KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan...

16
KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF TATALAKSANA PSEUDOKISTA Nama: Muhammad Arfiza Putra Saragih NIP: 198807272014041001 Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan...

Page 1: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF TATALAKSANA

PSEUDOKISTA

Nama: Muhammad Arfiza Putra Saragih NIP: 198807272014041001

Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim Puji sukur saya kehadirat Allah SWT atas karena rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini. Salawat beserta salam saya ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Makalah ini membahas tentang tatalaksana alternatif pseudokista dengan menggunakan kompresi berupa kancing baju, yang merupkan serial laporan kasus dengan mencari dasar bukti dari literatur yang tersedia. Pada tatalaksana pseudokista, kompresi sangat penting setelah aspirasi, insisi drainase ataupun deroofing, karena sangat membantu untuk mencegah kekambuhan. Kompresi dapat dilakukan dengan kimiawi ataupun mekanik. Terdapat banyak bahan untuk melakukan kompresi ini, seperti gypsum, termoplast, dll. Tetapi terkadang bahan bahan ini tidak tersedia secara umum. Kancing baju merupakan bahan yang paling mudah didapat. Sehingga dapat menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi lain tidak tersedia.

Medan, 29 Agustus 2017

Penulis,

Muhammad Arfiza Putra Saragih

Universitas Sumatera Utara

Page 3: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. I

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. II

ABSTRAK……………………………………………………………………… 1

ABSTRACT……………………………………………………………………. 1

PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1

ANATOMI DAN EMBRIOLOGI……………………………………………… 2

KEKERAPAN………………………………………………………………….. 3

PATOFISIOLOGI PSEUDOKISTA…………………………………………… 3

TANDA DAN GEJALA………………………………………………………... 4

TATALAKSANA………………………………………………………………. 5

KASUS 1……………………………………………………………………….. 6

KASUS 2……………………………………………………………………….. 7

DISKUSI……………………………………………………………………….. 8

REVIEW ILMIAH………………………………………………………………10

KESIMPULAN…………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………12

Universitas Sumatera Utara

Page 4: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

1

KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF TATALAKSANA PSEUDOKISTA

Mhd Arfiza Putra Saragih*

*Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Abstrak : pseudokista merupakan suatu penyakit yang tak jarang dijumpai pada praktek dokter THT sehari-hari. Walaupun pseudokista jarang menimbulkan gejala yang mengganggu, namun komplikasinya dapat membuat estetika teling menjadi buruk. Tujuan utama penatalaksanaan pseudokista adalah resolusi pseudokista tanpa rekurensi dan mempertahankan struktur normal serta bentuk estetika aurikula. Tatalaksana dengan kompresi kancing baju masih tergolong baru dan dikatakan lebih baik dari jahit kompresi biasa. Kompresi dengan kancing baju ini memiliki keuntungan seperti tekanan kompresi yang konstan, mudah dilakukan, mempunyai nilai estetik yang baik karena menghindarkan kebutuhan verban yang besar. Kompresi kancing baju dapat menjadi alternative yang baik untuk tatalaksana pseudokista. Kata kunci : pseudokista, kompresi kancing baju, tatalaksana pseudokista Abstract : pseudocyst is a disease which not rare in everyday ENT doctor practice, pseudocyst rarely cause symptoms but people usually complain about bad aesthetic of the ear. The main goal of pseudocyst treatment is pseudocyst resolution without recurrence, maintaining normal structure and aesthetic form of the auricle. Treatment with buttoning is still relatively new and the outcome is better than normal compression suture. Buttoning provides the best form of compression as it offers a constant pressure, is easy to apply, is aesthetically appealing and is patient friendly as it avoids the need for large bandages. Buttoning could be a good alternative treatment for pseudocyt. Keywords: pseudocyst, bottoning, pseudocyst treatment Pendahuluan Pseudokista pertama kali dikemukakan oleh Hartman pada tahun 1846. Pseudokista adalah kista jinak yang jarang terjadi, disebabkan oleh akumulasi cairan pada interkartilago aurikula. Pseudokista mempunyai nama lain seperti : pseudokista endocondromal, kista seroma interkartilago, kista kondromalasia dan kista kondromalasia idiopatik jinak. Pseudokista muncul secara

asimtomatik pada permukaan bagian lateral atau anterior aurikula, biasanya terjadi pada fossa scaphoid atau triangularis. Pseudokista pada umumnya di temukan unilateral, tetapi tidak jarang ditemukan bilateral. Pseudokista ditemukan lebih banyak pada laki-laki jika dibandingkan dengan wanita. Pseudokista biasanya bersifat idiopatik, tetapi trauma dikaitkan dengan pseudokista ini. Trauma penyebab pseudokista dapat berupa

