KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

14
KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH BOBO 2017 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SLTP Conflicts of Main Families in Children's Characters Bobo Magazine 2017 and Its Implementation in Literature Learning in SLTP Fadhilatun Hayatunnufus Kantor Bahasa Provinsi Lampung Jalan Beringin II No. 40 Kompleks Gubernuran Telukbetung, Bandarlampung Telepon (0721) 486408, Faksimile (0721) 486407 [email protected] Diajukan: 19 Mei 2018,direvisi: 9 Juni 2018 Abstract This study aims to describe the conflict of the main character in the children's short story 2017 Bobo magazine and its implementation in literature learning in primary schools. This research includes literature research that uses data in the form of narration, description, and dialogue in the form of written data on children's short stories in Bobo magazine with the number ten short stories. Data collection by documenting, literature study, reading and recording. As for data processing, the content analysis method is used. Through this research, it was concluded that the conflict of the main character that occurred in the children's short story included internal and external conflicts. Internal conflict, namely the conflict between the main character and himself. External conflict, namely the conflict between the main character and other people and nature. conflicts in children's stories Bobo magazine is a simple conflict that is easily resolved by children. The results of this analysis can be implemented for literary teaching in the junior high school class XI odd semester. Grade XI junior high school students are expected to understand conflicts and solutions in children's short stories. Keywords: short stories, internal conflicts, external conflicts Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik tokoh utama dalam cerpen anak majalah Bobo 2017 dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yang menggunakan data berupa narasi, deskripsi, dan dialog berupa data tertulis pada cerpen anak-anak dalam majalah Bobo dengan jumlah sepuluh judul cerpen. Pengumpulan data dengan cara mendokumentasi, studi pustaka, membaca, dan mencatat. Adapun untuk mengolah data digunakan metode analisis isi. Melalui penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa konflik tokoh utama yang terjadi dalam cerpen anak tersebut, meliputi konflik internal dan eksternal. Konflik internal, yaitu konflik tokoh utama dengan dirinya sendiri. Konflik eksternal, yaitu konflik tokoh utama dengan orang lain dan alam. konflik-konflik dalam cerpen anak majalah Bobo merupakan konflik sederhana yang mudah diselesaikan oleh anak-anak. Hasil analisis ini dapat diimplementasikan untuk pengajaran sastra di SLTP kelas XI Semester ganjil. Siswa SLTP kelas XI diharapkan dapat memahami konflik beserta solusi dalam cerpen anak-anak. Kata Kunci: cerpen, konflik internal, konflik eksternal

Transcript of KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Page 1: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH BOBO 2017 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SLTP

Conflicts of Main Families in Children's Characters Bobo Magazine 2017 and Its Implementation in Literature Learning in SLTP

Fadhilatun Hayatunnufus

Kantor Bahasa Provinsi Lampung Jalan Beringin II No. 40 Kompleks Gubernuran Telukbetung, Bandarlampung

Telepon (0721) 486408, Faksimile (0721) 486407 [email protected]

Diajukan: 19 Mei 2018,direvisi: 9 Juni 2018

Abstract This study aims to describe the conflict of the main character in the children's short story 2017 Bobo magazine and its implementation in literature learning in primary schools. This research includes literature research that uses data in the form of narration, description, and dialogue in the form of written data on children's short stories in Bobo magazine with the number ten short stories. Data collection by documenting, literature study, reading and recording. As for data processing, the content analysis method is used. Through this research, it was concluded that the conflict of the main character that occurred in the children's short story included internal and external conflicts. Internal conflict, namely the conflict between the main character and himself. External conflict, namely the conflict between the main character and other people and nature. conflicts in children's stories Bobo magazine is a simple conflict that is easily resolved by children. The results of this analysis can be implemented for literary teaching in the junior high school class XI odd semester. Grade XI junior high school students are expected to understand conflicts and solutions in children's short stories. Keywords: short stories, internal conflicts, external conflicts

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik tokoh utama dalam cerpen anak majalah Bobo 2017 dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yang menggunakan data berupa narasi, deskripsi, dan dialog berupa data tertulis pada cerpen anak-anak dalam majalah Bobo dengan jumlah sepuluh judul cerpen. Pengumpulan data dengan cara mendokumentasi, studi pustaka, membaca, dan mencatat. Adapun untuk mengolah data digunakan metode analisis isi. Melalui penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa konflik tokoh utama yang terjadi dalam cerpen anak tersebut, meliputi konflik internal dan eksternal. Konflik internal, yaitu konflik tokoh utama dengan dirinya sendiri. Konflik eksternal, yaitu konflik tokoh utama dengan orang lain dan alam. konflik-konflik dalam cerpen anak majalah Bobo merupakan konflik sederhana yang mudah diselesaikan oleh anak-anak. Hasil analisis ini dapat diimplementasikan untuk pengajaran sastra di SLTP kelas XI Semester ganjil. Siswa SLTP kelas XI diharapkan dapat memahami konflik beserta solusi dalam cerpen anak-anak.

