KODE ETIK PROFESI APOTEKER
description
Transcript of KODE ETIK PROFESI APOTEKER
![Page 1: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/1.jpg)
KODE ETIK PROFESI APOTEKER
Djoko WahyonoKetua MPEAD PD IAI DIY
![Page 2: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/2.jpg)
OBATOBAT
PASIEN (CONSUMER)
PASIEN (CONSUMER)
PELANGGAN(CUSTOMER)
PELANGGAN(CUSTOMER)
![Page 3: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/3.jpg)
PRAKTEK APOTEKER
PRAKTEK APOTEKER
CARE-GIVER (manajemen pelayanan kesehatan)
CARE-GIVER (manajemen pelayanan kesehatan)
MANAJEMEN PROFIT
MANAJEMEN PROFIT
EKSISTENSI
![Page 4: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/4.jpg)
OBAT PATEN(INOVATOR)
OBAT PATEN(INOVATOR)
GENERIKGENERIK
HARGA JUAL ??
Generik “BRANDED NAME”
15 TAHUN15 TAHUN
![Page 5: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/5.jpg)
Tantangan thd ProfesionalTantangan thd Profesional
• George Bernard Shaw pernah melontarkan tuduhan bahwa semua profesi merupakan persekongkolan melawan kaum awam (the Professions : Roles and Rules, New York : Russel Sage Foundation, 1970). Para profesional dianggap lebih menginginkan status dan kekayaan, bahkan memperdaya dan bukannya menolong klien-klien mereka
![Page 6: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/6.jpg)
• Tuduhan2 tsb, melanjutkan tradisi panjang yang menyerang kaum profesional. Kaum Elizabethan menyambut gembira ucapan Shakespeare yang kerap dikutip :”Pertama-tama , marilah kita binasakan semua ahli hukum”
• Para pasien dokter jaman Yunani dan Romawi kuno mengomrl bahwa para dokter melebih-lebihkan bahaya bagikesehatan hanya untuk mengangkat nama mereka
![Page 7: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/7.jpg)
• Yang luar biasa adalah meningkatnya suara-suara bahwa segala kewibawaan profesional pada diri para pelaku dan kelompok profesi adalah tidak etis, dan akibatnya hasilnya tidak halal
![Page 8: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/8.jpg)
ADA 3 KELOMPOK PENYERANGADA 3 KELOMPOK PENYERANG
![Page 9: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/9.jpg)
1. SOSIOLOG & AHLI SEJARAH1. SOSIOLOG & AHLI SEJARAH
• Mereka mengatakan, para profesional bukanlah dermawan
• Rumah pengacara adalah tak diragukan lagi sebagai “tempat ramalan nasib masyarakat”
• Dokter bukanlah pencinta manusia• Profesi adalah hanya tempat dagang (walau
tersamar) yang terorganisasi dengan baik, berdalih bekerja untuk kepentingan umum,
![Page 10: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/10.jpg)
2. PARA FILSUF2. PARA FILSUF
• Menjadi profesional seperti halnya menjadi orang tua. Orang tua yang tdk memperhatikan anak-anaknya berarti tdk berfungsi sbg orang tua.
• Profesional tdk boleh menganggap kliennya sebagai ivestasi masa depan, seperti Orang tua yang jg tdk menganggap anaknya sebagai investasi masa depannya
![Page 11: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/11.jpg)
• Seperti orang tua, profesi harus secara ikhlas menolong kliennya, namun seperti ortu profesi tidak diperbolehkan berbuat apa saja untuk menolong kliennya.
• Para filsuf berpendapat, etika profesi harus merupakan norma atau standar yang sah, mengatur perilaku profesional yang bersatandar moralitas biasa
![Page 12: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/12.jpg)
3. Analis organisatoris3. Analis organisatoris
• Tdk ada satupun daftar ciri-ciri profesioanl yang disepakati oleh semua orang
• Tdk perlu memusatkan perhatian pada pekerjaan itu profesional atau tidak, tetapi lebih baik memberikan perhatian pada apakah orang bekerja efektif dan efisien atau tidak
• Profesionalisasi bukanlah proses untuk menemukan ciri-ciri profesional, tetapi lebih pada proses mengembangkan kecakapan atau strategi untuk mreningkatkan kinerja
![Page 13: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/13.jpg)
STRATEGI MENGHADAPI TANTANGAN ??
STRATEGI MENGHADAPI TANTANGAN ??
• MENGEMBANGKAN DAN MEMBELA PERTANGGUNGJAWABAN TENTANG HUBUNGAN ANTARA PARA PROFESIONAL, KLIEN MEREKA, DAN MASYARAKAT YANG LEBIH LUAS
![Page 14: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/14.jpg)
APOTEKER
adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker (Kepmenkes No. 1027 tahun 2004 tentang standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek)
![Page 15: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/15.jpg)
PERTAMA: SAYA AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA GUNA KEPENTINGAN PERIKEMANUSIAAN, TERUTAMA DALAM BIDANG KESEHATAN
KEDUA : SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI
KARENA PEKERJAAN SAYA DAN KEILMUAN SAYA SEBAGAI APOTEKER KETIGA : SEKALIPUN DIANCAM SAYA TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN
PENGETAHUAN SAYA KEFARMASIAN SAYA UNTUKSESUATU YAN BERTENTANGAN DENGAN HUKUM KEMANUSIAAN
KEEMPAT : SAYA AKAN MENJALANKAN TUGAS SAYA DENGAN SEBAIK-
BAIKNYA SESUAI DENGAN MARTABAT DAN TRADISI LUHUR JABATAN KEFARMASIAN
KELIMA : DALAM MENUNAIKAN KEWAJIBAN SAYA, SAYA AKAN BERIKHTIAR DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH SUPAYA TIDAK TERPENGARUH OLEH PERTIMBANGAN KEAGAMAAN, KEBANGSAAN, KESUKUAN, POLITIK, KEPARTAIAN, ATAU KEDUDUKAN SOSIAL
“SAYA IKRARKAN SUMPAH/JANJI INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DAN
DENGAN PENUH KEINSYAFAN”
SUMPAH /JANJI APOTEKER
![Page 16: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/16.jpg)
1. Memiliki tubuh pengetahuan yang berbatas jelas
2. Pendidikan khusus berbasis “keahlian” pada jenjang pendidikan tinggi
3. Memberi pelayanan kepada masyarakat, praktek dalam bidang keprofesian
4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom
5. Memberlakukan kode etik keprofesian6. Memiliki motivasi altruistik
(mementingkan orang lain) dalam memberikan pelayanan
7. Proses pembelajaran seumur hidup8. Mendapat jasa profesi
CIRI- CIRI PROFESI
![Page 17: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/17.jpg)
KEAHLIAN PROFESIONALAPAKAH PANTAS DIPERCAYA?
KEAHLIAN PROFESIONALAPAKAH PANTAS DIPERCAYA?
![Page 18: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/18.jpg)
• PARA SOSIOLOG, SEJARAWAN, DAN FILSUF MENYATAKAN BAHWA PROFESIONAL BERTINDAK ATAS NAMA KLIEN. ARTINYA BAHWA KLIEN MEMPERCAYAKAN KEBUTUHANNYA (KESEHATAN) KEPADA PROFESIONAL
• OLEH KARENANYA PERLU SESUATU PADA PROFESIONAL AGAR KLIEN PERCAYA : – KEAHLIAN – SEBAGAI PEMBERI PELAYANAN (DENGAN JASA)
YANG MENAATI (YANG DAPAT DIPERCAYA DAPAT MENGUNTUNGKAN) KLIEN
![Page 19: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/19.jpg)
HUBUNGAN YANG LEMAH ANTARA KEAHLIAN DAN
KEPERCAYAAN
HUBUNGAN YANG LEMAH ANTARA KEAHLIAN DAN
KEPERCAYAAN
![Page 20: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/20.jpg)
• CIRI PROFESI :– “PEKERJAAN YANG PD AWALNYA MEMERLUKAN
PELATIHAN YANG SIFATNYA HARUS INTELEKTUAL, YANG MENYANGKUT PENGETAHUAN SAMPAI TAHAP KESARJANAAN, YANG BERBEDA DARI SEKEDAR KEAHLIAN, DIKERJAKAN SEBAGIAN BESAR UNTUK ORANG LAIN, DAN BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, DAN UANG TIDAK DITERIMA SEBAGAI UKURAN KEBERHASILAN” (Brandeis Louis, Bisnis- A Profession, Boston : Hale, Caushman , and Flint, 1933)
![Page 21: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/21.jpg)
