KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

63
i KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI MANDALA BAKERY Oleh: Nugroho Adi Pradana NIM : 212009082 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

Page 1: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

i

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI

MANDALA BAKERY

Oleh:

Nugroho Adi Pradana

NIM : 212009082

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

ii

Page 3: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

iii

Page 4: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

iv

Page 5: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

v

Page 6: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

vi

MOTTO

“Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat

mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk

dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. ~ (Tom Bodett)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu

menyesali apa yang belum kita capai. ~ (Schopenhauer)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas kasih karunia, cinta, hikmat,

berkat, anugerah serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini sebagai kelengkapan untuk memperoleh

gelar sarjana dalam program studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

Kertas kerja ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bimbingan, petunjuk,

serta kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D, selaku ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Ibu Dr. Sri Sulandjari, SE, MSIE, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan inspirasi dan motivasi, berusaha dengan sabar dan cermat dalam

membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

3. Bapak Johnson Dongoran, SE, MBA, selaku Wali Studi yang telah memberikan

dorongan dan masukan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai.

Page 7: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

vii

5. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis

selama kuliah.

6. Keluarga besar Ibu Setyawati Antono selaku pemilik Mandala bakery yang telah

berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian,

dan dengan sabar memberikan waktunya untuk melayani setiap keinginan penulis

untuk wawancara terkait dengan kompetensi kewirausahaan yang dibutuhkan

penulis guna melengkapi penulisan kertas kerja ini.

7. Bapak, Ibu, dan Adik terima kasih atas doa, bimbingan, sarana, dan dorongan

semangat, serta dukungan yang diberikan kepada penulis.

8. Oktaviana Anggun Permatasari, terima kasih atas doa, bimbingan, dan dorongan

semangat yang diberikan kepada penulis

9. Buat teman-teman FEB angkatan 2009, terima kasih atas doa dan dukungan yang

selalu diberikan.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

untuk semuanya.

Page 8: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

viii

KATA PENGANTAR

Bisnis keluarga lahir dari aktivitas yang dilakukan di dalam keseharian,

ditangkap menjadi sebuah peluang, dituangkan menjadi ide-ide segar, dihidupkan

oleh sebuah impian dan keyakinan, dan kerja keras untuk mewujudkan mimpi. Awal

mula didirikan suatu bisnis keluarga yaitu sebuah bisnis dalam skala kecil yang

menjadi sumber penghidupan untuk satu keluarga, bila dikelola dengan baik maka

bisnis tersebut dapat berkembang bahkan dapat merambah ke pasar Internasional.

Penulis berharap, kiranya penelitian kompetensi kewirausahaan pada

perusahaan roti Mandala Bakery dapat bermanfaat bagi pembaca umum dan pihak-

pihak yang bersangkutan khususnya peneliti sendiri, maupun peneliti lain. Penulis

menyadari bahwa dalam kertas kerja ini masih terdapat kekurangan, untuk itu segala

kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan

menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang

sama.

Page 9: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

ix

ABSTRACT

A family business would require the competence of managers to manage the business

to run and develop properly in accordance with the targets that have been planned.

The aim of research to describe the entrepreneurial competencies needed to develop

the family business Mandala Bakery (MB). This research included one study that can

be categorized as a descriptive study using a qualitative approach. The unit of

analysis is the study group, the entrepreneurial competence on the owner and family

members who manage MB. For the observation unit is the owner and family

members who manage MB. This study uses primary data. Techniques of analysis

using a technique that is descriptive qualitative analysis. The results showed that the

entrepreneurial competencies needed to develop family businesses MB namely

technical competence, financial competence, marketing competence and competence

personal relationships. Competence must be owned by all of them to be able to

manage and develop the business and also to be a genuine entrepreneur. To be a bona

fide entrepreneurs from both professional workers and entrepreneurs needed for the

learning process.

Keywords : Entrepreneurship Competence.

Page 10: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Surat Pernyataan Tidak Plagiat ................................................................................. ii

Surat Pernyataan Persetujuan Akses ......................................................................... iii

Halaman Pengesahan ................................................................................................ iv

Halaman Keaslian Karya Tulis ................................................................................. v

Moto dan Persembahan ............................................................................................. vi

Kata Pengantar .......................................................................................................... viii

Abstract .................................................................................................................... ix

Daftar Isi.................................................................................................................... x

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

TINJAUAN TEORITIS

Bisnis Keluarga ......................................................................................................... 4

Kompetensi Kewirausahaan ...................................................................................... 5

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian .......................................................................................................... 7

Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis................................................................... 7

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ............................................................... 7

Page 11: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

xi

Indikator Empirik ...................................................................................................... 7

Teknik Analisis ......................................................................................................... 8

TEMUAN PENELITIAN

Gambaran Perusahaan ............................................................................................... 10

Profil Narasumber .………………………………………………………………… 12

Kompetensi Kewirausahaan Pada Perusahaan Roti Mandala Bakery ...................... 12

PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................................... 21

Implikasi .................................................................................................................... 21

Saran .......................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka…………………………………………………………………..….. 22

LAMPIRAN

Lampiran I ……………………………………………………...…………………. 24

Lampiran II ………………………………………………………………………... 26

Lampiran III ………………………………………………………………………. 42

Page 12: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

1

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI

MANDALA BAKERY

Nugroho Adi Pradana

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PENDAHULUAN

Bisnis keluarga penggerak ekonomi dunia. Terlihat sekitar 24 juta bisnis

keluarga yang ada di Amerika Serikat, menyerap tenaga kerja sebanyak 62% dan

memberikan sumbangan terhadap PDB Amerika Serikat sebesar 64%. Negara –

negara yang melakukan kegiatan komersial di Gulf Cooperation Council seperti

India, negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait menunjukkan bahwa

98% dari perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan keluarga (Wijayanto dan

Indriyani, 2013).

Kondisi yang ada di negara Indonesia juga tidak berbeda jauh seperti negara -

negara lain, dimana menurut data Indonesian Institute for Corporate and

Directorship (IICD) tahun 2010, lebih dari 95% bisnis – bisnis yang ada di Indonesia

merupakan perusahaan yang dimiliki maupun dikelola oleh keluarga (Simanjuntak,

2010). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bisnis keluarga telah lama

memberi sumbangsih terbesar terhadap pembangunan ekonomi nasional. Selain itu,

saat krisis ekonomi pada tahun 1997/1998 dan juga 2008, bisnis keluarga terus

menunjukkan eksistensinya untuk menjadi penopang sekaligus sebagai modal

kekuatan sebagai pemulihan ekonomi nasional (Simanjuntak, 2010).

Bisnis keluarga, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai family

business, family enterprise atau family firm, merupakan buah karya dari sang pendiri

atau pemilik usaha yang biasa disebut wirausahawan. Menurut Wijanarko (2006),

bisnis keluarga lahir dari aktivitas yang dilakukan di dalam keseharian, ditangkap

menjadi sebuah peluang, dituangkan menjadi ide-ide segar, dihidupkan oleh sebuah

Page 13: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

2

impian dan keyakinan, dan kerja keras untuk mewujudkan mimpi. Awal mula

didirikan suatu bisnis keluarga yaitu, sebuah bisnis dalam skala kecil yang menjadi

sumber penghidupan untuk satu keluarga, bila dikelola dengan baik maka bisnis

tersebut dapat berkembang bahkan dapat merambah ke pasar Internasional.

Menurut Susanto (2006), yang paling sering terdengar dari pergerakan bisnis

keluarga adalah perusahaan keluarga tidak profesional. Kedua, tidak adanya

pemisahan antara keuangan perusahaan dan keuangan pribadi. Ketiga, dianggap tidak

dapat menerapkan sistem dan prosedur yang sehat. Keempat, memberikan

kesempatan untuk menduduki posisi kunci hanya kepada kerabat keluarga saja.

Kelima, kinerja dianggap tidak penting, yang penting adalah kemampuan membina

hubungan yang dekat dengan pemilik. Keenam, perusahaan keluarga akan berakhir di

tangan generasi kedua. Terakhir, perusahaan keluarga tidak memandang sumber daya

manusia sebagai aset perusahaan yang penting. Maka dari itu, dibutuhkan kompetensi

dari dalam diri seorang wirausaha untuk menanggulangi permasalahan –

permasalahan tersebut, karena bisnis keluarga adalah salah satu usaha yang dikelola

oleh anggota keluarga, sehingga tata cara mengelolanya tidak serumit dengan

perusahaan yang dimiliki perorangan.

Perusahaan keluarga yang mampu bertahan dalam kurun waktu yang lama

melewati beberapa generasi memiliki semangat dan kompetensi kewirausahaan yang

tinggi. Perusahaan tidak cepat berpuas diri dengan kesuksesan yang telah diraih, rajin

mencari peluang-peluang baru, kreatif dan inovatif, dan berani mengambil risiko

terkalkulasi (Susanto, 2008). Semangat dan kompetensi kewirausahaan ini sangat

penting dimiliki oleh perusahaan dalam kondisi lingkungan bisnis yang terus

berubah. Dengan mental kewirausahaan yang kuat, pebisnis tak akan begitu saja

menutup usahanya saat sedikit merugi atau mengalami masa krisis (Fazriyati, 2011).

Hal ini yang biasa dialami oleh para wirausaha, khususnya wirausaha di Indonesia.

Sebuah bisnis keluarga tentu membutuhkan kompetensi dari pengelolanya

untuk mengelola usaha tersebut agar dapat berjalan dan berkembang dengan baik

sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Salah satu dari contoh bisnis keluarga

Page 14: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

3

dan yang menjadi obyek dari penelitian ini yaitu perusahaan roti “Mandala Bakery“

(MB). Perusahaan ini bergerak dibidang makanan yaitu roti, yang berada di jalan

Pandanaran no. 200 A, Boyolali. Usaha ini sudah ada sejak lama, dan sampai

sekarang masih berjalan dan berkembang dengan baik. Usaha ini dimiliki oleh

keluarga Ibu Setyawati Antono (SA) yang didirikan pada tahun 1975. Hingga saat ini,

bisnis keluarga Mandala Bakery (MB) dikerjakan oleh keluarga, dengan Ibu

Setyawati Antono (SA) sebagai pemilik. Kompetensi kewirausahaan yang dimiliki

oleh Ibu Setyawati Antono (SA), dan mengajarkan kepada anak-anaknya, sehingga

usaha tersebut dapat dikelola bersama sebagai usaha keluarga. Melihat latar belakang

tersebut, timbul suatu pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu

kompetensi kewirausahaan seperti apakah yang dibutuhkan untuk mengembangkan

usaha roti Mandala Bakery?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

kompetensi kewirausahaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis keluarga

Mandala Bakery (MB).

Page 15: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

4

TINJAUAN TEORITIS

Bisnis Keluarga

Simanjuntak (2010) menyebutkan bahwa bisnis keluarga adalah bisnis yang

dimiliki dan dikelola oleh sejumlah orang yang memiliki hubungan kekeluargaan,

baik suami-istri maupun keturunannya, termasuk hubungan persaudaraan. Kidwell,

Kellermanns dan Eddleston (2011) mengatakan bahwa Family business merupakan

suatu perusahaan dimana anggota – anggota keluarganya bertindak serta berperan

menjadi pengurus yang membantu bisnis keluarga atau Family business untuk tetap

sukses yang didalamnya menyediakan sumber daya tertentu. Pendapat Sindhuja

(2009) tentang Family business yaitu sebuah perusahaan yang dapat dikatakan Family

business apabila terdapat salah satu kriteria: 50% atau lebih kepemilikan perusahaan

dipegang oleh satu keluarga, kelompok keluarga secara efektif mengendalikan bisnis,

atau adanya proporsi keluarga yang signifikan di posisi manajemen senior.

Berdasarkan pengertian tentang perusahaan keluarga atau Family business di

atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan

sebagai bisnis keluarga atau family business apabila ada keterlibatannya dengan

pihak anggota keluarga itu pada posisi manajemen yang efektif dalam mengendalikan

bisnis tersebut, serta sebagai penyedia sumber daya tertentu bagi perusahaan tersebut.

Ada 3 jenis perusahaan menurut Tjondrorahardja (2005, p.12), yaitu :

1) Perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga baik saham dan

kepemilikan serta yang menjalankan, memimpin dan mengoperasikan

perusahaan keluarga tersebut adalah salah satu dari anggota keluarga tersebut,

menurut pemilihan keluarga tersebut berdasarkan kriteria tertentu disebut

dengan Family Business.

2) Perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga, baik saham maupun

kepemilikan, namun yang menjalankan dan mengoperasikan perusahaan

tersebut yaitu ahli profesional di bidangnya, disebut dengan Family Owned

Business.

Page 16: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

5

3) Perusahaan keluarga yang pada akhirnya diberikan atau dihibahkan orang tua

nya ke anak yang merupakan warisan usaha sebagai salah satu sisi tanggung

jawab tradisional turun temurun orang tua kepada anaknya. Tidak ada ambisi

dari orang tua untuk memperbesar dan menjadikan perusahaan tersebut

berkembang. Keputusan berada di tangan anaknya sendiri, mau meneruskan

perusahaannya atau menutup perusahaan untuk kemudian dijual dan uangnya

diinvestasikan untuk kegiatan yang lain sepenuhnya merupakan open

management sang anak, disebut dengan Business Family.

Dari beberapa tipe perusahaan keluarga yang telah disebutkan, subyek dari

penelitian ini termasuk dalam family business, karena perusahaan dioperasikan,

dikelola, dan dikembangkan oleh anggota keluarganya sendiri.

Tugiman (1995; 7) mengemukakan karakteristik perusahaan keluarga dalam

konteks usaha kecil adalah (1) posisi kunci dipegang keluarga, (2) keuangan

perusahaan cenderung berbaur dengan keuangan keluarga, (3) tidak adanya

mekanisme pertanggung jawaban yang ketat, (4) motivasi kerja tinggi, (5) tidak

adanya kekhususan dalam manajemen. Memang dengan karakteristik ini, perusahaan

keluarga sangat lentur terhadap perubahan lingkungan. Hal inilah yang menjadi

alasan utama sebuah perusahaan keluarga cepat beradaptasi dan menemukan bentuk

bisnis yang cocok, segera dapat meraih peluang dan sekaligus dapat menampik

kendala yang ada.

Kompetensi Kewirausahaan

Mangkunegara (2005:113) menyatakan bahwa “Kompetensi kewirausahaan

merupakan faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan

lebih, yang membuatnya berbeda dengan seorang yang mempunyai kemampuan rata-

rata”. Menurut Suegoto (2009), kompetensi kewirausahaan merupakan pengetahuan,

sikap dan keterampilan yang terhubung satu dengan lainnya, yang diperlukan

pengusaha untuk dilatih dan dikembangkan agar mampu menghasilkan kinerja terbaik

dalam mengelola usahanya.

Page 17: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

6

Suryana (2006:5), mengemukakan bahwa kompetensi kewirausahaan

diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality)

yang langsung berpengaruh pada kinerja bisnis, dimana kinerja bagi wirausaha

merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya.

Dari beberapa definisi – definisi tentang kompetensi kewirausahaan, definisi

kompetensi kewirausahaan menurut Suryana (2006:5) yang digunakan dalam

penelitian ini dengan alasan, menurut Suryana (2006:5) seorang wirausaha harus

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality) yang

nantinya akan langsung berpengaruh pada kinerja bisnis yang dijalankannya, dimana

kinerja bagi wirausaha yang baik merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya

untuk perkembangan usahanya.

Suryana (2006:91) berpendapat bahwa untuk mengukur kompetensi

kewirausahaan terdapat empat kemampuan utama yang diperlukan yang seimbang

agar tercapai keberhasilan usaha, diantaranya:

1) Technical competence atau kompetensi teknis, yaitu kemampuan yang dimiliki

wirausaha dalam bidang rancang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk

usaha yang akan dipilih (Suryana, 2006). Maksud dari rancang bangun (know-

how) yaitu, seorang wirausaha yang ingin memulai usaha pembuatan roti, maka

seseorang tersebut harus memiliki pengetahuan tentang: peluang pasar roti di

daerah terpilih, mengetahui produk roti dari pesaing, proses produksi dan

teknologi proses yang tersedia serta mengetahui desain produk.

2) Marketing competence atau kompetensi pemasaran, yaitu kemampuan yang

dimiliki wirausaha dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi

pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan (Suryana, 2006).

Adapun kemampuan tersebut yaitu menemukan pasar yang akan dituju,

mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan,

dapat membaca peluang pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya, baik

pelanggan dan harga khusus yang belum digarap oleh pesaing-pesaing yang ada

(Suryana, 2006).

Page 18: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

7

3) Financial competence atau kompetensi keuangan, yaitu kemampuan yang

dimiliki oleh wirausaha dalam bidang keuangan, pembelian, penjualan,

pembukuan dan perhitungan laba/rugi. Kemampuan tersebut seperti pembukuan

dan perhitungan laba/rugi. Selain itu, seorang wirausaha harus dapat

memikirkan bagaimana untuk mendapatkan dana dan cara untuk menggunakan

serta memanajemen dana tersebut untuk kelangsungan dan perkembangan

usaha untuk masa datang (Suryana, 2006).

4) Human relation competence atau kompetensi hubungan personal, yaitu

kemampuan yang dimiliki oleh wirausaha dalam mengembangkan hubungan

personal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan

serta harus mengetahui hubungan inter-personal dengan baik dan sehat. Dalam

hal ini kompetensi yang dimiliki oleh wirausaha seperti: kemampuan berelasi

dan menjalin kemitraan antar perusahaan (Suryana, 2006). Dalam kemampuan

ini, seorang wirausaha harus dapat mencari relasi-relasi yang baru yang

berhubungan dengan usahanya dan menjalin hubungan yang baik dan saling

menguntungkan.

Page 19: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

8

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk salah satu penelitian yang dapat dikategorikan sebagai

penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Wirartha

(2006:155), metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan,

dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa

hasil wawacara dan pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di

lapangan. Adapun data yang akan digali lebih lanjut dalam penelitian ini mengenai

kompetensi kewirausahaan pemilik dan anggota keluarga dalam mengeola bisnis

keluarga Mandala Bakery (MB).

Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis

Satuan pengamatan (unit of observation) adalah hasil amatan yang dijadikan

sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan

tentang satuan analisis (Ihalauw, 2003). Dalam penelitian ini yang menjadi satuan

analisis penelitian ini adalah kelompok, yaitu kompetensi kewirausahaan pada

pemilik dan anggota keluarga yang mengelola Mandala Bakery (MB). Untuk satuan

pengamatannya adalah pemilik dan anggota keluarga yang mengelola perusahaan roti

Mandala Bakery (MB).

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer pada penelitian ini

diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam mengenai kompetensi

kewirausahaan dengan narasumber pertama yaitu pemilik perusahaan, yang

merupakan pendiri perusahaan. Narasumber yang kedua adalah keluarga yang

merupakan anak dari pemilik yang ikut dalam mengelola usaha.

Indikator Empirik

Page 20: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

9

Berikut tabel yang menyajikan konsep, definisi konsep, dimensi dan indikator

empirik kompetensi kewirausahaan. Kompetensi kewirausahaan diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality) yang langsung

berpengaruh pada kinerja bisnis (Suryana, 2006:5). Suryana (2006) menjelaskan

bahwa kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya.

Berikut tabel yang menyajikan indikator empirik kompetensi teknis, kompetensi

pemasaran, kompetensi keuangan serta kompetensi hubungan personal.

Tabel 1

Dimensi, Definisi Operasional dan Indikator Empirik

Dimensi Definisi operasional Indikator Empirik

Kompetensi

teknis

Kemampuan yang dimiliki

wirausaha dalam bidang

rancang bangun (know-how)

sesuai dengan bentuk usaha

yang akan dipilih (Suryana,

2006).

1) Mengetahui peluang pasar roti

di daerah terpilih

2) Mengetahui produk roti dari

pesaing

3) Proses produksi dan teknologi

proses yang tersedia

4) Mengetahui desain produk

Kompetensi

pemasaran

Kemampuan yang dimiliki

wirausaha dalam menemukan

pasar yang cocok,

mengidentifikasi pelanggan dan

menjaga kelangsungan hidup

perusahaan (Suryana, 2006).

1) Menemukan pasar yang akan

dituju

2) Mengidentifikasi pelanggan

3) Menjaga kelangsungan hidup

perusahaan

4) Dapat membaca peluang pasar

yang spesifik dan cocok untuk

usahanya

Kompetensi

keuangan

Kemampuan yang dimiliki oleh

wirausaha dalam bidang

keuangan, pembelian,

penjualan, pembukuan dan

perhitungan laba rugi (Suryana,

2006).

1) Mengetahui pembukuan dan

perhitungan rugi/laba

2) Kemampuan mendapatkan

dana

3) Mengetahui cara

menggunakan dana

4) Mengetahui laporan keuangan

(neraca)

Kompetensi

hubungan

personal

Kemampuan yang dimiliki oleh

wirausaha dalam

mengembangkan hubungan

personal, seperti kemampuan

berelasi dan menjalin kemitraan

antar perusahaan serta harus

mengetahui hubungan inter-

personal secara sehat (Suryana,

1) Memiliki kemampuan berelasi

dan menjalin kemitraan

2) mengetahui hubungan inter-

personal secara sehat

Page 21: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

10

2006).

Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan penulis untuk menjawab persoalan penelitian

yaitu dengan menggunakan teknik analisis yang bersifat deskriptif kualitatif. Adapun

langkah untuk mendapatkan data kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara

mendalam dengan panduan pertanyaan yang bersumber dari indikator empirik (lihat

lampiran 1) terhadap pemilik perusahaan roti Mandala Bakery (MB) beserta anak dari

pemilik yang mengelola usaha.

Berdasarkan tabel indikator tersebut, peneliti akan mengukur masing-masing

kompetensi kewirausahaan dengan rentang kategori mumpuni, bisa dan tidak bisa.

Mumpuni dalam arti wirausaha memiliki kemahiran pada setiap indikator dari

masing-masing kompetensi. Jika rentang bisa, dalam hal ini tidak semua indikator

kompetensi dikuasai oleh wirausaha. Jika rentang tidak bisa, dalam hal ini wirausaha

tidak menguasai kompetensi yang ada.

Berdasarkan tingkat kompetensi atau rentang kompetensi dapat dinilai

berdasarkan wirausaha tulen, profesional dan tenaga kerja. Menurut Stevenson &

Jarillo (1990), dapat dikatakan wirausaha tulen jika memiliki semua kompetensi

dengan belajar sendiri, artinya wirausaha ini adalah generasi pertama yang

membangun usaha dari awal. Wirausaha profesional merupakan wirausaha yang tidak

memiliki semua kompetensi, namun memiliki kemampuan dalam mengembangkan.

Sementara itu jika tenaga kerja, kemampuanya bisa diperoleh dari belajar disekolah.

Wirausaha profesional dan tenaga kerja merupakan generasi kedua yang sifatnya

mengembangkan (Stevenson & Jarillo, 1990).

Page 22: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

11

TEMUAN PENELITIAN

Gambaran Perusahaan

Bisnis keluarga yang menjadi obyek penelitian ini yaitu perusahaan roti

“Mandala Bakery“ (MB). Perusahaan ini bergerak dibidang makanan yaitu roti, yang

berada di jalan Pandanaran no. 200 A, Boyolali. Usaha ini sudah ada sejak lama, dan

sampai sekarang masih berjalan dan berkembang dengan baik. Usaha ini dimiliki oleh

Ibu Setyawati Antono (SA) yang didirikan pada tahun 1975. Awal mula, pada tahun

1973, SA harus hidup dan menafkai kesembilan anaknya dengan usahanya sendiri,

karena suami beliau telah meninggal dunia. Akhirnya, diadakan rapat keluarga SA,

yang inti dari rapat tersebut adalah mengurangi jumlah anak dengan menitipkannya

kepada saudara – saudara SA untuk mengurangi biaya hidup. Namun, hal itu di

bantah dan tidak disetujui oleh kakak SA yang sudah menikah, namun belum

dikaruniai anak. Kakak SA bernama Minto Raharjo (MR). MR mengatakan pepatah

jawa yaitu “mangan ora mangan sing penting kumpul”. Dengan berbekal keahlihan

MR membuat roti yang didapat dari pembelajaran yang diberikan oleh temannya

yang pernah bekerja sebagai pegawai disebuah perusahaan roti, akhirnya SA

mendapat sebuah ide untuk membuka usaha yang memproduksi roti, dengan bantuan

dan pembelajaran dari MR guna mencukupi kehidupannya. Disaat itu, keluarga SA

dipegang alih oleh MR sebagai pengganti posisi kewajiban suami, karena suami dari

SA telah meninggal dan beliau juga bertanggung jawab atas tidak mengijinkan anak

dari SA dititipkan kepada saudara – saudaranya seperti yang sudah menjadi hasil

rapat keluarga.

SA mengawali usaha dengan bahan dan alat yang sederhana. Usaha ini

dikerjakan dengan mengikut sertakan anak pertama sampai anak keempat, karena

anak kelima sampai anak kesembilan masih kecil dan masih belum memungkinkan

untuk membantu. Mereka kerjakan secara bersama – sama dengan pembagian tugas

masing masing sesuai dengan kemampuan dan tenaga yang dimiliki. Produk pertama

yang dibuat dan dihasilkan yaitu roti bolu. Tercipta ide untuk membuat roti tersebut

yaitu selain rasanya enak, pada jaman dahulu masih sangat jarang ada dan dijual di

Page 23: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

12

pasar, khususnya pasar di Boyolali. Produk tersebut ditawarkan di warung dan toko –

toko yang ada dipasar, dengan dibantu anak pertama yang bernama Tejo Purnomo

(TP), karena lebih siap dan lebih mumpuni daripada adik - adiknya. Untuk pembagian

tugas, untuk pemasaran dikerjakan oleh anak pertama yaitu Tejo Purnomo (TP). Anak

kedua yang bernama Triyanto (TR), anak ketiga yang bernama Joko Sutrisno (JS),

dan anak yang keempat yang bernama Teguh Jayadi (TJ), bertugas membantu SA di

bagian produksi. Mereka berempat masih bersekolah, sehingga mereka kerjakan tugas

tersebut setelah mereka pulang dari bersekolah.

Setelah dipasarkan, ternyata roti tersebut dapat diterima oleh pasar dan

sekaligus konsumen. Hal ini membuat mereka semakin bersemangat dan kerja keras.

Keempat anak tersebut sepakat untuk mengakhiri pendidikannya sampai di jenjang

Sekolah Menengah Akhir atau SMA untuk fokus membesarkan usaha.Kesepakatan

tersebut menuai hasil yang positif. Usahanya berkembang baik, permintaan akan roti

semakin bertambah. Melihat permintaan roti yang semakin bertambah, akhirnya

mereka menambahkan kapasitas hasil produksi. Untuk mengimbangi hal tersebut,

maka mereka menambah jumlah tenaga kerja dengan merekrut orang – orang yang

tidak memiliki pekerjaan, yang tinggal di dekat rumah untuk menjadi pegawai.

Berjalannya waktu, MB semakin berkembang. Pada tahun 1981, timbul

keinginan untuk berkembang lebih besar lagi, dengan menambah jenis roti yang

dihasilkan, dan itu membutuhkan tambahan modal. Dengan itu, maka diadakan rapat

untuk membahas tentang kelanjutan usaha. Rapat tersebut menghasilkan keputusan

untuk meminjam uang di Bank. TP memiliki relasi yang bekerja di Bank BPD yang

berada di Solo. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk meminjam uang di Bank

dan mendapatkan pinjaman sebesar satu juta rupiah. Pinjaman tersebut digunakan

untuk mengembangkan Mandala Bakery. Mereka berkerja sama dibawah pengawasan

SA, untuk membangun usaha tersebut agar berkembang lebih besar lagi. Pada saat

itu, anak kelima sampai anak ke sembilan tidak ikut campur di dalam usaha, karena

mereka diperintahkan untuk fokus bersekolah sampai jenjang perguruan tinggi,

Page 24: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

13

dengan tujuan agar memperoleh ilmu yang lebih tinggi, agar bisa membantu

kemajuan usaha tersebut.

Adanya pembagian tugas yang baik serta penambahan modal, usaha tersebut

dapat menghasilkan beberapa varian roti yang masih belum ada dipasar, dan

berdampak positif di pemasarannya. Target pemasaran yang semula hanya berada di

daerah Boyolali, menjadi daerah - daerah yang ada di Jawa tengah. Setelah berjalan

lama, MB berkembang pesat karena mendapatkan tambahan bantuan dari anak kelima

sampai anak ke sembilan yang ikut mengelola dalam perkembangan usaha tersebut,

karena mereka sudah menyelesaikan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi, dan

mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat pada saat mereka bersekolah ke usaha

tersebut.

Profil Narasumber

Narasumber penelitian ini berjumlah enam, yaitu ibu dan lima orang anak.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Profil Nara Sumber Berdasarkan Nama, Usia dan Pendidikan Terkhir

Nama Usia Pendidikan Terakhir

Setyawati Antono (SA) 79 tahun SD

Tejo Purnomo (TP) 55 tahun SMA

Triyanto (TR) 54 tahun SMA

Teguh Jayadi (TJ) 52 tahun SMA

Kuncoro (KC) 50 tahun SMA

Subiantoro (SI) 49 tahun Diploma

SA merupakan narasumber pertama, dia adalah pendiri, pemilik Mandala

Bakery. SA berusia 79 tahun, dengan pendidikan terakhir SD. SA merupakan ibu dari

kelima narasumber lainnya. Narasumber kedua adalah TP yang berusia 55 tahun

dengan pendidikan terakhir SMA. TP merupakan anak pertama dari SA. TP inilah

yang pertama kali membantu SA dalam mengelola MB. Narasumber ketiga adalah

TR yang berusia 54 tahun dengan pendidikan terakhir SMA. TR merupakan anak

Page 25: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

14

kedua, dan sudah selama 36 tahun membantu dan keluarga dalam mengelola MB.

Pada awalnya TR diajarkan atau diajak oleh kakaknya yaitu TJ.

Nara sumber keempat adalah TJ yang berusia 52 tahun dengan pendidikan

terakhir SMA. TJ merupakan anak keempat, dan sudah kurang lebih sudah 34 tahun

mengelola MB, yang pada awalnya diajarkan oleh TJ. Narasumber kelima adalah KC

yang berusia 50 tahun dengan pendidikan terakhir SMA. KC merupakan anak kelima.

KC membantu dan mengelola MB kurang lebih 25 tahun. Narasumber keenam adalah

SI yang berusia 49 tahun. SI merupakan satu-satunya anak dari SA yang

berpendidikan terakhir Diploma (D3). SI membantu keluarga dalam menjalankan

usaha kurang lebih selama 27 tahun. Pada awalnya SI diajarkan oleh TP dalam

mengelola usaha.

Kompetensi Kewirausahaan Pada Perusahaan Roti Mandala Bakery

Penelitian ini difokuskan pada kompetensi kewirausahaan yang terdapat empat

kemampuan utama yang diperlukan secara seimbang agar tercapai keberhasilan

usaha, diantaranya: kompetensi teknis, kompetensi pemasaran, kompetensi keuangan

dan kompetensi hubungan personal. Penelitian ini akan difokuskan pada jenjang

kompetensi kewirausahaan. Jenjang kompetensi kewirausahaan tersebut tidak sama

antara orang yang satu dengan orang lainnya. Adapun jenjang tersebut adalah

mumpuni, mampu, bisa dan tidak bisa.

1) Kompetensi teknis.

Kompetensi teknis merupakan kemampuan yang dimiliki wirausaha dalam

bidang rancang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih.

Hal ini dimiliki oleh wirausaha tulen, karena dialah yang memiliki ide awal sekaligus

merancang dan membangun sebuah usaha. Pada MB, kompetensi ini dimiliki oleh SA

kemudian diturunkan kepada anak pertama, dan akhirnya diturunkan lagi kepada anak

kedua dan seterusnya. SA memiliki kompetensi untuk membuat roti serta memiliki

kompetensi mendesain roti serta mengetahui bahan dan peralatan apa saja yang

digunakan dalam membuat roti. Seperti yang diungkapkan oleh SA sebagai berikut:

Page 26: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

15

“Saya pertama kali bisa membuat roti, awalnya karena nekad aja mas,

karena kepepet kebutuhan uang, akhirnya saya punya ide membuat roti saja.

Pada awalnya saya diajarakan oleh Bapak Alm Minto Raharjo (MR) dalam

membuat roti, kemudian sedikit - sedikit saya belajar dan mulai bisa membuat

roti. Semakin lama saya mahir dalam membuat roti sampai-sampai saya paham

bahan apa yang akan digunakan untuk membuat roti. Di tambah secara

otodidak ya belajar sendiri. Roti pertama yang dibuat adalah roti bolu. Roti

bolu laku dipasar, saya mulai membuat jenis roti lain, selain roti bolu dan

mendesain bentuk roti yang baru serta mengkombinasikan dengan rasa yang

bermacam-macam. Awalnya, saya dibantu oleh anak pertama saya Tejo

Purnomo, mulai dari produksi, keuangan, memasarkan roti, agar kami tidak

kehilangan pelanggan”.

Berdasarkan yang diungkapkan oleh SA, seorang wirausaha tulen harus

memiliki kompetensi teknis. Kompetensi tersebut dapat diperoleh dari belajar dengan

orang lain kemudian mandiri atau otodidak (belajar sendiri). SA mempelajari proses

produksi roti, mendesain roti dan merancang peralatan untuk membuat roti.

Kemudian kompetensi ini diajarkan kepada anak - anak nya. Pada awalnya SA

mengajak dan mengajarkan kepada TP. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh TP

sebagai berikut:

“Saya memiliki kompetensi membuat roti diajarkan oleh ibu saya.

Berawal dari membantu menyiapkan bahan, membeli bahan berdasarkan

catatan yang diberikan oleh ibu, membantu membuat adonan roti. Setelah saya

mahir, saya dan ibu memiliki ide untuk mencoba untuk membuat beraneka rasa

roti dan membuat bentuk roti. Akhirnya, dari hasil pembelajaran dari ibu,

hingga saat ini saya memiliki kompetensi yang mumpuni, dan saya ajarkan

kepada adik-adik saya”.

Page 27: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

16

Kompetensi teknis di perusahaan roti Mandala bakery (MB), berawal dari SA

yang mengajarkan ke anak pertama yaitu TP. Setelah itu, SA dan TP mengajarkan

kepada anak kedua, ketiga dan anak keempat. Awal mengajarkannya yaitu dengan

memperkenalkan bahan baku pembuatan roti, dari terigu sampai dengan bahan-bahan

lainnya. Kemudian mengajarkan seberapa banyak kebutuhan bahan baku yang akan

disiapkan untuk membuat roti. Setelah TR, TJ, dan KC mengetahui kebutuhan dan

takaran yang digunakan untuk membuat roti, kemudian TP mengajarkan cara untuk

mencampur bahan-bahan tersebut. Setelah bahan tercampur, TP mengajarkan cara

membuat adonan hingga mudah terbentuk dan mengembang. TP mengajarkan semua

proses pembuatan roti kepada adik-adiknya kadang-kadang dibantu oleh SA. Setelah

anggota keluarga mulai bisa membuat roti, kemudian mereka mulai belajar membuat

desain roti. Kompetensi mendesain bentuk roti diperoleh dengan cara belajar sendiri

hingga sekarang. Dari kelima anak SA, hanya SI yang tidak memiliki kemampuan

ini.

Tabel 3

Kompetensi Teknis

Nama Kompetensi Keterangan

Setyawati Antono (SA) Mumpuni Mengetahui proses produksi, mengetahui

teknologi proses pembuatan roti,

mengetahui desain produk roti.

Tejo Purnomo (TP)

Mumpuni Mengetahui proses produksi, mengetahui

teknologi proses pembuatan roti,

mengetahui desain produk roti.

Triyanto (TR)

Mumpuni Mengetahui proses produksi, mengetahui

teknologi proses pembuatan roti,

mengetahui desain produk roti.

Teguh Jayadi (TJ) Mumpuni Mengetahui proses produksi, mengetahui

teknologi proses pembuatan roti,

mengetahui desain produk roti.

Kuncoro (KC) Mumpuni Mengetahui proses produksi, mengetahui

teknologi proses pembuatan roti,

mengetahui desain produk roti.

Subiantoro (SI) Tidak bisa Tidak mengetahui cara dan proses

pembuatan roti.

Page 28: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

17

Hasil temuan ini sesuai dengan pendapat Suryana (2006), yang menyatakan

bahwa kompetensi teknis yang dimiliki oleh wirausaha adalah kemampuan dalam

bidang rancang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih

oleh seorang wirausaha untuk membuka sebuah usaha. Seorang wirausaha yang ingin

memulai sebuah usaha, maka harus memiliki pengetahuan tentang proses produksi

dan teknologi proses yang tersedia serta mengetahui desain produk.

2) Kompetensi Pemasaran.

Kompetensi pemasaran yaitu kemampuan yang dimiliki wirausaha dalam

menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga

kelangsungan hidup perusahaan. Pada awalnya perusahaan roti Mandala Bakery

(MB) memasarkan produknya dengan menitipkan ke toko dan warung-warung kecil

yang ada dipasar Boyolali. Setelah berkembang, wilayah pemasarannya menjadi luas

yaitu daerah – daerah di Jawa Tengah. Kompetensi ini diperoleh keluarga secara

otodidak yaitu dengan belajar nekad tanpa malu untuk memasarkan roti ke warung

maupun toko. Namun, hanya tiga orang anak yang memiliki kemampuan ini yaitu TP,

TJ dan KC. Seperti yang diungkapkan oleh SA berikut ini:

“saya awalnya modal nekad aja mas, yang penting mencoba dan

berusaha menjual roti ini ke warung dan toko, ya akhirnya saya memiliki

kemampuan ini mas yaitu melihat dan mengetahui peluang dan permintaan

dipasar”.

Hal senada juga diungkapkan oleh TP:

“Saya memperoleh kompetensi ini bersama ibu berawal dari modal

nekad, tanpa malu menawarkan produk ke saudara dan tetangga ya sambil

melihat cara orang berjualan, akhirnya saya memiliki kemampuan ini mas.

Kemampuan yang saya peroleh hingga saat ini yaitu saya bisa menemukan

pasar mana yang akan saya tuju untuk menjual roti, memiliki kemampuan

membaca peluang. Peluang dalam arti bisnis makanan ini tidak ada matinya

jika dikelola dengan baik sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik”.

Page 29: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

18

Keempat anak lainnya, memperoleh kompetensi (menemukan pasar yang akan

dituju, mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan

dapat membaca peluang pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya) karena

mereka mau berusaha, tidak malu dan modal nekad. Pada awalnya kemampuan ini

diperoleh TP dan mengajarkan kepada adik-adiknya yaitu dengan cara mengajak ikut

serta memasarkan roti ke warung dan toko yang ada di Boyolali.

Berikut adalah tabel hasil analisis data kompetensi pemasaran yang dimiliki

oleh keempat anak lainnya.

Tabel 4

Kompetensi Pemasaran

Nama Kompetensi Keterangan

Setyawati

Antono (SA)

Mumpuni Menemukan pasar yang akan dituju,

mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan

hidup perusahaan dan dapat membaca peluang

pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya.

Tejo Purnomo

(TP)

Mumpuni Menemukan pasar yang akan dituju,

mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan

hidup perusahaan dan dapat membaca peluang

pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya.

Triyanto (TR)

Mumpuni Menemukan pasar yang akan dituju,

mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan

hidup perusahaan dan dapat membaca peluang

pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya.

Teguh Jayadi

(TJ)

Mumpuni Menemukan pasar yang akan dituju,

mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan

hidup perusahaan dan dapat membaca peluang

pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya.

Kuncoro (KC) Mumpuni Menemukan pasar yang akan dituju,

mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan

hidup perusahaan dan dapat membaca peluang

pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya.

Subiantoro

(SI)

Tidak bisa Tidak memiliki kompetensi pemasaran.

Hasil temuan di atas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Suryana (2006),

kompetensi pemasaran mencakup kompetensi menemukan pasar yang akan dituju,

mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan, dapat

Page 30: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

19

membaca peluang pasar yang spesifik dan cocok untuk usahanya, baik pelanggan dan

harga khusus yang belum digarap oleh pesaing-pesaing yang ada.

3) Kompetensi keuangan.

Kompetensi keuangan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh wirausaha

dalam bidang keuangan, pembelian, penjualan, pembukuan dan perhitungan laba rugi.

Pada awalnya kompetensi yang dimiliki oleh keluarga ini adalah dengan melakukan

pencatatan sederhana, yaitu dengan mencatat bahan apa saja yang dibeli, harga bahan

baku, jumlah roti yang telah diproduksi, hasil penjualan dan menhitung pendapatan

setelah dikurangi pengeluaran. Seperti yang diungkapkan oleh SA sebagai berikut:

“saya memiliki kompetensi ini berawal dibantu dengan anak pertama

saya yaitu dengan mencatat bahan apa yang dibeli, harga bahan baku, jumlah

roti yang telah diproduksi, hasil penjualan dan menghitung pendapatan setelah

dikurangi pengeluaran”.

Hal senada juga diungkapkan oleh TR, KC yang memiliki kompetensi

mengelola keuangan sebagaimana diajarkan oleh TP. Pada awalnya, TP mengajarkan

dengan cara menyuruh adik-adiknya berbelanja bahan baku, kemudian mencatat hasil

pembelian bahan baku tersebut. Setelah itu mengajarkan mencatat hasil produksi dan

hasil penjualan. Setelah itu, TP juga mengajarkan bagaimana menghitung keuntungan

yaitu dengan cara adik - adiknya menghitung semua hasil penjualan dengan

dikurangkan dengan hasil pengeluaran. Berbeda dengan SI yang memiliki kompetensi

mengelola keuangan karena belajar dari bangku Diploma (D3), sehingga saat ini, SI

diberi tugas untuk memegang administrasi bisnis keluarga ini. TJ tidak memiliki

kompetensi ini. Kompetensi keuangan masing - masing anggota keluarga adalah

sebagai berikut:

Tabel 4

Kompetensi Keuangan

Nama Kompetensi Keterangan

Setyawati Antono Bisa Mengetahui pembukuan dan perhitungan rugi/laba,

Page 31: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

20

(SA) kemampuan mendapatkan dana, mengetahui cara

menggunakan dana.

Tejo Purnomo

(TP)

Bisa Mengetahui pembukuan dan perhitungan rugi/laba,

kemampuan mendapatkan dana, mengetahui cara

menggunakan dana.

Triyanto (TR) Bisa Mengetahui pembukuan dan perhitungan rugi/laba,

kemampuan mendapatkan dana, mengetahui cara

menggunakan dana.

Teguh Jayadi (TJ) Tidak Bisa Tidak memiliki kompetensi keuangan

Kuncoro (KC) Bisa Mengetahui pembukuan dan perhitungan rugi/laba,

kemampuan mendapatkan dana, mengetahui cara

menggunakan dana.

Subiantoro (SI) Mampu Mengetahui pembukuan dan perhitungan rugi/laba,

kemampuan mendapatkan dana, mengetahui cara

menggunakan dana, mengetahui cara membuat

laporan keuangan (neraca).

Kompetensi keuangan yang dimiliki anggota keluarga berasal dari belajar hal

yang sederhana yaitu mencatat semua kejadian atau transaksi usaha. Dalam

menangani keuangan perusahaan yaitu dengan cara menghitung laba rugi perusahaan,

menentukan jumlah modal yang dibutuhkan perusahaan disaat perusahaan

membutuhkan dana atau modal dan mengatur pemasukan dan pengeluaran dana yang

digunakan dalam proses produksi. Hasil temuan ini sejalan dengan yang diungkapkan

oleh Suryana (2006). Kompetensi ini harus dimiliki oleh setiap wirausaha, karena

seorang wirausaha harus dapat memikirkan bagaimana untuk mendapatkan dana dan

cara untuk menggunakannya, serta memanajemen dana tersebut untuk kelangsungan

dan perkembangan usaha untuk masa kedepan.

4) Kompetensi hubungan personal.

Kompetensi hubungan personal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

wirausaha dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi

dan menjalin kemitraan antar perusahaan serta harus mengetahui hubungan inter -

personal dengan baik dan sehat. Dalam bisnis keluarga ini, kompetensi ini diperoleh

secara mandiri, belajar mengenai bagaimana cara menjalin hubungan yang baik

Page 32: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

21

dengan relasi. Menjalin relasi berawal dari menjalin hubungan dengan penjual yang

ada di pasar Boyolali. Seperti yang diungkapkan oleh SA berikut ini:

Kompetensi ini berasal dari menjalin hubungan dengan para penjual yang

ada di pasar Boyolali, yang penting jika penjual memberikan masukan

tentang roti saya terima dan saya kembangkan. Masukan tersebut juga dari

para pembeli yang penting relasi tetap terjaga. Menjaga hubungan yang baik

dengan relasi, sangat ditekankan di Mandala dengan hal ini maka pelanggan

akan tetap setia dengan produk kami.

Kompetensi ini diturunkan atau diajarkan kepada anak-anaknya kecuali SI. SI

memperoleh kompetensi ini berdasarkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Hasil analisis data kompetensi hubungan personal dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Kompetensi Hubungan Personal

Berdasarkan temuan diatas, kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing

keluarga adalah sama yaitu dengan memiliki relasi yang baik dengan pelanggan dan

Nama Kompetensi Keterangan

Setyawati Antono (SA)

Mumpuni Memiliki kemampuan berelasi dan menjalin

kemitraan, mengetahui hubungan inter-personal

secara sehat.

Tejo Purnomo (TP) Mumpuni Memiliki kemampuan berelasi dan menjalin

kemitraan, mengetahui hubungan inter-personal

secara sehat.

Triyanto (TR) Mumpuni Memiliki kemampuan berelasi dan menjalin

kemitraan, mengetahui hubungan inter-personal

secara sehat.

Teguh Jayadi (TJ) Mumpuni Memiliki kemampuan berelasi dan menjalin

kemitraan, mengetahui hubungan inter-personal

secara sehat.

Kuncoro (KC) Mumpuni Memiliki kemampuan berelasi dan menjalin

kemitraan, mengetahui hubungan inter-personal

secara sehat.

Subiantoro (SI) Mumpuni Memiliki kemampuan berelasi dan menjalin

kemitraan, mengetahui hubungan inter-personal

secara sehat.

Page 33: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

22

menjalin hubungan yang sehat dengan pelanggan. Hasil temuan ini sejalan dengan

yang diungkapkan Suryana (2006). Kompetensi yang dimiliki oleh wirausaha seperti:

kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan. Dalam kompetensi

ini, seorang wirausaha harus dapat mencari relasi-relasi yang baru yang berhubungan

dengan usahanya dan menjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan.

Berdasarkan temuan diatas dapat disimpulkan kompetensi kewirausahaan

yang dimiliki oleh anggota keluarga sebagai berikut.

Tabel 4

Kompetensi Kewirausahaan

Nama Kompetensi

Teknis

Kompetensi

Pemasaran

Kompetensi

Keuangan

Kompetensi

Hubungan

Interpersonal

Keterangan

SA Mumpuni Mumpuni bisa Mumpuni Tulen

TP Mumpuni Mumpuni bisa Mumpuni Tulen

TR Mumpuni Mumpuni bisa Mumpuni Tulen

TJ Mumpuni Mumpuni Tidak Bisa Mumpuni Profesional

KC Mumpuni Mumpuni bisa Mumpuni Tulen

SI Tidak bisa Tidak bisa Mampu Mumpuni Tenaga kerja

Tabel di atas, menunjukan bahwa di perusahaan roti Mandala bakery (MB)

ada empat orang narasumber yang termasuk wirausaha tulen yaitu SA, TP, TR, KC,

karena secara mendasar keempat orang ini mumpuni dalam kompetensi teknis,

kompetensi pemasaran, kompetensi keuangan, dan kompetensi hubungan personal.

Di awal penelitian, dua narasumber yang teridentifikasi sebagai wirausaha tulen,

yaitu SA dan TP, dan dikatakan sebagai generasi pertama yang sifatnya membangun.

Dalam proses pembelajaran berwirausaha di MB, ada dua orang yang berhasil

berkembang menjadi seorang wirausaha tulen, yaitu TR dan KC. Sementara TJ

tergolong wirausaha profesional karena memiliki kompetensi teknis, pemasaran dan

hubungan interpersonal, namun tidak memiliki kompetensi keuangan. SI hanya

memiliki kompetensi keuangan dan hubungan interpersonal, sehingga tidak dapat

menjadi wirausaha. SI hanya dapat digolongkan sebagai pekerja atau tenaga kerja.

Page 34: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

23

Dalam MB, yang termasuk generasi kedua yaitu TR, TC, KC dan SI yang sifatnya

mengembangkan usaha. Sementara generasi ketiga yang sifatnya memecahkan

masalah tidak ada, karena tidak diturunkan ke anak-anaknya.

Page 35: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

24

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa tidak ada wirausaha yang

menguasai kompetensi kewirausahaan dengan sempurna, mumpuni di setiap

komponen kompetensi. Kompetensi yang dikuasai dengan mumpuni oleh pengelola

MB adalah kompetensi hubungan personal. Kompetensi yang sulit dikuasai dengan

mumpuni adalah kompetensi keuangan, namun seorang wirausaha tulen harus bisa

untuk memanajemen keuangan dengan baik. Jika wirausaha tersebut memiliki empat

kompetensi kewirausahaan, yaitu kompetensi teknis, kompetensi pemasaran,

kompetensi keuangan, dan kompetensi hubungan personal, maka wirausaha tersebut

adalah wirausaha tulen. Wirausaha yang tidak memiliki salah satu dari empat

kompetensi kewirausahaan, maka wirausaha tersebut adalah wirausaha profesional.

Sementara itu, jika kompetensi tersebut diperoleh dari belajar disekolah maka orang

tersebut tidak bisa dikatakan sebagai wirausaha, namun hanya menjadi tenaga kerja.

Kompetensi kewirausahaan dapat berkembang selama orang tersebut ikut

menjalankan dan mengelola usaha. Itu menunjukan bahwa kompetensi kewirausahaan

dapat dipelajari. Ada pula anak yang dilahirkan oleh seorang wirausaha tulen, hidup

belajar dan bekerja di lingkungan usaha, namun tidak berhasil menguasai kompetensi

kewirausahaan dengan mumpuni. Ini menunjukan bahwa seorang wirausaha tulen

tidak selamanya dapat lahirkan wirausaha yang nantinya akan menjadi wirausaha

tulen sebagai penerusnya.

Implikasi

Temuan penelitian ini menjelaskan proses pembelajaran untuk

pengembangan kompetensi kewirausahaan dalam bisnis keluarga, sehingga

dihasilkan wirausaha – wirausaha tulen yang siap mandiri.

Saran

Page 36: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

25

Mandala Bakery sudah memiliki empat wirausaha tulen, oleh karena itu bisnis

keluarga ini siap untuk memandirikan beberapa wirausaha tersebut. Proses

memandirikanya dapat dilakukan dengan membuka cabang Mandala bakery (MB),

membangun sebuah bisnis baru dibidang yang sama atau berbeda.

Page 37: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

26

Daftar pustaka

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber daya manusia perusahaan. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Eddy Soeryanto Soegoto, 2009, Enterpreneurship, Edisi Pertama, Jakarta : PT. Elek

Media Komputindo.

Fazriyati, W. 2011. Agar Bisnis Keluarga Tetap Eksis [Online].

http://female.kompas.com/read/2011/01/14/13475865/. Diakses pada tanggal

9 juli 2015.

Kidwell, R. E., Kellermanns, F. W., & Eddleston, K. A. 2012. Harmony, justice,

confusion, and conflict in family firms: Implications for ethical climate and the

“fredo effect”.Journal of business ethics,106 (4), 503- 517.

Simanjuntak, A. 2010. Prinsip-Prinsip Manajemen Bisnis Keluarga (Family

Business) Dikaitkan Dengan Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas (PT).

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 12, No. 2.

Sindhuja, P. N, 2009. Performance and value creation: family managed business

versus non-family managed business. IUP Journal of Business Strategy,6 (3-

4), 66-80.

Stevenson, H. H. & Jarillo, J. C. 1990. A paradigm of entrepreneurship:

Entrepreneurial

management. Strategic Management Journal, 11, 17-27.

Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses

Cetakan Keempat. Salemba Empat, Jakarta.

Page 38: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

27

Susanto, A.B. 2006. Mitos dalam perusahaan keluarga. Divisi penerbita The Jakarta

Consulting Group, Jakarta.

Susanto, A.B. 2008. Bisnis Indonesia - Resep Panjang Umur Perusahaan Keluarga.

Retrieved April 10, 2013 from

http://jakartaconsulting.com/baru/publications/articles/family-

business/bisnis-indonesia-reseppanjang-umur-perusahaan keluarga-2/.

Diakses pada tanggal 9 juli 2015.

Tjondrorahardja, D, 2005. The greatest FBI (Family Business Inspiration). Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo.

Tugiman, 1995, Peranan Usaha kecil dan Koperasi dalam Memanfaatkan Sisa Laba

BUMN, Penerbit Eresco, Bandung.

Wijanarko, H. 2006. Lahirnya Bisnis Keluarga. Harian Trust.

http://www.jakartaconsulting.com/art-05-19.htm. Diakses tanggal 07 Oktober

2012.

Wijayanto, F.A., Indriyani, R. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Usaha Pada

Belvia Mini Pie. Agora,1(1), 1-11.

Wirartha, I. Made., 2006. Metodologi Penetilian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V

Andi Offset.

Page 39: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

28

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

PROFIL NARASUMBER

1. Nama :…………………………………

2. Usia :…………………………………tahun

3. Pendidikan terakhir :…………………………………

4. Bagian yang dikerjakan :………………………………..

5. Sudah berapa lama membantu keluarga, dalam mengelola usaha Roti Mandala

Bakery:…………….tahun

PERTANYAAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

1) Kompetensi kewirausahaan apa saja yang anda yang anda miliki ?

a. Technical competence

b. Marketing competence

c. Financial kompetence

d. Human relation competence

2) Jika Anda memiliki kompetensi tersebut, kompetensi apa saja yang anda

miliki saat ini?

Jawaban:………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

Page 40: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

29

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

3) Dari mana anda memperoleh kompetensi ini?

Jawaban:………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

4) Sejak kapan anda memiliki kompetensi ini?

Jawaban:………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

5) Siapa yang mengajarkan anda mengenai kompetensi ini?

Jawaban:………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

6) Bagaimana cara anda menggunakan kompetensi ini dalam mengelola usaha

ini?

Jawaban:………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

Page 41: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

30

LAMPIRAN II

HASIL WAWANCARA

PROFIL NARASUMBER 1

6. Nama : Setyawati Antono (SA)

7. Usia : 79 tahun

8. Pendidikan terakhir : SD

9. Tempat wawancara : Kantor

10. Kegiatan : Bersantai

11. Hari : Senin, 7 September 2015

12. Waktu : 15.00 – 17.00

Wawancara dengan Setyawati Antono (SA)

PERTANYAAN DAN JAWABAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Page 42: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

31

Kompetensi kewirausahaan apa saja yang anda miliki ?

Jawaban :

Technical competence, Marketing competence, Financial competence, Human

relation competence

Sejak kapan anda memiliki kompetensi ini ?

Jawaban :

Saya memiliki kompetensi teknis yaitu pada saat mendapat pelajaran

membuat roti dari Alm kakak saya, Minto Raharjo (MR), untuk yang lain,

saya mendapatkan saat terjun langsung membuka Mandala, ya lama lama saya

mampu dalam segala kompetensi tersebut

Kompetensi teknis apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban :

Saya pertama kali bisa membuat roti, awalnya karena nekad aja mas, karena

kepepet kebutuhan uang, akhirnya saya punya ide membuat roti saja. Pada

awalnya saya diajarakan oleh Bapak Alm Minto Raharjo (MR) dalam

membuat roti, kemudian sedikit - sedikit saya belajar dan mulai bisa membuat

roti. Semakin lama saya mahir dalam membuat roti sampai-sampai saya

paham bahan apa yang akan digunakan untuk membuat roti. Di tambah secara

otodidak ya belajar sendiri. Roti pertama yang dibuat adalah roti bolu. Roti

bolu laku dipasar, saya mulai membuat jenis roti lain, selain roti bolu dan

mendesain bentuk roti yang baru serta mengkombinasikan dengan rasa yang

bermacam-macam. Awalnya, saya dibantu oleh anak pertama saya Tejo

Purnomo, mulai dari produksi, keuangan, memasarkan roti, agar kami tidak

kehilangan pelanggan.

Page 43: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

32

Kompetensi pemasaran apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

saya awalnya modal nekad aja mas, yang penting mencoba dan berusaha

menjual roti ini ke warung dan toko, ya akhirnya saya memiliki kompetensi

ini mas yaitu melihat dan mengetahui peluang dan permintaan dipasar.

Kompetensi keuangan apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban :

saya memiliki kompetensi ini berawal dibantu dengan anak pertama saya yaitu

dengan mencatat bahan apa yang dibeli, harga bahan baku, jumlah roti yang

telah diproduksi, hasil penjualan dan menghitung pendapatan setelah

dikurangi pengeluaran.

Kompetensi hubungan personal apa saja yang anda miliki, siapa yang

mengajarkan kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan

kompetensi tersebut dalam mengelola usaha tersebut?.

Jawaban :

Kompetensi ini berasal dari menjalin hubungan dengan para penjual yang ada

di pasar Boyolali, yang penting jika penjual memberikan masukan tentang roti

saya terima dan saya kembangkan. Masukan tersebut juga dari para pembeli

yang penting relasi tetap terjaga. Menjaga hubungan yang baik dengan relasi,

sangat ditekankan di Mandala dengan hal ini maka pelanggan akan tetap setia

dengan produk kami.

Page 44: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

33

PROFIL NARASUMBER 2

Nama : Tejo Purnomo (TP)

Usia : 55 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Tempat wawancara : Di ruang tamu rumah bapak Tejo Purnomo (TP)

Kegiatan : Bersiap – siap untuk berangkat ke Mandala Bakery (MB)

Hari : Rabu, 9 September 2015

Waktu : 08.00

Page 45: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

34

PERTANYAAN DAN JAWABAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Kompetensi kewirausahaan apa saja yang anda yang anda miliki ?

Jawaban :

Technical competence, Marketing competence, Financial competence, Human

relation competence

Sejak kapan anda memiliki kompetensi ini ?

Jawaban :

Saya memiliki kompetensi ini pada saat saya ikut membantu ibu saya, dan

mengajarkan kepada adik – adik saya untuk ikut membantu mengelola usaha.

Kompetensi teknis apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Saya memiliki kemampuan membuat roti diajarkan oleh ibu saya. Berawal

dari membantu menyiapkan bahan, membeli bahan berdasarkan catatan yang

diberikan oleh ibu, membantu membuat adonan roti. Setelah saya mahir, saya

dan ibu memiliki ide untuk mencoba untuk membuat beraneka rasa roti dan

membuat bentuk roti. Akhirnya, dari hasil pembelajaran dari ibu, hingga saat

Page 46: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

35

ini saya memiliki kemampuan yang mumpuni, dan saya ajarkan kepada adik-

adik saya.

Kompetensi pemasaran apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Saya memperoleh kompetensi ini bersama ibu berawal dari modal nekad, tanpa

malu menawarkan produk ke saudara dan tetangga ya sambil melihat cara orang

berjualan, akhirnya saya memiliki kemampuan ini mas. Kompetensi yang saya

peroleh hingga saat ini yaitu saya bisa menemukan pasar mana yang akan saya

tuju untuk menjual roti, memiliki kemampuan membaca peluang. Peluang

dalam arti bisnis makanan ini tidak ada matinya jika dikelola dengan baik

sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Kompetensi keuangan apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Saya memiliki kemampuan ini belajar sendiri mas dengan ibu, lalu saya lama-

lama bisa. Kemampuan saya dalam bidang ini Mengetahui pembukuan dan

perhitungan rugi/laba, kemampuan mendapatkan dana, mengetahui cara

menggunakan dana.

Kompetensi hubungan personal apa saja yang anda miliki, siapa yang

mengajarkan kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan

kompetensi tersebut dalam mengelola usaha tersebut?.

Jawaban:

Kemampuan ini ya sama aja dengan kemampuan kita berkomunikasi dengan

orang lain.. menjalin. Hubungan baik. Selain itu juga saya memiliki memiliki

Page 47: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

36

kompetensi ini yaitu berelasi dan menjalin kemitraan, mengetahui hubungan

inter-personal secara sehat.

PROFIL NARASUMBER 3

Page 48: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

37

Nama : Triyanto (TR)

Usia : 54 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Tempat wawancara : Di teras Rumah bapak Triyanto (TR)

Kegiatan : Bersiap untuk berangkat ke Mandala Bakery (MB)

Hari : Kamis, 10 September 2015

Waktu : 08.00

Wawancara dengan Triyanto (TR)

PERTANYAAN DAN JAWABAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Kompetensi kewirausahaan apa saja yang anda miliki ?

Jawaban :

Technical competence, Marketing competence, Financial competence, Human

relation competence

Sejak kapan anda memiliki kompetensi ini ?

Jawaban :

Semua kompetensi yang saya miliki, berawal dari pembelajaran dengan kakak

saya, yaitu Tejo Purnomo (TP), dan mencoba turun langsung ke lapangan,

berkerja tanpa didampingi mas Tejo. Dari situ saya mampu berkembang dan

memiliki kompetensi - kompetensi tersebut.

Page 49: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

38

Kompetensi teknis apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Saya pertama kali memiliki kompetensi ini diajak dan diajarkan oleh kakak

saya TP, beliau mengajarkan hal seperti proses produksi, mengetahui

teknologi proses pembuatan roti, mengetahui desain produk roti baik roti

kering maupun basah.

Kompetensi pemasaran apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Kalau kompetensi pemasaran saya bisa karena modal nekad, selain itu juga

saya diajarkan oleh kakak saya mas, mas Tejo seperti bagaimana menemukan

pasar yang akan dituju, mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan

hidup perusahaan dan dapat membaca peluang pasar yang spesifik dan cocok

untuk usahanya, dengan terjun langsung ke lapangan.

Kompetensi keuangan apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Awalnya saya tidak mudeng mas, setelah kakak dan ibu mengajarkan saya

lama-lama bisa walau tidak bisa banget, kompetensi yang diajarkan kakak dan

ibu ke saya seperti pembukuan dan perhitungan rugi/laba, kemampuan

mendapatkan dana, mengetahui cara menggunakan dana. Dari situ saya

mengerti laporan keuangan seperti apa.

Page 50: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

39

Kompetensi hubungan personal apa saja yang anda miliki, siapa yang

mengajarkan kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan

kompetensi tersebut dalam mengelola usaha tersebut?.

Jawaban:

ya seperti orang lain lah mas, dalam melakukan hubungan pasti adanya

komunikasi, ya intinya menjalin hubungan personal dengan pelanggan.

Bertanggung jawab dan disiplin. Saya memiliki kompetensi ini dari

pembelajaran kakak saya, TP.

Page 51: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

40

PROFIL NARASUMBER 4

Nama : Teguh Jayadi (TJ)

Usia : 52 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Tempat wawancara : Ruang tamu, Rumah Bapak Teguh Jayadi

Kegiatan : Istirahat

Hari : Rabu, 9 September 2015

Waktu : 12.30

PERTANYAAN DAN JAWABAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Kompetensi kewirausahaan apa saja yang anda miliki ?

Page 52: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

41

Jawaban :

Technical competence, Marketing competence, Human relation competence

Sejak kapan anda memiliki kompetensi ini ?

Jawaban :

Saya memiliki kompetensi ini setelah masih sekolah di SMA, ya pada saat itu

saya hanya belajar untuk memahami dan membantu. Setelah saya

memutuskan untuk berhenti sekolah dan tidak melanjutkan ke sekolah tinggi,

saya mulai memahami, focus, dan akhirnya saya memiliki kompetensi

tersebut

Kompetensi teknis apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Awalnya saya diajarkan oleh mas Tejo dan Triyanto dan dibantu oleh ibu mas,

mereka mengajarkan saya mengenai proses produksi, mengetahui teknologi

proses pembuatan roti, mengetahui desain produk roti baik roti kering maupun

basah.

Kompetensi pemasaran apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Seperti kakak saya TR, kemampuan pemasaran diajarkan oleh TP seperti

menemukan pasar yang akan dituju, mengidentifikasi pelanggan, menjaga

kelangsungan hidup perusahaan dan dapat membaca peluang pasar yang

spesifik dan cocok untuk usahanya.

Kompetensi keuangan apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Page 53: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

42

Jawaban:

Saya tidak bisa atau tidak memiliki kompetensi tersebut, karena saya hanya

fokus di bagian produksi dan pemasaran saja.

Kompetensi hubungan personal apa saja yang anda miliki, siapa yang

mengajarkan kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan

kompetensi tersebut dalam mengelola usaha tersebut?.

Jawaban:

Kemampuan ini saya peroleh secara alami, seperti kemitraan dengan

pelanggan,. Ya kemampuan ini berawal dari saya menjalin dengan tetangga

teman guna memperkenalkan produk roti.

PROFIL NARASUMBER 5

Nama : Kuncoro (KC)

Usia : 50 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Tempat wawancara : Tempat untuk memantau jumah roti yang akan dipasarkan

(MB)

Kegiatan : Bersantai, setelah mencatat jumlah roti yang akan dipasarkan

Hari : Kamis, 10 September 2015

Waktu : 10.15

Page 54: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

43

Wawancara dengan Kuncoro (KC)

PERTANYAAN DAN JAWABAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Kompetensi kewirausahaan apa saja yang anda miliki ?

Jawaban :

Technical competence, Marketing competence, Financial competence, Human

relation competence

Sejak kapan anda memiliki kompetensi ini ?

Jawaban :

Saya memiliki kompetensi – kompetensi yang anda sebutkan yaitu teknis,

pemasaran, keuangan, dan hubungan personal saat saya juga memilih untuk

tidak melanjutkan sekolah, dan membantu keluarga saya untuk mengelola

usaha ini. Yang paling banyak mengajarkan kompetensi tersebut yaitu kakak

saya yang pertama, yaitu mas Tejo.

Page 55: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

44

Kompetensi teknis apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Seperti yang lain, saya diajarkan oleh mas Tejo yaitu proses produksi,

mengetahui teknologi proses pembuatan roti, mengetahui desain produk roti

baik roti kering maupun basah.

Kompetensi pemasaran apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Kompetensi ini berawal dari ajakan mas Tejo, terus saya belajar sendiri

dengan modal nekad. Sehingga saya memiliki kompetensi seperti menemukan

pasar yang akan dituju, mengidentifikasi pelanggan, menjaga kelangsungan

hidup perusahaan dan dapat membaca peluang pasar yang spesifik dan cocok

untuk usahanya

Kompetensi keuangan apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

saya memiliki kompetensi ini berawal diajarkan bapak TP seperti mengetahui

pembukuan dan perhitungan rugi/laba, mendapatkan dana, mengetahui cara

menggunakan dana

Kompetensi hubungan personal apa saja yang anda miliki, siapa yang

mengajarkan kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan

kompetensi tersebut dalam mengelola usaha tersebut?.

Jawaban:

Page 56: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

45

Kompetensi ini berasal dengan menjalin hubungan keluarga dan tetangga, ikut

terjun langsung memasarkan roti dan dikenalkan oleh para pedagang –

pedangang yang membeli roti. Dari situ saya belajar sehingga saya memiliki

kompetensi yaitu berelasi dan menjalin kemitraan, mengetahui hubungan inter-

personal secara sehat

PROFIL NARASUMBER 6

Page 57: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

46

Nama : Subiantoro (SI)

Usia : 49 tahun

Pendidikan terakhir : Diploma

Tempat wawancara : Ruang Tamu Mandala Bakery (MB)

Kegiatan : Bersantai setelah mencatat laporan keuangan

Hari : Senin, 7 September 2015

Waktu : 17.50

Wawancara dengan Subiantoro (SI)

PERTANYAAN DAN JAWABAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Kompetensi kewirausahaan apa saja yang anda miliki ?

Jawaban :

Financial competence, Human relation competence

Sejak kapan anda memiliki kompetensi ini ?

Jawaban :

Saya memiliki kompetensi ini pada saat saya sekolah di perguruan tinggi.

Setelah saya lulus, saya langsung mempraktekan di Mandala. Tidak seperti

kakak – kakak saya yang hanya sekolah sampai SMA saja, saya memang

ingin membantu dalam bidang keuangan.

Page 58: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

47

Kompetensi teknis apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Tidak memiliki kompetensi teknis

Kompetensi pemasaran apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Tidak memiliki kompetensi ini

Kompetensi keuangan apa saja yang anda miliki, siapa yang mengajarkan

kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan kompetensi tersebut

dalam mengelola usaha tersebut ?.

Jawaban:

Kalau berbicara soal keuangan, saya lebih mahir dan mampu dalam masalah

keuangan. Mengetahui pembukuan dan perhitungan rugi/laba, Mengetahui

cara menggunakan dana secara sistematis, Mengetahui laporan keuangan

(neraca). Saya peroleh kompetensi tersebut di perguruan tinggi, saya

mengambil jurusan ekonomi diploma. Setelah saya lulus, saya terapkan di

Mandala. Akhirnya laporan keuangan Mandala tersusun secara sistematis,

walaupun masih dalam ditulis di buku.

Kompetensi hubungan personal apa saja yang anda miliki, siapa yang

mengajarkan kompetensi tersebut, dan bagaimana anda menggunakan

kompetensi tersebut dalam mengelola usaha tersebut?.

Jawaban:

Kalau kompetensi ini, saya dapatkan di pembelajaran pada saat sekolah.

Memang di sekolah tidak diajarakan, namun dengan berkomunikasi dengan

dosen dan teman – teman sekolah, karakter untuk menjalin relasi yang baik

Page 59: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

48

terbentuk. Dari situ saya mendapatkan kompetensi ini. Tapi, untuk langsung

terjun dalam mengelola Mandala, tetap saya diajarkan oleh kakak – kakak

saya.

LAMPIRAN III

FOTO MANDALA BAKERY

PABRIK ROTI MANDALA BAKERY

( JALAN PANDANARAN NO. 200 A, BOYOLALI )

Page 60: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

49

BERBAGAI MACAM ROTI MANDALA BAKERY

PROSES PRODUKSI PEMBUATAN ADONAN

Page 61: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

50

PROSES PENGEMASAN ROTI

PROSES PENGEPAKAN ROTI

Page 62: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

51

PRODUK YANG SIAP UNTUK DIJUAL

SA (SETYAWATI ANTONO) DENGAN SEORANG PEGAWAI

KC (KUNCORO) MENCATAT JUMLAH ROTI YANG AKAN DIPASARKAN

Page 63: KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ROTI …

52

BENTUK LAPORAN KEUANGAN MANDALA BAKERY