kementerian Pertanian”, dicapai melalui kegiatan Analisis
Kebijakan. Adapun Rekomendasi Kebijakan yang diperoleh terkait dengan
pengembangan kawasan hortikultura.
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
20
Sasaran 3 :
Meningkatnya kerjasama pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian
Untuk mencapai sasaran tiga tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja,
yaitu jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi
pertanian. Pada tahun 2012 dilakukan satu kegiatan kerjasama yaitu: dengan PT.
Sainindo Kurniasejati untuk mengetahui efektivitas produk PT. Sainindo Kurniasejati
berupa: Light trap model multi trap 15, Perangkap Lalat Buah 800 L dilengkapi
atraktan nabati 800 SL dan Perangkap lalat buah Octatrap dilengkapi dengan ME Sticky
Trap. Selain itu melalui dana kegiatan kerjasama pada DIPA 2013, BPTP Sumsel
diminta untuk mendampingi kegiatan pertanaman padi yang dilakukan oleh PT Bumi
Andalas Permai (BAP) sebagai salah satu mitra dari PT. Sinarmas untuk menggali
permasalahan pengembangan padi dan menjajaki kemungkinan untuk pengembangan
padi di lokasi HTI PT Bumi Andalas Permai tersebut. Dari kegiatan kerjasama tersebut,
diperoleh 2 laporan.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian
2 2 100
Selain dua laporan, maka juga diperoleh beberapa laporan perjalanan pada saat
melakukan pendampingan kegiatan PT Bumi Andalas Permai.
Sasaran 4 :
Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
Untuk mencapai sasaran empat tersebut, diukur dengan dua indikator kinerja,
yaitu: (1). Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian, (2). Jumlah juklak/juknis dan (3). Jumlah publikasi
bartaraf nasional/internasional. Adapun pencapaian target dari masing-masing
indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
21
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian (paket)
2 2 100
Jumlah Juklak/Juknis (judul) 2 2 100
Jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional(judul) 50 43 86
Indikator kinerja pertama, yaitu Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi
kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian, diperoleh dari pelaksanaan
kegiatan BB Padi di dua kebun percobaan, yaitu KP Kayu Agung dan KP Karang Agung.
Dimana BB Padi melakukan penelitian perakitan padi rawa di Sumsel. Selain itu juga
dilanjutkan koordinasi dengan BMKG untuk penyediaan informasi meteorologi,
klimatologi dan peringatan dini akibat cuaca ekstrim yang berdampak pada
terganggunya produksi pertanian. Ini sebagai kelanjutan dari kegiatan yang sudah
dimulai tahun 2012 yang laluKegiatan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan
dilaksanakan dengan berbagai insitusi, yaitu:
Indikator kinerja kedua, yaitu jumlah juklak/juknis, dicapai melalui dana DIPA
BPTP Sumsel 2013 yaitu Publikasi Inovasi Teknologi Pertanian. Adapun juknis tersebut
adalah: (1). Penggunaan Perangkat Uji Pupuk dan (2). Pengolahan Kopi Beras dengan
cara kering. Selain juknis tersebut, maka dari dana kegiatan M-KRPL juga sudah dibuat
satu buku. Indikator kinerja ketiga yaitu jumlah publikasi ilmiah terealisasi sebanyak 43
judul terdiri dari 6 judul pada buletin, 2 judul pada jurnal dan 35 judul pada prosiding
seminar, baik seminar yang diadakan di balai-balai penelitian maupun pada perguruan
tinggi dan pada BPTP di luar wilayah Sumsel.
Sasaran 5 : Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
Untuk mencapai sasaran lima tersebut, diukur dengan sepuluh indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
22
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah laporan pengelolaan satker (laporan) 11 11 100
Jumlah pengadaan kendaraan (unit) 2 2 100
Jumlah pengadaan buku (buah) 120 20 16,66
Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian (kebun) 2 2 100
Jumlah produksi benih (ton) 44 13 73,52
Jumlah layanan perkantoran (bulan layanan) 12 12 100
Jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi (unit)
35 23 65,71
Jumlah peralatan dan fasilitas kantor (unit) 4 4 100
Jumlah pemeliharaan gedung dan bangunan
Pagar (m2) 1600 1600 100
Gedung (unit) 6 6 100
Partisi dan gudang (paket) 2 2 100
Indikator kinerja pertama dari sasaran lima, yaitu “Jumlah laporan pengelolaan
satker diperoleh dari kegiatan :
1. Pembinaan dan Peningkatan Kualitas dan Manajemen
Administrasi yang mencakup:
Pengelolaan ketatausahaan, Kepegawaian dan SAI : 1 (satu) dokumen
Pengelolaan administrasi keuangan : 1 (satu) dokumen
2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/
Program
: 1 (satu) dokumen
3. Monitoring, evaluasi, dan Pelaporan yang mencakup:
Monitoring dan Evaluasi : 1 (satu) dokumen
Pelaporan (LAKIP) : 1 (satu) dokumen
4. Peningkatan Kemampuan SDM : 1 (satu) dokumen
5. Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Institusi : 1 (satu) dokumen
6. Pengelolaan Website : 1 (satu) dokumen
7. Pengelolaan Perpustakaan : 1 (satu) dokumen
8. Pengelolaan Laboratorium : 1 (satu) dokumen
9. Pemeliharaan Akreditasi Manajemen
: 1 (satu) dokumen
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
23
10. Penyusunan Laporan Keuangan SAI pada sekretariat
UAPPA/B-W
: 1 (satu) dokumen
11. Sistem Pengendalian Intern/Wilayah Bebas Korupsi : 1 (satu) dokumen
Pada kegiatan Peningkatan Kemampuan SDM terdapat sebanyak 30 orang staf
BPTP Sumsel yang mengikuti beberapa aktivitas. Aktivitas tersebut adalah: (1). Diklat
Fungsional Peneliti Tingkat Pertama, (2). Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjut, (3).
Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli, (4). Pelatihan Manajemen Ujian
Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa, (5). Ujian KPPI, (6). Pelatihan
Perbenihan Hortikultura untuk KBI KRPL, (7). Diklat Teknis Perencanaan bagi Petugas
Angkatan I, (8). Pelatihan Agribisnis bagi Calon Purnabhakti, (9). Pelatihan
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Peneliti Sosial Ekonomi dalam Penelitian Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, (10). Pelatihan Manajemen Koperasi, (11). Pelatihan
Penyusunan Peta AEZ Regional II, (12). Ujian Masuk Program Pascasarjana, (13).
Pelatihan Peningkatan Kemampuan Manajemen dan Teknis, (14). Pelatihan Arsiparis.
Sebagai upaya untuk mendiseminasikan inovasi teknologi, maka website BPTP
Sumsel pada tahun 2013 juga menampilkan informasi teknologi. Adapun judul
informasi teknologi tersebut adalah:
1. Teknologi Fermentasi untuk Meningkatkan Cita Rasa Kopi
2. Strategi Pengendalian Penyakit CVPD pada Jeruk
3. Penyakit Kresek pada Tanaman Padi serta Upaya Pengendaliannya
4. Produk Olahan Nenas
5. Kandang Sapi Potong
6. Pengawetan Dedak Padi dengan cara Fermentasi
7. Pemanfaatan Limbah Tanaman Palawija
8. Budidaya Krisan
9. Pakan Ternak Sapi Potong
10. Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai
11. Teknologi Budidaya Kacang Tanah Rawa Lebak
12. Teknologi Budidaya Jagung di Lahan Kering
13. Budidaya Jamur Tiram
14. Duku Sambung Pucuk
15. Penyimpanan Benih Padi secara Kedap Udara dan Kualitas Benih
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
24
Selain informasi teknologi, maka beberapa berita-berita penting juga disajikan
pada website tersebut seperti:
1. Kegiatan KRPL Lubuk Linggau
2. Pisah sambut Kepala BPTP Sumsel
3. Lahat siap jadi Tuan Rumah PEDA XI
4. Seminar Proposal Kegiatan 2013 BPTP Sumsel
5. Kunjungan Kerja Kepala BBP2TP ke BPTP Sumsel
6. Kunjungan ke lahan tanaman kehidupan dan CSR Produksi Padi di Kab. OKI
7. Pembahasan Perencanaan Grand Design Pengembangan Padi di Kawasan
Tanaman Kehidupan Kab. OKI
8. Produksi Kopi Pagaralam diprediksi meningkat
9. Workshop Pemulia Lingkup Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian
10. Workshop Inovasi Teknologi
Website BPTP Sumsel juga dimanfaatkan untuk melakukan pengumumam
lelang secara terbuka. Dimana pada tahun 2013 terdapat 4 kali dilakukan
pengumuman lelang.
Pada pengelolaan akreditasi manajemen tahun 2013, dilaksanakan audit
terhadap pelayanan publik di BPTP Sumsel berstandard sertifikat ISO 9001 : 2008”,
outputnya berupa 1 hasil audit.
Pada indikator kinerja kedua dari sasaran kelima yang direncanakan pengadaan
2 kendaraan yaitu kendaraan bermorot roda tiga untuk digunakan di dua kebun
percobaan. Pada indikator kinerja ketiga dari sasaran lima, yaitu jumlah pengadaan
buku, dari 120 buku yang direncanakan hanya dibeli 20 buku. Hal ini disebabkan buku
yang dibeli adalah berupa literatur asing yang harganya memang mahal. Sehingga
hanya dipenuhi 20 buku saja.