1. SIFAT TIDAK DAPAT DIPERCAYA YANG MELEKAT PADA KEAHLIAN
1. SIFAT TIDAK DAPAT DIPERCAYA YANG MELEKAT PADA KEAHLIAN
• PROFESI MEMPUNYAI KEAHLIAN ATAS DASAR TEORITIS DAN ILMIAH (MISALNYA : PENYAKIT TERTENTU DISEBABKAN KARENA SUATU HAL DAN DAPAT DISEMBUHKAN, DIKURANGI, ATAU DICEGAH DNG. CARA TERTENTU BERDASARKAN TEORI DAN DATA EMPIRIS)
• TANPA DASAR ITU, KEAHLIAN PROFESIONAL TIDAK AKAN BERARTI
• KEAHLIAN PROFESI BUKAN KETRAMPILAN YANG BERKEMBANG
![Page 22: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/22.jpg)
2. KLIEN YANG “DISAPPEAR” (KABUR)2. KLIEN YANG “DISAPPEAR” (KABUR)
• PROFESIONAL ADALAH PRIBADI YANG “BERIKRAR/BERJANJI” DI MUKA UMUM (BAHKAN DIHADAPAN ALLAH). PENINGKATAN PROFESIONAL KEAHLIANNYA DIDASARKAN UNTUK KEPENTINGAN KLIEN (ETHICAL CLEARANCE)
• TETAPI....SEORANG AHLI DALAM BERUPAYA PENINGKATAN KEAHLIANNYA DAPAT MELAKUKAN CARA-CARA YANG “MENGABAIKAN/ MENGABURKAN / MELENYAPKAN” KLIEN
![Page 23: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/23.jpg)
3. KEKACAUAN PRAKTEK3. KEKACAUAN PRAKTEK
• MENCARI ALASAN LANDASAN OTORITAS KEAHLIAN UNTUK PEKERJAAN PROFESIONALNYA
• OTORITAS INI DIGUNAKAN UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK YANG TIDAK DIDASARKAN KEPENTINGAN KLIEN (MISAL : “DISPENSING” OBAT KERAS TANPA RESEP)
![Page 24: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/24.jpg)
4. PENGIKISAN OLEH KEAHLIAN THD PERAN-PERAN PROFESIONAL YANG KHAS
4. PENGIKISAN OLEH KEAHLIAN THD PERAN-PERAN PROFESIONAL YANG KHAS
• KETIKA KLIEN TIDAK DAPAT MENGETAHUI BENTUK/JENIS KEAHLIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN OLEH PROFESIONAL UNTUK DIRI MEREKA, MEREKA HANYA DAPAT MEMBANGUN HARAPAN
• AKIBATNYA, KEAHLIAN DAPAT MENGIKIS HARAPAN KLIEN TERHADAP PRAKTISI PROFESIONAL, JIKA DILANDASI HANYA DENGAN KEAHLIAN TANPA NIAT BAIK UNTUK KLIEN (TANPA SIFAT ALTRUISTIK)
![Page 25: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/25.jpg)
5. PENGHAPUSAN /PENIADAAN KLIEN SEBAGAI PELANGGAN ORGANIK
5. PENGHAPUSAN /PENIADAAN KLIEN SEBAGAI PELANGGAN ORGANIK
• KEAHLIAN (TANPA ALTRUISTIK) DAPAT MENIADAKAN / MENGURANGI ARTI IKATAN ORGANIK (IKATAN ORGANIK = MENJADI ANGGOTA KARENA IKATAN PELAYANAN PROFESIOANAL) - DOKTER SPESIALISASI KELUARGA MERUPAKAN UPAYA MEMPERKUAT PROFESIONALITAS
![Page 26: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/26.jpg)
Apakah etika, dan apakah etika profesi itu
Apakah etika, dan apakah etika profesi itu
• Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
• Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
![Page 27: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/27.jpg)
• Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
• Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada.
• Pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
![Page 28: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/28.jpg)
• Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control” karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
![Page 29: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/29.jpg)
• Oleh karena itu : sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
![Page 30: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/30.jpg)
WHAT IS ETHICS?WHAT IS ETHICS?
• Disiplin yang berhubungan dgn “apa yg
baik dan buruk” dan berhubungan dgn
“tugas dan kewajiban moral”• Seperangkat prinsip atau nilai moral• Teori atau sistem nilai moral• Prinsip perilaku yang mengatur individu
atau kelompok
(Source: Webster’s Collegiate Dictionary)
![Page 31: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/31.jpg)
Contoh: “APOTEK PANEL”Contoh: “APOTEK PANEL”
• “Apotek Panel” = benar atau salah?• Penilaian benar atau salah didasarkan pada:• seperangkat nilai yg diyakini oleh individu atau
kelompok, atau disiplin yang mempelajari prinsip-prinsip etika
• Disiplin Etika akan mempelajari apa yang dinamakan “apotek panel” (analysis) dan apa alasan utk mendukung atau menolak “apotek panel” (evaluation)
![Page 32: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/32.jpg)
ELEMEN ETIKAELEMEN ETIKA
• Setiap orang memiliki keyakinan atau prinsip-prinsip etika
• Elemen Keyakinan Etika:• 1. Subyek
– Keyakinan tentang apa?• 2. Predikat
– Apa yang dikatakan tentang subyek tersebut• Contoh: seseorang mempercayai bahwa “apotek panel”
Salah• “Apotek Panel “= subyek• “Salah” = predikat
![Page 33: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/33.jpg)
SUBYEK DARIKEYAKINAN ETIS
SUBYEK DARIKEYAKINAN ETIS
• Didasarkan pada “judgment” seseorang (Bgm seseorang mengepresikan keyakinan etisnya)
• Subyek atas keyakinan etis:– Tindakan (action) atau Praktik (practice)– Sistem atau Institusi
![Page 34: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/34.jpg)
PENGERTIAN ETIKAPENGERTIAN ETIKA
• Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
![Page 35: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/35.jpg)
• Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin, dan agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
![Page 36: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/36.jpg)
Dua macam etika yang harus kita pahami dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang akan diambil.
![Page 37: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/37.jpg)
ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
![Page 38: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/38.jpg)
Etika dapat dibagi menjadi 2 (dua):Etika dapat dibagi menjadi 2 (dua):
• ETIKA UMUM : berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
• Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teoriteori.
![Page 39: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/39.jpg)
• ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
• Penerapan ini bisa berwujud :– Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak
dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
– Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis :
– Cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
![Page 40: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/40.jpg)
ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :
ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :
• a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
• b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
![Page 41: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/41.jpg)
ETIKA & HUKUMETIKA & HUKUM
![Page 42: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/42.jpg)
Etika moralitas
Hukum legalitas
![Page 43: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/43.jpg)
Moralitas :• Kesuaian sikap perbuatan dengan norma/hukum
batiniah, yakni yang dipandang sebagai kewajiban. Kewajiban ini menjadi tolok ukur apakah tindakan seseorang boleh disebut tindakan moral atau tidak
Legalitas : • Semata-mata merupakan kesesuaian dan ketidak
sesuaian antara tindakan seseorang dengan hukum atau norma lahiriahDorongan batin sama sekali tidak diperhatikan
![Page 44: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/44.jpg)
Moralitas :
- Moralitas HeteronomSikap dimana kewajiban ditaati dan dilaksanakan bukan karena kewajiban itu sendiri, melainkan karena sesuatu yang berasal dari luar kehendak pelaku, misalnya karena mau mencapai tujuan tertentu atau karena takut pada penguasa
- Moralitas Otonom Kesadaran manusia akan kewajiban yang ditaatinya
sebagai sesuatu yang dikehendakinya sendiri karena diyakini sebagai hal yang baik
![Page 45: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/45.jpg)
Etika dan Hukum Etika dan Hukum
Persamaan : Mempunyai tujuan sosial yang sama yakni menghendaki
agar manusia melakukan perbuatan yang baik dan benar
Perbedaan :Etika ditujukan kepada sikap batin manusia, dan sanksinya dari kelompok masyarakat profesi itu sendiri
Hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, membebani manusia dengan hak dan kewajiban, bersifat memaksa, sanksinya tegas dan konkret yang dilaksanakan melalui wewenang penguasa/pemerintah
![Page 46: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/46.jpg)
ETIKA HUKUM
1. Berlaku untuk lingkungan kelompok /profesi2. Disusun berdasarkan kesepakatan anggota kelompok/profesi3. Tidak seluruhnya tertulis dengan pasal-pasal 4. Sanksi terhadap pelanggaran berupa tuntunan dan sanksi organisasi5. Pelanggaran diselesaikan oleh Majelis Etka (MPEAD dan MPEA)
6. Penyelesaian pelanggaran seringkali tidak diperlukan/disertai bukti fisik
1. Berlaku untuk umum
2. Disusun oleh badan pemerintah
3. Tercantum secara rinci di dalam kitab UU dengan pasal-pasal, termasuk sanksi terhadap pelanggaran4. Sanksi terhadap pelanggaran berupa tuntutan, baik perdata maupun pidana5. Pelanggaran diselesaikan melalui pengadilan atau sanksi administrasi6. Penyelesaian pelanggaran memerlukan bukti fisik
PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM
![Page 47: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/47.jpg)
Etika Profesi dan Penegakan HukumEtika Profesi dan Penegakan Hukum
Penegakan Hukum = Law Enforcement :
Suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan.
