Kode Etik Kedokteran Gigi

29
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI KELOMPOK 8

Transcript of Kode Etik Kedokteran Gigi

KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI

KODE ETIK KEDOKTERAN GIGIKELOMPOK 8HumanioraVALENTINOMenurut Hanafiah Humaniora merupakan pemikiran yang berkaitan dengan martabat dan kodrat manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra

Etika KedokteranDIANEtik (Ethics) berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap, yang baik, yang layak. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1953). Etika adalah ilmu yang mengetahui azas akhlak. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Departemen Pendidikan dan kebudayaan (1988), etika adalah: 1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moraL 2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak 3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat (Hanafiah dan Amir, 2008)

Hakikat Etika KedokteranANDIPekerjaan profesi (professio berarti pengakuan) merupakan pekerjaan yang memerlukan pendidikan dan latihan tertentu, memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, seperti ahli hukum (hakim,pengacara), wartawan, dosen, dokter, dokter gigi, dan apoteker(Hanafiah dan Amir, 2008).Pekerjaan profesi umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:Pendidikan sesuai standar nasionalMengutamakan panggilan kemanusiaanBerlandaskan etik profesi, mengikat seumur hidup.Legal melalui perizinanBelajar sepanjang hayatAnggota bergabung dalam satu organisasi profesi (Hanafiah dan Amir, 2008).

Ciri-ciri etik profesi adalah sebagai berikut:AYU CRISBerlaku untuk lingkungan profesiDisusun oleh organisasi bersangkutanMengandung kewajiban dan laranganMenggugah sikap manusiawi (Hanafiah dan Amir, 2008).

NB: YU, NYARIO ARTINYA MASING YO

The American Hospital Association pada tahun 1973, hak-hak pasien :CITRAPasien berhak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan Kesehatan atas keperawatan yang akan diterimanya.Pasien berhak memperoleh info lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan, dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya.Pasien berhak untuk menerima info penting dan memberikan sesuatu persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang kemungkinan akan dialaminya kecuali dalam situasi darurat.Pasien berhak menolak diri sejauh diizinkan oleh hak yang diinfokan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya (Herlambang, 2011).

kewajiban pasien dapat di uraikan sebagai berikut:CITRAPasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada di institusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan peraturan kepadanya.Pasien diwajibkan untuk mematuhi segala kebijakan yang ada, baik dari dokter ataupun perawatan yang memberikan asuhan.Pasien dan keluarganya wajib untuk memberikan info dan yang lengkap dan jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang merawatnya.Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk untuk menyelesaikan biaya perawatan dan pembiayaan yang diperlukan selama perawatannya.Pasien dan keluarganya wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah desetujui sebelumnya (Herlambang, 2011).

Undang-undang Praktek Kedokteran RI. NO. 29 tahun 2004 mengatur hak dan kewajiban dokter dengan pasien. Hak dokter :DESSIMemperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas dengan standart profesi dan standar prosedur operasional.Memberikan pelayanan medis menurut standart profesi dan standart prosedur operasional.Berhak menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.Menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien.Berhak menuntut apabila nama baiknya tercemarkan oleh pasien.Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarganya.Berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit maupun pasien.Menerima imbalan jasa (Herlambang, 2011).

Kewajiban dokter :FIAMemberikan pelayanan medis sesuai dengan standart profesi dan standart prosedur operasional.Merujuk pasien kedokter yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan.Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien meninggal dunia.Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melaksanakannya.Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.Dokter wajib mematuhi peraturan di rumah sakit (Herlambang, 2011). KEWAJIBAN DOKTERFIA1.MENGAMALKAN SUMPAH DOKTER2.MELAKSANAKAN STANDAR PROFESI3.KEBEBASAN DAN KEMANDIRIAN PROFESI4.MEMBERI SURAT KETERANGAN SESUDAH MEMERIKSA SENDIRI5.MENGHORMATI HARKAT DAN MARTABAT MANUSIA, MENGHORMATI HAK PASIEN, TEMAN SEJAWAT DAN NAKES LAIN5.JUJUR THD PASIEN DAN SEJAWAT7.MELINDUNGI HIDUP MAKHLUK INSANI

8.MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT DAN SEMUA ASPEK PELAYANAN KESEHATAN9.TULUS IKHLAS MENERAPKAN ILMU, MERUJUK BILA TAK MAMPU10.MERAHASIAKAN TENTANG PASIENNYA11.MEMBERI PERTOLONGAN DARURAT12.MEMPERLAKUKAN SEJAWAT SEPERTI DIA SENDIRI INGIN DIPERLAKUKAN13.MEMELIHARA KESEHATANNYA14.MENGIKUTI PERKEMBANGAN IPTEKDOK

Kewajiban dokter gigi terhadap teman sejawatnyaINOSetiap dokter gigi Indonesia harus memperlakuakan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Setiap dokter gigi Indonesia tidak dibenarkan mengambil alih penderita dari teman sejawatnya tanpa persetujuan ( Suparto, Pitono, dkk. 2006). Kewajiban dokter gigi terhadap diri sendiriSAMANTHASetiap doketr gigi Indonesia wajib mempertahankan dan meningkatkan martabat dirinya.Setiap dokter gigi Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan ilmu pengetahuan.Setiap dokter gigi Indonesia harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik ( Suparto, Pitono, dkk. 2006).