Pada indikator empat dari sasaran lima yaitu jumlah pengelolaan instalasi
pengkajian, telah dioptimalkan penggunaan KP Kayu Agung yang beragroekosistem
Lebak dan KP Karang Agung yang beragroekosistem Pasang Surut. Output yang
dihasilkan dari masing-masing pengelolaan kebun tersebut adalah :
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
25
1. KP Kayu Agung
Optimalisasi pemanfaatan lahan rawa lebak menjadi
lahan usahatani produktif
Kebun percobaan menjadi media pendidikan dan
transfer teknologi kepada petani
Sebagai contoh penerapan teknologi budidaya
padi,karet, kelapa sawit, kedelai, jamur tiram dilahan
spesifik rawa lebak
2. KP Karang Agung Optimalisasi pemanfaatan lahan pasang surut menjadi
lahan usahatani produktif
Kebun percobaan menjadi media pendidikan dan
transfer teknologi kepada petani
Sebagai contoh penerapan teknologi budidaya padi
dilahan pasang surut
Pada indikator lima dari sasaran lima yaitu jumlah produksi benih yang
dihasilkan, hanya 13 ton dari target 44 ton. Hal disebabkan kebanjiran di sawah lebak,
sehingga padi tersebut tidak layak dijadikan benih. Pada indikator kinerja tujuh dari
sasaran lima yang semula direncanakan mengadakan 35 unit alat pendukung IT
terealisasi sebanyak 23 unit, sisanya sebanyak 12 unit lagi adalah Black Ribbon
Cartridge, bukan terkategori perangkat pendukung IT (seperti tercantum pada
Perangkat Operasional Kegiatan Tahun Anggaran 2013), namun merupakan barang
pakai habis, sehingga tidak direalisasikan. Sedangkan pada indikator kinerja delapan
pada sasaran lima yaitu jumlah peralatan dan fasilitas kantor, telah diadakan sebanyak
4 unit alat pendukung laboratorium agribisnis.
Keberhasilan capaian kinerja pada tahun 2013 tersebut di atas antara lain
disebabkan oleh: (1). Kesiapan dan kelengkapan dokumen perencanaan yang tepat
waktu, (2). Intensifnya kegiatan pertemuan masing-masing tim penanggungjawab, dan
(3). Sumbangsih substansi teknis dari para narasumber dalam forum seminar proposal
dan pertemuan lainnya. Namun demikian, dalam pencapaian indikator kinerja pada
tahun 2013 masih dijumpai beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk
diperbaiki oleh seluruh jajaran BPTP Sumsel dengan mengoptimalkan kegiatan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
26
koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan
program.
3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
Meskipun pada tahun 2013 ini capaian kinerja pelaksanaan kegiatan di BPTP
Sumsel tidak semuanya tercapai 100 %, namun beberapa kegiatan melampaui target
capaian.
Tabel 6. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2013 dibanding tahun sebelumnya (2012)
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2012
Capaian 2012
Target 2013
Capaian 2013
Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi
7 8 9 9
Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
12 15 10 12
Jumlah laporan kegiatan pendampingan model spektrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah
7 7 8 8
Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses kementerian pertanian
2 2 1 1
Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi, dan pendayagunaan inovasi pertanian)
Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi
2 2 1 1
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
27
Lanjutan Tabel 6.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2012
Capaian 2012
Target 2013
Capaian 2013
Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
Jumlah dokumen hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
2 2 2 2
Jumlah juklak dan juknis 2 11 2 2
Jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional
50 46 50 43
Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian, dan sarana prasarana
Jumlah laporan pengelolaan satker
11 11 11 11
Jumlah dokumen penerapan ISO 9001:2008
1 1 1 1
Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya
25 25 30 30
Jumlah laboratorium yang terfungsikan secara produktif
1 1 1 1
Jumlah kebun percobaan yang terfungsikan secara produktif
2 2 2 2
Jumlah unit usaha penangkaran benih sumber yang terfungsikan secara produktif
1 1 1 1
Jumlah perpustakaan dan website yang ter-update secara berkelanjutan
2 2 2 2
Adapun faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian sasaran adalah
adanya: (1). Program atau kegiatan yang sudah direncanakan, (2). Dana yang
disediakan, (3). Komitmen untuk melaksanakannya, (4). Dukungan
instansi/stakeholder terkait di daerah kegiatan.
