Konsep Bimbingan Dan Konseling

31
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan Secara garis besar kegiatan bimbingan dilakukan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk membantu individu agar mangetahui, memahami dan mengenal dirinya, Untuk memperoleh gambaran yang jelas akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan. Menurut Dunsmoor dan Miller seperti dikutip oleh Priyanto Erman Amti : Bimbingan adalah membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan dan pribadi mereka miliki atau dapat mereka kembangkan sebagai seuatu bantuan yang sistematik, melalui siswa dibantu untuk memperoleh penyelesaian yang baik terhadap sekolah dan kehidupan. 1 Menurut Thohirin bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu, agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan berdasarkan norma- norma yang berlaku. 2 Rahman Natawidjaja seperti dikutip Yahya Jaya menyatakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan 1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan Konseling, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004, h. 25, 2 Thohirin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) Cet.1 h. 20, 12

description

prinsip mendasar dalam bimbingan dan konseling

Transcript of Konsep Bimbingan Dan Konseling

Page 1: Konsep Bimbingan Dan Konseling

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Secara garis besar kegiatan bimbingan dilakukan untuk mencapai tujuan,

yaitu untuk membantu individu agar mangetahui, memahami dan mengenal

dirinya, Untuk memperoleh gambaran yang jelas akan diuraikan beberapa

definisi tentang bimbingan. Menurut Dunsmoor dan Miller seperti dikutip oleh

Priyanto Erman Amti :

Bimbingan adalah membantu individu untuk memahami dan

menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan

dan pribadi mereka miliki atau dapat mereka kembangkan sebagai seuatu

bantuan yang sistematik, melalui siswa dibantu untuk memperoleh

penyelesaian yang baik terhadap sekolah dan kehidupan.1

Menurut Thohirin bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu, agar individu yang dibimbing mencapai

kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan

pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan berdasarkan norma-

norma yang berlaku.2

Rahman Natawidjaja seperti dikutip Yahya Jaya menyatakan bimbingan

adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga

ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan

1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan Konseling, Jakarta, PT. Rineka

Cipta, 2004, h. 25, 2 Thohirin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)

Cet.1 h. 20,

12

Page 2: Konsep Bimbingan Dan Konseling

13

dan keadaan keluarga serta masyarakat.3 Seperti firman Allah dalam surat An

Nahl ayat 125 yang berbunyi :

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk”.4 (Qs. An Nahl : 125)

Apabila kita kaitkan maksud dari bimbingan dengan ayat Al qur’an di

atas maka, ucapan merupakan salah satu cara dalam mengajarkan dan

memberikan nasihat kepada seseorang, agar manusia dapat membedakan mana

yang baik dan yang buruk sehingga manusia tidak tersesat dan melakukan

kesalahan yang fatal yang dapat merugikan mereka. Ucapan yang dimaksudkan

adalah berupa bimbingan yang diberikan konselor kepada kliennya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses

yang berkesinambungan, bimbingan diberikan kepada siswa secara terencana

dan terus menerus, terarah pada satu tujuan tertentu sehingga orang yang

dibimbing dapat mencapai perkembangan mampu memahami dirinya dan

lingkungannya. Bimbingan yang diberikan bukanlah secara kebetulan, sewaktu-

waktu dan tidak di sengaja tetapi terorganisir dan terencana untuk membantu

3 Yahya Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Jakarta: Angkasa Raya, 2009), h, 49, 4 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Media,

2005),h, 281,

Page 3: Konsep Bimbingan Dan Konseling

14

siswa. Bimbingan yang dilakukan bisa secara individual maupun kelompok.

Pemecahan masalah dilakukan oleh kekuatan klien itu sendiri dengan

memaksimalkan kemampuan klien untuk dapat mengatasi masalah-masalahnya

sendiri dan pada akhirnya mencapai kemandirian.

Bimbingan dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dengan interaksi,

nasehat ataupun gagasan yang berasal dari klien itu sendiri maupun konselor,

dalam interaksi yang terjadi antara klien dan konselor dapat dipetik keuntungan

yang dapat berguna bagi klien. Masih banyak lagi definisi bimbingan lainnya

namun pada dasarnya adalah sama yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk

memberikan bantuan kepada siswa untuk membantu mengatasi masalah-masalah

yang dihadapi agar siswa tersebut dapat menyelesaikan masalahnya sendiri

melalui bantuan orang yang ahli dan dapat mencapai perkembangan diri secara

optimal.

2. Metode Bimbingan

Pada umumnya metode bimbingan yang digunakan itu mengambil dua

pendekatan yaitu pendekatan secara kelompok dan pendekatan secara individual.

Pendekatan secara kelompok disebut bimbingan kelompok (grup guidance)

sedangkan individual disebut individual konseling.5

a) Bimbingan kelompok

Teknik ini digunakan dalam membantu murid atau kelompok murid

memecahkan masalahnya melalui kegiatan kelompok, masalah yang dihadapi

5Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1983) h.158,

Page 4: Konsep Bimbingan Dan Konseling

15

mungkin bersifat kelompok yaitu dirasakan bersama oleh kelompok atau

bersifat individual yaitu dirasakan oleh individu sebagai anggota kelompok.

Dengan peljaran bimbingan di harapkan bukan hanya sekedar mendapat

pengetahuan, melainkan mengusahakan perubahan denan sikap mereka

dengan cara bergaul. Metode yang diterapkan di kelas bukan melulu hanya

bersifat, nasehat, wejangan atau ceramah tetapi melibatkan murid dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya.

1) Karyawisata

Dengan karyawisata murid dapat mengenal secara langsung dari dekat

situasi atau objek-objek yang menarik perhatiannya, dalam hubunganya

dengan pelajaran di sekolah. Dengan karyawisata murid-murid mendapat

kesempatan untuk memperoleh penyesuian dalam kehidupan berkelompok,

berorganisasi, kerjasama, tanggung jawab.

2) Diskusi Kelompok

Murid-murid yang tergabung dalam kelompok-kelompok kecil itu

mendiskusikan bersama berbagai permasalahan di termasuk di dalamnya

masalah belajar. Masalah-masalah yang mungkin dapat didiskusikan dalam

diskusi kelompok misalnya: masalah pergaulan dengan orang tua,

kesukaran dalam belajar, masalah pengisian waktu luang, masalah

hubungan dengan pesabatan, masalah menyelesaikan pekerjan rumah,

masalah-masalah OSIS dan lain-lain.6

3) Home room

6 Ibid,

Page 5: Konsep Bimbingan Dan Konseling

16

Home room merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam ruangan

kelas guna kegiatan bimbingan belajar dalam usaha untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam terhadap murid-murid.

4) Sosiodrama

Sosiodarma adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan

kesempatan kepada murid-murid untuk memdramatisasikan sikap, tingkah

laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan

sosial sehari-hari dimasyarakat. Maka sosiodrama itu dipergunakandalam

memecahkan masalah-masalah sosial yang mengganggu belajar dengan

kegiatan sosial.

5) Ceramah dari nara sumber

Dalam memberikan informasi tentang kegiatan belajar, dapat pula

dilakukan dengan mendatangkan orang-orang tertentu disekolah utuk

memberikan ceramah. Cara ini lebih efesien karena mudah dilaksanakan,

dan murid-murid memperoleh informasi sebanyak mungkin dalam waktu

yang tidak terlalu lama.7

b) Konseling Individual (Individual Counseling)

Konseling merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara

individu dan secara langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian

bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship

(hubungan empat mata) yang dilaksanakan dengan wawancara antara

7 Ibid,

Page 6: Konsep Bimbingan Dan Konseling

17

konselor dengan klien. Masalah yang dipecahkan melalui teknikini ialah

masalah-masalah yang bersifat pribadi.

Dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan

empati. Simpati artinya menujukan adanya sikap turut merasakan apa yang

dirasakan oleh kasus, sedangkan empati artinya berusaha menempatan diri

dalam situasi klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya.

Dengan sikap ini klien akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya

kepada konselor. Umumnya ada 3 teknik khusus dalam konseling individu

yaitu 8:

1) Directive counseling.

Teknik konseling dimana yang paling berperan adalah konselor. Jadi dalam

hal ini konselor lebih banyak mengambil inisiatif dalam proses konseling

sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor.

2) Non-direcitive counseling.

Dalam proses konseling ini aktivitas banyak diletakkan dipundak klien itu

sendiri, dalam pemecahan masalah maka klien itu sendiri didorong oleh

konselor untuk mencari pemecahan masalahnya.

3) Eclective counseling, merupakan penggabungan dari unsur-unsur dari

kedua tehnik diatas.9

Berdasarkan ketiga uraian mengenai teknik di atas agar proses

konseling berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka teknik-teknik

atau pendekatan yang terbaik digunakan dalam proses konseling haruslah

8 Yahya Jaya, Op Cit, h, 76, 9 Ibid, h, 78,

Page 7: Konsep Bimbingan Dan Konseling

18

disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kondisi siswa atau klien, jenis

masalah yang dihadapi, waktu yang tersedia untuk konseling atau wawancara

dengan kepribadian dan keterampilan yang dimiliki oleh pembimbing

Seorang konselor atau guru pembimbing akan berhasil menjalankan tugasnya

tidak hanya berpegang pada satu pendekatan atau teknik, tetapi menggunakan

bermacam-macam pendekatan atau teknik sesuai dengan sifat masalah klien

dan situasi konseling.

3. Pengertian Konseling

W.S Winkel menyatakan pengertian konseling :

“Counseling” (konseling dalam bahasa indonesia) dikaitkan dengan kata

counsel yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to obtain counsel);

anjuran (to give counsel) ; pembicaraan (to take counsel), dengan

demikian konseling akan diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian

anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran”.10

Prayitno dan Erman Amti berpendapat bahwa konseling adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara oleh seorang ahli

(konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang

bermuara kepada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.11

Menurut Thohirin konseling bisa berarti kontak atau hubungan timbal

balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani suatu masalah

klien, yang didukung oleh keahlian dalam suasana yang laras dan teritegrasi,

berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.

Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien dalam memecahkan

masalah-masalah kehidupan dengan wawancara yang dilakukan secara tatap

10 W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Widiasarana

Indonesia,1999), Cet.I, h. 67, 11 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 106,

Page 8: Konsep Bimbingan Dan Konseling

19

muka “face to face” atau dengan cara-cara sesuai dengan keadaan klien yang

dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan suatu

bentuk pelayanan dalam bimbingan yang dilakukan secara tatap muka “face to

face“ antara konselor dengan klien yaitu dengan tujuan agar klien mampu

memperoleh pemahaman dalam dirinya dan mampu mengatasi masalah-masalah

yang sedang dihadapinya. Proses yang terjadi dalam konseling adalah usaha

menghidupkan dan mendayagunakan kekeuatan-kekuatan yang minimal dan

potensial yang ada pada diri klien jika kekuatan itu berjalan dengan baik dapat

diharapkan hidup klien akan kembali berjalan dengan wajar mengarah ada tujuan

yang positif.

Tekhnik-tekhnik yang digunakan dalam konseling adalah dengan

wawancara yang sedemikian rupa dengan menciptakan hubungan yang akrab

antara konselor dan klien sehingga masalah yang dihadapi dapat terjelajahi dari

berbagai segi dan klien terangasang untuk mengatasi masalah yang sedang

dihadapi dengan menggunakan kekuatannya sendiri.

4. Konsep Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta

didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan

berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan

12 Thohirin, Op Cit, h, 25,

Page 9: Konsep Bimbingan Dan Konseling

20

sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan

dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.13

Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.14

Sedangkan tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling

adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan

perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.15 Layanan

bimbingan dan konseling diberikan oleh guru pembimbing/ guru bimbingan

dan konseling (BK). Guru pembimbing memiliki tugas, tanggung jawab, dan

wewenang dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap

siswa di sekolah. Tugas guru pembimbing terkait dengan pengembangan diri

siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian

yang dimiliki siswa. Dengan pemberian layanan bimbingan yang tepat dan

kontinyu diharapkan siswa mampu memahami kelebihan dan kekurangannya,

mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi, bakat, dan minat yang dimiliki.

13 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h. 25 14 Undang-Undang Republik Indonesia, 2003, No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional, Bandung: Citra Umbara, p. 12, 15 Andi Mappiare, AT, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, (Malang: PT. Raja Grafindo

Persada, 2010), 53,

Page 10: Konsep Bimbingan Dan Konseling

21

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling tersusun dalam program

layanan bimbingan dan konseling. Program layanan bimbingan dan konseling

memuat berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung layanan bimbingan

dan konseling, serta mencakup empat bidang layanan bimbingan dan

konseling yaitu bidang belajar/akademik, pribadi, sosial dan karir. Kegiatan

utama siswa di sekolah adalah belajar.

5. Jenis Bimbingan dan Konseling

Jenis- jenis bimbingan dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)

Dalam hal ini bantuan yang dapat diberikan kepada anak dalam

bimbingan pendidikan berupa informasi pendidikan, cara belajar yang

efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar,

mengambangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam

pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalm belajar dan

mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.

b. Bimbingan Pekerjaan

Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, yang

dimulai oleh Frank Parson pada tahun 1908 di Boston, Amerika Serikat.

Departemen tenaga kerja di negara ini telah memplopori bimbingan

pekerjaan bagi kaum muda agar mereka memiliki bekal untuk terjun ke

masyarakat. Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa

di sekolah lanjutan tingkat pertama dan atas menerima bimbingan karir.

Konsep Parson sangat sederhana, yaitu sekedar membandingkan dan

Page 11: Konsep Bimbingan Dan Konseling

22

mengkombinasikan antara hasil analisis individual dan hasil analisis dunia

kerja.16

c. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa

untuk membangun hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang

diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral/agama dan sosial dalam

diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta

membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya.

Ketepatan bimbingan ini lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu

membantu para siswa sebagai diri untuk belajar mengenal dirinya, belajar

menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses

penyesuaian yang produktif terhadap lingkunganya. Ada beberapa layanan di

dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut17 :

1) Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan

peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah

dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan

memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu,

sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap

awal semester.

2) Layanan Informasi;

16 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan belajar khusus,

(Yogyakarta, 2008, Nuha Litera, 2008), 93, 17 Bimbingan dan Konseling, http://bimbingan konseling-siswa/ok.com,297708, html, diambil

pada tanggal 19 Februari 2015,

Page 12: Konsep Bimbingan Dan Konseling

23

Layanan informasi merupakan layanan yang memungkinan peserta

didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi

belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan

informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil

keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,

belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang

memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan

pemahaman.

