kurve friedman

25
BAB I PENDAHULUAN Ti nggin ya kasus ke sa kit an da n kemat ia n ibu di banyak negara  berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan, eklampsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu sebenarnya dapat dicegah. Hal ini dilakukan melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah. 1 Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menu nggu terjadi nya dan kemu dian menan gani komplika si menjad i penceg ahan ko mplikasi. Adany a perg eseran pa rad igma yang baru ini, terbuk ti mamp u mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.  1 Partus lama bisa disebabkan oleh adanya his yang tidak kuat, faktor janin dan faktor jalan lahir. ntuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal mengandalkan penggunaan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses persalinan.  ! "eteksi pada setiap kemajuan persalinan abnormal, dan pencegahan partus lam a, secara bermakna da pa t me nu runk an ri si ko terja di ny a part us lama,  perdarahan pascapersalinan dengan segala komplikasinya. ntuk menurunkan risiko terjadinya partus lama diusahakan supaya berjalan senormal mungkin.  1 Partograf sebagai rekam grafik dan catatan medik kemajuan persalinan sudah lama dikenal. Partograf sebagai rekaman atau catatan kemajuan persalinan, dapat  berfungsi sebagai pendeteksi kemajuan persalinan abnormal, sehingga penolong  persalinan dapat dengan segera menentukan sikap terhadap kelainan persalinan tersebut. !,#,$,%,&. 'leh karena itu maka dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk dapat mengisi partograf dalam setiap kehamilan. (aka dari itu penulis ingin membahas tentang partograf. 1

description

kurve friedman bab 1,2,3

Transcript of kurve friedman

BAB I

PENDAHULUAN

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan, eklampsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu sebenarnya dapat dicegah. Hal ini dilakukan melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.1Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi menjadi pencegahan komplikasi. Adanya pergeseran paradigma yang baru ini, terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. 1Partus lama bisa disebabkan oleh adanya his yang tidak kuat, faktor janin dan faktor jalan lahir. Untuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal mengandalkan penggunaan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses persalinan. 2Deteksi pada setiap kemajuan persalinan abnormal, dan pencegahan partus lama, secara bermakna dapat menurunkan risiko terjadinya partus lama, perdarahan pascapersalinan dengan segala komplikasinya. Untuk menurunkan risiko terjadinya partus lama diusahakan supaya berjalan senormal mungkin. 1Partograf sebagai rekam grafik dan catatan medik kemajuan persalinan sudah lama dikenal. Partograf sebagai rekaman atau catatan kemajuan persalinan, dapat berfungsi sebagai pendeteksi kemajuan persalinan abnormal, sehingga penolong persalinan dapat dengan segera menentukan sikap terhadap kelainan persalinan tersebut.2,3,4,5,6.

Oleh karena itu maka dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk dapat mengisi partograf dalam setiap kehamilan. Maka dari itu penulis ingin membahas tentang partograf.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah

Pada tahun 1954, Friedman melakukan penelitian pada sejumlah besar ibu di Amerika Serikat dan menghasilkan pola pembukaan serviks normal. Friedman membagi persalinan secara fungsional menjadi dua, yaitu fase laten yang berlangsung selama 8-10 jam sampai pembukaan 3 cm, yang dikuti dengan fase aktif yang ditandai dengan akselerasi dari pembukaan 3-10 cm dan berakhir dengan fase deselerasi. 3,5,9

Gambar 2.1. Kurva FreidmanTahun 1969 Hendriks mendemonstrasikan bahwa pada fase aktif persalinan normal, kecepatan pembukaan pada primigravida dan multipara hampir tidak berbeda, selain itu tidak ditemukan fase deselerasi pada akhir kala I persalinan. Sedangkan pada tahun 1972, Philpott meneliti secara ekstensif pasien primigravida yang berada di Afrika Tengah dan Selatan, kemudian menciptakan sebuah normogram pembukaan serviks untuk populasi tersebut yang mampu mengidentifikasi penyimpangan dari keadaan normal yang dapat dipertanggungjawabkann secara ilmiah untuk melakukan suatu tindakan sebagai usaha pencegahan persalinan lama dengan segala akibatnya. Sejak saat itu banyak penulis mengembangkan normogram serupa di berbagai tempat. Akan tetapi tidak satu pun menunjukkan perbedaan yang bermakna.3,5,9