Adakalanya beberapa item dari kegiatan tersebut tidak terlaksana sesuai
rencana, hal ini dapat disebabkan adanya hambatan atau kendala yang terjadi
misalnya ketersediaan dana yang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan akibat
adanya revisi anggaran, dan resiko diluar kemampuan manusia seperti banjir dan
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
28
serangan hama yang diluar dugaan, kesibukan petani pada kegiatan lain sehingga
pelaksanaan survei tidak berjalan lancar. Langkah antisipasi yang dapat ditempuh
untuk menghadapi permasalahan ini adalah: (1). Penyediaan atau realisasi anggaran
yang tepat waktu, (2). Menyepakati dan menentukan responden yang akan
diwawancarai sebelum hari pelaksanaan. Oleh karena itu perlu perencanaan dan
perancangan program/kegiatan dengan matang didukung dengan peningkatan kualitas
SDM secara berkelanjutan untuk mengiringi perkembangan zaman dan tantangan
permasalahan yang ada, peningkatan sarana dan prasarana serta pemantapan
kelembagaan/organisasi dengan pola pengelolaan yang transparan dan efisien.
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Selatan pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran
dengan baik.
3.3.1. Anggaran dan Realisasi
Sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan alih teknologi spesifik
lokasi, dalam melaksanakan tupoksinya BPTP Sumsel pada TA. 2013 didukung oleh
sumber dana yang berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM) sebesar Rp
13.081.700.000,- diantaranya terdapat Penerimaan Negara Non Pajak sebesar Rp
36.104.000,-
Anggaran BPTP Sumsel dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun
Anggaran 2013 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Apabila dana tersebut
dirinci menurut jenis belanjanya, maka persentase realisasi belanja pegawai sebesar
112,86%, belanja barang 88,64% dan belanja modal 98,99%. Akibat realisasi belanja
pegawai yang besarnya 112,86% ini maka secara keseluruhan realisasi penggunaan
dana dari DIPA BPTP tahun 2013 sebesar 99,23% seperti pada tabel berikut
Tabel 7. Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP Sumsel Tahun 2013
No. Jenis PAGU (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)
1. Belanja Pegawai 5.108.777.000 5.765.904.340 112,86
2. Belanja Barang 6.531.723.000 5.789.494.488 88,64
3. Belanja Modal 1.441.200.000 1.426.609.795 98,99
Jumlah 13.081.700.000 12.982.008.623 99,23
Bila diasumsikan realisasi belanja pegawai sebesar 100%, maka realisasi
penggunaan dana dari DIPA BPTP tahun 2013 tersebut sebesar 94,21%. Realisasi
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
29
belanja barang yang hanya 88,64% tersebut disebabkan oleh terlambatnya pencairan
dana kegiatan karena adanya revisi anggaran dan terlambatnya pencairan dana
kegiatan setelah diajukannya rencana kerja. Selain itu adanya kesediaan petani untuk
melakukan sharing dalam pelaksanaan kegiatan sehingga terjadi penghematan dana.
Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan
dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-KL).
Selain dari DIPA tersebut, juga terdapat dana penelitian dari SMARTD dan
Direktif Presiden. Masing-masing terealisasi 90,63% untuk SMARTD dan 91,53% untuk
kegiatan Direktif Presiden seperti pada tabel berikut:
Tabel 8. Realisasi penggunaan dana selain DIPA di BPTP Sumsel Tahun 2013
No. Sumber dana Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)
1. SMARTD 371.960.000 337.114.750 90,63
2. Perbenihan (Direktif Presiden)
127.775.000 116.960.000 91,53
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2013
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
30
IV. PENUTUP
Implementasi kegiatan BPTP Sumsel dalam tahun 2013, diukur kinerjanya dan
dilaporkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah BPTP Sumsel
Tahun 2013 ini, yang merupakan LAKIP Tahun keempat atau terakhir dari pelaksanaan
Renstra BPTP Sumsel 2010-2014. Berdasarkan Format penyusunan LAKIP pada Surat
Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka
sudah ditetapkan sasaran dan indikatornya yang dituangkan dalam Rencana Kinerja
BPTP Sumsel Tahun 2013.
Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan target yang ditetapkan, BPTP
Sumsel dalam kategori berhasil dalam mencapai rencana tingkat capaian target
tersebut. Meskipun demikian dalam pelaksanaan beberapa program dan kegiatan
masih dihadapi kendala, seperti cuaca yang pada bulan tertentu sangat ekstrim, hama
dan penyakit tanaman serta aspek kelembagaan (sarana/prasarana, SDM) yang masih
terbatas dari segi kualitas, dan realisasi pencairan dana yang terlambat akibat revisi
anggaran.
Laporan akuntabilitas ini merupakan bahan evaluasi dan pertanggung-jawaban
atas kebijakan yang telah dilaksanakan sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran
untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas di masa mendatang. Alternatif solusi
dapat ditempuh antara lain dengan melakukan perencanaan dan perancangan
program/kegiatan dengan matang, peningkatan kualitas SDM secara berkelanjutan
yang mampu mengiringi perkembangan zaman dan mengatasi permasalahan yang
muncul, peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
serta pemantapan kelembagaan/ organisasi dengan pola pengelolaan yang transparan
dan efisien.