Kuman Mycobacterium Lepra

5
 Kuman Mycobacterium lepra BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sekilas tentang Penyakit Kusta atau Lepra  Kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh peradaban Tiongkok kuna, Mesir kuna, dan India. Pada 1!, "rganisasi Kesehatan #unia $%&"' memp erki raka n terda pat dua hingga tiga juta ji(a yang )a)at perma nen karena kusta. %alaupun pengisolasian atau pemisahan penderita dengan masyarakat dirasakan kurang perl u dan tidak etis, bebe rapa kelompo k pen derita masih dapa t ditemukan di berb agai belahan dunia, seperti India dan *ietnam. Istil ah +kusta sendir i be rasal dari bahasa Sa nseker ta, yakni kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit se)ara umum. Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen $M&', sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu r. !erhar" Ar#au$er Hansen pada tahun 1/. Penyakit Morbus &ansen adalah sebuah penyakit ineksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, yang pertama menyerang sara tepi, selanjutny a dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis, ke)uali susunan sara pusat.  #an lesi pada kulit  adalah tanda yang bisa diamati dari luar . 2ila tidak dita ngan i, kusta dapat sang at prog resi , meny ebab kan kerusakan pada kulit, sara-sara, anggota gerak, dan mata.  Kusta merupakan penyakit menahun.yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berungsi sebagaimana mestinya. Tanda- tand a yang dapat terlihat antara lain timbu lnya adanya ber)ak tipis sepe rti panu pada badantubuh manusia. Pada a(alnya ber)ak putih ini hanya sedikit, kemudian akan semakin melebar dan bertambah. Mun)ul juga bintil kemerahan $leproma, nodul' yang tersebar pada kulit. Pada keparahan kondisi, dapat terjadi benjolan-benjolan di (ajah yang tegang disebut a)ies leomina $muka singa'.  4da 5 tipe penyakit kusta $menurut %&"', yaitu Kusta tipe Pausi Bacillary dan Kusta tipe Multi Bacillary . 1. Kusta tipe Pausi Bacillary  atau dise but juga kusta keri ng adalah bil amana ada ber) ak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang merasa, permukaan ber)ak kering dan kas ar ser ta tid ak ber ker ingat , tid ak tumbuh rambutbulu , ber )ak pad a kul it antar a 1-!

description

kuman mycovbacterium leprae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit lepra/leprosy atau yang biasa dikenal dengan kusta.

Transcript of Kuman Mycobacterium Lepra

Kuman Mycobacterium lepra BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sekilas tentang Penyakit Kusta atau Lepra Kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh peradaban Tiongkok kuna, Mesir kuna, dan India. Pada 1995, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa yang cacat permanen karena kusta. Walaupun pengisolasian atau pemisahan penderita dengan masyarakat dirasakan kurang perlu dan tidak etis, beberapa kelompok penderita masih dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, seperti India dan Vietnam.Istilah kusta sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen (MH), sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874.Penyakit Morbus Hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis, kecuali susunan saraf pusat. Dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Kusta merupakan penyakit menahun.yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Tanda-tanda yang dapat terlihat antara lain timbulnya adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia. Pada awalnya bercak putih ini hanya sedikit, kemudian akan semakin melebar dan bertambah. Muncul juga bintil kemerahan (leproma, nodul) yang tersebar pada kulit. Pada keparahan kondisi, dapat terjadi benjolan-benjolan di wajah yang tegang disebut facies leomina (muka singa). Ada 2 tipe penyakit kusta (menurut WHO), yaitu Kusta tipe Pausi Bacillary dan Kusta tipe Multi Bacillary.1. Kusta tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering adalah bilamana ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak tumbuh rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat. Ada kerusakan saraf tepi pada satu tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-), Tipe kusta ini tidak menular.2. Kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah adalah bilamana bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata diseluruh kulit badan, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan bakteriologi positif (+). Tipe seperti ini sangat mudah menular.Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa. Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan lagi menjadi kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler), atau kusta multibasiler (borderline leprosy).1. Kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan bagian yang tidak berasa (anestetik).2. Kusta lepormatosa (penyakit Hansen multibasiler), dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung (kongesti nasal) dan epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.3. Kusta multibasiler (borderline leprosy), dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyakdan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.Gambaran PembedaLepra tuberkuloidLepra lepromatosa

Imunitas selularCMI (Cell Mediated Immunity) kuatCMI lemah

Uji kulit leprominPostif leprominNegative lepromin

M.leprae di jaringan (seperti tampak dalam biopsy plong yang diwarnai pewarna tahan asam)Tampak sedikit basil tahan asam (BTA)Tampak banyak BTA (terdiri dari sel-sel busa)Lebih menular

Gejala-Satu atau beberapa lesi datar, Pembesaran saraf,-Hilangnya sensasi yang menyebabkan luka bakar, trauma-Penyakit lebih parah,-Lesi kulit (sering nodular) multiple sering terdistribusi secara bilateral, Fasies leonine

Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak menyebabkan pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh Paul Brand, disebutkan bahwa ketidakberdayaan merasakan rangsang pada anggota gerak sering menyebabkan luka atau lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada penderita AIDS.2.2 Tentang Mycobacterium leprae2.2.1 Ciri dan sifat Kuman M.lepraeMycobacterium leprae ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1874 sebagai patogen yang menyebabkan penyakit yang telah lama dikenal sebagai lepra. Secara morfologik, M.leprae berbentuk pleomorf lurus, batang panjang, sisi paralel dengan kedua ujung bulat. Ukuran 0,3-0,5 x 1-8 mikron. Basil ini berbentuk batang gram positif, bersifat tahan asam (BTA), tidak bergerak dan tidak berspora, dapat tersebar atau dalam berbagai ukuran bentuk kelompok, termasuk massa irreguler besar yang disebut sebagai globi. Pada mikroskop elektron, tampak M.leprae mempunyai dinding yang terdiri dari 2 lapisan, yakni lapisan peptidoglikan pada bagian dalam dan lapisan transparan lipopolisakarida dan kompleks protein-lipopolisakarida pada bagian luar. Dinding polisakarida ini adalah suatu arabinogalaktan yang diesterifikasi oleh asam mikolik dengan ketebalan 20 mm. Tampaknya peptidoglikan ini mempunyai sifat spesifik pada M.leprae, yaitu adanya asam amino glisin, sedangkan pada bakteri lain mengandung alanin.M.leprae adalah basil obligat intraseluler yang terutama dapat berkembang biak di dalam sel Schwann saraf dan makrofag kulit. Basil ini dapat ditemukan dimana-mana, misalnya di dalam tanah, air, udara, dan pada manusia (terdapat di permukaan kulit, rongga hidung, dan tenggorokan). Basil ini dapat berkembang biak di dalam otot polos, otot erektor pili, otot dan endotel kapiler, otot di skrotumm, dan otot iris di mata. Basil ini juga dapat ditemukan dalam folikel rambut, kelenjar keringat, sekret hidung, mukosa hidung, dan daerah erosi atau ulkus pada penderita tipe boderline dan lepromatous. Dan sampai saat ini yang diketahui bahwa satu-satunya hospes kuman M.leprae adalah manusia. Pada seorang penderita kusta, kuman ini dapat diisolasi dari kerokan kulit, selaput lendeir (terutama hidung) dan endotel pembuluh darah. M.leprae merupakan basil Gram positif karena sitoplasma basil ini mempunyai struktur yang sama dengan gram positif yang lain, yaitu mengandung DNA dan RNA dan berkembang biak secara binary fision dan membutuhkan waktu 11-13 hari.

Kriteria identifikasi, ada 5 sifat khas M.leprae, yakni:1. M.leprae merupakan parasit intraseluler obligat yang tidak dapat dibiakan pada media buatan.2. Sifat tahan asam M.leprae dapat diekstraksi oleh piridin.3. M.leprae merupakan satu-satunya mikrobakterium yang mengoksidasi D-Dopa (D-Dihydroxyphenylalanin).4. M.leprae adalah satu-satunya spesies mikrobakterium yang menginvasi dan bertumbuh dalam saraf perifer.5. Ektrak terlarut dan preparat M.leprae mengandung komponen-komponen antigenik yang stabil dengan aktivitas imunologis yang khas, yaitu uji kulit positif pada penderita tuberkuloid dan negatif pada penderita lepromatous.Dengan pewarnaan Ziehl Neelsen terlihat kuman ini berbentuk batang lurus atau sedikit bengkok dengan ukuran 2,8 mikron. Biasanya kuman ini tidak berdiri sendiri melainkan membentuk suatu kumpulan kuman yang sejajar satu sama lain disebut globi. Pada penderita yang telah diobati sering dijumpai kuman lepra yang pecah (kuman mati atau mengalami degenerasi) disamping yang masih utuh dinyatakan sebagai Indeks Morfologi (Morphological Index: MI). Indeks ini digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan pada penderita. Disamping indeks ini masih dikenal pula indeks lain yaitu Indeks Bakteri (Bacteriological Index: BI) yang menyatakan perkiraan jumlah kuman tiap lapangan pandang/penglihatan. Indeks Bakteri biasanya digunakan untuk menentukan tipe penyakit kusta.2.2.2 Penularan dan Pertumbuhan Kuman M.Leprae Cara-cara penularan M.lepra sampai saat ini masih merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman tsb. dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang mengatakan bahwa penularan kuman kusta adalah: Melalui sekresi hidung, basil yang berasal dari sekresi hidung penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat hidup 27 x 24 jam. Kontak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus dibawah umur 15 tahun, keduanya harus ada lesi baik mikoskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak yang lama dan berulang-ulang.Kuman Mycobacterium leprae menular kepada manusia melalui kontak langsung dengan penderita dan melalui pernapasan, kemudian kuman membelah dalam jangka 14-21 hari dengan masa inkubasi rata-rata dua hingga lima tahun. Setelah lima tahun, tanda tanda seseorang menderita penyakit kusta mulai muncul antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, rasa kesemutan bagian anggota tubuh hingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya.