KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena...

17
KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN TATA BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN MENGONSTRUKSI TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMANEGERI 1 SUKAPURA KAB. PROBOLINGGO KURIKULUM 2013 Chandra Trilesmana Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma [email protected] Abstrak: Dalam proses pembelajaran kegiatan membaca dan menulis secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan membaca akan diperoleh informasi, pengalaman, dan pengetahuan baru yang biasa menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang bisa bersaing ditingkat Nasional maupun Internasional. Perkembangan teknologi digital akan mempermudah bagi kita melihat dunia yang luas ini akan menjadi genggaman ditangan kita, apabila kita mau belajar dan belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi kemampuan mengonstruksi teks Eksposisi siswa kelas X IPA dan IPS disekolah SMA Negeri 1 Sukapura-Kab. Probolinggo.Data tentang penguasaan kosa kata dan tata bahasa Indonesia diperoleh dari tes pilihan ganda. Tes bersifat Kognitif artinya, seluruh butir soal yang ada berjalan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa. Untuk menguji kemampuan mengonstruksi paragraf argumentasi, maka peneliti melakukan tes menulis yang dapat meningkatkan beberapa aspek (1) isi gagasan yang dikemukakan, (2) organisasi inti, (3) penggunaan tatabahasa dalam menulis, (4) gaya bahasa; pilihan struktur dan kosa kata, (5) ejaan. Untuk menganalisis atau tahu tentang apakah ada korelasi antara menulis dan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis eksposisi pada siswa kelas X IPA dan IPS pada lembaga SMA Negeri 1 Sukapura Kab. Probolinggo, penulis menggunakan rumus korelasi Product moment dan SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan membaca dan menulis dari 96 siswa atau responden nilai rata-rata secara klasikal sebesar 74,125, berarti bahwa kemampuan mengonstruksi teks eksposisi siswa kelas X IPA dan IPS termasuk kategori tinggi, (2) kemampuan mengonstruksi teks eksposisi menunjukkan dari 96 responden nilai rata-rata secara klasikal sebesar 78. Dengan kemampuan mengonstruksi teks eksposisi siswa kelas X IPA dan IPS kategori tinggi. (3) hasil analisis menunjukkan bahwa “r” yang digunakan perhitungan baik secara manual maupun menggunakan SPSS 16.0 sebesar 0,72 %, sedangkan besarnya “r” yang tercantum dalam labeldengan taraf signifikasi 0,05 dan 0,01 sebesar 0,361 dan 0,463. Hal ini bahwa “r” hitung lebih berkorelasi secara positif. Siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam mengonstruksi teks eksposisi dengan cara ; (a) melengkapi koleksi buku di perpustakaan dengan berbagai macam- macam judul buku sebagai alat perbandingan atau referensi siswa dalam mengostruksi teks eksposisi, (b) secara periodik diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan lomba mengonstruksi teks eksposisi tingkat SMA/SMK/MA/MAK tingkat Kabupaten dan kota Probolinggo. Kata-kata kunci : korelasi, kosakata, tata bahasa, mengonstruksi, eksposisi

Transcript of KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena...

Page 1: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN TATA

BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN MENGONSTRUKSI TEKS

EKSPOSISI SISWA KELAS X SMANEGERI 1 SUKAPURA

KAB. PROBOLINGGO KURIKULUM 2013

Chandra Trilesmana

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma

[email protected]

Abstrak: Dalam proses pembelajaran kegiatan membaca dan menulis

secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan

membaca akan diperoleh informasi, pengalaman, dan pengetahuan baru

yang biasa menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia yang bisa bersaing ditingkat Nasional maupun Internasional.

Perkembangan teknologi digital akan mempermudah bagi kita melihat dunia

yang luas ini akan menjadi genggaman ditangan kita, apabila kita mau

belajar dan belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi kemampuan mengonstruksi teks Eksposisi siswa kelas X

IPA dan IPS disekolah SMA Negeri 1 Sukapura-Kab. Probolinggo.Data

tentang penguasaan kosa kata dan tata bahasa Indonesia diperoleh dari tes

pilihan ganda. Tes bersifat Kognitif artinya, seluruh butir soal yang ada

berjalan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa. Untuk menguji

kemampuan mengonstruksi paragraf argumentasi, maka peneliti melakukan

tes menulis yang dapat meningkatkan beberapa aspek (1) isi gagasan yang

dikemukakan, (2) organisasi inti, (3) penggunaan tatabahasa dalam menulis,

(4) gaya bahasa; pilihan struktur dan kosa kata, (5) ejaan. Untuk

menganalisis atau tahu tentang apakah ada korelasi antara menulis dan

membaca pemahaman dengan kemampuan menulis eksposisi pada siswa

kelas X IPA dan IPS pada lembaga SMA Negeri 1 Sukapura Kab.

Probolinggo, penulis menggunakan rumus korelasi Product moment dan

SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan membaca dan

menulis dari 96 siswa atau responden nilai rata-rata secara klasikal sebesar

74,125, berarti bahwa kemampuan mengonstruksi teks eksposisi siswa kelas

X IPA dan IPS termasuk kategori tinggi, (2) kemampuan mengonstruksi

teks eksposisi menunjukkan dari 96 responden nilai rata-rata secara klasikal

sebesar 78. Dengan kemampuan mengonstruksi teks eksposisi siswa kelas X

IPA dan IPS kategori tinggi. (3) hasil analisis menunjukkan bahwa “r” yang

digunakan perhitungan baik secara manual maupun menggunakan SPSS

16.0 sebesar 0,72 %, sedangkan besarnya “r” yang tercantum dalam

labeldengan taraf signifikasi 0,05 dan 0,01 sebesar 0,361 dan 0,463. Hal ini

bahwa “r” hitung lebih berkorelasi secara positif. Siswa mampu

meningkatkan kemampuan dalam mengonstruksi teks eksposisi dengan cara

; (a) melengkapi koleksi buku di perpustakaan dengan berbagai macam-

macam judul buku sebagai alat perbandingan atau referensi siswa dalam

mengostruksi teks eksposisi, (b) secara periodik diharapkan siswa dapat

melaksanakan kegiatan lomba mengonstruksi teks eksposisi tingkat

SMA/SMK/MA/MAK tingkat Kabupaten dan kota Probolinggo.

Kata-kata kunci : korelasi, kosakata, tata bahasa, mengonstruksi, eksposisi

Page 2: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah satu hal

yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Bahasa adalah keterampilan

kecakapan dalam kehidupan yang

berkesinambungan satu sama lain. Bahasa

digunakan dan diterapkan dalam bidang

pendidikan, keagamaan, sosial, dan lain

sebagainya. Keterampilan berbahasa

mencakup menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Keempat keterampilan tersebut

merupakan keterampilan yang tidak dapat

dipisahkan dan berkesinambungan satu sama

lain. Keterampilan menulis merupakan

keterampilan yang sangat penting dalam

kehidupan, tidak hanya penting dalam dunia

pendidikan, tetapi juga penting untuk

lingkungan masyarakat. Keterampilan

menulis ini penting karena keterampilan

menulis sangat dibutuhkan oleh setiap

orang. Keterampilan menulis merupakan

suatu ciri dari orang yang terpelajar atau

bangsa yang terpelajar. Oleh karena itu,

sebagai bangsa yang terpelajar sangat

penting sekali orang Indonesia mempunyai

keterampilan menulis.

Pengetahuan tentang Bahasa Indonesia

yang dimaksud adalah pengetahuan tentang

bahasa Indonesia dan bagaimana

penggunaannya yang efektif. Peserta didik

belajar bagaimana bahasa Indonesia

memungkinkan orang saling berinteraksi

secara efektif; membangun dan membina

hubungan; mengungkapkan dan

mempertukarkan pengetahuan,

keterampilan, sikap, perasaan, dan pendapat.

Peserta didik mampu berkomunikasi secara

efektif melalui teks yang koheren, kalimat

yang tertata dengan baik, termasuk tata

ejaan, tanda baca pada tingkat kata, kalimat,

dan teks yang lebih luas.

Keempat keterampilan berbahasa

tersebut saling berkaitan satu dengan yang

lain. Keterampilan menyimak harus dikuasai

karena dengan kegiatan menyimak,

seseorang dapat mengenal bunyi-bunyi yang

membedakan arti, memeroleh kosakata, dan

mengetahui gramatikal. Keterampilan

berbicara juga dikuasai seseorang melalui

kegiatan menyimak yang telah mengenal

bunyi-bunyi serta kosakata dan tata bahasa.

Keterampilan membaca harus dimiliki oleh

setiap orang, karena melalui membaca

seseorang memeroleh kosakata baru yang

membantu memperkaya perbendaharaan

kata sehingga lebih terampil. Melatih

keterampilan bahasa berarti melatih pula

keterampilan berpikir dan mengekspresikan

perasaan. Salah satu aspek keterampilan

bahasa yang dianggap masih rendah dan

membutuhkan pemikiran yang luas yaitu

aspek keterampilan menulis.

Berdasarkan hasil angket tersebut

dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa

menganggap bahwa menulis adalah

keterampilan bahasa yang cukup rumit

karena menulis bukanlah sekedar menyalin

kata-kata atau kalima, melainkan juga

mengembangkan dan menuangkan perasaan

dan pikiran dalam suatu struktur tulisan

yang teratur, sehingga mereka kurang

tertarik untuk menulis, disiplin yang tinggi,

rajin membaca, dan rajin melatih menulis

maka kegiatan menulis dirasa mudah untuk

dijalani. Dari hasil pengamatan dan

penelitian di SMAN 1 Sukapura, sebagian

besar siswa sangat malas apabila disuruh

untuk melakukan kegiatan menulis.

Bagi mereka menulis merupakan

kegiatan yang membosankan terlebih

apabila itu, dilakukan ketika pelajaran akhir,

mereka sangat sulit berkonsentrasi untuk

menulis. Selain itu alasan capek dan lelah

semakin memperparah keinginan siswa

untuk menulis. Hal-hal seperti itulah yang

biasanya menjadi kendala dalam

pembelajaran menulis disekolah.

Page 3: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

Salah satu aspek keterampilan menulis

yang nasih cukup sulit dirasakan oleh siswa

yaitu menulis teks eksposisi. Pada

Kurukulum 2013 terdapat materi menulis

teks eksposisi yan struktur penulisannya

terdiri dari pernyataan pendapat (tesis) ,

argumentasi, dan penegasan ulang pendapat.

Teks eksposisi adalah teks yang digunakan

untuk mengajukan pendapat. Pendapat itu

akan diterima apabila argumentasi yang

diberikan sangat kuat untuk mendukung

pendapat tersebut. Eksposisi juga bisa

dikatakan argumentasi disisi lain. Selain itu

teks eksposisi merupakan wadah untuk

mengemukakan pendapat dan sebagai teks

ilmiah. Teks eksposisi dalam kurikulum

2013 dapat diartikan sebagai teks yang

mengusulkan pendapat pribadi mengenai

suatu permasalahan, baik permasalahan

sosial, politik, hukum, ekonomi dan budaya.

Hal itu didukung pula ketika peneliti

melaksanakan pretest atau tes kemampuan

awal siswa menulis teks eksposisi dengan

tidak menggunakan struktur dan kaidah teks

yang baik dan benar. Dalam dunia

pendidikan itu sendiri teks eksposisi sering

dijadikan soal dalam beberapa ujian sekolah

dengan kata kunci pengertian teks eksposisi,

struktur teks eksposisi, dan tentunya contoh

teks eksposisi itu sendiri. Dalam

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

teks eksposisi sering digunakan untuk

memaparkan atau memberikan penjelasan

tentang sesuatu kejadian secara terperinci

dari sudut pandang orang yang bercerita

tersebut.

Menurut Suyadi (2014), dapat

dikatakan bahwa penguasaan kosakata dan

motivasi membaca mempunyai hubungan

terhadap kemampuan mengonstruksi teks

eksposisi baik secara sendiri (parsial)

maupun secara bersama-sama (simultan).

Jika dilihat dari besar kecilnya nilai

sumbangan variabel bebas kepada variabel

terikat yaitu pada nilai Standard Coefficient,

tampak bahwa nilai penguasaan kosakata

lebih besar dari nilai motivasi membaca.

Dengan demikian variabel penguasaan

kosakata adalah faktor yang lebih dominan

berhubungan dengan kemampuan

mengonstruksi teks eksposisi daripada faktor

motivasi membaca.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan jenisnya, penelitian ini

termasuk penelitian ex-post facto.Penelitian

ex-post facto merupakan penelitian dimana

variabel-variabel bebas telah terjadi ketika

peneliti mulai dengan pengamatan variabel

terikat dalam suatu penelitian. Pada

penelitian ini, keterikatan antara variabel

bebas dengan variabel bebas, maupun antara

variabel bebas dengan variabel terikat, sudah

terjadi secara alami, dan peneliti dengan

setting tersebut ingin melacak kembali jika

memungkinkan apa yang menjadi faktor

penyebabnya (Sukardi, 2011: 165).

Paradigma penelitian erat kaitannya dengan

variabel penelitian. Sehingga validitas

penelitian bisa mencerminkan kemampuan

siswa dalam menulis teks eksposisi. Demi

tercapainya tujuan pembelajaran menulis

maka peneliti mengedepankan siswa untuk

lebih aktif dengan lebih mudah menyusun

teks eksposisi dengan menyatukan berbagai

ide dan gagasan didalam sebuah kelompok.

Selain itu, model pembelaran ini serupa

dengan tahapan kegiatan berbasis kurikulum

2013. Dalam penelitian ini dibahas tiga

variabel yang terdiri dari dua variabel bebas

yaitu penguasaan kosakata (X1), tata bahasa

Indonesia (X2), dan satu variabel terikatyaitu

kemampuan menulis eksposisi

(Y).Selanjutnya paradigma penelitian ini

digambarkan sebagai berikut.

Ada tiga variabel dalam penelitian ini

yang terdiri atas 2 variabel bebas (X) dan

satu variabel terikat (Y). Variabel bebas

tersebut adalah penguasaan kosakata (X1),

penguasaan tata bahasa Indonesia (X2),

Page 4: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan

menulis eksposisi (Y). Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat),

sedangkan variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2009:61).Penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1

Sukapura. Waktu penelitian dilaksanakan

pada bulan Agustus 2017 sampai dengan

bulan Januari 2018. Keterampilan

mengonstruksi teks eksposisi ini tidak akan

datang secara otomatis melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan

teratur.

Menulis juga merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang sangat penting

dimiliki oleh pelajar. Menulis adalah

kegiatan produktif dan ekspresif. Produktif

karena menulis adalah pencurahan pikiran

yang menjadi sebuah produk yang bisa

dinikmati orang lain. Ekspresif berarti

tulisan harus dapat memberikan gambaran

maksud, gagasan atau ungkapan penulisnya

sehingga mengundang orang lain untuk

tertarik membacanya. Jadi, menulis selain

berupa pencurahan pikiran penulisnya juga

harus dapat menarik minat pembacanya

untuk menikmati tulisan. Dalam penelitian

ini, teknik sampel yang dipakai adalah

teknik stratifiedrandom sampling. Kelas

dipilih berdasarkan nilai rata-rata ujian

tengah semester 2017-2018, kelas dibagi

menjadi tiga strata yakni kategori tinggi,

sedang, dan rendah. Jumlah sampel

ditentukan dengan menggunakan

Nomogram Henry King tetapi tidak murni,

dari populasi 96 siswa dengan taraf

kesalahan 5% maka sampel yang dibutuhkan

adalah 12 siswa. Namun, untuk menjaga

keseimbangan sampel penelitian yang

dipakai maka diambil sampel sebanyak 18

siswa. Ada dua cara pengumpulan data

dalam penelitian ini. Pertama tes dipakai

untuk mengumpulkan data penguasaan

kosakata siswa dan tata bahasa Indonesia.

Yang kedua yaitu tes mengonstruksi teks

eksposisi digunakan untuk mengumpulkan

data kemampuan mengonstruksi teks

eksposisi siswa.

Instrumen dalam penelitian ini berupa

tes subjektif dan mengonstruksi teks

eksposisi. Instrumen yang berupa tes

subjektif digunakan untuk mengungkap

penguasaan kosakata dan tata bahasa siswa,

sedangkan tes menulis digunakan untuk

mengetahui kemampuan mengonstruksi teks

eksposisi siswa. Hal ini sesuai dengan

proses pembelajaran dalam kurikulum 2013

edisi revisi 2017, walaupun dalam

pembelajarannya berbasis teks namun tetap

menumbuhkan sikap siswa yang aktif,

kreatif dan kritis melalui kegiatan 5M

tersebut. Tahap-tahap pembuatan instrumen

tes obejktif dalam penelitian adalah: (1)

menentukan indikator-indikator berdasarkan

kajian teori; (2) menuliskan butir-butir

pertanyaan berdasarkan indikator-indikator

variabel penelitian; (3) mengonsultasikan

instrumen yang telah disusun kepada para

ahli atau dimintai saran atau perbaikan; (4)

menguji cobakan instrumen kepada subjek

penelitian; dan (5) menganalisis hasil uji

coba instrumen.

Penelitian ini dilakukan melalui

berbagai macam metode penelitian yang

dijadikan sebagai alat untuk memonitor

perkembangan kemampuan siswa dalam

pembelajaran mengonstruksi teks eksposisi.

Tujuan utama ini untuk perbaikan dan

peningkatan apresiasi siswa dalam

pembelajaran mengonstruksi teks eksposisi

serta memberikan alernatif penggunaan

metode pembelajaran untuk guru dalam

meningkatkan hasil proses belajar mengajar,

terutama pembelajaran mengonstruksi teks

eksposisi. Pendidikan karakter adalah suatu

sistem penanaman nilai-nilai karakter

Page 5: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

kepada warga sekolah yang meliputi

komponen pengetahuan, kesadaran atau

kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,

lingkungan, maupun kebangsaan sehingga

menjadi manusia insane kamil.

Kompetensi sikap religius dan sosial

merupakan bagian dari pendidikan karakter

yang akan ditanamkan pada diri siswa.

Menurut Kemendikbud dalam Rachman

(2014:22) pendidikan karakter adalah

pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai

karakter bangsa pada diri peserta didik,

sehingga mereka memiliki nilai dan karakter

sebagai karakter diri, menerapkan nilai-nilai

tersebut dalam kehidupan sebagai anggota

masyarakat dan warga negara yang dapat

menjadi cerminan diri dalam

mengembangkan karakter anak didik dalam

pergaulan sehari-hari, baik itu disekolah

maupun dilingkungan masyarakat.

Walaupun dalam pembelajarannya berbasis

teks namun tetap menumbuhkan sikap siswa

yang aktif, kreatif dan kritis melalui

kegiatan 5M tersebut. Instrumen penguasaan

kosakata berikut merupakan pengembangan

dari pengajaran kosakata yang disampaikan

oleh Tarigan dalam buku Pengajaran

Kosakata (2011).Selanjutnya, aspek-aspek

yang diuraikan adalah (1) sinonim (2)

antonim (3) istilah (4) arti dalam

konteks.Skor penilaian pada ubahan ini

didasarkan pada jawaban, apabila jawaban

betul skor 1, apabila salah maka 0.Instrumen

kemampuan menulis eksposisi tersebut

merupakan pengembangan dari penilaian

tes kemampuan menulis dengan

pembobotan tiap komponen yang

dimodifikasi oleh Hartfield, dkk (dalam

Nurgiyantoro, 2012: 440-441). Tes

kemampuan menulis dilakukan dengan

menggunakan bentuk tes subjektif

dikarenakan kemampuan menulis sarat

dengan unsur-unsur penggunaan bahasa

yang amat tergantung pada kesukaan dan

kreatifitas penulisnya.

Sebelum data dianalis, perlu dilakukan

uji coba instrumen. Uji coba instrumen

dilakukan untuk mengetahui apakah alat

ukur yang telah disusun benar-benar

merupakan instrumen yang baik dan

memadai untuk menjaring data. Baik

buruknya instrumen akan berpengaruh

terhadap benar tidaknya data yang diperoleh,

hal tersebut sangat menentukan kualitas

penelitian. Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu

valid dan reliabel (Arikunto, 2010:

211).Refleksi dilakukan setelah proses

pembelajaran berlangsung yaitu dengan cara

kolaborasi.

Materi yang mereka diskusikan adalah

materi teks eksposisi.

Kemudian siswa bersama-sama dengan guru

mempelajari materi pembelajaran dengan

mengamati contoh teks eksposisi pada

media berita yang dibagikan. Siswa

mencermati penjelasan guru mengenai teks

eksposisi yang meliputi pengertian, struktur,

dan kaidah penulisan. Siswa yang sudah

benar-benar paham dapat membantu teman

sekelompoknya yang masih mengalami

kesulitan. Setelah semua siswa paham

dengan materi pembelajaran, guru

memberikan pertanyaan secara acak.

Petanyaan itu meliputi materi-materi yang

telah dipelajari. Siswa yang bisa menjawab

pertanyaan dengan tepat, diberi penguatan

dan penghargaan oleh guru. Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument (Arikunto, 2010: 211). Untuk

mengetahui kualitas butir soal dilakukan

pengujian dengan program iteman setelah

terlebih dahulu soal diujicobakan pada

sejumlah siswa. Kualitas soal tersebut

meliputi tingkat kesulitan butir, tingkat daya

beda butir, dan analisis distraktor.

Page 6: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

Indeks kesukaran berkisar antara 0,0 –

1,0. Bila indeks kesukaran 0,0 berarti tes

tersebut sangat sulit, tetapi jika indeks

kesukaran 1,0 berarti soal tersebut sangat

mudah. Menurut Nurgiyantoro (2009: 359),

sebuah butir soal dinyatakan baik atau layak

jika memenuhi persyaratan masuk ke dalam

interval tertentu. Indeks Tingkat Kesukaran

(ITK) yang dapat diterima dalam penelitian

ini adalah berkisar antara 0,20 – 0,80. ITK

0,20 – 0,40 adalah butir soal yang

berpredikat sulit, 0,40 – 0,60 berpredikat

sedang, dan 0,60 – 0,80 berpredikat

mudah.Indeks daya beda suatu butir soal

yang baik menurut Oller (dalam

Nurgiyantoro, 1995: 141) harus mencapai

0,25 atau bahkan 0,35. Butir soal yang

indeks daya bedanya kurang dari 0,25

dianggap tidak layak dan perlu direvisi atau

diganti. Dalam penelitian ini, indeks daya

beda dikatakan baik apabila indeksnya

mencapai 0,25 atau lebih. Tes pilihan ganda

dalam penelitian ini menggunakan lima

alternatif jawaban, yaitu A, B, C, D, dan E.

Kelima alternatif itu hanya ada satu jawaban

yang benar. Jadi, empat alternative jawaban

yang lain merupakan jebakan (distraktor).

Suatu distraktor berfungsi baik apabila

dipilih paling sedikit 2% pengikut tes.

Dengan demikian, dapat diketahui efektifitas

masing-masing distraktor.Selain itu, untuk

mengetahui distraktor tersebut dipilih

kelompok pandai atau kelompok bodoh.Jika

distraktor tersebut terbanyak dipilih oleh

kelompok bodoh, distraktor tersebut tidak

dapat berfungsi dengan baik, tetapi jika

dipilih terbanyak oleh kelompok pandai,

berarti distraktor tersebut belum dapat

berfungsi secara efektif.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan

siswa adalah menulis teks eksposisi secara

berkelompok. Sebelumnya guru

membagikan media berita yang terdapat

dalam surat kabar. Semua siswa dalam

kelompok harus ikut andil dalam tugas

kelompok ini sesuai model investigasi

kelompok. Setelah tugas selesai dibuat, guru

mengintruksikan tiap-tiap kelompok

menukarkan hasil pekerjaannya untuk

dikoreksi. Hasil pekerjaan kelompok yang

paling baik dipresentasikan di depan kelas

untuk dicermati dan dievaluasi bersama-

sama.

