Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY...

21
61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN Dalam BAB IV ini penulis akan melakukan analisa yaitu Suatu Analisa Teologi Misi Yohanes Calvin Terhadap Teologi Misi GBKP. Dalam analisa ini penulis khususnya fokus kepada pengertian misi, tujuan misi dan pelaku misi. Pada akhir BAB IV penulis akan menguraikan sebuah relevansi teologis tentang misi: Mewujudkan Missio Dei dalam konteks GBKP. A. Perbedaan Antara Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dengan Konsep Teologi Misi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) NO PERBEDAAN KONSEP TEOLOGI MISI YOHANNES CALVIN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) 1 Pengertian Misi Konsep misi menurut Yohannes Calvin tidak bisa dipisahkan dengan Tiga hal penting berkaitan dengan misi dalam pemikiran Calvin, yaitu: Pertama, Calvin sangat menekankan pentingnya pemberitaan Injil, sebagai cara Sebagaimana pengertian misi dalam konsep GBKP adalah kesaksian, memproklamirkan, menyebarluaskan Kerajaan Allah oleh tiap-tiap anggota GBKP. Matius 28:19-20 tetap dijadikan sebagai Amanat Agung Tuhan Yesus, bukan dalam arti

Transcript of Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY...

Page 1: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

61

BAB IV

STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN

DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN

Dalam BAB IV ini penulis akan melakukan analisa yaitu Suatu Analisa Teologi Misi

Yohanes Calvin Terhadap Teologi Misi GBKP. Dalam analisa ini penulis khususnya fokus

kepada pengertian misi, tujuan misi dan pelaku misi. Pada akhir BAB IV penulis akan

menguraikan sebuah relevansi teologis tentang misi: Mewujudkan Missio Dei dalam konteks

GBKP.

A. Perbedaan Antara Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dengan Konsep Teologi

Misi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

NO PERBEDAAN KONSEP TEOLOGI MISI

YOHANNES CALVIN

KONSEP TEOLOGI MISI

GEREJA BATAK KARO

PROTESTAN (GBKP)

1 Pengertian Misi Konsep misi menurut

Yohannes Calvin tidak bisa

dipisahkan dengan Tiga hal

penting berkaitan dengan misi

dalam pemikiran Calvin, yaitu:

Pertama, Calvin sangat

menekankan pentingnya

pemberitaan Injil, sebagai cara

Sebagaimana pengertian misi

dalam konsep GBKP adalah

kesaksian, memproklamirkan,

menyebarluaskan Kerajaan Allah

oleh tiap-tiap anggota GBKP.

Matius 28:19-20 tetap dijadikan

sebagai Amanat Agung Tuhan

Yesus, bukan dalam arti

Page 2: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

62

Allah mengundang semua

orang kepada keselamatan,

karena aplikasi keselamatan

oleh Roh Kudus didahului oleh

panggilan Injil;

Kedua, Calvin memberi

perhatian kepada bangsa-

bangsa “kafir” (gentiles),

karena kepada mereka juga

Calvin mengharapkan untuk

menikmati doktrin tentang

keselamatan;

Ketiga, Bagi Calvin, semua

orang diberikan kesempatan

untuk dipanggil melalui

pemberitaan Injil. Dengan

demikian, misi Calvin bukanlah

bersifat ekslusif, melainkan

inklusif, yaitu kepada semua

orang. Begitu juga, Calvin

menegaskan bahwa Tuhan

Yesus tidak hanya diutus untuk

orang bukan Yahudi. Hal ini

kristenisasi. Tapi dihubungkan

dengan Matius 22:34-40, bahwa

dengan menunjukkan kasih kepada

Allah dan sesama, dengan

menunjukkan berkat Allah yang

telah kita terima, dan bukan kita

membuat orang lain percaya, sebab

itu pekerjaan Allah. Bila melalui

kesaksian seperti ini orang lain jadi

percaya, ia akan menjadi anggota

GBKP. Jadi dalam pengertian misi

menurut konsep GBKP selalu

dihubungkan dengan Matius

28:19-20, misi diakui sebagai

amanat agung Tuhan Yesus. Misi

lebih bersifat kesaksian hidup

(praktis) oleh setiap warga jemaat

GBKP.

Jadi dalam pengertian misi

sebagaimana yang diuraikan

Yohannes Calvin tidak secara

mutlak tertuang dalam konsep

pengertian misi di GBKP. GBKP

Page 3: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

63

diteguhkannya dengan

mengutip teks Yesaya 2:4,

bahwa: “Ia akan menjadi

Hakim antara bangsa-bangsa.

Jadi misi menurut Calvin selalu

berhubungan dengan

pemberitaan Injil, yang menjadi

objek pemberitaan Injil adalah

bangsa-bangsa kafir dan Injil

adalah kebenaran mutlak yang

harus disampaikan kepada

semua orang.

menjadikan Matius 28:19-20

sebagai amanat agung Tuhan

Yesus dalam melaksanakan misi,

sedangkan Yohannes Calvin tidak

menyinggung Matius 28:19-20

sebagai amanat agung Tuhan

Yesus tetapi panggilan untuk

melakukan pemberitaan Injil

adalah berdasarkan sebagaimana

Yesus dipanggil bukan hanya

untuk orang Yahudi tetapi kepada

semua orang.

2 Tujuan Misi Tujuan misi menurut Yohannes

Calvin adalah bahwa misi

berhubungan dengan kerajaan

Allah, kerajaan Allah harus

diwujudnyatakan dalam dunia,

artinya kerajaan Allah semakin

meluas, dan untuk itu, para

rasul telah memulainya, dan

masih diteruskan oleh gereja.

Kerajaan Allah, tentu bukanlah

gereja, namun gereja dipanggil

Menurut GBKP ada tiga yang

menjadi tujuan misi antara lain:

Pertama, Memenuhi panggilan

sebagai alat dan teman sekerja

Allah dalam memproklamasikan

Injil kerajaan Allah.

Kedua, Meningkatkan jumlah

orang-orang untuk dibabtis

(dikristenkan).

Ketiga, Membangkitkan semangat

penginjilan.

Page 4: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

64

untuk menjadi agen kerajaan

Allah di semua aspek

kehidupannya di dunia.

Penyebarluasan kerajaan Allah

ini, adalah melalui pemberitaan

Injil yang dilaksanakan oleh

gereja. Gereja adalah agen

kerajaan Allah. Gereja diberi

mandat untuk memberitakan

tentang kerajaan Allah, dan

gereja dipanggil untuk

mempengaruhi seluruh aspek

kehidupan manusia kehidupan

manusia. Sekalipun, gereja

sebagai agen tunggal Allah, dan

berperan dalam misi kerajaan

Allah, namun perwujudan dan

penyebarannya, bukanlah

pekerjaan gereja, melainkan

pekerjaan Allah. Yohanes

Calvin, dalam Institusinya,

mengajarkan mengenai tugas

orang Kristen, yaitu untuk

Dari tujuan misi diatas dapat kita

lihat bahwa GBKP mengaku,

dengan melakukan misi GBKP

memenuhi panggilannya sebagai

alat dan teman sekerja Allah,

melakukan kristenisasi dan

semangat penginjilan tetap

menjadi bagian dalam program-

program pelayanan gereja.

Page 5: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

65

memperkenalkan agama yang

benar kepada semua orang.

Tugas ini menjadi dasar bagi

semua tugas orang Kristen,

termasuk dalam misi gereja.

Salah satu bukti sejarah yang

kuat bahwa Calvin sebagai

direktur misi, ialah Calvin

berhasil menjadikan Genewa

menjadi pusat Kekristenan

sebagai pusat pendidikan, pusat

misi bagi gereja-gereja di

Barat, dan menjadi model bagi

gereja-gereja Barat. Genewa

mulanya adalah kota yang

pemerintahannya kacau,

masyarakatnya amoral, sarat

dengan ajaran sesat, namun

kehadiran Calvin di kota

Genewa, disertai dengan

pemikiran dan peran Calvin,

maka kota tersebut telah diubah

menjadi pusat misi di eranya.

Page 6: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

66

Memang dalam hal ini, misi

Calvin adalah misi

pembaharuan gereja dan

masyarakat. Pembaharuan yang

terjadi di kota Geneva adalah

meliputi pembaharuan moral

masyarakat, hukum, politik,

pendidikan, dan khsususnya

pembaharuan gereja, baik

teologi maupun tata gereja.

Pembaharuan masyarakat yang

berakar pada pembaharuan

gereja di kota Geneva tersebut,

membangkitkan sejumlah

utusan-utusan Injil ke banyak

tempat di belahan dunia pada

itu.

3 Pelaku Misi Dalam tata gereja GBKP jelas

disebutkan bahwa GBKP

adalah persekutuan orang-orang

yang dipanggil untuk

memberitakan Kerajaan Allah

Pelaku misi menurut

Yohannes Calvin dapat kita lihat

sehubungan dengan ajaran

Yohannes Calvin tentang

predestinasi. Bagi Calvin, Firman

Page 7: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

67

melalui kesaksian, persekutuan

dan pelayanannya. (Matius 28 :

18-20; Markus 16:15; Johanes

17:21; Kisah Para Rasul 1:8; 2

:43-47; Efesus 2:10; 4 : 23-24;

Pilipi 2:11; Kolose 1:10; I

Petrus 2:9 dan Wahyu 21:5).

Jadi GBKP mengakui sebagai

gereja (persekutuan orang-

orang) yang dipanggil untuk

memberitakan kerajaan Allah.

Semua anggota persekutuan

yang adalah manusia baru

berperan dan mendapat bagian

dalam kesaksian (marturia),

persekutuan (koinonia) dan

pelayanan (diakonia) gereja,

sebagai wujud dari jemaat yang

missioner dibawah koordinasi

dan arahan dari para pelayan

khusus: Pendeta, Penatua dan

Diaken.

Untuk mensukseskan

Allah adalah satu-satunya norma

yang mendasari diskusi kita

mengenai predestinasi. Ajran

predestinasi yang mengakui bahwa

Tuhan oleh karena kasih

karunianya (Sola Gratia) telah

menentukan orang-orang yang

diselamatkan atau dengan kata lain

orang-orang yang sudah

ditakdirkan untuk diselamatkan

yaitu gereja. Jadi dengan demikian

semua anggota gereja adalah

orang-orang yang sudah

ditakdirkan selamat oleh karena

kasih karunia Allah (Sola Gratia).

Orang-orang yang sudah

diselamatkan (gereja) dipanggil

untuk melakukan misi, jadi bagi

Yohannes Calvin semua anggota

gereja adalah juga pelaku misi.

Pelaku misi juga dapat kita lihat

melalui kontribusi Calvin dalam

misi ialah berkenaan dengan

Page 8: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

68

setiap program-program misi

yang tertuang dalam program-

program bidang marturia maka

di GBKP telah ditetapkan ada

Lima Unit Pelayanan di Bidang

Marturia GBKP, yakni:

Pertama, Tim Pembinaan dan

Pelatihan PI ke Klasis-Klasis

dan ke Majelis-Mejlis.

Kedua, PI keluar dan ke dalam,

yang menjangkau daerah-

daerah baru di wilayah GBKP

dengan mengutus tenaga

Detaser, Pemutaran film

Rohani, melaksanakan

Kebaktian Kebangunan Iman

(KKI), dll.

Ketiga, Unit Dialog Antar Iman

(DAI), membina kerukunan

antar umat beragama. Sebab

bagaimanapun Indonesia

bangsa yang majemuk, kita

seperti orang yang tinggal

penetapan beberapa jabatan

gerejawi yang sangat terkait erat

dengan tugas pemberitaan Injil.

Calvin mendasarkan

pengangkatannya mengenai

jabatan gereja berdasarkan Efesus

4:11-12, bahwa: “Dan Ialah yang

memberikan baik rasul-rasul

maupun nabi-nabi, baik pengajar-

pengajar, untuk memperlengkapi

orang-orang kudus bagi pekerjaan

pelayanan, bagi pembangunan

tubuh Kristus”. Tiga jabatan yang

dimaksudkan adalah:

Pertama, Rasul adalah berkenaan

dengan tugas: “Pergilah,

beritakanlah Injil kepada setiap

makhluk” (Markus 16:15).

Berkenaan dengan ini, Calvin

menegaskan tugas pemberitaan

Injil yang dilakukan oleh orang

percaya, tidak terikat pada batas-

batas tertentu, melainkan seluruh

Page 9: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

69

dalam satu rumah (rumah adat

Karo, delapan keluarga dalam

satu rumah), kita harus mampu

saling menerima satu dengan

yang lain.

Keempat, Unit Wisata Rohani,

membina jemaat dalam missi

melalui wisata, termasuk ke

daerah wisata yang dibangun

oleh GBKP, yakni ke desa

Buluh Awar, desa pertama

masuk Injil ke Karo.

Kelima, Varia GBKP: yaitu PI

melalui Media Massa, seperti:

radio dan media lainnnya.

Pada masing-masing

unit pelayanan telah diangkat

para petugas (pengurus) oleh

modramen GBKP dengan masa

kerja selama lima tahun, dan

dalam melaksanakan program

pelayanannya para pengurus

bertanggung jawab kepada

dunia diserahkan kepada mereka

supaya mereka menjadi tunduk

kepada Kristus, supaya dengan

penyebaran Injil ke mana saja,

mereka dapat mendirikan kerajaan-

Nya di semua tempat dengan

memberitakan Injil.

Kedua Nabi, tidak ada lagi pada

zaman ini, atau kurang

teridentifikasi, kalau pun ada, itu

hanya terbatas pada orang-orang

yang mendapat karunia khusus.

Ketiga, Menurut Yohannes Calvin,

mereka berada di bawah jabatan

rasul, namun yang paling dekat

dengan jabatan rasul, yaitu tugas

memberitakan Injil seperti Lukas,

Timotius, Titus dan lain-lain.

Ketiga jabatan ini, diakui oleh

Calvin, bahwa Allah kadang-

kadang membangkitkan rasul atau

pengganti mereka, yakni pemberita

Injil, seperti yang terjadi pada

Page 10: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

70

modramen GBKP.

Pelaku misi di GBKP dapat

dibagi dua yaitu:

Pertma, Pelaku misi secara

umum yaitu semua anggota

jemaat yang dipanggil untuk

melakukan misi dalam bentuk

persekutuan (koinonia),

kesaksian (marturia), dan

pelayanan (diakonia).

Kedua, Pelaku misi secara

khusus yaitu Majelis (Pendeta,

Penatua, Diaken), warga jemaat

yang telah dilantik/ditabiskan

untuk menjadi pengurus

disetiap wilayah pelayanannya

(Sinodal, Klasis, dan

Runggun/Majelis Jemaat).

Jadi para pelaku misi dalam

melaksanakan program-

program pelayanannya sudah

terorganisir, dan memiliki

kepengurusan khusus, sehingga

masa Calvin.

Page 11: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

71

dapat dikatakan pekerjaan misi

adalah merupakan salah satu

program pelayanan yang

diutamakan di GBKP.

B. Persamaan Antara Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dengan Konsep Teologi

Misi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

- Tujuan Misi

Tujuan misi menurut GBKP dan Yohannes Calvin memiliki persamaan, sama-sama

mengakui bahwa gereja adalah agen, alat dan utusan untuk melakukan misi yang bertujuan untuk

memberitakan, menghadirkan dan menciptakan “kerajaan Allah” di dunia. GBKP melalui

program-program misinya misalnya: Perkabaran Injil Kedalam (Evangelisasi), Program kerja PI

keluar, Buluh Awar Mission, pemutaran film Rohani, Kebaktian Kebangunan Iman (KKI),

mendirikan panti asuhan Gelora Kasih di Sukamakmur (untuk anak yatim piatu), Sekolah Luar

Biasa (SLB) Alfa Omega di Kabanjahe (untuk anak-anak autis), YAPOS di Sukamakmur (untuk

orang tua sejahtra/lansia), mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Credit Union (CU)

sebagai program pelayanan GBKP untuk menunjukkan kepedulian kepada perekonomian jemaat

dan masyarakat dll. Sebagaimana juga yang dilakukan oleh Yohannes Calvin khususnya di kota

Geneva. Misi Calvin adalah misi pembaharuan gereja dan masyarakat. Pembaharuan yang

terjadi di kota Geneva adalah meliputi pembaharuan moral masyarakat, hukum, politik,

pendidikan, dan khsususnya pembaharuan gereja, baik teologi maupun tata gereja.

Page 12: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

72

Jadi jelas terlihat GBKP yang beraliran Calvinis dalam membuat tujuan misi masih

mewarisi tujuan misi Yohannes Calvin. Tujuan misi yang tidak hanya fokus kepada hal-hal

pemberitaan Injil tetapi juga yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan

hubungan gereja dan masyarakat.

- Pelaku Misi

Pelaku misi dalam GBKP dan menurut Yohannes Calvin memiliki kesamaan, pelaku misi

secara umum dan secara khusus. Untuk jabatan-jabatan dalam gereja sebagai mana yang

disebutkan Yohannes Calvin di GBKP ada terdapat jabatan-jabatan ataupun sering disebut

dengan pelayan khusus, sebagaimana disebutkan dalam tata gereja GBKP:

“PELAYAN KHUSUS DAN PANGGILANNYA”

Hakekat, fungsi dan jenis pelayan khusus

1. Hakekat

a. Pelayan khusus dalam gereja adalah orang-orang yang menerima tugas khusus

sebagai pelayanan yang dianugrahkan oleh Tuhan Yesus Kristus. (Efesus 4:11).

b. Pelayan khusus berasal dari anggota sidi jemaat yang menerima panggilan Yesus

Kristus melalui pemilihan, penyerahan diri sepenuhnya untuk tugas gereja,

penetapan dan penahbisan.

2. Fungsi

Fungsi pelayan khusus adalah membina dan memperlengkapi seluruh warga jemaat

GBKP, agar dapat mengembangkan karunia yang mereka miliki untuk tugas

pekerjaan pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, bagi keikutsertaannya dalam

melaksanakan rencana karya Tuhan Allah menyelamatkan dan mensejahtrakan dunia

dan seluruh ciptaanNya. (Efesus 4:11-16).

Page 13: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

73

3. Pelayan khusus terdiri dari pendeta, penatua dan diaken, secara bersama-sama

melakukan tugas sesuai dengan yang diamanatkan Yesus Kristus sebagai kepala

gereja.

4. Kedudukan pendeta, penatua dan diaken adalah sama hanya dibedakan oleh tugas

pelayanannya yaitu:

a. Pendeta adalah pelayan khusus penuh waktu yang terpanggil dan menyerahkan

diri sepenuhnya serta memilih tugas gereja sebagai satu-satunya bidang

pengabdian dalam hidupnya.

b. Penatua atau Diaken adalah pelayan khusus yang bukan penuh waktu namun

terpanggil untuk menyerahkan hidupnya untuk pelayanan gereja.1

Secara khusus fungsi pendeta adalah sebagai gembala, guru dan pemimpin. Jadi jabatan-

jabatan gereja dalam GBKP mewarisi jabatan-jabatan sebagai mana yang dibuat oleh Yohannes

Calvin. Perbedaannya adalah terletak dalam sebutan untuk masing-masing jabatan, Calvin

menggunakan istilah Rasul, dan Nabi. Sedangkan di GBKP menggunakan istilah pendeta,

pertua/penatua, dan diaken.

