KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN …lib.unnes.ac.id/957/1/5550.pdfKONSISTENSI PENYAJIAN...
Transcript of KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN …lib.unnes.ac.id/957/1/5550.pdfKONSISTENSI PENYAJIAN...
i
KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI
AUDITOR DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN
2007
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Nama : Arif Handoko
N I M : 3351405016
Program Studi : Akuntansi S1
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ii
Lembar Persetujuan Pembimbing
Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada
Hari : Senin
Tanggal : 2 September 2009
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Sri Kustini Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP. 195003041979032001 NIP. 197212151998021001
Mengetahui :
Ketua Jurusan Akuntansi
Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP. 197212151998021001
iii
Lembar Pengesahan Kelulusan
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 17 September 2009
Penguji Skripsi
Drs. Asrori, M.S. NIP. 196005051986011001
Anggota I Anggota II
Dra. Sri Kustini Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP. 195003041979032001 NIP. 197212151998021001
Mengetahui :
Dekan
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP 196208121987021001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapar dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2009
Arif Handoko NIM. 3351405016
v
SARI Arif Handoko, 2009. “Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik : Analisis Kritis Atas Opini Auditor Dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2007”, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNNES, 105 halaman, 1 gambar, 44 tabel Kata Kunci : Konsistensi Penyajian, Laporan Keuangan, Opini Auditor,
Catatan atas Laporan Keuangan
Konsistensi dan daya banding sebuah laporan keuangan merupakan salah satu syarat agar sebuah informasi akuntansi berkualitas serta berguna bagi pemakainya dalam menentukan sebuah kebijakan terkait keputusan investasinya. Penelitian sebelumnya menunjukkan masih banyak perusahaan publik yang tidak konsisten dalam menyajikan laporan keuangannya serta masih ada akuntan publik yang tidak memberikan penjelasan dalam laporan opini auditor auditornya. Permasalahan penelitian ini yaitu apakah laporan keuangan perusahaan publik telah benar-benar disajikan secara konsisten, akun apa saja yang disajikan secara tidak konsisten, serta indikasi apa yang ditemukan apabila terjadi ketidakkonsistenan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan publik telah menyajikan laporan keuangannya secara konsisten.
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan auditan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas perusahaan yang terdaftar di BEI selama dua tahun yaitu tahun 2007 dan 2008. Penelitian ini melanjutkan penelitian terdahulu dengan menggunakan sampel yang sama yaitu laporan keuangan perusahaan selama dua tahun yang dipublikasikan di Pojok BEI Semarang dan dari situs www.bei.co.id. Tujuannya adalah untuk memperbandingkan tingkat konsistensi perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya pada penelitian sebelumnya dengan sekarang. Metode analisis data menggunakan analisis dokumentasi secara kritis (dialectical document approach).
Hasil penelitian menunjukkan masih banyak perusahaan publik yang menyajikan secara tidak konsisten laporan keuangannya, tidak adanya catatan yang diberikan terkait dengan adanya ketidakkonsistenan dalam catatan atas laporan keuangan, serta masih adanya akuntan publik yang tidak memberikan penjelasan terkait dengan ketidakkonsistenan yang terjadi dalam opini auditornya. Hal ini memberikan indikasi bahwa telah terjadi pelanggaran dalam menyajikan laporan keuangan konsolidasi dimana seharusnya laporan keuangan harus menerapkan prinsip konsistensi dan daya banding (comparability) serta akuntan publik yang menerapkan standar profesionalnya untuk memberikan catatan apabila terdapat ketidakkonsisitenan dalam penyajian sebuah laporan keuangan.
Saran yang diberikan kepada para peneliti selanjutnya adalah perlu digunakan sampel yang lebih representatif agar diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat. Selain itu diperlukan ketelitian bagi para pemakai laporan keuangan dalam menganalisis laporan keuangan konsolidasi terutama dalam melakukan perbandingan laporan keuangan secara tahunan.
vi
Motto Dan Persembahan
~ QS. Ar Rahman: 13
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.
~ QS. Al Baqarah: 153 “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.
~ Elizabeth Kubler-Ross “Tak ada kesalahan-kesalahan, tak ada kebetulan-kebetulan. Seluruh peristiwa adalah rahmat yang diberikan agar kita belajar darinya”.
Karya kecil ini spesial kupersembahkan untuk :
~ Ayah Ibuku tercinta dan keluarga besarku dirumah yang tiada henti untaian do’a kalian untukku
~ Aan, Riza, Ani, Harini, Taufik, Frantau, Azwar jalinan
silaturahmi yang hangat ini takkan pernah tergantikan oleh apapun,
~ Seluruh teman-teman seperjuangan di Akuntansi S1 2005 dan terima kasih atas semua doa semangat kalian ,....
~ Almamaterku, Universitas Negeri Semarang
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Konsistensi
Penyajian Laporan Keuangan perusahaan publik: Analisis Kritis atas Opini
Auditor dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2007”. Skripsi ini disusun dalam
rangka menyelesaikan studi strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa motivasi dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang
3. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi dan dosen
pembimbing II yang selalu membuka cara pandang yang baru terhadap
penulis dalam menciptakan suatu karya tulis.
4. Dra. Sri Kustini, dosen pembimbing I yang selalu berusaha meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan serta petunjuk kepada penulis.
5. Dosen-Dosen lainnya Fakultas Ekonomi UNNES, yang telah memberikan
ilmu, dan pengalaman paling berharga, serta bimbingannya hingga penulis
berhasil menyelesaikan studi.
viii
6. Segenap tenaga administrasi dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah
begitu banyak membantu dan memudahkan urusan penulis.
7. Pihak ISX Corner-UNDIP, yang memberikan bantuan dan pengarahan
saat penelitian.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga Allah SWT senantiasa
memberikan pahalanya kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, Agustus 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ............................................ iii
PERNYATAAN ...................................................................................... iv
SARI ........................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 11
2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ........................... 11
2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan .......................... 19
2.3 Standar Konsistensi Pelaporan Audit ................................... 29
x
2.3.1 Perubahan Akuntansi yang dapat Mempengaruhi
Konsistensi ............................................................... 32
2.3.1 Perubahan Akuntansi yang tidak Mempengaruhi
Konsistensi ............................................................... 35
2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 39
3.1 Dasar Penelitian .................................................................. 39
3.2 Subjek Penelitian ................................................................ 40
3.3 Fokus Penelitian ................................................................. 40
3.4 Sumber Data ....................................................................... 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 42
3.6 Metode Analisis Data ......................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 44
4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 44
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................... 44
4.1.2 Hasil Analisis Data .................................................. 45
BAB V PENUTUP ................................................................................... 65
5.1 Simpulan ........................................................................... 65
5.2 Saran ................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 67
LAMPIRAN ............................................................................................ 95
xi
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ........................... 23
xii
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 3.1 Daftar nama sampel perusahaan yang akan diteliti ...................... 40
Tabel 4.1 Daftar perusahaan yang akan diperbandingkan berdasarkan
kriteria ....................................................................................... 44
Tabel 4.2 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Asset ...... 46
Tabel 4.3 Hasil penelusuran terhadap kelompok Current Asset .................. 47
Tabel 4.4 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun current asset ....................... 48
Tabel 4.5 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Current
Asset .......................................................................................... 49
Tabel 4.6 Hasil penelusuran terhadap kelompok Non Current Asset ........... 50
Tabel 4.7 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun non current asset ................ 51
Tabel 4.8 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Total Asset .......... 52
Tabel 4.9 Hasil penelusuran terhadap kelompok Total Asset ...................... 54
Tabel 4.10 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun Total Asset ...................... 55
Tabel 4.11 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Liability 56
Tabel 4.12 Hasil penelusuran terhadap kelompok Current Liability............ 57
Tabel 4.13 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun Current Liability ............... 59
Tabel 4.14 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Curent
Liability .................................................................................... 60
Tabel 4.15 Hasil penelusuran terhadap kelompok Non Current Liability .... 61
Tabel 4.16 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun Non Current Liability ........ 62
Tabel 4.17 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Equity ............... 62
Tabel 4.18 Hasil penelusuran terhadap kelompok Equity ............................ 64
Tabel 4.19 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun Equity ............................... 65
xiii
Tabel 4.20 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Revenue ............ 66
Tabel 4.21 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun Revenue ............................ 67
Tabel 4.22 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cost of Good
Sold .......................................................................................... 68
Tabel 4.23 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok akun Cost of Good Sold ............. 69
Tabel 4.24 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Operating
Expenses ................................................................................... 70
Tabel 4.25 Hasil penelusuran terhadap kelompok Operating Expenses ....... 71
Tabel 4.26 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok Akun Operating Expenses ......... 72
Tabel 4.27 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Other Income .... 74
Tabel 4.28 Hasil penelusuran terhadap kelompok Other Income ................ 74
Tabel 4.29 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok Akun Other Income ................... 75
Tabel 4.30 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Tax Expenses .... 76
Tabel 4.31 Hasil penelusuran terhadap kelompok Tax Expenses ................. 77
Tabel 4.32 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok Akun Tax Expenses ................... 77
Tabel 4.33 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Net Income........ 78
Tabel 4.34 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok Akun Net Income ....................... 79
Tabel 4.35 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from
Operating ................................................................................. 80
Tabel 4.36 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Operating ..... 81
Tabel 4.37 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Operating ....... 78
Tabel 4.38 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from
Investing ................................................................................... 83
Tabel 4.39 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Investing....... 84
xiv
Tabel 4.40 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Investing ......... 86
Tabel 4.41 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from
Financing ................................................................................. 87
Tabel 4.42 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Financing ..... 88
Tabel 4.43 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Financing ....... 89
xv
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Konsisten dan Tidak Konsisten dalam
Menyajikan Laporan Keuangan ............................................... 96
Lampiran 2 Daftar Perusahaan yang memberikan keterangan pada Catatan
atas Laporan Keuangan ........................................................... 98
Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Memberikan Keterangan pada laporan
Opini Auditor ......................................................................... 100
Lampiran 4 Daftar pengelompokan perusahaan konsisten dan tidak
Konsisten berdasarkan kelompok akunnya .............................. 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak tahun 1994 Standar Akuntansi Indonesia telah disusun dengan acuan
standar akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS atau
diubah menjadi International Financial Reporting Standards/IFRS sejak tahun
2001) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Namun
beberapa penelitian memberikan bukti bahwa kualitas informasi akuntansi di
Indonesia masih rendah. Graham dan King (2000) dalam Feliana (2007)
menemukan daya informasi angka-angka akuntansi terhadap harga pasar relatif
rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lain. Daya informasi
akuntansi di Indonesia berada dibawah negara Philipina, Thailand dan Korea.
Leeuz (2000) dalam Feliana (2007) menemukan bahwa tingkat manajemen laba di
Indonesia relatif tinggi (rangking ke 15 terbesar diantara 31 negara) dengan
menggunakan data antara tahun 1990 sampai 1999. Bahkan analisis yang
dilakukan oleh Kwik Kian Gie dalam Rizky (2003), memberikan indikasi yang
sangat kuat bahwa laporan keuangan auditan telah turun nilainya di mata publik
pemakai lapoaran keuangan tersebut. Menurut Kwik laporan keuangan auditan
yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan di Indonesia telah
terkontaminasi dengan munculnya praktek mark up dan manipulasi data.
Banyaknya kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi juga
menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas informasi akuntansi. Skandal
manipulasi akuntansi yang terjadi ini melibatkan sejumlah perusahaan besar di
1
2
Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa
perusahaan besar di Indonesia seperti Kimia Farma dimana ditemukan adanya
salah saji yang dilakukan oleh auditor eksternal yang mengakibatkan lebih saji
laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001, kasus pada Bank Lippo,
serta PT Telkom yang dahulunya mempunyai kualitas audit yang tinggi (Susiana
2007; Koroy 2008). Kasus seperti ini melibatkan banyak pihak dan berdampak
cukup luas. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai
kepada eksternal auditor seperti yang dialami oleh Enron cukup membuktikan
bahwa kecurangan ini banyak dilakukan oleh orang dalam, terungkapnya skandal-
skandal ini cukup membuat menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
kualitas informasi akuntansi yang ada (Susiana, 2007).
Akuntansi sebagai sebuah sistem informasi merupakan teknik yang
menggambarkan proses yang menghubungkan sumber data melalui saluran
komunikasi dengan para penerima informasi. Melalui sebuah siklus yang disebut
dengan siklus akuntansi, bukti-bukti transaksi diproses menjadi bentuk-bentuk
informasi yang kita kenal dengan laporan keuangan. Output akuntansi (laporan
keuangan) dalam bentuk sebuah informasi (informasi akuntansi) adalah
merupakan produk dari suatu “pabrik” atau sistem akuntansi dimana output ini
dibutuhkan masyarakat karena memiliki manfaat yang besar. Laporan keuangan
ini menggambarkan proses perusahaan secara keseluruhan sehinggga informasi
yang terkandung didalamnya sangat dibutuhkan oleh para penggunanya (Sari,
2009)
3
Informasi Akuntansi merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh
pihak eksternal perusahaan seperti pemegang saham, investor, kreditur, lembaga
keuangan, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk menentukan
kepentingan mereka terhadap perusahaan. Financial Accounting Standard Board
(FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2 (SFAC No.2)
mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi yang disediakan melalui
pelaporan keuangan dan berbagai penjelas yang digunakan sebagai laporan
keuangan.
SFAC No.1 menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyertakan
informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lain yang potensial
untuk dapat digunakan dalam mengambil keputusan yang rasional untuk investasi,
kredit dan yang serupa. Informasi akuntansi tersebut haruslah dapat dimengerti
oleh para pemakai laporan keuangan karena laporan keuangan memberikan
gambaran mengenai kegiatan operasional perusahaan selama satu periode.
Informasi Akuntansi tersebut akan bermanfaat dan dapat dimengerti oleh para
pemakainya bila memenuhi beberapa kriteria atau standar agar menjadi suatu
informasi yang berkualitas. Dalam kaitannya dengan kualitas laporan keuangan,
FASB dalam Statementnya No. 2 menyatakan bahwa untuk dapat dikatakan
berkualitas, laporan keuangan harus memiliki unsur kualitas primer dan kualitas
sekunder (Arifin, 2003). Kualitas primer terdiri dari relevan dan dapat dipercaya
(Reliability). Akuntan mempunyai kewajiban untuk memilih, memproses, dan
melaporkan informasi yang relevan kepada para penggunanya (Juniarti, 2001).
Relevan adalah kemampuan informasi untuk menciptakan keputusan yang
4
berbeda dengan jalan membantu para pemakai untuk meramalkan hasil dari
kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau menegaskan atau
memperbaiki perkiraan sebelumnya. Agar informasi relevan harus memiliki
mempunyai nilai prediktif, mempunyai nilai umpan balik dan disajikan tepat
waktu (Kodrat 2006; Sutikno 2000). Reliability (dapat dipercaya) adalah kualitas
informasi yang menjamin bahwa informasi benar-benar bebas dari kesalahan dan
bias serta menyajikan dengan benar apa yang seharusnya disajikan. Agar dapat
dipercaya maka informasi harus dapat diuji kebenarannya (Variability), netral
(Neutrality) dan menyajikan dengan benar serta dapat memberikan gambaran
yang tepat (Representational Faithfulness) (Arifin 2003; Kodrat 2006; Sutikno
2000).
Kualitas sekunder terdiri dari dua unsur yaitu mempunyai daya banding
(Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam pengambilan
keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan
dengan informasi yang sama dengan perusahaan yang berbeda atau dengan
informasi yang berasal dari perusahaan yang sama dalam tahun yang berbeda.
Daya banding antar perusahaan (interfirm comparablity) diperoleh jika
perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan
dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama (Bachtaruddin, 2003).
Unsur yang kedua yaitu perlakuan yang sama (Consistency) mensyaratkan
penerapan prosedur akuntansi dengan perlakuan yang sama (Bachtaruddin, 2003).
Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu
perubahan didalam praktek akuntansi, seperti suatu perubahan dari akuntansi
5
persediaan LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan
akibat dari suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan
pengaruhnya pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya,
perusahaan harus juga dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru
lebih memberi keuntungan dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan
perubahan keadaan ekonomi yang berjalan (Bachtaruddin, 2003).
Prinsip comparability atau daya banding yang didalamnya juga terdapat
prinsip konsistensi pada laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting
bagi kualitas informasi akuntansi sebuah perusahaan. Informasi akuntansi suatu
perusahaan akan memiliki kegunaan, jika informasi tersebut dapat
diperbandingkan dengan informasi yang sama dari perusahaan lain atau informasi
yang sama untuk periode yang berbeda (FASB 1980 dalam Christiawan, 2000).
Perbandingan informasi yang sama untuk periode yang berbeda mengharuskan
adanya konsistensi dalam penyajian informasi. Konsistensi dalam penyajian
laporan keuangan perusahaan publik adalah sangat penting, karena laporan
keuangan tahunan perusahaan publik merupakan informasi keuangan yang
dipublikasikan kepada masyarakat (investor, calon investor, kreditor dan pemakai
lainnya) dan akan dianalisis untuk mendukung keputusan investasi, kredit atau
lainnya (FASB, 1984). Agar dapat dianalisis dengan menggunakan teknik yang
ada, laporan keuangan harus memiliki konsistensi dalam penyajian (Palepu, 2000
dalam Christiawan, 2000) dan disajikan dalam format yang mudah dimengerti
(Maines, et al. 1999).
6
Ketidakkonsistenan penyajian akan menyulitkan dalam penggunaan alat
analisis dan bahkan hasil analisis bisa menyesatkan. Karena itulah maka laporan
keuangan perusahaan publik harus diaudit oleh auditor independen (Arens, 2000
dalam Christiawan, 2000). Penelitian mengenai tingkat konsistensi pengungkapan
laporan keuangan pernah dilakukan sebelumnya oleh Akuy (1999) dalam
Christiawan (2000). Hasil penelitian menunujukkan adanya ketidakkonsistenan
penyajian yang terdapat pada dua dari lima belas perusahaan publik di Jawa
Timur (Christiawan, 2000). Penelitian serupa juga dilakukan sendiri oleh
Christiawan (2000) terhadap perusahaan publik di Indonesia, dan hasilnya
menunjukkan beberapa perusahaan telah menyajikan secara tidak konsisten
laporan keuangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (2000) terhadap
empat pemakai laporan keuangan di BEJ juga menyimpulkan adanya pelaporan
keuangan yang tidak relevan dan kurang dapat diperbandingkan.
