KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM...
Transcript of KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM...
i
KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN
(Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri I Bringin
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
FAHMI EKO SAPUTRO
NIM. 23010150076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
DEKLARASI DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Nama : Fahmi Eko Saputro
NIM : 23010150076
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN
(Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri I Bringin
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019).
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan dari
karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan tidak keberatan
naskah skripsi ini dipublikasikan di perpustakaan IAIN Salatiga .
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat digunakan semestinya.
Salatiga, 14 Maret 2019
Penulis
Fahmi Eko Saputro
NIM. 23010150076
vii
MOTTO
ب ۥله عق ن ت مه يم ب ي د ني وم له خ نههيۦفه و نۥفظه مم
أ هٱر لل ن ٱإ ما ه ي غ يه ل للقو حت ب مهم ه س نفه
أ ب ما وا ه ي غ ا يه وإذ
أ د وٱرا ق ب و م لله لهء سه مرد ل ف ا ۥ ن م م لهه ا وم
ه ن و ۦده وال ن ١١م
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(QS. Arrad:11)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Simbah Kakung dan Simbah Putri yang telah berdoa untuk cucumu ini.
2. Ibu dan Bapak yang telah mendo’akan dengan tulus ikhlas sepanjang waktu.
3. Bapak Drs. H. Bahroni, M. Pd serta segenap Civitas Akademika IAIN Salatiga.
4. Ibu Tantri Ambarsari, Ibu Diah Purwaningsih, Ibu Elizabeth Erni Riyanti, Ibu
Rusmiah, Bapak Ahmad Nadzir, Ibu Indana Mashlahatur Rifqoh, Bapak Abdul
Wahid Ulya selaku Bagian Keluarga SMAN 1 Bringin.
5. Segenap Kawan DPP (Dewan Pengurus Pusat) Proudly Student Center (PSC).
6. Kawan- Kawan Kentang B on Vacation (BOV), ORMASSA (Organisasi
Mahasiswa Salatiga), Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Prikprikan
(SKPD-P2) yang menjadi bagian Spirit dalam merampungkan Skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirromanirrohim
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur senantiasa Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya
Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di
hari kiamat kelak. Segala syukur Peneliti panjatkan sehingga Peneliti dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN (Studi Kasus di Sekolah
Menengah Atas Negeri I Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2018/2019).”
Skipsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini Peneliti menyadari bahwa
masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Peneliti menyadari bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak Peneliti tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini Peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
x
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku pembimbing akademik.
5. Bapak Drs. H. Bahroni, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala SMA N 1 Bringin yang telah memberikan ijin dan para responden yang
telah membantu Peneliti dalam melakukan penelitian di SMAN 1 Bringin
8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.
Harapan Peneliti, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan
balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah
meridhoi persaudaraan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Peneliti khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang
membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 14 Maret 2019
Peneliti
Fahmi Eko Saputro
NIM. 23010150076
xi
ABSTRAK
Saputro, Fahmi Eko. 2019. Skripsi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran (Studi Kasus Di
Sekolah Menengah Atas Negeri I Bringin Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2018/2019). Pendidikan Agama
Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. H. Bahroni, M.Pd
Kata kunci: Kompetensi, Guru, Pendidikan Agama Islam, Evaluasi Pembelajaran.
Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi tentang kompetensi guru
Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, karena guru
merupakan sosok yang memiliki posisi strategis dalam proses pembelajaran.
Sehingga keberhasilan sebuah pendidikan sebagian besar ditentukan oleh faktor guru.
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah (1) Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan kompetensi guru pendidikan agama Islam dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMA Negeri 1 Bringin ? (2) Untuk mengetahui
dan mendeskripsikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam
yang diterapkan di SMA Negeri 1 Bringin.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran
peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument
dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam
penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan
data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data
yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan
tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan
ketekunan pengamatan triangulasi.
Adapun hasil penelitiannya adalah seabagai berikut: (1)Kompetensi
professional guru pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Bringin yang di
peroleh berdasarkan hasil observasi melalui indikator- indikator yang telah di
persiapkan adalah sangat baik, dan mampu melaksanakan kompetensi
profesionalnya sebagai guru dengan ideal sesuai indikator yang telah ada dalam
penelitian ini (2)Agar proses belajar mengajar bisa berjalan secara maksimal dan
bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka guru mengadakan evaluasi
pembelajaran sebagai umpan balik bagi guru dari proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Adapun dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang
diterapkan di SMA Negeri 1 Bringin ini teknik yang digunakan guru dalam
melaksanakan evaluasi pembelajaran adalah dengan menggunakan teknik tes,
yaitu tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan, yang mempunyai fungsi tes formatif,
tes sumatif, dan tes diagnostic, dan berdasarkan indikator yang telah ada maka
guru tersebut telah melaksanakan evaluasi sesuai dengan indikator yang di
cantumkan, walaupun masih terdapat beberapa indikator yang memerlukan
perhatian khusus.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO.................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... …………. v
DEKLARASI DAN KESEDIAAAN PUBLIKASI……………………………………. vi
MOTTO............................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ix
ABSTRAK........................................................................................................................ xi
DAFTAR ISI.................................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................
DAFTAR TABEL DAN GANBAR……………………………………………………
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. ………...
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... ………..
B. Rumusan Masalah ................................................................................. ………..
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. ………..
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ ………...
E. Kajian Pustaka…………………………………………………………………...
F. Penegasan Istilah .................................................................................. ………...
G. Metode Penelitian………………………………………………………………..
H. Sistematika Pembahasan .............................................................................
1
1
6
7
7
8
12
14
21
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................ ………..
A. Pengertian Kompetensi Profesional Guru PAI ..................................... ………..
B. Evaluasi Pembelajaran ......................................................................... ………...
C. Evaluasi Pembelajaran PAI ................................................................. ………….
23
23
31
54
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... ………
A. Gambaran Umum SMAN 1 Bringin .............................................. ………
57
57
xiii
1. Identitas Sekolah………………………………………………………..
2. Profil Kepala Sekolah…………………………………………………..
3. Sejarah SMA Negeri 1 Bringin………………………………………….
4. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Bringin…………………………………...
5. Struktur Organisasi……………………………………………………...
6. Keadaan Siswa…………………………………………………………..
7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan…………………………………….
8. Sarana Prasarana………………………………………………………..
9. Prestasi Sekolah…………………………………………………………
10. Kegiatan Pembelajaran………………………………………………….
11. Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………………………….
12. Upaya- Upaya yang ditempuh dalam pencapai tujuan………………….
B. Temuan Penelitian .......................................................................... ………...
57
57
58
58
59
61
61
62
76
78
80
85
87
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ ………...
A. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin.
.............................................................................................................. …….......
B. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........... ………...
120
120
120
BAB V PENUTUP ........................................................................................... …………
A. Kesimpulan ........................................................................................... …………
B. Saran ..................................................................................................... …………
126
126
127
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….................. 128
RIWAYAT HIDUP PENELITI………………………………………………………… 132
LAMPIRAN……………………………………………………………………………... 133
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Daftar SKK
2. Lampiran 2. Nota Pembimbing Skripsi
3. Lampiran 3. Lembar Konsultasi
4. Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
5. Lampiran 5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
6. Lampiran 6. Instrumen Penelitian
7. Lampiran 8. Dokumentasi
xv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel 3.1 Skoring
2. Tabel 3.2 Rentang Skor
3. Tabel 3.1 Identitas/ Profil SMAN 1 Bringin
Kabupaten Semarang
4. Tabel 3.2 Profil Kepala SMAN 1 Bringin.
5. Tabel 3.3 Keadaan Siswa
6. Tabel 3.4 Pendidik berdasarkan tugas mengajar.
7. Tabel 3.5 Pendidik berdasarkan pembagian
tugas.
8. Tabel 3.6 Tenaga Kependidikan.
9. Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana.
10. Tabel 3.8 Rasio Keberadaan Sarana Prasarana.
11. Tabel 3.9 Prestasi yang diraih oleh SMAN 1
Bringin.
12. Tabel 3.10 Keadaan Kegiatan Pembelajaran.
13. Tabel 3.11 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Gambar 4.1 Stuktur Kepemimpinan SMAN 1
Bringin.
2. Gambar 6.1 Proses Observasi terhadap
Narasumber terkait
3. Gambar 6.2 Proses Observasi terhadap
Narasumber terkait
4. Gambar 6.3 Proses Kegiatan Penilaian Tengah
Semester
5. Gambar 6.4 Gedung Halaman Muka SMAN 1
Bringin
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat
penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan berbangsa dan ber-Negara, karena
pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan
adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua)
kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal.
Memahami uraian tersebut di atas, diperlukan pendidikan yang dapat
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkemauan dan berkemampuan untuk
senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkesinambungan
(Mulyasa, 2008:7).
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh
keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara
kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Bagaimana siswa belajar banyak ditentukan
oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan
pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh
guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka perbaikannyapun harus mencakup
2
keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut. Komponen-komponen yang
terpenting adalah tujuan, materi, dan evaluasi.
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan
merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini sesuatu yang erat
kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik.
Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planing) pengajaran
yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai
unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar,
dan evaluasi. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian integral dari keseluruhan
tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran.
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum
2013, yang paling penting dalam hal ini adalah faktor guru. Sebab secanggih apapun
suatu kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan, tanpa kualitas guru yang
baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu,
guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya secara efektif dan efisien.
Profesionalisme harus dimiliki setiap guru demi mendongkrak keterpurukan dan
ketertinggalan bangsanya dalam dunia pendidikan. Guru yang berkompeten akan
memberikan pengaruh baik pada anak didiknya. Anak didik akan termotivasi dan
lebih giat lagi dalam menggali ilmu pengetahuan yang belum diketahuinya.
3
Kecerdasan intelektual dan perilakunya sehari-hari merupakan sosok yang menjadi
contoh bagi setiap anak didiknya.
Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila
kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten
dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal. Dalam proses
pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa
yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pemebelajaran (manager learning).
Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kualitas atau kemampuan guru (Ferlys, 2015:48).
Terlebih lagi bagi seorang guru agama, ia harus mempunyai nilai lebih
dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru agama, disamping melaksanakan tugas
keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta
didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak di samping
menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa. Dengan
tugas yang cukup berat tersebut, guru pendidikan agama Islam dituntut untuk
memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan tugas pembelajaran.
Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah
program belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan
pengadministrasiannya.
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,
karena melibatkan latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai
arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
4
dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Oleh karena itu, grondlund dalam Supriyadi
(2015:4) memaparkan bahwa evaluasi ditetapkan sebagai hasil meramu dan
menganalisis kenyataan-kenyataan sebelum mengambil keputusan, dan dalam
beberapa hal sifat evaluasi bergantung pada macam keputusan yang telah dibuat .
Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi
pokok seperti yang dipaparkan Sudjiono dalam Trisnamansyah (2014:9), yaitu:
1. Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
melakukankegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengukur sampai dimana keberhasilan system pengajaran yang digunakan.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar
mengajar .
Oleh karena itu, dengan sedemikian pentingnya evaluasi ini sehingga
pembelajaran yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran,
kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran serta penguasaannya
terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup dengan kemampuan guru dalam menguasai
kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap perencanaan
kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks perencanaan berikutnya,
atau kebijakan perlakuan terhadap siswa terkait dengan konsep belajar tuntas.
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa nilai
atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran.
Evaluasi pembelajaran mencakup pembuatan pertimbangan tentang jasa, nilai atau
manfaat program, hasil, dan proses pembelajaran (Arifin, 2012:9).
5
Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang memadai (Dimyati dan Mujiono, 2006:61).
Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi, dan yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan (Purwanto, 2006:3).
Dalam hal memperoleh dan menyediakan informasi, evaluasi menempati posisi
yang sangat strategis dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan seorang guru
akan mendapatkan informasi-informasi sejauh mana tujuan pengajaran yang telah
dicapai siswa.
setiap proses pembelajaran atau setelah beberapa unit pelajaran, sehingga guru
dapat menentukan keputusan atau perlakuan terhadap siswa tersebut. Apakah perlu
diadakannya perbaikan atau penguatan, serta menentukan rencana pembelajaran
berikutnya baik dari segi materi maupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru
setidaknya mampu menyusun instrumen tes maupun non tes, mampu membuat
keputusan bagi posisi siswa-siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannya
secara optimal atau belum. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang kemudian
menjadi suatu kegiatan rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan
mengevaluasi dari kompetensi siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan
kebijakan pembelajaran selanjutnya.
Hal penting untuk diperhatikan adalah bahwa penilaian perlu dilakukan secara
adil. Prinsip ini diikuti oleh prinsip lain agar penilaian bisa dilakukan secara objektif,
karena penilaian yang adil tidak dipengaruhi oleh faktor keakraban, menyeluruh,
6
mempunyai criteria yang jelas, dilakukan dalam kondisi yang tepat dan dengan
instrument yang tepat pula, sehingga mampu menunjukkan prestasi belajar peserta
didik sebagaimana adanya (Mulyasa, 2008:62).
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan
(UU Sisdiknas, 2009:38). Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan
rancangan dan frekuensi yang memadahi dan berkesinambungan, serta
diadministrasikan dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan
meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru khususnya guru pendidikan agama
Islam dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi
pembelajaran dalam bentuk skripsi yang berjudul "Kompetensi Profesional Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran (Studi Kasus di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kabupaten Bringin Tahun Pelajaran 2018/2019)".
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi Profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMAN 1 Bringin ?
2. Bagaiman pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang
diterapkan di SMA Negeri 1 Bringin?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kompetensi Profesional guru
pendidikan agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMA
Negeri 1 Bringin
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran
pendidikan agama Islam yang diterapkan di SMA Negeri 1 Bringin.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelititian di atas, maka dari hasil penilitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat atau nilai guna, baik manfaat dalam bidang teoritis
maupun dalam bidang praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sesuai
masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Bahwa hasil penelitian ini diharapkan agar bermanfaat untuk
pengembangan khazanah keilmuan serta sebagai bahan referensi atau rujukan
dan tambahan pustaka pada perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Kota
Salatiga.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah yang
bersangkutan atau instansi lain yang terkait untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan meningkatkan prestasi belajar melalui peningkatan
8
kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluaisi pembelajaran. Agar melalui hasil
penelitian ini, guru mampu meningkatkan kompetensinya dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran yang hal itu akan berdampak pada meningkatnya prestasi
siswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bahwa penelitian ini diharapkan agar bermanfaat bagi petunjuk, arahan,
maupun acuan serta bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang relevan
atau sesuai dengan hasil penelitian.
E. Kajian Pustaka
Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semacam ini juga pernah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya, di antaranya :
1. Anita Suudah (PAI IAIN Tulungagung 2016) dalam skripsinya yang berjudul :
“Kinerja Guru Pendidikan Islam dalam Meningkatkan Keberhasilan Pendidikan
Agama Islam di SMAN 1 Kalidawir”, menyimpulkan bahwa, untuk
melaksanakan fungsi-fungsi kinerja guru Pendidikan Agama Islam diperlukan
system penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan secara objektif dan akurat.
Menilai kualitas kerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi:
unjuk kerja, penguasaan materi, penguasaan professional keguruan dan
pendidikan, penguasaan cara-cara penyesuaian diri, dan kepribadian untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Laili Aminatu Zuhriah (PAI UIN Syarif Hidayatullah 2017) dalam skripsinya
yang berjudul : “Pengaruh Profesional Guru Aqidah Akhlak Terhadap
9
Kecerdasan Emosional Siswa Madrasyah Tsanawiyah 2 Tangerang Selatan”,
menyimpulkan bahwa:
a. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara professional guru aqidah
akhlak dengan menggunakan metode pembelajaran dengan kecerdasan
emosional MTsN 2 Tangerang Selatan.
b. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara professional guru aqidah
akhlak dengan menggunakan media pembelajaran dengan kecerdasan
emosional MTsN 2 Tangerang Selatan.
c. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara professional guru aqidah
akhlak dengan menggunakan evaluasi pembelajaran dengan kecerdasan
emosional MTsN 2 Tangerang Selatan.
3. Wahyu Priatiningsinh (PAI UIN Sunan Gunung Jati 2018) dalam skripsinya
yang berjudul : “Strategi Kepala Sekolah dalam Pembinaan Profesionalisme
Guru”, menyimpulkan bahwa, dalam upaya pembinaan profesionalisme guru,
kepala sekolah telah mengidentifikasi kelemahan dan tantangan, kemudian juga
berusaha mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam proses pembinaan.
Hambatan/kendala yang dihadapi Kepala Sekolah MTs Negeri Bandung antara
lain: kedisiplinan guru yang belum optimal baik kedisiplinan yang berhubungan
dengan kehadiran di sekolah maupun kedisiplinan guru dalam proses
pembelajaran, masih ada guru yang belum memenuhi standart kompetensi,
randahnya kesadaran guru mengenai arti profesionalisme, serta dana atau
pembiayaan madrasyah yang belum maksimal sehingga belum dapat mencukupi
10
kebutuhan Madrasyah terutama dalam pemenuhan sarana dan prasarana yang
ada di Madrasyah.
Adapun solusi yang diterapkan Kepala Sekolah MTs Negeri Bandung
dalam mengatasi kendala-kendala tersebut dengan cara : Kepala Sekolah
meningkatkan disiplin guru dalam proses pembelajaran melalui supervisi dan
kehadiran guru di Madrasyah dengan memberikan keteladanan bagi para guru,
mendorong para guru mengikuti program sertifikasi, kepala sekolah secara
terus-menerus memberikan penjelasan kepada para guru akan pentinganya
profesionalisme guru dan mendorong para guru untuk untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan untuk menambah ketrampilan dan kompetensi keguruannya,
serta kepala sekolah berupaya mengajukan bantuan pemerintah pusat dan
mencari donator yang bersedia memberikan bantuan untuk melengkapi saran
dan prasarana di Madrasyah karena adanya biaya yang masih belum mencukupi.