C. Relevansi Teologis Tentang Misi: Mewujudkan Missio Dei Dalam Konteks GBKP

Sejak berdiri secara mandiri pada tahun 1941 GBKP telah banyak mengalami

perkembangan dalam segala bidang. Berbagai peristiwa dan perubahan yang senantiasa terjadi

dalam kehidupan jemaat membuat GBKP melakukan pembenahan dan pengembangan diri.

Namun, proses pembenahan itu tidak cukup hanya meliputi struktur organisasi, Sumber Daya

Manusia (SDM), program kerja, atau pembangunan fisik gereja, namun juga harus meliputi

1 Moderamen GBKP, Tata Gereja GBKP 2005-2015, Kabanjahe, 2005, 8-9.

Page 14: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

74

pembenahan dan pengembangan pemahaman teologis mengenai misi GBKP dalam menghadapi

situasi kehidupan yang terus berubah.

Sampai hari ini tema perayaan Jubileum 100 Tahun kedatangan Injil ke Tanah Karo pada

tahun 1990, “Ini aku, utuslah aku” (Yesaya 6:8) menjadi motto dan nilai yang dipegang serta

dihidupi oleh GBKP dalam menjalankan perannya sebagai bagian dari misi Allah (Missio Dei) di

dunia ini. Gereja (GBKP) ada karena adanya misi Allah. Allah adalah Allah yang missioner.2

Oleh karena itu, GBKP perlu senantiasa bertanya dan bergumul ke dunia seperti apa aku diutus?

Kini GBKP telah genap berumur 122 tahun (18 April 1890 – 18 April 2012). Tantangan dan

perubahan yang dihadapi juga semakin kompleks. GBKP kini berhadapan dengan

postmodernisme, globalisasi, kapitalisme, aliran neo kharismatik, dan lain-lain. Situasi dan

realita ini membuat GBKP harus berefleksi dan merumuskan kembali misinya dengan tetap setia

mengambil bagian dalam Missio Dei.

Dengan melihat konsep misi menurut Yohannes Calvin dan menurut GBKP tersebut

diatas, konsep misi Yohannes Calvin dan GBKP (yang sudah ada) penulis rasa masih mengarah

kepada pendekatan misi yang eksklusif, karena disatu sisi masih menjadikan pemberitaan Injil

sebagai tugas pokok misi dan menjadikan orang-orang diluar kekristenan sebagai objek misi.

Melalui pemberitaan Injil diharapkan orang-orang yang diinjili akan masuk/menjadi anggota

Kristen. Disisi lain baik konsep misi Yohannes Calvin maupun konsep misi GBKP sudah terlihat

kedalam pendekatan inklusif dan pluralisme, khususnya melalui tujuan misi yang dilakukan yaitu

sudah menyangkut masalah-masalah sosial, ekonomi, politik dan pendidikan di tengah-tengah

masyarakat. Artinya program-program misi yang dilakukan oleh gereja baik di zaman Yohannes

Calvin di Geneva dan program-program misi yang dilakukan oleh GBKP diseluruh wilayah

2

David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah, Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2006, 598.

Page 15: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

75

pelayanannya tidak hanya untuk kepentingan warga gereja saja tetapi untuk keselamatan

universal.

Secara khusus untuk konteks GBKP masa kini kita harus kembali melihat kedalam

konteks GBKP pada awalnya, yaitu sehubungan dengan kedatangan misionaris utusan zending

NZG ke Tanah Karo adalah untuk mengkristenkan orang Karo agar bertobat dan tidak

mengganggu perkebunan milik orang Belanda. Kristenisasi pada masa ini merupakan sebuah

bentuk kolonialisme barat. Oleh karena itu, aturan yang ketat akan sepuluh hukum Allah dan

siasat gereja dijalankan dengan sangat keras. Pietisme yang menekankan kesaksian/ gaya hidup

saleh untuk mendapatkan keselamatan dan menghindari kekafiran menjadi tekanan utama.

Dalam perkembangan selanjutnya, walalupun GBKP telah berdiri secara mandiri dan

perkebunan Belanda telah diambil alih oleh pemerintah, namun paham teologis tentang misi

untuk mengkristenkan orang lain (terutama yang dianggap kafir) dan penekanan kuat pada

pietisme termasuk didalamnya menghindari penggunaan gendang dan musik Karo masih tetap

diwarisi oleh GBKP. Namun, pada tahun 1966 dalam perayaan Jubileum 75 tahun GBKP

akhirnya musik dan gendang Karo diterima dalam GBKP. Sejak tahun 1942-1970 GBKP dengan

gigih mewartakan Injil (berita simeriah) kepada orang Karo yang belum beragama, khususnya

mereka yang masih menganut kepercayaan nenek moyang (perbegu). Para pekabar Injil

dipersiapkan dengan baik untuk diterjunkan melayani mereka yang belum menerima

keselamatan dari Yesus. Sementara itu, pembinaan ke dalam warga gereja sangat minim, bahkan

hampir tidak ada.

Mulai tahun 1970 kesibukan ber-PI beralih pada kesibukan mengembangkan pembinaan

jemaat-jemaat akibat banyaknya pertambahan jumlah jemaat karena adanya baptisan massal

hampir di seluruh Tanah Karo sebagai akibat peristiwa G-30 S/ PKI. Muncul kesadaran bahwa

Page 16: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

76

pelayanan terhadap anggota jemaat bukan hanya pelayanan rohani, tetapi pelayanan manusia

seutuhnya. Walaupun demikian, penginjilan ke desa-desa dan keluarga tetap dilanjutkan melalui

program air bersih, jembatan, penyuluhan pertanian, listrik, dan kesehatan. Pada tahun 1990,

dalam perayaan Jubileum 100 tahun GBKP, untuk pertama kalinya GBKP merumuskan misinya

untuk menciptakan jemaat yang missioner yang terlibat secara sadar dan aktif dalam pelayanan

dan kesaksian gereja. Misi ini dirumuskan sebagai antisipasi dalam menghadapi berbagai

tantangan dalam bentuk perubahan nilai sebagai dampak pembangunan dan mobilitas

masyarakat.3

Dalam Garis Besar Pelayanan (GBP) GBKP dikatakan; Gereja sebagai tubuh Kristus

harus menggarami konteks (lingkungan sekitar) dan waktu dimana ia berada agar relevan dan

berdampak (Matius 5:13-15). Inilah yang disebut Gereja yang bersaksi (Marturia) yang di

dalamnya pelayanan (Diakonia) dan kehidupan persekutuan (Koinonia) menyatakan kediriannya

sebagai yang bukan dari dunia tapi di dunia (konteks).4Misi dalam GBKP yg tertuang dalam

kesaksian (Marturia) yang salah satu bentuknya adalah penginjilan yang meliputi penginjilan

kedalam dan keluar. Pihak yang dituju melalui pekabaran Injil GBKP adalah masyarakat suku

Karo yang belum memeluk agama atau menganut kepercayaan nenek moyang (perbegu).

Dari tinjauan di atas kita melihat bahwa misi dalam konteks GBKP sudah mengalami

kemajuan dan perkembangan, namun sejak dulu sampai sekarang sebagian besar misi GBKP

difokuskan pada kegiatan keluar, misalnya pekabaran Injil (PI) sedangkan pembinaan dan

peningkatan kualitas kehidupan jemaat dalam hidup bergereja masih sangat kurang. Penulis tidak

anti terhadap kegiatan PI. Penulis menduga bahwa warisan pengaruh pietisme yang kuat ikut

menentukan perumusan misi tersebut. Misi untuk melakukan kontekstualisasi teologi demi

3

Sempa Sitepu, Kehadiran Injil Kerajaan Allah Membaharui Adat/ Budaya dan Kehidupan Suku-Karo

Indonesia, Expo Sentana, Medan, 2000, 308. 4 Yoh 15:19; 17:14; 18:36; bandingkan Yoh 17:21

Page 17: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

77

menghasilkan misi yang kontekstual bagi masyarakat dan pelayanan GBKP masih sangat kurang.

Jika demikian, apakah GBKP masih mengarah pada hidup setia kepada Tuhan dalam

menjalankan misi-Nya?

Saat ini GBKP memiliki 476 runggun5 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar

terdapat di Sumatera Utara. Setiap runggun memiliki pergumulan dan keprihatinan dalam

konteksnya masing-masing. Namun, secara umum sebagai sebuah gereja suku yang masih

memegang nilai-nilai adat dan budaya Karo, GBKP kini berhadapan dengan budaya postmodern,

globalisasi, aliran neo kharismatik, dan lain-lain. Ketiga hal ini tidak hanya berpengaruh kepada

GBKP, namun juga seluruh gereja di dunia.

Dalam globalisasi dunia menjadi semakin terhubung. Globalisasi kebudayaan telah

membawa GBKP dan dunia pada homogenisasi (mempersatukan), yaitu standarisasi kehidupan

secara global melalui kolonisasi baru secara massal berdasarkan kapitalisme global.6 Coca cola,

Jeans, Mac Donalds, Kentucky Fried Chicken, MTV, internet, penggunaan HP bukan merupakan

barang baru lagi bagi masyarakat GBKP, bahkan yang terpelosok sekalipun. Setelah

homogenisasi muncul retribalisasi, yaitu perlawanan lokal terhadap yang global. Sebagian

masyarakat GBKP menjadi sangat fundamentalis dalam hal adat dan budaya serta menghindari

pengaruh global dalam kehidupan bergereja. Di sisi lain muncul pula kreolisasi/ glokalisasi, yaitu

kebudayaan lokal berinteraksi dengan kebudayaan global yang akhirnya melahirkan kebudayaan

hibridis.7 Ini berarti dalam kehidupan masyarakat GBKP sendiri sudah terjadi percampuran

kebudayaan. Setiap jemaat kini memiliki identitas jamak yang ditentukan oleh macam-macam

kebudayaan.

