KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

16
Jurnal Bimbingan dan Konseing Islam Vol. 08, No. 02, 2018 ------------------------------------------------------------------------------- Hlm. 170-186 KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN Oleh: Irsad Roxiyul Azmi [email protected] Fakultas Tarbiyah, Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya Abstraksi: Personality is an important instrument in creating family harmony. While cases of divorce are increasing, divorce is caused by differences in personality that is not understood, so they feel unsuitable, then divorce occurs. The researcher used a qualitative research method type of case study. The study intends to find the theory of face reading, which is used as an instrument of measurement tools in counseling aimed at increasing the self-acceptance of prospective wives. Furthermore, a case study was conducted to apply the counseling concept that had been found in a real counseling setting with the counselee of a prospective wife. At this stage the data is obtained through interviews and observations from clients. In this research it was categorized as quite successful, with a percentage of 70%. The success is evidenced by changes in the attitude of the client in the form of: the client knows the personality of his partner, the client understands how to respond to his partner, the client knows the lack of partners and find solutions, clients know the potential and know how to develop it, clients find ways to become ideal families, clients rarely complain about the personality of his partner. Keywords: Counseling, Face Reading, Self Acceptance. Pendahuluan Setiap pernikahan tidak lepas dari permasalahan yang mengakibatkan penceraian. Berdasarkan data Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kemenag, yang mengumpulkan data dari Mahkamah Agung menyebutkan, selama tahun 2014 kasus gugat cerai mencapai di seluruh Pengadilan Agama

Transcript of KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

Page 1: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

Jurnal Bimbingan dan Konseing Islam

Vol. 08, No. 02, 2018

-------------------------------------------------------------------------------

Hlm. 170-186

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE

CALON PENGANTIN

Oleh:

Irsad Roxiyul Azmi

[email protected]

Fakultas Tarbiyah, Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

Abstraksi: Personality is an important instrument in creating family

harmony. While cases of divorce are increasing, divorce is caused by

differences in personality that is not understood, so they feel unsuitable, then

divorce occurs. The researcher used a qualitative research method type of

case study. The study intends to find the theory of face reading, which is used

as an instrument of measurement tools in counseling aimed at increasing the

self-acceptance of prospective wives. Furthermore, a case study was

conducted to apply the counseling concept that had been found in a real

counseling setting with the counselee of a prospective wife. At this stage the

data is obtained through interviews and observations from clients. In this

research it was categorized as quite successful, with a percentage of 70%. The

success is evidenced by changes in the attitude of the client in the form of: the

client knows the personality of his partner, the client understands how to

respond to his partner, the client knows the lack of partners and find

solutions, clients know the potential and know how to develop it, clients find

ways to become ideal families, clients rarely complain about the personality of

his partner.

Keywords: Counseling, Face Reading, Self Acceptance.

Pendahuluan

Setiap pernikahan tidak lepas dari permasalahan yang mengakibatkan

penceraian. Berdasarkan data Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan

Kemenag, yang mengumpulkan data dari Mahkamah Agung menyebutkan,

selama tahun 2014 kasus gugat cerai mencapai di seluruh Pengadilan Agama

Page 2: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 171

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

mencapai 268.381 kasus. Sedangkan kasus cerai talak berjumlah 113.850

kasus.1 Lebih juah dari itu, menurut Abduh Nasution:“ penyebab penceraian

disebabkan perbedaan kepribadian yang tidak dimengerti oleh pasangannya,

sehingga mereka merasa tidak cocok, maka penceraian dipilih menjadi solusi”.2

Kepribadian merupakan instrument penting dalam menciptakan

keharmonisan keluarga. Kepribadian menurut Allport adalah cara berinterkasi

yang khas oleh individu dan kualitas diri terhadap lingkungan.3 Istilah yang ada

yakni: personality, character, disposition, temperamen, traits, type-attribute,

habit.4

Salah satu cara mengetahui kepribadian melalui Fisiognomi. Fisiognomi

berasal dari kata Phisis yang berarti alam dan Gnomon yang berarti penilaian.5

Sedangkan pengertiannya adalah seni yang digunakan untuk mengenal karakter

seseorang dengan melihat wajah atau Face Reading.6 Ilmu Fisiognomi pertama

disusun oleh Aristoteles dengan meniliti hubungan antara ciri fisik individu

dengan kepribadian. Kemudian tahun 1950-an William Sheldon menemukan

teori somatotypes atau hubungan antara postur tubuh dengan kepribadian.

