KTI Biogas

48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang – undang No.5 tahun 2006 tentang kebijakan Energi Nasional mengamanatkan pemanfaatan energy terbarukan sebesar lebih dari 5% dari energi nasional. Pemerintah dalam hal ini adalah menteri energy dan sumber daya mineral dapat memberikan kemudahan dan insentif kepada pelaksana Sumber Energi terbarukan tersebut. Keputusan menteri Energi dan Sumber daya mineral nomor 0002 tahun 2004 tentang kebijakan pengembangan energy terbarukan dan konservasi energy menjelaskan peluang optimasi pemanfaatan sumber energy terbarukan. Sebagai salah satu potensi energy berlimpah yang belum dimanfaatkan adalah energy angin. Energy angin akan sangat bernilai pada lokasi minim sumber energy primer atau tiada deposit energy mineral fosil. Sebagimana diketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berada di daerah yang kaya energy angin seperti salah satu daerah di Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten Parigi khususnya Kecamatan Moutong, Desa Aedan raya

description

Karya Tulis Ilmiah KKN Universitas Tadulako angkatan 70 Desa Aedan Raya - Palu Sulawesi Tengah

Transcript of KTI Biogas

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Latar BelakangUndang undang No.5 tahun 2006 tentang kebijakan Energi Nasional mengamanatkan pemanfaatan energy terbarukan sebesar lebih dari 5% dari energi nasional. Pemerintah dalam hal ini adalah menteri energy dan sumber daya mineral dapat memberikan kemudahan dan insentif kepada pelaksana Sumber Energi terbarukan tersebut. Keputusan menteri Energi dan Sumber daya mineral nomor 0002 tahun 2004 tentang kebijakan pengembangan energy terbarukan dan konservasi energy menjelaskan peluang optimasi pemanfaatan sumber energy terbarukan. Sebagai salah satu potensi energy berlimpah yang belum dimanfaatkan adalah energy angin. Energy angin akan sangat bernilai pada lokasi minim sumber energy primer atau tiada deposit energy mineral fosil. Sebagimana diketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berada di daerah yang kaya energy angin seperti salah satu daerah di Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten Parigi khususnya Kecamatan Moutong, Desa Aedan raya

Aedan Raya sebagai salah satu Desa yang potensial. Keberadaannya di kecamatan Moutong memiliki banyak potensi dan aset yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan. Potensi dan aset yang dimaksud adalah sumber daya, baik alam maupun sumber daya manusianya. Dalam rangka membangun daerah dan masyarakat desa Aedan Raya, dibutuhkan kerja sama antara semua pihak yang memiliki tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.

Universitas Tadulako sebagai salah satu perguruan tinggi yang memprogramkan KKN Profesi Integral Tematik POSDAYA kedalam intra kurikuler. Program intra kurikuler tersebut diimplementasikan dalam bentuk terjun kelapangan atau ke masyarakat khususnya kelurahan / desa. Hal ini merupakan wujud nyata dari tanggung jawab dan komitmen akademik Universitas Tadulako yang bersumber dari nilai-nilai yang ada pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai program regular yang hampir semua lembaga pendidikan tinggi mewajibkan mahasiswa untuk memilih sebagai bagian dari syarat untuk mencapai kebulatan studinya telah banyak mendatangkan pengaruh positif terhadap visi, misi dan tujuan pembangunan dalam arti yang luas.

Pengaruh nyata yang dapat dilihat sebagai indikasi positif dari kegiatan KKN adalah pembangunan fisik menjadi lebih baik, pemberdayaan masyarakat menjadi prioritas sehingga tujuan daripada pembangunan dapat tercapai melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Didasari bersama bahwa Program Kuliah Kerja Nyata bukan sebagai faktor kunci dari alat pencapaian tujuan tersebut, namun kondisi real dimasyarakat membuktikan bahwa Program Kuliah Kerja Nyata masih Urgensif peranannya dalam membangun masyarakat dan daerah untuk menjadi lebih baik.

Desa Aedan Raya dikelilingi oleh pegunungan dan sungai. Lingkungan kelurahan masih hijau dan asri dengan jalan yang cukup baik. Tidak ada sawah di Desa ini, yang terlihat hanyalah kebun dan sungai, terutama yang mendominasi adalah kebun kelapa. Selain itu banyak dibudidayakan tanaman lainnya seperti jagung, pisang dan komoditas sayuran lain. Banyaknya kebun di kelurahan ini lebih disebabkan suhu dingin dan udara sejuk yang sangat mendukung untuk bertanam sayuran.

Lingkungan kelurahan masih terasa asri. Dikelurahan ini juga banyak ditemukan hewan ternak yang berkeliaran di sekitar rumah warga karena sebagian masyarakat berternak Sapi, disamping ada yang berternak hewan lain.

Potensi ternak di Desa Aedan raya sangat melimpah. Mayoritas bibit ternak sapi yang dibudidayakan atau dipelihara masyarakat, adalah sapi potong dan sapi yang digunakan sebagai sapi pekerja untuk nantinya akan digunakan menarik gerobak pengangkut. Meskipun seperti itu, masih ada masyarakat yang berternak kambing, ayam, dll.

Kebersihan lingkungan di Kelurahan Sayo masih dilihat kurang. Rutinitas penduduk pergi ke kebun pada pagi hari dan pulang pada sore hari, ini menjadi salah satu faktor penyebab terabaikannya kebersihan lingkungan. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.

1.2 . Rumusan Permasalahan

Dari observasi yang dilakukan selama 1 minggu maka ditemukan permasalahan yang ada di Desa Aedan Raya yaitu :

Banyaknya ternak sapi yang tersebar di empat dusun Desa Aedan raya . Membuat limbah kotoran ternak ini berserakan dimana-mana, ditambah lagi ternak sapi yang tidak dikandangkan dan hanya berkeliaran di jalan membuat Lingkungan di Desa menjadi kotor, tidak rapi dan dapat menjadi sumber penyakitDari permasalahan tersebut di buatlah program kerja berupa sosialisasi pemanfaatan limbah ternak sapi sebagai menjadi karya teknologi tepat guna biogas dimana pada pemanfaatannya, biogas sebagai sumber energi alternatif dan terbarukan ini bisa dijadikan sebagai pembangkit listrik sederhana.

1.3 Tujuan Dan Manfaat1. Tujuan Kegiatan

Adapun yang ingin di capai dalam kegiatan ini yaitu:

Memberikan pemahaman kepada Masyarakat tentang pemanfaatan limbah ternak Mampu merencanakan dan membuat desain pembangkit listrik sederhana tenaga biogas Untuk menanggulangi bahaya pencemaran limbah ternak sapi. Diharapkan dengan adanya sosialisasi tentang perencanaan pompa air menggunakan kincir angin ini bisa memberikan pemahaman dan kreatifitas masyarakat dalam mengolah limbah ternak sapi di Desa.2. Manfaat Kegiatan

Agar Dapat membantu memenuhi kebutuhan energi untuk masyarakat terutama didaerah pedesaan untuk pemberdayaan teknologi tepat guna.

Pengembangan teknologi tepat guna.Sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan program KKN-PI Tematik POSDAYA Universitas Tadulako. Melalui program-program kerja yang dilakukan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat dalam pengembangan desa, kecamatan, kabupaten mapun propinsi.

BAB II

TINJAUAN TORITIS

2.1Limbah ternak sapi, pencemaran dan pemanfaatannya.

Limbah peternakan merupakan bahan organik yang sering tertumpuk dan dapat menjadi polusi bau, mencemari lingkungan jika tidak diolah lebih lanjut bisa menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Seiring dengan perkembangan pembangunan pertanian sejak tahun 1981 pemerintah melalui Departemen pertanian sudah meluncurkan bantuan paket paket biogas skala rumah tangga kepada peternak sapi perah dengan biogas bantuan presiden, namun dengan belum diimbangi dengan bimbingan tehnis yang intensif sehingga nilai manfaat biogas kurang optimal dan banyak yang dibongkar.

Padahal dengan ukuran skala rumah tangga itu secara ekonomis bisa digunakan selama 30 tahun. Persedian bahan bakar minyak sebagai energi pembangunan semakin tahun produksi semakin menurun, begitupun harganya cenderung semakin meningkat, untuk itu pengembangan sumber energi alternatif yang berasal dari kotoran/ limbah ternak bisa sebagai penghasil bahan bakar (gas methan) dan dapat memperoleh pupuk organik untuk meningkatkan mutu dan kelestarian lingkungan yang segar dan sehat oleh hijaunya tanaman, agar tetap terpelihara ekosistem pada wilayah tersebut secara baik. Untuk mengatisipasi hal tersebut bisa dirancang pengolahan limbah ternak untuk biogas yang merupakan media fermentasi biologi yang praktis dan dapat mencegah adanya polusi bau dan pencemaran lingkungan.

Untuk percepatan laju perkembangan teknologi biogas perlu adanya kerja sama antara pemerintah, swasta dan stake holder dalam memasyarakatkan biogas dan melakukan bimbingan tehnis pada pengguna biogas serta peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, work shop atau magang, bisa dilakukan di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, untuk para stake holder dalam pengembangan biogas dan pupuk organik. Adapun penggunaan gas bio ini pengembangannya tidak hanya sebagai kompor dan lampu juga sebagai bahan bakar mesin dan pengbakit listrik. Menurut Mathur Riady (2006), Produksi kotoran ternak per hari pada tahun 2006 di Indonesia sekitar 314.161,260 ton, dan campuran bahan biogas 737.590,316 ton, adapun potensi penggunaan gasbio untuk pemenuhan kompor/masak sekitar 147.518 m3 (keluarga tani). Disamping menghasilkan gasbio, limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk lahan pertanian,

2.2 Pengertian Biogas

Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok untuk sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makaan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal inimemungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini dihasilkan dalam proses yang disebut pencernaan anaerob, merupakan gas campuran metan (CH4) , karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem pencernaannya, bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk proses mencerna selulosa. Biomassa yang mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan pangan cocok digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas.Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena menumpuknya limbah peternakan. Polutan yang dihasilkan dari dekomposisi kotoran ternak yaitu BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemichal Oxygen Demand), bakteri patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. Di banyak negara berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan sebagai bahan bakar. Hal inilah yang menjadi perhatian karena emisi metan dan karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca dan mempengaruhi perubahan iklim global.Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile solid,nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 1.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain

1 m3 Biogas0.46 Kg LPG

0.62 liter Minyak tanah

3.5 Kg Kayu bakar

Sumber : Departemen Petanian (2009) 2.3 Biogas sebagai sumber energi alternatif

Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah, kandungan unsur hara pupuk organik, kandungan tinja manusia anatara 5 7 % N, 3 6 % P2O5, 1,00 - 2,50 % K2O, sedangkan kemih manusia terdapat kandunag hara antara 15,00 - 19,00 % N, 2,50 - 5,00 % P2O5, 3,00 - 2,50 K2O.

Biogas adalah energi yang dapat diperbarui ( renewable ). Dengan adanya teknologi biogas ini diharapkan dapat mengurngai tergantungan terhadap bahan kabar fosil, meningkatan sumber daya manusia, melestarikan alam, dapat mendapatkan suatu profit untuk daerah pengembangan. Beberapa keuntungan dari biogas :Biogas yang dihasilkan dalam 1 M3 setara dengan 0,4 kg minyak diesel, 0,8 liter bensin, 3,5 kayu bakar.

Dengan 1 M3 biogas dapat menghasilkan 1,25 Kwh, dan menjalankan mesin 1 PK selama 2 jam.

Setara dengan Elpiji 0,46 kg

Minyak tanah 0,62 liter

Minyak solar 0,52 liter

Biogas memberikan substitusi atau pengganti dari bahan bakar fosil untuk penerangan, kelistrikan, memasak dan pemanasan. Methana (CH4) yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan CO2. Pembakaran Methana pada Biogas mengubahnya menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah Methana di udara. Dengan lestarinya hutan, maka akan menyebabkan CO2 yang ada di udara akan diserap oleh hutan yang menghasilkan Oksigen yang melawan efek rumah kaca, kotoran dari biomass juga juga menghasilkan bakteri yang bersifat pathogen mengakibatkan racun terhadap lingkungan ataupun manusia.

Manfaat biogas dalam bidang ekonomi, masyarakat keluarga-keluarga yang menggunakan biogas sudah tidak membutuhkan pembelian bahan bakar karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran ternak yang dipeliharanya. Bagi mereka yang biasanya mencari/memotong kayu bakar di hutan kini waktunya bisa dipergunakan untuk kegiatan yang memberikan nilai tambah ekonomis, dengan pekerjaan sambilan yang lain. Kotoran manusia menjadi sangat berharga, lingkungan menjadi bersih dan kesehatan menjadi lebih baik, Keluarga petani yang biasanya menggunakan pupuk kimia untuk menanam, kini bisa menghemat biaya produksi pertaniannya karena sudah tersedia pupuk organic dalam jumlah yang memadai dan kualitas pupuk yang lebih baik. Dalam skala industri dapat meningkatankan ( PAD ) pendapatan asli daerah dengan membayar retribusi ke daerah, menekan subsidi negara terhadap kesedian bahan bakar yang mencapai nilai trilyunan. Tidak kalah pentingnya energi adalah salah satu factor dari ketahanan nasional selain pangan, krisis bahan bakar motor yang terjadi dimana mana dapat terkurangi dengan adanya transportasi yang berbahan bakar gas.

Untuk kebutuhan listrik yang sedang terjadi pemadapan bergilir sekarang dapat ditekan dengan mengbangun PLTU ( pemasangan generator sklala UKM ) untuk masyarakat disekitar pengembangan. Bahan bakar untuk memasak yang biasanya di pedesaan memakai bahan bakar kayu diambil dari hutan berakibat kerusakan hutan dimana - mana, bencana longsor dan banjir tidak bisa kita hindari lagi, sedangkan masyarakat di pingiran kota maupun di pusat kota sekalipun kini dapat mengunakan bahan bakar altenatif dalam memasak untuk kebutuhan keluarga masing - masingAspek Sosial - Kultural penerapan teknologi biogas. Menerapkan teknologi baru kepada masyarakat desa merupakan suatu tantangan tersendiri akibat rendahnya latar belakang pendidikan, pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki. Terlebih lagi pada penerapan teknologi biogas, bahwa kotoran yang mereka anggap menjijikan sekarang beruba menjadi api dan sebagai sumber energi. Masyarakat dapat belajar penerapan teknologi secara langsung, mengubah pemikiran terhadap pentingannya teknologi dalam kehidupan sehari hari, Dalam skala besar ( industri ) memberi peluang pekerjaan bagi masyarakat pedesaan yang melakukan teknologi biogas. Meningkatkan ekonomi dengan memberikan gaji perbulan bagi pekerja, selanjutnya masyarakat pedesaan tidak lagi perpikir untuk pergi ke kota dengan maksud mencari pekerjaan, menekan peningkatan urbanisasi yang menjadi masalah bersaBAB III

GAMBARAN UMUM DAN LOKASI KKN2.1 Sejarah Singkat Desa Aedan Raya

Aedan Raya pada awalnya adalah sebuah dusun yang merupakan bagian dari wilayah desa Gio kecamatan Moutong. Namun pada tahun 2007 Aedan Raya telah berubah status dari dusun tersebut, menjadi desa devenitf bagian wilayah kecematan Moutong.

Nama Aedan diambil dari nama rumput sejenis jerami yang lazim disebut rumput rusa oleh masyarakat setempat. Karena rumput ini dahulunya merupakan habitat atau tempat berkumpul hewan rusa untuk makan saat berkembang biak.

Namun ada pendapat lain mengatakan bahwa Aedan itu, merupakan singkatan dari dua kata yakni Air danau, tentunya dengan kondisi alamnya banyak berawah yang merupakan kumpulan dari air danau tropis yang ada diwilayah desa tersebut.

Dalam musyawarah pemekaran desa banyak usulan mengenai nama desa ini, tetapi ada satu kesimpulan bahwa desa persiapan ini tetap di berinama Desa Aedan dengan tambahan Raya dibelakangnya. Karena aedan sealin wilayahnya sangat luas penduduknya juga hidup terpisah-pisah yakni, aedan pantai, aedan tengah, dan aedan atas.

Jadi aedan raya adalah merupakan cita-cita masyrakat menjadi satu kesatuan masyarakat yang utuh, hidup rukun dan damai dalam simpul masyarakat desa aedan raya yang harmonis.

Gambar 2.1. Peta Desa Aedan Raya (Sumber Kantor Desa Aedan Raya Tahun 2015)

Tabel 2.1. Berikut Nama - Nama Kepala Desa Aedan Raya

NoPeriodeNama Kepala Desa

12007-2008ACIN SALEH

22009-2015APRIN RANUDONDO

2.1.1. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

a. Pemerintah Desa

Kepala Desa

:Aprin Ranudondo

Sekretaris Desa

:Wartomo A. Tjamuka

Kaur Pemerintahan:Jubair Rasyid

Kaur Pembangunan:Sumiati

Kaur Umum

:Musda Mulia

Kaur Kesra

:Istanil Makmun

Kaur Keuangan

:Hariyati Y. Usman

Kadus I

:Rasyid Abur

Kadus II

:Yusrin Usman

Kadus III

:Ahrin Lembah

Kadus IV

: Ihwan Djela

b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Ketua

:Ilyas Wado

Wakil Ketua:Mansyur Pairai

Sekertaris:Edison Yahya

Anggota

:Suharto

Anggota

:Nuni

2.2 Keadaan Geografis

Letak

Luas Desa Kelurahan

Batas Wilayah

- Sebelah Utara : Buol/Toli-toli

- Sebelah Selatan : Teluk Tomini

- Sebelah Barat : Desa Gio, Pande, Pande Lalap. Tulpen

- Sebelah Timur : Desa Mbelang-Mbelang

Iklim

Wilayah Desa Aedan raya yang merupakan dataran tinggi yang terletak diantara perbukitan dan pesisir pantai, sehingga menyebabkan pergantian musim yang selalu tidak menentu, akan tetapi secara umum iklim diwilayah ini terdiri dari 2 musim, yaitu : musim hujan dan kemarau. Jika pada musim hujan angin laut bertiup kencang di pemukiman masyarakat dan dalam keadaan normal curah hujan tetap terjadi setiap tahunnya, yakni 6 bulan per tahun sedangkan iklim rata-rata 30-32oC, arah angin yang bertiup pada umumnya adalah angin laut, yang datang dari arah selatan ke utara.

Peggunaan Tanah

Dari luas seluruh wilayah Desa aedan raya mencapai kurang lebih 114,49 Ha. Penggunaan lahan yang dilakukan penduduk Desa terdiri dari kawasan pemukiman dan sebagian besar lahannya digunakan sebagai daerah perkebunan. Dan dari sisa lahan yang dimanfaatkan tampak pula sebagian kecil difungsikan sebagai tempat budidaya ikan air asin (empang).Potensi sumber daya alam Desa Aedan RayaPerkebunan

A.1 Pemilikan lahan perkebunan

Jumlah keluarga yang memiliki Lahan perkebunan

: 390 KK

Tidak memiliki

: 103 KK

Memiliki kurang dari 1 Ha

: 55 KK

Memiliki 1 - 5 Ha

: 228 KK

Memiliki 5 - 10 Ha

: 4 KK

B. Peternakan

A.2 Tabel 2.2 Kepemilikan ternak

Jenis TernakJumlah PemilikPerkiraan Jumlah Populasi

Sapi102 Orang193 Ekor

Kambing10 Orang24 Ekor

Ayam kampung36 Orang375 Ekor

Bebek10 Orang40 Ekor

Angsa3 Orang6 Ekor

Ayam broiler55 Orang110 Ekor

2.3 Keadaan Demografis

Keadaan Demografis Desa Aedan Raya hingga tahun 2015 memiliki jumlah penduduk kurang lebih 1367 jiwa yang terdiri dari 420 kk, jumlah yang masing-masing tersebar di 4 (empat) dusun, dengan jumlah masing-masing dusun adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2. Jumlah Data Penduduk Desa Aedan Raya

NoData PendudukJumlahKeterangan

1

23

4Jumlah Laki-laki

Jumlah perempuan

Jumlah Kepala Keluarga

Kepadatan Penduduk700 Orang

667 Orang

420 kk

200 jiwa/km

Jumlah1.367 Orang

Sumber : Hasil pendataan mahasiswa KKN angkatan 70 tahun 2015

2.4 Kondisi Sosial Budaya dan EkonomiPekerjaan dan Agama

Mata pencarian utama penduduk Desa aedan raya yaitu petani kelapa, peternak, nelayan dan buruh. Dapat dilihat bahwa keberadapan masyarakat penduduk Desa aedan raya masih tergolong Desa Tertinggal. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduknya masih bergantung pada hasil empang dan kebun kelapa. itupun tidak setiap tahun masyarakat bisa menikmati hasil panen dari tanaman kelapa tersebut karena musim panennya tidak menentu.Mata pencarian masyarakat diantaranya yaitu dibidang pertanian, masyarakat Deda aedan raya hanya membudidayakan ikan air asin, sedangkan untuk makanan pokok seperti beras tidak terdapat di Desa aedan raya. Kondisi nelayan pun masih menggunakan peralatan sederhana sehingga hasil yang diperoleh para nelayan sangat terbatas. Dalam memenuhi kebutuhan makanan pokok masyarak di Desa aedan raya, itupun harus membeli di desa tetangga atau berbelanja ke kecamatan yaitu Moutong karena di Desa aedan raya sendiri tidak terdapat pasar tradisional yang menjual kebutuhan pokok.

Ditinjau dari segi mata pencaharian penduduknya dan penghasilan yang tidak menentu dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Desa aedan raya belumlah merata.

Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan yang ada di Desa aedan raya terdiri dari bangunan Paud 1 unit dengan jumlah murid sekitar 34 orang dengan jumlah guru 3 orang, SD 1 buah dengan jumlah murid sekitar 177 orang dan jumlah Guru 12 orang, SMK (SMK Kesehatan) 1 unit yang baru mempunyai 2 ruang kelasdengan jumlah murid sekitar 17 orang, dengan 2 orang tenaga pengajar.

Lembaga Kemasyarakatan

Lembaga Kemasyarakatan di Desa aedan raya antara lain, Lembaga lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) 1 dengan jumlah 3 orang, organisasi perempuan (TP-PKK) 1 dengan jumlah 20 orang, organisasi kepemudaan (Karang Taruna) 1 dengan jumlah anggota 10 orang.

Adat Istiadat

Adat istiadat pada penduduk Desa aedan raya yang merupakan mayoritas suku Tialo, gorontalo, Bugis, kaili dan sanger. dapat dirasakan dengan adanya bahasa persatuan yang dugunakan yaitu menggunakan bahasa Tialo, sehingga tampak jelas bahwa adat istiadat Tialo lebih terasa didesa aedan raya. dengan adanya perbedaan suku dan budaya sehingga aspek adat istiadat yang dirasakan mulai mengalami perubahan seperti adat istiadat upacara daur hidup menyangkut upacara kelahiran sampai upacara kematian. Meskipun dalam proses asimilasi dan penyesuaian kebudayaan serta adat istiadat dalam masyarakat penduduk Desa aedan raya memberikan dampak yang positif.

Prasarana Pemerintah

Balai Desa 1 unit

Mesin Ketik1 unit

Computer 1 unit

Jumlah Meja6 unit

Jumlah Kursi60 unit

Jumlah lemari 2 unit

Prasarana Kesehatan

Puskesmas pembantu 1 unit

Posyandu 1 unit

Pelayanan KB 1 unit

Bidang PKK

Bidang PKK tidak kalah pentingnya dengan bidang-bidang yang lainnya dimana gerakan PKK dilaksanakan di Desa aedan raya sangatlah menunjang di dalam pembentukan sumber daya manusia bagi ibu-ibu dalam peningkatan perekonomian keluarga yang menuju kesejahteraan dimana para pembina TP.PKK kecamatan beserta jajarannya tidak henti-hentinya memberikan arahan guna terciptanya manusia-manusia yang terampil khususnya ibu-ibu PKK di Desa aedan raya. Adapun struktur TP-PKK yang ada di desa aedan raya :

\

Ketua : Nelpin

Wakil Ketua

: Fatmawati

Sekretaris

: -

Bendahara

: Nuryam

Pokja I : Erlin

Pokja II : Suldia

Pokja III : -

Pokja IV : -

Lembaga Ekonomi

Kesadaran para kelompok ibu-ibu akan pentingnya usaha simpan pinjam membuat mereka membentuk kelompok kecil yaitu Arisan ibu-ibu, dengan adanya kelompok tersebut dapat menjadikan perekonomian keluarga menjadi stabil. Hal itu dapat dilihat dengan semakin banyaknya ibu-ibu yang bergabung menjadi anggota.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Metode dasar penelitian

Strategi dan pendekatan yang digunakan adalah suatu pengkajian yang mengikut sertakan masyarakat untuk memberdayakan masyarakat dalam menganalisis dan mengembangkan berbagai pengetahuan tentang kehidupan penduduk setempat, sumber daya yang ada, untuk berencana dan bertindak dengan lebih baik. Beberapa teknik-teknik serta metode metode pendekatan PRA (Participatory Rural Appraisal) yang telah diberikan seperti :

Pemetaan

Yang dimaksud dengan teknik pemetaan adalah melibatkan masyarakat dalam pembuatan peta desa secara aktif. Melalui penggunaan teknik ini, diharapkan agar kita dapat menemukan masalah-masalah yang ada di tengah masyarakat tanpa harus ketempat permasalahan secara langsung.

Diagram Venn

Teknik diagram venn dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan nyata tentang eksistensi dan kedekatan lembaga-lembaga serta fasilitas-fasilitas umum yang ada di desa yang kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masyarakat desa.

Adapun daripada teknik-teknik di atas sedikit banyaknya telah membantu dalam mendapatkan permasalahan dalam skala prioritas serta berbagai pemecahannya. Selanjutnya, data-data yang diperoleh serta fasilitas-fasilitas umum yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat desa.

Adapun daripada tehnik PRA (Participatory Rural Appraisal) di atas dapat menghimpun berbagai masalah berupa data primer dan data sekunder. Dimana data primer tersebut dapat diperoleh dari masyarakat yang memberikan informasi secara langsung, sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari lembaga-lembaga yang dirasakan oleh masyarakat dengan tujuan :

Menjadikan warga masyarakat sebagai subyek, bukan obyek pembangunan;

Pengembangan kemampuan masyarakat dalam masyarakat sebagai pemikir,perencanaan, pelaksanaan program pembangunan.

Ada beberapa strategi pendekatan yang diambil, antara lain :

a. Sosial Kemasyarakatan

Pendekatan secara persuasif merupakan strategi pendekatan ke masyarakat yang paling mudah dilakukan bagi seseorang maupun kelompok untuk mendapatkan informasi-informasi penting tentang daerah atau lingkungan yang baru dimasuki, serta untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat daerah tersebut.

Strategi pendekatan ini dilakukan dialog secara langsung dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan aparat desa serta masyarakat Desa Galumpang pada umumnya

Koordinasi dengan Aparat Desa

Strategi pendekatan ini kami lakukan untuk mendapatkan dukungan serta garis komando ke masyarakat desa.

4.2. Lokasi dan sampel Penelitian

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di perairan Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat. Lokasi penelitian berjarak 330 km dari Kota Palu. Secara kependudukan desa, Desa Aedan raya adalah wilayah di Kecamatan Moutong yang didalamnya terdapat 20 Desa. Secaa geografis, lokasi penelitian berada di tengah-tengah antara lereng gunung dan pesisir pantai. Penelitian ini dilakukan selama 1 (satu) bulan, dimulai dari 7 (tujuh) hari observasi pada bulan februari 2015 sampai pada pelaksanaan sosialisasi. Beberapa pengambilan data juga dilakukan di luar jadwal tersebut.

B. Sampel Penelitian

Permasalahan limbah ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan di Desa Adan raya adalah mengambil sampil tinja sapi dan menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar gasbio. Kotoran ternak ruminansia sangat baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Ternak ruminansia mempunyai sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem pencernaannya yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput atau hijauan berserat tinggi. Oleh karena itu pada tinja ternak ruminansia, khususnya sapi mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tinja sapi mengandung 22.59% sellulosa, 18.32% hemi-sellulosa, 10.20% lignin, 34.72% total karbon organik, 1.26% total nitrogen, 27.56:1 ratio C:N, 0.73% P, dan 0.68% K .BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Biogas sebagai pembangkit listrik sederhana

Sistem Pembangkit Listrik sederhana tenaga Biogas terdiri atas reaktor biogas yang terintegrasi dengan kandang dan alat pembangkit tenaga listrik yang dapat dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar biogas maupun bahan bakar konvensional (sistem hybrid). Reaktor biogas sederhana yang tidak sulit perawatannya dibangun terintegrasi dengan kandang, sehingga kotoran sapi bisa digelontor langsung dari kandang dan tidak menambah pekerjaan baru bagi pemilik sapi. Sistem integrasi dirancang sedemikian rupa sehingga mempermudah proses pembuangan kotoran sapinya. Kotoran sapi yang biasanya dibuang, dapat dikonversi menjadi biogas yang akan menjadi sumber energi yang mampu menerangi satu perkampungan kecil.

Semua peralatan dibuat sesederhana mungkin dan disertai dengan pelatihan dan pendampingan sampai masyarakat memahami betul cara kerjanya. Tanpa ada segala sesuatu yang disembunyikan, maka diharapkan masyarakat nanti pada saatnya bisa menduplikasinya sendiri di wilayah sekitarnya. Dengan demikian PLTB bisa berkembang dengan sendirinya dengan swadaya masyarakat. Tentunya ini memperingan kerja dari PLN terutama di daerah yang infrastrukturnya kurang memadai.

Reaktor biogas yang dibuat terintegrasi dengan kandang membuat ternak sapi pada kampung akan terkonsentrasi di 1 tempat, sehingga tidak lagi ada lingkungan kurang sehat karena memelihara sapi dimana kandangnya dijadikan satu dengan rumah seperti yang biasa kita lihat selama ini. Kotoran sapinya pun langsung masuk ke dalam reaktor dan akan terdegradasi di dalamnya, sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, baik bau, lalat, dan resiko penyakit dan kesehatan lainnya.

Generator yang dipakai untuk membangkitkan tenaga listriknya merupakan modifikasi generator berbahan bakar bensin yang banyak beredar di pasaran, sehingga sama sekali tidak membutuhkan suku cadang khusus maupun ketrampilan khusus dalam pemeliharaannya. Biasanya digunakan mesin bensin kompatible dengan merek terkenal dari Jepang yang sudah banyak beredar di masyarakat. Bahkan di daerah yang terpencil sekalipun, tidak terlalu sulit membeli suku cadangnya. Generator ini telah dimodifikasi sedemikian rupa supaya bisa beroperasi dengan dua macam bahan bakar, yaitu bensin premium dan biogas, supaya jika nantinya bisa dioperasikan baik dengan bensin, biogas, maupun campuran keduanya. Pemeliharaannya pun mudah, sama dengan merawat sepeda motor 4 langkah (4 stroke engine) biasa. Cukup dengan mengganti oli, membersihkan saringan udara, dan membersihkan karburator secara periodik.

PLTB ini sendiri juga sangat sederhana karena hanya melayani beberapa rumah saja, sehingga tidak membutuhkan jaringan yang rumit dan sistem pengamanan yang canggih. Masyarakat awam pun akan mampu memelihara jaringannya sendiri, hanya membutuhkan pelatihan dan pendampingan selama beberapa waktu awal.

5.2 Komponen Pembangkit Listrik sederhana Tenaga Biogas

Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibutuhkan untuk membuat reaktor ini, peralatan tersebut antara lain :

Volume reaktor (plastik) : 300 liter

Besi Siku, Mur & Baut : 10 buah

Kompresor : 1 buah

Pengaman gas (Regulator) : 3 buah

Selang saluran gas : + 10 m

Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/ kerbau, atau 6 ekor babi.

Roda : 5 buah

Tabung LPG : 3 tabung ukuran kecil

Gambar 4.1 Reaktor Biogas

4.2.1 Rangkaian Elektrik

Pada bagian ini dilakukan pembelian komponen elektronika yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian elektriknya, peralatan tersebut antara lain :

Solder & Pasta Solder : 2 buah

Cutter : 1 buah

Multi Meter : 1 buah

Bor PCB : 1 buah

Gunting : 1 buah

Tang Potong : 1 buah

Penyedot Timah : 1 buah

Timah : 5 buah

Gambar 4.2 Alat dan bahan pembuatan rangkaian Elektrik pembangkit.

4.2.2 Pemasangan Reaktor Biogas Serta Pembuatan Rangkaian Elektrik

Pada pemasangan reaktor biogas dan pembuatan rangkaian elektrik ini adapun langkah langkahnya antara lain sebagai berikut :

Pembuatan reaktor, menggunakan plastik penampung air (tandon air dengan kapasitas 300 liter)

Pembuatan meja tabung plastik : panjang = 2 m, lebar = 1,2m.

Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 12 karung kantong semen atau karung seukurannya (12 kantong semen = 240 lt). Persiapan awal ini untuk mempercepat produksi gas yang siap untuk digunakan.

Drum untuk tempat pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) masing 1 buah (120 liter)

Merangkai rangkaian power suplly (catu daya) 5V, 12V dan 24V

Merangkai rangkaian sensor serta rangkaian SC (signal conditioning)

Merangkai rangkaian driver relay dan driver motor.

Merangkai rangkaian mikrokontoller ATMEGA8535 serta rangkaian downloadernya.

Membuat Software untuk di displaykan pada PC (Personal Computer)

4.2.3 Cara pengoprasian reaktor Biogas

Adapun cara cara mengoprasikan reaktor biogas ini antara lain sebagai berikut :

Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas)

Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 240 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor.

Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Sekali-sekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian reaktor.

Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.

4.2.4 Pemeliharaan dan perawatan reaktor biogas Berikut ini merupakan cara untuk merawat dan memelihara reaktor biogas antara lain sebagai berikut :

Apabila reaktor tampak mengencang dan indikator pada pressure gauge mengalami perubahan hal ini di karenakan adanya gas tetapi gas tidak mengisi penampung gas, maka luruskan selang dari pengaman gas sampai reaktor, karena uap air yang ada di dalam selang dapat menghambat gas mengalir ke penampung gas. Lakukan hal tersebut sebagai pengecekan rutin.

Cegah air masuk ke dalam reaktor dengan menutup tempat pengisian disaat tidak ada pengisian reaktor. 5.3 Hasil yang DicapaiHasil perencanaan pembuatan Pembangkit listrik sederhana tenaga biogas dapat dilihat pada tabel berikut:

TanggalMateriPartisipanHasil Yang Dicapai Biaya Yang Digunakan (Rp)Keterangan

22 Maret

2015

Sosialisasi pemanfaatan limbah ternak biogas45 orang100%Rp. 155.000,-Terlaksana

Jumlah45 orang100%Rp. 155.000,-

Tabel 4.1 Hasil yang dicapai

Dari tabel diatas dapat dilihat pelaksanaan kegiatan bidang Teknologi Tepat Guna dengan sosialisasi pemanfaatan limbah ternak biogas, pada 22 Maret 2015 pada pukul 20.00 wita - selesai dan partisipasi warga yang datang sebanyak 45 orang, hal ini menandakan begitu antusiasnya masyarakat terhadap sosialisasi tentang perencanaan pembangkit listrik sederhana tenaga biogas. Adapun dana yang digunakan dalam sosialisai tersebut merupakan dana pribadi sebesar Rp.155.000. Dana ini digunakan untuk keperluan pembelian makanan ringan serta minumannya, hal ini dilakukan agar peserta sosialisasi tidak merasa jenuh sehingga bisa mendengarkan materi sosialisasi dengan lebih focus.

Persiapan yang matang berarti setengah pekerjaan selesai. Dan karena persiapan untuk sosialisasi ini dilakukan dengan benar, sehingga proses pelaksanaan kegiatan tidak ada hambatan yang cukup berarti. Hasilnya, kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dalam artian terlaksana 100 %

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pemanfaatan kotoran ternak sapi sebagai bahan baku pembuatan pembangkit listrik sederhana tenaga biogas sangatlah mudah dan ramah lingkungan sehingga dapat memberikan beberapa manfaat bagi masyarakat desa Aedan raya. Selain itu, pemanfaatan kotoran ternak sapi sebagai bahan pembuatan PLTB juga harus didukung oleh kondisi peternakan yang meliputi sistem pemeliharaan dan jumlah ternak yang ada di desa Aedan Raya..Prinsip dasar pembuatan biogas yaitu menghasilkan gas yang mudah terbakar melaui proses dekomposisi bahan organik oleh tiga kelompok mikroorganisme yang saling bekerja sama dalam kondisi anaerob, dimana ketiga jenis mikroorganisme tersebut yaitu:kelompok mikroorganisme yang dapat menghidrolisis polimer-polimer organik dan sejumlah lipid menjadi monosakarida, asam-asam lemak, asam-asam amino, dan senyawa kimia sejenisnyakelompok mikroorganisme yang mampu memfermentasi produk yang dihasilkan kelompok mikroorganisme pertama menjadi asam-asam organik sederhana seperti asam asetatkelompok mikroorganisme yang mengubah hidrogen dan asam asetat hasil pembentukan acidogen menjadi gas metan dan karbondioksida.Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan biogas yaitu dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak, sisa kotoran dari pembuatan biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, teknologi pembuatan biogas juga sangat ramah terhadap lingkungan karena tidak meninggalkan residu dan emisi gas berbahaya. Selain itu, dengan teknologi pembuatan biogas pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh peternakan sebisa mungkin dapat dikurangi.6.2 Saran dan Tindak

Sebaiknya masyarakat desa Aedan Raya khususnya peternak harus lebih memperhatikan sistem pemeliharaan serta kondisi ternaknya sehingga kotoran yang dianggap tidak bermanfaat lagi dapat diubah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat melalui teknologi tepat guna. Selain itu, dengan merubah sistem peemeliharaan akan lebih memudahkan masyarakat dalam mengumpulkan kotoran ternak yang akan diolah menjadi biogas.

Adapun untuk Mahasiswa KKN selanjutnya untuk dapat selalu mesosialisasikan pentingnya penghematan energi dengan cara Teknologi tepat guna seperti ini, agar program ini akan menjadi program yang berkelanjutan.DAFTAR PUSTAKAMahasiswa KKN. 2015. Wawancara langsung kepada Tokoh adat, tokoh tokoh agama, tokoh Masyarakat , tokoh pemuda, dan masyarakat. Desa Aedan Raya

Mahasiswa KKN. 2015. Laporan Harian Kelompok, Laporan mingguan kelompok, dan laporan bulanan kelompok. Desa Aedan Raya

Pemerintahan Kecamatan Moutong. 2015. Papan Monografi Kecamatan. Kecamatan Moutong.

Pemerintah Desa Aedan Raya. 2015. Profil Desa Aedan Raya. Desa Aedan Raya

P2WKKN. 2015. Buku Panduan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik POSDAYA Angkatan 70 Tahun Akademik 2015. Universitas Tadulako Palu

Aprin Ranudondo. 2015. Laporan Pertanggung Jawaban Kepala Desa Aedan Raya. Desa Aedan Raya.

Anonimous.2011_http://www.alpensteel.com/article/67-107-energi-bio-gas/2547--pemanfaatan-kotoran-sapi-menjadi-biogas.html

Anonimous.2009_http://sapijava.blogspot.com/2009/01/prinsip-dasar-pembuatan-biogas-dari.html

Anonimous.2009_http://dekfendy.blog.uns.ac.id/2009/12/15/membuat-biogas-dari-kotoran-ternak/

Anonimous.2009_http://biogassederhana.blogspot.com/2009/04/alat-dan-bahan-pembuatan-biogas.html