LAAPPOORRAANN AKKIINNEERRJJA IINNSSTTAANNSSII ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/6. LAKIP BPTU -...
Transcript of LAAPPOORRAANN AKKIINNEERRJJA IINNSSTTAANNSSII ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/6. LAKIP BPTU -...
11
KKEEMMEENNTTEERRIIAANN PPEERRTTAANNIIAANN
DDIIRREEKKTTOORRAATT JJEENNDDEERRAALL PPEETTEERRNNAAKKAANN DDAANN KKEESSEEHHAATTAANN HHEEWWAANN
BBAALLAAII PPEEMMBBIIBBIITTAANN TTEERRNNAAKK UUNNGGGGUULL
DDAANN HHIIJJAAUUAANN PPAAKKAANN TTEERRNNAAKK PPEELLAAIIHHAARRII
LLAAPPOORRAANN KKIINNEERRJJAA IINNSSTTAANNSSII PPEEMMEERRIINNTTAAHH
LLAAKKIINN TTAAHHUUNN 22001155
BBAALLAAII PPEEMMBBIIBBIITTAANN TTEERRNNAAKK UUNNGGGGUULL
DDAANN HHIIJJAAUUAANN PPAAKKAANN TTEERRNNAAKK PPEELLAAIIHHAARRII JJaallaann AA.. YYaannii KKmm.. 5511 PPeellaaiihhaarrii,, SSeeii JJeellaaii,, TTaammbbaanngg UUllaanngg,, TTaannaahh LLaauutt,,
KKaalliimmaannttaann SSeellaattaann
KKooddee PPooss :: PPOO BBOOXX 115500,, PPeellaaiihhaarrii 7700880000
TTeellpp.. ((00551111)) 774400227744 FFaaxx.. ((00551122)) 2211117722 // 2211552244 e – mail : [email protected]
22
DDAAFFTTAARR IISSII
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR …………………………………………………………………………………………………………………………...... 33
DDAAFFTTAARR ((IISSII,, TTAABBEELL,, GGAAMMBBAARR ddaann LLAAMMPPIIRRAANN))
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF …………………………………………………………………………………………………………………………...... 44
BBAABB II PPEENNDDAAHHUULLUUAANN …………………………………………………………………………………………………………...... 77
11..11.. LLaattaarr BBeellaakkaanngg …………………………………………………………………………………………...... 77
11..22.. OOrrggaanniissaassii ddaann TTaattaa KKeerrjjaa …………………………………………………………………………...... 99
11..33.. SSuummbbeerr DDaayyaa MMaannuussiiaa …………………………………………………………………………...... 1122
11..44.. AAnnggggaarraann …………………………………………………………………………………………………………...... 1133
BBAABB IIII PPEERREENNCCAANNAAAANN DDAANN PPEERRJJAANNJJIIAANN KKIINNEERRJJAA …………………………...... 1144
22..11.. RReennccaarraa SSttrraatteeggiiss ((RReennssttrraa)) …………………………………………………………...... 1144
22..22.. RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann …………………………………………………………............................ 2200
22..33.. PPeerrjjaannjjiiaann KKiinneerrjjaa …………………………………………………………………………………………...... 2211
BBAABB IIIIII AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA …………………………………………………………………………...... 2266
33..11.. KKrriitteerriiaa UUkkuurraann KKeebbeerrhhaassiillaann PPeennccaappaaiiaann SSaassaarraann …………...... 2266
33..22.. PPeennccaappaaiiaann SSaassaarraann …………………………....…………………………………………………………...... 2266
33..33.. EEvvaalluuaassii ddaann AAnnaalliissiiss CCaappaaiiaann SSaassaarraann SSttrraatteeggiiss……………………...... 2277
33..44.. CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa LLaaiinnnnyyaa …………………………………………………………………………...... 3366
33..55.. AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann …………………………………………………………………………...... 3366
33..66.. HHaammbbaattaann ddaann KKeennddaallaa ((AAssppeekk AAddmmiinniissttrraassii,, MMaannaajjeemmeenn ddaann
TTeekknniiss…………………………………………………………………………………………………………………………........ 4400
33..77.. UUppaayyaa ddaann TTiinnddaakk LLaannjjuutt …………………………………………………………………………...... 4433
BBAABB IIVV PPEENNUUTTUUPP …………………………………………………………………………………………………………………………...... 4444
LLaammppiirraann--LLaammppiirraann …………………………………………………………………………………………………………………………………………...... 4466--5511
33
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya yang diberikan kepada kita semua, dengan rahmad-Nya lah kita dapat
menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat LAKIN
Tahun 2015 Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Pelaihari.
Laporan LAKIN disusun dalam rangka mempertanggungjawabkan keberhasilan
(termasuk kegagalan) pelaksanaan program dan kegiatan yang ditetapkan tahun 2015
yang merujuk pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pembibitan Ternak Unggul
dan Hijauan Pakan Ternak Pelaihari sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Pertanian, Nomor : 56/Permentan/OT.140/5/2013 Tanggal 24 Mei 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban dalam perspektif transparansi dan
akuntabilitas publik.
Laporan LAKIN disusun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan dalam
penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendatagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) Nomor : 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.
Penyusunan LAKIN ini berperan dan bertujuan sebagai media akuntabilitas
instansi yang dapat menjadi acuan baku dan analisis lanjutan yang mengarah pada
sinergitas, sinkronisasi dan integritas Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan
Ternak Pelaihari dalam agenda mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good
Govermance).
Pelaihari, 14 Januari 2016
Kepala Balai,
Tohir
NIP. 196410061998031001
44
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF
1. Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Pelaihari (BPTU-
HPT Pelaihari) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dibentuk
dan disusun berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian, Nomor :
56/Permentan/OT.140/5/2013 Tanggal 24 Mei 2013, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak, Secara
struktur organisasi BPTU – HPT Pelaihari terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha,
Seksi Pelayanan Teknis, Seksi Prasarana dan Sarana Teknis, Seksi Informasi dan
Jasa Produksi dan Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Pada tahun anggaran 2015 BPTU – HPT Pelaihari dengan Program
Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat dengan 4
(empat) kegiatan strategis, yaitu :
a. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak
b. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak
c. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit
d. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan.
3. Dalam malaksanakan kegiatannya BPTU – HPT Pelaihari mempunyai tugas :
Melaksanakan pemeliharaan, produksi, pemuliaan, pengembangan, penyebaran
dan distribusi bibit ternak unggul, serta produksi dan distribusi benih/bibit
hijauan pakan ternak.
4. Sedangkan Fungsi BPTU – HPT Pelaihari adalah :
a. Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerja
sama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
b. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak unggul;
c. Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat ternak unggul;
d. Pelaksanaan recording pembibitan ternak unggul;
e. Pelaksanaan pelestarian plasma nuftah;
f. Pelaksanaan pengembangan bibit ternak unggul;
55
g. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit
ternak unggul;
h. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan dan pelaksanaan
diagnosa penyakit hewan;
i. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak;
j. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak;
k. Pemberian informasi, dokumentasi, penyebaran dan distribusi hasil produksi
bibit ternak unggul bersertifikat dan hijauan pakan ternak;
l. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan
ternak;
m. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul;
n. Pemberian pelayanan teknis pemuliaan dan produksi bibit ternak unggul;
o. Pengelolaan prasarana dan sarana teknis; dan
p. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPTU-HPT.
5. Tujuan organisasi yang diemban BPTU – HPT Pelaihari adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan plasma nuftah.
b. Meningkatkan produktivitas ternak lokal.
c. Meningkatkan penyebaran bibit unggul.
d. Mengembangkan pembibitan ternak di masyarakat.
e. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
f. Mengembangkan pembinaan kepada masyarakat.
g. Meningkatkan kapasitas SDM.
h. Meningkatkan sarana dan prasarana.
6. Dalam rangka mewujudkan sasaran kinerja BPTU – HPT Pelaihari Tahun 2015,
dan sesuai dengan Penetapan Kinerja (PK) BPTU – HPT Pelaihari maka
ditetapkan sasaran kegiatan strategis dengan 15 (Lima belas) indikator kinerja.
Indikator kinerja tersebut adalah :
a. Populasi Sapi Madura
b. Populasi Kambing PE;
c. Populasi Itik;
66
d. Kelahiran Kambing PE;
e. Produksi Bibit Kambing;
f. Produksi DOD;
g. Produksi Bibit DOD;
h. Distribusi Bibit Kambing PE;
i. Distribusi Bibit DOD;
j. Pendampingan Pembibitan di Masyarakat;
k. Sinkronisasi Berahi;
l. Luasan Lahan HPT Kelola;
m. Jumlah Produksi Bibit HPT;
n. Jumlah Produksi Benih HPT;dan
o. Dikungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan.
7. Pada tahun 2015 anggaran APBN untuk mendukung kegiatan di BPTU – HPT
Pelaihari sebesar Rp 25.473.022.000,00 kemudian pada tanggal 09 Maret 2015
ada penambahan anggaran APBNP menjadi Rp 58.033.886.000,00 realisasi
anggaran per 31 Desember 2015 sebesar Rp 42.502.456.251,00 (73,24%).
