Konflik, Nilai Dalam Organisasi

download Konflik, Nilai Dalam Organisasi

of 10

description

Makalah Safriadi

Transcript of Konflik, Nilai Dalam Organisasi

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahManusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok. Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, banyak sekali muncul kelompok, komunitas, ataupun organisasi dengan berbagai latar belakang.Sebuah organisasi, tentu tidak akan pernah menjadi besar jika anggotanya hanya berfikir bahwa keberadaanya dalam organisasi tersebut hanya didasarkan atas kesamaan nasib belaka. Tentu dalam perjalananya anggota organisasi yang seperti itu haruslah melakukan redefinisi atas eksistensinyatersebut.Suatuorganisasi tentu akan terjadi suatu dinamika dimana menuntut perhatian pengurus dan anggotanya. Dinamika organisasi yang harus dikelola secara cerdas dan konstruktif ialah terletak pada konflik yang sering timbul di suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik tidak selamanya bersifat destruktif akan tetapi akan mampu meningkatkan produktifitas suatu organisasi apabila dapat di atasi dan dikelola dengan baik. Pada kenyataanya ada hal-hal yang dapat mempengaruhi pergerakan atau proses berjalannya suatu organisasi.Konflik dalam kehidupan sehari hari merupakan sesuatu hal yang mendasar dan esensial. Dalam organisasi, konflik mempunyai kekuatan yang dapat membangun kinerja staff, karena adanya variabel yang bergerak bersamaan secara dinamis. Dalam hal ini, konflik merupakan suatu proses yang wajar terjadi dalam suatu organisasi atau masyarakat.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konflik Dalam Organisasi1. Pengertian KonflikKonflikberasal dari kata kerjaconfigereyang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada empat jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.a. Konflik IntrapersonalKonflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut: Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuantujuan yang diinginkan.Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu : Konflik pendekatan-pendekatan (Approach-approach Conflict), contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik. Konflik pendekatan penghindaran(Approach-avoidanceConflict), contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan. Konflik penghindaran-penghindaran (Avoidance-avoidanceConflict), contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.b. Konflik Interpersonal.Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.c. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompokHal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.d. Konflik interorganisasiKonflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dalam setiap kasus, hubungan integrup harus dimanage sebaik mungkin untuk mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua konsekuensi disfungsional dari setiap konflik yang mungkin timbul.2. Faktor faktor Penyebab Konflik1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.2. Perbedaan latar belakangsehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.4. Perubahan-perubahanyang cepat dan mendadak dalam masyarakat.3. Sumber-sumber konflik1. Faktor komunikasi (communication factors)2. Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization)3. Faktor yang bersifat personal (personal factors)4. Faktor lingkungan (environmental factors)4. Penyelesaian Konflika. MenghindarMenghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi.b. MengakomodasiMemberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.c. KompetisiGunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.d. Kompromi atau NegosiasiMasing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.e. Memecahkan Masalah atau KolaborasiPemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.

B. Nilai Dalam Organisasi1. Pengertian NilaiNilai sama dengan sesuatu yang menyenangkan kita, nilai identik dengan apa yang diinginkan, nilai merupakan sarana pelatihan kita, nilai pengalaman pribadi semata.Defenisi nilai menurut para ahli antara lain sebagai berikut :a. Menurut Driyarkara(1966)Nilai adalahhakekat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia.b. Menurut Fraenkel(1977)Nilai adalahidea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, biasanya mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika benar. salah atau keadilan justice. (Value is any idea, a concept , about what some one think is important in life).c. Menurut Kuntjaraningrat(1992)Menyebutkan sisten nilai budaya terdiri dari konsepi-konsepi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap bernilai dalam hidup.Dapat disimpulkan bahwa nilai adalahkumpulan perasaan dan pola pikir tentang sesuatu dengan hal yang berdasarkan etika, moral dan akhlak. Nilai dapat digunakan sebagai suatu cara mengorganisasi sejumlah sikap. Nilai-nilai juga penting untuk memahami perilaku manajer yang efektif.

2. Tipe tipe NilaiAllport dan rekan-rekan berupaya untuk mengkategorikan nilai pada 6 tipe nilai yaitu sebagai berikut :a. Teoritis: menganggap sangat penting penemuan kebenaran lewat suatu pendekatan kritis dan rasional.b. Ekonomis: menekankan kegunaan dan yang praktis.c. Estitis: menaruh nilai tertinggi pada bentuk dan keserasian.d. Sosial: memberikan nilai tertinggi pada kecintaan akanorang-orang.e. Politis: menaruh tekanan pada diperolehnya kekuasaan dan pengaruh.f. Religius: peduli akan kesatuan pengalaman dan pemahaman mengenai kosmos sebagai keseluruhan.

Dengan menggunakan ini, ditemukan bahwa orang-orang dalam kedudukan kerja yang berlainan secara berlainan menganggap pentingnya keenam nilai itu. Misalnya, satu studi membandingkan rohaniawan, agen pembelian, dan ilmuwan industri. Tidaklah mengherankan, pemimpin religius menaruh nilai-nilai religius sebagai paling penting dan nilai-nilai ekonomi kurang penting. Nilai ekonomi, di pihak lain dijumpai sebagai paling penting bagi eksekutif pembelian.

3. Unsur-unsur NilaiPemahaman tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai merupakan representasi kognitif dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang universal, yaitu :a. kebutuhan individu sebagai organisme biologisb. persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonalc. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan Kelangsungan hidup kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992, 1994).Sebagaimana terbentuknya, nilai juga mempunyai karakteristik tertentu untuk berubah. Karena nilai diperoleh dengan cara terpisah, yaitu dihasilkan oleh pengalaman budaya, masyarakat dan pribadi yang tertuang dalam struktur psikologis individu (Danandjaja, 1985), maka nilai menjadi tahan lama dan stabil (Rokeach, 1973). Jadi nilai memiliki kecenderungan untuk menetap, walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal tertentu. Salah satunya adalah bila terjadi perubahan sistem nilai budaya di mana individu tersebut menetap (Danandjaja, 1985).

C. Administrasi dalam Human Services Organizations (HSO)

1. Pengertian AdministrasiAdministrasi berasal dari bahasaLatinyang terdiri dari kataintensifdanministrare, yang artinya adalah membantu, melayani dan memenuhi. Jadi secara garis besar, administrasi adalah sebuah proses untuk membantu, melayani, mengarahkan dan mengatur semua yang berkaitan dengan kegiatan yang ada dalam sebuah organisasi atauusahauntuk kepentingan bersama.Merujuk pada definisi yang dibuat oleh paraahli, administrasi adalah sebuah proses pelayanan berkaitan dengansurat-surat yang terdapat di berbagai jenis usaha atau kelompok, baik besar atau kecil semua memiliki administrasi di dalamnya. Sebuah tugas atau kegiatan bisa diselesaikan secara bersama melalui sebuahprosesadministrasi yang di dalamnya juga terdapat prosesbimbingandan pengendalian dari kelompok yang bersangkutan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.Administrasi dalambahasa Indonesiaberasal daribahasa Belanda, pengertiannya dijabarkan dalam lingkup sempit, yaitu suatu kegiatan tata usaha kantor seperti mencatat, mengetik, mengkopi dan menggandakan dari sebuah proses pelayanan. Pengertian ini termasuk dalam lingkup sempit sesuai pengertiankatadalam bahasa Inggrisnya yaitu clerical task. Dalam arti luas, administrasi berasal daribahasa Inggrisyaitu sebuah proses kerjasama antara dua pihak berdasarkan pengertian rasional tertentu untuk meraih tujuan atau goal bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.Jadi secara luas, merangkum dari penjabaran yang di atas, administrasi itu adalah sebuah proses penyelenggaraankerjayang dilakukan oleh dua pihak demi tercapainya sebuah tujuan yang sebelumnya telah disepakati melalui fungsi-fungsimanajemenperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap organisasi atau kelompok.

2. Peranan Administrasi dalam OrganisasiSetiap orang yang terlibat dalam satu organisasi bekerjasama dalam langkah teratur yang telah disepakati bersama. Setelahmembacabeberapa penjabaran dari administrasi di atas, kita pasti sudah mendapat gambaran mengenai sebuah keteraturan dan pengendalian yang memilikidampakkuat terhadap sebuah organisasi atau usaha.Jadi jika dalam suatu organisasi tidak memiliki satu tugas yang mengawasi dan mengatur maka tidak akan ada aturan atau hukuman dan membuat setiap orang yang terlibat dalam organisasi menjadi seenaknya, saling mengambilkeuntunganuntuk kepentingansendiri. Tujuan dalam sebuah organisasi akan menjadi kacau tanpa administrasi yang baik. Tujuan utamanya bukanlah lagi sukses bersama atau pengembangan organisasi itu sendiri melainkan kesuksesanuntuk individu saja. Jadi penting sekali adanya pengawasan pada setiap anggota organisasi dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh administrator atau orang yang mengerjakanadministrasi.Administrator adalah orang yang memegang kendali administrasi, membuataturandan ketentuan terhadap anggota dalam kelompok. Setelah membuat peraturan tersebut, administrator harus mengawasi apakah setiap orang melaksanakan peraturan tersebut atau tidak. Jika ada yang tidak melaksanakan peraturan tertentu maka administrator berhak untuk memberikan hukuman atau sangsi baik secara administrasi ataupun lainnya sesuai ketentuan yang berlaku dalam kelompok tersebut.

