Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah
-
Upload
lidalida-orihara-nyan -
Category
Documents
-
view
288 -
download
2
Transcript of Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah
![Page 1: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/1.jpg)
October 15, 2011
BAB II
KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
A. Manajemen Sekolah
Istilah manajemen terdiri dari tiga pandangan yaitu:
1. Mengartikan administrasi lebih luas daripada manajemen (manajemen merupakan
inti dari administrasi)
2. Melihat manajemen lebih luas daripada administrasi
3. Pandangan yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi.
Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen memiliki dan mempunyai fungsi
yang sama. Oleh karena itu perbedaan kedua istilah tersebut tidak konsisiten dan tidak
signifikan. Gaffer (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti
sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sisitemik, dan komprehensif dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang berkenan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari
proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan
pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efisien dan efektif. Konsep tersebut berlaku di
sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Dalam kerangka inilah
tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang memberikan
kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran ,
merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur serta
memimpin sumber-sumber daya insan serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah. Manajemen berbasis sekolah juga perlu
disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik, guru-guru serta kebutuhan
masyarakat setempat. Untuk itu perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen yaitu;
1. Perencanaan
Merupakan proses yang sistematis dalam peengambilan keputusan tentang tindakan
yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Perencanaan juga merupakan
kumpulan kebijakan yang secara sistematik di susun dan dirumuskan berdasarkan data
yang dapat dipertanggung jawabkan serta dapat digunakan sebagai pedoman kerja.
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5
![Page 2: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/2.jpg)
October 15, 2011
Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki 2 fungsi utama. Pertama,
perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan
rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau
lembaga dengan pertimbangan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber
yang dapat disediakan. Kedua, perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan
atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Merupakan kagiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
3. Pengawasan
Dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan
berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan
meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan.
Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen,
perlu dilihat secara komprehensif, terpadu dan tidak terbatas pada hal-hal tertentu.
4. Pembinaan
Merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi
agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat
terencana secara efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Hasil penelitian Balitbang dikbud (1991) menunjukkan bahwa manajemen
sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dalam
manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan yaitu sistem sentralisasi dan
sistem desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi, segala sesuatu yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat. Sementara dalam
sistem desentralisasi wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah.
Hal ini juga berlaku dalam manajemen pendidikan di Indonesia, sebagaimana dijelaskan
dalam penjelasan UUSPN 1989 bahwa pendidikan nasional diatur secara tepusat
(sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara
tidak terpusat (desentralisasi).
Ada 4 hal yang harus dipersiapkan demi terwujudnya desentralisasi;
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5
![Page 3: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/3.jpg)
October 15, 2011
1. Pengaturan perundang- undangan yang mengatur desentralisasi pendidikan dari
tingkat daerah, provinsi, sampai tingkat kelembagaan.
2. Pembinaan kemampuan daerah.
3. Pembentukan perencanaan unit yang bertanggung jawab untuk menyusun
perencanaan pendidikan.
4. Perangkat sosial, berupa kesiapan masyarakat setempat untuk menerima dan
membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan desentralisasi tersebut.
MBS memerlukan upaya-upaya penyatupaduan atau penyelarasan sehingga
pelaksanaan pengaturan berbagai komponen sekolah tidak tumpang tindih, berbenturan,
saling lempar tugas dan tanggung jawab. Dengan begitu tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
B. Manajemen Berbasis Sekolah
Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school based
management”. Pada sistem MBS sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan,
menentukan prioritas, mengendalikan dan mempertanggung jawabkan pemberdayaan
sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. MBS merupakan salah satu
wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan
pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Kewenangan yang
bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektifitas
tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut:
1. Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta
didik, orang tua dan guru.
2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumberdaya lokal
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar,
tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah
4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru,
manajemen sekolah, rancang ulang sekolah dan perubahan perencanaan (Fattah,
2000).
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5
![Page 4: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/4.jpg)
October 15, 2011
1. Tujuan MBS
MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat
bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN.
MBS, yang ditandai dengan otonomi sekolah dan perlibatan masyarakat merupakan
respon pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dimasyarakat, bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.
2. Manfaat MBS
Memberikan keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan
masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah dalam
peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah.
