Kompilasi Lokakarya Nasional
-
Upload
roni-darmanto -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
description
Transcript of Kompilasi Lokakarya Nasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
1/46
1
Hotel Borobudur
Rabu-Kamis,
30-31 Oktober 2013LOKAKARYA
NASIONAL
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN
HIDUP INDONESIA
[KEANEKARAGAMAN HAYATI
SEBAGAI MODAL DASAR
PEMBANGUNAN]Lokakarya Nasional Biodiversitas ini diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia. Lokakarya ini diharapkan dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan nasionaluntuk konservasi keanekaragaman hayati termasuk perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatanya secara berkelanjutan.
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
2/46
2
Susunan Acara
Lokakarya Nasional
KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN
Hotel Borobudur, Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
09.4511.00 Keynote Speech
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa
Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
Kekayaan Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan
Pembicara: Prof. Dr. Armida Alisjahbana
09.4511.00 Pleno
Legislasi Pengelolaan Kehati
Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc
Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) gaps analysis
Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)
Moderator: Dr. Jatna Supriatna
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
3/46
3
WORKING GROUP
RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3 RUANG 4
11.0012.30 Subtema 1:
Kekayaan Hayati Indonesia
Kekayaan Hayati
Darat/Terestrial
(Ekosistem, Spesies
danGenetik)
Pembicara :
1.
Dr. Kuswata Kartawinata
(Aspek Ekosistem)
2.
Prof. Dr. Roshicon
Ubaidilah (Aspek Spesies)
3.
Kabalitbang Pertanian
(Aspek Genetik)
Moderator:
Dr. Dedi Darnaedi
Subtema 1:
Kekayaan Hayati Indonesia
Kekayaan Hayati Perairan
(Akuatik) Laut dan Perairan
Tawar
(Ekosistem, Spesies dan
Genetik)
Pembicara :
1.
Zainal Arifin (LIPI) (Aspek
Ekosistem dan Spesies
Perairan Laut)
2.
Kabalitbang KKP (Aspek
Ekosistem dan Spesies
Perairan Tawar)
3.
Prof S. Budi Prayitno
(UNDIP) (Aspek Genetik)
Moderator:
Dr. Wawan Ridwan (WWF)
Subtema 2:
Kehati dan Ekonomi Hijau
Sesi I Nilai Ekonomi Kehati
1.
Kontribusi Kehati Terhadap
Pembangunan Ekonomi Makro
Pembicara:
Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia
2.
Peranan Kehati Dalam
Pengembangan Industri berdaya
saing global (Farmasi, Jamu,
Kosmetik, Pangan)
Pembicara:
Biofarma (CEO)
3. Potensi dan mekanisme
perdagangan flora dan fauna
berkelanjutan
Pembicara:
Dirjen PHKA Kemenhut
Moderator :
Dr. Syarmidi (ITB)
Subtema 3:
Keanekaragaman Hayati Pasca 2014
Sesi I Kebijakan Nasional dan Pengarus-
utamaan (mainstreaming) Kehati
1.
Pengarus-utamaan (mainstreaming)
Keanekaragaman Hayati Dalam
Pembangunan Nasional
Pembicara:
Dr. Ir. Endah Murniningtyas
(Bappenas)
2.
Kebijakan Fiskal dan Mekanisme
Pendanan Kehati
Pembicara:
Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan
Fiskal)
3. Kerangka Pendanaan Pengelolaan
Keanekaragaman Hayati (HoB)
Pembicara :
Dr. Andi (Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian)
Moderator:Dr. Jatna Supriatna
12.3013.30 ISHOMA
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
4/46
4
WORKING GROUP
RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3 RUANG 4
13.3015.00 Kekayaan Hayati
Darat/Terestrial
(Ekosistem, Spesies dan
Genetik)
Pokok Bahasan:
-
Status saat ini (state of the
art) kekayaan hayati darat,
pada tingkat ekosistem,
spesies dan genetik
-
Peta kekayaan dan sumber-
sumber informasi tentang
kekayaan hayati darat
Moderator:
Dr. Dedi Darnaedi
Kekayaan Hayati Perairan
(Akuatik) Laut dan Perairan
Tawar
(Ekosistem, Spesies dan
Genetik)
Pokok Bahasan:
-
Status saat ini (state of the
art) kekayaan hayati
Perairan Laut dan Perairan
Tawar, pada tingkat
ekosistem, spesies dan
genetik
-
Peta kekayaan dan sumber-
sumber informasi tentang
kekayaan hayati Perairan
Laut dan Perairan Tawar
Moderator:
Dr. Wawan Ridwan
Sesi II Pembagian Manfaat (Nagoya
Protocol)
1.
Akses TerhadapSDAGenetik dan
Pembagian Manfaat
Pembicara:
Dr. Sugiono Mulyoprawiro
(Kementan)
2.
Best Practices (Wine Salak)
Pembicara:
Pak Suar
3.
Bio-piracy
Pembicara:
-
Dr. Suseno (UNPAD)
-
Dirjen HAKI
Moderator:
Harry Alexander, SH. LLM.
Sesi II Kehati Pasca 2014: Tata Kelola
Kelembagaan Kehati Untuk
Pemanfaatan Lestari
1. Kelembagaan pengelolaan kehati
Pembicara:
Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo,
MS
2.
Peran masyarakat sipil (swasta,LSM)
Pembicara :
Dr. Efransyah
3.
Peran masyarakat adat dan kearifan
tradisional
Pembicara :
Rahmat Hidayat (Warsi)
Moderator:
Ir. Abdon Nababan
15.0015.30 ISHOMA
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
5/46
5
WORKING GROUP
RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3 RUANG 4
15.3017.00 Kekayaan Hayati
Darat/Terestrial
(Ekosistem, Spesies
danGenetik)
Pokok Bahasan:
-
Ancaman terhadap
kekayaan hayati darat
- Nilai Keanekaragaman
Hayati Darat (Biodiversity
Value) dalam kekayaan
hayati Indonesia
Moderator::
Dr. Dedi Darnaedi
Kekayaan Hayati Perairan
(Akuatik) Laut dan Perairan
Tawar
(Ekosistem, Spesies dan
Genetik)
Pokok Bahasan:
-
Ancaman terhadap
kekayaan hayati Perairan
Laut dan Perairan Tawar
-
Nilai Keanekaragaman
Hayati Perairan Laut dan
Perairan Tawar
(Biodiversity Value) dalam
kekayaan hayati Indonesia
Moderator:
Dr. Wawan Ridwan
Sesi III Jasa Ekosistem
1. Payment for Ecosystem Services
(PES)
Pembicara:
Dr. Bambang Supriyanto,
Direktur Pemanfaatan dan Jasa
Lingkungan Kemenhut
2.
Valuasi Ekonomi Kehati Sebagai
Landasan Aset Negara
Pembicara:
Dr. Beria Leimona (ICRAF)
3.
Potensi dan tantangan
pengembangan ekowisata
Pembicara:
CEO Artha Graha Peduli
Lingkungan
Moderator:
Ir. Haryanto R Putro, MS (IPB)
Sesi III Kehati Pasca 2014 (Sosialisasi
dan Best Practice) Untuk Pemanfaatan
Lestari
1. Strategi Komunikasi Kehati Kepada
Masyarakat Luas
Pembicara :
Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep
Kehati dan Pengendalian Kerusakan
Lahan(1/III)- KLH)
2.
Pengembangan Jejaring dan
Komitmen
Pembicara:
MS. Sembiring (Yayasan Kehati)
3. Desentralisasi pengelolaan kehati
Pembicara :
- Bupati Wakatobi, Sulawesi
Tenggara
-
Bupati Kabupatan Belitung Timur
Moderator:
Dr. Damayanti Bukhori
17.0017.15 Kesimpulan dan Penutupan Hari 1 Lokakarya Nasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
6/46
6
WAKTUHARI 2 (Kamis, 31 Oktober 2013)
RUANG 1 RUANG 2
09.0010.30 Subtema 4:
Keanekaragaman Hayati untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan
Iklim
Sesi I Peran Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Pembicara:
-
Dr. Iman Santoso, (Tim Khusus REDD+) Kementerian Kehutanan
Republik Indonesia
-
Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan
Kementerian pertanian
Moderator:
Dr. Doddy Sukardi (DNPI)
Subtema:
Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Kehati
Sesi I Pengembangan Riset dan SDM Kehati
1.
Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati
Pembicara:
-
Dr. Nuramaliyati, Deputi IPH LIPI
-
Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hutan dan Konservasi Alam)
2.
Pengembangan SDM Bidang Kehatirooster of experts
Pembicara:
Prof. Dr. Sambas Basuni
Moderator:
Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS
10.3011.00 Coffee Break
11.012.30 Sesi II Penataan Ruang Untuk Pengelolaan Kehati
Pembicara:
-
Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan
Penataan Ruang Daerah Wilayah II, Kementerian PekerjaanUmum)
-
Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan
pulau-pulau kecil
- Ir. Bambang Soepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut
-
Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA
dan LH dan kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KLH
Sesi II Pengembangan Infrastruktur dan Data BaseKehati
1.
Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-situ,
taman kehati dll
Pembicara:
-
Drs. Jansen Manansang, M.Sc (Direktur Taman Safari Indonesia)
-
Bupati Gunung Kidul (Pengembangan Taman Kehati)
2.
Pengembangan Data Base Kehati (Clearing House Mechanism)
Pembicara:
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
7/46
7
Moderator:
Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo
-
Ir. Antung Deddy R., MP (Asdep Kehati dan Pengendalian
Kerusakan Lahan (1/III) - KLH)
-
Akhmat Jauhar Arif (LIPI)
Moderator :
Prof. Dr. Ibnu Maryanto
12.3013.30 ISHOMA
13.3015.00
RUANG PLENO
Pleno: Perumusan Hasil Lokakarya Nasional untuk National Summit
Fasilitator:
Dr. Wahjudi Wardojo
15.0015.30 Penutupan
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
8/46
8
Daftar Pembicara
Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia
(55 orang, 2 orang diantaranya ada 2 peran)
NO. NAMA TOPIK BAHASAN
1. Prof. Dr. Emil Salim Keynote Speech, Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa
2. Prof. Dr. Armida Alisjahbana Keynote Speech, Kekayaan Hayati Untuk Pembangunan
Berkelanjutan
3. Ir. Satya Yudha. M.Sc Legislasi Pengelolaan Kehati
4. Ir. Arif Yuwono, MA Kebijakan Global-Nasional Pengelolaan Kehati (Aichi, RPJMN/D,
Nagoya)Gap analysis
5. Dr. Jatna Supriatna Moderator Plenodan Moderator tema 3, Sesi 1
6. Dr. Kuswata Kartawinata(Aspek
Ekosistem)
Tema 1, Kekayaan Hayati Darat/Terestrial
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
7. Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah(Aspek
Spesies)
8. Kabalitbang Pertanian(Aspek Genetik)
9. Dr. Dedi Darnaedi Fasilitator Tema 1 Kekayaan Hayati (Terestrial)
10. Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem) Tema 1, Kekayaan Hayati Perairan (Akuatik) Laut dan Perairan
Tawar
(Ekosistem, Spesies dan Genetik)
11. Kabalitbang KKP (Aspek Species)
12. Prof. Dr. S. Budi Prayitno (UNDIP) (Aspek
Genetik)
13. Dr. Wawan Ridwan (WWF) Fasilitator Tema 1 Kekayaan Hayati (Akuatik)
14. Dr. Mubariq Ahmad (Bank Dunia) Kontribusi Kehati Terhadap Pembangunan Ekonomi Makro
15. Biofarma (CEO) Peranan Kehati Dalam Pengembangan Industri Berdaya SaingGlobal (Farmasi, Jamu, Kosmetik, Pangan)
16. Dirjen PHKA Kemenhut Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna
Berkelanjutan
17. Dr. Syarmidi (ITB)/ Direktur di Dirjen
Perdagangan Internasional Kemdag
Moderator Tema 2, Sesi 1
18. Dr. Sugiono Mulyoprawiro (Kementan) Akses TerhadapSDAGenetik dan Pembagian Manfaat
19. Pa Suar (Wine Salak) Best Practices (Wine Salak)
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
9/46
9
20. Dr. Suseno (UNPAD) / Dr. Agil IPB Bio-piracy
21. Dirjen HAKI Bio-piracy
22. Harry Alexander Moderator Tema 2, Sesi 2
23. Bambang Supriyanto Payment for Ecosystem Services(PES)
24. Dr. Beria Leimona (ICRAF) Valuasi Ekonomi Kehati Sebagai Landasan Asset Negara
25. CEO Artha Graha Peduli Lingkungan Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata
26. Ir. Haryanto R. Putro, MS (IPB) Moderator Tema 2, Sesi 3
27. Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas) Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayati
Dalam Pembangunan Nasional
28. Dr. Irfa ampri (Badan Kebijakan Fiscal) Kebijakan Fiskal dan Mekanisme Pendanan Kehati
29. Dr. Andi Novianto (Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian)
Kerangka Pendanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (HoB)
30. Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS Kelembagaan Pengelolaan KehatidanModerator tema 5, sesi 1
31. Dr. Efransyah Peran Masyarakat Sipil (Swasta,LSM)
32. Rahmat Hidayat (Warsi) Peran Masyarakat Adat dan Kearifan Tradisional
33. Ir. Abdon Nababan Moderator tema 3, Sesi 2
34. Ir. Antung Deddy R.,MP Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas
35. MS. Sembiring (Yayasan Kehati) Pengembangan Jejaring dan Komitmen
36. Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara Desentralisasi pengelolaan kehati
37. Bupati Kabupatan Belitung Timur
38. Dr. Damayanti bukhori Moderator tema 3, sesi 3
39. Dr. Iman Santoso Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
40. Dr. Emelia Harahap
41. Dr. Doddy Sukardi (DNPI) Moderator tema 4, sesi 1
42. Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT Penataan Ruang Untuk Pengelolaan Kehati
43. Dr Subandono Diposaptono
44. Ir. Bambang Soepijanto, MM. Dirjen
Planologi Kemenhut
45. Ir. Wahyu Indraningsih
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
10/46
10
46. Prof. Dr Tukirin Partomihardjo Moderator tema 4, sesi 2
47. Dr. Nuramaliyati, Deputi IPH LIPI Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati
48. Ir. Adi Susmianto, M.Sc
49 Prof. Dr. Sambas Basuni Pengembangan SDM Bidang Kehatirooster of experts
50. Drs. Jansen Manansang, M.Sc Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-
situ, taman kehati dll51. Bupati Gunung Kidul
52. Ir. Antung Deddy R., MP Pengembangan Data Base Kehati (Clearing House Mechanism)
53. Akhmat Jauhar Arif (LIPI)
54. Prof. Ibnu Maryanto Moderator Tema 5, Sesi 2
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
11/46
11
KERANGKA ACUAN
Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia
Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia
LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dikenal memiliki potensi kekayaan
alam yang luar biasa, baik flora, fauna maupun mikroba yang sebagian diantaranya bersifat
endemik. Kehidupan manusia sangat bergantung kepada keanekaragaan hayati baik sebagai
sumber bahan pangan, sandang, papan dan bahan penunjang pengembanganindustri. Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, rahasia potensi yang dimiliki
setiap makhluk hidup dapat diungkap secara lengkap sehingga kekayaan keanekaragaan
hayati menjadi sangat berharga terutama sebagai sumber gen. Kekayaan Keanekaragaman
hayati mencatatkan nama Indonesia sebagai Megadiversity Countrydan menjadi salahsatu
dari 12 (duabelas) pusat keanekaragaman hayati dunia.Secara ekologis keanekaragaman
hayati memilik peran penting untuk menjaga keseimbangan iklim serta penyerapan karbon
yang merupakan kontributor perubahan iklim. Peran keanekaragaman hayati beserta
ekosistemnya adalah untuk menjaga keseimbangan penyerapan karbon.
Potensi keanekaragaman hayati Indonesia juga diikuti dengan ancaman terhadap
kepunahan atau degradasi dari keanekaragaman hayati itu sendiri.Untuk mengantisipasi dan
mengatasi hal tersebut, Indonesia berkomitmen dalam pelestarian keanekaragaman hayati
salah satunya dengan meratifikasi Konvensi keanekaragaman Hayati (Convention on
Biodiversity) melalui Undang-Undang No. 5 tahun 1994.Mandat internasional atas
keberadaan kawasan pelestarian kehati juga dijamin dengan peraturan perundangan
Indonesia, antara lain: UU No.5 Tahun 1990, UU No. 41 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah
No. 28 tahun 2011 dan keputusan-keputusan menteri lainnya. Realisasi penandatangan
konvensi yang secara legal mengikat (legally binding) atas Indonesia menjadi tolak ukur bagi
prestasi bangsa Indonesia di mata dunia sehingga Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Swasta dan seluruh elemen masyarakat Indonesia memiliki peranan yang penting dalam
pengelolaan keanekaragaman hayati. Berbagai upaya telah dilakukan dalam usahanya untuk
melestarikan kekayaan alam hayati yang dapat menjadi tanda keseriusan negara Indonesia
dalam komitmennya.
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
12/46
12
Kekayaanalamhayatisudahdianggappentingdandiakuiperanannyadalammenjagakelestarian
kehidupandandalamadaptasisertamitigasiperubahaniklim.Meskipunbegitu, rendahnya
kapasitas pengelolaannya telah menyebabkan terjadinya kemerosotan kehatiyang luar
biasa. Pemanfaatan yang sangat intensif di tengah minimnya pengetahuan, terbatasnya
kegiatan penelitian, rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya dukungan infrastruktur,dan lemahnya sistem penunjang telah menyumbang kerusakan yang semakin tinggi serta
tidak optimalnya fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati. Kekayaan alam hayati dinilai
tidak memberikontri busi signifikan dalam keekonomian daerah maupun nasional.
Kepedulian terhadap kekayaan alam hayati juga tidak merata dan masih hanya menjadi
perhatian dari segelintir pihak yang terlibat langsung serta para akademisi yang memang
berkecimpung di dalamnya.
Melihat kondisi tersebut, untuk mendukung pelestarian keanekaragaan hayati sebagai
modal dasar pembangunandiperlukan pengelolaan keanekaragaman hayati secara terpadu
yang lebih mendorongpada:
Pengarusutamaan keanekaragaman hayati terutama oleh sektor-sektor yang memiliki
relevansi lebih langsung dengan pengelolaan keanekaragaman hayati
Terbangunnya mekanisme atau pengaturan yang memastikan bahwa program-program
sektoral dan rencana aksi secara langsung memberikan sumbangan pada pelaksanaan
mandat dari konvensi
Terbangunnyaplatformpemahaman mengenai arti penting dari keanekaragaman hayati
dan menyusun langkah strategis yang diperlukan untuk menjaga dan menata
keanekaragaman hayati serta mengembangkannya menjadi produk yang bernilai tambah
Terbangunnya tata kelola pemerintah yang baik guna mendukung pemanfaatan kehati
yang lestari
Terfasilitasinya partisipasi masyarakat adat dan lokal dalam pengelolaan
keanekaragamanhayati
Mendukung pengembangan kapasitas bagi penelitian, pendidikan dan
komunikasikeanekaragaman hayati
Terdapatnya jembatan yang menghubungkan antara ilmuwan dan pemangku kebijakan
Teridentifikasinya keberadaan data dan informasi yang mendukung dalam pengelolaan
baik di pusat maupun di daerah.
Berdasarkan haltersebut diatas, maka Kementerian Lingkungan Hidup bermaksud
melaksanakan Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia yang diharapkan
dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan nasional untuk konservasi
keanekaragamanhayati termasuk perlindungan, pengawetan dan pemanfaatannya secara
berkelanjutan.
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
13/46
13
TUJUAN
1. Pengumpulan data dan sumber data keanekaragaman hayati dan pengetahuan
tradisional terkait sumber daya genetik serta pengembangan jejaringnya,
2. Menghimpun masukan untuk pengelolaan keanekaragaan hayati, dan
3. Sosialisasi keanekaragaman hayati kepada DPR, partai politik, lembaga swadaya
masyarakat, akademisi dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini adalah:
1. Terjadinya kesepahaman dan kesepakatan antar beberapa kementerian/lembaga yang
terkait mengenai pentingnya keanekaragaman hayati dikelola secara baik melalui forum
atau lembaga strategis.
2. Terjalinnya komunikasi dan pertukaran informasi keanekaragaman hayati di antara para
ilmuwan yang tersebar di lembaga penelitian, universitas, lembaga swadaya masyarakat,
dengan masyarakat luas dan pembuat keputusan.
3. Rumusan konseptual dan konkrit pembentukan forum strategispengelolaankehati
AGENDA ACARA
Lokakarya Nasional akan diselenggarakan selama 2 (dua) hari dengan 5 (lima) subtema yangmasing-masing akan dibagi menjadi Kelompok-kelompok Kerja Subtema. Adapun kelima
subtema tersebut antara lain:(agenda terlampir)
1. KekayaanHayati Indonesia
2. Kehati Dan Ekonomi Hijau
3. Tata Kelola Keanekaragaman Hayati Dan Strategi Pengarus-Utamaan (Mainstreaming)
Kehati Dalam Pembangunan Indonesia
4.
Keanekaragaman Hayati Untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
5. PengembanganKapasitasPengelolaanKeanekaragamanHayati Di Indonesia
WAKTU DAN TEMPAT
Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel
Borobudur Jakarta.
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
14/46
14
PESERTA
Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, para
pakar,organisasi non pemerintahdankelompokmasyarakatsipillainnya, lembagapenelitian,
swasta, danmitrainternasional
SEKRETARIAT
Sekretariat: Asdep Keanekeragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III).
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdri. Enu Wahyu, Kantor Kementerian Lingkungan
Hidup, Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410, Telp/Fax. (021)
85905770, Email :[email protected],HP.085312317171.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
15/46
15
KERANGKA ACUAN
LOKAKARYA NASIONAL
KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA
Subtema 1:
KEKAYAAN HAYATI INDONESIA
LATAR BELAKANG
Indonesia menduduki posisi penting dalam peta keanekaragaman hayati dunia, karena
termasuk dalam sepuluh negara yang kekayaan keanekaragaman hayatinya tertinggi, atau
dikenal sebagai salah satu megadiversity country. Diperkirakan Indonesia memiliki sekitar 90
tipe ekosistem, mulai dari padang salju di puncak Jayawijaya, alpin, subpegunungan,
pegunungan hingga hutan hujan dataran rendah, hutan pantai, padang rumput, savana,
lahan basah, muara dan pesisir pantai, mangrove, padang lamun, terumbu karang hingga
perairan laut dalam. Walaupun hanya melingkupi 1,3% dari luas total daratan dunia,
Indonesia memiliki keanekaragaman spesies satwa yang sangat tinggi seperti yang diuraikan
berikut ini (Dephut 1994; Mittermeier dkk. 1997): sekitar 12% (515 spesies, 39% endemik)
dari total spesies binatang menyusui, urutan kedua di dunia; 7,3% (511 spesies, 150
endemik) dari total spesies reptilia, urutan keempat di dunia 17% (1531 spesies, 397
endemik) dari total spesies burung di dunia, urutan kelima 270 spesies amfibi, 100 endemik,
urutan keenam di dunia 2827 spesies binatang tidak bertulang belakang, selain ikan air
tawar. Selanjutnya, Indonesia memiliki 35 spesies primata (urutan keempat, 18% endemik),
dan 121 spesies kupu-kupu (44% endemik), serta memiliki lebih dari 38.000 spesies
tumbuhan, 55% diantaranya endemik.
Meskipun Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi, namun tingkat
keterancaman dan kepunahan spesiesnya juga tinggi. Catatan tentang keterancaman dan
kepunahan spesies lebih sulit diperoleh ketimbang data tentang kerusakan ekosistem.
Kedepannya, catatan atau informasi terkait kekayaan hayati, mulai dari statusnya hingga
tingkat keterancamannya, harus terdokumentasi dan teridentifikasi dengan baik. Sumber
informasi adalah segala hal yang dapat digunakan oleh seseorang sehingga mengetahui
tentang hal yang baru,dan mempunyai ciri-ciri yaitu,(1) dapat dilihat, dibaca dan dipelajari,
(2) diteliti, dikaji dan dianalisis (3) dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan-
kegiatan pendidikan, penelitian, laboratorium, (4) ditransformasikan kepada orang lain.Kebutuhan akan sumber informasi menjadi hal yang krusial mengingat banyaknya
kepentingan yang terkait dengan kekayaan hayati, sehingga memerlukan informasi yang
komprehensif agar memudahkan dalam menentukan arah kebijakan. Hal tersebut akan
semakin kuat apabila terbangun sebuah jejaring pakar yang fokus dalam mengawal
perkembangan kekayaan hayati di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut di, Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud
menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya NasionalKeanekaragaman Hayati
Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesiafokus pada kekayaan hayati darat, aquatik
laut, dan aquatik air tawar.
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
16/46
16
TUJUAN
1. Mengetahui kekayaan hayati dan pusat-pusat informasi yang tersedia di Indonesia.
2. Mengembangkan jejaring pakar yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati di
Indonesia.
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Status kekayaan hayatiIndonesia saat ini.
a. Peta kekayaan sumberdaya alam hayati di Indonesia.
b. Sumber informasi tentang kekayaan hayati dapat diidentifikasi.
2. Ancaman terhadap kehati
3. Nilai keanekaragaman hayati Indonesia.
MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN
Subtema Kekayaan Hayati Indonesia akan dirancang dalam 2 (dua) kelompok kerja
(working group) dan pada setiap kelompok kerja terdapat pemaparan materi dari pakar,
sebagai berikut:1. Kelompok Kerja I (working groupI) akan menampilkan 3 (tiga) pemaparan materi
sebagai berikut:
1.1. Kekayaan Hayati Darat (terestrial)
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan
- Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati darat, pada tingkat
ekosistem, spesies dan genetik
- Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati
darat
- Ancaman terhadap kekayaan hayati darat
-
Nilai Keanekaragaman Hayati Darat (Biodiversity Value) dalam kekayaanhayati Indonesia
b. Pemateri:
1. Dr. Kuswata Kartawinata (Aspek Ekosistem)
2. Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah (Aspek Spesies)
3. Kabalitbang Pertanian (Aspek Genetik)
c. Fasilitator:Dedi Darnaedi
d. Waktu presentasi:
Masing-masing selama 20 menit
2. Kelompok Kerja II (working group II) akan menampilkan 3 (tiga) pemaparan materi
sebagai berikut:
2.1. Kekayaan Hayati Perairan Laut
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan
- Status saat ini (state of the art) Kekayaan Hayati Perairan Laut, pada
tingkat ekosistem, spesies dan genetik
-
Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayatiperairan laut
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
17/46
17
- Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan laut
- Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Laut (Biodiversity Value) dalam
kekayaan hayati Indonesia
b. Pemateri:
Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem dan Spesies)
c. Fasilitator:
Dr. Wawan Ridwan
d. Waktu presentasi:
20 menit
2.2. Kekayaan Hayati Perairan Tawar
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan
-
Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati perairan tawar, padatingkat ekosistem, spesies dan genetik
- Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati
perairan tawar
- Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan tawar
- Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Tawar (Biodiversity Value) dalam
kekayaan hayati Indonesia
b. Pemateri:
Kabalitbang KKP (Aspek Ekosistem dan Spesies)
c. Fasilitator:
Dr. Wawan Ridwan
d. Waktu presentasi:
20 menit
2.3. Kekayaan Hayati Genetik Perairan (akuatik) Laut dan Tawar
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan
- Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati perairan tawar, pada
genetik- Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati
genetik perairan (akuatik) laut dan tawar
- Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan tawar
- Nilai Keanekaragaman Hayati Genetik Perairan (akuatik) Laut dan Tawar
(Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia
b. Pemateri:
Prof. S. Budi Prayitno (UNDIP)
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
18/46
18
c. Fasilitator:
Dr. Wawan Ridwan
d. Waktu presentasi:
20 menit
MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)
Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan
makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x
120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari
prosiding lokakarya
WAKTU DAN TEMPAT
Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel
Borobudur Jakarta.
PESERTA
Workshop akan dilaksanakan secara paralel dalam format2 (dua) kelompok kerja dengan
diikuti masing-masing sekitar 40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi
Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, para pakar/ahli, organisasi non pemerintah dan
kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian, swasta, dan mitra internasional.
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
19/46
19
AGENDA ACARA
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
09.4511.00 Keynote Speech
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa
Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
KekayaanHayati untuk Pembangunan Berkelanjutan
Pembicara: Prof. Dr.ArmidaAlisjahbana
Pleno
LegislasiPengelolaanKehati
Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc
Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya)
gaps analysis
Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)
Moderator: Dr. Jatna Supriatna
WORKING GROUP
RUANG 1 RUANG 2
11.0012.30 Subtema 1:
Kekayaan Hayati Indonesia
KekayaanHayatiDarat (Terestrial)
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
Pembicara/Pengantar diskusi :
4.
Dr. Kuswata Kartawinata (Aspek
Ekosistem)
5.
Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah (Aspek
Spesies)
6. Kabalitbang Pertanian (Aspek Genetik)
Fasilitator:
Dr. Dedi Darnaedi
Subtema 1:
Kekayaan Hayati Indonesia
KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut
dan Perairan Tawar
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
Pembicara/Pengantar diskusi :
4.
Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem
dan Spesies Perairan Laut)
5. Kabalitbang KKP (Aspek Ekosistem
dan Spesies Perairan Perairan Darat)
6.
Prof. S. Budi Prayitno-UNDIP (Aspek
Genetik Perairan Laut dan Tawar)
Fasilitator:
Dr. Wawan Ridwan
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
20/46
20
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
12.3013.30 ISHOMA
13.3015.00 KekayaanHayatiDarat (Terestrial)
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
Pokok Bahasan:
- Status saat ini (state of the art)
kekayaan hayati darat, pada tingkat
ekosistem, spesies dan genetik
- Peta kekayaan dan sumber-sumber
informasi tentang kekayaan hayati
darat
Fasilitator:
Dr. Dedi Darnaedi
KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut
dan Perairan Tawar
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
Pokok Bahasan:
- Status saat ini (state of the art)
kekayaan hayati
Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan
Tawar, pada tingkat ekosistem,
spesies dan genetik
-
Peta kekayaan dan sumber-sumber
informasi tentang kekayaan hayati
Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan
Tawar
Fasilitator:
Dr. Wawan Ridwan
15.0015.30 ISHOMA
15.3017.00 KekayaanHayatiDarat (Terestrial)
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
Pokok Bahasan:
- Ancaman terhadap kekayaan hayati
Darat (Terestrial)
- Nilai Keanekaragaman Hayati Darat
(Terestrial) (Biodiversity Value) dalam
kekayaan hayati Indonesia
Fasilitator:
Dr. Dedi Darnaedi
KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut
dan Perairan Tawar
(Ekosistem, Spesies danGenetik)
Pokok Bahasan:
- Ancaman terhadap kekayaan hayati
perairan laut dan tawar
- Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan
Laut dan Tawar (Biodiversity Value)
dalam kekayaan hayati Indonesia
Fasilitator:
Dr. Wawan Ridwan
17.0017.15 Kesimpulandan Penutupan Hari 1 LokakaryaNasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
21/46
21
KERANGKA ACUAN
LOKAKARYA NASIONAL
KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA
Subtema2:
KEHATI dan EKONOMI HIJAU
LATAR BELAKANG
Keanekaragamanhayati merujuk pada aspek keseluruhan dari sistem penopang kehidupan,
mencakup aspek sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek sistem pengetahuan dan etika,
dan kaitan di antara berbagai aspek ini. Nilai-nilai ini memang sudah lama diketahui dan
diakui, namun karena tidak selalu dapat dinilai secara moneter, maka sering nilainya
terabaikan. Nilai ekonomi total belum dapat disematkan kepada suatu sumberdaya karena
adanya kegagalan pasar meskipun saat ini masyarakat dunia mulai berupaya untuk
memberikan nilai ekonomi totalnya.
Kekayaanalam hayati, baik liar maupun budidaya, merupakan sumber seluruh sumber daya
biologi, dimana manusia mendapatkan seluruh kebutuhnnya.Di Indonesia, lebih dari 6000
spesies tumbuhan dan hewan dimanfaatkan sebagai bahan kebutuhan hidup sehari-hari
sebagai sumber pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang dan lain sebagainya.
Pemanfaatannya diketahui sejak lama namun pengembangannya membutuhkan teknologi
yang biasanyadimiliki oleh perusahaan swasta, atau padatingkat yang lebih luas negara yang
lebih maju.
Dibalik nilainya yang sangat besar, kekayaan alam hayati dihadapkan pada permasalahan
pemanfaatan yang belum lestari dan pemerataan pembagian manfaat antar pihak yang
belum merata. Status ekonomi dan pengelolaan jasa lingkungan di Indonesia saat ini
beberapa sudah ada walaupun masih sangat sedikit. Tetapi, proses adopsi dari pemberian
nilai dan pembagian manfaat ini belum terlihat nyata. Pengembangan ekowisata sudah ada
tapi belum dikemas secara tuntas saat ini baru lebih cenderung kearah bisnis tetapi belum
jauh kearah nilainya sebagai hasil dari jasa lingkungan.
Protokol Nagoya memberi landasan kebijakan pembagian manfaat yang adil diantara pihak-
pihak yang terlibat dalam pemanfaatan kekayaan alam hayati. Protokol Nagoya jugamemberikan penghargaan terhadap kearifan dan pengetahuan tradisional terkait
pemanfaatan keanekaragaman hayati dan menjadikannya sebagai bagian dari yang berhak
menerima pembagian manfaat. Transfer teknologi, pengetahuan dan penguatan kapasitas
juga difasilitasi oleh protokol ini diantara para pihak yang terlibat dalam pemanfaatan
kekayaan alam hayati.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud
menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya NasionalKeanekaragaman Hayati
Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesiayang merupakan rangkaian working group
yang salah satunya bertema Kehati dan Ekonomi Hijau. Working group ini dilaksanakan
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
22/46
22
dalam rangka pembahasan status ekonomi kekayaan alam hayati Indonesia saat ini dan
peluang yang dapat diambil kedepannya.
TUJUAN
1. Mengetahui status keekonomian kekayaan alam hayati di Indonesia
2.
Merumuskan rekomendasi kebijakan untuk pemanfaatan berkelanjutan terhadap
kekayaan alam hayati Indonesia.
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Status kontribusi kehati terhadap pembangunan ekonomi nasional baik secara aktual
maupun potensial.
2. Konsep dan praktek mengenai akses dan pembagian manfaat yang adil dari sumber
daya genetik di Indonesia.
MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN
Workshop akan dirancang dalam 3 (tiga) sesi presentasi (panel) dengan paparan padamasing-masing sesi sebagai berikut:
1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan tentang Nilai Ekonomi
Kehati, antara lain:
1.1. Kontribusi Kehati Terhadap Pembangunan Ekonomi Makro
b. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
- Peran dan Kontribusi aktual kehati dalam pembangunan ekonomi nasional
- Potensi kontribusi kehati dalam pembangunan ekonomi nasional
- Urgensi kontribusi kehati dalam pembangunan ekonomi nasional
c.
Pemateri:Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia
d. Waktu Presentasi
20 menit
1.2. Peranan Kehati Dalam Pengembangan Industri Berdaya Saing Global, seperti:
farmasi, jamu, kosmetik, pangandan lain sebagainya
a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
- Peran dan Kontribusi aktual kehati dalam pengembangan industri nasional
-
Potensi kontribusi kehati dalam pengembangan industri nasional- Pelaku industri yang memanfaatkan kehati dalam proses produksi
- Upaya pemanfaatan lestari kehati dalam pengembangan industri nasional
b. Pemateri:
CEO Biofarma
c. Waktu Presentasi:
20 menit
1.3.
Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna Berkelanjutana. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
23/46
23
- Potensi dan kondisi perdagangan flora fauna Indonesia
- Urgensi perdagangan flora-fauna dalam pembangunan Indonesia
- Pelaku perdagangan flora-fauna Indonesia
- Mekanisme perdagangan kehati yang berkelanjutan
b.
Pemateri:
Direktorat Jendral PHKA, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia
c. Waktu Presentasi:
20 menit
Moderator Sesi I Nilai Ekonomi Kehati:
Dr. Syarmidi (ITB)
2. Sesi II presentasipanel akan menampilkan 3 (tiga) paparan tentang Pembagian
Manfaat (Nagoya Protocol), antara lain:2.1. Akses Terhadap Sumber daya Genetik (SDG) dan pembagian manfaat
a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
- Gambaran dan Status akses terhadap sumber daya genetik Indonesia
- Upaya pengembangan pemanfaatan sumber daya genetik Indonesia
- Prinsip dan mekanisme dalam akses sumber daya genetik
- Prinsip danmekanisme dalam pembagian manfaat (benefit sharing)
sumber daya genetik
- Aktor-aktor yang terlibat dan peranannya dalam akses dan pembagian
manfaat sumber daya genetik
b. Pemateri:
Dr. Sugiono Mulyoprawiro, Kementerian Pertanian Republik Indonesia
c. Waktu Presentasi:
15 menit
2.2. Studi kasus(Best practices): Wine Salak
a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
- Gambaran studi kasus Wine Salak kaitannya dengan pembagian manfaat
pada tataran konsep Benefit sharing Nagoya Protocol.- Arah pengembangan studi kasus Wine Salak
b. Pemateri:
Pak Suar
c. Waktu Presentasi:
15 menit
2.3. Bio-piracy(ancaman terhadap sumber dayagenetik)
a.
Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan- Perkembanganisubio-piracysumber daya genetik Indonesia
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
24/46
24
- Kelembagaan yang terlibat dan peranannya dalam penanggulanganbio-
piracy
b. Pemateri:
- Dr. Suseno (UNPAD)
-
Direktorat Jendral HAKI
c. Waktu Presentasi:
Masing-masing15 menit
Moderator Sesi II PembagianManfaat (Nagoya Protocol):
Harry Alexander, SH, LLM
3. Sesi III presentasi akan menampilkan paparan dengan tema Jasa Ekosistem,antara
lain:
3.1.
Payment for ecosystem services(PES)a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
- Status dan gambaran implementasi PES di Indonesia
- Peluang dan upaya optimalisasi PES dalam pembangunan Indonesia
- Kendala implementasi PES di Indonesia
- Aktor yang terlibat dan peranannya
b. Pemateri:
Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Pemanfaatan dan Jasa Lingkungan,
Kementerian Kehutanan
c. Waktu Presentasi:
20 menit
3.2. Valuasi ekonomi keanekaragaman hayati
a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
- Kondisi aktual valuasi ekonomi terhadap kehati
- Kendala valuasi ekonomi kehati
- Peluang dan optimalisasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia
b.
Pemateri:Dr. Beria Leimona (ICRAF)
c. Waktu Presentasi:
20 menit
3.3. Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata
a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
- Status dan Kondisi Ekowisata
- Peluang dan Optimalisasi Ekowisata dalam pembangunan nasional
-
Prinsip-prinsip ekowisata kaitannya dengan pemanfaatan berkelanjutan- Kendala pengembangan Industri ekowisata Indonesia
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
25/46
25
b. Pemateri:
CEO Artha Graha Peduli Lingkungan
c. Waktu Presentasi:
20 menit
Moderator Sesi III Jasa Ekosistem:
Ir. Haryanto R. Putro, MS (Institut Pertanian Bogor)
MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)
Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan
makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x
120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari
prosiding lokakarya
WAKTU DAN TEMPAT
Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel
Borobudur Jakarta.
PESERTA
Workshop akan dilaksanakan denganformat pemaparan materi dan diskusi dalam satu
ruanganuntuk satu tema tertentudari total 5 tema yang dibahasserta diikuti sekitar 40
orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi,
organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian,swasta, dan mitra internasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
26/46
26
AGENDA
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
09.4511.00 Keynote Speech
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa
Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
KekayaanHayati untuk Pembangunan Berkelanjutan
Pembicara: Prof. Dr. ArmidaAlisjahbana
Pleno
LegislasiPengelolaanKehati
Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc
Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya)
gaps analysis
Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)
Moderator: Dr. Jatna Supriatna
WORKING GROUP
RUANG 3
11.0012.30 Tema:
Kehati dan Ekonomi Hijau
Sesi I Nilai Ekonomi Kehati
3.
KontribusiKehatiTerhadapPembangunanEkonomiMakro
Pembicara:
Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia
4.
PerananKehatiDalamPengembanganIndustri Berdaya Saing Global, seperti:
farmasi, jamu, kosmetik, pangandan lain sebagainya
Pembicara:
CEO Biofarma
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
27/46
27
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
5.
Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna Berkelanjutan
Pembicara:
Dirjen PHKA, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia
Moderator:
Dr. Syarmidi (ITB)
12.3013.30 ISHOMA
13.3015.00 Sesi II PembagianManfaat (Nagoya Protocol)
4. AksesTerhadapSDAGenetikdanPembagianManfaat
Pembicara:
Dr. Sugiono Mulyoprawiro, Kementerian Pertanian Republik Indonesia
5.
Best Practices: Wine Salak
Pembicara:
Pak Suar
6. Bio-piracy
Pembicara:
- Dr. Suseno (UNPAD)
-
Dirjen HAKI
Moderator:
Harry Alexander, SH, LLM
15.0015.30 ISHOMA
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
28/46
28
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
15.3017.00 Sesi III Jasa Ekosistem
4.
Payment for EcosystemServices(PES)
Pembicara:
Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Pemanfaatan dan Jasa Lingkungan,
Kementerian Kehutanan
5. Valuasiekonomikehati
Pembicara:
Dr. Beria Leimona (ICRAF)
6. Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata
Pembicara:
CEO Artha Graha Peduli Lingkungan
Moderator:
Ir. Haryanto R. Putro, MS (Institut Pertanian Bogor)
17.0017.15 Kesimpulan dan PenutupanHari 1 LokakaryaNasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
29/46
29
KERANGKA ACUAN
LOKAKARYA NASIONAL
KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA
Subtema 3:
KeanekaragamanHayati Pasca 2014
LATAR BELAKANG
Keanekaragaman hayati (kehati) merupakan istilah untuk menggambarkan keanekaan
bentuk kehidupan di bumi baik darat, laut, maupun perairan lainnya, interaksi diantara
makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya1 serta mencakup fungsi-fungsi
ekologi yang memberikan manfaat kepada spesies lain termasuk manusia2. Kekayaan
keanekaragaman hayati Indonesia menjadikan kehati sebagai sumber daya vital bagikeberlanjutan pembangunan nasional. Sehingga, berbagai sektor pembangunan (pertanian,
kehutanan, industri dan lain-lain) secara langsung maupun tidak langsung bergantung
terhadap keberadaan keanekaragaman hayati dan fungsi-fungsi lingkungan yang
diperankannya.
Pemanfaatan sekitar 6000 jenis tumbuhan, 1000 jenis hewan dan 100 jenis jasad renik oleh
masyarakat (KPPN 1992, KLH 2006). Potensi keanekaragaman hayati darat (terestrial)
melalui nilai produk kayu hutan yang mencapai USD 6,5 milyar dan nilai satwaliar sebesar
USD 1,57 milyar (Dephut 1997), nilai terumbu karang Indonesia sekitar USD 567 juta, nilai
ikan laut sekitar USD 15,1 milyar, serta rumput laut sebesar USD 16 juta (KLH 2006). Tetapipada kenyataannya kekayaan keanekaragaman hayati tersebut berada dalam ancaman
kelangkaan akibat dari eksploitasi yang berlebihan (over exploitation), penebangan liar, alih
fungsi lahan, perburuan liar dan perdagangan ilegal. Mogea dkk (2001) menyatakan bahwa
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keterancaman dan kepunahan spesies tertinggi
di dunia dan merupakan hot-spot kepunahan satwa. Sementara itu, 44 spesies tanaman
obat dikategorikan langka (Zuhud dkk. 2001). World Bank (1994) juga melansir bahwa laju
kerusakan hutan yang disebabkan oleh eksploitasi hutan untuk industri, konversi untuk
lahan pertanian dan perkebunan serta transmigrasi mencapai 1,3 juta ha per tahun.
Fakta tersebut menunjukan bahwa lemahnyasistem regulasi dan tata kelola kehati yangcenderung merangsang pemanfaatan sumber daya hayati secara tidak lestari. Sistem
ekonomi dan kebijakan jugagagal menilai lingkungan dan sumber daya di dalamnya. Selain
itu, Pengelolaan keanekaragaman hayati di tingkat pusat pun belum mampu menyajikan
pengertian mengenai pengelolaan, peran dan tanggung jawab tata kelola kehati yang baik
serta upaya mewujudkan best practices di daerah hingga kelompok masyarakat. Kemudian,
Persoalan-persoalan keanekaragaman hayati tersebut mempertegas bahwa adanya
kelemahan tata kelola (governance) dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. Ketidak
jelasan tanggung jawab dan tumpang tindih wewenang diantara instansi pemerintah serta
tanggung jawab yang seringkali tidak sejalan dengan kapasitas yang dimiliki menjadi
salahsatu konsentrasi masalah pada tata kelola konservasi keanekaragamanhayati.Karenanya, tata kelola dan tata kuasa yang baik (good governance) harus memuat
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
30/46
30
setidaknya tiga komponen kunci: Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas. Sehingga untuk
mencapai good governance tersebut, revitalisasi peran semua stakeholders kehati
(Pemerintah, Swasta, LSM dan Masyarakat) menjadi kata kunci (keyword) dalam menjawab
tantangan pengelolaan kehati.
Permasalahan global keanekaragaman hayati baik ditinjau dari segi geografis, sosial,
ekonomi, politik dan budaya menempatkan Indonesia sebagai negara yang menjadi fokus
perhatian dunia karena status keanekaragaman hayatinya. Namun, paradigma
pembangunan dimasa lalu belum mempertimbangkan kepentingan pengelolaan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Oleh karena itu,Indonesia harus mampu
memanfaatkan momentum dan tantangan ini untuk pengarus-utamaan (mainstreaming)
keanekaragaman hayati menjadi prioritas dalam kerangka kebijakan dan perundangan
nasional serta prioritas dalam program pembangunan nasional. Oleh karena itu, pencapaian
kondisi tersebut menuntut perubahan mendasar dalam hal persepsi, sistem kebijakan dan
pengelolaan di berbagai sektor pembangunan yang berkaitan dengan pengelolaan
keanekaragaman hayati, terutama kehutanan, perikanan, dan pertanian dalam arti luas,serta sektor-sektor lain yang terkait, seperti perindustrian, pertambangan, transmigrasi,
perdagangan, pariwisata,telekomunikasi dan pendidikan. Kemudian, Pengarus-utamaan
(mainstreaming) pengelolaan keanekaragaman Hayati secara nasional juga mencakup
perumusan dan pelaksanaan konsep pengelolaan, rehabilitasi, konservasi, pola tindak dan
perilaku masyarakat dalam pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati secara
berkelanjutan, bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud menindaklanjuti isu-isu tersebut dengan
menyelenggarakan Lokakarya Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar
Pembangunan Indonesia mengenai Keanekaragaman Hayati Pasca 2014 yang akanmenjadi kerangka acuan nasional pada Indonesia National Summit 2013.
TUJUAN
1. Merumuskan penguatan tata kelola dan tata kuasa (governance) keanekaragaman
hayati untuk pembangunan berkelanjutan berbasis Green Economy
2. Merumuskan strategi pengarus-utamaan (mainstreaming strategy) keanekaragaman
hayati
HASIL YANG DIHARAPKAN
1.
Strategi penguatan tata kelola dan tata kuasa kehati2. Strategi pengarus-utamaan (mainstreaming strategy) keanekaragaman hayati
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
31/46
31
MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN
Workshop akan dirancang dalam 3 (tiga) sesi presentasi (panel) dengan paparan pada
masing-masing sesi sebagai berikut:
1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 3 (dua) paparan dengan subtema Kebijakan
Nasional dan Pengarus-utamaan (mainstreaming) Kehati, antara lain:
1.1. Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayatidalam Pembangunan
Nasional
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Status implementasi pengarus-utamaan kehati
- Strategi dan langkah-langkah Pengarus-utamaan kehati
b. Pembicara:
Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas)
c.
Waktu presentasi:20menit
1.2. Kebijakan Fiskal dan Mekanisme Pendanaan Kehati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Status kebijakan fiskal nasional terhadap kehati
- Peluang dan Tantangan Pendanaan Kehati untuk mendukung
pembangunan nasional pada aspek kebijakan
- Mekanisme-mekanisme pendanaan untuk pengelolaan kehati
b.
Pembicara:Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan Fiskal)
c. Waktu presentasi:
20menit
1.3. Kerangka Pendanaan Pengelolaan keanekaragaman hayati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Kondisi pendanaan pengelolaan kehati saat ini
- Tantangan dan Peluang pendanaan pengelolaan Kehati dilihat pada
pengalaman pendanaan yang pernah bergulir (lesson learnbased onexperience)
d. Pembicara:
Dr. Andi Novianto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)
e. Waktu presentasi:
20menit
Moderator:
Dr. Jatna Supriatna
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
32/46
32
2. Sesi II presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan dengan subtema Tata
Kelola Kelembagaan Kehati untuk Pemanfaatan Lestari, antara lain:
2.1. Kelembagaan Pengelolaan Kehati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Perkembangan Kelembagaan Pengelolaan Kehati
-
Strategi dan langkah penguatan kelembagaan pengelolaan kehati
b. Pembicara:
Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS
c. Waktu presentasi:
20menit
2.2. Peran Swasta dan LSM dalam pengelolaan Kehati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
-
Gambaran Peran Swasta dan LSM dalam pengelolaan Kehati- Strategi dan langkah-langkah Penguatan peran Swasta dan LSM dalam
pengelolaan Kehati
- Sinergisitas peran dengan stakeholderskehati lainnya
b. Pembicara:
Dr. Efransyah
c. Waktu presentasi:
20menit
2.3. Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Gambaran Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional dalam
pengelolaan Kehati
- Strategi dan langkah-langkah Penguatan masyarakat adat dan kearifan
tradisional dalam pengelolaan Kehati
- Sinergisitas peran dengan stakeholderskehati lainnya
b. Pembicara:
Rakhmat Hidayat (Warsi)
c. Waktu presentasi:
20menit
Moderator:
Ir. Abdon Nababan
3. Sesi III presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan dengan subtema Kehati
Pasca 2014 (Sosialisasi dan Best Practice) untuk Pemanfaatan Lestari, antara lain:
3.1.
Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luasa. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
33/46
33
- Status Strategi komunikasi kehati
- Tantangan, strategi dan langkah-langkah komunikasi kehati masa yang
akan datang
b. Pembicara:
Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep Kehatidan Pengendalian Kerusakan
Lahan(1/III) - KLH)
c. Waktu presentasi:
15menit
3.2. Pengembangan Jejaring dan Komitmen
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Perkembangan jejaring kehati
- Kontribusi Jejaring terhadap pelestarian kehati
-
Strategi sinergisitas dan penguatan Jejaring Kehati
b. Pembicara:
MS. Sembiring (Yayasan Kehati)
c. Waktu presentasi:
15menit
3.3. Desentralisasi Pengelolaan Kehati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
-
Implementasi pengelolaan kehati pada tingkat daerah- Kendala pengelolan Kehati pada tingkat daerah
- Upaya penguatan pengelolaan kehati pada tingkat daerah
b. Pembicara:
1. Ahmad Fauzi (Kepala Bappeda Provinsi Jambi)
2. Ir. Abdul Manan, M.Sc (Kepala Bappeda Kabupatan Wakatobi, Sulawesi
Tenggara).
c. Waktu presentasi:
Masing-masing 15menit
Moderator:
Dr. Damayanti Bukhori
MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)
Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan
makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x
120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari
prosiding lokakarya
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
34/46
34
WAKTU DAN TEMPAT
Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel
Borobudur Jakarta
PESERTA
Workshop akan dilaksanakan dengan format pemaparan materi dan diskusi dalam satu
ruangan untuk satu tema tertentu dari total 5 tema yang dibahas serta diikuti sekitar
40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah,
akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga
penelitian, swasta, dan mitra internasional
AGENDA
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)Kementerian
Negara Lingkungan Hidup
Pembukaanoleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
09.4511.00 Keynote Speech
Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa
Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim
Kekayaan Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan
Pembicara: Prof. Dr. Armida Alisjahbana
Pleno
Legislasi Pengelolaan Kehati
Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc
Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) gaps
analysis
Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)
Moderator: Dr. Jatna Supriatna
WORKING GROUP
RUANG 4
11.0012.30 Tema:
Keanekaragaman Hayati Pasca 2014
Sesi I Kebijakan Nasional dan Pengarus-utamaan (mainstreaming) Kehati
4.
Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan
Nasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
35/46
35
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
Pembicara:
Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas)
5. Kebijakan Fiskal dan mekanisme pendanan Kehati
Pembicara:
Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan Fiskal)
6. Kerangka Pendanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (HoB)
Pembicara :
Dr. Andi Novianto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)
Moderator:
Dr. Jatna Supriatna
12.3013.30 ISHOMA
13.3015.00 Sesi II Kehati Pasca 2014: Tata Kelola Kelembagaan Kehati Untuk PemanfaatanLestari
4. Kelembagaan pengelolaan kehati
Pembicara:
Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS
5. Peran masyarakat sipil (swasta,LSM)
Pembicara :
Dr. Efransyah
6. Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional
Pembicara :
Rahmat Hidayat (Warsi)
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
36/46
36
WAKTU
HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)
RUANG PLENO
Moderator: Ir. Abdon Nababan
15.0015.30 ISHOMA
15.3017.00 Sesi III KehatiPasca 2014(Sosialisasi dan Best Practice) Untuk Pemanfaatan Lestari
4. Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas
Pembicara :
Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) -
KLH)
5. Pengembangan Jejaring dan Komitmen
Pembicara:
MS. Sembiring (Yayasan Kehati)
6. Desentralisasi pengelolaan kehati
Pembicara :
- Ahmad Fauzi (Kepala Bappeda Provinsi Jambi)
- Ir. Abdul Manan, M.Sc (Kepala Bappeda Kabupatan Wakatobi, Sulawesi
Tenggara)
Moderator:
Dr. Damayanti Bukhori
17.0017.15 Kesimpulan dan Penutupan Hari 1 Lokakarya Nasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
37/46
37
KERANGKA ACUAN
LOKAKARYA NASIONAL
KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA
Subtema4:
Keanekaragaman Hayati Untuk Mitigasi dan Perubahan Iklim
LATAR BELAKANG
Perubahan iklim benar terjadi saat ini dan menimbulkan dampak yang cukup besar sehingga
diperlukan adanya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan tersebut. Perubahan
penggunaan lahan yang terjadi di Indonesia dikhawatirkan menimbulkan kemerosotan
keanekaragaman hayati yang berdampak pada perubahan iklim. Sebagai contoh fakta
Indonesia mengalami deforestasi hutan hujan tropis sebesar 72% padatahun 2007 yangmengakibatkan tingginya emisi karbon yang dikeluarkan hutan Indonesia. Pada tahun 2009,
Binternagel dari Department of Human Geography, Georg-August University Gottingen
dalam paparannya yang bertajuk "Promoting Adaptation and Mitigation to Climate Change
(Examples from Europe and South East Asia) menyatakan bahwa Indonesia adalah
penyumbang gas emisi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan China. Hal tersebut
tentunya berdampak pada keanekaragaman hayati yang ada. Diperlukan berbagai berbagai
upaya untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah
menjaga fungsi ekosistem dan memastikan konsep tataruang yang menjamin keterjagaan
ekosistem tersebut.
Fungsi ekosistem harus dijaga untuk melindungi keanekaragaman hayati dan kekayaan
spesies yang ada di dalamnya. Keanekaragaman hayati harus dapat dilestarikan baik wujud
maupun fungsinya. Perubahan iklim diharapkan dapat dikendal ikan dengan menjaga
eksistensi dari kehati. Ekosistem dapat dikelola dan terjaga dengan baik apabila dilakukan
konsep penataan ruang dengan baik. Saat ini konsep tata ruang yang ada belum sepenuhnya
berpihak pada kelestarian ekosistem. Sebagai contoh pada dua dekade terakhir terjadi
perubahan fungsi lahan yang sangat besar dari hutan menjadi pemukiman, pertanian,
perkebunan dan sektor lain yang berakibat pada berkurangnya ekosistem dan
keanekaragamanhayati yang ada di dalamnya.
Melihat permasalahan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) berupaya
menjembatani berbagai pihak dan kepentingan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan
yang terangkum dalam Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar
Pembangunan Indonesia.Lokakarya ini diharapkan dapat merumuskan konsep tata ruang
yang berpihak pada kelestarian keanekaragaman hayati sehingga nantinya diharapkan dapat
membantu upaya mitigasi dan adaptasi dalam perubahan iklim.
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
38/46
38
TUJUAN
1. Memahami peran dan fungsi keanekaragaman hayati dalam perubahan iklim
2. Mendorong kebijakan untuk kepastian tata ruang yang berpihak pada kelestarian
keanekaragaman hayati sebagai unsur tata lingkungan yang akan membantu dalam
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
HASIL YANG DIHARAPKAN
Rekomendasi kebijakan mengenai kepastian tataruang yang berpihak kepada kelestarian
keanekaragaman hayati.
MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN
Workshop akan dirancang dalam2 (dua) sesi presentasi (panel) dengan paparan pada
masing-masing sesi sebagai berikut:
1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan pamaparan materi mengenai Peran
Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
a.
Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:a. Kondisi perubahan iklim yang sudah terjadi saat ini
b.Dampak yang ditimbulkan dari bencana akibat perubahan iklim
c. Urgensi keanekaragaman hayati dalam mendukung adaptasi dan mitigasi
d.Program Mitigasi dan adaptasi yang sudah dikembangkan di Indonesia
e. Inovasimitigasi yang dapat dilakukan/ditawarkan kehati dalam pembangunan
ekonomi nasional
f. Identifikasi areal yang rentan terhadap perubahan iklim dari aspek kehati
b. Pemateri:
a.
Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian PertanianRepublik Indonesia
b.Dr. Iman Santoso (Tim Khusus REDD+), Kementerian Kehutanan Republik
Indonesia
c. WaktuPresentasi
Masing-masing 20 menit
Moderator:
Dr. Doddy Sukardi (DNPI)
2. Sesi II presentasi panel akan menampilkan pemaparan materi mengenaiKepastian Tata
Ruang Dalam Pengelolaan Kehati
d. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:
a. Urgensi keberadaan ekosistem dalam kaitannya menjaga eksistensi
keanekaragamanhayati
b.Konsep tata ruang yang saat ini sudah dilaksanakan dan berdampak terhadap
ekosistem (keanekaragaman hayati) yang juga berdampak pada perubahan iklim.
c. Konsep tata ruang yang tepat untuk dilaksanakan guna mendukung kelestarian
ekosistem
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
39/46
39
d.Kebijakan-kebijakan terkait tataruang di Indonesia serta saran yang dapat
diberikan untuk merumuskan kebijakan yang berpihak pada kelestarian
ekosistem dan kehati
e.
Pemateri:
1. Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan Penataan Ruang
Daerah Wilayah II, KementerianPekerjaanUmum)
2. Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan pulau-pulau
kecil
3. Ir. BambangSoepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut
4. Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH dan
kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KementerianLingkunganHidup
f. Waktu Presentasi:
Masing-masing 15menit
Moderator:
Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo
MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)
Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan
makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x
120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari
prosiding loka karya.
WAKTU DAN TEMPAT
Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel
Borobudur Jakarta
PESERTA
Workshop akan dilaksanakan dengan format pemaparan materi dan diskusi dalam satu
ruangan untuk satu tema tertentudari total 5 tema yang dibahassertadi ikuti sekitar
40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah,
akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga
penelitian, swasta, dan mitra internasional
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
40/46
40
AGENDA
WAKTU
HARI 2 (Kamis, 31 Oktober 2013)
RUANG 1
09.0010.30 Tema:
Keanekaragaman Hayati untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Sesi I Peran Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Pembicara:
e. Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian
Pertanian Republik Indonesia
f.
Dr. Iman Santoso (Tim Khusus REDD+), Kementerian Kehutanan Republik
Indonesia
Moderator:
Dr. Doddy Sukardi (DNPI)
10.3011.00 Coffee Break
11.0012.30 Sesi II Kepastian Tata Ruang Untuk Pengelolaan Kehati
Pembicara:
-
Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan Penataan RuangDaerah Wilayah II, KementerianPekerjaanUmum)
-
Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan pulau-
pulau kecil
- Ir. BambangSoepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut
- Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH dan
kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KementerianLingkunganHidup
Moderator:
Prof. Dr Tukirin Partomihardjo
12.3013.30 ISHOMA
13.3015.00
RUANG PLENO
Pleno: Perumusan Hasil Lokakarya Nasional untuk National Summit
15.0015.30 Penutupan
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
41/46
41
KERANGKA ACUAN
LOKAKARYA NASIONAL
KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA
Subtema 5:
PENGEMBANGANKAPASITAS PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATIDI
INDONESIA
LATAR BELAKANG
Sejak lama Indonesia dikenal dengan sumber daya hayatinya yang tidak ternilai. Sebagai
negara kepulauan yang terletak di antara dua benua serta dua samudera, Indonesia
dikarunia keanekaragaman hayati yang amat kaya dan khas. Kekayaan inilah yang selama ini
menjadi andalan dalam sebagian besar pembangunan di Indonesia. Dengan kekayaan ini
juga Indonesia berpotensi menjalankan pembangunan berkelanjutan demi kemakmuran
rakyatnya, yakni melalui pengelolaan keanekaragaman hayati secara lestari. Namun
rendahnya kapasitas pengelolaannya telah menyebabkan terjadinya kemerosotan yang luar
biasa. Pemanfaatan yang sangat intensif di tengah minimnya pengetahuan, terbatasnya
kegiatan penelitian, rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya dukungan infrastruktur,
dan lemahnya sistem penunjang telah menyumbang kerusakan yang semakin tinggi serta
tidak optimalnya fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati.
Sebagai komponen dari lingkungan hidup secara keseluruhan, status keanekaragaman
hayati Indonesia saat ini sejatinya merupakan resultante yang sepadan dengan kapasitas
pengelolaannya, karena pada dasarnya kapasitas pengelolaan yang mumpuni akan
menciptakan kondisi yang lebih baik. Sebaliknya, kapasitas yang kurang memadai tidak akan
mampu membawa proses pengelolaan untuk mencapai hasil optimal.Dalam hal ini,
pengelolaan keanekaragaman hayati secara benar sangat tergantung pada kapasitas
pengelolaan yang ditentukan oleh kemampuan SDM, organisasi dan institusi untuk
melaksanakan berbagai kebijakan pengelolaan. Komponen-komponen penentu bagi
kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati ini secara komprehensif harus terus
ditingkatkan kemampuannya di semua tingkatan pengelolaan. Hal ini diperlukan guna
mengejar berbagai ketertinggalan serta memperbaiki kegagalan-kegagalan karena praktek
yang salah terhadap pengelolaan keanekaragaman hayatidi masa lampau. Dengan demikian,pengembangan kapasitas pengelolaan menjadi prasyarat penting dalam meningkatkan
kualitas dan menjamin penyelamatan keanekaragaman hayati.
Pengembangan kapasitas merupakan suatu proses yang dialami oleh individu, kelompok,
organisasi, lembaga dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka agar dapat
melaksanakan fungsi-fungsi essensial, memecahkan masalah, menetapkan dan mencapai
tujuan, serta mengerti dan menangani kebutuhan pengembangan diri mereka dalam suatu
lingkungan yang lebih luas secara berkelanjutan. Peningkatan kapasitas juga dapat
didefinisikan sebagai sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok,
organisasi, komunitas atau masyarakat untuk menganalisa lingkungannya; mengidentifikasimasalah-masalah, kebutuhan-kebutuhan, isu-isu dan peluang-peluang; memformulasi
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
42/46
42
strategi-strategi untuk mengatasi masalah-masalah, isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan
tersebut, dan memanfaatkan peluang yang relevan; merancang sebuah rencana aksi, serta
mengumpulkan dan menggunakan secara efektif, dan atas dasar sumber daya yang
berkesinambungan untuk mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi rencana
aksi tersebut, serta memanfaatkan umpan balik sebagai pelajaran. Dengan kata lain, tidak
mungkin terjadi suatu proses pembangunan/pengembangan dalam hal apapun tanpa upaya
pengembangan kapasitas bagi pelaku maupun sistem yang mengaturnya. Dalam konteks ini,
terminologi kapasitas yang digunakan adalah kemampuan dari seorang, sebuah organisasi
atau sebuah sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi dan mencapai tujuan-tujuan
pengelolaan keanekaragaman hayati secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Lingkungan Hidup bermaksud
menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati
Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesiatentang pengembangan kapasitas
pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesiayang difokuskan pada 3 (tiga) dimensi,
yaitu tenaga kerja (dimensi SDM), modal (dimensi fisik/infrastruktur), dan teknologi (iptekdan sistem informasi manajemen).
TUJUAN
Mendorong penguatan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia.
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Rumusan strategi pengembangan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati di
Indonesia.
2. Rumusan peran para pihak dalam pengembangan kapasitas pengelolaan
keanekaragaman hayati.
MATERI
Workshop akan dirancang dalam 2 (dua) sesi presentasi (panel) dengan 2 (dua) paparan
pada masing-masing sesi sebagai berikut:
1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 2 (dua) paparan dengan subtema
Pengembangan Riset dan SDM Kehati, antara lain:
1.1. Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Keanekaragaman Hayati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
-
Peranan/kontribusi riset dan pengembangan IPTEk bagi pengelolaankeanekaragaman hayati.
- Perkembangan IPTEK keanekaragaman hayati, potensi dan kendala
pengembangannya.
- Riset, pengembangan dan rekayasa IPTEKkeanekaragaman hayati yang
pernah dilakukan serta kebutuhan riset kedepan.
- Urgensi pengembangan IPTEKbagi pengelolaan keanekaragaman hayati.
- Peran lembaga pendidikan dan penelitian.
- Solusi Kebijakan terhadap tantangan dan kendala perkembangan Riset
dan IPTEK kehati
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
43/46
43
b. Pemateri:
1. Dr. Nuramaliyati (Deputi IPH LIPI)
2. Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hutan dan Konservasi Alam)
c.
Waktu presentasi:
Masing-masing15 menit
1.2. Pengembangan SDMBidangKeanekaragaman Hayati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Kedudukan SDM sebagai salah satu penentu keberhasilan pembangunan.
- Pengertian istilah SDM bidang keanekaragaman hayati.
- KondisiSDM bidang keanekaragaman hayati saat ini.
- Urgensipengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati untuk
menjawab kebutuhan yang mendesak dalam mengembangkan kapasitas
ilmiah, teknis dan kelembagaan.- Upaya pengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati yang sudah
ada dan yang masih dibutuhkan.
- Target/sasaran pengembangan SDM.
- Prinsip-prinsip dalam pengembangan SDM bidang keanekaragaman
hayati.
- Pelaku pengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati
d. Pemateri:
Prof. Dr. Sambas Basuni (IPB)
e. Waktu presentasi:
15 menit
Moderator:
Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo, MS
2. Sesi II presentasi panel akan menampilkan 2 (dua) paparan dengan subtema
Pengembangan Infrastrukturdan Data Base Kehati, antara lain:
2.1. Pengembangan Infrastruktur Pengelolaan Keanekaragaman Hayati
a.
Ruang lingkup dan pokok bahasan:- Peran infrastruktur dalam mendukung pengelolaan keanekaragaman
hayati.
- Jenis/bentuk infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati
- Deskripsi singkat infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati yang
ada saat ini.
- Kondisi infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati(ideal vs kondisi
saat ini).
- Urgensi pengembangan infrastruktur pengelolaan keanekaragaman
hayati.
-
Potensi pengembangan.- Pengembangan Taman Kehati, best practice(oleh Bupati G. Kidul)
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
44/46
44
b. Pemateri:
- Drs. Jansen Manansang, M.Sc(Direktur Taman Safari Indonesia)
- Bupati Gunung Kidul (Taman Kehati)
a. Waktu presentasi:
Masing-masing 15menit
2.2. Pengembangan Basis DataKeanekaragaman Hayati
a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:
- Gambaran singkat ketersediaan dan kecukupan data/informasi mengenai
keanekaragaman hayati Indonesia saat ini baik menyangkut status
ekosistem, spesies flora dan fauna pada kawasan konservasi, termasuk
kawasan penyangga dan kawasan lainnya yang mempunyai nilai
keanekaragaman hayati tinggi serta sumber daya genetik.
-
Inisiatif pengadaan dan pengembangan sistem informasi
keanekaragaman hayati yang pernah dilakukan (penerbitan seri buku,
pembentukan PIKA, BIC, IBIS, NCIC, NBIN, CHM).
- Kendala pengembangan basis data keanekaragaman hayati.
- Urgensi pengembangan basis data keanekaragaman hayati.
- Prinsip penyusunan basis data keanekaragaman hayati.
- Mekanisme pembangunan sistem informasi dan pengelolaan basis data
keanekaragaman hayati di daerah.
- Pemaparan mengenai Balai Kliring Keanekaragaman Hayati (tujuan,
sasaran, fungsi, mekanisme mekanisme pertukaran dan pemutakhiran
data dan informasi, jejaring, rencana dan strategi balai kliring).
- Pemaparan mengenai Balai Kliring Keamanan Hayati (kedudukan, fungsi,
prinsip pendirian, informasi minimal yang wajib disediakan,
kelembagaan).
b. Pemateri:
- Ir. Antung Dedy R.,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan
(1/III)- KLH)
- Akhmat Jauhar Arif (LIPI)
c.
Waktu presentasi:
Masing-masing 15 menit
Moderator:
Prof. Dr. Ibnu Maryanto
MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)
Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan
makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x
120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari
prosiding lokakarya
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
45/46
45
WAKTU DAN TEMPAT
Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel
Borobudur Jakarta
PESERTA
Workshop akan dilaksanakan denganformat pemaparan materi dan diskusi dalam satu
ruangan untuk satu tema tertentu dari total 5 tema yang dibahas serta diikuti sekitar
40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah,
akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga
penelitian, swasta, dan mitra internasional.
AGENDA ACARA
WAKTU
HARI 2 (Kamis,31 Oktober 2013)
RUANG 2
09.0010.30 Tema:
Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Kehati
1.
Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati
Pembicara:
1. Dr. Nuramaliyati (Deputi IPH LIPI)
2.
Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam)
2. Pengembangan SDMbidangkehatirooster of experts
Pembicara:
Prof. Dr. Sambas Basuni (IPB)
Moderator:
Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo, MS
10.3011.00 Coffee Break
-
5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional
46/46
46
WAKTU
HARI 2 (Kamis,31 Oktober 2013)
RUANG 2
11.0012.30 1. Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-situ,
taman kehati dll
Pembicara:
-
Drs. Jansen Manansang, M.Sc (Direktur Taman Safari Indonesia)
-
Bupati Gunung Kidul
2.
Pengembangan Data Base Kehati (ClearingHouseMechanism)
Pembicara:
-
Ir. Antung Dedy R. ,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan
Lahan(1/III) - KLH)
- Akhmat Jauhar Arif (LIPI)
Moderator:
Prof. Dr. Ibnu Maryanto
12.3013.30 ISHOMA
13.3015.00
RUANG PLENO
Pleno: Perumusan Hasil LokakaryaNasional untuk National Summit
15.0015.30 Penutupan