Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan Selatan
KONDISI GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
-
Upload
muhammad-rizal-pahlevy -
Category
Documents
-
view
1.435 -
download
6
Transcript of KONDISI GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
KONDISI GEOMORFOLOGI KALIMANTAN MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia Yang Dibimbing olehBapak Sudarno Herlambang Wahyu Wardani 106351400649 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN GEOGRAFI MARET2008
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kalimantanadalah nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo Besar;yaitu pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh Pulau Irian.Kalimantan meliputi 73 % massa daratan Borneo. Terdapat empat propinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur, luas seluruhnya mencapai 549.032 km2.Luasan ini merupakan 28
% seluruh daratan Indonesia. Kalimantan Timur saja merupakan 10% dari wilayah Indonesia.
Bagian utara Pulau Borneo meliputi negara bagian Malaysia yaitu Serawak dan Sabah, dan
Kesultanan Brunei
Darusallam.Batasan wilayah secara politik yang ada sekarang ini mencerminkan kepentingan penjajah masa lampau. Secara geografis pulau Kalimantan (Indonesia), terletak diantara 4024` LU- 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT -1190 00` BT dengan luas wilayah sekitar535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah dan Serawak) di sebelah utara yang panjang perbatasannya mencapai 3000 km mulai dari proinsi Kalimantan Barat sampai dengan Kalimantan Timur.
Pulau Kalimantan sebagaian besar merupakan daerah pegunungan / perbukitan (39,69
%), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai/ pasang surut (11,73 %) dataran aluvial (12,47
%), dan lain lain (0,93 %).Pada umumnya topografi bagian tengah dan utara (wilayah republik
Indonesia/RI) adalah daerah pegunungan tinggi dengan kelerengan yang terjal dan merupakan
kawasan hutan dan hutan lindung yang harus dipertahankan agar dapat berperan
sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang. Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis tersebut adalah Pegunungan
Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan Pegunungan Meratus.
Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah di Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin,
sangat rentan dan sangat sukar dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan
konservasi yang sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir,
dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat dikembangkan,
tetapi hanya dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.
Sejumlah sungai besar merupakan urat nadi transportasi utama yang menjalarkan
kegiatan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antar wilayah dan eksport-import.
Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang dan yang terpanjang adalah sungai Kapuas (1.143
km) di Kalbar dan dapat menjelajah 65 % wilayah Kalimantan Barat.
Potensi pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan perbukitan di bagaian tengah
dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang cukup potensial adalah emas, mangan, bauksit, pasir
kwarsa, fosfat, mika dan batubara. Tambang
minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai, dan lepas pantai.
Kegiatan perkebunan pada umumnya berada pada wilayah di perbukitan dataran rendah.
Perkebunan yang potensi dan berkembang adalah : sawit, kelapa, karet, tebu dan perkebunan
tanaman pangan. Usaha perkebunan ini sudah mulai berkembang banyak dan banyak investor
mulai datang dari negara jiran, karena keterbatasan lahan di negara jiran tersebut. Untuk terus
dikembangkan secara ekonomis dengan memanfaatkan lahan yang sesuai. Namun sekarang ini
pengembangan perkebunan juga mengancam kawasan perbukitan dataran tinggi, namun diduga
areal yang sebenarnya kurang cocok untuk perkebunan hanya
sebagai dalih untuk melakukan eksploitasi kayu. B.Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana kondisi Fisiografis Kalimantan, yang meliputi kondisi geologis, hidrologi, iklim,tanahdan geomorfologis? 2.Bagaimana pengembangan wilayah di Kalimantan? C.TujuanTujuan penulisanmakalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi fisiografis Kalimantan, yang meliputi kondisi geologis, hidrologi, iklim, tanah dan geomorfologis. 2. Untukmengetahui mengembangan wilayah di Kalimantan.
BAB II PEMBAHASAN A.Kondisi Fisiografis Kalimantan 1.KondisiGeologis Indonesia bagian barat sepertiKalimantan, Sumatera dan Jawa Barat serta JawaTengah tersusun oleh kerak benua, demikian pula dasar lautan di antara pulau-pulau ini yang dangkal. Di bawah kerak bumi adalah zona yang batuannya
lebih panas dan bersifat lebih plastis. Lempeng benua dan lempeng samudera mengapung di atas
bahan cair di bawahnya. DiKalimantan terdapat empat unit geologi utama, yaitu batuan yang
dihubungkan dengan pinggir lempeng, batuan dasar, batuan muda yang mengeras dan tidak
mengeras, dan batuan aluvial serta endapan muda yang dangkal.
Kompleks batuan dasar diKalimantan di bagian barat dan bagian tengah Kalimantan(termasuk pegunungan Schwaner) mewakili singkapan dasar benua terbesar di Indonesia. Batuan dasar adalah batuan di dasar lapisan stratigrafi yang umumnya lebih tua dari batuan di atasnya. Batuan ini biasanya mengalami metamorfosis bela terkena panas. Hasil metamorfosis batuan ini yang khas adalah
batu pualam yang berasal dari batu kapur; bati sekis hijau yang berasal dari batuan vulkanik, batu
gneis yang berasal dari batu pasir atau granit. Daerah batuan metamorfosis atau batuan dasar
adalah jenis kerak benua yang sering dipengaruhi oleh batuan intrusi muda. Kompleks batuan
dasarKalimantanterdiri dari atas sekis dan gneis yang tercampur dengan granit dari Era
Palaezoikum dan
Periode Terseir membentuk daerah kristal yang sangat luas. Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempengKalimantanmencakup opiolit (kerak samudera) dan melange. Potongan lantai samudera (kerak samudera) terdapat beberapa tempat didaratanKalimantan. Potongan-potongan
ini dicirikan oleh susunan batuan beku yang padat gelap tipe basa dan ultra basa dengan komponen
granit. Endapan batu kersik samudera dan karbonat mungkin juga terdapat deretan batuan ini
disebut opiolit. Sebagian pengganti jalur penunjaman, opiolit-opiolit ini terbentuk oleh tubrukan
lempeng ketika kerak samudera terperangkap oleh gerakan tektonik lempeng dan tertekan ke
pinggir lempeng yang berdekatan dan di sini opiolit-opiolit ini tetap terlindungi. Proses
pencuatan ini sering disertai oleh rubuh dan retaknya batuan. Kompleks opiolit di PulauLaut dan PegununganMeratus terbentuk dengan cara ini. Batuanmelangeadalah batuan campuran potongan-potongan batu dari
berbagai jenis dan ukuran yang berbeda dalam matrik berliat yang terpotong, yang menunjukkan
adanya tekanan yang sangat kuat. Potongan-potongan ini ukurannya dapat sangat kecil (cm) dan
dapat juga berukuran besar (ratusan meter atau lebih. Malange sering dikaitkan dengan proses
pembentukan jalur
penunjaman.Melangemerupakan perpaduan antara bahan-bahan yang terkikis
dari lempeng samudera yang bergerak turun dengan endapan yang berasal dari massa daratan atau
lengkung vulkanik di dekatnya. Seluruh massa ini tergesek dan terpotong karena desakan ke
bawah dari lempeng yang bergerak turun. Batuan yang terbentuk dengan cara ini berasosiasi
dengan desakan keatas
lempengopiolityang besar di Pegunungan Meratus. Daerahmelangeyang luas di bagian tengahKalimantan, yaitu yang terbentangdi perbatasan antaraKalimantandan Malaysia, masih belum diketahui
dengan baik. Daerah melange ini merupakan zona batuan hancur, sering mengandung potongan-
potongan opiolit, tetapi luas dan umur geologinya (akhir mesozoikum sampai periode tersier yang
lebih tua) sulit untuk dijelaskan dalam
peristilahan lempeng tektonik sederhana (williams dkk, 1989) Sebagian besarKalimantan terdiri dari batuan yang keras dan agak keras, termasuk batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan jajaran pegunungan meratus,batuan vulkanik dan endapan tersier.Kalimantantidak memiliki gunung api yang aktif seperti yang terdapat di Sumatera dan Jawa, tetapimemiliki daerah batuan vulkanik tua yang kokoh di bagian barat daya dan bagian timur Kalimantan. Hal-hal tersebut merupakan peninggalan sejarah geologis Indonesia yang mencakup berbagai masa kegiatan vulkanik dari 300 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Batuan vulkanik terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi
yang mencapai permukaan. Ketika magma menjadi dingin dan membeku, dibawah permukaan
bumi terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi yang mencapai permukaan. Ketika magma
menjadi dingin dan membeku, dibawah permukaan bumi terbentuk batuan intrusi seperti
granodiorit. Ditempat batuan vulkanik tuaKalimantanyang telah terkikis, intrusi yang mengandung
cadangan emas, semula di bawah gunung api merupakan bagian penting dari proses utama
pembentukan mineral seperti emas.