Reliabilitas instrumen menunjuk pada

pengertian bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya sebagai alat pengumpul data

apabila instrumen tersebut dapat mengukur

secara konsisten terhadap sesuatu yang

diukur. Dalam penelitian ini reliabilitas

dihitung dengan rumus Alpha Cronbach.

Koefisien Alpha Cronbach secara otomatis

keluar pada saat analisis Iteman. Untuk

instrumen yang berupa alat tes atau angket

yang dibuat oleh guru untuk keperluan

pengajaran, indeks reliabilitas untuk jenis-

jenis reliabilitas tersebut dinyatakan reliabel

paling tidak mencapai 0,60. Untuk tes-tes

standar atau yang distandarkan harga indeks

reliabilitas itu paling tidak mencapai 0,85

atau bahkan 0,90 (Nurgiyantoro, 2009: 354).

Dalam uji reliabilitas ini, data diperoleh

melalui beberapa cara, yaitu (1) tes untuk

mengetahui pengetahuan dan keterampilan

mengonstruksi teks eksposisi dengan

menemukan hal-hal penting yang

terkandung di dalamnya; (2) observasi untuk

mengetahui keaktifan siswa selama

pembelajaran mengonstruksi teks eksposisi

melalui model investigasi kelompok dengan

media berita dalam surat kabar; (3) catatan

harian dan jurnal, mencatat deskripsi kesan

dan pesan siswa selama mengikuti

pembelajaran mengonstruksi teks eksposisi

melalui model investigasi kelompok dengan

media berita dalam surat kabar; (4)

wawancara, diakukan di luar pembelajaran

untuk mengetahui pendapat siswa yang

ditujukan pada perwakilan siswa yang

memperoleh nilai baik, cukup, dan kurang;

(5) dokumentasi foto, digunakan sebagai

Page 7: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

laporan yang berupa gambar aktivitas siswa

selama mengikuti pembelajaran dan

dokumentasi hasil dari diskusi siswa secara

berkelompok. Semua data tersebut

dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara

lengkap. Hasil observasi ini digunakan

sebagai bahan refleksi dan jika diperlukan

digunakan sebagai dasar perbaikan pada

pembelajaran berikutnya.Alat tes atau

angket yang dibuat oleh guru untuk

keperluan pengajaran, indeks reliabilitas

untuk jenis-jenis reliabilitas tersebut

dinyatakan reliabel, apabila dinyatakan final.

Uji normalitas dimaksudkan untuk

menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual

mempunyai distribusi normal (Janie, 2012:

25).Teknik uji normalitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S).

Suatu data dapat dikatakan normal apabila

nilai signifikansi pada uji normalitas lebih

besar dari 0,05.Semua aspek yang dinilai

dalam keterampilan menulis teks eksposisi

dibahas secara lebih terperinci pada

pertemuan pertama ini. Untuk pendalaman

materi, guru kembali menugaskan siswa

untuk membuat teks eksposisi namun secara

berkelompok. Pada pertemuan ini media

berita yang dibagikan adalah tentang politik.

Setelah teks selesai dibuat, guru meminta

siswa menukarkan pekerjaan mereka antar

kelompok untuk dikoreksi dan dievaluasi

secara bersama-sama.

Pada tahap penutup, kegiatan yang

dilakukan mencakup (1) siswa bersama guru

menyimpulkan hasil kegiatan belajar; (2)

guru dan siswa melakukan refleksi tentang

kesulitan dalam pembelajaran menulis teks

eksposisi; (3) siswa mengisi lembar

observasi secara individu sesuai perintah

guru; dan (4) tindak lanjut, siswa diberi

tugas untuk banyak membaca referensi

tentang menulis teks eksposisi. Pada

pertemuan kedua, setelah memberi apersepsi

dan mengondisikan siswa dalam bentuk

kelompok untuk brdiskusi mengenai materi

pertemuan sebelumnya, guru membagikan

wacana berita yang terdapat dalam surat

kabar kepada masing-masing kelompok.

Setelah semua mendapat media tersebut,

guru meminta siswa untuk membuat teks

eksposisi secara individu berdasarkan

wacana berita tersebut dengan

memerhatikan aspek yang dinilai. Pada

kegiatan menulis teks eksposisi ini, guru

lebih menekankan pada kualitas hasil

menulis teks eksposisi.

Uji linieritas dimaksudkan untuk

mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikatnya

berbentuk linier atau tidak. Untuk menguji

hubungan linier antara variabel penguasaan

kosakata (X1) dengan variabel kemampuan

menulis eksposisi (Y) dan variabel

penguasaan tata bahasa Indonesia (X2)

dengan variabel kemampuan menulis

eksposisi (Y) dilakukan melalui uji koefisien

F.Untuk mengetahui apakah hubungan

tersebut benar-benar linier atau tidak, perlu

diuji linieritas regresinya. Dengan

mempergunakan hipotesis nol (Ho), jika nilai

F yang ditemukan lebih kecil daripada P

0,05, garis regresi data skor yang

bersangkutan dinyatakan linier. Sebaliknya,

jika nilai F itu lebih besar daripada P 0,05,

garis regresi itu berarti tidak linier.

Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri atas dua macam,

yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan menggunakan regresi ganda.Statistik

deskripsi untuk melihat keadaan penguasaan

kosakata, tata bahasa, dan kemampuan

menulis eksposisi. Statistik deskripsi

digunakan terdiri atas tendensi sentral yang

meliputi mean, median, modus, dan standar

deviasi. Untuk menguji hipotesis, dilakukan

dengan uji regresi ganda. Uji regresi ganda

memerlukan uji prasyarat, seperti uji

normalitas, linieritas, dan multikorelasional

Page 8: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

atau interkorelasi. Pengujian hipotesis

dilakukan setelah pengujian persyaratan

analisis terpenuhi. Untuk meguji hipotesis

pertama dan kedua digunakan korelasi

product moment, dan hipotesis ketiga

digunakan analisis regresi linier ganda.A

nalisis ini digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel

terikat serta untuk mencari sumbangan

variabel secara bersama-sama terhadap

variabel terikat.

Rumus Hipotesis hubungan X1, X2 dengan

Y sebagai berikut :

1. Ho : rx1y = 0

Ha : rx1y ≠ 0

2. Ho : rx2y = 0

Ha : rx2y ≠0

Persamaan hipotesis statistik di atas dapat

dibaca sebagai berikut.

Ho : tidak ada pengaruh penguasaan

kosakata terhadap kemampuan

mengonstruksi teks eksposisi.

Ha : ada pengaruh penguasaan kosakata

terhadap kemampuan mengonstruksi teks

eksposisi.

Keterampilan menulis teks eksposisi

yang dimaksud pada penelitian ini adalah

suatu keterampilan menyalurkan tulisan

yang berisi paparan atau penjelasan secara

mendalam dan terperinci mengenai

informasi. Ciri khas dari jenis teks ini adalah

penyampaian informasi yang ingin

disampaikan kepada pembaca. Penyampaian

informasi ini disajikan dalam berbagai cara

atau metode, seperti metode analisis

(analisis umum, analisis bagian, analisis

fungsi, analisis proses, dan analisis

kausal).Pengambilan data nontes dilakukan

untuk melihat lifeskill siswa yang

berkembang selama mengikuti pembelajaran

dan responnya terhadap pembelajaran

tersebut setelah melalui proses pembelajaran

menulis teks eksposisi. Data nontes berupa

hasil observasi, jurnal, catatan harian,

wawancara, dan dokumentasi foto. Dalam

pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh

teman serta melibatkan guru bahasa dan

sastra Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Variabel bebas yang pertama (X1)

dalam penelitian ini adalah penguasaan

kosakata. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian adalah soal pilihan ganda

berjumlah 40 soal dengan skor

benar2,5danskor salah 0. Skor tertinggi yang

mungkin dicapai oleh siswa adalah 100, dan

skor terendah yang mungkin dicapai oleh

siswa adalah 0. Skor tertinggi yang

diperoleh dari data adalah 97,50, dan skor

yang terendah adalah 72,50. Berdasarkan

data tersebut diperoleh juga rata-rata (M)

sebesar 86,12, median (Md) sebesar 85,21,

dan modus (Mo) sebesar 87,50 dan standar

deviasi sebesar 5,11.