Universitas Sumatera Utara

Page 5: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

2

menggaruk telinga, menggosok telinga, memakai earphone yang terlalu kencang, menggunakan helm sepeda motor yang sempit dan tidur pada kasur yang keras. 1,2,3

Tatalaksana pseudokista dengan metode deroofing dikemukakan oleh choi. Rehman4 yang mengutip hasil penelitian choi mengatakan 90% pasien yang menggunakan metode ini mempunyai kosmetik yang baik dan tidak terjadi rekurensi. Rehman4 juga mengutip penelitian Lim yang memodifikasi metode ini dengan melakukan kompresi dengan kancing baju. Pada penelitiannya Lim yang dikutip oleh Rehman4, mendapatkan 100% pasien yang menggunakan kompresi dengan kancing baju mendapatkan kometik yang baik dan tanpa rekurensi. Kompresi kancing baju awalnya dilakukan pada hematoma aurikula. Saat ini kompresi kancing baju dapat menjadi metode yang baik untuk pasien dengan pseudokista aurikula. Makalah ini dibuat untuk membahas kompresi dengan menggunakan kancing baju, sehingga menjadi alternatif yang baik untuk tatalaksana pseudokista. Anatomi dan embriologi Telinga dibentuk oleh framework kartilago yang ditutupi jaringan kulit dan jaringan lunak yang sangat tipis. Secara umum daun telingan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: kompleks heliks-antiheliks, kompleks konka dan lobul. Tiga struktur ini membentuk lekukan yang membentuk anatomi permukaan daun telinga, dimana setiap lekukan ini mempunyai nomenclature yang spesifik. Tiga struktur ini juga berhubungan dengan proses embriologi. Telinga berasal dari

brachial arches pertama dan kedua, brachial arches ini akan berubah menjadi hillock pada saat minggu ke 3 hingga minggu ke 6.5,6

Gambar 1. Struktur auricula. 5

brachial arches pertama terletak di bagian anterior. Brachial arches pertama ini membentuk 3 hillock yaitu: root of helix, tragus dan superior helix. brachial arches kedua teletak dibagian posterior. Brachial arches kedua ini membentuk 3 hillock yaitu: antihelix, anti tragus dan lobul. Hillock ini dibentuk pada bulan ke 4 dan terus berkembang disekitar liang telinga. Komponen jaringan lunak di lapisi oleh otot instrinsik telinga. Otot instrinsik ini berupa : otot hilicis mayor dan minor, otot tragikus, otot anti tragus, otot tranversal dan otot obliq. 6

Gambar 2. Perkembangan aurikula pada janin. 6

Universitas Sumatera Utara

Page 6: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

3

Gambar 3. Perkembangan aurikula. 7

Otot ekstrinsik melapisi aurikula adalah aurikularis anterior, superior dan posterior. Struktur aurikula diperdarahi oleh arteri superfisialis temporal dan arteri aurikula posterior. Bagian anterior aurikula diperdarahi dari percabangan helical rim. Arteri superfisialis temporal hanya memperdarahi superior helical rim, fossa triangularis dan scapa.8

Gambar 4. Perdarahan dan persarafan auricula.8

Pembuluh darah pada aurikula saling berhubungan dan saling membantu untuk mendarahi aurikula. Saraf sensoris aurikula berasal dari kombinasi percabangan saraf kranial dan ekstrakranial. Saraf aurikularis (C2,C3) dan omlipital minor (C2) mempersarafi bagian posterior

telinga dan lobule. Saraf trigeminus (cabang auriculaemporal V3) mempersarafi anterior telinga dan tragus. Saraf aurikularis mayor (C2,3) mempersarafi bagian inferior telinga dan preaurikula. Bagian superior telinga dan mastoid dipersarafi oleh saraf omlipital minor (C2).8