3) Layanan Pembelajaran

Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan

peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik

dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok

dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan

dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan

pembelajaran berfungsi untuk pengembangan diri siswa.18

4) Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan Penempatan dan Penyaluran merupakan layanan yang

memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran

di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program

latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar

peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap

18 Mulyadi, Op Cit, h. 43,

Page 13: Konsep Bimbingan Dan Konseling

24

potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk

pengembangan. 19

5) Layanan Konseling Perorangan/Individual

Layanan ini merupakan layanan yang memungkinan peserta didik

mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk

mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.

Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat

mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling

Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan

yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata) yang

dilaksanakan dengan wawancara antara konselor dengan klien. Masalah

yang dipecahkan melalui teknik ini ialah masalah-masalah yang bersifat

pribadi. Dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan

empati. Simpati artinya menujukan adanya sikap turut merasakan apa yang

dirasakan oleh kasus, sedangkan empati artinya berusaha menempatan diri

dalam situasi klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya.

Dengan sikap ini klien akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya

kepada konselor.

6. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Bimbingan Kelompok merupakan layanan yang

memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui

dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok

19 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 56,

Page 14: Konsep Bimbingan Dan Konseling

25

bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan

pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan

atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan

agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan

(topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan

kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan

tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok

berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.

7. Layanan Konseling Kelompok;

Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang

memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok)

memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan

permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar

peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan

pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan

Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.20

6. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah menurut Myers seperti

dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti tujuan Bimbingan dan Konseling adalah

membantu pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri

20 Andi Mappiare, Op Cit, h. 74,

Page 15: Konsep Bimbingan Dan Konseling

26

individu merupakan tujuan dari semua upaya bimbingan dan konseling.21 W.S

Winkel menyatakan bahwa:

Tujuan pelayanan bimbingan adalah supaya sesama manusia mampu

mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya seoptimal

mungkin memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya

sendiri menggunakaan kebebasan sebagai manusia secara dewasa

dengan pedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang

baik padanya dan menyelesaikan tugas yang dihadapinya dalam

kehidupan ini secara memuaskan.22

Menurut Tohirin tujuan bimbingan dan konseling adalah :

Agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang

dibimbing, dengan kata lain individu dapat mengembangkan dirinya

secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya agar individu

dapat berkembang sesuai lingkungannya.23

Dari definisi di atas dapat disimpulkan tujuan program Bimbingan dan

Konseling untuk membantu para siswa agar dapat mengembangkan diri secara

optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan perkembangan

lingkungannya. Dengan adanya tujuan bimbingan dan konseling diharapkan

dapat membantu tercapaiya tujuan pendidikan dan pengajaran serta membantu

individu-individu untuk mencapai kesejahteraan dan perkembangannya secara

optimal sesuai dengan keadaan dan lingkungannya.

Selain tujuan di atas bimbingan konseling mempunyai beberapa

tujuan menurut Cristiani dalam Thohirin sebagai berikut :

21 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 113, 22 W.S Winkel, Op Cit, h. 97,

23 Thohirin, Op Cit, h, 35,

Page 16: Konsep Bimbingan Dan Konseling

27

a. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku : tujuan bidang konseling

ini membawa klien hidup lebih produktif dan menikmati kepuasan hidup

sesuai dengan pembatasan yang ada dalam masyarakat.

b. Meningkatkan keterampilan untuk menghadapi sesuatu : seorang konselor

meningkatkan keterampilan untuk menghadapi sesuatu baik membantu

rang belajar untuk memenuhi tuntutan baru.

c. Meningkatkan kemampuan dan menentukan keputusan : dalam batasan

tertentu, konseling diarahkan agar seseorang bisa membantu sesuatu

keputusan pada saat penting dan benar-benar dibutuhkan, serta bertujuan

membantu klien memperoleh informasi dan kejelasan diluar pengaruh

emosi dan ciri kepribadian yang bisa mengganggu pengambilan

keputusan.24

d. Meningkatkan dalam hubungan antara perorangan : konseling bertujuan

untuk meningkatkan kualitas kehidupan seseorang sehingga pandangan

dan penilaian terhadap diri sendiri bisa lebih Obyektif serta meningkatkan

keterampilan dalam penyesuaian diri agar lebih efektif.

e. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien : mengenai

tujuan konseling tersebut sangat dipengaruhi oleh latar belakang teori dan

teknik yang dipakai oleh konselor.25

Namun ada kesamaan dalam tujuan konseling yakni : (a).