Kode Etik KedokteranLIDIAKAMUS KEDOKTERAN (RAMALI DAN PAMUNCAK, 1987):ETIKA ADALAH PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU YANG BENAR DALAM SATU PROFESI

MERUPAKAN KESADARAN DAN PEDOMAN YANG MENGATUR PRINSIP-PRINSIP MORAL DAN ETIK DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PROFESI KEDOKTERAN, SEHINGGA MUTU DAN KUALITAS PROFESI KEDOKTERAN TETAP TERJAGA DENGAN CARA YANG TERHORMAT

MERUPAKAN SEPERANGKAT PERILAKU DOKTER DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PASIEN, KELUARGA, MASYARAKAT, TEMAN SEJAWAT DAN MITRA KERJA

RUMUSAN PERILAKU DOKTER DISUSUN OLEH PROFESI DAN PEMERINTAH KODEKI

Persamaan Etik dan Hukum, menurut Hanafiah :PRILISama-sama merupakan alat untuk mengatur tata tertib hidup bermasyarakat.Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan.Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.Perbedaan etik dan hukum, menurut Hanafiah :LONAEtik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku untuk umumEtik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum disusun oleh badan pemerintah.Etik tidak seluruhnya tertulis, hukum tercantuk secara terinci dalam kitab undnag-undang dan lembaran/berita negara.Sanksi terhadap pelanggran etik berupa tuntutan terhadap pelanggaran hukum berupa tuntutanPelanggaran etik diselesaikan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran., yang dibentuk olek Ikatan Dokter Indonesia. Jika hukum diselesaikan oleh Pengadilan.Penyelenggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.ETIKA AKADEMIK

ETIKA PROFESIHUKUMKESADARAN DAN PEDOMAN BAGAIMANA MENERAPKAN PRINSIP MORAL DAN ETIK DALAM PROSES MENEMUKAN DAN BELAJAR KEBENARAN YANG MENDASAR DAN PENTING DIBIDANG IPTEKDOK

KESADARAN DAN PEDOMAN YANG MENGATUR PRINSIP MORAL DAN ETIK DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PROFESI

ADALAH ETIK KHUSUS/TERAPAN YANG BERSIFAT INTERNAL DL KELOMPOK PROFESI BERTUJUAN MENJAGA MUTU PROFESI DAN MEMELIHARA HARKAT DAN MARTABAT PROFESIMENGATUR ETIK SECARA GARIS BESAR YANG BERLAKU UMUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT, BERTUJUAN UNTUK MENJAGA KETERTIBAN MASYARAKAT, DAN MEMPUNYAI SANKSI Perilaku AsertifACHWANMenurut Lazarus (Fensterheim, l980) dalam Iriani (2009) perilaku asertif mengandung suatu tingkah laku yang penuh ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dan keadaan efektif yang mendukung yang antara lain meliputi :a. menyatakan hak-hak pribadi.b. berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak tersebutc. melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi.

Seseorang dikatakan bersikap tidak asertif, jika ia gagal mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangan/keyakinannya; atau jika orang tersebut mengekspresikannya sedemikian rupa hingga orang lain malah memberikan respon yang tidak dikehendaki atau negatif (Pratanti, 2009).