Suatu kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatanKalimantan tersusun dari
batuan endapan seperti batu pasir dan batu sabak. Selain formasi yang lebih tua diKalimantan
Barat, kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan mencakup batu bara dan batuan yang
mengandung minyak bumi. Bagian
selatanKalimantanterutama tersusun dari pasir keras yang renggang dan teras kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun karena luapan sungai Setidaknya diKalimantanterdapat 205 formasibatuan.Formasi batuan di
Kalimantan, terdapat banyak patahan diKalimantan Timur dan Barat, sedikit di KalimantanSelatan
dan sangat sedikit diKalimantan Barat. Sebaran patahan yang paling sedikit berada di bagian
selatan sampai barat dari PulauKalimantan.
Kalimantan Utara membentuk sebagian arah pokok Kepulauan Filipina. Rangkaian
pulau Palawan berakhir pada Pegunungan Kinibalu dan rangakaian Pulau Sulu berakhir di daerah
Teluk Darvel. Pegunungan Kinibaluyang membujur arah timur lautbarat daya terdiri dari lapisan
Pra-tertier yang terlipat tinggi dan lapisan Tertier tang terlipat lebih rendah, yang terganggu oleh
granodiorit dari massa batuan massif Kinibalu. Pegunungan di sebelah utara Teluk Darvel yang
membujur arah timur barat juga tersusun dari batuan Pre
tertier dan Tertier bawah. Lapisan Tertier yang lebih muda yang kurang terlipat terdapat pada sisi rangkaian ini serta pada basin di antaranya yang meluas ke arah barat palung Sulu. Kalimantan Utara yang komplek ini mempunyai hubungan geologis dengan Kepulauan Filipina, yang dipisahkan oleh massa Neogen yang membentang melintasi pulau itu dari Basin Sulawesi di bagian timur sampai teluk Labuhan di pantai barat laut. Bagian yang bersifat Sunda di Kalimantan terdiri atas teras kontinen berbentuksegitiga (baji) di Kalimantan barat daya yang dibatasi oleh Basin Tertier bagian selatan dan timur Kalimantan pada sisi lain. Hanya bagian barat Kalimantan berupa segitiga yang dibentuk oleh Pegunungan MullerUjung DatukUjung Sambar yang sebenarnya merupakan massa kontinen. Bagian itu
pada sisi timurnya terdiri atas Basin Melawi dengan fasies air payau Tertier Bawah. Menurut Fen (1933),hanya Kalimantan barat daya yang boleh disebut daratan tua (Alte Rumpfebene).
Teras kontinen ini membentuk bagian massa daratan Sunda tua. Batas utaranya dibentuk
oleh kelompok pegunungan yang membentang dari Ujung Datuk melalui gunung Niut dan Plato
Madi ke arah Pegunungan Muller. Tepi selatan dibentuk oleh Pegunungan Schwaner dan
pegunungan rendah yang membentang ke pantai selatan. Kedua jalur batuan selanjutnya ditandai
dengan intrusi volkanis dan ekstrusi Tertier. Jalur volkan Tertier ini bertemu di Pegunungan
Muller dan selanjutnya membentang ke arah timur laut melalui Batuayan (1652 m) ke Kongkemal
(2053 m) dan berakhir pada Pegunungan Datong yang rendah di sebelah barat Tarakan. Di dekat
ujung utara massa kontinen Kalimantan Barat, jalur basalt Kuarter terdapat di sekeliling Gunung
Niut yang tua dan sepanjang ujung barat daya terdapat beberapa volkan Kuarter yang telah padam,
seperti Murai, Seluh, dan Bawang Aso. Dari Kongkemal
sebuah pegunungan yang kompleks bercabang ke arah timur menuju Niapa (1275 m) dan dari tempat tersebut basement kompleks merosot dengan teratur da bawah lapisan Tertier semenanjung Mangkaliat. Massa tanah Sunda itu menyusup ke Kalimantan seperti sebuh baji besar yang lebar dasarnya 600 km, sepanjang pantai barat daya antara Ujung Datuk dan Ujung Sambar, membentang ke timur laut sampai pulau itu, serta berangsur
angsur menyempit. Bagian timur laut Pegunungan Schwaner mulai merosot di bawah lapisan
marin Tertier, tetapi kemudian dapat diikuti lebih jauh ke arah timur laut sampai Kongkemal,
kemudian meruncing keluar ke pegunungan Latong di Kalimantan timur laut. Baji batuan Pre
Tertier ini membentuk kerangka struktural Kalimantan Sunda.
