Kurangnya Fungsi Yang Optimal Pada Saluran Air Atau Drainase Di Rumah Tangga Dan Perkotaan
Transcript of Kurangnya Fungsi Yang Optimal Pada Saluran Air Atau Drainase Di Rumah Tangga Dan Perkotaan
KURANGNYA FUNGSI YANG OPTIMAL PADA SALURAN AIR ATAU
DRAINASE DI RUMAH TANGGA DAN PERKOTAAN PONTIANAK
Matakuliah Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Perikanan
Dsoen Pengampuh Eko Prasetio S.Pi., MP
Di Susun Oleh
Didin Anggoro Putra
101110313
JURUSAN BUDIDAYA PERIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2013
BAB I PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Kota Pontianak merupakan salah satu kota di Indonesia yang dilintasi garis
khatulistiwa. Karena posisinya tersebut, kota yang merupakan ibukota Provinsi
Kalimantan Barat ini dikenal sebagai ”Bumi Khatulistiwa”. Letaknya yang dilintasi
garis khatulistiwa menjadikan kota Pontianak sebagai tempat tujuan wisata, baik
domestik maupun manca negara.
Kota Pontianak dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, Sungai
landak dengan lebar 400 meter, Kedalaman air antara 12 s/d 16 meter sedangkan
cabangnya mempunyai lebar 250 meter. Letak Geografis 00 02’ 24” – 00 01’ 37” LU
dan 1090 16’ 25” – 1090 23’ 04” BT, Luas wilayah 107,82 km2. Kalimantan Barat
memiliki iklim tropis dengan rata-rata temperatur harian minimum sebesar 22,9° C dan
temperatur maksimum sebesar 31,05° C. Sedangkan temperatur rata-rata secara umum
sebesar 29,5° C.
Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3000 mm - 4000 mm per tahun.
Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah
hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan
berkisar 15 hari.
Kurangnya fungsi saluran air dan drainase akibat tidak di rawat, buang sampah
sembarangan, penatataan saluran air drainase yang tidak baik dan ego masyarakaat
untuk pembangunan yang tidak di buat saluran iar pembuangan yang baik untuk
menghindari dari banjir atau meluapnya air limbah pada saat hujan.
Permasalahan di kota pontianak di daerah pemukiman dan perkotaan adalah masalah
saluran air yang mampet dan banjir karena fungsi saluran air atau drainase nya tidak
optimal dan ukurannya tidak dapat menampung atau mengalirkan air ketika hujan dan
akan mengakibatkan banjir di pemukiman atau di perkotaan.
Hal ini timbul karena penataan kota pontianak sangat tidak tertata dengan baik dan
perijinan pembangunan rumah yang sangat pesat dan padat yang mengesampingkan
saluran air yang baik. Dengan ini mari kita membahas tentang saluran air pemukiman
dan perkotaan yang ad di pontianak mengapa bisa terjadi peluapan atau banjir pada saat
hujan.
1.2 Tujian
Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang membuat saluran air atau derainase kota
pntianak tidak berfungsi sesuai dengan semestinya.
Mencari jalan keluar permasalaan tentang saluran air atau derainase.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan
akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum
yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman,
nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air
permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau
bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air
permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Kegunaan saluran drainase antara lain :
Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada
dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Drainase perkotaan didefinisikan
sebagai ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang
erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah
perkotaan yang meliputi :
a. Permukiman.
b. Kawasan industri dan perdagangan.
c. Kampus dan sekolah.
d. Rumah sakit dan fasilitas umum.
e. Lapangan olahraga.
f. Lapangan parkir.
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h. Pelabuhan udara.
Standar dan Sistem Penyediaan Drainase Kota
Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :
1. Sistem Drainase Utama
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga
masyarakat kota.
2. Sistem Drainase Lokal
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga
masyarakat kota.
3. Sistem Drainase Terpisah
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air
permukaan atau air limpasan.
4. Sistem Gabungan
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik
untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah.
Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :
1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi
maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik
terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal. Dari masing-
masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran
primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran
sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang
terciptanya scenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan menunjang sektor
unggulan yang berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang Kota.
Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah :
Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya.
Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :
Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada
umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan
utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang
berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai.
Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5
sampai 10 tahun dan pengukuran topografiyang detail mutlak diperlukan dalam
perencanaan sistem drainase ini.
Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang
termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan,
saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainasekota dan
lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5
atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk
lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
Jenis-jenis Drainase
1. Menurut sejarah terbentuknya
a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara
alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia.
b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu
drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran.
2. Menurut letak saluran
a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di
atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa
alirannya merupakan analisa open channel flow.
b. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan
mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-
pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik,
tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.
3. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem
saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini
biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam
kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan
pasangan bata.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan
lingkungan. Siste ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar
lainnya.
4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan, baik
secara bercampur maupun bergantian.
Arahan Dalam Pelaksanaan Penyediaan Sistem Drainase
Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.
f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Pengklasifikasian Saluran Drainase
Macam saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan menjadi :
1. Saluran Air Tertutup
a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari
daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah
pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana
drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang
meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
2. Saluran Air Terbuka
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran
air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk
dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut
asalnya, saluran dibedakan menjadi :
a. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar
sampai saluran terbuka alamiah.
b. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan
lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :
Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di tanah,
dapat dilapisi pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.
Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu, biasanya
disangga/terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan
perbedaan tinggi tekan.
Got miring (chute) : selokan yang curam.
Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam jangka
pendek.
Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air melewati
jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya.
Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup panjang,
dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit/gundukan tanah.
3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran
drainase permukaan, sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan
pada saluran drainase tertutup.
Pola Jaringan Drainase
Pola jaringan drainase terdiri dari enam macam, antara lain:
1. Siku
Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai.
Sungai sebagai saluran pembuangan akhir berada di tengah kota.
2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila terjadi perkembangan
kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid iron
Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir kota, sehingga saluran-
saluran cabang dikumpulkan dahulu pada saluran pengumpul.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan memencar ke segala arah.
6. Jaring-jaring
Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok
untuk daerah dengan topografi datar.
Pola jaring-jaring terbagi lagi menjadi 4 jenis :
1. Pola perpendicular
Adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang dapat digunakan untuk sistem
terpisah dan tercampur sehingga banyak diperlukan banyak bangunan pengolahan.
2. Pola interceptor dan pola zone
Adalah pola jaringan yang digunkan untuk sistem tercampur.
3. Pola fan
Adalah pola jaringan dengan dua sambungan saluran / cabang yang dapat lebih dari dua
saluran menjadi satu menuju ke sautu banguan pengolahan. Biasanya digunakan untuk
sistem terpisah.
4. Pola radial
Adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala arah dimulai dari tengah
kota sehingga ada kemungkinan diperlukan banyak bangunan pengolahan.
Bangunan-bangunan Sistem Drainase dan Pelengkapnya
1. Bangunan-bangunan Sistem Saluran Drainase
Bangunan-bangunan dalam sistem drainase adalah bangunan-bangunan struktur dan
bangunan-bangunan non struktur.
Bangunan Struktur
Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan
kekuatan tertentu. Contoh bangunan struktur adalah :
- bangunan rumah pompa
- bangunan tembok penahan tanah
- bangunan terjunan yang cukup tinggi
- jembatan
Bangunan Non struktur
Bangunan non struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak disertai
dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu yang biasanya berbentuk siap
pasang. Contoh bangunan non struktur adala :
- Pasangan (saluran Cecil tertutup, tembok talud saluran, manhole/bak control ususran
Cecil, street inlet).
- Tanpa pasangan : saluran tanah dan saluran tanah berlapis rumput.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
3.1.1 Saluran Air Pemukiman
Saluran air perumahan yang biasa di sebut selokan atau parit merupakan saluran
untuk membuang serta mengalirkan sisa limbah rumah tangga dan bisa juga sebagai
serapan, menampung air hujan untuk di alirkan ke sungai. Peran selokan atau saluran
air sangat lah penting di kawasan semua pemukiman mulai dari komplek, gang, dan
kawasan pemukiman padat penduduk. Disebab kan karena tidak adanya saluran air
pembuangan yang menghubungkan ke sungai atau ke anak sungai akan mengakibatkan
banyak kerugian atau gangguan seperti bau limbah rumah tangga yang tidak mengalir,
dapat memngganggu kenyamanan orang sekeliling rumah.