Pada tahun 1988 World Health Organization (WHO) menerbitkan sebuah buku petunjuk berjudul The Partograf: A managerial tool for Prevention of prolonged labour, berisi tentang partograf model WHO yang telah diuji cobakan pada beberapa negara dan dibuat secara sederhana berdasarkan penelitian dari semua karya partograf yang telah dipublikasikan, berdasarkan prinsip-prinsip berikut :

fase aktif persalinan dimulai pada pembukaan > 3 cm

fase laten persalinan harus berlangsung < 8 jam

pada fase aktif, kecepatan pembukaan tidak boleh lebih lambat dari 1 cm/jam

tidak melakukan pemeriksaan dalam yang terlalu sering (sebaiknya setiap 4 jam)

menggunakan partograf yang sudah ada garis waspada dan garis tindakannyaPartograf yang biasanya digunakan pada negara berkembang tersebut, kemudian mengalami modifikasi pada tahun 1994 sebagai usaha memperoleh penanganan obstetri yang lebih optimal. Modifikasi partograf terlihat dengan tidak tercantumnya fase laten pada grafik pencatatan, melainkan langsung pada pencatatan fase aktif persalinan yang dimulai pada pembukaan 4 cm. Pencatatan fast laten dilakukan pada lembar data antenatal dan setiap pencatatan diharapkan menggunakan tinta berwarna hitam. 3,5,7,8,9

Gambar 2.2. Partograf WHO

Gambar 2.3. Partograf Modifikasi WHO

2.2. Partograf WHO

2.2.1 Definisi

Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk menilai keadaan ibu, janin dan seluruh proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika ada penyimpangan / masalah dari persalinan, sehingga menjadi partus abnormal dan memerlukan tindakan bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan.

Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang menggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan. Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis perjalanan waktu (horisontal).2,6,7

Partograf dirancang untuk dipakai pada berbagai tingkat pelayanan kebidanan dengan berbagai fungsi yang berbeda. Di Puskesmas fungsi utamanya adalah memberikan peringatan awal bahwa persalinan akan berlangsung lama, sehingga harus segera dirujuk ke rumah sakit (fungsi garis waspada). Sedangkan di rumah sakit, bergesernya grafik pembukaan ke sebelah kanan garis waspada mengingatkan penolong untuk meningkatkan kewaspadaan, dan bila melewati garis tindakan harus segera melakukan tindakan.2,5,6,10

2.2.2 Syarat pengisian partograf

Partograf mulai diisi bila Mereka yang masuk dalam persalinan :

1. fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10,

lamanya 9cm, akan dilakukan seksio sesar elektif maupun darurat, dengan ketentuan penatalaksanaan sebagai berikut:

fase laten : tidak dilakukan akselerasi, terapi suportif (pemberian semangat), hidrasi adekuat yang terdiri dari glukosa dan elektrolit, pengosongan kandung.

fase aktif :

1. Sebelah kiri garis waspada: akselerasi dan terapi suportif dilakukan bila ada indikasi, sedangkan amniotomi boleh dilakukan atau tidak.

2. Sebelah kanan garis waspada: akselerasi dan terapi suportif dilakukan atas indikasi, sedangkan amniotomi haras dilakukan

3. Sebelah kanan garis bertindak: akselerasi dilakukan bila ada indikasi, terapi suportif dan amniotomi harus dilakukan. 3,52.2.3. Monitoring Pada Partograf

2.2.3.1. Pencatatan lembar depan

Partograf yang, dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) pada dasarnya merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara pernbukaan serviks terhadap waktu, yang terdiri dari 3 komponen

A. Rekaman dan catatan kemajuan persalinan

1. Pembukaan serviks uteri

2. Penurunan kepala

3. His

B. Rekaman dan catatan tentang kondisi janin

1. Denyut jantung janin

2. Selaput ketuban dan air ketuban

3. Molase

C. Rekaman dan catatan tentang kondisi ibu

1. Tanda vital: Nadi, tekanan darah, suhu

2. Urin: volume, protein, dan aseton

3. Obat-obatan dan cairan infus

4. Pemberian oksitosinPartograf dapat digunakan untuk setiap persalinan tanpa penyulit yang tidak memerlukan tindakan segera. Di Puskesmas dapat dipakai untuk persalinan risiko rendah yang diharapkan akan berakhir dergan persalinan spontan pervaginam, sedangkan pasien risiko tinggi sebaiknya segera dirujuk ke rumah sakit. Jadi partograf dirancang untuk memantau penyimpangan dari keadaan normal yang timbul sewaktu persalinan berlangsung. 3,4,5,6,8,9,102.2.3.1.A. Rekaman dan catatan tentang kemajuan persalinan

