KTI Skripsi No.121 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Persalinan Caesar Pasien Rawat...

download KTI Skripsi No.121 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Persalinan Caesar Pasien Rawat Inap Di RS

of 36

Transcript of KTI Skripsi No.121 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Persalinan Caesar Pasien Rawat...

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    USULAN PENELITIAN

    FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN PERSALINAN CAESAR PASIEN RAWAT

    INAP DI RUMAH SAKIT ...... DAN NELAYANKABUPATEN ..........

    TAHUN 2009

    ..........

    ..........

    PEMINATAN EPIDEMIOLOGIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS ....................2010

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    USULAN PENELITIAN

    FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN PERSALINAN CAESAR PASIEN RAWAT

    INAP DI RUMAH SAKIT ...... DAN NELAYANKABUPATEN ..........

    TAHUN 2009

    ..........

    ..........

    PEMINATAN EPIDEMIOLOGIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS ....................2010

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Persalinan Caesar adalah melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut

    (laparotomi) dan dinding uterus (histeroctomi). Persalinan Caesar merupakan operasi

    besar yang hanya menjadi pilihan ketika kesehatan ibu dan anak terancam atau pada

    gawat janin dan gawat ibu (edema paru,gagal ginjal). Persalinan Caesar tidak

    ditujukan hanya demi kenyamanan dan kepentingan dokter atau orang tua atau alasan

    lain yang sifatnya non medis (Abu Bakar, 2005).

    Operasi Caesar hanya di lakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu yang

    melahirkan, maka logikanya kemajuan teknologi kedokteran akan membawa

    perubahan pada jumlah antara Angka Kematian Ibu yang melahirkan secara normal,

    dan Angka Kematian Ibu pada saat menjalani operasi Caesar (Astina, 2004).

    Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi di kawasan

    ASEAN walaupun sudah terjadi penurunan dari 307 per 100.000 KH (SDKI 2002

    -2003) menjadi 248 per 100.000 KH pada tahun 2007 (Depkes RI, 2007).

    WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat

    komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman akibat kehamilan

    yang tidak diinginkan. Hampir semua kasus kematian ini sebenarnya dapat dicegah.

    WHO juga melaporkan, sekitar 80 % kematian maternal merupakan akibat

    meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan,

    tetapi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih termasuk dibidang

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    kedokteran, persalinan ibu yang mengalami komplikasi dapat di bantu dengan operasi

    Caesar (BKKBN, 2007)

    Saat ini operasi Caesar menjadi trend karena berbagai alasan. Dalam 20 tahun

    terakhir angka operasi Caesar meningkat pesat. Operasi ini kadang-kadang terlalu

    sering dilakukan sehingga para kritikus menyebutnya sebagai Panacea (obat

    mujarab) praktek kebidanan. Semakin modern alat penunjang kesehatan, semakin

    baik obat-obat terutama antibiotik dan tingginya tuntutan terhadap dokter, menunjang

    meningkatnya angka operasi Caesar di seluruh dunia (Seno Adjie, 2002).

    Di Indonesia angka persalinan caesar di 12 Rumah Sakit pendidikan antara

    2,1 % - 11,8 %. Angka ini masih di atas angka yang diusul oleh Badan Kesehatan

    Dunia (WHO) pada tahun 1985 yaitu 10 % dari seluruh persalinan Caesar nasional

    (Rahwan,2004). Di Propinsi .........., khususnya di RS rujukan angka kejadian SC pada

    tahun 2008 terdapat 35 % dan meningkat menjadi 38 % pada tahun 2009. (Profil

    Dikes Propinsi, 2009).

    Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSTN Kabupaten ..........

    pada tanggal 10 Januari 2010 melalui medikal record, diperoleh data bahwa pada

    tahun 2008, dari jumlah persalinan 117 orang dengan resiko tinggi di Caesar 32 orang

    ( 27 %), dan pada tahun 2009 dari jumlah persalinan 154 orang dengan risiko tinggi

    diCaesar sebanyak 61 orang (39 %) (Senoe Adjie, 2002).

    Peningkatan operasi Caesar disebabkan karena operasi ini memberikan jalan

    keluar bagi kebanyakan kesulitan yang timbul pada tahap pertama dan kedua

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    persalinan, bila persalinan pervaginam tidak memungkinkan atau berbahaya

    (dudley, 2005),

    Dari segi keamanan tindakan operasi Caesar umumnya sudah semakin aman,

    namun operasi ini tetap mempunyai banyak kelemahan. Beberapa kajian menunjukan

    bahwa operasi ini mempunyai mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi dan

    cenderung lebih mudah diikuti shok pasca bedah (Dudley, 2005),

    Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan, maka menghindari persalinan

    Caesar adalah penting, untuk itu perlu diperhatikan secara saksama faktor-faktor yang

    berhubungan dengan terjadinya operasi Caesar tersebut, sehingga dengan

    diketahuinya faktor-faktor tersebut diharapkan ibu yang sedang hamil dan terutama

    yang memiliki resiko untuk persalinan Caesar dapat lebih menjaga dan memelihara

    kesehatan dirinya dan kandungannya melalui pelayanan kesehatan yang optimal.

    Bertolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Faktor-

    faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Caesar di Rumah Sakit ......

    dan Nelayan Kabupaten ..........