Anggaran tersebut dipergunakan untuk kegiatan Pembangunan Pertanian pada
4 kegiatan strategis, dengan alokasi anggaran sebagaiberikut :
a. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak dengan anggaran Rp
28.362.532.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 16.201.925.226,00 (
57,12 %).
b. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan anggaran Rp
5.715.370.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 5.086.109.297,00 (
88,99 %).
c. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit
dengan anggaran Rp 18.174.360.000,00 dengan realisasi sebesar Rp
15.759.619.556,00 ( 86,71 %).
d. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan dengan anggaran Rp 5.781.624.000,00 dengan
realisasi sebesar Rp 5.454.802.172,00 ( 94,35 %).
77
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Tahun 2015 merupakan kelanjutan implementasi Rencana Strategis (Renstra)
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Pelaihari (BPTU-HPT
Pelaihari) Tahun 2015-2019, dalam rangka mewujudkan visi BPTU-HPT Pelaihari
“Sebagai Pendorong Ketersediaan Bibit Kambing, Itik dan Sapi Madura berskala
Nasional”.
Peran serta kegiatan digambarkan dalam pencapaian empat target sukses
pembangunan pertanian Kementerian Pertanian, yaitu : 1) pencapaian swasembada
kedelai, gula dan daging sapi serta swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung, 2)
peningkatan diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor,
serta 4) peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan empat target sukses
tersebut, Ditjen Peternakan dan Kesehatan dan hewan pada tahun 2015 menetapkan
Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat. BPTU –
HPT Pelaihari sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan ikit serta dalam program tersebut dengan 4 kegiatan strategis :
Peningkatan Produksi Ternak, Peningkatan Produksi Pakan Ternak, Peningkatan
Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit serta Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Peternakan.
Renstra BPTU-HPT Pelaihari Tahun 2015-2019 merupakan dokumen
perencanaan strategis untuk memberikan arah kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan
kegiatan serta sebagai tolok ukur dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPTU-HPT
Pelaihari. Renstra juga berguna untuk menetapkan tujuan, sasaran strategis dan
kebijakan prioritas dalam pelaksanaan kegiatan.
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsinya, maka disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) BPTU-
HPT Pelaihari Tahun 2015, sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban tanggung jawab
88
BPTU – HPT Pelaihari kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
serta dalam perspektif transparansi dan akutabilitas publik.
Penyusunan LAKIN BPTU-HPT Pelaihari Tahun 2015 merupakan bagian yang
ditetapkan dan mengacu pada peraturan perudangan, sebagai berikut :
1. Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
2. Peraturan Menteri Negara Pendatagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Menpan dan RB) Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135 Tahun 2013 tentang Pedoman Sistem
Akuntabilitas Kinerja kementerian Pertanian.
Perlu diketahui bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) merupakan salah
satu unsur yang sangat penting guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang
baik, transparan, akuntabel dan bersih dari praktek-praktek penyimpangan. Oleh karena
itu, sudah menjadi komitmen BPTU – HPT Pelaihari untuk mendukung penuh reformasi
birokrasi di lingkup Kementerian Pertanian termasuk perubahan dan peningkatan kualitas
di BPTU – HPT Pelaihari.
Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Balai Pembibitan Ternk Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Pelaihari (BPTU-HPT
Pelaihari) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dibentuk dan disusun
berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 56/Permentan/OT.140/5/2013
Tanggal 24 Mei 2013, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak
Unggul dan Hijauan Pakan Ternak. Tugas BPTU – HPT Pelaihari adalah Melaksanakan
pemeliharaan, produksi, pemuliaan, pengembangan, penyebaran dan distribusi bibit
ternak unggul, serta produksi dan distribusi benih/bibit hijauan pakan ternak, dalam
melaksanakan tugas tersebut BPTU – HPT Pelaihari mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerja sama,
serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
b. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak unggul;
c. Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat ternak unggul;
99
d. Pelaksanaan recording pembibitan ternak unggul;
e. Pelaksanaan pelestarian plasma nuftah;
f. Pelaksanaan pengembangan bibit ternak unggul;
g. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak
unggul;
h. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan dan pelaksanaan diagnosa
penyakit hewan;
i. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak;
j. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak;
k. Pemberian informasi, dokumentasi, penyebaran dan distribusi hasil produksi bibit
ternak unggul bersertifikat dan hijauan pakan ternak;
l. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan
ternak;
m. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul;
n. Pemberian pelayanan teknis pemuliaan dan produksi bibit ternak unggul;
o. Pengelolaan prasarana dan sarana teknis; dan
p. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPTU-HPT.
1.2 Organisasi dan Tata Kerja
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPTU – HPT Pelaihari didukung oleh 4 unit
kerja eselon IV serta Kelompok Jabatan Fungsional, yaitu :
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Seksi Pelayanan Teknis;
c. Seksi Prasarana dan Sarana Teknis;
d. Seksi Informasi dan Jasa Produksi;dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional :
i. Fungsional Medik Veteriner
ii. Fungsional Pengawas Bibit Ternak
iii. Fungsional Pengawas Mutu Pakan
1100
iv. Fungsional Paramedik veteriner
v. Fungsional Pranata Komputer
Masing-masing unit organisasi tersebut diatas mempunyai tugas dan fungsi :
1. Subbagian Tata Usaha
Merupakan satuan organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian,
mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan program, rencana kerja, dan
anggaran, pelaksanaan kerja sama, penyiapan evaluasi dan pelaporan, serta
pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan.
2. Seksi Pelayanan Teknis
Satuan Organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi ini mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul yang
meliputi pemeliharaan dan pengawasan kesehatan hewan, penyediaan pakan
ternak, produksi dan pemuliaan bibit ternak unggul, serta pengelolaan unit
pembenihan/pembibitan, pemeliharaan, produksi, dan pengembangan hijauan
pakan ternak.
3. Seksi Prasarana dan Sarana Teknis
Satuan Organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi ini mempunyai tugas
melakukan pengelolaan prasarana dan sarana teknis, meliputi instalasi kandang
bibit ternak unggul, kebun bibit hijauan pakan ternak, ladang penggembalaan,
sarana teknis dan sarana pendukung.
4. Seksi Informasi dan Jasa Produksi
Merupakan satuan organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Balai dengan didukung oleh dua unit
kerja, yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala seksi Jasa Produksi,
yaitu : Unit Kerja Informasi dan Dokumentasi serta Unit Kerja Penyebaran dan
Distribusi.
1111
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas Jabatan Fungsional Pengawas Bibit
Ternak, Pengawas Mutu Pakan, Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner,
Pranata Komputer dan sejumlah jabatan fungsional umum.
Uraian tugas masing-masing jabatan fungsional adalah sebagaiberikut :
a. Kelompok Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak, mempunyai tugas :
i. Melakukan pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak
unggul;
ii. Melaksanakan uji performance dan uji zuriat ternak unggul;
iii. Melaksanakan recording pembibitan ternak unggul;
iv. Melaksanakan pelestarian plasma nuftah;
v. Melaksanakan pengembangan bibit ternak unggul;
vi. Melaksanakan pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi
dan pemuliaan bibit ternak unggul;
vii. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Kelompok Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan, mempunyai tugas :
i. Melakukan pembibitan hijauan pakan ternak;
ii. Melakukan pengawasan mutu pakan ternak;
iii. Melakukan pengelolaan pakan ternak;
iv. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner,
mempunyai tugas :
i. Melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan, dan
pelaksanaan diagnose penyakit hewan;
ii. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1122
d. Kelompok Jabatan Fungsional Pranata Komputer mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan bidangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Kelompok Jabatan Fungsional Umum mempunyai tugas melakukan
kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Struktur Organisasi disampaikan pada Lampiran 1.
1.3. Sumber Daya Manusia
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) BPTU – HPT Pelaihari Tahun 2015
sebanyak 60 orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya terdiri dari S2 sebanyak 7
orang, S1 sebanyak 9 orang, Sarjana Muda/D3 sebanyak 13 orang, SLTA sebanyak 27
orang, SLTP sebanyak 1 orang, dan SD sebanyak 3 orang. Jika dibandingkan dengan
tahun 2014 dengan jumlah pegawai 58 orang, maka jumlah pegawai pada tahun 2015
mengalami penambahan sejumlah 2 orang atau 3,45 %. Kronologis penambahan jumlah
pegawai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : penambahan CPNS tahun 2015
sejumlah 4 orang, pemberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri 1 orang
dan tugas belajar S2 1 orang. Secara rinci jumlah pegawai BPTU – HPT Pelaihari
disampaikan pada Lampiran 2.
Jumlah Sumber Daya Manusia dari tahun 2010 sampai dengan 2015 mengalami
dinamika yang tidak terlalu signifikan, pada tahun 2010 jumlah pegawai 59 orang, tahun
2011 sejumlah 59 orang, tahun 2012 sejumlah 60 orang, tahun 2013 sejumlah 59 orang,
tahun 2014 sejumlah 58 orang dan tahun 2015 sejumlah 60 orang.