Teori Fisiognomi dikembangkan oleh Edward Jones dalam mengidentifikasi

kejahatan seseorang. Setelah itu Robert Whiteside menggunakan Fisiognomi

untuk menempatan kerja.7 Dalam islam terdapat aturan untuk melihat wajah

saat ta’aruf (perkenalan) atau sudah menginjak masa khitbah (meminang).

Melihat wanita yang dipinang sunah hukumnya8, berdasarkan hadits Nabi yang

menyuruh melakukan khitbah: “Lihatlah! Karena dengan melihat itu akan lebih

menjamin dapat menyatukan kamu berdua”. (HR. Ibnu Majah dan Tiridzi).9

Sehingga dianjurkan melihat calon istri pada bagian wajah sebaga upaya

mengenalnya.

Dalam bimbingan dan konseling, fisiognomi merupakan bagian dari

penilaian terhadap konseli yang meliputi kondisi pribadi, keluarga dan

lingkungan.10 Sebab dalam proses konseling tidak dapat mengabaikan keunikan

1 Data diolah: Jawa Pos Mobile Online, Edisi 23 Juni 2015 2 Wawancara, oleh Abduh Nasution MHI, selaku dosen Fakutas Syari’ah dan Hukum Islam UIN Sunan Ampel Surabaya serta Advokat, Selasa 11 Agustus 2015 3 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Grasindo, 2012), hal. 202. 4 Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Pres, 2011), hal. 07. 5 Budi Susilo, Membaca Kejujuran dan Kebohongan dari Raut Wajah, (Jogjakarta: Diva Press, 2014), hal. 14. 6 Dwi Sunar Prasetyono, Membaca Wajah Orang, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hal. 06. 7 Naomi R. Tickle, Cara Membaca Wajah, (Jakarta: Ufuk Press, 2014), hal. 16. 8 Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa ‘Adillatuh, (Beirut: Darur Fikr,tt), hal. 23. 9 Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Juz I, (Beirut: Darul Fikr,tt), hal. 585. 10 Mohammad Thohir, Appraisal dalam Bimbingan dan Konseling, (Surabaya: BKI, 2015), hal. 01.

Page 3: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

172 | K o n s e l i n g P a s c a F a c e R e a d i n g u n t u k . . … . . . . .

Kepribadian (Uniqueness of Personality).11 Konselor mampu menggunakan

fisiognomi atau face Reading untuk penilaian kondisi pribadi konseli,

Pendekatan ini akan membantu klien dalam menerima keadaan pasangannya

secara menyeluruh atau meningkatkan penerimaan Diri (Self Acceptance).

Penerimaan diri adalah sejauhmana seseorang dapat menyadari dan

mengakui karakteristik pribadi dalam menjalani kelangsungan hidupnya. Sikap

penerimaan diri ditunjukkan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihannya

sekaligus menerima kekurangannya tanpa menyalahkan orang lain dan terus

ingin mengembangkannya. Hal tersebut tercipta dengan mengenalkan dirinya

untuk memperoleh self knowledge dan self insight yang sangat berguna untuk

penyesuaian dirinya, sehingga dia faham dan mengerti atas potensinya atau self

understanding.12 Menurut Hurlock, penerimaan diri merupakan kemampuan

menerima segala hal yang ada pada diri sendiri, sehingga apabila terjadi

kekurangan akan berfikir logis tanpa menyalahkan.13 Dalam penerimaan diri

kali ini, calon pengantin telah memahami dan menerima dari karakter

pasangannya, saling melengkapi dalam menghadapi masalah bukan saling

menyalahkan. Selain itu, pasangan saling menemukan solusi terbaik dalam

menemukan solusi dalam menghadapi karakter yang dimiliki.

Maka, bimbingan dan konseling sebagai upaya untuk membantu

pasangan yang hendak memahami karakter pasangannya melalui pengukuran

dan penilaian (appraisal) dengan Face Reading untuk meningkatkan

keharmonisan pasangan melalui peningkatan Self Acceptance yang tumbuh antar

pasangan.

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan, salah satunya oleh

Shohibul Marbaits dengan judul “Self Acceptance Pada Penderita Lepra”

menjeaskan penerimaan diri seorang yang mempunyai penyakit lepra. Dalam

pendekatan yang ada anak tersebut mampu menerima kekurangannya dalam

menjalani kehidupannya. Persamaannya menerima keadaan calon pasangannya

dikehidupan masa depannya. Namun yang membedakan bukan kekurangan

penyakit fisik atau mental, tapi keadaan kepribadian yang dimiliki. Selanjutnya

penelitian Nul Laily tentang: “Penerimaan Diri Pada Ibu dengan Anak Retardasi

Mental”, menjelaskan penerimaan diri pada ibu dengan anaknya yang menderita

reterdasi mental. Sehingga dalam perjalanan penelitian yang ada, maka ibu

11 Hartono, Psikologi Konseling, (Jakarta: Kencana,2012), hal. 78. 12 Muryantinah, Sofia & Alvin, “Efektifitas Pelatihan Pengenalan Diri terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri”, Jurnal Psikologi UGM, 02 (Juli, 1998), hal. 48. 13 Rahayu & Sri, “Penerimaan Diri & Kebrmaknaan Hidup Penyandang Cacak Fisik”, Jurnal Psikologi Universitas Mercu Buana Yogjkarta,tt, hal. 04.

