KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan
-
Upload
harly-tangkilisan -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
Transcript of KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan
![Page 1: KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081803/54e3dc7a4a795957458b4647/html5/thumbnails/1.jpg)
KTI – Studi Kasus Materi Tata Naskah Dinas – LAN-RI – Johnly Harly Tangkilisan, 2012
1
APAKAH PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
DALAM SURAT DINAS SUDAH BAIK DAN BENAR?
A. PENDAHULUAN
Kemampuan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar di
kalangan masyarakat terutama Pegawai Negeri Sipil sangat diperlukan. Sebab
sebagai Pegawai Negeri Sipil seyogyanyalah ia dapat menyampaikan informasi
kedinasan diantaranya melalui surat dinas dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Yang dimaksud dengan berbahasa Indonesia
yang baik adalah pengguna bahasa memahami bahwa bahasa mempunyai nilai
rasa yang penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan situasi
pemakaiannya, sedangkan yang dimaksud dengan berbahasa Indonesia yang
benar adalah pengguna bahasa memahami bahwa penggunaan bahasa harus
mengikuti kaidah dengan konsisten.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai
bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928, dan sebagai bahasa
negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai bahasa resmi
kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tertulis,
termasuk penulisan dokumen dan putusan-putusan serta surat-surat yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya.
Kegiatan berkomunikasi melalui tulisan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan kegiatan berkomunikasi melalui lisan. Kegiatan berkomunikasi melalui
tulisan yang berwujud surat perlu dilakukan secara cermat. Hal ini disebabkan
paparan dalam surat tidak didukung konteks yang memperjelas pembicaraan.
Ini berbeda dengan bahasa lisan yang selalu hadir dalam konteks tertentu.
Konteks tersebut sangat membantu kelancaran pembicaraan. Meski begitu,
Kegiatan berkomunikasi melalui tulisan dalam bentuk surat, dewasa ini dirasa
sangat diperlukan. Apa lagi dalam kegiatan administrasi perkantoran instansi
![Page 2: KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081803/54e3dc7a4a795957458b4647/html5/thumbnails/2.jpg)
KTI – Studi Kasus Materi Tata Naskah Dinas – LAN-RI – Johnly Harly Tangkilisan, 2012
2
pemerintah, surat dinas menjadi alat penyampaian informasi yang paling efektif
dan efisien.
Namun pada prakteknya, penggunaan bahasa Indonesia dalam surat
dinas masih sering ditemui kekeliruan dan kejanggalan pada (diksi) pemilihan
kata yang tidak baku, kata yang tidak lazim, penerapan ejaan, ungkapan
idiomatik dan sebagainya. Pemilihan kata yang tidak baku, tidak lazim, dan
penerapan ejaan yang keliru penulis temukan dalam Naskah Dinas
Korespondensi Ekteren dalam bentuk surat dinas yang dikeluarkan oleh Pusat
Diklat SPIMNAS Bidang Teknik Manajemen Kebijakan Pembangunan, Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, yang diterbitkan di Jakarta, 5 Maret
2012, dengan hal surat Pemanggilan Peserta TOT Diklat Pelayanan Publik
Angkatan II.
B. PEMBAHASAN
Surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam
menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan,
permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan
lainnya kepada pihak lain di luar organisasi yang bersangkutan (Permenpan
nomor 22 Tahun 2012).
Surat yang dimaksudkan untuk memberi (informasi) antara lain surat
pemberitahuan pengumuman, surat keterangan, dan surat keputusan. Surat
yang dimaksudkan untuk meminta antara lain surat permohonan dan surat
lamaran. Surat yang dimaksudkan untuk memerintah antara lain surat perintah
dan surat tugas. Di samping itu, sebagai sarana komunikasi, surat juga
berfungsi sebagai bukti tertulis, bukti kesejarahan, alat pengingat, dan sebagai
pedoman.
