Konsep Ketuhanan Dalam Islam12444
-
Upload
wahyu-wijanarko -
Category
Documents
-
view
104 -
download
15
description
Transcript of Konsep Ketuhanan Dalam Islam12444
FILSAFAT KETUHANAN
DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK 1
DWI CHANDRA HANDOKO
SISWOYO
WAHYU WIJANARKO
Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
UNIMED
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAMA. Filsafat Ketuhanan Dalam Islam
Merupakan filsafat yang tertinggi karena menggali persoalan yang
pertama, utama, dan menjadi sebab dari segala yang ada.
1. Siapakah Tuhan Itu ?
Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN – ILAAHAINI –
AALIHATUN. Dalam Al-Qur’an kata tersebut dipakai untuk menyatakan
berbagai obyek yang diagungkan, dibesarkan atau dipentingkan oleh
manusia. (QS. 45:23, 28:38, dll.)
Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang
dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa sehingga
mereka merelakan dirinya untuk dikuasai oleh sesuatu tersebut.
Yang dipentingkan oleh manusia dapat juga diartikan dengan:
Yang dipuja / disembah
Yang dicintai / diagungkan
Yang diharap kebaikannya
Yang diharap pertolongannya
Yang ditakuti bahayanya, dll
Dengan demikian makna tuhan itu dapat berbentuk apa saja, asal ia
diperankan atau diposisikan sebagaimana di atas.
B. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
Pemikiran Barat
Teori Evolusionisme : Menyatakan bahwa penentuan tuhan itu terjadi melalui
proses kepercayaan yang amat sederhana, kemudian meningkat menjadi sempurna
(dikemukakan oleh Max Muller, EB Taylor, Robertson Smith, dll.)
Proses evolusi tersebut melewati beberapa proses/tahap : Animisme – Dinamisme
– Politeisme – Henoteisme – Monoteisme.
1. Animisme: kepercayaan kepada roh yang mendiami benda-benda
2. Dinamisme: percayaan kepada roh-roh nenek moyang
3. Politeisme: Kepercayaan atau pemujaan kepada lebih dari satu tuhan
4. Henoteisme: keyakinan kepada satu tuhan tanpa mengingkari adanya dewa lain
5. Monoteisme: ajaran agama yang mempunyai adanya satu tuhan .
Teori ini ditentang boleh Andrew lang yang menyatakan
bahwa dalam masyarakat primitif pun sudah dikenal monoteisme. Ia
menyatakan bahwa ide atau penentuan tentang tuhan itu tidak datang
secara evolusi, tetapi datang dengan relevansi atau wahyu.
Pemikiran Umat Islam
Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu
tauhid, ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin. Pada dasarnya semua
sepakat bahwa tuhan itu esa atau hanya satu yaitu ALLAH SWT.
Perbedaannya hanya terjadi dalam memandang masalah
tertentu yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan tuhan: seperti
masalah mukmin dan kafir, masalah baik dan buruk, masalah
keterpakasaan atau kekuasaan manusia, masalah status al qur’an, dll.
Beberapa aliran dalam teologis Islam antara lain:
Mu’tazilah: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa besar itu
tidak kafir dan tidak mukmin, Al-Qur’an adalah makhluk,
mengutamakan akal dalam memahami Islam
Qadariyah: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya kebebasan/
kekuasaan dalam berkehendak, apakah ia jadi kafir atau mukmin,
semua tergantung ia sendiri, sehingga ia harus
mempertanggungjawabkannya.
Jabbariyah: Manusia itu tidak punya kemerdekaan dan kekuasaan
apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah ditentukan atau
dipaksakan oleh Allah.
Asy’ariyah dan Maturidiyah: Memadukan pendapat Qadariyah dan
Jabbariyah
Tuhan menurut agama-agama wahyu
Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa tuhan yang
benar itu hanyalah satu (esa), namun dalam perkembangannya ada
yang melakukan penyimpangan-penyimpangan sehingga
menganggap adanya tuhan lain selain Allah
Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an antara lain: QS. Shaad: 4, 35, 65,
QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46, dll.
Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena tidak
beriman pada Nabi Muhammad, sehingga tergolong kafirin
Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi Muhammad juga
menganggap bahwa tuhan itu sebagai trinitas yaitu Allah, Yesus
Kristus, dan Roh Kudus. Jadi termasuk kafir nan musyrik.
C. Pembuktian wujud tuhan
Melalui pembuktian ilmiah:
• Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena
ilmiah itu tidak hanya harus bisa diamati dengan indera, atau
pengamatan mata, karena kenyataannya banyak hakikat
keberadaan itu yang tidak bisa diamati, seperti: gaya, energi,
setrum, dll.
• Juga dengan pendekatan fisika seperti Hukum Termodinamika II
yaitu hukum tentang keterbatasan energi. Alam itu mula-mula
panas kemudian mendingin, jadi alam itu tidak mungkin bersifat
azali, sebab kalau begitu berarti ia telah kehilangan energinya,
padahal energi alam masih sangat tinggi.
