Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 merupakan kurikulum sebelum kurikulum Indonesian digantikan oleh Kurikulum 2013. KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004).ini dapat diliht dari unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standarkompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan kurikulum yakni yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat kita lihat dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang selanjutnya SI dan SKL itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam pengembanagan kurikulum di setiap satuan pendidikan, sedangkan KBS merupakan salah satu prinsip pengembangan yang dirancang untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan serta daerah di mana sekolah itu berada. 1

Transcript of Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Page 1: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 merupakan

kurikulum sebelum kurikulum Indonesian digantikan oleh Kurikulum 2013.

KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh

sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004).ini dapat

diliht dari unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya

standarkompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama

dalam pengelolaan kurikulum yakni yang disebut dengan Kurikulum Berbasis

Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat kita lihat

dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP), yang selanjutnya SI dan SKL itu harus dijadikan salah satu rujukan

dalam pengembanagan kurikulum di setiap satuan pendidikan, sedangkan

KBS merupakan salah satu prinsip pengembangan yang dirancang untuk

memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan,

dan mengelola serta menilai proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan

karakteristik satuan pendidikan serta daerah di mana sekolah itu berada.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, lahir dari semangat otonomi

daerah, dimana urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat,

akan tetapi sebagian menjadi tanggung jawab daerah, oleh sebab itu dilihat

dari pola atau model pengembangannya KTSP merupakan salah satu model

kurikulum yang bersifat desentralistik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian, tujuan, landasan dan

karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)?

2. Bagaimanakah perbedaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) 2004?

1

Page 2: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

3. Bagaimanakah komponen kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP)?

4. Bagaimanakah implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP)?

5. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, landasan dan

karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Untuk mengetahui perbedaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) 2004.

3. Untuk mengetahui komponen kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

4. Untuk mengetahui implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2

Page 3: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu yang meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian

dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikkan dan

peserta didik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah

kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan

tingkat satuan ,struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan

kalender pendidikan dan silabus. KTSP diberlakukan di Indonesia mulai

tahun ajaran 2006/2007.menggantikan kurikulm 2004 (Kurikulum

Berbasis Kompetensi) pemberlakuan KTSP di dasarkan pada peraturan

menteri pendidikan nasional No.24 tahun 2006,menurut permendiknas

tersebut. KTSP adalah kurikulum yang di kembangkan dan di tetapkan

tingkat sekolah (Satuan Pendidikan) baik satuan pendidikan dasar

(Sekolah Dasar dan Sekolah  Menengah Pertama Sekolah Menengah atas

dan Sekolah Menengah Kejuruan).

KTSP adalah kurikulum operasional yang di susun di kembangkan

dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan

mampu mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-undang

No.20 tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 36:

1. Pengembangan kurikulum di lakukan dengan mengacu pada standar

nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

3

Page 4: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan di kembangkan

dengan perinsip diservikasi sesuai dengan satuan pendidikan,potensi

daerah dan peserta didik

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengahdi

kembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada

standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan peyunsunan

kurikulum yang di buat oleh BSNP.

b. Tujuan

Mulyasa (2007: 65) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP

adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan

melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan

atau satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan

kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan

memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP

memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.

Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melalui

pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi

desentralistik.

Tujuan KTSP secara khusus yaitu meningkatkan mutu pendidikan

pengembangan kurikulum secara bersama-sama, dan meningkatkan

kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan, Kedua tujuan KTSP

tersebut, baik tujuan umum dan tujuan khusus tetap rnengacu pada tujuan

pendidikan nasional.

c. Landasan

4

Page 5: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di landasi oleh undang-

undang dan penerapan peraturan pemerintah sebagai berikut:

1. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Dalam undang-undang sisdiknas dikemukakan bahwa standar nasional

pe. ndidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi, lulusan,

tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan

dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana

dan berkala.

2. Peraturan pemerintah No.19 tahun 2005.

Peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 adalah peraturan tentang

standar nasional pendidikan (SNP). SNP merupakan criteria minimal

tentang system pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) .