Page 4: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 173

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

mampu menerima anaknya yang mengalami gangguan mental. Dalam hal ini,

persamaa yang ada terletak pada penerimaan diri ibu kepada orang lain berupa

anaknya, namun bukan ranah kekurang mental. Penelitian terakhir oleh Rhomi

Farikhah dengan judul: “Self Acceptance Istri Sirri Pada Keluarga Polygami

dikalangan Pesantren” Membahas penerimaan diri pada istri poligami dan siri

pada keluarganya. Persamaan yang ada sama penerimaan diri istri bukan karena

gangguan fisik dan mental, tapi kenyataan yang ada. Tapi bedanya kepada

suaminya atau pasangannya bukan keluarganya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian studi kasus (case study) yang menggambarkan dan memberikan

informasi secara rinci dan mendalam. Alasan peneliti menggunakan pendekatan

ini dikarenakan peneliti ingin melakukan penelitian dengan cara mempelajari

individu secara rinci dan mendalam selama kurun waktu tertentu untuk

membantunya memperoleh penerimaan diri (Self Accaptance) yang lebih baik.

Penelitian ini adalah studi mendalam tentang penerimaan diri (Self

Accaptance) calong pasangan di Biro Konsultasi & Konseling Keluarga Sakinah

Al-Falah dengan wawancara mendalam (indept inteview) kepada calon istri yang

akan menikah. Triangulasi dilakukan dengan menggunakan triangulasi metode,

dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang

dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. Yakni

Membandingkan hasil wawancara dengan observasi mengamati kondisi klien

berupa gestur tubuh dalam merespon hasil analisa kepribadian pasangan, mimik

wajah (mikro ekpresi) dalam memahami hasil analisa kepribadian pasangan.

Subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan purpose sampling

atau subjek ditentukan berdasarkan faktor kesengajaan berdasarkan kesamaan

karakteristik permasalahan yang ada. Pemililhan subjek tidak terlepas dari

informasi peneliti yang diperoleh dari konselor di Biro Konsultasi & Konseling

Keluarga Sakinah Al-Falah yang tepat dijadikan sebagai subjek penelitian.

Objek penelitian adalah tingkat pengenalan terhadap pasangan, tingkat

memahami dan tingkat penerima pasangannya serta menemukan solusi dalam

menghadapi karakter yang dimiliki.

Page 5: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

174 | K o n s e l i n g P a s c a F a c e R e a d i n g u n t u k . . … . . . . .

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi umum subjek penelitian dalam wawancara mendalam (dept

interview). Klien adalah Mahasiswi salah satu perguruan tinggi yang berada di

Jawa Timur. Klien berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah klien berkerja

sebagai petani yang penghasilannya tidak cukup untuk menanggung biaya hidup

saudara-saudara klien. Ibu klien belum lama meninggal dunia. Keadaan ini juga

yang mendorong klien untuk menyegerakan menikah, agar terlepas dari beban

orang tua. Klien dibesarkan di tengah keluarga yang faham agama. Ayah klien

sibuk dalam kegiatan di Masjid, atas dasar pemahaman agama yang dimiliki

ayah klien selalu menganjurkan untuk menyegerakan pernikahan.

Klien akan menikah dengan guru madrasah. Klien mengenal calon

suaminya lewat jejaring sosial facebook. Mereka berdua mengaku belum saling

bertemu dan kenal sebelumnya. Mereka mulanya hanya mencoba mengirim

pesan inbok. Komunikasi berjalan intens, rentan tiga bulan dari perkenalan,

klien diundang ke Bojonegoro atau rumah laki-laki tersebut.

Kedatangan klien hanya memenuhi rasa penasarannya pada laki-laki

tersebut. Memang dalam adat daerah laki-laki tersebut mengharuskan wanita

yang mendatangi laki-laki untuk melamar. Kedua orang tua laki-laki tersebut

merestui. Spontan klien kaget sebab niat awal hanya ingin bertemu tapi

langsung disuruh untuk menikah, sehingga minggu depannya gantian keluarga

laki-laki tersebut yang datang ke keluarga klien. Mereka datang untuk melamar

dan menentukan bulan depan akan diadakan akad nikah mereka berdua.