4. Netik Widanul Janah (PAI STAIN Tulungagung 2015) dalam skripsinya yang
berjudul: “Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Di
SMPN 1 Wonodadi Blitar”, menyimpulkan bahwa:
a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu PAI di SMPN 1 Wonodadi Blitar
terdapat beberapa factor pendudukung diantarannya
1) Faktor lingkungan
2) Faktor sarana dan prasarana
3) Faktor peserta didik
4) Faktor pendidik
11
b. Dalam upaya peningkatan mutu PAI di SMPN1 Wonodadi Blitar ada
beberapa factor yang menjadi penghambatnya diantaranya:
1) Kurang lengkapnya sarana dan prasarana
2) Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan agama peserta
didik
3) Pengaruh teman sebayanya siswa
c. Upaya yang dilakukan guru agama dalam upaya meningkatkan mutu PAI
di SMPN1 Wonodadi Blitar adalah sebagai berikut:
1) Bidang yang berhubungan dengan pengajaran, yaitu dengan:
a) Mengintensifkan metode pengajaran
b) Melaksanakan pengajaran sesuai silabus
c) Melaksanakan pengajaran ekstrakurikuler
2) Bidang yang berhubungan dengan keprofesiannya sebagai guru yaitu
dengan: menghadiri pertemuan-pertemuan, seminar-seminar
keagamaan, MGMP, pertemuan-pertemuan rutin guru agama se-
Kabupaten Blitar yang diadakan setiap satu bulan sekali dengan
tujuan dapat menambah pengetahuan, ketrampilan, dan kecakapan,
serta sikap keprofesionalismenya sebagai seorang guru.
3) Bidang yang berhubungan dengan dedikasinya di sekolah, yaitu
dengan:
a) Membina hubungan baik dengan anak didik
b) Memelihara hubungan baik dengan sesame guru.
12
Dari beberapa kesimpulan penelitian terdahulu yang penulis paparkan di atas,
pada dasarnya adalah mengenai keprofesinonalan dan strategi guru Pendidikan
Agama Islam dalam menumbuhkan kualitas dalam proses pembelajaran. Namun dari
beberapa keseimpulan skripsi tersebut masih bersifat gelobal belum ada yang
mengkaji secara spesifik tentang kompetensi guru dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran sebagai umpan balik bagi guru untuk menentukan strategi atau untuk
mengambil keputusan guna mengetahui kelebihan atau kekurangan terhadap proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Oleh sebab itu, penulis mengupas spesifik
mungkin mengenai kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami penelitian ini,
maka perlu adanya penjelasan mengenai permasalahan agar pembaca mempunyai
persepsi yang sama terhadap maksud penelitian ini. Berdasarkan judul kompetensi
guru dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi pembelajaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kompetensi
Kompetensi adalah serangkaian tindakan dengan penuh rasa
tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai persyaratan untuk dapat
dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugasnya (Yasin, 2011:163). Sedangkan
Pengertian komptensi guru menurut Sarimaya dalam Mulyani (2009 : 3)
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
13
dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Mulyasa dalam Habibulah (2012:364) menyatakan bahwa
kompetensi merupakan kesatuan dari unsur pengetahuan,ketrampilan, nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
2. Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian atau
kompetensi tertentu dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru
(Habbullah, 2012:364). Guru sebagaimana yang dimaksud pada Bab I pasal 1 UU
Nomor 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah (Ju’subaidi, 2011: 109).
3. Kegiatan
Kegiatan adalah aktivitas, tindakan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
(Novia, 2008:170).
4. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu (Asrul
dkk, 2014:4); Wrightstone dan kawan-kawan dalam Lubis (2008:19) menyatakan
evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa
kearah tujuan-tujuan atau nilainilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.
14
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu jenis penelitian
yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain
dari kuantifikasi (pengukuran) (Bungin, 2008:11). Adapun menurut Sukidin
(2002:1) pendekatan ini digunakan sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang
status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk
menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penelitian dilakukan. Dalam
penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan/dikendalikan seperti
yang dapat ditemui dalam penelitian eksperimen.
Pertimbangan penulis menggunakan metode kualitatif dalam penelitian
ini dikarenakan tiga alasan yang sesuai dengan pernyataan Moleong (2008: 9-
10), yaitu:
1. Metode kualitatif lebih mudah berhadapan dengan kenyataan jamak.
2. Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
peneliti dan responden.
3. Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
15
Dengan pendekatan kualitatif ini semua fakta berupa kata-kata lisan
maupun tulisan dari sumber manusia yang telah diamati dan dokumen terkait
lainnya disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna
menemukan makna.
Adapun jenis penelitian yang dilakukan ini adalah studi kasus. Studi
kasus adalah salah satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang
menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis (Bungin,
2008:11).
Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam
arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin
dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya.
Satu fenomena tersebut bisa berupa seorang pimpinan sekolah atau pimpinan
pendidikan, sekelompok pendidik, sekelompok siswa, suatu program, suatu
proses, suatu penerapan kebijakan, atau suatu konsep (Sukmadinata, 2008:99).
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan pendekatan penelitian ini, yaitu pendekatan kualitatif,
penelitian di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti
merupakan instrument kunci dalam menangkap makna dan sekaligus sebagai
alat pengumpul data. Lokasi penelitian di SMA N 1 Bringin. Dalam
pengumpulan datanya terutama menggunakan teknik observasi berperan serta
(Participant Obesrvation). Karenanya, dalam penelitian ini peneliti bertindak
16
sebagai pengamat partisipasi serta kehadiran peneliti di lokasi penelitian
diketahui oleh subjek atau informan.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari November 2018 hingga selesai dengan
judul “Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pelaksanaan evaluasi Pembelajaran (Studi Kasus di SMAN 1 Bringin
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019)”.
4. Sumber Data
Menurut Lofland mengenai sumber data yang dikutip oleh Moleong,
bahwa sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah “kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Berkaitan
dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata-kata, tindakan,
dan sumber data tertulis.
a. Kata-kata dan tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau yang
diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat
melalui catatan tertulis atau melalui perekaman, video / audio tapes,
pengambilan foto, atau film (Moleong: 2008:157). Sumber data kata-kata
dan tindakan dalam penelitian ini, penulis mengadakan wawancara dan
observasi untuk mencari informasi tentang kompetensi pendidik dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang diselenggarakan. Selain itu
wawancara kepada guru terutama pengampu satuan mata pelajaran
17
Pendidikan Agama Islam terkait dengan evaluasi pembelajaran. Dalam
penelitian ini observasi dilakasanakan pada kegiatan atau aktivitas baik dari
segi pendidik atau anak didik dalam proses pembelajaran.
b. Sumber data tertulis
Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber
tertulis dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen
pribadi, dan dokumen resmi.
Sumber tertulis dalam penelitian ini, penulis mencari dokumen dan
arsip untuk mengetahui data atau informasi yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang diteliti, buku-buku yang relevansi untuk memperkuat
argumentasi dan melengkapi hasil penelitian, kondisi sekolah, gedung,
sarana dan prasarana serta fasilitas.
5. Prosedur Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standart unutk
memperoleh data yang diperlukan. Menurut Akhyak (2004:28) Untuk
memperoleh data di lapangan dalam rangka mendeskripsikan dan menjawab
permasalahan yang sedang diteliti, secara umum penulis menggunakan metode
pengumpulan data yang terbagi atas; obesrvasi, interview (wawancara
mendalam), dokumentasi, dan angket.
a. Observasi atau pengamatan yaitu metode pengumpulan data dimana
peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian.
18
b. Interview (wawancara mendalam) yaitu peneliti menjalain hubungan
dengan partisispan dan mengadakan wawancara mendalam berkenaan
dengan kegiatan yang datanya dikumpulkan.
c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melihat atau mencatat
suatu laporan yang sudah tersedia.
6. Analisa Data
Analisa data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya mejadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan kepada orang lain (Moleong, 2008: 248).
Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah teknik analisis deskriptif. Hal ini dikarenakan adanya
penerapan metode kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu
menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden,
sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan
hasil penelitian yang dilakukan. Deskripsi data ini dilakukan dengan cara
menyusun dan mengolompokan data yang ada, sehingga memberikan gambaran
nyata terhadap responden (Sukardi, 2009:28).
Penilitian deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data berupa kata-kata,
bukan berupa angka yang berisi kutipan-kutipan data baik berasal dari naskah
wawancara, catatan dokumen pribadi maupun resmi lainya
19
Tahapan yang harus dilakukan dalam analisa data adalah sebagai berikut.
a. Date reduction (data reduksi)
Yang dimaksud dengan mereduksi data adalah merangkum,
memolih hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola
dan temanya.
b. Data display (penyajian data)
Setelah mereduksi data, data diuraikan dengan uraian singkat yang
berbentuk teks bersifat naratif. Sehingga akan memudahkan dalam
memahami lokasi penelitian dan langkah yang akan diambil selanjutnya
c. Conclusion drawing (verifikasi)
Dalam tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi ini, peneliti
berusaha menarik kesimpulan dari lokasi penelitian terhadap data yang
diperoleh sehingga akan dapat menjawab masalah yang dirumuskan pada
fokus penelitian.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan kriteria
kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibilitas dimaksudkan untuk
membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan
yang ada dalam latar penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data atau
kredibilitas data tersebut digunakan teknik pemerisaan sebagai berikut:
a. Perpanjangan kehadiran
20
Untuk memperoleh data yang akurat dan memiliki keabsahan,
penelitian ini dilakukan penulis tidak hanya sekedar memperoleh data saja
tetapi juga penulis perlu memperpanjang kehadiranya untuk mengadakan
konfirmasi data dengan sumbernya.
b. Ketekunan pengamatan, dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan dengan teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian
guna menemukan ciri-ciri data unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan yang sedang di cari dan kemudian memusatkan
diri pada hal tersebut secara rinci.
c. Pembahasan teman sejawat, mendiskusikan proses dan hasil penelitian
dengan dosen pembimbing atau teman mahasiswa yang sedang atau telah
mengadakan penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti
mendapatkan masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks
penelitian. Juga diharapkan penelitian tidak menyimpang dari harapan data
yang diperoleh benar-benar mencerminkan data yang valid.
d. Trianggulasi, yaitu memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam,
yaitu:
1) Trianggulasi dengan sumber data
Yaitu membandingkan perolehan data pada teknik yang berbeda
dalam fenomena yang sama. Selain dengan membandingkan teknik-
21
teknik yang berbeda pada fenomena yang sama, penulis juga
membandingkan dan mengecek kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif
yang dilakukan.
2) Trianggulasi dengan metode
Yaitu membandingkan perolehan data yang teknik pengumpulan
data yang sama dengan sumber yang berbeda, mengkonfirmasikan data
yang telah didapat guna memperoleh keabsahan dan keobjektifan data
tersebut. Jadi, data yang diperoleh dikomunikasikan dan didiskusikan
kembali kepada sumber data yang telah menjadi informan guna
memperoleh keabsahan dan mengkonfirmasikan data kepada sumbernya
guna memperoleh keabsahan dan keobjektifan data tersebut.
H. Sistematika Pembahasan
Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi kedalam beberapa bab dan
masing-masing bab mencakup beberapa sub bab yang berisi sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kajian pustaka, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika
penulisan.
Bab II : Kajian pustaka, yaitu bagian yang menjelaskan teori- teori yang berhubungan
dengan penelitian yang memuat: pertama, kompetensi Profesional guru PAI meliputi:
pengertian kompetensi profesional guru, urgensi kompetensi Profesional guru,
penerapan kompetensi professional, pentingnya kompetensi profesional. Kedua,
22
evaluasi pembelajaran meliputi: pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi; prinsip-
prinsip evaluasi, tehnik evaluasi, langkah- langkah evaluasi, pelaporan evaluasi.
Ketiga, evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam. Keempat, hasil penelitian
terdahulu.
Bab III : Paparan data dan temuan penelitian, merupakan bagian yang menjelaskan
gambaran umum sekolah, meliputi: sejarah singkat SMA N 1 Bringin, visi, misi, dan
tujuan sekolah; struktur organisasi SMA N 1 Bringin, data guru dan karyawan, data
siswa, sarana prasarana serta kurikulum dan sistem mengajar serta di bagian kedua
terdapat temuan penelitian .
Bab IV : Pembahasan merupakan pembahasan hasil penelitian di lapangan yang
dipaparkan dalam bab III. Pembahasan dilakukan untuk menjawab masalah
penelitian yang diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada
dengan jalan menjelaskan temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu.
Bab V : Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Profesional Guru PAI
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Menurut Wahyudi dalam Usman,dkk (2017:90) guru profesional
adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan
tugastugasnya sehari-hari. Profesionalisme yang dimaksud oleh mereka
adalah satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari
ketidakmatangan menjadi matang.
Browne dan Wildavsky dalam buku Konteks Implementasi Berbasis
Kurikulum (Usman, 2002: 70), mengemukakan bahwa penerapan adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Sehingga, penerapan
merupakan suatu tindakan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara
matang dan terperinci, penerapan ini biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap. Dengan demikian penerapan bisa
diartikan sebagai pelaksanaan.
Yang dimaksud kompetensi professional menurut Musfah dalam
Rizky (2015: 9) adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi,
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
24
nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional sebagai
berikut (Mulyasa, 2006:135-136):
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik.
3) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
4) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
5) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
6) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
7) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
2. Urgensi Kompetensi Profesional
Menurut Cooper dalam buku Profesi Keguruan (Satori, 2007: 224),
terdapat empat komponen kompetensi professional yaitu sebagai berikut: 1)
Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, 2)
Berpengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, 3)
Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, temansejawat
dan bidang studi yang dibinanya, dan 4) Mempunyai keterampilan dalam
belajar.
a. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
Guru dituntut untuk berwawasan luas dalam memahami segala
pengetahuan tentang belajar seperti mengkondusifkan peserta didik
25
dalam pembelajaran. Serta guru dituntut memahami karakteristik peserta
didik yang berbeda-beda.
b. Berpengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
Guru harus menguasai bidang studi yang dibinanya secara
mendalam supaya peserta didik dapat memahami materi apa yang
sedang dipelajari. Tidak hanya itu guru juga harus bisa mengetahui
kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran. Menguasai
bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang
ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep, dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman
sejawat, dan bidang studi yang dibinanya.
Maksudnya adalah, guru harus memiliki sikap yang bias
menempatkan dirinya sendiri, teman sejawat, sekolah, dan mampu
menempatkan dirinya sesuai dengan bidang studi yang dibinanya. Sebab
sikap yang dimiliki oleh guru akan menampakan keprofessionalannya.
d. Mempunyai keterampilan dalam belajar.
Sebagai guru tidak hanya menguasai mata pelajaran yang
dibinaanya akan tetapi guru harus terampil dalam proses pembelajaran,
seperti dalam memanfaatkan media pembelajaran. Agar peserta didik
dapat melaksanakan proses pembelajaran, berjalan sesuai dengan tujuan
26
yang ingin dicapai. Memahami uraian diatas, kompetensi profesional
merupakan kemampuan yang harus dikuasai guru dalam pelaksanaan
tugas utamanya mengajar untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam
kompetensi profesional tidak hanya menguasai mata pelajaran akan
tetapi guru memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
manusia, menguasai bidang.studi yang dibinanya, sikap yang tepat
tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi dan
mempunyai keterampilan dalam belajar.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri
Marselus R. Payong (2011: 49), mengungkapkan pemanfaatan
teknologi komunikasi bagi guru diperuntukkan bagi pengembangan diri
atau komunikasi dengan kolega atau sejawat. Sebagaimana yang telah
diketahui, bahwa penetrasi teknologi informasi dan komunikasi terutama
melalui komputer dan internet telah merambah begitu dalam pada segala
segi kehidupan manusia, dan telah dimanfaatkan secara luas oleh
semua kalangan, dari anak-anak, remaja, orang dewasa, dan para
professional maka kemampuan untuk memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi merupakan suatu hal yang mutlak.Marselus
R. Payong (2011: 50), mengungkapkan bahwa di dalam latar
pendidikan, teknologi dapat membuat siswa menjadi: (1) pengguna
informasi yang cakap; (2) pencari, penelaah, dan penilai informasi; (3)
penyelesaian masalah dan pembuat keputusan; (4) pengguna alat-alat
27
produktifitas yang kreatif dan efektif; (5) komunikator, kolaborator,
penerbit, dan produser; dan (6) warga Negara yang banyak pengetahuan,
bertanggungjawab, dan berkontribusi bagi kebaikan bersama.
3. Penerapan Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya (Naim, 2009: 60).
Dengan begitu, dapat disimpulkan penerapan dari kompetensi
profesional ialah sebagai berikut:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
Guru profesional adalah seorang ahli bidang studi (subject
matter specialist). Setelah melewati proses pendidikan dan pelatihan
yang relative lama (kurang lebih empat tahun untuk jenjang strata satu
(S1) ditambah dengan satu tahun pendidikan profesi), maka para guru
dianggap memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup tentang isi
mata pelajaran yang terkait dengan struktur, konsep, dan keilmuannya.
Penguasaan terhadap materi ini menjadi salah satu prasyarat
untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif, karena guru
sering menjadi tempat bertanya bagi siswa dan dapat menjadi sumber
rasa keingintahuan siswa. Selain itu penguasaan terhadap materi juga
28
dapat menjadi salah satu prasyarat bagi guru, untuk dapat memberikan
bantuan yang tepat terhadap permasalahan belajar yang dihadapi oleh
siswa (Marselus R. Payong, 2011: 44).
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu
E. Mulyasa dalam Marselus R. Payong (2011: 45), menyatakan
melalui penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran maka diharapkan guru dapat mengembangkan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran secara cermat. Hal ini karena
standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan dasar
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, indicator
pencapaian kompetensi.
Maka dari itu, penguasaan terhadap standar kompetensi dan
kompetensi dasar menjadi prasyarat bagi guru untuk mengembangkan
kurikulum di tingkat satuan pendidikannya. Melalui penguasaan tersebut
guru dapat menjabarkan, menganalisis, dan mengembangkan indicator
indicator pencapaian yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
sekolah serta kebutuhan dan karakteristik siswa yang dilayani. Indikasi
kemampuan ini dapat dilihat pada bagaimana guru dapat
mengembangkan rencana pembelajaran (silabus dan RPP) secara cermat
dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan
struktur keilmuan mata pelajarannya. Penguasaan terhadap standar
kompetensi dan kompetensi dasar juga dapat diketahui dari adanya
29
kemampuan guru untuk mengembangkan alat penilaian yang tepat,
sesuai dengan indikatorindikatornya (Marselus R. Payong, 2011: 45).
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
Dalam pengembangan materi pembelajaran, guru dapat
menggunakan model-model pengembangan sebagaimana yang telah
dikuasai dalam teori-teori pembelajaran. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa pengembangan materi pembelajaran harus dapat mengikuti suatu
pola atau urutan logis tertentu, misalnya dari yang sederhana kepada
yang kompleks, dari yang konkret kepada yang abstrak, dari yang dekat
kepada yang jauh.
Prinsip utama dari penguasaan kompetensi ini adalah agar materi
pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa menjadi bermakna bagi
mereka, sehingga tidak hanya diketahui tetapi juga dapat dihayati dan
diamalkan oleh siswa. Melalui prinsip ini, guru dapat mengembangkan
materinya secara kreatif (asalkan tidak menyimpang dari konsep
keilmuan) dengan menyesuaikan kebutuhan khas siswa (Marselus R.