Mengetahui apa yang harus dan akan dilakukan dalam berbagai bidang

24 Ibid, 25 Prayitno dan Erman Amti, Loc Cit,

Page 17: Konsep Bimbingan Dan Konseling

28

kehidupan, (b). Merasa lebih baik, jauh dari ketegangan dan tekanan terus

menerus karena ada persoalan, (c). Berfungsi maksimal sesuai dengan potensi

yang dimiliki, (d). mencapai sesuatu yang lebih baik karena bersikap positif

dan optimis, (e). Bisa hidup lebih efektif sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki dan menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan.

7. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-

kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan konseling yakni

ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam penyelenggaraan pelayanan

proses pelayanan mengarah pada tujuan yang diharapkan. Asas-asas yang

dimaksud adalah sebagai berikut :26

a. Asas kerahasiaan

Secara khusus layanan bimbingan adalah melayani individu yang

bermasalah. asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya

bimbingan dan penyuluhan, jika asas ini benar-benar dijelaskan maka para

penyelengara BP atau BK di sekolah akan mendapatkan kepercayaan dari

iswa dan akan dipergunakan oleh siswa dengan baik.

b. Asas Kesukarelaan

Terkait dengan asas diatas tentang kerahasiaan yang memang benar-benar

telah tertanam pada diri terbimbing atau klien, sangat dapat diharapkan

bahwa mereka yang mengalami masalah akan adanya suka rela membawa

26 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Pustaka

Setia), h, 12,

Page 18: Konsep Bimbingan Dan Konseling

29

masalahnya itu kepada pembimbing untuk minta bimbingan. Dalam hal ini

pembimbing berkewajiban mengembangkan sikap sukarela pada diri klien

sehingga klien itu mampu menghilangkan rasa keterpaksaanya datang

kepada pembimbing, kesukarelaan tidak hanya dituntut pada diri

terbimbing saja tetapi hendaknya berkembang pada diri pembimbing.27

c. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan diatas merupakan bimbingan dan penyuluhan yang

efesien hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan, baik yang

dibimbing maupun si pembimbing harus bersikap terbuka. keterbukaan ini

bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi, dalam hal ini lebih penting

masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri untuk

penyuluhan.

d. Asas Keinginan

Masalah yang langsung ditanggulangi upaya BK atau BP ialah masalah-

masalah yang sedang dirasakan kini (sekarang) bukan masalah yang

lampau (dulu), dan juga bukan masalah yang akan dialami dimasa

mendatang, serta dalam usaha yang bersift pencegahan pun, pada dasarnya

pertanyaan yang perlu dilakukan sekarang sehingga kemungkinan yang

kurang baik dimasa datang dihindari.

e. Asas Kemandirian

Pada asas kemandirian ini bimbingan penyuluhan memberikan kepada

para petugas hendaknya selalu berusaha menghidupkan kemandirian orang

27 Ibid, h, 14,

Page 19: Konsep Bimbingan Dan Konseling

30

yang dibimbing, orang yang dibimbing itu menjadi tergantung pada orang

lain, khususnya pada pembimbing.

f. Asas Kegiatan

Asas tersebut merupakan usaha layanan bimbingan dan penyuluhan akan

memberikan buah yang tidak berarti bila individu yang dibimbing tidak

melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan.

g. Asas Kedinamisan

Pencegahan layanan bimbingan konseling menghendaki terjadinya

perubahan pada diri individu yang dibimbing.

h. Asas Keterpaduan

Sebagaimana yang diketahui layanan bimbingan konseling adalah

memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.

i. Asas Keterpaduan

Sebagaimana yang diketahui layanan bimbingan konseling adalah

memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.

j. Asas kenormatifan

Adalah usaha layanan bimbingan konseling tidak boleh bertentangan

dengan norma-norma yang berlaku.

k. Asas Keahlian

Asas ini akan menjamin keberhasilan usaha BP, dan selanjutnya usaha BP

akan menaikkan kepercayaan masyarakat pada BP itu sendiri.

l. Asas Ahli tangan

Page 20: Konsep Bimbingan Dan Konseling

31

Pada asas ini meningkatkan bahwa bila seorang petugas BP sudah

mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien namun klien

selum terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas itu mengalih

tangankan klien tersebut kepaa petugas yang lebih ahli.

m. Asas Tut Wurihandayani

Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam

rangka hubungan keseluruh antara pembimbing dan yang dibimbing lebih-

lebih dilingkungan sekolah.