Dalam rentang waktu perkenalnya klien menemukan perbedaan yang

membuat ragu untuk segera melaksanakan pernikahan, padahal pernikahan

akan digelar bulan depan. Ayah menanyakan perihal kebaikan laki-laki tersebut

kepada orang pintar dan mengatakan laki-laki tersebut kurang matang dalam

keadaam ekonominya, hal tersebut membuat klien semakin bimbang. Selain itu,

laki-laki tersebut juga diberi target orang tuanya untuk menyelesaikan hafalan

Al-qurannya sebelum nikah. Hal tersebut menambah beban pikirannya.

Ketakutan tersebut bertambah dengan adanya sikap laki-laki tersebut yang

sering melarang dan membatasi klien dalam melaksanakan aktififitas akademik

di kampus. Pada intinya, klien cemas terhadap rentang waktu yang begitu cepat

untuk melaksanakan pernikahan padahal klien belum merasa mengenal

kepribadian pasangannya dan belum menerimanya secara utuh.

Page 6: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 175

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

Identifikasi Pra Konseling

Kerangka wawancara sesuai dengan konsep Self Acceptance menurut

Hurlock, yakni: (1) Sejauh mana mengetahui kepribadian calon pasangan?, (2)

Bagaimana menyikapi kepribadian calon pasangan? (3) Bagaimana cara

mengembangkan potensi kepribadian calon pasangan? Dalam lembar observasi

akan mengamati respon penerimaan berupa pantulan kata, ekspresi wajah

(micro expression) dan gerakan tubuh (body language).

Tabel I Hasil Wawancara Dan Observasi Klien

No Respon Klien Intensitas

1 menjawab dengan kalimat ketidak tahuan 11 kali

2 menggunakan ekpresi sedih 8 kali

3 mengulang kalimat tanya 6 kali

4 menjawab dengan mengerutkan kening (berfikir) 5 kali

5 menjawab dengan menggaruk leher (ragu) 4 kali

6 ekspresi memiringkan kepala (tertarik) 3 kali

7 merapikan tempat duduk (tertarik) 1 kali

Proses interpretasi kepribadian

Proses interpretasi kepribadian calon pasangan menggunakan analisa

Face Reading. Adapun diskripsi hasilnya sebagai berikut:14

Tabel:II Hasil Interpretasi Face Reading

No Instrument

Wajah

Hasil Analisa

1

Dahi

Pembelaan dan pertahanan dirinya cukup kuat,

berkemauan keras, memiliki pendirian dan prinsip

yang kokoh, bersikap keras dan kaku, seringkali

mudah tersulut emosinya sehingga tampak reaktif,

terlebih bila menyangkut harga dirinya, kritis dalam

menilai kekurangan dan kelemahan orang lain,

gampang berprasangka buruk pada orang lain, pola

pikirnya tampak dangkal dan berubah-ubah

tergantung suasana hatinya, gampang terperanjat,

mudah menyalahkan diri sendiri dan tidak jarang

pula menyalahkan keadaaan, paling benci jika

disalahkan dan cenderung mengganggap dirinya

14 Berdasarkan hasil Interpretasi Final Report Face Reading for Potential Leading,oleh griya parenting.

Page 7: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

176 | K o n s e l i n g P a s c a F a c e R e a d i n g u n t u k . . … . . . . .

No Instrument

Wajah

Hasil Analisa

paling benar, subjek tampak beresonasi dengan

makhluk astral (jin).

2

Alis Kanan

Seringkali menganggap enteng (ringan) semua

persoalan itu, terkadang bersikap over convidence

(sangat percaya diri) dalam memberikan solusi

meski kurang realistis, perlu diwaspadai terjadinya

split personality (kepribadian yang terpecah)

3

Alis Kiri

Lugas dalam bicara dan seringkali tampak ceplas-

ceplos, seolah tegas dalam bersikap meski tampak

kaku, terkesan arogan dalam menawarkan alternatif

solusi pada orang lain, terkadang menampakkan

sikap loss control.

4 Bola Mata

Kanan

Suka merenung dan bersikap mawas diri, suka

memendam perasaan dan seringkali mengendapkan

masalah.

5 Bola Mata Kiri

Mudah kecewa dan gampaang putus asa, seringkali

mendongkol (memendam emosi) bila suaranya tidak

didengar & tidak terakomodir.