Payong, 2011: 46).
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
Kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan (continuing
professional development = CPD) merupakan sebuah tuntunan bagi para
guru karena perkembangan ilmu dan teknologi berjalan begitu cepat.
Oleh karena itu, penyesuaian terhadap ilmu dan teknologi bagi guru
30
haruslah up to date dan menjadi salah satu syarat penting bagi guru,
untuk mengembangkan diri dan memperbaharui praktik profesionalnya.
Penguasaan kompetensi ini masih terkait dengan penguasaan
salah satu kompetensi pada standar kompetensi pedagogis.
Pengembangan profesi berkelanjutan merupakan satu keniscayaan
karena guru di abad ini haruslah menjadi teladan pembelajaran seumur
hidup (Marselus R.Payong, 2011: 47).
4. Pentingnya Kompetensi Profesional
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 saat ini, dalam hal
penilaian atau evaluasi, ditinjau dari sudut profesionalisme tugas
kependidikan maka dalam melaksanakan kegiatan penilaian yang
merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang
pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses
pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu
indicator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan
yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat
dijadikan tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik
bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang
dilakukan.
Adanya komponen-komponen yang menunjukkan kualitas
mengevaluasi akan lebih memudahkan para guru untuk terus meningkatkan
kualitas menilainya. Dengan demikian, berarti bahwa setiap guru
memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi menilai secara baik dan
31
menjadi guru yang bermutu, yang mana menurut Kunandar (2007:66) yaitu
dengan:
a. Mempelajari fungsi penilaian.
b. Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian.
c. Menyusun teknik dan prosedur penilaian.
d. Mempelajari kriteria penilaian teknik dan proseur penialaian.
e. Menggunakan teknik dan dan prosedur penilaian.
f. Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian.
g. Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar
mengajar.
h. Menilai teknik dan prosedur penilaian.
i. Menilai keefektifan program pengajaran.
B. Evaluasi Pembelajaran
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi
Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang
sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing
komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-
sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan
berkesinambungan. Dalam system pengajaran terjadi proses belajar
mengajar secara sistematis yang terdiri dari banyak komponen.
Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau
berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling
32
bergantung dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Sanjaya dalam Habibie (2010:32), Sebuah system tidak bisa
berjalan secara sendiri-sendiri demi untuk mencapai suatu tujuan,
karena system adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain
saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil
yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi yang
terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru
sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang yang
mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi
pada diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru
bertugas melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas
ketercapaian siswa dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk
menyusun bahan pelajaran dan keterampilan menyajikan bahan untuk
mengkondisikan keaktifan belajar siswa, guru diharuskan memiliki
kemampuan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa, karena evaluasi
merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar
mengajar.
Evaluasi berasal dari kata Evaluation (bahasa Ingggris). Kata
tersebut diserap dalam pembendaharaan istilah bahasa Indonesia
dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit
33
penyesuaian lafal Indonesia menjadi "Evaluasi" (Arikunto dan Jabar,
2004:1).
Menurut Djamarah dalam Habibie (2010:33), Evaluasi pada
dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai
berdasarkan kriteria tertentu, untuk mendapatkan evaluasi yang
meyakinkan dan objektif dimulai dari informasi-informasi kuantitatif
dan kualitatif., selain itu Mardapi dalam Ismanto (2014: 216)
menyampaikan bahwa evaluasi memiliki makna adanya pengumpulan
informasi, penggambaran, pencarian, dan penyajian informasi guna
pengambilan keputusan tentang program yang dilaksanakan
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, evaluasi
mengandung beberapa pengertian, di antaranya adalah:
a. Menurut Gay dalam Kurniasari (2017:23) evaluasi adalah
sebuah proses sistematis pengumpulan dan penganalisisan data
untuk pengambilan keputusan. Dari aspek program, evaluasi
dapat dikatakan suatu kegiatan pengevaluasian yang dilakukan
secara berkesinambungan dan ada dalam suatu organisasi.
Program dapat diartikan menjadi dua hal, yaitu sebagai rencana
dan juga sebagai kesatuan kegiatan pengelolaan.
b. Menurut Abdul Basir dalam Habibie (2010:36) evaluasi adalah
proses pengumpulan data yang deskriptif, informative, prediktif,
dilaksanakan secara sistematik dan bertahap untuk menentukan
kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
34
c. Wrightstone,dkk dalam Lubis (2008:19), evaluasi pendidikan
adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa
kearah tujuan-tujuan atau nilainilai yang telah ditetapkan di
dalam kurikulum.
d. Wysong dalam Rusdiana,dkk (2014:2) menyatakan bahwa
evaluasi merupakan proses untuk menggambarkan, memperoleh
atau menghasilkan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan keputusan
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah proses kegiatan yang berkenaan dengan
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi terebut digunakan untuk menentukan alternative
yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan tentang bagaimana
berbuat baik pada waktu-waktu mendatang sesuai dengan yang telah
direncanakan. Perancanaan pada hakikatnya adalah keputusan atas
sejumlah alternatif (pilhan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan
dilaksanakan di masa yang akan dating guna mencapai tujuan yang
dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil
pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan (Usman, 2008:61).
Seorang pendidik harus mengetahui sejauh mana keberhasilan
pengajarannya tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta
mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar, dan untuk
35
memperoleh keputusan tersebut maka diperlukanlah sebuah proses
evaluasi dalam pembelajaran atau yang disebut juga dengan evaluasi
pembelajaran. Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan
siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian perkembangan siswa
perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisinya di
dalam kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh seorang guru
karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan kamampuan
bervariasi.
Ada siswa yang cepat menangkap materi pelajaran, tetapi ada
pula yang tergolong memiliki kecepatan biasa dan ada pula yang
tergolong lambat. Menurut Sukardi (2009:2) menyatakanGuru dapat
mengevaluasi pertumbuhan kemampuan siswa tersebut dengan
mengetahui apa yang mereka kerjakan dari awal sampai akhir belajar.
Pencapaian belajar siswa dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a. Mengukur dengan tingkat kecapaian standart yang ditentukan.
b. Melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas.
Evaluasi dilihat dari fungsinya yaitu di kemukakan oleh Sudjiono
dalam dapat memperbaiki program pengajaran, maka evaluasi
pembelajaran dikategorikan ke dalam penilaian formatif atau evaluasi
formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program belajar
mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
itu sendiri (Sudjana, 1991:5), atau dilakukan pada akhir program untuk
memberi informasi kepada konsumen yang potensial tentang manfaat
36
atau kegunaan program (Napis, 2000:37). Menurut Anas Sudijono,
evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilaksankan di tengah-tengah
atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu
dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok
bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik "telah terbentuk" sesuai dengan tujuan pengajaran
yang telah ditentukan (sudijono, 2005:23).
Secara umum, Sudijono (2005:16) menyatakan dalam bidang
pendidikan evaluasi bertujuan untuk :
a. Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk
sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan
peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah
menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
b. Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar
dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau
dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang
dilaksanakan oleh peserta.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan menurut Sukardi (2009:17) antara lain:
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan.
37
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab
keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan
pengambilan keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau
tidaknya suatu pendekatan, metode, atau teknik. Tujuan utama
dilakukan evaluasi proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan
dalam proses pembelajaran.
b. Mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan.
c. Mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau
dihentikan (Sofyan, 2006:31-32).
Dalam keadaan pengambilan keputusan proses pembelajaran,
evaluasi sangat penting karena telah memberikan informasi mengenai
keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi
sebagai pembantu dan pengontrol pelaksanaan proses belajar
mengajar. Di samping itu, fungsi evaluasi proses adalah memberikan
informasi tentang hasil yang dicapai, maupun kelemahan-kelemahan
dan kebutuhan tehadap perbaikan program lebih lanjut yang
selanjutnya informasi ini sebagai umpan balik (feedback) bagi guru
dalam mengarahkan kembali penyimpangan-penyimpangan dalam
38
pelaksanaan rencana dari rencana semula menuju tujuan yang akan
dicapai (Sofyan, 2006:32). Dengan demikian, betapa penting fungsi
evaluasi itu dalam proses belajar mengajar.
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, Sukardi (2009:4)
menyatakan secara garis besar evaluasi mempunyai beberapa fungsi
penting, yaitu :
a. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah
menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang telah diberikan
oleh seorang guru.
b. Untuk mengetahui kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan beajar.
c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
d. Sebagai sarana umpan balik bagi guru, yang bersumber dari
siswa.
e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
f. Sebagai laporan hasil belajar kepada para orang tua wali siswa.
Apabila evaluasi dilihat dari masing-masing pihak, Menurut
Thoha (2003: 10-11) dapat di uraikan sebagai berikut (Thoha,
2003:10-11):
a. Fungsi evaluasi pendidikan bagi guru
1) Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.
2) Mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta
didik dalam kelompoknya.
39
3) Mengetahui kelemahan-kelemahan dalam cara belajar
mengajar dalam PBM.
4) Memperbaiki proses belajar mengajar.
5) Menentukan kelulusan peserta didik.
b. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:
1) Mengetahui kemampuan dan hasil belajar.
2) Memperbaiki cara belajar.
3) Menumbuhkan motivasi dalam belajar.
c. Bagi sekolah, evaluasi pendidikan berfungsi:
1) Mengukur mutu hasil pendidikan.
2) Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah.
3) Membuat keputusan kepada peserta didik.
4) Mengadakan perbaikan kurikulum.
d. Bagi orang tua peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:
1) Mengetahui hasil belajar anaknya.
2) Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan
kepada anaknya dalam usaha belajar.
3) Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah
pendidikan lanjutan bagi anaknya.
e. Bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan, evaluasi
berfungsi:
1) Mengetahui kemajuan sekolah.
40
2) Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum
pendidikan pada sekolah tersebut.
3) Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
usahanya membantu lembaga pendidikan.
Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
tujuan evaluasi itu sendiri. Di dalam batasan tentang evaluasi
pendidikan yang telah dikemukakan di muka, tersirat bahwa tujuan
evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian yang
akan menunjukan sampai di mana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam tujuan-tujuan kurikuler (Purwanto, 2006:7) .
Secara lebih rinci, Purwanto (2006:7-8) menyatakan fungsi
evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokan
menjadi empat fungsi, yaitu:
a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta
keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan
belajar selama jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran.
c. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK).
d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum
sekolah yang bersangkutan.
Menurut Sukardi, dilihat dari segi aspeknya, fungsi evaluasi
pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar pada
prinsipnya dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu:
41
a. Membantu guru dalam menentukan derajat tujuan pengajaran
agar dapat dicapai.
b. Membantu guru untuk mengetahui keadaan yang benar pada
siswanya.
Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguh-
sungguh agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran.
Hal ini didasarkan karena hampir setiap saat guru melaksanakan
kegiatan evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar siswa serta
program pengajaran.
2. Prinsip-prinsip Evaluasi
Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi.
Oleh karena itu evaluasi dapat dikatakan terlaksana dengan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada prinsip-
prinsip yang mana di kemukakan oleh Thoha (2003:35-36) yaitu
berikut ini:
a. Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan)
Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan
ujian semester atau kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan
secara terus menerus untuk mendapatkan kepastian terhadap
sesuatu yang diukur dalam kegiatan belajar mengajar dan
mendorong siswa untuk belajar mempersiapkan dirinya bagi
kegiatan pendidikan selanjutnya.
b. Prinsip Comprehensive (keseluruhan)
42
Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah laku,
keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut ditest,
karena itu maka item-item test harus disusun sedemikian rupa
sesuai dengan aspek tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik)
c. Prinsip Objektivitas
Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil
yaitu bahwa pada penilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-
faktor subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan antara
pendidik dengan anak didik.
d. Evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik evaluasi
yang baik tentunya menggunakan alat pengukur yang baik pula,
alat pengukur yang valid.
e. Evaluasi harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
kesungguhan itu akan kelihatan dari niat guru, minat yang
diberikan dalam penyelenggaraan test, bahwa pelaksanaan
evaluasi semata-mata untuk kemajuan anak didik, dan juga
kesungguhan itu diharapkan dari semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan belajar mengajar itu, bukan sebaliknya.
3. Teknik Evaluasi
Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi
berarti alat yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan
evaluasi. Dalam hal evaluasi, sekolah diberikan wewenang untuk
melakukan evaluasi, khususnya evaluasi yang dilakukan secara
43
internal. Evaluasi internal atau sering juga disebut evaluasi diri,
dilaksanakan oleh warga sekolah unutk memantau proses pelaksanaan
dan mengevaluasi hasil program-program yang telah dilaksanakan
(Mulyasa, 2005:183). Dalam konteks evaluasi hasil proses
pembelajaran di sekolah dikenal adanya dua macam teknik, yaitu
teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji peserta
didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan
tanpa menguji peserta didik.
a. Teknik tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh testee
sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu (sudijono, 2005:67).
Ditinjau dari segi yang dimiliki oleh tes sebagai alat
pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan
menjadi empat golongan:
1) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat
44
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat (Arikunto,
2002:34).
2) Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui
sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk sesuai
dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Di sekola tes formatif ini dikenal dengan istilah
"ulangan harian".
3) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan
setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai
diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan "ulangan
umum", dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai
raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau
Ijazah (sudijono, 2005:71-72) .
b. Teknik non tes
Dengan teknik non tes (Arikunto, 2002:27-31), maka
penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan
dengan:
1) Skala bertingkat (Rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk
angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
2) Quesioner (Angket)
45
Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden)
3) Daftar cocok (Check list)
Yaitu deretan pernyataan dimana responden yang
dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat
yang sudah disediakan.
4) Wawancara (Interview)
Suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya
jawab sepihak.
5) Pengamatan (observation)
Suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
6) Riwayat hidup
Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam
masa kehidupannya.
4. Langkah-langkah Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian integral dari pendidikan atau
pengajaran sehingga perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan dan
pendayagunaannyapun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan
program pendidikan atau pengajaran (Slameto, 2001:45). Hasil dari
evaluasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk
memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif).
46
Banyak ahli pedidikan banyak mengemukakan langkah-langkah
pelaksanaan evaluasi. Namun dari banyak pendapat itu dapatlah
disarikan menjadi empat langkah pokok, yaitu : perencanaan,
pengumpulan data, analisis data, penafsiran hasil analisi data (Basir,
1998:6).
Adapun langkah-langkah evaluasi di atas, menurut Sujidono
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup:
1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini
disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa
arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti
dan fungsinya.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya
aspek kognitif, afektif atau psikomotorik.
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan
didalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah
menggunakan teknik tes atau non tes.
4) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti
butirbutir soal tes.
47
5) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan
dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan
interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar
itu sendiri.
b. Menghimpun data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan
menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya
dengan menyelenggarakan tes pembelajaran.
c. Melakukan verifikasi data
Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang
baik (yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang
dievaluasi dari data yang kurang baik (yang akan mengaburkan
gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
d. Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan
dengan memberikan makna terhadap data yang telah berhasil
dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada
hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang
48
terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan
penganalisaan
f. Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun,
diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat
diketahui apa makna yang terkandung di dalamya, maka pada
akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu
sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Adapun langkah-langkah evaluasi (penilaian) berdasarkan
penilaian yang diterapkan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1991:67-
68):
a. Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang
memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian
meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan
bentuk instrumen penilaian.
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian
oleh pendidik sebagai berikut:
1) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran
sejenis pada satuan pendidikan (MGMP sekolah)
melakukan :
a) Pengembangan indikator pencapaian KD.
49
b) Penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk
penilaian) yang sesuai,
c) Pembuatan rancangan program remedial dan
pengayaan setiap KD,
d) Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
masing-masing mata pelajaran melalui analisis
indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake),
karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan
atau kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan
(daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas
sarana dan prasarana).
2) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan
silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat
rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
3) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi,
instrument penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan,
dan sebagainya) dan pedoman penskoran.
b. Pelaksanaan penilaian
Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada
peserta didik. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif,
tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif,
50
adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria,
dan akuntabel.
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini
meliputi:
1) Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang
telah dikembangkan.
2) Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada
pedoman penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian
dikembalikan kepada masing-masing peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik misalnya, mengenai kekuatan
dan kelemahannya. Ini merupakan informasi yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik untuk :
1) Mengetahui kemajuan hasil belajarnya.
2) Mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah
dicapainya.
3) Memotivasi diri untuk belajar lebih baik.
4) Memperbaiki strategi belajarnya.
c. Analisis hasil penilaian
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis
adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria
yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta
51
didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang
dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta
didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk
mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta
didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran.
d. Tindak lanjut hasil analisis
Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak
lanjuti. Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak
lanjut hasil analisis meliputi:
1) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang
belum tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan
harian dan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta
didik yang telah tuntas.
2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah
dilaksanakan.
5. Pelaporan Hasil Penilaian
Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil
belajar peserta didik. Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai
macam penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan
tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan
kenaikan kelas).
52
b. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta
didik pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan
pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam
bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspek pengetahuan,
praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
kompetensi yang utuh.
c. Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru
Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk
menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta
didik.
d. Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil
penilaiannya kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil
pimpinan bidang akademik (kurikulum).
Dalam Kurikulum 2013, Penilaian menggunakan acuan kriteria,
maksudnya hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan
kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah
mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan, ia dinyatakan
lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum
mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial atau perbaikan
sehingga ia mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan (Sudijono,
2005:93-97).
53
Baik tidaknya suatu evaluasi dapat ditentukan berdasarkan
keadaan tes itu seluruhnya atatu berdasarkan kebaikan setiap soal
dalam tes itu, tetapi dalam pada itu ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan pada penyusunan setiap soal dan juga pada penyusunan
seluruh tes, yaitu:
a. Validitas
Suatu tes dikatakan valid atau sah, kalau tes itu betul-betul
mengukur apa yang hendak diukurnya, harus dapat mengukur
tingkat hasil belajar yang tercapai dalam pelaksanaan suatu
tujuan yang dikehendaki (Bruto, 1986:156-157).
b. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila skor-skor atau nilai-
nilai yang diperoleh peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya
adalah stabil, kapan saja, di mana saja, dan oleh siap saja ujian
itu dilaksanakan, diperiksa dan dinilai.
c. Obyektifitas
Suatu tes dapat dikatakan sebagai tes belajar yang obyektif
apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan .menurut apa
adanya yang mengandung pengertian bahwa pekerjaan
mengoreksi, pemberian skor dan penentuan nilainya terhindar
dari unsur-unsur subyektivitas yang melekat pada diri
penyusunan tes.
d. Praktis
54
Tes belajar tersebut dilaksanakan dengan mudah,
sederhana, lengkap (Sudijono, 2005:93-97).
Pada pelaksanaan evaluasi khususnya evaluasi formatif
(penilaian formatif), penilaian lebih diarahkan kepada pertanyaan,
sampai di manakah guru telah berhasil menyampaikan bahan pelajaran
kepada siswanya. Hal ini akan digunakan oleh guru untuk
memperbaiki proses belajar mengajar. Evaluasi formatif ditujukan
untuk memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah
dilakukan oleh guru, meskipun dalam evaluasi formatif ini
keberhasilan guru yang dinilai, yang langsung dikenai penilaiannya
tetap siswa. Jadi dengan kata lain dengan melihat hasil yang diperoleh
siswa dapat diketahui keberhasilan atau ketidakberhasilan guru
mengajar.
C. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar
yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Madjid dan Diani, 2004:132-134).
Untuk penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kompetensi yang dikembangkan terfokus pada aspek kognitif dan
55
pengetahuan dan aspek afektif atau perilaku. Penilaian hasil belajar untuk
kelompok mata pelajaran Agama dilakukan melalui: (Darajat, 2008:145)
1. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.
2. Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
peserta didik.
Di sekolah.sekolah umum, alokasi waktu untuk mengajarkan
Pendidikan Agama Islam disediakan waktu 3 jam pelajaran perminggu
(Sabri, 2005:118), dimana secara keseluruhan mata pelajaran pendidikan
agama Islam melingkupi Al-Qur’an dan Al-Hadits, ke-imanan, akhlak, fiqh
atau ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama
manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan.
Kedudukan pendidikan agama Islam di sekolah umum hanya
merupakan salah satu program atau mata pelajaran atau bidang studi yang
kedudukannya sama dengan bidang studi atau mata pelajaran lainnya (Sabri,
2005:119). Sehingga pelaksanaan evaluasi pembelajarannya pun sama
dengan mata pelajaran lainnya.
Melakukan evaluasi tentang hasil pendidikan agama Islam kepada
murid-murid dapat berlangsung secara terulis atau lisan, pada periode
waktu-waktu tertentu dan yang bersifat rutin sehari-hari pula.
56
Mengenai pelajaran pendidikan agama Islam ini adalah lebih baik para
guru mengevaluasinya secara harian karena hal demikian lebih obyektif,
efektif dan membawa kepada naturalistik pengalaman dan penghayatannya
kepada kepribadian anak, di samping evaluasi secara periodik yang memang
wajar dilakukan pada waktu-waktu yang tepat.
Sekurang-kurangnya ada 3 faktor tentang agama yang harus dievaluasi
pada diri seorang anak:
1. Pengetahuan para siswa tentang agama Islam.
2. Pelaksanaan praktik ibadah dan amaliyahnya.
3. Penghayatan jiwa agama atau akhlak yang baik sehari-hari atau
kepribadian mereka (Yusuf dan etek, 2005:24) .
57
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 1 Bringin
1. Identitas Sekolah
Adapun identitas yang terdaftar dalam lembaga pemerintahan khususnya Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Identitas/ Profil SMAN 1 Bringin, Kabupaten Semarang
NPSN : 20320385
NSS : 301032212001
Nama : SMAN 1 Bringin
Akreditasi : A
Alamat : JL. Wibisono II/3
Kodepos : 50772
No. Telp : (0298) 7100508-(0298) 3420611
Status : Negeri
Situs : http://sman1bringin.sch.id
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 1216/O/1992
Tanggal SK Pendirian : 1992-05-05
SK Izin Operasional : 1216/O/1992
Tanggal SK Izin
Operasional
: 1216/O/1992
Lintang : -7.254147931867706
58
Bujur : 110.5259357392788
2. Profil Kepala Sekolah
Tabel 3.2 Profil Kepala SMAN 1 Bringin
Nama : Tantri Ambarsari
Tempat, Tanggal lahir : Yogyakarta, 24 April 1968
Alamat : Kota Yogyakarta
Riwayat Pendidikan : SMAN 1 Klaten
: D III Universitas Gadjah Mada
: S1- Universitas Terbuka
: S2- Education infrastructure planning aaaUniversitas
Gadjah Mada
NIP
Golongan
: 19680424 199101 2 003
: IV/b (Pembina Tk.I
Riwayat Mengajar : SMAN 1 Klaten (1991-2017)
: SMAN 1 Bringin (2018- sekarang)
Instansi : Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten (1991-g.2017
: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi ...Jawa
Tengah (2017- sekarang)
3. Sejarah SMA Negeri 1 Bringin
Atas persetujuan masyarakat Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten
Semarang dalam Forum Rembug Desa, Maka Pemerintah mempublikasikan distributor
SMA UGB di Kecamatan Bringin yang mengeluarkan lokasi tanah bengkok milik Kepala
59
Desa Bringin. Status tanah negara SMA Negeri 1 Bringin sewa dengan harga setiap tahun
tahun. Lokasi di Jalan Wibisono Gang II Nomor 3, RT 01/01, Desa Bringin. Peresmian
Bangunan dilakukan oleh Pembantu Gubernur Wilayah Semarang pada tanggal 22 Mei
1991. Pengukuhan status sekolah negeri dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0210 / O / 1992 Tanggal 1 April
1992 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah Tahun Pelajaran 1991/1992.
Selaku Pelaksana Tugas Kepala Sekolah yang pertama adalah Kepala SMA Negeri Klepu:
Wurjanto Ws., BA, pada tahun 1990 Gedung SD Negeri 1 Bringin.dengan kegiatan
dilaksanakan sakit hari setelah siswa / siswi SD N 1 Bringin Pulang. Kemudian setelah
UGB jadi tahun 1991 baru untuk gedung baru yang berlokasi di jalan Wibisono Gg II No 3.
Kepala Sekolah Pengampu: Drs. Gembong Loekito, B.Sc. (1991 sd 1998); Drs.
Sudiyono (1998 sd 2002); Dra. Sri Sunarni (2002 sd 2005); Dra. Mus Sriyati Utami, MM.
(2005 sd 2012) dan Dra. Yulia Susilowati, M.Pd. (2012 sd 2016), Paryanta, S.Pd (2016 sd
2017), Woro Wirasti Poncowati, S.Pd.MM sd Nopember 2017, Tantri Ambarsari,
S.Pd.M.Eng sd sekarang.
Era globalisasi dengan semua implikasinya menjadi salah satu pemicu masalah
yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam penyediaan
tenaga kerja trampil pada dunia kerja. Dalam hal ini dunia pendidikan, khususnya SMAN I
Bringin Kab Semarang memiliki tanggung jawab yang besar dalam bidang sumber daya
manusia yang tangguh. SMA N 1 Bringin bertekad memberikan pelayanan pendidikan
yang terbaik bagi siswa-siswanya. Semua perkembangan teknologi dicoba untuk diikuti
dan diberikan kepada siswa-siswi lulusannya diharapkan mampu beradaptasi dengan dunia
kerja sesuai dengan jurusannya.
4. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Bringin
a. Visi
60
Terwujudnya warga sekolah yang beriman dan bertaqwa, luhur dalam budi
pekerti unggul dalam prestasi, berwawasan lingkungan dan kearifan lokal serta berdaya
saing global.
b. Misi
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melaluin
pendalaman dan pengalaman ajaran agama.
2) Meningkatkan kesadaran dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa serta budi
pekerti melalui berbagai strategi implementasi pendidikan karakter dengan melibatkan
seluruh steakholder sekolah.
3) Membiasakan warga sekolah untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
4) Menumbuh kembangkan semangat berkompetisi dan berprestasi secara sehat.
5) Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan serta etos kerja yang tinggi.
6) Meningkatkan prestasi akademik peserta didik melalui peningkatan kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
7) Meningkatkan prestasi non-akademik peserta didik dengan mengoptimalkan kegiatan
pembinaan bakat minat peserta didik serta potensi yang ada.
8) Meningkatkan pengetahuan serta kecintaan terhadap budaya dan seni daerah serta
kemampuan mengembangkan potensi lokal sehingga berdaya saing nasional maupun
internasional.
9) Menumbuhkan wawasan global warga sekolah melalui penguasaan teknolagi
informasi dan kompetensi bahasa asing.
61
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur SMAN 1 Bringin
4. Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMA Negeri 1 Bringin dapat dijelaskan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.3 Keadaan Siswa
NO
KELAS JUMLAH SISWA
L P
1 X. BAHASA 6 24
2 X.IPA.1 6 24
3 X.IPA.2 6 24
4 X.IPA.3 8 22
5 X.IPA.4 9 22
62
6 X.IPS.1 15 20
7 X.IPS.2 17 19
8 X.IPS.3 16 20
9 XI. BAHASA 6 27
10 XI.IPA.1 11 23
11 XI.IPA.2 11 23
12 XI.IPA.3 10 24
13 XI.IPA.4 9 25
14 XI.IPS.1 20 15
15 XI.IPS.2 16 18
16 XI.IPS.3 17 18
17 XII.BAHASA 0 33
18 XII.IPA.1 5 25
19 XII.IPA.2 9 21
20 XII.IPA.3 6 24
21 XII.IPA.4 5 26
22 XII.IPS.1 10 18
23 XII.IPS.2 11 14
24 XII.IPS.3 12 17
JUMLAH 241 526
JUMLAH TOTAL 767
5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Pendidik
1) Pendidik berdasarkan tugas mengajar
63
Tabel 3.4 Pendidik berdasarkan tugas mengajar
NO NAMA /NIP/NIGB/GOL MAPEL
1 Tantri Ambarsari, S.Pd,M.Eng
NIP. 19680424 199101 2 003
PembinaTk.I, IV/b
-
2 Dra. Yulia Susilowati, M. Pd
NIP. 19680713 199512 2 002
Pembina, IV/a
Bahasa dan Sastra Inggris
(Cuti diluar Tanggungan Negara)
3 Dra. Endang Hartini
NIP. 19581005 198403 2 007
Pembina, IV/a
Ekonomi
4 Agus Warsito, S.Pd, MM
NIP. 19630524 198601 1 002
Pembina, IV/a
Geografi
5 Murni, S.Pd
NIP. 19580129 198803 2 001
Pembina, IV/a
Bahasa Indonesia
6 Listiyani, S.Pd
NIP. 19631114 198601 2 002
Pembina, IV/a
Sosiologi
7 Endardiyono, S.Pd
NIP. 19630228 199101 1 001
Pembina, IV/a
Fisika
8 Paryanta, S.Pd
NIP. 19670624 199201 1 001
Matematika
64
Pembina, IV/a
9 Dra. Sumini
NIP. 19660612 199412 2 001
Pembina, IV/a
Bahasa Indonesia
10 Muslih, S.Pd
NIP. 19670726 198803 1 003
Pembina, IV/a
Kewarganegaraan
11 Sri Pujiastuti, S.P, M.Sc
NIP. 19640723 199403 2 003
Pembina, IV/a
Biologi
12 Nurcahyo, S.Pd
NIP. 19610625 198601 1 002
Pembina, IV/a
Seni Budaya
13 Khofid, S.Pd, M.Si
NIP. 19651103 200212 1 002
Pembina, IV/a
Matematika
14 Dolah Joko Wibowo, S.E, M.Pd
NIP. 19741213 200212 1 004
Penata Tk.I, III/d
Ekonomi
Ekonomi Peminatan
15 Erny Yuliati, S.Pd
NIP. 19690719 200212 2 003
Penata Tk.I, III/d
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris Pem.
16 Riningsih, S.Pd
NIP. 19631215 198703 2 011
Penata Tk.I, III/d
BK
65
17 Budi Sutopo, S.Si
NIP. 19700525 200501 1 012
Penata Tk.I, III/d
Fisika
18 Mudiono, S.Pd
NIP. 19690607 200501 1 010
Penata Tk.I, III/d
Kimia
Pendidikan Agama Katholik
19 Yohannes Bangun Widadi, M.Pd
NIP. 19711110 200501 1 012
Penata Tk.I, III/d
Matematika Peminatan
20 Wahyu Haryatno, S.Pd
NIP. 19701012 200501 1 007
Penata, III/c
Biologi Peminatan
21 Mujiyati, S.Pd
NIP. 19680610 200604 2 001
Penata, III/c
Penjasorkes
22 Didik Arijanto, S.Pd
NIP. 19711025 200604 1 027
Penata, III/c
Geografi
23 Yusnita Ariyansyah, S.Pd
NIP. 19790528 200604 2 015
Penata, III/c
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris Pem.
24 Dra. Dwi Lestariningsih
NIP. 19641129 200701 2 008
Penata, III/c
Kewarganegaraan
Sosiologi
25 Sidiq Joko Purnomo, S.Pd Sejarah
66
NIP. 19691225 200701 1 018
Penata, III/c
Antropologi
26 Titik Insyiroh, S.S
NIP. 19690618 200801 2 009
Penata, III/c
Bahasa Indonesia
Sastra Indonesia
27 M. Fitri Krisnawan, S.Pd
NIP. 19790831 200801 1 004
Penata, III/c
Ekonomi
Ekonomi Pem.
PKWU
28 Rusmiah, S.Kom, M. Kom
NIP. 19761021 201001 2 010
Penata, III/c
BK
29 Siti Zulaikhah, S.Ag, S.Pd
NIP. 19740103 200902 2 001
Penata, III/c
Bahasa Jawa
30 Anjas Karuniawan, S.Pd
NIP. 19810117 200902 1 005
Penata Muda Tk. I, III/b
Bahasa Inggris
Pendidikan Agama Katholik
(Cuti diluar tanggungan negara)
31 Iza Aziza, S.Pd
NIP. 19860128 201001 2 036
Penata Muda, III/a
Seni Budaya
32 Rizka Yudha Wardhana, S.Pd
NIP. 19880314 201101 1 009
Penata Muda, III/a
Bahasa Jepang
Bahasa Jepang Pem.
33 Adria Vineta, S.Si
NIP. 19711217 200604 2 007
PKWU
67
Penata, III/c
34 Ani Kurniasari, S.Pd
NIP. 19821210 200902 2 003
Penata Muda Tk.I, III/b
PKWU
35 Titik Setyorini, S.Pd
NIP. 19690904 201406 2 001
Penata Muda, III/a
Sejarah Peminatan
Antropologi
36 Elizabeth Erni Rianti, S.Pd
NIP. 19790801 201406 2 001
Penata Muda, III/a
Kimia
PKWU
37 Dra. Warsiyah
NIGB. 040304598
-
BK
38 Moris Natangku, S.Ag
NIP.-
-
Pendidikan Agama Kristen
39 Danny Pratama, S.Pd
NIP.-
-
Penjasorkes
40 Alifiyani Khoirunnisa, S.S
NIP.-
-
Bahasa Inggris
Bahasa dan Sastra Inggris
Bahasa dan Sastra Indonesia
41 Ahmad Nadhir, S.PdI
NIP.-
-
Pendidikan Agama Islam
68
42 Zaeni Hasan, S.Pd
NIP.-
-
Matematika Pem.
43 Dwi Astuti, S.Pd
NIP.-
-
Bahasa Inggris Pem.
BK
44 E. Retno Windarti, S.Pd
NIP.-
-
Bahasa Inggris Pem
45 Patmiyati, S.Pd
NIP.-
-
Bahasa Jawa
Pendidikan Agama Budha
46 M. Fathoni Ananto W, S.Pd
NIP.-
-
BK
47 Indana Mashlahatur R, S.Pd
NIP.-
-
Pendidikan Agama Islam
48 Arifatul Masruroh, S.Pd
NIP.-
-
Matematika
49 Meyka Triadi, S.Pd
NIP.-
-
Sejarah
Antropologi
50 Tia Ardiyanti, S.Pd Penjasorkes
69
NIP.-
-
51 M.A. Wahid Ulya, S.Pd
NIP.-
-
Pendidikan Agama Islam
2) Pendidik berdasarkan pembagian Tugas
Tabel 3.5 Pendidik berdasarkan pembagian tugas
NO NAMA/NIP/NIGB/GOL Tugas Lain
1 Tantri Ambarsari, S.Pd, M.Eng
NIP. 19680424 199101 2 003
Pembina Tk.I, IV/b
Kepala Sekolah
2 Endardiyono, S.Pd
NIP. 19630228 199101 1 001
Pembina, IV/a
Wakasek Kurikulum
3 Dra. Sumini
NIP. 19660612 199412 2 001
Pembina, IV/a
Wakasek Sarpras
4 Muslih, S.Pd
NIP. 19670726 198803 1 003
Pembina, IV/a
Wakasek Humas
5 Didik Arijanto, S.Pd
NIP. 19711025 200604 1 027
Penata, III/c
Wakasek Kesiswaan
6 Mudiono, S.Pd Asisten Wakasek Kurikulum
70
NIP. 19690607 200501 1 010
Penata Tk.I, III/d
7 Yohannes Bangun Widadi, M.Pd
NIP. 19711110 200501 1 012
Penata Tk,I, III/d
Asisten Wakasek Kurikulum
8 Wahyu Haryatno, S.Pd
NIP. 19701012 200501 1 007
Penata, III/c
Asisten Wakasek Sarpras
9 Dra. Endang Hartini
NIP. 19581005 198403 2 007
Pembina, IV/a
Asisten Wakasek Humas
10 Siti Zulaihah, S.Ag, S.Pd
NIP. 19740103 200902 2 001
Penata Muda Tk.I, III/b
Bendahara Komite
11 Dolah Joko Wibowo, S.E, M.Pd
NIP. 19741213 200212 1 004
Penata Tk.I, III/d
Bendahara BOS
12 Yusnita Ariyansyah, S.Pd
NIP. 19790528 200604 2 015
Penata, III/c
Bendahara Rutin
13 Budi Sutopo, S.Si
NIP. 19700525 200501 1 012
Penata Tk.I, III/d
Asisten Wakasek Kesiswaan
Pembina OSIS
Kepala Lab.IPA
14 M. Fitri Krisnawan, S.Pd
NIP. 19790831 200801 1 004
Asisten Wakasek Kesiswaan
P.A X.IPS.3
71
Penata Muda Tk.I, III/b
15 Listiyani, S.Pd
NIP. 19631114 198601 2 002
Pembina, IV/a
P.A X.IPS.1
16 Sri Pujiastuti, SP, M.Sc
NIP. 19640723 199403 2 003
Pembina, IV/a
P.A X.IPA.2
17 Mujiyati, S.Pd
NIP. 19680610 200604 2 001
Penata, III/c
P.A X.IPA.4
18 Titik Insiroh, S.S
NIP. 19690618 200801 2 009
Penata, III/c
P.A XI.IPA.1
19 Dra. Dwi Lestariningsih
NIP. 19641129 200701 2 008
Penata, III/c
P.A XI.IPA.2
Kepala Perpustakaan
20 Titik Setyorini, S.Pd
NIP. 19690904 201406 2 001
Penata, III/c
P.A XI.IPS.2
21 Iza Aziza, S.Pd
NIP. 19860128 201001 2 036
Penata Muda, III/a
P.A XI.IPS.3
Piket
22 Elizabeth Erni Riyanti, S.Pd
NIP. 19790801 201406 2 001
Penata Muda, III/a
P.A XII.IPA.1
72
23 Khofid, S.Pd, M.Si
NIP. 19651103 200212 1 002
Pembina, IV/a
P.A XII.IPA.2
24 Nurcahyo, S.Pd
NIP. 19610625 198601 1 002
Pembina, IV/a
P.A XII.IPA.3
25 Erny Yuliati, S.Pd
NIP. 19690719 200212 2 003
Penata Tk.I, III/d
P.A XII.IPA.4
26 Agus Warsito, S.Pd, M.M
NIP. 19630524 198601 1 002
Pembina, IV/a
P.A XII.IPS.1
27 Joko Sidiq Purnomo, S.Pd
NIP. 19691225 200701 1 018
Penata, III/c
P.A XII.IPS.2
28 Paryanta, S.Pd
NIP. 19670624 199201 1 001
Pembina, IV/a
P.A XII.IPS.3
29 Rizka Yudha Wardhana, S.Pd
NIP. 19880314 201101 1 009
Penata Muda, III/a
P.A XII Bahasa
Kepala Lab Bahasa
30 Patmiyati, S.Pd
NIP.-
-
P.A X.IPA.1
Piket
31 Meyka Triadi, S.Pd P.A X.IPA.3
73
NIP.-
-
32 Zaeni Hasan, S.Pd
NIP.-
-
P.A X.IPS.2
33 E. Retno Windrati, S.Pd
NIP.-
-
P.A X.Bahasa
Piket
34 Ahmad Nadhir, S.PdI
NIP.-
-
P.A XI.IPA.3
Piket
35 Arifatul Masruroh, S.Pd
NIP.-
-
P.A XI.IPA.4
Piket
36 Danny Pratama, S.Pd
NIP.-
-
P.A XI.IPS.1
37 Alifyani Khoirunnisa, S.S
NIP.-
-
P.A XI.Bahasa
Piket
39 Dwi Astuti, S.Pd
NIP.-
-
Piket
40 Muhammad Fathoni AW, S.Pd
NIP.-
Piket
74
-
3) Tenaga Kependidikan
Tabel 3.6 Tenaga Kependidikan
NO NAMA/NIP/NIGB/Gol Jabatan
1 Diah Purwaningsih
NIP. 19660327 199303 2 002
Penata, III/c
Kepala Tata Usaha
2 Supriyadi
NIP. 19690119 201406 1 002
Juru Muda Tk. I, I/b
Kepala Bagian
Pengadaan Barang
3 Catur Setyoningsih
NIP.-
-
Pegawai TU
4 Gunarman
NIP.-
-
Pegawai TU
5 Jupri
NIP.-
-
Pegawai TU
6 Mujahidin
NIP.-
-
Pegawai TU
7 Nasiroh Pegawai TU
75
NIP.-
-
8 Nur Rochman
NIP.-
-
Pegawai TU
9 Rosana Binarsih
NIP.-
-
Pegawai TU
10 Triyono Budi Santoso
NIP.-
-
Pegawai TU
11 Handayani, S.I.Pust
NIP.-
-
Pegawai Pengelola
Perpustakaan
12 Eko Prasetyo, S.Kom
NIP.-
-
Unit Pangkalan Data dan
Kepegawaian
13 Ndika Permana, S.Kom
NIP.-
-
Unit Pangkalan Data dan
Kepegawaian
14 Mahmud Wijayanto
NIP.-
Unit Keamanan
15 Muhammad Thohir
NIP.-
Unit Kebersihan
16 M. Khoirul Anwar Unit Kebersihan
76
NIP.-
-
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana
No. Jenis prasarana
Ketersediaan* Kondisi*
Ada Tidak Baik Rusak
1 Ruang kelas
2 Ruang perpustakaan
3 Ruang laboratorium IPA
(Biologi)
4 Ruang laboratorium IPA (Fisika)
5 Ruang laboratorium Bahasa
6 Ruang laboratorium TI & K
7 Ruang Studio Musik
8 Ruang Tari
9 Ruang Pertemuan/Aula
10 Ruang Peralatan Olah Raga
11 Ruang OSIS
12 Rumah Penjaga sekolah
13 Ruang Satpam
14 Ruang pimpinan
15 Ruang guru
16 Ruang tata usaha
77
No. Jenis prasarana Ketersediaan* Kondisi*
17 Tempat beribadah
18 Ruang Bimbingan dan Konseling
19 Ruang UKS
20 Jamban
21 Gudang
22 Ruang sirkulasi
23 Tempat bermain/berolahraga
24 Ruang Lain digunakan sebagai
R. Kelas
- -
Tabel 3.8 Rasio Keberadaan Sarana Prasarana
No. Jenis sarana Rasio
Kondisi*
Baik Rusak
1 Kursi siswa 32
2 Meja siswa 18
3 Kursi guru 1
4 Meja guru 1
5 Lemari - -
6 Papan pajang 1
7 Papan tulis 1
8 Tempat sampah 2
9 Tempat cuci tangan 1
10 Jam dinding 1
78
11 Soket listrik 1
12 LCD Proyektor 1
13 Audio Room 1
14 Alat Kebersihan Kelas 1
7. Prestasi Sekolah
Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, banyak prestasi yang telah ditorehkan baik
ditingkat kota, propinsi maupun nasional. Beberapa prestasi yang dicapai diantaranya:
Tabel 3.9 Prestasi yang diraih oleh SMAN 1 Bringin selama 4 tahun terakhir
No Nama Jenis Kegiatan Tingkat Tgl, Bln, Thn Prestasi
1. TIM SMAN 1
Bringin
Lomba PBB
Tingkat
SMA/SMK
Kecamatan Agustus 2014 Juara I
2. TIM SMAN 1
Bringin
Lomba PBB
Tingkat
SMA/SMK
Kecamatan Agustus 2014 Juara III
3. Puji Sri Mulyani Pencak Silat Kabupaten 18-20 Desember
2015
Juara II
4. Safira Ayu Aisa Pencak Silat Kabupaten 18-20 Desember
2015
Juara III
5. Syafii Anam MTQ Pelajar Kabupaten 21 Mei 2015 Juara I
6. Afwan Ali Putra Cipta Puisi Kabupaten 9 Mei 2015 Juara I
7. TIM SMAN 1 Gerak Jalan Kabupaten Agustus 2016 Juara III
79
Bringin
8. M. Khafid
Asyari
MTQ Pelajar Kabupaten 2016 Juara III
9. M. Khafid
Asyari
Pentas PAIS Kabupaten 2017 Juara I
10. Sandi Wira
Bachtiar
MTQ Pelajar Kabupaten 2017 Juara III
11. Qotrun Nada S MTQ Pelajar Kabupaten 2017 Juara III
12. Tyas Pratiwinata Kejurda Pencak
Silat
Kabupaten 18 Desember
2017
Juara I
13. Syaoqy Syarof
Ahmad
Kejurda Pencak
Silat
Kabupaten 18 Desember
2017
Juara III
14. Nur Rani
Pangestuti
Lari 100 M Putri POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara II
15. Yusuf Indriyono Lompat Tinggi
Putra
POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara II
16. Silvania Lompat Tinggi
Putri
POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara II
17. Gilang Lari 800 M
Putra
POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara II
18. Prastita Lempar POPDA 2018 Juara III
80
Lembing Putri KAB
Semarang
19. Inggil Dreian Lompat
Lembing Putra
POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara III
20. Riski Maulana Karate POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara I
21. Cepti
Wahyuningrum
Karate POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara II
22. M. Khafid
Asyari
MTQ POPDA
KAB
Semarang
2018 Juara I
8. Kegiatan Pembelajaran
Tabel 3.10 Keadaan Kegaiatan Pembelajaran
No. Komponen Muatan Kurikulum
1. Mata pelajaran:
1) Pen. Agama
2) PKN
3) Bahasa Indonesia
4) Matematika
5) Sejarah Indonesia
6) Bahasa Inggris
81
No. Komponen Muatan Kurikulum
7) Seni Budaya
8) Penjaskes
9) Prakarya dan Kewirausahaan
10) Matematika LM
11) Fisika
12) Biologi
13) Kimia
14) Geografi
15) Sejarah LM
16) Sosiologi
17) Ekonomi
18) Bahsa dan Sastra Indonesia
19) Bahasa Jepang
20) Bahasa dan Sastra Inggris
21) Antropologi
22) Bahasa dan Sastra Inggris LM
23) Ekonomi LM
24) Geografi LM
25) Biologi LM
26) Bahasa dan Sastra Jepang LM
27) BK TIK
28) BK
2. Muatan local
1) Bahasa Jawa
82
No. Komponen Muatan Kurikulum
2) Keterampilan
3. Kegiatan pengembangan diri:
1). Layanan Bimbingan dan Konseling
2). Kegiatan Ekstrakurikuler
4. Pengaturan beban belajar* : Kalender Pendidikan dan SK pembagian tugas
mengajar.
5. Ketuntasan belajar (KKM)**:
NO Mapel X XI XII
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Pendidikan Agama
PPkn/Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Matematika
Sejarah Indonesia
Bahasa Inggris
Seni Budaya
Pendidikan Jasmani
PKWU
Bahasa Jawa
Matematika Peminatan
Fisika
Biologi
Kimia
Geografi
Sejarah Peminatan
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
83
No. Komponen Muatan Kurikulum
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Sosiologi
Ekonomi
Sastra Indonesia
Sastra Inggris
Bahasa Jepang
Antropologi
Sastra Inggris LM
Ekonomi LM
Geografi LM
Biologi LM
Bahasa Jepang LM
TIK
Ketrampilan
BK
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
6. Kriteria kenaikan kelas:
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
2. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
3. Peserta didik dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila:
a. Jika peserta didik tidak menuntaskan standar kompetensi dan
kompetensi dasar lebih dari tiga mata pelajaran sampai pada batas
akhir tahun pelajaran, dan
b. Peserta didik karena alasan yang kuat, misal karena gangguan
kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil
84
No. Komponen Muatan Kurikulum
dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.
c. Ketidak hadiran mencapai lebih dari 15 % hari efektif sekolah.
4. Ketika mengulang dikelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua
indikator, kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ketuntasan
belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai
pada tahun sebelumnya.
Kriteria kelulusan:
1). Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2). Memperoleh minimal baik, pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
3). Lulus Ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi.
4). Lulus Ujian Nasional.
5). Di sekolah kami, kelulusan juga mempertimbangkan kehadiran di kelas
mencapai minimal 90%.
7 Pendidikan kecakapan hidup:
1). Membatik (Integral dalam seni budaya).
2). Ketrampilan Teknik Elektro.
3). PLH
8 Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dalam bentuk:
1). Pembelajaran berbasis Multimedia
85
No. Komponen Muatan Kurikulum
2). Internet sebagai sumber belajar (pembelajaran berbasis internet)
3). Pertanian ( Pengolahan sampah organik menjadi kompos )
9. Kegiatan Ekstrakurikuler
Tabel 3.11 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 1 Bringin
No. Jenis kegiatan ekstrakurikuler No. Jenis kegiatan ekstrakurikuler
A AKADEMIS B NON AKADEMIS
1 Nihon Kurabu 1 Pramuka
2 Bhs. Inggris 2 Bina Vokalia
3 IPA / KIR 3 Futsal
4 Pencak Silat
5 KIR/Mading
6 Baca Tulis Al-Qur’an
7 Rebana
8 Seni Tari
9 Seni Musik
10 PLH
11 Paskibra
8. Upaya-Upaya yang Ditempuh Dalam Mencapai Tujuan
a. Pengelolaan Bidang Kurikulum
1) Peningkatan SDM
Untuk meningkatkan SDM siswa, diadakan
86
a) Les (tambahan pelajaran) untuk kelas XII. Pada masa pembelajaran di kelas
9 di rasa perlu les tambahan di siang hari guna memaksimalkan pendalaman
ilmu yang di dapatkan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat
memaksimalkan persiapan ujian nasional.
b) Pendampingan siswa. Pada masa pembelajaran di kelas XII sebelum
melaksanakan Ujian nasional setiap 6-10 siswa di dampingi oleh Guru
masing-masing, guna memaksimalkan persiapan ujian nasional.
c) Try Out minimal 12 kali pada saat tambahan pelajaran menjelang Ujian
Nasiaonal
2) Pemberian motivasi kepada:
a) Guru pengampu les (mata pelajaran Ujian Nasioanal)
b) Guru USBN seperti PKn, Agama, dan IPS
3) Pengadaan doa bersama dengan orang tua siswa menjelan Ujian Nasional
berlangsung untuk kelancaran Ujian Nasioal tersebut.
4) Merangking hasil Try Out
b. Pengelolaan Bidang Kesiswaan
Diadakannya kegiatan, meliputi:
1) Peningkatan kedisiplinan. Melakukan pemeriksaan kehadiran siswa serta cara
berpakaian siswa.
2) Pembiasaan melakukan shalat dzuhur dan Jum’at, bersalaman, Sabtu bersih dan
Sabtu sehat serta pendalaman Al-Kitab.
3) Ekstrakurikuler. Outdoor (melihat langsung dilapangan kegiatan budaya).
4) Wisata Edukasi. Melihat langsung kegiatan di lapangan mengunjungi mata
pelajaran.
5) Pemilihan Ketua Osis. Melatih siswa berdemokrasi
87
6) LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan). Menyiapkan para calon pengurus osis
agar mampu menjadi pmimpin dimasa yang akan datang.
7) Lomba Antar Kelas. Melatih siswa saling berlomba dan mengakui keunggulan
lawan
c. Pengelolaan Bidang Humas
1) Stakeholder, menjalin hubungan kerjasama yang baik, mengadakan parenting.
2) Menciptakan suasana atau hubungan yang harmonis antara guru, karyawan dan
siswa
3) Menjalin kerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengadakan sosialisasi
tentang tertib lalu lintas dan penyalahgunaan narkoba untuk siswa
4) Mengadakan IHT atau workshop setiap awal tahun pelajaran dengan bekerjasama
dengan urusan kurikulum guna meningkatkan kinerja guru dan karyawan.
B. Pengolahan dan Analisis Data
1. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin.
Data penelitian tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMAN 1 Bringin yang peneliti dapatkan melalui
observasi dan dokumentasi yang dilakukan kepada guru Pendidikan Agama Islam
selama kurang lebih 2 minnggu, dimana peneliti melakukan penelitian pada 3 orang
guru.
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti mendapatkan
data yang berkaitan dengan Kompetensi Profesional guru Pendidikan Agama Islam di
SMAN 1 Bringin, adapun deskripsi datanya secara keseluruhan baik dari Observasi,
Wawancara dan dokumentasi akan di jelaskan sebagai berikut:
88
a. Menguasai Karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, social, kultural,
emosional dan intelektual.
Seperti yang diketahui pada paparan, bahwa menjadi sebuah keharusan
seorang guru menjadi sosok yang memiliki karakteristik ideal yang menjadi
panutan, apalagi seorang guru Pendidikan Agama Islam tentu hal yang demikian
akan menjadi sebuah dasaran kompleks yang tidak dapat dipisahkan dalam
pengembangan kompetensinya, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
terhadap 3 guru di SMAN 1 Bringin, hasilnya semua guru menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, mental, emosional serta intelektual social, kultural hal
ini di buktikan dengan kemampuannya dalam menjadikan jiwa/ ruhiah peserta didik
mampu dalam rangkulan guru tersebut.
b. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang mendidik.
Teori-teori pembelajaran menjadi hal yang sangat primer dalam bumbu
keguruan, apalagi keberhasilan suatu pembelajaran bisa sangat di pengaruhi dengan
adanya penggunaan teori- teori pembelajaran, bisa jadi dalam suatu kelas guru
menggunakan teori pembelajaran “A” sebagai acuannya, atau bahkan mungkin
menggunakan teori pembelajaran “B” sebagai acuannya, berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan terhadap 3 guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1
Bringin, hasilnya ketiganya menggunakan Pendekatan teori pembelajaran, yang
mana apabila di teliti lebih lanjut, ada kecenderungan penggunaan Pendekatan
Humanistik dalam teori pembelajaran, dengan konsep “memanusiakan manusia”
tentu ini menjadi sebuah komponen utama yang menjadi visibilitas.
c. Mengembangkan Kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/ bidang
pengembangan yang diampu
89
Pengembangan kurikulum dirasakan sangat penting mengingat, tanpa adanya
pengembangan maka harapan untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas
akan menjadi angan- angan bayang semata. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap 3 guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin
menghasilkan bahwa ketiganya memang melakukan pengembangan kurikulum
seperti yang diintruksikan olek Kepala Sekolah dan menjadi tuntutan seorang guru
disana, dikarenakan Program Sekolah Adiwiyata mengharuskan Guru melakukan
inovasi pembelajaran melalui pengembangan kurikulum.
d. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik.
Pembelajaran yang mendidik memang menjadi hal yang perlu diterapkan
mengingat, mendidik merupakan bagian suci dari Pembelajaran yang hendak
dilakukan dan menjadi amanat yang tidak dapat dilepaskan dari diri seorang
Pembelajar, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru Pendidikan
Agama Islam di SMAN 1 Bringin, hasilnya mereka menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik karena memang menjadi amanat secara ruhiah dalam
pembelajaran agama yang mengajarkan kepada kebaikan atau etika atau menjadikan
seorang menjadi terarah (Mendidik), hal ini pulalah yang di ada didalam Firman
Allah SWT QS. Al- luqman 12-19.
حٱنم نالق ءاتي ولقد ك ل نححهكر ش ٱمةأ حنماكر ومنيش لح فإ
ف يش هحكرلح سح حن ۦ ححيد لٱومنكفرفإ م قاللق وإذ غنح ي ۥوهويعحظهۦنحهحب نلح بنح تش حك ل لح ٱب ٱإحن لظل لشح يم ك عظح ووصي م حٱنا
حو نس ل ب ي ن حلت لح ههح مأ وه ۥه ع نا
حۥلهوفحص ن وه عمي فح نحولحو كر ش ٱأ ي لح لح يروإنج ل ٱكإحل ىمصح حهداكع نتش
كأ
لي ما حهحبح ب لك ع م عحل ۦس تطح ب هما فل وصاحح فح ن ٱهما مع ل من تبحع ٱوا روف يا سبحيله نابإحل
مر أ عكم ثمإحل حئكجح نب
حماكنتم فأ إحنها ملوني تع مب قالحبة إحنتكمحث بن
صخ دل خر محن و فتكنفحرةأ و و لسم ٱفح
أ تح ٱفح
رل يأ حهاضح ب هٱتح لطحيفٱإحنل ل
90
ي خبحير قحمحأ لصلو ٱبن
وأ حمر ة ٱب
ورمع ل ن ٱوفح عنح ول ٱه ص ٱمنكرح بح صابك ما عإحنأ
حكمحن ذ عز ل ٱمح ولتصعحر ل ولتم مورح حلناسح ل خدك فح ٱشح
مرحا رل لٱإحنضح لم ك د ق ٱوفخور تال يحب مش صح وفح غ ٱيحك حكهصو محنضض ت نكر
أ ٱإحن
و ص ل تحمحيرحل ٱتلصو
Artinya:
12. Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),
maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang
tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar".
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam
91
bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah
Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Al- Luqman 12-19).
e. Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk kepentingan pembelajaran
Seringkali permasalahan Teknologi dan Infromasi (TI) menjadi suatu
permasalahan yang pelik yang sering dihadapi, di era globalisasi kini yang telah
menjelma menjadi Revolusi Industri 4.0, sangat perlu bagi seorang guru memanfaat
Teknologi Informasi untuk kepentingan pembelajaran hal ini ditengarai dengan
adanya perkembangan informasi yang begitu massif, sehingga Pemanfaatannya
dapat dijadikan sebuah solusi untuk kepentingan pembelajaran, apalagi seorang
guru Pendidikan Agama Islam sangat perlu melakukan hal yang demikian
mengingat Allah pun sennatiasa menunjukkan keaguangannya melalui mahadaya
alam ciptaannya agar manusia senantiasa memikirnnya, seperti firman Allah dalam
QS. Yunus: 24
92
مثل ن ٱةحيو ل ٱإحنما كما ل نزل ياأ ن ء محن فا لسمٱه حهحطتلخ ٱءح ٱاتنبۦب
رل يأ محما لاسٱكلضح
ٱو إحذا محتىع ن ل خذتح
ٱأ
زينٱرفهاوضزخ رل ظنوت نلها ه أ
رونعلي ق هم أ ها دح
م ها تى أ
لرنال أ
و يد ن افجعل نهار أ نلم هاحصح
حغ تاكأ ٱنب
م ل حذ كسح لكنفل لحقو ي لأٱصح يتفكرونم تحArtinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti
air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya
karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan
binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan
memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka
pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS.
Yunus:24).
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru Pendidikan Agama Islam di SMAN
1 Bringin, Semuanya memanfaatkan teknologi informasi untuk kepentingan
pembelajaran, hal ini di tengarai karena faktor usia muda dari sang guru yang masih
energik sehingga masih sangat melek teknologi informasi dan membuat
pembelajaran yang dilakukan berafilisasi langsung dengan teknologi informasi yang
didapatkan
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai
potensi yang dimiliki.
Pengembangan potensi peserta didik sangat penting, sebagai bagian dari upaya
pendidikan pengembangan potensi juga merupakan sarana mengaktualisasi berbagai
93
potensi yang dimiliki, dan menjadi sebuah kewajiban bagi seorang guru bahkan
Allah SWT, bersabda dalam surat Arrum ayat 30:
قحم فحنحيف وج أ حلحينح ههكل ٱرتفحط ا فطرٱلح هعلي اسلٱلتح ل دحلتب ها يللح حكذ لحهٱقح لحينٱل
حمول ل ٱ ك قينأ كح ليع ٱث لمونلاسح
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”, (QS. Arrum:30).
Dalam hasil observasi terhadap sasaran responden disana, seluruhnya
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai
potensi yang dimiliki, yang merupakan usaha sadar dalam menciptakan kondisifitas
pembelajaran.
g. Berkomunikasi secara efektif empati dan santun dengan peserta didik
Mungkin dalam kehidupan kita senantiasa mendengar peristilahan “Guru
kencing berdiri dan murid kencing berlari” yang secara maknawi adalah setiap
perbuatan guru akan ditiru muridnya, sikap empati dan santun yang diperlihatkan
oleh guru kepada Muridnya adalah suatu hal yang menjadi catatan utama,
mengingat guru adalah Publik figure yang dipandang oleh peserta didik sebagai
“orang yang dituakan” atau “artis sekolah”, apabila kita sandingkan dengan konsep
yang ada di al-qur;an yang merupakan soko guru Pendidikan Agama Islam maka
Firman Allah dalam QS. Ali Imran: 103:
94
ب ع ٱو بح موا تصح جحيع ٱلح هلح ذ ٱواولتفرقوا علي ٱمتنحع كروا ع كنتم إحذ م كلحلفء دا أ
أ فبي
حكم وبص قل
حنحع بح فأ اوكنتم ن و إحخ ۦ متحهحتمب نقذكممحن لارحٱمحنرة ف احشفع
كذ ها فأ حكيبيح ل
لكم ٱ تدونته لعلكم ۦتحهحءاي ل
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran: 103)
h. Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.
Dalam sebuah pembelajaran sudah menjadi barang pasti adanya evaluasi
proses dan hasil belajar, hal ini pulalah yang diamanatkan oleh Kurikulum 2013
yang juga menghargai adanya proses bukan hanya hasil akhir semata, hasil belajar
merupakan sebuah pencapaian akhir yang dinisbatkan sebagai tolak ukur suatu
pemahaman pembelajaran oleh peserta didik, bahkan mengenai proses Allah SWT
berfirman dalam QS. Al-Alaq 1-5:
ق ٱ حرأ حكس ٱب رب حٱخلق١لحيخلقٱمح
ق ٱ٢علقنمحن نس ل ٱوربكرأ
حلحيعلٱ٣رمك ل ل ٱمب ٤قلمح
حٱعلم٥لم يع نمالم نس ل
95
Artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS. Al-Alaq 1-5)
Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan kepada responden, seluruhnya
melakukan evaluasi proses dan hasil belajar, hal ini didasari adanya penilaian
berbasis tematik yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam terhadap
evaluasi yang dilakukan, selain desain baru juga merupakan bentuk bagian dari
relevansi akademik pada penyesuaian kurikulum 2013.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan belajar (Ikhtisar)
Pentingnya hasil evaluasi untuk kepentingan belajar adalah untuk mengetahui
sejauh mana perlu kiranya dalam menangani permasalahan terkait kepentingan
belajar dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan, sebagai bentuk koreksi terhadap
pembelajaran yang dilakukan, hal ini sejalan dengan firman Allah SWT yang
mengatur kaitannya dengan koreksi diri sebagai upaya peningkatan kualitas diri
melalui hasil evaluasi yang dilakukan, karena peningkatan kualitas belajar
merupakan bentuk dari keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan kepada responden guru
Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin, hasilnya ketiganya memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan belajar.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas belajar
96
Tindakan reflektif diperlukan untuk peningkatan kualitas belajar adalah untuk
mengetahui sejauh mana perlu kiranya dalam menangani permasalahan terkait
kepentingan belajar dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan, sebagai bentuk
koreksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan hasil Observasi kepada responden guru Pendidikan Agama Islam
ketiganya melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas belajar,
dikarenakan secara sadar dan terbuka sebagai bentuk Ikhtiar terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan.
k. Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social dan kebudayaan nasional
Indonesia
Guru sekali lagi merupakan publik figure yang dilihat dan diamati
perilakunya, mau tidak mau segala bentuk tindakan, perkataan, perbuatan akan
menjadi acuan bagi peserta didiknya, apalagi seorang guru Pendidikan Agama
Islam sangat menjadi barang utama untuk bertindak sesuai dengan norma agama,
hokum, social dan kebudayaam nasional Indonesia, yang menjadi bahagian
tersendiri yang di khususkannya, Al-qur’an sebagai sumber norma telah
menjelaskan hal yang demikian sesuai dengan firman Allah Swt, yakni sebagai
berikut:
1) QS. Yusuf: 53
برحئنف وما ۞ أ مارة لف ٱإحنسح
حسل و ٱب إحللس غفور إحمربح ارححمءح يم نربح ٥٣رحح
Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
97
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi
Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf: 53)
2) QS. Al Mu’minun: 71
ٱولوح ه ل ٱتبعأ ءهم وا ق وو لسم ٱلفسدتح ٱت
ومرل فحيهحض تبل نهنك ن ي أ حذح ب عنفهم رحهحم هم
ع ذحك ٧١رحضونرحهحمم
Artinya: “Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya
Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi
mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al Mu’minun:71)
3) QS. Al Kahfi: 28
ص ٱو حلحينيد ٱسكمعنف بح وغدو ل ٱعونربهمب حل ٱةح هم ن عناكدعي ولتع ۥههيدونوج يرحعشح
ن ٱةحيو ل ٱترحيدزحينة ع يا ل غ من ولتطحم بعهوى تٱاورحنك ذحعنۥهبل ناقفل أ
٢٨افرط ۥهرهوكنأ
Artinya: “bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya;
dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi:28).
98
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap guru Pendidikan
Agama Islam di SMAN 1 Bringin, seluruhnya telah memenuhi syrata untuk
Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social dan kebudayaan nasional
Indonesia, selain karena memang latar belakang agama guru Pendidikan Agama
Islam di SMAN 1 Bringin Juga merupakan Alumnus Pondok pesantren.
l. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlaqul karimah dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat
Menjadi seroang guru Pendidikan Agama Islam seringkali dalam masyarakat
menjadi seorang pemuka agama/ Ustadz, begitu pula di nuansa persekolahan guru
Pendidikan Agama Islam selalu menjadi banteng pertama dalam hal kerohanian,
sehingga pribadi yang jujur, berakhlaqul karimah dan teladan yang menjadi basis
percontohan bagi peserta didiknya dan masayarakat, dalam al qur’an pedoman
mengenai bersikap sesuai dengan akhlaqul karimah telah di jelaskan melalui firman
Allah SWT
1) Al-A’raf: 199
عف ل ٱخذح حمر ووأ ٱب
ع عر ل وأ فح رحض ١٩هحلحيج ل ٱعنح
Artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al
A’raf:199)
2) QS. Al Maidah: 8
ى ي ها يٱأ كونوا ءامنوا شهدا قو لحين ح لح حمحي ب قحس ل ٱء ي طح قو شنرحمنكم ول ىان ع تع م ل
هأ لوا دح
ق ع ٱلواهوأ حلتق دح ربل هٱتقواٱووى خبحير ٱإحنل حماتع ل ٨ملونب
99
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Maidah:8)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka guru pendidikan
agama islam di SMAN 1 Bringin Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlaqul karimah dan teladan hal ini di anggap sebagai hal yang wajar karena
memang pendidikan agama islam mengajarkan tentang hal yang demikian tersebut.
m. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
Penampilan guru mau tidak mau akan menjadi pengaruh bagi peserta didiknya
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga sangat perlu bagi seorang guru untuk
menampilkan pribadi diri semaksimal mungkin, disadari atau tidak hal pertama kali
yang akan dilihat oleh seorang peserta didik adalah pembawaan pribadi dari seorang
guru, menjadi pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa merupakan
salah satu akar dengan adanya sikap optimisme, al qur’an sebagai pokok jatidiri
telah menampilkan sebuah intisari yang memerintahkan ummatnya menjadi pribadi
yang memiliki sikap optimis, sesuai dengan Firman Allah SWT QS. Ali Imran: 139:
نتمولتهحنواولت ٱزنواوأ
١٣٩يمحنحؤ نإحنكنتمملو ع ل
100
Artinya: “ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)
Dari hasil observasi yang dilakukan, seluruh responden guru Pendidikan
Agama Islam di SMAN 1 Bringin Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa tanpa suatu hal yang ditambahi agar semuanya
Nampak natural dan terarah.
n. Menunujukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
serta rasa percaya diri
Menjadi seorang guru bukan hanya berbicara tentang kerja dan kerja, perlu
adanya kepuasan akan kinerjanya sendiri serta bertanggung jawab akan resiko yang
diambil, menjadi seorang guru merupakan sebuah pilihan yang memiliki kekhasan
tersendiri sehingga dapat memunculkan rasa bangga menjadi guru serta
meningkatkan rasa percaya diri, sebagai guru Pendidikan Agama Islam tentu hal
tersebut menjadi sangat mutlak perlunya karena panutan Al qur’an melalui firman
Allah SWT telah menjelaskan hal yang demikian, adapun Firman Allah SWT
tersebut adalah sebagai berikut:
1) QS. Al Qashash 77
فحيما ب ٱو ٱكءاتى تغح رة لأٱلارٱل يبكولتنسنخح ن ٱمحنصح يا لنكما ح وأ ح سح
ك إحل لٱسنأ
ولتب ل ٱغح ٱفسادفح رل ٱإحنضح ليحب ينمف ل ٱل دح ٧٧سح
Artinya: “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
101
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS. Al Qasash:77)
2) QS. An Naml 18
تو إحذا حتى أ اع لم ٱوادح قالت ىلة نم لح يي
منكلي كحنكم س مخلواد ٱلم لٱاهأ نم سلي م طح
١٨عرونليش وهم ۥوجنوده
Artinya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” (QS
An Naml: 18)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, seluruh responden
Menunujukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
serta rasa percaya diri hal ini ditunjukkan ketika observasi, ketepatan waktu dalam
persiapan memulai tugasnya dan segala hal berupa ketertiban administrasi yang
telah ada dan disepakati.
o. Menunjukkan/ menjungjung tinggi kode etik profesi keguruan
Suatu hal yang perlu disadari adalah setiap profesi pasti memiliki kode etik,
begitu pula keguruan, walaupun demikian perbedaan yang mendalam antara
keguruan dan profesi lainnya adalah pada diagnosanya, inilah yang menjadi faktor
pembeda yang cukup mencolok, tak ayal kadang guru yang merupakan induk
daripada profesi keguruan adalah tidak adanya kesadaran akan hal tersebut, dalam
penelitian yang dilakukan dengan observasi kepada responden, seluruhnya
102
menjunjung tinggi adanya kode etik profesi keguruan yang telah berlaku sesuai
dengan profetika yang berlaku.
p. Menghargai peserta didik tanpa diskriminasi
Seringkali menjadi permasalahan yang cukup pelik dimana diskriminasi
mengemuka kedalam ranah ilmu sekolah/ keguruan, dan tak ayal menjadi
permasalahan yang berkembang menjadi SARA, dalam hal ini seorang guru
Pendidikan Agama Islam yang memiliki pedoman Al qur’an sebagai basis pertama
pegangan ilahi, sebenarnya telah mengajarkan arti menghargai sesama walaupun
kadang terdapat perbedaan yang mencuat kepermukaan, sesuai dengan Firman
Allah SWT antara lain:
1) QS. Al Hujurat: 13
ى هاي ينمعسىمحنقو م قو خر لحينءامنواليس ٱأ
يكونأ حسا هم ن امحواخير حمحنء ولن ءعسىسا ن
نيكنخير نفسكم و محزولتل هن امحن أ
حبزولتنااأ ٱواب
ق ل ل حبح ٱسئ ب حٱدع فسوقبل ٱمس لح يم ل نح
ومنلم ىيتب ولى١١لحمونلظ ٱئحكهمفأ هاي ي
حبواكثحير ج ٱينءامنوالحٱأ إحنبلظٱنمحاتن ٱضع نح لظنح
يغ م إحث ول تسسوا ل هضكمبع تببع و ضاأ يحب
كم حدأ
أ
ينيأ كل
ل أ مي كل يهح خح
أ ات م
هفكرحه ٱوتموه هٱتقوا ل تواب ٱإحن يم ل رحح ى١٢ ي ها يخلق ٱأ إحنا ذكن لاس محن نث ر كم
وأ
عارفو اوقبا شعوب كم ن وجعل حللح هئ ك ات لحٱندعحرمكم إحنأ
هقى أ علحيمخبحٱإحنكم ١٣ير ل
103
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa
yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al
Hujurat: 11-13)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada guru Pendidikan Agama
Islam di SMAN 1 Bringin, hasilnya Keselurahnnya menghargai perbedaan yang
terjadi, hal ini merupakan bagian kegiatan pagi hari yang senantiasa ada dan tidak
pernah berubah adalah salam, sapa, senyum yang secara spontanitas terjadi di
kalangan siswa kepada guru, maupun guru kepada atasannya, serta guru Pendidikan
104
Agama Islam memiliki andil yang cukup besar sebagai gawang utama yang
menangangani kasus intoleransi yang mana kala terjadi.
q. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama guru, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat
Kondisi yang kondusif selain dengan peserta didik juga perlu di berikan atau
ditunjukkan oleh kawan sejawat/ dalam kata lain mana kala di sekolah yang
merupakan tempat “Nyambut gawe” bertemu “Konco Sakbarakan” disekolah,
sikap mau mengerti dan ikut merasakan keadaan yang ada serta “Nyengkuyung
Nyawiji” merupakan ruhiah yang lahir dari kandungan pribadi yang perlu di miliki
oleh seorang guru terutama guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki kaidah
khusus sebagai “Kalasan Condrodimuka” atau dalam kata lain pemuka agama
sekolah, status yang melekat itulah yang perlu diimbangi dengan sikap yang relevan
sesuai prasayarat agama yang hendak di ajarkan kepada peserta didik, dalam al
qur’an menjadi tidak asing lagi mengenai hal tersebut diatas yang sangat erat
kaitannya dengan kepedulian sosial dan sopan santun, adapun Firman Allah Swt
yang membahas mengenai itu adalah:
1) QS. Ali Imran: 159
فبحما ة رح ٱمحن تلهم لح غلحيظولو لح ا فظ لل قل ٱكنت محن بح وا حك حو نفض هم فعن ع ٱفل
هم وشاوحر لهم فحر تغ س ٱو ٱفح ك تفتوفإحذاعزم رح م ل ٱإحنلحهٱع يحب حل ٱل ١٥٩يمتوكح
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
105
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
2) QS. An- Nisa’: 86
ية وإذاح حتحح ح يحيتمبحأ و ها سنمحن فحيواب
كنٱإحنا ردوهأ ل ش ع ح
يباك ٨ءحسح
Artinya: “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan,
maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau
balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah
memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’:86).
Berdasarkan hasil Observasi yang telah dilakukan terhadap responden guru
Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin, hasilnya adalah seluruh responden
memiliki komunikasi yang baik dengan berbagai stakeholder, hal ini merupakan
sebuah pencapaian yang tidak bisa dipungkiri karena yang bersangkutan memiliki
kecernihan komunikasi, Nyedulur sanak, dengan pencapaian yang sesuai dengan
situasi dan keadaan yang ada, keberbauran dan Heterogenitas yang ditunjukkan
cukup menjadi bukti akan indicator tersebut.
r. Adaptasi dengan Lingkungan Sekitar
Seorang guru adalah multitalenta selain mengajar maka menjadi sebuah
keharusan bahwa lingkungan pula yang menjadi guru seorang guru, seperti yang
kita ketahui bersama bahwa lingkungan memiliki corak yang beraneka ragam baik
asal usul etnis, ragam agama, suku dan lainnya.
Guru sebagai pendidik yang mumpuni harus menjawab tantangan berbasis
kelingkungan social baik secara langsung maupun tak langsung, karena tanpa
disadari peran guru dalam lingkungan masyarakat hingga kini masih di akui
106
keampuhannya, tak lain halnya dengan guru Pendidikan Agama Islam yang basik
agamanya sampai saat ini di yakini sangat mumpuni dikalangan masyarakat
terutama di beberapa daerah pedesaan yang saat ini masih sangat mengkultuskan
guru sebagai segala-galanya, seorang guru harus mampu menyesuaikan terhadap
gejala-gejala yang terjadi dimasyarakat karena keadaan masyarakat yang senantiasa
berubah dari waktu kewaktu, kemampuan adaptasi inilah yang menjadikan guru
senantiasa mampu bertahan dalam segala dimensi zaman. Adapun dalil al-qur’an
yang menyatakan itu adalah
1) QS. Ar-rad : 30
ر كذ حكأ ن سل ل مة كفح
قد أ مم لحها محنقب خلت
ت لحأ و ي لحٱهحمعلي لوا
فرونيك هم كوإحل نا حي أ
ح ل قل لرحمهٱب توك هإحلهوعلي إحل هوربح متابحل توإهح ٣٠هح
Artinya: “Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang
sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan
kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada
Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku
bertaubat"”. (QS. Ar-rad: 30)
2) QS. Al-Anbiya’: 16
ٱءولسما ٱناوماخلق ١٦عحبحينهمال ضومابي رل
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada
di antara keduanya dengan bermain-main.” (QS. Al-Anbiya’: 16).
107
Berdasarkan hasil observasi dari guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1
Bringin, terkait indikator tersebut hasilnya, seluruh guru memiliki kemapuan
adaptasi yang baik hal ini ditengarai dan dilihat dari unsur keterlibatan dalam
masyarakat dari responden tersebut memiliki andil yang cukup baik didalam
masyarakat, bahkan salah satunya menjadi penggerak sebuah organisasi
kepemudaan yang mendiami suatu daerah.
s. Berkomunikasi dengan komunitas profesi lainnya
Komunikasi adalah salah satu bentuk transfer infromasi yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi dan memiliki tujuan tertentu,
keadaan yang demikian merupakan salah satu yang seharusnya menjadi santapan
harian bagi seorang guru, yang perlu digaris bawahi adalah tak ada hal yang
kaitannya dengan keprofesian tidak memiliki wadah, seperti halnya Profesi hokum
kita mengenal adanya PERADI, Profesi Kedokteran kita mengenal IDI, dan
sebagainya.
Bahkan dalam Alqur’an senantiasa di jelaskan mengenai kewajiban berserikat/
berkumpul dalam rangka komunikasi bahkan memperkuat ummat, adapun Firman
Allah yang menjelaskan tentang hal demikian adalah:
1) QS. Ash-Shaft: 4
ٱإحن يحب سبحيلحهحلحينيق ٱل نصف ۦتحلونفحمر ن ي بن مهاكأ ٤صوص
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaft: 4).
2) QS. Al-Anbiya’: 92
حإحنه ه متكم ۦ ذحمة أ
دة و أ نا حح
ع ٱفربكم وأ ٩٢بدونح
108
Artinya: “Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-
Anbiya’: 92).
t. Pengetahuan dan pemahaman tentang stuktur, isi dan standar kompetensi mata
pelajaran dan tahap- tahap pembelajaran.
Salah satu hal yang menjadi perhatian seorang guru yang saat ini telah menjadi
profesi, adalah kemampuan serta pemahaman tentang struktur dan standar
kompetensi karena yang demikian adalah sudah menjadi barang yang dimakan
sehari- hari oleh guru, adapun komponen yang memuat mengenai hal ini adalah
RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang setiap Kurikulum silih berganti maka
secara strukur isi daripada RPP pun berganti.
Walau demikian hal yang demikian, tidak menjadi masalah yang serius bagi
seorang guru yang notabene adalah “Pesantap” administrasi pendidikan yang kita
kenal sebagai RPP (Rencana Program Pembelajaran).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan Observasi maka dapat
disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang stuktur, isi dan standar kompetensi mata
pelajaran dan tahap- tahap pembelajaran, karena pengetahuan tersebut di tunjukkan
dengan adanya pembuatan RPP tiap ajaran baru yang diintuksikan langsung oleh
Pemangku Kebijakan.
2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMAN 1 Bringin
Data penelitian tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMAN 1
Bringin yang peneliti dapatkan melalui observasi dan dokumentasi yang dilakukan
109
kepada guru Pendidikan Agama Islam selama kurang lebih 2 minggu, dimana peneliti
melakukan penelitian pada 3 orang guru.
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti mendapatkan
data yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMAN 1 Bringin, adapun deskripsi datanya secara keseluruhan baik dari
Observasi, Wawancara dan dokumentasi akan di jelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1) Merumuskan Tujuan di adakannya Evaluasi
Perumusan tujuan pembelajaran sangatlah penting dikarenakan tanpa
adanya tujuan yang jelas maka secara otomatis, evaluasi yang dilaksanakan
akan kehilangan fungsinya, dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa terdapat 2
responden yang menyatakan selalu merumuskan tujuan diadakannya evaluasi
dan sebanyak 1 responden menyatakan sering merumuskan tujuan
diadakannya evaluasi.
2) Merumuskan tujuan evaluasi sesuai dengan karakteristk peserta didik yang di
evaluasi
Perumusan tujuan evaluasi yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik memiliki nilai plus tersendiri sehingga ruhiyah evaluasi yang
dilaksanakan tidak akan hilang, serta akan memberikan penjiwaan tersendiri
terkait tujuan evaluasi, oleh karenanya apabila kita lihat dari tabel tersebut
sebanyak 3 responden menyatakan selalu merumuskan tujuan evaluasi
3) Menetapkan aspek- aspek (Kognitif, Afektif, Psikomotor) dalam perencanaan
evaluasi
Perencanaan evaluasi merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan
evaluasi, karena tanpa perencanaan evaluasi yang baik maka pelaksanaan
110
evaluasi bisa saja akan mengalami kerancuan selain itu menetapkan aspek-
aspek dalam perencanaan evaluasi juga perlu dan penting, apabila kita melihat
tabel di atas sebanyak 2 responden menyatakan “sering” menetapkan aspek-
aspek (Kognitif, Afektif, Psikomotor) dalam perencanaan evaluasi dan
sebanyak 1 responden menyatakan “kadang-kadang” menetapkan aspek-aspek
(Kognitif, Afektif, Psikomotor) .
4) Memilih dan menentukan tehnik evaluasi (tes/nontes) yang akan dipergunakan
di dalam pelaksanaan evaluasi
Guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Bringin, sebagian besar
menyatakan memilih dan menentukan tehnik evaluasi (tes/nontes) yang akan
di pergunakan dalam pelaksanaan evaluasi, yang mana kalau dilihat dari data
tersebut sebanyak 2 responden menyatakan “selalu” dan sisanya sebanyak 1
responden menyatakan “sering”.
5) Membuat kisi-kisi butir soal
Dari hal yang berkaitan dengan penyusunan alat ukur evaluasi, seperti
yang terlihat didalam tabel di atas sebanyak 1 responden menyatakan “selalu”
membuat kisi-kisi butir soal, 1 responden menyatakan “sering” membuat kisi-
kisi butir soal, dan sebanyak 1 responden menyatakan “Kadang-kadang”
membuat kisi-kisi, sehingga dapat kita simpulkan bahwa jawaban untuk
pertanyaan ini cenderung merata.
6) Menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dalam evaluasi pembelajaran
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin tidak semuanya
atau dapat dikatakan jarang menggunakan penilaian acuan patokan (PAP)
dalam kriteria penilaian evaluasi, hal ini dapat dilihat bahwa sebanyak 1
111
responden menyatakan “sering” sedangkan sebanyak 2 menyatakan “kadang-
kadang”
7) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi pembelajaran
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin senantiasa
memperhatikan waktu, kapan dilaksanakannya evaluasi dan kapan seharusnya
tidak dilaksanakan evaluasi, hal ini dapat dilihat bahwa sebanyak 3 responden
menyatakan “selalu”
b. Penyusunan soal tes
8) Menggunakan kisi-kisi butir soal sebagai dasar peyusunan tes
Dalam hal penyusunan soal tes, Guru Pendidikan Agama Islam di
SMAN 1 Bringin, sudah menertibkan administrasikan dengan menggunakan
kisi- kisi butir soal dalam penyusunan soal tes, hal ini di dasarkan kepada data
di atas dimana sebanyak 1 responden menyatakan “selalu” sedangkan
sebanyak 2 responden menyatakan sering.
9) Memperhatikan aspek tujuan pembelajaran yang dirumuskan indikator pada
saat penyusunan butir- butir soal
Yang menjawab “selalu” berjumlah 3 responden yang berarti bisa di
katakan bahwa seluruhnya menyatakan bahwa mereka ( Guru Pendidikan
Agama Islam) di SMAN 1 Bringin, senantiasa memperhatikan aspek tujuan
pembelajaran yang di rumuskan indikator ketika penyusunan butir- butir soal,
sedangkan yang memberikan jawaban selain “selalu”
10) Dalam aspek afektif, menggunakan instrumen nontes
Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang
memiliki cakupan materi yang berkaitan dengan aspek afektif yang banyak,
tentu hal ini menjadi permasalahan pokok tersendiri jikalau harus
112
menggunakan instrumen tes dalam menilainya, sehingga dipakailah instrumen
nontes untuk menilai aspek tersebut, apabila kita lihat dari data tersebut Guru
Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin telah menggunakan instrumen
tersebut untuk aspek afektif yakni sebanyak 2 responden menyatakan “selalu”
serta sebanyak 1 menyatakan “sering”.
11) Dalam menentukan jumlah butir soal, pembuatan sesuai dengan submateri.
Ketika menilai suatu materi Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1
Bringin, rata-rata menentukan butir soal yang dibuat sesuai dengan submateri,
hal ini ditunjukkan dengan tabel data di atas yang menunjukkan sebanyak 1
responden menyatakan “selalu”, sedangkan sebanyak 1 responden menyatakan
“sering” serta sebanyak 1 responden menyatakan “kadang-kadang”.
12) Dalam pembuatan soal, memperhatikan validitas, realibilitas butir soal.
Suatu soal yang telah diuji validitas, realibilitasnya oleh guru sebelum
di teskan dapat dikatakan sebagai soal yang baik dan apabila kita lihat dari
data tabel di atas, maka Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin
menyatakan “sering” memperhatikan validitas serta realibilitas butir soal.
13) Mempertimbangkan taraf kesukaran dalam penulisan soal
Sebanyak 3 responden menyatakan “selalu” sehingga dapat
disimpulkan bahwa Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin selalu
mempertimbangkan taraf kesukaran dalam penulisan soal.
14) Memperhatikan daya pembeda pada setiap penulisan butir soal.
Dalam penyusunan butir soal memang sangat penting dalam menyusun
daya pembeda dan sebanyak 2 responden menyatakan “selalu” memperhatikan
daya pembeda pada setiap penulisan butir soal, sedangkan 1 responden
113
menyatakan “sering” memperhatikan daya pembeda pada setiap penulisan
butir soal.
15) Memperhatikan kesesuaian antara tipe soal dengan materi pelajaran
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin “Sering”
memperhatikan kesesuaian antara tipe soal dengan materi pelajaran, sebanyak
3 responden menyatakan demikian.
16) Penggunaan Tes Lisan Pada Materi Al-Qur’an
Tes lisan merupakan salah satu bagian dari berbagai macam tes yang
ada, adapun antara materi dengan macam tes yang digunakan harus
disesuaikan, karena jika tidak akan terjadi mismatch, Guru Pendidikan Agama
Islam di SMAN 1 Bringin telah menggunakan tes lisan sebagai acuan
penilaian tentang materi Al-Qur’an adapun yang menjawab “selalu” sebanyak
2 responden dan yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 1 responden .
17) Mempersiapkan kunci jawaban pada saat penyusunan soal
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin, telah
mempersiapkan kunci jawaban pada saat penyusunan akan tetapi dengan
intensitas yang berbeda yakni sebanyak 1 responden menyatakan “selalu”,
sedangkan 2 responden menyatakan “sering”.
c. Mengolah dan menganalisis hasil tes
18) Pemberikan tugas untuk mengevaluasi proses belajar mengajar
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin memberikan tugas
untuk mengevaluasi proses belajar mengajar, sebanyak 2 responden
menyatakan “selalu”, serta sebanyak 1 orang menyatakan “sering”.
19) Verifikasi Data
114
Data yang telah berhasil dihimpun, kemudian harus disaring terlebih
dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan ini disebut juga
dengan verifikasi data, dan dari data di atas dapat diketahui banyak semua
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin melalukan Verifikasi data
yakni sebanyak 3 responden menyatakan “selalu” melakukan verifikasi data.
20) Memberitahu skor pada setiap butir soal yang akan dijawab siswa
Disamping penyusunan serta pelaksanaan tes, pemberian skor
merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan serta ketelitian bagi guru, dari
tabel di atas Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin menunjukkan
bahwa sebanyak 3 responden menyatakan “kadang-kadang” memberitahu skor
pada setiap butir soal yang akan dijawab siswa.
21) Memberitahukan setiap hasil evaluasi kepada siswa
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin memberitahukan
setiap hasil evaluasi kepada siswa, akan tetapi memiliki intensitas yang
berbeda-beda yakni sebagai berikut: sebanyak 1 responden menyatakan
“selalu”, lalu sebanyak 1 responden menyatakan “sering”, serta sebanyak 1
responden menyatakan “kadang-kadang”.
d. Menginterpretasikan serta menindaklanjuti hasil evaluasi pembelajaran
22) Pembahasan hasil evaluasi pembelajaran setelah proses pengolahan hasil
evaluasi selesai
Dengan adanya pembahasan mengenai hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan, maka guru akan mengidentifikasi sejauh mana daya serap siswa
dalam materi yang diujikan tersebut, dari tabel di atas maka dapat kita lihat
bahwa Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin membahas hasil
115
evaluasi yang telah dilaksanakan dengan intensitas sama yakni “kadang-
kadang” sebanyak 3 responden.
23) Membantu Penyelesaian Soal dalam Pemecahan Soal evaluasi yang sulit
dikerjakan siswa
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin, jarang membantu
siswanya dalam menyelesaikan soal-soal yang tidak dapat diselesaikan, hal ini
ditunjukkan dengan wawancara yang telah dilaksanakan, terkait dengan hal
itu 3 responden menyatakan jarang
24) Mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
menjawab soal, Untuk mengetahui kelemahan- kelemahan siswa dalam
pemahaman suatu materi
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin melakukan
klasifikasi pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab
soal. Sebanyak 2 responden menyatakan selalu dan 1 responden menyatakan
kadang-kadang
25) Melaporkan hasil evaluasi kepada kepala sekolah dan guru bidang studi lainnya
Memberitahukan hasil evaluasi kepada kepala sekolah serta guru bidang
studi lainnya merupakan suatu hal yang penting, ini dikarenakan pihak sekolah
dapat mengetahui bagaimana perkembangan pembelajaran pada setiap bidang
studi, yang nantinya akan mempengaruhi prestasi akademik sekolah. Dari hasil
respon guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 2 menjawab sering dan 1
menjawab kadang-kadang.
26) Menyusun profil kemajuan siswa
116
Penyusunan profil kemajuan kelas bertujuan untuk dapat mengetahui
keefektifan pengajaran. Hal ini dilihat berdasarkan hasil wawancara yang
menyatakan bahwa 2 responden menyatakan selalu membuat profil kemajuan,
sedangkan 1 responden menyatakan kadang-kadang membuat profil kemajuan.
27) Mengadakan perbaikan terhadap siswa yang nilainya kurang dari standar
setelah evaluasi dilaksanakan
Kesiapan guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin yang
langsung melaksanakan remedial terhadap siswa yang nilainya cukup baik hal
ini didasarkan pada 2 responden yang menjawab sering dan 1 responden
menjawab dengan jawaban kadang-kadang.
28) Memberikan batasan berapakali seharusnya siswa nilainya kurang dari remidi
melakukan perbaikan
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin membatasi berapa
kali seharusnya siswa melaksanakan remedial, hal ini ditunjukkan pada saat
wawancara mereka menyatakan selalu, hal ini dimungkinkan ditengarai agar
tidak meluas dampak yang akan ditimbulkannya.
29) Pembuatan Soal Remidial
Pembuatan soal remedial yang menjadi ajang perbaikan anak-anak
untuk meraih nilai yang tinggi akan tetapi yang menjadi pertanyaan apakah ada
persamaan dengan soal ulangan yang sebelumnya, sebanyak 2 responden
menyatakan selalu membedakan soaln ulangan dengan soal remidil, sedangkan
1 responden menyatakan kadang-kadang membedakan soal ulangan dengan
soal remidial
30) Mengenai Peningkatan Nilai setelah dilakukan Remidial
117
Pelaksanaan remedial dikatakan baik apabila terdapat peningkatan nilai
antara sebelum dengan sesudah dilaksanakannya remedial. Berdasarkan tabel di
atas dapat kita dilihat bahwa siswa di SMAN 1 Bringin mengalami peningkatan
nilai setelah diadakannya remedial, berdasarkan hasil wawancara sebanyak 2
responden menyatakan sering dan 1 responden menyatakan kadang- kadang
melaksanakan remedial sebagai upaya peningkatan nilai peserta didik
31) Menindaklanjuti setiap hasil evaluasi pembelajaran untuk memperbaiki proses
belajar mengajar
Setiap pelaksanaan kegiatan evaluasi menuntut adanya tindak lanjut yang
konkret, karena apabila tidak diikuti oleh tindak lanjut yang konkret, maka
evaluasi tersebut hanya sampai kepada pernyataan saja, dan berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan maka sebanyak 3 responden menyatakan
selalu melaksanakan kegiatan menindaklanjuti/ Feedback.
32) Perubahan metode atau tehnik mengajar setelah dilakukannya evaluasi
pembelajaran
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin pernah mengubah
metode atau tehnik mengajar setelah mengadakan evaluasi pembelajaran,
berdasarkan hasil wawancara 2 responden menyatakan selalu mengubahnya,
sedangkan 1 responden menyatakan sering mengubahnya.
33) Keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar mengajar ,Setelah hasil
evaluasi diolah, dianalisis serta disimpulkan.
Setelah data hasil evaluasi diolah, dianalisis serta disimpulkan sehingga
dapat diketahui makna yang terkandung di dalamnya, maka guru dapat mengambil
keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar-mengajarnya di dalam kelas.
Diketahui sebagian besar Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin,
118
sering mengambil keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar mengajarnya di
kelas. Hal ini dapat ditunjukkan dari persentase data sebagai berikut sebanyak 2
responden menyatakan selalu sedangkan 1 responden menyatakan kadang-kadang
34) Melanjutkan kemateri berikutnya apabila terdapat setengah dari jumlah siswa
kelas yang membutuhkan perbaikan
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin, jarang (kadang-
kadang) melanjutkan ke materi berikutnya apabila terdapat setengah dari
jumlah siswa di kelas yang masih memerlukan perbaikan, sebanyak 2
responden menyatakan sering melanjutkan sedangkan sisanya 1 menyatakan
jarang/ kadang-kadang melanjutkan.
35) Memberikan pelajaran tambahan kepada seluruh siswa untuk memperbaiki
proses belajar mengajar
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin memberikan
pembelajaran tambahan terhadap murid yang nilainya masih kurang selain tes
remedial, berdasarkan hasil wawancara sebanyak 3 responden menyatakan
kadang-kadang.
36) Pemberian tugas tambahan kepada murid yang nilainya kurang disamping tes
remidial
Bagi siswa yang belum lulus, meskipun telah melakukan remedial
beberapa kali, Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin memberikan
tugas tambahan untuk dapat membantu memperbaiki nilai-nilai siswa tersebut,
wawancara menghasilkan 2 responden menyatakan sering dan 1 responden
menyatakan kadang-kadang
37) Pemberian bimbingan serta konseling kepada siswa yang nilainya sering di
bawah standar
119
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin memberikan
bimbingan kepada siswa yang nilainya sering mengalami di bawah standar, hal
ini didasarkan pada wawancara dimana 2 responden menyatak sering
melakukannya sedangkan 1 responden menyatakan kadang-kadang
melakukannya
38) Untuk mengetahui pemahaman siswa, Apakah Bapak/Ibu memadukan tes
tertulis, lisan dan perbuatan dalam evaluasi pembelajaran ?
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin memadukan antara
tes tertulis, tes lisan serta perbuatan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan sebanyak 2 responden menyatak
sering sedangkan 1 responden menyatakan kadang-kadang
39) Apakah Bapak/Ibu mengadakan pembahasan materi-materi Pendidikan Agama
Islam di luar KBM (semisal saat ekstrakurikuler rohis) ?
Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin terkadang
mengadakan jam tambahan untuk membahas materi Pendidikan Agama Islam,
hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara yang dilakukan maka 3 responden
menyatakan kadang-kadang.
120
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bringin
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada
masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus
harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru
di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed
terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi
dengan manusia di jagat raya ini.
Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah
siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang
demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan
kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk
menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan
proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang
dimilikinya secara terus menerus atau dengan minimalnya menguasai satu bidang ilmu
yang diajarkannya.
Oleh karena itu, untuk mengangkat derajat dan martabat guru, maka guru harus
memiliki standart kualifikasi kompetensi Profesioanal yang mumpuni dan baik disamping
seperti yang disampaikan sebagaimana yang telah di sebutkan dalam Undang-undang guru
dan dosen, yaitu kompetensi pedagogik, kopetensi kepribadian, kompetensi personal, dan
kompetensi profesional. Melalui kompetensi-kompetensi tersebut yang harus dikuasai oleh
guru, maka untuk menjadi guru profesional akan mudah terwujud, yaitu mejadi seorang
121
pendidik atau guru yang benar-benar bisa memberikan ilmu pengetahuan bagi anak
didiknya dan bisa benar-benar menjadi contoh atau panutan baik untuk siswa atau
masyarakat.
Kaitannya kompetensi Profesioanal melaksanakan proses belajar mengajar merupakan
tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di
tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar
penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya
diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran.
Adapun dalam hubungannya proses belajar mengajar persyaratan kemampuan yang
harus di miliki guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar , Menurut Wina
(2009:65) meliputi kemampuan:
1. Menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan
tujuan pelajaran,
2. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran,
3. Berkomunikasi dengan siswa,
4. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan
5. Melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan pembelajaran,
dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis,
sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.
B. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya
122
dengan cara pemberian tes kepada pembelajar. Adapun tes yang digunakan untuk
mengevaluasi yang diterapkan di SMAN 1 Bringin yaitu dengan tes tulisan, tes lisan, dan
tes perbuatan.
a. Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan
mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek
kognitif peserta didik.
b. Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan
menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif
peserta didik.
c. Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan
dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk
menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.
Dari beberapa tes di atas yang diterapkan di SMAN 1 Bringin, kemudian di
jabarkan dengan membagi fungsi tesnya menjadi:
a. Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok
bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan.
Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik
adalah:
1) Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan
dengan pokok bahasan yang baru.
2) Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum
melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan
kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk
memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik.
123
3) Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan
program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai
ulangan umum.
4) Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan
secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata
pelajaran tertentu.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.
Pembelajaran juga merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber
belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Untuk peningkatan kualitas
pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas
system penilaian (Arikunto, 2004:56).
Keduanya saling terkait system pembelajaran yang baik akan menghasilkan
kualitas belajar yang baik. Selanjutnya system penilaian yang baik akan mendorong
guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk
belajar lebih baik. Dengan demikian, salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan
pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor
penting untuk ektifitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik terhadap proses atau
hasil pemebelajaran. Evaluasi dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara
terus menerus dan juga mendorong guru untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran serta mendorong sekolah untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas
manajemen sekolah. Sedang teknik evaluasi yang dilaksankan di lembaga SMAN 1
124
Bringin adalah dengan menggunakan teknik tes formatif, tes sumatif, dan tes
diagnostik.
Adapun salah satu diantara dari beberapa tujuan dari di adakannya evaluasi,
yaitu:
a. Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Berfungsi
sebagai :
1) Laporan kepada orang tua / wali siswa.
2) Penentuan kenaikan kelas
3) Penentuan kelulusan siswa.
a. Penempatan siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi
dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki.
b. Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan) yang
berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan
belajar para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas Bimbingan
dan Penyuluhan (BP).
c. Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan program remdial bagi siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu
dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar tetapi
juga perlu penilaian terhadap input, output maupun kualitas proses pembelajaran
itu sendiri.
Evaluasi pembelajaran PAI menurut Kurikulum 2013, dalam penilaian
berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah yaitu: pengetahuan (kognitif),
125
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) Ketiga ranah ini sebaikanya
dinilai proposional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan. Sebagai
contoh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Quran, Aqidah-Akhlaq,
fiqh, dan tarikh) penilaiannya harus menyeluruh pada segenap aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik, dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan
siswa serta bobot setiap aspek dari setiap materi. Misalnya kognitif meliputi
seluruh mata pelajaran, aspek afektif sangat dominan pada materi pembelajaran
akhlak, Pendidikan Kewarganegaraan, seni. Aspek psikomotorik sangat dominan
pada mata pelajaran fiqh, membaca Al-Qur’an, olahraga, dan sejenisnya. Begitu
juga halnya dengan mata pelajaran yang lain, pada dasarnya ketiga aspek tersebut
harus dinilai.
Penilaiannya tidak saja merupakan kegiatan tes formal, melainkan juga:
1. Perhatian terhadap siswa ketika duduk, berbicara, dan bersikap pada waktu
belajar atau berkomunikasi dengan guru dan sesama teman;
2. Pengamatan ketika siswa berada di ruang kelas, di tempat ibadah dan ketika
mereka bermain;
3. Mengamati siswa membaca Al-Qur an dengan tartil (pada setiap awal jam
pelajaran selama 5 – 10 menit).
Oleh karena itu menurut peneliti, dalam Kurikulum 2013 siswa sangat
diberikan kesempatan untuk mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
siswa tersebut ataupun dengan kata lain siswa itu sebagai pusat pembelajar, dan
seluruh responden yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam sangat baik
dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran, walaupun masih terdapat beberapa
indicator-indikator terkait pelaksanaan yang masih cukup menjadi perhatian
tersendiri bagi guru yang bersangkutan
126
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di SMA Negeri 1 Bringin yang
mengkaji tentang “Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran” dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kompetensi professional guru pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Bringin yang
di peroleh berdasarkan hasil observasi melalui indikator- indikator yang telah di
persiapkan adalah sangat baik, dan mampu melaksanakan kompetensi profesionalnya
sebagai guru dengan ideal sesuai indikator yang telah ada dalam penelitian ini
2. Agar proses belajar mengajar bisa berjalan secara maksimal dan bisa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, maka guru mengadakan evaluasi pembelajaran sebagai umpan
balik bagi guru dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Adapun dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang diterapkan di SMA Negeri 1 Bringin ini
teknik yang digunakan guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran adalah dengan
menggunakan teknik tes, yaitu tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan, yang mempunyai
fungsi tes formatif, tes sumatif, dan tes diagnostic, dan berdasarkan indikator yang telah
ada maka guru tersebut telah melaksanakan evaluasi sesuai dengan indikator yang di
cantumkan, walaupun masih terdapat beberapa indikator yang memerlukan perhatian
khusus.
127
B. Saran
1. Kepada smua guru, khususnya guru pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Bringin
walaupun sudah mencapai hasil yang baik berdasarkan indikator kompetensi
profesioanl harus senantiasa untuk selalu mengembangkan pengetahuan tidak hanya
dalam satu bidang mata pelajaran yang diajarkannya, namun juga mengembangkan
bidang pengetahuan lain seperti dalam hal IPTEK demi mengembangkan kopetensi
keguruannya. Agar dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran kedepan yang
dilaksanakan benar-benar bisa menjadi lebih baik dan bisa mencapai tujuan
pemeblajaran yang telah di teptapkan.
2. Kepada pihak Kepala Sekolah juga hendaknya ikut berperan aktif dalam
memperhatikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
mengontrol setiap laporan hasil evaluasi dan juga ikut berpartisipasi dalam peningkatan
kompetensi guru pendidikan agama Islam terutama kompetensi profesional dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
3. Kepada pihak peneliti berikutnya agar permasalahan yang dikaji oleh penulis ini untuk
bisa diteruskan secara lebih sistematis dan mendalam agar kekuranga-kekurangan yang
terdapat dalam penulisan skripsi ini bisa menjadi lebih sempurna.
145
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhamad. 2015. Kompetensi Guru Sebagai Kunci Keberhasilan dalam Pembelajaran
Saintifik. Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan. Purwokerto, 29 Maret:
Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Ali, Muhammad. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Arianti, Anne Dwi, dkk. 2015. Pelaksanaan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam
Pembelajaran PPKn Kelas X di SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang
(Implementation Of Pedagogy Competence of Teacher in PPKn Study of Class
X in The State Vocation 1 Turen Malang Regency). UM Press. 1-14.
Arifin, Zaenal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kementerian Agama Republik
Indonesia.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2004. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrul. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media
Darajat, Zakiyah. 2008. Pendidikan islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Fachruri. 2017. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri Gongseng
Satu Atap Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Skripsi, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Purwokerto: IAIN Purwokerto.
Fadli, Swandi. 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Koto Gasib
Kabupaten Siak. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
Fitriani, Cut, dkk. 2017. Kompetensi Profesional Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran di
MTs Muhammadiyah Banda Aceh: Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Volume 05 (88- 95). Banda Aceh: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Habibullah, Achmad. 2012. Kompetensi Pedagogik Guru: Jurnal Edukasi Pendidikan Agama
dan Keagamaan Volume 10 (hlm. 362- 377). Jakarta: Kementrian Agama
Republik Indonesia.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Hamdan. 2016. Studi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran: Jurnal Forum Pedagogik Ilmu Pendidikan
dan Pembelajaran Volume 08 (hlm. 14- 38). Aceh: Universitas Muhammadiyah
Aceh.
Ismanto. 2004. Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI): Jurnal Edukasi
Penelitian Pendidikan Islam Volume 09 (211- 236). Kudus: STAIN Kudus.
146
Ju’subaidi. 2011. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Melaksanakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan: Jurnal Kodifikasia Penelitian Islam Volume 05
(hlm. 97- 122). Ponorogo: STAIN Ponorogo.
Jutmini. 2007. Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Kunandar. 2009. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kurniasari, Desi. 2017. Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada
Pendidikan Inklusif di Sekolah Menengah Al-Firdaus Sukoharjo. Skripsi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Surakarta: IAIN Surakarta.
Kurniawati, Ratna Septia. 2016. Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam
Bersertifikat Pendidik di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jombang. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Lubis, Hanifah. 2008. Studi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta. Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
M, Feralys Novauli. 2015. Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pada SMP
Negeri Dalam Kota Banda Aceh: Jurnal Administrasi Pendidikan Volume 03
(45- 67). Banda Aceh: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Madjid, Abdul, Andayani Dian. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mariyana, Rita. T.th. Etika Profesi Keguruan.
Marno, Idris. 2008. Stategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Ketrampilan Mengajar yang
Efektif dan Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Mawardi, Nur Prasetyo. 2017. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di MTsN 2
Lampung Timur. Tesis, Program Pascasarjana. Bandar Lampung: Universitas
Islam Negeri Raden Intan.
Mismanto, Reka. 2015. Inovasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dalam Perspektif
Kurikulum Humanistik di SD Muhammadiyah Karangbendo Bantul
Yogyakarta. Tesis, Program Pascasarjana. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Mujahidah, Nurul. 2014. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 3 Kalasan. Skripsi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Mujiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyani, Fitri. 2009. Konsep Kompetensi Guru Dalam Undang- Undang Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen (Kajian Ilmu Pendidikan Islam): Jurnal
Pendidikan Universitas Garut Volume 03 (hlm. 1- 8). Garut: Universitas Garut
147
Mulyasa. 2007. Standart Kompetensi dan Stratifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
----------. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nafi’aturrohmaniah. 2014. Evaluasi Pendidikan Agama Islam dan Problematikanya pada
Lembaga Pendidikan Non Formal (Studi Pelaksanaan Program PAI pada Paket
C PKBM Indonesia Pusaka Ngaliyan Semarang). Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
Nurmawati. 2016. Evaluasi Pendidikan Islami. Bandung: Citapustaka Media.
Pemerintah. 2009. Undang- Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sinar Grafika.
Purwanto, M. Ngalim. 2006. Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2016. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 3 Wirosari
Grobogan. Naskah Publikasi, Sekolah Pascasarjana. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rahmi, Hafidah Ainur, dkk. 2014. Deskripsi Kondisi Kompetensi Pedagogik Guru yang
Bersertifikat Pendidik. UM Press. 1-10.
Rezky, Mentari Nun. 2015. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penilaian Sikap
Pada Kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan. Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Riduan, Muhammad. 2010. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran di SDLB C (Tuna Graita) Kemala Bayangkari 2
Kebomas Gresik. Skripsi, Fakultas Tarbiyah. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.
Rinaldi, Sony Faisal, Bagya Mujianto. 2017. Metodologi Penelitian dan Statistik. Jakarta:
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Siswanto. 2013. Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam. Surabaya: Salsabila Putra
Pratama.
Sofyan, Ahmad. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Soleh, Nur. 2012. Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Pembelajaran di
Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Desa Petalabumi, Kecamatan Seberida,
Kabupaten Indragiri Hulu. Tesis, Program Pascasarjana. Riau: Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
Sormin, Darliana. 2016. Kompetensi Guru Dalam Melaksanakan Dan Mengelola Proses
Belajar Mengajar di Pondok Pesantren Darul Mursyidi Desa Sialogo Tapanuli
Selatan: Jurnal Fitrah Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman Volume 02 (hlm. 117- 130).
Padang Sidempuan: IAIN Padang Sidempuan.
148
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukardi, M. 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Habiebie, Sukron. 2009. Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran.
Tulungagung: IAIN Tulungagung Press.
Sumiarsi, Ninik. 2015. Analisis Kompetensi Pedagogik dan Pengembangan Pembelajaran
Guru SD Negeri 041 Tarakan: Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Volume 03 (99- 104). Tarakan: Universitas Borneo.
Supriadi. T.th. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.
Syahrum, Salim. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media.
Ulfiah, dkk. 2016. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Bersertifikasi Pada SMA/ SMK
di Jawa Barat. Laporan Hasil Penelitian Bidang Pendidikan Agama Islam.
Bandung: Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat.
Umar, Husein. 2012. Penelitian Kuantitatif (Langkah demi langkah). Pelatihan Metodologi
Penelitian. Bogor, 29-31 Mei: Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III.
Usman, Moh Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widodo, Syukri Fathudin Achmad. T.th. Pengembangan Kompetensi Guru. UNY Press. 1-13.
Wulan, Elis Ratna, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.
Yasin, Ahmad Fatah. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama
Islam di Madrasah (Studi Kasus di MIN Malang I): Jurnal El Qudwah Volume
01 (157- 181). Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
149
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : FAHMI EKO SAPUTRO
Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 12 Juli 1997
Alamat : Jalan Raden Fatah RT 02/01, Kel. Kalibening,
Kec. Tingkir, Kota, Salatiga.
No. HP : 083128546337/ 08978775576
Hubungan Keluarga :
1. Ayah : Muhaimin
2. Ibu : Fadhliyah, S.Ag
3. Adik : Farah Kamila Al Baroroh
Riwayat Pendidikan :
1. MI Asas Islam Kalibening (2003-2009)
2. MTs Negeri Salatiga (2009-2012)
3. MA Negeri Salatiga (2012-2015)
4. S1- PAI IAIN Salatiga (2015-2019)
Riwayat Organisasi :
1. Pengurus Karang Taruna Kelurahan Kalibening.
(2017- sekarang)
2. Pengurus Ansor Ranting Kalibening.
(2014- sekarang)
3. Ketua Dewan Alumni Rohis Remaja MA Negeri
Salatiga (2016- Sekarang).
4. Ketua Komunitas Silaturahmi B on Vacation
(2015- 2017).
5. Sekretaris Umum Organisasi Mahasiswa Kota
Salatiga (Ormassa) (2015-2017).
6. Anggota Tim Pembentuk Komunitas Mahasiswa
Proudly Student Center (PSC) Provinsi Jawa
Tengah. (2017-2018)
7. Ketua DPP PSC (Proudly Student Center)
(9 Maret 2018- 17 September 2018).