Kekerapan Pseudokista biasanya lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Pseudokista biasanya terjadi pada umur 35 hingga 40 tahun. Tetapi literatur lain mengatakan bahwa pseudokista biasanya muncul pada umur 20-60 tahun. Pseudokista tidak mempunyai faktor predisposisi ras, tetapi lebih sering muncul pada ras cina. Hal ini terjadi karena pada ras cina lebih sering tidur pada bantal yang keras. Pseudokista umumnya terjadi pada fossa scaphoid dan triangularis, tetapi ada literatur yang menyatakan pseudokista dapat terjadi pada konka. Pseudokista lebih sering muncul pada unilateral telinga kanan dari pada unilateral telinga kiri dan kedua telinga (bilateral). Biasanya pseudokista bilateral terjadi pada anak dan mempunyai prevalensi 13% dari total kejadian pseudokista. Pseudokista bilateral biasanya muncul di lokasi yang berbeda dan tidak synchrone.2,3,4,9 Patofisiologi pseudokista Etiologi pseudokista masih belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat 4 teori yang diduga sebagai etiologi psudokista, yaitu: teori akibat trauma low grade, defek kongenital embriologik, autoimun dan inflamasi. Trauma low grade yang kronik mengakibatkan degenerasi kartilago, sehingga kartilago menjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 7: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

4

dilatasi dan membentuk ruang kistik pada aurikula. Defek kongenital embrionik terjadi sejak pembentukan branchial arch pertama dan kedua. Terjadinya pertumbuhan yang abnormal pada brachial arch ini menyebabkan jaringan residu didalam kartilago, sehingga terdapat celah yang membentuk pseudokista. Reaksi autoimun pada jaringan aurikula menyebabkan pengumpulan eksudat reaktif, sehingga lama kelamaan terbentuk kista. Hipotesis terbaru menyimpulkan bahwa pseudokista terbentuk akibat proses inflamasi. Inflamasi menyebabkan infiltrasi perivascular oleh sel mononuklear terutama limfosit. Sel tersebut melepaskan sitokin yang menyebabkan celah di dalam aurikula. Celah ini lama kelamaan akan terisi cairan inflamasi. Hal ini menyebabkan perpisahan anterior segmen dengan posterior segmen aurikula. Jika inflamasi terus berlanjut, cairan inflamasi ini lama kelamaan akan berganti dengan jaringan granulasi akibat respon fibroblast perikondrial.2,9

Gambar 5. Patofisologi pseudokista.9

Tanda dan gejala Pseudokista biasanya muncul

tanpa gejala dan tanpa rasa sakit. Gejala yang muncul dapat berupa rasa tidak nyaman pada telinga atau tanda peradangan ringan. Benjolan pseudokista biasanya soliter, berbentuk seperti kubah dan bersifat fluktuatif, pseudokista muncul pada bagian lateral atau depan atas aurikula, biasanya fossa schapoid dan fossa triangularis. Biasanya pseudokista ini terbentuk 4-12 minggu. Aurikula tempat munculnya pseudokista ini bisa nomal ataupun meradang. Pseudokista umumnya mempunyai diameter 1-5 cm dan mempunyai cairan steril kental berwarna bening kekuningan. Volume cairan psedokista berkisar 0,5-10 ml. 1,3,4,10

Gambar 6. Pseudokista.10

Histologi Secara histologi, pseudokista aurikula mempunyai ciri khas seperti ruang di antara kartilago dengan kartilago yang mempunyai sedikit epitel yang menyelimutinya, dapat juga terlihat penebalan yang tidak merata dan hialinisasi pada daerah tepi ruang antar kartilago. Pada pseudokista, jaringan fibrosis dan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

5

granulasi dapat terbentuk pada ruang antar kartilago. Pada suatu penelitian tampak infiltrasi perivaskular sel mononuklear terutama limfosit ditemukan pada pseudokista. Respon inflamasi ini terlihat pada jaringan ikat superfisial pada segmen anterior aurikula. Hal ini sangat bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pseudokista terjadi bukan karena reaksi inflamasi pada aurikula. Cairan pseudokista mengandung albumin dengan kadar osmolaritas yang sama dengan albumin plasma. 9

Gambar 7. Histologi pseudokista.9

Tatalaksana Tujuan utama penatalaksanaan pseudokista adalah resolusi pseudokista tanpa rekurensi dan mempertahankan struktur normal serta bentuk estetik aurikula. Belum ada tatalaksana baku emas pseudokista hingga sekarang. Beberapa tatalaksana untuk pseudokista antara lain : aspirasi pseudokista, injeksi kortikosteroid intralesi, aspirasi yang dikombinasi dengan jahitan kompresi atau plester paris cast. Dan tehnik yang lebih invasif seperti insisi dan drainase. Aspirasi dan insisi drainase dapat menimbulkan akumulasi cairan yang cepat di dalam lesi, sehingga dapat menyebabkan gejala rekurensi. Rekurensi dapat diturunkan dengan melakukan obliterasi. Aspirasi dan insisi drainase diikuti dengan obliterasi terbukti menurunkan angka

kejadian rekurensi. Obliterasi dapat dilakukan secara kimiawi ataupun mekanik, oblierasi mekanik ini dapat berupa obliterasi dengan kuret, penekanan dengan menggunakan kancing baju ataupun jahitan kompresi. Obliterasi kimiawi dilakukan dengan menyuntikkan cairan asam trikloroasetik intrakartilago atau dengan menyuntikkan kortikosteroid intralesi ataupun scleroting agent seperti : minocycline. Minocycline berkerja melalui mekanisme anti inflamasi dan imunomudulasi. Open deroofing dengan membuang ujung anterior kartilago tempat pseudokista berada dengan reposisi tandur kulit yang menyelimutinya. Metode terbaru dengan menggunakan fibrin glue sebagai pelekat antara 2 buah kartilago yang dipisahakan pseudokista. Metode ini terbukti berhasil walaupun masih dalam penelitian dengan jumlah sample yang sedikit. 1,4,11

Gambar 8. Jahitan kompresi kancing baju.4

Universitas Sumatera Utara

Page 9: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

6

Beberapa teknik operasi juga beragam dalam tatalaksana pseudokista. Insisi drainase merupakan yang paling metode yang pertama kali dilakukan tetapi mempunyai angka rekurensi yang tinggi. Rehman4 yang mengutip dari penelitian Zhu dan wang mengemukakan metode memasukkan drain kecil kedalam pseudokista dengan panduan guidewire. Rehman4 juga mengutip metode yang dikemukakan Paul dkk, dengan mengekstirpasi batas inferior pseudokista dengan 3 mm punch biopsy yang diikuti dengan kompresi. Penggunaan kancing pertama kali di disebut pada literatur otolaringologi, sebagai metode untuk mempertahankan tekanan lokal pada telinga pasien dengan hematoma aurikula. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rehman4, mendapatkan hasil bahwa aspirasi yang diikuti dengan jahitan kompresi metode yang kurang baik. Insisi dan drainase yang diikuti dengan kompersi kancing baju menurunkan angka kejadian rekuren pada pseudokista. Hal ini dapat di dijelaskan karena kancing baju memiliki daya kompresi yang lebih baik dan lebih konstan dibanding jahitan kompresi. Bagaimanapun juga operasi deroofing pada pseudokista dengan kompresi kancing baju merupakan metode yang paling baik karena memiliki angka presentase rekurensi 0% dan menawakan hasil kosmetik yang baik. Menurut Rehman4 kompresi dengan kancing baju memghasilkan kompresi yang paling baik dan memiliki keuntungan seperti tekanan kompresi yang konstan, mudah

dilakukan, mempunyai nilai estetik yang baik karena mennghindarkan kebutuhan verban yang besar. Kasus 1 Pasien laki-laki, 42 tahun, RM : 3955666, datang ke IGD RSCM 31-07-2014 dengan keluhan telinga kiri bengkak sejak 1 bulan SMRS, awalnya kecil seperti bisul, pasien kemudian menggaruk sehingga lesi semakin membesar, terdapat rasa tidak nyaman pada telinga, nyeri pada telinga tidak ada. Pasien tidak terdapat riwayat menggunakan earphone, menggunakan helm dan tidur dikasur yang keras. Gangguan pendengaran, riwayat keluar cairan dari telinga, telinga berdenging bedengung ataupun pusing berputar tidak ada. Pasien tidak mengeluhkan pilek, hidung tersumbat, nyeri pada wajah, batuk, nyeri tenggorok, nyeri menelan, suara serak maupun sesak napas. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan daun telinga kiri tampak benjolan edema pada bagian heliks dan anteheliks dengan perabaan fluktuatif berukuran 2 x 1 cm, hiperemis minimal, tidak nyeri tekan. Daun telinga kanan tidak ada deformitas, edema maupun hiperemis. Pada pemeriksaan telinga kanan dan kiri didapatkan liang telinga lapang, sekret tidak ada, membran timpani intak. Pada pemeriksaan hidung kanan dan kiri didapatkan kavum nasi lapang, sekret tidak ada, konka inferior eutrofi, septum deviasi tidak ada Dari pemeriksaan tenggorok didapatkan arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding faring posterior tenang. Pasien menolak untuk insisi dan drainase pseudokista dan kemudian dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

7

aspirasi dengan spuit 5 ml, kemudian didapatkan cairan kekuningan kental sebanyak 3 ml, kemudian dilakukan jahitan kompresi dengan menggunakan 2 pasang kancing baju. Pasien kemudian dipulangkan, lalu diberikan clindamisin 3 x 300 mg tablet dan asam mefenamat 3 x 500 mg tablet . 1 minggu kemudian (8-8-2014) pasien kontrol ke poli plastik THT, pasien mengeluhkan nyeri ringan pada telinga kiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema pada bagian superior heliks dan anteheliks diatas jahitan kompresi kancing baju, saat diaspirasi didapatkan cairan kemerahan 1 ml. Kemudian dilakukan jahitan kompresi tambahan dengan 1 pasang kancing baju. Pasien kontrol kembali 1 minggu kemudian (13-8-2014), pasien tidak mengelukan nyeri pada telinga kiri, pada pemeriksaan fisik tidak tampak adanya edema minimal ada perabaan fluktuatif. Jahitan kompresi kancing baju di lepas, pasien kemudian di pulangkan. Pasien kemudian kontrol 1 minggu kemudian (20/8/2014), pasien mengelukan benjolan kembali muncul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya edema pada superior anteheliks telinga kiri dengan perabaan fluktuatif, kemudian dilakukan aspirasi dan didapatkan cairan kemerahan sebanyak 2 ml dilakukan 1 pasang kompresi kancing baju kembali. Pasien dipulangkan dengan mendapatkan clindamisin 3 x 300mg dan nonflamin 2 x 50mg. pasein kemudian kontrol kembali 2 minggu kemudian (3/9/2014), pasien tidak mengelukan nyeri pada telinga, pada pemeriksaan fisik tidak didapati edema ataupun benjolan pada telinga kiri, jahitan kompresi kancing baju kemudian di lepas. Setelah dievaluasi

tidak terdapat benjolan dan edema fluktuatif pada telinga kiri.

Gambar 9. Pasien kasus 1 saat dipasang jahitan kompresi.

Gambar 10. Pasien kasus 1 setelah dilepas jahitan kompresi kancing baju. kasus 2 Pasien laki-laki, 26 tahun, RM : 3960347, datang ke poli otologi THT 22-08-2014, dengan keluhan munculnya benjolan pada telinga kanan secara tiba tiba sejak 3 hari SMRS, riwayat benjolan sebelumnya ada 3 bulan SMRS benjolan kemudian sempat mengecil dan muncul kembali 3 hari SMRS, terdapat nyeri tekan pada telinga kanan dan nyeri pada telinga. Pasien pengguna sepeda motor yang sering menggunakan helm, sebelumnya pasien tidak terdapat riwayat sering

Universitas Sumatera Utara

Page 11: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

8

menggaruk telinga, menggunakan earphone dan tidur dikasur yang keras. Gangguan pendengaran, riwayat keluar cairan dari telinga, telinga berdenging bedengung ataupun pusing berputar tidak ada. Pasien tidak mengeluhkan pilek, hidung tersumbat, nyeri pada wajah, batuk, nyeri tenggorok, nyeri menelan, suara serak maupun sesak napas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan daun telinga kanan tampak benjolan edema pada anteheliks, dengan perabaan fluktuatif berukuran 1,5 x 0,5 cm, hiperemis minimal, nyeri tekan ada. Daun telinga kiri tidak ada deformitas, edema maupun hiperemis, pada pemeriksaan telinga kanan dan kiri didapatkan liang telinga lapang, sekret tidak ada, membran timpani intak. Pada pemeriksaan hidung kanan dan kiri didapatkan kavum nasi lapang, sekret tidak ada, konka inferior eutrofi, septum deviasi tidak ada Dari pemeriksaan tenggorok didapatkan arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding faring posterior tenang. Pasien menolak untuk insisi dan drainase pseudokista dan kemudian dilakukan aspirasi pada telinga kanan dengan spuit 5 ml, kemudian didapatkan cairan kemerahan kental sebanyak 2 ml, kemudian dilakukan jahitan kompresi dengan menggunakan 1 pasang jahitan kompresi kancing baju. Pasien kemudian diberi obat pulang clindamisin 3 x 300 mg, cataflam 3 x 500 mg. pasien kemudian kontrol kembali 6 hari kemudian (27/8/2014), keluhan nyeri masih ada, pada pemeriksaan fisik didapatkan kompresi kancing baju dalam keadaan baik, hiperemis minimal, tidak ditemukan adanya edema dan perabaan fluktuatif.

Pasien kemudian kontrol kembali 6 hari kemudian (3/9/2014), pasien tidak mengelukan nyeri pada telinga, pada pemeriksaan fisik tidak didapati edema ataupun benjolan pada telinga kanan, jahitan kompresi kancing baju kemudian di lepas. Setelah dievaluasi tidak terdapat benjolan dan edema fluktuatif pada telinga kanan.

Gamabar 11. Pasien kasus 2 sebelum dipasang jahitan kompresi kancing baju.

Gambar 12. Pasien kasus 2 setelah dipasang jahitan kompresi kancing baju. Diskusi Khan dkk3 mengatakan bahwa pseudokista lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Pseudokista ini juga biasanya terjadi pada umur antara 35-40 tahun.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

9

Berbeda dengan yang dikatakan Rehman dkk.4, yang menyimpulkan bahwa pseudokista lebih sering muncul pada umur 20-60 tahun. Pada kasus pertama Pasien adalah laki-laki dan mempunyai umur 42 tahun, sedangkan kasus kedua pasien juga bejenis kelamin laki laki dengan umur 26 tahun. Pada kedua kasus ini membuktikan pseudokista lebih sering muncul pada laki-laki, sesuai dengan literatur. Khan dkk3 mengatakan pseudo kista lebih banyak terjadi unilateral dibanding bilateral dan biasanya pseudokista bilateral terjadi pada anak. Pada kedua kasus ini didapati pseudokista unilateral yaitu pada telinga kiri pada kasus pertama dan telinga kanan pada kasus keduan sesuai dengan literatur. Kanotra dan Latif9 menemukan pseudokista lebih banyak pada telinga kanan dibandingkan telinga kiri. Telinga kanan lebih besar 1,8 kali lipat lebih banyak dibanding telinga kiri, hal ini terjadi karena orang lebih sering tidur pada bantal menghadap kanan. Pada kasus pertama pasien mengalami pseudokista pada telinga kiri dan pada kasus kedua pseudokista terjadi pada telinga kanan. Mungkin diperlukan sampel yang banyak untuk membuktikan literatur, karena pada makalah ini hanya membandingkan 2 kasus. Kanotra dan Latif9 mengemukakan bahwa pseudokista lebih banyak terjadi pada konka, walaupun beberapa literatur lain mengatakan bahwa pseudokista lebih sering pada helix dan antehelix terutama pada fossa scaphoid. Pada kedua kasus ini, pasien mengalami pseudokista pada

daerah heliks dan anteheliks, sesuai dengan literatur. Trauma minor sering dikaitkan dengan pseudokista menurut Rehman dkk4, trauma ini dapat berupa tidur pada tempat tidur yang keras, pemakaian helm sepeda motor dan pemakaian earphone. Pada kasus pertama, pasien mempunyai riwayat menggaruk telinga yang merupakan faktor predisposis terjadinya trauma minor. Sedangkan kasus kedua, pasien sering memakai helm yang merupakan faktor yang dikaitkan dengan trauma minor, sesuai dengan literatur. Pseudokista menurut Khan dkk3, biasanya terjadi secara asimtomatik, tetapi tidak jarang terdapat tanda peradangan ringan dan rasa tidak nyaman pada telinga. Pada kasus pertama, pasien tidak mengeluhkan nyeri pada telinga tetapi mengeluhkan rasa tidak nyaman pada telinga. Sedangkan pda kasus kedua, pasien mengelukan nyeri pada telinga. Pasien kasus kedua sedikit berbeda dengan literatur. Pada umumnya pseudokista ini terbentuk 4-12 minggu jika dirujuk dari Khan dkk3. Pada kasus pertama, pasien mengeluhkan benjolan pada telinga dan semakin membesar selama 1 bulan. Sedangkan pada kasus kedua, pasien menyadari adanya benjolan 3 hari, kasus kedua berbeda dengan literatur. Menurut Khan dkk3, pseudokista umumnya mempunyai diameter 1,5 - 4,5 cm walaupun pada literatur lain mengatakan diameter pseudokista 1-5 cm. Pada kasus pertama, pasien mempunyai ukuran pseudokista berkisar 2 x 1 cm, sedangkan pada

Universitas Sumatera Utara

Page 13: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

10

kasus kedua, diameter psedokista 1,5 x 0,5 cm. sesuai literatur. Khan dkk3 mengemukakan pseudokista mempunyai cairan steril kental berwarna bening kekuningan, walaupun tak jarang ditemukan cairan serous. Pseudokista mempunyai volume 1-4 ml walaupun pada literatur lain mengatakan volume psedokista adalah 0,5-10 ml. Pada kasus pertama, cairan pseudokista berwarna kuning kental dan mempunyai volume 3 ml. sedangakan pada kasus kedua, cairan berwana kental kemerahan 2 ml, kasus kedua berbeda dengan literatur. Menurut Bage dkk10, benjolan pseudokista biasanya soliter dan bersifat fluktuatif. Pada kedua pasien ini mempunyai bentuk pseudokista soliter dan perabaan fluktuatif, sesuai literatur. Pseudokista seperti yang dikemukakan oleh Kanotra dan Latif9, berbentuk seperti kubah dan aurikula tempat munculnya pseudokista ini bisa nomal ataupun meradang. Pada kedua kasus. Pasien mempunyai benjolan edema berbentuk kubah dan diliputi hiperemis, yang merupakan tanda peradangan, sesuai dengan literatur Kanotra dan latif9 juga mengatakan aspirasi dan jahitan kompresi adalah metode yang kurang baik, Insisi dan drainase yang diikuti dengan kompersi kancing baju menurunkan angka kejadian rekuren pada pseudokista. Kanotra dan latif9

mendapatkan dari 20 kasus rekuren yang dilakukan deroofing dan jahitan kompresi kancing baju, tidak satu pun mengalami rekurensi berulang.

Rehman dkk4 mengatakan metode yang terbaik adalah operasi deroofing yang diikuti dengan kompresi kancing baju. Metode ini menurunkan angka rekurensi hingga 0%. Bhat dkk11 mendapatkan dari 30 kasus yang dilakukan deroofing dan jahitan kompresi kancing baju, hanyai 1 yang mengalami rekurensi. Khan dkk3 mendapatkan dalam penelitiannya dari 26 kasus yang dilakukan insisi drainase dan jahitan kompresi kancing baju hanya 1 yang mengalami rekurensi. Pada kasus pertama, pasien mengalami gejala rekurensi, tetapi walaupun demikian terjadi resolusi yang baik setelah dilakukan kompersi kancing baju, tetapi pada kasus kedua, resolusi pseudokista terjadi hanya pada 1 kali jahitan kompresi kancing baju, walaupun literatur belum ada yang menggabungkan tekhnik aspirasi dan kompresi kancing baju, dari kedua kasus ini kompresi kancing baju efektif dan merupakan alternative yang baik untuk penatalaksanaan pseudokista, bila tidak tersedia alat kompresi yang baik. Review ilmiah Pertanyaan klinis PICO pada kasus ini adalah Patient pada kasus ini merupakan pasien dengan pseudokista. Intervention pada kasus ini adalah aspirasi dan pemasangan jahitan kompresi kancing baju. Compare pada kasus ini adalah insisi drainase dan operasi deroofing. Sedangkan Outcome pada kasus ini adalah resolusi peseudokista, estetika telinga yang baik dan rekurensi. Jurnal dicari dari pubmed, cochren dan clinicalkey.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

11

Gambar 13. Skema pencarian jurnal aspirasi dan jahitan kompresi kancing baju. Pada ketiga sumber jurnal ini tidak satupun yang mempunyai penelitian dan kasus mengenai tatalaksana pseudokista dengan metode aspirasi dan jahitan kompresi kancing baju. Tetapi untuk kompresi kancing baju saja terdapat 4 jurnal yang sesuai. 4 jurnal ini tidak melakukan randomisasi atapun menggunakan kompresi lain sebagai kontrol, sehingga sulit untuk menetukan apakah hasil yang didapat merupakan suatu kebetulan atau memang karena akibat tatalaksana kompresi yang dilakukan.