Kata Kunci: cerpen, konflik internal, konflik eksternal

Page 2: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …
Page 3: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

1. Pendahuluan

Cerita dalam sastra dikreasikan berdasarkan pengalaman hidup, pengamatan, pemahaman, dan peng-hayatan terhadap berbagai peristiwa kehidupan yang secara faktual di jumpai di masyarakat. Dengan itulah ia dapat dipandang sebagai salah satu interpretasi terhadap kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, berbagai peristiwa dan alur cerita yang dikisahkan dalam karya sastra secara logika memiliki potensi untuk dapat terjadi di kehidupan masyarakat walau secara faktual-konkret tidak pernah ada dan terjadi. Karakteristik tersebut juga berlaku dalam sastra anak. Sastra anak memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju kedewasaan. Melalui karya sastra penulis dapat mengungkapkan perasaan yang tersurat lewat pesan yang terkandung di dalamnya. Menurut Sarumpaet (2010:2), sastra anak adalah sastra terbaik yang mereka baca dengan karakteristik berbagai ragam, tema, dan format. Nurgiyantoro (2013:6) mengatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak dan pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret dan mudah dipahami oleh anak-anak. Oleh karena itu, apa yang disebut dengan sastra anak tentu mengacu kepada kehidupan cerita yang berkolerasi dengan dunia anak-anak dan bahasa yang digunakan sesuai dengan perkembangan intelektual dan emosional anak. Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja, bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak masuk akal. Misalnya, kisah binatang dan tumbuhan yang dapat berbicara, bertingkah laku, berpikir dan berperaan layaknya manusia. Imajinasi dan emosi anak dapat dapat menerima

cerita semacam itu dan memang begitulah seharusnya menurut jangkauan pemahaman anak. Menurut Lukens dalam Nurgiantoro (2013: 8) perbedaan antara sastra anak dan dewasa adalah terdapat dalam hal tingkatan pengalaman yang dikisahkan dan atau diperlukan untuk memahami, bukan pada hakikat kemanusiaan yang dikisahkan. Sama halnya dengan sastra dewasa, sastra anak pun hadir untuk menawarkan kesenangan dan pemahaman, hanya saja sastra anak memiliki keterbatasan tentang pengalaman kehidupan yang dikisahkan, cara mengisahkan, maupun bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan. Salah satu genre sastra anak adalah cerpen. Cerpen tersebut dapat ditulis oleh siapa saja, tetapi yang jelas memang ditujukan untuk anak dan dengan sudut pandang anak. Cerpen untuk anak biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial dengan menampilkan tokoh utama protagonis sebagai pelaku cerita. Masalah-masalah yang dihadapi tokoh itulah menjadi sumber pengembangan alur. Menurut Aminudin dalam Winarni (2014: 48) alur atau rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan, yaitu (1) ekposisi, pengenalan masalah dengan memperkenalkan konflik pada bagian awal cerita; (2) komplikasi, yakni pelaku menghadapi masalah tertentu yang berupaya untuk dipecahkan pada bagian tengah cerita; (3) klimaks, yakni konfliks memuncak yang diharapkan dapat terselesaikan pada menjelang bagian-bagian akhir cerita; (4) denoument, masalah yang terdapat pada bagian akhir cerita. Konflik yang dikisahkan dalam sebuah cerita dapat berkaitan

Page 4: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Kelasa Vol. 13 No. 1, Juni 2018: 43--54

44

dengan masalah diri sendiri, orang lain, atau sosial, dan bersifat realistik sebagaimana ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kaitan antara tokoh, alur, dan tema harus terjalin dengan baik dan saling berhubungan. Dalam cerita anak, cerita lebih banyak terselesaikan, tetapi harus tetap mempertahankan logika cerita. Pembaca yang mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh protagonis akan menemukan penyelesaian yang belum tentu sesuai dengan harapannya. Cerpen anak dapat membawa pembaca anak untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain lewat pengembangan cerita, tokoh, dan konflik yang dapat dipercaya.

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis tentang konflik yang terdapat dalam cerpen anak pada majalah Bobo. Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan konflik dalam cerpen anak majalah Bobo. Konflik sangat penting untuk dianalisis karena sebuah cerita pendek dapat dikatakan sangat menarik apabila konflik yang membangunnya menarik perhatian pembaca sehingga pembaca menjadi penasaran untuk membacanya hingga selesai. Konflik merupakan unsur paling penting dalam sebuah cerita, tanpa adanya konflik, sebuah cerpen akan terasa hambar karena tidak menarik untuk dibaca. Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek & Warren, 2009: 285). Sudjiman (2006: 30) mengatakan bahwa konflik merupakan ketegangan dalam cerita rekaan atau pertentangan antara dua kekuatan. Konflik adalah pertikaian atau pertentangan antara dua karakter tokoh yang berbeda. Kita sudah mengetahui bahwa dalam suatu cerita ada yang dinamakan karakter protagonis dan

karakter antagonis yang masing-masing mempunyai ide tersendiri. Perbedaan karakter inilah yang biasanya memunculkan konflik. Tarigan (2011: 134) mengungkapkan dalam kenyataan terdapat beraneka ragam konflik, misalnya, konflik antara manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alam sekitar, suatu ide dengan ide lain, dan seseorang dengan kata hatinya. Menurut lukens dalam Nurgiantoro (2013: 239) konflik dalam cerita fiksi anak dapat terjadi antara seseorang dengan diri sendiri, seseorang dengan orang lain, seseorang dengan masyarakat dan seseorang dengan alam.

Peneliti mengumpulkan data dengan mengikuti perkembangan terbaru dari Majalah Bobo. Majalah Bobo merupakan majalah anak tertua yang terbit di Indonesia sejak tahun 1973 dan sampai sekarang masih diminati oleh berbagai pihak salah satunya anak-anak. Keragaman rubrik yang khusus diterbitkan untuk anak-anak menjadi salah satu alasan anak-anak tertarik membaca majalah terebut. Salah satu rubriknya adalah cerpen anak yang memuat beragam cerita anak yang mengandung konflik. Cerpen anak-anak dalam majalah Bobo tersebut dapat digunakan sebagai bahan ajar pengajaran sastra bagi siswa SLTP kelas IX semester dua karena pada kurikulum 2013 terdapat kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran sastra. Kompetensi dasar tersebut adalah menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerpen yang dibaca atau dengar. Salah satu struktur cerpen yang dipelajari oleh siswa SLTP kelas IX semester dua adalah seputar konflik dalam sebuah cerita. Peserta didik dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran cerita bergerak seputar konflik atau masalah dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan

Page 5: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Konfliks Tokoh Utama … ( Fadhilatun Hayatunnufus)

45

cerpen anak-anak majalah Bobo, dengan tujuan agar anak-anak dapat memahami berbagai konflik yang terjadi dalam dunia anak-anak. Anak-anak diharapkan dapat mencegah terjadinya konflik dan dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat tokoh dalam cerpen anak yang sudah dibacanya tanpa harus melakukan kesalahan yang sama.

Hal tersebut yang menjadi alasan peneliti dalam memilih cerpen anak pada Majalah Bobo sebagai sumber data penelitian. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini peneliti akan menganalisis “Konflik Tokoh Utama Cerpen Anak pada Majalah Bobo 2017 dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar”. Sebagai bahan rujukan, peneliti menggunakan buku-buku yang relevan sebagai panduan, yaitu buku-buku tentang sastra anak, pengkajian fiksi, dan sumber bacaan lainnya dari internet, jurnal, hasil penelitian, dan lain-lain yang relevan dengan penelitian. 2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2004: 53). Deskriptif analitik yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada objek yang diteliti secara obyektif. Sumber data dalam penelitian ini adalah majalah Bobo terbitan tahun 2017. Peneliti mengambil sepuluh cerpen anak-anak majalah Bobo sebagai data penelitian. Cerpen anak-anak tersebut, peneliti ambil secara random.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menganalisis data terbagi menjadi tujuh tahap. 1. Mengumpulkan dan membaca

dengan cermat setiap cerpen dan

langsung mengumpulkan data dengan mencari serta menandai penggalan-penggalan cerpen yang mengandung konflik.

2. Memberi kode pada penggalan-penggalan cerpen yang mengandung konflik.

3. Menganalisis dan menginterpretasi data yang sesuai dengan kata kunci yang dibuat sesuai landasan teori.

4. Mengelompokkan konflik dalam cerpen-cerpen tersebut.

5. Mendeskripsikan konflik yang terkandung dalam cerpen-cerpen tersebut.

6. Mengimplementasikan hasil analisis konflik ke dalam pembelajaran sastra di SLTP.

7. Menyimpulkan hasil analisis data penelitian.

3. Pembahasan

Konflik pada hakikatnya

merupakan sesuatu yang tidak

menyenangkan yang dialami atau

dirasakan tokoh. Konflik dapat muncul

karena adanya pertentangan di antara

beberapa kepentingan yang berbeda,

namun juga karena konflik pula

kemudian memunculkan pertentangan

sehingga konflik pun mengalami

perkembangan. Konflik yang akan

diteliti dalam cerpen majalah Bobo

adalah konflik internal (konflik yang

terjadi antara seseorang dengan diri

sendiri dan konflik eksternal (konflik

yang terjadi antara seseorang dengan

sesuatu diluar dirinya, mungkin dengan

lingkungan alam atau dengan orang lain.

Adapun judul-judul cerpen anak

majalah Bobo yang akan dianalisis, yaitu

“Terompet Meira”, “Bunga Kuncup

Satu”, “Rara Ingin Belajar Memanah”,

Siapa yang Lebih Tekun”, “Antara Aku

Page 6: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Kelasa Vol. 13 No. 1, Juni 2018: 43--54

46

dan Ical”, Rara Ingin Belajar Memanah”,

“Gara-gara Titunuan”, “Nasi Goreng

Permata”, dan “Gelang Persahabatan”.

Berikut ini adalah hasil analisis konflik

yang terjadi dalam cerpen-cerpen

tersebut.

3.1 Konflik Tokoh Utama dengan

Dirinya Sendiri.

Konflik antara tokoh utama

dengan dirinya sendiri dalam cerpen

anak-anak majalah Bobo tampak pada

kutipan cerpen anak majalah Bobo

berjudul “Terompet Meira” karya Ulfah

Hafidzah berikut.

“Ibu, hari ini Meira boleh beli

terompet, kan?” Tergantung Ayah,

sempat membelikan, tidak” Jawaban Ibu

membuat Meira kesal. Teman-temannya

sudah membeli terompet dari kemarin.

Ayah selalu beralasan kehabisan

terompet karena pekerjaannya sedang

banyak sehingga lembur di kantor. Pada

saat pulang, Ayah tidak ketemu penjual

terompet karena sudah malam.

Usai sarapan tadi, Meira dijemput

saudaranya main di rumahnya. Siang

hari Ibu menjemputnya. Meira cemberut

karena teman-teman dan saudaranya

sudah memiliki terompet untuk

menyambut tahun baru nanti.

“Wah, anak Ibu kenapa cemberut?

Jadi hilang deh cantiknya,” goda Ibu

sambil mencubit pipi Meira yang jadi

makin tembem saat cemberut.

‘Enggak apa-apa.” Meira

menjawab dan masuk ke dalam mobil.

Kutipan tersebut menunjukkan

konflik Meira dengan dirinya sendiri.

Meira menahan rasa marah pada

ayahnya yang tidak dapat membelikan

sebuah terompet. Ayah Meira selalu

pulang malam sehingga tidak

menemukan penjual terompet di jalan.

Hal tersebut menimbulkan rasa kesal

pada diri Meira dan memperlihatkan

wajah cemberut kepada orang tuanya.

Sebagai seorang anak tidak mungkin

Meira melawan atau marah kepada

Ayahnya, ia hanya dapat menahannya

dalam hati.

Hal itulah yang menyebabkan

konflik pada diri Meira. Sebagai seorang

Ibu, Ibu Meira pun menyadari jika

anaknya sedang kesal. Ibu Meira

mencari solusi untuk menghilangkan

rasa kesal pada Meira dengan cara

membuat terompet bersama Meira. Hal

tersebut terlihat pada kutipan berikut.

“Meira tak juga terseyum dan

melangkah terpaksa ke samping Ibu. Ibu

menunjukkan Youtube tentang cara

membuat terompet. Akhirnya, Meira

tersenyum, dia serius melihatnya sambil

sesekali melirik keranjang yang di bawa

Ibu. Meira akan punya terompet buatan

sendiri.

Konflik antara tokoh utama

dengan dirinya sendiri tampak juga

dalam cerpen “Bunga Kuncup Satu”

karya Eva Shalihah berikut ini.

Esoknya, di sekolah, teman-teman

di kelas lulu ramai membicarakan

perkembangan pohon mawar masing-

masing. Lulu sedih saat mendengar

pohon mawar milik teman-temannya

sudah mekar bunganya. Padahal, Lulu

sudah merawat pohon mawarnya

sepenuh hati, sesuai saran Ibu. Namun,

kenapa hanya bunga miliknya yang

masih kuncup?

Page 7: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Konfliks Tokoh Utama … ( Fadhilatun Hayatunnufus)

47

Sepulang sekolah, Lulu cemberut

terus sampai waktunya makan siang.

“Lulu kenapa? Kok cemberut?” Ibu

tersenyum, menyodorkan sepiring nasi

pada Lulu. “Lulu kesal, Bu. Mawarnya

Sari sudah berbunga. Banyak lagi,

katanya. Teman-teman yang lain juga.

Cuma Lulu yang bunganya kuncup satu,”

rengek Lulu. Ibu tersenyum,” Tidak apa-

apa, Lu, yang penting pohon itu kan,

kamu yang tanam dan rawat sendiri. Ibu

yakin, pohon Lulu tidak kalah bagus

dibandingkan pohon teman-teman lain.”

Lulu terdiam mendengar kata-kata Ibu.

Kata-kata Ibu ada benarnya juga.

Kutipan cerpen tersebut

menunjukkan adanya konflik dalam

tokoh utama, yaitu Lulu dengan dirinya

sendiri. Lulu merasa khawatir dan

tidak percaya diri karena usahanya

dalam mengerjakan tugas sekolah

belum terlihat hasilnya, padahal ia

sudah merusaha untuk merawat pohon

mawar miliknya dengan baik agar dapat

berbunga sesuai dengan harapannya.

Akan tetapi, ternyata kenyataannya

pohon mawar yang dirawatnya belum

juga berbunga seperti milik teman-

temannya yang lain. Pada cerpen ini,

Lulu mengutarakan permasalahannya

kepada orang lain dan tokoh Ibu pun

hadir dalam cerpen tersebut untuk

menenangkan rasa khawatir dalam diri

Lulu.

Kata-kata Ibu yang meng-

isyaratkan bahwa Lulu tidak perlu

khawatir dengan pohon mawarnya

membuat Lulu yakin bahwa pohon

mawar yang dirawatnya akan berbunga

seperti milik teman-teman sekelasnya.

Tokoh Ibu membantu Lulu untuk dapat

menyelesaikan konflik dalam diri Lulu

sehingga ia memiliki rasa percaya diri

kembali.

Konflik antara tokoh utama dan

dirinya sendiri tampak juga dalam

cerpen “Rara Ingin Belajar Memanah”

karya Tyas berikut ini.

Pak Yogi memanggil semua atlet

sekolahnya. Ia mengajak semua fokus

dan berdoa, Ah, Rara jadi ingat kalau ia

sedang belajar bersabar.

Ia ingat, Kak Titis selalu

mengatur napas saat latihan panahan.

Rara pun berusaha tenang. Pelan-pelan,

ia mulai fokus ke pertandingannya. Kak

Titis pernah bilang, kalau mau berhasil

diolahraga harus fokus dan lakukan

sepenuh hati. Hati harus senang.

Rara sudah fokus, tidak lagi

menoleh ke tempat penonton. Ia berlari

sekuat tenaga. Ia berlari dengan

gembira. Akhirnya, ia menempati urutan

kedua.

Konflik dalam cerpen tersebut

yakni tokoh utama (Rara) yang

berusaha melawan rasa gugupnya

dalam mengikuti pertandingan lari

antar sekolah. Rara yang mengikuti

lomba lari tidak fokus mengikuti

perlombaan karena Kak Titis tidak ikut

menonton perlombaan. Hal itulah yang

membuat Rara tidak fokus ke

perlombaan tersebut.

Namun, akhirnya konflik dalam

diri Rara dapat teratasi setelah ia

mengingat pesan Kak Titis. Tokoh Titis

masuk sebagai pemberi pesan jika Rara

ingin berhasil diolahraga harus fokus

dan dilakukan dengan hati senang.

Konflik dalam diri tokoh Rara dalam

cerpen ini hanya menyangkut hal-hal

kecil yang sangat mudah untuk di atasi.