1133
1.4 Anggaran
Berdasarkan Petikan DIPA Nomor : SP DIPA-018.06.2.239455/2015, Tanggal 14
November 2014 pada Tahun Anggaran 2015 BPTU – HPT Pelaihari mendapatkan
anggaran Rp 25.649.402.000,00 kemudian pada tanggal 09 Maret 2015 terjadi
penambahan anggaran APBNP menjadi Rp 58.033.886.000,00 realisasi anggaran per 31
Desember 2015 sebesar Rp 42.502.456.251,00 (73,24%). Anggaran tersebut
dipergunakan untuk kegiatan Pembangunan Pertanian pada 4 kegiatan strategis, dengan
alokasi anggaran sebagaiberikut :
1. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak dengan anggaran Rp
28.362.532.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 16.201.925.226,00 ( 57,12 %).
2. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan anggaran Rp
5.715.370.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 5.086.109.297,00 ( 88,99 %).
3. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit dengan
anggaran Rp 18.174.360.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 15.759.619.556,00
( 86,71 %).
4. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Peternakan dengan anggaran Rp 5.781.624.000,00 dengan realisasi sebesar Rp
5.454.802.172,00 ( 94,35 %).
1144
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis (Renstra)
Rencana Strategis (RENSTRA) BPTU-HPT Pelaihari 2015-2019 merupakan
dokumen perencanaan strategis untuk memberikan arah kebijakan dan strategi
pembangunan pada tahun 2015-2019. Renstra BPTU-HPT Pelaihari juga sebagai
tolak ukur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terutama memuat visi, misi,
tujuan, sasaran dan strategi yang akan dicapai pada tahun kelima dari Renstra. Visi
dan misi BPTU – HPT Pelaihari adalah :
Visi
Visi BPTU – HPT Pelaihari dirumuskan sebagai berikut :
“BPTU-HPT Pelaihari sebagai Pendorong Ketersediaan Bibit Sapi, Kambing dan Itik
Unggul Berskala Nasional”
Misi
Untuk mewujudkan visi BPTU – HPT Pelaihari tersebut, misi yang dilaksanakan
adalah :
1. Melakukan pemuliaan ternak sapi, kambing dan itik.
2. Meningkatkan produksi dan penyebaran bibit sapi, kambing dan itik unggul
secara berkesinambungan.
3. Meningkatkan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat peternak.
4. Menjalankan institusi dengan tata kelola yang baik
Tujuan, tujuan yang ingin dicapai BPTU – HPT Pelaihari adalah :
1. Meningkatkan plasma nuftah.
2. Meningkatkan produktivitas ternak lokal.
3. Meningkatkan penyebaran bibit unggul.
4. Mengembangkan pembibitan ternak sapi, kambing dan itik di masyarakat.
5. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
6. Mengembangkan pembinaan kepada masyarakat.
7. Meningkatkan kapasitas SDM.
8. Meningkatkan sarana dan prasarana.
1155
Sasaran
BPTU – HPT Pelaihari dengan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan
Agribisnis Peternakan Rakyat dengan 4 (empat) kegiatan strategis, yaitu :
1. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak.
2. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak.
3. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit.
4. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Peternakan.
Dengan adanya empat kegiatan tersebut sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Meningkatnya kemurnian darah/genetik ternak sapi, kambing dan itik secara
terprogram dan berkesinambungan.
2. Meningkatnya produksi hijauan pakan ternak.
3. Miningkatnya produksi bibit HPT.
4. Meningkatnya jumlah bibit yang disebar.
5. Meningkatnya pembibit guna memenuhi kebutuhan bibit di masyarakat.
6. Meningkatnya kapasitas pelayanan kepada masyarakat.
7. Meningkatnya jumlah kelompok ternak atau pembibit yang terbina.
8. Meningkatnya kinerja aparatur.
9. Meningkatnya fasilitas UPT.
10. Terpeliharanya fasilitas UPT.
Isu Strategis
Isu strategis yang ada di BPTU-HPT Pelaihari merupakan permasalah –
permasalahan yang yang ada yang harus dicari solusi pemecahannya melalui
kebijakan-kebijakan yang dapat ditempuh sesuai dengan kewenangan institusi.
1. Belum Optimalnya Kinerja Aparatur, strategi yang dapat ditempuh adalah
sebagai berikut :
a. Meningkatkan komitmen kerja (bagi implementasi SOP dan program
kerja secara konsisten).
1166
b. Meningkatkan kapasitas/kualitas Sumber Daya Manusia (termasuk
melalui Pelatihan/Diklat/Study Banding), serta kuntitas/jumlah SDM.
c. Memberdayakan SDM yang sudah ada dengan penempatan SDM
sesuai bidangnya, serta mendorong SDM untuk masuk pada Jabatan
Fungsional.
d. Meningkatkan kapasitas penganggaran.
e. Meningkatkan fasilitas struktur dan infrastruktur.
f. Membuat dan menyempurnakan SOP.
g. Membangun sistem pengendalian mutu dalam penerapan SOP.
h. Membangun sistem pengamanan.
i. Meningkatkan motivasi berprestasi/penuntasan tugas.
j. Meninjau sistem penetapan beban kerja dan penugasan.
k. Memperkuat berjalannya fungsi koordinasi.
l. Sosialisasi sistem reword dan punismen pegawai.
m. Mengembangkan sistem perencanaan karier berbasis kinerja.
n. Mengembangkan sistem perencanaan pengembangan SDM.
2. Masih Rendahnya Sebagian Sarana dan Prasarana, strategi yang dapat
ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Membangun sistem pengamanan data.
b. Mengalokasikan Sumber Daya untuk pemeliharaan rutin sarana dan
prasarana.
c. Mengadakan/mengantisipasi pemenuhan kebutuhan sarana secara
mekanik dan sarana mobilitas.
d. Meninjau sistem birokrasi internal.
e. Meningkatkan fasilitas dan aksesibilitas pada sumber informasi.
f. Meningkatkan penggunaan sistem informasi manajemen berbasis
komputer/elektronik.
3. Terbukanya peluang Peningkatan Produksi & Produktifitas Bibit Unggul,
strategi yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: :
1177
a. Memaksimalkan pengembangan aktifitas pembibitan dengan
memanfaatkan teknologi baru.
b. Membuat mekanisme antisipatif atas fluktuasi dan iklim yang
ekstrem.
c. Mengendalikan dan menanggulangi gangguan hama dan penyakit.
d. Meningkatkan penelitian dan pengembangan.
e. Mengintensifkan penanganan plasma nuftah.
f. Memelihara ketersediaan sumberdaya pendukung.
g. Memperluas akses informasi dan teknologi.
4. Besarnya Peluang Penyebaran Bibit Unggul, strategi yang dapat ditempuh
adalah sebagai berikut :
a. Merintis pengembangan jaringan pemasaran baru (termasuk
ekspor).
b. Menyusun mekanisme (SOP) pemeliharaan dan perawatan sebelum
distribusi secara berkesinambungan.
c. Meningkatkan promosi produk.
d. Meningkatkan sarana transportasi dan komunikasi.
e. Menyusun rancangan sistem distribusi antar pulau secara efisien
dan efektif.
5. Belum optimalnya Pelayanan dan Pembinaan kepada Masyarakat, strategi
yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan sosialisasi tentang pelayanan masyarakat.
b. Membakukan materi tutorial.
c. Memantapkan sistem penyusunan tim menitoring.
d. Meningkatkan publikasi.
e. Meningkatkan pendekatan kepada seluruh stakeholder.
f. Mempertahankan kualitas pelayanan yang sudah baik.
g. Merintis pengembangan jenis pelayanan baru.
1188
6. Pengembangan Kerja Sama dan Kemitraan, strategi yang dapat ditempuh
adalah :
a. Mempererat kerja sama dengan instansi lainnya.
b. Menjalin kerja sama bagi pemanfaatan Sumber Daya secara lebih
produktif.
c. Meningkatkan koordinasi dengan Kemenkumham (langsung/tdk
langsung) dalam perlindungan Hak Paten.
d. Memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan instansi lokal/terkait
lain.
e. Meningkatkan sosialisasi ke berbagai pihak untuk mendukung usaha
ternak masyarakat.
Kebijakan dan Strategi
1. Arah dan Kebijakan yang perlu ditempuh adalah :
1) Memurnikan ternak sapi, kambing dan itik secara terprogram dan
berkesinambungan.
2) Meningkatkan produksi bibit dan benih.
3) Meningkatkan produksi HPT.
4) Membina dan membangkitkan minat pembibitan ternak.
5) Meningkatkan kapasitas pelayanan kepada masyarakat.
6) Membina peternak di kelompok, kawasan pembibitan, pembibit yang
telah dibentuk.
7) Meningkatkan komitmen dan motivasi kerja.
8) Meningkatkan pemeliharaan fasilitas UPT.
9) Meningkatkan fasilitas UPT.
2. Strategi yang akan dilaksanakan adalah :
1) Meningkatkan kinerja aparatur.
2) Meningkatkan sarana dan prasarana apatur.
3) Meningkatkan produksi dan produktivitas bibit unggul.
4) Meningkatkan produksi dan produkstifitas HPT.
1199
5) Memperluas penyebaran bibit unggul.
6) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan kepada
masyarakat.
7) Memperkuat dan mengembangkan kerjasama dan kemitraan.
Program dan Kegiatan
1) Program
Program mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis
untuk mencapai tujuan yang menyesuaikan dengan Program Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, yaitu “Program Pemenuhan Pangan Asal
Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat”.