Ukuran saluran air atau selokan sangat memprihatinkan di semua kawasan
pemukiman Kota Pontianak. Mengapa, semakin tahun dengan adanya pembangunan
jalan dan perbaikan selokan yang dulunya hanya tanah dan di jadikan semen ukuran
saluran air atau selokan limbah rumah tangga sangat semakin kecil. Hal ini sangat
menghawatirkan bahwa ditakutkan dengan kecilnya selokan atau saluran air limbah
rumah tangga yang tidak sampai ukurannya 1 meter dapat menampung, mengalirkan
dan dapat menjadi serapan air maupun limbah rumah tangga dan hujan. Apa yang akan
terjadi meluapnya air limbah yang bau ke lingkungan pemukiman yang dapat
menggangu kenyamanan masyarakat ketika penyumbatan dan ketika hari hujan lebat,
hal ini nampak pada sebagian besar Kota Pontianak antaranya di Jln. Sungai Raya
Dalam banyak komplek yang teredam banjir karena saluran airnya kecil dan banyak
yang sumbat dan terputus sehingga limbah meluap di pemukiman ketika hujan. Jalan
raya SerDam banjir ketika hujan. Jln Parit Haji Husin II daerah ini sangat
memperhatinkan karena ketika hujan lebat atau sedang selalu terjadi banjir besar di
kawasan pemukiman komplek hingga jalan raya karena selokan atau saluran air pada
komplek tidak cukup menampung karena ukuran selokan kecil serta tidak tembus di
saluran primer yang menuju sungai dalam arti parit terputus. Jalan raya Paris ini banjir
besar ketika hujan karena tampungan air pada saluran primer tidak dapat menampung
dan mengalirkan air ke sungai kapuas sangat lambat dikarenakan itulah jalan raya paris
bisa banjir besar.
Daerah sekitar Masjid Mujahidin hingga hingga SMP Muhammadiyah Ponianak
jalan tembuasan pemukiman banjir. Hal ini di sebabkan buntunya saluran air atau
selokan daerah tersebut. Banyak selokan yang tak terawat dengan baik lebih parahnya
pendangkalan selokan yang banyak di sana. Itulah pemicu terjadinya banjir ketikan hari
hujan datang.
Pembanguan perumahan atau gedung-gedung baru menambah keperihatinan
kota Pontianak, dikarenakan memang indah dan kelihatan bahwa suatu kawasan terlihat
maju di adakannya suatu proyek pembangunanan perumahan atau gedung perkantoran
dan sebagainya. Tetapi bahwasanya banyak peroyek hanya mementingkan hasil
kontruksi rumahnya dan menyampingkan urusan saluran air atau selokan. Hal ini harus
ada kesadaran bahwa pentinggnya saluran air limbah untuk menghindari dari
mendangkalan, meluapnya air atau banjir dan serapan air hujan serta dapat menampung
air hujan.
Proyek pembangunan jalan dan perbaikan pematang selokan atau saluran air
juga dapat mengakibatkan terjadinya lamanya penyerapan dan meluapnya air limbah
disebabkan karena, mari di diskusikan pembangunan jalan sekarang makin tinggi badan
jalan dari pada selokan atau saluran air hal ini sangat merugikan penduduk sekitar
proyek peninggian jalan di komplek atau di gang yang dulunya ketika hujan lebat
luapan air hanya di badan jalan sekarang adanya peninggian jalan raya atau jalan
kompelk atau gang malah sekarang banjir menimpa perumahan air selokan limbah
masuk kerumah warga.
Perbaikan pematang selokan atau saluran perairan, perbaikan ini sebenarnya
baik untuk perbaikan dan merawat saluran air atau selokan. Tetapi, hal ini merubah
ukuran selokan atau saluran air menjadi lebih kecil dan banyak gorong-gorong yang
dapat menyumbat dikarenakan sampah yang tidak dapat mengalir atau hanyut. Selain
itu saluran air atau selokan tidak dapat menampung air hujan sehingga banjir terjadi dan
memasuki perumahan pemukiman masyarakat.
3.1.2 Drainase Perkotaan
Drainase perkotaan sangat harus di perhatikan karena dari penataan saluran
drainase perkotaan sangat menunjang untuk kelancara lalulintas agar pada saat hujan
tidak membanjiri atau menggenangi badan jalan. Drainase berfungsi untuk menampung
dan tempat serapan air hujan atau limbah, tetapi pada saat ini fungsi tersebut tidak
berjalan baik sesuai fungsinya, dari itu lah mengapa hal ini terjadi demikian pasti ada
permasalahan yang tidak di pikirkan jalan keluarnya.
Hampir setiap kawasan kota pontianak ketika hujan besar mengalami banjir
besar di jalan besar dan anak jalan tembusan, membuat akses jalan menjadi terhambat
dan dapat mengakibatkan macet. Hal ini dapat meresahkan warga pengguna jalan raya
khususnya bagi pengendara bermotor.
Dari kasusu tersebut nampaklah kesalahan pemerintah setempat sangat lamban
dalam menangani masalah tersebut, pembuatan saluran drainase belum menunjukan
hasil positif dan banyak tidak terawatnya saluran dan tersumbat serta buntunya saluran
drainase yang ada di kota. Perbaikan jalan dan drainase pada saat ini dibilang tidak
efektf karena bentuk drainase saat ini terbentuk tertutup hal ini banyak menimbulkan
kontorfersi bagi masyarakat akan menimbulkan masalah kedepannya. Susahnya
perawatan drainase tertutup ketika terjadi sumbatan atau rusaknya drainase tersebut.
Tidak mengalir baik antara drainase tersier ke sekunder lalu menuju saluran
primer hal ini juga memicu banjir pada badan jalan. Perlunya perbaikan drainase dan
pelebaran drainase di seluruh kawasan pontianak di karenakan drainase sekarang yang
ada ukurannya makin kecil saja, mengakibatkan ketika hujan besar saluran tidak dapat
menampung air dan lambat mengalirkan air ke saluran sekunder dan tersier ke saluran
utama primer dan menuju sungai atau laut.
BAB IV SOLUSI
Solusi dari permasalahan ini harus dilakukan dengan pemikiran yang baik dan
bagai mana tidak dapat merugikan satu sama lain. Berikut solusi menurut penulis
untuk memperbaiki saluran air dan drainase pemukiman dan perkotaan.
1. Pembesaran ukuran dan bentuk drainase dan saluran air pemukiman dan
perkotaan agar dapat menampung air hujan dan limbah.
2. Jangan membuang sampah sembarangan.
3. Jangan menggunakan gorong-gorong, di sebabkan akan mengurangi
volume saluran air dan drainase pada pemukiman dan perkotaan dan dapat
mengakibatkan tersumbatnya saluran air dan susah dalam perawatan.
4. Perawatan setiap bulan meliputi pebaikan kebocoran, perbaikan saluran sir
ke saluran sekunder, tersier, dan perimer, serta membersihkan atau
mengangkat sampah limbah.
5. Jangan menutup saluran air dengan kayu atau jaring karena dapat
menyumbatkan saluran air disebabkan menumpunknya sampah atau lumpur
yang mengakibatkan terputusnya penyaluran air limbah.
Lampiran foto
Gambar 1. Saluran drainase di jalan ayani depan SMP MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
Gambar 2. Saluran drainase di jalan ayani yang meluap
Gambar 3. Pemandangan jalan Ahmad Yani yang tergenang air.
Gambar 4. Saluran Drainase di jalan Ahmad Yani yang meluap dan tergenang tidak
cukup menampung air hujan.
Gambar 5. Penampakan Saluran Drainase yang ada di tikungan jalan ayani yang
meluap di badan jalan.
Gambar 6. Penampakan saluran primer yang meluap.
Gambar 7. Saluran sekunder di jalan ayani.
Gambar 8. Saluran drainase yang mengunakan sistem pertutup.
Gambar 9. Saluran primer di jalan Parit haji husin yang meluap.
Gambar 10. Air jalan raya Parit Haji Husin yang meluap dan menuji langsung ke
saluran Primer.