Page 8: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Kelasa Vol. 13 No. 1, Juni 2018: 43--54

48

Konflik antara tokoh utama dan

dirinya sendiri juga terdapat dalam

cerpen “Siapa yang Lebih Tekun?” karya

Dyah Eka Kurniawati. Dalam cerpen ini

diceritakan bahwa tokoh utama, yaitu

Vilia yang merasa dirinya paling hebat

dan rajin menulis dibandingkan dengan

Yuna. Akan tetapi, hasil tulisan Yuna

berhasil dimuat di sebuah majalah

terkenal. Konflik dalam diri tokoh

menggebu karena dia iri pada Yuna. Hal

tersebut dapat dilihat pada kutipan

berikut.

“Ini Aneh, Bu. Kenapa cerpen

karya Yuna yang dimuat majalah itu,

bukan karyaku. Padahal aku lebih rajin

dan tekun lo, sehingga karyaku tentu

lebih bagus. Apalagi, aku juga lebih

berpengalaman daripada dia.”Sungut

Vilia.

Kalimat-kalimat kutipan tersebut

merupakan ungkapan rasa iri dan

kekecewaan dalam diri Vilia yang

diungkapkan kepada tokoh ibu. Tokoh

ibu dalam cerpen bertujuan untuk

membantu Vilia menyelesaikan konflik

dalam dirinya. Nasehat ibu kepada Vilia

membuat Vilia berfikir dan akhirnya

sadar bahwa sifat sombong dan rasa

ingin menang sendiri yang ada dalam

dirinya adalah sesuatu hal yang tidak

baik. Jika ia ingin tulisannya dimuat di

majalah yang terkenal ia harus lebih

tekun belajar menulis dan berkonsultasi

sebelum mengirimkan tulisan tersebut

ke majalah. Hal tersebut tampak pada

kutipan cerpen berikut.

“Ayo introspeksi diri lagi!

Mungkin sekarang karya Yuna memang

lebih bagus, karena dia lebih tekun

dalam belajar menulis,” kata ibu Vilia.

3.2 Konflik Tokoh Utama dengan

Orang Lain.

Konflik yang terjadi antara tokoh

utama dan orang lain dalam cerpen

anak majalah Bobo biasanya

menyangkut hal-hal kecil, seperti

berbeda pendapat tentang sesuatu.

Padahal perbedaan itu bukan

merupakan perbedaan yang prinsipiel.

Konflik tokoh utama dengan orang lain

dalam cerpen anak majalah Bobo

tampak pada kutipan cerpen anak yang

berjudul “Antara Aku dan Ical” karya

Liza erfiana berikut ini.

Sepertinya Ical kurang suka aku

berada di dalam tim sepak bola sekolah.

Dengan teman-teman yang lain, dia bisa

akrab, bercanda, dan tertawa riang.

Namun, denganku, bertegur sapa saja

dia enggaebutn. Bahkan pernah dia

mengempeskan roda sepedaku. Beberapa

temanku melihat dia melakukannya.

Namun, Ical tak mau mengakuinya.

“Anak-anak, seminggu lagi

pertandingan memperebutkan piala

bupati. Bapak harap kalian berlatih

dengan serius!” Arahan Pak Lukman

membuyarkan lamunanku. “Hore!”

teman-teman bersorak gembira. Cuma

aku yang kurang senang mendengar

berita itu. Semua itu karena sikap Ical.

“Ravan, kamu sakit?” Tiba-tiba Pak

Lukman menyebut namaku. “Ehh enggak

Pak. Jawabku gugup. “Bapak kira kamu

sakit. “Kucingnya yang sakit Pak?’ sindir

Ical.

Konflik yang terjadi dalam

cerpen tersebut adalah konflik antara

tokoh Ravan dengan Ical. Ical adalah

teman Ravan dalam tim sepakbola

sekolah. Ravan masuk sebagai anggota

tim sepakbola karena Pak Lukman yang

Page 9: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Konfliks Tokoh Utama … ( Fadhilatun Hayatunnufus)

49

memintanya. Akan tetapi, Ical tidak suka

Ravan masuk sebagai anggota tim

sepakbola karena tubuhnya yang kecil

dibandingkan dengan anggota tim

sepakbola yang lain. Ical sebagai kapten

tim sepakbola beranggapan bahwa

Ravan tidak pandai bermain sepokbola

karena memiliki tubuh yang kecil. Hal

inilah yang menyebabkan Ical tidak

menyukai Ravan masuk sebagai tim

sepakbola, padahal Ravan sangat pandai

bermain sepakbola.

Konflik di antara Ravan dan Ical

akhirnya selesai ketika Ravan

menunjukkan bahwa ia mampu bermain

sepakbola dan membawa kemenangan

bagi tim sepakbola sekolahnya. Hal

tersebut tampak pada kutipan berikut.

Teman-teman bersorak gembira,

tendangan terakhirku menjadi penentu

kemenangan tim kami. “Hidup, Ravan!”

teriak teman-teman spontan. Dengan

bangga kami bisa memberikan prestasi

untuk sekolah, Namun tidak kalah

penting adalah terjadinya persahabatan.

Akhirnya, aku dan Ical bisa menjadi

sahabat yang baik.

Konflik antara tokoh utama

dengan orang lain dalam cerpen anak

majalah Bobo juga dapat dilihat dalam

cerpen “Rara Ingin Belajar Memanah”

karya Tyas KW. Konflik tersebut dialami

tokoh utama, yaitu Rara dan Kak Titis.