8. Fungsi dan Prinsip Bimbingan Konseling

Berdasarkan fungsi layanan bimbingan konseling mempunyai fungsi

sebagai berikut :28

a) Fungsi Pencegahan

Layanan bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan artinya

merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi bagi

para siswa agar terhindar dalam berbagai masalah yang dapat menghambat

perkembangannya. kegiatan yang berfungsi ini sebagai pencegahan dan dapat

berupa program orientasi, program bimbingan konseling.

b) Fungsi Penyaluran

Agar para siswa yang dibimbing dapat berkembang secara optimal, siswa

perlu dibantu mendapatkan kesempatan pribadinya masing-masing dalam

28 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 196,

Page 21: Konsep Bimbingan Dan Konseling

32

fungsi penyaluran ini layanan yang dapat diberikan , misalnya memperoleh

jurusan / program yang tepat, menyusun program belajar, pengembangan

bakat dan minat, serta perencanaan karirnya.

c) Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian dalam layanan bimbingan konseling adalah membantu

terciptanya penyesuaianantara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian,

timbul kesesuaian antar pribadi siswa dan sekolahan. Kegiatan dalam layanan

berfungsi ini dapat berupa orientasi sekolah dan kegiatan-kegiatan kelompok.

d) Fungsi Perbaikan

Walaupun fungsi pencegahan, penyaluran dan penyesuaian telah dilakukan,

Namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalahmasalah yang

dihadapi siswa.

e) Fungsi Pengembangan

Fungsi pengembangan ini berarti bahwa layanan bimbingan yang diberikan

dapat membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya

secara terarah, dalam fungsi developmental ini hal-hal yang dipandang positif

dijaga agar tetap baik dan mantap dengan demikian siswa dapat mencapai

perkembangan kepribadian secara optimal.

Page 22: Konsep Bimbingan Dan Konseling

33

Sedangkan menurut Andi Mapiare seperti dikutip M.Alisuf Sobri

mengatakan ada tiga fungsi bimbingan dan konseling di sekolah yaitu 29:

1. Fungsi Distributife (Penyaluran)

Yaitu pungsi pemberian bantuan kepada murid dalam memilih

kemungkinan-kemungkinan kesempatan di sekolah.

2. Fungsi Adaptive (Pengadaptasian)

Yaitu pemberian bantuan kepada petugas-petugas sekolah terutama guru agar

dapat mengadaptasikan atau menyesuaikan tingkah laku mendidik,sekolah

dan program pengajaran dengan situasui belajar mengajar sesuai dengan

kebutuhan, kecakapan, bakat, minat murid serta memperhatikan dinamika

kelompok.

3. Fungsi Adjustive (Penyesuaian)

Yaitu fungsi pemberian bantuan kepada murid agar mereka mampu

menyesuaikan dirinya dengan permasalahan yang dihadapi sehingga

perkembangan pribadinya dapat maju secara optimal.

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui berbagai jenis layanan dan

kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk mencapai hasil sebagai mana yang

terkandung dalam fungsi-fungsi tersebut. Apabila semua fungsi-fungsi itu

terlaksana dengan baik, maka peserta didik akan mampu berkembang secara

optimal dan untuk kelancaran pelaksanan fungsi tersebut, diperlukan kerja sama

antara konselor, guru-guru dan staf sekolah lainnya.

29 M.Alisuf Sobri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) h. 177,

Page 23: Konsep Bimbingan Dan Konseling

34

Berkaitan dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, maka

pemberian motivasi pada siswa termasuk dalam penerapan fungsi penyesuaian

karena pemberian motivasi sangat penting agar siswa dapat menyesuaikan diri

dan dapat menyesuaikan permasalahan yang dihadapi sehingga perkembangan

dirinya dapat maju secara optimal.

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling, konselor harus memperhatikan

beberapa prinsip. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling adalah seperangkat

landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program

pelayanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti prinsip-

prinsip dan bimbingan dan konseling yaitu30 :

1) Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik

secara perorangan maupun kelompok.

2) Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu

Bidang bimbingan pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang

menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian

dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan

pekarjaan.

3) Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral proses pendidikan dan

pengembangan, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus

disusun dan dipadu padankan sejalan dengan progam pendidikan dan

pengembangan secara menyeluruh.

30 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 218,

Page 24: Konsep Bimbingan Dan Konseling

35

4) Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan

Pelaksanaan bimbingan dan konseling (baik bersifat insedental maupun

terprogram) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan.31

Tujuan ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu yang

dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pemanduan antara hasil teori

dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman bagi pelaksanaan

penyelengaran program bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip berkenaan

dengan sasaran pelayanaan masalah individual, program dan penyelenggaraan

pelayanaan bimbingan dan konseling. Konseling terikat oleh prinsip-prinsip

tersebut disekolah maupun diluar sekolah.