2) Kegiatan
Pada tahun anggaran 2015 BPTU – HPT Pelaihari mempunyai 4 (empat)
kegiatan strategis, yaitu :
1) Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak.
2) Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak.
3) Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit.
4) Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan.
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian nomor
49/PERMENTAN/OT.140/8/2012 tentang Indikator Kinerja Utama di lingkungan
Kementerian Pertanian 2010-2014, IKU Balai Pembibitan Ternak Unggul dan
Hijauan Pakan Ternak Pelaihari pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Balai Pembibitan Ternak Unggul dan
Hijauan Pakan Ternak Pelaihari
No Sasaran Indikator Kinerja Utama
(1) (2) (3)
1 Pemuliaan Ternak Pemuliaan Ternak
2 Produksi Benih Ternak Unggul Produksi Bibit Kambing / Domba
3 Produksi Bibit Ternak Produksi Bibit Itik
4 Distribusi Bibit Ternak Distribusi Bibit Ternak Unggul Kambing, Domba dan Itik
2200
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) BPTU – HPT Pelaihari Tahun 2015 memuat
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun guna mencapai sasaran
program yang ditetapkan. RKT ini merupakan turunan dari Rencana Strategis
(Renstra) BPTU – HPT Pelaihari yang berjangka waktu satu tahun. Pada tahun
2015 BPTU – HPT Pelaihari melaksanakan 4 (empat) kegiatan sebagai bagian
dalam Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat
untuk mendukung empat target sukses Kementerian Pertanian.
Kegiatan / Sasaran strategis BPTU – HPT Pelaihari tahun 2015 yaitu : Peningkatan
Produksi Ternak, Peningkatan Produksi Pakan Ternak , Peningkatan Kuantitas dan
Kualitas Benih dan Bibit dan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan, dengan 15 (lima belas) indikator kinerja :
1. Populasi Sapi Madura
2. Populasi Kambing PE;
3. Populasi Itik;
4. Kelahiran Kambing PE;
5. Produksi Bibit Kambing;
6. Produksi DOD;
7. Produksi Bibit DOD;
8. Distribusi Bibit Kambing PE;
9. Distribusi Bibit DOD;
10. Pendampingan Pembibitan di Masyarakat;
11. Sinkronisasi Berahi;
12. Luasan Lahan HPT Kelola;
13. Jumlah Produksi Bibit HPT;
14. Jumlah Produksi Benih HPT;dan
15. Dikungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan.
2211
2.3 Perjanjian Kinerja (PK)
Penetapan Kinerja (PK) BPTU – HPT Pelaihari Tahun 2015 berdasarkan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2015 adalah :
1. Populasi Sapi Madura 20 ekor;
2. Populasi Kambing PE 579 ekor;
3. Populasi Itik 12.800 ekor;
4. Kelahiran Kambing PE 170 ekor;
5. Produksi Bibit Kambing 84 ekor;
6. Produksi DOD 290.400 ekor;
7. Produksi Bibit DOD 171.250 ekor;
8. Distribusi Bibit Kambing PE 42 ekor;
9. Distribusi Bibit DOD 146.250 ekor;
10. Pendampingan Pembibitan di Masyarakat 32 kelompok;
11. Sinkronisasi Berahi 36.500 dosis;
12. Luasan Lahan HPT Kelola 55 ha;
13. Jumlah Produksi Bibit HPT 105.000 pols/stek;
14. Jumlah Produksi Benih HPT5 kg;dan
15. Dikungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan 1
dokumen.
2222
2233
2244
2255
Anggaran BPTU – HPT Pelaihari tahun 2015 berdasarkan Petikan DIPA
Nomor : SP DIPA-018.06.2.239455/2015, Tanggal 14 November 2014 adalah
sebesar Rp 25.473.022.000,00 kemudian pada tanggal 09 Maret 2015 ada
penambahan anggaran APBNP menjadi Rp 58.033.886.000,00 realisasi anggaran
per 31 Desember 2015 sebesar Rp 42.502.456.251,00 (73,24%). Anggaran
tersebut dipergunakan untuk kegiatan Pembangunan Pertanian pada 4 kegiatan
strategis, dengan alokasi anggaran sebagaiberikut :
1. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak dengan anggaran Rp
28.362.532.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 16.201.925.226,00 ( 57,12
%).
2. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan anggaran Rp
5.715.370.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 5.086.109.297,00 ( 88,99
%).
3. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit dengan
anggaran Rp 18.174.360.000,00 dengan realisasi sebesar Rp
15.759.619.556,00 ( 86,71 %).
4. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Peternakan dengan anggaran Rp 5.781.624.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp 5.454.802.172,00 ( 94,35 %).
.
2266
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2015 ditetapkan berdasarkan
penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2)
berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60-79%), dan (4) kurang
berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
3.2 Pencapaian Sasaran
Tabel 2. Capaian Sasaran Strategis BPTU – HPT Pelaihari Tahun 2015
No Sasaran Program / Kegiatan
Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015
% Capaian 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit
Populasi Sapi Madura 20 Ekor 8 40,00
Populasi Kambing PE 579 Ekor 485 83,77
Populasi Itik 12.800 Ekor 16.247 126,93
Kelahiran Kambing PE 170 Ekor 270 158,82
Produksi Bibit Kambing 84 Ekor 118 118,00
Produksi DOD 290.400 Ekor 367.915 126,69
Produksi Bibit DOD 171.250 Ekor 219.639 128,26
Distribusi Bibit Kambing PE 42 Ekor 64 152,38
Distribusi Bibit DOD 146.250 Ekor 213.055 145,68
Pendampingan Pembibitan di Masyarakat
32 Kelompok 28 87,50
2 Peningkatan Produksi Ternak
Sinkronisasi Berahi 36.500 Dosis 10.291 28,19
3 Peningkatan Produksi Pakan Ternak
Pengembangan HPT (Pastura dan Kebun)
Luasan Lahan HPT Kelola 55 Ha 51,3 93,34
Produksi Bibit/Benih HPT
Bibit HPT Jumlah Produksi Bibit 105.000 Pols/Stek 234.513 223,35
Benih HPT Jumlah Produksi Benih 5 Kg 9,5 190,00
4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan
1 Dokumen 1 100,00
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 15 indikator terdapat 9 indikator dengan
capaian lebih dari 100% (sangat berhasil), 4 indikator dengan capaian 80 – 100%
(berhasil) dan 2 indikator dengan capaian <60 % (kurang berhasil).
2277
3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis
Evaluasi dan analisa capaian kinerja dilakukan pada hasil pengukuran kinerja masing-
masing indikator kinerja yang terdapat dalam sasaran strategis BPTU – HPT Pelaihari
terhadap tahun berjalan 2015, terhadap tahun sebelumnya (2014) dan terhadap tahun
2010 s.d. 2014.
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dari masing-masing indikator kinerja tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Populasi Sapi Madura
Dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
56/PERMENTAN/OT.140/5/2013 Tanggal 24 Mei 2013 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak, maka
BPTU – HPT Pelaihari pada tahun anggaran 2015 mengalokasikan anggaran
untuk pengadaan sapi madura dengan target 20 ekor.
Populasi Sapi Madura per tanggal 31 Desember 2015 adalah sejumlah 8 ekor,
yang terdiri dari jantan 1 ekor dan betina 7 ekor, terhadap target kinerja yang
direncanakan 20 ekor maka capaian 40,00% kategori kurang berhasil.
Sesuai kontrak nomor : 12004/PL.200/F2.F/06/2015 tanggal 12 Juni 2015 dengan
masa pelaksanaan pekerjaan 75 hari kalender (TMT 12 Juni 2015 s/d 25 Agustus
2015) dalam pelaksanaan pekerjaan ada sejumlah 20 ekor ternak dikirim ke BPTU
– HPT Pelaihari, yang diterima sesuai spesifikasi teknis dan persyaratan
kesehatan hewan sejumlah 8 ekor, sedangkan 12 ekor ditolak dikarenakan tidak
sesuai spesifikasi teknis dan tidak lulus uji penyakit, terhadap sisa kontrak yang
masih 12 ekor penyedia tidak sanggup memenuhi sisa kontrak.
2. Populasi Kambing PE
Ternak kambing yang dipelihara adalah jenis kambing PE (Peranakan Ettawa).
Populasi ternak kambing per tanggal 31 Desember 2015 adalah 485 ekor yang
terdiri dari :
a. Induk Dasar : 157 ekor
b. Dewasa (> 1 Tahun) : 153 ekor
c. Muda (6-12 Bulan) : 102 ekor
d. Anak (3-6 Bulan) : 43 ekor
e. Anak / Cempe (< 3 Bulan) : 30 ekor
2288
Populasi ternak kambing tahun 2015 adalah 485 ekor dengan capaian 83,77 %
(kategori berhasil). Pengadaan sejumlah 50 ekor yang terealisasi 30 ekor,
dikarenakan sejumlah 20 ekor tidak sesuai dengan spesifikasi teknis persyaratan
uji penyakit (toxoplasma).
Populasi ternak kambing tahun 2015 sejumlah 485 ekor, jika dibandingkan
populasi tahun 2014 sejumlah 409 ekor, maka populasi tumbuh sebesar 18,58 %,
pertumbuhan ini didukung oleh kegiatan :
a. Manajemen pemeliharaan ternak secara optimal
b. Perbaikan serta peningkatan kapasitas fasilitas kandang
c. Kelengkapan sarana dan prasarana pemeliharaan ternak
d. Perbaikan kualitas serta ketersediaan hijauan pakan ternak
e. Program kesehatan hewan yang optimal
Populasi ternak kambing tahun 2015 terhadap tahun 2010 mengalami
pertumbuhan sejumlah 65,53 %, terhadap tahun 2011 mengalami pertumbuhan
sejumlah 43,92 % dan terhadap tahun 2012 mengalami pertumbuhan 27,96 % dan
terhadap tahun 2013 mengalami pertumbuhan 48,77 %.
3. Populasi Itik
Ternak itik yang dipelihara adalah jenis itik lokal Alabio untuk indukan dan itik lokal
Mojosari sebagai pejantan. Populasi ternak itik per tanggal 31 Desember 2015
adalah 16.247 ekor yang terdiri dari :
a. Itik Layer : 8.744 ekor
b. Itik Grower : 4.661 ekor
c. Itik Starter : 2.842 ekor
Populasi ternak itik setiap hari, minggu dan bulan mengalami dinamika yang selalu
tidak sama (sangat dinamis), hal ini mengingat : penjualan DOD (starter) setiap
hari, replasmen (grower) 4 kali setiap tahun dan induk afkir (layer) 12 bulan
produksi. Populasi ternak itik per tanggal 31 Desember 2015 adalah 16.247 ekor
dengan capaian 126,93 % (kategori sangat berhasil).
Populasi ternak itik tahun 2015 sejumlah 16.247 ekor, jika dibandingkan populasi
tahun 2014 sejumlah 16.689 ekor maka populasi mengalami penurunan 2,72%,
untuk populasi layer tahun 2015 sejumlah 8.744 ekor dibanding tahun 2014
sejumlah 6.255 ekor mengalami pertumbuhan 39,79% pertumbuhan populasi layer
ini didukung oleh kegiatan :
2299
a. Manajemen pemeliharaan secara optimal
b. Perbaikan fasilitas kandang dan penambahan kandang close house
c. Kelengkapan sarana dan prasarana pemeliharaan ternak
d. Perbaikan kualitas serta ketersediaan pakan konsentrat ternak
e. Kualitas kesehatan ternak dengan program pengobatan dan vaksin serta
penerapan biosecurity yang ketat.
Populasi ternak itik layer tahun 2015 terhadap 2010 mengalami pertumbuhan
sejumlah 42,48 %, terhadap tahun 2011 mengalami penurunan 38,98%, terhadap
tahun 2012 mengalami pertumbuhan 17,62%, dan terhadap tahun 2013
mengalami penurunan 4,36%.
4. Kelahiran Kambing PE
Ternak kambing yang dipelihara adalah jenis kambing PE (Peranakan Ettawa),
dengan perkawinan sistem INKA Inseminasi Kawin Alam.
Jumlah kelahiran kambing tahun 2015 sejumlah 270 ekor dengan capaian kinerja
158,82 % (kategori sangat berhasil), terdiri dari kelahiran jantan 134 ekor dan
betina 136 ekor.
Kelahiran ternak kambing tahun 2015 dibanding tahun 2014 mengalami
pertumbuhan 9,76 %, didukung oleh kegiatan :
a. Manajemen pemeliharaan ternak secara optimal
b. Perbaikan serta peningkatan kapasitas fasilitas kandang
c. Kelengkapan sarana dan prasarana pemeliharaan ternak
d. Perbaikan kualitas serta ketersediaan hijauan pakan ternak
e. Program kesehatan hewan yang optimal
Kelahiran ternak kambing tahun 2015 dibanding tahun 2010 mengalami
pertumbuhan 172,73 %, dibanding tahun 2011 mengalami pertumbuhan 25,00 %,
dibanding tahun 2012 mengalami pertumbuhan 43,62 % dan dibanding tahun
2013 mengalami pertumbuhan 37,06%.
3300
5. Produksi Bibit Kambing
Ternak kambing yang dipelihara adalah jenis kambing PE (Peranakan Ettawa),
dengan perkawinan sitem INKA Inseminasi Kawin Alam.
Jumlah produksi bibit kambing tahun 2015 sejumlah 118 ekor dengan capaian
140,48 % (kategori sangat berhasil), produksi bibit kambing terdiri dari jantan 41
ekor dan betina 77 ekor.
Produksi bibit kambing tahun 2015 dibanding tahun 2014 mengalami pertumbuhan
9,26 %, dibanding tahun 2010 mengalami pertumbuhan 3,51 %, dibanding tahun
2011 mengalami penurunan 3,28 %, dibanding tahun 2012 mengalami penurunan
32,18 % dan dibanding tahun 2013 mengalami penurunan 23,87 %.
Penurunan produksi bibit kambing dikarenakan :
a. Tahun 2010, 2011 dan 2012 seleksi bibit kambing PE dilakukan setelah
umur 3 bulan, sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 seleksi bibit
kambing PE dilakukan setelah umur 6 bulan.
b. Banyak kambing pada umur anak < 6 bulan yang diseleksi belum bisa
sesuai dengan standar SNI.
c. Sarana kandang kambing yang masih kurang yang antara lain kapasitas
kandang maksimal 335 ekor, sedangkan jumlah populasi pada tahun 2015
sejumlah 485 ekor.
d. Produksi Hijauan Pakan Ternak dimusim kemarau (Agustus – Desember)
untuk mendukung program pembibitan yang belum optimal yang berakibat
pemberian HPT pada ternak baik kuantitas maupun kualitas pakan masih
kurang.
6. Produksi DOD
Produksi DOD yang dihasilkan adalah jenis itik alabio dan itik mojosari, produksi
DOD tahun 2015 sejumlah 367.915 ekor dengan capaian kinerja 126,69 %
(kategori sangat berhasil), capaian kinerja yang melebihi target karena :
1. Produksi telur dari target 60% realisasi 62%.
2. Telur tetas dari target 56% realisasi 66%.
3. Daya tetas dari target 47% realisasi 50%.
BPTU-HPT Pelaihari sebagai penghasil DOD aman dari kasus Avian Influenza,
dan melakukan beberapa tindakan pencegahan pengendalian penyakit Avian
Influenza sebagai berikut :
3311
1. Penerapan Biosekuruti secara ketat
2. Pelaksanaan vaksinasi Avian Influenza
3. Peningkatan manajemen pemeliharaan unggas.
Secara umum produksi DOD tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014
mengalami pertumbuhan sejumlah 56,07%, pertumbuhan ini didukung oleh
kegiatan :
a. Capaian kinerja produksi telur, telur tetas dan daya tetas yang melebihi
target.
b. Manajemen penetasan secara optimal yang lebih baik.
c. Perbaikan fasilitas setter dan hatchery.
d. Kelengkapan sarana dan prasarana penetasan.
Produksi DOD tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami
pertumbuhan 337,46 %, dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami
pertumbuhan 254,72 %, dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami
pertumbuhan 263,39 % dan dibanding tahun 2013 mengalami pertumbuhan
113,23%.
7. Produksi Bibit DOD
Produksi bibit DOD adalah jumlah bibit DOD berdasarkan good breeding practice
dimana bibit DOD jantan dihitung sejumlah 25% produksi DOD dan bibit DOD
betina dihitung sejumlah 100%. Produksi bibit DOD yang dihasilkan adalah jenis
itik alabio dan itik mojosari, jumlah produksi bibit DOD tahun 2015 adalah 219.639
ekor dengan capaian kinerja 2015 adalah 128,26 % (kategori sangat berhasil).
Faktor penyebab tercapainya produksi bibit DOD karena berbanding lurus dengan
produksi DOD yang mengalami peningkatan.
8. Distribusi Bibit Kambing PE
Jumlah bibit kambing PE yang didistribusikan adalah 64 ekor dengan capaian
kinerja 2015 adalah 152,38 % (kategori sangat berhasil).
Jumlah bibit kambing yang didistribusikan tahun 2015 dibandingkan dengan tahun
2014 mengalami pertumbuhan 60,00 %.
3322
Jumlah bibit kambing yang didistribusikan tahun 2015 dibandingkan dengan tahun
2010 mengalami pertumbuhan 16,36% %, dibanding tahun 2011 mengalami
penurunan 24,71 %, dibanding tahun 2012 mengalami penurunan 34,02 % dan
dibanding tahun 2013 mengalami penurunan 13,51%.
9. Distribusi Bibit DOD
Jumlah bibit DOD tahun 2015 yang didistribusikan adalah 213.055 ekor dengan
capaian kinerja adalah 145,68 % (kategori sangat berhasil).
Keberhasilan kinerja didukung oleh :
a. Promosi dan publikasi yang optimal.
b. Minat peternak terhadap pemeliharaan itik cukup tinggi.
Jumlah bibit DOD yang didistribusikan tahun 2015 dibanding tahun 2014
mengalami pertumbuhan 58,17 %, dibanding tahun 2010 mengalami pertumbuhan
163,45 %, dibanding tahun 2011 mengalami pertumbuhan 146,73 %, dibanding
tahun 2012 mengalami pertumbuhan 182,74 % dan dibanding tahun 2013
mengalami pertumbuhan 38,85%.