6 Ujung Mata

dalam

(Kanan)

Terhadap sikap empati dan peduli terhadap

perasaan orang lain, sesekali nampak iba dan mudah

terenyuh melihat penderitaan orang lain.

7 Ujung Mata

dalam (Kiri)

Sesekali muncul perasaan pasrah dan menyerah

pada keadaan, tetapi di sisi lain ada upaya keras

untuk mungubah nasib dengan tangannya sendiri.

8 Ujung Mata

luar (Kanan)

Bersikap waspada dan antisipatif, tidak mudah

percaya pada orang lain terutama yang baru dikenal,

suka menelusur dan menyelidik, tampak emosional

saat merespon problem.

9 Ujung Mata

luar (Kanan)

Menyukai kesederhanaan, suka memulai upaya dari

hal-hal kecil dan praktis, lebih mengedepankan

subtansi (isi) daripada kemasan (kulit).

10

Hidung

Berusaha menjaga citra diri (jaim=jaga image),

terkadang kurang berlapang dada terhadap

kesalahan orang lain yang dilakukan padanya, dan

cenderung mudah terbawa emosi dan perasaan,

berusaha keras dan maksimal untuk berbah menjadi

lebih baik, tetapi kurang dukungan dan support dari

lingkungan sekitar.

11 Pipi Kanan

Gampang kecewa bila suaranya tidak didengar dan

mudah dongkol bila pendapatnya tidak terakomodir,

nampak memendam amarah dan dendam.

12 Pipi Kiri

Teguh dalam menjunjung tinggi prinsip, berupaya

mengikuti kehendak (ritme) irama lingkungan, tetapi

ego-nya masih tinggi.

Page 8: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 177

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

No Instrument

Wajah

Hasil Analisa

13

Bibir Atas

Suka merajuk dan mempersuasif, berusaha bertahan

dengan idealismenya yang diyakini kebenerannya,

cukup ekspresif dalam mengutarakan isi hati dan

pikirannya pada orang lain (dalam lingkungan sosial

yang agak terbatas).

14

Bibir Bawah

Terkesan dingin dalam bersikap karena ada

perasaan takut, membatasi diri untuk tidak

berargumentasi karena khawatir orang lain belum

bisa menerima pandapatnya, cenderung minder

karena vonis yang melekat pada dirinya.

15 Dagu

Butuh support dan dukungan moral dari orang-orang

terdekatnya agar mampu mengaktualisasikan diri

secara utuh, mudah terbebani sebelum melangkah

maksimal, sehingga terkesan gampang kepikiran.

Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Proses bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor dengan langkah-

langkah konseling yang meliputi tahap identifikasi masalah, diagnosa, prognosa,

treatment dan evaluasi. Dalam tahap identifikasi masalah konselor melihat

gejala-gejala yang ada di lapangan, maka konselor di sini menetapkan bahwa

masalah yang dihadapi klien adalah menyangkut penerimaan diri terhadap

pasangannya yang timbul oleh beberapa indikasi yang sudah dipaparkan di atas.

Pemberian treatmen di sini digunakan untuk untuk meluaskan kesadaran

klien agar mampu bertindak, menerima kebebasan dan tanggung jawab serta

kesanggupan atas pilihannya. Sehingga akan memunculkan kesadaran berupa

kesadaran atas ketidak konsistenan diri sehingga menolak keadaaan yang ada,

kesadaran atas keterbatasan yang ada sehingga mau menerimanya dan sadar

atas kecemasan hanya bayangan ketakutan yang akan datang.

Tabel: III Proses Pelaksanaan Konseling

No Tahapan Praktek Lapangan

1. Identifikasi masalah

Langkah yang digunakan untuk

mengumpulkan data untuk

mengenal kasus beserta gejala-

gejala yang nampak pada klien.

Konselor mengumpulkan data dari klien

terkait dengan kepribadian pasanganya.

Dari hasil yang diperoleh dari proses

wawancara dan observasi menunjukkan

bahwa klien menjawab dengan kalimat

ketidak tahuan (bingung) sebanyak

Page 9: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

178 | K o n s e l i n g P a s c a F a c e R e a d i n g u n t u k . . … . . . . .

No Tahapan Praktek Lapangan

sebelas kali, menjawab dengan ekspresi

sedih (tidak sesuai harapan) sebanyak

delapan kali, menjawab dengan

mengulang kalimat tanya (tidak tahu

jawabnya) sebanyak enam kali, menjawab

dengan ekspresi mengerutkan dahi

(berfikir keras) sebanyak lima kali,

menjawab dengan ekspresi menggaruk

leher (merasa ragu) sebanyak empat kali.