Di sebelah barat lautnya terdapat pegunungan besar setinggi 10002000 m yang cekung
ke arah barat laut dan terdiri dari Pegunungan Kapuas Hulu dan Iran. Rangkaian pegunungan ini
tersusun dari batuan marin PreTertier dan Tertier Bawah yang terlipat secara intensif serta
menekan ke arah barat laut.rangkaian tersebut dipisahkan oleh Lembah Rejang, dari sebuah
punggungan (Igir Ularbulu) yang tingginya berangsur angsur berkurang dari 1000 m, yang juga
cekung ke arah barat laut. Pegunungan ini merupakan antiklinorium yang sebagian besar terdiri
dari lapisan Tertier, dipisahkan dari pantai Serawak dan Brunei oleh jalur agak sempit dari tanah
pegunungan rendah. Pegunungan Kapuas Hulu Iran dan Punggungan Ularbulu merupakan
rangkaian pegunungan Tertier yang termasuk kedalam Sistem Pegunungan Sunda. Di sebelah
tenggara
dan timur kerangka struktural Kalimantan, basement kompleks Pretertier menghilang di bawah basin bagian selatan dan timur dan di tempat itu terjadi pengendapanribuan meter sidimen Tertier.
Basement kompleks itu muncul lagi ke arah pantai timur, merosot membentuk palung di
Selat Makasar dan muncul lagi sebagai Pulau Laut dan Sebukku di luar sudut tenggara
Kalimantan. Pada bagian tepi ini basin Tertier
Kalimantantenggara dan timur berupa pegunungan membujur barat dayatimur laut. Pegunungan tersebut berawal di Meratus di bagian selatan, terdiri dari batuanPretertier dan berhubungan dengan antiklinorium Samarinda. Dari antiklinorium Samarinda, pada bagian yang terpotong oleh sungai anteseden Mahakam, sumbu itu muncul lagi ke arah utara ke ambang melintang yang dibentuk oleh Sistem KongkemalNiapaMangkaliat.
Rangkaian Pegunungan Meratus Samarinda merupakan hasil orogenesis Tertier pada sisi
tenggara kerangka struktural kalimantan. Orogenesis itu membentuk bagian yang berlawanan dari
rangkaian pegunungan Tertier Serawak
pada sisi barat lautnya.
2.Kondisi Hidrologi Kalimantan merupakan pulau yang memiliki lahan gambut yang sangat luas,kondisi hidrologi Kalimantan umumnya sanagt dipengaruhi oleh lahan
gambut, karenahutan rawa gambut dalam kondisi murni air tawarmemiliki karakteristik kimiawi yang khas. Airnya sangat asam (pH 3,0 4,5) dan unsur
hara yang sangat rendah, karena tidak ada nutrisi atau komponen penyangga yang dapat mengalir masuk dari luar area gambut tersebut. Tanah gambut dalam kondisi yang tak terganggu itu mengandung 80 90 persen air. Karena kemampuannya untuk menyimpan air dalam jumlah besar itu, hutan rawa gambut
berperan penting dalam mengurangi banjir dan menjamin pasokan air yang berkelanjutan. Hutan
rawa gambut seringkali digolongkan sebagai Blackwater Systems (Sistem Air Hitam), karena air
yang mengalir dari area tersebut dipengaruhi oleh bahan dari tanah gambut, yang menyebabkan
airnya berwarna
seperti "cola" gelap. Kalimantan ditempati oleh tiga sungai besar, yaitu Kapuas, Barito, dan Mahakam.Mata air sungai Kapuas terletak di Cemaru (1681 m) berada di bagian tengah Kalimantan. Sungai tersebut mengalir ke barat menuju palung yang bermuara dengan beberapa cabang ke dalam laut. Sungai Barito, bermata air di pegunungan Muller, mengalir ke selatan dari Muaratewe melalui basin Barito yang berawarawa. Sungai Mahakam mempunyai mata air di Cemaru, memotong sumbu Pre tertier Kalimantan di sebelah timur Batuayan (1652 m) hingga basin Tertier Kutai.
Hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah dialiri oleh sungai besar dan kecil yang
mengalir dari Utara ke Selatan dengan bermuara di Laut Jawa. Keadaan pasang surut Sungai
Kapuas merupakan aspek hidrologis yang sangat berperan dan berpengaruh terhadap kota
Pontianak. Ada dua faktor fisik utama yang berpengaruh terhadap aspek hidrologis ini, yaitu
keadaan topografi yang
rata-rata rendah di atas permukaan laut dan posisi geografis kota yang berada pada garis khatulistiwa. Besarnya pengaruh pasang dan curah hujan yang tinggi terutama terjadi pada daerah-daerah pinggiran sungai. Besarnya pengaruh pasang surut ini berkisar antara 1-2 meter. 1.HabitatPesisir Wilayah pesisir umumnya didefinisikan sebagai suatu jalur daratan dan laut yang terdapat di sepanjang pesisir. Wilayah ini hanya sebagian kecil di Kalimantan. Wilayah ini mencakup beberapa habitat yang dari segi ekologi sangat produktif, yaitu muara sungai, lahan basah pasang-surut, hutan bakau dan terumbu karang, dan juga merupakan daerah temapat tinggal sebagaian
besar pendudukKalimantan, di mana sebagian besar pembangunan sedang berlangsung.
Garis pesisirKalimantan membentang sejauh 8.054 km, yakni dari Semenanjung Sambas di
bagian barat sampai Pulau Nunukan di perbatasan Sabah. Sebagaian besar garis ini berhadapan
dengan pantai yang dangkal, dan dibelakangnya terdapat hutan bakau dan hamparan lumpur, atau
pantai berpasir yang luas, yang tepinya ditumbuhi pohon-pohon cemara Casuarina.
Habitat-habitat utama diKalimantan meliputi pulau-pulau kecil berbatu-batu, formasi terumbu karang, garis pantai berbatu-batu termasuk tanjung pantai berpasir, asosiasi bakau/nipah, dan hamparan lumpur, serta muara sungai. 2.HabitatAirTawar Di belakang batas hutan bakau dan nipah daerah pesisir, tanah yang tergenang air di dataran rendahKalimantan menunjang kehidupan rawa gambut dan hutan air tawar yang sangat luas.Kalimantan, secara keseluruhan, memiliki lahan basah seluas 20.116.000 ha. Dari lahan seluas itu, yang tersisa sekitar 12.478.000 ha. Persoalannya adalah dari 20 juta ha luas lahan itu, yang dilestarikan hanya sebesar 1.322.000 ha. Rawa rawa di daerah Kalimantan Selatan dan Tenggara adalah dataran rendah yang paling rendah di seluruh Kalimantan. Selam musimkemarau rawarawa itu ditanami padi rawa (padi bencah), dan untuk memperbesar produksi pertanian usaha pengeringan rawa (drainase dalam bentuk polder polder) banyak dilakukan. 3.DaerahAliranSngai
Borneo merupakan daratan dengan sungai-sungai besar: Sungai Kapuas, Sungai Barito,
Sungai Kahayan, Sungai Kayan, dan Sungai Mahakam di wilayahKalimantan. Sungai-sungai ini
merupakan jalur masuk utama ke pedalaman pulau dan daerah pegunungan tengah. Semakin ke
hulu,
sungai lebih sempit. Sungai tersebut mengalir melalui hutan-hutan perbukitan, berarusderas,dan airnyajernih.
Kebanyakan sungai-sungai utama diKalimantan terdapat di jajaran pegunungan tengah.
Sungai-sungai itu semakin lebar dan semakin besar volumenya menuju ke laut, karena ada
tambahan air dari anak-anak sungainya, yang membentuk sungai utama yang mengalirkan air dari
daerah aliran sungai yang luas. Debit air bervariasi menurut musim. Kecepatan arus,
kedalaman air, dan komposisi substrat bervariasi menurut panjang aliran dan lebar sungai, dan ini mempengaruhi biota yang dapat hidup di dalamnya.
Kondisi air dan perairan di pulau Kalimantan meliputi perairan umum (sungai, danau,
dan lain-lain) dan perairan laut. Persediaan air tanah di Kalimantan cukup tinggi dengan turunnya
hujan sepanjang tahun dan keadaan
alam yang berupa hutan. 3.Kondisi Iklim
Kalimantan terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhu yang relatif
konstan sepanjang tahun, yaitu antara 250 -350 C di dataran rendah. Tipe vegetasi tidak hanya
ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan juga oleh distribusi curah hujan sepanjang tahun.
Dataran rendah di sepanjang garis katulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap
bulan dapat mendukung hutan yang selalu hijau (Holdridge 1967). Semua bagian Borneo
terletak di daerah yang selalu basah sepanjang tahun.
Pola curah hujan di Indonesia ditentukan oleh dua angin musimangin musim tenggara
atau musim kering (meioktober) dan angin musim barat laut atau musim basah (Nopember
April). Dari Mei sampai Oktober matahari
melintas Indocina dan Cina bagian selatan, dan suatu sabuk dengan tekanan rendah berkembang di
atas daratan Asia yang panas. Angin yang membawa hujan bertiup ke arah utara dari daerah yang
bertekanan tinggi di atas Australia dan Samudera India. Angin ini menyerap kelembaban sambil
melintasi lautan yang luas. Ketika mencapai pulau-pulau di Kawasan Sunda Besar dan daratan
Asia, angin naik ke atas karena harus melintasi jajaran bukit dan gunung. Sambil naik udara
menjadi lebih dingin dan kelembabannya turun menjadi titik hujan. Hujan musim yang sangat
lebat jatuh di atas India dan Cina bagian selatan dan curah hujan yang lebih rendah jatuh di pulau-
pulau Dangkalan Sunda termasuk
Kalimantan. Kalimantanterletak di garisEquator dan memiliki iklim tropis dengan suhu yang relative konstan sepanjang tahun antara 250
350 C di dataran
rendah. Dataran rendah di sepanjang equator yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap
bulannya dapat mendukung hutan yang selalu hijau.Kalimantan
terletakdi daerah basah sepanjang tahun. Memiliki sedikitnya bulan basah dengan curah hujan kurang dari 200 mm. Angin musim barat laut (Nopember-
April) pada umumnya lebih basah dari pada angin musim tenggara, tetapi beberapa daerah pesisir
menunjukkan pola curah hujanbimodal. Kalimantan dapat dibagi menjadi lima zonaagroklimat.
Sebagian besar daerah
perbukitanyang tinggi menerima curah hujan2.000 4.000 mm setiap tahun. Sebagian besar wilayahKalimantanmasuk ke dalam kawasan yang paling
basah (Oldeman dkk. 1980). Tidak seperti Sumatera, diKalimantan tidak ada gunung-gunung di
daerah pesisir yang mempengaruhi curah hujan, walaupun beberapa gunung yang pendek
mempengaruhi curah hujan lokal, terutama di
Kalimantanbagian timur. Kalimantantengah dan barat adalah kawasan yang
paling basah, sementara bagian-bagian di pesisir timur jauh lebih kering. Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah merupakan kawasan yang paling basah. Angin musim Barat laut di
Kalimantan Barat pada bulan Agustus- September dan musim hujan berlangsung sampai bulan
Mei. Curah hujan sangat tinggi terutama pada bulan Nopember dan yang kedua pada bulan April.
Pada bulan Juni-Agustus iklim relatif lebih kering, akan tetapi tidak ada bulan yang curah
hujannya kurang dari 100 mm. Curah hujan tahunan di Putussibau (Kapuas Hulu) mencapai lebih
dari 4000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya
kurang dari 200 mm. Dengan wilayah panas sepanjang tahun dan daerah lembab.
Angin musim barat laut mencapaiKalimantan Barat pada bulan Agustus- September dan
musim hujan berlangsung sampai bulan Mei; curah hujan sangat tinggi terutama pada bulan
Nopember dan yang kedua pada bulan April. Dari bulan Juni sampai Agustus, iklim relatif lebih
kering tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah hujan di Putusibau
lebih dari 4.000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200 mm. Di
KalimantanTengah dan Selatan, curah hujan umumnya bertambah tinggi ke arah utara dari daerah pesisir. Pengaruh angin musim tenggara jauh lebih besar daripada diKalimantan Barat. Bulan kering terjadi dari bulan Juli sampai
September terutama di daerah-daerah bayang-bayang hujan di bagian barat Pegunungan Meratus,
misalnya di Martapura. Namun musim kemarau disini masih tidak sekering di jawa dan Nusa
Tenggara. Pesisir di bagian tenggara dan
PulauLaut umumnya lebih basah daripada pesisir bagian selatan. Karena pengaruh Pegunungan Meratus (Oldeman dkk 1980). Daerah-daerah pesisir diKalimantan Timur dan bagian timur Sanah jauh lebih kering daripada bagian-bagian lainnya diKalimantan. Pengaruh angin
musim barat laut jauh lebih lemah karena hampir semua hujan jatuh di pegunungan tengah.
Bahkan selama musim penghujan, curah hujan relatif rendah dan seringkurang dari 200 mm/bulan,
terutama di daerah Semenanjung Sankulirang. Tidak ada musim kemarau yang khusus karena
angin musim
tenggara melintasi laut terbuka sehingga juga membawa hujan ke daerah lain.
Walaupun pola iklimKalimantan secara umum bercirikan curah hujan yang tinggi,
periode kemarau yang pendek sepanjang tahun berperan penting dalam kehidupan tumbuhan dan
mempengaruhi pola pembungaan dan pembuahan pada tumbuhan. Hanya kadang-kadang saja
musim kemarau berlangsung agak lama. Pada tahun 1982-1983 diKalimantan terjadi musim
kemarau yang berkepanjangan, yang terjadi lagi pada tahun 1987, 1990 dan 1997. Musim kemarau
yang panjang ini terjadi secara berkala dalam sejarah Borneo, dan mungkin berkaitan dengan
osilasi El Nino di bagian selatan
(Leighton dan Wirawan 1986). Dengan tingkat curah hujan yang tinggi di Kalimantan maka tingkat terjadi banjirpun sangat tinggi. Daerah yang rawan banjir dikalimantan dapt dilihat pada gambar 3.1.