Keinginan-keinginan hukum : pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang
dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum
Penegakan hukum berhubungan erat dan didukung oleh nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang
terkandung dalam etika profesi
![Page 48: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/48.jpg)
Etika profesi :• Secara internal : mengatur hubungan antara sejawat • Secara eksternal : mengatur hubungan dengan kelompok
profesi lain dan juga masyarakat
Kode Etik bukan hukum• undang-undang tidak dapat mengatur kode etik, • tetapi kode etik dapat dimasukkan dalam undang-undang
khusus :- Tidak tertuang dalam UU tertulis- Kasus yg blm tertuang dlm UU/blm jelas UU-nya - Mempunyai karakterisitik khusus- Mempunyai fungsi penting dalam masyarakat profesi- Rasa hormat thd etika profesi dpt memelihara kredibilitas
profesi di masyarakat
![Page 49: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/49.jpg)
KODE ETIK PROFESIKODE ETIK PROFESI
• Kode : yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi.
• Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
![Page 50: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/50.jpg)
• Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku seharihari di masyarakat maupun di tempat kerja.
• MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN): Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
![Page 51: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/51.jpg)
• TUJUAN KODE ETIK PROFESI :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
![Page 52: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/52.jpg)
9. Melindungi anggota organisasi untuk menghadapi persaingan pekerjaan profesi yang tidak jujur dan untuk mengembangkan tugas profesi sesuai dengan kepentingan masyarakat.
10. Menjalin hubungan bagi anggota profesi satu sama lain dan menjaga nama baik profesi
11. Merangsang pengembangan profesi kualifikasi pendidikan yang memadai
12. Mencerminkan hubungan antara pekerjaan profesi dengan pelayanan masyarakat dan kesejahteraan sosial
13. Mengurangi kesalahpahaman dan konflik baik dari antar anggota maupun dengan masyarakat umum
14. Membentuk ikatan yang kuat bagi semua anggota dan melindungi profesi terhadap pemberlakuan norma hukum yang bersifat imperatif sebelum disesuaikan dengan saluran norma moral profesi.
![Page 53: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/53.jpg)
Sejarah Profesi Farmasi
Jaman Awal Pengobatan
Ilmu Penyakit Diagnosis
PenemuanPeracikan
Penyampaian
PenemuanPembuatanPemurnian
PengujianStandarisasi
PeracikanPenyampaian
PenemuanPembuatanPemurnian
PenyediaanPenyampaian
PeracikanFormulasiProduksi
DrugManufg&Packg
SR, DDS,TDDS
Reverse EnginRecombinantSupercritical
Gen engin,Combinatorial,Molecular Bio
ClinicalToxicological
Impurities
DistributionCommunity
Hospital
PharmacopeiaStandards
Guides
![Page 54: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/54.jpg)
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA (HASIL KONGRES NASIONAL XVIII – 2009)
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa
Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral yaitu:
![Page 55: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/55.jpg)
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
![Page 56: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/56.jpg)
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
![Page 57: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/57.jpg)
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktek kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk hidup insani.
![Page 58: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/58.jpg)
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
![Page 59: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/59.jpg)
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN
Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati ssejawat petugas kesehatan.
Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.
![Page 60: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/60.jpg)
BAB V
P E N U T U P
Pasal 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (Ikatan Apoteker Indonesia – IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
![Page 61: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/61.jpg)
KEWAJIBAN - KEWAJIBAN APOTEKER
KEWAJIBAN UMUM KEWAJIBAN TERHADAP
PENDERITA KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT KEWAJIBAN TERHADAP
PETUGAS KESEHATAN LAIN
![Page 62: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/62.jpg)
PEDOMAN IMPLEMENTASI ETIKA APOTEKER
SUMPAH / JANJI APOTEKER ADALAH KOMITMEN APOTEKER YANG HARUS DIJADIKAN LANDASAN MORAL DALAM PENGABDIAN
KODE ETIK SEBAGAI KUMPULAN NILAI-NILAI ATAU PRINSIP YANG HARUS DIIKUTI APOTEKER SEBAGAI PEDONAM DAN PETUNJUK SERTA STANDAR PERILAKU DALAM BERTINDAK DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN
UU/PERATURAN ADALAH HUKUM POSITIF DI SUATU DAERAH / REGION TERTENTU YANG MENGIKAT DAN HARUS DITAATI DAN BERIMPLIKASI SANGSI HUKUM / ADMINISTRASI
![Page 63: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/63.jpg)
Pasal 1Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.