Rara merasa kesal pada Kak Titis karena

kakaknya tersebut tidak menonton

perlombaan lari yang ia ikuti. Biasanya

kak Titis selalu menontonnya. Hal itulah

yang membuat Rara kesal dan marah

pada Kak Titis dan akhirnya

menyebabkan konflik di antara mereka.

Hal ini dapat dilihat dalam kutipan

berikut.

“Kak Titis mana, Bu?” Ibu

menggelengkan kepalanya. Ah, Rara

kecewa, kakaknya tidak datang lagi.

Rara kesal. Uh, Kak Titis sekarang sibuk

sendiri. Pasti ia latihan panahan lagi.

Rara menghentakkan kakinya.

Kutipan tersebut bermakna rasa

kecewa yang ada dalam diri Rara

terhadap kakaknya merupakan rasa

kecewa seorang adik yang ingin dapat

perhatian dari kakaknya. Kakak yang

selama ini selalu menemaninya berlatih

lari atau menonton perlombaan lari

adiknya tiba-tiba menjadi berubah sikap

karena sibuk berlatih memanah. Konflik

yang terjadi antara kakak dan adik ini

dapat terselesaikan dengan cepat

setelah Kak Titis meminta maaf kepada

Rara. Ungkapan permintaan maaf Kak

Titis terdapat dalam kutipan berikut.

Kak Titis minta maaf pada Rara

karena tidak bisa datang. Untuk

menghibur Rara, ia mengajak Rara ke

tempat ia berlatih memanah. Biasanya,

Kak Titis tak memperbolehkan Rara ikut.

Nanti Rara bosan, begitu selalu katanya.

Dalam kutipan tersebut terlihat

penyelesaian konflik yang terjadi antara

Rara dan Kak Titis. Kak Titis meminta

maaf pada Rara karena selama ini dia

tidak pernah menemani Rara latihan

lari. Kak Titis mengajak Rara melihatnya

berlatih panahan untuk menghibur Rara

sehingga Rara memaafkannya.

Konflik antara tokoh utama dan

orang lain dalam cerpen anak majalah

Bobo juga terdapat dalam cerpen yang

berjudul “Gara-gara Tinutuan” karya

Esti Asmalia berikut ini.

Terlalu asyik melamun, Rio tidak

bisa mengatur arah sepedanya. Ia jatuh

menimpa pagar bambu Pak Kus. “Kamu

Page 10: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Kelasa Vol. 13 No. 1, Juni 2018: 43--54

50

mau mencuri ayam, ya?”tuduh Pak Kus

sambil berkacak pinggang. Matanya

melotot mengamati pagar bambu yang

ambruk dan ayam-ayamnya yang lari

berhamburan. “Enggak, Pak. Saya hanya

nabrak pagar bambu ini. “Maaf Pak, saya

tidak sengaja. Tadi saya melamun. “Naik

sepeda, kok sambil melamun. Pokoknya

kamu harus ganti pagar saya yang

rusak.”

Berdasarkan kutipan tersebut

didapati adanya konflik antara tokoh

Rio dan Pak Kus. Pak Kus marah pada

Rio, ia menuduh Rio akan mencuri

ayam-ayam miliknya. Padahal Rio tidak

sengaja menabrak pagar bambunya

sehingga ayam-ayam Pak Kus berlarian

ke sana ke mari. Rio pun merasa

bersalah karena tidak sengaja menabrak

pagar bambu Pak Kus. Rio meminta

maaf pada Pak Kus, namun Pak Kus

meminta Rio untuk mempertanggung-

jawabkan perbuatannya. Selama ini Rio

berpikir Pak Kus adalah orang yang

galak, hal ini membuat Rio takut dan

akhirnya Rio pun memper-

tanggungjawabkan perbuatannya. Dia

datang kembali ke rumah Pak Kus untuk

memperbaiki pagar bambu yang

ditabraknya.

Konflik yang terjadi antara Pak

Kus dan Rio ini hanyalah konflik yang

ringan, yaitu konflik antartokoh

protagonis. Konflik di antara mereka

tidak prinsipiel, hanya sekadar

kesalahpahaman biasa saja yang dapat

diselesaikan dengan baik. Jika konflik

antar tokoh tersebut merupakan

sesuatu yang prinsipiel, maka salah satu

pihak akan berubah fungsi menjadi

tokoh antagonis. Kutipan dalam cerpen

yang menyatakan penyelesaian konflik

di antara tokoh adalah sebagai berikut.

Menjelang senja, pagar bamboo

Pak Kus kembali terlihat rapi dan cantik.

“Lebih keren dari sebelumnya ya, Pak?”

Tanya Rio.

“Sebagai pemula, kerjamu bagus

juga.” Pak Kus mengangguk-angguk

seraya menepuk pundak Rio.

Konflik tokoh utama dengan

orang lain juga terdapat dalam cerpen

majalah Bobo yang berjudul “Gelang

Persahabatan” karya Husna Ilyas.

Konflik yang terjadi karena perselisihan

antara tokoh Putri dan Tikah. Mereka

bertengkar karena Putri tidak mau

memberi contekan Matematika saat

ujian tengah semester. Putri dan Tikah

pura-pura tidak melihat jika berpapasan

di koridor sekolah. Di dalam kelas pun

mereka seperti tidak saling mengenal.

hal tersebut terlihat dalam kutipan

berikut.

“yang semangat, dong!” tepuk

Ratih di pundak Putri. Tadi Ratih sedang

mengobrol dengan Tikah yang langsung

membuang pandangannya ke pinggir

lapangan, setelah Putri mendekat.

