Kuliah 4
Transcript of Kuliah 4
![Page 1: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/1.jpg)
KONFLIK DAN PERUNDINGAN
![Page 2: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/2.jpg)
KONFLIK adalah
Suatu proses yang mulai bilamana satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama
Segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua pihak atau lebih
Konflik tidak dapat dihindari oleh organisasi , konflik bisa berdampak positif maupun negatif Organisasi tidak harus menghilangkan semua konflik hanya konflik yang merugikan yang harus dihilangkan
![Page 3: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/3.jpg)
Jenis-jenis konflik : Konflik yang terjadi dalam diri seseorang
(person role conflict). Konflik antar peranan (inter-role conflict). Konflik yg timbul karena seseorang harus
memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict).
Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang bertentangan (intrasender conflict).
Konflik menurut pihak-pihak yang bertentangan dlm organisasi : Konflik dalam diri individu. Konflik antar individu dlm organisasi yang sama.
![Page 4: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/4.jpg)
Konflik antara individu dan kelompok. Konflik antar kelompok dlm organisasi yg sama. Konflik antar organisasi.
Sumber utama konflik dalam organisasi : Saling ketergantungan kerja Perbedaan dalam berbagai tujuan. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi. Meningkatnya kecanggihan, spesialisasi dan kerumutan
dalam organisasi
![Page 5: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/5.jpg)
Transisi dalam pikiran konflik
Pandangan Tradisional ; keyakinan bahwa semua konflik merugikan dan harus dihindari.
Pandangan Hub. Manusia ; keyakinan bahwa konflik merupakan hasil yang wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok.
Pandangan Interaksionis ; bahwa konflik tidak hanya suatu kekuatan positif dalam suatu kelompok melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja efektif.
![Page 6: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/6.jpg)
Perilaku Organisasi 6
Jenis – jenis Konflik
Konflik Tugas : Konflik yang berhubungan dengan isi dan sasaran pekerjaan.
Konflik Proses : Konflik yang berhubungan dengan cara melakukan pekerjaan.
Konflik Hubungan :konflik yang didasarkan atas hubungan personal.Berdasarkan penelitian konflik hubungan hampir selalumenghasilkan konflik disfungsional
![Page 7: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/7.jpg)
Konflik fungsional & disfungsional Fungsional : Konflik yang mendukung tujuan dan
memperbaiki kinerja kelompok. Konflik yang konstruktif
Disfungsional : Konflik yang merintangi kinerja kelompok Konflik yang destruktif dan harus dihilangkan oleh manajemen
Konflik fungsional dan disfungsional batasan tidak jelas, yang membedakan adalah kinerja kelompok atau organisasi
![Page 8: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/8.jpg)
Segi positif dari konflik (Lewis A. Coser)
Konflik dalam organisasi ; Pergantian pimpinan yang lebih berwibawa, penuh
ide baru dan semangat baru. Perubahan tujuan organisasi yang disesuaikan
dengan perubahan situasi dan kondisi.
Konflik dengan organisasi lain ; Lebih mempersatukan para anggota organisasi. Lebih menyadarkan para anggota terhadap
strategi dan taktik lawan.
![Page 9: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/9.jpg)
Segi negatif dari konflik, perubahan dalam kelompok : Persepsi yang terganggu. Menurunnya komunikasi. Stereotip negatif.
Konflik dan Kinerja Kelompok/organisasi Konflik dapat berdampak positif maupun negatif thd
kinerja organisasi tergantung sifat konflik dan bagaimana konflik tersebut dikelola
Tingkat konflik optimal dianggap sangat membantu kinerja yang positif tetapi tingkat konflik yang sangat rendah akan mengancam kehidupan organisasi
![Page 10: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/10.jpg)
Proses Terjadinya Konflik
TAHAP I
OPOSISI
TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TAHAP V
• KOMKASI• STRUKTUR• V. PRIBADI
KOGNISI &PERSONALISASI
YangDip’sepsikan
Yang Dirasakan
MAKSUD PERILAKU HASIL
• B’saing• Krjsama• B’kompromi• M’hindari• M’akmdasi
Prlk phk& Reaksi Org lain
Kinerja +
Kinerja -
![Page 11: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/11.jpg)
Tahap I Potensi Oposisi dan KetidakcocokanKondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut tidak mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh Komunikasi ; Komunikasi yg kurang baik
dalam organisasi shg menimbulkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
Struktur ; Tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi mencakup tugas yang diberikan, gaya kepemimpinan, sistem ganjaran, wewenang.
Variabel pribadi ; ketidak sukaan pribadi atas individu lainnya , karakteristik individu, cara bicara, sikap.
![Page 12: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/12.jpg)
Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif,maka pada tahap ini kondisi tersebut didefinisikan,sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atauLebih atas adanya konflik yang menciptakan peluangterjadinya konflik
Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.
