kualitas mutu
Click here to load reader
-
Upload
nurana-m-p -
Category
Documents
-
view
13 -
download
2
description
Transcript of kualitas mutu
TUGAS 621070113130120
ANALISIS KEMAMPUAN PROSES(Studi Kasus: Sumber Bahagia)Oleh: Nurana Maharani Putri
Program Studi Teknik Industri Universitas DiponegoroSemarang
Email: [email protected]
ABSTRAKPabrik Industri Sumber Bahagia adalah salah satu pabrik industri yang bergerak di
bidang pengolahan kopi bubuk. yaitu kopi shaset cap pohon dan kopi shaset ibu dan anak. Pabrik Industri Sumber Bahagian ini juga berupaya untuk meningkatkan kualitas kopi kepada konsumen serta daya saing dengan pabrik industri lainnya. Permasalahan yang yang terjadi pada industri kopi yaitu terdapat produk cacat yang mengakibatkan jumlah prodiksi menurun. Oleh karena itu sangat diperlukan penyelesaian masalah tersebut dengan mengunakan pendekatan metode six sigma yang terdiri dari lima fase antara Define, Measure, Analize, Improve, Control. Berdasarkan metode six sigma dapat disimpulkan bahwa kapabilitas kinerja PI Sumber Bahagia memiliki rata-rata tingkat sigma sebesar 5.1 dan kemungkinan kerusakan sebesar 5445,7 dalam satu juta produksi.
PENDAHULUANDalam perkembangan di dunia perindustriansaat ini, tingkat persaingan dalam
berbagai sektor pun semakin tajam, dimana konsumen sangat selektif, memilih produk yang memiliki kualitas yang terbaik. Isu utama yang diperhatikan konsumen dalam pemilihan produk adalah kualitas. Kualitas merupakan hal penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberikan kepuasan kepada pelanggan yang setidaknya sama dengan produk pesaing. Peluang ketidaksesuaian produk terhadap standar dapat terjadi di sepanjang proses produksi. Produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tidak dapat langsung dijual tetapi akan diperbaiki terlebih dahulu.
Salah satu metode untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan adalah metode peningkatan kualitas Six Sigma yang merupakan terobosan untuk menghasilkan peningkatan kualitas secara dramatik menuju zero defect (tingkat kegagalan nol) dengan merujuk pada terget kinerja operasi yang diukur secara statistik dengan hanya terdapat 3,4 DPMO (Defect Per Million Opportunities – kegagalan untuk tiap sejuta peluang).
Menurut Hendradi (2006), Six Sigma bukan sematamata merupakan inisiatif kualitas, melainkan inisiatif bisnis untuk mendapatkan dan menghilangkan penyebab kesalahan atau cacat pada output proses bisnis yang penting di mata pelanggan. Menurut Gaspersz (2002), pada dasarnya pelanggan akan puas jika mereka mendapatkan nilai sebagaimana yang mereka harapkan.
TUGAS 621070113130120
KAJIAN LITERATURAnalisis kemampuan proses adalah teknik yang mempunyai penerapan dalam
banyak bagian dari putaran produk, termasuk rancangan produk dan proses, asal mula penjual, perencanaan produksi, dan produksi. Tujuan dari analisis kemampuan proses (process capability analysis) untuk menganalisa apakah suatu proses (yang terkendali secara statistik dan berdistribusi normal) sesuai dengan batas-batas spesifikasi yang diberikan. Dalam hal ini dapat dihitung Indeks Kemampuan Proses Cp yaitu perbandingan antara lebar spesifikasi (engineering tolerance) dengan toleransi alamiah (natural tolerance) yang diperoleh dari hasil pengamatan suatu proses.
Cp = USL − LSL6 σ
Diantara penggunaan data yang utama dari analisis kemampuan proses adalah sebagai berikut : (montgomery; hal 329)
1. Memprakirakan seberapa baik proses akan memnuhi toleransi.2. Membantu pengembang/perancang produk dalam memilih atau mengubah
proses.3. Membantu dalam pembentukan interval untuk pengendalian interval antara
pengambilan sampel.4. Menetapkan presyaratan penampilan bagi alat baru.5. Memilih di antara penjual yang bersaing6. Merencanakan urutan proses produksi apabila ada pengaruh interaktif proses
pada toleransi7. Mengurangi variabilitas dalam proses produksi.