2. Diagnosa

Menetapkan masalah yang

dihadapi klien berserta latar

belakangnya

Melihat dari hasil identifikasi masalah

maka dapat disimpulkan permasalahan

yang dihadapi adalah menyangkut

penerimaan diri terhadap pasangannya.

dibuktikan dengan meras bingung dalam

mengahadapi pasangan disebabkan

belum menerima kekurangan

pasangannya, kurang mengenal secara

detail kepribadian pasangannya, belum

tahuu cara menyikapi kepribadian

pasangannya, kepribadian yang tidak

sesuai harapannya.

3. Prognosa

Menentukan jenis bantuan atau

terapi yang sesuai dengan

permasalahan klien. Langkah ini

ditetapkan berdasarkan

kesimpulan dari diagnosis.

Menetapkan jenis bantuan berdasarkan

diagnosa, yaitu konselor memakai

pendekatan Bimbingan dan konseling

Islam dengan eksplorasi nilai-nilai Al-

qur’an dan Hadits. Pendekatan ini akan

membantu klien dalam menerima

keadaan pasangannya secara

menyeluruh, dengan cara menemukan

makna dan harapan hidupnya kemudian

diperkuat dengan penjelasan makna Al-

quran dan hadits. Sehingga

penggabungan antara makna dan harapan

hidup yang selaras dengan ayat al-quran

akan mampu membantu klien dalam

menerima keadaan pasangannya.

Hal sesuai dengan permasalahan klien

mengenai penerimaan diri terhadap

pasangannya.

4. Terapi/treatment Pendekatan Bimbingan dan konseling

Islam dengan eksplorasi nilai-nilai Al-

Page 10: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 179

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

No Tahapan Praktek Lapangan

Proses pemberian bantuan

terhadap klien berdasarkan

prognosis. Terapi atau treatment

yang digunakan konselor

memakai pendekatan Bimbingan

dan konseling Islam dengan

eksplorasi nilai-nilai Al-qur’an

dan Hadits yang bertujuan untuk

meningkatkan menerima

keadaan pasangannya secara

menyeluruh.

qur’an dan Hadits akan dikolabarasikan

dengan hasil interpretasi dari analisa

kepribadian face reading.

Adapun tahapannya sebagai sebagai

berikut:

a.Identifikasi dan Klarifikasi: Konselor

membantu klien dalam

mengidentifikasi nilai keyakinan serta

asumsi mereka agar eksisnya diakui.

Hal ini dilakukan dengan memancing

permasalah dan penyelesaiannya dari

klien tersebut.

b.Eksplorasi Diri: Konselor menguatkan

dan memperbaiki nilai kehidupan klien

dengan eksplorasi ayat-ayat Al-qur’an

dan Hadits. Sehingga mereka

mendapkan pandangan kehidupan

yang pantas dari nilai mereka yang

baru. Konselor menguatkan nilai

kehidupan klien dalam meningkatkan

komunikasi dengan cara membenarkan

pendapat klien. Konselor menguatkan

dengan eksplorasi ayat Al-qur’an

tentang pentingnya komunikasi,yakni

dalam QS. Alhujrot ayat:06

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. Setelah itu, konselor menambahkan

bahwa proses komunikasi dilakukan

dengan dua arah, maka harus

ditunjang dengan hal lain, dengan cara

istri mengalah memancing untuk

bertanya lebih dulu, sebab sebab

egonya cowok tidak mudah cerita atas

apa yang diinginkan malahan langsung

Page 11: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

180 | K o n s e l i n g P a s c a F a c e R e a d i n g u n t u k . . … . . . . .

No Tahapan Praktek Lapangan

marah. Klien pun membenarkan hal

tersebut. Konselor juga memberikan

menjelaskan untuk rela mengalah

bertanya atas ketiktahuannya, dan

menambahkan ayat al-qur’an tentang

pentingnya bertanya,yakni dalam QS.

An-nahl ayat:43

Artinya: “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.

Konselor kembali menguatkan nilai

kehidupan klien dalam kesadaran

tugas suami dan istri. Konselor

memberi pemahaman bahwa suami

dan istri memang memiliki tugas

masing-masing, namun keduanya

pasti akan mengalami kendala dalam

pekerjaannya. Maka istri dijadikan

tempat untuk mengeluhkan hal

tersebut. Dan itu menandakan suami

percaya dengan istri. Pada momen

tersebut suami sangat butuh dengan

dukungan istri.

Konselor memberikan contoh pada

kejadian Nabi Muhammad ketika

meminta diselimuti Khodijah ketika

menggigil menerima wahyu. Jadi

dianjurkan untuk saling mendukung,

memahami dan pengertian. Hal ini

sesuai dengan dengan Al-qur’an QS

An-nisa’ ayat:21

Artinya: “jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya

Page 12: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 181

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

No Tahapan Praktek Lapangan

apa saja yang mereka kuasai”.

c. Pembacaan hasil interpretasi dari

analisa kepribadian face reading:

dibacakan kepribadian calon

pasangannya secara rinci disertai

dengan peta masalah dan tips

menyelesaikan masalah kepribadian.

d. Eksistensial Nilai: Klien didorong untuk

mengaplikasikan nilai dalam

permasalahan yang dihadapi. Sehingga

menemukan nilai eksistensinya.

5. Evaluasi

Mengetahui sejauh mana langkah

terapi yang dilakukan dalam

mencapai hasil.

Melihat perubahan pada klien setelah

dilakukan Bimbingan dan Konseling Islam

dengan Face Reading. Yaitu klien

mengetahui kepribadian pasangannya

secara menyeluruh, klien memahami cara

menyikapi kepribadian pasangannya,

klien mengetahui kekurangan atau peta

masalah pada pasangannya serta

menemukan solusi menyelesaiaannya,

klien mengetahui potensi atau kelebihan

pasangaannya serta mengetahui cara

mengembangkannya, klien tidak merasa

ragu, bingung serta sedih dalam

memahami keperibadian pasangannya,

klien menemukan cara untuk menjadi

keluarga ideal yang berasal dari nilai

eksistensinya, klien jarang mengeluhkan

tentang kepribadian pasangannya.

Diskripsi hasil pelaksanaan Konseling

Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang hasil akhir dari pemberian proses

konseling terhadap klien, maka di bawah ini terdapat tabel tentang perubahan

dalam diri klien:

Page 13: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

182 | K o n s e l i n g P a s c a F a c e R e a d i n g u n t u k . . … . . . . .

Tabel: IV Hasil Pelaksanaan Konseling

No. Kondisi Klien Ya Tidak Kadang-

kadang

1. Tidak Mengkritik Pasangan √

2. Mengakui kekurangan dan kelebihan

Pasangan

3. Mengetahui cara untuk pengembangkan

Pasangan

4. Memiliki keyakinan untuk melanjutkan

hubungan

5. Memiliki gambaran positif kepada

Pasangan

6. Memiliki cara dalam mengatur keadaan

ketika bermasalah

7. Tidak mengejar kesempurnaan kepada

Pasangan

8. Memiliki pemahaman diri terhadap

Pasangan

9. Memiliki penyesuian diri terhadap

Pasangan

10. Memiliki harga diri terhadap Pasangan √

Dari hasil ini didapatkan dari wawancara dan observasi serta upaya

mendampingan terhadap klien setelah konseling. Hal ini dilakukan agar bisa

mempertahankan pemahaman baik yang sudah diciptakan.

Untuk lebih jelas analisis data tentang hasil akhir proses pelaksanaan dari

awal konseling hingga tahap-tahap akhir proses konseling, apakah ada

perubahan pada diri klien antara sebelum dan sesudah dilaksanakan

konseling dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel: V Analisis Keberhasilan Proses Konseling

No. Gejala yang nampak

sesudah konseling

Intensitas

Perubahan Gejala

Awal

Intensitas Perubahan

Setelah Konseling

A B C D A B C D

1. Tidak Mengkritik Pasangan √ √

2. Mengakui kekurangan dan

kelebihan Pasangan

√ √

3. Mengetahui cara untuk

pengembangkan Pasangan

√ √

Page 14: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 183

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

No. Gejala yang nampak

sesudah konseling

Intensitas

Perubahan Gejala

Awal

Intensitas Perubahan

Setelah Konseling

A B C D A B C D

4. Memiliki keyakinan untuk

melanjutkan hubungan

√ √

5. Memiliki gambaran positif

kepada Pasangan

√ √

6. Memiliki cara dalam

mengatur keadaan ketika

bermasalah

√ √

7. Tidak mengejar

kesempurnaan kepada

Pasangan

√ √

8. Memiliki pemahaman diri

terhadap Pasangan

√ √

9. Memiliki penyesuian diri

terhadap Pasangan

√ √

10. Memiliki harga diri terhadap

Pasangan

√ √

Keterangan: A = Tidak sesuai pengukuran, B = Kadang-kadang sesuai

pengukuran, C = Sesuai pengukuran, D = Sangat sesuai pengukuran

Berdasarkan prosentasi dari hasil di atas dapat diketahui bahwa “hasil

proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Pasca Face Reading untuk

Meningkatkan Self Acceptance Calon Istri Terhadap Pasangan” dikategorikan

cukup berhasil. Hal ini sesuai dengan nilai skor 70% yang tergolong dalam

kategori 60% - 70%. Jadi, kesimpulannya dalam pemberian konseling yang

dilakukan konselor dapat dikatakan cukup berhasil karena pada awalnya ada 10

gejala. Gejala tersebut adalah gejala tidak adanya penerimaan diri sebelum

proses konseling, akan tetapi sesudah proses konseling 7 gejala itu tidak lagi

dilakukan oleh klien dan 3 gejala yang kadang-kadang masih dilakukan oleh

klien.