Merupakan bagian terpenting yang memperlihatkan hubungan antara pembukaan serviks dengan waktu dan juga hubungan antara turunnya kepala dengan waktu. 3,51. Pembukaan serviks

Penilaian pembukaan serviks didapatkan dari hasil pemeriksaan dalam. Pencatatan dilakukan pada grafik di bagian tengah partograf yang sepanjang sisi kirinya terdapat angka 0-10 pada setiap kotak. Setiap kotaknya menunjukkan pembukaan 1 cm dan sepanjang sisi horisontal terdapat angka 0-24 yang setiap kotaknya menunjukkan waktu 1 jam. 3,4,5,8.9Pembukaan diukur dalam satuan sentimeter (cm) dan dicatat dengan tanda 'X'. Periksa dalam pertama dilakukan sewaktu masuk kamar bersalin, yang juga mencakup pemeriksaan panggul. Periksa dalam selanjutnya dilakukan setiap 4 jam, kecuali bila pembukaan >7 cm atau ada indikasi lain seperti ibu ingin mengejan atau ketuban pecah dengan kecurigaan adanya tali pusat menumbung. 3,4,5,8,9Pada persalinan yang sudah lanjut pemeriksaan dalam dilakukan lebih sering, terutama pada multipara dimana pembukaan serviks lebih cepat dibandingkan dengan primipara. Pada persalinan yang normal, tanda 'X' untuk pembukaan akan selalu terdapat pada garis waspada atau sebelah kirinya. Dan kalau ibu masuk kamar bersalin dalam fase aktif, maka pembukaan sewaktu masuk langsung dicatat pada garis waspada, sedangkan ibu yang ketika persalinan dalam fase laten dan beralih ke fase aktif, catatan pembukaan langsung dipindah dari daerah fase laten ke garis waspada, yang pada partograf WHO dihubungkan oleh garis terputus-putus. Pada partograf modifikasi WHO, ibu yang masuk saat fase laten dicatat pada kolom kedua grafik pencatatan waktu pembukaan serviks partograf, sedangkan ibu yang masuk saat fase aktif, pencatatan dilakukan sesuai dengan partograf WHO.3,4,5,8,9Komponen grafik memusatkan perhatian pada pembukaan menurut waktu yang terbagi menjadi fase laten dan fase aktif.

a. Fase laten

Fase laten persalinan dimulai sejak awal persalinan sampai pembukaan rnencapai 3 cm dengan penipisan bertahap dari serviks dan biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam. Kalau fase ini berlangsung lebih lama dari 8 jam dengan his 2 kali dalam 10 menit, persalinan akan cenderung mengalami kesulitan kalau ibu bersalin di Puskesmas harus segera dirujuk ke rumah sakit, sedangkan bila ibu bersalin di rumah sakit pemeriksaan dan tindakan yang diambil harus dilakukan secermat mungkin. 3,4,5,8,9b. Fase aktif

Fase aktif berlangsung dari 3-10 cm (pembukaan lengkap) dengan kecepatan 1 cm/jam bagi primi dan 2 cm/jam bagi multipara. Garis waspada digambar dari 3 cm sampai 10 cm menggambarkan kecepatan pembukaan. Pembukaan yang berpindah ke sebelah kanan garis waspada menunjukkan adanya hambatan dalam persalinan, dan bila persalinan berlangsung di Puskesmas harus segera melakukan rujukan ke rumah sakit, sedangkan persalinan yang berlangsung di rumah sakit memerlukan pengamatan yang cermat. 3,4,5,8,9Pada fase ini terdapat 2 garis yaitu:

1. Garis waspada (alert line)

Garis lurus dari pembukaan 3 cm sampai dengan 10 cm, sesuai dengan kecepatan pembukaan pada fase ini. Apabila pembukaan serviks bergeser ke kanan garis waspada berarti proses kemajuan persalinan melambat, sehingga harus dipikirkan kemungkinan untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan. 3,4,5,7,82. Garis bertindak (action line)

Berupa garis lurus yang sejajar dengan garis waspada dan berada 4 jam di sebelah kanan garis waspada. Pada persalinan yang berjalan lancar, pembukaan akan selalu berada di garis atau di sebelah kiri garis bertindak, dan bila pembukaan melewati garis tindakan ibu harus diperiksa dengan cermat mengenai penyebab terhambatnya persalinan, serta merencanakan tindakan tepat untuk mengatasinya. 3,4,5,8,9Dengan mencatat kecepatan pembukaan kita dapat menentukan apakah suatu persalinan akan berlangsung lama atau segera memerlukan tindakan. Persalinan yang lama atau tidak maju dapat disebabkan oleh disproporsi kepala panggul, yang kemudian dapat berlanjut menjadi ruptura uteri dan kematian janin. Dengan partograf suatu persalinan lama atau tidak maju dapat dikenali secara dini, sehingga komplikasi lain seperti perdarahan dan infeksi dapat dicegah. 2,3,4,5,6,8,9

2. Penurunan kepala janin

Pada persalinan yang lancar, bertambahnya pembukaan akan disertai dengan turunnya kepala janin yang membantu menentukan kemajuan persalinan. Penurunan kepala janin diperiksa dengan pemeriksaan luar perut ibu berdasarkan perlimaan di atas PAP (pintu atas panggul), dan harus dilakukan sebelum pemeriksaan dalam.

Cara periksa ini ternyata lebih dapat dipercaya daripada periksa dalam, karena seringkali sudah terdapat kaput suksedaneum sehingga yang diraba pada pemeriksaan dalam adalah turunnya kulit kepala janin. 3,4,5,7,8

Gambar 2.4. Penurunan kepala dari pintu atas panggul (PAP)

Turunnya kepala janin harus selalu diperiksa dengan pemeriksaan perut ibu sesaat sebelum dilakukan pemeriksaan dalam, dimana lebar jari tangan pemeriksa menjadi ukuran turun kepala janin ke PAP. Kepala engaged bila kepala janin di atas PAP hanya dapat dirasakan oleh 2 jari atau kurang.

Gambar 2.5. Penurunan kepala pada pemeriksaan luar

Pada sisi kiri grafik pembukaan serviks terdapat kata 'penurunan kepala' dengan garis lurus dari 5 ke 0. Penurunan kepala ditandai dengan tanda '0' pada graft pembukaan. 3,4,5,8,9

3. His

Pada persalinan normal his semakin lama akan semakin sering , semakin lama, dan semakin kuat. Pengamatan his dilakukan setiap jam dalarn fase laten dan setiap setengah jam dalarn fase aktif, dengan mengamati frekuensi (jumlah his/10 menit) dan lamanya (detik) dari permulaan his terasa pada palpasi perut sampai hilang. His dicatat pada partograf di bawah garis waktu sesuai dengan penulisan waktu pada partograf, yaitu pada 5 kotak kosong melintang sepanjang partograf yang sisi kirinya tertulis 'his/10 menit'. Satu kotak menggambarkan satu his, dan bila ada 2 his dalam 10 menit, maka ada 2 kotak yang diarsir. Berikut cara dan contoh pencatatan his :

Keterangan :

40:

2.2.3.1.B. Rekaman dan catatan mengenai keadaan janin

1. Frekuensi bunyi jantung janin

Mengamati bunyi jantung janin merupakan pemeriksaan klinik yang aman dan dapat dipercaya untuk mengetahui kesejahteraan janin. Waktu terbaik untuk mendengarkan bunyi jantung janin adalah segera setelah fase terkuat his lewat, dan didengarkan selama 1 menit. Bunyi jantung janin dicatat pada bagian atas partograf setiap setengah jam dan satu kotak menggambarkan setengah jam. Garis 120 dan 160 ditebalkan untuk mengingatkan tentang batas-batas normal bunyi jantung janin. Bunyi jantung janin dikatakan abnormal bila:

Bunyi >160 kali/menit (takikardi) dan