4) Konsep Game Online

1. Pengertian Game

Game adalah kebutuhan dasar setiap manusia untuk menikmati hidup

dan sebagai media pembelajaran. Menurut wikipedia game adalah aktifitas yang

melibatkan satu atau lebih pemain.32 Game dapat pula diartikan sebagai tujuan

yang ingin dicapai pemain atau sekumpulan aturan yang menandakan apa yang

dilakukan pemain dan yang tidak dapat dilakukan. Game dimainkan terutama

untuk hiburan,kesenangan, tetapi dapat juga berfungsi sebagai sarana

latihan,pendidikan dan simulasi. Menurut Fahrul, game online adalah game yang

31 Ibid, h, 220, 32 Wikipedia, Pengertian Game, (http://en.wikipedia.game.org),html, diakses pada tanggal

28 Februari 2015,

Page 25: Konsep Bimbingan Dan Konseling

36

berbasis elektronik dan visual yang dimainkan dengan memanfaatkan media

visual elektronik dan merupakan game yang menyediakan server-server tertentu

agar bisa dimainkan.33

Pengertian game pada umumnya berarti aktifitas yang bisa berupa

tindakan nyata ataupun tindakan di dalam suatu sistem/aplikasi yang dapat

membawa kesenangan/hiburan bagi penggunanya. Dimana hiburan yang

didapat tetap mempunyai aturan dan target.

2. Jenis Game Online

Bedasarkan tujuan penggunaan game tersebut bagi pengguna-

penggunanya, game tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Game as Game

Game yang dimaksud adalah game untuk kesenangan atau fun.

2. Game as Media

Tujuan utama dari game as media adalah untuk menyampaikan pesan

tertentu,menyampaikan pesan dari pembuat game tersebut. Contoh umum dari

game as media adalah game yang termasuk dalam serious game, seperti

advergame, edutainment atau edugame, exergame, simulasi, dan lainnya.

3. Game Beyond Game

Bisa disebut juga dengan istilah gamification. Gamification adalah penerapan

konsep atau cara berpikir game design ke dalam lingkup non-game.

Bentuk gamification sendiri pun biasanya tidak berupa game, misalnya sistem

reward dari poin yang dikumpulkan dengan berbelanja, atau lainnya.

33 Fahrul, “Pengertian Game Online dan Sejarahnya”, (Jakarta: CV. Pustaka Setia, 2000),

h, 14,

Page 26: Konsep Bimbingan Dan Konseling

37

Disamping itu, game dapat dikelompokkan berdasarkan cara

memainkannya.34

a. RTS (real time strategy)

Real Time Strategy adalah genre suatu permainan komputer yang memiliki

ciri khas berupa permainan perang yang tiap pemainnya memiliki suatu

negara, negara tersebut dikelola dalam hal pengumpulan sumberdaya (alam,

manusia, ekonomi), pengaturan strategi pasukan-pasukan tempur, diplomasi

dengan negara tetanga, peningkatan ekonomi, pengembangan keyakinan,

pengembangan pendidikan dari negara primitif menuju peradaban modern.

b. FPS (first person shooter)

Jenis permainan tembak-menembak dengan tampilan pada layar pemain

adalah sudut pandang tokoh karakter yang dimainkan, tiap tokoh karakter

mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam tingkat akurasi

menembak, reflek menembak. Permainan ini dapat melibatkan banyak orang.

c. RPG (role playing game)

Merupakan sebuah permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-

tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Para

pemain memilih aksi tokok-tokoh mereka berdasarkan karakteristik tokoh

tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung dari sistem peraturan

permainan yang telah ditentukan.

d. Life simulation games

34 Adhyatman Prabowo, “Jenis-jenis Game Ditinjau dari Cara Memainkannya” artikel

diakses pada tanggal 17 Maret 2015 dari http://geghans.blogspot.com/2010/02/jenis-jenis-atau-genre-

games-online.html,

Page 27: Konsep Bimbingan Dan Konseling

38

Permainan simulasi kehidupan ini meliputi kegiatan individu dalam sebuah

tokoh karakter. Dalam memainkan tokoh karakter tersebut pemain

bertanggung jawab atas inteligen serta kemampuan fisik dari tokohnya

tersebut. Tokoh karakter tersebut mempunuyai kebutuhan layaknya manusia

seperti kegiatan belajar, bekerja, belanja, bersosialisasi, memelihara hewan,

memelihara lingkungan dan lain-lain.

e. Construction And Management Simulation Games

Permainan yang mensimulasikan proyek membangun sebuah kota, pemain di

haruskan membangun sebuah kota lengkap dengan fasilitas public maupun

fasilitas pemerintah seperti gedung, alat transportasi publik, taman, sekolah,

rumah sakit, tempat beribadah, pabrik, bandara, stasiun, bank dan bangunan

lainnya lainnya. saat membangun kota tersebut pemain juga harus

memperhatikan sumber daya ekonomi, kenyamanan para penduduknya dalam

beraktifitas yang mungkin terganggu saat pembuatan jembatan penyebrangan

dan lain-lain.

f. Vehicle simulation

Jenis permainan ini mensimulasi pengoperasian beberapa kendaraan,

kendaraan bisa berupa pesawat terbang, pesawat tempur, kereta, kendaraan

perang, maupun kendaraan konstruksi.