3. Peraturan menteri pendidikan nasional No.22 tahun 2006.

Peraturan mentri pendidikan nasional No.22 tahun 2006 mengatur

tentang standart isis satuan pendidikan dasar dalam menengah

selanjutnya disebut standart isi, mencangkup lingkup materi minimal

dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan

minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

4. Peraturan menteri pendidikan nasional No.23 tahun 2006.

Peraturan menteri pendidikan nasional No.23 tahun 2006 adalah

mengatur standart kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam

membentuk kelulusan peserta didik.

5. Peraturan menteri pendidikan nasional No. 24 tahun 2006

6. Peraturan menteri pendidikan nasional No. 24 tahun 2006 adalah

mengatur tentang pelaksanaan SKL dan standart isi.

d. Karakteristik

1. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.

5

Page 6: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2. KTSP merupakan otonomi luas kepada sekolah dan satuan

pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk

mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat.

3. Partisipasi Masyarakat dan Orang tua yang Tinggi.

Dalam KTSP pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi

masyarakat, orang tua, peserta didik yang tinggi dan masyarakat tidak

hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi  melalui

komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta

mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran.

4. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional.

Dalam KTSP pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung

oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional.

Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksanaan kurikulum

merupakan orang yang memiliki kemampuan dan integritas

professional.

5. Tim Kerja yang Kompak dan Transparan

Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan

pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan

dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan, dalam dewan

pendidikan dan komite sekolah,misalnya pihak-pihak yang terlibat

bekerjasama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing

untuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh

semua pihak.

B. Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Tabel : Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006

ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006

1. Landasan

Hukum

Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004

UU No. 20/1999 – Pemerintah-an

Daerah

UU No. 20/2003 – Sisdiknas

PP No. 19/2005 – SPN

Permendiknas No. 22/2006 –

6

Page 7: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian

diganti dengan UU No. 20/2003

PP No. 25 Tahun 2000 tentang

pembagian kewenangan

Standar Isi

Permendiknas No. 23/2006 –

Standar Kompetensi Lulusan

2. Implementasi /

Pelaksanaan

Kurikulum

Bukan dengan Keputusan/ Peraturan

Mendiknas RI

Keputusan Dirjen Dikdasmen

No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun

2004.

Keputusan Direktur Dikme-num No.

766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan

No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.

Peraturan Mendiknas RI No.

24/2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri No. 22 tentang

SI dan No. 23 tentang SKL

3. Ideologi

Pendidik-

an yang Dianut

Liberalisme Pendidikan : terciptanya

SDM yang cerdas, kompeten,

profesional dan kompetitif

Liberalisme Pendidikan :

terciptanya SDM yang cerdas,

kompeten, profesional dan

kompetitif

4. Sifat (1) Cenderung Sentralisme Pendidikan :

Kurikulum disusun oleh Tim Pusat

secara rinci; Daerah/Sekolah hanya

melaksanakan

Cenderung Desentralisme

Pendidikan : Kerangka Dasar

Kurikulum disusun oleh Tim

Pusat; Daerah dan Sekolah dapat

mengembangkan lebih lanjut.

5. Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh Tim

Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur

dan Puskur)

Kurikulum merupakan kerangka

dasar oleh Tim BSNP

6. Pendekatan Berbasis Kompetensi

Terdiri atas : SK, KD, MP dan

Indikator Pencapaian

Berbasis Kompetensi

Hanya terdiri atas : SK dan KD.

Komponen lain dikembangkan

oleh guru

7. Struktur Berubahan relatif banyak

dibandingkan kurikulum sebelumnya

(1994 suplemen 1999)

Ada perubahan nama mata pelajaran

Penambahan mata pelajaran untuk

Mulok dan Pengem-bangan diri

untuk semua jenjang sekolah

Ada pengurangan mata pelajaran

7

Page 8: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Ada penambahan mata pelajaran (TIK)

atau penggabungan mata pelajaran

(KN dan PS di SD)

(Misal TIK di SD)

Ada perubahan nama mata

pelajaran

KN dan IPS di SD dipisah lagi

Ada perubahan jumlah jam

pelajaran setiap mata pelajaran

8. Beban Belajar Jumlah Jam/minggu :

SD/MI = 26-32/minggu

SMP/MTs = 32/minggu

SMA/SMK = 38-39/minggu

Lama belajar per 1 JP:

SD = 35 menit

SMP = 40 menit

SMA/MA = 45 menit

Jumlah Jam/minggu :

SD/MI 1-3 = 27/minggu

SD/MI 4-6 = 32/minggu

SMP/MTs = 32/minggu

SMA/MA= 38-39/minggu

Lama belajar per 1 JP:

SD/MI = 35 menit

SMP/MTs = 40 menit

SMA/MA = 45 menit

9. Pengembangan

Kurikulum lebih

lanjut

Hanya sekolah yang mampu dan

memenuhi syarat dapat

mengembangkan KTSP.

Guru membuat silabus atas dasar

Kurikulum Nasional dan RP/Skenario

Pembelajaran

Semua sekolah /satuan pendidikan

wajib membuat KTSP.

Silabus merupakan bagian tidak

terpisahkan dari KTSP

Guru harus membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

10. Prinsip

Pengembangan

Kurikulum

Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan

Nilai-nilai Budaya

Penguatan Integritas Nasional

Keseimbangan Etika, Logika, Estetika,

dan Kinestetika

Kesamaan Memperoleh Kesempatan

Perkembangan Pengetahuan dan

Teknologi Informasi

Pengembangan Kecakapan Hidup

Belajar Sepanjang Hayat

Berpusat pada Anak

Berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan

lingkungannya

Beragam dan terpadu

Tanggap terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni

Relevan dengan kebutuhan

kehidupan

Menyeluruh dan berkesinam-

8

Page 9: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Pendekatan Menyeluruh dan

Kemitraan

bungan

Belajar sepanjang hayat

Seimbang antara kepentingan

nasional dan kepentingan daerah

11. Prinsip

Pelaksanaan

Kurikulum

Tidak terdapat prinsip pelaksanaan

kurikulum

1.Didasarkan pada potensi,

perkembangan dan kondisi peserta

didik untuk menguasai

kompetensi yang berguna bagi

dirinya.

2 .Menegakkan lima pilar belajar:

belajar untuk beriman dan

bertakwa kepada Tuhan YME,

belajar untuk memahami dan

menghayati,

belajar untuk mampu

melaksanakan dan berbuat secara

efektif,

belajar untuk hidup bersama dan

berguna bagi orang lain,

belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri, melalui

proses pembela-jaran yang efektif,

aktif, kreatif & menyenangkan.

3. Memungkinkan peserta didik

mendapat pelayanan perbaik-an,

pengayaan, dan/atau percepatan

sesuai dengan potensi, tahap

perkembangan, dan kondisinya

dengan memperhatikan

keterpaduan pengembangan

pribadi peserta didik yang

berdimensi ke-Tuhanan,

9

Page 10: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

keindividuan, kesosialan, dan

moral.

Dilaksanakan dalam suasana

hubungan peserta didik dan

pendidik yang saling meneri-ma

dan menghargai, akrab, terbuka,

dan hangat, dengan prinsip tut

wuri handayani, ing madia

mangun karsa, ing ngarsa sung

tulada

5. Menggunakan pendekatan

multistrategi dan multimedia,

sumber belajar dan teknologi yang

memadai, dan meman-faatkan

lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar.

6. Mendayagunakan kondisi alam,

sosial dan budaya serta kekayaan

daerah untuk keberhasilan

pendidikan dengan muatan

seluruh bahan kajian secara

optimal.

7. Diselenggarakan dalam kese-

imbangan, keterkaitan, dan

kesinambungan yang cocok dan

memadai antarkelas dan jenis serta

jenjang pendidikan.

12. Pedoman

Pelaksanaan

Kurikulum

Bahasa Pengantar

Intrakurikuler

Ekstrakurikuler

Remedial, pengayaan, akselerasi

Bimbingan & Konseling

Tidak terdapat pedoman

pelaksanaan kurikulum seperti

pada Kurikulum 2004.