4.Kondisi Tanah Kondisitanah merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi penyebaran vegetasi. Ada lima faktor utama dalam formasi tanah : litologi, iklim,
topografi, mahluk hidup dalam waktu. Sebagian besar tanah telah diKalimantan berkembang pada
dataran bergelombang dan pegunungan yang tertoreh diatas batuan sedimen dan batuan beku
tua.Tanah-tanah ini berkisar dariultisolmasam
yang sangat lauk daninceptisolmuda. Di bagian selatan dataran aluvial dan tanah gambut yang sangat luas, terus meluas sampai ke Laut Jawa. Perluasan ini masih terus terjadi di dangkalan Kalimantan bagian selatan, dengan endapan aluvial yang terbentuk di belakang hutan bakau pesisir.
Di daerah tropis yang lembab pelapukan berlangsung sangat cepat, disebabkan oleh
panas dan kelembaban. Karena curah hujan yang tinggi, tanah selalu basah dan unsur-unsur
pokoknya yang dapat larut hilang ; proses ini disebut pelindian. Tingkat pelapukan, pelindian dan
kegiatan biologi (kerusakan
bahan-bahan organik) yang tinggi merupakan ciri berbagai tanah diKalimantan (Burnham, 1984). Batuan Pulau Kalimantan miskin kandungan logam dan tanah Kalimantanumumnya kurang subur dibandingkan dengan tanah vulkanik yang
subur di Jawa. Pelapukan sempurna yang dalam disertai dengan pelindian menghasilkan tanah
yang kesuburannya rendah di berbagai dataran rendah. Lereng yang lebih curam mungkin lebih
subur karena erosi dan tanah longsor
terus membuk batuan induk yang baru.
Tanah di atas bagian utamaKalimantan tengah danKalimantan timur laut adalah ultasol
(acrisol). Tanah yang mengalami pelapukan sangat berat ini membentuk jenis tanah podsolik
merah-kuning di sebagian besar daratan
Kalimantanyang bergelombang. Sebagian besar ultisol di Kalimantanadalah tropodult.Jenisudultsukar untuk digunakan secara intensif karena kandungan
hara di bawah lapisan permukaan rendah dan komposisi antara kandungan aluminium yang tinggi
dan keasaman yang kuat. Secara tradisional penduduk setempat telah menggunakan tanah ini
untuk perladangan berpindah dengan tanaman berumur pendek dan masa bera yang lebih panjang
supaya kesuburan tanah pulih kembali. Cara ini memberikan kesempatan bagi lapisan permukaan
tanah untuk mengumpulkan humus dan bahan organik lagi yang penting bagi cadangan hara dan untuk mengatur kelembaban dan suhu tanah. Kelompok tanah yang paling umum diKalimantanadalahInceptisol. Tanah ini pelapukannya sedang dengan profil yang jelas merupakan tanah Kalimantanyang relatif lebih subur. Di Kalimantanjuga terdapat kelompok tanah aqueptdantropept. Jenis tanahtropoquept yang tersalir buruk terbentuk pada
endapan sungai yang tererosi dari batu pasir silika periode Tersier. Sabak merupakan
kelompokaquept yang paling tidak subur. Tanahtropept yang lebih subur tersebar luas, terutama di
pegunungan yang terpotong tajam dan daerah pegunungan di tempat-tempat dengan kelerengan
terjal dan erosi aktif. Beberapa
tropepttua berkaitan dengan bentang lahan yang datar. Kelompokdystropept
yang berwarna coklat tua kemerahan terbentuk di atas batuan masam dan bersilika, seperti batuan
konglomerat, batuan pasir, dan batuan lanau mudah ditemukan diKalimantan.
Tanahhistosol,nonmineral atau tanah yang terutama tersusun atas bahan organik disebut gambut, mencakup daerah yang luas di dataran rendah Kalimantan.Tanah ini semula berupa dataran aluvial berbatu di rawa. Di sini serasah dan sampah organik terkumpul secara cepat, lebih dari 4.5 mm/tahun (Anderson, 1964), karena kondisinya yang tetap jenuh dan anaerob. Pada tanah tropohemistbahan organik hanya terurai sebagian.Histosol juga terdapat di
Borneo sebagai lapisan bahan organik yang relatif tipis (50-150 cm) yang terkumpul di dataran
tinggi dan perbukitan, dimana terdapat banyak awan dan kelembabanya tinggi. Tanah ini berupa
gambutombrogen (gambut asam) yang terkait erat dengan hutan lumut. Hampir seluruh
tanahhistosol sangat masam dengan kandungan hara utama dan hara tambahan rendah, sehingga
sulit diolah
dan memerlukanbiaya tinggi untuk mengolahnya. Tanahalfisolterbentuk bila batuan menghasilkan sejumlah besar bahan
dasar ketika mengalami pelapukan, seperti marl berkapur dan batuan kapur di bagian
timurKalimantan. DiKalimantan,malisol dibatasi oleh bentang lahan yang kaya akan kapur. Tanah
ini berwarna gelap, karena kandungan humusnya tinggi dan kaya bahan dasar terutama kalsium.
Secara umum jenis tanah ini miskin kalium yang merupakan hara utama. Kapur yang
menyebabkan kekurangan hara tambahan merupakan masalah bagi kebanyakan tanaman di tanah
yang keasaman dan kebasaan rendah.Rendol yang tersalir dengan baik
dapat dengan mudah ditemukan dibagian timurKalimantan, terutama di Semenanjung Sankulirang.
Tanah yang paling lapuk adalahexisol, didominasi oleh liat yang mempunyai sedikit
mineral yang terdapat lapuk dan menghasilkan sedikit hara tanaman. Jenis tanah ini terdapat diatas
batuan ulta basa di Ranau dan Tawau, Sabah dan pegunungan MeratusKalimantan Selatan.
Walaupun tanah ini mengandung Mg/Ca dengan kadar tinggi dan nikel, krom dan kobalt yang
berkadar tinggi, vegetasinya tidak berbeda dengan hutan disekitarnya. Sebaliknya tanah-tanah yang kaya akan bahan organik di daerah yang tinggi dengan gambut di atas batuan ultrabasa, sepertiGunung Kinibalu pada ketinggian 2.000-2.800 m, mendukung kehidupan vegetasi tertentu (Burnham 1984). Jenis tanahentisol berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang berkembang.Fluventdanaquents(tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan
baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari tanah
aluvial secara berkala. Tanahequents jenuh air dalam suatu periode yang panjang dalam satu tahun
dengan ciri khas dalam, berwarna abu- abu dan warna lainnya; tingkat kesuburannya bergantung
pada kandungan mineral dan bahan organik endapan aluvial asalnya. Tanahhydraquentsterdapat di
rawa pasang surutKalimantan dengan ciri tanah ini muda, lunak, berlumpur dan belum
berkembang. Tanahsulfaquents umumnya terdapat bersama-sama
denganhydraquents.Tanah-tanah yang tersalir buruk ini sangat terbatas untuk
tanah pertanian, karena mengandung pirit, yang jika dikeringkan akan menimbulkankondisi yang
sangat masam dengan kadar besi dan aluminium sulfat yang cukup tinggi, sehingga bersifat
beracun. Tanah asam sulfat ini
terdapat di daerah PulauPetak,KalimantanSelatan. Jenis tanahfluvents penting di dataran banjir di tepi sungai atau danau di Kalimantan. Tanah-tanah ini umumnya terdapat di sungai-sungai yang
mengangkut endapan yang rawan terhadap banjir dan perubahan aliran sungai. Kandungan mineral
dan kesuburan tanahtrofofluventsdiKalimantantergantung pada formasi geologi di daerah aliran
sungai bagian hulu dan topografi daerah
sekitarnya. Dua lingkungan utama yang bertanah aluvial adalah muara sungai dan rawa-rawa belakangnya. Tanah-tanah aluvial baru yang berasosiasi dengan air tawar diKalimantan sebagian besar mendukung hutan-hutan rawa air tawar.
Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi
tidak sesubur tanah aluvial laut atau abu vulkanik (Burnham 1984). Tanah-tanah aluvial di dataran
tepi sungai diKalimantan adalah tanah- tanah yang paling subur dan merupakan habitat yang
mudah dikelola. Kebalikan dari tanah yang subur ini adalah tanahpsamments, merupakan tanah
muda yang mencolok, umumnya terdapat pada pantai-pantai muda maupun pantai tua. Tingkat
kesuburan jenis tanah ini sangat rendah. Jenis tanahpsmamentsyang
luas terdapat di bagian tengahKalimantan.
Kapasitas umum menyimpan zat-zat hara pada tanah-tanahKalimantan sebagian besar
bergantung pada kandungan humus. Oleh karena itu kandungan zat hara yang sangat rendah bila
lapisan humusnya rendah, misalnya pada tanah- tanah pasir kerangas. Di dalam tanah yang
dalamnya satu meter, hampir
setengahnya dari basa yang diserap hanya terdapat dalam lapisan atas sedalam 25
cm (Nye dan Greeland 1960). Hal ini menjelaskan tingkat kesuburan yang sangat rendah pada
ladang-ladang, karena pembakaran vegetasi penutup dan erosi lapisan tanah atas menyebabkan
lapisan yang paling subur hilang. Untuk penggunaan tanah lahan pertanian yang berkelanjutan,
banyak tanah-tanah di
Kalimantanmemerlukan tindakan-tindakan konservasi terutama untuk lapisan tanah atas dan pengendalian erosi, penggunaan pupuk yang seimbang serta pengelolaan yang baik. 5.Kondisi Geomorfologis
Kalimantan memiliki pulau yang datar, dikarenakan mempunyai pesisir yang rendah dan
memanjang serta dataran sungai, terutama disebelah selatan dan barat. Lebih dari setengah pulau
ini berada di ketinggian di bawah 150 m dpl dan air pasang dapat mencapai 100 km ke arah
pedalaman.Kalimantantidak memiliki pegunungan berapi namun jajaran pegunungan utamanya
semula merupakan gunung berapi. Rangkaian pegunungan utamanya melintasi bagian
tengah pulau seperti trisula terbalik dari utara ke selatan dengan tiga mata tombak
bercabang di bagian selatan. Gunung Kinibalu diKalimantan yang tingginya 4.101 m dpl,
merupakan puncak tertinggi di Asia tenggara dan merupakan gunung tertinggi diantara
pegunungan Himalaya dan puncak Jayawijaya yang tertutup salju di Irian Jaya. Puncak gunung
lain diKalimantan yang mencapai
2.000 m hanya beberapa saja. Gunung Kinibalu terdiri atas sumbat batu granit yang terangkat oleh tekanan vulkanik dan masih terus bertambah tinggi. Pengunungan Iran (Iban) antara Kalimantan Timur dan Malaysia Timur menjulang sampai 2.160 m di Gunung Harun (Harden), dekat perbatasan dengan Sabah.Ujung bagian barat rangkaian pegunungan Iran tengah membentuk jajaran
Kapuas Hulu di sepanjang perbatasan Serawak denganKalimantanBarat. Menjulang di Gunung
Lawit (1.767 m) dan Gunung Cemaru (1.681 m). Dari pegunungan tengah sekitar Gunung
Cemaru, Pegunungan Muller (puncak tertingginya Gunung Liangpran (2.240 m) dan Pegunungan
Schwaner (Bukit Raya 2.278 m) melintang kebarat daya di sepanjang perbatasanKalimantan
Tengah dan Barat. Kearah tenggara melintang pengunungan Meratusyang rendah (puncak
tertingginya G. Besar 1.892 m), memisahkanKalimantan Selatan dan timur dan memanjang ke
arah selatan sepanjang pesisir. Seluruh rangkaian pegunungan ini merupakan pegunungan
sekunder dengan ketinggian rata-rata
1.000
1.500 dan dengan puncakkadang-kadang hanya mencapai 2.000. Gunung Makita
(2.987 m) yang berada dekat Longnawan dan Gunung Giho (2.550 m) di dekat Longsaan,
keduanya berada di perbatasan dengan Serawak merupakan puncak tertinggi Borneo yang berada
diKalimantan, diikuti dengan
Gunung Mantam (2.467 m) di sebelah barat Tanjung Redep, Kalimantan Timur. Kalimantandilalui oleh sungai-sungai besar yang mengalir dari bagian
tengah pulau ke pesisir.Kalimantan memiliki tiga sungai terpanjang yang menjadi kebanggaan
Indonesia. Sungai Kapuas (1.143 km), Sungai Barito (900 km) dan Sungai Mahakam (775 m).
Sungai Kapuas mengalir dari kakiGunung
Cemaru ke barat, mengaliri sebagian besarKalimantanBarat. Sungai Barito yang
besar mata airnya berasal dari pegunungan Muller dan mengalir ke selatan dan bertemu dengan
Sungai Negara yang berasal dari Pegunungan Meratus bermuara dekat Banjarmasin. Sungai
Kahayan yang kecil tetapi memiliki sejarah yang penting juga mengaliri pesisir selatan. Sungai
Kahayan dan SungaiMahakam mengalir dari pegunungan di pedalaman ke pesisir timur. Sejumlah
sistem sungai yang berukuran besar mempunyai anak-anak sungai yang sangat luas di daerah
alirannya di pedalaman dam pantai-pantainya di dataran rendah. Sungai Mahakam, Sungai Barito,
Sungai Negara, Sungai Kapuas dan SungaiBaram (serawak) semuanya mempunyai danau tapal
kuda dan anak sungai musiman
pada dataran banjir. Di bagian selatan, anak sungai Bayan mengalir ke Seruyan.
Walaupun di Kalimantan terbebas dari bahaya gunung berapi, patahan atau sesar dan
gempa bumi, namun masih mungkin terjadi beberapa potensi bahaya lingkungan. Berdasarkan
kajian Banter (1993) kemungkinan sering terjadi erosi pada lereng barat laut pegunungan
Schwener dan Gunung Benturan, serta di beberapa tempat lainnya di bagian tengan dan hulu
sungai besar di
Kalimantan.Erosi sabagai akibat aberasi pantai terjadi di pantai barat, selatan dan timur.Bahaya lingkungan lainnya adalah kebakaran hutan pada musim kemarau sebagai akibat panas alam yang membakar batu bara yang berada di bawah hutan tropisini.Bahaya lingkungan ini harus menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan dalam pengaturan ruang wilayah. Pola pegunungan di Kalimantan sangat berbeda dengan Pulau Sumatera dan Jawa. Selain itu kebanyakan pegunungan tersebut (selain di Kalimantan Utara pada perbatasan Indonesia dan Malaysia Timur) merupakan pegunungan
tua (dari zaman Mesozoikum); karena telah mengalami denudasi berat. Puncak pegunungan di
Kalimantan rendah, dan bentuknya tumpul. Keadaan ini menyebabkan sungai
sungai di Kalimantan tidak begitu deras alirannya (gradien
tingginya kecil), sehingga sangat baik untuk pelayaran. Hal ini membantu bagi sistem lalulintas di
daratan bagi daerah tersebut.
Berbeda dengan pulau pulau lain, Kalimantan tidak mempunyai gunung api aktif,
kecuali pegunungan Apokayam pada perbatasan dengan Malaysia Timur. Oleh karena itu
peremajaan tanah oleh bahan vulkanik tidak terjadi. Hal
ini tampak bila tanah di Kalimantan mulai di buka (digarap) tanahnya tidak subur (kecuali diberi pupuk dan dijaga humusnya).
Pegunungan di Kalimantan berpusat di tengah tengah pulau. Gunung yang tertinggi di
Kalimantan adalah Kongkemul (2053 m), yang lebih tinggi di Kalimantan Utara (Malaysia Timur)
seperti Gunung Kinibalu (4175 m),
Limbakauh (2300 m), Murud (2260 m) dan Gunung Mulu (3000 m). Batas antara
Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur dan Pegunungan Kapuas Hulu dengan Pegunungan
Muller terbentang dataran rendah Kapuas yang semakin meluas ke arah pantai. Di antara
Pegunungan Muller dan Schwaner dengan Pegunungan Meratusterbentang dataran rendah sungai
sungai yang mengalir ke selatan. Akhirnya di sebelah Timur terdapat dataran rendah Sungai
Mahakam. Kondisi fisik dasar alam kalimantan sebagian beasr berupa daerah pengunungan
atau perbukitan (39,69%), daratan (35,08%), dan sisanya dataran pantai atau pasang surut (11,37%), dataran alluvial (12,47%) dan lain-lain (0,39%). Pulau Kalimantan terbagi menjadi 4 zone yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan masing-masing karakteristik zone. Zone I Kalimantan Selatan 1.Terdiri dari daratan alluvial, daratan banjir, tanggul alam, dan back swamp. 2.Karakteristik: Pada waktu pasang, air sungai tertekan sehingga terjadi
genangan. Dataran yang semula berupa basin diendapi oleh maretial endapan dari pegunungan di
sebelah utaranya. Kalimanta selatan banyak terdapat lapisan gambut yang sangat tebal sehingga
daerahnya sulit dikembangkan paling cocok hanya dipaiak sebagai persawahan pasang
surut. Zona II Kalimantan Barat Berupa pegunungan geantiklinyang batuannya terdiri dari batuan yang berumur Permocarbon. Menurut Van Bemmelen, batuan ini adalah batuan yang berumur tua di Indonesia. Batuan ini meluan hingga ke kepulauan Andalan dan sebagian dari zone ini pada zaman es mengalami genangan oleh air laut. Di lembah-lembah sungai zone ini sebagian besar terdiri dari hasil pelapukan granit yang berupa feldspar dan kuarsa. Beberapa puluh sentimeter (cm) di baeah permukaan laut, materialnya pasir kuarsa. Zone ini disebut sebagai peguningan masif yangterdapat di daerah tertutup ataupu tertentu saja (lokal). Zone III Kalimantan Tengah 1.Merupakan geantiklin yang di beberapa tempat menunjukkan aktivitas vulkanis yang tidak aktif lagi, misalnya Pegunungan Iran. 2.Dahulu sungai Kapuas pada zone ini terdapat endapan yang cukup tua dan disebut formasi danau. Zone IV Kalimantan Timur
Terdiri dari pegunungan antiklinal Samamuda dan geantiklin Meratus. Di depresi
Mahakam merupakan delta yang cukup perkembangannya, sebab material dan daerahnya
merupakan dangkalan dari terusan Selat Sunda dimana basementnya stabil dan muatan sedimen
yang diendapkan di beberapa tempat menyebabkan delta berkembang baik karena dukungan dari
lairan air yang
lambat.
Deretan pegunungan yang menyusun kerangka morfologi Kalimantan, yaitu:
1. Sistem pegunungan yang memanjang dari pegunungan Kanibalu (4175m) melalui pegunungan Iran
dan Muller ke arah pegunungan Schwaner di bagian barat daya. Sistem pegunungan ini menyusun
bagian poko pulau ini, yang merupaka pangkal percabangan ke arah timur barat. Adapun cabang
yang menuju ke arah barat adalah pegunungan Kapuas Hulu dan Plato Madi. Cabang terakhir ini
dapat diikuti lebih lanjut ke arah barat sepanjang sumbu deprise yang dipotong oleh Sungai
Kapuas berupa Anteseden, ke arah kelompok pegunungan yang menjorok ke laut seperti Niut
(1701m). Kelompok pegunungan ini pecah menjadi sejumlah puncak yang terisolir dengan
topografi pegunungan sisa. Jalur ini cembung ke arah barat lalu melalui ujung Datuk ke arah
pegunungan yang tenggelam di selat Karimata
sampai pulau Natuna. 2. Sistem pegunungan Maratus yang membujur ke arah utara-selatan, puncak tertinggi adalah Gunung Besar (1892). Sistem ini memanjang sebagai Kongkemal-Niapa-Mangkaliat, di bagian tenggara kedudukannya terisolir.