Konsistensi penyajian laporan keuangan yang dimaksud disini adalah
kesamaan dalam klasifikasi akun yang ada dalam laporan keuangan yang biasanya
diterbitkan dalam bentuk perbandingan dua tahun. Masalah konsistensi penyajian
laporan keuangan diatur oleh standar auditing. Akuntan publik yang mengaudit
laporan keuangan historis harus memberikan pengungkapan atau penjelasan, jika
laporan keuangan auditan tidak konsisten dalam penyajiannya. Hal ini diatur
dalam standar pelaporan yang ke-2 yaitu laporan auditor harus menunjukkan, jika
ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya IAI (2001). Standar konsistensi ini menjamin
7
agar laporan keuangan auditan memiliki daya banding. Berdasarkan standar ini,
jika akuntan publik tidak memberikan penjelasan apapun dalam laporan audit,
maka laporan keuangan seharusnya konsisten dalam penyajiannya.
Ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan perusahaan publik juga
merupakan pelanggaran atas keputusan peraturan Bapepam tentang Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan Nomor VIII.G.7 (Bapepam, 2000).
Konsistensi penyajian dalam laporan keuangan di sini dalam arti adalah
konsisten tidaknya penyajian akun dalam laporan keuangan auditan tahun 2007
yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahun 2007 dibandingkan dengan
penyajian akun dalam laporan keuangan auditan tahun 2007 yang dilaporkan
dalam laporan keuangan tahun 2008.
Penelitian ini akan melanjutkan hasil penelitian serupa yang telah
dilakukan sebelumnya oleh Christiawan (2000) terhadap 32 perusahaan publik di
Indonesia. Pada penelitan sebelumnya digunakan laporan keuangan periode 2000
dan 2001 kemudian pada penelitian kali ini akan digunakan data laporan keuangan
perusahaan periode 2007 dan 2008. Penelitian ini merujuk pada rekomendasi
Christiawan untuk melakukan cros check ulang hasil temuan pada penelitian
sebelumnya untuk melihat sejauh mana tingkat perkembangan konsistensi
perusahaan yang telah diteliti sebelumnya dalam melaporkan hasil usahanya
apakah lebih baik atau tidak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan
menunjukkan ada 12 perusahaan publik yang tidak konsisten dalam menyajikan
laporan keuangannya serta tidak memberikan penjelasan di dalam catatan atas
laporan keuangan serta laporan opini auditor.
8
Penelitian ini hanya melakukan analisis konsistensi atas laporan keuangan
auditan tahun 2007 dari perusahaan publik yang diambil secara acak. Laporan
keuangan auditan didownload dari website Bursa Efek Indonesia (BEI).
Konsistensi yang diteliti adalah konsistensi penyajian akun dalam current assets,
non-current assets, total assets, curent liability, non-current liability, equity,
revenue, cost of good sold, operating expenses, other income (charges), tax
expenses, net income dan total net cash flow from operating, investing dan
financing. Masing-masing akun tersebut akan diteliti konsisten atau tidak dalam
penyajian jumlahnya.
Apabila dijumpai adanya ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan
auditan dan akuntan tidak memberikan pengungkapan yang memadai, maka dapat
disimpulkan adanya pelanggaran standar auditing. Ketidakkonsistenan laporan
keuangan auditan, selain melanggar standar auditing yang ada, juga memberikan
indikasi awal bahwa akuntan publik yang memeriksa melakukan kesalahan dalam
menginterpretasikan sebuah temuan audit.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti
mengambil judul ”KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI AUDITOR
DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN 2007“
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
9
1. Apakah laporan keuangan auditan perusahaan publik benar-benar telah
disajikan secara konsisten ?
2. Akun – akun apa saja yang disajikan tidak konsisten dalam laporan keuangan
auditan ?
3. Indikasi apa yang bisa disimpulkan dari ketidakkonsistenan penyajian akun-
akun dalam laporan keuangan auditan ?
1.3 TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah perusahaan-perusahaan publik telah benar-benar
menyajikan laporan keuangan auditan secara konsisten ?
2. Untuk mengetahui terdiri dari akun apa saja yang disajikan secara tidak
konsisten dalam laporan keuangan auditan ?
3. Untuk mengetahui indikasi-indikasi yang timbul dari ketidakkonsistenan
penyajian akun-akun dalam laporan keuangan auditan ?
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Memberikan tambahan informasi bagi pembaca dan bahan rujukan bagi
peneliti yang akan mengembangkan penelitian sejenis.
10
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti, dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dibidang
akuntansi, terutama dalam hal penyajian laporan keuangan harus
memperhatikan kualitas informasi yang akan disajikan bagi para pengguna
laporan keuangan.
b. Bagi universitas, dapat menambah bahan referensi terutama dalam hal
penyusunan skripsi.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi.
Para pemakai laporan keuangan ini akan menggunakannya sebagai bahan
informasi untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan
yang timbul dari proses pengambilan keputusan ekonomi. Disamping sebagai
informasi, laporan keuangan juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya sekaligus
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya (Harahap 2004; Munawir 2001 ).
Menurut Munawir (2001), laporan keuangan adalah hasil proses akhir
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut.
Pada awal perkembangan akuntansi di Indonesia laporan keuangan hanya
digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban manajemen atas hasil operasi
perusahaan yang telah dilakukannya selama satu periode akuntansi. Namun
pergeseran waktu telah mengubah pola pikir dan perilaku para pengguna laporan
keuangan, laporan keuangan tidak hanya berguna sebagai alat
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang ada tetapi
11
12
juga menjadi bahan pertimbangan dalam memprediksi keadaan dimasa yang akan
datang (Nashirudin 2008; Brigham dan Houston dalam Hertanti 2005).
Menurut Zaki Baridwan (2000) laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan serta untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan
kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Departemen Keuangan
(2005) berdasarkan peraturan Bapepam Nomor : VIII.G.7 tentang Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-
06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan bahwa
laporan keuangan terdiri dari : Neraca yang menggambarkan posisi keuangan
yang menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu; Laporan Rugi Laba yang merupakan ringkasan aktivitas usaha
perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau
kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya; Laporan
Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas
perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode pelaporan; Laporan Arus Kas yang menunjukkan
penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode
tertentu dengan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
13
pendanaan; Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan
mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan
pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
Laporan keuangan sebagai alat pencatatan dan alat pertanggungjawaban
manajemen serta sebagai alat pengambilan keputusan memiliki konsekuensi harus
dapat memberikan nilai lebih (mampu memprediksi tingkat pengembalian modal)
bagi para penggunanya. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan yang ada
dalam pernyataan SFAC No. 1 sebagai berikut (FASB, 1980) :
1. First objective of financial statements is to provide information useful to
investors for making rational investment, credit, and similar decisions.
Informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan haruslah dapat dipahami
oleh para pemakainya serta layak untuk menggambarkan aktivitas bisnis dan
ekonomi yang terjadi serta informasi yang dihasilkan apakah sesuai sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Second objective of financial statements is to provide information about
amount, timing and uncertainty of prospective cash receipts”. Tujuan Laporan
Keuangan menurut ketetapan ini yaitu untuk menyediakan informasi yang
akan digunakan investor untuk membuat keputusan investasi secara rasional
dan menyediakan informasi tentang jumlah, waktu, dan ketidakpastian jumlah
kas yang akan diterima.
3. Financial Reporting should provide information about the economic resources
of an enterprise.
14
Tujuan ketiga menekankan pada kebutuhan informasi mengenai sumber daya
ekonomi yang digunakan oleh perusahaan serta pengakuan terhadap
kepemilikan sumber daya yang ada.
Menurut PSAK No. 1 tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum
adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
peusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumberdaya-sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban
termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi tersebut beserta
informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu
pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam
hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Sementara itu tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat
edaran ketua Bapepam Nomor : SE-02/PM/2002 Tanggal : 27 Desember 2002,
adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan
ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna
laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang disusun
15
untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna.
Disamping itu menurut pernyataan CICA Handsbook Seksi 1000 dalam
Agus (2009) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut
“The objective of financial statements is to communicate information to investors and other users in making decisions regarding resource allocation and assessment of management stewardship”.
Menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dalam Safri
(2004) tujuan dari laporan keuangan dirumuskan dalam empat tujuan antara lain :
1. Untuk membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang
terbatas dan untuk menetapkan tujuan perusahaan
2. Mengarahkan dan megontrol secara efektif sumber daya manusia dan
faktor produksi lainnya
3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan
4. Membantu fungsi dan pengamanan sosial.
Menurut Trueblood Committee dalam Belkoui (1985) dalam Safri (2004)
tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan. Komite ini beranggotakan sembilan orang yang berasal
dari akademisi dan praktisi. Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan
keuangan. Tujuan ini dijabarkan lagi dalam berbagai tujuan spesifik antara lain :
1. Pemakai Laporan Keuangan
Tujuan utama bagi pemakai laporan keuangan adalah memberikan
informasi sebagi dasar dalam proses pengambilan keputusan
2. Pemakai Umum
16
Tujuan dari laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang
memiliki wewenang, kemampuan atau sumber kekayaan yang terbatas
untuk mendapatkan informasi dan yang meyakini laporan keuangan
sebagai sumber informasi utama mengenai aktivitas usahanya.
3. Pemakai Lain
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang
berguna bagi investor dan kreditur untuk meramalkan, membandingkan,
dan menilai potensi arus kas menurut jumlah, waktu, dan dengan
memperhatikan ketidakpastian lainnya
4. Tujuan Laporan Keuangan adalah memberikan informasi yang faktual dan
yang dapat ditafsirkan tentang transaksi dan kejadian lainnya yang berguna
untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan
5. Tujuan Laporan Keuangan bagi lembaga pemerintah dan lembaga yang
bukan bertujuan untuk mencari laba adalah untuk memberikan informasi
yang berguna untuk menilai efektivitas dari manajemen dan sumber-
sumber kekayaan dalam mencapai tujuannya
APB Statement No. 4 dalam Safri (2004) menggolongkan tujuan laporan
keuangan sebagai berikut :
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan
posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya
secara wajar.
17
2. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
ekonomi, dan kewajiban perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang bersal dari kegiatan usaha dalam mencari laba artinya
laporan keuangan dapat menggambarkan atau menunjukkan tingkat
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam jangka
panjang
c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan
harta dan kewajiban
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.
3. Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah sebagai
berikut :
a. Relevance artinya memilih informasi yang benar-benar dapat
membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Understandability artinya informasi yang dipilih untuk disajikan bukan
saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para
pemakainya
18
c. Verifiability artinya hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh
pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama
d. Neutrality artinya laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan
e. Timeliness artinya laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada pada saat yang tepat
f. Comparability artinya informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama
baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain
g. Completeness artinya informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak bagi semua pemakai.
Tujuan utama dari laporan keuangan berdasarkan pada beberapa uraian
tersebut adalah memberikan infomasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan
ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul
tadi sangat berguna bagi pamakai untuk meramalkan, membandingkan, dan
menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini harus dijelaskan
dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan perusahaan juga menggambarkan tingkat prestasi
perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditur asing menggunakan
informasi tentang masa lalu untuk menilai prospek perkembangan perusahaan,
sehingga walaupun keputusan mengenai investasi dan kredit menggambarkan
19
pengharapan investor dan kreditur dimasa yang akan datang, pengharapan itu
biasanya didasarkan pada informasi tentang perusahaan dimasa lalu. Fokus utama
dari laporan keuangan tentang prestasi perusahaan ditunjukkan oleh data laba-rugi
dan komponen-komponennya.
2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif sebuah laporan keuangan menurut IAI dalam
Standar Akuntansi Keuangan (2004) adalah ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya.
Perkembangan dari informasi keuangan perusahaan yang akhirnya
dituangkan dalam laporan keuangan dan dipublikasikan kepada masyarakat luas
seringkali hanya mencakup data akuntansi tertentu saja yang secara teknis
memang diperlukan dalam laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK
par 10) menyebutkan bahwa informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan
bersifat umum dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pemakai (Kodrat, 2006).
Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of
Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 menyatakan bahwa kegunaan atau
kemanfaatan informasi harus dievaluasi dalam hubungannya dengan maksud
penyajian dan tujuan dari pelaporan keuangan difokuskan pada penggunaan
informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan (Arifin, 2003). FASB dalam
Statementnya No. 2 menyatakan bahwa untuk dapat dikatakan berkualitas, laporan
20
keuangan harus memiliki unsur-unsur antara lain berupa kualitas primer dan
kualitas sekunder.
Kualitas Primer sebuah laporan keuangan terdiri dari Relevan dan
Reliabel. Relevansi suatu informasi akuntansi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaannya. Relevan adalah kemampuan informasi untuk menciptakan
keputusan yang berbeda dengan jalan membantu para pemakai untuk meramalkan
hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau menegaskan
atau memperbaiki perkiraan sebelumnya. Pendapat yang sama dinyatakan
Kusuma (2006) informasi juga dapat dikatakan relevan bila dapat mempengaruhi
keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil
keputusan. Agar informasi relevan harus mempunyai nilai prediktif, mempunyai
nilai umpan balik dan disajikan tepat waktu. Relevan ini meliputi tiga aspek yaitu
Feedback Value yaitu kualitas sebuah informasi yang memungkinkan pengguna
untuk menegaskan dan memeriksa harapan-harapan masa lalu. Laporan dari hasil
kegiatan sebuah perusahaan yang memiliki kualitas feedback value memberikan
kontribusi bagi investor untuk memprediksi tren atau kecenderungan dari
penerimaan dari berbagai entitas atau perusahaan. Predictive Value berguna
untuk menggambarkan sebuah kondisi informasi untuk dianalisis dan digunakan
untuk memprediksi laba atau posisi keuangan perusahaan dimasa yang akan
datang, serta aspek Timeliness (tepat waktu). Sebuah informasi dikatakan tepat
waktu apabila mempunyai informasi yang berguna untuk membuat keputusan
sebelum informasi tersebut hilang serta tersedia sebelum sebuah keputusan dibuat.
21
Reliabel, reliabilitas suatu informasi akuntansi harus menyatakan keadaan
yang sebenarnya. Suatu informasi akuntansi dikatakan reliabel atau dapat
dipercaya jika kualitas informasi yang disajikan benar-benar bebas dari kesalahan
dan bias pribadi maupun bawaan serta menyajikan dengan benar apa yang
seharusnya disajikan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Agar dapat dipercaya
maka informasi harus dapat diuji kebenarannya (Verifiability), netral (Neutral),
dan menyajikan dengan benar informasi yang ada (Representational Faithfulness).
Verifiability merupakan kemampuan untuk mengukur yang diperoleh melalui
persetujuan untuk menjamin bahwa informasi yang disajikan dapat
menggambarkan apakah informasi tersebut telah memiliki gambaran pokok atau
bahwa pemilihan metode pengukuran yang telah digunakan tanpa eror atau bias.
Neutral artinya bahwa tidak adanya bias dalam pelaporan sebuah informasi.
Untuk menjadi netral, sebuah informasi akuntansi harus melaporkan aktivitas
ekonomi secara sepenuh mungkin, tanpa adanya pengaruh-pengaruh lain yang
dapat mempengaruhi perilaku informasi yang dihasilkan. Representational
faithfulness bahwa penyajian sebuah informasi mengenai fenomena tertentu sesuai
dengan ukuran atau gambaran yang telah disetujui sebelumnya.
Unsur kualitas laporan keuangan yang kedua berupa Kualitas Sekunder,
kualitas ini terdiri dari dua unsur yaitu Comparability (mempunyai daya banding),
dan Consistency (konsistensi). Komparabel, merupakan kemampuan untuk
membantu pengguna laporan keuangan untuk melihat tingkat kesamaan dan
perbedaan diantara peristiwa-peristiwa dan kondisi ekonomi yang terjadi. Dalam
22
FASB Accounting Standards Statements of Financial Accounting Concept No. 2
dinyatakan sebagai berikut :
“Information about an enterprise gains greatly in usefulness if it can be compared with similar information about other enterprises and with similar information about the same enterprise for some other period or some other point in time” Komparabilitas memberikan gambaran kepada investor dan kreditor untuk
dapat membandingkan informasi akuntansi yang diperoleh antar perusahaan untuk
menjadi bahan pertimbangan bagi mereka dalam membuat keputusan untuk
mengalokasikan sumberdaya yang ada. Biasanya non comparability timbul
sebagai akibat faktor karena perusahaan tidak menggunakan input yang sama,
tidak menerapkan prosedur yang sama, atau tidak sama dalam penggunaan sistem
klasifikasi biaya dan pendapatan atau harta dan kewajiban dan ini selalu
diasumsikan bahwa dengan menghilangkan faktor-faktor yang tidak konsisten
seperti ini akan menghasilkan sebuah daya banding.
Konsistensi, merupakan unsur yang berkaitan erat dengan tingkat daya
banding. Sebuah informasi akuntansi akan memiliki tingkat kualitas yang tinggi
jika pengguna dapat membandingkan kondisi perusahaan tiap periode. SFAC
No.2 menyatakan
“Consistency is conformity from period to period with unchanging policies and procedures”. Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi lebih dari satu periode
akuntansi selalu diberlakukan sebagai bagian dari kualitas informasi yang
membuat angka-angka yang dihasilkan oleh informasi akuntansi menjadi lebih
berguna. Menurut APB Opinion No. 20, Accounting Changes dalam FASB No. 2
23
dinyatakan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan terdapat anggapan bahwa
sebuah penerapan prinsip akuntansi yang diadopsi tidak boleh dirubah dari suatu
periode ke periode lain. Konsisten dalam penerapan prinsip akuntansi dari satu
periode keperiode meningkatkan kemampuan laporan keuangan untuk digunakan
sebagai bahan analisis, sebagai perbandingan laporan keuangan antar periode,
serta pemahaman dari sebuah data akuntansi.
Gambar 2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Sumber : Financial Accounting Standard Board Statement No. 2 (1986)
Materiality Constraint
Decision Makers and Their Characteristic
Understandability
Decision Usefullnes
Relevance
Consistency Comparability
Verifiability
Neutrality
Representational Faithfulness
Timeliness
Feedback Value
Predictive Value
Reliability
Benefit > Cost
24
Selanjutnya, FASB dalam statementnya dalam Arifin (2003) juga
menyatakan bahwa apabila kualitas sekunder yang terdiri dari comparability dan
consistency tidak terpenuhi, maka hal ini dapat mengurangi kegunaan dari
informasi akuntansi. Tetapi jika kualitas primer yang terdiri dari Relevan dan
Reliabel tidak terpenuhi maka informasi akuntansi tersebut akan tidak bermanfaat.
Materiality atau materialitas merupakan kondisi dimana terdapat kelalaian
atau pernyataan yang salah dari sebuah informasi akuntansi, artinya bahwa
keputusan pengguna laporan keuangan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
kondisi yang salah dari informasi yang disajikan.