g. Game Aksi

Permainan jenis ini sangat berkaitan dengan tantangan fisik, seperti

ketangkasan, reflek dari pemain. Dalam permainan ini pemain mengendalikan

seorang tokoh karakter, tokoh karakter yang dimainkan bisa dihadapkan

dengan tokoh karakter lain yang bertarung berhadapan bisa juga menjalankan

Page 28: Konsep Bimbingan Dan Konseling

39

sebuah misi yang anyak rintangan, mengumpulkan objek tertentu,

mengalahkan musuh, maupun menyelamatkan karakter lainnya.

h. Game Petualangan

Permainan yang menggunakan tokoh karakter fiksi yang bertugas

mengekplorasi memecahkan sebuah misteri atau kasus, memburu harta karun,

maupun menyelamatkan tokoh karakter buatan. Banyak dari game ini

diangkat dari sebuah novel populer maupun film biskop.

i. Manager Simulation

Permainan yang mensimulasikan menjadi seorang manager dalam sebuah

klub sepak bola35.

Elemen Dasar Game online, Menurut Teresa Dillon elemen-elemen

dasar sebuah game adalah :

1. Game Rule

Game rule merupakan aturan perintah, cara menjalankan, fungsi objek dan

karakter di dunia permainan Dunia Game Dunia game bisa berupa

pulau, dunia khayal, dan tempat-tempat lain yang sejenis yang dipakai

sebagai setting tempat dalam permainan game.36

2. Plot

35 Adhyatman Prabowo, “Jenis-jenis Game Ditinjau dari Cara Memainkannya” artikel diakses

pada tanggal 17 Maret 2015 dari http://geghans.blogspot.com/2010/02/jenis-jenis-atau-genre-games-

online.html, 36 Kaswidjanti, Wilis, “Internet dan Game Online”, Article diakses pada tanggal 01 Maret

2015, (Http://wilis.himatif.or.id/download/20game%20online.doc, 37 Ibid,

Page 29: Konsep Bimbingan Dan Konseling

40

Plot biasanya berisi informasi tentang hal-hal yang akan dilakukan oleh

player dalam game dan secara detail ,perintah tentang hal yang harus

dicapai dalam game.

3. Thema

Di dalam biasanya ada pesan moral yang akan disampaikan Character atau

Pemain sebagai karakter utama maupun karakter yang lain yang

memiliki ciri dan sifat tertentu.

4. Object

Merupakan sebuah hal yang penting dan biasanya digunakan pemain

untuk memecahkan masalah, adakalanya pemain harus punya keahlian

dan pengetahuan untuk bisa memaninkannya.

5. Text, grafik dan sound

Game biasanya merupakan kombinasi dari media teks, grafik maupun

suara, walaupun tidak harus semuanya ada dalam permainan game.

6. Animasi

Animasi ini selalu melekat pada dunia game, khususnya untuk gerakan

karakter karakter yang ada dalam game, properti dari objek.

7.User Interface

Merupakan fitur-fitur yang mengkomunikasikan user dengan game.37

3. Dampak Positif dan Negatif Game Online pada Siswa Sekolah

37 Ibid,

Page 30: Konsep Bimbingan Dan Konseling

41

a. Dampak Positif

Dampak positif game online antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dapat membuat orang menjadi pintar

2. Meningkatkan konsentrasi

3. Ketajaman mata yang lebih cepat

4. Meningkatkan kinerja otak dan memacu otak dalam menerima cerita

5. Meningkatkan kemampuan membaca

6. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris

7. Membantu bersosialisasi

8. Mengusir Stress

9. Memulihkan Kondisi Tubuh

10. Melatih Kemampuan berdagang38

b. Dampak Negatif

1) Penurunan aktivitas gelombang otak depan

Penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat

penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat

mengalami perubahan mood, seperti mudah marah, mengalami masalah

dalam hubungan sosial, tidak konsentrasi dan lain sebagainya.

2) Penurunan aktifitas gelombang beta

Merupakan efek jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gamer

tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para gamer mengalami“

autonomic nerves “ yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi dimana

sekresi adrenalin meningkat, sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan

kebutuhan oksigen terpacu untuk meningkat.

Adapun dampak negatif lainnya yaitu:

38 Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h, 65,

Page 31: Konsep Bimbingan Dan Konseling

42

a) Menimbulkan efek ketagihan, yang berakibat melalaikan kehidupan

nyata. Inilah masalah yang sebenarnya yang dihadapi oleh para gamer

yang intinya adalah pengendalian iri.

b) Membuat orang menjadi terisolir dengan lingkungan sekitar.

Ini merupakan efek karena terlalu seringnya bermain game sehingga

menjadi lupa dengan hubungan sosial dalam kehidupannya.

c) Jika terlalu sering akan berakibat pada gangguan psikologis.

Perilaku seseorang dapat berubah dan mempengaruhi pola pikir. Pikiran

akan selalu tertuju pada game yang sering dimainkannya.

d) Merupakan sebuah pemborosan secara waktu dan ekonomi jika game

online telah menjadi candu.39

39 Soemadi, dkk, Pengantar Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: PT. Jaker, 1982), h, 57,