NB; WAN SLIDE 15 SEKALIAN YAAAA...Tenaga profesi kesehatan harus mengembangkan dan mengetahui 16 Wajib Hukum Profesi Kesehatan dalam setiap tindakannya, supaya terhindar dari perkara sengketa medik. Ke 16 Wajib Hukum Profesi Kesehatan tersebut adalah:1. Adequate Information.Tenaga kesehatan harus aktif menanyakan sakit apa, dimana, kapan, bagaimana, berapa lama, dst.2. Informed Consent.Tenaga kesehatan harus menginformasikan semua langkah atau tindakan yang akan dikerjakan beserta risiko risiko medis yang kemungkinan terjadi, mengingat pekerjaan medis adalah pekerjaan yang uncertain ( tidak pasti ).3. Medical Record ( Rekam Medis ).Semakin lengkap suatu Rekam Medis semakin baik itikad seorang tenaga kesehatan dalam merawat pasien dan semakin kuat dalam kedudukan hukum.4. Standard Profession of Care ( Doctrine of Necessity ).Biasa disebut dengan doktrin keseriusan, doktrin ini menggunakan doktrin necessity.5. Second Opinion.Apabila dalam memberi pelayanan kesehatan kepada pasien, lebih dari 2 atau 3 kali tidak ada kemajuan, maka tenaga kesehatan wajib melakukan second opinion.6. Medical Risk.Tenaga kesehatan harus selalu siap setiap saat mengantisipasi terjadinya risiko.7. Medical Emergency Care.Artinya dalam keadaan darurat atau emergency, pelayanan kesehatan harus cepat dan tepat, risiko menjadi nomor dua.8. Social Insurance of Health Care.Kesehatan menurut masyarakat internasional atau PBB harus dibantu oleh asuransi sosial, sebab pelayanan kesehatan adalah wajib hukumnya.9. Medical Liability.Pembagian tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan akan memudahkan dalam pemecahan suatu masalah bila terjadi suatu sengketa medik.Dalam pembagian jenis tanggung jawab akan diketahui tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari masing masing tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan lebih tenang dalam melaksanakan pekejaannya karena sudah dibatasi dengan hal hal yang tercantum dalam Management Medical Liability.10. Negligent Medical Care ( Culpa Levisimma / Lichte Sculd ).Kesalahan dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan haruslah wajar, misalnya kesalahan karena kurang pengalaman, karena kurang pengetahuan sehingga menyebabkan kurang hati hati. Kesalahan tidak boleh lebih dari dua kali. Tetap berpedoman pada SOP.11. Contributory Negligence.Terhadap kesalahan yang terjadi diteliti darimana asalnya ( dari pasien / teknologi / tenaga medis / tenaga non medis ).12. Assumption of Risk ( Volenti non fit injura ).Semua risiko medis yang akan terjadi sudah di asumsikan terlebih dahulu.13. Medical Intervention.Pelayanan kesehatan harus selalu mengintervensi pelaksanaan wajib hukum Informed Consent dan Medical Record / Rekam Medis dalam setiap pelayanan kesehatan sebagai perlindungan hukum tenaga kesehatan.14. Medicare Medicaid Program.Dalam setiap pemeliharaan kesehatan harus selalu memikirkan biaya kesehatan. Medical program harus selalu selaras dengan medicare program, misalnya tidak ada keluhan terhadap jantung maka tidak perlu dilakukan rekam jantung.15. Medical Committee ( Intern Justice of Medical Profession ).Dalam pelayanan kesehatan harus ada badan komite medis yang menyusuri setiap kesalahan medis yang terjadi.16. Acreditation of Health Care ( Joint Commission ).Badan akreditasi pelayanan kesehatan terdiri dari asosiasi medis ( kumpulan dokter, RS, pelayan kesehatan lainnya), bukan dari pemerintah. Tugasnya membimbing, bukan memerintah atau menilai.Contoh pelanggaran etik yang sulit dibuktikan :

over utilisasi alat canggih kedokteran di RSUndertreatment/pengobatan ala kadarnyaPerpanjangan waktu rawat inap Futilisasi medik/kesia-siaan penyakit yang sulit sembuh21Contoh pelanggaran etik yang sulit dibuktikan :

Pasien dumping/pemaksaan pasien pulangPemimpongan pasien tidak mampuPenolakan pasien kondisi terminalMenahan-nahan pasien, tidak segera merujukMengabaikan informed consentMengabaikan rekam medis22Contoh pelanggaran etik yang sulit dibuktikan :

Dikotomi atau spiliting/komisiTidak mengungkapkan medical errorMenghalalkan tindakan medis yang tidak seharusnya (co:aborsi)Memperkokoh ketertutupan medis/kebebasan otonomMemasang tarif tinggi

23Etika pelayanan medis :Hampir semua dokter yang diadukan pasiennya adalah dokter spesialisBekerja di RSAda juga dokter umum yang kurang hati-hatiKebanyakan yang larisDokter arogan kurang menjalin komuniskasi

24Pengadu merasa kurang dihormati hak-haknyaKomplikasi penyakit dikira malpraktekSebagian pengadu mengeluhkan mahalnya tarif RSPengadu meojokkan dokter dengan mengadu lewat publik/surat kabarTidak kurang mereka menggunakan jasa pengacara

25Dokter bermasalah dapat dikelompokkanKesalahan atau kecelakaanWatak yang menyebalkan (annoying)Perilaku tidak professional

26Pelanggaran seriusBerkaitan dengan kompetensi dan kemampuanMengabaikan tanggung jawab profesionalPeresepan tak bertanggung jawabPerilaku sexual menyimpangKecurangan akademikPengiklanan diri

27Pelanggaran Etiksuatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar hanya akan membawa akibat sanksi moral bagi pelanggarnya.suatu pelanggaran etik profesi dapat dikenai sanksi disiplin profesi bentuk peringatan hingga ke bentuk yang lebih berat : kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentu (bila akibat kurang kompeten), pencabutan haknya berpraktik profesi. Sanksi tersebut diberikan oleh MKEK setelah dalam rapat/sidangnya dibuktikan bahwa dokter tersebut melanggar etik (profesi) kedokteran.28