Komoditi Besi Dan Baja
-
Upload
cemhyl-condipts -
Category
Documents
-
view
80 -
download
10
description
Transcript of Komoditi Besi Dan Baja
KOMODITI BESI DAN BAJA
Logam besi (Fe) dikenal karena memiliki kekuatan yang tinggi mudah dibentuk serta keberadaannya
cukup banhyak di alam Logam besi banyak dimanfaatkan oleh manusia terutama dan sebagian
besar untuk membuat dua kelompok paduan besi (ferrous alloys) yaitu baja (steel) dan besi cor
(cast iron) Baja dan besi cor dibuat dari bahan baku berupa bijih besi yang terdapat dialam dalam
bentuk mineral umumnya seperti hematit (Fe2O3) magnetit (Fe3O4 ) limonit FeO(OH)nH2O)
Dengan prinsip reduksi yaitu mereaksikan dengan reduktor seperti karbon yang dapat diperoleh dari
batu bara atau arang kayu dengan bijih besi dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang
tinggi maka akan diperoleh logam besi (Fe)
Karena kebutuhan terbanyak akan logam ini adalah berupa baja dan besi cor maka sebagian besar
pengolahan bijih besi berakhir dengan dihasilkan berbagai jenis baja dan tipe besi cor dan hanya
sedikit orang sengaja memproduksi besi murni karena besi murni ini umumnya hanya digunakan
untuk keperluan industri kimia farmasi dan riset yang keperluannya hanya sedikit saja
Dalam sejarahnya teknologi pembuatan besi yang kemudian berkembang dengan semakin
meningkatnya kemampuan tanur peleburan untuk melebur logam pada temperatur yang semakin
tinggi oleh sebab ditemukannya kokas batubara memberi manfaat dengan ditemukannya baja
Karena baja dikenal sangat tangguh kuat keras dan tidak mudah patah serta mudah dibentuk
membuat logam ini dengan cepat mengisi per-adaban manusia secara luas
Selain untuk peralatan tempur dan persenjataan pada jaman kekaisaran roma telah dicatat
pemakaian besi dan baja untuk pembuatan transport air dalam jarak ratusan mil penguat jembatan
disekeliling istana serta sistem pembuangan limbah untuk publik Selain itu diberbagai belahan
dunia lainnya baja juga digunakan untuk penguat bangunan serta komponen alat transportasi
seperti kereta kuda
Terjadinya peningkatan kebutuhan yang sangat pesat akan baja pada 500 tahun sebelum Masehi
didaratan Eropa Afrika utara dan hampir seluruh wilayah Asia mendorong pengembangan teknik
pertambangan bijih besi
Saat itu pencarian sumberdaya mineral besi relatif mudah terdapat ketersediaannya dalam jumlah
yang cukup besar serta lokasi yang mudah dijangkau namun demikian tuntutan akan produktifitas
kemudahan pengambilan serta faktor keamanan menuntut pengembangan metoda penambangan
bijih besi secara sistematik
Besar kemungkinan pengaruh aktifitas penambangan terhadap lingkungan belum mendapat
perhatian yang cukup serius meskipun telah dicatat pemakaian pompa untuk menghindari
terjadinya banjir akibat aktifitas penambangan tersebut
Namun demikian umumnya dipercaya bahwa mulai saat itulah metoda penambangan yang menjadi
dasar metoda penambangan modern mulai seperti misalnya perencanaan tambang berdasarkan
perkiraan penyebaran bijih pene-rapan jenjang serta penirisan air tambang
Selama beberapa abad memasuki tahun Masehi pemikiran baru dan inovasi teknologi tumbuh
secara cepat meskipun sejarah sempat pula mencatat terjadinya kemunduran pemikiran (dark ages)
Inovasi teknologi yang sangat dirasakan memberi manfaat lansung dalam kehidupan manusia pada
kira-kira tahun 1750 menghasilkan revolusi industri dan persaingan antara beberapa perusahaan dan
pemilik pabrik menimbulkan kreasi baru dibidang pengetrahuan rekayasa dan teknologi
Memasuki abad ke 19 dan 20 penemuan dibidang mesin otomotif pelayaran kereta api peralatan
komunikasi telepon serta pesawat terbang ditambah dengan pembangunan infrasturktur seperti
jalan raya jalan keraeta api serta kecenderungan pendirian bangunan bertingkat tinggi (high raise
building) di beberapa kota besar membutuhkan pasokan baja dalam jumlah besar
Peningkatan produksi di beberapa industri pertam-bangan bijih besi dimungkinkan oleh
ditunjangnya fasilitas peralatan berat baik untuk pemboran ekskavasi dan pengangkutan
Pembangunan nasional di berbagai bidang seperti infrastruktur dan industri seperti pertambangan
dan migas manufaktur dan transportasi membutuhkan baja dalam jumlah yang besar Sebagai
contoh baja sangat diperlukan untuk pembangunan jembatan jalan layang pelabuhan gedung pipa
transmisi minyak dan gas serta alat transporta si seperti kendaraan bermotor kereta api dan kapal
serta peralatan penambangan dan pengolahan mineral
Sifat-sifat BesiBaja Dan Penggunaannya
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan
manusia sehari-hari Dalam tabel periodik besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26 Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya Hal itu karena beberapa
hal diantaranya
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
Pengolahannya relatif mudah dan murah
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja
Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel)
akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi
Korosi besi memerlukan oksigen dan air Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Manesium dapat
melindungi besi dari korosi Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini
didasarkan pada dua sifat tersebut
1 Pengecatan
Jembatan pagar dan railing biasanya dicat Cat menghindarkan kontak dengan udara dan
air Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik karena keduanya
melindungi besi terhadap korosi
2 Pelumuran dengan Oli atau Gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air
3 Pembalutan dengan Plastik
Berbagai macam barang misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik
Plastik mencegah kontak dengan udara dan air
4 Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis yang disebut tin plating Timah tergolong logam yang tahan karat Akan
tetapi lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat) Apabila
lapisan timah ada yang rusak misalnya tergores maka timah justru
mendorongmempercepat korosi besi Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih
negatif daripada timah Oleh karena itu besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk
suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode Dengan demikian timah mendorong
korosi besi Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan sehingga kaleng-kaleng bekas cepat
hancur
5 Galvanisasi (pelapisan dengan Zink)
Pipa besi tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink Berbeda dengan
timah zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat) Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi
sehingga tahan karat
6 Cromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap misalnya untuk bumper mobil Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis Sama seperti zink kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak
7 Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi
Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut Secara periodik batang magnesium harus diganti
Tabel 1 Keterangan Umum Unsur
Nama Lambang Nomor atom besi Fe 26
Deret kimia logam transisi
Golongan Periode Blok 8 4 d
Penampilan
metalik mengkilap
keabu-abuan
Massa atom 55845(2) gmol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2 8 14 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 786 gcmsup3
Massa jenis cair pada titik lebur 698 gcmsup3
Titik lebur 1811 K (1538 degC 2800 degF)
Titik didih 3134 K (2861 degC 5182 degF)
Kalor peleburan 1381 kJmol
Kalor penguapan 340 kJmol