Karakteristik kualitatif memberikan satu dasar pemilihan antara berbagai
alternatif pelaporan dan akuntansi, seperti alternatif metode penyusutan, alternatif
metode penilaian harta, dan alternatif metode penjelasan. Karakteristik kualitatif
juga membantu menjawab pertanyaan tentang karakteristik informasi akuntansi
apa yang membuat informasi bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Hampir sama dengan penjelasan yang ada didalam FASB, Bachtarudin
(2003) menyebutkan karakteristik kualitatif dari sebuah informasi akuntansi
terdiri dari karakteristik kualitas utama dan karakteristik kulitas kedua.
Karakteristik yang pertama disebut sebagai karakteristik kualitas yang
utama karena karakteristik ini yang membuat informasi akuntansi menjadi
bermanfaat. Karakteristik kualitas utama (Primary Qualitative Characteristics)
terdiri dari Relevan yang berarti bahwa informasi akuntansi berkemampuan untuk
membuat perbedaan didalam suatu keputusan. Untuk menjadi relevan, informasi
harus dapat memberi ketegasan atau memberi pengaruh perubahan atas harapan
25
pembuat keputusan. Jika informasi memberi ketegasan atas harapan, berarti
memberikan peningkatan kemungkinan hasil yang diharapkan. Jika memberi
pengaruh perubahan atas harapan, berarti memberikan perubahan pemikiran atas
kemungkinan perolehan penghasilan yang sebelumnya telah diharapkan. Dengan
cara demikian, informasi yang relevan memberikan suatu perbedaan bagi seorang
pengambil keputusan yang tidak bersiap memperoleh informasi itu. Suatu
informasi akuntansi dikatakan relevan jika terdiri dari tiga komponen, komponen
yang pertama yaitu mempunyai nilai prediksi (predictive value) artinya Informasi
dapat memberi pengaruh pada satu keputusan dengan menambah atau
memperbaiki kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi. Misalnya laba
per lembar saham akan membantu memprediksi bagi pemberi pinjaman.
Komponen yang kedua yaitu mempunyai nilai umpan balik (feedback value) yaitu
bahwa informasi akuntansi dapat mempengaruhi satu keputusan untuk tetap
melakukan atau memperbaiki harapan pembuat keputusan sebelumnya.
Komponen yang ketiga yaitu ketepatan waktu, informasi akuntansi diharapkan
mampu mempengaruhi satu keputusan, jika informasi tersebut tersedia pada saat
keputusan itu dibuat.
Reliabel (reliability), berarti bahwa seorang pengguna dapat
menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan.
Informasi akuntansi akan dapat dipercaya (reliability) jika informasi secara nyata
menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan dapat diuji
kebenaranya. Reliabel terdiri dari dua komponen yaitu ungkapan yang jujur
(representational faithfulness) berarti bahwa terdapat kesesuaian antara satu
26
ukuran keuangan atau penjelasan dan fenomena aktivitas ekonomi yang diukur
atau dijelaskan, dan daya uji (verifiability) meningkatkan jaminan bahwa
pengukuran-pengukuran akuntansi menyatakan apa yang terukur pada saat itu.
Statement of Financial Accounting Concept No. 2 menyatakan bahwa
“Verifiable financial accounting information provides results that would be substantially duplicated by independent measurers using the same measurement methods”. Verifikasi menekankan satu konsensus diantara para akuntan dalam
pengukuran kejadian kejadian ekonomi dan cara untuk melaporkannya.
Karakteristik kualitas yang kedua yaitu terdiri dari netral (neutrality) dan
daya banding (comparability). Netral berarti bahwa informasi akuntansi harus
netral, atau tidak memihak yang memberikan dampak pada perilaku para
pengguna informasi. Oleh karena informasi akuntansi memberi pengaruh terhadap
lingkungannya, maka dipandang penting bahwa informasi akuntansi harus bersifat
netral atau tidak bias.
Daya Banding (Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi
dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat
diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi yang lain atau
dengan informasi yang berasal dari entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang
berbeda. Daya banding antar perusahaan (interfirm comparablity) diperoleh jika
perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan
dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama. Hal ini merupakan alasan
pemeriksaan daftar keuangan harus disajikan sesuai dengan GAAP. Perlakuan
sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan
27
didalam praktek akuntansi, seperti suatu perubahan dari akuntansi persediaan
LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari
suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan pengaruhnya pada
daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, entitas harus juga dapat
menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih memberi keuntungan dari
pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi yang
berjalan.
Belkoui dan Sofyan Safri (2004) dalam bukunya juga menyebutkan
karakteristik kualitatif yang sama dengan pendapat lainnya antara lain relevansi
(relevance) didefinisikan menurut A Statement of Basic Accounting Theory dalam
Belkoui (2004) bahwa agar informasi dapat memenuhi standar relevansi,
informasi harus ditujukan atau diasosiasikan secara bermanfaat atau dengan
tindakan yang telah dirancang untuk memfasilitasinya atau hasil yang ingin
diperolehnya.
“Hal ini mengharuskan agar informasi atau cara mengkomunikasikannya memberikan tekanan…..untuk mendapatkan tindakan yang diinginkan”.
Oleh karenanya relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk
mempengaruhi keputusan manajemen dengan mengubah atau menginformasikan
ekspektasi mereka atas hasil atau konsekuensi dari tindakan atau peristiwa.
Keandalan (reliability) diartikan menurut Sarasota (1977) dalam Belkoui
(2004) sebagai
“…..kualitas yang memungkinkan pengguna data agar dengan yakin mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan” .
28
Jadi keandalan dari informasi akan tergantung pada tingkat ketepatan
penyajiannya atas suatu peristiwa. Keandalan akan berbeda di antara para
pengguna, tergantung pada sejauh mana pengetahuan mereka terhadap aturan
dalam penyediaan informasi. Agar dapat diandalkan, informasi harus dapat
diverifikasi, netral, dan disajikan dengan tepat. Dapat diverifikasi mengandung
arti akan adanya konsensus dan tidak adanya bias dari si pengukur. Kemampuan
untuk dapat diverifikasi mengacu hanya pada kebenaran dari informasi yang
dihasilkan, dan bukannya ketepatan dari metode pengukuran yang digunakan.
Netralitas berkenaan dengan tidak adanya bias dalam penyajian dari laporan atau
informasi akuntansi. Pembuat informasi bertujuan bahwa maksud dari informasi
hendaknya tidak mempengaruhi suatu hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
Sementara ketepatan penyajian mengacu pada kesesuaian antara data akuntansi
dengan peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan untuk diwakili oleh data tersebut.
Jika ukuran tersebut telah mencerminkan apa yang peristiwa maksudkan untuk
diwakili, maka peristiwa akan dianggap terbebas dari bias pengukuran dan
pengukurnya.
Kualitas sekunder yang terdiri dari komparabilitas dan konsistensi.
Komparabilitas dijabarkan sebagai penggunaan metode yang sama dalam suatu
waktu oleh perusahaan tertentu. Akan tetapi, prinsip konsistensi tidak berarti
bahwa metode akuntansi tertentu tidak dapat diubah setelah digunakan. Kondisi
lingkungan mungkin akan membuat perlunya dilakukan perubahan yang
diperlukan pada kebijakan atau teknik akuntansi jika dapat dijustifikasi dengan
29
tepat. APB Opinion No. 2, Accounting Changes, dalam Belkoui (2004)
menyatakan bahwa :
“Adanya anggapan bahwa entitas hendaknya tidak mengubah prinsip akuntansi dapat diatasi hanya jika perusahaan tersebut membenarkan digunakannya prinsip akuntansi alternatif yang dapat diterima atas dasar bahwa prinsip tersebut dapat dikehendaki……sifat dan justifikasi dari perubahan pada prinsip akuntansi dan efeknya pada laba hendaknya diungkapkan……justifikasi dari perubahan tersebut hendaknya menjelaskan alasan mengapa prinsip akuntansi yang baru diterapkan tersebut dipilih”.
Unsur komparabilitas dan konsistensi dalam laporan keuangan membantu
pengguna untuk dapat mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja
keuangan, disamping itu pengguna juga dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar peerusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan secara relatif (PSAK, 2007).
Implikasi penting yang dapat diperoleh dari karakteristik kualitatif dapat
diperbandingkan adalah bahwa para pengguna akan dapat memperoleh informasi
tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pengguna
dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang
diperlukan untuk transasksi atas peristiwa lain yang sama dalam sebuah
perusahaan dari satu periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda.
2.3 Standar Konsistensi Pelaporan Audit
Menurut Pernyataan Standar Auditing No. 2 tujuan audit atas laporan
keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan
pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
30
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk
menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan
tidak memberikan pendapat.
Salah satu karakteristik kualitatif informasi akuntansi (laporan keuangan)
adalah comparability (yang didalamnya termasuk juga konsistensi). Informasi
akuntansi suatu perusahaan akan memiliki kegunaan, jika informasi tersebut dapat
diperbandingkan dengan informasi yang sama dari perusahaan lain atau informasi
yang sama untuk periode yang berbeda (FASB 1980). Perbandingan informasi
yang sama untuk periode yang berbeda mengharuskan adanya konsistensi dalam
penyajian informasi. Konsistensi yang dituntut adalah konsistensi dalam
penerapan metode akuntansi dan penyajiannya dalam laporan keuangan (Julius,
2004).
Pentingnya konsistensi dalam penyajian laporan keuangan juga dinyatakan
dalam IFRS Interpretation and Application menurut IAS 1 yang menyatakan
bahwa
“The presentation and classification of items in the financial statements should be consistent from one period to the next”. Prinsip konsistensi ini juga diatur dalam standar auditing dalam Standar
pelaporan kedua Seksi 420 PSA No. 09 paragraf 01 (sebagai standar konsistensi)
yang berbunyi :
“Laporan auditor harus menunjukkan jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya”.
31
Standar pelaporan tersebut secara tersirat mengandung arti bahwa auditor
puas bahwa daya banding laporan keuangan di antara dua periode akuntansi tidak
dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi dan bahwa prinsip
akuntansi tersebut telah diterapkan secara konsisten diantara dua atau lebih
periode akuntansi baik karena tidak terjadi perubahan prinsip akuntansi atau
terdapat perubahan prinsip akuntansi atau metode penerapannya, namun dampak
perubahan prinsip akuntansi terhadap daya banding laporan keuangan tidak
material.
Tujuan dari standar konsistensi ini adalah untuk memberikan jaminan
bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi
secara material oleh perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan
perubahan tersebut dalam laporannya. Dalam seksi 508 PSA No. 29 Paragraf 16
dinyatakan bahwa pengungkapan auditor terhadap ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi akan dinyatakan dalam paragraf penjelasan didalam laporannya.
Paragraf penjelasan tersebut (setelah paragraf pendapat) harus menunjukkan sifat
perubahan dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan yang membahas secara
rinci perubahan tersebut. Persetujuan auditor terhadap suatu perubahan bersifat
tersirat kecuali jika auditor mengecualikan perubahan tersebut dalam menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
32
2.3.1 Perubahan Akuntansi yang dapat Mempengaruhi Konsistensi
Berdasarkan Seksi 420 PSA 09 (2001:2) serupa dengan penjelasan yang
yang ada dalam SAS 420 tentang “Consistency of Application of Generally
Accepted Accounting Principles” (GAAS, 2003), perubahan akuntansi yang dapat
mempengaruhi konsistensi dibedakan menjadi :
a. Perubahan dalam Prinsip Akuntansi
Perubahan dalam prinsip akuntansi terjadi karena adanya pemakaian suatu
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dalam suatu periode
berbeda dengan yang digunakan untuk tujuan pelaporan dalam periode
sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi meliputi tidak hanya prinsip-prinsip
akuntansi dan praktik-praktik akuntansi tetapi juga cara atau metode
penerapannya.
b. Perubahan dalam Entitas yang Membuat Laporan
Perubahan dalam entitas yang membuat laporan merupakan bentuk khusus
perubahan dalam prinsip akuntansi, maka standar konsistensi juga berlaku.
Perubahan dalam entitas yang membuat laporan yang menuntut pengakuan
dalam laporan auditor meliputi :
1) Penyajian laporan konsolidasi atau gabungan sebagai pengganti
laporan keuangan masing-masing perusahaan
2) Perubahan anak perusahaan tertentu yang merupakan anggota grup
perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian.
3) Perubahan perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan
gabungan
33
4) Perubahan di antara metode-metode akuntansi seperti metode biaya
(cost method), metode ekuitas (equity method), metode konsolidasian
untuk anak perusahaan atau investasi lainnya dalam bentuk saham
biasa.
c. Perubahan akibat Kesalahan Penerapan dalam Prinsip
Perubahan suatu prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke suatu
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk koreksi
kesalahan dalam penerapan suatu prinsip, merupakan suatu koreksi
kesalahan, namun perubahan ini harus dikemukakan dalam laporan auditor
melalui penambahan paragraf penjelasan.
d. Perubahan dalam Prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari Perubahan
dalam Estimasi Akuntansi
Pengaruh suatu perubahan dalam prinsip akuntansi mungkin tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh perubahan dalam estimasi akuntansi. Walaupun
perlakuan akuntansi untuk perubahan semacam itu sama dengan perlakuan
akuntansi untuk perubahan yang hanya menyangkut estimasi akuntansi,
tetapi didalamnya terdapat pula perubahan dalam prinsip akuntansi. Oleh
karena itu, perubahan semacam ini perlu dikemukakan dalam laporan
auditor melalui paragraf penjelasan.
e. Perubahan dalam Penyajian Arus Kas
Untuk kepentingan penyajian arus kas, prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia menyatakan sebagai berikut
“Suatu perubahan harus mengungkapkan kebijakannya dalam menentukan unsur-unsur yang diperlakukan secara kas (cash equivalent)”.
34
Suatu perubahan dalam kebijakan ini merupakan perubahan dalam prinsip
akuntansi yang harus diperhitungkan dampaknya, dengan menyatakan kembali
laporan arus kas tahun sebelumnya, yang disajikan dalam bentuk laporan arus kas
komparatif.
Perubahan dalam prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh material
atas laporan keuangan memerlukan penjelasan seperti telah dijelaskan sebelumnya
yaitu dengan cara menambahkan paragraf penjelasan yang disajikan setelah
paragraf pendapat. Paragraf penjelasan yang sesuai dengan bentuk perubahan
sebagai akibat ketidakkonsistenan menurut PSA paragraf 17 adalah sebagai
berikut
“Seperti telah dijelaskan pada catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mengubah metode perhitungan depresiasi dalam tahun 20X2”. Tambahan paragraf penjelasan ini harus dicantumkan dalam laporan
auditor atas laporan keuangan tahun berikutnya, jika tahun terjadinya perubahan
disajikan dan dilaporkan. Namun jika perubahan akuntansi
dipertanggungjawabkan dengan cara penyajian kembali laporan keuangan yang
terpengaruh, paragraf tambahan harus disajikan hanya dalam tahun terjadinya
perubahan, karena dalam tahun-tahun berikutnya semua periode yang disajikan
akan dapat dibandingkan.
35
2.3.2 Perubahan Akuntansi yang tidak Mempengaruhi Konsistensi
Disamping perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi ada juga
perubahan yang tidak mempengaruhi konsistensi (SPAP 2001; GAAS 2003)
antara lain :
a. Perubahan dalam estimasi akuntansi
Bentuk perubahan akuntansi ini diperlukan oleh keadaan yang berubah
yang mempengaruhi daya banding laporan keuangan, tetapi tidak
melibatkan standar konsistensi. Auditor independen selain untuk
memuaskan dirinya berkenaan dengan keadaan-keadaan yang
menimbulkan perubahan dalam estimasi akuntansi, harus meyakinkan
dirinya bahwa perubahan tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap
perubahan prinsip akuntansi
b. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi
Koreksi kesalahan dari laporan keuangan tahun sebelumnya yang
disebabkan oleh kesalahan perhitungan, kekeliruan atau kesalahan
penggunaan fakta yang timbul pada saat laporan keuangan dipersiapkan,
tidak melibatkan standar konsistensi jika tidak ada unsur prinsip akuntansi
atau penerapannya yang terkait di dalamnya.
c. Perubahan dalam klasifikasi dan reklasifikasi
Klasifikasi dalam laporan keuangan tahun berjalan dapat berbeda dari
klasifikasi dalam laporan keuangan tahun sebelumnya. Perubahan ini dan
reklasifikasi yang diterbitkan dalam tahun sebelumnya dengan tujuan
untuk mempertinggi daya banding laporan tersebut dengan laporan
36
keuangan tahun berjalan, biasanya tidak perlu disebutkan dalam laporan
auditor.
d. Transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda
Prinsip akuntansi dipilih pada saat peristiwa atau pada saat transaksi
pertama kali mempunyai pengaruh yang material. Penerapan prinsip
tersebut, demikian pula perubahan atau pemakaian suatu prinsip akuntansi
yang menjadi perlu oleh karena transaksi atau oleh karena peristiwa yang
secara jelas berbeda sekali dengan yang terjadi pada periode sebelumnya,
tidak berkaitan dengan standar konsistensi, walaupun pengungkapan
dalam catatan atas laporan keuangan mungkin diperlukan.
e. Perubahan akuntansi yang diperkirakan berdampak material di masa yang
akan datang
Bila perubahan akuntansi tidak mempunyai pengaruh material terhadap
laporan keuangan periode sekarang, tetapi perubahan tersebut akan
mempunyai pengaruh yang besar pada periode yang akan datang,
perubahan ini harus diungkapkan oleh manajemen dalam catatan atas
laporan keuangan dalam periode terjadinya perubahan tersebut, namun
auditor tidak perlu mengungkapkannya dalam laporannya.
Permasalahan-permasalahan terkait dengan perubahan akuntansi ini
meskipun tidak memerlukan penambahan paragraf penjelasan tentang konsistensi
dalam laporan auditor, namun auditor harus menyatakan pendapat pendapat wajar
dengan pengecualian karena masalah pengungkapan jika pengungkapan atas
permasalahan-permasalahan ini tidak diungkapkan oleh klien. Seorang auditor
37
harus mengakui apakah muncul informasi mengenai konsisten atau tidak dengan
kondisi sebelumnya berdasarkan bukti-bukti audit yang ditemukan (Sprinkle,
1998). Berdasarkan Seksi 431 PSA No. 10 (2001:1) “Bila manajemen
menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya diungkapkan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk
catatan atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan tersebut dan harus
memberikan informasi yang cukup dalam laporannya”.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran sejauh mana tingkat
konsistensi penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahan-
perusahaan publik di Indonesia sehingga menggambarkan kualitas dari laporan
keuangan yang dihasilkan agar dapat digunakan oleh para pengguna informasi
keungan. Konsistensi sebagai sebuah bagian dalam karakteristik kualitatif laporan
keuangan akan menunjukkan kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan
sehingga bisa diperbandingkan agar tidak terjadi bias. Akuy dalam Christiawan
(2000) melakukan penelitian terhadap lima belas perusahaan publik yang
berkantor pusat di Jawa Timur. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa hanya ada
dua perusahaan yang konsisten dalam menyajikan laporan keuangan auditan tahun
1996 yang disajikan dalam laporan tahunan tahun 1996 dan 1997.