Gambar 11. Skema pencarian jurnal jahitan kompresi kancing baju. Kesimpulan Aspirasi dengan jahitan kompresi kancing baju walaupun dalam literatur belum terbukti dapat mengatasi pseudokista, dalam kasus ini terbukti dapat mengatasi pseudokista walaupun terjadi rekurensi. . Walaupun yang paling terpenting adalah insisi drainase ataupun ekstirpasi kapsul pada tatalaksana pseudokista aurikula, namun kompresi pada pseudokista tidak kalah penting untuk mencegah rekurensi. Sesuai dengan tujuan utama penatalaksanaan pseudokista, yaitu resolusi pseudokista tanpa rekurensi dan mempertahankan struktur normal

Kanotra dan latif Rehman dkk Khan dkk Bhat dkk

4

Pubmed cochran Clinicalkey

Pseudocyst auricula

treatment Pseudocyst

auricula treatment

Pseudocyt AND auricle AND aspiration AND bottoning

OR deroofing

177 0 131

6

5 tahun terakhir

53

Bottoning

0

Pubmed cochran Clinicalkey

Pseudocyst auricula

treatment Pseudocyst

auricula treatment

Pseudocyt AND auricle AND aspiration AND

bottoning OR deroofing

177 0 131

6

5 tahun terakhir

53

Aspiration and

bottoning

Universitas Sumatera Utara

Page 15: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

12

serta bentuk estetik aurikula. kompresi dengan kancing baju memghasilkan kompresi yang baik dan memiliki keuntungan seperti tekanan kompresi yang konstan, mudah dilakukan, mempunyai nilai estetik yang baik karena mennghindarkan kebutuhan verban yang besar. Hal ini menbuat kompresi kancing baju alternative yang baik, bila tidak tersedia alat kompresi yang baik

Daftar pustaka

1. Karabulut H, Acar B, Tuncay KS, Tanyildizli T, Karadag AS, et al. Treatment of the Non-Traumatic Auricular Pseudocyst With Aspiration and Intralesional Steroid Injection The New Journal of Medicine 2009;26: 117-119

2. Mohammed E, Jakubikova J, Plank L, Hapco M, Donovalova G. Bilateral pseudocyst of auricle.Bratis Lek Listy 2007; 108: 470-3.

3. Khan NA, Islam MU, Rehman AU, Ahmad S. Pseudocyst of Pinna and Its Treatment with Surgical Deroofing: An Experience at Tertiary Hospitals, Journal of Surgical Technique and Case Report. 2013; 5: 2

4. Rehman A, Sangoo MA, Hamid S, Wani AA, hamid S, et al. Recurrent Pseudocyst Pinna: A Rational Approach to Treatment. International Journal of Scientific and Research Publications, 2013 ; 3: 7

5. Shaye D, sykes JM. Reconstruction of acquired auricular deformity. In: operative techniques in

otolaryngology – head and neck surgery, 1st edition; 2011. p. 47-52

6. Moore KH, Persaud TVN, Torchia MG. Development of external ear. In : The Developing Human, 9th edition; 2013. p. 429-49

7. Flint PW, Haughey BH, lund V, Niparko JK, robins T, et al. Anatomy of the Temporal Bone, External Ear, and Middle Ear. In : Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery, 5th edition; 2010. p. 1977-86

8. Baker RS. reconstruction of auricle. In : local flap in facial reconstruction, 3rd edition; 2014. p. 588-629

9. Kanotra SP, lateef M. Pseudocyst of pinna: a recurrence-free approach. American Journal of Otolaryngology–Head and Neck Medicine and Surgery. 2009; 30: 73–79

10. Bage AM, Bage NN, Karthikeyan AD, Vijatasundaram. Pseudocyst of the auricule : management options. National Journal of clinical anatomy. 2012; 1 : p. 181-85

11. Bhat VS, Shilpa, Nitha, Ravi KS. Deroofing of Auricular Pseudocyst: Our Experience. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2014; 8(10): 05-07

Universitas Sumatera Utara

Page 16: KOMPRESI KANCING BAJU SEBAGAI ALTERNATIF ......menjadi alternative yang baik. Pada Serial laporan kasus ini kompresi dengan kancing baju terbukti efektif menjadi alternatif bila kompresi

13

Universitas Sumatera Utara