Kapasitas kalor (25 degC) 2510 J(molmiddotK)
Tekanan uap
PPa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada TK 1728 1890 2091 2346 2679 3132
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi
2 3 4 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 183 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama 7625 kJmol
ke-2 15619 kJmol
ke-3 2957 kJmol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 156 pm
Jari-jari kovalen 125 pm
Lain-lain
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 degC) 961 nΩmiddotm
Konduktivitas termal (300 K) 804 W(mmiddotK)
Ekspansi termal (25 degC) 118 microm(mmiddotK)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 ms
Modulus Young 211 GPa
Modulus geser 82 GPa
Modulus ruah 170 GPa
Nisbah Poisson 029
Skala kekerasan Mohs 40
BIJIH BESI (IRON ORE)
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa besi tuang dan baja
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang pospor silika tanah liat
juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas platina perak
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain
1 HAEMATITE ( Fe2O3 )
- Bijih besi jenis ini mempunyai kandungan besi sekitar 65 ndash 70
- Sedangkan warnanya adalah merah tua sampai hitam
- Berat Jenis sekitar 45 sd 53
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India Brasilia Rusia Spanyol AS dan Afrika serta
Jerman
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
54Fe 58 gt31E22 tahun penangkapan 2ε 54Cr
55Fe syn 273 tahun penangkapan ε 0231 55Mn
56Fe 9172 Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 22 Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 028 Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44503 hari β 1565 59Co
60Fe syn 15E6 tahun β- 3978 60Co
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Besar kemungkinan pengaruh aktifitas penambangan terhadap lingkungan belum mendapat
perhatian yang cukup serius meskipun telah dicatat pemakaian pompa untuk menghindari
terjadinya banjir akibat aktifitas penambangan tersebut
Namun demikian umumnya dipercaya bahwa mulai saat itulah metoda penambangan yang menjadi
dasar metoda penambangan modern mulai seperti misalnya perencanaan tambang berdasarkan
perkiraan penyebaran bijih pene-rapan jenjang serta penirisan air tambang
Selama beberapa abad memasuki tahun Masehi pemikiran baru dan inovasi teknologi tumbuh
secara cepat meskipun sejarah sempat pula mencatat terjadinya kemunduran pemikiran (dark ages)
Inovasi teknologi yang sangat dirasakan memberi manfaat lansung dalam kehidupan manusia pada
kira-kira tahun 1750 menghasilkan revolusi industri dan persaingan antara beberapa perusahaan dan
pemilik pabrik menimbulkan kreasi baru dibidang pengetrahuan rekayasa dan teknologi
Memasuki abad ke 19 dan 20 penemuan dibidang mesin otomotif pelayaran kereta api peralatan
komunikasi telepon serta pesawat terbang ditambah dengan pembangunan infrasturktur seperti
jalan raya jalan keraeta api serta kecenderungan pendirian bangunan bertingkat tinggi (high raise
building) di beberapa kota besar membutuhkan pasokan baja dalam jumlah besar
Peningkatan produksi di beberapa industri pertam-bangan bijih besi dimungkinkan oleh
ditunjangnya fasilitas peralatan berat baik untuk pemboran ekskavasi dan pengangkutan
Pembangunan nasional di berbagai bidang seperti infrastruktur dan industri seperti pertambangan
dan migas manufaktur dan transportasi membutuhkan baja dalam jumlah yang besar Sebagai
contoh baja sangat diperlukan untuk pembangunan jembatan jalan layang pelabuhan gedung pipa
transmisi minyak dan gas serta alat transporta si seperti kendaraan bermotor kereta api dan kapal
serta peralatan penambangan dan pengolahan mineral
Sifat-sifat BesiBaja Dan Penggunaannya
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan
manusia sehari-hari Dalam tabel periodik besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26 Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya Hal itu karena beberapa
hal diantaranya
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
Pengolahannya relatif mudah dan murah
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja
Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel)
akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi
Korosi besi memerlukan oksigen dan air Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Manesium dapat
melindungi besi dari korosi Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini
didasarkan pada dua sifat tersebut
1 Pengecatan
Jembatan pagar dan railing biasanya dicat Cat menghindarkan kontak dengan udara dan
air Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik karena keduanya
melindungi besi terhadap korosi
2 Pelumuran dengan Oli atau Gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air
3 Pembalutan dengan Plastik
Berbagai macam barang misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik
Plastik mencegah kontak dengan udara dan air
4 Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis yang disebut tin plating Timah tergolong logam yang tahan karat Akan
tetapi lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat) Apabila
lapisan timah ada yang rusak misalnya tergores maka timah justru
mendorongmempercepat korosi besi Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih
negatif daripada timah Oleh karena itu besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk
suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode Dengan demikian timah mendorong
korosi besi Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan sehingga kaleng-kaleng bekas cepat
hancur
5 Galvanisasi (pelapisan dengan Zink)
Pipa besi tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink Berbeda dengan
timah zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat) Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi
sehingga tahan karat
6 Cromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap misalnya untuk bumper mobil Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis Sama seperti zink kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak
7 Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi
Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut Secara periodik batang magnesium harus diganti
Tabel 1 Keterangan Umum Unsur
Nama Lambang Nomor atom besi Fe 26
Deret kimia logam transisi
Golongan Periode Blok 8 4 d
Penampilan
metalik mengkilap
keabu-abuan
Massa atom 55845(2) gmol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2 8 14 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 786 gcmsup3
Massa jenis cair pada titik lebur 698 gcmsup3
Titik lebur 1811 K (1538 degC 2800 degF)
Titik didih 3134 K (2861 degC 5182 degF)
Kalor peleburan 1381 kJmol
Kalor penguapan 340 kJmol
Kapasitas kalor (25 degC) 2510 J(molmiddotK)
Tekanan uap
PPa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada TK 1728 1890 2091 2346 2679 3132
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi
2 3 4 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 183 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama 7625 kJmol
ke-2 15619 kJmol
ke-3 2957 kJmol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 156 pm
Jari-jari kovalen 125 pm
Lain-lain
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 degC) 961 nΩmiddotm
Konduktivitas termal (300 K) 804 W(mmiddotK)
Ekspansi termal (25 degC) 118 microm(mmiddotK)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 ms
Modulus Young 211 GPa
Modulus geser 82 GPa
Modulus ruah 170 GPa
Nisbah Poisson 029
Skala kekerasan Mohs 40
BIJIH BESI (IRON ORE)
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa besi tuang dan baja
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang pospor silika tanah liat
juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas platina perak
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain
1 HAEMATITE ( Fe2O3 )
- Bijih besi jenis ini mempunyai kandungan besi sekitar 65 ndash 70
- Sedangkan warnanya adalah merah tua sampai hitam
- Berat Jenis sekitar 45 sd 53
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India Brasilia Rusia Spanyol AS dan Afrika serta
Jerman
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
54Fe 58 gt31E22 tahun penangkapan 2ε 54Cr
55Fe syn 273 tahun penangkapan ε 0231 55Mn
56Fe 9172 Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 22 Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 028 Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44503 hari β 1565 59Co
60Fe syn 15E6 tahun β- 3978 60Co
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan
manusia sehari-hari Dalam tabel periodik besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26 Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya Hal itu karena beberapa
hal diantaranya
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
Pengolahannya relatif mudah dan murah
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja
Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel)
akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi
Korosi besi memerlukan oksigen dan air Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Manesium dapat
melindungi besi dari korosi Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini
didasarkan pada dua sifat tersebut
1 Pengecatan
Jembatan pagar dan railing biasanya dicat Cat menghindarkan kontak dengan udara dan
air Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik karena keduanya
melindungi besi terhadap korosi
2 Pelumuran dengan Oli atau Gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air
3 Pembalutan dengan Plastik
Berbagai macam barang misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik
Plastik mencegah kontak dengan udara dan air
4 Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis yang disebut tin plating Timah tergolong logam yang tahan karat Akan
tetapi lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat) Apabila
lapisan timah ada yang rusak misalnya tergores maka timah justru
mendorongmempercepat korosi besi Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih
negatif daripada timah Oleh karena itu besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk
suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode Dengan demikian timah mendorong
korosi besi Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan sehingga kaleng-kaleng bekas cepat
hancur
5 Galvanisasi (pelapisan dengan Zink)
Pipa besi tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink Berbeda dengan
timah zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat) Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi
sehingga tahan karat
6 Cromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap misalnya untuk bumper mobil Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis Sama seperti zink kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak
7 Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi
Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut Secara periodik batang magnesium harus diganti
Tabel 1 Keterangan Umum Unsur
Nama Lambang Nomor atom besi Fe 26
Deret kimia logam transisi
Golongan Periode Blok 8 4 d
Penampilan
metalik mengkilap
keabu-abuan
Massa atom 55845(2) gmol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2 8 14 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 786 gcmsup3
Massa jenis cair pada titik lebur 698 gcmsup3
Titik lebur 1811 K (1538 degC 2800 degF)
Titik didih 3134 K (2861 degC 5182 degF)
Kalor peleburan 1381 kJmol
Kalor penguapan 340 kJmol
Kapasitas kalor (25 degC) 2510 J(molmiddotK)
Tekanan uap
PPa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada TK 1728 1890 2091 2346 2679 3132
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi
2 3 4 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 183 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama 7625 kJmol
ke-2 15619 kJmol
ke-3 2957 kJmol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 156 pm
Jari-jari kovalen 125 pm
Lain-lain
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 degC) 961 nΩmiddotm
Konduktivitas termal (300 K) 804 W(mmiddotK)
Ekspansi termal (25 degC) 118 microm(mmiddotK)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 ms
Modulus Young 211 GPa
Modulus geser 82 GPa
Modulus ruah 170 GPa
Nisbah Poisson 029
Skala kekerasan Mohs 40
BIJIH BESI (IRON ORE)
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa besi tuang dan baja
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang pospor silika tanah liat
juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas platina perak
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain
1 HAEMATITE ( Fe2O3 )
- Bijih besi jenis ini mempunyai kandungan besi sekitar 65 ndash 70
- Sedangkan warnanya adalah merah tua sampai hitam
- Berat Jenis sekitar 45 sd 53
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India Brasilia Rusia Spanyol AS dan Afrika serta
Jerman
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
54Fe 58 gt31E22 tahun penangkapan 2ε 54Cr
55Fe syn 273 tahun penangkapan ε 0231 55Mn
56Fe 9172 Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 22 Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 028 Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44503 hari β 1565 59Co
60Fe syn 15E6 tahun β- 3978 60Co
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode Dengan demikian timah mendorong
korosi besi Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan sehingga kaleng-kaleng bekas cepat
hancur
5 Galvanisasi (pelapisan dengan Zink)
Pipa besi tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink Berbeda dengan
timah zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat) Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi
sehingga tahan karat
6 Cromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap misalnya untuk bumper mobil Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis Sama seperti zink kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak
7 Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi
Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut Secara periodik batang magnesium harus diganti
Tabel 1 Keterangan Umum Unsur
Nama Lambang Nomor atom besi Fe 26
Deret kimia logam transisi
Golongan Periode Blok 8 4 d
Penampilan
metalik mengkilap
keabu-abuan
Massa atom 55845(2) gmol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2 8 14 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 786 gcmsup3
Massa jenis cair pada titik lebur 698 gcmsup3
Titik lebur 1811 K (1538 degC 2800 degF)
Titik didih 3134 K (2861 degC 5182 degF)
Kalor peleburan 1381 kJmol
Kalor penguapan 340 kJmol
Kapasitas kalor (25 degC) 2510 J(molmiddotK)
Tekanan uap
PPa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada TK 1728 1890 2091 2346 2679 3132
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi
2 3 4 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 183 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama 7625 kJmol
ke-2 15619 kJmol
ke-3 2957 kJmol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 156 pm