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

    sebagai berikut :

    1) Apakah ada hubungan umur ibu dengan kejadian Persalinan Caesar di Rumah

    Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    2) Apakah ada hubungan paritas ibu dengan kejadian Persalinan Caesar di Rumah

    Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    3) Apakah ada hubungan penyulit persalinan dengan kejadian Persalinan Caesar di

    Rumah Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    4) Apakah ada hubungan riwayat persalinan Caesar dengan kejadian persalinan

    Caesar di Rumah sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009

    5) Apakah ada hubungan antenatal care dengan kejadian Persalinan Caesar di

    Rumah Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya operasi

    Caesar di Rumah sakit umum daerah ...... & Nelayan tahun 2010

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian operasi Caesar di

    Rumah Sakit umum daerah ...... & Nelayan ...........

    b. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian operasi Caesar di

    Rumah Sakit umum daerah ...... & Nelayan ...........

    c. Untuk mengetahui hubungan penyulitan persalinan dengan kejadian operasi

    Caesar di Rumah Sakit umum daerah ...... & Nelayan ...........

    d. Untuk mengetahui hubungan riwayat persalinan Caesar dengan kejadian

    operasi Caesar di Rumah Sakit umum daerah ...... & Nelayan ...........

    e. Untuk mengetahui hubungan antenatal care dengan kejadian persalinan

    Caesar di rumah sakit Umum daerah ...... dan nelayan ..........

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini sebagai sumber informasi bagi Dinas Kesehatan Provinsi

    .......... dalam rangka penentuan arah kebijakan dan pengembangan program

    penyuluhan/promosi kesehatan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

    pada masa mendatang dan bagi Rumah Sakit umum daerah ...... dan Nelayan

    .......... merupakan informasi yang berharga dalam perbaikan pelayanan.

    2. Manfaat Keilmuan

    Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

    dan merupakan salah satu bahan bacaan bagi peneliti berikutnya.

    3. Manfaat bagi peneliti

    Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam memperluas

    wawasan dan pengetahuan tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan

    operasi caesar melalui penelitian lapangan.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN

    HIPOTESIS PENELITIAN

    A. Kajian Pustaka

    1. Persalinan Caesar

    Seksio Cesarea atau kelahiran sesarea, adalah suatu cara melahirkan janin

    dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau

    vagina. ( Mochtar, MPH: 2006).

    Pada tahun-tahun terakhir, kelahiran Caesar meningkat tajam, sebagian besar

    karena meluasnya pengenalan gawat janin yang jelas maupun yang masih merupakan

    dugaan, yang makin dapat dipertegas dan dewasa ini operasi Caesar jauh lebih aman

    daripada dahulu. Hal ini karena adanya antibiotika, transfusi darah, teknik operasi

    yang lebih sempurna dan anastesia yang lebih baik, sehingga frekwensi persalinan

    caesar di negara-negara maju berkisar antara 1,5 dan 7% dari semua persalinan

    (Prawiroharjo,2006)

    Pada saat ini dikenal beberapa jenis seksio sesarea, antara lain :

    a. Seksio sesarea transperitonealis profunda;

    b. Seksio sesaria klasik atau seksio sesarea korporal, dan

    c. Seksio sesarea ekstraperitoneal (Husodo, 1994) dalam (Rahwan,2004)

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    Dan yang paling banyak dilakukan dewasa ini adalah seksio sesarea

    transperitonealis profunda dengan insisi di segmen bawah uterus. Adapun keunggulan

    dari pembedahan ini adalah :

    a. Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak

    b. Bahaya peritonitis tidak besar

    c. Perut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptura uteri dikemudian

    hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa

    benyak mengalami kontraksi seperti korpos uteri, sehingga luka dapat sembuh

    lebih sempurna.

    Walaupun persalinan Caesar ini sudah semakin aman tapi tetap saja

    menimbulkan berbagai komplikasi baik pada ibu maupun pada bayinya.Komplikasi

    yang sering terjadi pada persalinan Caesar adalah ;

    a. Pada Ibu

    Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul sebagai berikut

    1. Infeksi puerperal

    Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama

    beberapa hari dalam masa nifas, atau bersifat berat, seperti peritonitis, sepsis

    dan sebagainya. Infeksi postoperatif terjadi apabila sebelum pembedahan

    sudah ada gejala-gejala infeksi intrapartum atau ada faktor-faktor yang

    merupakan predisposisi terhadap kelaianan itu (partus lama khususnya setelah

    ketubah pecah, tindakan vaginal sebelumnya).

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    Bahaya infeksi sangat diperkecil dengan pemberian antibiotika, akan

    tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali terutama seksio sesarea klasik

    dalam hal ini lebih berbahaya daripada seksio sesarea transperitonealis

    profonda.

    2. Perdarahan dapat bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang

    arteria uterina ikut terbuka.

    3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-

    paru dan sebagainya sangat jarang terjadi.

    Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut

    pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi reptura uteri.

    (Prawiroharjo,2006)

    4. b. Pada Anak

    Trauma kelahiran pada umumnya jauh lebih berkurang daripada persalinan

    Caesar dibandingkan dengan kelahiran pervaginam. Namun demikian, persalinan

    Caesar bukan jaminan terhadap perlukaan janin, sebagai contoh kepala janin prematur

    sungsang dapat terjepit dalam insisi uterus melintang yang kecil yang tidak cukup

    luas untuk kelahiran karena kesalahan perkiraan. Kesalahan demikian dapat

    mengakibatkan perlukaan pada otak atau pada sumsum tulang belakang janin dan

    dapat pula mengakibatkan perluasan insisi uterus kepembuluh darah atau segmen

    bawah uterus atau keduanya, janim dapat pula terbuka pada saat insisi uterus.