Kesimpulan

Klien tergolong belum mengenal calon pasangannya secara mendalam,

selain itu ada beberapa kekurangan calon pasangannya yang membuat klien

ragu untuk melangsungkan pernikahannya. Setelah dilaksanakan konseling

terdapat adanya perubahan sikap klien berupa klien mengetahui kepribadian

pasangannya secara menyeluruh, klien memahami cara menyikapi keperibadian

Page 15: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

184 | K o n s e l i n g P a s c a F a c e R e a d i n g u n t u k . . … . . . . .

pasangannya, klien mengetahui kekurangan atau peta masalah pada

pasangannya serta menemukan solusi menyelesaiaannya

Daftar Pustaka

Ad-dzaky, Hamdan Bakran. Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogjakarta: Fajar

Baru), 2006

Al-Qazmini, Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Ibni Majah. Sunan Ibnu Majah, tt

(Beirut: Darul Fikr)

Alwisol, Psikologi Kepribadian,(Malang: UMM Press), 2011

Antonius, Daud. Who Am I, (Jakarta: PT Tangga Pustaka), 2013

Ar-Razi, Imam Fakhruddin. Kitab Firasat: Ilmu Membaca Sifat dan Karakter

Orang dari Bentuk Tubuhnya, (Jakarta: Turos), 2015

Az-Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa ‘Adillatuh, tt, (Beirut: Darur Fikr)

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya, (Surabaya: Prenada Media Group), 2012

Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: PT Refika

Aditama), 2003

Cronbach, Acceptance and Comitment Therapy, (New York: The Guilford Press),

2009

Fakih, M. Ali. Membaca Misteri Tubuh Wanita, (Jogjakarta: Diva Press), 2011

Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogjakarta: UII

Press), 2004

Gulo, Dadi. Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya), 2000

Hartono, Psikologi Konseling, (Jakarta: Kencana), 2012

Hjelle, Personality Theoreis, (Singapore: Mc GrawHill Publishing Company), 2000

Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, (Jakarta: Bina Aksara), 2000

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Grasindo), 2012

Littauer, Florence. Personality Plus, (Jakarta: Bina Aksara), 1996

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya), 2007

Prasetyono, Dwi Sunar. Rahasia di Balik Bentuk Wajah Ala Tiongkok, (Jogjakarta:

Saufa), 2015

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta), 2004

Sofia & Alvin, Muryantinah. “Efektifitas Pelatihan Pengenalan Diri terhadap

Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri”, Jurnal Psikologi UGM, 02

Juli, 1998

Sofyan, Willis. Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: CV. Alvabeta),

2010

Page 16: KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN …

I r s a d R o x i y u l A z m i | 185

KONSELING PASCA FACE READING UNTUK MENINGKATKAN SELF ACCAPTANCE CALON PENGANTIN

Steven, Get Out of Your Mind and into Your Life, (Oakland: New Harbiger), 2005

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D, (Bandung: Alfabeta),

2012

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

di Sekolah, (Jakarta: PT.Cipta), 2008

Susanto, Iin. 100 Cara Supercepat Membaca Wajah, (Jakarta: Gramedia), 2012

Susilo, Budi. Membaca Kejujuran dan Kebohongan dari Raut Wajah, (Jogjakarta:

Diva Press), 2014

Thohir, Mohammad. Appraisal dalam Bimbingan dan Konseling, (Surabaya: BKI),

2015

Tickle, Naomi R. Cara Membaca Wajah, (Jakarta: Ufuk Press), 2014

Widanarti, Mulianti. 21 Cara Membaca Kepribadian Orang Lain, (Jogjakarta:

Notebook), 2015

Yanuar, Pintar Membaca Bahasa Wajah & Tubuh Istri, (Jogjakarta: Diva Press),

2014

Yusuf, Syamsu. Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Rosda Karya),

2005

Yusuf, Syamsu. Teori Kepribadian, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2008

Zalfis,Fetria. 50 Trik Membaca Karakter Orang Lain, (Yogjakarta: PT Suka Buku),

2014