Putri menguatkan diri, perasaan

kesal dan sebal pada Tikah masih ada di

hatinya karena Tikah marah-marah

tidak diberi contekan.

Perselisihan yang terjadi di

antara tokoh Putri dan Tikah adalah

perselisihan antarkawan. Perselisihan

tersebut menyangkut hal-hal kecil

sekadar beda pendapat antarkawan.

Konflik tersebut dapat diselesaikan

dengan bantuan tokoh ibu yang

dihadirkan oleh penulis cerpen. Tokoh

ibu memberi nasehat pada Putri agar ia

mau memperbaiki persahabatannya

Page 11: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Konfliks Tokoh Utama … ( Fadhilatun Hayatunnufus)

51

dengan Tikah, sehingga mereka dapat

bersahabat kembali. Penyelesaian

konflik dalam cerpen “Gelang

Persahabatan” dapat terselesaikan

dengan baik, hal tersebut terlihat pada

kutipan berikut.

“…dia mau minta maaf, katanya.

Tikah datang membawa puding, lo. Nanti

bunda iris dan bawa ke kamar, ya. Biar

bisa kalian makan berdua.” Bunda

tersenyum.

Saat itu, Putri melihat gelang

persahabatan yang pernah dibuatnya.

Ah, meski tanpa gelang persahabatan itu,

mereka akan tetap menjadi sahabat.

3.3 Konflik Tokoh Utama dengan

Alam

Konflik seseorang dengan alam

haruslah dipahami dalam pengertian

yang lebih luas, meliputi berbagai

kondisi lingkungan kehidupan termasuk

di dalamnya flora dan fauna. Dalam

cerpen majalah Bobo yang berjudul

“Nasi Goreng Permata” karya Husna

Ilyas terdapat konflik antara tokoh

dengan tumbuhan. Tumbuhan dalam

cerpen tersebut adalah sayur-sayuran

yang tidak disukai oleh tokoh Febi.

Tokoh Febi tidak menyukai sayuran

karena menurutnya sayuran tidak enak

rasanya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan berikut.

“Kamu mau? Yuk, makan berdua!”

Ujar Aliya sambil menyodorkan kotak

bekalnya.

Febi menggeleng.

“Rasa sayuran tidak enak. Bikin

perutku mual!”

Cobain deh! Sayur buatan bunda,

tidak bikin mual.” Kata Aliya.

Seorang anak memang terkadang tidak

menyukai sayuran. Anak-anak lebih

suka dengan makanan instan seperti

mie atau nuget. Cerpen “Nasi Goreng

Permata” menceritakan tentang seorang

anak yang tidak suka makan sayur.

Untuk mengatasi konflik tersebut,

dihadirkanlah tokoh Aliya. Tokoh Aliya

adalah teman sekelas Febi, setiap hari ia

membawa bekal nasi dan sayuran,

sedangkan Febi selalu membawa bekal

mie goreng. Aliya berusaha untuk

membuat Febi suka makan sayur

dengan mengundangnya untuk makan

siang di rumah Aliya. Aliya mencoba

membuat Febi suka makan sayur. Hal

tersebut tampak dalam kutipan berikut.

“Feb, ayo dimakan. Nasi

gorengnya enak, lo!” ujar Aliya. Akhirnya,

Febi menyendok juga nasi goreng itu. Ia

menatap beberapa wortel dan sawi yang

ikut terangkat di sendoknya. Aliya

meyakinkan lagi dengan mengangguk.

Kamu mual tidak, Febi?” Tanya

Aliya penasaran. Febi mulai mengunyah

pelan-pelan. “Kalau sayurannya dimasak

seperti ini, aku suka,” ujar Febi sambil

tersenyum.

Kutipan di atas menunjukkan

bahwa usaha Aliya agar Febi mulai

menyukai sayuran tampaknya berhasil.

Sayuran yang dimakan oleh Febi tidak

membuat perutnya mual. Penyelesaian

konflik dalam cerpen tersebut sangat

mudah karena konflik yang muncul

tidak sulit untuk diselesaikan oleh

seorang anak.

Konflik antara tokoh dengan

alam juga terdapat dalam cerpen

berjudul “ Bakso Pak Kus” karya Tyas

KW. Cerpen tersebut menceritakan

tentang tokoh Eri yang ingin sekali

Page 12: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Kelasa Vol. 13 No. 1, Juni 2018: 43--54

52

membeli bakso di warung Pak Kus. Eri

harus menyisihkan uang sakunya untuk

membeli bakso. Namun, setelah ia

berhasil membelinya, bakso tersebut

dimakan Langton. Langton adalah

kucing peliharaan Kak Yogi. Konflik

antara Eri dan seekor kucing terlihat

dalam kutipan berikut.

Bluk! Ada suara tumbukan lembut

di meja. Eri menoleh ke meja. Tampak si

Langton sedang memasukkan kaki

depannya ke mangkok bakso. Langton

sedang mengambil satu butir bakso. Eri

melonggo.

“Langton! Hus..hus!” Kak Yogi

mengusir Langton dari meja. Kak Yogi

memandang Eri kasian.

“Ya, Langton,” Ucap Eri, kesal.

“Enggak jadi makan bakso deh, aku.”

Lanjutnya lesu.

Konflik kecil antara Eri dan

Langton, seekor kucing terjadi karena

kecerobohan Eri. Eri meletakkan

mangkuk bakso di atas meja. Ia lupa

menutupnya dengan tudung saji. Si

kucing pun akhirnya menggondol bakso

Eri. Eri merasa menyesal karena buru-

buru menemui teman-temannya

membuat ia lupa menutup mangkuk

baksonya dengan tudung saji.

Kak Yogi dalam cerpen tersebut

dihadirkan untuk membantu Eri dalam

mengatasi konfliknya dengan Langton.

Kak Yogi merasa bertanggungjawab atas

ulah hewan peliharaannya itu. Hal

tersebut dapat dilihat dalam kutipan

berikut.

“Maafkan Langton ya, Ri!” Ucap

Kak Yogi. “Sudah, sekarang enggak usah

disesali. Yuk, kita ke warung bakso Pak

Karso! Kakak yang traktir”.

Seketika wajah Eri berseri

kembali.

4. Implementasi Hasil Analisis Konflik pada Pembelajaran Sastra di SLTP

Pada dasarnya cerpen dapat dijadikan sebagai sarana pendukung dalam memperkaya bacaan siswa dan dapat dijadikan sebagai bahan ajar pembelajaran sastra bagi guru bahasa Indonesia di sekolah. Pembelajaran sastra di SLTP dapat mengunakan sastra anak. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak. Karya tersebut berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata dan tidak berdasarkan fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak.

Dengan adanya pembelajaran sastra di sekolah memungkinkan siswa untuk menambah pengalaman dan pengetahuan terhadap makna kehidupan yang beragam. Tujuan pembelajaran sastra tidak hanya menambah pengalaman dan pengetahuan, tetapi juga untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya. Menurut Oemarjati dalam Abidin, (2012:213) hakikat pembelajaran sastra ialah memperkenalkan kepada siswa nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra dan mengajak siswa ikut menghayati pengalaman-pengalaman yang disajikan itu.

Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang

Page 13: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Konfliks Tokoh Utama … ( Fadhilatun Hayatunnufus)

53

dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.

Pembelajaran sastra di SLTP diarahkan terutama pada proses pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mendalami cipta sastra sehingga muncul pemahaman dan sikap menghargai cipta sasta sebagai suatu karya yang indah dan bermakna. Hasil analisis konflik tokoh utama dalam cerpen anak majalah Bobo dapat diterapkan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SLTP kelas IX. Siswa diharapkan dapat memahami konflik beserta penyelesaiannya dalam cerpen anak-anak majalah Bobo.

Dengan memahami berbagai konflik tersebut, diharapkan siswa dapat mencegah terjadinya konflik. Hasil analisis konflik tokoh utama dalam cerpen anak majalah Bobo ini adalah siswa dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat tokoh dalam cerpen anak majalah Bobo yang sudah dibacanya sehingga siswa tidak melakukan kesalahan yang sama. Jika siswa mengalami konflik yang sama dengan tokoh cerpen dalam majalah Bobo tersebut, siswa dapat menyelesaikannya dengan penyelesaian atau solusi yang sama seperti dalam cerpen tersebut.

5. Simpulan

Konflik merupakan sesuatu yang

tidak menyenangkan yang dialami atau

dirasakah tokoh dalam cerita. Konflik

dalam cerpen anak-anak majalah Bobo

dapat diklasifikasikan menjadi konflik

internal dan eksternal. Konflik antara

tokoh utama dengan dirinya sendiri

termasuk dalam konflik internal. Konflik

internal yang terjadi dalam cerpen

anak-anak majalah Bobo merupakan

konflik yang sederhana. Solusi konflik

tersebut dapat diselesaikan dengan

mudah tanpa melalui perenungan yang

mendalam.

Konflik eksternal yang terjadi

dalam cerpen anak-anak majalah Bobo

terdiri dari konflik antara tokoh

utama/seseorang dengan orang lain dan

konflik antara tokoh utama dengan

alam. Penyebab konflik antartokoh

utama dan orang lain dalam cerpen

anak-anak tersebut hanya karena hal-

hal kecil atau kesalahan-kesalahan kecil

yang biasa dilakukan oleh anak-anak.

Penyelesaian/solusi konflik dapat

diselesaikan dengan munculnya tokoh

lain yang membantu tokoh utama untuk

mencari penyelesaian terhadap konflik

tersebut. Konflik tokoh utama dengan

alam dalam cerpen anak-anak majalah

Bobo dapat ditemukan dalam cerpen

tentang seorang anak yang tidak suka

sayuran dan cerita seorang anak dan

hewan peliharaan. Cerpen-cerpen anak

dalam majalah Bobo hanya

menampilkan konflik-konflik yang

sangat dekat dengan dunia anak-anak

dan mudah untuk diselesaikan oleh

tokoh utama sendiri maupun tokoh lain

yang membantu penyelesaian konflik

dalam cerpen tersebut.

Daftar Acuan

Maghfirah Rizam, Masyithah. 2016. “Konflik dalam Cerpen Anak-anak Majalah Bobo dan Implementasinya dalam pem-belajaran Apresiasi Prosa Fiksi.” Dalam jurnal Bahasa dan Sastra, Volume II. Hlm 237-256.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak:

Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Page 14: KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ANAK MAJALAH …

Kelasa Vol. 13 No. 1, Juni 2018: 43--54

54

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori,

Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sarumpaet. Riris K. Toha. 2010. Pedoman

Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional.

Sudjiman, Panuti. 2006. Kamus Istilah Sastra.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip

Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Wellek, Rene dan Austin Warren. 2009. Teori

Kesusastraan. Diterjemahkan oleh Melani Budianto dari Buku Theory of Literature. Jakarta: Gramedia.