Jari-jari kovalen 125 pm
Lain-lain
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 degC) 961 nΩmiddotm
Konduktivitas termal (300 K) 804 W(mmiddotK)
Ekspansi termal (25 degC) 118 microm(mmiddotK)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 ms
Modulus Young 211 GPa
Modulus geser 82 GPa
Modulus ruah 170 GPa
Nisbah Poisson 029
Skala kekerasan Mohs 40
BIJIH BESI (IRON ORE)
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa besi tuang dan baja
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang pospor silika tanah liat
juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas platina perak
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain
1 HAEMATITE ( Fe2O3 )
- Bijih besi jenis ini mempunyai kandungan besi sekitar 65 ndash 70
- Sedangkan warnanya adalah merah tua sampai hitam
- Berat Jenis sekitar 45 sd 53
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India Brasilia Rusia Spanyol AS dan Afrika serta
Jerman
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
54Fe 58 gt31E22 tahun penangkapan 2ε 54Cr
55Fe syn 273 tahun penangkapan ε 0231 55Mn
56Fe 9172 Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 22 Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 028 Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44503 hari β 1565 59Co
60Fe syn 15E6 tahun β- 3978 60Co
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Massa atom 55845(2) gmol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2 8 14 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 786 gcmsup3
Massa jenis cair pada titik lebur 698 gcmsup3
Titik lebur 1811 K (1538 degC 2800 degF)
Titik didih 3134 K (2861 degC 5182 degF)
Kalor peleburan 1381 kJmol
Kalor penguapan 340 kJmol
Kapasitas kalor (25 degC) 2510 J(molmiddotK)
Tekanan uap
PPa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada TK 1728 1890 2091 2346 2679 3132
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi
2 3 4 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 183 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama 7625 kJmol
ke-2 15619 kJmol
ke-3 2957 kJmol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 156 pm
Jari-jari kovalen 125 pm
Lain-lain
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 degC) 961 nΩmiddotm
Konduktivitas termal (300 K) 804 W(mmiddotK)
Ekspansi termal (25 degC) 118 microm(mmiddotK)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 ms
Modulus Young 211 GPa
Modulus geser 82 GPa
Modulus ruah 170 GPa
Nisbah Poisson 029
Skala kekerasan Mohs 40
BIJIH BESI (IRON ORE)
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa besi tuang dan baja
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang pospor silika tanah liat
juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas platina perak
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain
1 HAEMATITE ( Fe2O3 )
- Bijih besi jenis ini mempunyai kandungan besi sekitar 65 ndash 70
- Sedangkan warnanya adalah merah tua sampai hitam
- Berat Jenis sekitar 45 sd 53
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India Brasilia Rusia Spanyol AS dan Afrika serta
Jerman
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
54Fe 58 gt31E22 tahun penangkapan 2ε 54Cr
55Fe syn 273 tahun penangkapan ε 0231 55Mn
56Fe 9172 Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 22 Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 028 Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44503 hari β 1565 59Co
60Fe syn 15E6 tahun β- 3978 60Co
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Elektronegativitas 183 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama 7625 kJmol
ke-2 15619 kJmol
ke-3 2957 kJmol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 156 pm
Jari-jari kovalen 125 pm
Lain-lain
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 degC) 961 nΩmiddotm
Konduktivitas termal (300 K) 804 W(mmiddotK)
Ekspansi termal (25 degC) 118 microm(mmiddotK)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 ms
Modulus Young 211 GPa
Modulus geser 82 GPa
Modulus ruah 170 GPa
Nisbah Poisson 029
Skala kekerasan Mohs 40
BIJIH BESI (IRON ORE)
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa besi tuang dan baja
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang pospor silika tanah liat
juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas platina perak
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain
1 HAEMATITE ( Fe2O3 )
- Bijih besi jenis ini mempunyai kandungan besi sekitar 65 ndash 70
- Sedangkan warnanya adalah merah tua sampai hitam
- Berat Jenis sekitar 45 sd 53
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India Brasilia Rusia Spanyol AS dan Afrika serta
Jerman
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
54Fe 58 gt31E22 tahun penangkapan 2ε 54Cr
55Fe syn 273 tahun penangkapan ε 0231 55Mn
56Fe 9172 Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 22 Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 028 Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44503 hari β 1565 59Co
60Fe syn 15E6 tahun β- 3978 60Co
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
BIJIH BESI (IRON ORE)
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar sedangkan besi kasar tersebut
adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa besi tuang dan baja
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang pospor silika tanah liat
juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas platina perak
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain
1 HAEMATITE ( Fe2O3 )
- Bijih besi jenis ini mempunyai kandungan besi sekitar 65 ndash 70
- Sedangkan warnanya adalah merah tua sampai hitam
- Berat Jenis sekitar 45 sd 53
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India Brasilia Rusia Spanyol AS dan Afrika serta
Jerman
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
54Fe 58 gt31E22 tahun penangkapan 2ε 54Cr
55Fe syn 273 tahun penangkapan ε 0231 55Mn
56Fe 9172 Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 22 Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 028 Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44503 hari β 1565 59Co
60Fe syn 15E6 tahun β- 3978 60Co
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
2 MAGNETITE ( Fe3 O4)
- Kandungan besinya sekitar 70 sd 73
- Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak mengandung kadar besi sedangkan
warnanya hitam atau abu-abu
- Berat jenisnya berkisar 49 sd 52 Bijih besi ini sangat kuat dan keras
Bijih besi ini banyak terdapat di Negara India Swedia Rusia A S Norwegia dan Kanada
3 PYRITIES (FeS2 )
- Bijih besi ini termasuk besi sulpat dengan kandungan besinya berkisar 45 sd 47 sedangkan
warnanya kuning sampai coklat
- Berat Jenis berkisar 48 sd 51
- Bijih besi ini banyak terdapat di negara India AS Rusia dan Kanada
4 LIMONITE (2Fe2O33H2O )
- Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite warnanya dari kuning sampai hitam
dan kandungan Fe nya sekitar 60 sedang kadar air sekitar 145
- Berat jenisnya berkisar 36 sd 4
- Bijih besi ini terdapat di negara India Jerman dan AS
5 SIDERITES (FeCO3)
- Kandungan besinya sekitar 40 sd 48 sedangkan
- Berat jenisnya berkisar 37 sd 39 Warnanya kuning sampai coklat
- Terdapat di negara Rusia dan Inggris
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih besi Kandungan besinya berkisar
92 sd 95 dan kadar karbonnya sekitar 3 sd 4 selain itu masih ada sedikit kandungan belerang
pospor dan mangaan