Menurut hasil penelitian, Instrumen

adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitian agar lebih mudah dan hasilnya

lebih maksimal. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini berupa Instrumen tes

dan non tes. Instrumen tes berbentuk tes

tertulis, sedangkan instrumen nontes

berbentuk lembar observasi, jurnal, catatan

harian, wawancara, dan dokumentasi foto.

Instrumen-instrumen tersebut digunakan

untuk mengambil data yang diperlukan

dalam penelitian.

Histogram data penguasaan kosakata

di atas, menunjukkan bahwa kelompok yang

mempunyai frekuensi terbanyak pada

interval 84,0-88,50 dengan jumlah frekuensi

absolut 29 atau 36,20%. Kelompok dengan

frekuensi terendah terdapat pada nilai

terendah dan tertinggi dengan interval

75,00-79,50 dan 93,00-97,50 dengan

masing-masing sebanyak 6 siswa atau

7,50%. Pengelompokan siswa ke dalam tiga

kategori untuk variabel penguasaan kosakata

didasarkan pada rata-rata hitung dan

Page 9: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

simpangan baku hasil pengujian

(Nurgiyantoro, 2012: 265). Berdasarkan

acuan norma di atas, rata-rata hitung

variabel penguasaan kosakata adalah 86,12

dan simpangan bakunya adalah 5,11. Dari

perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam tiga (3) kelas sebagai berikut:

Tinggi = M+1SDkeatas

Sedang =di atas M-

1SDsampaidengandi bawah M + 1SD

Rendah = M – 1SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut

dapat dibuat _able distribusi kecenderungan

sebagai berikut.

Berdasarkandata di atas, diketahui

bahwa siswa yang memiliki tingkat

penguasaan kosakata dengan kategori tinggi

sebanyak 24 siswa (30%), sedangkan siswa

yang memiliki tingkat penguasaan kosakata

dengan kategori sedang sebanyak 50 siswa

(62, 5%) dan kategori rendah sebanyak 6

siswa (7,50%). Dengan demikian, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penguasaan

kosakata siswa berada pada kategori sedang

pada interval 81,012-91,208.Variabel bebas

yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan tata bahasa Indonesia.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah soal pilihan ganda berjumlah 40

soal dengan skor benar 2,5 dan skor salah 0.

Skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh

siswa adalah 100, dan skor terendah yang

mungkin dicapai oleh siswa adalah 0. Skor

tertinggi yang diperoleh dari data adalah

85,00, dan skor terendah yang diperoleh dari

data adalah 50,00. Berdasarkan data tersebut

diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 62,81,

median (Md) sebesar 62,50, dan modus

(Mo) sebesar 65,00 dan standar deviasi

sebesar 6,97.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data

Penguasaan Tata Bahasa

Keterampilan menulis merupakan

salah satu keterampilan berbahasa yang

paling tinggi tingkatannya. Menulis adalah

suatu proses penuangan ideatau gagasan

dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa

rangkaian simbol-simbol bahasa

(huruf).Menulis tidak serta merta didapat

dengan alami, adabeberapa tahapan

seseorang dalam latihan menulis. Histogram

data penguasaan tata bahasa Indonesia di

atas,menunjukkan bahwa kelompok yang

mempunyai frekuensi terbanyak pada

interval 57-64 dengan jumlah frekuensi

absolut 30 atau37,50%. Interval 78-85

menjadi kelompok dengan frekuensi

terendah sebanyak 2 siswa atau 2,50%.

Pengelompokan siswa ke dalam tiga

kategori untuk _able_le penguasaan

kosakata didasarkan pada rata-rata hitung

dan simpangan baku hasil pengujian

(Nurgiyantoro, 2012: 265). Berdasarkan

acuan norma di atas, rata-rata hitung

_able_le penguasaan tata bahasa Indonesia

adalah 62,81, dan simpangan bakunya

adalah 6,97. Dari perhitungan di atas dapat

dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:

Tinggi = M + 1SD ke atas

Sedang = di atas M – 1SD sampai

dengan di bawah M + 1SD

Rendah = M – 1SD ke bawah

Berdasarkan data di atas, diketahui

bahwa siswa yang memilikitingkat

penguasaan tata bahasa Indonesia dengan

kategori tinggi sebanyak 8 siswa (10%),

siswa yang memiliki tingkat penguasaan tata

bahasa Indonesia dengan kategori sedang

sebanyak 64 siswa (72,5%), dan siswa yang

memiliki tingkat penguasaan tata bahasa

Indonesia dengan kategori rendah sebanyak

14 siswa (17,5%). Dengan demikian, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penguasaan tata

bahasa Indonesia siswa berada pada kategori

sedang pada interval 55,84-69,78. Variabel

terikat (Y) dalam penelitian ini adalah

kemampuan menulis eksposisi.Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tes mengarang dengan tema tertentu. Skor

tertinggi yang mungkin dicapai oleh siswa

Page 10: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

adalah 100, dan skor terendah yang mungkin

dicapai oleh siswa adalah 40. Skor tertinggi

yang diperoleh dari data adalah 80,00, dan

skor terendah yang diperoleh dari data

adalah 66,00. Berdasarkan data tersebut juga

diperoleh rata-rata (M) sebesar 71,64,

median (Md) sebesar 73,17, dan modus

(Mo) sebesar 73,00 dan standar deviasi

sebesar 3,59. Ini merupakan data untuk

menguji validasi dan standarisasi menulis

eksposisi, gunanya untuk meningkatkan

kemampuan siswa dan keterampilan siswa

dalam menguji keahlian dalam bidang

mengonstruksi teks eksposisi. Maka seorang

guru akan mengetahui sampai kemampuan

anak didiknya tentang pengetahuan

mengonstruksi teks eksposisi.

Pada bagian teks eksposisi diatas tadi

kamu sudah mempelajari teks eksposisi

yaitu teks yang digunakan untuk

menyampaikan suatu pendapat disertai

dengan argumen yang mendukung. Dalam

kegiatan mengonstruksi teks eksposisi,

terutama mengungkapkan perasaan atau

pikiran secara tertulis, seorang pemakai

bahasa memiliki lebih banyak kesempatan

untuk mempersiapkan dan mengatur diri,

baik dalam hal apa yang akan diungkapkan

maupun bagaimana cara

mengungkapkannya (Iskandarwassid dan

Dadang Sunendar, 2011: 249).

Pengelompokan siswa ke dalam tiga

kategori untuk variabel penguasaan kosakata

didasarkan pada rata-rata hitung dan

simpangan baku hasil pengujian

(Nurgiyantoro, 2012: 265). Berdasarkan

acuan norma di atas, rata-rata hitung

variabel kemampuan mengonstruksi teks

eksposisi adalah 71,63 dan simpangan

bakunya adalah 3,59. Dari perhitungan di

atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas

sebagai berikut:

Tinggi = M + 1SD ke atas

Sedang = di atas M – 1SD sampai

dengan di bawah M + 1SD

Rendah = M – 1SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut

dapat dibuat table distribusi kecenderungan

sebagai berikut.

Tabel 4. 9 Distribusi Kecenderungan Data

Kemampuan Mengonstruksi teks Eksposisi

Berdasarkan data di atas, diketahui

bahwa siswa yang memiliki tingkat

kemampuan mengonstruksi teks eksposisi

dengan kategori tinggi sebanyak 10 siswa

(12,50 %), siswa yang memiliki tingkat

kemampuan mengonstruksi teks eksposisi

dengan kategori sedang sebanyak 47 siswa

(58,75%), dan siswa yang memiliki tingkat

kemampuan mengonstruksi teks eksposisi

dengan kategori rendah sebanyak 23 siswa

(28,75%). Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan

mengonstruksi teks eksposisi siswa berada

pada kategori sedang pada interval 68,04-

75,22.

Uji normalitas dimaksudkan untuk

menguji apakah dalam model korelasi

berganda, variabel pengganggu atau residual

mempunyai distribusi normal.Teknik uji

normalitas yang digunakan dalam

penelitianini adalah teknik Kolmogorov –

Smirnov (1-Sample K-S). Suatu data dapat

dikatakan normal apabila nilai signifikansi

pada uji normalitas lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1-

Sample K-S menggunakan program SPSS

versi 16.0, diketahui bahwa data-data

tersebut memiliki nilai signifikansi

penguasaan tata bahasa 0,123, penguasaan

kosakata 0,329 dan menulis teks eksposisi

sebesar 0,123. Hal tersebut membuktikan

bahwa residual data terdistribusi normal,

karena nilai signifikansi lebih besar dari

0,05.

Uji linieritas dimaksudkan untuk

mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat

bersifat linier atau tidak. Untuk menguji

hubungan linier antara variabel penguasaan

Page 11: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

kosakata (X1) denganvariabel kemampuan

menulis eksposisi (Y) dan variabel

penguasaan tata bahasa Indonesia (X2)

dengan variabel kemampuan menulis

eksposisi (Y)dilakukan melalui uji koefisien

F.Untuk mengetahui apakah hubungan

tersebut benar-benar linier atau tidak, perlu

diuji linieritas regresinya. Dengan

menggunakan hipotesis nol (Ho), jika nilai F

yang ditemukan lebih kecil daripada P 0,05,

garis regresidata skor yang bersangkutan

dinyatakan linier. Sebaliknya, jika nilai F itu

lebih besar daripada P 0,05, garis regresi itu

berarti tidak linier.

Berdasarkan perhitungan

menggunakan program SPSS diketahui

bahwa nilai F variabel penguasaan kosakata

(X1) dengan kemampuan menulis eksposisi

(Y) adalah 9,783 dan signifikansi 0,003

(lebih kecil dari P 0,05). Sedangkan nilai F

variabel penguasaan tata bahasa Indonesia

(X2) dengan variabel kemampuan menulis

eksposisi (Y) sebesar 4,946 dan signifikansi

0,030 (lebih kecil dari 0,05). Maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas (X1 dan X2) dan variabel

terikat (Y) adalah linier.

Tujuan uji multikolinieritas untuk

mengetahui apakah antarvariabel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak. Uji

hipotesis dapat dilakukan apabila nilai

tolerance variabel bernilai di atas 0,1 dan

nilai VIF (variance inflation factor) di

bawah 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas.Melalui penghitungan

SPSS versi 16.0 didapat bahwa nilai

tolerance variabel penguasaan kosakata dan

tata bahasa sebesar 0,874 serta nilai VIF

sebesar 1,144. Maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar

variabel bebas, karena nilai tolerance di atas

0,1 dan nilai VIF di bawah 10.

Dapat diketahui bahwa Fhitung lebih

besar dari Ftabel, jadi hipotesisditerima.

Berdasarkan hasil uji F juga diperoleh nilai

p sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05.

Kesimpulannya berarti bahwa penguasaan

kosakata dan tata bahasa Indonesia secara

bersama-sama berkorelasi positif dan

signifikan dengan kemampuan

mengonstruksi teks eksposisisiswa kelas X

SMANegeri 1 Sukapura. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa tujuan

mengonstruksi teks eksposisi adalah

menyampaikan ide, gagasan atau buah

pikiran melalui bahasa tulis. Selain itu

mengonstruksi teks ekposisi juga dapat

memberikan hiburan serta melatih untuk

terampil menyusun dan menulis kalimat

yang baik, benar dan efektif. Strategi dan

model pembelajaran yang tidak sesuai

tersebut, memlilki pengaruh besar terhadap

keterampilan siswa dalam menulis.Selain

itu, kecenderungan guru hanya memberikan

materi tanpa diikuti praktik yang sebenarnya

dalam pembelajaran menulis menjadi awal

siswa kurang menguasai keterampilan

menulis yang sebenarnya.

Faktor-faktor kesulitan siswa dalam

mengonstruksi teks eksposisi juga

ditemukan dalam penelitian yang telah

dilakukan oleh Wahyu, Hedi (2013) dengan

judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis

Eksposisi dengan Menggunakan Media Blog

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa

kelas X-F SMAN 5 Bandung Tahun Ajaran

2009/2010)”. Penelitian ini dilatar belakangi

oleh anggapan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media yang tepat akan

meningkatkan kemampuan belajar siswa.

Hal ini sesuai dengan karakterirstik siswa

SMAN 5 Bandung yang berasal dari

keluarga menegah keatas. Penguasaan

teknologinya pun sangat tinggi karena

mereka difasilitasi alat-alat teknologi

canggih, seperti handphone dan notebook.

Selain itu, sekolah tersebut memiliki

fasilitas-fasilitas yang memadai untuk

menunjang pembelajaran, contohnya

kelengkapan alat infokus yang memadai.

Page 12: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

Oleh karena itu peneliti tersebut

tertarik memanfaatkan media teknologi,

seperti media blog untuk menunjang

pembelajaran menulis eksposisi guna

mencapai tujuan pembelajaran.Hasil

penelitian Zahir Jausaq Zuhrufi dengan

judul “pembelajaran menulis paragraf

eksposisi dengan menggunkan Metode

„Collaborative Learning‟ pada siswa Kelas

X SMA PGRI Kurnia Garut Tahun Pelajaran

2013/2014”, penulis berhasil melakukan

pembelajaran menulis paragraf eksposisi,

siswa mampu menulis paragraf eksposisi

dan metode yang digunakan peneliti

terdahulu yaitu collaborative learning tepat

dalam pembelajaran menulis paragraf

eksposisi. Perbedaan peneliti terdahulu

dengan penulis yaitu penggunaan metode

atau model pembelajaran.

Oleh karena itu, atas perbedaan dan

persamaan dengan peneliti terdahulu penulis

membuat judul “Pembelajaran

Memproduksi Teks Eksposisi dengan

Menggunakan Model „Genre Based

Writing‟ Pada siswa Kelas X SMA Negeri

25 Bandung”. Untuk memperjelas uraian,

dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau

statistik. Sebagai catatan, tidak jarang

eksposisi ditemukan hanya berisi uraian

tentang langkah atau carakerja. Eksposisi

demikian lazim disebut paparan proses. Teks

eksposisi layaknya teks yang lain, yakni

memiliki struktur. Penguasaan kosakata

bukanlah keterampilan yang sederhana,

karena mencakup pengenalan, pemilihan

dan penerapan.

Penguasaan kosakata juga bukan

merupakan proses yang spontan, melainkan

proses menuju penguasaan kosakata yang

baik dan benar. Penguasaan kosakata akan

semakin meningkat sesuai dengan

perkembangannya. Menurut Dale (dalam

Zuchdi, 2008: 35), jika kita beranggapan

bahwa anak-anak mengakhiri kelas satu

dengan kosakata rata-rata 3.000 kata,

tampaknya mulai saat ini mereka akan

menambah sekitar 14.000 sampai 15.000

kata, dan bagi mahasiswa sekitar 18.000

sampai 29.000 kata. Penguasaan kosakata

mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap kemampuan megonstruksi teks

eksposisi. Kosakata memang penting dalam

prosesmenulis. Untuk berkomunikasi

dengan anggota masyarakat lainnya (dalam

hal ini pembaca), setiap orang perlu

memperluas kosakatanya, perlu mengetahui

sebanyak-banyaknya perbendaharaan kata

dalam bahasanya (Keraf, 2004: 64-65).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penguasaan kosakata

dan tata bahasa akan mempengaruhi

keterampilan mengonstruksi kaliamat, dalam

penelitian ini yang dimaksud adalah

penguasaan kosakata dan penguasaan tata

bahasa Indonesia siswa akan mempengaruhi

kemampuan mengonstruksi teks

eksposisinya.

Jadi, semakin tinggi penguasaan

kosakata dan penguasaan tata bahasanya,

maka semakin tinggi pula kemampuan

mengonstruksi teks eksposisinya.

Penguasaan kosakata yang baik akan

membuat kita lebih mudah membuat tulisan

atau karangan yang baik. Ini artinya ada

pengaruh yang positif penguasaan kosakata

terhadap kemampuan mengonstruksi teks

eksposisi. Penguasaan tata bahasa berkaitan

dengan kemampuan tentang kata pada

tataran morfologi, dan kemampuan tentang

kalimat pada tataran sintaksis. Suriamiharja,

dkk (1996: 1-2) menyatakan bahwa

mengonstruksi teks eksposisi merupakan

keterampilan berbahasa yang paling tinggi

tingkatannya. Mengostruksi teks eksposisi

merupakan kegiatan penulisan yang

bertujuan untuk menjelaskan suatu hal agar

pembaca mengerti dan memahami apa yang

disampaikan melalui tulisan.

Hal ini berarti ada pengaruh yang

positif dan signifikan penguasaan tata

Page 13: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

bahasa Indonesia terhadap kemampuan

menulis eksposisi. Hal tersebut juga terbukti

dari uji korelasi product moment, diketahui

bahwa rhitung penguasaan tata bahasa

Indonesia sebesar 0,237 sedangkan rtabel

sebesar 0,220. Artinya rhitung lebih besar dari

rtabel , dan p 0,034 lebih kecil dari

tarafsignifikansi 5% (0,034<0,05).

Kesimpulannya berarti penelitian ini

berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan penguasaan tata bahasa Indonesia

terhadap kemampuan menulis siswa kelas X

SMAN 1 Sukapura.

Dengan penelitian ini, guru dapat

mengetahui metode yang tepat dalam

mengajarkan penulisan naskah drama

kepada siswa.Metode ini dapat membantu

guru dalam memberikan motivasi dan

menimbulkan rasa ketertarikan kepada

siswa. Hasil penelitian ini akan bermanfaat

bagi siswa yang selama ini kesulitan

menuangkan idenya dalam bentuk naskah

drama. Memperkaya kosakata dan

menguasai tata bahasa Indonesia memiliki

peran penting dalam hal penulisan karangan

yang baik. Menulis sebuah karangan yang

baik memerlukan penguasaan beberapa

keterampilan, misalnya keterampilan dalam

menyusun kalimat dan memilih kata-kata

yang tepat sehingga hubungan antara penulis

dengan pembaca menjadi lebih mudah.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada

saat melakukan penelitian, ditemukan

banyak siswa yang belum sepenuhnya

memahami penulisan karangan eksposisi.

Banyak diantara siswa yang masih belum

bisa membedakan antara karangan eksposisi

dengan karangan argumentasi.Oleh karena

itu, sumbangan efektif masing-masing

prediktor terhadap kemampuan menulis

eksposisi cukup kecil.Untuk itulah

kemampuan siswa itu tidak sama,

tergantung sampai dimana mereka membuat

dan melatih diri dalam menulis eksposisi.

Hal ini berarti variabel penguasaan

kosakata dan tata bahasa Indonesia dalam

penelitian ini hanya memberikan sumbangan

efektif yang lebih kecil terhadap

kemampuan mengonstruksi teks eksposisi.

Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk

menyajikan gagasan.Gagasan tersebut dikaji

oleh penulis atau pembicara berdasarkan

sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan

gagasan yang disampaikan, penulis atau

pembicara harus menyertakan alasan-alasan

logis. Dengan kata lain, ia bertanggung

jawab untuk membuktikan, mengevaluasi,

atau mengklarifikasi permasalahan tersebut.

Bentuk teks ini biasa digunakan dalam

kegiatan ceramah, perkuliahan, pidato,

editorial, opini, dan sejenisnya. Kegiatan

mendengarkan dan membaca eksposisi

banyak sekali manfaatnya. Salah satunya,

kamu akan mengetahui keterkaitan antara

permasalahan dengan argumentasi yang

disajikan. Dengan menelaah argumentasi

yang disampaikan penulis atau pembicara,

kamu akan dapat meyakini lalu menerima

pendapat yang disampaikan. Namun, jika

argumen yang disampaikan lemah dan tidak

meyakinkan, kamu dapat saja menolak

pendapat yang disampaikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil

penelitian, dan pembahasan; 1) telah dibahas

hasil analisis data dan pembahasannya.

Berdasarkan hasil pembahasan, dalam bab

ini dikemukakan beberapa kesimpulan,

implikasi, dan saran-saran; 2) dalam

penelitian tersebut memiliki tujuan adalah

menadapat pedoman sekaligus sebagai

sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan

belajar mengajar; 3) kepastian dari

perjalanan proses belajar mengajar

berpangkal dari jelas tidaknya perumusan

tujuan pengajaran.

Page 14: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

Tercapainya tujuan sama halnya

keberhasilan pengajaran; 4) sedikit

banyaknya perumusan tujuan akan

mempengaruhi kegiatan pengajaran yang

dilakukan oleh guru, dan secara langsung

guru mempengaruhi kegiatan belajar peserta

didik. Strategi dan model pembelajaran yang

tidak sesuai tersebut, memlilki pengaruh

besar terhadap keterampilan siswa dalam

menulis. Selain itu, kecenderungan guru

hanya memberikan materi tanpa diikuti

praktik yang sebenarnya dalam

pembelajaran menulis menjadi awal siswa

kurang menguasai keterampilan menulis

yang sebenarnya. Menulis yang dimaksud

adalah sebagai keterampilan seseorang

untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan,

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman.

Sebagai suatu keterampilan yang

produktif, menulis dipengaruhi oleh

keterampilan produktif lainya, seperti aspek

berbicara maupun keterampilan reseptif

yaitu aspek membaca dan menyimak serta

pemahaman kosakata, diksi, keefektifan

kalimat, penggunaan ejaan tanda baca,

pemahaman berbagai jenis karangan dan

peruntukanya serta pemahaman berbagai

jenis paragraf dan pengembanganya.

Pelajaran bahasa Indonesia di

kurikulum 2013 edisi revisi 2017 banyak

menyajikan berbagai macam jenis Teks.

Baik lisan maupun tulis sehingga

pembelajaran dalam kurikulum ini

menggunakan pembelajaran berbasis teks.

Dalam pelajaran berbasis teks bahasa

Indonesia diajarkan bukan sekedar sebagai

pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks

yang mengemban fungsi untuk menjadi

sumber aktualisasi diri penggunanya pada

konteks sosial budaya akademis. Buku

pelajaran Bahasa Indonesia ditulis dengan

tujuan agar para peserta didik memiliki

kompetensi berbahasa Indonesia untuk

berbagai keperluan. Kegiatan yang

dirancang dalam buku diharapkan dapat

membantu peserta didik mengembangkan

kompetensi berbahasa yang dibutuhkan

dalam kehidupan.

Dalam proses pembelajaran tersebut

guru tidak hanya memberikan materi

kemudian siswa dilepas untuk praktik tanpa

bimbingan, melainkan ketika praktik guru

membimbing siswa secara berkala sehingga

siswa mengetahui kesalahan atau kekeliruan

dalam proses menulis, dan siswa bisa

memahami dan memperbaikinya. Dalam

pembelajaran ini, sistem remidi ditiadakan.

Sistem remidi akan muncul ketika siswa

setelah melakukan bimbingan masih belum

bisa menulis dengan baik. Salah satu jalan

untuk mencapai tujuan pembelajaran mata

pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

pembelajaran menulis untuk mencapai

kompetensi dan menghasilkan lulusan yang

terampil berkomunikasi, baik lisan maupun

tulis. Maka dari itu, peneliti akan melakukan

penelitian mengenai peningkatan

keterampilan menulis paragraf.

Saat pembelajaran berlangsung dan

tema ditentukan oleh guru maka hasil tulisan

menulis paragraf teks eksposisi yang

diharapkan masih dalam bentuk yang

sederhana dan belum sesuai dengan

indikator menulis teks eksposisi yang

diharapkan. Untuk itu, guru perlu

menggiatkan kegiatan latihan terbimbing

dengan memperhatikan indikator penulisan

paragraf teks eksposisi sehingga nantinya

diharapkan siswa terbiasa menulis teks

eksposisi dengan hasil yang maksimal.

Lemahnya keterampilan siswa dalam

menulis paragraf teks eksposisi dapat

disebabkan oleh dua faktor,yaitu kekurang

tepatan guru dalam memilih model

pembelajaran dan ketidak tertarikan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran

penggunaan model pembelajaran yang

kurang tepat dalam proses pembelajaran

oleh guru ditengarai menyebabkan lemahnya

keterampilan menulis paragraf teks

Page 15: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

eksposisi. Selama ini guru cenderung

menerapkan pembelajaran dengan metode

ceramah dan tugas, sehingga siswa merasa

bosan dan jenuh. Untuk itu, seorang guru

dituntut mampu menjadi perancang

pembelajaran yang menarik, bervariasi, dan

tepat bagi siswa.

Saran Guru adalah komponen yang sangat

menentukan dalam implementasi suatu

strategi pembelajaran. Tanpa guru

bagaimanapun bagus dan idealnya suatu

strategi tidak mungkin bisa diaplikasikan.

Keberhasilan implementasi suatu strategi

pembelajaran akan tergantung pada

kepiawaian guru dalam menggunakan

metode dan tekhnik pembelajaran. Guru

dalam proses pembelajaran memegang peran

yang sangat penting. Guru tidak hanya

berperan sebagai model atau teladan bagi

siswa tetapi juga sebagai pengelola

pembelajaran. Sejalan dengan tugas

utamanya sebagai pendidik di sekolah, guru

melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan

dalam bimbingan, pengajaran, dan latihan.

Semua kegiatan itu sangat terkait dengan

upaya pengembangan para peserta didik

melalui keteladanan, penciptaan lingkungan

pendidikan yang kondusif, membimbing,

mengajar, dan melatih peserta didik. Dengan

demikian efektivitas proses pembelajaran

terletak dipundak guru. Oleh karenanya,

keberhasilan suatu proses pembelajaran

sangat ditentukan oleh kualitas atau

kemampuan guru. Guru sangat menentukan

bagi keberhasilan anak, mengingat guru

adalah pengajar dan pembimbing anak didik

walaupun tujuan akhir tergantung dari anak

didik tersebut. Sebagai manajer

pembelajaran, guru mengelola keseluruhan

kegiatan pembelajaran dengan

mendinamiskan seluruh sumber-sumber

pembelajaran.

Dari sudut pandang manajemen

SDM guru, guru masih berada dalam

pengelolaan yang lebih bersifat birokratis-

administratif yang kurang berlandaskan

paradigma pendidikan antara lain

manajemen pemerintahan, kekuasaan,

politik, dan sebagainya. Dari aspek unsur

dan prosesnya, masih dirasakan terdapat

kekurangterpaduan antara sistem

pendidikan, rekrutmen, pengangkatan,

penempatan, supervisi, dan pembinaan guru.

Masih dirasakan belum terdapat

keseimbangan dan kesinambungan antara

kebutuhan dan pengadaan guru. Rerkrutmen

dan pengangkatan guru masih selalu diliputi

berbagai masalah dan kendala terutama

dilihat dari aspek kebutuhan kuantitas,

kualitas, dan distribusi. Pelaksanaan

otonomi daerah yang “kebablasan”

cenderung membuat manajemen guru

menjadi makin semrawut.Keterampilan

menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk

komunikasi secara tidak langsung, tidak

secara bertatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan ekspresif. Keterampilan

menulis ini tidak akan datang secara

otomatis melainkan harus melalui latihan

dan praktik yang banyak dan teratur.

Menulis juga merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang sangat penting

dimiliki oleh pelajar. Menulis adalah

kegiatan produktif dan ekspresif. Produktif

karena menulis adalah pencurahan pikiran

yang menjadi sebuah produk yang bisa

dinikmati orang lain. Ekspresif berarti

tulisan harus dapat memberikan gambaran

maksud, gagasan atau ungkapan penulisnya

sehingga mengundang orang lain untuk

tertarik membacanya. Jadi, menulis selain

berupa pencurahan pikiran penulisnya juga

harus dapat menarik minat pembacanya

untuk menikmati tulisan.

Page 16: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran

Tujuan ini erat berhubungan dengan

tujuan peryatan diri. Tetapi “keinginan

kreatif” di sini melebihi pernyatan diri, dan

melibatkan dirinya dengan keinginan

mencapai norma artistik, atau seni yang

ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan

mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai

kesenian. Dalam tulisan seperti ini penulis

ingin memecahkan masalah yang dihadapi.

Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan

serta menjelajahi serta meneliti secara

cermat pikiran-pikiran dan gagasan-

gagasannya sendiri agar dapat dimengerti

dan diterima oleh para pembaca. Tulisan

yang bertujuan untuk menghibur ini, dapat

menyentuh perasaan pembaca. Minimal

dalam beberapa aspek tulisan. Pada

umumnya tulisan yang bertujuan menghibur

banyak dijumpai pada fiksi atau tulisan

kreatif. Penulisan jenis ini memerlukan

banyak imajinasi dan kreativitas. Beberapa

artikel surat kabar dan majalah serta

beberapa bentuk esai.

DAFTAR RUJUKAN

Alwasilah, A. Chaedaran Suzanna Al

Wasilah. 2005. PokoknyaMenulis;

CaraBaruMenulisdenganMetodeKolab

orasi. Bandung: PT KiblatBukuUtama.

Arikunto, Suharsimi.

(2010).ProsedurPenelitianSuatuPende

katanPraktik. Jakarta: RinekaCipta.

Djiwandono, Soenardi. (2011). Tes Bahasa:

Pegangan bagiPengajar Bahasa.

Jakarta: Indeks.

Ghazali, A. Syukur.

(2010).PembelajaranKeterampilanBer

bahasa:denganPendekatanKomunikati

f-Interakitf. Bandung: RefikaAditama.

Hardiyanto, Edwan. 2014.

“PeningkatanKemampuanMenulisTeks

EksposisiMelaluiTeknik Tanya

JawabPadaSiswa”.

JurnalPenelitianPendidikan, Volume

1, Nomor 1, hlm.69-75.

IskandarwassiddanSunendar,

Dadang.(2011). StrategiPembelajaran

Bahasa. Bandung:

RemajaRosdakarya.

Langan. John. (2011).

CollegeWritingSkillswithReadings.En

glishEdition.Singapore: Mc. Graw-

Hill Education.

Leo, Sutanto. (2010).

KiatJituMenulisdanMenerbitkanBuku.

Jakarta: Erlangga.

Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa

Indonesia

UntukPenulisanKaryaTulisIlmiah.

Yogyakarta: Media Perkasa.

Nurgiyantoro, Burhan.

(2012).PenilaianPembelajaranBahasa

BerbasisKompetensi. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Sugiyono.(2009).

MetodePenelitianPendidikanPendekat

anKuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: PenerbitAlfabeta.

Sukardi.(2011).

MetodologiPenelitianPendidikanKom

petensidanPraktiknya. Jakarta:

BumiAksara.

Suparno, Yunus. (2007).

KeterampilanDasarMenulis.Cetakank

elimabelas. Jakarta.

Universitasterbuka

Tarigan, Henry Guntur. (2011).

PengajaranKosakata. Bandung:

Angkasa

Yogi, Fikri. 2012. PengertianMorfem

Kumpulan MateriPerkuliahan.

http://fikriyogi.wordpress.com/2012/02/22/p

engertian-morfem/.

Diunduhpadatanggal2Oktober 2017.

Page 17: KORELASI PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGUASAAN … · secara dinamis merupakan sebuah hubungan. Karena dengan kegiatan ... Paradigma penelitian erat kaitannya dengan ... proses pembelajaran