5

Runggun merupakan persekutuan jemaat lokal yang telah berdiri secara mandiri dan berada di bawah

klasis. 6 GEMA TEOLOGI, Jurnal Fakultas Theologia, 32 (2008) No. 1,127.

7 Ibid., 128.

Page 18: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

78

Sementara itu gaya hidup postmodern yang mengualifikasi situasi budaya baru yang

ditandai oleh goyahnya dasar-dasar mutlak rasionalitas dan runtuhnya ideologi-ideologi besar

sejarah terus muncul ke permukaan. Masyarakat didorong untuk hidup dalam norma

konsumerisme yang memusatkan diri pada hidup sekarang ini. Kebebasan dari berbagai

hambatan dan hanya memikirkan kenikmatan dan kepenuhan diri dianggap menjadi sesuatu yang

hakiki. Pada satu sisi, nilai-nilai kekristenan dan budaya (Karo) mulai dipertanyakan. Namun, di

sisi lain orang mulai kehilangan makna hidup dan orientasi masa depan. Belum selesai dengan

budaya postmodern, kini budaya hipermodernisme telah hadir dalam masyarakat, termasuk

masyarakat GBKP.

Kecenderungan pribadi hipermodern adalah mencari kepuasan langsung dan

menyingkirkan pembatas-pembatas, baik norma kolektif maupun tujuan bersama. Kebahagiaan

pribadi cenderung menggantikan tindakan kolektif. Ada pemujaan terhadap hal-hal baru yang

muncul.8 Pengaruh ini mulai terlihat dalam kehidupan bergereja jemaat GBKP. Orang-orang

pergi ke gereja hanya untuk mencari kepuasan langsung dan kebahagiaan pribadi setelah itu

langsung pulang. Tidak peduli dengan hubungan kekerabatan dan unsur komunitas dalam gereja.

Akibatnya tingkat partisipasi dalam kehidupan gereja menjadi rendah. Buku panduan

persekutuan jemaat (PJJ) pada tahun 2008 mencatat jumlah kehadiran jemaat GBKP ke gereja

40% dan hanya 30% yang mau aktif dalam pelayanan di gereja.

Dampak globalisasi, budaya postmodernisme, dan hipermodernisme di Tanah Karo

khususnya, membuat GBKP kini menghadapi peningkatan jumlah penderita HIV AIDS,

kerusakan lingkungan pertanian akibat penggunaan pestisida, alih fungsi hutan lindung menjadi

lapangan golf, angka putus sekolah yang cukup tinggi akibat tidak termotivasi, tidak adanya

semangat untuk belajar, dan menyandarkan diri pada kemapanan ekonomi keluarga.

8 Majalah Basis, Nomor 05-06 (Mei-Juni) 2009, 8.

Page 19: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

79

Pengaruh lain yang juga kini kuat muncul dalam masyarakat GBKP adalah

perkembangan aliran kharismatik. Perpindahan jemaat GBKP (khususnya kaum muda) ke

gereja-gereja kharismatik dan dual keanggotaan gereja menimbulkan persoalan tersendiri bagi

GBKP. Selama ini GBKP menjalin hubungan yang baik dengan gereja-gereja pentakostal yang

ada di sekitarnya. Namun, aliran neo kharismatik yang kini banyak berkembang dalam

masyarakat GBKP menimbulkan persoalan tersendiri karena beberapa ajaran mereka melarang

jemaatnya untuk terlibat dalam acara adat dan budaya Karo karena dianggap sebagai warisan

kepercayaan nenek moyang. Masyarakat Karo seakan tercabut dari akarnya dan digantikan

dengan sebuah identitas dari luar, yaitu khas Amerika.

GBKP menghayati dirinya mengambil bagian/ikut serta dalam mewujudkan Missio Dei

di dunia ini. Yesaya 6 : 8 yang menjadi motto dan semangat yang melandasi pelayanan GBKP

selama ini menunjukkan bahwa GBKP terus bertekad untuk setia pada panggilannya dalam

mewujudkan kerajaan Allah di bumi. Namun, penghayatan dan tekad ini tidak akan mengalami

pertumbuhan dan perkembangan jika GBKP tidak berusaha merumuskan misinya yang

kontekstual bagi masyarakat GBKP. Lima hal yang menjadi misi GBKP dalam program kerja

2005-2010 untuk mewujudkan visi GBKP, “Hidup Setia Kepada Tuhan” adalah meningkatkan

peribadatan; menghargai kemanusiaan; melakukan keadilan, kebenaran, kejujuran, dan kasih;

mewujudkan warga yang dapat dipercaya; serta meningkatkan perekonomian jemaat.