DALAM SUMPAH APOTEKER ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN MELAKSANAKAN ASUHAN KEFARMASIAN MERAHASIAKAN KONDISI PASIEN, RESEP,
DAN MEDICATION RECORD PASIEN MELAKSANAKAN PRAKTEK PEROFESI
SESUAI LANDASAN PRAKTEK YAITU ILMU, HUKUM, DAN ETIKA
![Page 64: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/64.jpg)
Pasal 2 Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
KESUNGGUHAN INI DINILAI DARI : ADA TIDAKNYA LAPORAN MASYARAKAT, SEJAWAT APOTEKER, ATAU SEJAWAT KESEHATAN LAIN, DAN LAPORAN DARI DINAS KESEHATAN ATAU INSTANSI LAIN YANG TERKAIT
PEMBERIAN SANGSI DILAKUKAN OLEH IAI MELALUI PROSES BERJENJANG DAN BERSIFAT PEMBINAAN : DARI MPEAD (PD) S/D MPEA (PP)
![Page 65: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/65.jpg)
Pasal 3 Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya
sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Apoteker harus memahami, menghayati, dan mengamalkan kompetenasi sesuai standar kompetensi apoteker Indonesia. Kompetensi dimaksud adalah : ketrampilan, sikap, dan perilaku yang berdasarkan pada ilmu, hukum, dan etika
Ukuran kompetensi dinilai melalui uji kompetensi Kepentingan kemanusiaan harus menjadikan
pertimbangan utama dala setiap tindakan dan keputusan apoteker
Apabila dihadapkan pada suatu konflik tanggung jawab profesional, maka dari berbagai opsi yang ada, seorang apoteker harus memilih resiko yang paling kecil dan paling tepat untuk kepentingan pasien serta masyarakat
![Page 66: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/66.jpg)
Pasal 4 Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di
bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Apoteker harus mengembangkan kemampuan / ketrampilan profesionalnya secara terus menerus
Aktifitas nya diukur dengan nilai SKP (atau melalui uij kompetensi)
![Page 67: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/67.jpg)
Pasal 5 Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan
dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari perbuatan yang akan merusak citra diri, orang lain, atau merugikan diri / orang orang lain
Dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan jasa dari pasien atau masyarakat, dengan tetap memegang teguh prinsisp mendahulukan kepentingan pasien
![Page 68: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/68.jpg)
Pasal 6 Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik
bagi orang lain. Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
Pasal 8 Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Harus menjaga kepercayaan masyarakat atas profesinya dengan jujur dan penuh integritas
Tidak akan menyalahgunakan kemampuan profesionalnya kepada orang lain
Harus menjaga prilakunya dengan baik di depan publik Memberikan informasi kepada pasien secara mudah
dimengerti, sesuai, relevan, dan “up to date” Sebeleum memberikan informasi harus menggali
sumber-sumber informasi dari individu yang akan diberi informasi
Berbagi informasi dengan tenaga kesehatan yang lain Meningkatkan pemahaman pasien tentang obat Harus memahami segala peraturan yang menyangkut
praktek profesional kefarmasian
![Page 69: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/69.jpg)
Pasal 9 Seorang Apoteker dalam melakukan praktek kefarmasian
harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk
hidup insani.
Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal yang utama
Setiap keputusan dan tindakan profesional harus berpihak pada pasien dan berusaha dapat mendorong keterlibata pasien dalam keputusan pengobatan
Harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan pasien khususnya, bayi, anak-anak, serta orang yang dalam kondisi lemah
Yakin bahwa obat yang diberikan adalah obat yang terjamin mutu, keamanan, dan khasiat dengan cara pemakaian yang benar
Harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasisn, dan rahasia kedokteran
Menghormati keputusan profesi kesehatan lain (dokter) misalnya dalam penulisan resep
Dalam hal akan mengambil kebijakan yang berbeda dengan dokter, perlu dikomunikasikan secara baik dan reasonable untuk kepentingan pasien, meskipun peraturan membolehkan
![Page 70: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/70.jpg)
Pasal 10 Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan. Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya.