10

Page 11: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Nilai-nilai Pancasila

Budi Pekerti

Tenaga Kependidikan

Sumber dan Sarana Belajar

Tahap Pelaksanaan

Pengembangan Silabus

Pengelolaan Kurikulum

C. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan disini terklasifikasikan menjadi dua hal yang

pertama tujuan pendidikan itu sendiri dan yang kedua visi dan misi satuan

pendidikan:

1) Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan setiap satuan pendidikan mengacu pada Standar

Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dan dikembangkan

berdasarkan tujuan pendidikan setiap satuan pendidikan, yakni:

Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan

SMP/MTs/SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C

bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut.

Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK

bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2) Visi dan Misi Satuan Pendidikan

11

Page 12: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Gaffar (1994) mengemukakan bahwa visi adalah daya pandang yang

jauh, mendalam dan meluas yang merupakan daya pikir yang abstrak, yang

memiliki kekuatan yang amat dahsyat dan dapat menerobos segala batas-

batas fisik dan tempat. Sedangkan Morrisey (1997) mengemukakan bahwa

visi adalah representasi dari apa yang diyakini sebagai bentuk organisasi di

masa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik dan

steakholder lainnya.

Visi dan misi satuan pendidikan dapat dikembangkan oleh lembaga

masing-masing dengan memperhatikan potensi dan kelemahan masing-

masing. Sebaiknya visi dan misi satuan pendidikan bukan hanya rumusan

yang hampa makna, tetapi merupakan acuan yang sarat dengan makna,

sehingga mewarnai seluruh kegiatan di satuan pendidikan tersebut.

b. Struktur dan muatan kurikulum yang mencakup;

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing

tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang

tercantum dalam SI Standar Isi, dan meliputi lima kelompok mata

pelajaran sebagai berikut:

(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

(4) Kelompok mata pelajaran estetika.

(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan ekstra kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak

sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak

sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan

lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata

pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran,

sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar

12

Page 13: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal

yang diselenggarakan.

3. Pengembangan diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan

diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler.

Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan

pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan

kebutuhan khusus peserta didik. Pengembangan diri bukan merupakan

mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara

kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

4. Beban belajar

Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan

pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik katagori standar

maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.

Beban Belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat

digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB katagori mandiri, dan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori standar.

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori mandiri.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket

dialokasikan sebagaiman tertera dalam struktur kurikulum. Satuan

pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam

pembelajaran perminggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam

pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik

dalam mencapai kompetensi.

Alokasi untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% – 40%,

13

Page 14: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

SMP/MTs/SMPLB 0% – 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0%

– 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang

bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktek di sekolah

setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah

setara dengan satu jam tatap muka.

Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan

SMA/MA/SMK/MAK menggunakan sistem SKS mengikuti aturan

sebagai berikut.

Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20

menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Satu

SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25

menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

5. Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan

ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah

dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100%

dengan batas kriteria ideal minimal 75%;

Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata

siswa, kompleksitas, dan sumber daya pendukung;

Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria, tetapi

secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dan kelulusan berisi kriteria dan mekanisme

kenaikan kelas dan kelulusan serta strategi penanganan siswa yang

tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan sekolah. Kenaikan kelas

dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas

diatur oleh masing-masing teknis terkait. Sesuia dengan ketentuan PP

14

Page 15: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan

pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata

pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga

dan kesehatan;

3) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran

pengetahuan dan teknologi;

4) Lulus Ujian Nasional.

7. Penjurusan

Penjurusan berisi kriteria dan mekanisme penjurusan serta

strategi/kegiatan penelusuran bakat, minat dan prestasi yang

diberlakukan sekolah. Penjurusan disusun dengan mengacu pada

panduan penjurusan yang akan disusun oleh direktorat terkait.

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.

8. Pendidikan kecakapan hidup

Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan

kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,

kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.

Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari

pendidikan semua mata pelajaran, yang dapat diperoleh peserta didik

dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan

pendidikan formal lain dan pendidikan nonformal yang sudah

memperoleh akreditasi.

9. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan

yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing

global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, dan lain-

15

Page 16: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi

peserta didik.

b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat

memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan

bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata

pelajaran muatan lokal.

d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik

dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah

memperoleh akreditasi.

10. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Satuan pendidikan

dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai

dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta

didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan

sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi. Kalender Pendidikan

mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan hari

libur:

Permulaan tahun pelajaran: waktu dimulainya kegiatan

pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Minggu efektif belajar: jumlah minggu kegiatan pembelajaran

untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Waktu pembelajaran efektif: jumlah jam pembelajaran setiap

minggu, meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran

termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan

pengembangan diri.

Waktu libur: waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan

kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang

dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar

semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur

umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus

16

Page 17: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

c. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP)

1) Silabus

Silabus atau disebut juga Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar

(PDKBM) atau Garis-garis Besar Isi Program Pembelajaran (GBIPP)

merupaka hasil atau produk kegiatan pengembangan perencanaan

pembelajaran. Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau

pokok, isi atau materi pembelajaran. Silabus merupakan hasil

penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang

ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi pembelajaran yang

perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Komponen silabus yang disusun berdasarkan standar isi tersebut,

di dalamnya berisikan identitas mata pelajaran. Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, evaluasi, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Dengan demikian, silabus pada dasarnya membahas tentang:

1) Kompetensi yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang

dirumuskan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

2) Materi pembelajaran yang perlu dibahas dan dipelajari siswa untuk

mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

3) Kegiatan pembelajaran yang seharusnya direncanakan oleh guru

sehingga siswa mampu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar.

4) Indikator yang harus dirumuskan untuk mengetahui ketercapaian

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

5) Cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator

sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.

6) Waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

7) Sumber belajar yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Prinsip-prinsip yang mendasari silabus antara lain:

1) Ilmiah

17

Page 18: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Materi dan kegiatan pembelajaran dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya secara keilmuan atau

kebenaran ilmiah. Materi pembelajaran yang disajikan harus

sahih (valid).

2) Relevan

Ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan

penyajian materi pembelajaran sesuai (relevan) atau ada

keterkaitan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,

sosial, emosional, dan spiritual siswa.

3) Sistematis

Silabus sebagai sebuah sistem, penyusunannya harus

dilakukan secara sistematis dan merupakan satu kesatuan.

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten

Adanya konsistensi atau ketetapan (ajeg, taat asas)

diantara komponen-komponen silabus, seperti kompetensi dasar,

indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

sumber belajar, dan sistem evaluasi.

5) Memadai

Indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem evaluasi memadai

(adequate) atau cukup untuk menunjang pencapaian penguasaan

kompetensi dasar.

6) Aktual dan Kontekstual

Indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem evaluasi

memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7) Fleksibel

Komponen-komponen silabus dapat bersifat luwes sesuai

dengan keadaan yang terjadi di sekolah dan tuntutan

18

Page 19: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

masyarakat. Materi pembelajaran pun disesuaikan dengan

keadaan daerah atau lingkungan siswa.

8) Menyeluruh

Meliputi keseluruhan kompetensi yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Manfaat silabus adalah:

a. Pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran,

misalnya kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok, atau

individual.

c. Pengembangan sistem evaluasi yang mengacu pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran

silabus ke dalam unit-unit atau satuan kegiatan pembelajaran untuk

dilaksanakan di kelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan

rencana operasional pembelajaran yang memuat beberapa indikator

yang terkait untuk dilaksanakan dalam satu atau dua kali pertemuan di

kelas. RPP, dan juga silabus, hendaknya disusun dengan

mempertimbangkan waktu pertemuan atau alokasi waktu jam pelajaran

dan minggu efektif dalam satu tahun pelajaran. Satu pertemuan bisa

berlangsung selama 1 kali jam pelajaran, 2 kali jam pelajaran, atau 3

kali jam pelajaran tergantung di jadwal pelajaran sekolah. Alokasi

waktu untuk satu jam pelajaran di SD/MI 35 menit, di SMP/MTs 40

menit, dan di SMA/MA 45 menit alokasi waktu dan minggu dalam satu

tahun pelajaran adalah 34-38 minggu.

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, yaitu:

a) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah

diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan

untuk membentuk kompetansi tersebut.

19

Page 20: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

b) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel,

serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan

kompetensi peserta didik.

c) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam pelaksanaan

pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar

yang akan diwujudkan.

d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan harus utuh

dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.

e) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah,

terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team

teaching) atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu

jam-jam pelajaran yang lain.

