Kompensasi Sebagai Motivasi Kerja
-
Upload
amar-al-arasy -
Category
Documents
-
view
51 -
download
3
Transcript of Kompensasi Sebagai Motivasi Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Organisasi beroperasi dengan cara mengkombinasikan sumber daya – sumber daya yang ada
untuk menghasilkan produk jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan apa
yang diharapkan organisasi. Sumber daya tersebut dapat berupa modal, manusia, mesin. Apabila
semua sumberdaya tersebut dapat dikelola dengan baik maka akan dapat mempermudah organisasi
untuk mencapai tujuannya. Asset yang paling penting yang harus dimiliki organisasi dan sangat
diperhatikan oleh manajemen dari organisasi tersebut adalah orang/ manusia yang selalu ada didalam
organisasi. Dimana peranannya dalam menentukan tercapai tidaknya suatu tujuan organisasi. Sumber
daya manusia dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi sekaligus merancang dan
memproduksi barang dan jasa, mengawasi kualitasnya, memasarkan produk, mengalokasikan SDM/
Pegawai yang ada dan menentukan tujuan perusahaan.
Menyadari pentingnya SDM bagi kelangsungan hidup dan kemajuan Organisasi, maka
organisasi tersebut harus memberikan perhatian khusus pada faktor ini. Penghargaan dan perlakuan
yang adil dapat menjadi perhatian yang harus diberikan oleh pihak manajemen organisasi, karena
setiap SDM berhak mendapat penghargaan dan perlakuan yang adil atas kontribusi yang dibuat oleh
SDM organisasi tersebut, sehingga dapat mendorong para pegawai untuk termotivasi dalam bekerja.
Untuk mendorong semangat kerja pegawai diperlukan adanya hubungan kerja yang saling
menguntungkan antara organisasi dan pegawai. Pegawai memberikan prestasai kerja yang baik untuk
kemajuan organisasi, sedangkan organisasi memberikan kompensasi yang sesuai atas prestasi kerja
yang telah diberikan pegawai terhadap organisasi.
Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnya kompensasi
merupakan ukuran terhadap prestasi kerja pegawai, maka apabila system kompensasi yang diberikan
organisasi cukup adil bagi pegawai akan mendorong pegawai untuk lebih baik dalam melakukan
pekerjaannya dan lebih bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan organisasi
tersebut.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 1
Tujuan kompensasi dilakukan organisasi antara lain utuk menghargai prestasi pegawai,
menjamin keadilan diantara pegawai, mempertahankan pegawai, memperoleh pegawai yang lebih
bermutu, dan sistem kompensasi haruslah dapat memotivasi para pegawai.
Berlatar dari deskripsi di atas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan tentang
Kompensasi sebagai Motivasi instrumental pegawai dalam bekerja pada intitusi pemerintah sebagai
Organisasi Publik dengan judul “Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada
Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Padang Lawas”
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk menghindari pengembangan pola pikir yang tidak memiliki relevansi terhadap thema
dan judul yang ada, maka penulis membatasi pembahasan terhadap pernyataan masalah:
- Apakah yang dimaksud dengan Kompensasi dan Motivasi?
- Bagaimana proses dalam pelaksanaannya pada Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Padang Lawas.
- Bagaimana umpan balik dari kompensasi yang diberikan dengan motivasi para pegawai
dalam pelaksanaan tugas – tugas sehari hari.
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tulisan ini disusun untuk menjelaskan bagaimana keterkaitan antara kompensasi dengan
motivasi para pegawai yang bekerja dalam pelaksanaan tugas – tugas pokoknya, serta pentingnya
pemberian kompensasi kepada para pegawai sebagai bentuk penghargaan akan kontribusinya kepada
organisasi. Selain itu tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Manajemen
Kompensasi.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 2
BAB II
POKOK PERMASALAHAN
A. RUANG LINGKUP
Bertitik tolak dari deskripsi diatas dan dikaitkan dengan thema Penulisan “Pengaruh
Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Padang Lawas“, maka pokok permasalahan yang teridentifikasi adalah bagaimana
Kompensasi sebagai motivator bagi pegawai dalam pelaksanaan tugas-tugas yang diembannya.
Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah Padang Lawas adalah salah satu Dinas di
pemerintahan Kabupaten Padang Lawas yang memegang peranan penting dalam menjalankan sistem
keuangan baik dalam menggali Pendapatan Asli Daerah maupun dalam pengelolaan keuangan daerah.
Dimana Dinas ini merupakan unsur pendukung tugas Bupati yang di pimpin oleh Kepala Dinas,
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam perencanaan daerah sebagai guide
line dalam menyusun dan kebijakan pengelolaan APBD, rancangan APBD dan Rancangan Perubahan
APBD, dalam pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah, melaksanakan fungsi bendahara umum daerah dan Pengelolaan aset daerah serta menyusun
laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah No 9 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Padang Lawas, bahwa Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut :
Kepala Dinas membawahkan sekretaris dan 4 (empat) bidang, yaitu :
1. Bidang Pendapatan
2. Bidang Anggaran
3. Bidang Akuntansi dan Verifikasi
4. Bidang Asset Daerah
a. Sekretaris membawahkan 3 (tiga) subbagian, yaitu :
1. Sub Bagian Umum
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 3
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Program
b. Bidang Pendapatan membawahkan 3 (tiga) seksi, yaitu :
1. Seksi Pajak dan Pendapatan Lain yang sah
2. Seksi Retribusi
3. Seksi Penetapan Pajak dan Retribusi
c. Bidang Anggaran membawahkan 3 (tiga) seksi, yaitu :
1. Seksi Penyusunan Anggaran
2. Seksi Pembukuan dan Pelaporan
3. Seksi Perbendaharaan dan Gaji
d. Bidang Akuntasi dan Verifikasi membawahi 2 (dua) seksi, yaitu :
1. Seksi Akuntansi
2. Seksi Verifikasi
e. Bidang Asset Daerah membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu :
1. Seksi Perencanaan dan Analisa Kebutuhan
2. Seksi Pengadaan dan Distribusi
3. Seksi Inventarisasi dan Pemeliharaan
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan
Kelompok Jabatan Fungsional
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 4
KEPALA DINAS
KA. BIDANG
PENDAPATAN
KA. SEKSI PAJAK DAN PENDAPATAN
KA. SEKSI RETRIBUSI
KA. SEKSI PENETAPAN PAJAK DAN RETRIBUSI
KA. BIDANG
ANGGARAN
KA. SEKSI ANGGARAN
KA. SEKSI PEMBUKUAN DAN PELAPORAN
KA. SEKSI PERBEND. DAN GAJI
KA. BIDANG
ASSET
KA. SEKSI PERENCANAAN DAN ANALISIS KEBUTUHAN
KA.SEKSI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI
KA. SEKSI INVENTARISASI DAN
PEMELIHARAAN
KA. BIDANG
AKUNTANSI
KA. SEKSI AKUNTANSI
KA. SEKSI VERIFIKASI
SEKRETARIS
KA. SUB. UMUMKA. SUB.
KEUANGANKA. SUB.
PROGRAM
Gambar Struktur Organisasi
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pendapatan Keuangan dan Asset, Dinas
pendapatans Keuangan, dan aset daerah memiliki Tugas Pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan Keuangan dan aset
daerah.
Adapun Fungsi Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset daerah Kabupaten Padang lawas
adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pendapatan keuangan dan asset
2. Penyelenggaraan urusan Pemerintah dan Pelayanan Umum sesuai dengan lingkup tugas bidang
pendapatan keuangan dan asset
3. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDEKATAN PENELITIAN
1. Pengertian Kompensasi
Denurut Dessler (1997) Kompensasi adalah semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku
bagi semua karyawan dan muncul sebagai balas jasa atas pekerjaan seseorang yang memiliki dua
komponen yaitu kompensasi langsung berupa gaji, upah, insentif, komisi dan bonus serta pembayaran
tidak langsung yang berupa tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, dan uang libur.
Sementara Wether and Davis (Hasibuan, 1997) mengatakan bahwa kompensasi adalah apa
yang seorang pegawai terima sebagai balasan atas pekerjaan yang telah diberikan baik upah perjan
maupun gaji periodik yang dikelola oleh bagian personalia.
Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan/ pegawai sebagai bagian dari
kontribusi yang diberikannya kepada orang lain atau kelompok (organisasi). Kompensasi merupakan
terminologi luas yang berhubungan dengan imbalan dapat berupa finansial dan non finansial. Dan
dapat kita lihat pada diagaram berikut :
Gambar Alur Kompensasi
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 6
KOMPENSASI
KOMPENSASI
LANGSUNG
LANGSUNG
FINANSIAL
FINANSIAL
PEKERJAAN
PEKERJAAN
LINGKUNGAN KERJA
LINGKUNGAN KERJA
NON FINANSIAL
NON FINANSIAL
BAYARAN PRESTASI (MERIT
PAY)
BAYARAN PRESTASI (MERIT
PAY)
BAYARAN POKOK (BASE PAY)
BAYARAN POKOK (BASE PAY)
TIDAK LANGSUNG
TIDAK LANGSUNG
FASILITASFASILITASBAYARAN TERTANGGUH (DEFFERED
PAY)
BAYARAN TERTANGGUH (DEFFERED
PAY)
PROGRAM PERLIDUNDUNG
AN
PROGRAM PERLIDUNDUNG
AN
BAYARAN DILUAR JAM
KERJA
BAYARAN DILUAR JAM
KERJA
UPAH (WAGE
)
UPAH (WAGE
)
GAJI (SALAR
Y)
GAJI (SALAR
Y)
BAYARAN INSENTIF
(INSENTIF PAY)
BAYARAN INSENTIF
(INSENTIF PAY)
Dalam pemberian kompensasi, perlu diperhatikan konsep-konsep kompensasi yang efektif,
yaitu :
Kompensasi harus dirasakan adil oleh mayoritas pegawai. Pengertian adil disini adalah mereka
diperlakukan sama, besarnya kompensasi yang dibayarkan kepada setiap pegawai harus
disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab serta
jabatan pegawai. Prinsip ini harus mendasari penilaian perlakuan dan pemberian hadiah atau
hukuman kepada pegawai. Keadilan kompensasi dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Keadilan
eksternal, Keadilan Internal, dan Keadilan diantara pegawai.
Sistem upah dan gaji harus dirasakan wajar oleh mayorita pegawai, pada prinsipnya harus dapat
memenuhi kebutuhan pegawai pada tingkat normative yang ideal. Ada beberapa hal yang dapat
diperhatikan untuk mengatakan bahwa nilai gaji yang diterima pegawai adalah wajar, yaitu :
a. Gaji/ upah untuk para pegawai yang bekerja pada pekerjaan yang sama
b. Isi pekerjaan
c. Gaji/ upah pada organisasi/ perusahaan lain
Kompensasi harus non diskriminatif, terbuka, dapat dipertahankan dan legal.
Kompensasi harus dirancang untuk menghadapi kompetisi dan kemampuan untuk membayar
kebutuhan-kebutuhan pokok organisasi.
Tujuan Kompensasi
Ikatan kerjasama.
Dengan adanya kompensasi maka ikatan kerjasama formal antara pegawai dan organisasi
akan terjamin. Disatu pihak , pegawai harus melaksanakan tugas-tugasnya, dipihak lain
organisasi wajib membayar kompensasi sesuai dengan aturan yang disepakati.
Kepuasan kerja.
Dengan adanya pemberian kompensasi, pegawai relative akan dapat memenuhi
kebutuhannya, baik fisik, status, dan sosialnya, sehingga mereka memperoleh kepuasan dari
pekerjaannya.
Pengadaan efektif.
Jika program kompensasi yang diadakan cukup baik, maka pengadaan pegawai yang cakap
akan lebih mudah.
Motivasi.
Program kompensasi yang tepat akan memudahkan para manajer/pimpinan untuk memotivasi
para pegawainya.
Stabilitas karyawan.
Program kompensasi yang didasari prinsip keadilan dan kelayakan akan menjamin terjadinya
turnover.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 7
Disiplin.
Sebagai imbalan atas kompensasi yang diterimanya, maka para pegawai cenderung akan
menaati peraturan yang akan ditetapkan oleh organisasi.
2. Pengertian Motivasi
Hasibuan (2007:219) memberi pengertian “Motivasi adalah peningkatan daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya-upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Motivasi adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang menggiatkan, mengaktifkan atau
menggerakkan serta mengarahkan tingkah laku demi tercapainya tujuan organisasi atau individu.
Motivasi dalam pelaksanaanya memiliki azas-azas yang harus dilaksanakan, yaitu :
Asas Mengikutsertakan.
Asas ini mengandung pemikiran bahwa setiap anggota organisasi diwajibkan untuk bekerja sama
dengan anggota organisasi lainnya. Dalam melaksanakan tugas bawahan diberi wewenang dan
tanggung jawab atas pekerjaan mereka masing-masing sehingga mereka dapat bekerja secara
sukarela dan memberikan segala daya demi tecapainya tujuan organisasi. Dengan
mengikutsertakan setiap anggota organisasi yang pada gilirannya akan menumbuhkan loyalitas
pada organisasi.
Asas Komunikasi.
Komunikasi merupakan sarana hubungan antar sesama pegawai dan merupakan sarana untuk
menyampaikan ide tugas dan kegiatan organisasi. Melalui komunikasi yang baik setiap anggota
organisasi dapat mengetahui dengan jelas maksud dan kegunaan dilaksanakannya suatu kegiatan.
Dengan pemahaman tersebut akan menumbuhkan keyakinan dalam diri anggota organisasi bahwa
apa yang dilaksanakan oleh organisasi bermanfaat bagi semua pihak termasuk individu itu sendiri,
sehingga mereka melaksanakan tugas tersebut dengan sepenuh hati.
Asas Pengakuan.
Asas ini bersumber pada pengakuan dari atasan bahwa terlaksananya tugas dan pekerjaan tidak
terlepas dari kerja keras para bawahan. Pengakuan harus diberikan secara ikhlas dan konsekuen
sehingga bawahan merasa dihargai karyanya. Peningkatan pengakuan dapat dilakukan melalui
pujian, ucapan terima kasih, maupun peningkatan penghargaan dalam bentuk lain.
Asas Pendelegasian Wewenang.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 8
Pimpinan harus memberikan kepercayaan kepada bawahan dengan melakukan pendelegasian
wewenang untuk menjadi wewenang dan tanggung jawab bawahan. Dengan pendelegasian
wewenang bawahan akan merasa dihargai kemampuannya sehingga ia akan melaksanakan tugas
sebaik-baiknya.
Asas Hubungan Timbal Balik.
Asas ini menggambarkan hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan, dimana dalam
menumbuhkan semangat dan gairah kerja perlu dikembangkan komunikasi dua arah (two way
communicatiaon) yang berarti bahwa ada komunikasi antara atasan yang berupa instruksi atau
perintah, tetapi diimbangi pula dengan kekuasaaan untuk memberikan usul, saran, dan pendapat
dari bawahan.
Tujuan Motivasi
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
Meningkatkan produktivitas kerja pegawai
Mempertahankan kestabilan pegawai organisasi
Meningkatkan kedisiplinan pegawai
Mengefektifkan pengadaan pegawai
Menciptakan suasana hubungan kerja yang baik
Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi pegawai
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya
Menigkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
B. ANALISIS
Para pegawai akan bekerja dengan baik dan disiplin karena adanya harapan akan balas jasa
yang seimbang dengan jasa yang telah diberikan pada organisasi dan kebijakan pemberian
kompensasi merupakan hala yang sangat penting yang harus selalu diperhatikan oleh organisasi,
begitu juga yang terjadi pada Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Padang
Lawas.
Berikut adalah bentuk dan cara pemberian kompensasi yang dilakukan pada Dinas
Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Padang Lawas. dalam usaha peningkatan
motivasi kerja pegawainya :
1. Gaji
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 9
Motivasi kerja dan kemampuan seorang pegawai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
penghasilan yang ia terima. Semakin besar gaji atau upah yang diterima mencerminkan semakin
berhasilnya ia dalam meningkatkan motivasi kerjanya. Hal ini berarti pegawai tersebut akan
merasa semakin dihargai dan dibutuhkan oleh organisasi tempat bekerja, sehingga pegawai
tersebut akan merasa sebagai bagian dari organisasi yang menentukan kemajuan organisasi dan
ia akan semakin termotivasi untuk bekerja.
Pada Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Padang Lawas
pemberian gaji pegawai sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan didasarkan
pada pangkat dan golongan ruang pegawai tersebut.
2. Tunjangan
Adapun tunjangan yang diberikan pada Pegawai Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut :
Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan (Askes)
Tunjangan Jabatan, bagi pegawai yang menduduki jabatan maka akan memeproleh tambahan
penghasilan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
Tunjangan Operasional. Tunjangan ini diberikan kepada para pegawai yang melaksanakan
tugas- tugas yang bersifat teknis.
Tunjangan Keluarga (anak dan isteri/suami), bagi pegawai yang telah memiliki keluarga,
isteri/ suami akan ditanggung beserta anak (maks 2 anak)
Tunjangan Hari Tua (Pensiun)
3. Cuti, mencakup : Cuti tahunan, cuti hamil, cuti sakit,dll.
Pemberian kompensasi khususnya tunjangan operasional bagi pegawai pada bagian humas
berorientasi kepada :
- Tingkat kehadiran
- Jam kerja (sesuai dengan peraturan yang berlaku)
- Kinerja pegawai
- Kualitas pekerjaan
Sehingga apabila para pegawai tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka mereka tidak akan
memerima tunjangan operasional secara penuh, bahkan tidak akan menerima tunjangan tersebut.
Selain selain pemotongan tunjangan, pemberian hukuman juga akan diberikan kepada para pegawai
yang tidak menjalankan peraturan yang berlaku. Hukuman yang akan diterima, dapat berupa :
- Penundaan pemberian gaji
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 10
- Penundaan kenaikan pangkat
- Penurunan pangkat
- Pemberhentian dari jabatan
- Pemecatan
Dibandingkan dahulu, sewaktu peraturan dan kebijakan tersebut belum dilaksanakan seperti
sekarang kualitas kerja dan tingkat kehadiran pegawai sangat buruk. Sehingga kebijakan yang
dilakukan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas para pegawai
khusunya pada Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Padang Lawas.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian tunjangan kepada para pegawai dan pemberian
hukuman sangat mengubah perilaku para pegawai dalam bekerja. Dan perubahan perilaku yang terjadi
menjadi lebih baik, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat dan tujuan organisasi dapat
terwujud.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKUS
Salah satu bentuk kompensasi langsung yang diterima oleh Pegawai di Dinas Pendapatan
Keuangan dan Asset Daerah Padang Lawas terutama dibidang Pendapatan adalah pemberian Insentif
dalam rangka pencapaian target Pendapatan Asli Daerah.
Dalam hal ini Kabid Pendapatan sebagai pelaksana kegiatan dalam pencapaian target harus
mengaju pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang “ Tata Cara Pemberian dan
Pemamfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”
Dalam Peraturan Pemerintah ini adalah :
1. Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi yang selanjutnya disebut Insentif adalah tambahan
penghasilan yang diberikan sebagai penghargaan atas kinerja tertentu dalam melaksanakan
pemungutan Pajak dan Retribusi.
2. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
5. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek
pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan
penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan
penyetorannya.
Fungsi dan Kedudukan Dalam Pasal 4 menurut PP NO 69 Tahun 2010 adalah:
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 12
(1) Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dapat diberi Insentif apabila mencapai kinerja
tertentu.
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk meningkatkan:
a. kinerja Instansi;
b. semangat kerja bagi pejabat atau pegawai Instansi;
c. pendapatan daerah; dan
d. pelayanan kepada masyarakat.
(3) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan setiap triwulan pada awal
triwulan berikutnya.
(4) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai, Insentif untuk triwulan tersebut dibayarkan
pada awal triwulan berikutnya yang telah mencapai target kinerja triwulan yang ditentukan.
(5) Dalam hal target kinerja pada akhir tahun anggaran penerimaan tidak tercapai, tidak membatalkan
Insentif yang sudah dibayarkan untuk triwulan sebelumnya.
Dalam pasal 6 menerangkan Besaran Insentif :
(1) Besarnya Insentif ditetapkan paling tinggi:
a. 3% (tiga perseratus) untuk provinsi; dan
b. 5% (lima perseratus) untuk kabupaten/kota,
dari rencana penerimaan Pajak dan Retribusi dalam tahun anggaran berkenaan untuk tiap jenis
Pajak dan Retribusi.
(2) Besaran Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah tahun anggaran berkenaan.
Sementara Pada Pasal 7 dijelaskan :
(1) Besarnya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, huruf b, dan
huruf c untuk setiap bulannya dikelompokkan berdasarkan realisasi penerimaan Pajak dan
Retribusi tahun anggaran sebelumnya dengan ketentuan:
a. di bawah Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), paling tinggi 6 (enam) kali gaji pokok
dan tunjangan yang melekat;
b. Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000.000.000,00 (dua
triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 7 (tujuh) kali gaji pokok dan tunjangan yang
melekat;
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 13
6
c. di atas Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus milyar rupiah), sampai dengan
Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 8 (delapan) kali
gaji pokok dan tunjangan yang melekat;
d. di atas Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 10
(sepuluh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat.
(2) Besarnya pembayaran Insentif untuk pemungut Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima perseratus)
dari besarnya Insentif yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Pasal 6.
(3) Besarnya pembayaran Insentif untuk pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
huruf e ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari besarnya Insentif yang
ditetapkan berdasarkan ketentuan Pasal 6.
(4) Apabila dalam realisasi pemberian Insentif berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdapat sisa lebih, harus disetorkan ke kas daerah sebagai penerimaan daerah.
Yang dimaksud dengan “kinerja tertentu” adalah pencapaian target penerimaan Pajak dan
Retribusi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dijabarkan secara
triwulanan dalam Peraturan Kepala Daerah. Contoh penghitungan kinerja tertentu:
Berdasarkan Keputusan Kepala Daerah ditetapkan target penerimaan per jenis Pajak dan Retribusi,
untuk :
a. sampai dengan triwulan I : 15% (lima belas perseratus)
b. sampai dengan triwulan II : 40% (empat puluh perseratus)
c. sampai dengan triwulan III : 75% (tujuh puluh lima perseratus)
d. sampai dengan triwulan IV : 100% (seratus perseratus)
e. Apabila pada akhir triwulan I realisasi mencapai 15% (lima belas perseratus) atau lebih, Insentif
diberikan pada awal triwulan II.
f. Apabila pada akhir triwulan I realisasi kurang dari 15% (lima belas perseratus), Insentif tidak
diberikan pada awal triwulan II.
g. Apabila pada akhir triwulan II realisasi mencapai 40% (empat puluh perseratus) atau lebih, Insentif
diberikan untuk triwulan I yang belum dibayarkan dan triwulan II.
h. Apabila pada akhir triwulan II realisasi kurang dari 40% (empat puluh perseratus), Insentif untuk
triwulan II belum dibayarkan pada awal triwulan III.
i. Apabila pada akhir triwulan III realisasi kurang dari 75% (tujuh puluh lima perseratus), Insentif
tidak diberikan pada awal triwulan IV.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 14
1
j. Apabila pada akhir triwulan III realisasi mencapai 75% (tujuh puluh lima perseratus) atau lebih,
Insentif diberikan pada awal triwulan IV.
k. Apabila pada akhir triwulan IV realisasi mencapai 100% (seratus perseratus) atau lebih, Insentif
diberikan untuk triwulan yang belum dibayarkan.
l. Apabila pada akhir triwulan IV realisasi kurang dari 100% (seratus perseratus)
Tetapi lebih dari 75% (tujuh puluh lima perseratus), Insentif diberikan untuk
triwulan III dan triwulan sebelumnya yang belum dibayarkan.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 15
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan/ pegawai sebagai bagian dari
kontribusi yang diberikannya kepada orang lain atau kelompok (organisasi).
Motivasi adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang menggiatkan, mengaktifkan atau
menggerakkan serta mengarahkan tingkah laku demi tercapainya tujuan organisasi atau individu.
Pemberian kompensasi yang dilakukan pada Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Padang Lawas dalam usaha peningkatan motivasi kerja pegawainya menyangkut :
1. Gaji
2. Tunjangan
Adapun tunjangan yang diberikan pada Pegawai Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut :
Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan (Askes)
Tunjangan Jabatan, bagi pegawai yang menduduki jabatan maka akan memeproleh
tambahan penghasilan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
Tunjangan Operasional. Tunjangan ini diberikan kepada para pegawai yang melaksanakan
tugas- tugas yang bersifat teknis.
Tunjangan Keluarga (anak dan isteri/suami), bagi pegawai yang telah memiliki keluarga,
isteri/ suami akan ditanggung beserta anak (maks 2 anak)
Tunjangan Hari Tua (Pensiun)
3. Cuti, mencakup : Cuti tahunan, cuti hamil, cuti sakit,dll.
Pemberian tunjangan kepada para pegawai dan pemberian hukuman sangat mengubah
perilaku para pegawai dalam bekerja. Dan perubahan perilaku yang terjadi menjadi lebih baik,
sehingga produktivitas kerja dapat meningkat dan tujuan organisasi dapat terwujud.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 16
B. SARAN
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan isi makalah ini, berikut juga
disampaikan beberapa saran, yakni :
1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai maka dalam memberikan motivasi kerja sebaiknya
lebih memperhatikan pada kebutuhan akan pertumbuhan. Hal ini disebabkan kebutuhan
tersebut memiliki hubungan yang lebih tinggi dengan kinerja pegawai dan relatif kurang
terpenuhi, sehingga apabila kurang diperhatikan akan berdampak pada menurunnya kinerja
pegawai.
2. Kepala Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Padang Lawas sebaiknya
memberikan umpan balik mengenai motivasi kerja dan kinerja pegawai agar pegawai dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 17
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P (1993), MANAJEMEN Dasar,Pengertian, dan Masalah, Jakarta : CV. Haji
Masagung.
--------------------------------(2007), MANAJEMEN Dasar,Pengertian, dan Masalah, Jakarta : CV. Haji
Masagung.
Siagian, S.P. (1994), Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Simamora, Henry (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : STIE YKPN.
Winardi (2001), Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : Rajawali.
M a n a j e m e n K o m p e n s a s i | 18