3. Prinsip prinsip Administrasi Tidak adakatatidak berguna atau tidak berfungsi bagi sebuah administrasi dalam organisasi. Perannya terbukti vital. Agar lebih jelas, di bawah ini sedikit pencerahan mengenai aspek penting dari administrasi yang disebutprinsip-rpinsip administrasi, sebagai berikut:a. Prinsip Administrasi Hirarki.b. Prinsip Administrasi Kendali.c. Prinsip Administrasi - Kesatuan Perintah.d. Prinsip Administrasi - Delegasi Wewenang.e. Prinsip Administrasi Spesialisasi.f. Prinsip Administrasi Objektif.g. Prinsip Administrasi - Sentralisasi dan Desentralisasi.

4. Unsur unsur Penting dalam Administrasia. Program (Programme)Pertanggung jawaban administrasi yang utama adalah memelihara program lembaga sosial dalam perubahan kebutuhan dan nilai masyarakat, dan perubahan kontribusi pekerjaan sosial. Isi program lembaga sosial ditentukan oleh pernyataan tujuan yang luas dan tujuan pelaksanaan yang khusus, (jelas tujuannya, orang yg dilayani, jelas penanganan masalahnya). b. Keuangan (Finance)Persoalan perencanaan dan pelaksanaan keuangan secara langsung dengan perencanaan program dan keberhasilan keseluruhan pelaksanaan lembaga soisal. Keuangan sebaiknya berdasarkan seleksi prioritas program.c. Personalia (Personel)Analisis kebutuhan merupakan esensial untuk isi pekerjaan organisasi yang sebenarnya dan untuk identifikasi personalia yang diperlukan guna mengerjakan pekerjaan. Administrasi personalia yang baik dapat dilihat penggajian, tingkatan kompetensi pekerja dalam menjalankan tugas.d. Struktur Organisasi (Organizational Structure)Lembaga sosial yang besar perhatiannya lebih banyak diberikan pada struktur organisasional. Keprofesionalan dapat dilihat dari hubungan pekerjaan dengan struktur yang mudah dimengerti hubungan pelaksanaannya.e. Penelitian (Reasearch)Lembaga sosial hendaknya ikut serta dalam pengumpulan data yang cukup untuk mengerjakan laporan pekerjaan pelayanan. Hasil penelitian dapat dibuat untuk penilaian tentang masalah, bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan lembaga social.f. Hubungan masyarakat (Public relation)Pelayanan sosial yg efektif seharusnya dipergunakan dan dimanfaatkan untuk dan oleh masyarakat. Tugasnya memelihara hubungan yang efektif dan kooperatif dengan lembaga sosial lain, kelompok masyarakat.g. Prosedur dan metode (Methods and procedure)Pekerjaan penyederhanaan merupakan tujuan utama administrasi perhatian khusus seharusnya dicurahkan untuk isi pencatatan, pengelolaan pekerjaan yang berhubungan dengan sekretariat efisiensi, pemeliharaan pencatatan.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Nilai adalahkumpulan perasaan dan pola pikir tentang sesuatu dengan hal yang berdasarkan etika, moral dan akhlak. Nilai dapat digunakan sebagai suatu cara mengorganisasi sejumlah sikap. Nilai-nilai juga penting untuk memahami perilaku manajer yang efektif.Administrasi adalah sebuah proses penyelenggaraankerjayang dilakukan oleh dua pihak demi tercapainya sebuah tujuan yang sebelumnya telah disepakati melalui fungsi-fungsimanajemenperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap organisasi atau kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa. 2007.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.Winardi, J. 2004.Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media.Bonnie Osinski.Effective Fundraising for Human Service Organization.Dalam Jurnal for Non ProfitOrganization. Vol.I, 1997.Mariane Woodside dan Tricia McCalm.An Introduction to Human Service. Brook Cole-USA. 1998.Yeheskel Hasenfeld. Human Services As Complex Organizations. Sage Publication-Newbury Park.1992.http://dian-malinda.blogspot.com, diakses tanggal 10 Juni 2014.http://file.upi.edu, diakses tanggal 15 Juni 2014.

9