![Page 13: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/13.jpg)
Tahap III MaksudKeputusan u/ bertindak dgn cara tertentu:
1. Persaingan : keinginan memuaskan kepentingan seseorang, Tidak mempedulikan dampak pada pihak lain dalam konflik tsb.
2. Kolaborasi : situasi yg di dalamnya pihak2 yg berkonflik sepenuhnya saling memuaskan kepentingan semua pihak.
3. Penghindaran : keinginan menarik diri dari konflik4. Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik u/
memperlakukan kepentingan pesaing di atas kepentingannya sendiri.
5. Kompromi : satu situasi yg di dalamnya masing2 pihak yg berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.
![Page 14: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/14.jpg)
6. Mengakomodasi : kesediaan dari suatu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh kepentingan lawannya diatas kepentingannya.
7. Berkompromi : suatu situasi dalam mana tiap pihak pada suatu konflik bersedia melepaskan sesuatu.
Tahap IV PerilakuPada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yg dibuat pihak2 yg berkonflik.
Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik Fungsional atau Konflik
Disfungsional.
![Page 15: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/15.jpg)
Perilaku Organisasi 15
Konflik Antar – Grup
Selain konflik personal dalam organisasi jugadimungkinkan adanya konflik antar grup(intergroup conflict).
Adanya intergroup conflict dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
Hubungan antara intergroup conflict dan kinerja organisasi digambarkan dan ditabelkan sbb :
![Page 16: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/16.jpg)
Intergroup Conflict vs Performance
![Page 17: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/17.jpg)
Perilaku Organisasi 17
Hubungan Tingkat Konflik Antar Kelompok dengan Kinerja Organisasi
Tingkat Konflik
Dampak pada Organisasi
Ciri Organisasi Kinerja Organisasi
Situasi 1
Rendah atau tidak ada
Tidak berfungsi
Lambat beradaptasi thd perubahan lingkunganSediit perubahanSedikit rangsangan gagasan ideApatis dan Stagnasi
Rendah
Situasi 2
Optimal
Berfungsi Pergerakan positif menuju tujuanInovasi dan perubahanMencari pemecahan masalahKreativitas dan cepat beradapstasi thd perub lingkungan
Tinggi
Situasi 3
Tinggi Disfungsional
Gangguan kegiatanKesulitan koordinasiKekacauan
Rendah
![Page 18: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/18.jpg)
Perilaku Organisasi 18
SUMBER KONFLIK
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1. Berbagai sumber daya yang langka Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumberkonflik.
2. Perbedaan dalam tujuanDalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkanadanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin
![Page 19: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/19.jpg)
Perilaku Organisasi 19
meningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaanOrganisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setiap bagian
![Page 20: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/20.jpg)
Perilaku Organisasi 20
Tiga kelompok saling ketergantungan kerja : Saling ketergantungan yang dikelompokkan
(Pooled interdepence) : saling ketergantungan yang tidak memerlukan adanya interaksi diantara karena setiap kelompok bertugas secara terpisah.Potensi konfliknya rendah
Saking ketergantungan berurutan (Sequential interdepence) , memerlukan satu kelompok untuk menyelesaikan tugasnya sebelum kelompok lain dapat menyelesaiakan tugasnya.Tugas diselesaikan secara berurutan. Potensi konfliknya tinggi
Saling ketergantungan timbal balik( Reciprocal interdepence) , memerlukan hasil kelompok untuk dijadikan masukan bagi kelompok lain dalam organisasi. Potensi konfliknya cukup besar. Sehingga diperlukan koordinasi efektif yang melibatkan keahlian manajemen dalam proses komunikasi organisasi dan pengambilan keputusan
![Page 21: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/21.jpg)
Perilaku Organisasi 21
4. Perbedaan persepsi Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi
dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas rutin tersebut adalah bagian dari pelatihan.
5. Sebab-sebab lain Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain
yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidakjelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
![Page 22: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/22.jpg)
Perilaku Organisasi 22
Konsekuensi Konflik Antar Kelompok Yang Disfungsional :Perubahan yg dapat terjadi intrakelompok dan antar kelompok sebagai hasil konflik antar kelompok yg disfungsional
A. Perubahan dalam kelompok , perubahan ini umumnya menghasilkan konflik yang berlanjut dan berkembang Meningkatkan kohesivitas kelompok, anggota
menjadi lebih setia kepada kelompok Munculnya kepemimpinan otokratis, ketika
ancaman terlibat diperlukan kepemimpinan yang kuat dan cenderung meninggalkan kepemimpinan demokratis.
![Page 23: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/23.jpg)
Perilaku Organisasi 23
Fokus pada aktivitas, kelompok menjadi berorientasi pada tugas dimana penekanan pada penyelesaiaan tugas kelompok dan mengalahkan musuh
Menekankan pada loyalita
B. Perubahan diantara kelompok Destorsi persepsi, setiap kelompok beranggapan
bahwa diri mereka paling baik dalam kinerja dan lebih penting untuk kelangusngan hidup organisasi dibanding kelompok lain.
Stereotip negatif, sejalan dengan meningkatnya konflik dan persepsi yang menjadi lebih terganggu maka stereotip negatif yang pernah ada kembali menguat.
Penurunan komunikasi, komunikasi antar kelompok dalam konflik terputus
![Page 24: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/24.jpg)
Perundingan : Suatu proses dalam mana dua pihak atau lebih bertukar barang atau jasa dan berupaya menyepakati nilai untuk barang atau jasa tersebut.
![Page 25: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/25.jpg)
Pendekatan-pendekatan dalam penawaran (R.J Lewicki & J.A Literer) : Tawar-menawar distributif :
perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap sumber daya; situasi kalah-menang.
Tawar-menawar integratif : perundingan yang mengusahakan satu penyelesaian atau yang lebih dapat menciptakan suatu pemecahan menang-menang.
![Page 26: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/26.jpg)
Ciri tawar-menawar
Distributif Integratif
Sumber daya Jumlahnya tetap
Jumlahnya Variabel
Motivasi Primer Saya menang, anda kalah
Saya menang, anda menang
Kepentingan primer
Saling berlawanan
Sama atau cocok
Fokus hubungan Jangka pendek Jangka panjang
Tawar-menawar distributif VS Tawar-menawar integratif
![Page 27: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/27.jpg)
Proses perundingan Persiapan dan Perencanaan ; apa
yang diinginkan dari perundingan, dan bagaimana sejarah yang mendorong perundingan tersebut.
Ketentuan aturan-aturan dasar ; siapa yang akan terlibat, dimana diadakan, isu-isu apa yang akan dibahas.
Penjelasan dan pembenaran ; menerangkan, menegaskan, memperjelas, memperkuat dan membenarkan tuntutannya kepada pihak yang lain.
![Page 28: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/28.jpg)
Tawar-menawar dan pemecahan masalah ; hakikat proses perundingan adalah beri – ambil yang aktual dalam upaya memperbincangkan suatu persetujuan.
Penutupan dan implementasi ; langkah terakhir dalam proses perudingan memformalkan persetujuan yang telah dikerjakan dan melakukan pemantauan.
![Page 29: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/29.jpg)
Perundingan pihak ke-tiga Mediator : pihak ke-tiga yang netral
mempermudah pemecahan perundingan dengan menggunakan penalaran, persuasi dan saran-saran alternatif.
Arbitrator : pihak pada suatu perundingan yang mempunyai otoritas untuk memaksakan persetujuan.
Perujuk : pihak yang dipercaya memberikan suatu tautan komunikasi informal antara perunding dengan lawannya.
Konsultan : pihak yang tidak berat sebelah, terampil dalam manajemen konflik yang berupaya memudahkan pemecahan masalah yang kreatif lewat komunikasi dan analisis.
![Page 30: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/30.jpg)
Hubungan antar kelompok Koordinasi : Proses penyatuan tujuan
organisasi dan kegiatan pada tingkat satuan-satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Metode mengelola hubungan antar kelompok (biaya): Aturan dan prosedur. Hirarki. Perencanaan. Peran penghubung. Satuan tugas. Tim. Departemen pemadu.
![Page 31: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/31.jpg)
Saling kebergantungan antara satuan-satuan organisasi (James D. Thomson ): Kebergantungan yang menyatu ;
suatu faktor bilamana kelompok-kelompok berfungsi dengan ketidak bergantungan relatif tetapi keluaran gabungan mereka menyokong ke tujuan keseluruhan organisasi tersebut. (pooled interdependence)
Kebergantungan berurutan ; suatu faktor dimana suatu kelompok bergantung pada suatu kelompok lain untuk masukannya tetapi kebergantungan itu hanya satu arah.(sequential interdependence)
Kebergantungan timbal balik ; suatu faktor dimana kelompok-kelompok bertukar masukan dan keluaran.(reciprocal interdependence)
![Page 32: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/32.jpg)
Hubungan Tingkat Konflik Antar Kelompok dengan Kinerja Organisasi
Tingkat Konflik
Dampak pada Organisasi
Ciri Organisasi Kinerja Organisasi
Situasi 1
Rendah atau tidak ada
Tidak berfungsi
Lambat beradaptasi thd perubahan lingkunganSediit perubahanSedikit rangsangan gagasan ideApatis dan Stagnasi
Rendah
Situasi 2
Optimal
Berfungsi Pergerakan positif menuju tujuanInovasi dan perubahanMencari pemecahan masalahKreativitas dan cepat beradapstasi thd perub lingkungan
Tinggi
Situasi 3
Tinggi Disfungsional
Gangguan kegiatanKesulitan koordinasiKekacauan
Rendah
![Page 33: Kuliah 4](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022062300/55be9db2bb61eb87268b47ed/html5/thumbnails/33.jpg)
Manajemen Konflik
Apabila konflik disfungsional terjadi harus diredakan dengan manajemen konflik.
Manajemen Konflik : penggunaan teknik – teknik resolusi dan stimulasi untuk memperoleh level konflik yg diinginkan.
Level tsb digambarkan dalam kontinuum berikut :