    (Prawiroharjo,2006)

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    Adapun beberapa faktor yang berhubungan atau yang merupakan indikasi

    dilakukannya persalinan Caesar antara lain : umur bayi, paritas ibu. Ketidak

    seimbangan sefalopelvik (KSP), salah letak bayi, distress janin, plasenta previa,

    pre eklampsia, eklampsia bedah caesar terdahulu. Kehamilan kembar dan masih

    banyak faktor lainnya.

    2. Umur Ibu

    Umur ibu pada saat kehamilan merupakan salah satu faktor yang

    menentukan tingkat resiko kehamilan dan persalinan, umur optimum

    bereproduksi adalah antara 20-35 tahun, (Singarimbun,2004) makin jauh umur

    ibu dari kisaran ini makin besar resiko terjadinya komplikasi sehubungan dengan

    kehamilan dan persalinan.

    Wanita yang hamil pada umur muda, dari segi biologis perkembangan

    alat-alat reproduksi belum seluruhnya optimal, dari segi psikis belum matang

    dalam menghadapi tuntutan moril, mental dan emosional, dari segi ekonomi

    belum siap mandiri dan segi medis sering mendapat gangguan kesehatan. (Rei,

    2004).

    Wanita berusia lebih 35 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar

    mengalami tekanan darah tinggi, diabetes melitus dan komplikasi antenatal

    lainnya. Seringkali pula terjadi keguguran karena embrio yang rusak yaitu embrio

    yang tidak dapat berkembang normal, pengahiran kehamilan yang berisiko dapat

    ditempuh tindakan operasi Caesar karena persalinan pervaginan dapat

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    membahayakan baik pada ibu atau anak maupun keduanya (Singarimbun,2004)

    3.Paritas

    Kehamilan adalah peristiwa berlangsungnya pertumbuhan dan

    perkembangan hasik konsepsi dari uterus seorang wanita sebelum konsepsi

    dilahirkan, sedangkan persalinan adalah proses dikeluarkannya janin dan placenta

    dari uterus. Jumlah persalinan dengan usia kehamilan telah sampai pada tingkat

    viabilitas janin memberi paritas bagi seorang ibu.

    Bertolak belakang dengan kepercayaan populer yang ada dikalangan

    masyarakat, bahwa persalinan akan semakin mudah dengan semakin banyaknya

    pengalaman melahirkan, tapi pada kenyataan persalinan berulang-ulang justru

    mempunyai banyak resiko. Terbukti bahwa angka kematian perinatal terendah

    terjadi pada kelompok paritas II dan III (38,3 per 1.000 kelahiran hidup), hampir

    sama pada kelompok paritas I (38,8 per 1.000 kelahiran hidup), kemudian

    meningkat pada paritas IV sampai V 977,5 per 1.000 kelahiran hidup ), sedangkan

    kematian perinatal tertinggi terjadi pada kelompok paritas VI ke atas (87,3 per

    1.000 kelahiran hidup ). (Megadhana), 2008).

    Hal ini dapat diterangkan bahwa setiap kehamilan yang disusul dengan

    persalinan akan menyebabkan kelainan kelainan pada uterus, dalam hal ini

    kehamilan yang berulang-ulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah

    dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janim di mana jumlah

    nutrisi akan berkurang dibanding pada kehamilan sebelumnya. (Wiknjosatrostro,

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    2004), hal ini dapat menimbulkan terjadinya komplikasi yang dapat menjadi

    penyulit dalam persalinan dan menjadi indikasi dilakukan operasi Caesar.

    4. Penyulit Persalinan

    Penyulit persalinan adalah adanya kelainan baik pada ibu maupun pada

    janin yang dikandungnya yang dapat mempersulit persalinan.

    a. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD).

    Dalam pengertian yang paling sederhana berarti bahwa bayi yang akan

    dilahirkan terlalu besar atau pelvik (panggul) ibu yang terlalu kecil sehingga tidak

    dapat menjadi jalan keluar yang aman bagi bayi (Duffen, 1985)dalam

    (Rahwan,2004).

    Berhubung karena adanya faktor, seperti ras dan sosial ekonomi, frekuensi

    dan ukuran-ukuran jenis panggul berbeda-beda di negara berbagai bangsa.

    Dengan demikian standar untuk panggul normal pada seorang wanita Eropa

    berbeda dengan standar seorang wanita Asia Tenggara.

    Pada panggul ukuran normal, kelahiran pervaginam janin dengan berat

    badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran. Akan tetapi karena

    pengaruh gizi, lingkungan atau hal-hal lain, ukuran-ukuran panggul dapat menjadi

    kecil dari standar normal sehingga bia terjadi kesulitan dalam persalinan

    pervaginam.

    Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan

    persalinan, tetapi yang tidak kurang penting ialah hubungan antara kepala janin

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    dengan panggul ibu, besarnya kepala janin dalam perbandingan dengan luasnya

    panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi sefolopelvik atau tidak.

    b. Letak Janin

    Posisi ideal bayi untik persalinan vagina adalah dengan kepala di bawah

    (sefalik) dan dengan dagu pada dadanya lentur dengan baik (Verteks), dan

    menghadap ke arah bagian belakang tubuh, janin terletak dengan baik pada

    panggul ibu. ( Duffent, 1985) dalam (Rahwan,2004).

    Jika dagu janin terangkat maka janin tersebut berada dalam presentasi

    dahi, jika terbaring melintang, sehingga kepala maupun bokongnya tidak terletak

    dibawah, maka satu-satunya cara untuk mengeluarkannya adalah bedah Caesar.

    Presentasi sungsang terjadi jika bayi terbaring dengan bokong atau kaki di

    bawah, presentasi sungsang bisa menjadi persoalan yang menyulitkan karena

    resiko kerusakan dan luka otak lebih tinggi.