Penelitian serupa dilakukan Christiawan (2000) terhadap opini auditor
independen dan laporan keuangan auditan untuk melihat sejauh mana laporan
38
keuangan tersebut disajikan secara konsisten. Hasil penelitian menunjukkan
adanya ketidakkonsistenan penyajian pada laporan keuangan auditan tahun 2000
perusahaan publik. Hal ini tentunya akan membuat laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan oleh para pengguna laporan keuangan. Kemudian Sutikno (2000)
menemukan bahwa empat pemakai laporan keuangan di BEJ yaitu investor,
kreditor, penjamin emisi efek, dan agen penjualan efek menyatakan bahwa
laporan keuangan perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta cenderung menyajikan
informasi yang kurang relevan serta kurang dapat diperbandingkan.
Susiana (2007) menemukan bahwa tingkat integritas sebuah laporan
keuangan dipengaruhi oleh tingkat independensi auditor, faktor corporate
governance, serta kualitas audit yang ada. Laporan keuangan dengan tingkat
integritas yang tinggi akan memberikan informasi secara benar dan jujur. Feliana
(2007) juga menemukan bahwa daya informasi akuntansi sebagai gambaran
mengenai kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan dipengaruhi oleh struktur
kepemilikan perusahaan dan transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa
Selanjutnya Arifin (2003) menemukan bahwa prinsip “full disclosure”
yang diwajibkan oleh Bapepam oleh perusahaan publik di Indonesia cenderung
menghasilkan informasi akuntansi yang kurang relevan bagi para pemakai. Para
pemakai laporan keuangan lebih menyukai metode pengungkapan yang
diterapkan oleh para perusahaan publik dalam laporan keuangannya adalah
lampiran penjelas, laporan tambahan, footnote, yang disertakan dalam laporan
keuangan utama.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Dasar Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2008:1) yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari generalisasi.
Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan analisis dokumen secara
kritis (dialectical document approach). Melalui pendekatan ini, laporan keuangan
auditan (neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas) dibaca dengan teliti,
ditabulasi, dibandingkan dengan dokumen lain dalam hal opini auditor dan catatan
atas laporan keuangan dan ditarik suatu makna atas fenomena yang ditemukan.
Penelitian ini akan melanjutkan hasil penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Christiawan (2000) terhadap 32 perusahaan publik Indonesia yang
listed di Bursa Efek dengan menganalisis dan memperbandingkan laporan
keuangan selama dua tahun yaitu tahun 2000 dan 2001, sementara pada penelitian
ini data yang akan digunakan yaitu laporan keuangan berupa neraca, laporan laba
rugi, dan laporan arus kas periode 2007 dan 2008. Penelitian ini merujuk
rekomendasi Christiawan untuk melakukan cros check ulang hasil temuan pada
penelitian sebelumnya apakah perusahaan yang dulu ditemukan tidak konsisten
39
40
dalam menyajikan laporan keuangannya setelah beberapa tahun ini yaitu antara
tahun 2001 sampai tahun 2006 sudah konsisten atau masih tidak konsisten, serta
apakah perusahaan yang dulu ditemukan sudah konsisten sekarang masih
konsisten atau justru tidak konsisten
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan sampel yang dahulu
telah diteliti oleh Christiawan, namun pada perkembangannya dari 32 perusahaan
tersebut saat ini hanya tinggal 27 perusahaan dikarenakan ada 5 perusahaan telah
tidak listed pada tahun 2007 sampai 2008. Daftar 27 perusahaan sampel dapat
dilihat pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Daftar nama perusahaan sampel yang diteliti
No Nama Perusahaan 1. PT Darya Varia Laboratoria tbk 2. PT Duta Pertiwi Nusantara tbk 3. PT Fortune Indonesia tbk 4. PT HM Sampoerna tbk 5. PT Indosiar Karya Media tbk 6. PT Kalbe Farma tbk 7. PT Kimia Farma Persero tbk 8. PT Schering-Plough Indonesia tbk 9. PT Surya Semesta Internusa tbk 10. PT Tempo Intimedia tbk 11. PT Unilever Indonesia tbk 12. PT Zebra Nusantara 13. PT Alakasa Industrindo tbk 14. PT Aneka Tambang tbk 15. PT Astra Internasional tbk
41
No Nama Perusahaan 16. PT Berlina tbk 17. PT Budi Acid Jaya tbk 18. PT Gajah Tunggal tbk 19. PT Indofood Sukses Makmur tbk 20. PT Lautan Luas tbk 21. PT Lippo Securities tbk 22. PT Surya Intrindo Makmur tbk 23. PT Suryamas Duta Makmur tbk 24. PT Bintang Mitra Semesta Raya tbk 25. PT Bank Mega tbk 26. PT Lippo General Insurance tbk 27. PT Intiland Development tbk
Sumber : ISX 2008
3.3 Fokus Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi fokus dalam
penelitian ini yaitu ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan pada 29
perusahaan sampel tahun 2007. Ketidakkonsistenan yang dimaksud adalah
laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada akhir tahun 2007 dan awal
tahun 2008.
3.4 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Data
diperoleh dari IDX corner Undip Semarang.
42
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (1997:236) dalam Metode dokumentasi, peneliti
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa laporan keuangan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dan menganalisis laporan keuangan
untuk mengetahui ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan.
3.6 Metode Analisis Data
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2005).
Penelitian ini akan menganalisis data berupa laporan keuangan perusahaan tahun
2007 yang diungkapkan dalam laporan tahunan tahun 2007 dan 2008.
Langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Mengelompokkan akun menjadi 15 kelompok akun yang diadopsi
dari Christiawan (2000), yaitu : (1) current assets, (2) non current
assets, (3) total assets, (4) current liability, (5) non current liability,
(6) equity, (7) revenue, (8) cost of good sold, (9) operating expense,
(10) other income (charges), (11) tax expense, (12) net income, (13)
total net cash flow from operating activities, (14) total net cash flow
from investing activities, dan (15) total net cash flow from financing
activities.
2. Membandingkan kelompok akun laporan keuangan masing-masing
perusahaan tahun 2007 yang disajikan pada akhir tahun 2007 dan
akhir tahun 2008
43
3. Menganalisis masing-masing kelompok akun untuk melihat
ketidakkonsistenan jumlah saldo dari masing-masing kelompok akun
tersebut yang disajikan dalam laporan keuangan
4. Menelusur penyajian jumlah saldo dari masing-masing akun yang
menjadi penyebab dalam tiap-tiap kelompok akun yang diindikasi
terdapat ketidakkonsistenan.
5. Melakukan penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK) untuk melihat ada tidaknya penjelasan terkait dengan
ketidakkonsistenan yang terjadi.
6. Melakukan penelusuran terhadap Laporan Auditor Independen (LAI)
apakah auditor memberikan keterangan terkait dengan
ketidakkonsistenannya.
Untuk mengambil kesimpulan dalam penelitian ini dilihat dari :
Konsisten Tidak Konsisten dan dijelaskan Tidak konsisten dan tidak dijelaskan
1. Jumlah
saldo
kelompok
akun
sama
1. Jumlah saldo kelompok
akun tidak sama
2. Ada penjelasan tentang
ketidakkonsistenan pada
CALK dan LAI
1. Jumlah saldo kelompok akun
tidak sama
2. Ada penjelasan tentang
ketidakkonsistenan pada
CALK dan LAI
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian
Laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang telah
menjadi objek penelitian pada penelitian sebelumnya. Daftar 27 perusahaan yang
diperoleh dari pojok Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Daftar perusahaan yang akan diperbandingkan berdasarkan kriteria
No Nama Perusahaan Jumlah Sampel 1. Pharmaceutical 4 2. Real Estate and Property 4 3. Apparel and Other Textile Products 2 4. Chemical and Allied Products 2 5. Automotive and Allied products 2 6. Tobacco Manufactures 1 7. Customer Goods 1 8. Transportation Services 1 9. Holding and Other Investment Company 1 10. Mining and Mining Service 1 11. Plastics and Glass Products 1 12. Food and Beverages 1 13. Securities 1 14. Banking 1 15. Insurance 1 16. Adhesive 1 17. Others 2
Sumber :Data Sekunder diolah, 2009
44
45
4.1.2 Hasil Analisis Data
4.1.2.1 Pengelompokan Akun
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari 5 jenis laporan yaitu Neraca,
Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Laba Ditahan, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK). Dalam tahap penelitian ini, laporan keuangan
perusahaan yang digunakan 3 jenis, yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Arus Kas. Dari ketiga laporan tersebut langkah awal adalah melakukan
pengelompokkan akun-akun ke dalam 15 kelompok akun yang diadopsi dari
Christiawan (2000), dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses
membandingkan jumlah saldo setiap akun dalam setiap laporan keuangan yang
disajikan.
4.1.2.2 Analisis terhadap kelompok akun Current Asset
Tahap pertama dari analisis data yaitu dengan melakukan pembandingan
jumlah masing-masing kelompok akun laporan keuangan perusahaan apakah
disajikan sama atau tidak untuk mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan
tersebut telah konsisten disajikan.
Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Current Asset dapat
dilihat pada tabel 4.2.
46
Tabel 4.2
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current asset
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Current Assets tahun 2007 Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 404.205.846.000 404.205.846.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 110.412.340.806 110.412.340.806 3 PT Fortune Indonesia 170.866.539.721 170.866.539.721 4 PT HM Sampoerna 11.056.457.000.000 11.056.457.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 548.783.350.873 548.783.350.873 6 PT Kalbe Farma tbk 579.361.974.172 579.361.974.172 7 PT Kimia Farma Persero 893.446.818.652 893.446.818.652 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 90.821.675.911 90.821.675.911 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 444.661.702.497 444.661.702.497 10 PT Tempo Intimedia tbk 56.668.139.000 56.668.139.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 2.694.667.000.000 2.694.667.000.000 12 PT Zebra Nusantara 12.131.425.521 12.131.425.521 13 PT Alakasa Industrindo tbk 137.917.915 137.917.915 14 PT Aneka Tambang tbk 8.048.099.750 8.048.099.750 15 PT Astra Internasional 19.474.163.000.000 28.160.000.000.000 16 PT Berlina 175.648.603.536 175.648.603.536 17 PT Budi Acid Jaya 665.210.000.000 665.210.000.000 18 PT Gajah Tunggal 3.445.377.000.000 3.359.456.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 11.766.665.000.000 11.809.129.000.000 20 PT Lautan Luas 1.130.674.000.000 1.130.674.000.000 21 PT Lippo Securities 372.506.021.441 372.506.021.441 22 PT Surya Intrindo Makmur 63.434.145.916 63.434.145.916 23 PT Suryamas Duta Makmur 217.511.238.289 217.511.238.289 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 71.630.220.250 71.630.220.250 25 PT Bank Mega 14.981.721.000.000 14.981.721.000.000 26 PT Lippo General Insurance 644.039.804.566 644.039.804.566 27 PT Intiland Development 680.078.837.085 680.078.837.085
Hasil dari membandingkan laporan keuangan diketahui 3 perusahaan yang
tidak konsisten dalam menyajikan Current Asset yaitu PT Astra Internasional tbk,
PT Gajah Tunggal tbk, PT Indofood Sukses Makmur tbk. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya dimana terdapat 11 perusahaan yang tidak
konsisten dalam menyajikan current assetnya.
47
Setelah dilakukan pembandingan terhadap masing-masing kelompok akun
maka langkah selanjutnya yaitu melakukan penelusuran terhadap akun-akun apa
saja yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada masing-masing kelompok
akun. Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun current asset dapat dilihat
pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Current Asset
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Current Asset
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008
1. PT Astra Internasional a. Piutang pembiayaan Tidak disajikan 8.685.000.000.000
2. PT Gajah Tunggal b. Investasi sementara 7 58.418.000.000 672.497.000.000
3. PT Indofood Sukses Makmur
c. Kas dan setara kas d. Piutang bukan
usaha pihak ketiga e. Persediaan bersih f. Uang muka dan
jaminan g. Pajak dibayar
dimuka h. Beban tanaman
ditangguhkan i. Biaya dibayar
dimuka
4.536.937.000.000 146.972.000.000
4.169.150.000.000
234.186.000.000
154.883.000.000 Tidak disajikan
76.352.000.000
4.538.051.000.000 146.983.000.000
4.172.388.000.000
239.116.000.000
160.660.000.000 27.037.000.000
76.709.000.000
Akun yang disajikan secara tidak konsisten yaitu piutang pembiayaan,
investasi sementara, kas dan setara kas, piutang bukan usaha pada pihak ketiga,
persediaan bersih, uang muka jaminan, pajak dibayar dimuka, beban tanaman
ditangguhkan, serta biaya dibayar dimuka.
Hal yang menjadi ketidakkonsistenan pada akun current asset ini antara
lain munculnya akun baru pada laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada
48
laporan keuangan tahun 2008 sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah
current asset dengan periode sebelumnya, terjadinya penurunan nilai akun yang
disajikan pada laporan keuangan tahun berikutnya dengan nilai akun yang
disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya.
Setelah dilakukan pembandingan terhadap kelompok akun current asset ini
kemudian selanjutnya dilakukan penelusuran terhadap catatan atas laporan
keuangan dan opini auditor untuk melihat apakah terdapat penjelasan terkait
dengan ketidakkonsistenan yang terjadi. Hasil penelusuran terhadap kelompok
akun current asset dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun current asset
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada
CALK
Memberikan Keterangan Pada
Opini auditor 1 PT astra internasional √ √ 2 PT gajah tunggal - - 3 PT Indofood sukses
makmur √ √
Dari ketiga perusahaan tersebut hanya satu perusahaan yang tidak
memberikan keterangan sama sekali baik dalam catatan atas laporan keuangan
maupun dalam opini auditor yaitu PT Gajah Tunggal. Alasan yang diberikan
perusahaan terkait dengan ketidakkonsistenan yang dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan antara lain sebagai bentuk penyisihan untuk menutupi
kemungkinan tidak tertagihnya piutang pembiayaan serta sebagai bentuk
penerapan PSAK No. 38 revisi 2004 tentang akuntansi restrukturisasi entitas.
49
4.1.2.3 Analisis terhadap kelompok akun Non Current Asset
Kemudian hasil dari proses membandingkan kelompok akun Non Current
Asset dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Current Asset
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Non-Current Assets tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 156.724.896.000 156.724.896.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 45.640.110.941 45.640.110.941 3 PT Fortune Indonesia 19.579.120.843 19.579.120.843 4 PT HM Sampoerna 4.624.085.000.000 4.624.085.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 722.599.650.731 722.599.650.731 6 PT Kalbe Farma 1.378.204.880.656 1.378.204.880.656 7 PT Kimia Farma Persero tbk 493.292.331.069 493.292.331.069 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 37.743.727.259 37.743.727.259 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 1.096.408.884.404 1.096.408.884.404 10 PT Tempo Intimedia tbk 61.855.631.000 61.855.631.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 2.638.729.000.000 2.638.729.000.000 12 PT Zebra Nusantara 81.119.717.510 81.119.717.510 13 PT Alakasa Industrindo tbk 13.045.975.000 13.045.975.000 14 PT Aneka Tambang tbk 3.989.817.172.000 3.995.591.190.000 15 PT Astra Internasional 44.045.435.000.000 35.360.000.000.000 16 PT Berlina 211.624.381.374 211.327.326.678 17 PT Budi Acid Jaya 820.441.000.000 820.441.000.000 18 PT Gajah Tunggal 5.009.316.000.000 5.095.237.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 17.760.801.000.000 17.897.766.000.000 20 PT Lautan Luas 1.004.410.000.000 1.004.410.000.000 21 PT Lippo Securities 1.261.676.053 1.261.676.053 22 PT Surya Intrindo Makmur 54.245.335.091 54.245.335.091 23 PT Suryamas Duta Makmur 1.804.590.859.810 1.804.590.859.810 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 116.657.092.401 116.657.092.401 25 PT Bank Mega 19.926.007.000.000 19.926.007.000.000 26 PT Lippo General Insurance 15.700.624.695 15.700.624.695 27 PT Intiland Development 546.104.569.206 546.104.569.206
50
Hasil penelitian menunjukkan 6 perusahaan yang tidak konsisten dalam
menyajikan Non-Current Asset yaitu PT Aneka Tambang, PT Astra Internasional,
PT Berlina, PT Gajah Tunggal, PT Indofood Sukses Makmur, dan PT Lippo
Securities. Sementara pada penelitian sebelumnya diketahui ada 11 perusahaan
yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun non-current asset.
Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun non current asset, akun-
akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Non Current Asset
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Non Current Asset
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT Aneka
Tambang a. Aktiva pajak
tangguhan b. Aktiva tidak lancar
lainnya
308.994.852.000
84.830.476.000
314.768.870.000
63.477.416.000
2. PT Astra Internasional
a. Piutang pembiayaan
b. Investasi jangka panjang lain-lain
16.351.996.000.000
1.120.680.000.000
7.667.000.000.000
1.059.000.000.000
3. PT Berlina a. Kerugian tangguhan atas transaksi jual dan sewa balik
500.776.429 203.721.733
4. PT Gajah Tunggal
a. Investasi jangka panjang
Tidak disajikan 85.921.000.000
5. PT Indofood Sukses Makmur
a. Aktiva pajak tangguhan
b. Aset tetap c. Beban
ditangguhkan d. Aktiva tidak
berwujud
155.613.000.000
8.079.455.000.000 439.779.000.000
900.400.000.000
167.299.000.000
8.166.816.000.000 477.336.000.000
900.761.000.000
51
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Non Current Asset
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 6. PT Lippo
Securities a. Investasi pada
Perusahaan Asosiasi
351.416.274.428 424.705.694.108
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain aktiva pajak
tangguhan, aktiva tidak lancar lainnya, piutang pembiayaan, investasi jangka
panjang, kerugian tangguhan atas transaksi jual dan sewa balik, aktiva pajak
tangguhan, beban ditangguhkan, aktiva tidak berwujud, investasi pada perusahaan
asosiasi. Hal yang menjadi letak ketidakkonsistenan adalah terjadinya penurunan
nilai akun yang disajikan dari periode sebelumnya dengan periode berikutnya
sehingga menyebabkan perbedaan dalam hal jumlah non-current asset misalnya
pada akun aktiva tidak lancar, piutang pembiayaan, serta investasi jangka panjang
lain. Munculnya akun baru tanpa adanya penyajian pada laporan keuangan
periode sebelumnya seperti akun investasi jangka panjang.
Setelah dilakukan penelusuran terhadap akun-akun penyebab
ketidakkonsistenan kemudian dilakukan penelusuran terhadap catatan atas laporan
keuangan dan opini auditor. Tabel 4.7 menyajikan hasil penelusuran terhadap
catatan atas laporan keuangan dan opini auditor kelompok akun non current asset.
52
Tabel 4.7
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun non current asset
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT aneka tambang √ -
2. PT astra internasional √ √
3. PT Berlina √ √ 4. PT gajah tunggal - - 5. PT Indofood sukses
makmur √ √
6. PT Lippo securities √ -
Dari 6 perusahaan satu perusahaan tidak memberikan keterangan sama
sekali baik dalam catatan atas laporan keuangan maupun dalam opini auditor yaitu
PT Gajah Tunggal tbk. Dua perusahaan tidak memberikan penjelasan dalam opini
auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan,
perusahaan tersebut adalah PT Aneka Tambang tbk dan PT Lippo Securities tbk.
Sementara 4 perusahaan lainnya memberikan penjelasannya terkait
ketidakkonsistenan yang ada, alasan yang diungkapkan antara lain untuk
menerapkan PSAK No. 30 revisi 2007 tentang sewa menggantikan PSAK No 30
1990 tentang akuntansi sewa guna usaha serta penerapan PSAK 16 revisi 2007
tentang Aset Tetap mengenai selisih penilaian selisih perubahan ekuitas anak
perusahaan yang telah direklasifikasi ke saldo laba.
53
4.1.2.4 Analisis terhadap kelompok akun Total Asset
Tabel 4.8
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Total Asset
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Total Assets tahun 2007 Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 560.930.742.000 560.930.742.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 156.052.451.747 156.052.451.747 3 PT Fortune Indonesia 190.445.660.564 190.445.660.564 4 PT HM Sampoerna 15.680.542.000.000 15.680.542.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 1.271.383.001.604 1.271.383.001.604 6 PT Kalbe Farma tbk 5.138.212.506.980 5.138.212.506.980 7 PT Kimia Farma Persero tbk 1.386.739.149.721 1.386.739.149.721 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 128.565.403.170 128.565.403.170 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 1.541.070.586.901 1.541.070.586.901 10 PT Tempo Intimedia tbk 118.523.770.000 118.523.770.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 5.333.406.000.000 5.333.406.000.000 12 PT Zebra Nusantara 93.251.143.031 93.251.143.031 13 PT Alakasa Industrindo tbk 150.963.890 150.963.890 14 PT Aneka Tambang tbk 12.037.916.922.000 12.043.690.940.000 15 PT Astra Internasional 63.519.598.000.000 63.519.598.000.000 16 PT Berlina 387.272.984.910 386.975.930.214 17 PT Budi Acid Jaya 1.485.651.000.000 1.485.651.000.000 18 PT Gajah Tunggal 8.454.693.000.000 8.454.693.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 29.527.466.000.000 29.706.895.000.000 20 PT Lautan Luas 21.355.084.000.000 21.355.084.000.000 21 PT Lippo Securities 373.352.780.209 446.642.199.889 22 PT Surya Intrindo Makmur 117.679.481.007 117.679.481.007 23 PT Suryamas Duta Makmur 2.021.932.008.075 2.021.932.008.075 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 188.287.312.651 188.287.312.651 25 PT Bank Mega 34.907.728.000.000 34.907.728.000.000 26 PT Lippo General Insurance 659.656.925.261 659.656.925.261 27 PT Intiland Development 2.015.697.387.214 2.015.697.387.214
Hasil penelitian pada kelompok akun total asset diperoleh 4 perusahaan
yang tidak konsisten yaitu PT Aneka Tambang tbk, PT Berlina, PT Indofood
Sukses Makmur, serta PT Lippo Securities.
54
Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun total asset, akun-akun
yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini dapat dilihat
pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Total Asset
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Non Current Asset
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT Aneka
Tambang tbk a. Aktiva pajak
tangguhan b. Aktiva tidak lancar
lainnya
308.994.852.000
84.830.476.000
314.768.870.000
63.477.416.000
2. PT Berlina a. Kerugian tangguhan atas transaksi jual dan sewa balik
500.776.429 203.721.733
3. PT Indofood Sukses Makmur
a. Kas dan setara kas b. Piutang bukan
usaha pihak ketiga c. Persediaan bersih d. Uang muka dan
jaminan e. Pajak dibayar
dimuka f. Beban tanaman
ditangguhkan g. Biaya dibayar
dimuka e. Aktiva pajak
tangguhan f. Aset tetap g. Beban
ditangguhkan h. Aktiva tidak
berwujud
4.536.937.000.000 146.972.000.000
4.169.150.000.000
234.186.000.000
154.883.000.000 Tidak disajikan
76.352.000.000
155.613.000.000
439.779.000.000 8.079.455.000.000
900.400.000.000
4.538.051.000.000 146.983.000.000
4.172.388.000.000
239.116.000.000
160.660.000.000 27.037.000.000
76.709.000.000
167.299.000.000
8.166.816.000.000 477.336.000.000 900.761.000.000
4. PT Lippo Securities
a. Investasi pada Perusahaan Asosiasi
351.416.274.428 424.705.694.108
55
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain aktiva pajak
tangguhan, aktiva tidak lancar lainnya, kerugian ditangguhkan atas transaksi jual
dan sewa balik, kas dan setara kas, piutang bukan usaha pihak ketiga, persediaan
bersih, uang muka jaminan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, aktiva
pajak tangguhan, asset tetap, beban ditangguhkan, aktiva tidak berwujud, investasi
pada perusahaan asosiasi. Ketidakkonsistenan yang terjadi pada current asset dan
non current asset menjadikan total asset menjadi tidak konsisten jumlahnya
antara laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada laporan keuangan tahun
2007 dengan laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada laporan keuangan
tahun 2008.
Tabel 4.10 Berikut ini menunjukkan hasil penelusuran terhadap catatan
atas laporan keuangan dan opini auditor
Tabel 4.10
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun total asset
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT aneka tambang √ - 2. PT Berlina √ √ 3. PT Indofood sukses
makmur √ √
4. PT Lippo securities √ -
Hasil penelitian menunjukkan dari 4 perusahaan yang tidak konsisten
diketahui 2 perusahaan tidak memberikan keterangan dalam opini auditornya
namun memberikan keterangan dalam catatan atas laporan keuangan. Dua
56
perusahaan tersebut adalah PT Aneka Tambang tbk dan PT Lippo Securities tbk.
Alasan yang diberikan terkait dengan ketidakkonsistenan antara lain untuk
mencerminkan akrual beban tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan, untuk
menerapkan PSAK No. 30 revisi 2007 tentang sewa menggantikan PSAK No 30
1990 tentang akuntansi sewa guna usaha, dan sebagai bentuk penerapan PSAK No
38 revisi 2004 mengenai akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali.
4.1.2.5 Analisis terhadap kelompok akun Current Liability
Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Current Liability dapat
dilihat pada tabel 4.11 berikut ini
Tabel 4.11
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Liability
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Current Liability tahun 2007 Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 75.375.454.000 75.375.454.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 26.741.187.875 26.741.187.875 3 PT Fortune Indonesia 99.611.003.436 99.611.003.436 4 PT HM Sampoerna 6.212.685.000.000 6.212.685.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 274.721.870.653 274.721.870.653 6 PT Kalbe Farma tbk 754.629.114.054 754.629.114.054 7 PT Kimia Farma Persero tbk 433.564.022.986 433.564.022.986 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 118.233.257.877 118.233.257.877 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 535.483.148.811 535.483.148.811 10 PT Tempo Intimedia tbk 34.158.384.000 34.158.384.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 2.428.128.000.000 2.428.128.000.000 12 PT Zebra Nusantara 33.364.532.398 33.364.532.398 13 PT Alakasa Industrindo tbk 97.670.338 97.670.338 14 PT Aneka Tambang tbk 1.798.816.747.000 1.818.003.474.000 15 PT Astra Internasional 21.343.163.000.000 21.343.163.000.000 16 PT Berlina 72.922.684.297 72.922.684.297 17 PT Budi Acid Jaya 445.862.000.000 412.457.000.000 18 PT Gajah Tunggal 1.560.032.000.000 1.560.032.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 12.776.365.000.000 12.888.677.000.000 20 PT Lautan Luas 1.363.316.000.000 1.363.316.000.000
57
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Current Liability tahun 2007 Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 21 PT Lippo Securities 39.912.187.342 39.912.187.342 22 PT Surya Intrindo Makmur 65.775.662.529 56.328.633.834 23 PT Suryamas Duta Makmur 820.100.758.747 820.100.758.747 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 630.649.492 630.649.492 25 PT Bank Mega 30.694.333.000.000 30.694.333.000.000 26 PT Lippo General Insurance 26.975.193.748 26.975.193.748 27 PT Intiland Development 1.714.582.771.215 1.714.582.771.215
Hasil penelitian pada kelompok akun current liability diperoleh 4
perusahaan yang tidak konsisten yaitu PT Aneka Tambang tbk, PT Budi Acid
Jaya, PT Indofood Sukses Makmur, serta PT Surya Intrindo Makmur.
Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun current liability, akun-
akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini dapat
dilihat pada tabel 4.12
Tabel 4.12
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Current Liability
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Current Liability
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT Aneka
Tambang a. Hutang program
tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan
Tidak disajikan 19.246.727.000
4. PT Budi Acid Jaya
a. Pinjaman Jangka Pendek
b. Uang Muka Pendapatan
c. Pinjaman Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun
120.988.000.000 33.791.000.000
110.409.000.000
48.776.000.000 386.000.000
182.621.000.000
58
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Current Liability
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 3. PT Indofood
Sukses Makmur
a. Hutang usaha pada pihak ketiga
b. Hutang bukan usaha pada pihak ketiga
c. Hutang bukan usaha pada pihak yang memiliki hubungan istimewa
d. Hutang pajak e. Hutang sewa
1.750.631.000.000
478.627.000.000
55.481.000.000
495.556.000.000 2.995.000.000
1.764.253.000.000
505.075.000.000
124.291.000.000
496.279.000.000 5.704.000.000
4. PT Surya Intrindo Makmur
a. Biaya yang Masih Harus Dibayar
13.280.678.753 3.833.650.058
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain hutang program
tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, pinjaman jangka panjang yang
jatuh tempo pada waktu satu tahun, hutang usaha pihak ketiga, hutang bukan
usaha pihak ketiga, hutang bukan usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, hutang pajak, hutang sewa, biaya yang masih harus dibayar. Letak
ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini yaitu terdapat pada penyajian nilai
akun yang mengalami perbedaan baik mengalami kenaikan maupun penurunan
yaitu pada akun hutang usaha pihak ketiga, hutang bukan usaha pihak ketiga,
pinjaman jangka pendek, uang muka pendapatan, serta pada akun pinjaman
jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu selama satu tahun.
Kemudian dilakukan penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan
dan opini auditor. Hasil penelusuran dapat dilihat pada tabel 4.13
59
Tabel 4.13
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun current liability
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1 PT aneka tambang
√ √
2 PT Budi acid jaya - - 3 PT Indofood sukses
makmur √ √
4 PT surya intrindo makmur - -
Dari 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan current liability
dua perusahaan diketahui tidak memberikan penjelasan sama sekali terkait dengan
ketidakkonsistenan yang ada baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas
laporan keuangan. Dua perusahaan yang tidak memberikan penjelasan sama sekali
adalah PT Budi Acid Jaya tbk dan PT Surya Intrindo Makmur tbk. Namun 2
perusahaan lainnya memberikan penjelasannya dalam catatan atas laporan
keuangan dan opini auditornya. Alasan yang ditemukan antara lain untuk
mencerminkan akrual beban tanggung jawab sosial dan untuk menerapkan PSAK
No. 38 revisi 2004 tentang akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali.
4.1.2.6 Analisis terhadap kelompok akun Non Current Liability
Tabel 4.14 berikut menunjukkan hasil pembandingan terhadap kelompok
akun non current liability
60
Tabel 4.14
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Current Liability
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Non Current Liability Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 23.325.087.000 23.325.087.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 14.288.235.370 14.288.235.370 3 PT Fortune Indonesia 5.889.507.000 5.889.507.000 4 PT HM Sampoerna 1.401.703.000.000 1.401.703.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 734.353.531.764 734.353.531.764 6 PT Kalbe Farma tbk 366.559.019.698 366.559.019.698 7 PT Kimia Farma Persero tbk 45.147.528.200 45.147.528.200 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 8.533.251.388 8.533.251.388 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 346.838.990.298 346.838.990.298 10 PT Tempo Intimedia tbk 17.617.261.000 17.617.261.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 211.159.000.000 211.159.000.000 12 PT Zebra Nusantara 7.789.596.875 7.789.596.875 13 PT Alakasa Industrindo tbk 30.081.939.000 30.081.939.000 14 PT Aneka Tambang tbk 1.474.300.753.000 1.474.300.753.000 15 PT Astra Internasional 10.169.000.000.000 10.169.000.000.000 16 PT Berlina 137.744.452.973 137.447.398.277 17 PT Budi Acid Jaya 375.493.000.000 408.898.000.000 18 PT Gajah Tunggal 4 .508.847.000.000 4 .508.847.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 5.899.543.000.000 12.888.677.000.000 20 PT Lautan Luas 81.027.000.000 81.027.000.000 21 PT Lippo Securities 113.542.017.704 113.542.017.704 22 PT Surya Intrindo Makmur 11.313.448.680 20.760.477.375 23 PT Suryamas Duta Makmur 497.921.866.130 497.921.866.130 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 933.655.252 933.655.252 25 PT Bank Mega 1.274.258.000.000 1.274.258.000.000 26 PT Lippo General Insurance 93.395.805.827 93.395.805.827 27 PT Intiland Development 1.009.075.402.417 1.009.075.402.417
Hasil penelitian mendapatkan 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam
menyajikan Non Current Liability, yaitu PT Berlina, PT Budi Acid Jaya, PT
Indofood Sukses Makmur, PT Surya Intrindo Makmur, sementara pada penelitian
sebelumnya ada 11 perusahaan yang tidak konsisten dalam penyajian akun ini.
61
Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun non current liability,
akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini
dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Non Current Liability
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Non Current Liability
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT Berlina a. Keuntungan
ditangguhkan aktiva dijual dan disewaguna usahakan kembali
297.054.696 Tidak disajikan
2. PT Budi Acid Jaya
a. Uang Muka Pendapatan
Tidak disajikan 33.405.000.000
3. PT Indofood Sukses Makmur
a. Hutang sewa b. Estimasi kewajiban
imbalan kerja
3.417.000.000 729.049.000.000
6.549.000.000 729.081.000.000
4. PT Surya Intrindo Makmur
a. Kewajiban Bunga Jangka Panjang
Tidak disajikan 9.447.028.695
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain keuntungan
ditangguhkan aktiva dijual dan disewagunausahakan kembali uang muka
pendapatan, hutang sewa, estimasi kewajiban imbalan kerja, serta kewajiban
bunga jangka panjang. Letak ketidakkonsistenan yaitu pada penyajian akun yang
mengalami kenaikan maupun penurunan saldo pada periode berikutnya
dibandingkan dengan periode sebelumnya, munculnya akun baru pada periode
berikutnya yaitu akun uang muka pendapatan serta kewajiban bunga jangka
panjang dimana pada laporan keuangan sebelumnya akun ini belum ada.
62
Tabel 4.16
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun non current liability
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT Berlina √ √ 2. PT Budi acid jaya - - 3. PT Indofood sukses
makmur √ √
4. PT surya intrindo makmur - -
Serupa dengan kelompok current liability terdapat 2 perusahaan yang
tidak memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan dan opini
auditornya yaitu PT Budi Acid Jaya tbk dan PT Surya Intrindo Makmur tbk.
Sementara 2 perusahaan lainnya memberikan penjelasan. Alasan yang
diungkapkan antara lain penerapan PSAK No. 30 revisi 2007 mengenai sewa
menggantikan PSAK No. 30 tahun 1990 tentang akuntansi sewa.
4.1.2.7 Analisis terhadap kelompok akun Equity
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun equity dapat dilihat pada
tabel 4.17
Tabel 4.17
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Equity
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Equity Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 462.230.201.000 462.230.201.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 109.254.879.164 109.254.879.164 3 PT Fortune Indonesia 84.743.355.389 84.743.355.389 4 PT HM Sampoerna 8.063.542.000.000 8.063.542.000.000
63
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Equity Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 5 PT Indosiar Karya Media 262.281.763.533 262.281.763.533 6 PT Kalbe Farma 3.386.861.941.228 3.386.861.941.228 7 PT Kimia Farma Persero 908.027.598.535 908.027.598.535 8 PT Schering-Plough Indonesia 1.798.893.905 1.798.893.905 9 PT Surya Semesta Internusa 606.470.877.124 606.470.877.124 10 PT Tempo Intimedia 66.748.125.000 66.748.125.000 11 PT Unilever Indonesia 2.692.141.000.000 2.692.141.000.000 12 PT Zebra Nusantara 52.003.743.349 52.003.743.349 13 PT Alakasa Industrindo 23.211.613.000 23.211.613.000 14 PT Aneka Tambang 8.763.578.938.000 8.750.106.229.000 15 PT Astra Internasional 26.963.000.000.000 26.963.000.000.000 16 PT Berlina 156.531.653.892 156.531.653.892 17 PT Budi Acid Jaya 625.962.000.000 625.962.000.000 18 PT Gajah Tunggal 2 .385.814.000.000 2 .385.814.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 7.126.596.000.000 5.902.707.000.000 20 PT Lautan Luas 596.140.000.000 596.140.000.000 21 PT Lippo Securities 219.898.575.163 293.187.994.843 22 PT Surya Intrindo Makmur 39.133.414.203 39.133.414.203 23 PT Suryamas Duta Makmur 208.408.160.696 208.408.160.696 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 173.627.759.947 173.627.759.947 25 PT Bank Mega 1.274.258.000.000 1.274.258.000.000 26 PT Lippo General Insurance 539.285.925.686 539.285.925.686 27 PT Intiland Development 262.281.763.533 262.281.763.533
Hasil dari penelusuran juga didapatkan 3 perusahaan yang tidak konsisten
dalam menyajikan kelompok akun Equity yaitu PT Aneka Tambang, PT Indofood
Sukses Makmur, PT Lippo Securities.
Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun equity, akun-akun yang
menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini dapat dilihat pada
tabel 4.18
64
Tabel 4.18
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Equity
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Equity
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT Aneka
Tambang a. Saldo laba yang
belum ditentukan penggunaannya
5.132.460.443 5.118.967.734
2. PT Indofood Sukses Makmur
a. Modal proforma Tidak disajikan 63.953.000.000
3. PT Lippo Securities
a. Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi
b. Defisit
230.047.928.520
859.290.760.939
267.784.201.883
823.737.614.622
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain saldo laba yang
belum ditentukan penggunaannya, modal proforma, selisih transaksi perubahan
ekuitas perusahaan asosiasi, serta defisit. Letak ketidakkonsistenan yaitu pada
penyajian nilai akun saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya dimana
terjadi penurunan dalam penyajiannya, kemudian akun modal proforma dimana
pada periode sebelumnya akun ini tidak disajikan namun pada periode berikutnya
akun ini muncul, serta kenaikan nilai akun selisih transaksi perubahan ekuitas
dalam penyajian dalam laporan keuangan periode berikutnya.
65
Tabel 4.19
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun equity
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT aneka tambang √ - 2. PT Indofood sukses
makmur √ √
3. PT Lippo securities √ -
Dari 3 perusahaan yang tidak konsisten dalam penyajian laporan keuangan
terdapat 2 perusahaan yaitu PT Aneka Tambang tbk dan PT Lippo Securities tbk
yang tidak memberikan keterangan dalam opini auditornya namun kedua
perusahaan tersebut memberikan keterangan dalam catatan atas laporan
keuangannya. Hanya PT Indofood yang memberikan alasan terkait dengan
ketidakkonsitenan yang ada, alasan yang diberikan yaitu untuk menerapkan PSAK
No. 38 revisi 2004 tentang akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali.
66
4.1.2.8 Analisis terhadap kelompok akun Revenue
Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Revenue dapat dilihat
pada tabel 4.20
Tabel 4.20
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Revenue
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Revenue Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 509.497.885.000 494.832.487.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 100.743.082.833 100.743.082.833 3 PT Fortune Indonesia 332.221.816.659 332.221.816.659 4 PT HM Sampoerna 29.787.725.000.000 29.787.725.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 608.344.242.860 608.344.242.860 6 PT Kalbe Farma 161.144.612.055 161.144.612.055 7 PT Kimia Farma Persero tbk 2.365.635.901.845 2.365.635.901.845 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 170.351.303.609 170.351.303.609 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 1.217.802.649.127 1.217.802.649.127 10 PT Tempo Intimedia tbk 154.423.687.000 154.423.687.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 12.544.901.000.000 12.544.901.000.000 12 PT Zebra Nusantara 27.418.208.001 27.418.208.001 13 PT Alakasa Industrindo tbk 1.410.253.635 1.410.253.635 14 PT Aneka Tambang tbk 12.008.202.498 12.008.202.498 15 PT Astra Internasional 70.183.000.000.000 70.183.000.000.000 16 PT Berlina 375.941.140.518 375.941.140.518 17 PT Budi Acid Jaya 1.350.298.000.000 1.350.298.000.000 18 PT Gajah Tunggal 6.659.854.000.000 6.659.854.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 27.858.304.000.000 27.858.304.000.000 20 PT Lautan Luas 2.712.536.000.000 2.712.536.000.000 21 PT Lippo Securities 23.717.218.842 23.717.218.842 22 PT Surya Intrindo Makmur 132.129.201.923 132.129.201.923 23 PT Suryamas Duta Makmur 159.931.395.093 159.931.395.093 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 115.784.360.000 115.784.360.000 25 PT Bank Mega 1.390.848.000.000 1.390.848.000.000 26 PT Lippo General Insurance 141.984.372.158 141.984.372.158 27 PT Intiland Development 264.290.686.921 264.290.686.921
67
Perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Revenue adalah PT
Darya Varia Laboratoria tbk, hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya
dimana akun revenue disajikan secara konsisten oleh 32 perusahaan.
Kemudian dari hasil penelusuran pada catatan atas laporan keuangan dan
opini auditor hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.21
Tabel 4.21
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun revenue
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT darya varia laboratoria √ -
Perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Revenue adalah PT
Darya Varia Laboratoria tbk, hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya
dimana akun revenue disajikan secara konsisten oleh 32 perusahaan. Akun yang
disajikan tidak konsisten disebabkan karena adanya penjualan kepada pihak ketiga
dan pihak-pihak dengan hubungan istimewa. Tidak ada penjelasan yang diberikan
terkait ketidakkonsistenan pada opini auditor namun pada catatan atas laporan
keuangan diperoleh alasan yaitu untuk menerapkan keputusan Bapepam terkait
dengan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
68
4.1.2.9 Analisis terhadap kelompok akun Cost of Good Sold
Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Cost of Good Sold
dapat dilihat pada tabel 4.22
Tabel 4.22
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cost of Good Sold
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Cost of Good Sold Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 184.255.338.000 169.589.940.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 81.834.859.353 81.834.859.353 3 PT Fortune Indonesia 287.123.384.397 287.123.384.397 4 PT HM Sampoerna 21.005.260.000.000 21.025.772.000.000 5 PT Indosiar Karya Media - - 6 PT Kalbe Farma tbk 161.144.612.055 161.144.612.055 7 PT Kimia Farma Persero tbk 1.717.630.506.289 1.717.630.506.289 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 88.348.863.593 88.348.863.593 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 1.066.852.170.911 1.066.852.170.911 10 PT Tempo Intimedia tbk 84.557.245.000 84.557.245.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 6.247.189.000.000 6.247.189.000.000 12 PT Zebra Nusantara 27.311.187.193 27.311.187.193 13 PT Alakasa Industrindo tbk 1.393.627.029 1.393.627.029 14 PT Aneka Tambang tbk 4.794.958.334 4.678.817.665 15 PT Astra Internasional 53.694.000.000.000 53.694.000.000.000 16 PT Berlina 303.847.315.377 303.847.315.377 17 PT Budi Acid Jaya 1.136.511.000.000 1.136.511.000.000 18 PT Gajah Tunggal 5.484.650.000.000 5.484.650.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 21.281.752.000.000 21.232.761.000.000 20 PT Lautan Luas 2.195.855.000.000 2.195.855.000.000 21 PT Lippo Securities - - 22 PT Surya Intrindo Makmur 124,107,821,052 124,107,821,052 23 PT Suryamas Duta Makmur 127.193.023.023 127.193.023.023 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 107.062.189.704 107.062.189.704 25 PT Bank Mega - - 26 PT Lippo General Insurance - - 27 PT Intiland Development 165.599.153.251 165.599.153.251
69
Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun ini diperoleh 5 perusahaan
yang tidak konsisten dalam menyajikan Cost of Good Sold yaitu PT Darya Varia
Laboratoria, PT HM Sampoerna, PT Aneka Tambang tbk, PT Indofood Sukses
Makmur, dan PT Suryamas Duta Makmur.
Tabel 4.23
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun cost of good sold
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT darya varia laboratoria √ - 2. PT HM sampoerna √ - 3. PT aneka tambang - - 4. PT Indofood sukses
makmur √ √
5. PT suryamas duta makmur
- -
Dari 5 perusahaan yang tidak konsisten diketahui 2 perusahaan tidak
memberikan keterangan sama sekali terkait ketidakkonsistenan yaitu PT
Suryamas Dutamakmur tbk dan PT Aneka Tambang tbk serta 2 perusahaan yaitu
PT Darya Varia Laboratoria tbk dan PT HM Sampoerna tbk, tidak memberikan
penjelasan dalam opini auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan
atas laporan keuangannya. Alasan yang dikemukakan antara lain untuk
menerapkan keputusan Bapepam terkait dengan transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.
70
4.1.2.10 Analisis terhadap kelompok akun Operating Expenses
Tabel 4.24
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Operating Expenses
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Operating Expenses Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 257.583.067.000 257.583.067.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 19.305.147.552 19.305.147.552 3 PT Fortune Indonesia 35.296.049.396 35.296.049.396 4 PT HM Sampoerna 3.205.187.000.000 3.176.973.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 659.035.575.419 659.035.575.419 6 PT Kalbe Farma tbk 2.422.276.109.762 2.422.276.109.762 7 PT Kimia Farma Persero tbk 570.505.678.071 570.505.678.070 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 64.192.436.239 64.192.436.239 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 101.561.520.346 101.561.520.346 10 PT Tempo Intimedia tbk 64.276.070.000 64.276.070.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 3.520.352.000.000 3.520.352.000.000 12 PT Zebra Nusantara 11.447.739.021 11.447.739.021 13 PT Alakasa Industrindo tbk 7.855.927.000 7.855.927.000 14 PT Aneka Tambang tbk 417.152.629.000 552.540.025.000 15 PT Astra Internasional 7.988.000.000.000 7.988.000.000.000 16 PT Berlina 45.215.977.581 45.215.977.581 17 PT Budi Acid Jaya 66.931.000.000 66.931.000.000 18 PT Gajah Tunggal 510.455.000.000 510.455.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 3.682.124.000.000 3.749.103.000.000 20 PT Lautan Luas 328.248.000.000 328.248.000.000 21 PT Lippo Securities 3.789.893.159 3.789.893.159 22 PT Surya Intrindo Makmur 8.322.402.512 8.322.402.512 23 PT Suryamas Duta Makmur 44.500.848.530 40.379.786.477 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 4.434.600.680 4.434.600.680 25 PT Bank Mega 1.953.050.000.000 1.953.050.000.000 26 PT Lippo General Insurance 11.354.400.585 11.354.400.585 27 PT Intiland Development 72.520.898.513 72.520.898.513
Dari hasil penelitian juga didapatkan 5 perusahaan yang tidak konsisten
dalam menyajikan Operating Expenses yaitu PT HM Sampoerna, PT Kimia
Farma Persero, PT Aneka Tambang, PT Indofood Sukses Makmur, serta PT
71
Suryamas Duta Makmur. Sementara pada penelitian sebelumnya hanya terdapat 4
perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun ini.
Dari hasil penelusuran juga diperoleh akun-akun yang menjadi penyebab
tidak konsistennya saldo kelompok akun operating expenses. Akun-akun yang
menjadi penyebab dapat dilihat pada tabel 4.25
Tabel 4.25
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Operating Expenses
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Operating Expenses
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT HM
Sampoerna a. Penjualan b. Umum dan
administrasi
2.439.241.000.000 765.946.000.000
2.458.051.000.000 718.922.000.000
2.
PT Kimia Farma Persero
a. Penjualan b. Umum dan
administrasi
344.664.639.648 211.172.284.103
351.960.527.048 218.545.151.022
3.
PT Aneka Tambang tbk
a. Umum dan administrasi
b. Penjualan dan pemasaran
348.000.054.000 8.626.361.000
367.246.781.000 124.767.030
4.
PT Indofood Sukses Makmur
a. Penjualan b. Umum dan
administrasi
2.339.110.000.000 1.343.014.000.000
2.339.821.000.000 1.409.282.000.000
5.
PT Suryamas Duta Makmur
a. Umum dan administrasi
36.616.174.099 36.616.174.099
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain beban penjualan,
beban umum dan administrasi, beban penjualan dan pemasaran. Letak
ketidakkonsistenan yaitu pada penyajian nilai akun yang mengalami penurunan
maupun kenaikan pada periode berikutnya dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
72
Kemudian setelah dilakukan penelusuran pada akun-akun penyebab
ketidakkonsistenan maka selanjutnya dilakukan penelusuran pada catatan atas
laporan keuangan. Hasil penelusuran dapat dilihat pada tabel 4.26
Tabel 4.26
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun operating expenses
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT HM sampoerna √ - 2. PT Kimia Farma Persero - - 3. PT aneka tambang √ - 4. PT Indofood sukses
makmur √ √
5. PT suryamas duta makmur
- -
Dari penelitian diketahui 2 perusahaan tidak memberikan keterangannya
baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas laporan keuangannya terkait
dengan ketidakkonsistenan yaitu PT Kimia Farma tbk dan PT Suryamas
Dutamakmur tbk. Serta 2 perusahaan yang tidak memberikan keterangannya
dalam opini auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan
keuangan. Alasan yang diberikan antara lain untuk menerapkan PSAK No. 7
mengenai pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
4.1.2.11 Analisis terhadap kelompok akun Other Income
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap kelompok akun other income.
Hasil penelusuran dapat dilihat pada tabel 4.27
73
Tabel 4.27
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Other Income
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Other Income Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 9.649.129.000 9.649.129.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 2.133.490.241 2.133.490.241 3 PT Fortune Indonesia 1.253.626.964 1.253.626.964 4 PT HM Sampoerna 232.275.000.000 239.977.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 128.281.177.550 128.281.177.550 6 PT Kalbe Farma tbk 29.312.694.604 29.312.694.604 7 PT Kimia Farma Persero tbk 4.970.209.556 4.970.209.556 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 11.509.152.306 11.509.152.306 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 32.730.673.815 32.730.673.815 10 PT Tempo Intimedia tbk 1.564.977.000 1.564.977.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 44.081.000.000 44.081.000.000 12 PT Zebra Nusantara 532.777.186 532.777.186 13 PT Alakasa Industrindo tbk 3.708.178.000 3.708.178.000 14 PT Aneka Tambang tbk 505.557.104.000 505.557.104.000 15 PT Astra Internasional 301.594.000.000 301.594.000.000 16 PT Berlina 10.227.687.421 10.227.687.421 17 PT Budi Acid Jaya 74.292.000.000 74.292.000.000 18 PT Gajah Tunggal 541.121.000.000 541.121.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 829.199.000.000 835.031.000.000 20 PT Lautan Luas 65.029.000.000 65.029.000.000 21 PT Lippo Securities 11.061.534.638 11.061.534.638 22 PT Surya Intrindo Makmur 5.531.418.660 5.531.418.660 23 PT Suryamas Duta Makmur 86.527.156.080 86.527.156.080 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 52.715.850 52.715.850 25 PT Bank Mega 26 PT Lippo General Insurance 27 PT Intiland Development 12.485.174.814 12.485.174.814
Perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Other Income dari
hasil penelitian diketahui ada 2 perusahaan yaitu PT HM Sampoerna dan PT
Indofood Sukses Makmur. Sedangkan pada penelitian sebelumnya diketahui ada 3
perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun other income.
74
Dari penelusuran terhadap kelompok akun other income maka diperoleh
akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan yang dapat dilihat pada
tabel 4.28
Tabel 4.28
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Other Income
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Other Income
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT HM
Sampoerna a. Penghasilan sewa b. Rugi)/laba atas
penjualan investasi c. Amortisasi
goodwill d. Lain-lain
1.143.000.000
Tidak disajikan
79,120.000.000
Tidak disajikan
19,206.000.000 71.149.000.000
2.
PT Indofood Sukses Makmur
a. Penghasilan bunga b. Beban bunga dan
pendanaan lainnya c. Laba/(rugi) kurs d. Lain-lain
158.309.000.000 710.045.000.000
13.500.000.000
290.963.000.000
158.347.000.000 710.615.000.000
13.411.000.000
296.174.000.000
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain penghasilan sewa,
rugi/laba penjualan investasi, amortissasi goodwill, penghasilan bunga, beban
bunga dan pendanaan bunga, laba/ rugi kurs bersih. Letak ketidakkonsistenan
yaitu terletak pada penyajian nilai suatu akun dimana pada periode sebelumnya
disajikan namun pada periode 2008 tidak disajikan seperti pada amortisasi
goodwill, kemudian pada akun laba/rugi kurs, serta akun lain-lain dimana telah
terjadi penurunan nilai pada penyajian akun ini di laporan keuangan tahun 2008
dibandingkan dengan tahun 2007.
75
Tabel 4.29
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun other income
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT HM sampoerna √ - 2. PT Indofood sukses
makmur √ √
Dari penelitian diketahui 2 perusahaan tidak memberikan keterangannya
baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas laporan keuangannya terkait
dengan ketidakkonsistenan yaitu PT Kimia Farma tbk dan PT Suryamas
Dutamakmur tbk. Serta 2 perusahaan yang tidak memberikan keterangannya
dalam opini auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan
keuangan. Alasan yang diberikan antara lain untuk menerapkan PSAK No. 7
mengenai pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
4.1.2.12 Analisis terhadap kelompok akun Tax Expenses
Setelah dilakukan analisis terhadap kelompok akun other income
kemudian selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap kelompok akun tax
expenses. Tabel 4.30 Menunjukkan hasil analisis perbandingan terhadap
kelompok akun tax expenses
76
Tabel 4.30
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Tax Expenses
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Tax Expenses Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 27.390.756.000 27.390.756.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 1.056.881.179 1.056.881.179 3 PT Fortune Indonesia 3.768.496.014 3.768.496.014 4 PT HM Sampoerna 1.712.231.000.000 1.712.231.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 49.675.582.669 49.675.582.669 6 PT Kalbe Farma tbk 347.019.997.214 347.019.997.214 7 PT Kimia Farma Persero tbk 30.280.491.696 30.280.491.696 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 3,732,001,400 3,732,001,400 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 11.462.267.340 11.462.267.340 10 PT Tempo Intimedia tbk 1.471.964.000 1.471.964.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 859.294.000.000 859.294.000.000 12 PT Zebra Nusantara 2.607.788.358 2.607.788.358 13 PT Alakasa Industrindo tbk 743.211.000 743.211.000 14 PT Aneka Tambang tbk 2.169.528.312 2.163.754.294 15 PT Astra Internasional 2.663.000.000.000 2.663.000.000.000 16 PT Berlina 3.376.769.850 3.376.769.850 17 PT Budi Acid Jaya 25.696.000.000 25.696.000.000 18 PT Gajah Tunggal 49.480.000.000 49.480.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 696.842.000.000 690.692.000.000 20 PT Lautan Luas 20.748.000.000 20.748.000.000 21 PT Lippo Securities 40.620 40.620 22 PT Surya Intrindo Makmur 515.558.274 515.558.274 23 PT Suryamas Duta Makmur 23.110.991.095 23.110.991.095 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 1.341.542.063 1.341.542.063 25 PT Bank Mega 225.301.000.000 225.301.000.000 26 PT Lippo General Insurance 1.192.994.752 1.192.994.752 27 PT Intiland Development 16.266.561.661 16.266.561.661
Dari hasil penelitian terhadap kelompok akun Tax Expenses diperoleh 2
perusahaan yang tidak konsisten dalam melakukan penyajian yaitu PT Aneka
Tambang dan PT Indofood Sukses Makmur.
77
Tabel 4.31 berikut ini menyajikan akun-akun apa saja yang menjadi
penyebab ketidakkonsistenan kelompok akun tax expenses
Tabel 4.31
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Tax Expenses
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Tax Expenses
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT Aneka
Tambang a. Pajak tangguhan 144.119.129.000 149.893.147.000
2.
PT Indofood Sukses Makmur
a. Pajak tangguhan 181.164.000.000 187.314.000.000
Akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok
akun tax expenses adalah akun pajak tangguhan, dimana yang menjadi penyebab
ketidakkonsistenan adalah pada penyajiannya dimana telah terjadi peningkatan
nilai akun yang disajikan tidak sama dengan periode sebelumnya.
Tabel 4.32
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun tax expenses
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT aneka tambang √ - 2. PT Indofood sukses
makmur √ √
Dari hasil penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini
auditor diketahui terdapat 1 perusahaan yaitu PT Aneka Tambang tbk yang tidak
memberikan keterangan terkait dengan ketidakkonsistenan dalam opini auditornya
78
namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan. Alasan yang
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yaitu sebagai bentuk penerapan
metode kewajiban (liability) dalam pengakuan pajak tangguhan untuk semua
perbedaan temporer antara jumlah tercatat untuk tujuan pelaporan finansial aktiva
dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan.
4.1.2.13 Analisis terhadap kelompok akun Net Income
Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Net Income dapat
dilihat pada tabel 4.33
Tabel 4.33
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Net income
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Net income Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 49.917.853.000 49.917.853.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 1 .377.235.706 1 .377.235.706 3 PT Fortune Indonesia 7.282.334.767 7.282.334.767 4 PT HM Sampoerna 3.624.018.000.000 3.624.018.000.000 5 PT Indosiar Karya Media (129.284.550.810) (129.284.550.810) 6 PT Kalbe Farma tbk 705.694.196.679 705.694.196.679 7 PT Kimia Farma Persero tbk 52.189.435.346 52.189.435.346 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 2,568,850,071 2,568,850,071 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 11.725.734.253 11.725.734.253 10 PT Tempo Intimedia tbk 2.553.431.000 2.553.431.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 1.964.652.000.000 1.964.652.000.000 12 PT Zebra Nusantara (8.275.571.759) (8.275.571.759) 13 PT Alakasa Industrindo tbk 7.285.411.000 7.285.411.000 14 PT Aneka Tambang tbk 5.132.460.443 5.118.987.734 15 PT Astra Internasional 6.519.000.000.000 6.519.000.000.000 16 PT Berlina 10.380.457.348 10.380.457.348 17 PT Budi Acid Jaya 46.177.000.000 46.177.000.000 18 PT Gajah Tunggal 90.841.000.000 90.841.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 980.357.000.000 980.357.000.000 20 PT Lautan Luas 71.670.000.000 71.670.000.000 21 PT Lippo Securities 114.521.967.828 150.075.114.145 22 PT Surya Intrindo Makmur (4.597.617.191) (4.597.617.191)
79
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Net income Tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 23 PT Suryamas Duta Makmur 121.289.904.944 121.289.904.944 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 2.402.046.614 2.402.046.614 25 PT Bank Mega 520.719.000.000 520.719.000.000 26 PT Lippo General Insurance 15.398.883.124 15.398.883.124 27 PT Intiland Development 20.429.374.533 20.429.374.533
Dari hasil penelitian juga diketahui terdapat 2 perusahaan yang tidak
konsisten dalam menyajikan Net Income yaitu PT Aneka Tambang dan PT Lippo
Securities. Namun pada penelitian terdahulu hanya 1 perusahaan yang tidak
konsisten dalam penyajiannya.
Tabel 4.34
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun net income
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT alakasa industrindo √ - 2. PT aneka tambang √ - 3 PT Lippo securities √ -
Ketiga perusahaan tidak memberikan penjelasan terkait dengan
ketidakkonsistenannya dalam opini auditor namun memberikan penjelasan dalam
catatan atas laporan keuangan. Alasan yang diungkapkan antara lain untuk
menerapkan keputusan Bapepam LK No. IX.E.1 dan PSAK No. 7 terkait dengan
transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
80
4.1.2.14 Analisis terhadap kelompok akun Cash from Operating
Analisis selanjutnya yaitu dilakukan pada kelompok akun cash from
operating. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.35
Tabel 4.35
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Operating
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Cash from Operating tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 93.490.909.000 93.490.909.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 5 .575.831.917 5.575.831.917 3 PT Fortune Indonesia 4.186.528.774 4.186.528.774 4 PT HM Sampoerna 1.786.380.000.000 1.786.380.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 26.837.391.202 26.837.391.202 6 PT Kalbe Farma tbk (14.406.835.513) 362.898.238.846 7 PT Kimia Farma Persero tbk 55.512.643.134 55.512.643.134 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk (4,920,893,506) (4,920,893,506) 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 57.686.754.166 (8.217.111.731) 10 PT Tempo Intimedia tbk 14.294.129.000 14.294.129.000 11 PT Unilever Indonesia tbk 2.250.013.000.000 2.250.013.000.000 12 PT Zebra Nusantara (389.813.992) (389.813.992) 13 PT Alakasa Industrindo tbk 5.952.441.000 6.029.876.000 14 PT Aneka Tambang tbk 6.182.805.905.000 4.835.907.373 15 PT Astra Internasional 11.244.000.000.000 11.244.269.000.000 16 PT Berlina 12.697.251.924 12.697.251.924 17 PT Budi Acid Jaya 5 .763.000.000 5.763.000.000 18 PT Gajah Tunggal 449.548.000.000 449.548.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 2.502.001.000.000 2.613.759.000.000 20 PT Lautan Luas 51.188.000.000 51.188.000.000 21 PT Lippo Securities 13.770.710.367 13.770.710.367 22 PT Surya Intrindo Makmur (1,850,070,403) (1,850,070,403) 23 PT Suryamas Duta Makmur 48.786.737.258 26.128.601.198 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 57.304.742.331 68.325.242.330 25 PT Bank Mega 277.639.000.000 277.639.000.000 26 PT Lippo General Insurance (1.390.633.057) (1.390.633.057) 27 PT Intiland Development 17.366.736.032 16.192.600.695
81
Diketahui dari hasil penelitian terdapat 4 perusahaan yang tidak konsisten
dalam menyajikan Cash from Operating Activities yaitu PT Alakasa Industrindo,
PT Indofood Sukses Makmur, PT Suryamas Duta Makmur, dan PT Bintang Mitra
Semesta Raya. Hal ini tidak sama dengan hasil penelitian sebelumnya dimana
terdapat 10 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun
ini.
Tabel 4.36
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Cash from Operating
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Cash from Operating
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1.
PT Alakasa Industrindo tbk
a. Kenaikan investasi efek tertentu
b. Pembayaran lain-lain
c. Pembayaran pajak penghasilan
d. Pembayaran lain-lain
77.435
252.282
Tidak disajikan
Tidak disajikan
Tidak disajikan
Tidak disajikan
240.236.000
12.046.000 2,
PT Indofood Sukses Makmur
a. Pembayaran kas kepada pemasok
b. Pembayaran untuk beban usaha
c. Pembayaran kepada karyawan
17.301.543.000.000
3.745.675.000.000
2.204.192.000.000
17.296.724.000.000
3.766.853.000.000
2.214.666.000.000
3.
PT Suryamas Duta Makmur
a. Penerimaan pembayaran piutang lain-lain
b. Perolehan aset real estat
c. Pembayaran piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2.390.227.709
Tidak disajikan
342.326.811
Tidak disajikan
25.390.800.580
Tidak disajikan
82
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Cash from Operating
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 4. PT Bintang
Mitra Semesta Raya
a. Penerimaan kas dari pelanggan
b. Pembayaran kas kepada pemasok
c. Beban usaha d. Pajak penghasilan
182.346.650.176
106.779.238.220
16.705.294.411 1.557.375.214
93.302.507.042
18.493.812.600
4.925.177.251 1.558.274.861
Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain kenaikan investasi
efek tertentu, pembayaran lain-lain, pembayaran pajak penghasilan, pembayaran
kas kepada pemasok, pembayaran untuk beban usaha, pembayaran kepada
karyawan, penerimaan pembayaran piutang lain-lain, perolehan aset real estate,
pembayaran piutang kepada pihak dengan hubungan istimewa, penerimaan kas
dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, beban usaha, serta pajak
penghasilan. Letak ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini yaitu pada
penyajian akun-akun yang tidak sama jumlahnya dari periode ke periode yaitu
pada akun pembayaran kas pada pemasok, pembayaran untuk beban usaha,
pembayaran kepada karyawan, pembayaran lain-lain. Munculnya akun baru yang
tidak disajikan pada periode sebelumnya seperti pembayaran pajak penghasilan,
perolehan aset real estate serta pembayaran piutang kepada pihak dengan
hubungan istimewa.
Setelah dilakukan penelusuran terhadap akun-akun penyebab
ketidakkonsistenan maka selanjutnya akan dilakukan penelusuran terhadap catatan
atas laporan keuangan dan opini auditor.
83
Tabel 4.37
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun cash from operating
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT alakasa industrindo - - 2. PT Indofood sukses
makmur - -
3. PT suryamas duta makmur
- √
4 PT bintang mitra semesta raya
- √
Dari hasil penelusuran diperoleh keterangan 4 perusahaan tidak
memberikan keterangan dalam catatan atas laporan keuangan serta 2 perusahaan
yang tidak memberikan keterangan dalam opini auditornya yaitu PT Suryamas
Dutamakmur tbk dan PT Bintang Mitra Semestaraya tbk.
4.1.2.15 Analisis terhadap kelompok akun Cash from Investing
Tabel 4.38 berikut ini menyajikan hasil pembandingan kelompok akun
cash from investing
Tabel 4.38
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Investing
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Cash from Investing tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 1 PT Darya Varia Laboratoria 33.149.363.000 33.149.363.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara (513.849.984) (513.849.984) 3 PT Fortune Indonesia (970.811.094) (970.811.094) 4 PT HM Sampoerna 1,786,380.000.000 1,786,380.000.000 5 PT Indosiar Karya Media 34.628.267.204 34.628.267.204 6 PT Kalbe Farma tbk (14.406.835.513) (42.271.083.212)
84
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Cash from Investing tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2007
Dalam penyajian per 31 Desember
2008 7 PT Kimia Farma Persero tbk 28.202.146.346 28.202.146.346 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk (8,006,272,967) (8,006,272,967) 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 57.686.754.166 (40.712.408.859) 10 PT Tempo Intimedia tbk (912.873.000) (912.873.000) 11 PT Unilever Indonesia tbk 1.191.516.000.000 1.191.516.000.000 12 PT Zebra Nusantara (2.504.116.452) (2.504.116.452) 13 PT Alakasa Industrindo tbk (793.308.000) (870.743.000) 14 PT Aneka Tambang tbk (262.350.439.000) (262.350.439.000) 15 PT Astra Internasional 2.739.000.000.000 3.030.042.000.000 16 PT Berlina 28.169.615.104 28.169.615.104 17 PT Budi Acid Jaya 254.159.000.000 254.159.000.000 18 PT Gajah Tunggal 958.830.000.000 958.830.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 6.266.997.000.000 6.454.753.000.000 20 PT Lautan Luas 287.183.000.000 279.986.000.000 21 PT Lippo Securities 18.578.906.352 18.578.906.352 22 PT Surya Intrindo Makmur 1,661,922,843 1,661,922,843 23 PT Suryamas Duta Makmur 24.502.858,232 47.503.321.103 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya - 11.020.500.000 25 PT Bank Mega 913.016.000.000 913.016.000.000 26 PT Lippo General Insurance 704.867.652 704.867.652 27 PT Intiland Development 7.228.228.212 (3.955.117.709)
Dari hasil penelitian 5 perusahaan diketahui tidak konsisten dalam
menyajikan Cash from Investing Activities yaitu PT Alakasa Industrindo, PT
Astra Internasional, PT Indofood Sukses Makmur, PT Lautan Luas, PT Suryamas
Duta Makmur, dan PT Bintang Mitra Semesta Raya. Pada penelitian sebelumnya
diketahui terdapat 7 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok
akun ini.
Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun cash from investing
diperoleh akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan kelompok akun
ini, akun-akun tersebut dapat dilihat pada tabel 4.39
85
Tabel 4.39
Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Cash from Investing
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Cash from Investing
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1. PT Alakasa
Industrindo tbk
a. Hasil penjualan (penempatan) investasi efek yang diperdagangkan
Tidak disajikan 77.435.000
2.
PT Astra Internasional
a. Perolehan aktiva tetap
b. Penambahan investasi jangka panjang lain-lain
c. Akuisisi anak perusahaan
d. Pembelian dari pemegang saham minoritas
3.259.663.000.000 604.038.000.000
Tidak disajikan
2.969.000.000.000 594.000.000.000
35.000.000.000
3.
PT Indofood Sukses Makmur
a. Penambahan aset tetap dan tanaman perkebunan
b. Pembayaran untuk piutang plasma dan uang muka pembelian aktiva
c. Kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan
1.108.731.000.000
Tidak disajikan
Tidak disajikan
Tidak disajikan
1.169.762.000.000
109.458.000.000
17.267.000.000
10.000.000.000
4.
PT Lautan Luas
a. Kenaikan atau penurunan hutang hubungan istimewa
7.649.000.000 Tidak disajikan
5.
PT Suryamas Duta Makmur
a. Perolehan aktiva real estate
b. Kenaikan piutang lain-lain - bersih
25.390.800.580 Tidak disajikan
Tidak disajikan 2.390.337.709
6.
PT Bintang Mitra Semesta Raya
a. Kenaikan investasi jangka pendek
Tidak disajikan 11.020.500.000
86
Akun yang disajikan secara tidak kosisten antara lain hasil penjualan
investasi efek yang diperdagangkan, perolehan aktiva tetap, penambahan investasi
jangka panjang lain-lain, akuisisi anak perusahaan, embelian dari pemegang
saham minoritas, penambahan aset tetap dan tanaman perkebunan, pembayaran
untuk piutang plasma kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan, kenaikan atau
penurunan hutang hubungan istimewa, kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan,
perolehan aktiva real estate, kenaikan investasi jangka pendek. Hal yang menjadi
letak ketidakkonsistenan adalah munculnya akun-akun baru seperti hasil
penjualan investasi efek yang diperdagangkan, pembayaran untuk piutang plasma
dan uang muka pembelian aktiva, kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan.
Adanya penyajian akun-akun secara tidak konsisten jumlahnya baik mengalami
kenaikan maupun penurunan pada periode berikutnya seperti akun penambahan
aset tetap dan tanaman perkebunan.
Tabel 4.40
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun cash from investing
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT alakasa industrindo - - 2. PT astra internasional - √ 3. PT Indofood sukses
makmur - √
4. PT lautan luas - √ 5. PT suryamas duta
makmur - -
6. PT bintang mitra semesta raya
- -
87
Lima perusahaan tidak memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan
keuangan serta hanya 3 perusahaan yang memberikan penjelasan dalam opini
auditornya. Dua perusahaan yang tidak memberikan penjelasan dalam opini
auditornya yaitu PT Alakasa Industrindo tbk dan PT Suryamas Dutamakmur tbk.
Serta satu perusahaan tidak menyajikan cash from investing yaitu PT Bintang
Mitra Semestaraya tbk.
4.1.2.16 Analisis terhadap kelompok akun Cash from Financing
Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Cash from Financing
dapat dilihat pada tabel 4.41
Tabel 4.41
Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Financing
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Cash from Financing tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember 2007
Dalam penyajian per 31 Desember 2008
1 PT Darya Varia Laboratoria 63.245.827.000 63.245.827.000 2 PT Duta Pertiwi Nusantara 1 .102.600.000 1.102.600.000 3 PT Fortune Indonesia 545.549.396 (788.199.122) 4 PT HM Sampoerna 934,615.000.000 934,615.000.000 5 PT Indosiar Karya Media (36.149.730.302) (36.149.730.302) 6 PT Kalbe Farma tbk (14.406.835.513) (473.789.467.691) 7 PT Kimia Farma Persero tbk 13.177.968.742 13.177.968.742 8 PT Schering-Plough Indonesia tbk 15,966,158,426 15,966,158,426 9 PT Surya Semesta Internusa tbk 57.686.754.166 57.686.754.166 10 PT Tempo Intimedia tbk (12.852.051.000) (12.852.051.000) 11 PT Unilever Indonesia tbk (1.637.785.000.000) (1.637.785.000.000) 12 PT Zebra Nusantara 3.027.281.021 3.027.281.021 13 PT Alakasa Industrindo tbk (752.876.000) (752.876.000) 14 PT Aneka Tambang tbk (1.113.989.181.000) (1.113.989.181.000) 15 PT Astra Internasional 6.817.284.000.000 7.108.000.000.000 16 PT Berlina 50.714.230.775 50.714.230.775 17 PT Budi Acid Jaya 388.345.000.000 388.345.000.000 18 PT Gajah Tunggal 839.623.000.000 839.623.000.000 19 PT Indofood Sukses Makmur 6.028.714.000.000 6.103.714.000.000 20 PT Lautan Luas 236.432.000.000 229.235.000.000 21 PT Lippo Securities 32.032.376.712 32.032.376.712 22 PT Surya Intrindo Makmur 41,666,666 41,666,666
88
No Nama Perusahaan
Jumlah Saldo Cash from Financing tahun 2007
Dalam penyajian per 31 Desember 2007
Dalam penyajian per 31 Desember 2008
23 PT Suryamas Duta Makmur 4.427.976.456 4.770.303.267 24 PT Bintang Mitra Semesta Raya 19.581.565.067 19.581.565.067 25 PT Bank Mega 254.125.000.000 254.125.000.000 26 PT Lippo General Insurance (456.498.459) (456.498.459) 27 PT Intiland Development (14.406.835.513) (6.789.565.742)
Dari hasil penelitian juga ditemukan ada 4 perusahaan yang tidak
konsisten dalam menyajikan kelompok akun Cash from Financing Activities yaitu
PT Astra Internasional, PT Indofood Sukses Makmur, PT Lautan Luas, dan PT
Suryamas Duta Makmur. Hal ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya dimana
terdapat 4 perusahaan yang konsisten dalam penyajian kelompok akun Cash from
Financing Activities.
Tabel 4.42 berikut ini menyajikan akun-akun yang menjadi penyebab tidak
konsistennya kelompok akun cash from financing expenses
Tabel 4.42 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Cash from Financing
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Cash from Financing
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 1.
PT Astra Internasional
a. Penerimaan hutang jangka panjang
b. Kenaikan/(penurunan) kas atau deposito berjangka yang dibatasi penggunannya
10.749.519.000.000
496.000.000
10.459.000.000.000
Tidak disajikan
2.
PT Indofood Sukses Makmur
a. Penerimaan dari penerbitan saham baru Anak Perusahaan
2.379.949.000.000 Tidak disajikan
89
No Nama Perusahaan
Nama Akun Penyebab
Ketidakkonsistenan Cash from Financing
Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun
2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2007
Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan
2008 3.
PT Lautan Luas
a. Pembayaran deviden kepada pemegang saham minoritas
b. Kenaikan hutang hubungan istimewa
2.588.000.000
Tidak disajikan
17.434.000.000
7.649.000.000
4.
PT Suryamas Duta Makmur
a. Pembayaran piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
b. Pembayaran hutang pokok dan bunga lembaga keuangan
c. Pembayaran hutang pokok dan bunga obligasi
342.326.811
4.770.303.267
Tidak disajikan
Tidak disajikan
4.660.544.608
109.758.659
Akun yang disajikan secara tidak kosisten antara lain penerimaan hutang
jangka panjang, kenaikan/(penurunan) kas atau deposito berjangka yang dibatasi
penggunannya, penerimaan dari penerbitan saham baru anak perusahaan,
pembayaran deviden kepada saham minoritas, kenaikan hutang hubungan
istimewa, pembayaran piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, pembayaran hutang pokok dan bunga lembaga keuangan, pembayaran
hutang pokok dan bunga obligasi. Hal yang menjadi letak ketidakkonsistenan
yaitu pada penurunan maupun kenaikan nilai akun-akun yang berbeda dari
periode ke periode seperti akun penerimaan hutang jangka panjang, pembayaran
deviden kas kepada minoritas, pembayaran hutang pokok dan bunga lembaga
keuangan. Munculnya akun baru yang tidak disajikan pada laporan keuangan
90
periode sebelumnya seperti kenaikan atau penurunan kas atau deposito berjangka
yang dibatasi penggunannya, kenaikan hutang hubungan istimewa, pembayaran
piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, serta pembayaran
hutang pokok dan bunga obligasi.
Tabel 4.43
Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor
Kelompok akun cash from investing
No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK
Memberikan Keterangan Pada Opini
auditor 1. PT astra internasional - √ 2. PT Indofood sukses
makmur - √
3. PT lautan luas - √ 4. PT suryamas duta
makmur - -
Dari 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan cash from
financing diketahui 1 perusahaan tidak memberikan penjelasan apapun terkait
ketidakkonsistenan baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas laporan
keuangan yaitu PT Suryamas Dutamakmur tbk.
91
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam Bab
IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Banyak laporan keuangan auditan yang masih disajikan secara tidak
konsisten
2. Masih banyak laporan keuangan konsolidasi yang tidak memberikan
catatan penjelas atau keterangan terkait ketidakkonsistenan dalam catatan
atas laporan keuangan
3. Masih banyak akuntan publik yang tidak memberikan opininya dalam
laporan auditor independen mengenai ketidakkonsistenan yang terjadi
pada laporan keuangan konsolidasi
5.2 Saran
a. Lembaga akuntan publik dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia harus
lebih tegas dalam menindak terjadinya pelanggaran terkait penayajian
laporan keuangan yang tidak konsisten yang dapat menyesatkan investor
dan para pengguna laporan keuangan lainnya
b. Investor dan para pemakai laporan keuangan lainnya harus lebih teliti dan
waspada dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan
91
92
c. konsolidasi, terutama dalam melakukan perbandingan terhadap laporan
keuangan konsolidasi secara tahunan
d. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan sampel yang
lebih representatif yaitu dengan melakukan sampling ulang terhadap
laporan keuangan perusahaan publik agar diperoleh hasil penelitian yang
lebih tepat dan akurat
93
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta
Bachtaruddin. T, 2003. “Struktur Teori Akuntansi Keuangan”. Universitas
Sumatera Utara, Digitally Library, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Bapepam, 2000. Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
http//www.bapepam.go.id, dilihat pada tanggal 9 Maret 2009 Baridwan, Zaki, 2000. ”Intermediate Accounting”. BPFE, Yogyakarta Belkoui, dan Riahi, Ahmed, 2006. ”Accounting Theory, Teori Akuntansi”.
Jakarta, Salemba Empat Christiawan, Julius Yogi, 2000. ”Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan
Perusahaan Publik : Analisis Kritis atas Opini Auditor dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2000”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 8 No. 1, Hal: 40-54
Departemen Keuangan RI, 2005. ”Studi Tentang Analisis Laporan Keuangan
secara Elektronik”. Departemen Keuangan Republik Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, Proyek Peningkatan Efisiensi Pasar Modal Tahun 2005
Epstein, Barry J and K, Eva, 2008. International Financial Reporting Standard
”Interpretation and Application of IFRS”. Wiley, Jermakowicz, USA FASB, 1986. ”Qualitative Characteritic of Accounting Information”. Online
Learning Center, http//www.google.com/fasb, dilihat pada tanggal 15 Maret 2009
FASB, 1986. Accounting Standards Statements of Financial Accounting
Concepts 1-6. Mc. Graw-Hill Book Company, USA Feliana, Yie Ke, 2007. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan
Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa Terhadap Daya Informasi Akuntansi”. Simposium Nasional Akuntansi X, IAI
Guy, Dan M, Carmichael, and Lach, Linda A, 2003. Practitioner’s Guide to
GAAS Covering All SASs, SSARSs, and Interpretations. Willey, United State of Amerika
94
Harahap, Sofyan Safri, 2004. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Hertanti, Dewi, 2005. ”Pengaruh Pengungkapan Faktor-faktor Fundamental
terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
IAI, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat, Jakarta IAI, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta Juniarti, 2001. ”Contemporary Theory sebagai Pendekatan Alternatif dalam
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan No. 3, Vol. 1, Mei 2001, Hal: 1-17, Universitas Kristen Petra, Jakarta
Kodrat, David Sukardi, 2006. ”Studi Banding Penyusunan Laporan Keuangan
dengan Metode Historical Cost Accounting dan General Price Level Accounting pada Masa Inflasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No. 2, November 2006, Hal: 78-91, Universitas Kristen Petra, Jakarta
Koroy, Tri Ramaraya, 2008. ”Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan
Keuangan oleh Auditor Eksternal”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, Mei 2008, Hal: 22-33
Kusuma, Hadri, 2006. ”Dampak Manajemen Laba Terhadap Relevansi Informasi
Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No. 2, November 2006 Hal: 78-91, Universitas Kristen Petra, Jakarta
Maines, Laureen A and Mc Daniel, Linda S, 1999. ”Effect of Comprehensive-
Income Characteristics on Non Professional Investors Judgements: The Role of Financial Statement Precentation Format”. The Accounting Review, April 2000, American Accounting Information
Moleong, Lexy J, 2005. ”Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung, PT Remaja
Rosdakarya Munawir, 2001. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta Nashirudin, Imam, 2008. ”Masih Relevankah Laporan Keuangan Dipakai sebagai
Dasar Pengambilan Keputusan ?”. Artikel Solusi untuk Indonesia http//www.google.com, dilihat pada tanggal 20 Maret 2009
95
Rizky, Yanuar, 2003. ”Sistem Manjemen, Standar Akuntansi, dan Sistem Audit”. Artikel Sistem Informasi http//www.google.com, dilihat pada tanggal 20 Maret 2009
S. Arifin, 2003. ”Analisis Relevansi Informasi Akuntansi dalam Laporan
Keuangan Perusahaan Berdasarkan FASB Concept No. 2”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5 No. 3, Desember 2003, Hal: 322-355
Sari, Dian Indra, XXX. ”Akuntansi Inflasi dalam Menilai Relevansi Laporan
Keuangan Suatu Perusahaan”. Magister Manajemen, Universitas Sumatera Utara
Sprinkle, Geoffrey B dan Tubbs, Richard M, 1998. ”The Effect of Audit Risk an
Information Importance on Auditor Memory During Working Paper Review”. The Accounting Review, Vol. 73, No. 4, Oktober 1998
Susiana dan Herawaty, Arleen, 2007. ”Analisis Pengaruh Independensi,
Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X, IAI
Sutikno, I dan Sabeni, A, 2000. ”Evaluasi Terhadap Relevansi, Reliabilitas, dan
Komparabilitas laporan Keuangan : Studi Empiris pada Perusahaan ’Go Public’ di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3, Desember 2000, Hal: 225-236
Tenaya, Agus Indra, XXX. ”Decision Usefulness: Trade off antara Relability dan
Relevance”. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Yadnyana, I Ketut dan Mertha, Made. 2005 ”Pengaruh Kemampuan Manajemen
terhadap Kualitas Informasi Akuntansi pada Hotel Berbintang di Bali”. Buletin Studi Ekonomi, Vol. 13, No. 1 Tahun 2008
96
LAMPIRAN 1
Daftar Perusahaan yang Konsisten dan Tidak Konsisten dalam Menyajikan Laporan Keuangan Perusahaan
No Nama Perusahaan Kategori Perusahaan Konsisten/Tidak Konsisten
1 PT Kalbe Farma tbk Pharmaceutical Konsisten 2 PT Darya Varia Laboratoria tbk Pharmaceutical Tidak Konsisten 3 PT Kimia Farma Persero tbk Pharmaceutical Tidak Konsisten 4 PT Schering-Plough Indonesia tbk Pharmaceutical Konsisten 5 PT Intiland Development tbk Real Estate and Property Konsisten 6 PT Surya Semesta Internusa tbk Real Estate and Property Konsisten 7 PT Suryamas Duta Makmur tbk Real Estate and Property Tidak Konsisten 8 PT Bintang Mitra Semesta Raya tbk Real Estate and Property Tidak Konsisten 9 PT Fortune Indonesia tbk Apparel and Other
Textile Products Konsisten
10 PT Surya Intrindo Makmur tbk Apparel and Other Textile Products
Tidak Konsisten
11 PT Budi Acid Jaya tbk Chemical and Allied Products
Tidak Konsisten
12 PT Lautan Luas tbk Chemical and Allied Products
Tidak Konsisten
97
13 PT Gajah Tunggal tbk Automotive and Allied Product
Tidak Konsisten
14 PT Astra Internasional tbk Automotive and Allied Product
Tidak Konsisten
15 PT Indosiar Karya Media tbk Others Konsisten 16 PT Tempo Intimedia tbk Others Konsisten 17 PT HM Sampoerna tbk Tobacco Manufacturers Tidak Konsisten 18 PT Unilever Indonesia tbk Customer Good Konsisten 19 PT Zebra Nusantara Transportation Service Konsisten 20 PT Alakasa Industrindo tbk Holding and Other
Investment Company Tidak Konsisten
21 PT Aneka Tambang tbk Mining and Mining Service
Tidak Konsisten
22 PT Berlina tbk Plastics & Glass Products Tidak Konsisten 23 PT Indofood Sukses Makmur tbk Food and Beverages Tidak Konsisten 24 PT Lippo Securities tbk Securities Tidak Konsisten 25 PT Bank Mega tbk Banking Konsisten 26 PT Lippo General Insurance tbk Insurance Konsisten 27 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk Adhesive Konsisten
98
Lampiran 2
Daftar Perusahaan yang Memberikan Keterangan Pada Catatan atas Laporan Keuangan
No Perusahaan Current asset
Non-current asset
Total asset
Current liability
Non-current liability
equity revenue HPP Operating expenses
Other income
Tax expenses
Net income
Cash from operating
Cash from investing
Cash from financing
1 PT alakasa industrindo
√ - -
2 PT darya varia laboratoria
√ √
3 PT HM sampoerna
√ √ √
4. PT Kimia Farma Persero
-
5. PT aneka tambang
√ √ √ √ - √ √ √
6 PT astra internasional
√ √ - -
7 PT Berlina √ √ √ 8 PT Budi acid
jaya - -
9 PT gajah tunggal
- -
10 PT Indofood sukses makmur
√ √ √ √ √ √ v √ √ √ - -
-
11 PT lautan luas
- -
12 PT Lippo securities
√ √ √ √
13 PT surya intrindo makmur
- -
100
Lampiran 3
Daftar Perusahaan yang Memberikan Keterangan Pada Opini auditor
No Perusahaan Current asset
Non-current asset
Total asset
Current liability
Non-current liability
equity revenue HPP Operating expenses
Other income
Tax expenses
Net income
Cash from
operating
Cash from
investing
Cash from
financing
1 PT alakasa industrindo
- √ -
2 PT darya varia laboratoria
- -
3 PT HM sampoerna
- - -
4. PT Kimia Farma Persero
-
5. PT aneka tambang
- - √ - - - - -
6 PT astra internasional
√ √ √ √
7 PT Berlina √ √ √ 8 PT Budi acid
jaya - -
9 PT gajah tunggal
- -
10 PT Indofood sukses makmur
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 PT lautan luas
√ √
12 PT Lippo securities
- - - -
13 PT surya intrindo makmur
- -
No Nama Perusahaan Current
asset non current
asset Total asset
current liability
non current liability equity revenue
cost of good sold
operating expenses
other income (charge)
tax expenses
net income
cash from operating
cash from investation
cash from financing
1 PT Darya Varia Laboratoria tbk √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ - √ √ √
2 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 PT Fortune Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 PT HM Sampoerna √ √ √ √ √ √ √ - - - √ √ √ √ √
5 PT Indosiar Karya Media √ √ √ √ √ √ √ tidak ada HPP √ √ √ √ √ √ √
6 PT Kalbe Farma √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 PT Kimia Farma Persero √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √
8 PT Schering-Plough Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 PT Surya Semesta Internusa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 PT Tempo Inti Media tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 PT Unilever Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 PT Zebra Nusantara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 PT Alakasa Industrindo √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - √
14 PT Aneka Tambang tbk √ - - - √ - √ - - √ - - √ √ √
15 PT Astra Internasional tbk - - √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ - -
16 PT Berlina tbk √ - - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 PT Budi Acid Jaya tbk √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18 PT Gajah Tunggal tbk - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 PT Indofood Sukses Makmur tbk - - - - - - √ - - - - √ - - -
20 PT Lautan Luas tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
21 PT Lippo Securities tbk √ - - √ √ - √ tidak ada HPP √ √ √ - √ √ √
22 PT Surya Intrindo Makmur tbk √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
23 PT Suryamas Duta Makmur tbk √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ - - -
24 PT Bintang Mitra Semestaraya tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - tidak ada √
25 PT Bank Mega √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26 PT Lippo General Insurance tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
27 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
28 PT Mas Murni Indonesia
29 PT Intiland Development √ √ √ √ √ √ √ tidak ada HPP √ √ √ √ √ √
30 PT Texmaco Jaya
Lampiran 4 Daftar Pengelompokan Perusahaan Konsisten dan Tidak Konsisten Berdasarkan Kelompok Akunnya
No Nama Perusahaan Current asset non current asset
Total asset current liability non current liability
1 PT Darya Varia Laboratoria tbk √ √ √ √ √ 2 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk √ √ √ √ √ 3 PT Fortune Indonesia √ √ √ √ √ 4 PT HM Sampoerna √ √ √ √ √ 5 PT Indosiar Karya Media √ √ √ √ √ 6 PT Kalbe Farma √ √ √ √ √ 7 PT Kimia Farma Persero √ √ √ √ √ 8 PT Schering-Plough Indonesia √ √ √ √ √ 9 PT Surya Semesta Internusa √ √ √ √ √
10 PT Tempo Inti Media tbk √ √ √ √ √ 11 PT Unilever Indonesia √ √ √ √ √ 12 PT Zebra Nusantara √ √ √ √ √ 13 PT Alakasa Industrindo √ √ √ √ √ 14 PT Aneka Tambang tbk √ - - - √ 15 PT Astra Internasional tbk - - √ √ √ 16 PT Berlina tbk √ - - √ - 17 PT Budi Acid Jaya tbk √ √ √ - - 18 PT Gajah Tunggal tbk - - √ √ √ 19 PT Indofood Sukses Makmur tbk - - - - - 20 PT Lautan Luas tbk √ √ √ √ √ 21 PT Lippo Securities tbk √ - - √ √ 22 PT Surya Intrindo Makmur tbk √ √ √ - - 23 PT Suryamas Duta Makmur tbk √ √ √ √ √ 24 PT Bintang Mitra Semestaraya tbk √ √ √ √ √ 25 PT Bank Mega √ √ √ √ √ 26 PT Lippo General Insurance tbk √ √ √ √ √ 27 PT Intiland Development √ √ √ √ √
No Nama Perusahaan equity revenue HPP operating expenses other income
1 PT Darya Varia Laboratoria tbk √ - - √ √
2 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk √ √ √ √ √
3 PT Fortune Indonesia √ √ √ √ √
4 PT HM Sampoerna √ √ - - -
5 PT Indosiar Karya Media √ √ x √ √
6 PT Kalbe Farma √ √ √ √ √
7 PT Kimia Farma Persero √ √ √ - √
8 PT Schering-Plough Indonesia √ √ √ √ √
9 PT Surya Semesta Internusa √ √ √ √ √
10 PT Tempo Inti Media tbk √ √ √ √ √
11 PT Unilever Indonesia √ √ √ √ √
12 PT Zebra Nusantara √ √ √ √ √
13 PT Alakasa Industrindo √ √ √ √ √
14 PT Aneka Tambang tbk - √ - - √
15 PT Astra Internasional tbk √ √ √ √
16 PT Berlina tbk √ √ √ √ √
17 PT Budi Acid Jaya tbk √ √ √ √ √
18 PT Gajah Tunggal tbk √ √ √ √ √
19 PT Indofood Sukses Makmur tbk - √ - - -
20 PT Lautan Luas tbk √ √ √ √ √
21 PT Lippo Securities tbk - √ x √ √
22 PT Surya Intrindo Makmur tbk √ √ √ √ √
23 PT Suryamas Duta Makmur tbk √ √ - - √
24 PT Bintang Mitra Semestaraya tbk √ √ √ √ √
25 PT Bank Mega √ √ √ √ √
26 PT Lippo General Insurance tbk √ √ √ √ √
27 PT Intiland Development √ √ √ √ √
No Nama Perusahaan tax
expenses net income cash from operating
cash from investation
cash from financing
1 PT Darya Varia Laboratoria tbk √ √ √ √ √
2 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk √ √ √ √ √
3 PT Fortune Indonesia √ √ √ √ √
4 PT HM Sampoerna √ √ √ √ √
5 PT Indosiar Karya Media √ √ √ √ √
6 PT Kalbe Farma √ √ √ √ √
7 PT Kimia Farma Persero √ √ √ √ √
8 PT Schering-Plough Indonesia √ √ √ √ √
9 PT Surya Semesta Internusa √ √ √ √ √
10 PT Tempo Inti Media tbk √ √ √ √ √
11 PT Unilever Indonesia √ √ √ √ √
12 PT Zebra Nusantara √ √ √ √ √
13 PT Alakasa Industrindo √ √ - - √
14 PT Aneka Tambang tbk - - √ √ √
15 PT Astra Internasional tbk √ √ √ - -
16 PT Berlina tbk √ √ √ √ √
17 PT Budi Acid Jaya tbk √ √ √ √ √
18 PT Gajah Tunggal tbk √ √ √ √ √
19 PT Indofood Sukses Makmur tbk - √ - - -
20 PT Lautan Luas tbk √ √ √ - -
21 PT Lippo Securities tbk √ - √ √ √
22 PT Surya Intrindo Makmur tbk √ √ √ √ √
23 PT Suryamas Duta Makmur tbk √ √ - - -
24 PT Bintang Mitra Semestaraya tbk √ √ - - √
25 PT Bank Mega √ √ √ √ √
26 PT Lippo General Insurance tbk √ √ √ √ √
27 PT Intiland Development √ √ √ √