.
10. Pendampingan Pembibitan di Masyarakat
Jumlah kelompok yang dibina pada tahun 2015 adalah 28 kelompok / pembibit
dengan capaian 87,50 % (kategori berhasil), secara lengkap kinerja pembinaan
kelompok.
Pembinaan kelompok / pembibit tahun 2015 dibanding tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 12,50 %, hal ini dikarenakan keterbatasan SDM yang disaat
yang sama ada kegiatan GBIB.
Pembinaan kelompok / pembibit tahun 2015 dibanding tahun 2010 mengalami
pertumbuhan 250,00 %, dibanding tahun 2011 mengalami pertumbuhan 133,33,
dibanding tahun 2012 mengalami pertumbuhan 250,00 % dan dibanding tahun
2013 mengalami pertumbuhan 133,33%.
11. Sinkronisasi Berahi
Merupakan kegiatan baru yang dilaksanakan oleh Satker BPTU – HPT Pelaihari
yang meliputi 3 wilayah yaitu Propinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah
dan Kalimantan Timur dan mencakup 35 Kabupaten / Kota di tiga propinsi
3333
tersebut. Kegiatan Gertak Berahi dan Inseminasi Buatan (GBIB) yang didanai
dengan anggaran APBNP ini mempunyai target akseptor 36.500 dosis, realisasi
capaian kinerja sejumlah 10.291 dosis dengan capaian 28,19% (kategori kurang
berhasil).
Capaian untuk masing – masing propinsi adalah :
1. Propinsi Kalimantan Selatan target 16.500 ekor realisasi 4.157 ekor
(25,19%)
2. Propinsi Kalimantan Tengah target 5.000 ekor realisasi 2.821 ekor (56,42%)
3. Propinsi Kalimatan Timur target 15.000 ekor realisasi 3.313 ekor (22,09%)
Permasalahan yang menyebabkan target tidak tercapai adalah :
1. Waktu pelaksanaan GBIB yang singkat, efektif terlaksana mulai bulan
September 2015 terkait dengan ketersediaan alat dan bahan.
2. Jangkauan wilayah pelaksanaan kegiatan yang sangat luas di hampir
semua propinsi/kabupaten/kota.
3. Pada saat palpasi perrectal banyak mendapatkan betina yang sudah
bunting.
4. Pada sistem perkawinan banyak peternak yang menggunakan sistem
perkawinan secara alami (INKA).
5. Beberapa kabupaten yang masih sedikit memiliki petugas reproduksi (drh
dan ATR).
6. Dibeberapa wilayah sistem pemeliharaan dengan ranc sehingga kesulitan
dalam handling ternak.
7. Pelaksanaan sinkronisasi pada kerbau yang sulit dilaksanakan.
8. NKT dibawah 2,5 cukup banyak pada saat musim kemarau (Agustus –
Desember).
12. Luasan Hijauan Pakan Ternak
Jumlah luasan hijauan pakan ternak tahun 2015 adalah 49,70 Ha dengan capaian
90,36 % (kategori berhasil), kegiatan berupa perawatan lahan HPT (kebun potong)
baik tanaman legum maupun rumput, kegiatan perawatan berupa : land clearing,
pengolahan lahan, penanaman, pembumbunan, pembersihan gulma,
pendangiran, pemupukan, peremajaan.
3344
Jumlah luasan hijauan pakan ternak 2015 dibanding dengan tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 6,75 % dan dibanding tahun 2013 mengalami
pertumbuhan 116,09 %. Lahan ditahun 2015 dipergunakan untuk lahan kandang
sapi dan umbaran seluas 2,8 ha, penambahan 3 ha untuk rencana pastura.
Tahun 2015 lahan HPT seluas 51 ha, untuk kandang sapi dan umbaran 2,8 ha,
kandang kambing 1 ha, kandang close house 0,5 ha, terkurangi jumlah 4,3 ha,
membuka lahan pastura sapi 3 ha, lahan sekarang 51 ha – 1,3 ha adalah 49,7 ha.
Penyediaan hijauan pakan ternak sangat penting dalam proses produksi
perbibitan, keberhasilan penyediaan hijauan pakan ternak didukung oleh :
a. Kegiatan langsung dari Direktorat Pakan Ternak kepada UPT.
b. Penyediaan sarana prasarana dan fasilitas kerja.
13. Produksi Bibit HPT
Jumlah produksi bibit hijauan pakan ternak tahun 2015 adalah 234.513 stek / pols
dengan capaian 223,35 % (kategori sangat berhasil), dibanding tahun 2014
mengalami pertumbuhan 123,36 %.
Produksi bibit HPT didukung oleh kegiatan :
a. Luasan lahan HPT yang terawat mencapai keberhasilan 90,36 %
berdampak pada keberhasilan produksi bibit HPT.
b. Penyediaan sarana dan fasilitas kerja.
14. Produksi Benih HPT
Jumlah produksi benih hijauan pakan ternak tahun 2015 adalah 9,5 kg dengan
capaian 190,00 % (kategori sangat berhasil) produksi benih HPT yang dihasilkan
adalah jenis Indigovera. Produksi benih HPT tersebut telah didistribusikan ke
Direktorat Pakan Ternak, Sekertariat PKH, Disnak Propinsi Lampung, dan BPTU
HPT Sembawa.
15. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan
Didalam kegiatan ini meliputi :
1. Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan peternakan dan
kesehatan hewan.
2. Evaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan peternakan
dan kesehatan hewan.
3355
3. Pengelolaan dan pelaporan keuangan serta penatausahaan barang milik
negara.
4. Ketatalaksanaan organisasi kepegawaian, hukum serta tata usaha.
5. Layanan perkantoran.
Kelima kegiatan tersebut telah dilaksanakan selama tahun 2015 dengan baik
dengan target 1 dokumen yang ada di Satker BPTU – HPT Pelaihari.
Tabel 3. Kinerja 2010 sd. 2015 dan Pertumbuhan Kinerja
No Indikator Jumlah (Ekor) Pertum.
2015 thd 2014 (%)
Pertum. 2015 thd 2010 (%)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Populasi Ternak Itik (ekor)
19.803 17.579 25.530 11.735 16.689 16.247 (2,72) (17,96)
Populasi Layer (ekor) 6.137 14.329 7.434 9.143 6.255 8.744 39,79 42,48
2 Jumlah Populasi Ternak Kambing (ekor)
293 337 379 326 409 485 18,58 65,53
3 Jumlah Populasi Ternak Sapi Madura (ekor)
- - - - - 8 100,00 100,00
4 Jumlah Produksi Bibit Itik Lokal Unggul (ekor)
84.102 103.720 101.246 172.546 235.733 367.915 56,07 337,46
5 Produksi Bibit DOD (ekor)
- - - - - 219.639 100,00 100,00
6 Jumlah Kelahiran Ternak Kambing (ekor)
99 216 188 197 246 270 9,76 172,73
7 Jumlah Produksi Bibit Kambing Lokal Unggul (ekor)
114 122 174 155 108 118 9,26 3,51
8 Jumlah Bibit Itik Yang Disebarkan (ekor)
80.872 86.353 75.354 153.444 134.696 213.055 58,17 163,45
9 Jumlah Bibit Kambing Yang Disebarkan (ekor)
55 85 97 74 40 64 60,00 16,36
10 Jumlah Kelompok Yang Terbina (Kelompok)
8 12 8 12 32 28 (12,50) 250,00
11 Sinkronisasi Berahi - - - - - 10.291 100,00 100,00
12 Luasan Hijauan Pakan Ternak (Ha)
- - - 23 53,30 51,3 (3,75) 100,00
13 Jumlah Produksi Bibit HPT (Stek / Pols)
- - - - 131.300 235.513 79,37 100,00
14 Jumlah Produksi Benih (Kg)
- - - - - 9,5 100,00 100,00
15 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan (Dok)
- - - - - 1 0,00 0,00
3366
3.4 Capaian Kinerja Lainnya.
1. Program pemuliaan ternak itik (poultry breeding), khususnya metode breeding
pembentukan Grand Parent Stock (GPS) dan Parent Stock (PS) itik dan aspek
pendukung lainnya yang bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas
Gajah Mada Yogyakarta, dengan hasil peningkatan produktifitas ternak.
2. Kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat yang bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor, khususnya
dalam Pemuliaan Ternak Kambing.
3. Resertifikasi penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008.
4. Penyusunan dokumen SID BPTU – HPT Pelaihari yang bekerjasama dengan
Institut Pertanian Bogor.
5. Penyusunan dokumen Renstra 2015-2019 yang bekerjasama dengan Institut
Pertanian Bogor.
6. MoU dengan Kejaksaan Negeri Pelaihari terkait Penyelesaian Aset Lahan.
7. Bimbingan Teknis Budidaya Itik pada tanggal 10-15 Agustus 2015 yang
bekerjasama dengan Direktorat Budidaya Ternak.
8. Pelatihan Recording dan Pemeliharaan Bibit Kambing pada tanggal 16-18
September 2015.
3.5 Akuntabilitas Keuangan
1. Alokasi Anggaran.
Berdasarkan Petikan DIPA Nomor : SP DIPA-018.06.2.239455/2015, Tanggal
14 November 2014 pada Tahun Anggaran 2015 BPTU – HPT Pelaihari
mendapatkan anggaran Rp 25.649.402.000,00 kemudian pada tanggal 09
Maret 2015 terjadi penambahan anggaran APBNP menjadi Rp
58.033.886.000,00.
Anggaran tersebut dipergunakan untuk kegiatan Pembangunan Pertanian pada
4 kegiatan strategis, dengan alokasi anggaran sebagai berikut :
1. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak dengan anggaran Rp
28.362.532.000,00.
2. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan anggaran
Rp 5.715.370.000,00.
3377
3. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit
dengan anggaran Rp 18.174.360.000,00.
4. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan dengan anggaran Rp 5.781.624.000,00.
2. Realisasi Keuangan.
Realisasi anggaran per 31 Desember 2015 sebesar Rp 42.502.456.251,-
(73,24%), dengan rincian untuk kegiatan peningkatan produksi ternak (GBIB)
57,12% dan kegiatan reguler 88,64%.
Realisasi anggaran per Jenis Belanja dan Kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Realisasi Per Jenis Belanja
Berdasarkan alokasi anggaran per jenis belanja realisasi anggarannya
sebagai berikut :
i. Belanja pegawai pagu Rp 3.335.064.000,00 realisasi Rp
3.235.551.097,00 (97,02%)
ii. Belanja barang pagu Rp 37.758.033.000,00 realisasi Rp
24.171.648.870,00 (64,02%)
iii. Belanja modal pagu 16.940.789.000,00 realisasi Rp
15.905.256.284,00 (89,11%).
b. Realisasi Per Kegiatan
Realisasi anggaran per kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak dengan anggaran Rp
28.362.532.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 16.201.925.226,00
( 57,12 %).
2. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan
anggaran Rp 5.715.370.000,00 dengan realisasi sebesar Rp
5.086.109.297,00 ( 88,99 %).
3. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit
dengan anggaran Rp 18.174.360.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp 15.759.619.556,00 ( 86,71 %).
3388
4. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan dengan anggaran Rp 5.781.624.000,00 dengan
realisasi sebesar Rp 5.454.802.172,00 ( 94,35 %).
Apabila dilihat kinerja realisasi keuangan tahun 2015 sebesar 73,24% menurun
dibanding tahun 2014 sebesar 84,87 % dan menurun dibanding tahun 2013
sebesar 91,79 %.
Penyebab serapan anggaran tahun 2015 tersebut tidak tercapai sesuai target,
antara lain :
1. Kegiatan 1782 Peningkatan Produksi Ternak dengan anggaran Rp
28.362.532.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 16.201.925.226,00 (
57,12 %), penyebabnya antara lain target akseptor sejumlah 36.500 dosis
yang hanya tercapai 10.291 dosis (28,19%), capaian akseptor ini
berpengaruh langsung terhadap biaya perjalanan dan biaya honorarium
operasional.
2. Kegiatan 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan anggaran Rp
5.715.370.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 5.086.109.297,00 ( 88,99
%), penyebabnya antara lain :
a. Sisa anggaran kegiatan Pengembangan Kebun HPT di UPT senilai
Rp 111.744.820,00
b. Optimalisasi sisa hasil pengadaan E-katalog Kendaraan Operasional
Lapangan Roda 4 Fungsional Pakan 1 unit senilai Rp 30.976.000,00
c. Optimalisasi sisa hasil lelang pengadaan Timbangan HPT (Jembatan
Timbang) 1 unit senilai Rp 28.009.000,00
d. Optimalisasi sisa pengadaan gedung / bangunan senilai Rp
162.939.200,00
e. Tidak terlaksananya pengadaan Mixer Horisontal 1 unit senilai Rp
85.000.000,00
f. Tidak terlaksananya pengadaan Electric Fencing 1 unit senilai Rp
75.000.000,00
g. Tidak terlaksananya pengadaan Mesin Pemotong dan Chooper HPT
1 unit senilai Rp 117.543.000,00
3. Kegiatan 1785 Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit dengan
anggaran Rp 18.174.360.000,00 dengan realisasi sebesar Rp
15.759.619.556,00 ( 86,71 %), penyebabnya antara lain :
3399
a. Peningkatan kualitas bibit unggul sapi potong dengan sisa anggaran
Rp 267.471.300,00, antara lain pengadaan sapi madura yang
ditargetkan 20 ekor dengan realisasi 8 ekor.
b. Peningkatan kualitas bibit unggul kambing dengan sisa anggaran Rp
387.346.413,00, antara lain pengadaan kambing dengan target 50
ekor realisasinya 30 ekor.
c. Peningkatan kualitas bibit unggul itik dengan sisa anggaran Rp
729.618.500,00 :
i. Optimalisasi lelang pengadaan mesin tetas Rp
258.600.000,00
ii. Optimalisasi lelang kandang close house Rp 28.000.000,00
iii. Optimalisasi pengadaan pakan ternak Rp 280.951.500,00
iv. Sisa kegiatan perbibitan ternak itik Rp 199.801.500,00
d. Penguatan manajemen UPT Perbibitan dengan sisa anggaran Rp
74.533.798,00, pada kegiatan ini yang tidak terlaksana adalah
peningkatan SDM fungsional umum, administrasi, pranata komputer,
wastukan dalam propinsi.
e. Pendampingan pembibitan di masyarakat dengan sisa anggaran Rp
354.240.400,00 tidak terlaksananya kegiatan pertemuan stake
holder.
f. Pengadaan sarana prasarana UPT Perbibitan dengan sisa anggaran
Rp 65.331.560,00, dalam kegiatan ini yang tidak terlaksana adalah
pengadaan aplikator box dod, desain interior, timbangan elektrik
kambing, mesin pompa air dan absen finger.
g. Pemeliharaan sarana prasarana UPT Perbibitan dengan sisa
anggaran Rp 64.373.658,00
h. Fasilitasi PNBP UPT Perbibitan dengan sisa anggaran Rp
145.860.978, kegiatan yang tidak terlaksana adalah penyusunan
Buletin dan pengadaan sekat perkawinan itik layer.
i. Optimalisasi sisa lelang pengadaan gedung / bangunan senilai Rp
269.399.800,00
4400
4. Kegiatan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Peternakan dengan anggaran Rp 5.781.624.000,00 dengan realisasi
sebesar Rp 5.454.802.172,00 ( 94,35 %).
Penyebab penyerapan anggaran tahun 2015 rendah disimpulkan bahwa :
1. Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak (GBIB) yang capaiannya rendah
berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.
2. Beberapa paket pengadaan barang dan jasa yang tidak terlaksana.
3. Operasional kegiatan yang masih sisa anggarannya.
4. Optimalisasi sisa anggaran lelang pengadaan barang/jasa.
Penyerapan anggaran selama 6 (enam) tahun terakhir dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2015 paling tinggi ditahun 2010 dengan capaian 99,34 % dan yang
paling rendah ditahun 2015 dengan capaian 73,24 %, dengan potensi serapan
anggaran tahun 2010 yang bisa mencapai 99,34 % idealnya BPTU – HPT
Pelaihari mempunyai potensi yang cukup bisa dioptimalkan, antara lain dalam hal
efektif dan efisien penganggaran operasional kegiatan, optimalisasi anggaran
pengadaan ataupun swakelola yang bisa direvisi dialihkan ke kegiatan yang
prioritas sebagai dana optimalisasi, penyerapan anggaran tahun 2010 s/d 2015
pada lampiran 3.
3.6 Hambatan dan Kendala
1. Aspek administrasi :
a) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
b) Kemampuan SDM yang masih perlu peningkatan
2. Aspek Manajemen dan Teknis :
a) Kendala yang dihadapi dalam pembibitan ternak itik, ternak kambing dan
ternak sapi madura adalah :
1. Ketersediaan air minum ternak yang belum higienis dan dalam jumlah
yang cukup.
2. Penambahan populasi ternak memerlukan infrastruktur penambahan
kandang, sarana prasarana, alat dan bahan.
3. Cukup banyak kandang yang rusak dan perlu direnovasi.
4411
4. Jalan dan drainase kandang yang sudah rusak belum dilaksanakan
perbaikan secara maksimal.
5. Kesulitan dalam penerapan Good Breeding Practices (GBP),
dikarenakan letak kandang yang tidak beraturan serta letaknya yang
berdekatan dengan kandang komoditas ternak lain, hal ini dikarenakan
berawal dari alih fungsi kandang ternak sewaktu Balai masih BPT –
HMT Pelaihari.
6. Pengadaan sapi madura kesulitan penyedia dalam persyaratan teknis :
Bebas 9 macam PHMS dan Ternak yang berasal dari Pulau Madura.
7. Operasional kandang yang belum penggunaan alat dan mesin secara
mekanik.
b) Kendala yang dihadapi dalam proses penetasan serta produksi bibit DOD :
1. Ketersediaan air untuk proses penetasan yang belum higienis dan
dalam jumlah yang cukup.