    Jika tidak ada komplikasi lain, persalinan vagina masih mungkin tetapi

    yang dikhawatirkan adalah bahwa kepala bayi keluar paling akhir, pada hal ini

    yang terbesar pada bagian tubuhnya, persalinan pervaginam untuk bayi sungsang

    memerlukan keterampilan ekstra dari ahli obstetrik atau bidan yang

    menanganinya. Dewasa ini keterampilan seperti ini tidak dilakukan secara rutin

    pada prsentasi sungsang karena untuk meminimalkan bahaya yang dapat timbul

    pada ibu maupun pada bayinya maka dilakukan bedah Caesar.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    c. Perdarahan Antepartum

    Perdarahan sebelum, sewaktu dan sesudah bersalin adalah kelainan yang

    tetap berbahaya dan mengancam jiwa ibu. Perdarahan antepartum adalah

    perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu biasanya lebih banyak dan

    lebih berbahaya daripada perdarahan sebelum 28 minggu, perdarahan

    antepartum dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya adalah

    1). Bersumber dari kelainan palcenta

    a) Plasenta Previa;

    b) Solutio Placentea;

    2). Tidak bersumber dari kelaianan placenta, biasanya tidak begitu berbahaya

    misalnya kelainan serviks dan vagina (Prawiroharjo,2006).

    a). Placenta Previa

    Placenta previa adalah keadaan placenta berimplantasi pada tempat

    abnormal yaitu pada segmen bahwa rahim menutupi sebagian atau seluruh

    permukaan jalan lahir.

    Placenta previa dapat berpengaruh pada kehamilan dan persalinan,

    adapun pengaruhnya pada persalinan antara lain :

    (1). Letak janin yang tidak normal menyebabkan partus menjadi lebih

    patologi;

    (2). Bila pada placenta lateralis, ketuban pecah atau dipecahkan dapat

    terjadi prolaps funikuli;

    (3). Sering terjadi inersia primer

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    (4). Perdarahan.

    Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi adalah :

    (1). Prolaps tali pusat dan placenta

    (2). Robekan-robekan jalan lahir karena tindakan;

    (3). Perdarahan postpartum

    (4). Infeksi karena perdarahan yang banyak;

    (5). Bayi prematuritas atau kelahiran mati.

    Pada kejadian placenta previa ini hanya ada satu pilihan

    persalinan yakni dengan persalinan persalinan Caesar.

    b). Solutio plasenta

    Solutio placenta adalah suatu keadaan dimana placenta yang

    letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin lahir, biasanya

    dihitung sejak kelahiran 28 minggu.

    Sebab yang jelas teradinya solutio placenta belum diketahui, hanya

    dikemukakan oleh para ahli mengenai teori terjadinya solutio placenta

    adalah akibat turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari

    arteri-arteri yang menuju ke ruangan intervillair maka terjadilah

    anoksemia dan jaringan bagian distalnya. Sebelum ini menjadi nekrotis

    spasme hilang, darah kembali mengalir ke dalam intervilli namun

    pembuluh darah distal tadi sudah semakin rapuhnya, mudah pecah, terjadi

    hematoma yang lambat laun melepaskan placenta dari rahim, (Mochtar,

    2004).

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    Bahaya yang sering muncul pada solutio placenta dapat dibagi atas

    (1). Terhadap ibu

    Dapat mengakibatkan mortalitas pada ibu yang disebabkan

    karena perdarahan sebelum dan sesudah partus, toksemia

    gravidarum, infeksi karena kerusakan organ dan terjadinya nekrosis

    ginjal.

    (2). Terhadap Anak

    Mortalitas anak yang tinggi ini diakibatkan karena derajat

    pelepasan dari placenta.

    (3). Terhadap Kehamilan Berikutnya

    Biasanya telah menderita penyakit vaskuler dengan solutio

    placenta, maka hamil berikutnya sering terjadi solutio placenta yang

    lebih hebat dengan partus prematurus / immaturus.

    Pada solutio placenta ini, persalinan Caesar biasanya

    dilakukan pada keadaan :

    (1). Solutio placenta dengan anak hidup, pembukaan kecil

    (2). Solutio placenta dengan toksemia berat, perdarahan agak banyak

    pembukaan masih kecil.

    (3). Solutio placenta dengan panggul sempit.

    (4). Solutio placenta dengan letak melintang.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    c). Penyakit Ibu

    Ada beberapa penyakit pada ibu yang menyebabkan perlunya

    dilakukan bedah caesar, misalnya diabetes dan hipertensi, hipertensi yang

    mempengaruhi sistem kardio vaskuler dan cenderung mempersempit atau

    menghalangi pembuluh darah. Jika pembuluh darah itu tidak

    mengantarkan darah secukupnya, maka bayi terancam stress sehingga

    persalinan dapat terangsang. Hipertensi juga mempengaruhi rahim dalam

    berkontraksi atau menimbulkan beban kerja persalinan aktif selama

    berjam-jam, sehingga mungkin diperlukan bedah Caaesar.

    Pada penderita diabetes yang tergantung pada insulin, maka

    kemungkinan yang terjadi adalah bayi yang terlalu besar atau aliran

    placenta yang lemah. Diabetes dapat menjadi indikasi harus dilakukannya

    bedah Caesar elektif ( direncanakan) pada minggu ke 37 untuk

    mencegah kehamilan sampai cukup bulan karena itu bisa menimbulkan

    risiko tidak memadainya placenta.

    d). Pre Eklampsia dan Eklampsia

    Pre eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang

    langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas.

