KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA DI MTs. NURUL...
Transcript of KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA DI MTs. NURUL...
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA DI MTs. NURUL
YAQIIN CILEDUG-TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
SITI ACHBARILLAH
NIM 1111018200035
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
ABSTRAK
Siti Achbarillah (NIM: 1111018200035). Kompetensi Profesional
Guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang.
Seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi, salah satunya
yaitu kompetensi profesional. Dari ruang lingkup kompetensi profesional salah
satu diantaranya yaitu mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran
yang bervariasi. Maka dari itu, jika penguasaan metode belajar kurang bervariasi
tidak dapat dipungkiri seorang siswa akan timbul rasa bosan. Apabila proses
belajar mengajar monoton/hanya menggunakan satu metode belajar saja, rasa
bosan mampu membuat siswa tidak fokus dan malas belajar sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kompetensi profesional guru pada aspek penerapan metode pembelajaran yang
bervariasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data
melalui tiga cara yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi professional guru IPA di
MTs. Nurul Yaqiin dari segi pengetahuan dan penerapan metode pembelajaran
sudah baik, artinya guru sudah mengetahui dan menerapkan tujuh metode
pembelajaran dari 11 metode pembelajaran. Penerapan metode yang digunakan
sesuai dengan urutan pelaksanaannya. Guru sudah mampu menerapkan tujuh
metode pembelajaran dengan efektif sehingga proses belajar-mengajar menjadi
menarik, siswa menjadi tidak cepat bosan, lebih antusias dan lebih aktif. Guru
sudah dapat memadukan beberapa metode dalam satu pertemuan. Pemilihan
metode disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, pengetahuan awal siswa, jumlah
siswa, alokasi waktu dan sarana penunjang. Kompetensi profesional guru IPA di
MTs. Nurul Yaqiin baik karena guru tersebut diberikan pelatihan, mengikuti
seminar-seminar pendidikan, banyak membaca buku, internet dan jurnal-jurnal
pendidikan. Rekomendasi dari hasil penelitian ini yaitu ditingkatkan lagi
kompetensi professional guru agar guru mampu menerapkan 11 metode
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien, dan media
pendukung ditambah guna menunjang pembelajaran.
Kata kunci : Kompetensi, Profesional, Guru, Metode
ii
ABSTRACT
Siti Achbarillah (NIM: 1111018200035). The professional
competence of science teachers at MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-
Tangerang.
A professional teacher should have four competencies, one of which is the
professional competence. The scope of professional competence of one of them is
to understand and can apply a variety of learning methods. Therefore, if the tenure
is less varied learning methods can not be denied a student would be boring. If the
learning process monotone or using only one method of learning, boredom able to
make unfocused and lazy student objectives are not achieved. The research aimed
to describe the professional competence of teachers in the aspects of the
application of a variety of learning methods.
This research used a qualitative approach and methods used in this
research is descriptive method. The collection of data in three ways, namely
observation, interviews and studies document.
The result showed that the professional competence of science teachers at
MTs. Nurul Yaqiin in terms of knowledge and the application of learning methods
is good, meaning that teachers already know and apply the learning method seven
of eleven teaching methods. Application of the method used in accordance with
the order of execution. Teacher have been able to apply effective seven methods
of learning, so that the learning process becomes interesting, the students not
become bored quickly, more enthusiastic and more active. Theachers are able to
combine several methods adapted to the learning objectives, prior knowledge of
students, number of student, the allocation of time and means of supporting. The
professional competence of science teachers at MTs. Nurul Yaqiin is good
because the teachers are given training, seminars, read many books, the internet,
and education journals. Recommendations from the result of this study are further
enhanced professional competence of teachers so that teachers are able to apply
eleven teaching methods so that learning becomes an effective and efficient, and
plus supporting media to support learning.
Keyword : Competence, Professional, Teacher, Method
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Shalawat beriring salam selalu
tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
kita kejalan yang terang benderang.
Sehubungan dengan selesainya skripsi, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua jurusan manajemen pendidikan, dan
seluruh Bapak/Ibu dosen jurusan manajemen pendidikan yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu.
3. Dr. Jejen Musfah, M.A dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan yang sabar membimbing dan memberikan saran dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Drs. Rusli, M.Pd kepala sekolah MTs. Nurul Yaqiin dan Ibu Diana Sari,
S.Pd guru IPA serta para siswa/i kelas VII,VIII, dan IX atas segala
bantuannya selama penelitian sehingga berjalan dengan baik.
5. Papa, Mama, Ka Ima, Bang Jamal, Ka Emi, Ka Yana, Ka Yuli, Najwa,
Cisah, Kekey, Fathan, Zamzam, Zaky, Khaira dan Ghaisan serta keluarga
besar yang selalu memberikan dukungan, do’a yang tiada henti, kasih
sayang, serta perhatian untuk penulis.
6. Bripda Miftahul Hakim yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan
doa.
7. Sahabat penulis: Yuni, Safitri, Butet, Dini, Lia, dan Miskah yang telah
memberikan semangat, motivasi, do’a, nasehat, dan pengalaman yang
berharga.
8. Teman-teman di Manajemen Pendidikan 2011 yang sama-sama berjuang
menyelesaikan skripsi.
iv
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya peneliti mengharapkan saran, dan kritik yang membangun,
karena penulis menyadari masih ada kesalahan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, 11 Desember 2015
Siti Achbarillah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru ............................................................................ 9
1. Pengertian Kompetensi Profesional .............................................................. 9
2. Dimensi Kompetensi Profesional .................................................................. 10
B. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru .................................................. 14
C. Metode Pembelajaran ........................................................................................ 20
1. Pengertian Metode Pembelajaran .................................................................. 20
2. macam-macam metode pembelajaran ........................................................... 21
3. Pertimbangan dalam memilih metode ........................................................... 35
D. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ............................................................................................ 39
B. Metode Penelitian .............................................................................................. 39
C. Sumber Data ...................................................................................................... 40
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 41
vi
E. Teknik Pengolahan Data .................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah ................................................................................................. 47
B. Deskripsi Data dan Pembahasan ....................................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 70
B. Saran .................................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 72
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
A. Tabel 2.1 : Kompetensi profesional guru mata pelajaran IPA di
SMP/MTs dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007
B. Tabel 3.1 : Instrument Observasi
C. Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Wawancara Kepala Sekolah
D. Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Wawancara Guru
E. Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Wawancara Siswa
F. Tabel 3.5 : Instrument Pengukuran Penerapan Metode Pembelajaran
G. Tabel 3.6 : Instrument Studi Dokumentasi
H. Tabel 4.1 : Sarana Dan Prasarana
I. Tabel 4.2 : Tenaga Pendidik
J. Tabel 4.3 : Tenaga Kependidikan
K. Tabel 4.4 : Pelatih Ekstrakulikuler
L. Tabel 4.5 : Kondisi Siswa Dan Rombel Tahun Pelajaran 2015/2016
M. Tabel 4.6 : Aspek Metode Pembelajaran
N. Tabel 4.7 : Metode-metode yang digunakan dikelas VII-1 dan VII-
2
O. Tabel 4.8 : Metode-metode yang digunakan dikelas VIII-1 dan
VIII-2
P. Tabel 4.9 : Metode-metode yang digunakan dikelas IX-1 dan IX-2
viii
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 2.1 : Ranah Pengembangan Diri
B. Gambar 2.2 : Metode Pembelajaran Menurut Depdiknas
C. Gambar 2.3 : Pertimbangan Dalam Memilih Metode
D. Gambar 3.1 : Teknik Pengumpulan Data
E. Gambar 3.2 : Komponen Dalam Analisis Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang penting, karena
dengan adanya pendidikan maka akan menciptakan penerus bangsa yang
berkualitas. Tidak lepas dari itu untuk mencapai hal tersebut sekolah harus
memiliki mutu yang baik berupa guru yang kompeten di bidangnya.
Pendidikan menempati peranan sentral dimana pendidikan gurulah yang
menentukan kualitas pendidikan, sehingga kualitas guru menjadi kunci
bagi pendidikan yang baik.
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa persoalan-persoalan
yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas sumber daya
manusia (SDM) bangsa Indonesia yang masih rendah. Kualitas SDM yang
rendah, baik secara akademis maupun nonakademis, menyebabkan belum
seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi menyumbangkan
potensinya baik potensi fisik maupun nonfisik dalam pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan keahlian dan bidang masing-masing. Untuk
itu, partisipasi masyarakat dalam pengembangan sangatlah penting dan
diperlukan. Sebab, keberhasilan pembangunan hanya dapat tercapai jika
masyarakat berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan pembangunan.
2
Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalan-persoalan bangsa
Indonesia setahap demi setahap dapat terselesaikan dengan baik.1
Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari
mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa
kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh
pembangunan dibidang pendidikan. Mereka menganggap kebodohan
adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa, oleh karena itu harus
diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan.2
Guru menyadari bahwa untuk mendapatkan hasil pembelajaran
yang maksimal, proses harus diselenggarakan sebaik-baiknya. Hal yang
tidak kalah penting adalah kualitas penyelenggara proses tersebut. Kualitas
penyelenggara proses pendidikan dan pembelajaran adalah guru.dengan
demikian, dalam hal ini kualitas guru harus secara intens diingkatkan
melalui berbagai kegiatan. Kegiatan berkualitas dapat dilakukan diluar
sekolah atau didalam sekolah. Semua bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan terkait kemampuan proses.3
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik atau persyaratan pendidikan yang
berhubungan dengan bidang studi yaitu pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.4
Profesionalisme guru merupakan suatu keharusan dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang
pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya
belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan
1 Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2007), h. 8. 2 Ibid.
3 Mohammad Saroni, Personal Branding Guru: Meningkatkan Kualitas dan
Profesionalitas Guru, (Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011), Cet.1, h. 102. 4 Sudaryona, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),
h.11.
3
kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan
melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya
berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.5
Guru sebagai pelaku otonomi kelas memiliki wewenang untuk
melakukan reformasi kelas (classroom reform) dalam rangka melakukan
perubahan perilaku peserta didik secara berkelanjutan yang sejalan dengan
tugas perkembangannya dan tuntutan lingkungan di sekitarnya.6
Seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,
dan kompetensi sosial.
Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara professional
dengan memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut.
Kompetensi yang harus dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal
sebagaimana tergambar dalam peraturan pemerintah tersebut. Karena itu,
guru harus selalu belajar dengan tekun disela-sela menjalankan tugasnya.
Menjadi guru professional bukan pekerjaan yang mudah, untuk tidak
mengatakannya sulit, apalagi ditengah kondisi mutu guru yang sangat
buruk dalam setiap aspeknya.7
Guru profesional merupakan guru yang memiliki keahlian dibidang
pendidikan. Sedangkan kompetensi profesional, merupakan kemampuan
yang harus dimiliki oleh guru tersebut.
Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan
masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan
dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja
karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Menurut pengamat ekonomi
Berry Priyono, bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan
tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari
dilembaga pedidikan sering kali hanya terpaku pada teori, sehingga peserta
didik kurang inovatif dan kreatif. Kedua, peringkat Human Development
Index (HDI) Indonesia yang masih rendah(tahun 2004 peringkat 111 dari
5 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 1, h. 18.
6 Nanang hanafiah dan cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung: Refika
Aditama, 2012), Cet. 3, h.103. 7 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 30.
4
117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 dibawah vietnam dengan
peringkat 108). Ketiga, laporan Internasional Education Achievment (IEA)
bahwa kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada diurutan 38 dari
39 negara yang disurvei. Keempat, mutu akademik antarbangsa melalui
Programme for Internasional Student Assesment (PISA) 2003
menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA,
Indonesia menempati peringkat ke-38, sementara untuk bidang
matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke-39. Jika
dibandingkan dengan Korea Selatan, peringkatnya sangat jauh, untuk
bidang IPA menempati peringkat ke-8, membaca peringkat ke-7 dan
matematika peringkat ke-3. Kelima, laporan World Competitiveness
Yearbook tahun 2000, daya saing SDM Indonesia berada pada posisi 46
dari 47 negara yang disurvei. Keenam, posisi perguruan tinggi indonesia
yang dianggap favorit, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gajah
Mada hanya berada diposisi ke-61 dan 68 dari 77 perguruan tinggi di Asia.
Ketujuh, ketertinggalan bangsa indonesia dalam bidang IPTEK
dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan
Thailand.8
Dalam kutipan Doan Pardede, pernyataan mengejutkan dilontarkan
DR. Santi Ambarukmi, kepala bidang profesi pendidikan menengah
kementrian pendidikan nasional dalam sebuah symposium yang diadakan
KNPI Samarinda di Hotel Grand Sawit belum lama ini. Ternyata, hasil
rata-rata uji kompetensi guru (UKG) 2013 di seluruh Indonesia hanya
4,25. Materi yang diujikan pada uji kompetensi guru meliputi 30%
kompetensi pedagogik dan 70% kompetensi profesional. Aspek
profesional yang diujikan adalah kemampuan atau kompetensi yang
dimiliki guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran.9
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia merupakan cerminan
rendahnya kualitas system pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan
kompetensi guru secara umum, semakin membuat laju perkembangan
pendidikan belum maksimal. Bila ditinjau dan diamati masih banyak guru
8 Kunandar, op.cit., h. 1-2.
9Doan Pardede, Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Hanya 4,25. 2013,
(www.tribunnews.com)
5
yang belum memiliki profesionalitas yang baik untuk kemajuan
pendidikan secara global. 10
Sekarang ini tidak jarang guru yang hanya mengajar se-instan
mungkin. Seperti halnya seorang guru hanya memiliki pengetahuan ilmu
yang masih minim padahal itu merupakan kunci utama seorang guru untuk
mengajar, bagaimana mungkin jika seorang murid bertanya kepada guru
akan tetapi guru tersebut tidak mampu menjawab dan menjelaskan secara
rinci pertanyaan murid tersebut.
Kompetensi profesional guru pasca sertifikasi masih lemah.
Penyebab lemahnya kompetensi tersebut, diantaranya karena kemampuan
penguasaan sains para guru tersebut pada umumnya masih di bawah nilai
rata-rata. Pakar pendidikan dan mantan dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Sofyan Arif, mengungkapkan
masalah itu kepada wartawan, dikampus UMS Pabelan. Dia
menambahkan, skor para guru SMA rata-rata hanya 9 dari total skor 600.
Nilai itu jauh di bawah standar rata-rata dunia 450 dan yang ideal rata-rata
500. 11
Penguasaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi membuat
siswa cepat merasa bosan selama kegiatan belajar mengajar. Tidak dapat
dipungkiri seorang siswa akan timbul rasa bosan apabila proses belajar
mengajar monoton/hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja,
rasa bosan dapat membuat siswa tidak fokus dan malas belajar.