3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
a. Kewajiban sekolah
Oleh karena itu, pelaksanaanya perlu disertai seperangkat kewajiban, serta monitoring
dan tuntutan pertanggung jawaban (akuntabel) yang relatif tinggi untuk menjamin
bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai kewajiban melaksanakan
kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan masyarakat sekolah.
b. Kebijakan dan prioritas pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak merumuskan
kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama yang berkaitan dengan
program peningkatan melek huruf dan angka (literacy and numeracy), efisiensi, mutu,
dan pemerataan pendidikan.
c. Peranan orang tua dan masyarakat
MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkuaitas untuk
membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas
daerah setempat serta mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang
tumpang tindih.
d. Peranan profesionalisme dan manajerial
Untuk kepentingan tersebut kepala sekolah harus :
1. Memilki kemampuan untuk berkolaburasi dengan guru dan masyarakat sekitar
sekolah
2. Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan
pengajaran
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5
![Page 5: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/5.jpg)
October 15, 2011
3. Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi sekarang
berdasarkan apa yang seharusnya serta mampu memperkirakan kejadian dimasa
depan berdasarkan situasi sekarang
4. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang
berkaitan dengan efektifitas pendidikan di sekolah
5. Mampu memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan sebagai
peluang, serta mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan.
6. Pengembangan profesi
Agar sekolah dapat mengambil manfaat yang ditawarkan MBS, perlu
dikembangkan adanya pusat pengembangan profesi, yang berfungsi sebagai
penyedia jasa pelatihan bagi tenaga kependidikan untuk MBS.
4. Karakteristik manajemen berbasis sekolah
Karakteristik MBS bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat
mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan SDM,
dan pengelolaan sumber daya dan administrasi.
C. MBS Sebagai Proses Pemberdayaan
Pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat
dalam perekonomiannya, hak-haknya dan memiliki posisi yang seimbang dengan kaum lain
yang selama ini telah lebih mapan kehidupannya. Melalui pemberdayaan, kaum idealis atau
pejuang demokratis, keadilan dan HAM menginginkan adanya tata kehidupan yang lebih
adil, demokratis, serta tegaknya kebenaran dan keadilan.
Kindervatter (1979) memberikan batasan pemberdayaan sebagai peningkatan pemahaman
manusia untuk meningkatkan kedudukannya dimasyarakat. Peningkatan kedudukan itu
meliputi kondisi-kondisi sbb;
1. Akses, memiliki peluang yang cukup besar untuk mendapatkan sumber-sumber
daya dan sumber dana
2. Daya pengungkit, meningkat dalam hal daya tawar kolektifnya
3. Pilihan-pilihan, mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilihan
4. Status, meningkatnya citra diri, kepuasan diri, dan memiliki perasaan yang positif
atas identitas budayanya
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5
![Page 6: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/6.jpg)
October 15, 2011
5. Kemampuan refleksi kritis, menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi
keunggulannya atas berbagai peluang pilihan-pilihan dalam pemecahan masalah
6. Legitimasi, ada pertimbangan ahli yang menjadi justifikasi atau yang
membenarkan terhadap alasan-alasan rasional atas kebutuhan-kebutuhan
masyarakat
7. Disiplin, menetapkan sendiri standar mutu untuk pekerjaan yang dilakukan untuk
orang lain
8. Persepsi kreatif, sebuah pandangan yang lebih positif dan inovatif terhadap
hubungan dirinya dengan lingkungannya.
Kondisi-kondisi tersebut dapat dipandang sebagai hasil dari pemberdayaan. Dengan
perkataan lain, pembedayaan dikatakan berhasil jika pada diri khalayak sasaran dapat diamati
atau dapat menunjukkan keadaan permukaan (indikator) sebagaimana tersebut diatas. Ada
beberapa langkah pemberdayaan dalam kaitannya dengan MBS yaitu;
1. Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana program
pemberdayaan
2. Mengidentifikasi dan membangun kelompok peserta didik disekolah
3. Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat secara langsung
dalam implementasi MBS
4. Membentuk dewan sekolah, yang terdiri dari unsur sekolah, unsur masyarakat
dibawah pengawasan pemerintah daerah.
5. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan para anggota dewan sekolah
6. Mendukung aktifitas kelompok yang tengah berjalan
7. Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat
8. Menyelenggarakan lokakarya untuk evaluasi
Untuk memahami dan menerapkan MBS sebagai proses pemberdayaan terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, seperti dijelaskan berikut ini;
1. Pemberdayaan berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan masyarakat
untuk memegang kontrol (atas diri dan lingkungannya); dari konsepsi itu perlu
dilakukan upaya yang memperhatikan prinsip-prinsip:
a. Melakukan pembangunan yang bersifat lokal,
b. Mengutamakan dan merupakan aksi sosial,
c. Menggunakan pendekatan organisasi kemasyarakatan setempat
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5
![Page 7: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/7.jpg)
October 15, 2011
2. Adanya kesamaan dan kesepadanan kedudukan dalam hubungan kerja, dari
konsepsi itu perlu dilakukan upaya yang memperhatikan prinsip-prinsip :
a. Manajemen yang swakelola oleh para guru dan kepala sekolah,
b. Kepemilikan oleh masyarakat (tumbuhnya rasa memiliki pada masyarakat
terhadap program sekolah),
c. Pemantauan langsung oleh pemerintah daerah,
d. Tumbuhnya rasa kebersamaan (collectives),
e. Bekerja secara kolaborasi antara berbagai pihak yang berkepentingan dengan
sekolah, baik dari pihak sekolah, masyarakat, pemerintah, lembaga swasta,
maupun pihak-pihak lain.
f. Menggunakan pendekatan partisipatif, dari konsepsi tersebut beberapa prinsip
yang perlu diaktualisasikan adalah
a. Merumuskan tujuan bersama, antara sekolah dan masyarakat
b. Menyikapi proses peluncuran program mbs sebagai proses dialog
c. Melakukan pembangunan sendiri.
g. Pendidikan untuk keadilan, dari konsepsi tersebut beberapa prinsip perlu
diimplementasikan adalah.
a. Mengembangkan kesedaran kritis
b. Menggunakan metode diskusi dalam kelompok kecil
c. Menggunakan stimulus berupa masalah-masalah
d. Menggunakan sarana seperti permainan sebagai alat untuk membantu
masyarakat melihat kembali dan membuat refleksi tentang reaitas yang
dihadapi.
e. Memusatkan perhatian pada pengembangan sistem sosial daripada
individu-individu
f. Mengutamakan penyelesaian konflik secara menang-menang (win-win
solution)
g. Menjalin hubungan antar manusia yang bersifat non-hierarkis, termasuk
melalui dialog dan pembagian kepemimpinan.
h. Menggunakan fasilitator yang komit terhadap pembebasan.
Empat hal yang merupakan ciri proses pemberdayan yaitu: community organization,
self management and collaboration, participatory approaches dan education and justice.
Ciri inilah yang merupakan tahapan dasar dalam MBS. Berikut rincian ungkapan
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5
![Page 8: Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/557202724979599169a386fe/html5/thumbnails/8.jpg)
October 15, 2011
karakteristik pemberdayaan Kindervatter (1979) yang disebutnya dalam bahasa orang awam
(commonalities).
1. Penyusunan kelompok kecil, pemberdayaan menekankan aktifitas pada kelompok
kecil yang mandiri.
2. Pengalihan tanggung jawab, dalan MBS terjadi pengalihan dari pemerintah
kepada sekolah untuk memberdayakan diri dari lingkungannya.
3. Pimpinan oleh para partisipan, kepemimpinan dan pemimpin akan muncul secara
alamiah atau dipilih oleh masyarakat sendiri.
4. Guru sebagai fasilitator, merupakan pembimbing proses, orang sumber, orang
yang menunjukkan dan mengenalkan pada peserta didik tentang masalah yang
dihadapi.
5. Proses bersifat demokratis dan hubungan kerja yang luwes, segala sesuatu dalam
MBS dirundingkan bersama dalam kedudukan yang sederajat dan diputuskan
melalui pemungutan suara atau musyawarah.
6. Merupakan integrasi antara refleksi dan aksi, analisis terhadap aksi dan reaksi
secara bersama mendorong kearah perubahan yang melibatkan setiap orang pada
berbagai resiko pemecahan masalah, perencanaan, pengembangan keterampilan,
dan pertentangan
7. Metode yang mendorong kepercayaan diri, metode yang digunakan bersifat
meningkatkan keterlibatan aktif, dialog dan aktifitas kelompok secara mandiri.
8. Meningkatkan derajat kemandirian sosial, ekonomi dan politik, sebagai hasil
proses pemberdayaan kedudukan partisipan dalam masyarakat meningkat dalam
hal-hal khusus tertentu.
Sumber:
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ]By : kelompok 5