Kp Yang Hndak Asist

38
LAPORAN KERJA PRAKTIK BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti dan merupakan bagian dari kurikulum Program Studi Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat.Penulisan laporan praktek kerja adalah sebagai syarat akademis dari mata kuliah tersebutdan merupakan syarat untuk menyusun Tugas Akhir. Untuk dapat melaksanakan praktek kerja disyaratkan harus memperoleh jumlah satuan kredit semester (SKS) minimal 100 SKS.Tahap kerja praktek yang harus dilakukan oleh mahasiswa selama berlangsungnya kerja praktek yaitu selama 2 bulan kerja (setelah diterbitkannya surat penunjukan asisten pembimbing) Praktek Kerja dilakukan agar mahasiswa dapat mengenal, mengetahui, melihat serta memahami hal-hal yang terjadi di lapangan sehingga akan menjadi bahan masukan dan penerapan teori-teori yang didapat di kelas. Dengan adanya pengalaman di lapangan diharapkan nantinya bisa menjadi bekal pengetahuan yang kemudian dapat diterapkan untuk bekerja pada suatu pekerjaan konstruksi teknik sipil. 1.1.1. Lingkup Kerja Praktek Tahap yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa selama berlangsungnya praktek kerja pada PekerjaanPembangunanRumah Sakit Daerah Banjarbaru adalah: 1

description

Laporan Prakrin jembatan

Transcript of Kp Yang Hndak Asist

Page 1: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktek Kerja merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti dan

merupakan bagian dari kurikulum Program Studi Teknik Sipil Universitas Lambung

Mangkurat.Penulisan laporan praktek kerja adalah sebagai syarat akademis dari mata

kuliah tersebutdan merupakan syarat untuk menyusun Tugas Akhir. Untuk dapat

melaksanakan praktek kerja disyaratkan harus memperoleh jumlah satuan kredit

semester (SKS) minimal 100 SKS.Tahap kerja praktek yang harus dilakukan oleh

mahasiswa selama berlangsungnya kerja praktek yaitu selama 2 bulan kerja (setelah

diterbitkannya surat penunjukan asisten pembimbing)

Praktek Kerja dilakukan agar mahasiswa dapat mengenal, mengetahui, melihat

serta memahami hal-hal yang terjadi di lapangan sehingga akan menjadi bahan masukan

dan penerapan teori-teori yang didapat di kelas. Dengan adanya pengalaman di lapangan

diharapkan nantinya bisa menjadi bekal pengetahuan yang kemudian dapat diterapkan

untuk bekerja pada suatu pekerjaan konstruksi teknik sipil.

1.1.1. Lingkup Kerja Praktek

Tahap yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa selama berlangsungnya praktek

kerja pada PekerjaanPembangunanRumah Sakit Daerah Banjarbaru adalah:

1. Melakukan kerja praktek dengan adanya bukti absensi atau jadwal hadir ke

lokasi kerja praktek yang ditandatangani oleh project enggineering manager

atau pihak yang berwenang.

2. Melakukan kegiatan asistensi dengan dosen pembimbing kerja praktek.

3. Membuat laporan kegiatan kerja praktek.

4. Mengikuti ujian wawancara.

1.1.2. Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan kerja praktek adalah:

1. Mempelajari aplikasi pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.

2. Melakukan analisa singkat terhadap salah satu bagian pekerjaan di lapangan

yaitu pekerjaan pondasi.

1

Page 2: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

3. Analisa pada kegiatan-kegiatan konstruksi yang dapat menunjukan metode-

metode pengendalian mutu, jadwal dan biaya proyek suatu konstruksi secara

lebih baik.

4. Memahami berbagai teknik dan kendala dalam pelaksanaan proyek.

5. Mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi baru yang tidak di dapat di

bangku kuliah.

Pengalaman dan pengetahuan kerja praktekadalah pelajaran berharga bagi

mahasiwa, yang pada dasarnya lebih menekankan penerapan ilmu yang didapat pada

praktek di lapangan. Adapun pengetahuan yang didapat mahasiswa adalah:

1. Prosedur kegiatan suatu pekerjaan teknik.

2. Pengetahuan tentang manajemen suatu proyek.

3. Pengetahuan tentang teknik pelaksanaan ataupengerjaan suatu pekerjaan sipil.

1.1.3. Batasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini, masalah yang akan dibahas adalah mengenai

pondasi dan pile cap yang digunakan pada Pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit

Daerah Banjarbaru , dimana pada proyek tersebut menggunakan tipe pondasi tiang

pancang.