Untaian pegunungan ini terdapat di tengah, di bagian utara atau timur laut terdapat
deretan pegunungan yang lebih rapat disebut pegunungan Iban terpecah dua ke arah selatan
disebut pegunungan Meratus, ke arah barat daya bernama
Muller-schwaner pegunungan Kapuas Hulu dan Kapuas Hilir. Puncak tertinggi
pulau Kalimantan adalah Gunung Kilibalu(4101m) berada di wilayah negara bagian Sabah
MalaysiaTimur. Pncak tertinggi di Kalimantan Indonesia adalah Gunung Bukit Rya (2278m)
digugus pegunungan Schwaner, tepat ditapal batas Propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah.Di antara pegunungan Kapuas Hulu-Kapuas Hilirda pegunungan Muller-Schwaner
terdapat paparan dataran rendah aliran sungai Kapuas, yang semakin dekat dengan pesisir
bertambah luas. Di antara gugus pegunungan Muller-Schwaner terdapat paparan dataran rendah
yang lebih luas tembus ke pantai selatan Kalimantan, secara administratif turmasuk dalam wilayah
propinsi Kalimantan Tngah dan Kalimanatn Selatan daerah tersebut dialiri sejumlah sungai besar
kecil, dua diantaranya yang besarito (2344km) dan sungai Kahayan (833km). Dialiran sungai
Mahakam (Kalimantan Timur) terdapat dataran rendah yang sempit.
Secara kasar bagan pulau Kalimantan merupakan sebuah segitiga dengan semenanjung kecil
pada sisi timur laut, yaitu Semenanjung Mangkaliat dan dua ujung yang membatasi Teluk
Darvel. Pulau ini berbukit-bukit luas dan reliefnya
bergunung-gunung yang tingginya sebagian besar tidak lebih dari 1500m.
Sebuah sistem pegunungan yang luas dan lebar melintasi pulau ini dari pegunungan
Kanibalu (4175m), merupakan puncak tertinggi di pualau Kalimantan, melalui pegunungan
Iran dan Muller ke arah pegunungan Schwaner dengan Bukir Raja (2278m) di bagian barat
dayanya. Sistem pegunungan kompleks ini membentuk bagian-bagian pokok dari pulau
Kalimantan, yang
merupakan pangkal percabangan orografis lainnya ke arah timur dan barat,
sedangkan pegunungna Meratus yang membujur dari utara-selatan dimana puncak tertinggi
sebesar (1892m), di bagian tenggara pulau tersebut mempunyai kedudukan yang lebih
terisolir. Cabang yang terakhir dapat diikuti lebih jauh ke arah barat (pannekoek), sepanjang
sumbu depresi yang terpotong oleh sungai Kapuas yang kemungkinan berupa sungai
Anteseden ke arah kelompok
pegunungan yang menjorok ke laut membentuk distrik-distrik Cina denga puncak
tertinggi adalah Gunung Niut (1203m). Kelompok pegunungan ini terpecah menjadi sejumlah
puncak-puncak yang terisolir dan merupakan sebuah topografi aneh dari pegunungan-
pegunungan sisa. Jalur ini berbentuk cembung ke arah
barat laut melalui Ujung Datuk ke arah Natuna.
Gambar 5.2. Peta Citra Satellite Kalimantan B. Pengembangan Potensi Wilayah
Di dunia, juga di Indonesia, dan khususnya di pulau Kalimantan ketersediaan ruang
terbatas. Artinya berbagai kegiatan dan sumber daya alam yang terkandung dan tersedia di
pulau Kalimantan ini terbatas. Bila pemanfaatan potensi wilayah tidak diatur dengan baik
maka bedasarkan konsepsi dan diagram seperti yang diuraikan di atas, kemungkinan besar
akan terjadi pemborosan manfaat sumber daya alam yang tersedia di Kalimantan ini, dan
lebih jauh akan terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup. Nilai ekonomis yang diharapkan
bagi pengembangan potensi wilayah Kalimantan tidak akan tercapai dan yang akan terjadi
kerusakan lingkungan (baikrenewable maupun yang
non
renewable) yang justru akan menjadi costyang never ending .
Pulau Kalimantan sebagian besar merupakan daerah pegunungan atau perbukitan
(39,69 %), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai atau pasang surut (11,73 %) dataran
aluvial (12,47 %), dan lain lain (0,93 %).Karena sebagian besar pegunungan, maka di
Kalimantan terdapat potensi beberapa taman nasional sebagai konservasi flora dan fauna dan
hutan di pegunungan Muller serta sebagian di Schawner yang ditetapkan sebagaiworld
heritage
forestdan merupakan cadangan air seluruh Kalimantan sebanyak sekitar 35 % yang tidak akan habis di masa yang akan datang dengan syarat tidak teganggu dan tercemar serta perlu dilindungi sebagai suatu ekosistem. Pada umumnya
topografi bagian tengah dan utara wilayah Indonesia adalah daerah pegunungan tinggi dengan
kemiringan yang terjal dan merupakan kawasan hutan dan hutan lindung yang harus
dipertahankan agar dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang.
Hasil hutan yang potensi di Kalimantan adalah kayu industri, rotan, damar, dan tengkawang.
Sayangnya spesies hasil hutan seperti kayu gaharu, ramin, dan cendana sudah hampir punah.
Analisis ekonomi hasil hutan dengan ekosistimnya untuk menjaga keseimbangan lingkungan
perlu dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat setempat, wilayah dan ekonomi
nasional. Kondisi tanah di Kalimantan pada umumnya tidak subur untuk kegiatan usaha pertanian (JICA, 1998). Lahan daratan memerlukan konservasi yang sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan lahan yang memiliki kelerengan curam.Sebagai besar lahan Gambut ini ada di Kalimantan tengah dan selatan dan sebagaian kecil di pantai Kalimantan barat
dan di Kaltim bagian utara. Kondisi tanah di dataran teras pedalaman, pegunungan, dan bukit-
bukit relatif agak baik untuk kegiatan pertanian.Untuk ini diperlukan optimasi pemanfaatan
lahan agar hasil gunaanya dapat memberikan nilai ekonomis dan perkembangan pada
wilayah. Memilih kesesuaian ruang untuk kegiatan uasaha yang sesuai dengan kesesuan tanah
sangat diperlukan. Potensi hidrologi di Kalimantan merupakan faktor penunjang kegiatan ekonomi yang baik. Selain banyak danau-danau yang berpotensi sebagai sumber penghasil perikanan khususnya satwa ikan langka, dan hal ini perlu
dioptimasikan agar punya nilai ekonomis namun tetap menjaga fungsi dan peran danau
tersebut. Sejumlah sungai besar merupakan urat nadi transportasi utama yang menjalarkan
kegiatan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antar wilayah dan eksport-import.
Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang dan yang terpanjang adalah sungai Kapuas
(1.143 km) di Kalbar dan dapat menjelajah 65 % wilayah Kalimantan Barat.
Potensi pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan perbukitan di bagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang cukup potensial adalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan batubara. Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai, danoff sore .