Mengingat demikian pentingnya surat dalam kegiatan berkomunikasi,
khususnya surat dinas, maka penulisannya perlu mendapat perhatian serius,
baik dari segi penampilan fisik maupun penampilan bahasanya. Akan tetapi,
kenyataan di lapangan menunjukkan masih dijumpai adanya berbagai
![Page 3: KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081803/54e3dc7a4a795957458b4647/html5/thumbnails/3.jpg)
KTI – Studi Kasus Materi Tata Naskah Dinas – LAN-RI – Johnly Harly Tangkilisan, 2012
3
kesalahan dalam penulisan surat, seperti penggunaan kata yang tidak baku,
kata yang tidak lazim, penggunaan ejaan, ungkapan idiomatik dan sebagainya.
Disadari memang pada setiap lembaga memiliki model yang telah
dibakukan penulisannya yang harus sesuai ketentuan. Namun terlepas dari
bentuk format penulisannya, bahasa yang digunakan dalam surat dinas
haruslah baik dan benar. Penggunaan bahasa dalam surat dinas berhubungan
dengan pemakaian ejaan, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pengembangan
paragraf, dan pemakaian gaya bahasa. Kesalahan penulisan surat dinas pada
umumnya berkaitan dengan pemakaian bahasa. Kesalahan yang dimaksud
meliputi (diksi) pemilihan kata yang tidak baku, tidak lazim dan kekeliruan dalam
penerapan ejaan yang disempurnakan.
KASUS DAN ANALISISNYA
Kesalahan pemilihan kata yang tidak baku, tidak lazim, dan penerapan
ejaan yang disempurnakan dalam Naskah Dinas Korespondensi Ekteren (surat
dinas) pada Pusat Diklat SPIMNAS Bidang TMKP, Lembaga Administrasi
Negara, yang diterbitkan di Jakarta, tanggal 5 Maret 2012 dengan hal surat
Pemanggilan Peserta TOT Diklat Pelayanan Publik Angkatan II, sebagai berikut:
1. Pemilihan kata yang tidak baku
- Lamp
Kesalahan penulisan lampiran surat pada umumnya berhubungan
dengan pemakaian tanda titik dan penggunaan angka. Namun kesalahan
pada lampiran surat dinas dalam kasus ini terletak pada penggunaan
singkatan/akronim Lamp seperti contoh berikut:
Lamp :
Kesalahan ini sangat jelas, sebab dalam bahasa Indonesia tidak
pernah ada singkatan/okronim atapun istilah Lamp. Oleh sebab itu
penulisan yang benar adalah sebagai berikut.
Lampiran :
![Page 4: KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081803/54e3dc7a4a795957458b4647/html5/thumbnails/4.jpg)
KTI – Studi Kasus Materi Tata Naskah Dinas – LAN-RI – Johnly Harly Tangkilisan, 2012
4
Permenpan Nomor 22 Tahun 2012 menjelaskan jika surat dinas
disertai lampiran, maka pada kolom Lampiran dicantumkan jumlahnya,
seperti contoh berikut:
Lampiran : dua lembar
2. Penggunaan kata yang tidak lazim
- contact persons
Penggunaan kata contact person merupakan kata asing yang
sesungguhnya adalah kata yang tidak lazim apalagi bila itu digunakan
dalam surat dinas. Pemecahan pada kasus penggunaan kata-kata
tersebut dapat kita tukar dengan kata-kata yang lazim, sebagai berikut:
Nomor telepon (yang bisa dihubungi)
Namun karena kata contact persons ada dalam satu kesatuan kalimat
dalam surat dinas sebagaimana ditulis seperti di bawah ini:
Informasi selengkapnya dapat menghubungi kami melalui contact
persons : 08129278XXX
maka penggunaan kata ...melalui contact persons sebaiknya dihilangkan
sebab kata menghubungi sudah sangat jelas, sehingga kalimatnya akan
lebih efisien, seperti contoh berikut:
Informasi selengkapnya dapat menghubungi kami di nomor
08129278XXX
Dalam surat dinas resmi perlu diperhatikan kata-kata yang memenuhi
syarat baku, lazim, dan cermat.
3. Penerapan ejaan yang disempurnakan
- kerjasama
Pemakaian ejaan akan berhadapan dengan cara bagaimana
menuliskan huruf, kata, dan menggunakan tanda baca. Pada kasus ini,
ditemui penggunaan kata yang keliru, artinya kata yang tidak sesuai
dengan ejaan yang disempurnakan yaitu kata kerjasama.
![Page 5: KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081803/54e3dc7a4a795957458b4647/html5/thumbnails/5.jpg)
KTI – Studi Kasus Materi Tata Naskah Dinas – LAN-RI – Johnly Harly Tangkilisan, 2012
5
Kata tersebut memiliki dua unsur kata yaitu kerja dan sama sehingga
dalam penulisannya kedua kata tersebut harus dipisah atau diberi jarak
spasi, seperti contoh berikut:
kerja sama
Namun apabila kata tersebut mengalami afiksasi atau memiliki
imbuhan awalan dan akhiran maka kata tersebut akan menjadi satu,
artinya tidak dibatasi oleh jarak spasi, seperti contoh berikut:
bekerjasamalah
Pemakaian kata dalam surat resmi hendaknya benar dan cermat.
Benar berkaitan dengan pembentukan kata, sedangkan cermat
berhubungan dengan pemilihan kata.
Bahasa yang digunakan di dalam naskah harus jelas, tepat, dan
menguraikan maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan
pemakaian kata dan kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia
dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ejaan yang digunakan di dalam naskah adalah Ejaan Bahasa Indonesia
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0196/U/1975 tanggal 27 Agustus 1975 dan telah disempurnakan dengan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tanggal
9 September 1987 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0389/U/1988 tanggal 11 Agustus 1988 tentang Penyempurnaan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah.
C. PENUTUP
Surat yang baik adalah surat yang dapat menyampaikan pesan/gagasan
penulis kepada penerima surat sama seperti yang diinginkan oleh penulis surat,
dan tidak menimbulkan salah penafsiran, menghargai penerima surat, dan
![Page 6: KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081803/54e3dc7a4a795957458b4647/html5/thumbnails/6.jpg)
KTI – Studi Kasus Materi Tata Naskah Dinas – LAN-RI – Johnly Harly Tangkilisan, 2012
6
tampil dengan bentuk yang benar. Oleh sebab itu, surat yang baik haruslah
memenuhi beberapa syarat, baik syarat yang berkaitan dengan bentuk,
pengetikan, isi, maupun bahasa surat.
Bentuk, format surat dinas harus disusun dengan teknik penyusunan
surat yang benar. Penyusunan letak bagain-bagian surat harus sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan. Surat harus diketik secara benar. Pengetikan
surat dianggap benar apabila pengetikan surat tersebut dilakukan secara
cermat, bersih, rapi, dan menggunakan kertas yang sesuai dengan aturan.
Cermat artinya tidak terdapat kesalahan pengetikan kata-kata yang terdapat
dalam surat.
Isi surat harus dinyatakan secara jelas, ringkas, sopan. Jelas dalam arti
isi atau maksud surat dapat ditangkap secara jelas dan mudah. Surat resmi
tidak perlu ditulis dengan cara yang berbelit-belit dan bertele-tele. Isi surat
cukup dipaparkan secara ringkas tetapi utuh dan bahasa yang digunakan dalam
surat dinas harus baik dan benar. Penggunaan bahasa dalam surat dinas
berhubungan dengan pemakaian ejaan, pemilihan kata, penyusunan kalimat,
pengembangan paragraf, dan pemakaian gaya bahasa yang baik dan benar.
![Page 7: KTI Tata Naskah Dinas - Harly Tangkilisan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081803/54e3dc7a4a795957458b4647/html5/thumbnails/7.jpg)
KTI – Studi Kasus Materi Tata Naskah Dinas – LAN-RI – Johnly Harly Tangkilisan, 2012
7
DAFTAR BACAAN
Arifin, Zainal & S. Amran Tasai. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo
Abu Samman Lubis. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dalam Surat Dinas.
Balai Diklat Keuangan Malang
Permenpan Nomor 22 Tahun 2012. Pedoman Umum Tata Naskah DInas
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 Tanggal 9
September 1987 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0389/U/1988 Tanggal 11
Agustus 1988 tentang Penyempurnaan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah
Surat Dinas Pusdiklat SPIMNAS Bidang TMKP Tanggal 5 Maret 2012 tentang
Pemanggilan Peserta TOT Dilat Pelayanan Publik Angkatan II