Misi yang telah dirumuskan oleh GBKP di atas merupakan misi yang sangat umum, yang

menurut penulis belum memperhitungkan konteks GBKP sebagai sebuah gereja suku yang

mengakar dalam kebudayaan Karo dan unsur-unsur lain yang kini mempengaruhinya. Melihat

realita dan konteks yang kini dihadapi GBKP, seperti yang telah dikemukakan penulis pada

Page 20: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

80

bagian sebelumnya, misi GBKP tersebut masih sangat kurang dan perlu untuk disempurnakan,

terutama dalam hal kontekstualisasi teologi misi.

Untuk mewujudkan kontekstualisasi teologi misi GBKP perlu meneliti dan mengkritisi

pengaruh ajaran dan misionaris Eropa pada zaman kolonial yang masih mengakar kuat dalam

kehidupan GBKP yang mungkin membuat relasi gereja dengan budaya dan lingkungan

sekitarnya menjadi terganggu dan kurang terbuka. Selain itu, pengaruh budaya yang masuk dan

digunakan dalam kehidupan bergereja juga perlu dikritisi. Sejak tahun 1966 musik dan gendang

Karo sudah diterima oleh GBKP, namun sampai saat ini di seluruh Indonesia tidak ada GBKP

yang menggunakan musik dan gendang Karo dalam kebaktian Minggu (bandk. Pemakaian

gamelan dalam ibadah GKJ). Adat rebu yang menjadi dasar pemisahan tempat duduk dalam

ibadah GBKP juga tampaknya perlu ditinjau ulang. Beberapa GBKP telah meninggalkannya

namun sebagian besar masih setia mengadopsi adat tersebut.

Harus diakui bahwa kontekstualisasi teologi, terutama teologi Misi di GBKP masih

sangat kurang. Kontekstualisasi teologi yang terkait dengan GBKP dan kebudayaan Karo masih

terbatas pada tataran akademis, khususnya mahasiswa teologi dan tidak berlanjut dalam

kehidupan gereja. Dalam realita globalisasi, postmodern (bahkan hipermodernisme), dan aliran

neo kharismatik sekarang ini kontekstualisasi teologi misi harus melibatkan warga jemaat

GBKP. Kontekstualisasi mengarah pada doing theology. Artinya, tidak sekedar dari kita kepada

konteks, namun juga melibatkan setiap elemen dalam konteks. Kebudayaan global coba untuk

diakomodasi, namun juga tidak mengabaikan kebudayaan lokal. Hal ini berarti kontektualisasi

adalah kontekstualisasi yang interkultural, membangun teologi misi bersama-sama dengan

Page 21: Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dan Konsep Teologi Misi … · 2014. 3. 27. · 61 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI

81

konteksnya setelah melalui proses panjang “saling mendengarkan”. Melalui hal ini diharapkan

dapat dihasilkan “people’s theology”.9

Kontekstualisasi teologi misi juga berarti mewujudkan jemaat missioner yang diharapkan

dapat melayani dengan professional demi mewujudkan Kerajaan Allah di bumi. Jemaat diberi

peran sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing. Gereja dan pemimpin jemaat

lebih berperan sebagai bidan yang menolong dan mengarahkan dengan intensif. Hal ini

mendorong masyarakat GBKP untuk lebih peka dan sadar serta dapat menunjukkan

keterlibatannya dalam penanggulangan masalah HIV AIDS, kerusakan alam, dan pendidikan.

Dengan demikian semua anggota GBKP turut serta dan terlibat dalam perwujudan misi Allah

dan menghindari tujuan utama misi dalam paradigma modern yang menekankan penambahan

anggota gereja, church growth berdasarkan keyakinan bahwa itu satu-satunya jalan bagi manusia

untuk diselamatkan.10

Dalam konteks kehidupan yang terus berkembang GBKP dituntut untuk menegaskan dan

merumuskan misinya yang kontekstual sebagai bagian dari perwujudan Missio Dei di bumi ini.

Untuk merumuskan misi tersebut GBKP perlu mempertimbangkan sejarah perkembangan misi

GBKP di masa lalu dan sekarang. Dalam mewujudkan misi yang kontekstual, GBKP perlu

melakukan kontekstualisasi teologi misi melalui kontektualisasi interkultural yang melibatkan

peran jemaat untuk ikut serta dalam perwujudan Missio Dei.

9 GEMA TEOLOGI, Jurnal Fakultas Theologia, 32 (2008) No. 1, 111.

10 GEMA TEOLOGI, Jurnal Fakultas Theologia, 31 (2007) No. 2, 49.