KOMPETENSI TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT …
Transcript of KOMPETENSI TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT …
KOMPETENSI TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT
KNOWLEDGE (TPACK) GURU KIMIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Unuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
HERAWATI
NIM 11140162000067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) Guru Kimia” yang disusun oleh Herawati NIM
11140162000067, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu tarbiyah
dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 5 Februari 2021
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Tonih Feronika, M.Pd Luki Yunita, M.Pd
NIP. 19760107 200501 1 007 NIDN. 2028068501
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Burhanudin Milama, M.Pd
NIP. 19770201 200801 1 011
iii
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Herawati
Tempat/Tgl. Lahir : Lebak, 30 April 1996
NIM : 11140162000067
Jurusan / Prodi : Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Kompetensi Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) Guru Kimia
Dosen Pembimbing : 1. Tonih Feronika, M.Pd
2. Luki Yunita, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 11 Januari 2021
Mahasiswa Ybs.,
HERAWATI
NIM. 11140162000067
iv
ABSTRAK
Herawati, “Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) Guru Kimia”. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2021.
Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
menjadi kompetensi relevan yang harus dimiliki seorang guru seiring dengan era
revolusi industri 4.0 yang menjadikan teknologi dan data yang tidak terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru Kimia berdasarkan jenis kelamin,
pengalaman mengajar, dan jenis sekolah. Sampel yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang mengajar kimia di SMA/MA sebanyak 55 orang. Penelitian ini menggunakan
angket TPACK serta wawancara. Data penelitian ini dianalisis menggunakan SPSS
23. Hasil dari penelitian ini yaitu kompetensi TPACK yang paling tinggi terdapat
pada komponen Content Knowledge, pada jenis kelamin, guru laki-laki memiliki
persentase paling tinggi sebesar 87,18%, pengalaman mengajar 5 tahun memiliki
persentase paling tinggi, yaitu 85,42%, sedangkan pada jenis sekolah, persentase
yang paling tinggi terdapat pada guru yang mengajar di sekolah umum, yaitu
84,09%. Sementara itu, persentase yang paling rendah pada variabel jenis kelamin,
pengalaman mengajar, dan jenisi sekolah terdapat pada komponen Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Berdasarkan hasil Independent Sample
Test terdapat perbedaan yang signifikan pada komponen Technology Knowledge
(TK) dan Content Knowledge (CK) untuk jenis kelamin sig-2 tailed < 0,05,
sedangkan pada pengalaman mengajar dan jenis sekolah terdapat perbedaan yang
signifikan pada komponen Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) sig-2 tailed <0,05. Hasil ini menjadi evaluasi guru untuk meningkatkan
kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dalam
pembelajaran.
Kata Kunci: Guru Kimia, Kompetensi TPACK, jenis kelamin, pengalaman
mengajar, jenis sekolah, Independent Sample Test.
v
ABSTRACT
Herawati, “Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Competence Chemistry Teachers”. Chemistry Education Department. Faculty of
Tarbiya and Teachers Training. Islamic State University Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2021.
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) is a relevant competency
have to a teachers in the era of the industrial revolution 4.0, which makes
technology and unlimited data. This study aims to determine how Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Chemistry Teachers based on gender,
teaching experience, and type of school. The sample used in this study were alumni
of the UIN Chemistry Education Syarif Hidayatullah Jakarta, who teaches
chemistry at SMA/MA as many as 55 people. This research used TPACK
questionnaires and interviews. The research data were analyzed using SPSS 23. The
result of this research is that the highest TPACK competency is in the components
Content Knowledge on gender, male teachers have the highest percentage of
87,18%, teaching experience 5 years has the highest percentage, namely 85,42%,
meanwhile in the type of school, the highest percentage is found in teachers who
teach in public schools, namely 84,09%. Meanwhile, the lowest percentage is on
the gender variable, experience teaching, and type of school are contained in the
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Based on the results of
the Independent Sample Test, there are significant differences in component of
Technology Knowledge (TK) and Content Knowledge (CK) for gender sig-2 tailed
<0.05, while the teaching experience and type of school were different significant
on the Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) component of sig-
2 tailed <0.05. These results serve as teacher evaluations to improve Technological
Pedagogical competence Content Knowledge (TPACK) in learning.
Keyword: Chemistry Teachers, TPACK Competence, Gender, Teaching
Experience, Type of School, Independent Sample Test.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim,
Alhamdulillahirrobil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau dihari
akhir kelak.
Skripsi yang berjudul “Kompetensi Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) Guru Kimia”ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada program pendidilan kimia, Jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, Diantaranya adalah:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan
waktu, ilmu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran
selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberkahi dan
merahmati Bapak. Aamiin.
4. Luki Yunita, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, ilmu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran
selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberkahi dan
merahmati Ibu. Aamiin.
vii
5. Munasprianto Ramli, P.hd, selaku validator I instrumen TPACK yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi.
6. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd, selaku validator II instumen TPACK yang
telah memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi.
7. Buchori Muslim, M.Pd., selaku ketua alumni Pendidikan Kimia, yang telah
membantu penulis dalam pengambilan data penelitian.
8. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, Khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis,
9. Alumni Pendidikan Kimia yang telah bersedia menjadi responden
penelitian.
10. Suami tercinta (Mursalin) yang telah memberikan dukungan dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11. Ibu, Bapak, Emak dan saudara yang selalu memberikan semangat, motivasi
serta do’a kepada penulis.
12. Teman-teman bimbingan Pak Tonih, yang saling menyemangati, tempat
berkeluh kesah, serta memberikan saran dan masukan kepada penulis
selama proses penyelesaian skripsi.
13. Teman-teman Pendidikan Kimia 2014, yang selalu memberikan semangat,
motivasi dan do’a kepada penulis.
Tak lupa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lainya serta bernilai ibadah.
Jakarta, 17 Desember 2020
Herawati
NIM. 1114016200006
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................... iv
ABSTRACT ............................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ..........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 8
A. Kajian Teori ............................................................................................................. 8
1. Deskripsi Guru ......................................................................................................... 8
2. Standar Kompetensi Guru ....................................................................................... 9
a. Kompetensi Pedagogik .................................................................................. 10
b. Kompetensi Kepribadian .............................................................................. 11
c. Kompetensi Profesional ................................................................................. 11
d. Kompetensi Sosial .......................................................................................... 12
3. Kompetensi Pedagogical Content Knowledge (PCK) ............................................ 13
4. Kompetensi Technological Pedagogial Content Knowledge (TPACK) ................ 14
a. Technology Knowledge (TK) .......................................................................... 15
b. Content Knowledge (CK) ................................................................................ 16
ix
c. Pedagogical Knowledge (PK) ......................................................................... 16
d. Pedagogical Content Knowledge (PCK) ........................................................ 16
e. Technological Content Knowledge (TCK) ..................................................... 17
f. Technological Pedagogical Knowledge (TPK) .............................................. 18
g. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) .......................... 18
5. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dengan Jenis
Kelamin, Pengalaman Mengajar dan Jenis Sekolah .............................................. 19
a. Jenis kelamin ...................................................................................................... 19
b. Pengalaman Mengajar ...................................................................................... 19
c. Jenis Sekolah ....................................................................................................... 20
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................................ 20
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 23
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 26
B. Metode Penelitian ................................................................................................... 26
C. Populasi dan Sampel .............................................................................................. 29
D. Alur Penelitian ....................................................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 29
1. Teknik Angket .................................................................................................... 29
2. Teknik Wawancara ............................................................................................ 30
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 31
G. Pengolahan Data ................................................................................................ 34
1. Validitas .............................................................................................................. 34
2. Realibiltas ........................................................................................................... 35
H. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 36
1. Uji Normalitas ....................................................................................................... 38
2. Uji Homogenitas ................................................................................................. 39
3. Uji Independent Sample Test.............................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 41
A. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 41
1. Data Hasil Penelitian ......................................................................................... 41
x
a. Data Kompetensi TPACK Guru Kimia berdasarkan Jenis Kelamin ....... 42
b. Data Kompetensi TPACK Guru Kimia berdasarkan Pengalaman
Mengajar ................................................................................................................. 44
c. Data Kompetensi TPACK Guru Kimia berdasarkan Jenis Sekolah ........ 46
2. Analisis Data ........................................................................................................... 48
a. Hasil Uji Normalitas ...................................................................................... 48
b. Hasil Uji Homogenitas ................................................................................... 50
c. Hasil Uji Independent Sample Test .............................................................. 51
B. Pembahasan ............................................................................................................ 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 74
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 74
B. Saran ....................................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 76
LAMPIRAN ............................................................................................................ 86
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket TPACK ......................................... 32
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................. 34
Tabel 3.3 Skala Likert 1-5 .......................................................................... 37
Tabel 3.4 Interpetasi Skor........................................................................... 38
Tabel 4.1 Data Responden Guru Kimia ..................................................... 42
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin ........................................... 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pengalaman Mengajar .............................. 47
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Jenis Sekolah ............................................ 48
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin ....................................... 49
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pengalaman Mengajar .......................... 49
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Jenis Sekolah ...................................... 49
Tabel 4.11 Hasil Uji Independent Sample Test berdasarkan
Jenis Kelamin, Pengalaman Mengajar, dan Jenis Sekolah ......................... 50
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Framework Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) ............................................... 15
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ...................................................... 25
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ............................................................ 30
Gambar 3.2 Gambar Angket Online Kompetensi TPACK Guru Kimia ... 31
Gambar 4.2 Hasil Persentase Kompetensi TPACK
berdasarkan Jenis Kelamin .................................................... 43
Gambar 4.3 Hasil Persentase Kompetensi TPACK
berdasarkan Pengalaman Mengajar........................................ 44
Gambar 4.4 Hasil Persentase Kompetensi TPACK
Berdasarkan Jenis Sekolah .................................................... 45
Gambar 4.5 Persentase Penggunaan Teknologi di dalam
Pembelajaran pada Guru Laki-laki ..................................... 56
Gambar 4.6 Persentase Penggunaan Teknologi di dalam
Pembelajaran pada Guru Perempuan .................................. 56
Gambar 4.7 Persentase Penggunaan Teknologi di dalam
Pembelajaran pada Guru Pengalaman
Mengajar < 5 tahun ............................................................. 57
Gambar 4.8 Persentase Penggunaan Teknologi di dalam
Pembelajaran pada Guru Pengalaman
Mengajar ≥ 5 tahun ............................................................. 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Angket TPACK Guru Kimia ........................................... 88
Lampiran 2 Data Responden ................................................................................ 94
Lampiran 3 Hasil Persentase Angket Guru Kimia Laki-laki ................................ 96
Lampiran 4 Hasil Persentase Angket Guru Kimia Perempuan ........................... 97
Lampiran 5 Hasil Persentase Angket Guru Pengalaman Mengajar <5 Tahun ..... 98
Lampiran 6 Hasil Persentase Angket Guru Pengalaman Mengajar ≥5 tahun ...... 99
Lampiran 7 Hasil Persentase Angket Guru Sekolah Umum ................................ 100
Lampiran 8 Hasil Persentase Angket Guru Sekolah Islam................................... 101
Lampiran 9 Hasil Deskriptif Jenis Kelamin Laki-laki.......................................... 102
Lampiran 10 Hasil Deskriptif Pengalaman Mengajar .......................................... 102
Lampiran 11 Hasil Deskriptif Jenis Sekolah ........................................................ 103
Lampiran 12 Uji Normalitas ................................................................................. 104
Lampiran 13 Uji Homogenitas ............................................................................. 105
Lampiran 14 Uji Independent Sample Test .......................................................... 106
Lampiran 15 Uji Validitas Empirik ...................................................................... 110
Lampiran 16 Uji Reliabilitas ................................................................................ 111
Lampiran 17 Uji Validitas Ahli ............................................................................ 112
Lampiran 18 Hasil Wawancara ............................................................................ 124
Lampiran 19 Surat Izin Penelitian ........................................................................ 139
Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................. 140
Lampiran 21 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan cawan masyarakat dalam mengembangkan
dan menggali potensi yang ada dalam dirinya. Permasalahan yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini yaitu rendahnya kualitas pendidikan.
Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan serta peran pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan menjadi cerminan mutu suatu bangsa, karena pendidikan dapat
menjunjung nilai-nilai dan memiliki kemampuan membentuk watak dan
karakter bangsa (Fajri & Afriansyah, 2019).
Pendidikan menjadi hal fundamental yang harus tetap berkembang
seiring perkembangan zaman. Pada era revolusi industri 4.0 atau era
disrupsi, dalam beberapa hal menjadi tanpa batas melalui teknologi
komputasi dan data yang tidak terbatas, hal ini dipengaruhi oleh
perkembangan internet dan teknologi digital sebagai penopang gelombang
konektivitas manusia dan mesin (Risdianto, 2019). Era pendidikan yang
dipengaruhi era revolusi industri 4.0 disebut pendidikan 4.0 yang berpusat
pada pemanfaatan teknologi digital atau sistem cyber (Cyber System),
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara berkala tanpa
batas ruang dan waktu. Oleh karena itu, pendidikan diharuskan siap untuk
melahirkan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi revolusi
industri 4.0 (Supandi, Sahrazad, Wibowo, & Widiyarto, 2020)
Perkembangan teknologi berdampak pada semua sektor kehidupan
tidak lain juga pada sektor pendidikan (Astuti, Paidi, Subali, Hapsari,
Pradana, & Antony, 2019). Bidang teknologi berperan dalam
meningkatkan dan memajukan praktik pendidikan sains karena potensi
teknologi membawa perubahan dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu, penggunaan teknologi yang efektif dalam pengajaran di kelas telah
2
menjadi topik penting dalam penelitian dan pengembangan pembelajaran
dalam sains (Srisawasdi, 2012).
Pengintegrasian teknologi untuk pembelajaran merupakan tindakan
yang sangat penting oleh guru pada era ini. Guru harus mampu memilih
teknologi yang tepat dengan materi dan strategi pembelajaran (Hidayati,
Setyosari, & Soepriyanto, 2019). Guru yang profesional memiliki model
yang esensial didalam pembentukan sosial menjadi kompetitif. Tugas guru
tidak hanya memberikan materi pelajaran tetapi dapat mengemas
pengalaman menjadi menarik yang dapat membuat siswa menjadi lebih
mudah untuk memahami materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara
utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: 1) Kompetensi Pedagogik 2)
Kompetensi Kepribadian 3) Kompetensi Profesional dan 4) Kompetensi
Sosial, yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Guru yang profesional adalah guru yang mampu beradaptasi dan
mengembangkan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih. Guru yang kompeten juga harus mampu
menerapkan model dan metode pembelajaran berdasarkan tuntutan waktu
dan kebutuhan peserta didik (Amrizal, 2014). Pemetaan kompetensi guru
dilakukan untuk mengetahui penguasaan kompetensi guru yaitu
kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Pemetaan ini
dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Uji Kompetensi (Hakim, 2016). Uji
kompetensi Guru berprinsip pada pengukuran kompetensi dasar guru
tentang bidang studi dan pedagogik (Haji, Khaldun, Nufus, & Waleni,
2014). Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), masih banyak
daerah yang nilai rata-rata sekolahnya di bawah rata-rata nasional. Untuk
tahun 2015 rata-rata nilai UKG untuk Guru SMA 45,38 di tahun 2016
meningkat menjadi 66,66 di tahun 2017 meningkat perlahan menjadi
69,55.
3
Kementerian Agama pada tahun 2016 menyelenggarakan Uji
Kompetensi Guru madrasah di Indonesia dengan hasil yang menunjukkan
penurunan hasil, dengan nilai rata-rata 63,80 sedangkan di tahun
berikutnya pada tahun 2017 menurun dengan nilai 62,22 (Wahyuni &
Pratiwi, 2019). Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang
memprihatinkan, perlu adanya evaluasi bersama antara guru dan
pemerintah agar dapat memperbaiki kualitas para pendidik di Indonesia.
Karakteristik siswa saat ini yang sudah akrab dengan teknologi berada
pada generasi yang disebut juga dengan generasi Z yang telah terbiasa
dengan semua teknologi digital, dengan adanya perbedaan generasi antara
guru dan siswa, guru harus mau dan mampu beradaptasi dengan generasi
siswanya (Suyonto, 2019), perubahaan seperti ini juga mengarahkan guru
dan sekolah untuk segera mengintegrasikan ICT (Information
Communication Technology) dalam pembelajaran (Rahayu, 2017).
Pembelajaran yang dilengkapi dengan penggunaan ICT akan
membantu peserta didik dalam menumbuhkan minat, prestasi, dan
perubahan tingkah laku peserta didik (Rusmiyati, 2019). Selaras dengan
penelitian yang dilakukan Hasan, penggunaan media pada pembelajaran
berbasis ICT juga dapat berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar,
pembelajaran berbasis ICT dapat menjadi sarana untuk membantu guru
dalam proses pembelajaran, yang dapat dikemas sedemikian rupa dari ilmu
pengetahuan yang sifatnya abstrak menjadi konkrit (Halidi & Saehana,
2015).
Peneliti Shulman pada tahun 1986, mengenalkan secara spesifik
pengetahuan profesional guru yang dikenal dengan Pedagogical Content
Knowledge (PCK). Pedagogical Content Knowledge (PCK) terdiri dari
dua aspek, Pedagogical Knowledge (PK) dan Content and Knowledge
(CK). Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah pengetahuan tentang
konsep, teori, ide, serta cara berpikir, metode terbukti dan buktinya.
Pedagogical Content Knowledge (PCK) berkembang menjadi proses
intruksional termasuk manajemen di dalam kelas, tugas, perencanaan
4
pembelajaran, dan materi pelajaran peserta didik. Guru tidak hanya
membutuhkan pemahaman pengetahuan konten, tetapi mereka juga
membutuhkan pemahaman pengetahuan yang spesifik dan unik. Termasuk
bagaimana menafsirkan konten, masalah dan isu yang telah dibangun
dengan tepat sesuai minat dan kemampuan siswa dan juga bagaimana
menyajikannya di dalam proses pembelajaran (Rochintaniawati et al.,
2019).
Pada tahun 2006, Mishra and Koehler mengembangkan pemahaman
mengenai ide Pedagogical Content Knowledge dari Shulman et al, yaitu
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), merupakan
karakter guru yang memiliki keahlian dalam mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunikasi ke dalam kegiatan pembelajaran. Didasarkan
pada gagasan bahwa guru perlu menggabungkan ketiga sumber
pengetahuan, pengetahuan teknologi, pengetahuan pedagogi dan
pengetahuan konten ketika mengintegrasikan teknologi informasi dan
komunikasi. Di dalam pelaksanaannya, Mishra and Koehler
mengembangkan empat jenis teknologi informasi komunikasi (ICT) yang
dapat diintegrasikan yaitu Technological Pedagogical Knowledge,
Technological Content Knowledge, Pedagogical Content Knowledge, dan
Technological Pedagogical Content Knowledge (Koh & Sing, 2011).
Tecnological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dianggap sebagai
kerangka kerja potensial yang dapat memberikan teknik baru bagi guru di
Indonesia dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan integrasi
komputer dan teknologi informasi dalam pengajaran dan proses
pembelajaran (Bahriah & Yunita, 2019).
Penelitian mengenai Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) telah dipraktikkan secara luas dan umumnya hasilnya
menyimpulkan bahwa persepsi mengenai Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) sangat penting bagi guru untuk
mempersiapkan pendidikan abad 21 (Masrifah, Setiawan, Sinaga, &
Setiawan, 2018). Permasalahannya saat ini guru belum mempelajari
5
konten materi apa yang representatif dengan teknologi saat ini ataupun
teknologi baru. Guru juga belum mengetahui kapan, dimana, dan
bagaimana menggunakan pengetahuan konten dan strategi pembelajaran
apa yang akan diajarkan menggunakan teknologi. Dengan perkembangan
teknologi yang begitu pesat, sebaiknya guru dalam pembelajaran
memanfaatkan pendekatan Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) dengan mempersiapkan diri, merencanakan
pembelajaran dan membimbing peserta didik agar tujuan pendidikan
tercapai (Niess, 2011).
Selain itu, penelitian yang dilakukan Koh & Sing (2011) mengenai
pengaruh faktor demografi, jenis kelamin, dan umur terhadap persepsi
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) calon guru.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin dan umur tidak
ada pengaruh signifikan terhadap persepsi Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) calon guru. Namun, penelitian yang
dilakukan Jang & Tsai (2013) memberikan hasil jenis kelamin dan
pengalaman mengajar guru berpengaruh positif terhadap kompetensi
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
Hasil penelitian yang dilakukan Chuang & Ho (2011) yaitu guru
dengan pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun bersignifikan positif
pada kompetensi Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK),
dan Pedagogical Content Knowledge (PCK) dibandingkan guru dengan
pengalaman mengajar yang lebih sedikit. Penelitian lain yang dilakukan
Jordan (2012) menunjukkan bahwa jenis sekolah bersignifikan positif
terhadap kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK).
Penelitian ini dilakukan pada guru kimia yang dibedakan berdasarkan
jenis kelamin, pengalaman mengajar, dan jenis sekolah. Jika penelitian
sebelumnya dilakukan pada calon guru yang mengikuti kursus program
penggunaan teknologi pembelajaran, pada penelitian ini dilakukan pada
guru kimia yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin, pengalaman
6
mengajar dan jenis sekolah. Pengalaman mengajar guru merupakan faktor
yang mempengaruhi guru dalam menggunaan dan memanfaatkan
teknologi di dalam pembelajaran (Indriani & Wirza, 2020).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul
Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Guru Kimia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Masih kurangnya pemanfaatan Information Communication
Technology (ICT) dalam pembelajaran.
2. Masih rendahnya nilai Uji Kompetensi Guru (UKG).
3. Semakin pesatnya pemanfaatan teknologi dan informasi oleh siswa
dibandingkan dengan guru.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah, maka dalam penelitian ruang lingkup
masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal berikut:
1. TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) diukur
dengan jurnal dari Joyce Hwe Ling Koh & Chai Ching Sing.
2. Penelitian ini dibatasi pada guru kimia yang mengajar di madrasah dan
sekolah umum.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) guru kimia berdasarkan jenis kelamin,
pengalaman mengajar, dan jenis sekolah?
2. Apakah ada perbedaan pada komponen kompetensi Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru kimia berdasarkan
jenis kelamin, pengalaman mengajar, dan jenis sekolah?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui kompetensi Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) guru kimia berdasarkan jenis kelamin,
pengalaman mengajar, dan jenis sekolah.
2. Untuk mengetahui perbedaan pada komponen kompetensi
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan manfaat yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bahan evaluasi guru dalam meningkatkan kompetensi Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) di dalam proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran bagi penulis dalam penerapan kompetensi
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) di dalam
proses belajar mengajar.
3. Referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan
khususnya mengenai Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK).
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Deskripsi Guru
Ramadhan (2017), mengatakan bahwa “Guru merupakan salah satu
faktor utama bagi keberhasilan pendidikan. Menurut Thondike (1989),
“Not any one Country can be build the Nation never investment of
Education” Tidak satu bangsapun dapat membangun bangsanya tanpa
membangun pendidikan terlebih dahulu. Guru adalah kondisi yang
diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan
proses pembelajaran (Darmadi, 2009, hlm. 59). Menurut Sanjaya (2008,
hlm. 274), guru adalah pekerjaan professional, yang membutuhkan
kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan keguruan, juga dituntut dengan kompetensi-
kompetensi yang mendukung dalam menjalankan profesinya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
(Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen).
Kementerian Pendidikan Nasional (2013) dalam (Darmadi, 2015,
hlm. 2) mengatakan bahwa tugas utama seorang guru antara lain : Guru
merupakan profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di
luar bidang kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nila-nilai hidup atau kepribadian. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan kepada peserta didik, serta
mengarahkan peserta didik sehingga memiliki kesiapan dalam
9
menyongsong persaingan global yang semakin ketat dengan bangsa lain
(Indah, Joebagjo, & Agung, 2018).
2. Standar Kompetensi Guru
Menurut Majid (2009, hlm. 5), standar adalah suatu kriteria yang
telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur,
dan manajeman yang efektif. Kompetensi adalah seperangkat tindakan
inteligen penuh tanggungjawab yang harus dimilki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang
pekerjaan tertentu.
Menurut Depdiknas dalam Majid (2009, hlm. 6), kompetensi
dirumuskan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sagala (2012, hlm.
209), menjelaskan bahwa kompetensi adalah kelayakan untuk
menjalankan tugas, kemampuan sebagai faktor penting bagi guru, oleh
karena itu kualitas dan produktifitas kerja guru harus mampu
memperlihatkan perbuatan profesional yang bermutu. Kompetensi
merupakan kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
pendidikan. Musfah & Jejen (2015, hlm. 27), merumuskan kompetensi
juga, terkait dengan standar seseorang dikatakan kompeten dalam
bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta hasil kerja
sesuai dengan standar (ukuran) yang ditetapkan atau diakui oleh lembaga
pemerintah (Sukono, 2018).
Cogan dalam Sagala (2012) menuturkan bahwa kompetensi guru
harus mempunyai: (1) kemampuan untuk memandang dan mendekati
masalah-masalah pendidikan dari perspektif masyarakat global; (2)
kemampuan untuk bekerjasama dengan oranglain secara koperatif dan
bertanggung jawab sesuai dengan peranan dan tugas dalam masyarakat;
(3) kapasitas kemampuan berpikir secara kritis dan sistematis; dan (4)
keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual sesuai
10
dengan tuntutan zaman yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa standar
kompetensi guru adalah suatu parameter yang harus dimiliki oleh seorang
guru baik pengetahuan, keterampilan, dan nilai sebagai acuan untuk
meningkatkan kualitas guru dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, menyebutkan ada empat kompetensi guru yaitu
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Profesional, dan Kompetensi Sosial (Darmadi, 2009, hlm. 31).
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik ialah syarat yang harus dimiliki seorang
guru (Sukono, 2018). Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya (Darmadi, 2009, hlm. 32). Guru
senantiasa melakukan penelitian dan pengembangan (research and
development) terkait pembelajaran, melalui penelitian, pengamatan atau
sering membaca ilmu-ilmu baru terkait pembelajaran (Sukono, 2018).
Menurut Mulyasa (2009, hlm. 75) kompetensi pedagogik meliputi:
1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan
2. Pemahaman terhadap peserta didik
3. Pengembangan kurikulum/silabus
4. Perencanaan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7. Evaluasi hasil belajar (EHB)
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
11
(Kurniawan & Astuti, 2017)
b. Kompetensi Kepribadian
Sjarkawi dalam Afandi (2015, hlm. 78), menuturkan bahwa
kepribadian (personality) adalah sifat yang khas dimiliki seseorang dalam
hal ini kepribadian yaitu karakter atau identitas. Darojah & Hadijah
(2016), menambahkan, kepribadian adalah sikap atau tingkah laku
seseorang dalam melakukan aktivitas tanggungjawabnya untuk mencapai
tujuan. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia.
Menurut Sanjaya (2011, hlm. 145), guru dianggap sebagai sosok yang
memiliki kepribadian ideal. Kompetensi kepribadian juga terkait dengan
nilai dan pola perilaku guru (Agung, 2014) sehingga akan memberikan
teladan yang baik kepada peserta didik maupun masyarakat (Oktradiksa,
2012). Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau
panutan (yang harus di-gugu dan di-tiru). Adapun kompetensi kepribadian
yang harus dimiliki seorang guru diantaranya:
1. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama
sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.
2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai anarumat
beragama.
3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan
sistem nilai yang berlaku dimasyarakat.
4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya
sopan santun dan tata karma.
5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas
keguruan (Johannes, 2018). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005 memberikan penjelasan mengenai Kompetensi Profesional
12
yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam. Meliputi penguasaan materi bidang studi, wawasan tentang
penelitian pendidikan, dan prinsip-prinsip pengelolaan lembaga
pendidikan (Supriyono, 2017). Menurut Usman dalam Andriani (2014),
menyatakan kompetensi professional yang harus dimiliki guru antara lain
yaitu menguasai landasan pendidikan, menguasai bahan ajar, menyusun
dan melaksanan program pengajaran, dan menilai hasil program
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan kompetensi
professional adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang guru
mengenai penguasaan dasar-dasar pendidikan, langkah-langkah
pembelajaran dimulai dari perencanaan pembelajaran, penilaian serta
evaluasi hasil pembelajaran.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki
guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik (Rahmawati &
Nartani, 2018). Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial sangat penting dan harus dimliki seorang guru
dalam keberlangsungan pendidikan sehingga dapat dirasakan tidak hanya
oleh peserta didik tetapi juga dirasakan oleh masyarakat yang menerima
dan mendayagunakan lulusannya (Afandi, 2015, hlm. 79).
Menurut Kunandar dalam Muspiroh (2015) menjelaskan bahwa
kompetensi sosial sekurang-kurangnya memiliki kompetensi meliputi:
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara
fungsional
13
3. Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali siswa.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
3. Kompetensi Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Wulandari & Iriani (2018) memaparkan istilah Pedagogical
Content Knowledge (PCK) diperkenalkan pertama kali oleh Schulman
pada tahun 1986. PCK merupakan perpaduan antara pengetahuan isi
(content knowledge) dan pengetahuan pedagogik (pedagogical
knowledge). Pengetahuan isi merupakan informasi tertentu (dapat berupa
konsep, fakta, teori atau hukum) yang dapat dipercaya dan solid yang
disampaikan guru dalam proses pembelajaran (Rozenszajn & Yarden,
2014).
Menurut Shulman (1987), Pengetahuan Pedagogical content
Knowledge (PCK) didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menggabungkan pengetahuan dari disiplin khusus dengan pengajaran.
Pedagogical Content Knowledge (PCK) juga seperti bagaimana guru
memilih konten dan mentransformasikan pemahaman mereka ke dalam
sebuah instruksi yang dapat dipahami oleh siswa mereka (Nuangchalerm,
2012). Menurut Eggen dan Kauchak dalam Margiyono & Mampouw
(2011), pedagogical Content Knowledge (PCK) digambarkan sebagai hasil
perpaduan antara pemahaman materi ajar (content knowledge) dan
pemahaman cara mendidik (pedagogical knowledge) yang berbaur
menjadi satu yang perlu dimiliki oleh seorang guru. Gagasan utama dari
Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah pembelajaran ketika
mengajar seorang guru tidak hanya harus memahami konten namun juga
harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat dan keterampilan
yang sesuai dengan peserta didik ( Koehler et al., 2014).
Senada dengan pedagogical content knowledge, kompetensi
professional guru menurut Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
bahwa kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam
14
menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran
yang akan diampu, konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau
seni yang relevan secara konseptual menaungi atau koheren dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, kelompok mata pelajaran yang
akan diampu (Margiyono & Mampouw, 2011).
Kompetensi Pedagogical Content Knowledge (PCK) menurut
Magnusson, Krajcik dan Borko (1999) meliputi:
1. Orientasi terhadap pembelajaran
2. Pengetahuan tentang kurikulum
3. Pengetahuan tentang pemahaman siswa terhadap materi
4. Pengetahuan tentang penilaian
5. Pengetahuan tentang strategi pembelajaran
(Resbiantoro, 2016).
4. Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Koehler & Mishra (2006) pertama kali memperkenalkan framework
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), bermula dari
konsep Shulman (1986) mengenai Pedagogical Content Knowledge (PCK).
Mishra & Koehler menambahkan komponen Teknologi ke dalam Pedagogical
Content Knowledge (PCK). Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) adalah sebuah framework (kerangka kerja) yang kompleks interaksi
antara pengetahuan guru mengenai konten (Content), Pedagogik (Pedagogy),
dan Teknologi (Technology) (H. Chuang, 2011). TPACK merupakan sebuah
sintesis pengetahuan yang bertujuan untuk memasukkan teknologi informasi
dan komunikasi serta teknologi pendidikan ke dalam proses pembelajaran di
kelas (Çoban et al., 2016). TPACK adalah dasar dari pembelajaran yang
efektif menggunakan teknologi, yang dapat memperbaiki permasalahan
peserta didik, dimana konsep materi pelajaran yang sulit ataupun mudah dapat
15
dipahami oleh peserta didik serta dapat membangun pengetahuan peserta didik
dengan mengembangkan metode pembelajaran atau memperkuat pengetahuan
yang lama (Nofrion et al., 2018).
Gambar 2.1 Framework TPACK (Diakses dari http://tpack.org/)
Ada tujuh komponen dari Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK), yaitu Content Knowledge (CK), Pedagogical
Knowledge (PK), Technology Knowledge (TK), Pedagogical Content
Knowledge (PCK), Technological Content Knowledge (TCK), dan
Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK).
a. Technology Knowledge (TK)
Pengetahuan teknologi yang dilihat dari pengetahuan tentang jenis-
jenis teknologi, dimulai dari teknologi rendah, seperti pensil dan kertas,
sampai teknologi digital, seperti internet, video digital, papan tulis
interaktif, dan program-program software (Schmidt et al., 2009).
Technological Knowledge (TK) adalah pengetahuan tentang apa dan
bagaimana teknologi, software, atau aplikasi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran. TK juga meliputi kemampuan untuk mengadaptasi dan
mempelajari teknologi baru (Sintawati & Indriani, 2019).
16
b. Content Knowledge (CK)
Pengetahuan konten adalah “pengetahuan tentang materi pelajaran
yang aktual yang akan dipelajari atau diajarkan. Guru harus mengetahui
apa konten yang akan diajarkan dan bagaimana pengetahaun dasar
dikemas dengan berbagai jenis konten. Shulman menjelaskan konten
termasuk pengetahuan tentang konsep, teori, ide, kerangka organisasi,
metode pembuktian dan pembuktian, serta praktik mapan dan pendekatan
menuju pengembangan pengetahuan tersebut di dalam disiplin ilmu
(Harris et al., 2009). Content Knowledge (CK) adalah pengetahuan
penguasaan guru terhadap materi pelajaran atau substansi materi
menggunakan teknologi (Sintawati & Indriani, 2019).
c. Pedagogical Knowledge (PK)
Pedagogical Knowledge (PK) adalah pengetahuan mendalam
mengenai proses dan praktik di dalam pembelajaran dan pengajaran,
meliputi rencana pendidikan, tujuan, nilai, strategi (Harris et al., 2009),
Shulman (1986) didalam H. Chuang (2011) pengetahuan yang
berhubungan dengan proses pengajaran dan mentransformasikan materi
pelajaran ke dalam pembelajaran. Menurut Rosyid (2015), Pedagogical
Knowledge (PK) merupakan kumpulan keterampilan yang harus dimiliki
dan dikembangkan oleh seorang guru agar dapat mengelola dan
mengorganisasikan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
d. Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah pengetahuan yang
mengacu pada pengetahuan konten yang berhubungan dengan proses
pembelajaran (Schmidt et al., 2009). Pedagogical Content Knowledge
berbeda dengan jenis bidang konten, merupakan perpaduan konten yang
mendalam dan pedagogik dengan tujuan menjadi pengembangan praktik
pembelajaran yang baik di dalam konten materi. Misalnya seni, drama,
boneka, bermain peran, kunjungan lapangan, metode laboratorium, metode
projek (Sharma & Sharma, 2018)
17
Magnusson, Krajcik & Borko dalam Rahayu (2017) menjelaskan
PCK sebagai pengetahuan professional guru terdiri dari lima komponen
dan guru yang berpengalaman akan menerapkan komponen tersebut:
a. Orientasi terhadap pengajaran (pengetahun tentang konten materi
bidang studi dan keyakinan pemahaman tentang materi tersebut serta
bagaimana mengajarkannya),
b. Pengetahuan tentang kurikulum (apa dan kapan mengajarnya);
c. Pengetahuan tentang asesmen (mengapa, apa, dan bagaimana menilai)
d. Pengetahuan tentang pemahaman siswa tentang konten bidang studi,
dan
e. Pengetahuan tentang strategi pembelajaran
Pedagogical Content Knowledge (PCK) dapat diterapkan guru
dengan melakukan refleksi setelah mengajar, wawancara atau dialog
dengan peserta didik, diskusi dengan guru lain, kegiatan yang mendukung
seperti seminar, penelitian tindakan kelas, kursus, masuk organisasi
profesi, menulis di jurnal dan media masa. Karena guru bukan hanya harus
memahami isi materi pelajaran melainkan tujuan, sejarah dan kepentingan
mata pelajaran tersebut didalam kehidupan (Hartati, et al., 2019).
e. Technological Content Knowledge (TCK)
Technological Content Knowledge (TCK) adalah pengetahuan
yang mengacu pada pengetahuan bagaimana teknologi dapat membuat
representasi baru untuk konten tertentu (Schmidt et al., 2009) dan
berdampak pada praktik dan disiplin ilmu pengetahuan (H. Chuang, 2011).
Guru disarankan untuk memahaminya, dari penggunaan teknologi yang
spesifik, guru dapat mengubah cara belajar peserta didik dan pemahaman
konsep pada konten materi (Schmidt et al., 2009). Technological Content
Knowledge (TCK) merupakan pengetahuan dari hubungan timbal balik
antara teknologi dan konten (materi). Bagaimana seorang guru dapat
menggambarkan konten (materi) dengan cara yang berbeda menggunakan
teknologi, berdampak pada pengetahuan yang sebelumnya diketahui atau
pengetahuan yang baru (Rosyid, 2015).
18
f. Technological Pedagogical Knowledge (TPK)
Technological Pedagogical Knowledge (TPK) adalah bagaimana
berbagai jenis teknologi dapat digunakan di dalam pembelajaran dan
pemahaman penggunaan teknologi dapat mengubah cara guru mengajar
(H. Chuang, 2011). Technological Pedagogical Knowledge (TPK) yang
bertujuan untuk memahami teknologi apa yang tepat untuk mencapai
tujuan pedagogik, serta memungkinkan guru untuk memilih peralatan apa
yang paling tepat berdasarkan kelayakannya untuk mencapai tujuan
pedagogik. Misalnya online learning yang memerlukan guru untuk
mengembangkan pedagogik baru yang tepat (Rosyid, 2015).
g. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah
pengetahuan yang kompleks yang saling mempengaruhi di antara tiga
komponen dasar (CK, PK, TK) ketika guru mengajar di dalam proses
pembelajaran, konten yang digunakan sesuai dengan metode pedagogi dan
teknologi, sehingga menjadi dasar untuk menggunakan teknologi yang
efektif. Menurut Ferdig dalam Sahin (2011), Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) merupakan model yang jelas di dalam
konten materi pembelajaran, juga kuat komponen pedagogik berdasarkan
teknologi pendidikan.
Secara sederhana TPACK dapat dideskripsikan sebagai
pengetahuan guru tentang kapan, dimana, dan bagaimana menggunakan
teknologi, sementara membimbing siswa dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bidang studi tertentu
(Rahayu, 2017). Salah satu bentuk aplikasi TPACK dalam pembelajaran
adalah pemanfaatan teknologi oleh guru dalam mengajarakan materi
pelajaran tertentu (Agustin et al., 2018).
19
5. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dengan Jenis
Kelamin, Pengalaman Mengajar dan Jenis Sekolah
a. Jenis kelamin
Jenis Kelamin atau gender sudah lazim biasa digunakan, menurut
Arbain et al (2015) gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari sudut non-biologis.
Berdasarkan hasil penelitian Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) berdasarkan jenis kelamin memiliki pengaruh yang berbeda-beda,
penelitian yang dilakukan Ozudogru (2019) hasil yang menunjukkan jenis
kelamin berpengaruh dan terdapat perbedaan yang siginifikan pada
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Seperti halnya
penelitian yang dilakukan Jang dan Tsai (2013). Menurut penelitian yang
dilakukan Lin et al. (2013) guru laki-laki memiliki pengetahuan Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) yang lebih tinggi dibandingkan
dengan guru perempuan. Penelitian yang dilakukan Koh (2010) memberikan
hasil terdapat perbedaan yang signifikan pada vaiabel gender. Penelitian yang
dilakukan Ersanli (2016) juga memberikan hasil guru laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan yang signifikan pada kompetensi Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
Namun, penelitian yang dilakukan Koh & Sing, (2011) menunjukkan
hasil yang berlawanan, yaitu jenis kelamin tidak memiliki pengaruh atau tidak
ada pengaruh signifikan terhadap Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) calon guru.
b. Pengalaman Mengajar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chuang (2011), pengalaman
mengajar berpengaruh positif terhadap kemampuan Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK). Pengalaman mengajar >10 tahun memiliki
kemampuan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) yang
lebih baik dibandingkan dengan pengalaman mengajar <10 tahun. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan (Roig-vila, Andres, & Medrano, 2015)
20
pengalaman mengajar 0-7 tahun bersiginifikan positif pada komponen
Technology Knowledge (TK) dan Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK). Hasil yang sama ditunjukkan oleh penelitian yang
dilakukan (Antony et al., 2019) bahwa pengalaman mengajar bersignifikansi
berpengaruh terhadap kemampuan Technological pedagogical content
Knowledge (TPACK) guru biologi.
c. Jenis Sekolah
Berdasarkan penelitian Jordan (2012) perbedaan guru yang mengajar di
sekolah dasar, menengah dan sekolah lainnya, menunjukkan hasil, guru
sekolah dasar dan guru sekolah lainnya memiliki kemampuan TPACK yang
rendah dibandingkan dengan sekolah menegah dan memiliki kepercayaan diri
yang rendah. Penelitian yang dilakukan Nevrita, Asikin, & Amelia (2020)
mengenai kemampuan TPACK pada guru biologi SMA, hasil penelitian
menunjukkan kemampuan TPACK guru biologi memiliki kompetensi baik.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian relevan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Koh & Sing (2011) yang berjudul
“Modelling pre-service teachers’ technological pedagogical content
knowledge (TPACK) perception : The influence of demographic factors
and TPACK constructs. Penelitian ini menggambarkan persepsi 350 calon
guru di Singapura mengenai TPACK dengan melihat tujuh pengembangan
instrument TPACK. Menggunakan model analisis regresi kemudian
dianalisis berdasarkan umur, jenis kelamin dan pengembangan instrumen
persepsi calon guru mengenai TPACK. Hasil dari penelitian ini
pengembangan instrumen TPACK bersignifikan pada komponen
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPK) dan Technological
Content Knowledge (TCK). Faktor jenis kelamin dan umur tidak ada
pengaruh signifikan terhadap kemampuan Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK).
21
2. Penelitian yang dilakukan oleh Srisawasdi (2012) yang berjudul The Role
of the TPACK in physics classroom: case studies of preservice physics
teachers. Penelitian ini mengenai perjalanan 3 calon guru fisika yang
berpartisipasi dengan membuat modul pendidikan yang berbasis ICT,
mereka mengajar fisika dengan metode pembelajaran menggunakan
lingkungan laboratorium terkomputerisasi di sekolah dengan studi kasus,
kemudian hasil ditampilkan dan dipresentasikan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Chuang & Ho (2011) yang berjudul An
Investigation of Early Childhood Teacher’s Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) in Taiwan, penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki kemampuan Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Taiwan, sampel
yang digunakan sebanyak 335 guru PAUD, Analisis data yang digunakan
yaitu metode deskriptif, menggunakan Pearson Correlation dan
MANOVA. Berdasarkan penelitian ini dari ketujuh komponen
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) komponen
Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK), dan Pedagogical
Content Knowledge (PCK) adalah yang paling baik, faktor pengalaman
mengajar berpengaruh positif terhadap kemmapuan Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Penggunaan Teknologi
informasi >20 jam per Minggu merupakan yang paling baik dan berada
pada komponen Technology Knowledge (TK) dan Technological Content
Knowledge (TCK).
4. Penelitian yang dilakukan Bahriah & Yunita (2019) yang berjudul
Investigating the Competencies of Technological Pedagogical Content
Knowledge and Self-Efficacy of Chemistry Teachers. Penelitian ini
bertujuan untuk menginvestigasi hubungan komptensi Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dengan Self-efficacy guru
kimia di Daerah Serang, Banten, Indonesia. Peneliti menggunakan
metodologi penelitian analisis deskriptif, sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 61 guru kimia SMA yang berlokasi di Kota Serang
22
dan Kabupaten Serang. Data dianalisis menggunakan Skala Likert. Hasil
dari penelitian ini secara adalah nilai kompetensi Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) di kota Serang 76,2 sedangkan
di Kabupaten Serang 77,9. Sedangkan nilai Self-efficacy 77,0 untuk Kota
Serang dan 79,1 untuk Kabupaten Serang. Hubungan antara kompetensi
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dengan Self-
efficacy yaitu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Temuan penelitian ini
juga Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dan Self-
efficacy guru kimia sebanding dengan kompetensi guru.
5. Penelitian yang dilakukan Roig-Vila, Andres, & Medrano (2015) yang
berjudul Primary Teacher’s Technological Pedagogical and Content
Knowledge. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kemampuan
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) yang
dibutuhkan untuk guru Sekolah Dasar dalam mengintegrasikan ICT dalam
pembelajaran. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif
non-experimental sebanyak 224 guru Pendidikan Anak Usia Dini dan guru
Sekolah Dasar yang bekerja di Provinsi Alicante, Spanyol. Hasil dari
penelitian ini yaitu pengetahaun pedagogik dan content lebih baik
dibandingkan dengan pengetahuan pedagogik, dimana pengetahuan
teknologi tidak cukup untuk mengintegrasikan ICT ke dalam
pembelajaran. Temuan lain dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dan pengalaman mengajar, selaras
dengan hubungan antara penggunaan teknologi yang menyenangkan bagi
mereka dan pengetahuan yang penting.
6. Penelitian yang dilakukan Lin, Tsai, Chai, & Lee (2013). Judul dari
penelitian ini adalah Identifying Science Teacher’s Perceptions of
Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru sains mengenai
Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK)
berdasarkan keterjangkauan menggunakan aplikasi teknologi. Sampel dari
penelitian inin sebanyak 222 guru sains di Singapura. Penelitian ini juga
23
mengkaji mengenai hubungan persepsi Technological Pedagogical and
Content Knowledge (TPACK) guru sains dengan karakteristik demografi
seperti pengalaman mengajar, jenis kelamin, dan umur. Temuan dari
penelitian ini adalah guru perempuan memiliki persepsi kepercayaan diri
leboh tinggi pada komponen Pedagogical Knowledge (PK) tapi pada
komponen Technological Knowledge (TK) lebih rendah dibandingkan
dengan guru laki-laki. Sedangkan untuk demografi umur memiliki korelasi
yang negatif.
C. Kerangka Berpikir
Peranan guru yang sangat berarti bagi perkembangan moral,
pengetahuan, dan kualitas peserta didik bagi masa depan bangsa,
mengharuskan guru untuk memiliki pribadi yang bisa mengayomi dan
memfasilitasi peserta didik sesuai dengan tantangan saat ini yaitu era
revolusi industri 4.0. Pesatnya perkembangan teknologi bukan berarti
berbanding terbalik dengan kurangnya pemanfaatan Information
Communication Technology (ICT) di dalam pembelajaran oleh guru.
Namun, masih banyak guru yang belum sepenuhnya memanfaatkan
teknologi ketika proses belajar mengajar. Guru juga belum mengetahui
kapan, dimana, dan bagaimana menggunakan teknologi. Guru diharapkan
dapat menggabungkan konten materi, pedagogik, dan teknologi sesuai
dengan kompetensi TPACK, menggabungkan konsep PCK dengan
teknologi. Guru yang memiliki kompetensi TPACK yang memadai
memberikan pembelajaran lebih menarik serta dapat mengintegrasikan
materi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
24
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Guru Profesional
Empat Kompetensi Dasar Guru yang
harus dimiliki
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
Pedagogik
Kompetensi
Profesional
Kompetensi
Sosial
Pedagogical Content Knowledge
(PCK)
Technological
Knowledge (TK)
Pedagogical
Knowledge (PK)
Content
Knowledge (PK)
Pedagogical
Content
Knowledge (PCK)
Technological
Pedagogical
Knowledge (TPK)
Technological
Content Knowledge
(TCK)
Technological
Pedagogical Content
Knowledge (TPACK)
Guru masih kurang
memanfaatkan Information
Communication Technology
(ICT) di dalam pembelajaran
Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK)
Kompetensi TPACK
Guru
25
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori, penelitian relevan dan kerangka berpikir yang telah
dituangkan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan komponen
kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru kimia
berdasarkan jenis kelamin, pengalaman mengajar, dan jenis sekolah.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berprofesi sebagai guru kimia di Sekolah
Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 17 Januari sampai 29 Februari 2020.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode campuran (mixed methods) Sequential Eksplanatori. Metode
campuran Sequential Eksplanatori adalah metode campuran dengan latar
belakang kuantitatif yang kuat terhadap pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data survei pada fase pertama, menganalisis, dan kemudian
menindaklanjuti dengan wawancara kualitatif (Creswell, hlm. 299, 2016).
Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
TPACK dengan melakukan survei. Menurut Arifin (2010, hlm. 64)
kuesioner digunakan sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data,
angket penelitian ini menggunakan google form kemudian disebar kepada
responden melalui whatsapp. Sementara itu, data kualitatif dalam
peneltian ini didapatkan melalui wawancara mengenai bagaimana guru
mengintegrasikan teknologi didalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui bagaimana kompetensi Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) guru kimia dan perbedaannya berdasarkan
jenis kelamin, pengalaman mengajar, dan jenis sekolah.
27
C. Alur Penelitian
Alur penelitian ini, penulis memberikan gambaran sebagai berikut
1. Tahap Perencanaan
Langkah awal sebelum melakukan penelitian adalah tahap
perencanaan, yaitu:
a. Analisis kebutuhan penelitian
b. Melakukan studi literatur
c. Menentukan populasi dan sampel penelitian
d. Menyusun instrumen penelitian berupa angket dan wawancara
e. Melakukan validasi instrumen kepada validator ahli
f. Melakukan uji coba instrumen kepada mahasiswa pendidikan kimia
angkatan 2014.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Melakukan penelitian kepada alumni pendidikan kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berprofesi sebagai guru kimia
menggunakan google form
b. Wawancara dengan alumni pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menganalisis data untuk menjawab hipotesis penelitian
c. Menarik kesimpulan
Adapun alur penelitian ini, disajikan pada gambar 3.1 berikut.
28
Analisis Kebutuhan Penelitian
Studi Literatur Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK)
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menyusun Instumen Penelitian
Angket Technological
Pedagogical Content
Knowledge (TPACK)
Pedoman Wawancara
Validasi Instrumen oleh
Validator Ahli
Konsultasi dengan Dosen
Pembimbing
Uji Coba Instrumen Validitas dan
Realibilitas
Pengambilan Data
Hasil Angket TPACK Hasil Wawancara
Temuan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Tahap
Persiapan
Tahap
Pelaksanaan
Tahap
Penyelesaian
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
29
D. Populasi dan Sampel
(Akdon, 2007, hlm. 207) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau objek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau
unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi penelitian ini adalah guru yang memiliki latar belakang
pendidikan kimia.
Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari
jumlah populasi. Juga sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat
yang sama (Hadi, 2004, hlm. 182). Teknik pengambilan sampel data
menggunakan purposive sampling, menurut (Akdon, 2007, hlm. 247),
purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah
teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau
penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alumni pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berprofesi sebagai guru kimia di Sekolah Menengah Atas
atau Madrasah Aliyah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik, diantaranya:
1. Teknik Angket
Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau
cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Pada penelitian ini
30
menggunakan angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan telah memiliki
alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden
(Sukmadinata, 2013, hlm. 219). Dalam penelitian ini, angket diunggah
melalui google form (http://bit.ly/penelitianTPACK) kemudian dibagikan
kepada responden melalui whatsapp.
Gambar 3.2 Angket Online TPACK Guru Kimia
2. Teknik Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam
(Sugiyono, 2012). Menurut Arifin (2010, hlm. 158) tujuan wawancara
adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan
suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu
b. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah
31
c. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau
orang tertentu.
Wawancara dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui
bagaimana guru mengintegrasikan teknologi didalam pembelajaran,
dilakukan kepada tiga responden yaitu guru laki-laki yang mengajar
disekolah umum dengan pengalaman mengajar 5 tahun, yaitu guru laki-
laki yang mengajar disekolah Islam dengan pengalaman mengajar 5
tahun dan guru perempuan yang mengajar disekolah Islam dengan
pengalaman mengajar < 5 tahun.
F. Instrumen Penelitian
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari jurnal
yang ditulis oleh (Joyce Hwee Ling Koh & Sing, 2011). Dalam menjawab
instrumen angket ini memerlukan skala, skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekolompok tentang kejadian
atau gejala sosial (Akdon, 2007, hlm. 17). Instrumen angket pada
penelitian terdapat pada lampiran 1.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru Kimia
Aspek Indikator Item Pertanyaan Jumlah Item
Technological
Knowledge
Pengetahuan
mengenai alat-alat
teknologi
TK1,TK2,TK3,TK4,
TK5,TK 6 6
Pedagogical
Knowledge
Pengetahuan
mengenai metode
pembelajaran
PK1, PK2, PK3,
PK4, PK5, PK6 6
Content
Knowledge
Pengetahuan
mengenai konten CK1, CK2, CK3 3
32
materi pelajaran
Technological
Pedagogical
Knowledge
Pengetahuan
mengenai teknologi
yang dapat
diimplementasikan ke
dalam metode
pembelajaran
TPK1, TPK2, TPK3,
TPK4 4
Technological
Content
Knowledge
Pengetahuan
mengenai materi
pelajaran yang
representatif dengan
teknologi
TCK1, TCK2 2
Pedagogical
Content
Knowledge
Pengetahuan
mengenai metode
pembelajaran yang
sesuai dengan konten
materi pelajaran
PCK1, PCK2 2
Technological
Pedagogical
Content
Knowledge
Pengetahuan
menggunakan
teknologi untuk
mengimplementasikan
pembelajaran metode
konstruktivisme untuk
konten materi yang
berbeda-beda
TPACK1, TPACK2,
TPACK3, TPACK4,
TPACK5
5
Adapun instrumen wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari Buku Panduan Pengenalan Lapangan Persekolahan (2015) dan
jurnal yang ditulis oleh Muhaimin, Mukminin, Habibi, & Saudagar (2019).
33
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
No Pertanyaan/Langkah-langkah Pembelajaran Berkaitan dengan
komponen TPACK
1 Bagaimana menyiapkan materi pembelajaran
yang akan diajarkan?
CK
2 Sumber Materi pelajaran didapat dari mana
saja? (Seperti buku, jurnal dll)
CK
3 Bagaimana Bapak/Ibu menyampaikan materi
pelajaran menggunakan teknologi dan dikaitkan
dengan dunia nyata?
TCK
4 Strategi atau pendekatan pembelajaran apa yang
digunakan didalam pembelajaran?
PK
5 Bagaimana memilih teknologi dan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran?
TCK
6 Bagaimana penyusunan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)?
PK, PCK
7 Menginstal software baru dalam mendukung
pembelajaran?
TK
8 Apakah pembelajaran saat ini sudah terintegrasi
dengan teknologi dan media pembelajaran?
TPK, TCK, TPACK
9 Apakah penggunaan teknologi dan media
pembelajaran membuat pembelajaran menjadi
efektif dan efisien?
TPK, TCK, TPACK
10 Apakah ada kendala dalam penggunaan
teknologi dan media pembelajaran?
TK, TPK, TCK,
TPACK
11 Apakah instansi sekolah mendukung dalam TPK, TCK, TPACK
34
G. Pengolahan Data
1. Validitas
Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur (Sukmadinata,
2013, hlm. 228). Validitas isi (content validity), berkenaan dengan isi dan
format dari instrumen. Apakah instrumen tepat mengukur hal yang ingin
diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang
akan diukur. Apakah pemilihan format instrument cocok untuk mengukur
segi tersebut (Sukmadinata, 2013, hlm. 229) dalam penelitian ini validasi
dilakukan oleh Dosen Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Validasi empris menggunakan instrumen yang dinyatakan valid
berdasarkan pengalaman, sehingga instrumen harus di uji. Uji coba
penggunaan teknologi dan media pembelajaran?
12 Sudah pernah menggunakan pembelajaran
berbasis online?
TPACK
13 Bagaimana respon siswa ketika Bapak/ibu
menggunakan teknologi dan media
pembelajaran?
TPACK
14 Penilaian hasil belajar sudah berbasis online? TPK
15 Pemberian tugas sudah berbasis online? TPK
16 Diskusi dengan teman sebaya/MGMP
permasalahan mengenai pembelajaran kimia
khusus tentang penggunaan teknologi dalam
pembelajaran?
TPACK
17 Apakah bapak/ibu pernah mengikuti seminar
yang berkaitan dengan penggunaan ICT dalam
pembelajaran
TK
35
instrument dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Kimia 2014
yang berjumlah 53 orang. Uji validitas ini menggunakan SPSS (Statistical
Product Service Solutions) versi 23 dengan teknik korelasi Product
Moment Pearson. Adapun langkah-langkah teknik korelasi Product
Moment Pearson menggunakan SPSS 23 adalah sebagai berikut:
1. Pada halaman SPSS yang terbuka, klik Variabel View, pada
kolom name baris pertama sampai seterusnya ketik butir1,
butir2 dan seterusnya, pada decimal ganti menjadi 0
2. Masukan data angket pada Data View
3. Klik Analyze Correlate Bivariate
4. Pada kotak dialog Bivariate Correlation masukan semua
variabel pada kotak Variabel. Selanjutnya klik tombol OK.
Penentuan item valid atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansi,
jika signifikansi < 0,05 maka item valid, jika signifikansi > 0,05 maka
item tidak valid, item yang tidak valid ini dapat dibuang atau diperbaiki.
Cara lain untuk menentukan apakah item valid atau tidak yaitu dengan
membandingkan nilai r hitung (nilai Pearson Correlation) dengan r tabel,
jika nilai positif dan r hitung r tabel maka item dapat dinyatakan valid,
jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid. r tabel dapat dicari
dari signifikansi 0,5 dengan uji 2 sisi (Purnomo, 2016, hlm. 67-70).
didapatkan N = 53 dengan df= 51, maka didapat nilai r tabel = 0,271. Dari
34 pernyataan angket TPACK guru kimia yang telah disediakan, hanya 28
pernyataan angket saja yang diketahui valid untuk digunakan dalam
pengambilan data penelitian. Hasil validitas intrumen dapat dilihat pada
lampiran 15.
2. Realibilitas
Realibilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil
pengukuran. Suatu instrument memiliki tingkat realibilitas yang memadai,
bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa
kali hasilnya sama atau relative sama. Uji realibilitas merupakan
36
kelanjutan uji validitas, dimana item yang masuk merupakan item yang
valid dengan mengukur skala rentangan (seperti skala likert 1-5) yaitu
Cronbach Alpha.
Adapun langkah-langkah SPSS 23 untuk realibilitas adalah sebagai
berikut:
1. Buka aplikasi SPSS 23
2. Pada data view masukan data angket
3. Klik Analyze Scale Realibility Analyze
4. Setelah muncul kotak dialog Realibility, masukan semua item kekotak
ke dalam kotak lamda
5. Klik tombol OK.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar
0,949 > 0,05.
H. Teknik Analisis Data
Adapun pengolahan data angket yang telah diperoleh adalah sebagai
berikut:
1. Mengubah jawaban angket ke dalam bentuk skor
2. Jawaban yang diperoleh dari angket berupa pernyataan positif
tertuang dalam tabel 3.3
37
Tabel 3.3 Skala Likert 1-5
Pernyataan Positif
Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju
(STS)
1
3. Menghitung skor total angket untuk setiap butir pernyataan
4. Menentukan nilai persentase setiap butir pernyataan kompetensi
TPACK dengan rumus :
NP =
x 100%
Keterangan
NP = Nilai Persentase
R = Skor mentah yang diperoleh guru
SM = Skor maksimum ideal
(Purwanto, 2010, hlm.102)
5. Mengkonversi skor yang didapat ke dalam bentuk persentase dan
mengkategorikan kompetensi TPACK tertuang dalam tabel 3.4
(Riduwan, 2010, hlm. 89)
38
Tabel 3.4 Interpretasi Skor
Interval Nilai (%) Interpretasi
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat Kurang
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan sebagai persyaratan untuk pengujian hipotesis
(Kadir, 2015, hlm. 143). Penelitian ini untuk uji normalitas menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk
Pengujian Normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk
dengan SPSS dilakukan dengan cara berikut:
1. Buka File “Metakognisi”
2. Pada menu utama SPSS (versi 22), pilih menu Analyze, kemudian
pilih sub menu Descriptive Statistic
3. Klik Explore
4. Masukan variable Metakognisi pada kotak Dependent List,
kemudian pilih plots
5. Pada descriptive Statistics secara otomatis sudah terceklist,
selanjutnya lepaskan kembali ceklist tersebut
6. Pada Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality plots with
test, lalu klik continue dan OK
7. Menarik kesimpulan dari output SPSS
H0 : Distribusi populasi normal, jika probabilitas >0,05, H0
diterima
39
H1 : Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas , H0
ditolak
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas menjadi bermakna untuk menjaga
komparabilitas terutama untuk pengujian hipotesis. Untuk penelitian
survey-korelasi pengertian homogenitas lebih didasarkan pada
homogenitas konseptual daripada homogenitas secara empiris melalui
pengujian dengan data sampel. Adapun langkah-langkah uji Homogenitas
adalah sebagai berikut :
1. Masukan data pada Data view, kolom 1 kompetensi TPACK Guru
kimia dan kolom 2 variabel yang digunakan (jenis kelamin, umur,
pengalaman mengajar, sertifikasi, penggunaan teknologi dalam
pembelajaran) kemudian berilah kode pada masing-masing
variabel.
2. Buka menu utama Anayze dan klik Compare Means.
3. Kemudian klik One Way ANOVA.
4. Pindahkan variable kompetensi TPACK ke dalam Dependent
Variabel dan variabel jenis kelamin, pengalaman mengajar, dan
jenis sekolah ke factor (s), kemudian klik options.
5. Selanjutnya pilih Homogenity of variance test kemudian klik
Continue lalu Ok.
(Kadir, 2015, hlm. 167-168).
3. Uji Independent Sample Test
Uji Independent Sample Test atau uji perbedaan dua rata-rata yang
bertujuan untuk mempelajari perbedaan rata-rata variabel kriterium dari
dua kelompok atau yang dapat diklarifikasikan menjadi dua kelompok.
Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis uji-t sampel bebas
menggunakan aplikasi SPSS adalah sebagai berikut:
40
a. Buka SPSS dengan double klik icon SPSS, pada Data View
masukkan data masing-masing variable jenis kelamin, pengalaman
mengajar, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta jenis
sekolah, yang dilakukan sendiri-sendiri pada masing-masing
variable. Pada kolom 2 masukkan skor komponen TK, PK, CK,
TPK, TCK, PCK, dan TPACK, dilakukan sendiri-sendiri pada
masing-masing variable.
b. Klik Analyze, pilih sub menu Compare Means, kemudian klik
Independent-Sample T test.
c. Pada kotak yang muncul destinasikan masing-masing variable,
misalnya untuk variabel jenis kelamin, “Laki-laki” ke dalam Test
Variabel (s), kemudian variabel “perempuan” ke Grouping
Variabel dan klik Define Group.
d. Isikan angka 1 pada Group 1 dan angka 2 pada Group 2, kemudian
Continue untuk kembali ke menu sebelumnya, selanjutnya klik
OK.
e. Hipotesis Statistik
H0 : 1 µ2
H1 : 1 µ2
H0 : Tidak ada perbedaan komponen TPACK guru kimia
H1 : Ada perbedaan komponen TPACK guru kimia
Sig > , maka H0 diterima
Sig < , maka H0 ditolak
(Kadir, 2015, hlm. 300)
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
guru kimia berdasarkan jenis kelamin, pengalaman mengajar, dan jenis
sekolah memiliki kompetensi paling tinggi pada Content Knowledge
(CK) dengan persentase masing-masing sebesar 87,18% kategori
sangat baik untuk guru laki-laki dan 80,95% kategori baik untuk guru
perempuan, pada guru dengan pengalaman mengajar <5 sebesar
81,20% kategori sangat baik dan guru dengan pengalaman mengajar
5 tahun sebesar 85,42% kategori sangat baik, guru yang mengajar di
sekolah umum dengan persentase sebesar 84,09% kategori sangat baik
dan guru yang mengajar di sekolah Islam sebesar 81,11% kategori
sangat baik. Kompetensi paling rendah berdasarkan jenis kelamin,
pengalaman mengajar, dan jenis sekolah terdapat pada kompetensi
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dengan
persentase masing-masing 76,92% dan 72,57% dengan kategori sangat
baik untuk guru laki-laki dan perempuan, guru dengan pengalaman
mengajar <5tahun dan 5 tahun sebesar 72,31% dan 76,75% dengan
kategori baik, untuk guru yang mengajar di sekolah Islam dan sekolah
umum masing-masing sebesar 71,17% dan 75,48% dengan kategori
baik.
2. Terdapat perbedaan kompetensi Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) guru kimia pada jenis kelamin pada komponen
Technology Knowledge (TK) dan Content Knowledge (CK), sedangkan
pada pengalaman mengajar dan jenis sekolah pada komponen
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
75
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran, di antaranya:
1. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya menganalisis dan mengkaji
lebih terkait TPACK dan menambahkan instrumen pendukung, seperti
melakukan observasi ketika guru melakukan proses pembelajaran.
2. Bagi pendidik, sebaiknya selalu melakukan evaluasi pembelajaran,
baik dari hasil belajar maupun bagaimana guru mengajar, pentingnya
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, merumuskan
bagaimana teknologi, konten materi, dan pedagogik dapat dipadukan
di dalam pembelajaran
76
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M. (2015). Kompetensi Guru Sebagai Kunci Keberhasilan Dalam
Pembelajaran Saintifik. Seminar Nasional Pendidikan, 74–88.
Agung, I. (2014). Kajian Pengaruh Kompetensi Kepribadian dan Sosial Terhadap
Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah Visi P2tk Paudni, 9(2), 83–92.
Agustin, P. A., Natalina, M., & Suryawati, E. (2018). Profil Of Science Teachers ’
Pedagogical Content Knowledge (PCK) At Public Junior High School In
Siak Regency Profil Kompetensi Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Guru IPA SMP di Kabupaten Siak. Jom FKIP, 5, 1–11.
Akdon, R. (2007). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika (p. 237). Bandung :
Alfabeta.
Alawiyah, F. (2014). Islamic School Education in Indonesia. Jurnal Aspirasi,
5(1), 51–58. https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/449
Amrizal, D. (2014). Guru Profesional di Era Global. Pengabdian Kepada
Masyarakat,20(77),1–4.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/3415
Andriani, D. (2014). Kompetensi Profesional Guru, Motivasi Belajar, dan Gaya
Belajar Berpengaruh terhadap Pemahaman Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di
SMA Negeri 1 Gondang, Nganjuk. 42–56.
Antony, M. K., Paidi, Subali, B., Pradana, S. P., Hapsari, N., & Astuti, F. E. C.
(2019). Teacher’s TPACK Profile: The Affect of Teacher Qualification and
Teaching Experience. Journal of Physics: Conference Series, 1397(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1397/1/012054
Arbain, J., Azizah, N., & Sari, I. N. (2015). Pemikiran Gender Menurut Para Ahli:
Telaah atas Pemikiran Amina Wadud Muhsin, Asghar Ali Engineer, dan
Mansour Fakih. Jurnal Studi Gender, 11(1), 75.
https://doi.org/10.21580/sa.v11i1.1447
Arifin, Z. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Arsini, A. (2018). Penguatan Kompetensi dan Keterampilan Guru Madrasah Se-
Kota Semarang dalam Mengembangkan “Web Based Assesment”
Menggunakan Schoology. Jurnal Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan,
17(2), 277. https://doi.org/10.21580/dms.2017.172.2430
Astuti, F. E. C., Paidi, Subali, B., Hapsari, N., Pradana, S. P., & Antony, M. K.
(2019). TPACK Mastery of Biology Teachers: A Study Based on Teacher
Gender. Journal of Physics: Conference Series, 1397(1), 0–8.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1397/1/012050
77
Azmi, N. (2017). Factors Influencing the Frequency of ICT Use in the EFL
Classroom. Saudi Journal of Humanities and Social Sciences, 2(4), 321–327.
https://doi.org/10.21276/sjhss
Bahriah, E. S., & Yunita, L. (2019). Investigating the Competencies of
Technological Pedagogical Content Knowledge and Self-Efficacy of
Chemistry Teachers. Journal of Physics: Conference Series, 1233(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1233/1/012021
Bas, G., & Senturk, C. (2018). An Evaluation of Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) of In-Service Teachers: A Study in Turkish
Public Schools. International Journal of Educational Technology, 5(2), 46–
58.
Buku Panduan Pengenalan Lapangan Persekolahan.(2019). FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Çoban, G. Ü., Akpinar, E., Baran, B., Saǧlam, M. K., Özcan, E., & Kahyaoǧlu, Y.
(2016). The evaluation of “Technological pedagogical content knowledge
based argumentation practices” training for science teachers. Egitim ve Bilim,
41(188), 1–33. https://doi.org/10.15390/EB.2016.6615
Darmadi, H. (2009). Kemampuan Dasar Mengajar (Landsan dan Konsep
Implementasi). Bandung: Alfabeta.
Darmadi, H. (2015). Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi
Guru Profesional. Pendidikan, 13, 163–164.
Darojah, N. R., & Hadijah, H. S. (2016). Analisis Pengaruh Kompetensi
Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 109.
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3344
Demirok, M. S., & Baglama, B. (2018). Examining technological and pedagogical
content knowledge of special education teachers based on various variables.
TEM Journal, 7(3), 507–512. https://doi.org/10.18421/TEM73-06
Ekrem, S., & Recep, Ç. (2014). Examining preservice EFL teachers’ TPACK
competencies in Turkey. Journal of Educators Online, 11(2 SPEC. ISSUE).
https://doi.org/10.9743/jeo.2014.2.2
Erdogan, A., & Sahin, I. (2010). Relationship between math teacher candidates’
Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) and
achievement levels. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 2(2), 2707–
2711. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.03.400
Ersanli, C. Y. (2016). Improving Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) of Pre-Service English Language Teachers. International
Education Studies, 9(5), 18. https://doi.org/10.5539/ies.v9n5p18
78
Fahmi, F. (2013). Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Guru SMA/MA
Berdasarkan Hasil Ujian Nasional Rendah. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 19(2), 189. https://doi.org/10.24832/jpnk.v19i2.276
Fajri, I., & Afriansyah, H. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya
Kualitas Pendidikan di Indonesia. https://doi.org/10.31227/osf.io/3a6qj
Feronika, T. (2018). Profil Pedagogical Content Knowledge calon guru kimia.
Edusains, 10(2), 175–184.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/view/6435
H. Chuang, C. H. (2011). an Investigation of Early Childhood Teachers’
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) in Taiwan Fulltext
Pdf. Ahi Evran Üniversitesi Kırşehir Eğitim Fakültesi Dergisi, 12(2), 99–
117.
Hadi, S. (2004). Penelitian Research. Yogyakarta : BPFE.
Haji, A.G., Khaldun, I, Nufus, S.H., & Waleny, R.E. (2014). Kajian Permasalahan
Uji Kompetensi Guru (UKG) Bidang Studi Kimia di Kota Banda Aceh.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP).
Hakim, A. (2016). Analisis Gambaran Kompetensi Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMP Pada Ujian Nasional Tahun 2015 Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan.
Halidi, H. M., & Saehana, S. N. H. (2015). Pengaruh Media Pembelejaran
Berbasis TIK Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN
Model Terpadu Madani Palu. Jurnal Mitra Sains, 3(1), 53–60.
Harris, J., Mishra, P., & Koehler, M. (2009). Teachers’ technological pedagogical
content knowledge and learning activity types: Curriculum-based technology
integration refrained. Journal of Research on Technology in Education,
41(4), 393–416. https://doi.org/10.1080/15391523.2009.10782536
Hartati, T. (2019). Techonological Pedagogical Content Knowledge (Tpack)
Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mahasiswa Ppg Sd
Prajabatan. Edutech, 18(2), 174–181. https://doi.org/10.17509/e.v18i2.15092
Hermana, B. (2008). Perempuan dan Teknologi Terkini. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. http://lipi.go.id/berita/perempuan-dan-teknologi-
terkini/3992)
Hidayati, N., Setyosari, P., & Soepriyanto, E. (2019). Kompetensi Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru Soshum Setingkat SMA.
Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(4), 291–298.
Hsu, L., & Chen, Y.-J. (2018). Teachers’ Knowledge and Competence in the
Digital Age: Descriptive Research within the TPACK Framework.
International Journal of Information and Education Technology, 8(6), 455–
79
458. https://doi.org/10.18178/ijiet.2018.8.6.1081
Indah, D. A., Hermanu Joebagjo, & Leo Agung. (2018). Pengaruh Pemanfaatan
Aplikasi Peniaian Kerja Guru Terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru.
Teknodika, Jurnal Penelitian Teknologi Pendidikan, 16(01), 1–9.
Indrayani, P. (2013). Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, dan
Simbolik Titrasi Asam-Basa Siswa Kelas XI IPA SMA serta Upaya
Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik. Jurnal Pendidikan Sains,
1(2), 109–120.
Indriani, R., & Yanty, W. (2020). Praktik Guru dalam Pemanfaatan Teknologi di
Kelas Bahasa Inggris. Jurnal Penelitian Pendidikan, 20(1), 98–110.
Islahi, F. (2013). Who Make Effective Teachers, Men or Women? An Indian
Perspective. Universal Journal of Educational Research, 1(4), 285–293.
https://doi.org/10.13189/ujer.2013.010402
Jang, S. J., & Tsai, M. F. (2013). Exploring the TPACK of Taiwanese secondary
school science teachers using a new contextualized TPACK model.
Australasian Journal of Educational Technology, 29(4), 566–580.
https://doi.org/10.14742/ajet.282
Johannes, J. (2018). Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Dalam
Menyusun RPP Melalui Workshop. Jurnal Pena Edukasi, 5(2), 95–98.
Jordan, K. (2012). Beginning teacher TPACK knowledge: Influence of school
type. ACEC2012: ITs Time Conference, Proceedings of the 2012 Australian
Computers in Education Conference, 1986, 1–13.
Kadir. (2015). Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisa Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Peneltian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Karatas, I., Tunc, M. P., Yilmaz, N., & Karaci, G. (2017). An Investigation Of
Technological Pedagogical Content Knowledge, Self-Confidence, And
Perception Of Pre-Service Middle School Mathematics Teachers Towards
Instructional Technologies. Educational Technology and Society, 20(3), 122–
132.
Koehler, J. M. (2014). Handbook of research on educational communications and
technology: Fourth edition. In Handbook of Research on Educational
Communications and Technology: Fourth Edition (pp. 1–1005).
https://doi.org/10.1007/978-1-4614-3185-5
Koehler, M. J., & Mishra, P. (2006). Technological Pedagogical Content
Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge PUNYA MISHRA.
Teachers College Record, 108(6), 1017–1054.
Koh, J. H.L., Chai, C. S., & Tsai, C. C. (2010). Examining the technological
pedagogical content knowledge of Singapore pre-service teachers with a
large-scale survey. Journal of Computer Assisted Learning, 26(6), 563–573.
80
https://doi.org/10.1111/j.1365-2729.2010.00372.x
Koh, Joyce Hwee Ling, & Sing, C. C. (2011). Modeling pre-service teachers’
technological pedagogical content knowledge (TPACK) perceptions: The
influence of demographic factors and TPACK constructs. ASCILITE 2011 -
The Australasian Society for Computers in Learning in Tertiary Education,
735–746.
Kontkanen, S., Dillon, P., Valtonen, T., Renkola, S., Vesisenaho, M., & Väisänen,
P. (2016). Pre-service teachers’ experiences of ICT in daily life and in
educational contexts and their proto-technological pedagogical knowledge.
Education and Information Technologies, 21(4), 919–943.
https://doi.org/10.1007/s10639-014-9361-5
Köse, N. K. (2016). Technological Pedagogical Content Knowledge (tpack) of
English Language Instructors. Journal of Educational & Instructional
Studies in the World, 6(2), 12–19.
Kurniawan, A., & Astuti, A. P. (2017). Deskripsi Kompetensi Pedagogik Guru
dan Calon Guru Kimia SMA Muhammadiyah 1 Semarang. Seminar Nasional
Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 1–7.
Lestari. (2015). Analisis Kemampuan TPACK Pada Guru Biologi SMA di Materi
Saraf. Jurnal Seminar Nasional XII FKIP UNS, 2006, 557–564.
Lin, T. C., Tsai, C. C., Chai, C. S., & Lee, M. H. (2013). Identifying Science
Teachers’ Perceptions of Technological Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK). Journal of Science Education and Technology, 22(3), 325–336.
https://doi.org/10.1007/s10956-012-9396-6
Majid, A. (2009). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosadakarya.
Manyilizu, M., & Gilbert, G. M. (2015). The use of ICT between male and female
teachers in Secondary Schools in Tanzania , a Case of Dodoma Municipality.
International Journal of Education and Research, 3(12), 417–428.
Margiyono, I., & Mampouw, H. L. (2011). Deskripsi Pedagogical Content
Knowledge Guru Pada Bahasan Tentang Bilangan Rasional. Building the
Nation Character through Humanistic Mathematics Education, 2010, 978–
979.
Mashuri. (2012). Pengembangan Professional Keguruan Dalam Mata Kuliah
Micro Taeching. Jurnal Ilmiah Didaktika, 13(1), 81–97.
Masrifah, M., Setiawan, A., Sinaga, P., & Setiawan, W. (2018). Profile of senior
high school in-service physics teachers’ technological pedagogical and
content knowledge (TPACK). Journal of Physics: Conference Series,
1097(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1097/1/012025
Muhaimin, M., Habibi, A., Mukminin, A., Saudagar, F., Pratama, R., Wahyuni,
81
S., Sadikin, A., & Indrayana, B. (2019). A sequential explanatory
investigation of TPACK: Indonesian science teachers’ survey and
perspective. Journal of Technology and Science Education, 9(3), 269–281.
https://doi.org/10.3926/jotse.662
Muhamad, H., Efendi, A., & Basori, B. (2019). Pengaruh Fasilitas Belajar
Berbasis Teknologi Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Dan Kejuruan, 12(1), 56.
https://doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.19118
Mulhayatiah, D., Ramdiani, N. A. E., Setya, W., Suhendi, H. Y., & Kuntadi, D.
(2018). PCK Model Shulman Berdasarkan Pengalaman Mengajar Guru
Fisika. Journal of Natural Science Teaching, 1(2), 84.
https://doi.org/10.21043/thabiea.v1i2.4392
Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Musfah & Jejen. (2015). Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan
Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group.
Muspiroh, N. (2015). Peran kompetensi sosial guru dalam menciptakan efektifitas
pembelajaran. Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 4(2), 1–19.
http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/edueksos/article/view/655
Nevrita., Asikin, N., & Amelia, T. (2020). Analisis Kompetennsi TPACK melalui
Media Pembelajaran Biologi SMA. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 8(2),
203-2017.
Niess, M. L. (2011). Investigating TPACK: Knowledge growth in teaching with
technology. Journal of Educational Computing Research, 44(3), 299–317.
https://doi.org/10.2190/EC.44.3.c
Nofiani, M., & Julianto, T. (2018). Efektivitas Pelaksanaan Program Magang
Pembelajaran terhadap Kemampuan TPACK ( Technological Pedagogical
Content Knowledge ) Mahasiswa Calon Guru Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Proceeding Biology Education Conference, 15,
577–582.
Nofrion, N., Wijayanto, B., Wilis, R., & Novio, R. (2018). Analisis Technological
Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) Guru Geografi di Kabupaten
Solok, Sumatera Barat. Jurnal Geografi, 10(2), 105.
https://doi.org/10.24114/jg.v10i2.9070
Nuangchalerm, P. (2012). Enhancing Pedagogical Content Knowledge in
Preservice Science Teachers. Higher Education Studies, 2(2), 66–71.
https://doi.org/10.5539/hes.v2n2p66
Nurhamidah, I. (2018). Problematika Kompetensi Pedagogi Guru Terhadap.
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS, 3(1), 27–38.
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/bioeduca
82
Oktradiksa, A. (2012). Pengembangan Kualitas Kepribadian Guru. Nadwa, 6(2),
231. https://doi.org/10.21580/nw.2012.6.2.590
Ozudogru, M., & Ozudogru, F. (2019). Technological pedagogical content
knowledge of mathematics teachers and the effect of demographic variables.
Contemporary Educational Technology, 10(1), 1–24.
https://doi.org/10.30935/cet.512515
Paristiowati, M., Yusmaniar, Fazar Nurhadi, M., & Imansari, A. (2020). Analysis
of Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) of
Prospective Chemistry Teachers through Lesson Study. Journal of Physics:
Conference Series, 1521(4). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1521/4/042069
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008.
Purnomo, R. A. (2016). Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS.
Ponorogo: In Cv. Wade Group.
Purwanto. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwianingsih, M. W., Rustaman, N. Y., & Redjeki, M. S. (2010). Pengetahuan
Konten Pedagogik (PCK) dan Urgensinya dalam Pendidikan Guru. Jurnal
Pengajaran Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 15(2), 87.
https://doi.org/10.18269/jpmipa.v15i2.285
Rahayu, S. (2017). Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Integrasi ICT dalam Pembelajaran IPA ABda 21.
Rahman, B. (2015). Mempersiapkan Guru Profesional Suatu Pendekatan
Komprehensif. Lampung: Badan Penerbit FKIP Universitas Lampung.
Rahmawati, A., & Nartani, C. I. (2018). Kompetensi Sosial Guru Dalam
Berkomunikasi Pembelajan. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 4(3),
388-392.
Ramadhan, N. (2017). Tugas, Peran Kompetensi Dan Tanggungjawab Menjadi
Guru Profesional. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan. 369–373. http://semnasfis.unimed.ac.id
Resbiantoro, G. (2016). Analisis Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Terhadap Buku Guru Sd Kurikulum 2013. Scholaria : Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 6(3), 153.
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2016.v6.i3.p153-162
Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.
Rindawan, I. K. (2014). Landasan Hukum Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Bagi Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Widya Acharya
FKIP Universitas Dwijendra, 3(1), 36–52.
Risdianto, E. (2019). Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia di Era
83
Revolusi Industri 4.0. ReseachGate, November, 1–12.
Rochintaniawati, D., Riandi, R., Kestianty, J., Kindy, N., & Rukayadi, Y. (2019).
The analysis of biology teachers’ technological pedagogical content
knowledge development in lesson study in West Java Indonesia. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 8(2), 201–210.
https://doi.org/10.15294/jpii.v8i2.19303
Roig-vila, R., Lecturer, S., Didactics, G., Didactics, S., Mengual-andr, S.,
Education, C., Quinto-medrano, P., & Immersion, S. (2015). Primary
Teachers ’ Technological , Pedagogical and Content Knowledge. 151–159.
Rosyid, A. (2015). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi
Pembelajaran Berbasis Karakter Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean Technological Pedagogical Content Knowledge: Sebuah Kerangka
Pengetahuan Bagi Guru Indonesia Di Era Mea. 446–454.
Rozenszajn, R., & Yarden, A. (2014). Mathematics and biology teachers’ tacit
views of the knowledge required for teaching: varying relationships between
CK and PCK. Archiv Der Mathematik, 1(1), 1–12.
https://doi.org/10.1186/s40594-014-0011-7
Rusmiyati, S. (2019). Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Menggunakan
Media Pembelajaran ICT melalui Supervisi dengan Teknik Individual di
Sekolah Dasar. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia): Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 5(1), 138–144. https://doi.org/10.20961/jpi.v5i1.33826
Sagala, S. (2012). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sahelatua, L. S., Victoria, L., & Mislinawati. (2017). Kendala Guru
Memanfaatkan Media ICT dalam Pembelajaran di SDN 1 Pagar Air Aceh
Besar. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf
Sahin, I. (2011). Development of survey of technological pedagogical and content
knowledge (TPACK). Turkish Online Journal of Educational Technology,
10(1), 97–105.
Saidah, U., Bin-Tahir, S. Z., & Mufidah, N. (2018). Arabic Teachers’
Competence: a Case of Madrasah Schools in Maluku. Ijaz Arabi Journal of
Arabic Learning, 1(2). https://doi.org/10.18860/ijazarabi.v1i2.5584
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Schmidt, D. A., Thompson, A. D., Koehler, M. J., & Shin, T. S. (2009).
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): The Development
84
and Validation of an Assessment Instrument for Preservice Teachers. Journal
of Research on Technology in Education, 2(2), 123–149.
Sharma, H., & Sharma, L. (2018). Effectiveness of ICT Programme on
Technological, Pedagogical & Content Knowledge (TPACK) among Pre-
service Teacher Educators. International Journal of Research in Socia, 9(1)
Shulman, L. (1987). Knowledge_and_teaching_Foundations_of_th (pp. 1–21).
Sintawati, M., & Indriani, F. (2019). Pentingnya Literasi ICT Guru di Era
Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(2), 417–422.
Srisawasdi, N. (2012). The Role of TPACK in Physics Classroom: Case Studies
of Preservice Physics Teachers. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
46, 3235–3243. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.06.043
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukono. (2018). Memanfaatkan Kemajuan Teknologi untuk Meningkatkan
Kompetensi Guru. Prosiding Profesionalisme Guru Abad XXI, 59–64.
Supandi, A., Sahrazad, S., Wibowo, A. N., Widiyarto, S., Matematika, P.,
Konseling, P. B., Arsitektur, T., & Ekonomi, P. (2020). Seminar Nasional
Bahasa dan Sastra Indonesia. 1–6.
Supriyono, A. (2017). Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Profesional, Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan,
18(2), 1–12. https://doi.org/10.33830/jp.v18i2.269.2017
Suryana. (2010). Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suyamto, J., Masykuri, M., & Sarwanto, S. (2020). Analisis Kemampuan Tpack
(Technolgical, Pedagogical, and Content, Knowledge) Guru Biologi Sma
Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah.
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 9(1), 46.
https://doi.org/10.20961/inkuiri.v9i1.41381
Suyonto, S (2019). Pengembangan Kompetensi Guru Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Saintek Ke
- IV 2019, April, 23–31.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Wahyuni, F. T. (2019). Hubungan Antara Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) dengan Technology Integration Self Efficacy (Tise)
Guru Matematika Di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Matematika
(Kudus), 2(2). https://doi.org/10.21043/jpm.v2i2.6358
85
Wulandari, M. R., & Iriani, A. (2018). Pengembangan Modul Pelatihan
Pedagogical Content Knowledge (PCK) Dalam Meningkatkan Kompetensi
Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru Matematika SMP. Kelola:
Jurnal Manajemen Pendidikan, 5(2), 177–189.
https://doi.org/10.24246/j.jk.2018.v5.i2.p177-189
Yusra. (2019). Keefektifan Model Problem Based Learning. Jurnal PAJAR
(Pendidikan Dan Pengajaran), 3(6), 1247–1254.
Zendrato, J. (2016). Tingkat Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Suatu Studi Kasus di SMA Dian Harapan
Jakarta. Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(2), 58.
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2016.v6.i2.p58-73