    Setelah perdarahan dan infeksi, pre eklampsia dan eklampsia merupakan

    penyebab kematian maternal dan perinatal yang utama dalam kebidanan,

    karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenal dan

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    mengobati pre eklmpsia agar tidak berlanjut eklampsia, hal ini hanya bisa

    diketahui bila ibu hamil memeriksakan dirinya selama hamil.

    Pada kasus tertentu pre eklampsia dapat dikendalikan dengan

    beristirahat dan minum obat yang diberikan dokter, tetapi upaya ini dapat

    menimbulkan ancaman yang serius bagi ibu karena tekanan darah ibu bisa

    naik terlalu tinggi, bayi pun bisa terpengaruh karena suplai darah ke janin

    dapat berhenti.

    Pada pre eklampsia berat, bayi perlu dikeluarkan secepat mungkin,

    jika persalinan dapat diinduksi dengan aman dan tekanan darah dapat

    dikendalikan, persalinan pervaginam bisa dilakukan, namun pada kasus

    lain diperlukan bedah Caesar.

    e). Kehamilan Jamak

    Jika seorang ibu mengandung dua bayi atau lebih , maka untuk

    menjamin bahwa bayi-bayi tersebut dalam kondisi sebaik mungkin dengan

    trauma minimun maka sebaiknya ibu tersebut melakukan persalinan

    dengan operasi Caesar.

    Banyak bayi kembar dapat dilahirkan dengan persalinan biasa

    terutama bayi kembar dua, tetapi bedah Caesar mungkin diperlukan jika

    salah satu tersangkut atau dalam posisi yang sulit.

    f). Partus Lama

    Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam

    pada primi, lebih dari 18 jam pada multi. Harus pula kita bedakan dengan

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    partus tak maju-maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat

    yang tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya

    kepala dan putaran paksi selama 2 jam terakhir,

    Sebab-sebab terjadinya partus lama ini adalah multi kompleks dan

    tentu saja tergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan

    persalinan yang baik dan penatalaksanaanya, faktor-faktor penyebabnya

    adalah antara lain :

    1). Kelainan letak janin.

    2). Kelainan panggul.

    3). Kelainan his.

    4). Pimpinan partus yang salah

    5). Ketuban pecah dini.

    Keterlambatan penanganan penyulit persalinan dapat memperparah

    penyulit persalinan tersebut, keterlambatan penanganan ini dapat terjadi

    karena pasien terlambat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas

    yang lebih baik dan kemungkinan jarak yang jauh yang harus ditempuh

    oleh pasien tersebut.

    5. Riwayat Persalinan Caesar

    Pada tahun 1916 seorang ahli ginekologi dari Amerika, dr. Edward

    Cragin, untuk pertama kali melemparkan ungkapan,Sekali bedah caesar, selalu

    bedah caesar. Ungkapan ini dikeluarkan dengan pertimbangan yang di ambil

    pada waktu itu adalah keadaan rahim ibu, rahim ibu yang pernah mengalami

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    bedah caesar akan pecah selama persalinan berikutnya, bersamaan dengan

    jaringan luka perut yang relatif lemah. Oleh karena itu diperkirakan sangat

    berbahaya jika ibu tersebut menjalani persalinan berikutnya, (Duffet, 1986) dalam

    (Rahwan ,2004)

    Pada waktu itu irisan rahim klasik (seksio sesarea klasik) banyak

    digunakan, irisan ini agaknya lebih mudah pecah dibandingkan irisan melintang

    segmen bagian bawah rahim (seksio sesarea transperitonealis profunda) yang

    umum digunakan orang sekarang. Tapi walaupun demikian, pada kedua kasus

    tersebut infeksi luka pasca operasi dapat menyebabkan irisan anda tetap lemah

    sewaktu-waktu dapat pecah kembali.

    Tapi saat sekarang ini, tidak ada keraguan lagi bahwa kelahiran

    pervaginam setelah persalinan Caesar sering terbukti aman. Hal ini dibuktikan

    oleh beberapa peneliti seperti OSullivan dan kawan-kawan (1981), Meir dan

    Porreco (1982), Martin dan kawan-kawan (1983), dalam ( Rahwan,2004) namun

    perlu ditegaskan bahwa kelahiran pervaginam setelah persalinan Caesar hanya

    dipertimbangkan pada wanita yang mengalami seksio sesarea transperitonealis

    profunda.(Mac Donald, 1991) dalam (Rahwan,2004).

    Singkatnya, ada kemungkinan bahwa ibu yang telah melakukan persalinan

    Caesar mempunyai kesempatan melahirkan dengan normal apabila alasan bedah

    Caesar yang pernah dialami tidak muncul kembali dan kandungan ibu tidak

    terganggu serta normal.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    6. Antenatal Care

    Pelayanan antenatal adalah perawatan yang dilakukan terhadap ibu hamil

    dan diberikan sedini mungkin (segera setelah seorang wanita merasakan diri

    hamil), hingga menjelang persalinan. Hal ini merupakan salah satu upaya

    kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

    dan bayi dengan mengadakan pengawasan pada wanita hamil, untuk menyiapkan

    fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan bayi dalam kehamilan, persalinan

    dan masa nifas (Salmah at ell, 2006).

    Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan antenatal akan memungkinkan

    bidan dan ibu hamil menetapkan pola asuhan antenatal yang tepat. Waktu dan

    jumlah kunjungan akan bervariasi sesuai kebutuhan individu dan perubahan harus

    dibuat untuk mengelolahnya (Maryana,2006).

    Indikator Kesejahtraan Janin Meliputi,:

    1. Peningkatan berat badan ibu dalam kaitannya dengan peningkatan ukuran

    uterus yang kompatibel dengan usia gestasi janin

    2. Gerakan janin yang meningikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini

    dirasakan.

    3. Denyut jantung janin harus antara 110 sampai 160 denyut permenit selama

    auskultasi.

    Dengan mendapatkan informasi tentang gerakan janin terkini akan

    menenangkan ibu. Pola gerakan janin adalah tanda reliable tentang kesejahtraan

    janin; data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim. Ibu harus segera

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    menghubungi bidan atau rumah bersalin bila kriteria tersebut tidak

    terpenuhi.pengkajian dengan kardiografi (CTG) dapat dilakukan untuk melihat

    kesehatan janin dari waktu kewaktu. Selanjutnya, rencana dapat dibuat untuk

    asuhan tindak lanjut (Salmah at.ell.2006).

    7. Pendidikan Ibu

    Tujuan Pendidikan kesehatan diharapkan terjadi perubahan perilaku ibu

    dan keluarga tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, masa

    nifas, dan bayinya. Untuk mencapai tersebut dapat dilakukan strategi dengan

    pendekatan secara individual yaitu pada saat ibu datang ke fasilitas pelayanan

    kesehatan untuk pemeriksaan kehamilannya. Keberhasilan pendidikan kesehatan

    dapat secara efektif dan efisien jika jumlah kelompok ibu-ibu tidak melebihi dari

    10 orang (Salmah at ell, 2006)

    Dengan adanya diskriminasi terhadap wanita, sehingga masih banyak

    dijumpai kebiasaan di kalangan masyarakat yang berkaitan dengan adat istiadat

    budaya dan sistim sosial yang kurang memberikan kesempatan kepada perempuan

    untuk memperoleh pendidikan yang memadai. John E. Ronde (1984),

    mengemukakan bahwa makin tinggi taraf pendidikan wanita, makin rendah

    tingkat kematian bayi mereka.( Soedigdomarto H. M, 2002). Menurut para ahli,

    sala satu penyebab mengapa angka kematian perinatal di Daerah Istimewa

    Yogyakarta (DIY) yang paling rendah dibanding dengan daerah-daerah lain di

    Indonesia karena tingkat pendidikan kaum wanitanya yang relatif lebih tinggi (

    Soedigdomarto H. M, 2005).

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    Pendidikan ibu adalah jenjang formal yang pernah ditempuh ibu selama

    hidupnya, pendidikan yang diperoleh di sekolah secara teratur, sistematis,

    bertingkat dan mengikuti sarat-sarat yang jelas dan ketat dimulai dari Taman

    Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT).

    B. Kerangka Konsep

    Variabel Independen Variabel Dependen

    = Variabel yang diteliti

    = Variabel yang tidak diteliti

    Paritas ibu

    Penyulitan persalinan

    Umur

    Riwayat persalinan caesar

    Pendidikan Ibu

    Antenatal care

    Persalinan caesar

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    Uraian Kerangka Konsep Penelitian

    Persalinan Caesar merupakan salah satu jalan keluar bagi persalinan yang

    mengalami komplikasi dan persalinan normal sulit dilakukan. Pembedahan

    Caesar dilihat dari segi keamanannya sudah merupakan suatu tindakan yang

    semakin aman, tetapi muncul masalah baru yakni bahaya/komplikasi yang timbul

    pasca persalinan, dimana umumnya operasi Caesar yang dilakukan di negara

    berkembang seperti Indonesia, yaitu pada ibu-anak dengan keadaan gawat darurat

    (kasus yang datang kerumah sakit sebagai pertolongan terakhir), sehingga

    kemungkinan terjadinya infeksi pasca persalinan Caesar lebih tinggi. Oleh karena

    itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan peralinan caesar.

    Beberapa faktor diantaranya adalah umur ibu, pendidikan, paritas, perawatan

    antenatal, penyulitan persalinan, jarak kehamilan, tingkat sosial ekonomi,

    riwayat persalinan caesar dan pelayanan kesehatan.

    C. Hipotesis Penelitian

    1. Hipotesis Nol (Ho)

    a. Tidak ada hubungan umur ibu dengan kejadian Persalinan Caesar di Rumah

    Sakit ...... & Nelayan Bolaemo Tahun 2009.

    b. Tidak ada hubungan paritas ibu dengan kejadian Persalinan Caesar di Rumah

    Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    c. Tidak ada hubungan penyulit persalinan dengan kejadian Persalinan Caesar di

    Rumah Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    d. Tidak ada hubungan riwayat persalinan Caesar dengan kejadian persalinan

    Caesar di Rumah sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009

    e. Tidak ada hubungan antenatal care dengan kejadian Persalinan Caesar di

    Rumah Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    2. Hipotesis Alternatif (Ha)

    a. Ada hubungan umur ibu dengan kejadian Persalinan Caesar di Rumah Sakit

    ...... & Nelayan Bolaemo Tahun 2009.

    b. Ada hubungan paritas ibu dengan kejadian Persalinan Caesar di Rumah Sakit

    ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    c. Ada hubungan penyulit persalinan dengan kejadian Persalinan Caesar di

    Rumah Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    d. Ada hubungan riwayat persalinan Caesar dengan kejadian persalinan caesar

    di Rumah sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

    e. Ada hubungan antenatal care dengan kejadian Persalinan Caesar di Rumah

    Sakit ...... & Nelayan .......... Tahun 2009.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang akan digunakan adalah survei analitik dengan

    rancangan cross sectional study. Yaitu akan melihat hubungan beberapa faktor

    (independen variabel) dengan Persalinan caesar (dependen variabel) di Rumah

    Sakit umum daerah ...... dan Nelayan tahun 2010.

    B. Lokasi dan Waktu penelitian

    Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai bulan April s.d

    Mei 2010 di Rumah Sakit ...... dan Nelayan Kabupaten ..........

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melakukan persalinan

    dengan tindakan seksio Caesar di Rumah Sakit umum daerah ...... dan Nelayan

    .......... tahun 2010. Jumlah Populasi adalah sejumlah 154 orang.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

    dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel

    dilakukan dengan teknik Purpossive Sampiling, yaitu teknik pengambilan sampel

    berdasarkan pertimbangan peneliti dimana sampel diambil yaitu responden yang

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    memiliki data yang lengkap sesuai dengan criteria penelitian sehingga sampel yang

    diambil sejumlah 61 orang.

    D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

    1). Persalinan caesar

    Persalinan Caesar adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

    sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.

    Kriteria obyektif :

    Ada : Jika ibu mengalami persalinan Caesar

    Tidak ada : Jika ibu tidak mengalami persalinan Caesar

    2). Umur ibu

    Umur ibu pada penelitian ini adalah umur ibu ketika melahirkan yang

    dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir .

    Kriteria obyektif :

    Kurang : Bila umur ibu 35 tahun

    Baik : Bila umur ibu berkisar antara 20 35 tahun

    3). Paritas ibu

    Paritas ibu pada penelitian ini adalah jumlah persalinan yang pernah

    dialami ibu, baik bayi meninggal maupun masih hidup.

    Kriteria obyektif :

    Kurang : Bila paritas 1 atau >3

    Baik : Bila paritas 2 atau 3

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    4). Penyulit persalinan

    Penyulit persalinan pada penelitian ini adalah adanya

    kelainan/komplikasi baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya yang

    dapat menghambat kemajuan persalinan,.

    Kriteria obyektif :

    Ada Penyulit : Bila ditemukan penyulit persalinan .

    Tidak ada penyulit : Bila tidak ditemukan penyulit persalinan

    5). Riwayat persalinan Caesar

    Riwayat persalinan Caesar dalam penelitian ini adalah pernah tidaknya

    ibu mengalami persalinan Caesar sebelumnya.

    Kriteria obyektif :

    Kurang : Bila ibu pernah mengalami persalinan Caesar Sebelumnya

    dan jaraknya < 2 tahun dengan kehamilan sekarang.

    Baik : Bila ibu pernah mengalami persalinan caesar Sebelumnya

    dan jaraknya > 2 tahun dengan kehamilan sekarang atau tidak pernah.

    6). Antenatal care

    Antenatal care pada penelitian ini adalah jumlah pemeriksaan ibu

    selama hamil atau kunjungan ibu ke tempat pemeriksaan baik di tempat

    pelayanan kesehatan maupun di Dokter Praktek Swasta .

    Kriteria obyektif :

    Antenatal Care Kurang : Bila kunjungan Antenatal < 4 kali selama hamil

    Antenatal Care Baik : Bila Kunjungan Antenatal 4 kali atau lebih selama

    hamil.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

    1). Pengumpulan Data

    Setelah mendapat izin dari instansi, peneliti mengadakan pendekatan

    kepada responden untuk mendapatkan persetujuan responden sebagai sampel.

    Terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah

    responden bersedia lalu peneliti akan melakukan wawancara pada responden

    dan responden menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Setelah

    responden selesai menjawab semua pertanyaan maka akan diteliti

    kelengkapannya, bila belum lengkap responden diminta untuk melengkapinya

    kemudian di kumpulkan (Arikunto, 2006).

    2). Instrumen Penelitian.

    Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu

    metode. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yaitu suatu cara

    pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan daftar pertanyaan yang

    berupa formulir-formulir kepada semua objek untuk mendapatkan jawaban-

    jawaban, informasi dan sebagainya ( Notoatmodjo, 2002).

    F. Pengolahan Data, Penyajian dan Teknik Analisis Data

    1). Pengolahan Data.

    Data yang diperoleh diolah/input secara elektronik dengan fasilitas

    komputer, Program SPSS.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    G. Analisis Data.

    Hipotesis statistik (Ho) akan diuji dengan tingkat kemaknaan -= 0,05. Uji

    statistik yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

    hubungan antara variabel independen dan variabel dependenya dengan tabel 2 x 2

    digunakan Uji YateS Corrections dengan rumus, sebagai berikut :

    ))()(((

    222

    dcdbcabanbcadn

    X

    (Sugiono,2003.)

    Tabel I.4Hubungan Antara Variabel Penelitian

    VariabelIndependen

    Variabel Dependen JumlahKategori I Kategori I

    Kategori 1 a b a + b

    Kategori 2 c d c+d

    Jumlah a + c b + d n

    Interpretasi :

    Nilai Phi ( ) antara 0 1 dan klasifikasi keeratannya :

    0,00 0,25 = hubungannya lemah

    0,26 0,50 = hubungannya sedang

    0,51 0,75 = hubungannya kuat

    0,76 1,00 = hubungannya sangat kuat

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    DAFTAR PUSTAKA

    Inaku, Hartati,. 2008.Pedoman Penulisan Skripsi, FKM UNIVERSITASGORONTSALO.

    Salmah.et.al, 2006, Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.

    Dinkes Propinsi, 2008.Profil Dinas Kesehatan Propinsi ..........,...........

    Dinkes ..........,2008. Profil Dinas Kesehatan ...........

    RSUD ...... dan Nelayan,2008. Profil Rumah Sakit Umum ...... dan Nelayan Bolaemo

    Astina, I Made dan D.H. Tjajono, Berguru pada Jepang Tangani Kehamilan secaraAlami dan Bermartabat, (online), (http://ml.ryu.titech.ac.jp/~indonesia/e-gagas /kesehatan.htm , diakses 21 Nopember 2002),2001

    DEPKES RI, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2008

    Prawiroharjo,Sarwono, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternaldan Neonatal.Jakarta 2006.

    Dua Ibu Meninggal Setiap Jam Akibat Persalinan, (online), (http://www.glorianet.org/keluarga/aktual/aktuduai.html, diakses Desember 2009),

    Dudley, H. A. F, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress,1992

    Duffent, T, Smith, Persalinan Dengan Bedah Caesar, Jakarta : Arcan, 1985

    Husodo Lukito. Pemberdayaan dengan Laparatomi, dalam Wiknjosastro(ED), ilmuKebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka,1994 dalam Rahwan 2004.

    Hubli, Rangkaian Usaha-Usaha dalam Meningkatkan Operasi Caesar, Satumed/Com: Times Of India,1 Oktober 2007.

    Linus, Hubungan Tingkat Pendidikan, Perawatan Antenatal dan KomplikasiAntenatal dengan Kejadian Persalinan Caesar di RSB Siti Meriam KMUPtahun 1996-1997, Skripsi yang tidak diterbitkan. Ujung Pandang,FKMUNHAS 1997.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    Mac Donald, P, Gant, Obstetri Williams, Surabaya: Airlagga University Press, 1991.

    Megadhana, S, Kematian Perinatal di RSUP dr. Kariadi Semarang-, MajalahObstetri & Ginekologi indonesia, Vol.21 No. 1 Januari 2007.

    Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri , Jakarta : EGC, 1990.

    ------------Sinopsis Obstetri II, Jakarta : EGC, 1995.

    Musbir, Wastidar, Keterampilan Bidan Turunkan Resiko Kematian Ibu Melahirkan;astaga/ com. Kamis 24 agustus 2006.

    Notoatmodjo, S, Metode Penelitian Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta, 2002.

    Obstetri Patologi, Bandung : Elstar Offset Bandung, 1981.

    Rei, N.K, kesehatan Ibu dan Keselamatan Bayi Baru Lahir, Perjuangan Yang TakPernah Usai, Medika No.4 Thn.XX, September 2004.

    Risiko Ibu Lebih Besar setelah Operasi Caesar . Yahoo ! com, Rabu 17 Mei 2009.

    Seno Adji, J.M., Operasi Caesar, Amankah?, (Online),(http://wwwKompas.com/kompas -cetak/1207/IPTEK/kons22.htm, diakses21 Nopember 2009),2009.

    Singarimbun, Masri . Kelangsungan Hidup Anak, Yokyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.1988

    Sugiyono, Statistik Non Parametris Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung, 2002

    Wibowo. Adik,Safe Motherhood, Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatanvol. 1 2003.

    Wiknjosastro, hanifa. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 1994

    Wirakusuma, Firman , F,evaluasi risiko seksio caesar : suatu studi di dua rumahsakit, Rumah Sakit Pendidikan Hasan Sadikin Bandung dan Rumah SakitPendidikan Leiden. Majalah Kedokteran Bandung, Vol.26, No. 2 2004,

    -------------Persalinan Caesar suatu Tinjauan Global , Majalah KedokteranIndonesia, Vol 44, No.7 juli 2004.

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    KUESIONERFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA

    PERSALINAN CAESAR DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...... DANNELAYAN .......... TAHUN 2009

    No Kuesioner :Tanggal Pengambilan Data :

    Identitas Responden

    a. No responden :

    b. Nama responden :

    c. Umur :

    d. Jumlah anak :

    e. Pendidikan :

    f. Pekerjaan :

    A. Penyulit Persalinan.

    1. Apakah ada kelainan atau komplikasi pada persalinan yang yang

    lalu ?

    a. Ya

    b. Tidak

    2. Apakah posisi kepala bayi berada di bawah ?

    a. Ya

    b. Tidak

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    3. Apakah ibu mengalami perdarahan sebelum waktunya

    melahirkan?

    a. Ya

    b. Tidak

    4. Apakah pada persalinan yang lalu ibu mempunyai riwayat

    penyakit yang berat seperti darah tinggi, jantung, penyakit gula,

    atau mengalami kejang ?

    a. Ya

    b. Tidak

    5. Apakah pada persalinan yang lalu ibu mengalami hambatan dalam

    persalinan berupa persalinan tidak maju ?

    a. Ya

    b. Tidak

    B. Riwayat persalinan Caesar

    1. Apakah pada persalinan lalu ibu dilakukan tindakan operasi ?

    a. Ya

    b. Tidak

    2. Apakah jarak persalinan yang lalu dengan persalinan sekarang < 2

    tahun ?

    a. Ya

    b. Tidak

  • http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com

    http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com

    C. Antenatal Care

    1. Apakah pada kehamilan lalu ibu melakukan pemeriksaan

    kehamilan ?

    a. Ya

    b. Tidak

    2. Apakah ibu melakukan pemeriksaan kehamilan sejak ibu

    mengetahui kehamilan ibu ?

    a. Ya

    b. Tidak

    3. Apakah selama hamil ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 4

    kali ?

    a. Ya

    b. Tidak

    4. Apakah bidan menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan ibu ?

    a. Ya

    b. Tidak

    5. Apakah ibu dianjurkan untuk memeriksakan kembali kehamilan

    ibu ?

    a. Ya

    b. Tidak.