Secara sederhana komponen RPP berbasis KTSP meliputi hal-hal

berikut;

a) Identitas Meliputi; Mata pelajaran, Satuan Pendidikan, Kelas,

Semester, Pertemuan Ke, dan Alokasi Waktu.

b) Kompetensi dasar.

c) Indikator.

d) Tujuan Pembelajaran, sesuatu yang akan dicapai dan mengacu pada

indikator.

e) Materi standar, garis besar atau pokok-pokok yang langsung

berkaitan dengan indikator dan tujuan pembelajaran.

f) Metode pembelajaran, cara yang akan ditempuh untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Misalnya ceramah, Tanya jawab, karya wisata,

dan cara lainnya.

g) Kegiatan pembelajaran meliputi; Kegiatan awal (pembukaan),

kegiatan inti (pembentukan kompetensi), dan kegiatan akhir

(penutup).

h) Sumber belajar, meliputi alat peraga, media, dan bahan

pembelajaran/buku sumber.

i) Penilaian, dibuat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan

pembelajaran dan kompetensi dasar.

20

Page 21: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

D. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

Kelebihan:

a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan

pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan

pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman

kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di

lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.

b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah

untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan

program-program pendidikan.

c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan

dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi

kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran

tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh

daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa

inggris, sebagai keterampilan hidup.

b. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena

menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan

jiwa anak.

c. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus

untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

d. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.

e. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru

untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi

sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.

f. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada

pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang

berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.

21

Page 22: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

g. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik

kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.

h. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses

perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai

pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan

belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

i. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan

tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama

menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.

j. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan

mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat

mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta

didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

k. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk

memberikan kemudahan belajar siswa.

l. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan

pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.

m. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar

sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta

didik.

n. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.

o. Berpusat pada siswa.

p. Menggunakan berbagai sumber belajar.

q. kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinainis dan menyenangkan

Kekurangan:

a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada

kebanyakan satuan pendidikan yang ada

Pola penerapan KTSP atau kurikulum 2006 terbentur pada masih

ininimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa

diharapkan memberikan kontribusi peinikiran dan ide-ide kreatif untuk

menjabarkan panduan kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun di

depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga

22

Page 23: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas

guru.

b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai

kelengkapan dari pelaksanaan KTSP

Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif

merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan KTSP.

Sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan

pendidikan yang ininim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang

yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.

c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif

baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan

Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahaini dan

menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih

belum terlaksana secara menyeluruh. Jika tahapan sosialisasi tidak dapat

tercapai secara menyeluruh, maka pemberlakuan KTSP secara nasional

yang targetnya hendak dicapai paling lambat tahun 2009 tidak

memungkinkan untuk dapat dicapai.

d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran

akan berdampak berkurang pendapatan para guru

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan menambah

persoalan di dunia pendidikan. Selain menghadapi ketidaksiapan sekolah

berganti kurikulum, KTSP juga mengancam pendapatan para guru.

Sebagaimana diketahui rekomendasi BSNP terkait pemberlakuan KTSP

tersebut berimplikasi pada pengurangan jumlah jam mengajar. Hal ini

berdampak pada berkurangnya jumlah jam mengajar para guru. Akibatnya,

guru terancam tidak memperoleh tunjangan profesi dan fungsional.

23

Page 24: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pertama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah

kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan

tingkat satuan ,struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan

kalender pendidikan dan silabus

Kedua, perbedaan KTSP dan KBK seperti dalam KBK cenderung

terjadi sentralisme pendidikan, sedangkan pada KTSP cendeung terjadi

desentralisme pendidikan.

Ketiga, komponen ktsp antara lain tujuan pendidikan. struktur dan

muatan kurikulum yang mencakup mata pelajaran, muatan lokal,

pengembangan diri dll, silabus dan RPP.

Keempat, kelebihan KTSP salah satunya mendorong terwujudnya

otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan, sedangkan kelemahan

KTSP salah satunya, kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan

KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.

24

Page 25: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

DAFTAR RUJUKAN

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

25