Besi kasar adalah bahan utama pembuatan
1 Besi tuang ( cast iron )
2 Besi tempa (wrought iron )
3 Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi kasar antara lain
- Dressing of iron ores (proses pencucian )
- Calcination and roasting (proses pemanggangan
- Smelting (proses peleburan )
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Secara umum besi dengan kadar carbon di atas 17 disebut besi tuang meskipun biasanya besi
tuang memiliki kadar carbon 3 ndash 45 Besi tuang banyak digunakan dalam dunia tehnik dan industri
karena karakteristik atau sifat mach inability yang mudah dikerjakan dengan mesin dan memiliki sifat
tahan aus karena bersifat self lubrication dan tentunya dari segi harga jauh lebih murah dari baja
Besi tuang dibagi menjadi 2
1 Besi Tuang Kelabu (GreyCastIron)
Sebagian besar dari Zat arangkarbon dalam besi tuang ini terpisah sebagai graphite
Bidang patahan dari besi tuang ini berwarna abu-abu tua sampai hitam
Gambar 1 Bidang patahan dari besi tuang
2 Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana sebagian besar karbon yang terikat dalam besi sebagai zementite (Fe3C) yang keras
Besi tuang ini memiliki bidang patahan yang berwarna putih Sifat yang keras sehingga sukar
dikerjakan di mesin
Gambar 2 Bidang besi tuang putih
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada proses
pembuatannya Seperti Carbon silisium mangan phosphor belerang
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
PENGARUH UNSUR PADUAN
a Carbon (C)
Bila carbon terikat pada besi tuang sebagai cementite akan diperoleh besi tuang putih dan bila
carbon terikat sebagai graphite akan diperoleh besi tuang kelabu Dengan adanya graphite besi
tuang jadi mudah dikerjakan dengan mesin tetapi kekuatannya berkurang
b Silisium (Si)
Silisium memperbesar pemisahan graphite sehingga mengurangi kekuatan tarik dan
merendahkan titikcair
Kadar Si terlalu tinggi menyebabkan besi tuang lebih berpori-pori Kadar Si idealnya 2-3
c Mangan (Mn)
Mangan mencegah terjadinya pemisahan graphite sehingga memungkinkan terbentuknya
cementite yang keras Mn membuat besi tuang lebih keras dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi
d Phosphor (P)
Phosphor menghasilkan besi cair yang tipis lunak tetapi sangat rapuh Pada umumnya kadar
phosphor lebih kecil dari 1
e Belerang (S)
Kebalikan dengan phpsphor belerang menghasilkan besi cair yang tebal dan mempersukar
pemisahan graphite
Kadar belerang umumnya di bawah 01 Pada kadar 02 pencairan besi cukup tebal sehingga
sulit untuk dituang lagi
BERDASARKAN KEKUATANNYA BESI TUANG KELABU DIBEDAKAN ATAS
a Besi tuang kekuatan rendah
Memiliki kekuatan tarik 12 ndash 21 kpmm2 Biasa digunakan untuk elemen mesin yang tidak
terkena beban yang berat
Komposisinya
32 ndash 36 C
17 ndash 30 Si
le 05 Mn
le 05 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Ferrite + Graphite atau Pearlite + Ferrite + Graphite
b Besi tuang kekuatan sedang
Memiliki kekuatan tarik sampai dengan 40 kpmm2 Besi tuang ini biasanya digunakan untuk silinder
mesin piston dll
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Komposisinya
28 ndash 30 C
15 ndash 17 Si
08 ndash 10 Mn
le 03 P
le 012 S
Strukturnya berbentuk Pearlite Pada proses peleburan ditambahkan 10 ndash 30 baja bekas unruk
mengurangi kadar carbon
c Besi tuang kekuatan tinggi
Memiliki kekuatan tarik lebih besar dari 40 kpmm2 Struktur Graphite berbentuk bola sehingga
disebut besi tuang modular
Pada proses pembuatannya besi tuang ini ditambahkan 12 magnesium yang akan menghasilkan
graphite yang berbentuk bola pada saat pembekuan dan juga memperbesar kekuatannya
BAJA
Baja merupakan perpaduan atara besi (Fe) dan Carbon (C) Besi adalah elemen metal dan Carbon
adalah elemen non metal Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan (
yang hanya terpadu dengan Carbon saja ) dan baja paduan yaitu yang terpadu dengan elemenndash
elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang dikehendaki Elemen paduan yang ditambahkan
itu sendiri terdiri dari Mangan Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Besi Carbide Carbon juga dinamakan Zementit Prosentase Jumlah karbon yang ada di besi sangat
berpengaruh juga terhadap kekerasan dari baja itu sendiri Dengan naiknya kadar karbon (C)
maka bertambah besarlah flek hitam ( Flek-perlit ) dan bersama itu berkuranglah flek putih ( Ferrit
atau besi murni ) Pada kadar karbon mencapai 085 maka besi dalam keadaan jenuh terhadap
karbon Struktur tersebut dinamakan Perlit Lamelar yaitu campuran yang sangat halus yang
berbentuk batang kristal Campuran kristal tersebut terdiri dari Ferrit dan Zementit
Jika kadar karbon bertambah besar zementit akan berkurang dan flek perlit akan bertambah Kadar
jenuh karbon sebesar 085 yang berdampak bertambah juga kekerasan dari baja
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Tabel 2 Kadar Kekerasan Baja Karbon
BAJA KARBON
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan
pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si Mn P P hanyalah
dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan impurities
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut
1 Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 04 dan untuk Mn adalah 05 ndash 08
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja Mn dipakai
untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses
penuanganpembuatan baja
2 Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya tetapi impact strength dan
ductility nya turun Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 008 tetapi pada baja karbon
rendah prosentasenya 015 ndash 020 untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya
chipstatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
3 Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 004 Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh ndash panas
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3 Macam
1 Baja Karbon Rendah
Kandungan karbon pada baja ini antara 010 sampai 025 Karena kadar karbon yang sangat
rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat dikeraskan dapat ditempa dituang
mudah dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ) Baja dengan prosentase
karbon dibawah 015 memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk
konstruksi jembatan bangunan dan lainnya
2 Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 025 sampai 055 Baja jenis ini dapat dikeraskan dan
di tempering dapat dilas dan mudah dikerjakan pada mesin dengan baik Penggunaan baja
karbon menengah ini biasanya digunakan untuk poros as engkol dan sparepart llainnya
3 Baja Karbon Tinggi
Kandungan karbon pada baja ini antara 055 sampai 070 Karena kadar karbon yang tinggi
maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari pada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik tetapi susah dai bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas Penggunaan baja ini
untuk pegasper dan alat-alat pertanian
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan
Chrome Nickel Wolfram Silisium dan lainnya
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 08
PENGARUH ELEMEN PADUAN
1 Belerang dan Phosphor
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga tidak
akan disebut elemen paduan Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja
bersifat rapuh jika dalam kedaan panas Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
baja bersifat rapuh jika dalam kedaan Dingin
2 Silizium
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 05