1.2. Data Umum Proyek

Adapun data-data umum proyek yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Madurejo II Kecamatan Sambang

Makmur

Nomor Kontrak : 1505.Kjb01/04/PPK-BM/DBMSDA/2014

Tanggal Kontrak : 5 Juni 2014

Pemilik Proyek : Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Banjar

Konsultan Perencana : CV. Airlangga Konsultan

Kontraktor : PT. Keraton Indah

Jenis Konstruksi : Jembatan

Nilai Kontrak : Rp. 1.942.123.000.000,-Sumber Dana : APBD Kab. Banjar 2014

Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender

Waktu Pemeliharaan : 365 Hari Kalender

Lokasi : Kec. Sambang Makmur Kab. Banjar

2

Page 3: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

BAB II

TINJAUAN PROYEK

2.1 Penetapan Pelaksana

Dalam proyek atau pemborongan suatu pekerjaan, terdapat kegiatan yang harus

fase yang mendahului terjadinya perjanjian. Fase sebelum kontrak ini biasanya disebut

proses tender atau proses pelelangan.

Pengadaan barang dan jasa pemborongan dan jasa lainnya dilakukan secara

terbuka untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan

pengumuman resmi untuk penerangan umum serta jika memungkinkan melalui media

elektronik, sehingga masyarakat luas atau dunia usaha yang berminat dan memenuhi

syarat dapat mengikutinya.

Pengadaan barang dan jasa pemborongan jasa lainnya menurut Pepres RI No. 4

Tahun 2015 dilaksanakan melalui :

1. Pelelangan

Pelelangan umum yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang

dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah

ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga

terpilih penyedia barang dan jasa terbaik.

Dalam persiapan menyelenggarakan pelelangan, penunjukan langsung

atau pengadaan harus diperhatikan :

1. Penyedia barang/jasa yang dapat mengikuti pelelangan adalah penyedia jasa

yang telah memenuhi kualifikasi dan memiliki kemampuan sumber daya

sesuai dengan dokumen prakualifikasi.

Penyedia barang/jasa harus menyampaikan :

a. Sertifikasi penyedia barang/jasa kecuali LSM

b. Daftar susunan pemilik modal, susunan pengurus, dan akte pendirian

beserta perubahan-perubahan (bila ada perubahan)

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti pembayaran

kewajiban pajak pada tahun terakhir.

d. Dokumen lainnya dipersyaratkan dokumen lelang.

3

Page 4: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

2. Secara hukum mempunyai kapasitas melakukan ikatan kontrak pengadaan

barang/jasa.

3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak

sedang dihentikan, dan atau yang berwenang menandatangani kontrak atau

kuasanya tidak sedang menjalani hukum pidana.

4. Direksi yang berwenang menandatangani kontrak atau kuasanya belum

pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang

berkaitan dengan kondite profesional perusahaann/perorangan.

5. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kualifikasi, klarisifikasi

dan sertifikasi yang dimilikinya.

6. Pelelangan dan pemilihan langsung pengadaan pekerjaan konstruksi

memiliki dukungan keuangan dari bank.

2. Pemilihan Langsung

Yaitu cara pelelangan sulit dilaksanakan atau jika menjamin pencapaian

sasaran, dilaksanakan dengan membandingkan penawaran dari beberapa penyedia

barang dan jasa yang memenuhi syarat melalui permintaan harga ulang (Price

Question) atau permintaan teknis harga, sehingga diperoleh harga yang wajar, dan

secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.

3. Penunjukan Langsung

Yaitu pengadaan barang atau jasa yang penyediaan barang dan jasanya

ditentukan oleh kepala kantor atau satuan kerja pimpinan proyek atau bagian

pejabat yang disamakan atau yang ditunjukan dan ditetapkan untuk :

1. Pengadaan barang dan jasa yang berskala kecil.

2. Pengadaan barang atau jasa yang dilakukan pelelangan ulang hanya satu

peserta yang memenuhi syarat.

3. Pengadaan yang bersifat mendesak atau khusus setelah mendapat

persetujuan dari menteri atau lembaga pemerintahan non departemen atau

Gubernur atau Bupati atau Walikota atau Direksi BUMN.

4. Penyedia barang dan jasa tunggal.

4

Page 5: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

4. Swakelola

Swakelola adalah pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannyadirencanakan,

dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab

anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

2.2 Organisasi Proyek

Di dalam suatu proyek selalu terjadi rangkaian kegiatan dengan urutan

pekerjaan yang harus dilaksanakan dan diselesaikan.Untuk mendapatkan hasil yang

baik dan sesuai dengan yang diinginkan, maka diperlukan suatu struktur organisasi

dalam pelaksanaannya.

2.2.1 Pemilik Proyek (Owner)

Pemberi tugas (pemilik proyek ) adalah seseorang atau badan hukum atau

instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya.

Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:

Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi

kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.

Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban

sesuai prosedur.Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan

proyek tersebut.

Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.

Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.

Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen pembayaran

kepada kontraktor

Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.

Pemilik Proyek Pembangunan Jembatan Madurejo II adalah Dinas Bina Marga dan

Sumber Daya Air Kab. Banjar.

2.2.2 KontraktorKontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan

proyek oleh ownermelalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang

dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta

Gambar-Gambar Kerja ) dengan biaya yang telah disepakati.

5

Page 6: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah

ditetapkan dalam dokumen kontrak.

Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan

pekerjaan.

Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan

kepada owner

Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.

Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.

Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian

selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya.

Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Keraton Indah

Struktur Organisasi Kontraktor

2.2.3 Perencana (Konsultan)

Perencana adalah badan yang menyusun program kerja,rencana kegiatan dan pelaporan

serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku.

Perencanaan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek,Rencana Kerja dan

Syarat (RKS),perhitungan struktur ,serta perencanaan anggaran biaya.

Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.

6

Direktur UtamaMUHAMMAD UMAR

Pelaksana LapanganRAKHMAN, ST

Pengawas ProyekDEVY TRIONO, ST

Page 7: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam rapat

pemberian pekerjaan,membuat berita acara penjelasan.

Memberikan usulan,saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas (owner)

tentang pelaksanaan proyek.

Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang

kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

Membuat gambar revisi jika ada perubahan .

Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.

Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis,Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku sebagai pedoman kerja.

Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai

dengan bidangnya.

Menyusun rencana strategis dinas.

Melaksanakan pembinaan,pengawasan dan pengendalian dibidang bina program.

Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai perencanaan adalah CV. Airlangga

Konsultan

7

Page 8: Kp Yang Hndak Asist

Rencana

Program

Evaluasi Pelaksanaan

Pelaporan

LAPORAN KERJA PRAKTIK

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Manajemen Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan cara yang dapat

mengendalikan proyek harus dapat membuat siklus manajemen sehingga proyek

dapat terlaksana dengan baik dan selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Selain itu pemakaian material, peralatan, dan tenaga kerja dapat dioptimalkan.

Siklus manajemen tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Manajemen Proyek

3.1.1 Rencana Kerja

Rencana kerja merupakan proses kegiatan yang dinamis dalam rangka

penentuan saran – saran yang hendak dicapai, pengalokasian dana dan sumber

daya atau penilaian terhadap hasil – hasil untuk menentukan langkah

selanjutnya. Perencanaan lapangan dapat mengantisipasi kemungkinan

terjadinya masalah.

8

Pengawasan

Page 9: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

3.1.2 Pemprograman

Pemprograman adalah proses dinamis dalam rangka perencanaan yang

menetralisir rencana-rencana kedalam program-program kerja serta

menghubungkan kebijakan-kebijakan dalam pembuatan anggaran dan

pelaksanaan operasionalnya. Program yang baik adalah program yang

didasarkan atas penilaian dan penggunaan waktu yang biasa disebut

programming dan scheduling.

Dengan adanya program kerja, pelaksana dapat mengetahui bagian

pekerjaan, sarana, ruang dan waktu yang diberikan kepadanya untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut, selanjutnya pelaksana dapat membuat

program kerja untuk kebutuhan sendiri.

3.1.3 Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan harus menuju kearah tujuan yang ingin dicapai dan

tetap dalam arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Dalam rangka

pelaksanaan ini unsur-unsur dalam siklus manajemen adalah pimpinan dan

pengendalian.

Dalam pelaksanaanya, pimpinan memiliki peranan yang dominan dalam

menggerakan organisasi menuju sasaran yang telah ditetapkan. Pimpinan harus

mampu mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya dan bekerjasama untuk

mencapai sasaran dan tujuan.

Pengendalian adalah kegiatan untuk menjamin sesuainya hasil kerja

dengan rencana, program, perintah dan ketentuan lainnya, termasuk tindakan-

tindakan kolektif terhadap ketidak mampuan atau penyimpangan.

3.1.4 Pengawasan

Pengawasan merupakan kegiatan pemeriksaan, pencocokan, serta

mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana dan hasil yang

diinginkan.

9

Page 10: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Kegiatan pengawasan ini langsung dilakukan oleh pengawas

lapangan.Kegiatan pengawasan meliputi:

1. Pengawasan kualitas : Uji Slam, Uji kuat tekan beton (kubus beton).

2. Pengawasan kuantitas : Pengukuran volume, Pengukuran Lahan.

3. Pengawasan kegiatan keuangan.

4. Pengawasan kegiatan material.

5. Pengawasan kegiatan operasional.

6. Pengawasan kegiatan organisasi.

7. Pengawasan kegiatan personil.

3.1.5 Evaluasi

Evaluasi proyek bertujuan menilai kelayakan suatu gagasan proyek. Hasil

penilaian digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan

untuk menolak atau menerima proyek yang direncanakan.

3.1.6 Pelaporan

Pelaporan merupakan suatu sistem kerja berupa hal penyampaian hasil

kegiatan secara berkala, kontinyu menurut aturan yang telah ditentukan dan tidak

ditentukan. Dengan adanya suatu laporan, kegiatan dapat dimonitor dan diikuti

perkembangannya.

Ada 3 jenis pelaporan dalam proyek :

Laporan Harian

Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan

pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya:

· Jumlah Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari

ituserta jumlah jam kerjanya.

· Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut.

· Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut.

· Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan

· Hal – hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik

dan lain – lain.

10

Page 11: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

· Intruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan

Pengawas.

· Catatan hal – hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Mingguan

Dalam laporan mingguan, tercantum secara garis besar apa yang terjadi

setiap hari pada minggu tersebut. Dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan

dengan pekerjaan, yaitu:

· Jumlah tenaga kerja yang digunakan di lokasi pekerjaan (ada atau tidaknya

penambahan atau pengurangann pada minggu tersebut).

· Jumlah bahan yang terpakai dari yang dipesan pada minggu tersebut.

· Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, peringatan – peringatan, evaluasi dari

Konsultan Pengawas terhadap jalannya pembanguan proyek.

· Catatan dari Konsultan Pengawas tentang, bobot pekerjaan yang telah

dilaksanakan sampai dengan minggu itu, disertai peringatan jika ada

keterlambatan

Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan

fisikpekerjaan selama seminggu waktu pelaksanaan.Laporan mingguan ini

disusun berdasarkan laporan harian. Pada laporan ini perlu diketahui:

· Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu.

· Kemajuan pekerjaan tiap minggu.

· Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan, dilaporakn pula

kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang

dapat dilihat pada Time Schedule, berdasarkan ini dapat diketahui

kemajuan pekerjaan mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan

berdasarkan Time Schedule.

Laporan BulananPada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan

berdasarkan laporan mingguan.Laporan bulanan ini berisikan hal-hal

yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.Keterlambatan karena

gangguan cuaca atau masalah-masalah lainnya dan tindakan yang

11

Page 12: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

diambil sebagai upaya penanganan masalah tersebut. Laporan bulanan ini

dibuat sebagai.pertanggung jawaban dari Konsultan Pengawas terhadap

kondisi fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan,

berikut proses - proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi

kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan

sebagai acuan untuk penagihan bulanan.Laporan bulanan biasanya

dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek.

Kondisi di Proyek

Pelaksanaan Proyek tidak memiliki kendala yang dapat menghambat

pengerjaan proyek sehingga dapat berjalan sesuai rencana awal.

3.2 Metode Pelaksanaan

3.2.1 Perencanaan Struktur Bawah

Struktur bawah berfungsi menerima/memikul beban-beban yang

diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi. Beban-

beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.Untuk mengetahui

jenis pondasi yang akan digunakan harus diketahui terlebih dahulu mengenai

keadaan, susunan dan sifat lapisan tanah serta daya dukungnya. Masalah-

masalah teknik yang sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil adalah dalam

menentukan daya dukung dan kemungkinan penurunan/settlement yang terjadi.

3.2.2 Penyelidikan Tanah

Metode penyelidikan tanah pada jembatan mencakup seluruh

penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang didapat

dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data tanah

dan material guna menentukan jenis tipe pondasi yang tepat dan sesuai tahapan

kegiatannya, sebagai berikut:

12

Page 13: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

1. Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi Pekerjaan jembatan yang

akan dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan

langsung di lapangan.

2. Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface) sehubungan

dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.

3.  Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi Pekerjaan,

kemudian dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana lain

yang ada seperti jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan lain

sebagainya.

4. Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya terhadap

undisturbed sampling) dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut

dilaboratorium untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang parameter‐parameter tanah dari pengetesan Index Properties (Besaran Indeks) dan

Engineering Properties (Besaran Struktural Indeks).

5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum dilaksanakan di

lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60 m digunakan bor mesin (alat bor

yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas kedalaman bor dapat

mencapai 40 m disertai alat split spoon sampler untuk Standar Penetration Test (

SPT ) menurut AASHTO T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang < 60m (relatif

dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan peralatan utama lapangan

yang terdiri atas: (a) Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan dengan tangan);

(b) Pengeboran harus dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan (bila tidak

ditentukan lain) untuk mendapatkan letak lapisan tanah dan jenis batuan beserta

ukurannya dan harus mencapai tanah keras/batu dan menembus sedalam kurang

lebih 3.00 m; (c) Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai

”Manual Operated Auger” dengan kapasitas hingga kedalaman 10 m; dan

(d) Alat tes sondir tipe “Gouda” atau sejenisnya, antara lain “Dutch

ConePenetrometer” yang memakai sistem metrik dan harus dilengkapi dengan

“Friction Jacket Cone”, kapasitas tegangan konus minimum 250 kg/cm2 dan

kedalamannya dapat mencapai 25 m.

6. Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan pada masing-masing

lokasi rencana pondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis bor dan posisi

13

Page 14: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

lubang bor yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik boring,

yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan sondir, tergantung bentang

rencana jembatannya. Hal ini tergantung pada kondisi area (alam dan lokasi),

kepentingan stuktur dan tersedianya peralatan pengujian beserta teknisinya.

7. SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m sampai dengan 2,00 m untuk

diambil contohnya (undisturbed dan disturbed).

8. Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan

undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor

steel bit untuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel.

9. Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung mudah runtuh.

10. Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari contoh-contoh

tanah, baik yang terganggu (disturbed) maupun yang asli (undisturbed) tersebut

di atas dan contoh material (quarry), maka pengujian di laboratorium dikerjakan

berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI, AASHTO, ASTM, BS dengan urutan

terdepan sebagai prioritas pertamanya.

11. Laporan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi analisa dan hasil daya

dukung tanah serta rekomendasi jenis pondasi yang sesuai dengan daya dukung

tanah tersebut dan hasil bor log dituangkan dalam bentuk tabel/formulir bor log

dan form drilling log yang dilengkapi dengan keterangan/data diantaranya

tentang tipe bor yang digunakan, kedalaman lapisan tanah, tinggi muka air

tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis sample, nilai SPT, tekanan kekuatan

(kg/cm2), liquid/ plastis limit, perhitungan pukulan (SPT) dan lain sebagainya.

3.2.3 Pekerjaan Pondasi 

Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu

proyek. Oleh karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih

dahulu, dan dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu patokan yang tepat antara

koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Langkah-langkah persiapan

pekerjaan pondasi adalah membersihkan/mempersiapkan area proyek dan

pembuatan penulangan tiang bor.Setelah alat pengebor, tulangan, serta ready

mix concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat-

alat bornya dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini.

14

Page 15: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Gambar 3.2 Skema Alat-Alat Bor

Gambar di atas bisa menggambarkan secara skematik alat-alat yang

digunakan untuk mengebor. Dalam praktiknya, mesin bornya terpisah sehingga

perlu Crane atau Excavator tersendiri.

3.2.4 Pengeboran

Pada pekerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter tiang bor

menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Terdapatnya batuan atau

material di bawah permukaan tanah, ini perlu diantisipasi sehingga bisa

disediakan metode dan peralatan yang cocok. Kalau asal mengebor saja, mata

bornya bisa stack di bawah.

Setelah mencapai suatu kedalaman yang mencukupi untuk menghindari

tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang

mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang

bor. Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Mata aunger

sudah diganti dengan Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur

di dasar lubang.

Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan

akhirnya sudah menjadi kondisi tanah keras, maka untuk sistem pondasi bore

pile bagian bawah pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat

dilakukan pembesaran. Untuk itu dipakai bor khusus (Belling Tools).

15

Page 16: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkiranakan sudah mencapai

kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman

lubang bor sudah mencukupi, yaitu dengan pemeriksaan manual. Perlu juga

diperhatikan bahwa hasil pengeboran perlu juga diperiksa dengan data hasil

penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang

diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena

sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu atau dua tempat yang

dianggap mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis

dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang

dibor. 

Jika kedalaman dan lubang bor telah siap maka selanjutnya adalah

penempatan tulangan (Gambar 3.3). Jika terlalu dalam maka penulangan harus

disambung di lapangan. Pengangkatannya bertahap.

Gambar 3.3 Pekerjaan Penulangan Pondasi

3.2.5 Pengecoran

Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah

pengecoran beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan

berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipn proses pekerjaan sebelumnya sudah

benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula podasi tersebut secara

keseluruhan. Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi

16

Page 17: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau

segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak

tepat.

Adanya air pada lubang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat

bantu khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama

atau  lebih panjang dengan kedalaman lubang yang dibor. Memasukkan pipa

tremi ke dalam lubang bor menggunakan alat bantu, yaitu crane. Setelah pipa

tremi sudah berhasil dimasukkan, ujung atas harus ditahan sedemikian sehingga

posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh, lalu corong pipa tremi dipasang.

Pada kondisi pipa sudah siap maka pengecoran dapat dilakukan.

Pada Pekerjaan pengecoran diperlukan pengalaman yang banyak. Tahap

pengecoran, menuangkan  beton ke corong pipa tremi menggunakan

ConcreteBucket dengan bantuan Crane (Gambar 3.4). Dalam menuangkan beton

tidak boleh langsung banyak, karena pipa tremi perlu dicabut lagi, jadi kalau

beton tertuang terlalu banyak maka akan sulit untuk mencabutnya. Jika terlalu

dini mencabut pipa tremi dan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi

dengan baik, maka bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Proses semua

itu terjadi di bawah (dalam lubang bor) dan tidak kelihatan, jadi pengalaman

para pelaksana di lapangan yang mengangkat pipa tremi memegang peran yang

sangat penting. Pada kasus ini, tidak hanya teori, tetapi perlu feeling yang tepat.

Jika terjadi kesalahan, maka akan berakibat pondasi akan gagal.

Jika beton yang dicor sudah semakin ke atas (volumenya semakin

banyak) maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Adanya pipa tremi tersebut

menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa

mengalami pencampuran dengan air dan lumpur. Karena berat jenis beton lebih

besar dari berat jenis lumpur maka beton semakin lama semakin kuat untuk

mendesak lumpur nai ke atas.

Proses pengecoran ini memerlukan supply  beton yang selalu siap (tidak

boleh terlambat). Jika sampai terjadi keterlambatan pipa treminya bisa tertanam

dan tidak bisa dicabut, sedangkan kalau keburu dicabut maka tiang beton tidak

continue. Jadi bagian logistik/pengadaan beton harus memperhatikan itu.

17

Page 18: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Gambar 3.4 Pekerjaan Pengecoran Pondasi

Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada

akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan pipa

tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan, pipa tremi

tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Pada kondisi tersebut fungsinya

sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran

lumpur.

18

Page 19: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

3.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

3.3.1 Perhitungan Volume

A. Pekerjaan Persiapan

1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

Panjang Jembatan (m)

Lebar Jembatan(m)

Volume Penggerjaan Pembersihan Lokasi adalah

Panjang Bangunan dikaliLebar Bangunan

Tabel 3.1. Perhitungan Pembersihan Lokasi

Type

Panjang

Jembatan

(m)

Lebar

Jembatan

(m)

Luas (m2)

Pembersiha

n150 9 135

19

Page 20: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

2. Pekerjaan Pengukuran Lokasi

Panjang Jembatan (m)

Lebar Jembatan(m)

Volume Penggerjaan Pengukuran Lokasi adalah

Panjang Bangunan dikaliLebar Bangunan

Tabel 3.2. Perhitungan Pengukuran Lokasi

Type

Panjang

Jembatan

(m)

Lebar

Jembatan

(m)

Luas (m2)

Pengukuran

Lokasi150 9 135

B. Pekerjaan Struktur

1. Pekerjaan Pondation Spun Pile

Tabel 3.3. Jenis Pekerjaan Pondation Spun Pile

No Item Pekerjaan SatuanVolum

e

1Mobilisasi dan demobilisasi alat pancang

item 1

2 Tiang Pancang Spun Pile meter  58523 Sambungan tiang spun pile titik 1544 PDA Test kali  1

Tabel 3.4. Pekerjaan Abutment

PILE CAP 1

No Item Pekerjaan Satuan P L TLuas (m2)

Volume (m3)

Jumlah Pile Cap

Total

1 Galian tanah max 2 m meter 9 3 0,8 21,60

2

43,20

2 Buang tanah sisa galian meter 9 3 0,8 21,60 43,20

3 Anti rayap meter 9 0,65 147,3 294,58

20

Page 21: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

5 Lantai kerja T = 10 cm meter 9 3 0,1 2,70 5,40

6 Beton K250 meter 9 55,80 111,60

7 Bekesting Kayu meter 9 147,3 294,58

3.3.2 Daftar Analisa Harga Satuan (SNI 2013)

NO

JENIS PEKERJAAN KOEF SAT HARGA SATUAN JUMLAH HARGA

1 Pembersihan 1m2 lapangan dan perataana. TenagaPekerja 0,1 OH Rp 60.000,00 Rp6.000,00Mandor 0,05 OH Rp 75.000,00 Rp 3.750,00

JUMLAH Rp 9.750,00

2 Pengukuran lokasi 1 m2

a. TenagaPekerja 0,050 OH Rp 60.000,00 Rp 3.000,00Mandor 0,010 OH Rp 75.000,00 Rp 750,00

JUMLAH Rp 3.750,00

3 Penggalian 1m3 tanah sedalam 2ma. TenagaPekerja 0,9 OH Rp 60.000,00 Rp 54.000,00Mandor 0,045 OH Rp 75.000,00 Rp 3.375,00

JUMLAH Rp 57.375,00

21

Page 22: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

4 Pembuangan Tanah 1m3

a. TenagaPekerja 0,33 OH Rp 60.000,00 Rp 19.800,00Mandor 0,01 OH Rp 75.000,00 Rp 750,00

JUMLAH Rp 20.550,00

5 Lantai Kerja 1m3 Beton Mutu K-125a. TenagaPekerja 1,65 OH Rp 60.000,00 Rp 99.000,00Tukang 0,275 OH Rp 65.000,00 Rp 17.875,00Kepala Tukang 0,028 OH Rp 70.000,00 Rp 1.960,00Mandor 0,083 OH Rp 75.000,00 Rp 6.225,00

JUMLAH Rp 125.060,00b. Bahan

Semen Portland 247 Kg Rp 1.500,00 Rp 370.500,00

Pasir Beton 869 m3 Rp 195,79 Rp170.141,51

Koral Beton 999 m3 Rp 278,52 Rp 278.241,48

Air 215Lite

r Rp 200,00 Rp 43.000,00 JUMLAH Rp 861.882,99

TOTAL Rp 986.942,99

NO

JENIS PEKERJAAN KOEF SAT HARGA SATUAN JUMLAH HARGA

6Membuat 1m3 Beton dengan Mutu K-250

a. Tenaga

Pekerja 1,65 OH Rp 60.000,00 Rp 99.000,00

Tukang 0,275 OH Rp 65.000,00 Rp 17.875,00

Kepala Tukang 0,028 OH Rp 70.000,00 Rp 1.960,00

Mandor 0,083 OH Rp 75.000,00 Rp 6.225,00

JUMLAH Rp 125.060,00

b. Bahan

Semen Portland 384 Kg Rp 1.500,00 Rp 576.000,00

Pasir Beton 681 Kg Rp 195,79 Rp 133.332,99

Koral Beton 1021 Kg Rp 278,52 Rp 284.368,92

22

Page 23: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Air 215Lite

r Rp 200,00 Rp 43.000,00

JUMLAH Rp1.036.701,91

TOTAL Rp1.161.761,91

7 Anti Rayap 1m2

a. Tenaga

Tukang Cat 0,01 OH Rp 65.000,00 Rp 650,00

Pekerja 0,02 OH Rp 60.000,00 Rp 1.200,00

Kepala Tukang 0,001 OH Rp 70.000,00 Rp 70,00

Mandor 0,001 OH Rp 75.000,00 Rp 75,00

JUMLAH Rp 1.995,00

b. Bahan

Anti Rayap 1,15 Kg Rp 15.700,00 Rp 18.055,00

JUMLAH Rp 18.055,00

TOTAL Rp 20.050,00

NO

JENIS PEKERJAAN KOEF SAT HARGA SATUAN JUMLAH HARGA

8 Galian Tanah Biasa Max 1m

a. Tenaga

Pekerja 0,75 OH Rp 60.000,00 Rp 45.000,00

Mandor 0,025 OH Rp 75.000,00 Rp 1.875,00

JUMLAH Rp 46.875,00

9 Bakesting Kayu Untuk Pondasi Pile Capa. TenagaPekerja 0,26 OH Rp 60.000,00 Rp 15.600,00Tukang Kayu 0,26 OH Rp 65.000,00 Rp 16.900,00

Kepala Tukang 0,026 OH Rp 70.000,00 Rp 1.820,00

23

Page 24: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Mandor 0,026 OH Rp 75.000,00 Rp 1.950,00

JUMLAH Rp 36.270,00b. Bahan

Kayu Kelas III 0,04 m3 Rp 1.050.000,00 Rp 42.000,00

Paku Biasa 2* - 5* 0,3 Kg Rp 17.300,00 Rp 5.190,00

Minyak Bekisting 0,1 Lt Rp 31.800,00 Rp 3.180,00

JUMLAH Rp 50.370,00TOTAL Rp 86.640,00

3.3.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

No

Jenis PekerjaanSatua

nVolum

eHarga Satuan Jumlah Harga

A. Pekerjaan Persiapan1 Pembersihan Lokasi m2 135 Rp 9.750,00 Rp 1.316.250,002 Pengukuran Lokasi m2 135 Rp 3.750,00 Rp 506.250,00

SUB TOTAL Rp 1.822.500,00

B. Pekerjaan Spun Pile

1 Mobilisasi dan demobilisasi alat pancang

item1

Rp 57.600.000,00

2 Tiang Pancang Spun Pile m 5852 Rp 457.300,00 Rp 2.676.119.600,003 Pemancangan tiang spun pile m 5852 Rp 292.416,14 Rp 1.711.219.251,28

24

Page 25: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

4 Sambungan tiang spun pile titik 154 Rp 235.839,005 PDA Test Nr 1 Rp 13.200.000,00

SUB TOTAL Rp 4.458.374.690,28

C. Pekerjaan Pile Cap1 Galian tanah max 2 m m3 43,20 Rp 57.375,00 Rp 2.478.600,002 Buang tanah sisa galian m3 43,20 Rp 20.550,00 Rp 887.760,003 Anti rayap m2 294,58 Rp 20.050,00 Rp 5.906.409,205 Lantai kerja T = 10 cm m3 3,87 Rp 986.942,99 Rp 3.819.469,37

6 Beton K250 m3 111,60 Rp

1.161.761,91 Rp 129.652.629,16

7 Bekesting Kayu m2 294,58 Rp 86.640,00 Rp 25.522.757,76SUB TOTAL Rp 168.267.625,49

3.3.4 Rekapitulasi RAB

REKAPITULASI RABNO

URAIAN PEKERJAAN NILAI PEKERJAAN

1 Pekerjaan Persiapan Rp 1.822.500,00

2 Pekerjaan Spun Pile Rp 4.458.374.690,28

3 Pekerjaan Pile Cap Rp 168.267.625,49

TOTAL NILAI PEKERJAAN Rp 4.628.464.815,77

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pemantauan di lapangan selama melaksanakan kerja praktek ini, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan :

25

Page 26: Kp Yang Hndak Asist

LAPORAN KERJA PRAKTIK

1. Mekanisme pekerjaan yang tertera pada perencanaan tidak seluruhnya bekerja sesuai

dengan perencanaaan yang telah dibuat baik itu masalah taktik pekerjaan maupun

time schedule pekerjaan.

2. Time Schedule yang telah disusun untuk pelaksanaan proyek ini ternyata tidak

seluruhnya dapat diikuti. Hal ini sangat dipengaruhi oleh cuaca buruk berupa hujan,

juga adanya perubahan gambar rencana sehingga pelaksana tidak dapat bekerja

seoptimal mungkin.

3. Dari hasil pelaksanaa kelas A ternyata pada pekerjaan proyek ini sesuai dengan

literatur dan spec yang diisyaratkan oleh pemilik proyek. Dari pemeriksaan CBR

laboratorium (kelas A) dihasilkan sebesar 92%, yang mana telah memenuhi

persyaratan spesifikasi >90%.

4.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan sebagai masukan khususnya kepada

pelaksana proyek dan pada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan

pelaksanaan proyek sebagai berikut :

1. Sebaiknya pada waktu melaksanakan pemadatan terutama pada daerah yang mudah

mengalami penurunan, dilakukan pemadatan dan pengawasan yang lebih baik agar

dapat menghasilkan kualitas jalan seperti yang diharapkan.

2. Hendaknya semua pihak yang berperan dalam suatu pelaksanaan proyek lebih

disiplin melaksanakan tugasnya masing-masing, sehingga dapat diperoleh hasil

seperti yang direncanakan.

3. Sebaiknya pada saat pengendalian terhadap mutu kepadatannya dilakukan secara

lapis demi lapis, sehingga akan menghasilkan kualitas yang lebih baik dan tahan

lama seperti yang diharapkan.

4. Kepada pihak pengawas agar lebih memperketat pengawasan di lapangan, sehingga

proyek yang dilaksanakan dapat selesai sesuai jadwal yang sudah direncanakan.

5. Sebaiknya memperbanyak jumlah tenaga kerja agar dapat mengejar target selesai

sesuai dengan jadwal awal.

26