Melalui dalil keberadaan dan keteraturan alam
Baik alam yang makrokosmos maupun mikrokosmos, termasuk
di sini meliputi pendekatan astronomi (adanya ribuan sistem orbit
benda-benda angkasa yang sangat menakjubkan). Menurut Ibnu Rusyd
disebut sebagai dalil nidham/inayah wal ikhtira’ (keteraturan,
pemeliharaan dan penciptaan)
Dengan dalil-dalil naqli (Q.S. 4:82, 17:88)
Dengan dalil fitrah (Q.S. 7:172, 29:61)
Dalil akal / rasional (Q.S. 27:88, 41:53)
Dalil sejarah. (Q.S. 3:137, 7:176), dll.
Eذ EخH ات KنEم EتO Eي أ EرEفE اه� أ و� ه� ه� �ل�ه� عEلEى إ WهH الل WهH ضEلE وEأ
KهKعOم Eس عEلEى EمE ت EخEو b Oم ل Kى عEلEع EلEعEجEو KهK Oب وEقEلEفEال أ KهH الل KدOعE ب OنKم KيهKدOهE ي OنEمEف kةEاو EشKغ KهKرEصE ب
Eون WرH EذEك (٢٣ ) تAl-Jatsiyat
23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan
Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan
atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?
[1384] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah
mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan
kepadanya.
OمW Eك ل WتOمK عEل مEا OمEأل ال zهEا يE أ Eا ي WنOوEع OرKف EالEقEو
غ�ي�ر�ي �ل�ه إ �عEلEى م�ن WانEامEه Eا ي لKي OدKقOوE فEأ
KلEى إ WعK EطHل أ EعEل�ي ل ا kح OرEص لKي OلEعOاجEف Kالط�ين EينK EاذKب Oك ال EنKم Wهz ألظWن �ي Kن وEإ مWوسEى KهE Kل (٣٨)إ
38. Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman
untukku tanah liat[1124] kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia
Termasuk orang-orang pendusta".
[1124] Maksudnya: membuat batu bata.
KرO غEي KدO ن Kع OنKم EانE ك OوE وEل Eآن OرWقO ال Eون WرH EدEب Eت ي EفEال أا kيرK Eث ك Kالفkا ت Oاخ KيهKف EوEجEدWوا ل KهH (٨٢)الل
82. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
OنE أ عEلEى zنKجO وEال WسO اإلن KتEعEمE ت Oاج KنK Eئ ل OلWق OوE وEل KهK Oل KمKث ب EونW Oت Eأ ي ال Kآن OرWقO ال هEذEا KلO KمKث ب Wوا Oت Eأ ي
ا kيرKهEظ bضOعE Kب ل OمWهWضOعE ب EانE (٨٨)ك
88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
OمWهE Hت ي ذWر� OمKهKورWهWظ OنKم EمEآد Kي Eن ب OنKم Eكz ب Eر EذEخE أ OذK وEإEلEى ب Wوا قEال OمW �ك ب EرK ب WتOسEلE أ OمKه KسWفO Eن أ عEلEى OمWهEدEه OشE وEأ EينK غEافKل هEذEا OنEع Hا Wن ك Hا Kن إ KةEامE OقKي ال EمOوE ي Wوا EقWول ت OنE أ Eا هKدOن Eش
(١٧٢)
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Eض OاألرEو KاتEاوEم Hالس EقEلEخ OنEم OمWهE Oت لE أ Eس OنK Eئ وEل
EنHى فEأ WهH الل HنW EقWول Eي ل EرEمEقO وEال EسOم Hالش EرHخ EسEو EونW WؤOفEك (٦١)ي
61. Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
zرWمE ت EيKهEو kةEدKامEج WهEا ب EسOحE ت EالE ب KجO ال ى EرE وEت HلW ك EنEقO Eت أ HذKي ال KهH الل EعO صWن KابEح Hالس HرEم
EونW EفOعEل ت KمEا ب Kير ب Eخ WهH Kن إ bءOي E(٨٨)ش
88. Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
OمKه KسWفO Eن أ وEفKي KاقEاآلف فKي Eا Kن Eات آي OمKيهKرW ن Eس Eك� ب EرK ب KفO Eك ي OمE وEل
E أ zقEحO ال WهH نE أ OمWهE ل EنH Eي Eب Eت ي Hى ت Eح
هKيد Eش bءOي Eش Wل� ك عEلEى WهH نE (٥٣)أ
53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
يKف وا Wير KسEف Eن ن Wس OمW Kك Oل قEب OنKم OتEلEخ قEد WةE عEاقKب EانE ك EفO Eي ك OظWروا فEان KضOاألر
EينK Eذ�ب OمWك )١٣٧O)ال
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230]; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
[230] Yang dimaksud dengan sunnah Allah di sini ialah hukuman-hukuman Allah yang berupa malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan rasul.
ىEلK إ EدE ل OخE أ WهH Kن Eك وEل KهEا ب WاهE فEعOن EرE ل Eا Oن ئ Kش OوE وEل OنK إ KبOلE Oك ال KلE EمEث ك WهW Eل فEمEث WاهEوEه EعE Hب وEات KضOاألر WلE مEث EكK ذEل OثEهO Eل ي WهO ك WرO Eت ت Oو
E أ OثEهO Eل ي KهO Eي عEل OلKمOحE ت KصWصOاقEف Eا Kن Eات Kآي ب Wوا EذHب ك EينKذH ال K OقEوOم ال
Eون WرH EفEك Eت ي OمWهH EعEل ل EصEصEقO (١٧٦)ال
176. Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.