Penghargaan apoteker terhadap teman sejawat seperti terhadap diri sendiri. Termasuk teman rekan kerjanya
Apabila ada persoalan baik secara moral maupun peraturan, sebaiknya dikomunikasikan secara baik dan santun tanpa menimbulkan rasa ketersinggungan
Berkoordinasi dengan IAI atau MPEAD / MPEA Berkewajiban memberikan nasehat dan ajakan dalam
kebaikan terhadap sejawat Menjalin dan memelihara kerjasama dalam kebaikan
dengan sejawat apoteker Tolong menolong dalam kebaikan Saling mempercayai dan saling dapat dipercaya
![Page 71: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/71.jpg)
Pasal 13 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati ssejawat petugas kesehatan.
Pasal 14 Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.
Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga profesi kesehatan yang lain secara seimbang dan bermartabat
Apabila menemukan hal-hal yang kurang tepat, penyampaian / megkomunikasikan kepada sejawat tenaga kesehatan yang lain dengan baik tanpa menimbulkan menimbulkan perasaan dipermalukan dari ybs
![Page 72: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/72.jpg)
Pasal 15 Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan
sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima
sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (Ikatan Apoteker Indonesia – IAI) dan
mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Jika terpaksa apoteker melakukan pelanggaran kode etik apoteker, yang bersangkutan dapat dikenakan sangsi organisasi yang dapat berupa teguran lisan, tertulis, pembinaan, peringatan, pencabutan keanggotaan sementara, dan pencabutan keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran kode etik yang diacu adalah kode etik yang diatur dalam peraturan organisasi, dan ditetapkan setelah melalui kajian yang mendalam dari MPEAD.
MPEAD menyampaikan ke PC, PD, dan MPEA dan PP
![Page 73: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/73.jpg)
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN ETIKA PROFESI APOTEKER
SANKSI MORAL : TEGURAN LISAN DAN TERTULIS
SANKSI SKORSING ORGANISASI SANKSI PENCABUTAN KEANGOOTAAN
SEMENTARA/ DIKELUARKAN DARI ORGANISASI PROFESI
![Page 74: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/74.jpg)
WHO - SEVEN STAR PHARMACIST
CARE - GIVER DECISIO – MAKER COMMUNICATOR LEADER MANAGER LIFE-LONG LEARNER TEACHER
![Page 75: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/75.jpg)
1. Care-giver. Apoteker sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk pelayanan klinis, analitik, teknis sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam memberikan pelayanan, Apoteker harus berinteraksi dengan pasien secara individu maupun kelompok. Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan kesehatan secara berkesinambungan dan pelayanan farmasi yang dihasilkan harus bermutu tinggi.
2. Decisio-maker. Apoteker mendasarkan pekerjaannya pada kecukupan, keefikasian dan biaya yang efektif dan efisien terhadap seluruh penggunaan sumber daya misalnya sumber daya manusia, obat, bahan kimia, peralatan, prosedur, pelayanan dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut kemampuan dan ketrampilan Apoteker perlu diukur untuk kemudian hasilnya dijadikan dasar dalam penentuan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan
WHO - SEVEN STAR PHARMACIST
![Page 76: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/76.jpg)
3. Communicator. Apoteker mempunyai kedudukan penting dalam berhubungan dengan pasien maupun profesi kesehatan yang lain, oleh karena itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang cukup baik. Komunikasi tersebut meliputi komunikasi verbal dan non verbal, mendengar, dan kemampuan menulis, dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kebutuhan.
4. Leader. Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan untuk mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan.
5. Manager. Apoteker harus efektif dalam mengelola sumber daya (manusia, fisik, anggaran) dan informasi, juga harus dapat dipimpin dan memimpin orang lain dalam tim kesehatan. Lebih jauh lagi Apoteker mendatang harus tanggap terhadap kemajuan teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi mengenai obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan obat.
![Page 77: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/77.jpg)
6. Life-long learner. Apoteker harus senang belajar sejak dari kuliah dan semangat belajar harus selalu dijaga walaupun sudah bekerja untuk menjamin bahwa keahlian dan ketrampilannya selalu baru (up-date) dalam melakukan praktek profesi. Apoteker juga harus mempelajari cara belajar yang efektif..