Terdapat 3 kejadian untuk interpretasi nilai Cp : Jika nilai Cp = 1 maka engineering tolerance sama dengan natural tolerance,
dalam hal ini proses dapat dikatakan sudah baik, tetapi masih dapat ditingkatkan kualitasnya.
Jika nilai Cp < 1 maka natural tolerance lebih besar dari pada engineering tolerance, dalam hal ini proses dikatakan kurang baik karena produk berada diluar batas spesifikasi dan perbaikan proses harus dilakukan sampai minimal Cp lebih besar dari 1.
Jika nilai Cp > 1 maka natural tolerance lebih kecil dari engineering tolerance, dalam hal ini proses dikatakan cukup baik tetapi perbaikan proses harus dilanjutkan sampai minimal Cp ≈ 1,33 (artinya jika diproduksi 100.000 unit maka yang boleh cacat sebesar 6 unit).
Untuk lebih memahami interpretasi dari nilai Cp diperlukan pengertian Accuracy dan Precision dari proses. Accuracy adalah nilai-nilai pengukuran mengikuti nilai target (misal terhadap mean proses), sedangkan precision adalah nilai-nilai pengukuran yang
TUGAS 621070113130120
diamati berdasarkan kedekatan nilai satu sama lainnya. Proses dikatan baik apabila mempunyai nilai akurasi dan presisi yang tinggi.Sedangkan nilai Cp mempunyai kelemahan yaitu indeks ini hanya mengukur apakah proses memenuhi spesifikasi atau tidak dari proses, hanya mengukur presisi (variabilitas proses) yaitu mengukur kapabilitas proses bila titik tengah spesifikasi mendekati nilai rata-rata proses dan tidak mengukur akurasi proses. Untuk mengukur akurasi dan presisi proses digunakan indeks Cpk (indeks performansi Kane) sebagai berikut :
Cpk =| batas spesifikasi terdekat − mean|
3S atau Cpk = min(CPL, CPU) → pilih nilai CPL atau CPU yang minimum
CPL = ( X−LSL) /3 (R /d2 ) dan CPU = (USL−X /3( R /d 2 ) Berikut beberapa grafik yang menunjukkan nilai Cpk dan interpretasinya :
1. Nilai Cpk negatif menunjukkan mean dari proses diluar batas spesifikasi2. Nilai Cpk = 0 menunjukkan mean dari proses sama dengan salah satu batas dari
spesifikasi3. Jika nilai Cpk antara 0 dan 1 maka mean proses dalam batas spesifikasi tetapi
sebagian dari proses berada diluar batas-batas spesifikasi.4. Jika nilai Cpk = 1 maka salah satu ujung dari proses variasi berada dalam batas
spesifikasi.5. Jika nilai Cpk >1 maka variasi proses semuanya berada dalam batas-batas
spesifikasi.6. Indeks Cpk dapat juga digunakan untuk memprediksi persentase produk yang
berada atau memenuhi di daerah spesifikasi bagi proses berdistribusi normal (benda per juta)
PEMBAHASANData yang diambil dari penelitian yaitu produk kemasan 190 gram untuk mengetahui jenis cacat yang terdapat dalam kemasan, serta jumlah produksi kemasan , adapun data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
No Produksi KemasanJenis Cacat
Kemasan Terlipat Kemasan Kosong1 2850 15 62 3990 9 83 4370 8 144 5700 6 95 2470 10 126 4560 12 77 5700 8 188 3420 7 159 5890 15 9
TUGAS 621070113130120
10 2660 11 1011 3610 8 1612 5130 10 1213 3610 12 814 4940 6 1515 3420 10 816 5510 15 1117 4180 9 1718 4560 11 1019 3990 15 1220 3230 10 1321 3610 9 622 4180 12 923 4750 15 1524 2850 10 2125 4560 6 726 4180 9 1527 4660 10 2028 3990 12 629 3420 21 1430 4940 5 931 5270 11 832 5990 12 1533 3800 9 1034 4370 12 14
Pengolahan data dalam jurnal ini menggunakan metode Six Sigma. Six Sigma didefinisikan sebagai strategi perbaikan bisnis kualitas untuk menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya karena menghasilkan kualitas yang buruk dan memperbaiki efektivitas dan efisiensi semua operasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Adapun langkah-langkah six sigma sebagai berikut :1. Define
Mendefinisikan masalah-masalah penyebabpenyebab defect yang menjadi penyebab paling potensial dalam menghasilkan kemasan kopi. Dua penyebab paling potensial dalam menghasilkan produk akhir diidentifikasikan sebagai berikut: a. Kemasan Terlipat Kemasan terlipat dikarenakan kurangnya control pada saat
memasukan kemasan kedalam mesin press sehinga terjadi pelipatan kemasan pada saat mesin press mulai beropresi.