2. Sarana Setter dan Hatchery yang idealnya lebih modern.
3. Angka Tetas / Daya Tetas yang masih belum bisa maksimal.
4. Jalan dan drainase sekitar penetasan yang perlu perbaikan.
c) Kendala yang dihadapi dalam produksi bibit kambing :
1. Ketersediaan air minum ternak yang belum higienis dan dalam jumlah
yang cukup.
2. Kandang Indukan dan Anak yang masih belum optimal.
3. Sarana dan prasarana dalam penanganan susu kambing belum
optimal.
4. Kecukupan HPT dimusim kemarau.
5. Operasional kandang yang belum penggunaan alat dan mesin secara
mekanik
d) Kendala yang dihadapi dalam distribusi bibit itik :
1. Populasi ternak layer 8.744 ekor sangatlah kurang dalam mencukupi
kebutuhan bibit DOD di masyarakat.
2. Daftar tunggu untuk pelayanan pembelian ternak bibit itik selama 3-4
bulan.
4422
3. Mengalami kesulitan dalam menemukan kelompok ternak itik, rata-rata
peternak secara individu atau perseorangan sehingga kesulitan dalam
pengembangan itik Parent Stok (PS).
e) Kendala yang dihadapi dalam distribusi bibit kambing :
1. Populasi induk dasar 136 ekor sangatlah kurang dalam mencukupi
kebutuhan bibit kambing dimasyarakat.
2. Daftar tunggu untuk pelayanan pembelian bibit kambing selama
kurang lebih 1 tahun (12 bulan).
3. Mengalami kesulitan dalam menemukan kelompok ternak kambing,
rata-rata peternak secara individu atau perseorangan
f) Kendala yang dihadapi dalam pembinaan kelompok ternak yaitu mengalami
kesulitan dalam menemukan kelompok ternak itik dan kambing, rata-rata
peternak secara individu atau perseorangan
g) Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pakan HPT dan produksi bibit
HPT :
1. Status lahan yang masih terokupasi, proses penyelesaian yang belum
optimal.
2. Sumber daya air yang dihadapi ketika musim kemarau.
3. Keamanan hijauan pakan ternak (pencurian HPT) dikarenakan lahan
yang terbuka belum dipagar keliling.
4. Infrastruktur jalan dan drainase yang rusak.
5. Pemanfaatan teknologi pengolahan HPT yang masih sangat minim.
6. Pemanfaatan teknologi pengawetan benih HPT yang masih sangat
minim.
7. Operasional HPT yang belum maksimal dalam penggunaan alat dan
mesin secara mekanik
4433
3.7 Upaya dan Tindak Lanjut
Upaya dan tindak lanjut yang BPTU – HPT Pelaihari lakukan pada tahun 2016 antara
lain :
1. Optimalisasi manajemen pemeliharaan ternak dan penetasan.
2. Kelanjutan program penggaluran ternak itik lokal.
3. Optimalisasi manajemen kesehatan ternak dan penerapan biosecurity.
4. Pembuatan sumber air yang bersih.
5. Perawatan lahan HPT yang lebih optimal.
6. Pemanfaatan teknologi pengolahan HPT.
4444
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum kinerja BPTU – HPT Pelaihari pada tahun 2015 ditunjukkan dengan
keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Capaian kinerja
diuraikan sebagai berikut :
1. Capaian 15 indikator kinerja dalam empat sasaran kegiatan strategis BPTU –
HPT Pelaihari terealisasi antara 28,19 % s.d 190,00 %, dengan kategori
sangat berhasil 9 indikator, kategori berhasil 4 indikator dan kategori kurang
berhasil 2 indikator.
2. Populasi sapi madura adalah 8 ekor dengan capaian 40,00% (kategori kurang
berhasil).
3. Populasi kambing PE adalah 485 ekor dengan capaian 83,77 % (kategori
berhasil), populasi ternak terdiri dari :
a. Induk Dasar : 157 ekor
b. Dewasa (> 1 Tahun) : 153 ekor
c. Muda (6-12 Bulan) : 102 ekor
d. Anak (3-6 Bulan) : 43 ekor
e. Anak / Cempe (< 3 Bulan) : 30 ekor
Meningkatnya populasi kambing PE tahun 2015 sebesar 18,58 %
4. Populasi itik adalah 16.247 ekor dengan capaian 126,93 % (kategori sangat
berhasil), rata-rata populasi ternak terdiri dari :
a. Itik Layer : 8.744 ekor
b. Itik Grower : 4.661 ekor
c. Itik Starter : 2.842 ekor
Meningkatnya populasi itik layer tahun 2015 sebesar 39,79 %
5. Kelahiran kambing PE adalah 270 ekor dengan capaian 158,82 % (kategori
sangat berhasil), terdiri dari kelahiran jantan 134 ekor dan betina 136 ekor.
Meningkatnya kelahiran ternak kambing tahun 2015 sebesar 9,76 %.
4455
6. Produksi bibit kambing adalah 84 ekor dengan capaian 100,00 % (kategori
berhasil), terdiri dari produksi bibit kambing jantan 41 ekor dan betina 43 ekor.
7. Produksi DOD sejumlah 367.915 ekor dengan capaian kinerja 126,69 %
(kategori sangat berhasil). Meningkatnya produksi DOD tahun 2015 sebesar
56,07 %.
8. Produksi bibit DOD sejumlah 219.639 ekor dengan capaian kinerja 128,26%
(kategori sangat berhasil).
9. Distribusi bibit kambing PE adalah 64 ekor dengan capaian kinerja 2015
adalah 152,38 % (kategori sangat berhasil), meningkatnya distribusi bibit
kambing PE tahun 2015 sebesar 60,00%.
10. Distribusi bibit DOD adalah 213.055 ekor dengan capaian kinerja 2015 adalah
145,68 % (kategori sangat berhasil), meningkatnya distribusi bibit DOD
sebesar 58,17%.
11. Pendampingan pembibitan di masyarakat adalah 28 kelompok / pembibit
dengan capaian 87,50 % (kategori berhasil).
12. Sinkronisasi berahi sejumlah 10.291 dosis dengan capaian 28,19% (kategori
kurang berhasil).
13. Luasan lahan HPT kelola adalah 51,30 Ha dengan capaian 93,34 % (kategori
berhasil), kegiatan berupa perawatan lahan HPT (kebun potong) baik tanaman
legum maupun rumput, kegiatan perawatan berupa : land clearing,
pengolahan lahan, penanaman, pembumbunan, pembersihan gulma,
pendangiran, pemupukan, peremajaan.
14. Jumlah produksi bibit hijauan pakan ternak adalah 234.513 stek / pols dengan
capaian 223,35 % (kategori sangat berhasil).
15. Jumlah produksi benih adalah 9,5 kg dengan capaian 190,00% (kategori
sangat berhasil), produksi benih HPT yang dihasilkan adalah Indigovera.
16. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Peternakan 1
dokumen dengan capaian 100,00% (kategori berhasil).
Dengan potensi yang ada di BPTU – HPT Pelaihari prospek pengembangan
pembibitan ternak kambing, itik dan sapi madura masih cukup terbuka lebar, dengan
dukungan anggaran yang cukup diharapkan kinerja dapat terus dapat ditingkatkan.
4466
Lampiran 1.
Struktur Organisasi BPTU – HPT Pelaihari
KKeeppaallaa BBaallaaii
KKeeppaallaa SSuubb BBaaggiiaann
TTaattaa UUssaahhaa
KKeeppaallaa SSeekkssii
PPeellaayyaannaann TTeekknniiss
KKeeppaallaa SSeekkssii
IInnffoorrmmaassii ddaann JJaassaa
PPrroodduukkssii
KKeeppaallaa SSeekkssii
PPrraassaarraannaa ddaann SSaarraannaa
TTeekknniiss
JJaabbaattaann FFuunnggssiioonnaall
4477
Lampiran 2.
Sumberdaya Manusia BPTU – HPT Pelaihari.
Pegawai BPTU – HPT Pelaihari menurut golongan dan pendidikan akhir
No Golongan S2 S1 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
1 II 6 19 1 3 29
2 III 6 9 7 8 30
3 IV 1 1
Jumlah 7 9 13 27 1 3 60
Pegawai BPTU – HPT Pelaihari menurut golongan dan ruang
No Golongan A B C D Jumlah
1 II 3 13 9 4 29
2 III 7 11 7 5 30
3 IV 1 1
Jumlah 11 24 16 9 60
Pegawai BPTU – HPT Pelaihari menurut kelompok fungsional
No Kelompok Fungsional Jumlah
1 Medik Veteriner 2
2 Pengawas Bibit Ternak 10
3 Pengawas Mutu Pakan 4
4 Paramedik Veteriner 4
5 Pranata Komputer 1
Jumlah 21
4488
Lampiran 3.
Serapan Anggaran Tahun 2010 s/d 2015
NO TAHUN
ANGGARAN
SERAPAN
ANGGARAN (%)
1 2010 99,34
2 2011 91,82
3 2012 93,93
4 2013 91,79
5 2014 84,87
6 2015 73,24
4499
Lampiran 4.
Kesepahaman Bersama dengan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada
5500
Lampiran 5.
Naskah Kesepahaman dengan Institut Pertanian Bogor
5511
Lampiran 6. Matrik Capaian Kinerja 2015