7. Teacher. Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan melatih Apoteker generasi mendatang. Partisipasinya tidak hanya dalam berbagi ilmu pengetahuan baru satu sama lain, tetapi juga kesempatan memperoleh pengalaman dan peningkatan ketrampilan
![Page 78: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/78.jpg)
ETIKA DAN “DEMORALISASI” POSTMODERN
Modernisme : suatu proyek ambisius untuk mengubah chaos menjadi tatanan rasional ; upaya untuk menjadikan hukum akal sebagai tatanan alami; upaya menggantikan takhayul dan ketidaktahuan (ignorance) dengan pengetahuan dan kebenaran sejati dengan bukti empiris.
Kebenaran dicerminkan oleh daya nalar manusia
Kebenaran bersifat obyektif, universal, berlaku untuk siapa saja dan dimana saja
![Page 79: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/79.jpg)
Modernisme ini kemudian dikemas dalam cerita besar berupa : “humanisme”, “emansipasi”, “kebebasan”, “hak azasi”, “kemajuam”
Modernisme akan melahirkan individu-individu moral yang otonom, mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri secara rasional, dengan mengikuti prinsip-prinsip etis universal
Modernisme dalam praktek mengarah pada hal yang bertentangan dengan cita-cita awal modernisme yang diharapkan --- metamorfose menjadi postmodernisme
![Page 80: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/80.jpg)
4 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERGESERAN
MODERNISME -- POST
KONTROL BIROKRASI BISNIS FRAGMENTASI
![Page 81: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/81.jpg)
1. KONTROL
MODERNISME MENGONTROL DAN MENGENDALIKAN SEGALA HAL
MODERNISME MEREKAYASA ATAU MENDESAIN DENGAN DALIH UNIVERSALITAS , BAHKAN DAPAT MENCAPAI SKALA GLOBAL
AKIBATNYA : UNIVERSALITAS “DICURIGAI” SEBAGAI IDEOLOGI
KONTROL DALAM BIDANG MORAL : KONSEP “BAIK”, ‘ADIL’, “WAJIB” SEAKAN HARUS DI”DIKTE”KAN OLEH MEREKA YANG BEROTORITAS
![Page 82: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/82.jpg)
2. BIROKRASI
Segala hal perlu diorganisasikan dengan mekansime logis, sistematis, dan efisien
Pemegang peran utama adalah “aturan’
![Page 83: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/83.jpg)
3. BISNIS
Rasionalitas modern merupakan sukma kehidupan bisnis
Segala hal dilihat sebagai “sarana, “alat’, dan “aset” untuk mEncapai sebesar-besarnya keuntungan
Hubungan antar manusia menjadi “impersonal”, “rasional”, dan”efisien”
Pekerjaan didasarkan pada “procedural correctness” Etika bisnis mendominasi etika profesi Bisnis merasa terhalang dengan nilai slogan –slogan
yang bermoral (mis: “enviromentally friendly”, ingat IKLAN “rosa-rosa”)
Tujuan meraup keuntungan dari pebisnis, menyebabkan tidak mudah memberi sesuatu dengan “gratui”. Apalagi jika moralitas dilihat secara intinya yaitu : tanpa syarat (unconditional), maka berarti “nasib” orang lain seakan-akan menjadi tanggung-jawabnya
![Page 84: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/84.jpg)
4. FRAGMENTASI
Modernisme adalah perubahan yang sangat cepat (l’esor)
Keahlian-keahlian yang diperlukan untuk suatu pekerjaan menjadi tidak perlu lagi
Proyeksi kehidupan makin sulit dan tidak menentu Karena Dunia modern menjadi bersifat fragmentaris,
diksontinyu, dan tak terprediksikan, membuat orang takut untuk membuat rencana secara ketat. Membuat orang mudah jatuh ke dalam ketidak pedulian moral dan sosial (ketiadaan komitmen sosial)
Orang cenderung menyendiri dan tertutup, dan ikatan emosional antar pribadi makin renggang
Fragmentasi, ketertutupan, ketidak pedulian, ikatan emosional renggang dapat mengakibatkan perubahan fondasi moral
![Page 85: KODE ETIK PROFESI APOTEKER](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081415/56815798550346895dc5302d/html5/thumbnails/85.jpg)
MODERNISME VS POSTMODERNISME
Modernisme bercita-cita membentuk dunia beretika (“The age of Ethics”), dimana komunitas manusia yang secara bersama mengejar nilai yang sama dan berprinsip etik yang sama
Post meodernisme merupakan penamaan “sinisme” terhadap ekses-ekses modernisme, yang justru menggerogoti nilai-nilai etik, bahkan cenderung meniadakan etika