b. Kemasan Kosong Kemasan kosong dikarenakan adanya penyumbatan pada mesin press saat mesin beroperasi untuk melakukan pengemasan.
2. Measure
TUGAS 621070113130120
Dari pengolahan data measure untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecacatan produk dengan pengukuran tingkat six sigma dan DPU (Defect Per Unit), serta Defect Per Million Opportunities (DPMO), (Amir. 2013 : 27-29)
Produksi Kemasan
Jumlah Cacat
DPU DPMO Nilai Sigma
2850 210,00736
87368 3,9
3990 170,00426
14261 4,1
4370 220,00503
45034 4,1
5700 150,00263
22632 4,3
2470 220,00890
78907 3,9
4560 190,00416
74167 4,1
5700 260,00456
14561 4,1
3420 220,00643
36433 4
5890 240,00407
54075 41
2660 210,00789
57895 3,9
3610 240,00664
86648 4
5130 220,00428
84288 4,1
3610 200,00554
05540 4
4940 210,00425
14251 4,1
3420 180,00526
35263 4,1
5510 260,00471
94719 4,1
4180 260,00622
06220 4
4560 210,00460
54605 4,1
3990 27 0,00676 6767 4
TUGAS 621070113130120
7
3230 230,00712
17121 4
3610 150,00415
54155 4,1
4180 210,00502
45024 4,1
4750 300,00631
66316 4,1
2850 310,01087
710877 3,8
4560 130,00285
12851 4,3
4180 240,00574
25742 4
4660 300,00643
86438 4
3990 180,00451
14511 4,1
3420 350,01023
410234 4
4940 140,00283
42834 4,3
5270 190,00360
53605 4,3
5990 270,00450
84508 4
3800 190,00500
05000 4,1
4370 260,00595
05950 4
144360 7590,18879
9188798,
9175,1
4245,882353 22,323530,00555
35552,90
75,15
Tabel diatas menunjukkan nilai-nilai perhitungan tingkat sigma dimana diketahui jumlah kemasan 4216.74, jumlah cacat 21.73, DPO 0.0054 DPMO 5445.79, nilai sigma 5.1 dimana dapat didefinisikan bawha kualitas kemasan produk hampir mendekati nilai dari tingkat 6 sigma.
3. AnalyzeDalam tahapan analyze ini dengan mengetahui jumlah jenis cacat atau rusak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TUGAS 621070113130120
%Kerusakan= Jumlah jenis keruskanJumlahkerusakan keseluruhan
x100 %
Diagram Pareto
Dari hasil pengolahan data pada grafik pareto kita bisa mengetahui persentase kerusakan tertinggi terdapat pada sampel data 24 ,27 dengan persentase 4.06 %, sedangkan persentase kerusakan terkecil terdapat pada sampel data 25, 30 dengan persentase 1.78%.
4. ImproveDalam perbaikan proses, improvement yang dilakukan seperti mengembangkan ide untuk meniadakan akar masalah, mangadakan pengujian dan mengukur hasil. Pada langkah ini ditetapkan suatu rencana tindakan untuk melaksanakan peningkatan kualitas six sigma.
5. ControlMerupakan tahap operasional terakhir dalam upaya peningkatan kualitas berdasarkan Six Sigma. Terdapat dua pengendalian kualiatas yang harus dilakukan yaitu pngendalian kualitas atribut dan variabel. Pada jurnal ini saya akan menggunakan peta pengendali kualitas atribut.
Pengendalian Kualitas Atribut
TUGAS 621070113130120
Pengendalian kualitas untuk item yang karakteristiknya tidak dapat dinyatakan dengan angka tersebut dinamakan ”atribut” atau “sifat”. Untuk mengklarifikasikan kualitas produk pada umumnya digunakan istilah sesuai spesifikasi” dan “tidak sesusi spesifikasi atau sering digunakan istilah “cacat” dan “tidak cacat”. Untuk menentukan nilai P-Chart dan C-Chart.
Produksi Kemasan
Jenis CacatJumlah Cacat % Kemasan Cacatkemasan
TerlipatKemasan Kosong
2850 15 6 21 0,73990 9 8 17 0,44370 8 14 22 0,55700 6 9 15 0,22470 10 12 22 0,84560 12 7 19 0,45700 8 18 26 0,43420 7 15 22 0,65890 15 9 24 0,42660 11 10 21 0,73610 8 16 24 0,65130 10 12 22 0,43610 12 8 20 0,54940 6 15 21 0,43420 10 8 18 0,55510 15 11 26 0,44180 9 17 26 0,54560 11 10 21 0,43990 15 12 27 0,63230 10 13 23 0,73610 9 6 15 0,44180 12 9 21 0,54750 15 15 30 0,52850 10 21 31 14560 6 7 13 0,24180 9 15 24 0,54660 10 20 30 0,63990 12 6 18 0,43420 21 14 35 0,74940 5 9 14 0,25270 11 8 19 0,35990 12 15 27 0,63800 9 10 19 0,5
TUGAS 621070113130120
4370 12 14 26 0,5144360 360 399 759 175
4245,882353 10,58824 11,73529412 22,32353 0,51
Dari grafik diatas tidak ada nilai yang berada di out of control batas UCL, CL dan LCL, tetapi grafik tersebut menunjukkan ketidak stabilan terlihat dari grafik yang naik turun, dengan nilai P = 0.52
TUGAS 621070113130120
Dari grafik diatas tidak ada data observasi yang berada di out of control batas UCL, CL dan LCL, tetapi grafik tersebut menunjukkan ketidak stabilan terlihat dari nilai grafik yang naik turun, dengan nilai C = 0.5
KESIMPULANDari hasil peneliti produk cacat dalam kemasan kopi untuk menggurangi kecacatan produk dengan metode Six Sigma sebagai berikut : 1. Analisis kemampuan proses adalah teknik yang mempunyai penerapan dalam
banyak bagian dari putaran produk, termasuk rancangan produk dan proses, asal mula penjual, perencanaan produksi, dan produksi.
2. Berdasarkan hasil produksi kemasan kopi yang diperoleh dari Bulan Januari-April 2015 mencapai 143360 shaset. Ada 2 Jenis kerusakan yang terjadi selama produksi yaitu jenis kemasan terlipat mencapai 0.24 % dan kemasan kosong mencapai 0.28% dengan jumlah kerusakan mencapai 0.52%. Dari hasil pengolahan data pada grafik pareto diketahui bahwa persentase kerusakan tertinggi terdapat pada sampel data 24 ,27 dengan persentase 4.06 %, sedangkan persentase kerusakan terkecil terdapat pada sampel dat 25, 30 denganpersentase 1.78%.
3. Dari hasil diagram sebab-akibat faktor dominan yang mempengaruhi produk cacat kemasan kopi yaitu faktor mesin dikarenakan : Kurangnya perawatan, Operator kurang teliti, settingan mesin kurang pas.
TUGAS 621070113130120
DAFTAR PUSTAKA
Mardiono. 2014. Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Pendekatan Six Sigma Dan Seven Tools
Fatimah,Zahara. 2014. Pengendalian Kualitas Part Trim Rear Quarter Right Apv Arena Dengan Menggunakan Metode Six Sigma Di Pt. Suzuki Indomobil Motor
Yani Syafei .2006. Analisis Dan Pengaruh Kemampuan Proses Melalui Six Sigma Terhadap Kualitas Produk Dan Kepuasan Pelanggan Motor