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan batas mulur atau batas plastis Akibat dari silizium ini
baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis Baja paduan silizium dapat dikeraskan sampai
intinya dengan lebih baik
3 Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 06
Semakin tinggi kadar mangan semakin turun temperature ubah gama-alpha sehingga baja dengan
kadar mangan 12 pada temperarur kamar (20ordmC) masih berstruktur austenit Baja jenis ini sukar
dikerjakan tetapi tahan aus
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis Oleh sebab itu baja
dengan kadar mangan 10 sampai 12 sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan quenching
olie ( Baja keras oli )
4 Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide Senyawa carbide ini sangat keras dan dengan
sendirinya kekerasan baja akan naik Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi juga tahan aus
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 15 dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan baik
Baja dengan kadar chrome diatas 13 dan kadar karbon kurang dari 06 bersifat anti karat atau
disebut juga baja stainless steel
5 Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat Baja dengan kadar nickel
yang tinggi berstruktur austenit Baja ini anti karat tahan panas ketahanan impact dan vatic tinggi
tapi tidak dapat dikeraskan
Baja ndashNickel dapat dikeraskan dalam oli dan air
6 Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide Molybdenum meningkatkan
kekuatandan batas mulur baja terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga menaikkan
temperature tempering
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
7 Wolfram
Baja dengan kadar wolfram 18 dan carbon 07 sudah bersifat Eutectoid-atas meskipun sebagian
carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide Kandungan wolfram tinggi akan menaikkan
kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan aus
Kecepat6an pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini termasuk
baja keras air
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel
8 Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang lebih besar
dalam pembentukan carbide oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas menaikkan kemampuan potong dan tahan terhadap
gesekan
9 Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar
Contoh Baja Paduan
bull Fe + Ni
Fe + 2 Ni untuk baja keeling
Fe + 25 Ni tak bekarat dan tak magnetic
Fe + 36 Ni baja invar sifat muai yang sangat kecil
bull Fe + Cr
Kuat Keras dan Tahan Karat
Fe + Cr gt 12 dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah
Fe + 01 sampai 04 C + 12 sampai 14 Cr
Fe + 09 sampai 10 C + 17 sampai 19 Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada permukaan
baja yang menghalangi terjadinya karat Bila prosentase C terlalu besar maka sifat tahan karat
akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC Prosentase ideal adalah C lt 01
bull FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Contoh baja 188 (18 Cr + 8 Ni) atau disebut juga baja Crupp
bull HSS (High Speed Steel)
Biasa digunakan sebagai alat potong karena memiliki sifat Red Hardness yaitu tetap memiliki
kekerasan yang tinggi walaupun temperaturnya mencapai 600 ordmC
Contoh
Fe + 07 ndash 08 C
38 ndash 44 Cr
175 ndash 19 W
10 ndash 14 V
Fe + 085 ndash 095 C
38 ndash 44 Cr
85 ndash 100 V
20 ndash 26 V
Baja dan Aplikasinya
Agar lebih mudah dicerna kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya Semua orang
pasti sudah bersentuhan dengan baja baik disadari maupun tidak baja bisa diaplikasikan menjadi
banyak hal Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan
dibanding material lainnya diantaranya
Tangguh dan ulet (tidak mudah rusakpecah namun mudah untuk dibentuk)
Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur
pemadu
Murah dan mudah didapat
Dapat didaur ulang
Contoh aplikasi yang terbuat dari baja
Peralatan di Dapur
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Bangunan dan konstruksi
Alat Transportasi
Senjata
Infrastruktur Industri
Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari Karena
banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah maka konsumsi baja tiap kapita atau
suatu negara selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut Untuk
alasan itu juga industri baja dikategorikan sebagai industri strategis
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
PERLAKUAN PANAS PADA BESIBAJA
1 Stress Relieving
Besibaja akan mengalamami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau pendinginan yang tidak
kontinue akibat dari tuang las maupun tempa atau karena pengepresan tekuk tekan maupun juga
karena proses potong Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan mengganggu proses
selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses pemanasan
lanjutan
Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besibaja sampai temperatur di bawah titik ubah A1
(pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan
Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 ordmC sampai 650 ordmC yang dipertahankan
selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja
Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru semuanya itu dapat
dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur oven sampai suhu 400 ordmC dan jika dapuroven tidak
ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja yang dipanaskan harus dibungkus dikubur
dengan tatal dari besi tuang supaya tidak terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen
2 Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan
ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis
mengembalikan keuletan baja lagi
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau di daerah
austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar Sedangkan penyebab dari ketidak
seragaman struktur karena
- Pengerjaan rol atau tempa
- Pengerjaan las atau potong las
- Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
- Menahan terlalu lama di daerah austenite
- Pengepresan penglubangan dengan punch penarikan
Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 ordmC sampai 30 ordmC
diatas suhu pengerasan ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue
Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Gambar 3 Grafik Proses Normalizing
3 Soft Anneling
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga dapat dengan mudah
dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko
keretakan yang kecil
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara
- Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas 721 ordmC ) ditahan
sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu pada permukaan benda kerja lalu
didinginkan di oven agar pendinginan dapat berlangsung secara teratur
- Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu ditahan dengan
waktu yang lama 2sampai 20 jam baru didinginkan secara teratur Tidak seperti cara pertama
pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun
4 Full Hardening
Untuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras tahan gesekan atau beban kerja yang berat
maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan
Prinsip dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit kemudian
didinginkan secara memdadak quenching dengan kecepatan pindinginan diatas kecepatan
pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh kekerasan yang tinggi
Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja dan biasanya tiap-tiap
produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Untuk mencapai suhu austenit plusmn 900 ordmC harus dilakukan pemanasan bertahap
Gambar 4 Grafik Temperatur pemanasan austenit
Misalnya untuk Special K (Bohler) Suhu hardening 950-980 ordmC untuk mencapai kekerasan 63-65 RC
Media quenching oli atau udara
Untuk mencapai suhu 950 ordmC harus dipanaskan bertahap yaitu
bull Suhu 450 ditahan selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan lagi ke 750 ordmC selama 10 menit 10 mm tebal material
bull Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 ordmC
bull Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil digoyang
goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga pendinginannya
dapat merata
bull Jika bentuk dari material yang dikeraskan berpenampang komplex atau benda tersebut
berpenampang tipis temperatur pengerasan harus memakai atas bawah sedangkan juka material
besar dan tebal atau berbentuk sederhana memakai temperatur pengerasan batas atas
Media dari quenching ada bermacam-macam menurut jenis baja yang dikeraskan
a Air
Biasanya air ini diberi garam dapur sebanyak 10 atau bahan kimia lainnya seperti osmanil untuk
mencegah terjadinya gelembung asap yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya flek
hitam pada permukaan material yang dikeraskan
Air sebagai media quenching harus bersuhu 10 -40 ordmC
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
b Oli
c Larutan garam
d Udara
e Di dalam dapur listrik
Gambar 5 Grafik Quenching Menurut Jenis Baja
Di bawah ini ada beberapa penyebab kegagalan proses Hardening
a Suhu pengerasan terlalu rendah sehingga suhu belum mencapai pada temperature austenit
sehingga kekerasan tidak tercapai seperti yang diharapkan
b Pemanasan terlalu cepat sehingga temperatur inti dari benda kerja belum sama dengan
temperatur kulit luar pada baja
c Tidak adanya proses pemanasan bertahap dan tidak adanya waktu penahanan pada proses
pemanasan sehingga pada waktu di quenching benda kerja akan mengalami retak
d Timbulnya nyala api yang mengakibatkan terlepasnya karbon pada permukaan benda kerja
sehingga permukaan benda kerja kurang keras
e Kesalahan pemilihan media quenching misalnya baja keras ilo di quenching dengan air
5 Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh untuk itu perlu proses
lanjutan yaitu proses tempering
Tempering ini bertujuan untuk
bull Mengurangi kekerasan
bull Mengurangi tegangan dalam
bull Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature dibawah A1(diagram FeC)
ditahan selama 1 jam 25 mm tebal baja lalu didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ordmC dapat
di quenching dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah proses hardening
terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses pemanasan tempering atom C mendapat
kesempatan untuk melakukan diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang bercampur dengan zementit
dan diperoleh struktur yang ulet
6 Martempering
Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220
ordmC ) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu
sama yaitu suhu martensit lalu diangkat dan didinginkan di udara baru setelah mencapai suhu
kamar baru dilakukan tempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit
ke martensit berlangsung serentak
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Gambar 6 Grafik Eutectoid Temperature
7 Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan ini adalah dengan cara memanaskan baja sampai temperature austenit
kemudian di quenching dalam bak air garam yang panasnya diatas temperature martensit atau
tepatnya pada temperature bainit yaitu plusmn 200-400 ordmC dan ditahan dengan waktu yang cukup lama
sehingga austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis
8 Carburising ( Pengerasan Permukaan dengan karbon )
Pengerasan permukaan biasanya dibutuhkan untuk asporos yang mengalami beban kerja berat
karena biasanya membutuhkan kekerasan di permukaan tetapi didalamnyainti bajanya masih tetap
ulet
Untuk mencapai kondisi diatas maka baja yang digunakan adalah jenis baja carbon rendah atau
kadar C max 02 sehingga jika dikeraskan bagian inti tidak menjadi keras dan permukaan yang
dikehendaki keras harus melalui proses diffuse dengan carbonpengkarbonan untuk menghasilkan
kekerasan yang diinginkan
Prinsip dari carburizing ini adalah men diffusi kan permukaan benda kerja dengan carbon sehingga
permukaan memiliki kadar karbon sebesar 09 pada suhu 850 ndash 950 ordmC kemudian baru didinginkan
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
Gambar 7 Grafik Carburising
Cara carburizing ini ada berbagai macam
1 Pack Carburizing ( Pengkarbonan dengan media padat )
Cara ini sudah dikenal sejak dahulu dan dianggap cara yang paling praktis Benda kerja
dimasukkan ke dalam kotak yang tahan panas dan didalamnya diberi arang bakar atau kokas
berdiameter plusmn 3 mm yang mengelilingi benda kerja dengan tebal lapisan minimal 3 Cm dan
ditambahkan barium karbonat atau sodium karbonat sebagai katalisator lalu ditutup rapat agar
carbon tidak keluar sia-sia Lalu dipanaskan sampai 900 ordmC dengan waktu tahan sesuai dengan
ketebalan kekerasan yang dikehendaki untuk 1 jam lama penahanan menghasilakan lapisan keras
setebal 01 mm Jika ketebalan lapisan keras sudah tercapai baru dikeluarkan dan dibiarkan dingin
di udara
Cara ini juga memiliki kelemahan
- Terdapat banyak debu arang
- Waktu pemanasan tergolong lama sampai ke inti benda kerja karena terlapisi oleh kotak dan
media carbon
- Kadang proses pengkarbonan berlangsung tidak merata terutama pada kotak yang besar
2 Cyaniding ( pengkarbonan dengan media cair )
Pada proses ini pembawa carbon berasal dari cairan garam yaitu Natrium cyanid (Na CN) yang
dimasukkan kedalam bak panas Karena pemindahan panas dari cairan ke benda kerja sangat
tinggi maka pemanasan berlangsung sangat cepat Pengkarbonan dalam bak garam ini
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
menghasilkan kedalaman sampai 05 mm
Rumusan suhu Pengkarbonan pada temperatur 850 ordmC menghasilkan ketebalan carbon 01 mm
untuk pencelupan selama 20 menit
Dasar Pengecoran Logam (Casting)
Gambar 8 Pengecoran
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk
asli dari produk cor yang akan dibuat Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses
manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu traditional casting (tradisional) dan non-traditional (nontradisional)
Teknik tradisional terdiri atas
1 Sand-Mold Casting
2 Dry-Sand Casting
3 Shell-Mold Casting
4 Full-Mold Casting
5 Cement-Mold Casting
6 Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas
1 High-Pressure Die Casting
2 Permanent-Mold Casting
3 Centrifugal Casting
4 Plaster-Mold Casting
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
5 Investment Casting
6 Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran yaitu
1 Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2 Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3 Pengaruh material cetakan
4 Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold) Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran Dalam pembuatan cetakan
jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika pasir zircon atau pasir hijau Sedangkan perekat
antar butir-butir pasir dapat digunakan bentonit resin furan atau air gelas Secara umum cetakan
harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut
Cavity (rongga cetakan) merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor Rongga cetakan
dibuat dengan menggunakan pola
Core (inti) fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan o Gating sistem (sistem saluran
masuk) merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun
Sprue (Saluran turun) merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal Saluran ini
juga dapat lebih dari satu tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan
Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu Besi cor besi
cor putih besi cor kelabu besi cor maliable besi cor nodular baja cor dan lainlain Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor Pada proses peleburan mula-mula muatan yang terdiri dari
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
logam unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat ldquomembersihkanrdquo logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities) Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair) Cleaning fluxes
drossing fluxes refining fluxes dan wall cleaning fluxes Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik tungku induksi tungku
krusibel dan tungku kupola
JENIS-JENIS TUNGKU PELEBURAN LOGAM
1 TUNGKU KRUSIBLE
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam Proses pemanasan dibantu
oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar
- Tungku ini bias dalam keadaan diam dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Gambar 9 Spesifikasi Tungku Krusibel
2 TUNGKU KUPOLA
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Tungku ini terdiri dari suatu saluranbejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata
tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi
- Biasanya digunakan untuk melebur Besi Cor (Cast Iron)
Muatan Kupola
1 Besi kasar (20 - 30 )
2 Skrap baja (30 - 40 )
Kadar karbon dan silikon yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam
jumlah yang banyak
3 Skrap balik
Skrap balik adalah coran yang cacat bekas penambah saluran turun saluran masuk atau skrap
balik yang dibeli dari pabrik pengecoran
4 Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh
reaksi antar logam cair dengan kokas Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi
kasar dan skrap baja Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi
kehilangan pada saat peleburan Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 untuk Si dan 15
sampai 30 untuk Mn Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 01
Gambar 10 Tungku Kupola
3 TUNGKU INDUKSI
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran keci
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi
rendah sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro dan logam ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir) penahanan temperatur (menjaga
logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama sehingga sangat cocok untuk
aplikasi proses die-casting) dan duplexingtungku parallel (menggunakan dua tungku seperti
pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
Gambar 11 Tungku Induksi
4 TUNGKU BUSUR LISTRIK
Rincian Spesifikasi dan Kegunaan
- Laju peleburan tinggi
- Laju produksi tinggi
- Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama
untuk tujuan pemaduan
- Digunakan untuk melebur Ferro (Baja) dan sejenisnya
Gambar 12 Tungku Busur Listrik
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
MACAM-MACAM BAHAN LOGAM
Macam-macam bahan logam (materials metals) Bahan-bahan Logam yang digunakan secara umum
1Besi (Iron)
Besi kasar yang diperoleh melalui pencairan didalam dapur tinggi dituangkan kedalam cetakan yang
berbentuk setengah bulan dan diperdagangkan secara luas untuk dicor ulang pada cetakan pasir
yang disebut sebagai ldquoCast Ironrdquo (besi tuang) sebagai bahan baku produk dimana besi tuang akan
diproses menjadi baja pada dapur-dapur baja yang akan menghasilkan
berbagai jenis baja
2Tembaga (Copper)
Tembaga murni digunakan secara luas pada industry perlistrikan dimana salah satu sifat yang baik
dari Tembaga (Copper) ialah merupakan logam conductor yang baik (Conductor Electricity) kendati
tegangannya rendahPada jenis tertentu tembaga dipadukan dengan seng sehingga tegangannya
menjadi kuat paduan Tembaga Seng ini yang dikenal dengan nama Kuningan (Brass) atau dicampur
Timah (Tin) untuk menjadi BronzeBrass diextrusi kedalam berbagai bentuk komponen peralatan
listrik atau peralatan lain yang memerlukan ketahanan korosi Produk Brass yang berbentuk
lembaran (sheet) sangat liatdibentuk melalui pressing dan deep-drawingBronze yang diproduksi
dalam bentuk lembaran memiliki tegangan yang cukup baik dan sering ditambahkan unsure
Phosporus yang dikenal dengan Phosphor-BronzeBahan ini sering digunakan sebagai bantalan dan
dibuat dalam bentuk tuangan dimana bahan ini memiliki tegangan dan ketahanan korosi yang baik
3Timah hitam atau Timbal (Lead)
Timah hitam atau Timbal (Lead) memiliki ketahanan terhadap serangan bahan kimia terutama
larutan asam sehingga cocok digunakan pada Industri KimiaBahan Timah Hitam (Plumber) juga
sering digunakan sebagai bahan flashing serta bahan paduan solder Juga digunakan sebagai lapisan
bantalan paduan dengan penambahan free-cutting steel akan menambah sifat mampu mesin
(Machinability)
4Seng (Zinc)
Seng (Zinc) dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan kuningan (Brass)Dengan menambah
berbagai unsur bahan ini sering digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran komponen
AutomotiveSeng (Zinc) digunakan pula untuk tuangan sell battery serta bahan galvanis untuk
lapisan anti karat pada baja
5Aluminium (Aluminium)
Paduan Alumunium (Aluminium Alloy) digunakan sebagai peralatan aircraft automobiles serta
peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang kuat dan ringanAluminium juga digunakan secara
luas sebagai bahan struktur peralatan dapur serta berbagai pembungkus yang tahan panas
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot
6Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium)
Nickel dan Chromium (Nickel and Chromium) digunakan secara luas sebagai paduan dengan baja
untuk memperoleh sifat khusus juga digunakan sebagai lapisan pada berbagai logam
7Titanium (Ti)
Titanium (Ti) logam dengan warna putih kelabu dengan kekuatan setara baja dan stabil hingga
temperature 400 C memiliki berat jenis 45 kgdm3Titanium digunakan sebagai pemurni baja atau
digunakan sebagai unsur paduan pada Aluminium
KOMODITI BESI DAN BAJA DALAM BTBMI 2007
Besi dan Baja umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia Bab 72 Besi dan Baja
Struktur klasifikasi komoditi Besi dan Baja disajikan pada gambar berikut ini
Gambar 13 Struktur HS Besi dan Baja pada Pos 7204 (Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja)
POS 7204Sisa dan skrap fero ingot hasil peleburan
kembali skrap besi atau baja
7204100000-Sisa dan skrap dari
besi tuang
7204500000-Ingot hasil
peleburan kembaliskrap
7204400000-Sisa dan skrap
lainnya
7204300000-Sisa dan skrap dari
besi atau bajadilapis timah
7204200000-Sisa dan skrap dari
baja paduan
7204290000--Lain-lain
7204210000--Dari baja stainless
7204490000--Lain-lain
7204410000--Bentuk gram
serutan kepingansisa gilingan serbuk
gergaji kikiranpotongan dan
hancuran dalambundel maupun tidak
Contoh barangSisa dan skrap dari besi tuang
Contoh barangTinplate skrap
Contoh barangSisa dan skrap dari Baja paduan nikel
dan moly
Contoh barangSisa dan Skrap dari Baja stainless
Contoh barang Iron ingot