Guru yang monoton dalam mengajar sehingga cenderung
membosankan hanya akan menyenangkan murid ketika guru tersebut
berhalangan atau tidak bisa mengajar. Jika murid bahagia saat guru tidak
dapat mengajar membuktikan bahwa guru ini gagal dalam mengajar.12
10
Pudjosumedi, AS, Dkk. Profesi Kependidikan. (Jakarta: UHAMKA Press. 2013), Cet.
1, h. 97. 11
Tok Suwarto, Kompetensi Profesional Guru Pasca-Sertifikasi Masih Lemah, 2014,
(www.pikiran-rakyat.com). 12
Masykur Arif Rahman. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru
Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), Cet. 1, h.57.
6
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa, serta ketercapaian tujuan yang diharapkan diakhir
pembelajaran. Akan tetapi, kegiatan evaluasi pembelajaran masih jarang
dilakukan oleh guru kepada siswa.
Penggunaan media,alat, dan sumber belajar yang masih kurang
padahal penggunaan alat, media dan sumber belajar dengan benar dan
sesuai dengan perkembangan zaman membuat siswa menjadi lebih
semangat belajar karna proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
Penerapan teori belajar yang tidak sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik, hal ini harus dicegah karena setiap tingkatan
pendidikan taraf perkembangan siswa berbeda-beda maka seorang guru
harus mampu menyesuaikan teori belajar yang dipakai berdasarkan taraf
perkembangan siswa.
Guru kurang mampu mengorganisasikan dan melaksanakan
program pembelajaran, seperti halnya penyusunan program tahunan,
semester, mingguan, dan harian, silabus, serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Hal tersebut menyatakan bahwa masih ada guru yang tidak
menguasai atau memiliki kompetensi profesional guru. Padahal di sekolah
guru dituntut untuk menjadi tokoh sentral yang harus meningkatkan
kompetensinya.
Tidak semua guru seperti yang telah dipaparkan diatas, salah
satunya adalah guru-guru di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang. Guru
IPA dipilih karena guru ini merupakan guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin
yang rajin hadir dan datang tepat waktu, pada proses pembelajaran siswa/i
lebih antusias dalam belajar, guru humoris sehingga membuat kegiatan
pembelajaran menjadi aktif, dan metode apa yang digunakan guru
sehingga siswa lebih antusias dalam pembelajaran IPA.13
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut lebih lanjut yang
13
Ruang Kepala Sekolah, 05 Agustus 2015
7
dirumuskan dalam judul “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA
DI MTs. NURUL YAQIIN CILEDUG-TANGERANG”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut:
1. Kurang bervariasinya penggunaan metode pembelajaran selama proses
belajar mengajar.
2. Kurangnya pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa.
3. Terbatasnya alat, media pembelajaran dan sumber belajar yang
digunakan.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan kompetensi profesional ini tidak meluas dan lebih
terarah, maka penulis membatasi penelitian ini dengan objek penelitian
MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang, meliputi pengetahuan dan
penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, perlu kiranya masalah itu
dirumuskan agar pembahasan skripsi ini menjadi jelas dan terarah. Adapun
perumusan masalahnya: Bagaimana penerapan metode pembelajaran
selama proses belajar mengajar guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-
Tangerang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi
profesional guru pada aspek penerapan metode pembelajaran yang
bervariasi.
8
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian terhadap kompetensi profesional guru, diharapkan
dapat memberikan sejumlah manfaat, antara lain:
a. Manfaat teoritis
Dapat mengembangkan pemikiran dalam bidang manajemen
pendidikan.
b. Manfaat praktis
1) Bagi pembaca
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kompetensi
profesional guru sehingga membantu meningkatkan
kompetensi profesional.
2) Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional
guru.
9
BAB II
Kajian Teori
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian kompetensi profesional
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, pasal 1:10 tentang
Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Johnson manyatakan: “Competency as rational performance which
satisfactirily meets the objective for a desired condition”. Menurutnya,
kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian,
suatu kompetensi ditunjukan oleh penampilan atau untuk kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.14
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil
kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.15
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: kencana prenada media, 2008), Cet. 5, h. 17. 15
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 29.
10
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki untuk
mencapai tugas yang telah ditetapkan.
Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28
ayat butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan.16
Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 18 tahun 2007
tentang Guru, dinyatakan bahwasannya salah satu kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru adalah kompetensi profesional. Merupakan
kemampuan seorang guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas
dan mendalam yang meliputi penguasaan materi keilmuan, penguasaan
kurikulum, dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi
serta pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi.
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini
merupakan kompetensi yang sangat penting, oleh sebab langsung
berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkatan
keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini.17
Kompetensi profesional adalah salah satu kemampuan yang harus
dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Dimensi kompetensi profesional
Ruang lingkup kompetensi profesional, meliputi:18
16
E. Mulyasa, Standar Komepetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. 4, h. 135. 17
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 145. 18
Mulyasa, op. cit., h.135-136
11
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik.
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya.
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi.
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat-alat, media,
dan sumber belajar yang relevan.
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Tabel 2.1
Kompetensi profesional guru mata pelajaran IPA di SMP/MTs dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Kompetensi Profesional
Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
IPA di SMP/MTs
1. Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola piker
keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu
1.1 Memahami konsep-konsep,
hukum-hukum, dan teori-teroi
IPA serta penerapannya secara
fleksibel.
1.2 Memahami proses berpikir
IPA dalam mempelajari proses
dan gejala alam.
1.3 Menggunakan bahasa
simbolik dalam
mendeskripsikan proses dan
12
gejala alam.
1.4 Memahami hubungan antar
berbagai cabang IPA dan
hubungan IPA dengan
matematika dan teknologi.
1.5 Bernalar secara kualitatif
maupun kuantitatif tentang
proses dan hukum alam
sederhana.
1.6 Menerapkan konsep, hukum,
dan teori IPA untuk
menjelaskan berbagai
fenomena alam.
1.7 Menjelaskan penerapan
hukum-hukum IPA dalam
teknologi terutama yang dapat
ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
1.8 Kreatif dan inovativ dalam
penerapan dan pengembangan
IPA.
1.9 Menguasai prinsip-prinsip dan
teori-teori pengelolaan dan
keselamatan kerja/belajar di
laboratorium IPA sekolah.
1.10 Menggunakan alat ukur, alat
peraga, alat hitung, dan piranti
lunak computer untuk
mrningkatkan pembelajaran
IPA di kelas, laboratorium.
13
1.11 Merancang eksperimen IPA
untuk keperluan pembelajaran
atau penelitian.
1.12 Melaksanakan eksperimen
IPA untuk keperluan
pembelajaran atau penelitian.
1.13 Melaksanakan eksperimen
IPA dengan cara yang benar.
1.14 Memahami sejarah
perkembangan IPA dan
pikiran-pikiran yang
mendasari perkembangan
tersebut.
2. Menguasai standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu
2.1 memahami standar kompetensi
mata pelajaran yang diampu.
2.2 Memahami kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu.
2.3 Memahami tujuan
pembelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu
secara kreatif.
3.1 memilih materi pembelajaran
yang diampu sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta
didik.
3.2 Mengolah materi pelajaran
yang diampu secara kreatif
sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
4. Mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan
4.1 melakukan refleksi terhadap
kinerja sendiri secara terus
menerus.
14
melakukan tindakan reflektif. 4.2 Memanfaatkan hasil refleksi
dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
4.3 Melakukan penelitian
tindakan kelas untuk
prningkatan keprofesionalan.
4.4 Mengikuti kemajuan zaman
dengan belajar dari berbagai
sumber.
5. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan diri.
5.1 memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
dalam komunikasi
5.2 memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk pengembangan diri.
B. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
Seorang profesional adalah orang yang senantiasa terbuka dan
tanggap terhadap berbagai perubahan, terutama yang terkait dengan bidang
profesinya. Pengembangan juga terjadi dalam hal konsep keilmuan bidang
studi. Guru sebagai spesialis bidang studi harus terus mengikuti
pengembangan ilmu yang terkait dengan bidang studinya. Ia harus
memahammi hakikat pengetahuan sebagai hal yang dinamis, sehingga
pengembangan-pengembangan baru akan muncul.19
Salah satu tuntutan profesionalisme guru adalah adanya
pengembangan profesionalisme berkelanjutan. Bentuk-bentuk
pengembangan profesional berkelanjutan dapat dilakukan secara
individual yakni melalui inisiatif guru untuk mengembangkan diri,
19
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan
Implementasinya. (Jakarta: Indeks. 2011), cet. 1, h. 18.
15
mengembangkan kompetensi keilmuannya, melakukan refleksi dan
penelitian-penelitian tindakan kelas, membaca jurnal-jurnal ilmiah,
memperluas jaringan kerja, meningkatkan koleksi perpustakaan pribadi,
dan lain-lain. Sebaliknya pengembangan profesional berkelanjutan dapat
juga dilakukan secara institusional atas inisiatif kepala sekolah atau
otoritas pendidikan terkait, misalnya melalui perkumpulan dalam wadah-
wadah guru seperti kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP).20
Guru dapat mengembangkan kompetensinya melalui belajar dari
berbagai program pelatihan dari sekolah maupun luar sekolah dan dari
sarana dan prasarana (perpustakaan, laboratorium, internet) sekolah, serta
program dan fasilitas pendidikan lainnya yang disediakan di sekolah.
Dengan demikian, diharaojan guru akan mampu bersikap profesional
dalam proses pendidikan dan pengajaran di kelas. Karena itu, sekolah
wajib menyediakan pelatihan dan sumber belajar demi terbentuknya guru
yang kompeten, sekolah wajib memiliki manajemen pengembangan
kompetensi guru. Artinya, program pelatihan dan sumber belajar itu
direncanakan, disusun, dilakukan dan dievaluasi dengan baik secara
berkala, setahun sekali misalnya. Singkatnya sekolah yang baik akan
mengembangkan kemampuan gurunya melalui pelatihan dan sumber
belajar yang terprogram dengan baik.21
Kesadaran untuk menghadirkan guru sebagai sumber daya utama
pencerdas bangsa, barangkali sama tuanya dengan sejarah peradaban
pendidikan. Dilihat dari dimensi sifat dan subtansinya, setidaknya ada
empat ranah (taxonomy) yang tersedia untuk mewujudkan guru yang
benar-benar profesional. Keempat ranah pengembangan guru sebagai
berikut:22
20
Ibid., h. 19 21
Musfah, op.cit. h. 11-12 22
Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke
Profesional Madani. (Jakarta: Kencana,2012), Cet.2, h. 2-11.
16
1. Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi
Mereka yang diangkat sebagai guru merupakan lulusan lembaga
penyedia calon guru. Berkaitan dengan penyediaan guru, Undang-
Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru telah menggariskan
bahwa hali ini menjadi kewenangan lembaga pendidikan guru berbasis
perguruan tinggi. Menurut dua produk hukum ini, lembaga pendidikan
tenaga kependidikan dimaksud adalah perguruan tinggi yang diberi
tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan dan mengembangkan
ilmu kependidikan dan non-kependidikan.
Beberapa amanat penting yang dapat disadap dari dua produk
hukum itu. Pertama, calon peserta pendidikan profesi berkualifikasi
S1/D4. Kedua, sertifikasi pendidik bagi guru diperoleh melalui
program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Ketiga, sertifikasi
pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif, transparan,
dan accountable.
Keempat, jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap
tahun ditetapkan oleh menteri. Kelima, program pendidikan profesi
diakhiri dengan uji kompetensi pendidik. Keenam, uji kompetensi
pendidikan dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai
17
dengan standar kompetensi. Ketujuh, ujian tertulis dilaksanakan secara
komprehensif. Kedelapan, ujian kinerja dilaksanakan secara holistis
dalam bentuk ujian praktik pembelajaran yang mencerminkan
penguasaan empat kompetensi pada satuan pendidikan yang relevan.
2. Induksi guru pemula berbasis sekolah
Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008,
hanya lulusan S1/D4 yang memiliki sertifikat pendidiklah yang akan
direkrut menjadi guru. Namun demikian, sungguh pun guru yang
direkrut telah memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat pendidik,
yang dalam produuk hukum dilegitimasi sebagai telah memiliki
kewenangan penuh , ternyata masih diperlukan program induksi untuk
memosisikan mereka menjadi guru yang benar-benar profesional.
Memang pada banyak literature akademik, program induksi diyakini
merupakan fase yang harus dilalui ketika seseorang dinyatakan
diangkat dan ditempatkan sebagai guru.
Program induksi merupakan masa transisi bagi guru pemula
(beginning teacher) terhitung mulai dia pertama kali menginjakkan
kaki di sekolah atau satupun pendidikan hingga benar-benar layak
dilepas untuk menjalankan tugas pendidikan hingga benar-benar layak
dilepas untuk menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran secara
mandiri.
3. Profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi
Diperlukan upaya yang terus-menerus agar guru tetap memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disinilah esensi
pembinaan dan pengembangan profesional guru. Kegiatan ini dapat
dilakukan atas prakarsa institusi seperti pendidikan dan pelatihan,
workshop, magang, dan studi banding, ialah penting. Prakarsa ini
menjadi penting, karena secara umum guru pemula masih memiliki
keterbatasan, baik financial, jaringan, waktu dan akses. Namun, yang
18
tidak kalah pentingnya ialah prakarsa personal guru untuk menjalani
profesionalisasi.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan itu dilaksanakan secara
sistematis dengan menempuhtahap-tahapan tertentu, seperti analisis
kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, desain program ,
implementasi dan delivery program, dan evaluasi program. Ini berarti
bahwa kegiatan pembinaan dan pengembangan kemampuan guru
profesional guru secara berkelanjutan harus dilaksanakan atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi yang
sistematis.
Aktivitas pengembangan guru tersebut memiliki temali satu sama
lain. Pada fase perencanaan, fokus perhatian terpusat pada kebutuhan
akan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan apa yang
diperlukanbagi guru. Penentuan jenis kegiatan pendidikan dan
pelatihan ini didasari atas diagnosis mengenai masalah dan tantangan
yang dihadapi oleh guru dan satuan pendidikan saat ini, serta
kemungkinan perubahan kebijakan dan strategi kerja keorganisasian.
Tujuan dan sasaran pendidikan dan pelatihan guru ditetapkan
dengan mencerminkan kondisi yang diingini, sekaligus menjadi ukuran
keberhasilan program itu. Perumusan tujuan dan sasaran ini akan
menjadi acuan dalam menentukan substansi dan pelaksanaan program,
dengan titik tekan pada upaya memenuhi kebutuhan guru dan satuan
pendidikan secara nyata. Evaluasi program dimaksudkan untuk
menentukan tingkat keberhasilan kegiatan pembinaan dan
pengembangan yang dilakukan, serta kelemahan selama proses
penyelenggaraan. Hal ini akan menjadi umpan balik bagi perencanaan
program pengembangan yang lebih efektif dan efisien.
4. Profesionalisasi guru berbasis individu
Kenyataan dilapangan, begitu banyak guru yang sama sekali tidak
memiliki akses mengikuti program pendidikan, pelatihan, dan
19
pengembangan secara dilembagakan, kecuali pada saat mereka
menempuh pelatihan pra-jabatan dari calon PNS ingin menjadi PNS
penuh. Menghadapi realitas ini, kalau guru mau tetap eksis pada
profesi dengan derajat profesionalitas yang layak ditampilkan, tidak
ada pilihan lain, dia harus melakukan profesionalisasi secara mandiri,
yang dalam buku ini disebut sebagai guru profesional madani atau
GPM.
The civil teachers are beyond the professional teachers! Guru
madani melebihi batas-batas guru profesional. Mereka harus mampu
mengembangkan diri sendiri atau bertindak autodidak, jika mau
bertahan dalam status keprofesionalannya. Pemikiran inilah yang
kemudian menginspirasi lahirnya gagasan tentang GPM.
Untuk menjadi GPM, perlu perjalanan panjang. Diawali dengan
penyiapan calon guru, rekrutmen, penempatan, penugasan,
pengembangan profesi dan karier, hingga menjadi guru profesional
sungguhan, yang menjalani profesionalisasi secara terus-menerus.
Guru semacam inilah yang kelak akan menjelma menjadi GPM.
GPM sesungguhnya adalah guru profesional, yang dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bersifat otonom, menguasai
kompetensi secara komprehensif, dan daya intelektual yang tinggi.
Kata otonom mengandung makna, bahwa GPM adalah mereka yang
secara profesional dapat melaksanakan tugas dengan pendekatan bebas
dari intervensi kekuasaan atau birokrasi pendidikan. Dengan demikian,
guru harus menjadi profesional sungguhan untuk dapat tumbuh secara
madani. GPM meleebihi batas-batas yang dimiliki guru profesional
yang banyak dibahas dalam literature akademik. Ciri-ciri umum GPM
antara lain:
a. Melakukan profesionalisasi diri.
b. Memotivasi diri.
c. Memiliki disiplin diri.
d. Memiliki kesadaran diri.
20
e. Melakukan pengembangan diri.
f. Menjadi pembelajar.
g. Melakukan hubungan efektif.
h. Berempati tinggi.
i. Taat asas pada kode etik.
Guru profesional madani merupakan guru yang mampu bekerja
secara otonom, dapat berkembang secara individual, dan memiliki ciri-
ciri yang telah disebutkan diatas.
C. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R David dalam Teaching
Strategies for collage class room menyebutkan bahwa method is a way in
achieving something. Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan.23
Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta
didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru (dalam
pemilihan metod mengajar) maupun bagi peserta didik (dalam memilih
strategi belajar). Dengan demikian makin baik metode, akan makin efektif
pula pencapaian tujuan belajar. Langkah metode pembelajaran yang
dipilih memainkan peranan utama yang berakhir pada semakin
meningkatnya prestasi belajar peserta didik.24
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
23
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) h.193. 24
IIf Khoiru Ahmadi, Dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011), Cet. 1, h. 101.
21
2. Macam-macam metode pembelajaran
Pada hakikatnya, guru yang mengajar secara monoton tidak
mengetahui atau tidak memiliki berbagai variasi metode, teknik,
pendekatan, dan konsep dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga
semuanya yang digunakan selalu sama atau tidak pernah berubah. Maka,
tak heran jika guru yang mengajar secara monoton sangat membosankan
bagi muridnya. Setiap metode dapat meningkatkan prestasi belajar murid.
Walaupun demikian, metode apa pun yang dipakai, jika seorang guru tidak
mempunyai kecakapan dalam menerapkannya maka tidak akan
membuahkan hasil yang memuaskan. Apalagi, metode yang dipakai selalu
sama dalam setiap pertemuan.25
Berikut ini beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran menurut depdiknas: 26
1. Metode Ceramah
25
Masykur Arif Rahman. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru
Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), Cet. 1, h. 54-56. 26
Majid, op. cit., h. 193-215.
22
Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran merupakan cara yang
digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara
penuturan. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini
sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Langkah-langkah
menggunakan metode ceramah:
a. Tahap persiapan
1) Analisis sasaran (audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun
kemampuan awal yang dimilikinya;
2) Analisis sifat materi yang sesuai dan cukup hanya dengan
dituturkan atau diinformasikan;
3) Menyusun durasi waktu yang digunakan untuk ceramah secara
efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang dapat
digunakan;
4) Memilih dan menetapkan jenis media yang akan digunakan;
5) Menyiapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan
upaya memperoleh umpan balik;
6) Memberikan contoh dan analogi yang sesuai dengan
pengalaman yang pernah diperoleh;
7) Menyiapkan ikhtisar yang sekiranya akan membantu
kelancaran ceramah.
b. Tahap pelaksanaan
1) Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan
langkah yang menentukan keberhasilan pelaksanaan ceramah.
2) Langkah penyajian
Tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur,
agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi
pembelajaran yang sedang disampaikan.
3) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
23
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi
agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa
tidak menguap kembali.
Kelebihan metode ceramah:
1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk
dilakukan.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan.
4) Guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Kelemahan metode ceramah:
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan
terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan
terjadinya verbalisme.
3) Sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru
kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik.
4) Sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan.
Metode ceramah merupakan metode yang sering dipakai. Metode
ceramah adalah penjabaran guru secara lisan dalam menyampaikan
materi ajar.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekedar tiruan. Langkah-langkah menggunakan
metode demonstrasi:
24
a. Tahap persiapan
1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
proses demonstrasi berakhir;
2) Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilakukan;
3) Melakukan uji coba demonstrasi
b. Tahap pelaksanaan
1) Langkah pembukaan
a) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan;
b) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh
siswa;
c) Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
oleh siswa;
2) Langkah pelaksanaan
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir;
b) Ciptakan susasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
3) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran
perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu
yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan
proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Kelebihan metode demonstrasi:
a. Verbalisme dapat dihindari karena siswa disuruh langsung
memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan;
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tak
hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang
terjadi;
25
c. Siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan
antara teori dan kenyataan.
Kelemahan metode demonstrasi:
a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih
matang kerena tanpa persiapan yang memadai demonstrasi
bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif.
b. Memerlukan peralata, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai.
c. Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus.
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang
mebuat siswa akan memerhatikan ketika guru memperagakan dan
menunjukkan suatu situasi, proses dan sebagainya.
3. Metode Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.
Jenis-jenis metode diskusi:
a. Diskusi kelas
Diskusi kelas adalah proses pemecahan masalah yang
dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
b. Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa
dalam kelompok-kelompok. Jumlah kelompok antara lain 3-5
orang.
c. Simposium
26
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan
keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan
yang luas kepada siswa.
d. Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang
dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri
dari 4-5 orang dihadapan pendengar.
e. Seminar
Semina merupakan pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah
orang yang melakukan kajian dan pembahasan suatu masalah
(topik/tema) melalui gagasan pikiran dan tukar pendapat yang
dipandu oleh seorang ahli.
f. Lokakarya
Kegiatan lokakarya adalah bentuk pertemuan yang membahas
masalah praktis/teknis/operasional yang biasanya merupakan
tindak lanjut dari hasil seminar sehingga hal-hal yang bersifat
konseptual dapat diturunkan kedalam suatu produk yang siap
untuk dikembangkan atau dilaksanakan.
Langkah-langkah melaksanakan diskusi:
1) Langkah persiapan
a) Merumuskan tujuan yang yang ngin dicapai , baik tujuan
yang bersifat umum maupun tujuan khusus;
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai;
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas;
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi.
2) Pelaksanaan diskusi
27
a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
memengaruhi kelancaran diskusi.
b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.
c) Melakukan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan.
d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas.
f) Pengendalian arah pembahasan supaya tidak melebar dan
fokus.
3) Menutup diskusi
a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi.
b) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
Metode diskusi merupakan metode yang membuat siswa
mampu memecahkan masalah secara bersama-sama.
4. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterempilan tertentu.
Jenis-jenis simulasi:
a. Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran
untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan fenomena sosial.
b. Psikodrama
28
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain
peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan
psikologis.
c. Role Playing
Role playing atau bermain peran adalah metode
pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan
untuk mengkreasi peristiwa-peristiwa.
d. Peer Teaching
Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan
oleh siswa kepada teman-teman calon guru.
e. Simulasi Game
Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa
berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui
permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
Langkah-langkah simulasi:
1) Persiapan simulasi
a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang
hendak dicapai simulasi;
b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi
yang akan disimulasikan;
c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam
simulasi;
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
2) Pelaksanaan simulasi
a) Simulasi mulai dimainkan oleh pemain peran;
b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian;
c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran
yang mendapat kesulitan;
29
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak,
supaya siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah
yang sedang disimulasikan.
3) Penutup
a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi
maupun materi cerita yang disimulasikan;
b) Merumuskan kesimpulan.
Kelebihan metode simulasi:
a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam
menghadapi situasi yang sebenarnya kelak.
b. Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa .
c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri
siswa.
d. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang
diperlukan daalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses
pembelajaran.
Kelemahan metode simulasi:
a. Pengalaman yang diperoleh siswa melalui simulasi tidak
selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik, sering menjadikan simulasi
sebagai hiburan.
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering
memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Metode simulasi merupakan metode dimana guru harus
membuat situasi atau keadaan tiruan supaya siswa paham.
5. Metode Tugas dan Resitasi
Metode ini merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa
dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan,
30
pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau
menampilkan diri dalam penyampaian suatu (puisi, syair,
drama) atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan
tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai.
Langkah-langkah metode resitasi:
a. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas
dan tepat sesuai demgan kemampuan siswa, ada petunjuk
yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
b. Langkah pelaksanaan tugas
1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
2) Diberikan dorongan sehingga anak mau
melaksanakannya.
3) Diiusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
4) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan
sistematik.
c. Fase pertanggung jawaban tugas
1) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang
dikerjakan.
2) Ada tanya jawab dan diskusi.
3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau
non-tes.
Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang disebut
resitasi.
Metode tugas dan reitasi merupakan metode dimana
siswa diberikan tugas untuk menghafal, menguji, membaca dan
sebagainya.
31
6. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat
two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan siswa. Metode ini dimaksudkan untuk
merangsang berpikir siswa dan membimbingnya dalam
mencapai atau mendapatkan pengetahuan.
Beberapa hal penting dalam tanya jawab:
a. Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab
1) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana
materi pembelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2) Untuk merangsang siswa berpikir.
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan
masalah yang belum dipahami.
4) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi
dalam belajar.
5) Melatih murid untu berpikir dan berbicara secara
sistematis berdasarkan pemikiran orisinil.
b. Jenis pertanyaan
Pada dasarnya ada dua jenis pertanyaan yang perlu
diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran.
Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa.
Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu
persoalan.
Metode tanya-jawab merupakan cara agar siswa
teraangsang untuk berfikir, oleh karena itu adanya sebuah
pertanyaan baik itu siswa bertanya guru yang menjawab
ataupun sebaliknya.
32
7. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok yaitu siswa dalam satu kelas dipandang
sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
a. Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama
bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar;
b. Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas
siswa yang mempunyai minat yang sama;
c. Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
diberikan;
d. Pengelompokan secara random atau diundi, tidak melihat
faktor-faktor lain;
e. Pengelompokkan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok
pria dan kelompok wanita
Metode kerja kelompok merupakan metode yang
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk
mengerjakan secara bersama-sama.
8. Metode Problem Solving
Metode problem solving merupakan metode mengajar
sekaligus metode berpikir karena dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan
mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Langkah-langkah:
a. Menyediakan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan.
33
b. Menuliskan tujuan/kompetensi yang hendak dicapai.
c. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
d. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
e. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
f. Tugas, diskusi, dan lain-lain.
g. Menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode dimana guru
memberikan suatu masalah dan siswa harus memecahkan
masalah tersebut.
9. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Pada dasarnya team teaching adalah metode mengajar dua
orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok
siswa.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode
Team Teaching:
a. Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh
tim tersebut sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai
dengan tugas masing-masing dalam tim tersebut.
b. Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut sehingga
masalah bimbingan pada siswa terarah dengan baik.
c. Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat
ketidakhadiran seorang guru anggota tim.
Metode sistem regu merupakan metode dimana dalam
satu kelas ada dua orang guru yang mengajar.
10. Metode Latihan (Drill)
Metode latihan adalah cara membelajarkan siswa untuk
mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan.
34
Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif
siswa untuk berpikir, hendaknya guru/pengajar memperhatikan
tingkat kewajaran dari metode Drill:
a. Latihan digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik
b. Untuk melatih kecakapan mental
c. Untuk melatih hubungan dan tanggapan
Prinsip dan petunjuk penggunaan Drill:
1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum
diadakan latihan tertentu.
2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat
diagnosis.
3) Latihan tidak perlu terlalu lama asalkan sering
dilaksanakan.
4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang
esensial.
Metode latihan atau drill merupakan metode yang
digunakan untuk melatih mental, tanggapan, dan sebagainya.
11. Metode Karyawisata (Field-Trip)
Metode karyawisata yang dimaksud disini adalah kunjungan
keluar kelas dalam rangka belajar.
Langkah-langkah:
a. Perencanaan karyawisata
1) Merumuskan tujuan karyawisata
2) Menetapkan objek karyawisata sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.
3) Menetapkan lamanya karyawisata
4) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama
karyawisata
35
5) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus
disediakan.
b. Pelaksanaan karyawisata
Fase ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar ditempat
karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini
harus diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan pada fase
perencanaan.
c. Tindak Lanjut
Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporannya baik
lisan maupun bertulis mengenal inti masalah yang telah
dipelajari pada waktu karyawisata.
Metode karyawisata merupakan metode belajar keluar
sekolah yang berhubungan dengan pelajaran.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas
dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit
ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih
menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang
bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.27
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam
proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.28
3. Pertimbangan dalam memilih metode
Beberapa pertimbangan yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam
memilih metode pengajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut
mesti berdasarkan pada penetapan:29
27
E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 4, h. 107 28
Ibid., h. 78 29
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006), Cet. 2, h. 148-151
36
1. Tujuan pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru
dalam memilih metode yang akan digunakan didalam menyajikan
materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang
hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus
dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan
metode-metode pembelajaran.
2. Pengetahuan awal siswa
Apa metode yang akan kita gunakan?, sangat tergantng juga pada
pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan
awal siswa. Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang
akan diajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta
atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum
dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, dan
sebaliknya jika siswa telah memahami prinsp, konsep, dan fakta maka
guru dapat menggunakan metode yang bersifat belajar mandiri.
3. Alokasi waktu dan sarana penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran dalam satu jam
pelajaran tingkat SD 35 menit, SMP/MTs 40 menit, dan
SMA/MA/SMK 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah
dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya perangkat penunjang
pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang.
4. Jumlah siswa
37
Idealnya metode yang kita terapkan didalam kelas melalui
pertimbangan jumlah siswa yang hadir, memang ada ratio guru dan
siswa agar proses belajar-mengajar efektif, ukuran kelas menentukan
keberhasilan terutama pengekikaan kelas dan penyampaian materi.
Pertimbangan-pertimbangan diatas mampu membantu guru untuk
menetapkan metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dari judul yang diajukan
sebagai judul skripsi yaitu:
1. Humaeroh dengan judul hubungan kompetensi profesional guru
dengan prestasi belajar siswa yang memiliki kesimpulan bahwa setelah
dilakukan analisis data, maka diperoleh rhitung (0,50)>rtabel (0,21)
pada taraf signifikansi 5%, sedangkan pada taraf signifikansi 1% rtabel
=0,28 menunjukkan bahwa rhitung>rtabel (0,50>0,28). Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara
kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri
2 Legok.
2. Lukmansyah Masrori dengan judul pengaruh kompetensi profesional
guru terhadap pencapaian kompetensi siswa mata pelajaran fiqih siswa
kelas XI MAN Tlogo kabupaten Blitar yang menyimpulkan bahwa
adanya pengaruh positif antara kompetensi profesional guru dengan
pencapaian kompetensi siswa.
3. Jafaruddin dengan judul kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SMAN 1Kuta Cot Glie kabupaten
Aceh Besar yang didalam hasil penelitiannya yaitu: sebagian guru
sudah memiliki kompetensi profesional dalam membuat perencanaan
38
pembelajaran, sebagian guru di SMAN 1 dalam mengevaluasi
pembelajaran memiliki kemampuan yang baik.
39
BAB III
Metodologi penelitian
A. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di MTs. Nurul Yaqiin yang beralamat
di Jalan Raden Fatah Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota
Tangerang 15151 dan dilakukan pada bulan Juli-September.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif.
Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam
melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala
yang bersifat alami. Karena orientasinya demikian, sifatnya
mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian, serta tidak bisa
dilakukan dilaboratorium, melainkan dilapangan.30
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif
30
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 10, h.89.
40
ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan
fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir
tertentu. Metode ini beruasaha menggambarkan dan
menginterpretasi apa yang ada atau mengenai kondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses
yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau
kecenderungan yang tengah berkembang.31
Metode ini dipakai karena dipandang dapat menjelaskan
mengenai kompetensi profesional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin.
C. Sumber data
Pengambilan sumber data dalam melakukan penelitian
kualitatif dipilih secara purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertent ini, misalnya orang tersebut yang dianggao
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
obyek/situasi sosial yang diteliti.32
Sumber data yang digunakan
penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
informan di lapangan yaitu melalui wawancara mendalam dan
observasi partisipasi dengan kepala sekolah, koordinator
program, guru, siswa, dan pihak-pihak lain yang berkaitan
(stakeholder).
b. Data sekunder, yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan
untuk mendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan
implementasi program kelas peminatan melalui jurnal, makalah,
buku, dan dokumen-dokumen sekolah.
31
Ibid., h. 100.
32 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 8, h. 219.
41
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategi dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data.33
Oleh karenanya peneliti menggunakan
beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang
lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang peneliti gunakan
antara lain adalah:
Gambar 3.1
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dengan
cara pengambilan data dengan mengamati secara langsung
tanpa menyembunyikan identitas seseorang. Maksudnya
penulis mengamati secara langsung proses belajar mengajar
guru IPA di kelas.
Tabel 3.1
Instrumen Observasi
33
Ibid., h. 224.
DATA
Observasi
Wawancara Dokumentasi
42
No Subjek Lokasi Aktivitas
1 Guru Kelas Pelaksanaan
pembelajaran:
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan penutup
2. Siswa Kelas Keaktifan
Antusias
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, Guru IPA, dan
beberapa siswa untuk mengetahui persepsi mengenai
kompetensi profesional guru.
Tabel 3.2
Kisi-kisi wawancara kepala sekolah
Kisi-kisi pertanyaan Butir
Kompetensi guru 1
Peningkatkan kompetensi professional guru 2
Masalah pemahaman salah satu kompetensi
professional yang harus dimiliki guru
3
Tugas administrasi untuk guru 4
43
Kelengkapan administrasi guru 5
Tabel 3.3
Instrument wawancara guru
Kisi-kisi wawancara butir
Ruang lingkup kompetensi professional 1
metode-metode pembelajaran 2
Administrasi guru 3
Peningkatkan kompetensi professional 4
Kelengkapan RPP 5,6
Penetapan metode pembelajaran yang
akan digunakan 7
Tabel 3.4
Instrumen Wawancara siswa
Kisi-kisi pertanyaan Butir
Kegiatan belajar-mengajar 1, 2
Pemahaman materi 3
Saran 4
Tabel 3.5
Instrument Pengukuran Penerapan Metode Pembelajaran
Sangat baik Mengetahui dan menerapkan
44
11 metode pembelajaran
Baik Mengetahui dan menerapkan
7-10 metode pembelajaran
Cukup baik Mengetahui dan menerapkan
4-6 metode pembelajaran
Kurang baik Mengetahui dan menerapkan
1-3 metode pembelajaran
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yang dimaksud berupa data yang penulis
peroleh dilapangan berupa lembar hasil observasi kelas VII,
VIII, dan IX ketika proses belajar-mengajar mata pelajaran
IPA. Hasil wawancara dengan Bapak. Drs.Rusli, M.Pd selaku
kepala sekolah, Ibu Diana selaku Guru mata pelajaran IPA,
dan tiga orang siswi yaitu Tita, Dara, dan Aulia. Serta foto
dokumentasi selaku bukti pengumpulan data observasi dan
wawancara.
Tabel 3.6
Instrument studi dokumentasi
No Jenis dokumen Keterangan
1 Profil sekolah
2 RPP
5 Foto wawancara
45
E. Teknik pengolahan data
Gambar 3.2
Komponen dalam Analisis data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada
saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis
data :34
1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksin akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian data, bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang berisi naratif.
3. Penarikan kesimpulan, merupakan temuan baru yang
sebelumnyabelum pernah ada kesimpulan dalamhasil
34
Ibid., h. 246-252.
Periode pengumpulan
Reduksi Data
Display Data
Kesimpulan/verifikasi
Selama
Selama
Selama
Setelah
Setelah
Setelah
Antisipasi
46
penyajian data dapat diambil kesimpulan agar lebih mudah
dipahami.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah
1. Identitas
MTs. Nurul Yaqiin terletak di Jalan Raden Fatah Sudimara Selatan
Kecamatan Ciledug Kota Tangerang 15151. MTs. Nurul Yaqiin berada
dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam Nurul Yaqiin (YPINY).
Nomor statistik madrasah yaitu 121236710021. Nomor pokok sekolah
nasional adalah 20606941. MTs. Nurul Yaqiin merupakan Madrasah
Swasta. Waktu belajar disekolah ini dimulai dari pagi. NPWP sekolah ini
yaitu 02. 331. 192. 1. 402. 000, telp. 021 – 73441601. Berdiri sejak tahun
1989. Nomor SK Pendirian adalah W.i/KA.010./33/1986. Tanggal SK
Pendirian pada 17 Juni 1986. Nomor izin surat keterangan operasional
adalah Wi./I/PP.005/221/1990. Tanggal surat keterangan izin operasional
yaitu 17 April 1990. Status akreditasi MTs. Nurul Yaqiin adalah B, pada
tahun 2011 dan dengan nomor surat keterangan akreditasi yaitu
28.00.SMP/MTs.406.11.
48
2. Data sarana dan prasarana
Luas tanah madrasah ini adalah 1000 m+, dan Luas Bangunan
yaitu 600 m+. Sarana Pendukung Belajar/Mengajar menggunakan
sumber penerangan PLN.
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana
No Jenis Ruang/Sarana
dan Prasarana
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Ruang Kelas 6
2. Meja Guru 6
3. Bangku Guru 6
4. Meja Siswa 120
5. Bangku Siswa 240
6. Papan Tulis 7
7. Lemari Kelas 6
8. Laptop 1
9. Proyektor 1
10. Alat Peraga IPA 1
11. Pengeras Suara 1
12. Lemari Bola 1
13. Bola Volly 2
14. Bola Basket 2
15. Bola Futsal / Bola
Tendang 2
16. Net Bulu Tangkis 1
17. Corong 10
18. Tongkat Atletik 10
19. Ruang Komputer 1
20. Komputer Praktek 10
21. Ruang Kepala Sekolah 1
22. Ruang Guru 1
23. Ruang Tata Usaha 1
49
24. Ruang Perpustakaan 1
25. Mushola 1
26. Toilet Guru 1
27. Toilet Siswa 2
Dari daftar tabel diatas diketahui sekolah memiliki sarana dan
prasarana yang baik dan cukup untuk mendukung kegiatan belajar-
mengajar. Sarana dan prasarana yang dimiliki dalam kondisi baik atau
tidak rusak sehingga layak digunakan untuk guru dan siswa.
3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2
Tenaga Pendidik
No Nama
Pendidik
Tempat
Tanggal
Lahir
L/P
Status Mengajar
Kepegawaian Mata
Pelajaran
1. Eliyanih,
S. Ag
Tangerang,
29 Juni
1974
P PNS Al-Qur‟an
Hadist
2.
Titin
Nuryanih
, S. Ag
Tangerang,
20 Juli 1973 P PNS
Akidah
Akhlak
3. Mulyadih
, S. Pd. I
Tangerang,
1 Desember
1969
L GTY Fikih
4.
M.
Jaelani
HT. S.
Ag
Tangerang,
20
Desember
1964
L GTY SKI
5.
Moh.
Riyanto,
S. Pd
Jakarta, 19
Oktober
1969
L GTY PKN
6. Suwarti,
S. Pd
Jakarta, 13
Oktober
1977
P PNS Bahasa
Indonesia
7. Suherni,
S. S
Tangerang,
8 Februari
1980
P PNS Bahasa
Arab
8. Avianty, Jakarta, 24 P GTY Bahasa
50
S. Pd Maret 1970 Inggris
9.
Upik Sri
Veryning
sih, S. Pd
Solo, 9
September
1964
P GTY Matematik
a
10.
Diana
Sari, S.
Pd
Tangerang,
18 April
1984
P GTY IPA
11.
Idha Rini
Ambarwa
ti, S. Sos
Blora, 5
Oktober
1969
P GTY IPS
12.
Lilis
Suryani,
S. Pd
Tangerang,
13
September
1970
P GTY Seni
Budaya
13.
Ol
Mufad, S.
Pd
Jakarta, 27
Mei 1970 L PNS PJOK
14.
Abdul
Rosyd,
A. Md
Tangerang,
19
November
1981
L GTY TIK
15.
Abdul
Rosyd,
A. Md
Tangerang,
19 Noveber
1981
L GTY Prakarya
16.
H. M.
Darma
Wijaya
Tangerang,
13
Desember
1952
L GTY BTQ
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa guru yang
mengajar di MTs. Nurul Yaqiin mayoritas sudah diploma IV atau S1,
akan tetapi hanya lima guru yang sudah menjadi pegawai negri sipil
(PNS) dan yang lainnya merupakan guru tetap yayasan (GTY).
Tabel 4.3
Tenaga Kependidikan
No Nama
Pendidik
Tempat
Tanggal
Lahir
L/P Status
Bertugas
Sebagai
Kepegawaian Tenaga
1. Wahyu
Hubaidi
Tangerang, 11
Februari 1989 L GTY Tata Usaha
51
2. Iis
Maryati
Tangerang, 17
Mei 1976 P GTY Kebersihan
Tenaga kependidikan yang dimiliki oleh MTs. Nurul
Yaqiin hanya ada 2 orang saja yang bertugas di tata usaha dan
kebersihan.
Tabel 4.4
Pelatih Ekstrakurikuler
No Nama
Pelatih
Tempat
Tanggal
Lahir
L/P Status
Bertugas
Sebagai
Kepegawaian Pelatih
1.
Moh.
Riyanto,
S. Pd
Jakarta 19
November
1969
L GTY Pramuka
2. Ade Fiza
Fijria
Tangerang,
25 Maret
1996
P GTTY Pramuka
3.
Yuni
Sulistyaw
ati
Kebumen, 24
Februari
1995
P GTTY Pramuka
4. Bachtiar Tangerang, 7
Agustus 1991 L GTTY Futsal
5.
Muhamma
d Indra
Purnama
Tangerang, 7
September
1991
L GTTY Marawis
6. Murdih Tangerang, 6
Maret 1972 L GTTY Qasidah
Ekstrakulikuler yang ada di MTs. Nurul Yaqiin hanya ada
empat, diantaranya adalah pramuka, futsal, marawis, dan qasidah.
Setiap ekstrakulikuler memiliki satu orang pelatih kecuali pramuka
yang memiliki tiga orang pelatih.
4. Data Rekapitulasi Siswa
Tabel 4.5
Kondisi Siswa dan Rombel Tahun Pelajaran 2015/2016
JENJANG KELAS
JENIS
KELAMIUSIA
52
N
JUMLAH 7 8 9 L P
<
13
13-
15
Th
>
15
Th SISWA L P L P L P
28 21 32 21 36 18 96 60
49 53 54 TOTAL 49 53 54 156
ROMBEL 2 2 2
Terdapat 6 rombongan belajar data keseluruhan ada 156
siswa yaitu: 49 siswa kelas VII, 53 siswa kelas VIII, dan 54
siswa kelas IX.
B. Deskripsi Data dan Pembahasan
Tabel 4.6
Aspek metode pembelajaran
No Aspek Keterangan
1. Metode pembelajaran yang
dikuasai
Sudah menguasai tujuh metode
pembelajaran yaitu: metode
ceramah, metode tanya-jawab,
metode diskusi, metode kerja
kelompok, metode drill, metode
problem solving, metode tugas
dan resitasi
2. Penerapan metode
pembelajaran
Penerapan metode pembelajaran
berjalan dengan baik sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan
efisien
53
3. Kesesuaian metode
pembelajaran
Metode yang digunakan tepat
karena sesuai dengan materi
pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan pengetahuan
awal siswa.
4. Antusias dan efektivitas
siswa
Dengan variasi metode
pembelajaran yang digunakan,
siswa menjadi lebih antusias
dalam mengikuti pelajaran dan
metode tersebut mampu membuat
siswa efektif
5. Pemahaman siswa
Variasi metode pembelajaran
yang diterapkan mampu
membantu siswa lebih mudah
memahami materi yang diajarkan
Penerapan berbagai metode yang dipakai oleh guru IPA di kelas
berbeda-beda karena harus sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 4.7
Metode-metode yang digunakan dikelas VII-1 dan VII-2
Metode yang dipakai pada
materi „besaran dan
satuan‟ adalah:35
1. Metode Diskusi
Guru memberikan apersepsi dan
motivasi berupa pertanyaan mengenai
gejala alam yang termasuk kedalam
35
Ruang kelas VII-1, 25 Agustus 2015
54
besaran dan manfaat satuan dalam
pengukuran selanjutnya untuk menguji
pengetahuan awal siswa maka guru
bertanya mengenai pengertian besaran
dan satuan serta satuan internasional.
Guru membentuk siswa menjadi 3
kelompok, kemudian setiap kelompok
mendiskusikan mengenai pengertian
besaran dan klasifikasinya hingga
akhirnya setiap kelompok harus
memiliki kesimpulan sementara.
Kemudian setiap kelompok mengukur
panjang dan lebar meja guru
menggunakan jengkalnya masing-
masing dan mistar plastic. Hasilnya
dibandingkan dengan kelompok lain.
2. Metode ceramah
Setelah berdiskusi dan mendapatkan
kesimpulan sementara maka guru
membahas mengenai jawaban dari
peserta didik yang telah didiskusikan
dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
3. Metode Tanya-jawab
Setelah guru menyampaikan materi,
guru mempersilahkan siswa untuk
bertanya jika ada materi yang belum
dipahami siswa. Ketika ada siswa yang
55
bertanya, guru tidak langsung
menjawab melainkan memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab dan guru menambahkan
jawaban siswa tersebut.
4. Metode latihan/ drill
Metode latihan atau drill digunakan
untuk mengetahui pemahaman siswa
mengenai materi yang telah
disampaikan. Guru memberikan soal di
papan tulis kemudian siswa maju
kedepan satu-persatu untuk menjawab.
Setelah siswa menjawab guru
membahas secara bersama-sama hasil
jawaban tersebut. Sehingga siswa
mengetahui cara perhitungan, jawaban
benar atau salah.
Metode yang dipakai pada
materi „besaran dan
satuan‟ adalah:36
1. Metode ceramah
Guru memberikan motivasi dan
apersepsi berupa pertanyaan mengenai
manfaat satuan internasional dan
menyebutkan satuan untuk besaran
panjang, waktu dan massa.
Kemudian guru membahas mengenai
manfaat satuan internasional dan
satuan untuk besaran panjang, waktu,
dan massa. Guru menjelaskan cara
36
Ruang kelas VII-2, 28 Agustus 2015
56
mengkonversikan satuan dengan
memakai tangga konversi.
2. Metode kerja kelompok
Guru membentuk 6 kelompok yang
terdiri 5-6 orang, kemudian setiap
kelompok diberi tugas untuk
menuliskan contoh hasil pengukuran,
kemudian mengkonversikannya
kedalam satuan internasional.
3. Metode Tanya-jawab
Kemudian apabila masih ada siswa
yang belum mengerti maka guru
mempersilahkan siswa untuk bertanya.
Ketika ada siswa yang bertanya, guru
tidak langsung menjawab melainkan
memberikan kesempatan kepada siswa
lain untuk menjawab dan guru
menambahkan jawaban siswa tersebut.
4. Metode latihan/ drill
Guru memberikan contoh soal latihan
cara mengkonversi satuan panjang
dengan menggunakan tangga konversi.
Lalu peserta didik diminta untuk
menyebutkan beberapa hasil
pengukuran yang biasa mereka temui
dalam kehidupan sehari-hari,
57
kemudian mengkonversikannya
kedalam satuan internasional
Metode latihan digunakan untuk
mengetahui apakah siswa mampu
memahami mengenai materi yang
telah disampaikan. Guru memberikan
latihan tertulis berupa 5 soal untuk
dikerjakan dan dibahas bersama-sama
agar siswa benar-benar paham dengan
materi yang telah disampaikan baik
dari penjelasan guru, pertanyaan serta
jawaban yang telah dibahas bersama-
sama.
Kemudian guru memberikan pekerjaan
rumah (PR) berupa soal PG dan essay
Pada materi besaran dan satuan merupakan IPA bagian fisika.
materi ini sulit dipahami, karena mengandung rumus-rumus atau
perhitungan. Akan tetapi, setelah penjelasan dari guru, materi ini mampu
dipahami dengan baik.37
Pada metode tanya-jawab siswa merasa diberikan waktu leluasa
untuk bertanya hal-hal yang tak dimengerti dari materi yang telah
disampaikan, serta menyampaikan jawaban yang diketahuinya.
Ketika metode kerja kelompok, siswa terlihat antusias dalam
mengerjakan tugasnya, sehingga siswa tidak terpaksa dalam
mengerjakannya.
37
Ruang Kelas VII-1,18 Agustus 2015
58
Latihan yang diberikan berupa soal-soal hitungan dari besaran dan
satuan. Soal tersebut memang sulit akan tetapi dari penjelasan guru dan
pemahaman materi yang dipelajari maka siswa mampu mengerjakan
latihan dengan baik dan benar.38
Tabel 4.8
Metode-metode yang digunakan dikelas VIII-1 dan VIII-2
Metode yang digunakan pada
materi „pertumbuhan dan
perkembangan‟ adalah: 39
1. Metode Diskusi
Guru memberikan motivasi
dan apersepsi berupa
pertanyaan tahapan
perkembangan embrio dan
proses metamorphosis kupu-
kupu. Dan untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa,
guru bertanya pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan embrio dan
pengertian metamorphosis.
Guru membagi siswa
menjadi empat kelompok
dan setiap kelompok
diberikan tugas untuk
mendiskusikan pengertian
metagenesis, tahapan-
tahapan pembelahan zigot,
pengertian pertumbuhan dan
38
Ruang Kelas VII-1, 18 Agustus 2015
39 Ruang kelas VIII-1, 21 Agustus 2015
59
perkembangan pasca
embrionik, perbedaan
metamorphosis sempurna
dan tidak sempurna.
Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi.
2. Metode ceramah
Guru membahas mengenai
jawaban dari setiap
kelompok, dan guru
menjelaskan mengenai
pengertian metagenesis,
tahapan-tahapan pembelahan
zigot, pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan pasca
embrionik, perbedaan
metamorphosis sempurna
dan tidak sempurna.
3. Metode Tanya-jawab
Apabila masih ada siswa
yang belum mengerti maka
guru mempersilahkan siswa
untuk bertanya. Ketika ada
siswa yang bertanya, guru
tidak langsung menjawab
melainkan memberikan
60
kesempatan kepada siswa
lain untuk menjawab dan
guru menambahkan jawaban
siswa tersebut.
Metode yang digunakan pada
materi „pertumbuhan dan
perkembangan‟ adalah: 40
1. Metode Diskusi
Guru memberikan motivasi
dan apersepsi berupa
pertanyaan tahapan
perkembangan embrio dan
proses metamorphosis kupu-
kupu. Dan untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa,
guru bertanya pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan embrio dan
pengertian metamorphosis.
Guru membagi siswa
menjadi empat kelompok
dan setiap kelompok
diberikan tugas untuk
mendiskusikan pengertian
metagenesis, tahapan-
tahapan pembelahan zigot,
pengertian pertumbuhan dan
perkembangan pasca
embrionik, perbedaan
metamorphosis sempurna
40
Ruang kelas VIII-2, 26 Agustus 2015
61
dan tidak sempurna.
Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi.
2. Metode ceramah
Guru membahas mengenai
jawaban dari setiap
kelompok, dan guru
menjelaskan mengenai
pengertian metagenesis,
tahapan-tahapan pembelahan
zigot, pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan pasca
embrionik, perbedaan
metamorphosis sempurna
dan tidak sempurna.
3. Metode Tanya-jawab
Kemudian apabila masih ada
siswa yang belum mengerti
maka guru mempersilahkan
siswa untuk bertanya. Ketika
ada siswa yang bertanya,
guru tidak langsung
menjawab melainkan
memberikan kesempatan
kepada siswa lain untuk
menjawab dan guru
62
menambahkan jawaban
siswa tersebut.
4. Metode Problem Solving
Guru menayangkan sebuah
video mengenai
metamorfosis serangga,
siswa dipersilahkan
menjawab dan menjelaskan
mengenai metamorfosis
serangga tersebut
(metamorfosis sempurna
atau metamorfosis tidak
sempurna )
Pada meteri pertumbuhan dan perkembangan merupakan materi
IPA biologi. Materi ini merupakan tentang makhluk hidup yang ada
disekeliling manusia, sehingga membuat mereka tertarik dan ingin
mengetahui penjelasannya jadi siswa memperhatikan penjelasan guru
secara seksama.
Ketika metode diskusi kelompok siswa-siswa antusias karena
kelompoknya berdasarkan acak sehingga siswa dapat merasakan situasi
berbeda ketika mereka satu kelompok dengan siswa lain yang duduk lebih
jauh yang membuat komunikasi atau interaksi mereka menjadi lebih
menarik.
Ketika proses metode problem solving, siswa sangat antusias
dalam memperhatikan tayangan tersebut. Siswa pun berani untuk
menjelaskan dan menjawab mengenai metamorfosis pada serangga
tersebut.
63
Tabel 4.9
Metode-metode yang digunakan dikelas IX-1 dan IX-2
Materi yang dipelajari yaitu „sistem
eksresi pada manusia dan
hubungannya dengan manusia‟
yang menggunakan metode:41
1. Metode Ceramah
Guru memberikan motivasi
dan apersepsi berupa
pertanyaan efek jika kita
tidak dapat mengeluarkan
feses, dan metabolisme
tubuh.
Guru menjelaskan mengenai
model ginjal, struktur dan
fungsi ginjal manusia, model
kulit, struktur dan fungsi
kulit. Siswa memperhatikan
dengan fokus.
2. Metode diskusi
Peserta didik dibagi menjadi
empat kelompok dan
berdiskusi mengenai proses
pembentukkan urine dalam
ginjal, macam-macam
gangguan ginjal serta
pencegahannya, bagian-
bagian kulit serta proses
pengeluaran melalui kulit.
41
Ruang Kelas XI-1, 18 Agustus 2015
64
3. metode tanya-jawab
Setelah guru menjelaskan,
siswa dipersilahkan bertanya
apabila ada bagian yang
tidak dimengerti dari materi
yang telah disampaikan.
Ketika ada siswa yang
bertanya guru tidak langsung
menjawab melainkan
mempersilahkan siswa lain
yang dapat menjawab, jika
ada siswa yang menjawab
maka guru menambahkan
hasil dari jawaban siswa
tersebut.
4. Metode tugas & resitasi
Metode tugas & reitasi yang
dimaksud pada penerapan
metode ini adalah dengan
memberikan tugas yaitu:
melakukan wawancara
kepada dokter, bidan atau
petugas kesehatan lainnya
tentang penyakit reproduksi
dan cara pencegahannya.
Hasil wawancara dituli
dalam bentuk laporan dan
dikumpulkan minggu depan.
65
Materi yang dipelajari yaitu „sistem
eksresi pada manusia dan
hubungannya dengan manusia‟ dan
menggunakan metode:42
1. metode ceramah
Guru memberikan motivasi
dan apersepsi berupa
pertanyaan makna hatiku
deg-degan, hati atau jantung
yang deg-degan, tugas hati
manusia.
Guru menjelaskan mengenai
struktur, fungsi hati, dan
paru-paru sebagai alat
pengeluaran.
2. Metode diskusi
Membentuk siswa menjadi
empat kelompok dan
mendiskusikan mengenai
letak hati, fungsi hati, proses
pengeluaran melalui paru-
paru, gangguan dalam
system pengeluaran dan cara
pencegahannya.
3. metode tanya-jawab
siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya jika ada
materi yang belumdapat
dipahami dari penjelasan
guru tadi. Jika ada yang
42
Ruang Kelas XI-2,22 Agustus 2015.
66
bertanya guru melontarkan
pertanyaan itu kepada siswa
jika ada yang mampu
menjawab dan guru akan
menambahkan jawaban dari
siswa tersebut.
Setelah tidak ada pertanyaan
dari murid, selanjutnya
adalah guru yang
memberikan pertanyaan
kepada murid dan murid
yang mampu menjawab
dipersilahkan untuk
menjawab. Dan bagi siswa
yang menjawab akan
diberikan poin nilai.
4. Metode tugas & resitasi
Metode tugas & resitasi
yang dimaksud pada
penerapan metode ini adalah
dengan memberikan tugas
mengenai system eksresi
yaitu: Tugas berupa soal
(tertulis) dan membuat
gambar sitem-sistem eksresi
(paru-paru, hati, kulit, ginjal)
beserta dengan penjelasan.
67
Dalam materi sistem eksresi, penjelasan guru sangat baik
sehingga siswa paham mengenai materi yang disampaikan.
Pelajaran mudah dimengerti.
Ketika ada sesi tanya-jawab, siswa yang kurang mengerti
atau kurang paham atas materi yang telah disampaikan
dipersilahkan bertanya. Hal ini merupakan suatu tempat dimana
guru mampu membuat siswa tidak malu untuk bertanya dan
menjawab.
Tugas yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa. Dan tidak memberatkan siswa dalam proses pengerjaan
tugas tersebut.43
Metode-metode yang digunakan tepat karena metode
tersebut mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif,
metode tersebut juga sesuai dengan pengetahuan awal siswa
sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik, dan metode
tersebut juga sesuai dengan materi sehingga materi mampu diserap
atau dipahami oleh siswa.44
Metode yang dikuasai dan mampu diterapkan dengan baik
adalah metode ceramah, metode tanya-jawab, metode diskusi,
metode kerja kelompok, metode latihan atau drill, metode problem
solving, metode tugas dan resitasi.
Berdasarkan dengan materi yang ada pada bab II guru
sudah menguasai tujuh metode pembelajaran dari 11 metode
pembelajaran sehingga dapat dikatakan bahwa guru sudah baik
dalam memahami dan menguasai metode-metode pembalajaran
43
Ruang kelas XI-1, 18 Agustus 2015.
44 Ruang Kelas IX-1, 25 Agustus 2015
68
yang mampu menunjang dan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan atau tidak monoton.
Pemilihan metode yang akan digunakan juga mengacu
kepada: tujuan pembelajaran yang merupakan hal penting dalam
pemilihan metode jadi guru harus memperkirakan apakah metode
tersebut mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, alokasi
waktu yang ada sehingga dapat diukur jika menggunakan metode
tersebut apakah efisien, sarana penunjang yang akan digunakan
demi berjalannya metode pembelajaran yang akan digunakan,
pengetahuan awal siswa yang mampu membantu keberlangsungan
metode tersebut ketika diterapkan, jumlah siswa diperhitungkan
agar metode tersebut dapat efektif.45
Metode pembelajaran yang disukai siswa adalah metode
Tanya jawab karena dapat membuat siswa menjadi aktif, metode
problem solving karena dapat membuat siswa berpikir dengan
seksama dan dapat mengasah otak mereka, metode diskusi karena
dapat bermusyawarah dan bertukar pikiran dengan siswa yang lain,
dan metode ceramah karena siswa mendapatkan penjelasan yang
lebih mendetail dari guru.
Guru IPA sudah mengetahui kompetensi profesional yang
harus dimiliki guru. guru tersebut juga sudah mengetahui metode-
metode pembelajaran dengan baik. pihak sekolah sudah
mengevaluasi cara mengajar guru IPA dan hasilnya adalah
kompetensi profesional guru tersebut sudah baik dari pengetahuan
maupun penerapannya. Sehingga pembelajarannya pun berjalan
dengan efektif dan efisien.46
45
Ruang Guru MTs. Nurul Yaqiin, 03 September 2015.
46 Ruang Kepala Sekolah MTs.Nurul Yaqiin, 10 September 2015.
69
Guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang sudah
menguasai berbagai metode pembelajaran dan mampu
melaksanakan metode tersebut dengan baik sehingga proses
belajar-mengajar dapat terlaksana sesuai dengan yang diinginkan
dan tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Pemahaman
siswa serta motivasi siswa mengenai pembelajaran materi tersebut
menjadi hidup dengan adanya variasi metode yang digunakan.
Pembelajaran menjadi menyenangkan seperti pedapat para siswa
karena guru menggunakan variasi metode pembelajaran dengan
baik dan tepat.
Kompetensi profesional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin
Ciledug-Tangerang baik karena guru tersebut diberikan pelatihan,
mengikuti seminar-seminar pendidikan, banyak membaca buku,
internet dan jurnal-jurnal pendidikan.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. kompetensi profesional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-
Tangerang sudah baik, karena sudah menerapkan tujuh metode
pembelajaran dari 11 metode pembelajaran yang bervariasi. Metode-
metode pembelajaran yang diketahui dapat diterapkan sesuai dengan
urutan pelaksanaannya dan membuat proses belajar-mengajar menjadi
menarik karena menggunakan variasi metode dalam satu pertemuan
sehingga siswa tidak merasa bosan atau menjadi fokus, aktif dan
antusias dalam belajar IPA dikelas. Guru mampu memadukan
beberapa metode dalam satu pertemuan.
2. Metode pembelajaran yang telah dikuasai oleh guru IPA di MTs.
Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang sudah baik, karena sudah menguasai
tujuh metode pembelajaran diantara metode yang sudah dikuasai dan
diterapkan yaitu metode ceramah, metode Tanya-jawab, metode
diskusi, metode kerja kelompok, metode latihan/drill, metode problem
solving, metode tugas dan resitasi.
3. Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan
dipertimbangkan dengan baik karena sesuai dengan tujuan
71
pembelajaran, pengetahuan awal siswa, jumlah siswa, alokasi waktu
dan sarana penunjang. Hal itu membuat metode yang akan dipakai
dipilih dengan matang.
B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan dari penelitian ini, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Ditingkatkan lagi kompetensi professional guru agar guru mampu
menerapkan 11 metode pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
efektif dan efisien.
2. Saran yang diberikan siswa harus diperhatikan untuk membantu guru
lebih giat mencari ide agar siswa mampu memahami materi dengan
baik dan tujuan pun dapat tercapai.
3. Media pendukung ditambah guna menunjang pembelajaran menjadi
menarik dan tidak membosankan, seperti alat peraga, infokus, dan
sebagainya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru Dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Cet. 1,
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Cet. 4,
Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Hanafiah, Nanang dan cucu suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Cet. 3,
Bandung: Refika Aditama, 2012
Kunandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi
Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2007
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran, Cet. 1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013
Mudlofir, Ali. Pendidikan Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya Dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Cet. 1, Jakarta: Rajawali Pers,
2012
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Cet. 4, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006
Mulyasa, E. Standar Komepetensi dan Sertifikasi Guru, Cet. 4, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2011
Pardede, Doan. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Hanya 4,25. 2013,
www.tribunnews.com
Pudjosumedi, AS, Dkk. Profesi Kependidikan. Jakarta: UHAMKA Press. 2013
73
Rahman, Masykur Arif. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru
Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, Jogjakarta: Diva Press, 2011
Rahman, Masykur Arif. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru
Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, Cet. 1, Jogjakarta: Diva Press, 2011
Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Cet. 3, Jakarta: Kencana, 2008
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Cet. 5, Jakarta: kencana prenada media, 2011
Saroni, Mohammad. Personal Branding Guru: Meningkatkan Kualitas dan
Profesionalitas Guru, Cet. 1, Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011
Sholeh, Asrorun Ni‟am. Membangun Profesionalitas Guru, Cet. 1, Ciputat: Elsas,
2006
Sudaryona, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Cet. 1, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
dan R&D, Cet. 8, Bandung: Alfabeta, 2010
Suwarto, Tok. Kompetensi Profesional Guru Pasca-Sertifikasi Masih Lemah,
2014, www.pikiran-rakyat.com
Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan, Cet. 5, Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Cet. 2, Jakarta:
Gaung Persada Press, 2006
Lampiran 1
Pedoman Observasi
Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang
Hari/tanggal : 18 Agustus 2015
Kelas/sekolah : IX-1/ MTs. Nurul Yaqiin
Waktu :
No. Objek Pengamatan Ya Sebagian
Dilakukan Tidak Keterangan
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Pembiasaan kelas √ Memeriksa kesiapan
siswa dari segi
kerapian tempat
duduk, alat tulis, dsb.
b. Apersepsi √ Berupa pertanyaan
efek jika kita tidak
dapat mengeluarkan
feses, dan
metabolisme tubuh.
c. Motivasi √
d. Melaksanakan pre-
test
√ Ya, dengan
pertanyaan lisan
seperti pengulangan
materi pada
pertemuan
sebelumnya
e. Menerangkan
tujuan
pembelajaran
√ Ya, dari tujuan yang
akan dicapai yaitu:
Mendeskripsikan
bentuk ginjal
beserta bagian-
bagian dan
fungsinya,
Menggambar
struktur ginjal
manusia,
Menjelaskan
proses
pembentukkan
urine manusia,
Menyebutkan
penyakit,
gangguan ginjal
serta
pencegahannya.
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi
pembelajaran
√ Guru menjelaskan
mengenai model
ginjal, struktur dan
fungsi ginjal manusia,
model kulit, struktur
dan fungsi kulit.
Siswa memperhatikan
dengan fokus
b. Menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi
√ Metode yang
digunakan adalah:
Metode Ceramah,
Metode Diskusi,
Metode Tanya-
Jawab,
Metode Tugas dan
Resitasi.
c. Menjelaskan teori
dengan contoh
kasus
√
d. Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
berpikir dan
menyampaikan
√ Ketika ada siswa yang
bertanya guru
mempersilahkan
siswa lain yang dapat
menjawab,
pendapatnya
e. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
√ siswa dipersilahkan
bertanya apabila ada
bagian yang tidak
dimengerti dari materi
yang telah
disampaikan.
f. Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa
√ Ya, dengan
pertanyaan lisan
seperti pertanyaan
mengenai materi yang
sedang dipelajari.
g. Guru merespon
pertanyaan maupun
jawaban dari siswa
√ jika ada siswa yang
menjawab maka guru
menambahkan hasil
dari jawaban siswa
tersebut.
h. Menyimpulkan
bersama-sama hasil
pembelajaran
√
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan
tes/tugas kepada
siswa
√ memberikan tugas
yaitu: melakukan
wawancara kepada
dokter, bidan atau
petugas kesehatan
lainnya tentang
penyakit reproduksi
dan cara
pencegahannya. Hasil
wawancara ditulis
dalam bentuk laporan
dan dikumpulkan
minggu depan
b. Memberikan
gambaran materi
berikutnya
√
Penilaian
a. Tertulis √ Terlampir
b. Lisan √
Pedoman Observasi
Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang
Hari/tanggal : 22 Agustus 2015
Kelas/sekolah : IX-2
Waktu :
No. Objek Pengamatan Ya Sebagian
Dilakukan Tidak Keterangan
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Pembiasaan kelas √ Memeriksa kesiapan
siswa dari segi
kerapian tempat
duduk, alat tulis, dsb.
b. Apersepsi √ pertanyaan makna
hatiku deg-degan, hati
atau jantung yang
deg-degan, tugas hati
manusia.
c. Motivasi √
d. Melaksanakan pre-
test
√
e. Menerangkan
tujuan
pembelajaran
√ Ya, dari tujuan yang
akan dicapai yaitu:
Mendeskripsikan
bagian-bagian
kulit beserta
fungsinya,
Menjelaskan kerja
kulit sebagai alat
ekskresi,
Mendeskripsikan
strukur dan fungsi
hati manusia,
Menyebutkan
fungsi hati sebagai
alat ekskresi,
Menggambar dan
menunjukkan
paru-paru sebagai
alat pengeluaran
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi
pembelajaran
√ Guru menjelaskan
mengenai struktur,
fungsi hati, dan paru-
paru sebagai alat
pengeluaran.
b. Menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi
√ Metode yang
digunakan adalah:
Metode Ceramah,
Metode Diskusi,
Metode Tanya-
Jawab,
Metode Tugas dan
Resitasi.
c. Menjelaskan teori
dengan contoh
kasus
√
d. Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
berpikir dan
menyampaikan
pendapatnya
√ Ketika ada siswa
yang bertanya guru
tidak langsung
menjawab melainkan
mempersilahkan
siswa lain yang dapat
menjawab,
e. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
√ Setelah guru
menjelaskan, siswa
dipersilahkan
bertanya apabila ada
bagian yang tidak
dimengerti dari materi
yang telah
disampaikan.
f. Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa
√ Setelah tidak ada
pertanyaan dari
murid, selanjutnya
adalah guru yang
memberikan
pertanyaan kepada
murid dan murid yang
mampu menjawab
dipersilahkan untuk
menjawab. Dan bagi
siswa yang menjawab
akan diberikan poin
nilai.
g. Guru merespon
pertanyaan maupun
jawaban dari siswa
√ jika ada siswa yang
menjawab maka guru
menambahkan hasil
dari jawaban siswa
tersebut.
h. Menyimpulkan
bersama-sama hasil
pembelajaran
√
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan
tes/tugas kepada
siswa
√ memberikan tugas
mengenai sistem
eksresi yaitu: tugas
berupa soal (tertulis)
dan membuat gambar
sitem-sistem eksresi
(paru-paru, hati, kulit,
ginjal)
b. Memberikan
gambaran materi
berikutnya
√
Penilaian
a. Tertulis √ Terlampir
b. Lisan √
Pedoman Observasi
Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang
Hari/tanggal : 21 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VIII-1/ MTs. Nurul Yaqiin
Waktu :
No. Objek Pengamatan Ya Sebagian
Dilakukan Tidak Keterangan
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Pembiasaan kelas √ Memeriksa kesiapan
siswa dari segi
kerapian tempat
duduk, alat tulis,
dsb.
b. Apersepsi √ tahapan
perkembangan
embrio dan proses
metamorphosis
kupu-kupu.
c. Motivasi √
d. Melaksanakan pre-
test
√ guru bertanya
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan
embrio dan
pengertian
metamorphosis.
e. Menerangkan tujuan
pembelajaran
√ Ya, dari tujuan yang
akan dicapai yaitu:
Menjelaskan
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan,
Membedakan
pertumbuhan dan
perkembangan,
Menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan,
Mengetahui
pengaruh cahaya
terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan,
Menyebutkan tiga
daerah
pertumbuhan
terminal pada
tumbuhan,
Membedakan
pertumbuhan
primer dan
pertumbuhan
sekunder
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi
pembelajaran
√ Guru menjelaskan
mengenai pengertian
metagenesis,
tahapan-tahapan
pembelahan zigot,
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan pasca
embrionik,
perbedaan
metamorphosis
sempurna dan tidak
sempurna.
b. Menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi
√ Metode yang
digunakan adalah:
Metode Diskusi
Metode Ceramah
Metode Tanya-
Jawab
c. Menjelaskan teori
dengan contoh kasus
√
d. Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk berpikir
dan menyampaikan
pendapatnya
√ Ketika ada siswa
yang bertanya, guru
tidak langsung
menjawab melainkan
memberikan
kesempatan kepada
siswa lain untuk
menjawab dan
e. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
√ Apabila masih ada
siswa yang belum
mengerti maka guru
mempersilahkan
siswa untuk
bertanya.
f. Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa
√
g. Guru merespon
pertanyaan maupun
jawaban dari siswa
√ guru menambahkan
jawaban siswa
tersebut.
h. Menyimpulkan
bersama-sama hasil
pembelajaran
√
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan
tes/tugas kepada
siswa
√ Ya dengan tugas
tulis berupa soal
b. Memberikan
gambaran materi
berikutnya
√
Penilaian
a. Tertulis √ Terlampir
b. Lisan √
Pedoman Observasi
Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang
Hari/tanggal : 26 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VIII-2/ MTs. Nurul Yaqiin
Waktu :
No. Objek Pengamatan Ya Sebagian
Dilakukan Tidak Keterangan
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Pembiasaan kelas √ Memeriksa kesiapan
siswa dari segi
kerapian tempat
duduk, alat tulis,
dsb.
b. Apersepsi √ tahapan
perkembangan
embrio dan proses
metamorphosis
kupu-kupu
c. Motivasi √
d. Melaksanakan pre-
test
√ guru bertanya
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan
embrio dan
pengertian
metamorphosis.
e. Menerangkan tujuan
pembelajaran
√ Tujuan yang akan
dicapai yaitu:
Mengetahui
pertumbuhan
pada tanaman,
Menjelaskan
pengertian
metagenesis,
Menjelaskan
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan
embrionik,
Menyebutkan
tahapan-tahapan
pembelahan
zigot,
Mengetahui
pertumbuhan
pada hewan,
Menjelaskan
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan
pasca embrionik,
Menjelaskan
pengertian
metamorphosis,
Membedakan
metamorphosis
sempurna dan
metamorphosis
tidak sempurna,
Menyebutkan
contoh organisme
yang mengalami
metamorphosis
sempurna dan
metamorphosis
tidak sempurna.
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi √ guru menjelaskan
pembelajaran mengenai pengertian
metagenesis,
tahapan-tahapan
pembelahan zigot,
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan pasca
embrionik,
perbedaan
metamorphosis
sempurna dan tidak
sempurna.
b. Menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi
√ Metode yang
digunakan adalah:
Metode Diskusi
Metode Ceramah
Metode Tanya-
Jawab
Metode Problem
Solving
c. Menjelaskan teori
dengan contoh kasus
√
d. Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk berpikir
dan menyampaikan
pendapatnya
√ Ketika ada siswa
yang bertanya, guru
tidak langsung
menjawab melainkan
memberikan
kesempatan kepada
siswa lain untuk
menjawab.
siswa dipersilahkan
menjawab dan
menjelaskan
mengenai
metamorfosis
serangga tersebut
(metamorfosis
sempurna atau
metamorfosis tidak
sempurna )
e. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
√ apabila masih ada
siswa yang belum
mengerti maka guru
mempersilahkan
siswa untuk
bertanya.
f. Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa
√
g. Guru merespon
pertanyaan maupun
jawaban dari siswa
√ guru menambahkan
jawaban siswa
tersebut.
h. Menyimpulkan
bersama-sama hasil
pembelajaran
√
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan
tes/tugas kepada
siswa
√ Guru menayangkan
sebuah video
mengenai
metamorfosis
serangga, siswa
dipersilahkan
menjawab.
b. Memberikan
gambaran materi
berikutnya
√
Penilaian
a. Tertulis √ Terlampir
b. Lisan √
Pedoman Observasi
Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang
Hari/tanggal : 25 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VII-1/ MTs. Nurul Yaqiin
Waktu :
No. Objek Pengamatan Ya Sebagian
Dilakukan Tidak Keterangan
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Pembiasaan kelas √ Memeriksa kesiapan
siswa dari segi
kerapian tempat
duduk, alat tulis, dsb.
b. Apersepsi √ mengenai gejala alam
yang termasuk
kedalam besaran dan
manfaat satuan dalam
pengukuran
c. Motivasi √
d. Melaksanakan pre-
test
√ guru bertanya
mengenai pengertian
besaran dan satuan
serta satuan
internasional
e. Menerangkan
tujuan
pembelajaran
√ Tujuan yang akan
dicapai adalah:
Menjelaskan
pengertian besaran
dan satuan,
Mengelompokkan
besaran pokok dan
besaran turunan,
Menggunakan
satuan
internasional sesuai
dengan besaran
yang diukur dalam
pengukuran
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi
pembelajaran
√ guru menjelaskan
mengenai pengertian
besaran dan satuan,
besaran pokok dan
besaran turunan, dan
satuan internasional.
b. Menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi
√ Metode yang
digunakan yaitu:
Metode Diskusi
Metode Ceramah
Metode Tanya-
Jawab
Metode
latihan/drill
c. Menjelaskan teori
dengan contoh
kasus
√
d. Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
berpikir dan
menyampaikan
pendapatnya
√ Ketika ada siswa yang
bertanya, guru tidak
langsung menjawab
melainkan
memberikan
kesempatan kepada
siswa lain untuk
menjawab
e. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
√ Apabila masih ada
siswa yang belum
mengerti maka guru
mempersilahkan siswa
untuk bertanya.
f. Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa
√
g. Guru merespon
pertanyaan maupun
jawaban dari siswa
√ guru menambahkan
jawaban siswa
tersebut
h. Menyimpulkan
bersama-sama hasil
pembelajaran
√
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan
tes/tugas kepada
siswa
√ Guru memberikan
soal di papan tulis
kemudian siswa maju
kedepan satu-persatu
untuk menjawab.
Setelah siswa
menjawab guru
membahas secara
bersama-sama hasil
jawaban tersebut.
b. Memberikan
gambaran materi
berikutnya
√
Penilaian
a. Tertulis √ Terlampir
b. Lisan √
Pedoman Observasi
Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang
Hari/tanggal : 28 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VII-2/ MTs. Nurul Yaqiin
Waktu :
No. Objek Pengamatan Ya Sebagian
Dilakukan Tidak Keterangan
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Pembiasaan kelas √ Memeriksa kesiapan
siswa dari segi
kerapian tempat
duduk, alat tulis, dsb.
b. Apersepsi √
c. Motivasi √
d. Melaksanakan pre-
test
√
e. Menerangkan
tujuan pembelajaran
√ Tujuan pembelajaran
yg akan dicapai
adalah:
Mengkonversi
satuan panjang,
massa dan waktu
terhadap hasil
pengukuran,
Memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
besaran pokok
dan besaran
turunan dalam
kehidupan
sehari-hari.
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi
pembelajaran
√ Menjelaskan cara
mengkonversi satuan
panjang, massa dan
waktu terhadap hasil
pengukuran,
b. Menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi
√ Metode yang
digunakan adalah:
Metode Ceramah
Metode Kerja
Kelompok
Metode Tanya-
Jawab
Metode
Latihan/Drill
c. Menjelaskan teori
dengan contoh
kasus
√
d. Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk berpikir
dan menyampaikan
pendapatnya
√ Ketika ada siswa
yang bertanya, guru
tidak langsung
menjawab melainkan
memberikan
kesempatan kepada
siswa lain untuk
menjawab
e. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
√ Apabila masih ada
siswa yang belum
mengerti maka guru
mempersilahkan
siswa untuk bertanya.
f. Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa
√
g. Guru merespon
pertanyaan maupun
√ guru menambahkan
jawaban siswa
jawaban dari siswa tersebut
h. Menyimpulkan
bersama-sama hasil
pembelajaran
√
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan
tes/tugas kepada
siswa
√ Guru memberikan
latihan tertulis berupa
5 soal untuk
dikerjakan dan
dibahas bersama-
sama
b. Memberikan
gambaran materi
berikutnya
√
Penilaian
a. Tertulis √ terlampir
b. Lisan √
Lampiran 2
Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Nurul Yaqiin
Narasumber: Drs. Rusli, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah MTs. Nurul Yaqiin
1. Apa saja kompetensiyang harus dimiliki oleh guru disekolah ini?
Jawab : guru wajib mempunyai empat kompetensi. Sesuai
dengan peraturan dan dalam standar peroses yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi professional, kompetensi social, dan
kompetensi kepribadian.
2. Bagaimana cara meningkatkan kompetensi professional guru?
Jawab : cara meningkatkan kompetensi professional guru yaitu
guru harus sering ikut bimbingan diklat-diklat kependidikan,
rajin baca buku kependidikan, dan lain-lain.
3. Jika guru tidak memahami dan mengenal metode pembelajaran
yang beragam, apa yang pihak sekolah lakukan terhadap guru
tersebut?
Jawab : jika ada kasus tersebut guru diadakan bimbingan secara
rutin yang di evaluasi seminggu sekali dan apabila ada masalah
yang harus dipecahkan bersama dan bila perlu menghadirkan
pengawas bimbingannya.
4. Apakah setiap guru diwajibkan untuk membuat RPP?
Jawab : setiap guru diharuskan melengkapi administrasi guru
sesuai standar proses dalam pedoman aturan pendidikan seperti
membuat program tahunan, program semester, membuat RPP,
membuat silabus, penilaian kkm, dan lain-lain.
5. Jika guru tersebut melakukan evaluasi pembelajaran, apakah
sudah terperinci cara perhitungannya?
Jawab : sudah, dalam kewajiban guru yang terakhir adalah
evaluasi pembelajaran. Bagaimana guru tahu anak berhasil
menyerap pelajaran kalau tidak dievaluasi. Baik setelah pelajaran
berakhir, maupun persemester dan dilakukan secara baik.
6 Apakah ada evaluasi untuk guru? Jika ada seperti apa?
Jawab : ada evaluasi guru setiap seminggu sekali, ada laporan
dari piket, wakil kepala madrasah. Untuk absensi baik yang alva
atau yang malas akan dikenakan sanksi dan teguran dari kepala
sekolah.
7. Apakah anda sudah mengevaluasi cara mengajar guru IPA
disekolah ini?
Jawab : sudah. Baik cara mengajar, kerajinan dan lainnya.
Kekurangan guru IPA adalah kurang sarana untuk menunjang
pembelajaran.
8. Bagaimana tanggapan anda mengenai cara mengajar guru
tersebut?
Jawab : tanggapan saya mengenai cara mengajar guru sudah
baik.
9. Apakah penggunaan metode pembelajaran bervariasi?
Jawab : ya, penggunaan metode pembelajaran bervariasi, tidak
monoton. Guru tersebut mampu menggabungkan berbagai
metode dalam satu pembelajaran.
10. Apakah guru tersebut mengadakan evaluasi pembelajaran ketika
mengajar?
Jawab : ya, guru wajib mengadakan evaluasi tiap akhir mata
pelajaran . gunanya untuk mengukur sejauh mana penguasaan
murid terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan.
Wawancara dengan guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin
Narasumber: Diana Sari, S.Pd
Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin
1. Apa saja yang termasuk kompetensi professional yang diketahui
oleh anda?
Jawab: yang termasuk kompetensi professional adalah
kesesuaian atau pemahaman materi dengan yang diajarkan,
menguasai kelas, penggunaan metode pembelajaran yang
bervariasi, evaluasi pembelajaran, dan remedial materi.
2. Apa yang anda ketahui metode-metode pembelajaran?
Jawab: ceramah, diskusi, latihan, Tanya jawab, kerja kelompok,
simulasi, tugas dan resitasi, problem solving, dan demonstrasi.
3. Apakah setiap guru diwajibkan untuk membuat RPP?
Jawab: Ya, setiap guru diwajibkan untuk membuat RPP, agar
pembelajaran dapat testruktur dan terarah dengan baik.
4. Bagaimana cara meningkatkan kompetensi professional guru?
Jawab: cara meningkatkan kompetensi professional guru yaitu
dengan mengikuti seminar dan pelatihan yang diselenggarakan
untuk para guru dalam meningkatkan kompetensi professional
guru, banyak membaca dari buku, internet, dan jurnal
pendidikan.
5. Apakah evaluasi dilakukan setiap pembelajaran?
Jawab: Ya, setiap pembelajaran pasti ada evaluasi karena untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi
yang telah diajarkan dan sekaligus untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
6 Apakah pertanyaan ditulis di RPP?
Jawab: Ya, ada di RPP untuk latihan atau tugas, da nada juga
pertanyaan lisan yang tidak tertulis karena, pertanyaan tersebut
muncul ketika proses belajar-mengajar.
7. Bagaimana cara penilaian yang dilakukan?
Jawab: penilaian sudah dirumuskan.
8. Apakah pihak sekolah mengadakan evaluasi untuk para guru?
Jawab: Ya, evaluasi dilakukan setiap satu semester.
9. Bagaimana cara penetapan metode pembelajaran yang akan
digunakan?
Jawab: cara penetapan metode pembelajaran berdasarkan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, pengetahuan awal siswa,
alokasi waktu.
Wawancara dengan Siswa MTs. Nurul Yaqiin
Narasumber: Tita Septiani (VII-1)
Dara Kurnia Fitri (VIII-2)
Seni Aulia (IX-2)
Jabatan : Siswa MTs. Nurul Yaqiin
1. Apakah pembelajaran IPA menyenangkan?
Tita : terkadang menyenangkan.
Dara : Ya, menyenangkan.
Seni : Ya, sangat menyenangkan
2. Bagaimana menurut kalian mengenai pembelajaran IPA?
Tita : menyenangkan jika IPA bagian biologi. Akan tetapi jika
IPA bagian fisika kurang menyenangkan karena dengan
rumus-rumus.
Dara : menurut saya pembelajaran IPA menyenangkan karena
guru mengajarnya dengan kreatif.
Seni : Sangat mengasyikan, karena gurunya enak, pelajaran
mudah dimengerti.
3. Bagaimana pemahaman kalian mengenai materi pelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran yang diterapkan?Metode
manakah yang paling kalian suka
Tita : metode yang digunakan mampu membuat saya paham akan
materi pelajaran yang disampaikan. Metode yang saya sukai
adalah metode Tanya-jawab karena metode tersebut dapat
membuat siswa menjadi lebih aktif dan siswa dapat paham
dengan jelas.
Dara : saya menjadi paham dengan baik karena pembelajaran
menggunakan metode yang bermacam-macam. Metode
yang saya sukai adalah metode Problem Solving karena
metode ini membuat siswa berpikir dengan seksama dalam
mengerjakan tugas dan mengasah otak untuk berpikir.
Seni : dengan metode yang diterapkan, materi dapat dipahami
dengan baik. Metode yang saya sukai adalah metode
diskusi dan ceramah, karena dengan diskusi kita sebagai
siswa dapat bermusyawarah dan menyatukan pendapat
menjadi satu kesimpulan yang baik, ceramah karena kita
mendapatkan materi dan penjelasan yang mendetail dari
guru.
4. Bagaimana dengan penugasan/ latihan yang diberikan oleh guru?
Tita : tugas yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran.
Dara: tugas atau latihan yang diberikan sesuai dengan materi
pelajaran yang dipelajari.
Seni: tugas yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi, dan
tidak memberatkan siswa.
5. Tingkat kesukaran tugas atau latihan pelajaran IPA?
Tita : cukup sulit, karena IPA fisika menggunakan rumus
hitungan.
Dara: latihan yang diberikan masih mampu dijawab oleh siswa.
Seni : karena saya sudah paham materi pelajaran maka saya
merasa mudah.
6 Apa saran yang dapat diberikan untuk guru IPA?
Tita : saran saya agar diperdalam lagi pada bagian IPA fisika agar
siswa lebih mengerti.
Dara: saran saya supaya guru lebih kreatif lagi sehingga
memotivasi siswa untuk rajin belajar pelajaran IPA.
Seni : saran yang saya berikan agar guru lebih tegas dalam
mengajar karena menurut saya guru IPA ini sangat lembut.
Lampiran 3
Wawancara dengan Ibu Diana Sari, S.Pd
Wawancara dengan siswa
Observasi kelas
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : MTs. Nurul Yaqiin
Kelas/Semester : VII (Tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu : 4 x40’
Materi Pembelajaran : Besaran dan Satuan (terlampir)
Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda
benda alam dengan menggunakan peralatan.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan
beserta satuannya.
Indikator : 1. Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam
kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam
besaran pokok dan besaran turunan.
2. Menggunakan satuan internasional dalam pengukuran.
3. Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu secara
sederhana
4. Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu
terhadap hasil pengukuran
5. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran
pokok dan besaran turunan dalam kehidupan.
Tujuan Pembelajaran : peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian besaran dan satuan
2. Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan
3. Menggunakan satuan internasional sesuai dengan besaran
yang diukur dalam pengukuran.
4. Mengkonversi satua panjang, massa dan waktu terhadap
hasil pengukuran.
5. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran
pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Pembelajaran : Diskusi
Ceramah
Tanya-Jawab
Latihan/Drill
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Rasa Hormat dan Perhatian (Respect)
Tekun (Diligence)
Tanggung jawab (Responsibility)
Ketelitian (carefulness)
Langkah-langkah kegiatan:
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Apakah semua gejala alam termasuk kedalam besaran?
- Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan?
Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan besaran dan satuan?
- Apakah satuan internasional?
Pra ekseprimen
- Berhati-hatilah dalam membaca skala mistar
b. Kegiatan inti
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukkan kelompok
Secara kelompok, peserta didik mendiskusikan pengertian besaran dan
klasifikasinya, kemudian membuat kesimpulan sementara dan anggota
masing-masing kelompok mengkomunikasikannya.
Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
Setiap kelompok diberi tugas untuk mengukur panjang dan lebar meja guru
dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
Peserta didik secara berkelompok melakukan pengukuran panjang dan
lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plsatik.
Peserta didik mengamati dan menuliskan datanya kedalam tabel seperti
dibawah ini:
No. Nama Peserta Didik Panjang Meja
(Jengkal)
Panjang Meja
(cm)
1.
2.
3.
Peserta didik dari setiap kelompok membandingkan data pengukuran yang
diperolehnya dengan data anggota kelomok yang lain.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan PR yang berisi 10 PG dan 5 Essay.
Pertemuan kedua
a. Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
Secara klasikal guru memberikan pertanyaan; apakah manfaat satuan
internasional?
Prasyarat pengetahuan
Peserta didik diminta untuk menyebutkan satuan untuk besaran panjang,
waktu, dan massa.
b. Kegiatan inti
Melalui diskusi kelas, guru memberikan informasi tentang satuan
internasional dari besaran pokok dan besaran turunan.
Melalui diskusi kelompok,pesera didik diberi tugas untuk menuliskan
beberapa contoh penyajian hasil pengukuran, kemudian
mengkonversikannya ke dalam satuan internasional.
Guru memberikan informasi cara mengkonversikan satuan dengan
memakai tangga konversi dimana setiap kali turun 1 anak tangga dikali 10,
sedangkan jika naik dibagi 10.
Guru memberikan contoh soal latihan cara mengkonversi satuan panjang
dengan menggunakan tangga konversi.
Peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa hasil pengukuran yang
biasa mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, kemudian
mengkonversikannya ke dalam satuan internasional.
c. Kegiatan menutup
Guru memberikan tugas rumah berupa soal tentang besaran dan satuan.
Sumber belajar
a. Buku IPA Terpadu kelas VII
b. Buku Kerja
c. Lingkungan sekitar
d. Alat ukur.
Penilaian hasil belajar
a. Teknik penilaian:
- Tes tertulis
b. Bentuk instrument:
- PG dan Essay (terlampir)
Mengetahui
Kepala MTs. Nurul Yaqiin Guru Bidang Studi
Drs. Rusli, M.Pd Diana Sari, S.Pd
Soal
Kunci jawaban kelas VII
A. PG
1. D 6. D
2. B 7. B
3. A 8. C
4. B 9. B
5. B 10. A
B. ESSAY
1. PANJANG MASSA VOLUME
2. Mistar, jangka sorong, micrometer, sekrup
3. a. waktu = sekon
b. suhu = kelvin
km
dam
m
dm
cm
mm
hm hag
g
hg
kg
dg
cg
mg
L
dL
cL
mL
kL
hL
daL
c. kuat arus= ampere
d. volume = mᶟ
4. 12.30 – 07.00 = 5.30
5. a. 15kg= 1500000 cg
b. 450 dam = 45000 dm
c. 120 m = 0,12 km
d. 15 menit = 900 detik
Penilaian:
Keterangan:
100-70 = Lulus (L)
69-0 = Tidak Lulus (TL)*
Keterangan:
100-70 = Lulus (L)
69-0 = Tidak Lulus (TL)*
Keterangan:
100-70 = Lulus (L)
69-0 = Tidak Lulus (TL)*
*untuk siswa yang tidak lulus (TL) harap diadakan remedial
= rata-rata UH
= rata-rata Tugas
= Nilai Akhir
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : MTs. Nurul Yaqiin
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu : 4 x40’
Materi Pembelajaran : Pertumbuhan dan perkembangan (terlampir)
Standar Kompetensi : 1. Memahami pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup
Kompetensi Dasar : 1.1 Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup
Indikator : 1. Menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
2. menyimpulkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
3. membedakan metamorphosis dan metagenesis.
Tujuan Pembelajaran : peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Membedakan pertumbuhan dan perkembangan
3. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
4. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan
5. Menyebutkan tiga daerah pertumbuhan terminal pada
tumbuhan.
6. Membedakan pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder.
7. Mengetahui pertumbuhan pada tanaman.
8. Menjelaskan pengertian metagenesis.
9. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
embrionik.
10. Menyebutkan tahapan-tahapan pembelahan zigot.
11. Mengetahui pertumbuhan pada hewan.
12. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
pasca embrionik.
13. Menjelaskan pengertian metamorphosis
14. Membedakan metamorphosis sempurna dan
metamorphosis tidak sempurna.
15. Menyebutkan contoh organisme yang mengalami
metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak
sempurna.
Metode Pembelajaran : Diskusi
Ceramah
Kerja Kelompok
Tanya-Jawab
Demonstrasi
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Rasa Hormat dan Perhatian (Respect)
Tekun (Diligence)
Tanggung jawab (Responsibility)
Ketelitian (carefulness)
Langkah-langkah kegiatan:
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Pernahkah kalian memperhatikan mengapa seorang bayi mungil dapat
berubah menjadi anak kecil?
- Bagian manakah dalam tumbuhan yang mengalami pertumbuhan
terminal?
Prasyarat pengetahuan
- Factor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan?
- Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan terminal?
Pra ekseprimen
- Berhati-hatilah dalam melakukan pratikum
b. Kegiatan inti
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukkan kelompok
Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian pertumbuhan dan
perkembangan
Peserta didik berdiskusi kelompok mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan (gen, nutrisi, hormone,
dan lingkungan)
Wakil tiap kelompok diminta mengambil sebuah kardus mi instan dan dua
pot yang baru tumbuh.
Guru mempersentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.
Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah dijelaskan guru.
Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pertumbuhan terminal.
Peserta didik berdiskusi kelompok perbedaan pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder.
Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk melakukan
eksperimen dengan menggunakan pot kecil yang dilubangi dibagian
bawahnya, penggaris, tanah yang subur, dan biji jagung atau beras.
Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum.
Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil
percobaan .
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal
Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerja sama yang baik.
Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Pertemuan kedua
a. Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana tahapan perkembangan embrio pada hewan?
- Bagaimana proses metamorphosis pada kupu-kupu?
Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
embrio?
- Apakah yang dimaksud dengan metamorphosis?
b. Kegiatan inti
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukkan kelompok.
Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian metagenesis.
Peserta didik berdiskusi kelompok mengenai metagenesis tumbuhan paku
dan ubur-ubur.
Wakil tiap kelompok diminta mempersentasikan hasil diskusi didepan
kelas.
Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi
yang sebenarnya
Guru menayangkan sebuah video mengenai metamorfosis serangga,
siswa dipersilahkan menjawab dan menjelaskan mengenai metamorfosis
serangga tersebut metamorfosis sempurna atau metamorfosis tidak
sempurna
guru menanggapi hasil jawaban siswa.
c. Kegiatan menutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerja dan kerja
samanya baik.
Guru memberikan tugas rumah berupa soal 10 PG dan 5 Essay.
Sumber belajar
1. Buku IPA Terpadu kelas VIII
2. Buku Kerja
Bentuk instrument:
- PG dan Essay (terlampir)
Mengetahui
Kepala MTs. Nurul Yaqiin Guru Bidang Studi
Drs. Rusli, M.Pd Diana Sari, S.Pd
Soal
kunci jawaban kelas VIII
A. PG
1. C 6. C
2. C 7. A
3. C 8. D
4. B 9. B
5. C 10. C
B. ESSAY
1. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume, pada
makhluk hidup .
Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan.
2. 1) masa prenatal 4) masa remaja
2) masa balita 5) masa dewasa
3) masa anak-anak 6) masa tua
3. a. remaja putra b. remaja putri
dada membidang • payudara membesar
suara membesar • pinggul membesar
tumbuh bulu • menstruasi
tumbuh jakun
4. masa tua :
• tulang mulai rapuh
• rambut memutih
• kulit keriput
5. telur →berudu→katak berekor→katak dewasa
Penilaian:
Keterangan:
100 - 80 = A
79 - 70= B
69 - 50 = C
<49 = D
= NPRA
= NPRO
= NPOR
= RATA-RATA
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : MTs. Nurul Yaqiin
Kelas/Semester : IX (Sembilan)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu : 4 x40’
Materi Pembelajaran : Sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan (terlampir)
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan sistem eksresi pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
Indikator : 1. Mendeskripsikan bentuk ginjal beserta bagian-bagian dan
fungsinya
2. Mendeskripsikan bagian-bagian kulit beserta fungsinya
3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati manusia
4. Menggambarkan dan menunjukkan paru-paru sebagai alat
pengeluaran
Tujuan Pembelajaran : peserta didik mampu:
1. Mendeskripsikan bentuk ginjal beserta bagian-bagian dan
fungsinya.
2. Menggambar struktur ginjal manusia
3. Menjelaskan proses pembentukkan urine manusia
4. Menyebutkan penyakit, gangguan ginjal serta
pencegahannya.
5. Mendeskripsikan bagian-bagian kulit beserta fungsinya.
6. Menjelaskan kerja kulit sebagai alat ekskresi
7. Mendeskripsikan strukur dan fungsi hati manusia.
8. Menyebutkan fungsi hati sebagai alat ekskresi
9. Menggambar dan menunjukkan paru-paru sebagai alat
pengeluaran.
Metode Pembelajaran : Diskusi
Ceramah
Tanya-Jawab
Resitasi dan tugas
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Rasa Hormat dan Perhatian (Respect)
Tekun (Diligence)
Tanggung jawab (Responsibility)
Ketelitian (carefulness)
Langkah-langkah kegiatan:
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Apa yang akan terjadi jika kita dapat mengeluarkan fases?
Prasyarat pengetahuan
- Metabolisme tubuh
b. Kegiatan inti
Melakukan pengamatan model ginjal dan studi pustaka untuk mengetahui
struktur dan fungsi ginjal manusia.
Diskusi kelas membahas proses pembentukkan urine dalam ginjal.
Diskusi macam gangguan ginjal dan cara pencegahannya.
Melakukan pengamatan model kulit dan pengamatan penyebaran kelenjar
keringat untuk mengetahui struktur dan fungsi kulit.
Diskusi membahas bagian-bagian kulit serta proses pengeluaran melalui
kulit.
c. Kegiatan Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kompak, yang
menghasilkan kerja bagus, kelompok yang aktif bertanya/ menanggapi
Guru memberikan tugas rumah untuk melakukan wawancara kepada
dokter, bidan atau petugas kesehatan lainnya tentang penyakit reproduksi
dan cara pencegahannya.
Pertemuan kedua
a. Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Apa makna orang mengatakan hatiku deg-degan?
- Yang benar hati atau jantung yang deg-degan?
- Apa sebenarnya tugas hati manusia?
Prasyarat pengetahuan
- Pengeluaran urine melalui ginjal dan pengeluaran keringat melalui
kulit.
b. Kegiatan inti
Melakukan pengamatan torso/gambar untuk mengetahui struktur dan
fungsi hati.
Diskusi tentang letak dan fungsi hati.
Studi pustaka, pengamatan gambar dan melakukan kegiatan untuk
mengetahui paru-paru sebagai alat pengeluaran.
Diskusi proses pengeluaran melalui paru-paru.
Diskusi tentang gangguan dalam system pengeluaran dan cara
pencegahannya.
c. Kegiatan menutup
Guru membimbing siswa merangkum apa yang dipelajari hari ini
Guru memberikan tugas berupa 10 soal PG dan 5 Essay
Sumber belajar
1. Buku IPA Terpadu kelas IX
2. Lembar tugas
3. Charta
4. Torso.
Bentuk instrument:
- PG dan Essay (terlampir)
Mengetahui
Kepala MTs. Nurul Yaqiin Guru Bidang Studi
Drs. Rusli, M.Pd Diana Sari, S.Pd
Soal
Kunci jawaban kelas IX
A. PG
1. B 6. A
2. B 7. D
3. C 8. A
4. C 9. D
5. B 10. C
B. ESSAY
1. a. ginjal = urine
b. kulit = keringat
c. paru-paru = uap air
d. hati = cairan empedu
2. ginjal→ureter→kandung kemih→uretra
3. a. indra peraba
b. mengatur suhu
c. alat ekskresi
4. a. asma
b. kanker paru-paru
c. bronkritis
5. karena pada suhu dingin tubuh kita tidak mengeluarkan keringat
Penilaian:
Keterangan:
100 - 80 = A
79 - 70= B
69 - 50 = C
<49 = D
= NPRA
= NPRO
= NPOR
= RATA-RATA
Lampiran 5
Profil Guru IPA
Nama : Diana Sari, S.Pd
TTL : Tangerang, 18 April 1984
Riwayat pendidikan : - SDN Peninggilan 03
- MTs. Al-Islamiyah
Ciledug
- MAN 10 Jakarta
- UIN Syarif Hidayatullah
jurusan Pendidikan IPA
Kegiatan yang telah diikuti :
seminar pendidikan diantaranya metode pembelajaran, media pembelajaran,
kurikulum 13, dsb.
BIODATA PENULIS
Nama : Siti Achbarillah
TTL : Jakarta, 12 Mei 1993
Hobi : Nonton, Traveling, Membaca
Cita-cita : Jadi Orang Profesional
e-mail : [email protected]
Lokasi Pennlitian : MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-
Tangerang
Kesan : Selama penulis menyelesaikan skripsi ini penulis merasa berterima kasih
kepada Pihak Sekolah yang sudah mengizinkan untuk melakukan penelitian,
dosen pembimbing yang bersedia membimbing serta memberikan masukkan
atau saran yang baik, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan
Pesan : semoga saran yang saya tulis mampu diterapkan oleh pihak sekolah, dan
semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat