KLHS RDTR Surakarta
-
Upload
endang-solehudin -
Category
Documents
-
view
943 -
download
234
Transcript of KLHS RDTR Surakarta
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 1/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta No. 1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta, maka
sesuai Undang-Undang (UU) No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW
sebagai rencana umum tata ruang memerlukan rencana rinci tata ruang sebagai
perangkat operasional berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Dalam konteks
Kota Surakarta, RTRW Kota Surakarta membagi wilayah kota menjadi enam kawasan
perencanaan rinci. Salah satunya adalah Kawasan I yang terdiri sebagian wilayah
Kecamatan Jebres, sebagian wilayah Kecamatan Pasarkliwon, sebagian wilayah
Kecamatan Serengan dan sebagian wilayah Kecamatan Laweyan.
Dalam proses penyusunan atau penetapan Perda tentang RDTR Kota Surakarta
Kawasan I, sebagai bagian dari sebuah Kebijakan/Rencana/Program (KRP), untuk
meyakinkan bahwa rencana atau kegiatan pembangunan tersebut tidak merusaklingkungan sekaligus menjamin keberlanjutan pembangunan itu sendiri, mengacu
pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah wajib menyusun Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 2/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 2
Definisi KLHS dirumuskan sebagai proses sistematis untuk mengevaluasi
pengaruh lingkungan hidup dari, dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip
keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Sesuai amanat
yang secara eksplisit tercantum di Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terseut, penyusunan RDTR wajib
disertai dokumen KLHS. Oleh karena itu, RDTR Kota Surakarta Kawasan I yang
dilaksanakan pada Tahun 2013 juga wajib melakukan KLHS sesuai mandat undang-
undang dan ketentuan lainnya.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusun dokumen KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I dimaksudkan
sebagai upaya pengkajian terhadap Kebijakan Rencana dan Program yang telah
tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I telah memenuhi kaidah lingkungan
dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Sedangkan tujuan penyusun dokumen KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I
adalah tersedianya dokumen KLHS sebagai pendukung RDTR Kota Surakarta
Kawasan I. Secara teknis tujuan penyusunan KLHS adalah untuk mengarusutamakan
(mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam kebijakan,rencana dan program yang tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I yang
disusun pada Tahun 2013 sehingga kebijakan, rencana dan program tersebut dapat
disempurnakan sesuai dengan kaidah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.
1.3. DASAR HUKUM
Beberapa peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum dalam
penyusunan KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I adalah :
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3838);
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 3/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 3
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang
Wilayah;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan analisis
mengenai dampak lingkungan hidup;
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran DaerahProvinsi Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor 134);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 Nomor 5 Seri E Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4);
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 28);
13. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2009 tentang Bangunan
(Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2009 Nomor 9); dan
14. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Surakarta 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun
2012 Nomor 1).
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 4/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 4
1.4. PIHAK-PIHAK YANG TEKAIT DALAM PERAN AKTIF PENGKAJIAN
KLHS
Pihak-pihak yang tekait dalam peran aktif pengkajian KLHS RDTR Kota
Surakarta Kawasan I adalah sebagai berikut :
Tabel I.1.Masyarakat dan Pemangku Kepentingan yang Berperan Aktif dalam Pengkajian
KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I
NoMasyarakat dan
Pemangku KepentinganInstansi/Lembaga
1 Penyusun KRP Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);
Dinas Pekerjaan Umum (DPU);
Dinas Tata Ruang Kota
Badan Lingkungan Hidup (BLH).
2 Instansi terkait Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
Dinas Pertanian;
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;
Dinas Kesehatan;
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu;
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan
Perempuan Anak dan KB;
Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
Kecamatan;
Kelurahan;
PT. PLN.
PT. Telkom.
PDAM.
3 Masyarakat yang memiliki
informasi
Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya
Asosiasi profesi
Tokoh masyarakat, dan
LSM bidang lingkungan hidup, kelompok masyarakat /
pemerhati lingkungan hidup di Kota Surakarta khususnya
Kawasan I.
4 Masyarakat yang terkena
dampak
Tokoh masyakat di Kawasan I Kota Surakarta;
Kelompok/organisasi masyarakat di Kawasan I Kota
Surakarta;
Asosiasi Pengusaha.
Sumber: Analisis Tim Penyusun, 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 5/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 5
1.5. RUANG LINGKUP
1.5.1. Lingkup Wilayah
Lokasi pelaksanaan Penyusunan Dokumen KLHS adalah di Kota Surakarta
Kawasan I terdiri sebagian wilayah Kecamatan Jebres, sebagian wilayah Kecamatan
Pasarkliwon, sebagian wilayah Kecamatan Serengan dan sebagian wilayah Kecamatan
Laweyan. Kajian Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP) dokumen KLHS yaitu
KRP dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I (lihat peta).
1.5.2. Lingkup Materi
Lingkup materi kegiatan adalah melakukan penyusunan KLHS dengan metode
dan pendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan terhadap kebijakan, rencana danprogram yang tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I. Adapun lingkup
materi sebagai berikut:
a. Pengkajian pengaruh RDTR terhadap kondisi lingkungan hidup di wilayah RDTR
Kota Surakarta Kawasan I meliputi :
1. Identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan
2. Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan
3. Identifikasi RDTR
4. Telaahan pengaruh RDTR terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah
b. Perumusan alternatif penyempurnaan RDTR Kota Surakarta Kawasan I.
c. Rekomendasi perbaikan RDTR dan pengintegrasian hasil KLHS.
1.6. METODOLOGI DAN KERANGKA PROSES PELAKSANAAN
1.6.1. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data (survey) yang dilakukan mencakup 2 jenis
kegiatan yang didasarkan pada jenis datanya, yaitu:
1. Survey Primer
Survey primer ini dilakukan untuk mendapatkan data-data atau informasi yang
bersifat primer, yaitu data atau informasi yang didapat langsung dari lapangan.
Teknik untuk mendapatkan data tersebut adalah dengan observasi, pengukuran,
perhitungan serta wawancara. Kegiatan ini terutama bertujuan untuk memperoleh
gambaran keadaan yang spesifik di wilayah studi.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 6/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 6
2. Survey Sekunder
Survey sekunder ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang bersifat
sekunder, yaitu data-data yang dihasilkan atau dikumpulkan oleh dinas-dinas
maupun instansi sektoral yang terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah dengan wawancara, questioner maupun dengan mereproduksi dari data yang
ada.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data untuk kegiatan
penyusunan KLHS ini adalah:
Data dan informasi dapat diperoleh dari pemangku kepentingan seperti instansi
pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian;
Data dan informasi dapat berupa data sekunder maupun primer;
Data dan informasi yang dikumpulkan yang diperlukan saja, khususnya yang
terkait dengan isu strategis lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan
yang telah disepakati;
Verifikasi data dan informasi perlu dilakukan untuk menjamin keabsahannya;
Informasi sekunder dapat digabungkan dengan data primer yang dikumpulkan
melalui diskusi dengan masyarakat lokal yang memahami wilayah studi, misalnya
dengan cara observasi lapangan, wawancara langsung, diskusi dengan stakeholder
atau diskusi kelompok terfokus (FGD) dan survey.
Kebutuhan data dalam Penyusunan KLHS RDTR Kawasan I Kota Surakarta sebagai
berikut :
Tabel II. 2.Kebutuhan Data
No Jenis data/informasi/dokumen Instansi Sumber Data
1 Dokumen perencanaan (RTRW, RPJM, dll) Bappeda, DPU, BLH, Dinas Tata Ruang
Kota
2 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD)
BLH atau kantor statistik
3 Studi AMDAL yang pernah dilakukan BLH
4 Kecamatan Dalam Angka BPS5 Data hasil penelitian Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah,
LSM
6 Konsultasi dengan pihak berwenang Instansi pemerintah
7 Wawancara melalui tanya jawab langsung
ataupun pelaksanaan diskusi/FGD
Masyarakat, Dinas terkait, LSM, praktisi,
PT
8 Dokumen RDTR dan Peta Analisis dan
Peta Rencana RDTR
Bappeda, DPU, Dinas Tata Ruang Kota
Sumber: Tim Penyusun, 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 7/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 7
Data dan informasi yang diperoleh dari survei primer dan sekunder, biasanya
masih bersifat kasar, yang mana masih diperlukan adanya pengolahan lebih lanjut
sehingga data dan informasi yang disajikan lebih informatif serta mudah dibaca dan
dipahami. Adapun teknik pengolahan dan penyusunan data didasarkan pada jenisdan sifat data bersangkutan, antara lain :
1. Data yang sifatnya kuantitatif, diolah dan disusun dengan tabulasi, yang dalam
penyajian akhir berupa tabel-tabel, grafik maupun uraian.
2. Data yang bersifat kualitatif, diolah dan disusun secara diskriptif, yaitu berupa
uraian yang menerangkan keadaan data tersebut.
3. Data yang sifatnya menunjukkan letak, diolah dan disusun dengan menggunakan
peta-peta data.
4. Data yang sifatnya menunjukkan suasana, diolah serta disusun yang berupa foto-
foto serta uraian-uraian.
1.6.2. Metode Analisis
Secara umum analisis yang digunakan dalam Penyusunan KLHS RDTR
Kawasan I Kota Surakarta dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif.
1) Metode Kualitatif
Metode ini digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk non numerik atau
data yang tidak dapat diterjemahkan dalam bentuk angka-angka, misalnya data
mengenai keadaan sosial masyarakat, politik, kebijaksanaan, budaya dan kondisi
fisik alam khususnya yang terkait dengan isu-isu strategis pembangunan
berkelanjutan. Metode ini digunakan karena dianggap praktis dan mudah
dipahami. Kekurangan metode ini kurang mampu menerangkan secara nyata dan
sifatnya kadang-kadang terlalu umum bagi sebagian masalah. Metode ini dapat
bersifat:
Deskriptif . Analisa yang memberikan gambaran pengertian dan penjelasan
terhadap kondisi wilayah studi. Normatif . Analisa mengenai keadaan yang seharusnya menurut pedoman ideal
atau norma-norma tertentu. Pedoman atau norma ini dapat berbentuk standar-
standar, landasan hukum, batasan-batasan yang dikeluarkan oleh instansi
tertentu.
Asumtif . Analisa dengan menggunakan asumsi-asumsi atau anggapan-
anggapan tertentu yang dibuat berdasarkan kondisi tertentu dan diperkirakan
dapat terjadi dalam waktu yang relatif lama pada wilayah studi, asumsi ini
harus layak dan dapat diterima secara umum.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 8/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 8
Komparatif . Melakukan perbandingan antara berbagai kondisi dan
permasalahan untuk mendapatkan suatu karakteristik struktur wilayah studi.
Misalnya membandingkan suatu masalah dengan masalah lain atau suatu
kondisi dengan kondisi lain yang memiliki kesamaan sehingga dapat diperolehkarakteristik struktur wilayah yang jelas.
2) Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan untuk memprediksi serta analisa lain yang sifatnya
kuantitatif. Teknik yang digunakan, yaitu:
Proyektif ; menganalisa bahwa kebijakan, rencana dan/atau program bukanlah
sekedar untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, melainkan
juga untuk merencanakan dan mengendalikan langkah-langkah yang
diperlukan sehingga menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa
depan.
Ekonomi ; menganalisa potensi dan masalah sektor ekonomi yang terdapat di
wilayah studi yang terkait dengan kebijakan, rencana dan/atau program,
misalnya dampak sosial ekonomi yang mungkin ditimbulkan dari KRP
tersebut.
Super-impose ; menganalisis dengan melakukan overlay dari data, misalnya
untuk mengetahui kemampuan lahan, dilakukan dengan melakukan overlay
peta.
Skoring/ Pembobotan, analisis pembobotan digunakan untuk memberikan
penilaian/ bobot terhadap suatu faktor/parameter untuk menghasilkan nilai
suatu kelas. Analisis skoring/pembobotan ini digunakan dalam pengkajian
pengaruh KRP terhadap dampak atau resiko lingkungan hidup dari KRP yang
dihasilkan produk RDTR Kawasan I Kota Surakarta.
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan Akhir penyusunan dokumen KLHS RDTR Kota
Surakarta Kawasan I mencakup 5 (lima) bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, ruang lingkup (lingkup wilayah, materi dan waktu), definisi
operasional, serta sistematika penulisan laporan akhir.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 9/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 9
BAB II LINGKUP KAJIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah Kota Surakarta,
Tinjauan Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Surakarta, Gambaran
Umum Wilayah Perencanaan, Identifikasi isu-isu pengembangan
wilayah berkelanjutan dan rumusan tujuan penataan, prinsip-prinsip
penataan ruang dan/atau program yang telah disepakati ditelaah.
BAB III PENGKAJIAN PENGARUH TUJUAN PENATAAN RUANG,
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG DAN/ATAU PROGRAM
TERHADAP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Bab ini menguraikan tentang penapisan dan pengkajian pengaruh KRP
terhadap Kondisi Lingkungan Hidup.BAB IV ALTERNATIF TUJUAN PENATAAN, PRINSIP PENATAAN
RUANG, DAN/ATAU PROGRAM
Bab ini menguraikan tentang alternatif tujuan penataan, prinsip
penataan ruang, dan/atau program.
BAB V REKOMENDASI
Bab ini menguraikan tentang Rekomendasi KRP RDTR Kota Surakarta
Kawasan I.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 10/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 10
Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 11/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 11
Penyusunan KLHS RDTR Kota SurakartaKawasan I
Peta Wilayah Studi
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 12/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 I - 12
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 13/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 1
BAB II
LINGKUP KAJIAN
2.1. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA
2.1.1 Kondisi Geografi Wilayah
Kota Surakarta secara geografis terletak antara 1100 45’15” dan 1100 45’35“ Bujur Timur
dan antara 70
36’ dan 70
56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar diPulau Jawa bagian tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun
Yogyakarta. Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan ”Kota Solo”, secara geografis terletak
pada cekungan di antara dua gunung berapi yaitu Lawu di sebelah timur dan gunung Merapi
di sebelah barat, sehingga topografis relatif rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m di atas
permukaan laut dan berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo.
Berikut ini adalah wilayah-wilayah yang secara administrasi berbatasan dengan Kota
Surakarta :
Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo
Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 14/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 2
2.1.2 Topografi
Berdasarkan kondisi topografi atau ketinggian wilayah Kota Surakarta secara
umumdapat dibagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut :
Kota Surakarta terletak pada ketinggian antara 80 – 130 meter di atas permukaan laut
(mdpl), dengan kemiringan lahan angtara 0 % sampai 15 %.
Kota Surakarta terletak diantara 2 gunung berapi yaitu Gunung Lawu (Kabupaten
Karanganyar)disebelah timur dan Gunung Merapi serta Merbabu sebelah barat. Dengan
posisi demikian maka Kota Surakarta termasuk sebagai wilayah cekungan air.
Dibagian timur dan selatan Kota Surakarta mengalir Sungai Bengawan Solo yang menjadi
batas fisik administrasi dengan Kabupaten Karanganyar serta Kabupaten Sukoharjo.
2.1.3 Geologi
Struktur batuan di Kota Surakarta secara umum sebagian besar merupakan Alluvial,
dengan uraian sebagai berikut :
Aluvial (Qa) merupakan tanah mineral yang baru berkembang, berbentuk lempung,
lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan berangkal. Tanah ini terbentuk dari bahan
endapan yang dibawa oleh aktivitas air sungai. Bahan-bahan tererosi dari puncak bukit
diangkut oleh air melalui aliran permukaan dan masuk ke parit-parit menuju sungai.
Bahan-bahan yang memiliki masa lebih besar diendapkan terlebih dahulu di suatu tempat
yang lebih dekat, sedangkan bahan-bahan yang memiliki masa yang lebih ringan akan
terbawa terus oleh aliran sungai hingga mencapai daerah datar. Pada tempat dimana
aliran air mulai kehilangan daya angkutnya inilah bahan-bahan yang lebih halus
diendapkan dan membentuk dataran Aluvial. Batuan ini terhampar luas sepanjang lembah
bengawan solo dan merupakan batuan dominan di kota Surakarta kecuali di bagian utara
kota (Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari dengan ketebalan berkisar dari beberapa
senti sampai beberapa meter. Kawasan I dalam hal ini termasuk dalam jenis struktur
geologi Aluvium ini.
Aluvum tua (Qt) berbetuk konglomerat, batu pasir, lanau dan lempung. Pada batuan ini
terdapat di bagian utara kota Surakarta (sebagain Kecamatan Jebres dan Kecamatan
Banjarsari). Pada satuan iniditemukan struktur silang-siur, toreh dan isi dan pelapisan
bersusun. Secara setempat ditemukan fosil Bibos sp. Dan Cervus sp yang diduga berumur
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 15/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 3
Plistosen. Ketebalan batuan ini maksimum 8 meter kedudukannya menindih tidak selaras
batuan yang lebih tua dan tertindih tak selaras oleh aluvium. Umumnya batuan ini berupa
endapan sungai.
Batuan Gunung merapi (Qvm) berbentuk breksi gunung api, lava dan tuf. Batuan ini
terdapat di bagian barat kota Surakarta. Batuan ini umumnya bersusun andesit. Fosil
tidak ditemukan. Kegiatanya diduga sejak Plistosen akhir.
Gambar 2.1 Ilustrasi Profil Penampang Geologi Bawah Permukaan Kota Surakarta
Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 16/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 4
Penyusunan KLHS RDTRKota Surakarta Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 17/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 5
2.1.4 Hidrogeologi
Kondisi Hidrogeologi di Kota Surakarta berdasarkan kedalaman akuifer yang ada di
Kota Surakarta, maka dapat dibagi benjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
Akifer dangkal, kedalaman akuifer antara 2 sampai 23 m dibawah muka tanah setempat
(mbmt) dengan ketebalan antara 5 sampai 23 m. Di bagian tengah Kota Surakarta akuifer
dangkal disusun oleh pasir tufan, dan pasir hasil lapukan endapan vulkanik dengan
kedalaman antara 2,7 sampai 69,4 mbmt.
Air tanah dangkal, mendapat imbuhan langsung dari curah hujan sekitar1.015 juta
m³/tahun. Kedalaman muka air tanah tahun 1999 berkisar antara 2 sampai 23,5 mbmt. Di
bagian tengah sampai selatan, kedalaman air tanah kurang dari 10 mbmt, sedangkan
kedalaman air tanah di bagian utara mencapai 69 mbmt. Fluktuasi air tanah berkisar antara1 sampai 5 m.
Di samping itu, di Kota Surakarta terdapat beberapa badan air yang semuanya bermuara di
Sungai Bengawan Solo.
2.1.5 Klimatologi
Gambaran kondisi iklim di Kota Surakarta dapat dideskripsikan sebagaimana
penjelasan berikut:
Kota Surakarta beriklim tropis dengan suhu rata-rata 24,8°C sampai 18,1°C ;
Kelembaban udara berkisar antara 66-84% ;
Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September dengan
radiasi matahari antara 80 – 84%, sementara penyinaran terendah terjadi pada bulan
Desember atau Januari dengan radiasi matahari sekitar 48 – 50%.
Tekanan udara antara 1.007-1011 atmosfir, rata-rata sebesar 1.010 atmosfir;
Curah hujan pada tahun 2011 sebesar 2.548,50 mm/th, yang lebih kecil dibandingkan
tahun 2010 sebesar 3.408 mm/thn dan tahun 2009 sebesar 2.332,5 mm/th.
Banyaknya hari hujan mencapai 163 hari.
Jumlah bulan kering mencapai 5 bulan (Mei sampai September) dan bulan basah
sebanyak 7 bulan (Oktober sampai April) dengan suhu rata-rata 24,8°C sampai 18,1°C ;
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 18/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 6
Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September dengan
radiasi matahari 84%, sementara penyinaran terendah terjadi pada bulan Desember atau
Januari
Kecepatan angin tertinggi 8 knot terjadi pada bulan September dan bulan Oktober.
Tekanan udara tertinggi 1011,3 atmosfir pada bulan September, rata-rata sebesar 1.008,8
atmosfir.
2.1.6 Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kota Surakarta adalah tanah Aluvial yang memiliki
karakateristik sebagai berikut :
Tanah Aluvial berasal dari endapan batu, tanah Aluvial berlapis-lapis dan memilikikandungan pasir sekitar 60 %. Kawasan I dalam hal ini termasuk dalam kategori jenis
tanah ini.
Sebagai tanah berpasir, maka jenis tanah ini memiliki permeabilitas lambat sampai sedang
(0,51 cm/jam – 6,35 cm/jam) serta kapasitas infiltrasi sedang (7,50 mm/jam – 15,00
mm/jam), serta cukup peka terhadap gejala erosi.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 19/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 7
Penyusunan KLHS RDTRKota Surakarta Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 20/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 8
2.1.7 Kependudukan dan Sosial
A. Kependudukan
Data mengenai kependudukan digunakan sabagai dasar untuk perencanaan pada
berbagai bidang pembangunan dan untuk melakukan evaluasi dari hasil pembangunan.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, pada tahun 2013 Penduduk Kota
Surakarta mencapai 586.978 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 97,15 %; yang artinya
bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 97 penduduk laki-laki.
Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2013 mencapai 13.328 jiwa/km2.
Tahun 2013 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang
mencapai angka 19.109 jiwa/km2.Rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk tiap
kecamatan di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :Tabel II.1
Kondisi Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2013
No KecamatanLuas
Wilayah(km2)
Laki-laki
(Jiwa)
Perempuan(Jiwa)
JumlahRasio Jenis
Kelamin
TingkatKepadatan(Jiwa/km2)
1 Laweyan 8,64 53.712 55.860 109.572 96,15 12.6822 Serengan 3,19 29.885 31.072 60.957 96,18 19.109
3 Pasar Kliwon 4,82 44.329 46.167 90.496 96,02 18.775
4 Jebres 12,58 73.251 74.305 147.556 98,58 11.729
5 Banjarsari 14,81 88.069 90.328 178.397 97,50 12.046
Jumlah 44,04 289.246 297.732 586.978 97,15 13.328Sumber : Surakarta Dalam Angka 2014
B. Kondisi Sosial
Kota Surakarta terkenal dengan kekayaan kehidupan seni dan budaya
tradisionalnya.Baik berupa tari, musik, teater, seni rupa, dan lain-lain. Kekayaan seni budaya
ini menjadi aset yang sangat berharga yang menjadi daya tarik Kota Surakarta untuk
mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk mengunjungi kota Surakarta dan
memperdalam pengalaman di bidang seni dan budaya lokal.
Kota Surakarta memiliki beragam budaya yang hingga saat ini masih menjadi tradisi
masyarakatnya.Salah satunya adalah perayaan Upacara Sekaten di Surakarta.Upacara tradisi
ini merupakan bagian dari adat istiadat yang berasal dari salah satu upaya masyarakat Jawa
untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan sesame manusia.Sebagai perwujudan dari
itu, Keraton Kasunanan Surakarta sekarang ini masih memiliki beranekaragam hasil
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 21/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 9
kebudayaan.Hal tersebut masih tercermin dengan dilakukannya beberapa upacara
tradisional yang hingga saat ini masih sangat diagungkan, diantaranya adalah sebagai
berikut upacara jamasan pusaka, Sekaten, upacara labuhan, upacara garebeg besar, sesaji
mahesa, dan lawung.
2.1.8 Perekonomian
Kondisi Perekonomian Kota Surakarta dapat diketahui melalui besarnya Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta pada tahun 2010 berdasarkan harga berlaku
sebesar Rp 9.941.136.560.000,- dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 19.908.672,03.
Sementara Nilai PDRB Kota Surakarta tahun 2010 berdasarkan harga konstan tahun 2000
sebesar Rp 5.103.886.240.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 10.221.325,97.PDRB Kota Surakarta pada tahun 2011 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp
10.992.971.190.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 21.984.535,37. Nilai PDRB
Kota Surakarta tahun 2011 berdasarkan harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 5.411.912.320.000,-
atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 10.823.131,95. Berdasarkan data yang ada,
maka terdapat kenaikan nilai PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan Usaha atas dasar harga
berlaku sebesar 10,58%. Sedangkan kenaikan nilai PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan
Usaha atas dasar harga konstan sebesar 6,04%.
Tabel II.2 PDRB BERDASARKAN HARGA KONSTAN 2000 dan HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)
KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2011
No Sektor2010 2011
Berlaku Konstan Berlaku Konstan
1 Pertanian 5.532,79 2.908,82 5.927,58 2.911,03
a. Tanaman Pangan 3400,59 1.677,25 3.553,64 1.613,51
b. Perkebunan 413,15 262,95 447,29 261,95
c. Peternakan 1.703,68 961,78 1.909,46 1.028,29
d. Perikanan 15,37 6,84 17,19 7,28
2 Penggalian 2.942,37 1.832,36 3.010,49 1.809,03
3 Industri 2.081.494,89 1.277.210,09 2.233.247,76 1.312.945,81
a. Makanan, minuman &tembakau 936.017,15 560.822,14 991.016,02 574.513,67
b. Tekstil, Barang kulit & alas kaki 346.023,20 206.447,09 379.594,32 214.723,38
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 22/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 10
No Sektor2010 2011
Berlaku Konstan Berlaku Konstan
c. Barang kayu & hasil hutanlainnya 126.521,66 80.066,55 131.726,21 79.806,77
d. Kertas & Barang cetakan 222.839,14 150.417,79 244.908,95 156.126,42e. Pupuk, Kimia & barang dari
karet 15.737,09 10.477,02 18.195,40 10.770,16
f. Semen & barang lain bukanlogam 34.343,93 22.677,30 38.436,32 23.811,80
g. Alat Angkutan, Mesin &peralatan 109.230,22 78.537,19 119.881,81 81.734,62
h. Barang lainnya 290.782,50 167.765,01 309.489,73 171.458,99
4 Listrik dan air bersih 259.004,48 119.194,83 287.576,62 128.648,33
a. Listrik 2253240,07 111.767,33 250.735,64 120.631,74
b. Air Bersih 33.764,41 7.427,50 36.840,98 8.016,59
5 Konstruksi bangunan 1.440.525,31 671.926,81 1.584.659,42 717.165,296 Perdagangan 2.556.483,24 1.367.808,36 2.885.293,49 1.466.845,97
a. Perdaangan besar dan eceran 2.320.693,29 1.235.796,02 2.622.179,91 135.493,23
b. Hotel 83.420,58 43.817,85 92.027,72 46.346,12
c. Restoran 152.369,37 88.195,49 171.085,86 95.006,62
7 Pengangkuran & Komunikasi 1.106.229,42 514.407,73 1.206.106,83 549.760,87
a. Angkutan 797.068,93 361.093,56 867.723,40 384.941,67
b. Komunikasi 309.160,49 153.314,17 338.383,43 164.819,20
8Keungan, Persewaan & JasaPerusahaan 1.123.362,50 518.980,77 1.282.678,53 567.860,96
a. Bank 619.197,82 222.925,84 703.653,12 238.337,47
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 172.823,40 116.085,92 197.741,08 130.399,34
c. Jasa Penunjang Keuangan 138.561,45 79.646,61 160.166,88 88.747,25
d. Sewa Bangunan 183.872,30 94.901,63 210.148,81 103.794.59
e. Jasa Perusahaan 8.907,53 5.420,77 10.968,64 6.582,31
9 Jasa - jasa 1.365.561,57 629.616,47 1.504.470,47 663.965,04
a. Pemerintahan Umum 939.846,48 449.935,55 1.046.956,89 476.920,63
b. Swasta 425.715,09 179.680,92 457.513,58 187.044,41
Produk Domestik Regional Bruto 9.941.136,56 4.993.370,00 10.992,971,19 5.411.912.32
PDRB Per Kapita 19,91 10,22 21,98 10,82Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka, 2012
Lapangan usaha yang memiliki kontribusi paling besar terhadap nilai domestik kota
Surakarta yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai Rp. 2.885.293,49 juta.
Yang kedua adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp. 2.233.247,76 juta. Yang
terendah adalah sektor penggalian yang hanya berkontribusi sebesar Rp. 3.010,49 juta.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 23/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 11
2.2. TINJAUAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA SURA-
KARTA
2.2.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Tujuan Penataan Ruang dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2011 – 2031 adalah untuk
mewujudkan kota sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata,
serta olah raga.
2.2.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah
Sistem Pusat Pelayanan Kota
Rencana sistem pusat pelayanan kota terkait dengan Kawasan I meliputi :a. SPK kawasan Ipada Kelurahan Kemlayan yang melayani sebagian wilayah Kecamatan
Jebres, sebagian wilayah Kecamatan Pasarkliwon, sebagian wilayah Kecamatan Serengan
dan sebagian wilayah Kecamatan Laweyan, dengan fungsi pelayanan, sebagai berikut:
pariwisata budaya; perdagangan dan jasa; olah raga; dan industri kreatif.
b. PL pada kawasan I adalah Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Sangkrah dan Kelurahan
Baluwarti, dengan pelayanan pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta
industri kreatif.;
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota
Sistem jaringan prasarana wilayah kotaterkait Kawasan I terdiri atas:
1. Rencana Pengembangan Sistem prasarana utama terdiri atas:
A. Rencana Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
1) Rencana Sistem Pengembangan Jaringan jalan diantaranya terdiri atas:
a) Pengembangan jaringan ruas jalan diantaranya pada ruas Jalan Brigjend.
Slamet Riyadi - Jalan Jend. Ahmad Yani - Jalan Tentara Pelajar - Jalan Ir.
Sutami - Jalan Brigjend. Slamet Riyadi - Jalan Jend. Sudirman - Jalan Jend.
Urip Sumoharjo - Jalan Kol. Sutarto - Jalan Ir. Sutami.
b) Pengembangan jaringan jalan kolektor jalan yang menghubungkan kota
dengan kabupaten sekitar dan antar sub pusat kota (pusat kawasan) dan
antar sub pusat kota (pusat kawasan) dengan PL di bawahnya.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 24/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 12
Pembangunan jalan akses untuk mengantisipasi pembangunan jalan tol
Semarang – Surakarta – Mantingan. Pengembangan jaringan jalan kolektor
meliputi:
Jalan Brigjend. Sudiarto - Jalan Veteran - Jalan Bhayangkara - Jalan Dr.
Rajiman - Jalan KH. Agus Salim;
Jalan Kom. Yos Sudarso - Jalan Veteran - Jalan Bhayangkara - Jalan Dr.
Rajiman - Jalan KH. Agus Salim;
Jalan Kol. Sugiyono;
Jalan Kapten Piere Tendean;
Jalan Ir. H. Juanda Kartasanjaya - Jalan Kapt. Mulyadi - Jalan Kampung
Sewu – Jalan Laks. RE Martadinata - Jalan Kapten Mulyadi - Jalan Prof. KH.Kahar Muzakir - Jalan Brigjen. Sudiarto;
Jalan Sutan Syahrir - Jalan Letjend. Suparman - Jalan A.W. Monginsidi.
2) Rencana prasarana lalu lintas dan angkutan umum meliputi terminal penumpang
dan terminal barang. Rencana pengembangan terminal penumpang di kawasan I
meliputi:
pengembangan terminal tipe C di Kelurahan Semanggi-Kecamatan
Pasarkliwon dan Kelurahan Pajang-Kecamatan Laweyan.
3) Rencana pelayanan lalu lintas dan angkutan umum dikembangkan di seluruh
wilayah PPK, SPK dan PL.
a) Prasarana angkutan umum terdiri atas:
pengembangan pelayanan angkutan umum yang diarahkan pada sistem
pengembangan Sarana Angkutan Umum Massal;
pengembangan jaringan angkutan umum massal berbasis jalan terdiri dari
jaringan utama (trunk line), Bus Priority, Bus Kota, Rail Bus, dan jaringan
pengumpang ( feeder line) disesuaikan dengan hierarki jalan; dan pengembangan jaringan angkutan umum massal didukung oleh
terminal/stasiun angkutan antar kota dan terminal/stasiun terpadu antar
moda dalam kota.
b) Pengembangan Sarana Angkutan Umum Massal meliputi jalur Terminal
Kartosuro – Jalan Brigjend. Slamet Riyadi – Simpang Empat Gendengan -
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 25/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 13
Bundaran Gladag – Jalan Jend. Sudirman - Pasar Gede – Jalan Urip
Sumohardjo - Panggung – Jalan Ir. Sutami – Terminal Palur.
c) Pengembangan jaringan angkutan umum massal berbasis jalan meliputi: .
ke arah timur meliputi: Jl. Brigjend. Slamet Riyadi, Jl. Jend. Sudirman, Jl.
Jend. Urip Sumoharjo, Jl. Ir. Sutami, Jl. Kol. Sutarto; dan
ke arah barat meliputi: Jl. Kol. Sutarto, Jl. Ir. Sutami, Jl. Jend. Urip
Sumoharjo, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Brigjend. Slamet Riyadi.
d) Penerapan teknologi moda sistem angkutan umum dan koridor/rute
pelayanan pada sistem jaringan angkutan umum massal dimungkinkan bisa
berubah disesuaikan dengan kapasitas pelayanan yang lebih maksimal.
B. Rencana sistem jaringan transportasi perkeretaapian meliputi:1) revitalisasi jalur kereta api jalur selatan yang menghubungkan Surakarta –
Bandung, Surakarta – Jakarta, dan Surakarta – Surabaya;
2) pengembangan jalur utara – selatan yang menghubungkan Semarang – Surakarta
– Malang – Surabaya;
3) pengembangan jalur tengah yang menghubungkan Semarang – Surakarta; dan
4) pengembangan rel ganda yang meliputi Surakarta – Yogyakarta – Kutoarjo –
Kroya, dan Surakarta – Madiun;
5) pengembangan kereta api komuter yang menghubungkan Surakarta – Boyolali,
Sragen – Surakarta – Klaten – Jogyakarta – Kutoarjo, Surakarta – Sukoharjo –
Wonogiri;
6) pengembangan jalur kereta api yang menghubungkan Kota dengan Bandar Udara
Adisumarmo;
7) peningkatan kapasitas pelayanan Stasiun Surakarta Balapan, Stasiun Purwosari,
Stasiun Jebres (Jakarta – Semarang - Surakarta – Surabaya) dan Stasiun Sangkrah
(Surakarta – Wonogiri);8) pengembangan transportasi yang terintegrasi antara angkutan jalan raya dengan
Kereta Api Komuter Surakarta – Boyolali, Surakarta – Wonogiri, dan Surakarta –
Sukoharjo; dan
9) pemeliharaan jalan akses yang menghubungkan jaringan jalan dengan simpul-
simpul stasiun kereta api di Kota.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 26/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 14
2. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lainnya
a. Rencana sistem jaringan energi meliputi:
1) Pengembangan prasarana kelistrikan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut:
a) rencana umum energi listrik daerah yang meliputi perluasan jaringan
transmisi listrik, jaringan distribusi listrik, dan penambahan kapasitas listrik
kota disesuaikan dengan rencana umum energi Provinsi dan Nasional;
b) sumber energi listrik berasal dari Pembangkit Jawa Bali;
c) rencana penambahan kapasitas gardu distribusi kurang lebih sebesar 175.000
(seratus tujuh puluh lima ribu) KVA;
d) pengembangan jaringan transmisi dan distribusi listrik yang terpadu dengan
RTH, jaringan jalan, dan/atau prasarana lainnya di Kecamatan Jebres.2) Pengembangan energi listrik meliputi:
a) pemanfaatan tenaga surya; dan
b) optimalisasi badan-badan air sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTM) di aliran sungai Bengawan Solo;
b. Rencana sistem jaringan telekomunikasi melalui pengembangan jaringan
telekomunikasi meliputi sistem kabel dan sistem nirkabel yang menjangkau seluruh
wilayah kota. Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon kabel yang
menjangkau seluruh wilayah kota meliputi: jaringan telepon kabel primer dan jaringan
telepon kabel sekunder yang mengikuti ruas jalan perkotaan. Pengembangan dan
pemerataan jaringan telepon nirkabel yang menjangkau seluruh wilayah kota berupa
telepon seluler pengembangan dan penataan Tower Base Transceiver Station (BTS) secara
terpadu di wilayah kota.
c. Rencana sistem jaringan sumber daya air kota meliputi:
1) Sistem jaringan sumber daya air meliputi :
a) Wilayah Sungai (WS);b) Cekungan Air Tanah (CAT);
c) sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan
d) sistem pengendali banjir.
2) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 27/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 15
daya rusak air dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan
sumber daya air Wilayah Sungai Bengawan Solo yang ditetapkan Pemerintah.
3) Wilayah Sungai yang berada pada kota yaitu Wilayah Sungai Bengawan Solo yang
merupakan Wilayah Sungai lintas Propinsi mencakup DAS Bengawan Solo.
4) Cekungan Air Tanah yang berada di kota meliputi Cekungan Air Tanah
Karanganyar – Boyolali.
5) Pengelolaan DAS dilakukan melalui peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi
pada DAS Bengawan Solo dengan anak-anak sungainya;
6) Pengembangan sistem jaringan air baku untuk penyediaan air bersih dengan
pemanfaatan air baku dari air permukaan Sungai Bengawan Solo dan mata air
Ingas Cokrotulung, serta penerapan konsep zero deep well.7) Penyediaan air bersih dengan memanfaatkan air baku meliputi:
a) bagian utara wilayah kota dilayani oleh IPA Jebres dengan kapasitas 50 liter
per detik dan SPAM Regional melalui IPA Mojosongo;
b) bagian tengah wilayah kota dilayani oleh mata air Ingas Cokrotulung dengan
kapasitas 400 liter per detik, IPA Fiber dengan kapasitas 50 liter per detik dan
IPA Jurug dengan kapasitas 200 - 300 liter per detik; dan
c) bagian selatan wilayah kota dilayani dengan IPA Semanggi dengan kapasitas
300 liter per detik.
8) Rencana sistem pengendalian banjir terdiri atas pengendalian banjir jangka
panjang dan jangka pendek, di kawasan sekitar Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes,
Kali Anyar, Kali Gajah Putih, Kali Pepe Hilir, Kali Wingko, Kali Boro, Kali Pelem
Wulung, dan Kali Tanggul, antara lain:
a) mengembangkan jalur hijau di sepanjang sepanjang sungai dan kali;
b) pengendalian banjir jangka panjang dengan pengerukan/normalisasi sungai;
c) menetapkan badan air berupa saluran dan sungai sesuai peruntukannya;d) pengembangan prasarana dan sarana untuk pengendalian banjir di pintu air
di sepanjang Sungai dan kali; dan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 28/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 16
Rencana Pengembangan Infrastruktur Kota
1. Sistem drainase meliputi:
a. sistem drainase perkotaan yang terdiri dari jaringan sungai atau kali dan saluran
primer penuntasan permukiman berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan;
b. jaringan sungai atau kali adalah Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali
Gajah Putih, Kali Pepe Hulu, Kali Pepe Hilir, Kali Wingko, Kali Brojo, Kali Boro, Kali
Pelem Wulung, dan Kali Tanggul; dan
c. pengaturan mengenai jaringan saluran primer penuntasan permukiman ditetapkan
melalui Peraturan Walikota.
2. Sistem persampahan meliputi:
a. mengelola sampah dengan menerapkan konsep reduce, reuse and recycle (3R);b. optimalisasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo; dan
c. mengembangkan konsep Tempat Pembuangan Akhir sampah regional.
3. Sistem penyediaan air bersih meliputi peningkatan pelayanan jaringan primer dari
Cokrotulung Kabupaten Klaten ke jaringan sekunder dan tersier yang mencakup seluruh
jaringan jalan di kota serta pengembangan sistem penyediaan air bersih regional yang
mengambil sumber air dari Waduk Gajah Mungkur. Upaya-upaya yang dilakukan dalam
rangka penyediaan air bersih yaitu:
a. meningkatkan pelayanan air bersih dari 57,26 % (lima puluh tujuh koma dua puluh
enam per seratus) menjadi 80% (delapan puluh perseratus);
b. mengurangi tingkat kebocoran/kehilangan air dari 39,26% (tiga puluh sembilan koma
dua puluh enam persen) menjadi 20% (dua puluh persen) di akhir tahun perencanaan;
c. meningkatkan produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kota dari 859,54
(delapan ratus lima puluh sembilan koma lima empat) liter per detik menjadi 1.770,17
(seribu tujuh ratus tujuh puluh koma tujuh belas per seratus) liter per detik;
d. membangun reservoir baru dengan kapasitas sebesar 300 liter per detik di IPASemanggi, dan IPA Mojosongo; dan
e. meningkatkan kapasitas sebesar 900 liter per detik melalui SPAM regional.
Pelayanan dan pengelolaan air minum kota disediakan oleh PDAM ke seluruh wilayah.
4. Sistem pengelolaan air limbah kota meliputi:
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 29/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 17
a. Sistem pengelolaan terpusat di wilayah pelayanan yaitu :wilayah pelayanan kota
bagian selatan dengan pengolahan IPAL di Kelurahan Semanggi.
b. Sistem pengelolaan komunal berbasis masyarakat dilakukan di luar sistem perpipaan.
c. Sistem pengelolaan prasarana air limbah dilakukan melalui:
1) merehabilitasi jaringan pipa peninggalan Belanda (jaringan saluran disebutkan
daerah pelayanannya sampai ke IPAL Semanggi);
2) mengoptimalisasi IPAL Semanggi;
3) meningkatan cakupan pelayanan sambungan air limbah perumahan; dan
4) membangun IPAL di Kelurahan Pucang Sawit dengan kapasitas 6.000 SR.
d. Sistem pengelolaan air limbah B3 diatur melalui peraturan perundang-undangan.
5. Sistem jaringan pedestrian meliputi:a. pengembangan sistem pedestrian pada pusat-pusat kegiatan serta berada pada
kawasan pariwisata dan tidak mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem
transportasi/sirkulasi yang ada;
b. jalur pedestrian dan jalur sepeda diintegrasikan dengan jaringan angkutan umum
berikut fasilitas pendukungnya yang memadai dengan memperhitungkan
penggunaannya bagi penyandang cacat;
c. peningkatan penataan jalur pedestrian pada koridor Purwosari – Brengosan –
Gendhengan – Sriwedari – Ngapeman – Gladag – Pasar Gedhe;
d. pembangunan jalur pedestrian pada koridor menuju kawasan cagar budaya di seluruh
wilayah kota; dan
e. pembangunan jalur pedestrian pada koridor menuju kawasan strategis di seluruh
wilayah kota.
6. Sistem jaringan jalur sepeda meliputi:
a. pengembangan dan perbaikan jalur khusus untuk sepeda di Jalan Brigjend. Slamet
Riyadi, Jalan L.U. Adi Sucipto, Jalan MT. Haryono, Jalan Jend. Urip Sumoharjo, JalanKol. Sutarto, Jalan Ir. Sutami dan Jalan Dr. Rajiman;
b. menanam pohon-pohon yang rindang di sepanjang jalur sepeda;
c. mengadakan tempat parkir sepeda yang aman di tempat umum dan tempat kerja;
d. memperbaiki rambu di setiap simpang, sehingga memudahkan pengendara sepeda
untuk menyeberang jalan tanpa harus bersaing dengan kendaraan bermotor.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 30/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 18
7. Sistem jaringan pejalan kaki meliputi:
a. meningkatan kualitas jalur pejalan kaki; dan
b. mengembangan jalur pejalan kaki dilaksanakan berdasarkan arahan pengembangan
dan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Daerah.
8. Lokasi parkir dan perpindahan moda terletak di Kelurahan Sondakan-Kecamatan
Laweyan, Kelurahan Joyotakan-Kecamatan Pasarkliwon, Kelurahan Pucangsawit dan
Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres
9. Jalur evakuasi bencana meliputi:
a. jalur evakuasi (escape way) bencana, meliputi:
1) arah Selatan, melalui Jalan Veteran – Jalan Bhayangkara – Jalan Radjiman – Jalan
dr. Wahidin Sudiro Husodo – Jalan Dr. Muwardi – Lapangan Manahan;2) arah Tenggara, melalui Jalan Kapten Mulyadi – Jalan Urip Sumohardjo – Jalan
Jend. Ahmad Yani – Lapangan Manahan;
3) arah Timur, melalui Jalan Ir. Sutami – Jalan Kol. Sutarto – Jalan Jend. Ahmad Yani
– Lapangan Manahan; dan
b. jalur evakuasi menuju tempat evakuasi (melting point) skala kota yang berlokasi di
Gelanggang/Lapangan Olah Raga Manahan serta tempat evakuasi untuk skala
kawasan dan lokal berlokasi di kantor kecamatan atau kantor kelurahan yang ada
pada masing-masing kawasan.
2.2.3. Rencana Pola Ruang Wilayah
Kebijakan pengembangan pola ruang Kota Surakarta berdasarkan RTRW Kota
Surakarta tahun 2011 – 2031 yaitu :
Kawasan Lindung
Kawasan lindung terdiri atas:
1. Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko, Kali Brojo, Kali
Boro, Kali Pelem Wulung dengan arahan pengembangan meliputi:
a. Sungai Bengawan Solo yang melalui kota memiliki garis sempadan sungai sekurang-
kurangnya 5 (lima) meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul; dan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 31/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 19
b. Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko, Kali
Brojo, Kali Boro, Kali Pelem Wulung yang melalui kota memiliki garis sempadan
sungai sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Luas kawasan perlindungan setempat kurang lebih 401 (empat ratus satu) ha dengan
sebaran lokasi di Kawasan I seluas 47 (empat puluh tujuh) ha, terletak di Kecamatan Jebres
seluas 12 (dua belas) ha, Kecamatan Laweyan seluas 5 (lima) Ha dan Kecamatan
Pasarkliwon seluas 30 (tiga puluh) ha;
Rencana pengembangan kawasan perlindungan setempat, meliputi:
a. mempertahankan fungsi sempadan sungai dan mengendalikan perkembangannya;
b. mengembalikan fungsi sempadan sungai di seluruh wilayah kota sebagai RTH secara
bertahap; danc. merehabilitasi kawasan sempadan sungai yang mengalami penurunan fungsi.
2. Penyediaan RTH untuk mencapai luasan minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas
wilayah kota, dikembangkan RTH privat minimal 10% (sepuluh persen) dan RTH publik
sebesar 20% (dua puluh persen) dari luas wilayah kota. Penyediaan RTH privat meliputi
pekarangan rumah, perkantoran, pertokoan dan tempat usaha, kawasan peruntukan
industri, fasilitas umum, dengan luasan sekitar 446,32 (empat ratus empat puluh enam
koma tiga puluh dua) ha atau sekitar 10,13% (sepuluh koma tiga belas persen) dari luas
kota. RTH publik dengan luasan sekitar 882,04 (delapan ratus delapan puluh dua koma nol
empat) ha atau sekitar 20,03% (dua puluh koma nol tiga persen) dari luas kota meliputi:
a. RTH taman kota/alun-alun/monumen dikembangkan secara bertahap dengan luas
pengembangan sekitar 357 (tiga ratus lima puluh tujuh) ha.
b. RTH taman pemakaman dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan
sekitar 50 (lima puluh) ha.
c. RTH penyangga air (resapan air) dikembangkan secara bertahap dengan luas
pengembangan sekitar 11,55 (sebelas koma lima puluh lima) ha.d. RTH jalur jalan kota dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan
sekitar 214,55 (dua ratus empat belas koma lima puluh lima) ha.
e. RTH sempadan sungai dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan
sekitar 77,61 (tujuh puluh tujuh koma enam puluh satu) ha.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 32/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 20
f. RTH sempadan rel dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan sekitar
73 (tujuh puluh tiga) ha.
g. RTH tanah negara dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan sekitar
77,23 (tujuh puluh tujuh koma dua puluh tiga) ha.
h. RTH kebun binatang dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan
sekitar 21,10 (dua puluh satu koma sepuluh) ha.
3. Kawasan cagar budaya seluas 81 (delapan puluh satu) ha, dengan sebaran lokasi di
Kawasan I seluas 57 (lima puluh tujuh) ha yang tersebar di Kecamatan Laweyan seluas 4
(empat) ha dan Kecamatan Pasar kliwon seluas 53 (lima puluh tiga) ha;
Kawasan cagar budaya yang terbagi dalam:
a. kelompok kawasan, meliputi ruang terbuka/taman, dan kawasan bangunan cagarbudaya lainnya yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
b. kelompok bangunan, meliputi bangunan rumah tradisional, bangunan umum kolonial,
bangunan peribadatan, gapura, tugu, monumen, dan perabot jalan.
Pengembangan dan pengelolaan kawasan cagar budaya melalui:
a. Pengembangan jalur khusus wisata yang menghubungkan antar kawasan cagar
budaya diatur dalam rencana induk pariwisata kota.
b. Pelestarian cagar budaya yang mengalami penurunan fungsi dan kondisi bangunan
diatur dalam rencana induk pelestarian cagar budaya.
4. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan bencana banjir. Kawasan rawan
bencana banjir meliputi kawasan sepanjang sisi Sungai Bengawan Solo dan sekitarnya.
Kawasan rawan bencana banjir meliputi:
a. Kecamatan Pasarkliwon di Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Baluwarti,
Kelurahan Gajahan, Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Kauman, Kelurahan Kedung
Lumbu, Kelurahan Pasarkliwon, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Semanggi; danb. Kecamatan Serengan di Kelurahan Danukusuman, Jayengan, Joyotakan, Kemlayan,
Kratonan, Serengan, dan Tipes.
Rencana pengelolaan kawasan rawan bencana banjir meliputi:
a. normalisasi Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Gajah Putih, Kali Pepe
Hilir, Kali Wingko, Kali Boro, Kali Pelem Wulung dan Kali Tanggul;
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 33/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 21
b. penguatan tanggul sungai di sekitar Sungai Bengawan Solo, Kali Wingko, Kali Anyar,
Kali Gajah Putih;
c. pemeliharaan kolam retensi; dan
d. revitalisasi drainase perkotaan.
Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya terdiri atas:
Kawasan peruntukan industri meliputi:
a. Industri rumah tangga diantaranya industri rumah tangga pembuatan shuttle cock dan
gitar di Kecamatan Pasarkliwon;
b. Industri kreatif meliputi industri batik di Kecamatan Pasarkliwon dan Laweyan.
Kawasan peruntukan industri meliputi:a. penetapan kegiatan industri ramah lingkungan dan harus dilengkapi dengan sistem
pengolahan limbah; dan
b. pengembangan kawasan industri yang didukung oleh jalur hijau sebagai penyangga
antar fungsi kawasan.
Kawasan peruntukan pariwisata terdiri dari pariwisata cagar budaya dan nilai-nilai
tradisional, pariwisata sejarah, pariwisata belanja dan pariwisata kuliner serta transportasi
pariwisata. Kawasan pariwisata cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional terletak di
Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Pasarkliwon. Kawasan
pariwisata belanja meliputi wisata belanja batik di Kecamatan Pasarkliwon dan Kecamatan
Laweyan. Kawasan pariwisata kuliner yang tersebar di wilayah kota. Untuk menunjang
pariwisata dikembangkan transportasi wisata yang meliputi:
a. pengembangan prasarana transportasi wisata menggunakan jaringan jalan rel, jalan
raya, dan sungai;
b. jaringan transportasi wisata menggunakan jalan rel dan jalan raya berada pada koridor
yang menghubungkan Stasiun Jebres, Stasiun Surakarta Balapan, Stasiun Purwosari,
dan Stasiun Sangkrah;
c. jaringan transportasi wisata sungai dikembangkan di Kali Pepe, Kali Anyar, dan
Sungai Bengawan Solo.
Pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata, meliputi:
a. pengembangan pola perjalanan wisata kota;
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 34/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 22
b. pengembangan kegiatan pendukung yang meliputi hotel, restoran, pusat penukaran
uang asing, pusat souvenir, dan oleh-oleh; dan
c. Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata kota lebih lanjut akan diatur dalam
rencana induk pariwisata.
Kawasan peruntukan permukiman dikembangkan seluas 2.275 (dua ribu dua ratus tujuh
puluh lima) ha, yang tersebar di seluruh wilayah Kota. Pengembangan perumahan vertikal
berupa Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di Kecamatan Serengan. Kawasan peruntukan
permukiman yaitu kawasan permukiman kepadatan tinggi dengan sebaran di Kawasan I
seluas 464 (empat ratus enam puluh empat) ha yaitu di:
a) Kecamatan Jebres seluas 62 (enam puluh dua) ha;
b) Kecamatan Laweyan seluas 111 (seratus sebelas) ha;c) Kecamatan Pasarkliwon seluas 186 (seratus delapan puluh enam) ha;
d) Kecamatan Serengan seluas 105 (seratus lima) ha;
Peningkatan kualitas permukiman kumuh di seluruh wilayah kota. Pengembangan
perumahan yang menyediakan ruang terbuka di seluruh wilayah kota. Pengembangan
taman pada masing-masing PPK, SPK dan PL; dan Pengembangan sumur–sumur resapan
individu dan kolektif di setiap pengembangan lahan terbangun.
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi:
a. Pasar tradisional berada di wilayah Kelurahan Kauman, Kelurahan Kemlayan,
Kelurahan Semanggi, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Nusukan, Kelurahan
Danusuman, Kelurahan Panjang, Kelurahan Purwosari, Kelurahan Karangasem,
Kelurahan Manahan, Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Ketelan, Kelurahan Keprabon,
Kelurahan Mojosongo dan Kelurahan Pasarkliwon.
b. Pusat perbelanjaan meliputi:
1) pengembangan perdagangan skala regional kota diantaranya di Kelurahan
Danusuman, Kelurahan Serengan, Kelurahan Kedung Lumbu-Kecamatan
Pasarkliwon dan Kelurahan Panularan-Kecamatan Laweyan berupa perdagangan
grosir dan pasar besar; dan
2) pengembangan kawasan perdagangan berbentuk rumah toko di sepanjang jalan
protokol.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 35/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 23
c. Toko modern berupa pengembangan pusat perbelanjaan dan toko modern di wilayah
kota yang penempatannya ditetapkan dalam Peraturan Walikota.
Pengembangan kawasan peruntukan perkantoran di Kawasan I seluas 1 (satu) ha, yaitu di
Kecamatan Laweyan;
Kawasan RTNH di kawasan I seluas 3 (tiga) ha, terletak di Kecamatan Jebres seluas 1 (satu)
ha dan Kecamatan Pasarkliwon seluas 2 (dua) Ha;
Kawasan peruntukan kegiatan sektor informal meliputi:
a. ruang yang sudah ditetapkan sebagai ruang relokasi dan pengelompokkan PKL oleh
Pemerintah Daerah;
b. ruang sekitar pusat perdagangan disediakan oleh pemilik pusat perdagangan sebagai
bentuk dari Coorporate Social Responsibility (CSR); c. ruang tempat penyelenggaraan acara Pemerintah Daerah dan/atau pihak swasta
sebagai pasar malam (night market), di Jalan Diponegoro dan Jalan Gatot Subroto; dan
d. sebaran ruang bagi kegiatan sektor informal, di Kawasan I yaitu di Kelurahan
Kedunglumbu, Kelurahan Jayengan, Kelurahan Keratonan dan Kelurahan Sriwedari-
Kecamatan Pasarkliwon;
Kawasan peruntukan lain pertanian seluas sekitar 111 (seratus sebelas) ha yang terletak di
Kecamatan Pasarkliwon, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan
Jebres, terdiri dari lahan pertanian basah dan lahan pertanian kering yang ditetapkan dan
dipertahankan sebagai kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Lahan pertanian kering meliputi lahan kering di kawasan I seluas 3 (tiga) ha yaitu di
Kelurahan Semanggi-Kecamatan Pasarkliwon.
Kawasan peruntukan lain perikanan terdiri dari:
a. kawasan perikanan tangkap;
b. Kawasan perikanan budidaya dialokasikan di perairan umum darat tersebar di
Kelurahan Manahan, Kelurahan Sumber, Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari
dan Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres.
c. Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan tersebar di Balekambang di depo
Kelurahan Gilingan dan Kelurahan Manahan-Kecamatan Banjarsari.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 36/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 24
Kawasan peruntukan lain pelayanan umum yang meliputi pendidikan, kesehatan dan
peribadatan dikembangkan di seluruh wilayah kota.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah diantaranya meliputi:
a. Korem 074/ Warastratama di Kecamatan Laweyan;
b. Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di kecamatan-kecamatan;
c. Pusdiktop Kodiklat di Kecamatan Pasarkliwon;
d. Kantor Polisi Militer di Kecamatan Pasarkliwon.
2.2.4. Rencana Kawasan Strategis
Kawasan strategis Kota diantaranya adalah :
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek ekonomi merupakan kawasanterpadu yang diantaranya pada koridor Jalan Jend. Gatot Subroto dan sebagian ruas
Jalan Dr. Rajiman (Coyudan) Kelurahan Kemlayan-Kecamatan Serengan; dan
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek sosial budaya diarahkan di kawasan
Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari.
c. Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan di kawasan Solo
Techno Park.
d. Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan lingkungan di Kawasan Satwa Taru
Jurug
2.3. GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN
2.3.1 Wilayah Administrasi
Kawasan I Kota Surakarta terdiri dari 22 Kelurahan dengan wilayah administrasi seluas
1.063,45 ha. Kelurahan yang termasuk dalam Kawasan I Kota Surakarta berasal dari 4
Kecamatan yang berbeda antara lain Kecamatan Pasar kliwon sebanyak 9 Kelurahan,
Kecamatan Serengan sebanyak 7 Kelurahan dan Kecamatan laweyan sebanyak 3 Kelurahanserta Kecamatan Jebres sebanyak 3 Kelurahan. Kelurahan yang memiliki wilayah terluas adalah
Kelurahan Semanggi yaitu seluas 166,82 ha sedangkan Kelurahan dengan wilayah administrasi
paling sedikit adalah Kelurahan Kauman yaitu seluas 19,2 ha. Untuk lebih jelasnya mengenai
luasan wilayah administrasi Kawasan I Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel II.5.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 37/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 25
2.3.2 Kondisi Sosial dan Kependudukan Kawasan I Kota Surakarta
A. Jumlah penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 memiliki penduduk sebanyak 193.435
jiwa.Kelurahan yang memiliki penduduk paling banyak adalah Kelurahan Semanggi
yaitu sebanyak 34.439 jiwa, kelurahan yang memiliki penduduk paling sedikit adalah
Kelurahan Kauman yaitu sebanyak 3.515 jiwa.
Kepadatan penduduk di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 182
jiwa/ha.Kelurahan dengan angka kepadatan penduduk paling banyak adalah Kelurahan
Gandekan Kecamatan Jebres yaitu sebanyak 275 jiwa/ha, sedangkan kelurahan yang
memiliki kepadatan penduduk terendah adalah Kelurahan Sriwedari yaitu sebanyak 83
jiwa/ha.
Tabel II.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk (Jiwa/ha) Kawasan I
Kota Surakarta Tahun 2013
No Kecamatan/KelurahanLuas(ha)
JumlahPenduduk
Kepadatan Jiwa/ha
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 54 11.778 218
2 Semanggi 166,82 34.439 206
3 Pasar Kliwon 36 7.188 200
4 Baluwarti 40,7 7.480 184
5 Gajahan 33,9 5.233 154
6 Kauman 19,2 3.515 183
7 Kampung Baru 30,6 3.635 119
8 Kedung Lumbu 55,1 5.696 103
9 Sangkrah 45,2 11.532 255
Jumlah A 481,52 90.496 188
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 45,9 8.936 195
2 Danukusuman 50,8 11.871 234
3 Serengan 64 13.211 2064 Tipes 64 11.597 181
5 Kratonan 32,4 5.699 176
6 Jayengan 29,3 5.764 197
7 Kemlayan 33 3.879 118
Jumlah B 319,4 60.957 191
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 54,4 9.930 183
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 38/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 26
No Kecamatan/KelurahanLuas(ha)
JumlahPenduduk
Kepadatan Jiwa/ha
2 Sriwedari 51,3 4.245 83
3 Penumping 50,33 5.625 112
Jumlah C 156,03 19.800 127D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 23 4.999 217
2 Gandekan 35 9.625 275
3 Sewu 48,5 7.558 156
Jumlah D 106,5 22.182 208
TOTAL 1063,45 193.435 182Sumber : BPS dalam Angka 2014
B. Jumlah penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 193.435 jiwa yang
terdiri dari penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 94.990 jiwa dan penduduk
berjenis kelamin perempuan sebanyak 98.445 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki paling
banyak terdapat di Kelurahan Semanggi yaitu sebanyak 17.224 jiwa, sedangkan paling
sedikit berada di Kelurahan Kampung Baru yaitu sebanyak 1.554 jiwa.
Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan paling banyak berada di Kelurahan
Semanggi yaitu sebanyak 17.215 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan
paling sedikit berada di Kelurahan Kauman yaitu sebanyak 1.720 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel yang
ada berikut.
Tabel II.4 Penduduk Menurut Jenis KelaminKawasan I Kota Surakarta
Tahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 5.730 6.048 11.778
2 Semanggi 17.224 17.215 34.4393 Pasar Kliwon 3.456 3.732 7.188
4 Baluwarti 3.585 3.895 7.480
5 Gajahan 2.548 2.685 5.233
6 Kauman 1.795 1.720 3.515
7 Kampung Baru 1.554 2.081 3.635
8 Kedung Lumbu 2.890 2.806 5.696
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 39/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 27
No Kecamatan/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah
9 Sangkrah 5.547 5.985 11.532
Jumlah A 44.329 46.167 90.496
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 4.496 4.440 8.9362 Danukusuman 5.674 6.197 11.871
3 Serengan 6.516 6.695 13.211
4 Tipes 5.730 5.867 11.597
5 Kratonan 2.756 2.943 5.699
6 Jayengan 2.849 2.915 5.764
7 Kemlayan 1.864 2.015 3.879
Jumlah B 29.885 31.072 60.957
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 4.903 5.027 9.930
2 Sriwedari 2.062 2.183 4.2453 Penumping 2.671 2.954 5.625
Jumlah C 9.636 10.164 19.800
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 2.492 2.507 4.999
2 Gandekan 4.826 4.799 9.625
3 Sewu 3.822 3.736 7.558
Jumlah D 11.140 11.042 22.182
TOTAL 94.990 98.445 193.435Sumber : BPS dalam Angka 2014
C. Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 93.435 jiwa.
Kelompok umur yang paling banyak penduduknya adalah kelompok umur 30 – 39 yaitu
sebanyak 28.608 jiwa, sedangkan kelompok umur paling sedikit jumlahnya adalah
kelompok umur 60 tahun keatas yaitu sebanyak 12.277 jiwa. Berdasarkan kelompok umur
yang ada, maka jumlah penduduk usia produktif (usia 20 sampai dengan 49 tahun)
sebanyak 92.151 jiwa, sedangkan penduduk yang tidak produktif (usia 50 tahun keatas)
sebanyak 31.337 jiwa.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 40/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 28
Tabel II.5 Penduduk Menurut Kelompok Umum di Kawasan I Kota Surakarta
Tahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59 +60 Jumlah
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 1.027 887 735 829 1.442 1.741 1.741 1.690 1.519 167 11.778
2 Semanggi 3.117 2.662 2.692 2.917 2.782 3.170 5.738 4.753 3.670 2.938 34.439
3 Pasar Kliwon 568 515 573 593 610 659 1.092 1.412 829 337 7.188
4 Baluwarti 1.306 566 645 783 749 893 862 742 537 397 7.480
5 Gajahan 325 296 338 390 442 555 908 864 564 551 5.233
6 Kauman 395 234 295 320 239 291 766 497 439 39 3.515
7 Kampung Baru 485 255 345 383 372 302 743 437 271 42 3.635
8 Kedung Lumbu 310 402 453 422 405 376 1.154 887 677 610 5.696
9 Sangkrah 966 959 885 1.019 1.032 1.248 2.046 1.512 1.099 766 11.532
Jumlah A 8.499 6.776 6.961 7.656 8.073 9.235 15.050 12.794 9.605 5.847 90.496
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 1.384 368 867 1.293 1.200 1.022 968 867 662 305 8.936
2 Danukusuman 975 756 1.486 1.526 1.525 1.350 1.588 1.287 889 489 11.871
3 Serengan 1.040 987 1.687 1.634 1.649 1.576 1.446 1.250 1.181 761 13.211
4 Tipes 789 640 857 943 887 930 2.226 1.843 1.320 1.162 11.597
5 Kratonan 245 235 473 428 405 414 1.030 943 817 709 5.699
6 Jayengan 695 342 591 562 713 728 849 607 416 261 5.764
7 Kemlayan 993 522 327 359 350 358 284 245 262 179 3.879
Jumlah B 6.121 3.850 6.288 6.745 6.729 6.378 8.391 7.042 5.547 3.866 60.957
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 2.438 913 851 1.058 900 861 950 887 832 240 9.930
2 Sriwedari 273 309 302 296 313 319 767 693 478 495 4.245
3 Penumping 577 469 721 652 717 674 672 587 444 112 5.625
Jumlah C 3.288 1.691 1.874 2.006 1.930 1.854 2.389 2.167 1.754 847 19.800
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 41/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 29
No Kecamatan/Kelurahan 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59 +60 Jumlah
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 280 425 381 378 409 499 832 647 617 531 4.999
2 Gandekan 813 847 828 1.297 1.200 987 1.075 1.115 717 746 9.625
3 Sewu 860 654 612 817 965 682 871 837 820 440 7.558
Jumlah D 1.953 1.926 1.821 2.492 2.574 2.168 2.778 2.599 2.154 1.717 22.182
TOTAL 19.861 14.243 16.944 18.899 19.306 19.635 28.608 24.602 19.060 12.289 193.435
Sumber : BPS dalam Angka 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 42/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 30
D. Jumlah penduduk Menurut Pendidikan
Jumlah penduduk usia 5 tahun keatas di Kawasan I Kota Surakarta menurut
pendidikan pada tahun 2013 sebanyak 176.236 jiwa. Tingkat pendidikan paling banyak di
Kawasan I Kota Surakarta adalah penduduk Tamatan SLTA yaitu sebanyak 37.515 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk yang tidak sekolah sebanyak 13.319 jiwa.Penduduk yang
berpendidikan tamat akademi/perguruan tinggi di Kawasan I Kota Surakarta sebanyak
18.606 jiwa.
Tabel II.6
Banyaknya Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikandi Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan
TamatAkademi/PT
TamatSLTA
TamatSLTP
TamatSD
Tidak
TamatSD
BelumTamat SD
TidakSekolah Jumlah
AKecamatan PasarKliwon
1 Joyosuran 1.166 3.405 1.931 1.664 915 687 1.074 10.842
2 Semanggi 3.193 8.128 7.006 2.320 3.084 5.483 2.109 31.323
3 Pasar Kliwon 209 2.562 1.746 671 777 644 10 6.619
4 Baluwarti 598 1.571 1.698 1.080 313 433 481 6.174
5 Gajahan 842 1.780 928 412 124 405 415 4.906
6 Kauman 603 664 496 297 129 566 365 3.120
7 Kampung Baru 577 1.132 482 311 115 211 320 3.148
8 Kedung Lumbu 656 1.284 943 850 798 642 213 5.3869 Sangkrah 679 3.050 2.185 2.602 203 903 944 10.566
Jumlah A 8.523 23.576 17.415 10.207 6.458 9.974 5.931 82.084
BKecamatanSerengan
1 Joyokatan 151 1.446 1.639 2.895 317 565 561 7.574
2 Danukusuman 601 3.246 2.758 3.363 367 287 334 10.956
3 Serengan 1.979 4.505 2.786 1.167 686 874 168 12.165
4 Tipes 1.447 3.433 1.839 1.776 812 411 1.190 10.908
5 Kratonan 907 1.880 822 600 417 232 660 5.518
6 Jayengan 725 1.424 971 710 273 754 309 5.166
7 Kemlayan 377 439 441 318 267 868 276 2.986
Jumlah B 6.187 16.373 11.256 10.829 3.139 3.991 3.498 55.273
CKecamatanLaweyan
1 Panularan 757 2.978 2.865 2.625 254 75 76 9.630
2 Sriwedari 775 1.449 586 363 248 184 367 3.972
3 Penumping 776 1.743 1053 672 90 657 57 5.048
Jumlah C 2.308 6.170 4504 3.660 592 916 500 18.650
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 43/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 31
No Kecamatan/Kelurahan
TamatAkademi/PT
TamatSLTA
TamatSLTP
TamatSD
TidakTamat
SD
BelumTamat SD
TidakSekolah
Jumlah
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 573 1.197 684 782 420 380 683 4.7192 Gandekan 832 1.536 1.647 1.786 622 914 1.475 8.812
3 Sewu 183 1.069 2.009 830 676 699 1.232 6.698
Jumlah D 1.588 3.802 4.340 3.398 1.718 1.993 3.390 20.229
TOTAL 18.606 49.921 37.515 28.094 11.907 16.874 13.319 176.236
Sumber : BPS dalam Angka 2014
E. Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk Kawasan I Kota Surakarta menurut mata pencaharian pada tahun
2013 sebanyak 159.406 jiwa.Mata pencaharian yang paling sedikit digeluti olehmasyarakat di Kawasan I Kota Surakarta adalah sebagai petani yaitu sebanyak 4 jiwa.
Penduduk yang bekerja sebagai pengusaha sebanyak 7.006 jiwa, penduduk yang bekerja
sebagai buruh industri sebanyak 25.121 jiwa, penduduk yang bekerja sebagai buruh
bangunan sebanyak 15.070 jiwa, penduduk yang bekerja sebagai pedagang sebanyak
15.722 jiwa, penduduk yang bekerja di sektor angkutan sebanyak 8.966 jiwa, penduduk
yang bekerja sebagai PNS/ TNI/POLRI sebanyak 3.988 jiwa
Gambar 2.2
Diagram Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencahariandi Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 44/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 32
Tabel II.7
Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan PetaniPemilikUsaha
BuruhIndustri
BuruhBangunan
Pedagang AngkutanPNS/TNI/
POLRIPensiunan lain Jumlah
AKecamatan PasarKliwon
1 Joyosuran 0 48 1.400 580 331 120 121 168 7.175 9.943
2 Semanggi 0 689 3.547 3.072 4.368 1.583 283 300 14.818 28.660
3 Pasar Kliwon 0 74 1.327 1.744 191 111 156 258 2.245 6.106
4 Baluwarti 0 59 568 421 461 231 729 83 3.057 5.609
5 Gajahan 0 102 1.215 57 221 221 233 106 2.457 4.612
6 Kauman 0 342 161 113 718 64 51 78 1.358 2.885
7 Kampung Baru 0 24 74 322 54 12 82 68 2.256 2.892
8 Kedung Lumbu 0 170 487 584 450 979 134 1.117 2.599 6.520
9 Sangkrah 0 1.173 2.615 1.074 1.174 1.504 96 138 2.274 10.048
Jumlah A 0 2.681 11.394 7.967 7.968 4.825 1.885 2.316 38.239 77.275
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 1 585 1.610 640 279 100 135 69 3.374 6.793
2 Danukusuman 0 401 1.443 992 451 539 551 72 5.289 9.738
3 Serengan 1 414 581 576 1.360 627 343 235 6.917 11.054
4 Tipes 2 60 783 951 106 27 157 216 7.749 10.0515 Kratonan 0 867 1.239 182 1.188 666 111 97 387 4.737
6 Jayengan 0 99 753 71 578 43 59 67 3.045 4.715
7 Kemlayan 0 230 474 609 587 53 59 74 1 2.087
Jumlah B 4 2.656 6.883 4.021 4.549 2.055 149 830 26.762 49.175
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 0 797 521 488 989 708 498 377 2.033 6.411
2 Sriwedari 0 15 241 419 530 156 102 136 2.063 3.662
3 Penumping 0 54 2.120 309 9 39 64 111 1.874 4.580
Jumlah C 0 866 2.882 1.216 1.528 903 664 624 5.970 14.653
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 45/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 33
No Kecamatan/Kelurahan PetaniPemilikUsaha
BuruhIndustri
BuruhBangunan
Pedagang AngkutanPNS/TNI/
POLRIPensiunan lain Jumlah
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 0 708 296 320 483 326 354 349 1.458 4.294
2 Gandekan 0 72 693 818 936 792 890 771 2.993 7.965
3 Sewu 0 23 2.973 728 258 65 46 48 1.903 6.044
Jumlah D 0 803 3.962 1.866 1.677 1.183 1.290 1.168 6.354 18.303
TOTAL 4 7.006 25.121 15.070 15.722 8.966 3.988 4.938 77.325 159.406
Sumber : BPS dalam Angka 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 46/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 34
F. Jumlah penduduk Menurut Agama
Jumlah penduduk di Kawasan I Kota Surakarta tahun 2013 paling banyak menganut
agama islam yaitu sebanyak 154.379 jiwa atau sebesar 79,81% dari penduduk total
Kawasan I Kota Surakarta, penduduk yang memeluk agama katolik sebanyak 18.840 jiwa,
penduduk yang memeluk agama Kristen protestan sebanyak 19.274 jiwa, penduduk yang
beragama budha sebanyak 756 jiwa dan penduduk yang beragama hindu sebanyak 186
jiwa.
Tabel II.8
Banyaknya Penduduk Menurut Agama di Kawasan IKota Surakarta Tahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan Islam Katolik Protestan Budha Hindu Jumlah
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 7.853 1.894 1.962 56 13 11.7782 Semanggi 30.130 1.712 2.556 10 31 34.439
3 Pasar Kliwon 6.892 24 253 19 0 7.188
4 Baluwarti 6.632 504 311 16 17 7.480
5 Gajahan 3.461 692 860 202 18 5.233
6 Kauman 3.328 93 55 39 0 3.515
7 Kampung Baru 2.231 882 487 24 11 3.635
8 Kedung Lumbu 4.875 445 358 15 3 5.696
9 Sangkrah 9.973 926 617 8 8 11.532
Jumlah A 75.375 7.172 7.459 389 101 90.496
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 7.789 341 802 4 0 8.936
2 Danukusuman 8.911 1.427 1.512 21 0 11.8713 Serengan 10.895 1.247 1.047 21 1 13.211
4 Tipes 9.209 1.057 1.309 19 2 11.596
5 Kratonan 4.307 404 965 20 0 5.696
6 Jayengan 4.595 313 795 65 0 5.768
7 Kemlayan 2.430 648 801 0 0 3.879
Jumlah B 48.136 5.437 7.231 150 3 60.957
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 8.366 1.463 67 19 16 9.931
2 Sriwedari 2.925 623 667 26 4 4.245
3 Penumping 4.218 678 707 15 6 5.624
Jumlah C 15.509 2.764 1.441 60 26 19.800
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 2.609 918 1.359 105 8 4.999
2 Gandekan 6.206 2.121 1.251 29 18 9.625
3 Sewu 6.544 428 533 23 30 7.558
Jumlah D 15.359 3.467 3.143 157 56 22.182
TOTAL 154.379 18.840 19.274 756 186 193.435
Sumber : BPS dalam Angka 2014
2.3.3 Sarana dan Prasarana Kota
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 47/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 35
A. Sarana Perumahan dan Permukiman
Kawasan I Kota Surakarta merupakan kawasan pusat kota dimana terdapat
konsentrasi permukiman yang cukup tinggi (padat). Berkaitan dengan hal tersebut sarana
perumahan dan permukiman pada Kawasan I ini selain berupa perumahan yang telah
lama tumbuh dan berkembang, di kawasan ini juga terdapat dua lokasi rumah susun
yaitu di Begalon Kel.Panularan dan Kel.Semanggi.
Tabel II.9Data Kondisi Rusunawa di Kawasan I Kota Surakarta
No Lokasi RusunawaTahun
PembangunanTerhuni/
tidakpengelola
JumlahPenghuni
Kondisi
1 Rusunawa Begalon Idan II
2003-2004 dan2006-2007
Terhuni UPTD RumahSusun PemkotSurakarta
192 KK Baik
2 Rusunawa Semanggi 2008 Terhuni UPTD RumahSusun PemkotSurakarta
196 KK Baik
Sumber: DPU Kota Surakarta - UPTD Rumah Susun, 2014
Sebagaimana wilayah lain, Kota Surakarta terutama Kawasan I juga menghadapi
masalah dalam penyediaan lingkungan hunian (rumah) yang layak huni, memenuhi
standar rumah yang aman, nyaman, sehat dan produktif. Jumlah Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH) di Kota Surakarta secara keseluruhan mencapai sekitar 10,33%. Di KawasanI, secara umum persentase rumah tidak layak ini mencapai lebih besar daripada rata-rata
kota yaitu 15,93%. Persentase RTLH terbesar berada di Kec.Serengan yang mencapai 42%.
Berikut pada Tabel II…. di bawah ini adalah data jumlah rumah tidak layak huni Kota
Surakarta tahun 2012.Besarnya jumlah rumah tidak layak ini ini menunjukkan besarnya
lingkungan kumuh perkotaan, sehingga memerlukan perhatian dalam penataannya, yang
dalam hal ini dapat menjadi perhatian dalam perencanaan RDTR di kawasan ini.
Tabel II.10 Sebaran Rumah Tidak Layak Huni Kota Surakarta 2012
KELURAHAN JUMLAH RUMAH
(UNIT) JUMLAH RTLH
(UNIT)PERSENTASE
(%)
KEC. JEBRES 29.746 3.318 11,15%
Gandekan 1.704 346 20,31%
Sewu 1.420 218 15,35%
Sudiroprajan 750 122 16,27%KEC.LAWEYAN 18.611 1.591 8,55%
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 48/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 36
KELURAHAN JUMLAH RUMAH
(UNIT) JUMLAH RTLH
(UNIT)PERSENTASE
(%)
Panularan 1.696 168 9,91%
Penumping 772 48 6,22%
Sriwedari 687 76 11,06%KEC.PASAR KLIWON 16.139 2.742 16,99%
Baluwarti 1.519 332 21,86%
Gajahan 714 102 14,29%
Joyosuran 1.878 231 12,30%
Kampung Baru 486 59 12,14%
Kauman 481 14 2,91%
Kedung Lumbu 915 97 10,60%
Pasar Kliwon 1.061 207 19,51%
Sangkrah 2.402 465 19,36%
Semanggi 6.683 1.235 18,48%KEC.SERENGAN 9.862 4.194 42,53%
Danukusuman 1.831 1.075 58,71% Jayengan 832 111 13,34%
Joyotakan 1.423 696 48,91%
Kemlayan 716 280 39,11%
Kratonan 956 523 54,71%
Serengan 1.963 517 26,34%
Tipes 2.141 992 46,33%KAWASAN I 74.355 11.845 15,93%
Sumber: Solokotakita,2013
Sementara itu dari hasil identifikasi BAPPEDA Kota Surakarta, pada kawasan ini
terdapat 10 titik kawasan permukiman kumuh dengan luas sekitar 92,21 ha, baik berupalingkungan perumahan padat maupun perumahan pada bantaran sungai. Sebaran
kawasan kumuh ini terbanyak berada pada Kec.Pasar Kliwon yaitu pada 5 kelurahan,
disusul Kec.Jebres pada 3 lokasi dan Kec.Serengan meliputi 2 lokasi (lihat Tabel II.17 dan
gambar-gambar di bawah ini).
Tabel II.11 Sebaran Lingkungan Permukiman Kumuh di Kawasan I Kota Surakarta
No Tipologi Kawasan Kumuh Kelurahan KecamatanLuas
KawasanKumuh
1 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan SUDIROPRAJAN
Jebres
4.17
2 Bantaran Sungai GANDEKAN 3.54
3 Bantaran Sungai SEWU 7.97
4 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan JOYOTAKANSerengan
6.55
5 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan DANUKUSUMAN 8.45
6 Padat Perkotaan JOYOSURAN Pasar Kliwon 3.00
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 49/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 37
No Tipologi Kawasan Kumuh Kelurahan KecamatanLuas
KawasanKumuh
7 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan SEMANGGI 21.42
8 Padat Perkotaan PASAR KLIWON 6.44
9 Padat Perkotaan KEDUNG LUMBU 17.38
10 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan SANGKRAH 13.29
TOTAL KAWASAN KUMUH KAWASAN I KOTA SURAKARTA 92.21
Sumber: Hasil identifikasi BAPPEDA Kota Surakarta, 2014
Gambar 2.3 Kawasan Kumuh di Kel. Gandekan Kec. JebresSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 50/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 38
Gambar 2.4 Kawasan Kumuh di Kel. Joyotakan Kec. SerenganSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 51/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 39
Gambar 2.5 Kawasan Kumuh di Kel. Danukusuman Kec. SerenganSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 52/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 40
Gambar 2.6 Kawasan Kumuh di Kel. Joyosuran Kec. Pasar KliwonSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 53/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 41
Gambar 2.7 Kawasan Kumuh di Kel. Pasar Kliwon Kec. Pasar KliwonSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 54/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 42
Gambar 2.8 Kawasan Kumuh di Kel. Kedunglumbu Kec. Pasar KliwonSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 55/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 43
Kawasan I
Penyusunan KLHS RDTR Kota
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 56/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 44
Kawasan perumahan dan permukiman di Kawasan I juga sangat erat terkait dengan
keberadaan Cagar Budaya.Sebagaimana diketahui beberapa lokasi cagar budaya di
Kawasan I Kota Surakarta adalah di kawasan keraton Baluwarti, Kawasan Kampung
Batik (Kauman), Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon) dan Kampung Semanggi.
Kawasan-kawasan tersebut menjadi perhatian dalam perencanaan RDTR. Berikut ini
adalah sekilas tentang kondisi kawasan tersebut :
1. Kawasan Keraton Baluwarti
Keraton Kasunanan Surakarta dibangun
sejak tahun 1945 oleh Pakubuwono II
dengan demikian usia bangunan dan
lingkungan sudah melebihi usia 50 tahun(Monumen Ordonantie Stbl, 238/1931), jadi
keraton dilihat dari usianya sudah lebih dari
setengah abad dan ini termasuk bangunan
dan lingkungan yang dilestarikan.
Keraton dan lingkungannya perlu di konservasi secara keseluruhan sedangkan bentuk
konservasi meliputi: Lingkungan Bagian Gapura Gladag, Bagian Alun-Alun utara,
Pagelaran, Sasono Mulyo, Kamandungan, Inti Keraton Masangur, Siti Hinggil Kidul,
alun-alun kidul dan bagian gapura Gladag. Sedangkan bentuk konservasi meliputi
preservasi, restorasi/ rehabilitasi dan revitalisasi/adaptasi. Keistimewaan dalam hal ini
adalah bangunan yang dilindungi karena memiliki keistimewaan, misalnya terpanjang,
tertinggi, tertua, terbesar, yang pertama dan sebagainya, keraton menjadi istimewa
karena mempunyai bentuk fisik lingkungan yang sangat menonjol, bekas lingkungan
pemerintahan kerajaan, mempunyai nilai sejarah yang tinggi, mempunyai bentuk
arsitektur tradisional jawa, menyatu dengan bentuk arsitektur Islam.
Restorasi merupakan mengembalikan suatu tempat kekeadaan semula denganmenghilangkan tambahan-tambahan dan memasang komponen-komponen semula tanpa
menggunakan bahan baru,1 seperti sekarang dilakukan rehabilitasi Siti Hinggil yang ada
di utara. Revitalisasi/adaptasi merupakan tempat agar digunakan untuk fungsi yang
lebih sesuai, yang dimaksud dengan fungsi yang lebih sesuai adalah kegunaan yang tidak
melihat perubahan drastis atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal, dalam
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 57/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 45
hal ini dari pihak keraton mengadakan rehabilitasi Siti Hinggil yang saat ini kondisi fisik
bangunannya kurang baik.
Dikaitkan dengan konsepsi kota Jawa masa lalu, kampung Baluwarti dapat diartikan
sebagai “kutha” Sala. Awal pembentukan kampung Baluwarti, bersamaan dengan Kraton
Kasunanan Surakarta.Sebagai ikutan keberadaan Kraton, lingkungan Baluwarti
merupakan permukiman yang sengaja dibuat untuk mendukung keberadaan Kraton,
sekaligus menjadi area pertahanan Kraton.Oleh
karena itu, keberadaan permukiman di Baluwarti
merupakan bagian dari satu kesatuan tidak
terpisahkan dengan Kraton Kasunanan Surakarta.
Untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa fasilitas lingkungan yang
digunakan untuk kepentingan Kraton maupun
penduduk di Baluwarti.
2. Kawasan Kampung Batik (Kauman)
Kauman sebagai kawasan lama kota Surakarta
yang terletak di pusat kota mempunyai nilai
strategis dalam pengembangannya, sehingga
perubahan-perubahan yang terjadi di kawasan ini
tidak akan lepas dari perkembangan kota secara makro. Luas kawasan ini adalah 19,20
Ha, dengan jumlah penduduk 3.508 orang. Kampung Kauman ini merupakan Kelurahan
yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Pasar Kliwon. Kawasan ini dibatasi oleh jalan-
jalan utama kota yang mempunyai intensitas lalu lintas cukup padat, dengan jaringan
jalan perkampungannya berpola papan catur dan mempunyai ciri khas berupa lorong-
lorong sempit. Bangunan disini pada awalnya berorientasi ke masjid Agung Surakarta,
dengan bentuk bangunan rumah Jawa.Kondisi permukiman disini cukup padat dan
dilingkungan ini tidak dijumpai ruang terbuka bagi fasiitas komunal penghuninya.Secara
makro saat ini perkembangan fisik kawasan ini dicirikan sebagai daerah perumahan,
perdagangan dan jasa.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 58/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 46
Pada umumnya bentuk-bentuk bangunan rumah tinggal disini tidak berbeda dengan
bangunan rumah tradisional yang ada di Kota Surakarta yaitu berbentuk limasan, pelana
dan joglo, sedang huniannya sesuai dengan kepercayaan Jawa berorientasi Utara-Selatan.
Selain bangunan yang diperuntukkan sebagai hunian di Kauman ini juga banyak
bangunan hunian yang bergabung dengan pabrik. Rumah-rumah dengan fungsi
gabungan ini dicirikan dengan pagar keliling setinggi antara 5-6 meter, dengan pintu
gerbang (regol) besar disamping sebagai sirkulasi untuk pekerjanya, dan pintu-pintu
dobel (berlapis) dari papan untuk bagian luarnya dan pintu kaca pada bagian dalamnya
sebagai pintu utama. Disamping itu juga dicirikan tidak adanya daerah peralihan antara
publik space dan zone privat hunian.
Dengan perkembangan yang ada sekarang, maka ciri arsitektur kawasan ini sudahbanyak berubah, terutama pada daerah tepian jalan utama yang tumbuh menjadi
kawasan perdagangan, grosir dan jasa.Sedangkan untuk perkampungannya ciri
arsitektur tradisionalnya masih nampak tetapi fungsinya telah berubah.Penggunaan
komponen-komponen baru dipakai terutama pada penyelesaian bukaan-bukaanya
(pintu-jendela), menurut penghuninya untuk mencari kepraktisan dan kemudahan
perawatan. Sedang untuk struktur konstruksinya pada daerah perkampungan ini masih
banyak yang asli hanya pada bangunan yang berubah total dengan wajah baru saja yang
strukturnya telah disesuaikan dengan bentuk bangunannya.
3. Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon)
Perkampungan Arab di Surakarta menempati tiga wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan
Pasar Kliwon, Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Kedung Lumbu. Kecamatan Pasar
Kliwon atau berada disebelah timur tembok Baluwarti Kraton Surakarta. Penempatan
kampung Arab secara berkelompok tersebut sudah diatur sejak jaman dulu untuk
mempermudah pengurusan bagi etnis asing di Surakarta dan demi terwujudnya
ketertiban dan keamanan. Etnis Arab mulai datang di Pasar Kliwon diperkirakan sejakabad ke-19. Terbentuknya perkampungan di Pasar Kliwon, selain disebabkan oleh
adanya politik pemukiman di masa kerajaan, juga tidak terlepas dari kebijakan
pemerintah kolonial. Pola pemukiman di daerah kerajaan masih mengacu pada
pembagian kelas sosial, yakni sentono dalem, abdi dalem dan kawulo dalem. Sedangkan
kedudukan etnis Arab sebagai orang asing yang berada di luar sistem sosial masyarakat
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 59/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 47
Jawa, pemukimannya dikelompokkan di daerah tertentu serta terpisah dari penduduk
lainnya. Munculnya perkampungan Arab di Pasar Kliwon yang telah ada sejak zaman
kerajaan, dipertajam lagi pada masa kolonial Belanda. Pemerintah Hindia Belanda selalu
berusaha untuk memisahkan orang- orang Arab dari pergaulan dan kontak sosial dengan
etnis Jawa. Penguasa Hindia- Belanda menentang pembaharuan keturunan Arab dengan
ancaman siapa yang berani membaur berarti melakukan tindakan kriminal.
Pemukiman orang-orang Arab di Pasar Kliwon juga disebabkan oleh tarikan migran
yang datang dalam kelompoknya sendiri mempunyai latar belakang budaya yang sama
sehingga terbentuk suatu perkampungan yang khusus dihuni oleh etnis Arab.
Perkampungan orang-orang Arab tersebut selanjutnya bukan lagi merupakan
pemukiman yang eksklusif. Perkampungan orang-orang Arab di Pasar Kliwon berpolatersebar hampir merata di antara penduduk etnis Jawa. Penyebaran pemukiman ini
sangat menentukan dalam mempercepat proses integrasi kelompok minoritas Arab
dengan penduduk Jawa.
4. Kampung Semanggi
Semanggi merupakan kelurahan paling tenggara Kota Surakarta yang dua sisi
wilayahnya berbatasan dengan Pemkab Sukoharjo.Dari sisi sejarah, kelurahan berluas
sekitar 166 Ha itu disebut-sebut telah mulai ada sejak zaman Majapahit.Pada zaman itu
penduduk Semanggi dikenal sebagai nelayan yang menggantungkan hidup pada bandar-
bandar di sekitar Bengawan Solo. Dari situ pulalah nama Semanggi dianggap berasal dari
nama tanaman dengan nama sama yang lazim tumbuh di perairan pinggiran bengawan.
Ada sejarawan yang menyebut nama lain Bengawan Solo sebagai Bengawan Semanggi
yang terjadi pada abad ke-17 seperti yang dicatat dalam Further Topographical Notes on
the Ferry Charter of 1359 tulisan J Noorduyn. Pada piagam yang disebut Ferry Charter itu
pulalah ditunjukkan nilai penting Bengawan Semanggi sebagai daerah bandar
besar.Jumlahnya bahkan mencapai 44 bandar, sehingga dapat dibayangkan betapa ramaiaktivitas kapal yang bersauh disitu.Sebagai daerah pinggiran bengawan, Semanggi
tumbuh sebagai daerah yang subur. Wedheg (tanah bercampur pasir) dan waled (tanah
endapan) yang berasal dari aliran bengawan membuat lahan di sekitar itu sebagai lahan
subur untuk pertanian. Kondisi tersebut tentu saja memunculkan komunitas baru.Selain
nelayan dan penambang pasir, Semanggi dihuni kalangan petani.Mereka bercocok tanam
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 60/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 48
berbagai jenis tanaman dan sayuran, antara lain tembakau, jagung, terong, krai,
semangka, cabai, dan kacang.Akan tetapi kondisinya sekarang sudah berubah.Popularitas
Semanggi sebagai wilayah bandar juga pentingnya daerah itu dari sisi historis sejak
zaman Majapahit seakan-akan berkebalikan dari pencitraannya sekarang.
B. Sarana Pendidikan
Saranapendidikan di Kawasan I Kota Surakarta tahun 2013 terdiri dari SD negeri
sebanyak 61 unit, SD swasta sebanyak 41 unit, SLTP Negeri sebanyak 10 unit, SLTP
swasta sebanyak 21 unit, SLTA Negeri sebanyak 4 unit, SLTA Swasta sebanyak 10 unit
dan sarana pendidikan berupa pendidikan tinggi sebanyak 6 unit. Jumlah sarana
pendidikan berupa SD Negeri paling banyak terdapat di Kelurahan Semanggi KecamatanPasar Kliwon yaitu sebanyak 12 unit.
Tabel II.12
Banyaknya Sarana Pendidikan di Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013
No Kecamatan/KelurahanSD
NegeriSD
SwastaSLTP N
SLTPSwasta
SLTAN
SLTASwasta
PT
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 4 2 0 0 0 1 0
2 Semanggi 12 4 0 1 0 2 0
3 Pasar Kliwon 2 1 0 0 0 0 0
4 Baluwarti 1 4 0 1 0 0 0
5 Gajahan 1 2 0 1 0 0 0
6 Kauman 0 0 0 2 0 0 0
7 Kampung Baru 0 3 1 3 0 0 0
8 Kedung Lumbu 5 3 3 1 1 0 0
9 Sangkrah 3 2 0 0 0 0 0
Jumlah A 28 21 4 9 1 3 0
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 3 1 0 1 0 1 0
2 Danukusuman 4 3 0 2 1 0 0
3 Serengan 3 3 2 1 0 1 1
4 Tipes 4 1 0 2 1 0 2
5 Kratonan 3 3 0 1 0 1 0
6 Jayengan 2 1 0 1 0 0 0
7 Kemlayan 0 1 0 1 0 0 0
Jumlah B 19 13 2 9 2 3 3
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 61/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 49
No Kecamatan/KelurahanSD
NegeriSD
SwastaSLTP N
SLTPSwasta
SLTAN
SLTASwasta
PT
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 5 1 0 0 0 1 1
2 Sriwedari 1 0 1 0 1 0 0
3 Penumping 3 2 2 2 0 3 2
Jumlah C 9 3 3 2 1 4 3
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 1 1 0 0 0 0 0
2 Gandekan 1 2 0 0 0 0 0
3 Sewu 3 1 1 1 0 0 0
Jumlah D 5 4 1 1 0 0 0
TOTAL 61 41 10 21 4 10 6
Sumber : BPS dalam Angka 2014
C. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 terdiri dari Rumah
sakit sebanyak 4 unit, balai Pengobatan sebanyak 17 unit, Puskesmas sebanyak 5 unit,
Puskesmas pembantu sebanyak 9 unit dan apotik sebanyak 36 unit. Rumah Sakit paling
banyak terdapat di Kecamatan Serengan yaitu sebanyak 3 unit, Balai Pengobatan paling
banyak terdapat Kecamatan Pasar Kliwon yaitu sebanyak 8 unit, sedangkan untuk sarana
kesehatan berupa apotik paling banyak terdapat di Kecamatan Pasar Kliwon yaitu
sebanyak 12 unit
Tabel II.13
Banyaknya Sarana Kesehatan di Kawasan I Kota SurakartaTahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan RS B. Pengobatan Puskesmas Pustu Apotik
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 0 1 0 1 2
2 Semanggi 0 1 0 1 3
3 Pasar Kliwon 1 2 0 0 2
4 Baluwarti 0 1 0 0 0
5 Gajahan 0 0 1 0 3
6 Kauman 0 0 0 0 07 Kampung Baru 0 0 0 0 1
8 Kedung Lumbu 0 1 0 0 0
9 Sangkrah 0 2 1 0 1
Jumlah A 1 8 2 2 12
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 0 1 0 1 0
2 Danukusuman 2 1 0 1 3
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 62/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 50
No Kecamatan/Kelurahan RS B. Pengobatan Puskesmas Pustu Apotik
3 Serengan 0 1 0 1 3
4 Tipes 0 0 0 1 2
5 Kratonan 0 1 1 0 4
6 Jayengan 1 3 1 0 17 Kemlayan 0 0 0 0 1
Jumlah B 3 7 2 4 14
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 0 0 0 0 3
2 Sriwedari 0 0 0 1 0
3 Penumping 0 1 1 0 3
Jumlah C 0 1 1 1 6
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 0 0 0 0 2
2 Gandekan 0 1 0 1 2
3 Sewu 0 0 0 1 0
Jumlah D 0 1 0 2 4TOTAL 4 17 5 9 36
Sumber : BPS dalam Angka 2014
D. Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 terdiri dari masjid
sebanyak 178 unit, mushola sebanyak 94 unit, gereja sebanyak 55 unit,
Vihara/kuil/klenteng sebanyak 3 unit dan sarana peribadatan berupa pura sebanyak 1
unit. Sarana peribdatan paling banyak terdapat di Kecamatan Pasar Kliwon yaitu
sebanyak 91 unit, sarana peribadatan berupa mushola paling banyak terdapat di
Kecamatan Pasar Kliwon yaitu sebanyak 55 unit, sedangkan sarana peribadatan berupa
gereja paling banyak terdapat di Kecamatan Serengan yaitu sebanyak 19 unit
Tabel II.14
Banyaknya Sarana Peribadatan di Kawasan I Kota SurakartaTahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan Masjid Mushola Gereja Vihara/Kuil/Klenteng Pura
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 12 4 3 0 0
2 Semanggi 38 12 3 0 0
3 Pasar Kliwon 4 4 0 0 0
4 Baluwarti 4 12 1 0 1
5 Gajahan 4 2 4 0 0
6 Kauman 4 6 0 0 0
7 Kampung Baru 5 5 2 0 0
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 63/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 51
No Kecamatan/Kelurahan Masjid Mushola Gereja Vihara/Kuil/Klenteng Pura
8 Kedung Lumbu 7 6 2 1 0
9 Sangkrah 13 4 3 0 0
Jumlah A 91 55 18 1 1
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 7 6 4 0 0
2 Danukusuman 15 0 5 0 0
3 Serengan 8 3 4 0 0
4 Tipes 7 5 1 0 0
5 Kratonan 9 0 4 0 0
6 Jayengan 4 5 1 1 0
7 Kemlayan 2 1 0 0 0
Jumlah B 52 20 19 1 0
C Kecamatan Laweyan1 Panularan 10 6 2 0 0
2 Sriwedari 8 1 2 0 0
3 Penumping 5 3 2 0 0
Jumlah C 23 10 6 0 0
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 2 0 3 1 0
2 Gandekan 4 5 7 0 0
3 Sewu 6 4 2 0 0
Jumlah D 12 9 12 1 0
TOTAL 178 94 55 3 1Sumber : BPS dalam Angka 2014
E. Sarana Perekonomian
Sarana Perekonomian di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 5.815
unit yang terdiri dari pasar tradisional sebanyak 15 unit, supermarket sebanyak 42 unit,
toko/kios sebanyak 4.175 unit dan sarana perekonomian lainnya sebanyak 1.583 unit.
Kelurahan yang paling banyak memiliki sarana perekonomian adalah Kelurahan
Semanggi yaitu sebanyak 742 unit yang terdiri dari pasar tradisional sebanyak 4 unit,
supermarket sebanyak 2 unit, toko/kios/warung sebanyak 450 unit dan sarana
perekonomian lainnya sebanyak 286 unit.
Tabel II.15
Banyaknya Sarana Perekonomian di Kawasan I Kota Surakarta
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 64/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 52
Tahun 2013
No Kecamatan/KelurahanPasar
TradisionalSupermarket/
swalayanToko/Kios/ Warung
Lainnya Jumlah
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 0 2 125 50 1772 Semanggi 4 2 450 286 742
3 Pasar Kliwon 1 2 85 50 138
4 Baluwarti 0 0 65 40 105
5 Gajahan 1 1 195 150 347
6 Kauman 0 0 115 60 175
7 Kampung Baru 0 0 100 58 158
8 Kedung Lumbu 1 2 98 60 161
9 Sangkrah 1 1 95 80 177
Jumlah A 8 10 1328 834 2180
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 0 2 244 74 320
2 Danukusuman 1 1 418 70 490
3 Serengan 0 2 291 103 396
4 Tipes 0 3 278 111 392
5 Kratonan 0 2 181 60 243
6 Jayengan 0 2 238 55 295
7 Kemlayan 1 14 419 53 487
Jumlah B 2 26 2069 526 2623
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 1 1 203 22 227
2 Sriwedari 1 1 80 11 93
3 Penumping 1 1 45 38 85
Jumlah C 3 3 328 71 405
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 1 1 238 39 279
2 Gandekan 0 2 136 59 197
3 Sewu 1 0 76 54 131
Jumlah D 2 3 450 152 607
TOTAL 15 42 4175 1583 5815
Sumber : BPS dalam Angka 2014
F. Prasarana dan Sarana Transportasi
Prasarana transportasi di Kawasan I utamannya berupa jaringan jalan. Jalan-jalan
utama di kawasan yaitu meliputi :
1. Jalan Kolektor Primer meliputi ruas jalan :
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 65/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 53
a) Jalan Slamet Riyadi
b) Jalan Brigadir Jendral Sudiarto
c) Jalan Honggowongso
d) Jalan Kapten Mulyadi
e) Jalan Veteran
2. Jalan Lokal Primer meliputi ruas jalan.
Tabel II.16 Jalan Lokal Primer di Kawasan I Kota Surakarta
No. Nama Jalan Fungsi
1. Jalan Abioso Lokal Primer
2. Jalan Batanghari Lokal Primer
3. Jalan Beton Lokal Primer
4. Jalan Bhayangkara Lokal Primer
5. Jalan Bogowonto Lokal Primer
6. Jalan Brigadir Sudiarto Lokal Primer
7. Jalan Butuh Lokal Primer
8. Jalan Cakra Lokal Primer
9. Jalan Cempaka Lokal Primer
10. Jalan Ciliwung Lokal Primer
11. Jalan Cipunegara Lokal Primer
12. Jalan Cisadane Lokal Primer
13. Jalan Citandui Lokal Primer
14. Jalan Citarum Lokal Primer15. Jalan Cokrobaskoro Lokal Primer
16. Jalan Cut Nyak Dien Lokal Primer
17. Jalan Dewi Sartika Lokal Primer
18. Jalan Dewutan Lokal Primer
19. Jalan Dilagan Lokal Primer
20. Jalan Dr.Wahidin Lokal Primer
21. Jalan Gajah Suranto Lokal Primer
22. Jalan Gajahan Lokal Primer
23. Jalan Gatot Subroto Lokal Primer
24. Jalan Gotong Royong Lokal Primer
25. Jalan Hadiwijayan Lokal Primer
26. Jalan Haryo Panularan Lokal Primer27. Jalan Ibu Pertiwi Lokal Primer
28. Jalan Jatayu Lokal Primer
29. Jalan Juanda Kartasanjaya Lokal Primer
30. Jalan Kadipolo Lokal Primer
31. Jalan Kalilarangan Lokal Primer
32. Jalan Kalimosodo Lokal Primer
33. Jalan Kaliwidas 2 Lokal Primer
34. Jalan Kebangkitan Nasional Lokal Primer
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 66/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 54
No. Nama Jalan Fungsi
35. Jalan Kemlayan Lokal Primer
36. Jalan Kepolisian Lokal Primer
37. Jalan Ki Ageng Mangir Gg II Lokal Primer
38. Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer39. JalanKiai Gede Sala Lokal Primer
40. Jalan Kiai Haji Ashari Lokal Primer
41. Jalan Kiai Haji Wahid Hasyim Lokal Primer
42. Jalan Kiai Mojo Lokal Primer
43. Jalan Madukoro Lokal Primer
44. Jalan Makam Brenggolo/Jamsaren Lokal Primer
45. Jalan Manggis Lokal Primer
46. Jalan Maospati Lokal Primer
47. Jalan Muhammad Yamin Lokal Primer
48. Jalan Museum Lokal Primer
49. Jalan Nirbitan Lokal Primer
50. Jalan Notoningratan Lokal Primer51. Jalan Padmonegoro Lokal Primer
52. Jalan Palu Lokal Primer
53. Jalan Panembahan Lokal Primer
54. Jalan Pangeran Wijil Lokal Primer
55. Jalan Patimura Lokal Primer
56. Jalan Ponconoko Lokal Primer
57. Jalan Prof. Kahar Muzakir Lokal Primer
58. Jalan Rajiman Lokal Primer
59. Jalan Raya Solo Permai Lokal Primer
60. Jalan Re Martadinata Lokal Primer
61. Jalan Reksoninten Lokal Primer
62. Jalan Roro Mendut Lokal Primer63. Jalan Sampangan Lokal Primer
64. Jalan Sasono Mulyo Lokal Primer
65. Jalan Sawo Lokal Primer
66. Jalan Senopati Lokal Primer
67. Jalan Silir Lokal Primer
68. Jalan Sorogeni Lokal Primer
69. Jalan Sri Narendro Lokal Primer
70. Jalan Stiyaki Lokal Primer
71. Jalan Sunan Kalijaga Lokal Primer
72. Jalan Sungai Barito Lokal Primer
73. Jalan Sungai Indragiri Lokal Primer
74. Jalan Sungai Kapuas Lokal Primer75. Jalan Sungai Mahakam Lokal Primer
76. Jalan Sungai Negara Lokal Primer
77. Jalan Sungai Riam Kanan Lokal Primer
78. Jalan Sungai Riam Kiri Lokal Primer
79. Jalan Sungai Sebakung Lokal Primer
80. Jalan Sungai Serayu Lokal Primer
81. Jalan Supit Urang Lokal Primer
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 67/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 55
No. Nama Jalan Fungsi
82. Jalan Sutowijoyo Lokal Primer
83. Jalan Trisula Lokal Primer
84. Jalan Untung Suropati Lokal Primer
85. Jalan Widoro Kandang Lokal Primer86. Jalan Wijaya Kusuma Lokal Primer
87. Jalan Wiropaten Lokal Primer
88. Jalan Wirotamtomo Lokal Primer
89. Jalan Yos Sudarso Lokal Primer
90. Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer
91. Jalan Mayor Sunaryo Lokal Primer
92. Jalan Ki Ageng Mangir Lokal Primer
93. Jalan Poncowati Lokal Primer
94. Jalan Sungai Batanghari Lokal Primer
Sumber : RDTR Kawasan I, th. 2013.
Sarana Transportasi di Kawasan I Kota Surakarta pada Tahun 2013 terdiri dari sarana
transportasi berupa mobil sebanyak 4.427 unit, sepeda motor sebanyak 20.765 unit, taxi
sebanyak 17 unit, angkutan kota sebanyak 183 unit, sarana transportasi berupa bus
sebanyak 97 unit dan truk sebanyak 198 unit. Jumlah sarana transportasi berupa mobil
paling banyak terdapat di Kelurahan Semanggi yaitu sebanyak 1.415 unit. Sarana
transportasi berupa sepeda motor paling banyak terdapat di Kelurahan Kampung Baru
yaitu sebanyak 2.745 unit.
Tabel II.17 Banyaknya Sarana Transportasi di Kawasan I Kota Surakarta
Tahun 2013
No Kecamatan/Kelurahan Mobil Sepeda Motor Taxi Angkot Bis Truk
A Kecamatan Pasar Kliwon
1 Joyosuran 85 1.100 0 0 0 0
2 Semanggi 1.415 2.125 4 35 0 30
3 Pasar Kliwon 175 975 3 5 1 2
4 Baluwarti 25 370 0 0 1 1
5 Gajahan 55 865 0 10 0 5
6 Kauman 175 570 0 0 0 07 Kampung Baru 765 2.745 4 0 1 43
8 Kedung Lumbu 202 1.356 0 58 0 7
9 Sangkrah 105 1.995 4 0 1 10
Jumlah A 3.002 12.101 15 108 4 98
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan 47 308 0 33 56 54
2 Danukusuman 86 492 0 19 27 0
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 68/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 56
No Kecamatan/Kelurahan Mobil Sepeda Motor Taxi Angkot Bis Truk
3 Serengan 78 1.923 2 3 0 0
4 Tipes 303 1.175 0 5 4 18
5 Kratonan 126 1.220 0 0 0 9
6 Jayengan 59 202 0 10 0 11
7 Kemlayan 122 263 0 5 0 0
Jumlah B 821 5.583 2 75 87 92
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan 102 300 0 0 0 0
2 Sriwedari 89 285 0 0 0 0
3 Penumping 115 948 0 0 0 0
Jumlah C 306 1.533 0 0 0 0
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan 130 276 0 0 0 0
2 Gandekan 78 298 0 0 0 03 Sewu 90 974 0 0 6 8
Jumlah D 298 1.548 0 0 6 8
TOTAL 4.427 20.765 17 183 97 198
Sumber : BPS dalam Angka 2014
Kemampuan sistem transportasi Kawasan I Kota Surakarta dapat dilihat dari kinerja
ruas jalan pada jalan utama di Kawasn I Kota Surakarta seperti pada tabel berikut.
Tabel II.18 Kinerja Ruas Jalan pada Jalan Utama Kota Surakarta
No Ruas Jalan Panjang
Ruas
Volume lalu
lintas
(kend/ jam)
Kapasitas
(kend/jam)
v/c ratio
1 Jl. Slamet Riyadi 3.500 4432.75 5568 0.7961
2 Jl. Kol. Sutarto 1.300 2834.6 5194 0.5457
3 Jl. Veteran 2.275 1768.35 4978 0.3552
4 Jl. Rajiman 2.000 1607.3 3980 0.4038Sumber : Status Lingkungan Hidup, 2011
G. Prasarana Drainase
Sistem drainase kawasan I Kota Surakarta merupakan bagian dari system yang
dikembangkan sejak jaman penjajahan Belanda dengan memanfaatkan beberapa sungai
alam yang ada, yaitu Bengawan Solo (sebagai aliran akhir), Kali Jenes, Kali Pepe dan kali
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 69/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 57
Pelemwulung yang semuanya bermuara ke Bengawan Solo. Menurut daerah
tangkapannya system drainase kawasan ini dapat dibedakan menjadi :
Sistem makro meliputi saluran aliran sungai yang melintasi kota Surakarta dan
mengalir menuju sungai Bengawan Solo yaitu Kali Tanggul/Wingko.
Sistem mikro meliputi saluran drainase utama di bagian tengah kota yaitu Kali
Pepe Hilir dan Kali Jenes serta saluran tersier dan sekunder/kolektor dalam kota.
Adapun keempat kali yang melalui Kawasan I tersebut sebagaimana terlihat dalam
peta berikut ini.Berdasarkan peta kerawanan bencana di Kota Surakarta, maka diketahui
beberapa wilayah di Kawasan I ini merupakan daerah rawan terjadi banjir/genangan,
yaitu di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, meliputi wilayah :
Kec. Serengan : Kelurahan Serengan,
Kelurahan Danukusuman
Kelurahan Joyotakan;
Kec. Pasarkliwon :
Kelurahan Joyosuran,
Kelurahan Gajahan,
Kelurahan Baluwarti,
Kelurahan Semanggi,
Kelurahan Sangkrah,
Kelurahan Pasar Kliwon.
Kec. Jebres :
Kelurahan Sewu,
KecKelurahan Gandekan,
Kelurahan Pucangsawit,
Kelurahan Jagalan.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 70/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 58
Gambar 2.9 Anak Sungai Bengawan Solo di Kota Surakarta
Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 71/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 59
Kawasan I
Penyusunan KLHS RDTRKota Surakarta Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 72/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 60
H. Prasarana Pengelolaan Sampah
Secara umum pengelolaan sampah di kawasan I merupakan bagian dari pengelolaan
sampah di Kota Surakarta yang kondisi secara keseluruhan ditunjukkan dengan data
teknis operasional sebagai berikut :
Tabel II.19Teknis Operasional Pelayanan Persampahan di Kota Surakarta Tahun 2013
No. Uraian Volume
1 Cakupan pelayanan persampahan 65,12 %
2 Perkiraan timbulan sampah 1.490.969 liter/hari
3 Timbulan sampah yang terangkut: 970.918,7 liter
4 Cakupan wilayah pelayanan 100 %
Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2013
Pengelolaan sampah di Kota Surakarta ini dilakukan oleh beberapa pihak sebagai
berikut :
Dari rumah tangga sampai TPS dikelola oleh LPMK/kelurahan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta mengelola sampah dari TPS
sampai TPA
Dinas Pengelolaan Persampahan Pasar: mengelola sampah di 37 lokasi Pasar keTPA (memakai armada sendiri)
Unit Pelaksana Teknis Daerah Terminal: mengelola sampah di lokasi TPS di
terminal selanjutnya di buang langsung ke TPA dengan armada terminal
TPS memberlakukan jam pembuangan sampai jam 14.00 WIB dalam praktek
pengelolaan sampah, prinsipnya adalah: sampah terangkut pada siang hari dan bersih
pada malam hari, memindahkan TPS-TPA yang dekat dengan lingkungan pemukiman
dan diganti TPS transfer DEPO. TPS transfer DEPO adalah tempat bertemunya gerobak
dengan armada DKP, sampah langsung dimuat di armada sampah.
Timbunan sampah di Kota Surakarta mencapai 972 m3/hari sampah pada tahun 2013,
yang meliputi:
Sampah rumah tangga dan fasilitas umum lainnya 732 m3 /hari
Sampah pasar 240 m3 /hari
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 73/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 61
Kelurahan secara langsung mengelola sarana dan prasarana pengumpul sampah
seperti Becak Sampah/Gerobag Dorong Sampah, Gerobak Motor Sampah.
Institusi Penghasil Sampah Lainnya seperti Pusat Perbelanjaan/Mall , Industri, Hotel,
Sarana Kesehatan yang volume sampahnya kurang dari 1 m3/hari diambil oleh DKP,
sedangkan volume sampah melebihi 1 m3/hari dibuang sendiri oleh institusi yang
bersangkutan langsung ke TPA Putri Cempo di Kec. Mojosongo.
Penanganan sampah di Kota Surakarta saat ini secara lebih rinci dapat dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Pengumpulan sampah dari jalan utama / protokol :Sampah dari jalan
utama/protokol dikumpulkan oleh tenaga kebersihan dari DKP dan dibawa ke TPS
terdekat atau kontainer. Sampah dari TPS/kontainer kemudian dibawa ke TPAPutri Cempo menggunakan armada DKP.
Pengumpulan sampah dari pasar :Sampah dari pasar dikumpulkan oleh tenaga
kebersihan DPP. Sampah kemudian dibawa ke TPS pasar/kontainer , selanjutnya
dibawa ke TPA Putri Cempo menggunakan armada DPP.
Pengumpulan sampah dari lingkungan permukiman :Sampah dikumpulkan dari
tempat sampah rumah tangga dan kios/warung perumahan kemudian dibawa ke
TPS yang terdekat oleh tenaga sampah yang dipekerjakan Kelurahan atau
masyarakat.Sampah dibawa menggunakan Gerobak sampah atau gerobak motor
sampah.Kemudian DKP mengangkut sampah dari TPS ke TPA Putri Cempo
menggunakan armada Truk.
Pengumpulan dari institusi lainnya (Perkantoran, Tempat-tempat Kesehatan,
Pasar Modern, Hotel, Sekolahan, Fasum, Industri) :Sampah yang berasal dari
institusi lainnya dikumpulkan oleh tenaga kebersihan yang dipekerjakan oleh
institusi lainnya dibawa ke TPS selanjutnya dibawa ke TPA Putri Cempo
menggunakan armada DKP.Sampah yang mempunyai berat lebih besar dari 1 m3
langsung dibawa ke TPA Putri Cempo dengan menggunakan armada institusi
lainnya.
Saat ini terdapat permasalahan teknis operasional persampahan di Kota Surakarta
termasuk Kawasan I antara lain:
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 74/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 62
Cakupan pelayanan masih belum menjangkau wilayah yang seharusnya ditangani
dengan off site system, sehingga banyak sampah yang dibuang ke sungai atau
lapangan area terbuka.
Jumlah sarana dan prasarana kurang, dibandingkan dengan jumlah timbulan
sampah yang terjadi.
Kualitas sarana dan prasarana kurang memadai, beberapa peralatan sudah melebihi
usia peruntukan (life time) dan dalam kondisi rusak.
Pola penanganan sampah masih bertumpu pada pola penanganan on site individu
setempat (menimbun di pekarangan) dan pola konvensional, dimana sampah dari
sumber sampah, diwadahi, dikumpulkan, dan diangkut ke pembuangan akhir.
Upaya pengurangan sampah dari sumbernya sudah ada tetapi masih sangat kecil.Konsekuensi pola ini dibutuhkan biaya inventasi dan operasional yang besar.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) terkonsentrasi pada TPA Pitri Cempo
yang masih menggunakan system open dumping, kurangnya luas lahan serta
fasilitas TPA.
Pengembangan cakupan pelayanan tidak terencana dengan baik, sehingga wilayah-
wilayah baru yang potensial tidak ditangani dengan cepat (terutama perumahan
dan kawasan baru).
I. Prasarana Sanitasi Lingkungan
Sanitasi perkotaan merupakan salah satu indikator suatu kota yang sehat dan
berkelanjutan. Sebagaimana diketahui, sebagian besar masyarakat Kota Surakarta dalam
penanganan limbah domestik menggunakan sistem on site dengan septik tank dan
peresapan ke tanah. Kota Surakarta telah membangun sarana penanganan limbah cair
domestik dengan sistem perpipaan, namun belum semua masyarakat kota Surakarta
terjangkau oleh sarana pelayanan ini. Wilayah kawasan I yang telah terlayani sanitasi off-
site dengan pengolahan pada IPAL Semanggi yang berkapasitas 60 ltr/dtk adalah
sebagai berikut :
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 75/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 63
Tabel II.20Cakupan Pelayanan Sistem Off-site di Kawasan I
No Kelurahan Jumlah SR
Wilayah Pelayanan Selatan 8.157
(1) Kampungbaru 71(2) Tipes 787
(3) Kemlayan 25
(4) Serengan 1.004
(5) Danukusuman 618
(6) Joyosuran 696
(7) Penumping 130
(8) Sriwedari 126
(9) Jayengan 171
(10) Kauman 108
(11) Kedunglumbu 140
(12) Pasarkliwon 60
(13) Baluwarti 125
(14) Semanggi 1.093
Total Keseluruhan 12.714
Sumber : PDAM Kota Surakarta, 2014
Melihat kondisi tersebut penanganan air kotor tidak bisa dipandang sebelah mata dan
merupakan tanggung jawab bersama. Pencemaran yang meluas akan sangat merugikan
dan menjadi ancaman terhadap kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah dan badan
air/sungai.Untuk itu isu pengelolaan sanitasi ini perlu diperhatikan dalam perencanaan
RDTR pada kawasan ini.Tingkat risiko air limbah di kawasan ini dapat digambarkan
pada gambar berikut ini.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 76/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 64
Gambar 2.10 Tingkat Risiko Air Limbah di Kota SurakartaSumber :PDAM Kota Surakarta (2014)
Selain itu, berdasarkan data Status Lingkungan Hidup Kota Surakarta, diketahui status
mutu air sungai di Kota Surakarta untuk mengetahui kondisi mutu air menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan terhadap baku mutu air yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan pengambilan sampel di enam sungai di Surakarta dengan mengacu pada PP
No. 82 Tahun 2001, ada beberapa sungai yang tercemar, termasuk yang mengalir melalui
Kawasan I.
Pencemaran sungai terjadi di Sungai Pepe bagian hulu tercemar oleh nitrat, bagian
tengah tercemar oleh logam Cu, dan bagian hilir tercemar oleh logam Cu dan Nitrat. Di
Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 77/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 65
Sungai Brojo, daerah yang tercemar adalah hilir, tengah, dan hulu, zat pencemarnya
adalah Cu. Selain itu, pada daerah hilir terdapat COD yang melibihi ambang batas.
Kelebihan COD ini dapat menyebabkan kualitas air menurun. Sedangkan Sungai Jenes
bagian hilir tercemar Cu dan Nitrat.Data pencemaran sungai dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel II.21 Pencemaran SungaiLokasi Sampel S. Pepe S. Brojo S. Jenes
Hulu Nitrat Cu -
Tengah Cu Cu -
Hilir Cu, Nitrat Cu, COD Cu, Nitrat
Sumber: Dokumen Status Lingkungan Hidup, BLH (2012)
J. Permasalahan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
Ruang terbuka hijau (RTH) kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang
berfungsi sebagai kawasan lindung yang menjaga keseimbangan lingkungan kota.
Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, hutan kota, RTH untuk rekreasi kota,
RTH untuk olahraga, dan RTH pekarangan. Dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang disebutkan bahwa jumlah RTH disetiap kota harus sebesar 30 % dari luas kota
tersebut. Menurut Purnomohadi (2008), RTH perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang
terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi. Fungsiekologis RTH adalah dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi
polusi udara, dan pengaturan iklim mikro. Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi untuk
memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai
landmarkkota. Sementara evakuasi berfungsi antara lain untuk tempat pengungsian saat
terjadi bencana alam.
RTH di Kawasan I Kota Surakarta saat ini berbentuk RTH public berupa alun-alun,
lapangan olah raga, makam, RTH jalur jalan, sempadan sungai, dan RTH privat yang
seperti RTH perumahan, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum. Jumlah RTH ini saat
sekarang masih sangat terbatas baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Sebaran RTH
public dimaksud dapat digambarkan pada peta di bawah ini.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 78/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 66
Gambar 2.11 Sebaran RTH Di Kawasan I Kota Surakarta
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 79/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 67
2.4. IDENTIFIKASI ISU-ISU PENGEMBANGAN WILAYAH BERKELANJUTAN
Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan merupakan tahapan pelaksanaan KLHS
yang dilakukan dengan tujuan untuk :
Menetapkan isu-isu pembangunan berkelanjutan yangmeliputi aspek sosial, aspek ekonomidan aspek lingkunganhidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut.
Membahas isu secara terfokus dan signifikan.
Membantu menentukan capaian tujuan pembangunanberkelanjutan sebagai acuan bagi
penentuan dan/ataupenilaian substansi kebijakan, rencana dan/atau program.
Perumusan isu strategis pembangunan berkelanjutan dalam KLHS RDTR dilakukan
berdasarkan prioritas dengan mempertimbangkan beberapa hal-hal sebagai berikut :
Karakteristik wilayah;
Signifikansi potensi dampak terhadap lingkungan hidup;
Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan;
Keterkaitan dengan materi muatan KRP;
Masukan masyarakat dan pemangku kepentingan;
Basis data hasil olahan maupu hasil studi terkait yang pernah dilakukan; dan
Isu strategis yang terkait dengan kriteria pembangunan berkelanjutan (ekonomi, sosial, dan
lingkungan), dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya pengelompokan isu-isu pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan
dengan berdasarkan salah satu aspek atau kombinasi dari beberapa aspek sebagai berikut :
1. Aspek pembangunan berkelanjutan, yaitu :
aspek sosial,
aspek ekonomi, dan aspek lingkungan.
2. Aspek muatan KLHS yang tertuang dalam Pasal 16 UUPPLH, yaitu :
kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
kinerja layanan/jasa ekosistem;
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
3. Aspek muatan KLHS yang tertuang dalam penjelasan Pasal 15 ayat 2 huruf b, yaitu dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup yang meliputi: perubahan iklim;
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan lahan;
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 80/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 68
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau
peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Berdasarkan kajian yang mempertimbangkan hal-hal diatas, maka dapat dirumuskan
identifikasi isu pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan I
sebagai berikut:
Tabel II.22
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
No
Pengelompokan Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
Keterangan
1 Masih tingginya jumlah
masyarakat yangberpenghasilan
rendah/pra-sejahtera
Terdapat 16 % penduduk tinggal di rumah yang tidak layak
huni. Jumlah penduduk cukup besar yang bekerja di sector informal.
2 Masih adanya lingkungan
permukiman yang tidak
layak huni atau kawasan
kumuh perkotaan
Terdapat kawasan kumuh perkotaan seluas 92,1 ha pada 10
lokasi.
Terdapat 16 % penduduk tinggal di rumah yang tidak layak
huni.
Sarana hunian berupa rumah susun baru terdapat pada dua
lokasi yang menampung 388 KK.
3 Belum optimalnya
penyediaan sarana
prasarana pengelolaan
sampah
Meningkatnya produksi sampah.
Rendahnya jangkauan layanan persampahan.
Permasalahan pengumpulan dan pengolahan sampah.
Permasalahan sampah pasar kota dan Pedagang Kaki Lima
(PKL).
Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengelola sampah,
masih terdapat pembuangan sampah di tempat terbuka
(misalnya sungai)
4 Permasalahan drainase
perkotaan
Dampak perubahan iklim menyebabkan tingginya curah hujan
pada musim penghujan.
Tingginya aliran permukaan pada puncak musim hujan
melampaui daya tampung sungai dan saluran drainase tidak
sehingga terjadi luapan banjir/genangan di kawasan sekitarnya. Sempadan sungai menyempit, penurunan vegetasi sempadan
sungai semakin mempercepat kerusakan badan sungai.
Permasalalahan sistem drainase kota.
5 Permasalahan
pencemaran lingkungan
Kondisi kualitas air sungai tercemar.
Layanan pengelolaan air limbah off-site perpipaan baru
mencapai 17%.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 81/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 69
No
Pengelompokan Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
Keterangan
Sanitasi lingkungan yang tidak layak potensial menyebabkan
masalah kesehatan lingkungan. Terdapat wilayah dengan risiko pencemaran air limbah cukup
tinggi.
Dampak yang ditimbukan yaitu adanya pencemaran lingkungan
(terutama air dan tanah).
6 Kurangnya Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Kurangnya ketersediaan RTH digambarkan dari masih
terbatasnya RTH baik RTH privat maupun publik.
Masih rendahnya kualitas vegetasi pada RTH yang ada,
misalnya RTH jalur jalan dan sempadan sungai.
Dampak yang ditimbulkan dari kurangnya RTH antara lain:
Kurangnya sarana/tempat sebagai media interaksi sosial
untuk masyarakat
Meningkatnya ancaman terhadap dampak perubahan iklim
Meningkatnya suhu udara kawasan.
Berkurangnya fungsi konservasi sumberdaya air.
Meningkatnya efek gas rumah kaca / GRK (dalam konteks
perubahan iklim)
Ancaman RTH sempadan sungai.
Ancaman RTH tepi jalan karena aktifitas perkotaan.
Belum optimalnya RTH pemakaman.
7 Masalah transportasi kota Belum optimalnya layanan angkutan umum missal.
Tingginya pertumbuhan kendaraan pribadi. Menurunnya kinerja jalan.
Timbulnya masalah kemacetan lalu-lintas.
Dampak terjadinya polusi udara.
8 Potensi cagar budaya Beberapa lokasi cagar budaya di Kawasan I Kota Surakarta
adalah :
Kawasan keraton di Kel. Baluwarti,
Kawasan Kampung Batik (Kauman),
Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon),
Kampung Semanggi, dan
Kawasan Sriwedari.
Sumber : Analisis, 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 82/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 70
2.5. RUMUSAN TUJUAN PENATAAN, PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG
DAN/ATAU PROGRAM YANG TELAH DISEPAKATI DITELAAH
Rumusan tujuan penataan, prinsip-prinsip penataan ruang dan/atau program yang
telah disepakati ditelaah dalam hal ini merupakan substansi RDTR Kawasan I Kota Surakarta
yang telah disusun pada tahun 2013 sengan muatan sebagai berikut.
2.5.1. Tujuan penataan Kawasan I Kota Surakarta
Tujuan penataan Kawasan I Kota Surakarta yang merujuk pada fungsi kawasan yang
telah ditetapkan didalam RTRW, yaitu kawasan I sebagai sub pusat pelayanan I memiliki
fungsi sebagai kawasan pariwisata, perdagangan dan jasa serta olar-raga dan RTH, maka
penetapan Tujuan Penataan BWP Kawasan I adalah sebagai berikut: Terwujudnya Kawasan Wisata Budaya Yang Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti.
Komponen pengembangan:
Wisata budaya : bangunan bersejarah Kota Surakarta yang meliputi:
Jalur Jalan Slamet Riyadi, Taman Sriwedari, Stadion
Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Keraton Kasunanan
Surakarta, Kampung Kauman, Masjid Mangkoenegaran,
Kampung Baluwarti, Masjid Agung Surakarta, Pasar
Klewer, Benteng Vastenburg, Rumah Sakit Kustati dan
Masjid Jami’ Assegaf, Kampung Semanggi, Klenteng Tie
Kok Sie, Pasar Gede
Perkembangan Sejarah
Kuno, Kini dan Nanti
: Pengembangan wisata budaya dengan menampilkan
sejarah Kota Surakarta (Kuno) dengan kemasan kekinian
sehingga terlihat sesuai dengan zaman, dan dapat
dilangsungkan dan berkelanjutan sampai dengan nanti
2.5.2. Rencana Pola Ruang
1. Zona Lindung
Kawasan lindung berfungsi utama untuk melindungi kelestarian sumberdaya alam,
sumberdaya buatan seperti tanah, air, iklim, tumbuhan, keanekaragaman hayati, satwa, tipe
ekosistem dan keunikan alam serta nilai budaya dan sejarah bangsa guna kepentingan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 83/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 71
pembangunan berkelanjutan. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya kegiatan
budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk
meningkatkan fungsi lindungnya
B. Kawasan Perlindungan Setempat
1) Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai,
termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan fungsi sungai. Sempadan Sungai di Kota Surakarta
dengan mempertimbangkan PP Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai yang
didalamnya mengatur garis sempadan sungai untuk kawasan perkotaan dan kajian
atau penetapan dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) untuk Kota Surakarta.Rencana pengelolaan kawasan sempadan sungai dan saluran di Kawasan I Kota
Surakarta adalah sebagai berikut:
Sungai bertanggul a) Sungai bertanggul adalah 3 (tiga) meter di sebelah luarsepanjang kaki tanggul;
Sungai tidak bertanggul a) Sungai berkedalaman kurang dari 3 meter adalah 10(sepuluh) meter;
b) Sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 20 (dua puluh) meteradalah 15 (lima belas) meter;
Saluran bertanggul a) 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 4 m3/detik atau lebih;
b) 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 1 – 4 m3/detik;
c) 1 (satu) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit kurang 1 m3/detik
Saluran tidak bertanggul a) 4 (empat) kali kedalaman saluran lalu ditambah5 (lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangandengan debit 4 m3/detik;
b) 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3(tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 1-4 m3/detik;
c) 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2(dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan
debit kurang dari 1 m3/detik.2) Jalan Persimpangan Sebidang
a. Persimpangan Sebidang
untuk pertigaan, terletak pada sisi-sisi segitiga yang titik sudutnya
ditentukan dari titik pusat pertemuan as jalan masing-masing yaitu : adalah
0,5 kali lebar jalan yang bersangkutan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 84/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 72
untuk perempatan, terletak pada sisi-sisi segi empat yang titik sudutnya
ditentukan dari titik pusat pertemuan as jalan masing-masing yaitu 3 (tiga)
kali lebar jalan.
3) Jalan Tikungan
Garis sempadan jalan tikungan terletak pada garis lengkung yang merupakan
perbatasan dari tali busur yang masing-masing menghubungkan dua titik di as jalan
dan yang meliputi suatu busur dari sumbu itu yaitu: 3 (tiga) kali lebar jalan
4) Sempadan Industri, Sempadan SUTET dan Sempadan Rel KA
Sempadan Rel Kereta Api di Kawasan I Kota Surakarta yaitu.
a. Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 6 meter dan batas daerah manfaat jalan
rel terdekat apabila jalan rel kereta api itu terletak diatas tanah yang rata.b. Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 2 meter dihitung dari kaki talud
apabila jalan rel kereta api itu terletak diatas tanah yang ditingkatkan.
c. Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 2 meter ditambah lebar lereng sampai
puncak dihitung dari daerah manfaat jalan rel kereta api apabila jalan rel kereta
api itu terletak di dalam galian.
d. Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah 18 meter diukur dari
lengkung dalam sampai tepi daerah manfaat jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke
jalan lengkung diluar daerah manfaat jalan harus ada jalur tanah yang bebas yang
secara berangsur-angsur melebar dari batas terluar damija rel kereta api sampai 18
meter. Garis sempadan jalan rel kereta api tidak berlaku apabila jalan rel kereta api
tersebut terletak dalam galian.
e. Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan jalan
adalah 150 meter dari daerah manfaat jalan rel kereta api pada titik perpotongan
as jalan rel kereta api dengan daerah manfaat jalan dan secara berangsur-angsur
menuju batas atau garis sempadan jalan rel kereta api pada titik 500 meter darititik perpotongan as jalan rel kereta api dengan as jalan.
Sempadan SUTET merupakan sempadan untuk saluran udara tegangan ekstra tinggi.
Garis sempadan SUTET diatur dalam Permen PU no. 5 tahun 2008. Garis sempadan
jaringan tenaga listrik adalah 64 meter yang ditetapkan dari titik tengah jaringan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 85/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 73
tenaga listrik. Ketentuan jarak bebas minimum antara SUTET dengan tanah dan benda
lain ditetapkan sebagai berikut.
LokasiSUTET
(500 KV)Bangunan Industri 20 m
Pompa bensin 20 m
Penimbunan bahan bakar 50 m
Pagar 3 m
Lapangan Terbuka 15 m
Jalan Raya 15 m
Pepohonan 8,5 m
Bangunan tahan api 8,5 m
Rel kereta api 15 m
Jembatan besi/tangga besi/kereta listrik 8,5 m
Dari titik tertinggi tiang kapal 8,5 m
Lapangan olahraga 14 m
SUTT lainnya penghantar udara tegangan rendah, dll 8,5
Sumber : Permen PU no.5 tahun 2008
Untuk sempadan industri merupakan sempadan atau barier seperti jalur hijau yang
mengelilingi kawasan industri. Adapun ketentuan sempadan diatur lebih lanjut
didalam peraturan, yaitu :
a. Garis sempadan bangunan terhadap sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan
ditetapkan 8 meter dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Sedangkan garis
sempadan bangunan terhadap sungai bertanggul diluar kawasan perkotaan ditetapkan
10 meter dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
b. Khusus garis sempadan bangunan industri dan pergudangan terhadap sungai
bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan 13 meter dari sebelah luar
sepanjang kaki tanggul. Sedangkan diluar kawasan perkotaan ditetapkan 15 meter dari
sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
C. Zona Ruang Terbuka Hijau
Pada lingkup perkotaan di Kawasan I Kota Surakarta. Kawasan ini merupakan tempat
yang cocok untuk mengawali program pelestarian ruang terbuka hijau di Kawasan I Kota
Surakarta. Kawasan ini bertujuan untuk menciptakan ruang kota yang manusiawi, hijau,
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 86/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 74
sejuk, dan estetis. Fungsi-fungsi yang diperkenankan di kawasan hijau kota didalam
Kawasan I Kota Surakarta adalah sebagai RTH Taman, jalur hijau, dan RTH pemakaman
RTH Taman Kota
RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota
atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan
standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas taman minimal 144.000 m2.
Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan
fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% -
90%.Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.
RTH Jalur Hijau Jalan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara20–30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan.Untuk menentukan
pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan
persyaratan penempatannya.Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah
setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.
RTH Pemakaman
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi
utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai
daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro
serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat
dan sebagai sumber pendapatan
2. Zona Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan produksi dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia.Kawasan budidaya terbagi dalam kawasan budidaya pertaniandan non pertanian.Wilayah seperti ini statusnya dapat dialihfungsikan. Sedangkan kawasan
budidaya non pertanian meliputi kawasan peruntukkan industri, pertambangan, Fasilitas
ekonomi, permukiman, Fasilitas sosial yang dalam penggunaannya tidak dapat
dialihfungsikan.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 87/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 75
A. Zona Perumahan
Kawasan I Kota Surakarta memiliki karakteristik permukiman padat.Hal ini dapat
dilihat dari jumlah backlog rumahnya.Rata-rata setiap rumah dihuni oleh 4 KK sehingga
rumah menjadi sempit dan berdesakan. Jumlah kekurangan rumah atau backlog di
Kawasan I sebesar 10.050 unit dari selisih jumlah rumah sebesar 36.997 unit dengan jumlah
KK sebesar 47.047 jiwa
Arah pengembangan dan pemenuhan kebutuhan akan perumahan dialokasikan diluar
kawasan I ini, yang memang dalam RTRW direncanakan didalam pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman. Arahan kawasan perumahan kepadatan tinggi
dilakukan melalui :
Peningkatan kualitas prasarana lingkungan perumahan dan penyediaan ruang terbukahijau dan ruang terbuka non hijau;
Peningkatan kualitas hunian di kawasan perumahan melalui pembangunan
perumahan secara vertikal; dan
Menetapkan koefisien dasar bangunan maksimal 80% dalam setiap pembangunan
kawasan perumahan
Pengembangan kawasan permukiman dan perumahan dilakukan berdasarkan pola
sistem unit lingkungan. Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan
tinggi diarahkan di sekitar pusat kota, hal ini disesuaikan dengan kecenderungan
perkembangannya. Untuk permukiman dengan kepadatan sedang dan rendah diarahkan
pada daerah pengembangan (di wilayah utara kota) sedangkan untuk diwilayah kita
diperuntukkan sebagai kawasan permukiman kepadatan tinggi.
Adapun metoda pengembangan permukiman dengan kepadatan tinggi direncanakan
melalui cara rehabilitasi atau program perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
dengan mengutamakan peningkatan infrastruktur dan fasilitas sosial yang ada, seperti
jalan lingkungan, saluran drainase, sistem sanitasi, dan persampahan.
Upaya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di Kawasan I Kota
Surakarta diarahkan dalam tujuan pengembangan sebagai berikut :
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 88/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 76
Memberikan arahan bagi upaya penyediaan rumah tinggal sebagai Fasilitas hunian
masyarakat, sekaligus sebagai bagian dari upaya-upaya untuk meninggalkan
kesejahtaraan masyarakat.
Menciptakan lingkungan rumah tinggal yang sehat, aman, serasi dan teratur sehingga
memenuhi kaidah-kaidah penciptaan lingkungan perumahan yang layak huni, layak
lingkungan, layak usaha dan layak berkrmbang.
Sebagai elemen pembentuk ruang kawasan, rencana pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman akan mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan
melalui penyebaran penduduk yang menghuni Fasilitas perumahan dan permukiman
yang dikembangkan.
Memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor pembangnanekonomi dan social budaya di kawasan pengembangan.
B. Zona Perdagangan dan Jasa
a. Pasar
Rencana pengembangan Pasar tradisional yang ada di Kawasan I Kota Surakarta yaitu
dengan melakukan kegiatan diantaranya
Pengembangan kegiatan pasar dan peningkatan kualitas pasar tradisional.
Peningkatan pasar skala pelayanan lingkungan yang tersebar di seluruh kecamatan.
Pengembangan pasar modern dan tradisional dengan skala pelayanan regional
dikembangkan pada Kawasan I dengan skala pelayanan jalan regional, sedangkan
untuk pasar tradisional dan modern dengan skala yang lebih kecil (lokal) berada
menyebar di seluruh wilayah dengan jumlah dan ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Pertokoan
Pertokoan dikembangkan pada kawasan permukiman dengan lingkup skala yang
berbeda, dimana pertokoan skala kecamatan terdapat di jalan kolektor utama.
Sedangkan untuk pertokoan skala lingkungan menyebar di kawasan permukiman yang
ada di wilayah masing-masing.
Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 89/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 77
Pengembangan perdagangan dan jasa skala regional dan kecamatan dikembangkan
disepanjang jalan kolektor utama yang menjadi jalan akses. Pengendalian
pembangunan tetap diberlakukan mengingat jalan utama merupakan jalan kolektor
primer dengan arus pergerakan regional yang tinggi.
Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal dikembangkan ke arah
permukiman warga.
Kegiatan perdagangan yang dikembangkan di pusat perdagangan umumnya
merupakan kegiatan perdagangan grosir dan eceran dengan lingkup atau skala
pelayanan kota dan regional. Pada kawasan yang memiliki kecenderungan berkembang
menjadi kawasan perdagangan diperlukan pengaturan tata peruntukan lahannya
dengan menetapkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa campuran. Dengan adanyapenetapan tersebut, maka akan lebih mudah dilakukan pengawasan dan pengendalian
perkembangannya.
Pertimbangan lain yang digunakan dalam penetapan dan pengembangan lokasi
Fasilitas perdagangan dan jasa antara lain :
Lokasi berada di lingkungan perumahan dengan jangkauan pelayanan terbatas
pada lingkungan RT untuk Fasilitas warung/kios.
Lokadi berada di lingkungan perumahan yang skala pelayanan lebih luas dari RT,
misalnya RW.
Lokasi berada di pusat kegiatan lingkungan (pusat desa/kelurahan), untuk
FasilitasPusat perbelanjaan lingkungan/ pasar lokal.
Lokasi berada di pusat kota untuk Fasilitas pusat perbelanjaan/pasar induk
C. Zona Sarana dan Prasarana Umum
a. Fasilitas Pendidikan
Standar perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan berdasarkan SNI 03.1733.2004
adalah sebagai berikut:
TK melayani 1.250 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 500m².
SD melayani 1.600 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 2.000m².
SMP melayani 4.800 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 9.000m².
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 90/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 78
SMA melayani 4.800 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 12.500m².
b. Fasilitas Peribadatan
rencana penyediaan fasilitas peribadatan di wilayah Kawasan I Kota Surakarta juga
diarahkan pada:
Penyediaan fasilitas peribadatan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan ibadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan pemeluknya masing-masing,
Peningkatan kualitas fasilitas peribadatan penduduk yang sudah ada, melalui
swadaya masyarakat.
Penyediaan fasilitas peribadatan, selain memperhatikan jumlah kebutuhan juga
mempertimbangkan petelakan lokasi sarana sehingga pelayanan saranaperibadatan tersebut mampu menjangkau kebutuhan penduduk.
c. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Rencana fasilitas ruang terbuka hijau di Kawasan I Kota Surakarta antara lain:
Kawasan I Kota Surakarta membutuhkan 9 unit taman kelurahan, luas dari masing-
masing taman tersebut adalah 9.000 m2
Kawasan I Kota Surakarta membutuhkan 2 unit taman kecamatan, luas dari
masing-masing taman tersebut adalah 24.000 m2.
d. Fasilitas Kesehatan
Rencana fasilitas kesehatan di Kawasan I Kota Surakarta antara lain :
Kawasan I membutuhkan 2 puskesmas dengan luasan 1.000 m2 per unit
Kawasan I membutuhkan 9 puskesmas pembantu dengan luasan 300 m2 per unit.
e. Fasilitas Olahraga
berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan I pada tahun 2034 membutuhkan 9
unit lapangan olahraga skala kelurahan dan 2 unit lapangan olahraga skala kecamatan.
f. Fasilitas Sosial Dan Budaya
berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan I pada tahun 2034 fasilitas sosial dan
budaya di Kawasan I Kota Surakarta membutuhkan 2 unit gedung serbaguna
g. Fasilitas Perekonomian
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 91/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 79
Fasilitas perekonomian merupakan sarana yang digunakan dalam suatu usaha tertentu
misalnya perdagangan. Dalam hal ini fasilitas perdagangan dan niaga menurut SNI
03.1733.2004 adalah sebagai berikut:
Toko/warung melayani 250 orang dengan luas 100 m².
Pertokoan melayani 6000 orang dengan luas 3000 m².
Pusat Petokoan dan Pasar Lingkungan melayani 30.000 orang dengan luas lahan
10.000 m².
Pusat Perbelanjaan dan niaga (toko+pasar+bank+kantor) melayani 120.000 dalam
skala kecamatan dengan luas lahan 36.000 m².
berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan I pada tahun 2034 membutuhkan
fasilitas perekonomian sebagao berikut:
Pasar lingkungan sebanyak 9 unit dengan luas masing-masing pasar 10.000 m2
membutuhkan fasilitas pusat perbelanjaan sebanyak 2 unit dengan luas masing-
masing pusat berbelanjaan 36.000 m2
D. Zona Industri
Pengembangan dan rencana peruntukkan Kawasan I Kota Surakarta menurut RTRW
Kota Surakarta dibeberapa titik lokasi diperuntukkan sebagai kawasan peruntukkan, sehingga
menjadikan pengembangan kawasan menjadi wilayah yang lebih pesat. Dalam penataan ruang
di wilayah Kawasan I Kota Surakarta.Fasilitas seperti pengelolaan limbah sekaligus outlet
sebagai Fasilitas promosi dan pemasaran.
Untuk industri besar dan menengah dengan mempertimbangkan syarat kawasan
peruntukkan industri sebagai berikut:
Pengelolaan sesuai dengan manajemen kawasan peruntukkan industri dan memperhatikan
dampak lingkungan;
Melibatkan penduduk sekitar dalam proses produksi untuk menghindari kesenjangan
interwilayah;
Pengembangan di luar kawasan peruntukkan industri harus berbasis pada potensi lokal;
Pembinaan industri kecil dan rumah tangga dilakukan guna meningkatkan nilai produk
hasil-hasil pertanian.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 92/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 80
Sedangkan untuk kegiatan industri yang lebih kecil tingkatannya sepertti indutri rumah
tangga (rumahan) dapat dilakukan pada masing masing wilayah perencanaan di seluruh
Kawasan I Kota Surakarta dengan mengingat keberlanjutan lingkungan yang ada disekitarnya.
Untuk strategi pengembangan dan pengendalian prasarana penunjang pada industri
besar di yang berada di sepanjang koridor utama jalan kolektor Kawasan I Kota Surakarta.
Untuk strategi pengembangan kawasan peruntukan industri menengah dan besar meliputi:
menciptakan iklim investasi yang kondusif;
mengembangkan kawasan peruntukan industri yang ditunjang dengan promosi dan
pemasaran hasil industri;
mengembangkan industri menengah dan besar untuk mengolah hasil pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan; menangani dan mengelola limbah yang dihasilkan industri dengan penyediaan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL), baik secara individual maupun komunal;
menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan kegiatan industri; dan
menciptakan keterkaitan antara industri menengah dan besar dengan industri mikro dan
kecil.
Strategi pengembangan kawasan peruntukan industri mikro dan kecil (home industri),
meliputi:
mengoptimalkan pembinaan industri mikro dan kecil;
mengembangkan industri agribisnis yang mendukung komoditas agribisnis unggulan
mengembangkan dan memberdayakan industri mikro dan kecil untuk mengolah hasil
pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan;
menangani dan mengelola limbah yang dihasilkan industri mikro dan kecil;
mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri mikro dan kecil; dan
mengembangkan pola kemitraan antara industri mikro dan kecil dengan industri
menengah dan besar.
Untuk mendukung kualitas lingkungan di kawasan peruntukkan industri, perlu adanya
strategi penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan meliputi:
menetapkan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan minimal 30% (tiga puluh persen);
mengatur ketersediaan ruang terbuka hijau privat dan publik di kawasan perkotaan; dan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 93/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 81
menyediakan jalur hijau sebagai zona penyangga pada tepi luar kawasan peruntukkan
industri
2.5.3. Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana
A. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan
dengan memperhatikan keterhubungan antar kawasan. Pengembangan dan peningkatan
jaringan jalan di Kawasan I Kota Surakarta direncanakan memanfaatkan pola jaringan jalan dan
embrio jalan yang telah ada. Rencana pengembangan jaringan jalan bertujuan untuk
mendapatkan struktur pelayanan jalan yang efisien.
Dengan memperhatikan kondisi jalan yang ada, maka struktur dan fungsi jaringan jalanyang direncanakan di Kawasan I adalah sebagai jalan kolektor primer dan lokal primer.
Jalan primer adalah jalan yang mengubungkan antar kota atau antar daerah. Fungsi jalan
primer yang direncanakan di Kawasan I Kota Surakarta adalah :
3. Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan antar Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) atau antar Pusat Kegiatan Wilayah dengan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL). Jalan ini di Kawasan I Kota Surakarta meliputi
f) Jalan Slamet Riyadi
g) Jalan Brigadir Jendral Sudiarto
h) Jalan Honggowongso
i) Jalan Kapten Mulyadi
j) Jalan Veteran
4. Jalan Lokal Primer adalah jalan yang dirancang untuk menghubungkan antar
kegiatan lokal, seperti antar kelurahan dan antara kawasan pengembangan primer.
Tabel II.23 Rencana Jalan Lokal Primer di Kawasan I Kota Surakarta
No Nama Jalan Fungsi
1 Jalan Abioso Lokal Primer
2 Jalan Abioso Lokal Primer
3 Jalan Batanghari Lokal Primer
4 Jalan Batanghari Lokal Primer
5 Jalan Beton Lokal Primer
6 Jalan Bhayangkara Lokal Primer
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 94/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 82
No Nama Jalan Fungsi
7 Jalan Bogowonto Lokal Primer
8 Jalan Brigadir Sudiarto Lokal Primer
9 Jalan Butuh Lokal Primer
10 Jalan Cakra Lokal Primer11 Jalan Cempaka Lokal Primer
12 Jalan Ciliwung Lokal Primer
13 Jalan Cipunegara Lokal Primer
14 Jalan Cisadane Lokal Primer
15 Jalan Citandui Lokal Primer
16 Jalan Citarum Lokal Primer
17 Jalan Cokrobaskoro Lokal Primer
18 Jalan Cut Nyak Dien Lokal Primer
19 Jalan Dewi Sartika Lokal Primer
20 Jalan Dewutan Lokal Primer
21 Jalan Dilagan Lokal Primer
22 Jalan Dr.Wahidin Lokal Primer23 Jalan Gajah Suranto Lokal Primer
24 Jalan Gajahan Lokal Primer
25 Jalan Gatot Subroto Lokal Primer
26 Jalan Gotong Royong Lokal Primer
27 Jalan Hadiwijayan Lokal Primer
28 Jalan Haryo Panularan Lokal Primer
29 Jalan Ibu Pertiwi Lokal Primer
30 Jalan Jatayu Lokal Primer
31 Jalan Jatayu Lokal Primer
32 Jalan Juanda Kartasanjaya Lokal Primer
33 Jalan Kadipolo Lokal Primer
34 Jalan Kalilarangan Lokal Primer35 Jalan Kalimosodo Lokal Primer
36 Jalan Kaliwidas 2 Lokal Primer
37 Jalan Kebangkitan Nasional Lokal Primer
38 Jalan Kemlayan Lokal Primer
39 Jalan Kepolisian Lokal Primer
40 Jalan Ki Ageng Mangir Gg II Lokal Primer
41 Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer
42 JalanKiai Gede Sala Lokal Primer
43 Jalan Kiai Haji Ashari Lokal Primer
44 Jalan Kiai Haji Wahid Hasyim Lokal Primer
45 Jalan Kiai Mojo Lokal Primer
46 Jalan Madukoro Lokal Primer47 Jalan Makam Brenggolo/Jamsaren Lokal Primer
48 Jalan Manggis Lokal Primer
49 Jalan Maospati Lokal Primer
50 Jalan Muhammad Yamin Lokal Primer
51 Jalan Museum Lokal Primer
52 Jalan Nirbitan Lokal Primer
53 Jalan Notoningratan Lokal Primer
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 95/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 83
No Nama Jalan Fungsi
54 Jalan Padmonegoro Lokal Primer
55 Jalan Palu Lokal Primer
56 Jalan Panembahan Lokal Primer
57 Jalan Pangeran Wijil Lokal Primer58 Jalan Patimura Lokal Primer
59 Jalan Ponconoko Lokal Primer
60 Jalan Prof. Kahar Muzakir Lokal Primer
61 Jalan Rajiman Lokal Primer
62 Jalan Raya Solo Permai Lokal Primer
63 Jalan Re Martadinata Lokal Primer
64 Jalan Reksoninten Lokal Primer
65 Jalan Roro Mendut Lokal Primer
66 Jalan Sampangan Lokal Primer
67 Jalan Sasono Mulyo Lokal Primer
68 Jalan Sawo Lokal Primer
69 Jalan Senopati Lokal Primer70 Jalan Silir Lokal Primer
71 Jalan Sorogeni Lokal Primer
72 Jalan Sri Narendro Lokal Primer
73 Jalan Stiyaki Lokal Primer
74 Jalan Sunan Kalijaga Lokal Primer
75 Jalan Sungai Barito Lokal Primer
76 Jalan Sungai Indragiri Lokal Primer
77 Jalan Sungai Kapuas Lokal Primer
78 Jalan Sungai Mahakam Lokal Primer
79 Jalan Sungai Negara Lokal Primer
80 Jalan Sungai Riam Kanan Lokal Primer
81 Jalan Sungai Riam Kiri Lokal Primer82 Jalan Sungai Sebakung Lokal Primer
83 Jalan Sungai Serayu Lokal Primer
84 Jalan Supit Urang Lokal Primer
85 Jalan Sutowijoyo Lokal Primer
86 Jalan Trisula Lokal Primer
87 Jalan Untung Suropati Lokal Primer
88 Jalan Widoro Kandang Lokal Primer
89 Jalan Wijaya Kusuma Lokal Primer
90 Jalan Wiropaten Lokal Primer
91 Jalan Wirotamtomo Lokal Primer
92 Jalan Yos Sudarso Lokal Primer
93 Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer94 Jalan Mayor Sunaryo Lokal Primer
95 Jalan Ki Ageng Mangir Lokal Primer
96 Jalan Poncowati Lokal Primer
97 Jalan Sungai Batanghari Lokal Primer
B. Rencana Pengembangan FasilitasTransportasi
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 96/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 84
Rencana pengembangan fasilitas transportasi di Kawasan I antara lain:
Penyediaan tempat parkir di Kawasan I menggunakan sistem parkir on street yaitu parkir
berada di bahu jalan
mengembangkan jaringan trayek agar menjangkau ke seluruh Kota Surakarta
Menyediakan Halte bus trans di Kawasan I Kota Surakarta yang lokasinya terdapat pada
jalur hijau dan strategis
C. Rencana Pengembangan Jalur Sepeda
Pengembangan jalur sepeda di Kawasan I Kota Surakarta ini berada disetiap ruas jalan
yang ada, dengan pembeda cat atau lambang atau garis yang tertera di suatu ruas jalan. Rata
rata jalur sepeda membutuhkan lebar 2 meter. Penerapan jalur sepeda di Kawasan I KotaSurakarta dapat diterapkan di Jalan Jalan Slamet Riyadi, Jalan Brigadir Jendral Sudiarto, Jalan
Honggowongso, Jalan Kapten Mulyadi dan Jalan Veteran.
D. Rencana Pengembangan Jaringan Energi
Sebagian besar Wilayah Kawasan I sudah terjangkau oleh jaringan listrik PLN,
kebutuhan listrik untuk kawasan ini sampai tahun 2034 dihitung berdasarkan asumsi berikut :
Rumah Tipe Besar menggunakan listrik rata-rata 1.300 watt
Rumah Tipe Sedang menggunakan listrik.rata-rata 900 watt
Rumah Tipe Kecil menggunakan listrik rata-rata 450 watt.
E. Rencana Jaringan Telekomunikasi
Standar pelayanan sambungan telepon rumah adalah 250 penduduk yang berarti dalam
tiap 250 penduduk harus ada paling sedikit 1 buah sambungan telepon rumah. Sedangkan
standar pelayanan telepon umum adalah 2.000 penduduk, telepon umum ditempatkan di
pusat-pusat aktivitas seperti kawasan perkantoran, pasar, dan fasilitas umum lainnya
F. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum
Standar perhitungan kebutuhan air bersih di Kawasan I adalah sebagai berikut:
Air bersih untuk rumah tangga/domestik sebesar 120 liter/orang/hari
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 97/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 85
Untuk perdagangan sebesar 10% kebutuhan domestik
Untuk kegiatan sosial dan pelayanan umum sebesar 10% kebutuhan domestik
G. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase
Pada bagian perkotaan Kawasan I Kota Surakarta sistem jaringan drainase yang cocok
adalah drainase tertutup, hal ini untuk mengantisipasi tercemarnya saluran drainase dari
sampah perkotaan sehingga saluran drainase dapat berfungsi lebih efisien. Sedangkan untuk
kawasan perumahan sistem drainase yang cocok adalah drainase terbuka agar masyarakat
dapat lebih mudah membersihkan saluran jika terjadi penyumbatan karena sampah.
Komponen-komponen pelengkap sistem drainase yang harus diperhatikan antara lain
gorong-gorong, pertemuan antar saluran, pintu air, dan sebagainya. Komponen-komponenpenyusun saluran drainase harus sesuai dengan standar SNI yang sudah ditetapkan. Berikut
merupakan tabel ruas-ruas saluran maupun kali yang berada di Kawasan I Kota Surakarta.
Tabel II.24
Nama ruas, Panjang, dan Lebar Atas Drainase Kawasan I Kota Surakarta
No. Nama RuasPanjang
(m)Lebar
Atas (m)Kelas Drainase
1 Kali Wingko 1.842 50 Primer
2 Kali Tanggul 6.710 60 Primer3 Bengawan Solo 7.800 200 Primer
4 Kali Jenes 3.950 6 Primer
5 Kali Pepe Hilir 5.760 6-40 Primer
6 Kali Boro 2200 6 Primer
7 Sal.Stasiun Jebres-Kali Boro 1900 4 Sekunder
8 Sal.Kp.Sewu 437 2,5 Sekunder
9 Sal.Sorogenen-Gandekan 1.048 1.5-4 Sekunder
10 Sal.Simpon BI 430 2,5 Sekunder
11 Sal.Sekitar Kospin 405 3 Sekunder
12 Kali Toklo 1.550 6 Sekunder
13 Sal.Belakang Hotel Sahid Raya 731 3 Sekunder
14 Kali Kawong 1.288 5 Sekunder15 Sal.Depok-Sambeng 506 3 Sekunder
16 Sal.Sekitar UTP-RS Brayat Minulyo 450 3 Sekunder
17 Sal.Tegalkonas 764 3 Sekunder
18 Sal.Jl.Untung Suropati 1.446 1,75 Sekunder
19 Sal.Jl.Kapten Mulyadi 612 3 Sekunder
20 Sal.Kp.Gajahan-Baturono 1.805 1.75-3 Sekunder
21 Sal.Kalilarangan 2.301 1,75 Sekunder
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 98/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 86
No. Nama RuasPanjang
(m)Lebar
Atas (m)Kelas Drainase
22 Kali Buntung 546 2,5 Sekunder
23 Sal.Jl.Brigjen Sudiarto 922 1 Sekunder
24 Sal.Kp.Semanggi-Jl.Kyai Mojo 1.579 2,5 Sekunder
25 Sal.Jl.Honggowongso 1.874 3 Sekunder
26 Sal.Jl.Gajah Mada 1.164 3 Sekunder
27 Sal.Jl.Bayangkara 1.580 2 Primer
28 Sal.Jl.Dr.Supomo 1.209 2,5 Sekunder
29 Sal.Dr.Cipto Mangunkusumo 1.312 3 Sekunder
30 Sal.Dr.Wahidin 950 5 Primer
31 Sal.Dr.Muwardi 686 4 SekunderSumber : DPU bidang Drainase Kota Surakarta
H. Rencana Pengembangan Jaringan Limbah
Air limbah bertujuan memenuhi kebutuhan akan sistem prasarana yanq berfungsi
rnengalirkan adalah air limbah domestik (air limbah rumah tangga) yang berasal dari
perumahan dan permukiman, dalam mencapai ruang hidup yang sehat dan produktif.
Berdasarkan SNI 03.1733.2004, air limbah domestik ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Black Water, yaitu air limbah manusia (human waste) yang berasal dari toilet/jamban;
b. GrayWater, yaitu air buangan rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur, dan
tempat cuci (sullage).
Penanganan air limbah di perumahan dan permukiman pada dasarnya merupakantanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan sarana penunjangnya dapat dibantu atau
disediakan oleh pemerintah daerah, baik dengan atau tanpa bantuan pemerintah pusat
maupun kerja sama dengan sektor swasta.
a. Teknologi/Sistem Sanitasi
Secara teknis ada beberapa jenis pembuangan limbah domestik ini. Secara umum sistem
pembuangan ini dapat digolongkan menjadi setempat (on-site) atau bukan setempat (off-
site), basah atau kering. Sistem setempat membuang limbah pada lokasi rumah. Sistem
bukan setempat mencakup pengumpulan oleh truk, pipa, atau saluran untuk pengelolaan
dan pembuangan di tempat lain. Sistem basah memerlukan air untuk pengeluaran, sistem
kering tidak perlu air
b. Pembuangan Air Limbah Sistem Setempat
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 99/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 87
Pembuangan air limbah sistem setempat dalam praktek sehari-hari dapat dilakukan
dengan:
- Individual oleh masing-masing keluarga pada setiap rumah;
- Komunal secara bersama-sama oleh beberapa keluarga, yang biasanya berupa jamban
jamak, MCK, atau tangki septik komunal.
I. Rencana Pengembangan Persampahan
Standar perhitungan produksi sampah domestik atau sampah rumah tangga adalah 2,5
liter/orang/hari. Selain itu kegiatan sosial juga berpotensi menimbulkan sampah,
perhitungannya adalah 20% dari jumlah sampah domestik.
JumlahTPS di Kawasan I Kota Surakarta adalah 15 unit yang meliputi TPS transfer depodan TPS dari bak biasa. Petugas pengangkutan sampah di kawasan ini dilakukan oleh
pemulung dan dimasing-masing TPS ada 2 pemulung yang mengambil sampah dari rumah
menuju TPS. Untuk TPST berada di TPST Sangkrah dan Sriwedari.
2.5.4. Sub BWP yang diprioritaskan dalam pengembangan Kawasan I Kota Surakarta
Sub BWP yang diprioritaskan dalam pengembangan Kawasan I Kota Surakarta
memperhatikan tujuan penataan kawasan yaitu Terwujudnya Kawasan Wisata Budaya Yang
Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti adalah pada Sub BWP I.
Dengan tujuan tersebut maka yang menjadi point utama adalah kawasan cagar budaya yang
berada di Sub BWP I meliputi meliputi Kelurahan Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan
Kauman, Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan Kedunglumbu.Kegiatan yang ada di Sub BWP I
ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pariwisata
Kegiatan pariwisata dengan skala pelayanan regional bahkan internasional yang didukung
oleh kompleks pariwisata keratonan kasunan, dengan fasilitas pendukungnya. Kegiatanpariwisata ini menjadi daya tarik dan pengembangan sektor ekonomi lokal dan perlu
untuk diwadahi didalam jaringan pergerakan, tempat parkir yang memadai.
2. Kegiatan perdagangan dan jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa ini tumbuh dari kegiatan pariwisata dan kebutuhan
pengembangan koridor. Kegiatan pariwisata (komplek keraton kasunan) ini tumbuh dan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 100/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 88
berkembang menumbuhkan sektor perdagangan pariwisata dan memenuhi kompleks
wisata tersebut dan sekitar koridor pengembangan dengan skala pelayanan mulai dari
regional sampai dengan lingkungan.
3. Kegiatan permukiman
Kawasan permukiman ini merupakan kawasan permukiman kota lama sebagai kawasan
permukiman cagar budaya dengan ciri bangunan dan kawasan kota lama. Selain itu ada
kawasan permukiman yang merupakan bagian dari permukiman pendukung pedagangan
dan jasa dengan kondisi permukiman yang lebih modern.
2.5.5. Pembagian BWP Dan Sub BWP
Penyusunan RDTR Kawasan ini, dibutuhkan kedalaman peta dan rencana yang lebihdetail, sehingga dibutuhkan pembagian BWPdan Sub BWP serta blok dalam rangka
mempermudah didalam detail yang akan digunakan. Adapun pertimbangan didalam
penentuan pembagian BWP, Sub BWP dan Blok adalah sebagai berikut:
Bagian wilayah perkotaan dipilih sebagai bagian kawasan yang paling berpengaruh
terhadap kawasan tersebut (misalnya sebagai pusat aktivitas, pusat kegiatan baik didalam
kawasan/ kota tersebut maupun tujuan bagi wisatawan)
Kesamaan peruntukkan lahan, sehingga memudahkan didalam menentukan
pengembangan pola ruang yang akan diterapkan pada kawasan tersebut
Deliniasi fisik, yaitu dengan batas jalan, sungai atau blok bangunan
Kawasan I merupakan BWP (Bagian Wilayah Perkotaan) ke-1 didalam Kota Surakarta
sehingga yang disebut dengan BWP adalah keseluruhan dari Kawasan I. Dari BWP tersebut
kemudian dibagi menjadi Sub BWP dengan melihat karakteritik kawasan. Dari masing masing
Sub BWP tersebut dibagi kembali dengan tingkat kedalaman Blok. Adapun perincian rencana
pembagian Sub BWP dan Blok di Kawasan I adalah berikut:
1. Sub BWP I merupakan kawasan kompleks keraton yang didukung dengan adanyakeraton kasunan, alun alun keraton, pasar klewer, kawasan permukiman kota lama, dan
kawasan perdagangan yang berada di Sub BWP ini. Untuk wilayahnya sendiri meliputi
Kelurahan Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Kauman, Sebagian Kelurahan Pasar
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 101/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 89
Kliwon, Sebagian Kelurahan Kedunglumbu. Sub BWP I dibagi menjadi 2 Blok yaitu Blok
I.I,1 dan Blok I.I.2.
2. Sub BWP II, merupakan kawasan stadion dan taman sriwedari, Museum Radya Pustaka,
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan RTH dengan adanya stadion (lapangan), dan
kawasan permukiman pendukung kegiatan perdagangan dan jasa. Sub BWP II meliputi
Kelurahan Penumping, Kelurahan Panularan, Kelurahan Tipes dan Kelurahan Sriwedari.
Sub BWP II dibagi menjadi 3 Blok, yaitu Blok I.II.1, Blok I.II.2, dan Blok I.II.3.
3. Sub BWP III, merupakan kawasan perdagangan dan jasa yang didukung oleh kawasan
permukiman yang berada di sekeliling Baluwarti sebagai kawasan permukiman kota
lama. Sub BWP III ini terdiri dari Kelurahan Kemlayan, kelurahan Jayengan, Kelurahan
Keratonan, Kelurahan Serengan. Sub BWP III dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.III.1, BlokI.III.2, dan Blok I.III.3.
4. Sub BWP IV, merupakan kawasan yang berada di sisi selatan kawasan dan merupakan
wilayah perbatasan. Terdiri dari Kelurahan Serengan. Sub BWP IV dibagi menhadi 2
Blok, yaitu Blok I.IV.1 dan I.IV.2.
5. Sub BWP V, merupakan kawasan perdagangan dan jasa dengan dominasi pusat
perbelanjaan seperti PGS, Luwes, maupun pertokoan disepanjang koridor jalan. Selain itu
juga terdapat Benteng Vasterberg, kawasan permukiman umumnya adalah permukiman
pendukung perdagangan dan jasa, namun ada juga permukiman kumuh dibantaran
sungai dan rel KA. Sub BWP V terdiri dari Sebagian Kelurahan Semanggi, Sebagian
Kelurahan pasar Kliwon, Sebagian Kelurahan Kedunglumbu, dan sebagian Kelurahan
Sangkrah. Sub BWP V dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.V.1, Blok I.V.2 dan Blok I.V.3.
6. Sub BWP VI, merupakan kawasan perdagangan dan jasa dengan ditandai ada sentra
pasar klitikan, pasar besi tua dan pasar hewan yang berada di Kelurahan Semanggu,
selain itu juga terdapat rusunawa dan IPAL Semanggi. Sub BWP VI terdiri dari Sebagian
Kelurahan Semanggi. Sub BWP VI dibagi menjadi 2 Blok yaitu Blok I.VI.1 dan Blok I.VI.2.7. Sub BWP VII, merupakan kawasan permukiman padat yang terdapat didalam sub BWP
ini. Sub BWP VII terdiri dari Kelurahan Danukusuman, Kelurahan Joyotakan dan
Kelurahan Joyosuran. Sub BWP VII dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.VII.1 dan Blok
I.VII.2.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 102/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 90
8. Sub BWP VIII, merupakan kawasan bantaran Kalipepe dan rel kereta api. Dengan
kondisi kawasan permukiman padat dan kumuh, selain itu juga terdapat potensi potensi
perekonomian seperti pasar dan pertokoan, serta perdagangan dan jasa yang tumbuh
disepanjang koridor jalan.. Sub BWP VIII terdiri dari Kelurahan Sewu, Kelurahan
Gandekan, Kelurahan Sudiroprajan dan Kelurahan Sangkrah.Sub BWP VIII dibagi
menjadi 3 Blok yaitu Blok I.VIII.1, Blok I.VIII.2 dan Blok I.VIII.3.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 103/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 91
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 104/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 92
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 105/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 93
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 106/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 94
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 107/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 1
BAB III
PENGKAJIAN PENGARUH TUJUAN PENATAAN
RUANG, PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG
DAN/ATAU PROGRAM TERHADAP
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
3.1. PENAPISAN
Penapisan merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS). Tahapan penapisan yaitu tahapan KLHS yang
mengidentifikasi apakah perlu dilakukan KLHS terhadap suatu kebijakan, rencana,dan/atau program (KRP). Proses penapisan dilakukan oleh pembuat KRP dengan
didukung pendapat ahli. Selain itu penapisan dapat dilakukan berdasarkan hasil
kajian ilmiah serta melalui konsultasi dengan instansi lingkungan hidup dan instansi
terkait lainnya.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkuan Hidup (PPLH) Pasal 15, menyatakan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah
Daerah (Provinsi, Kota dan Kabupaten) wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan
Rencana Tata Ruangnya”. KLHS dilakukan untuk mengintegrasikan aspek lingkungan
dalam pengambilan keputusan awal kebijakan, rencana, dan program dalam hal iniadalah Rencana Tata Ruang. Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kegiatan penyusunan KLHS RDTR Kawasan I harus disusun
sebagai dokumen pendamping produk RDTR Kawasan I.
Selain UU Nomor 32 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang juga menyatakan bahwa : “Pengolahan
data dan analisis paling sedikit meliputi : 1). teknik analisis daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup
strategis; 2). teknik analisis keterkaitan antarwilayah dan/atau kawasan perkotaan;
dan 3). teknik perancangan kawasan” (Pasal 67 ayat 2 huruf c). PP tersebut juga
menjadi dasar bahwa kegiatan penyusunan KLHS RDTR Kawasan I menjadi wajib
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 108/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 2
dilakukan. Perundangan lain yang mengharuskan adanya penyusunan KLHS dalam
penyusunan RDTR, juga termuat dalam Peraturan Menteri (Permen) Nomor
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang/
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Dokumen KLHS dalam batang tubuh subbab 5.3
kelengkapan dokumen untuk persetujuan substansi Rancangan Peraturan Daerah
(raperda) tentang RDTR, menyatakan bahwa dokumen KLHS merupakan dokumen
pendukung dalam proses persetujuan substansi raperda RDTR, sehingga dokumen
KLHS perlu disusun.
Secara singkat tabulasi identifikasi uji penapisan KLHS bagi suatu kebijakan,
rencana, dan/atau program RDTR Kawasan I sebagai berikut :
Tabel III.1 Identifikasi Uji Penapisan KLHS RDTR Kawasan I
No
Kriteria PenapisanKLHS RDTR
Kawasan I
Penilaian
Uraian Pertimbangan dan
Kesimpulan
Kesimpulan: (Signifikan atau
Tidak Signifikan)
1 UU No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkuan Hidup
(PPLH) Pasal 15
Pemerintah dan Pemerintah
Daerah (Provinsi, Kota)
wajib melaksanakan KLHS
dalam penyusunan Rencana
Tata Ruangnya.
RDTR Kawasan I merupakan
bagian dari RTR Kota
Surakarta yang harus
dilengkapi dengan KLHS. Hal
ini signifikan sesuai dengan
amanah Pasal 15 UU 32 Tahun
2009.2 Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 15 Tahun
2010 tentang
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Pengolahan data dan
analisis, paling sedikit
dilakukan dengan : teknik
analisis daya dukung dan
daya tampung lingkungan
hidup yang ditentukan
melalui kajian lingkungan
hidup strategis (Pasal 67 ayat
2 huruf c).
Muatan substansi KLHS
RDTR Kawasan I salah
satunya adalah telaah daya
dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Hal ini
sangat signifikan dengan PP
No 15 Tahun 2010 (Pasal 67
ayat 2 huruf c).
3 Peraturan Menteri
(Permen) Nomor
20/PRT/M/2011
tentang Pedoman
Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang/
Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota
Dokumen KLHS merupakan
dokumen pendukung dalam
proses persetujuan substansi
Rancangan Peraturan
Daerah (raperda) RDTR.
(subbab 5.3 kelengkapan
dokumen untuk persetujuan
substansi raperda tentang
RDTR).
Hal ini sangat signifikan
menyusun dokumen KLHS
memenuhi Permen No
20/PRT/M/2011 subbab 5.3
kelengkapan dokumen untuk
persetujuan substansi raperda
tentang RDTR.
Sumber : Analisis, 2014.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 109/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 3
Kajian KLHS dari produk RDTR Kawasan I disesuaikan dengan muatan
substansi RDTR dalam Permen 20/PRT/M/2011 yang mencakup beberapa substansi
pokok, yaitu :
1. Tujuan penataan BWP
2. Rencana pola ruang
3. Rencana jaringan prasarana
4. Penetapan SBWP yang diprioritaskan
5. Ketentuan pemanfaatan ruang
6. Peraturan zonasi
3.2. PENGKAJIAN PENGARUH K-R-P TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN
HIDUP
Pengkajian pengaruh Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP) terhadap kondisi
lingkungan hidup dalam lingkup RDTR Kawasan I dilakukan melalui 4 (empat)tahapan, yaitu : 1) Identifikasi pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya, 2) Penilaian isu pembangunan berkelanjutan, 3) Penialian Prioritas Kebijakan,
Rencana, dan Program (KRP), dan 4) Telaah Pengaruh Kebijakan, Rencana, dan
Program (KRP). Masing-masing tahapan kajian pengaruh KRP secara rinci diuraikan
sebagai berikut :
3.2.1. Identifikasi Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya
Identifikasi pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dapat dilakukan
sesuai proses dan prosedur penyusunan dan evaluasi masing-masing KRP. Sedangkan
dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan I, untuk bentuk pelibatan masyarakat
disesuaikan dengan perundangan yang terkait yaitu mengacu pada PP No 68 Tahun
2010 tentang bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang. Secara
garis besar bentuk pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dapat dilihat
pada tabel berikut.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 110/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 4
Tabel III.2 Bentuk Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan dan Impementasi KLHS RDTRKawasan I
NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan
Pemangku Kepentingan
1 Perencanaan/penyusunan KLHS
a. Penapisan (kesepakatan perlu tidaknya KLHS)
b. Identifikasi masyarakat dan pemangku
kepentingan
Instansi/ Lembaga Yang Terlibat :
Pembuat keputusan :
Penetapan KLHS RDTR Kawasan I yang akan dilakukan.
Rekomendasi pelaksanaan kegiatan KLHS Penyusun KRP dan Instansi terkait :
Identifikasi pemangku kepentingan.
Idenitifikasi apakah perlu dilakukan KLHS terhadap RDTR Kawasan I.
Penetapan KLHS RDTR Kawasan I yang akan dilakukan.
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :
Keterlibatan pasif masyarakat dalam menerima informasi tentang adanya KLHS
c. Integrasi proses pelibatan masyarakat
d. Konsultasi publik / dialog / diskusi dengan
masyarakat dan pemangku kepentingan
terkait identifikasi isu lingkungan hidup
dalam pembangunan berkelanjutan.
e. Identifikasi isu strategis pembangunan
berkelanjutan
Penyusun KRP dan Instansi terkait :
Pemberian data dan informasi terkait lingkungan hidup
Masukan data kebijakan sektor terkait lingkungan hidup
Masukan data potensi dan masalah penataan ruang
Masukan data potensi dan masalah pembangunan berkelanjutan
Masukan isu strategis pembangunan berkelanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan.
Masukan kebijakan sektoral terkait isu strategis pembangunan berkelanjutan
Masukan prioritas utama dari isu strategis yang ada
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :
Masukan data karakteristik lokasi studi.
Masukan data potensi, masalah dan isu strategis dalam pembangunan berkelanjutan
Aspirasi dan opini masyarakat dalam meminimalisasi dampak lingkungan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 111/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 5
NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan
Pemangku Kepentingan
Masukan isu strategis pembangunan berkelanjutan di wilayah studi
Masukan isu strategis yang paling memberikan dampak menurut masyarakat
Masukan dampak resiko dari isu strategis pembangunan berkelanjutan
f. Identifikasi Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program (KRP)
Penyusun KRP dan Instansi terkait :
Masukan substansi KRP yang paling memberikan pengaruh besar terhadap
lingkungan hidup
Menentukan muatan dan substansi KRP yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadaplingkungan hidup dan diberi muatan pertimbangan aspek pembangunan
berkelanjutan
Masukan kebijakan sektoral terkait KRP yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadap
lingkungan hidup
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :
Masukan KRP yang memberikan dampak paling besar terhadap lingkungan hidup
Masukan dampak resiko dari KRP yang mulai ditimbulkan.
g. Telaah Pengaruh Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program (KRP)
Penyusun KRP dan Instansi terkait :
Masukan hasil kajian kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Masukan hasil kajian kinerja layanan/jasa ekosistem
Masukan hasil kajian efisiensi pemanfaatan SDA
Masukan hasil kajian tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan
iklim
Masukan hasil kajian tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Masukan hasil kajian perkiraan dampak/risiko lingkungan hidup yang timbul baik
dari isu strategis maupun KRP.
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :
Masukan dampak resiko KRP yang dudah mulai timbul di wilayah
Masukan dampak resiko KRP jika diterapkan.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 112/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 6
NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan
Pemangku Kepentingan
h. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP Penyusun KRP dan Instansi terkait :
Masukan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau
program
Masukan instrumen, metode serta cara mitigasi dampak dan risiko lingkungan
Masukan alternatif skenario pembangunan
Masukan alternatif prioritas pembangunan
Masukan alternatif lokasi yang lebih layak secara lingkungan Masukan alternatif tahapan pelaksanaan dan identifikasi waktu yang lebih tepat
bagi pembangunan
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :
Masukan alternatif lokasi yang lebih layak secara lingkungan
i. Rekomendasi Perbaikan KRP dan
Pengintegrasian Hasil KLHS
Penyusun KRP dan Instansi terkait :
Pemberian saran dan pendapat perbaikan untuk pengambilan keputusan KRP yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
Masukan perbaikan dalam perubahan prioritas
Masukan kemungkinan penundaan KRP
Rekomendasi penyesuaian ukuran dan skala rencana
Rekomendasi penyesuaian lokasi
Alternatif rencana dan program
2 Pemanfaatan
j.
Keberlanjutan Prosesk. Keberlanjutan Produktifitas
l. Keselamatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Pembuat keputusan, Penyusun KRP dan Instansi terkait : Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban melaksanakan standar pelayanan
minimal dalam rangka pelaksanaan peran masyarakat dalam penataan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :
Kerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam pemanfaatan ruang dan pelaksanaan KLHS;
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 113/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 7
NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan
Pemangku Kepentingan
Memberikan pendapat, saran dan usulan dalam sistem pelaksanaan KLHS.
Memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang dan
kajian KLHS yang telah ditetapkan
Menjaga serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan sumber daya alam
3 Pengedalian, pemeliharaan, pemantauan dan
evaluasi, pengawasan dan penegakan hukumm. Pencegahan
n. Penanggulangan
o. Pemulihan
p. Konservasi SDA
q. Pencadangan SDA
r. Pelestarian fungsi lingkungan hidup
s. Pembinaan
t. Sanksi Administrasi
u. Sanksi Perdata
v. Sanksi Pidana
Pembuat keputusan
Menunjuk instansi lingkungan hidup tingkat kota dalam penyelenggaraan KLHS
termasuk dalam pemantauan dan evaluasi tingkat kota.
Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KLHS kepada
Gubernur.
Penyusun KRP dan Instansi terkait
Monotiroing dan evaluasi pelaksanaan KRP secara berkala untuk memastikan
bahwa KRP berjalan sesuai dengan hasil kajian KLHS.
Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KLHS kepada
Walikota.
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak
Ikutserta dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang dan
hasil KLHS yang telah ditetapkan
Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang
yang melanggar rencana tata ruang dan hasil KLHS yang telah ditetapkan
Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan tidak
sesuai dengan kajian KLHS.
Sumber: Analisis, 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 114/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 8
3.2.2. Penilaian Isu Pembangunan Berkelanjutan
Hasil identifikasi isu strategis pembangunan berkelanjutan sebagaimana
disampaikan pada bab sebelumnya di atas, selanjutnya dilakukan penapisan dari
daftar panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan menjadi daftar pendek isu strategis
pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan teknik penilaian dan pembobotan.
Adapun tahapan metode pembobotan sebagai berikut :
1. Menetapkan kriteria untuk menilai isu-isu pembangunan berkelanjutan.
Adapun kriteria dalam menilai isu-isu pembangunan berkelanjutan sebagai
berikut:
Memiliki keterkaitan antar sektor, wilayah, dan antar generasi.
Bersifat tidak bisa atau sulit dipulihkan, risiko/dampak mencakup jumlah dan
luasan yang besar dan bersifat kumulatif.
Memiliki implikasi jangka panjang.
2. Menggunakan daftar panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan untukmerumuskan isu strategis yang prioritas untuk ditelaah pengaruhnya.
3. Melakukan uji silang isu-isu pembangunan berkelanjutan dengan kriteria
penilaian.
4. Menetapkan nilai pada masing-masing kriteria berdasarkan tingkat resiko (risk)
untuk setiap isu.
Adapun nilai yang digunakan diklasifikasikan dalam tiga (3) skala, yaitu : nilai 3
(tinggi), nilai 2 (sedang), dan nilai 1 (rendah). Dalam penilaian ini tidak digunakan
nilai nol (0) agar diperoleh kecenderungan. Hal ini terkait dengan asumsi bahwa
setiap tindakan atau perlakuan terhadap suatu kondisi alam dan/atau
lingkungannya akan ada konsekuensi dampaknya (trade-off ).
Asumsi korelasi penilaian dengan kriteria penialaian sebagai berikut :
Tabel III.3 Penilaian Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan
No Kriteria Tinggi (Skor 3) Sedang (Skor 2) Rendah (Skor 1)
1 Memiliki
keterkaitan antar
sektor, wilayah, dan
antar generasi.
Memiliki keterkaitan 3
(tiga) aspek (antar
sektor, wilayah, dan
generasi)
Meliliki keterkaitan
2 (dua) aspek
Meliliki
keterkaitan salah
satu aspek
2 Bersifat tidak bisa
atau sulit
dipulihkan,
risiko/dampak
mencakup jumlah
dan luasan yang
besar dan bersifat
kumulatif.
Sulit dipulihkan,
Risiko/dampak
jumlah dan luasan
di dalam
kecamatan dan
daerah sekitarnya
Dampak bersifat
Bisa pulih dalam
waktu lama
Risiko/dampak
jumlah dan
luasan skala
kecamatan,
Dampak bersifat
Bisa pulih
dalam waktu
dekat
Risiko/dampak
jumlah dan
luasan dalam
skala desa,
Dampak bersifat
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 115/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 9
No Kriteria Tinggi (Skor 3) Sedang (Skor 2) Rendah (Skor 1)
kumulatif kumulatif tidak komulatif
3 Memiiki implikasi
jangka panjang.
Implikasi dampak
yang terjadi dalam
jangka waktu yang
lama/panjang
Implikasi dampak
yang terjadi dalam
jangka waktu
menengah
Implikasi dampak
yang terjadi dalam
jangka waktu
pendek
Sumber : Analisis, 2014
Berdasarkan tahapan dan metode pembobotan di atas, dapat diketahui
penilaian isu pembangunan berkelanjutan yang prioritas untuk ditelaah pengaruhnya
dalam KLHS RDTR Kawasan I sebagai berikut.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 116/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 10
Tabel III.4 Penilaian Isu Pembangunan Berkelanjutan
No Isu Pembangunan Berkelanjutan
Kriteria Penilaian Prioritas Isu PB Nilai Bobot Kriteria
Total
Nilai
(Bobot x
Isu)
Rangking
Prioritas Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
Memiliki
keterkaitan
antar sektor,
wilayah, dan
antar generasi
(A)
Bersifat sulit
dipulihkan, risiko/
dampak mencakup
jumlah dan luasan yang
besar dan bersifat
kumulatif (B)
Memiiki
implikasi
jangka
panjang
(C)
A
(30%)
B
(40%)
C
(30%)
1 Masih tingginya jumlah
masyarakat yang berpenghasilan
rendah/pra-sejahtera
3 2 3 0,9 0,8 0,9 2,6 I
2 Masih adanya lingkungan
permukiman yang tidak layak
huni atau kawasan kumuh
perkotaan
2 2 2 0,6 0,8 0,6 2,0 II
3 Belum optimalnya penyediaan
sarana prasarana pengelolaan
sampah
2 2 3 0,6 0,8 0,9 2,3 II
4 Permasalahan drainase perkotaan 3 2 2 0,9 0,8 0,6 2,3 II
5 Permasalahan pencemaran
lingkungan3 2 3 0,9 0,8 0,9 2,6 I
6 Kurangnya Ruang Terbuka Hijau
(RTH)1 1 3 0,3 0,4 0,9 1,6 III
7 Permasalahan transportasi kota 2 1 3 0,6 0,4 0,9 1,9 II
8 Potensi cagar budaya 2 1 2 0,6 0,4 0,6 1,6 III
Total Per Kriteria 18 13 21 5,4 6,4 6,3 16,9
Sumber : Analisis, 2014
Keterangan : Interval Penilaian Rangking Prioritas Isu PB : Rangking I = > 2,3 Rangking II = 1,7 – 2,3 Rangking III = < 1,7
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 117/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 11
3.2.3. Penilaian Prioritas Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
Penilaian prioritas kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP) dilakukan baik
untuk kebijakan, rencana, dan/atau program yang akan disusun maupun kebijakan,
rencana, dan/atau program yang telah disusun dan akan dievaluasi. Untuk
identifikasi KRP dalam KLHS RDTR Kawasan I dilakukan pada KRP yang akan
dilakukan. Adapun tujuan identifikasi KRP pada saat KRP tersebut telah disusun,
namun dalam proses penetapan adalah mengetahui dan menentukan muatan dan
substansi rancangan KRP yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadap lingkungan
hidup dan diberi muatan pertimbangan aspek pembangunan berkelanjutan.
Tahapan yang dilakukan dalam penetapan KRP yang perlu ditelaah
pengaruhnya dapat dilakukan dengan metode penilaian frekuensi dampak yang
diberikan KRP dalam kaitannya dengan prioritas isu pembangunan berkelanjutan
yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Penilaian frekuensi dampak dilakukan
dengan teknik uji silang antara KRP dan isu pembangunan berkelanjutan yangdihasilkan pada tahap sebelumnya.
Total frekuensi nilai dampak KRP yang menunjukkan nilai negatif merupakan
KRP yang prioritas untuk ditelaah pengaruhnya, mengingat dampak negatif yang
diberikan terhadap lingkungan lebih banyak dibandingkan dengan dampak
positifnya. Secara rinci penetapan prioritas KRP dapat dilihat pada tabel berikut :
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 118/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 12
Tabel III.5 Penilaian Prioritas KRP
No Program Utama
Isu Pembangunan Berkelanjutan
F r e k u e n s i D a
m p a k P o s i t i f ( + )
F r e k u e n s i D a
m p a k N e g a t i f ( - )
T o t a l F r e k u e n s i D a m p a k
M a s i h t i n g g i n y a j u m l a h
m a s y a r a k a t y a n g
b e r p e n g h a s i l a n
r e n d a h / p r a -
s e j a h t e r a
M a s i h a d a n y a l i n g k u n g a n
p e r m u k i m a n y a
n g t i d a k l a y a k
h u n i a t a u k a w a s a n k u m u h
B e l u m o p t i m a l n
y a p e n y e d i a a n
s a r a n a p r a s a r a n a p e n g e l o l a a n
s a m p a h
P e r m a s a l a h a n d
r a i n a s e
p e r k o t a a n
P e r m a s a l a h a n p
e n c e m a r a n
l i n g k u n g a n
K u r a n g n y a R u a n g T e r b u k a
H i j a u ( R T H )
P e r m a s a l a h a n t r a n s p o r t a s i k o t a
P o t e n s i c a g a r b u
d a y a
1 PENATAAN RUANG
A Perencanaan
Proses Perda + + + + + + + 0 6
B Pengendalian
1 Penyusunan & pemerdaan zoning Regulasi + + + + + + 6 0 6
2 Penyusunan/Optimalisasi BKPRD + + + + + + 6 0 6
3 Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang + + + + + + + 7 0 7
4 Penertiban pemanfaatan kawasan lindung + + + + + + + 7 0 7
5 Penertiban pemanfaatan kawasan budidaya + + + + + + + 7 0 7
2 CAGAR BUDAYA
1Pembangunan prasasti penanda sejarah pada masing masingkampung/ kelurahan
+ + 2 0 2
2 Pelestarian bangunan cagar budaya (ragawi) + + 2 0 2
3Pelestarian aktivitas sejarah (non ragawi) menjadi asetwarisan budaya yang akan tetap dijalankan didalammasyarakat
+ + + + 4 0 4
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 119/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 13
No Program Utama
Isu Pembangunan Berkelanjutan
F r e k u e n s i D a m p a k P o s i t i f ( + )
F r e k u e n
s i D a m p a k N e g a t i f ( - )
T o t a l F r e k u e n s i D a m p a k
M a s i h t i n g g i n y a j u m l a h
m a s y a r a k a
t y a n g
b e r p e n g h a
s i l a n r e n d a h / p r a -
s e j a h t e r a
M a s i h a d a
n y a l i n g k u n g a n
p e r m u k i m
a n y a n g t i d a k l a y a k
h u n i a t a u k a w a s a n k u m u h
B e l u m o p t i m a l n y a p e n y e d i a a n
s a r a n a p r a
s a r a n a p e n g e l o l a a n
s a m p a h
P e r m a s a l a h a n d r a i n a s e
p e r k o t a a n
P e r m a s a l a h a n p e n c e m a r a n
l i n g k u n g a
n
K u r a n g n y a R u a n g T e r b u k a
H i j a u ( R T H )
P e r m a s a l a h a n t r a n s p o r t a s i k o t a
P o t e n s i c a g a r b u d a y a
3 PERINDUSTRIAN
1 Pengembangan kawasan industri ramah lingkungan + + - - - - 2 4 -2
2Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatanindustri
+ + + + + + 6 0 6
3Peningkatan Pengendalian Polusi (Pembangunan InstalasiPengolahan Air Limbah /IPAL)
+ + + 3 0 3
4 TRANSPORTASI
1 Peningkatan Jalan Kolektor Primer + + + 2 0 3
2 Peningkatan Jalan Lokal Primer + + + + 3 0 4
3 Peningkatan Jalan Lingkungan + + + + 3 0 4
4 Pembangunan dan pengaturan jalur sepada + + + 2 0 3
5 Pembangunan Jalur BST dan halte/ shelter + + + 2 0 36 Pengadaan dan Pemeliharaan rambu lalu lintas + + 2 0 2
7 Pengadaan dan Pemeliharaan penerangan jalan + + 2 0 2
5 AIR BERSIH
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih+ + + 3 0 3
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 120/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 14
No Program Utama
Isu Pembangunan Berkelanjutan
F r e k u e n s i D a m p a k P o s i t i f ( + )
F r e k u e n
s i D a m p a k N e g a t i f ( - )
T o t a l F r e k u e n s i D a m p a k
M a s i h t i n g g i n y a j u m l a h
m a s y a r a k a
t y a n g
b e r p e n g h a
s i l a n r e n d a h / p r a -
s e j a h t e r a
M a s i h a d a
n y a l i n g k u n g a n
p e r m u k i m
a n y a n g t i d a k l a y a k
h u n i a t a u k a w a s a n k u m u h
B e l u m o p t i m a l n y a p e n y e d i a a n
s a r a n a p r a
s a r a n a p e n g e l o l a a n
s a m p a h
P e r m a s a l a h a n d r a i n a s e
p e r k o t a a n
P e r m a s a l a h a n p e n c e m a r a n
l i n g k u n g a
n
K u r a n g n y a R u a n g T e r b u k a
H i j a u ( R T H )
P e r m a s a l a h a n t r a n s p o r t a s i k o t a
P o t e n s i c a g a r b u d a y a
6 DRAINASE
1 Perbaikan saluran drainase primer + + + + + 5 0 5
2 Perbaikan saluran drainase sekunder + + + + + 5 0 5
3 Pembangunan saluran drainase tersier + + + + + 5 0 5
4 Pemeliharaan Jaringan Drainase/Saluran + + + + + 5 0 5
5 Normalisasi saluran pembuangan + + + + + 5 0 5
6 Prokasih (program kalibersih) + + + + + 5 0 5
7 LIMBAH
1Pengadaan Jaringan Pembuangan limbah baik untuk industrimaupun untuk rumah tangga (khususnya home industry)
+ + + 3 0 3
2 Pembangunan IPAL komunal + + + 3 0 3
8 SAMPAH
1 Pengadaan TPS Mobile + + + + + 5 0 5
2 Pembangunan TPST Sriwedari dan TPST Sangkrah + + + + + 5 0 5
3Sosialiasi perilaku masyarakat terkait pentingnya membuangsampah pada tempatnya + + + + + + 6 0 6
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 121/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 15
No Program Utama
Isu Pembangunan Berkelanjutan
F r e k u e n s i D a m p a k P o s i t i f ( + )
F r e k u e n
s i D a m p a k N e g a t i f ( - )
T o t a l F r e k u e n s i D a m p a k
M a s i h t i n g g i n y a j u m l a h
m a s y a r a k a
t y a n g
b e r p e n g h a
s i l a n r e n d a h / p r a -
s e j a h t e r a
M a s i h a d a
n y a l i n g k u n g a n
p e r m u k i m
a n y a n g t i d a k l a y a k
h u n i a t a u k a w a s a n k u m u h
B e l u m o p t i m a l n y a p e n y e d i a a n
s a r a n a p r a
s a r a n a p e n g e l o l a a n
s a m p a h
P e r m a s a l a h a n d r a i n a s e
p e r k o t a a n
P e r m a s a l a h a n p e n c e m a r a n
l i n g k u n g a
n
K u r a n g n y a R u a n g T e r b u k a
H i j a u ( R T H )
P e r m a s a l a h a n t r a n s p o r t a s i k o t a
P o t e n s i c a g a r b u d a y a
9 PENDIDIKAN
1 Pembangunan lembaga pendidikan kursus ketrampilan + + - + 3 1 2
2 Pembangunan Fasilitas SLTA/perguruan tinggi + - - - - - + 3 5 -2
10 PERIBADATAN
Pengembangan jangkauan pelayanan Fasilitas peribadatankepada masyarakat
+ + + 3 0 3
11 KESEHATAN
1Pengembangan Fasilitas Kesehatan skala pelayanankecamatan
+ + - 2 1 1
2Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan skala lingkunganseperti posyandu, bidan, dsb
+ + + + + + 6 0 6
12 FASILITAS PERDAGANGAN1 Pembangunan Sektor ekonomi Kreatif + + - - - - - + 3 5 -2
2 Penataan Sektor Kawasan Perdagangan Informal + + - - - - - + 3 5 -2
3Peningkatan kualitas dan pemeliharaan pasar
+ + - + 3 1 2
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 122/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 16
No Program Utama
Isu Pembangunan Berkelanjutan
F r e k u e n s i D a m p a k P o s i t i f ( + )
F r e k u e n
s i D a m p a k N e g a t i f ( - )
T o t a l F r e k u e n s i D a m p a k
M a s i h t i n g g i n y a j u m l a h
m a s y a r a k a
t y a n g
b e r p e n g h a
s i l a n r e n d a h / p r a -
s e j a h t e r a
M a s i h a d a
n y a l i n g k u n g a n
p e r m u k i m
a n y a n g t i d a k l a y a k
h u n i a t a u k a w a s a n k u m u h
B e l u m o p t i m a l n y a p e n y e d i a a n
s a r a n a p r a
s a r a n a p e n g e l o l a a n
s a m p a h
P e r m a s a l a h a n d r a i n a s e
p e r k o t a a n
P e r m a s a l a h a n p e n c e m a r a n
l i n g k u n g a
n
K u r a n g n y a R u a n g T e r b u k a
H i j a u ( R T H )
P e r m a s a l a h a n t r a n s p o r t a s i k o t a
P o t e n s i c a g a r b u d a y a
12 KAWASAN PERMUKIMAN
1 Perbaikan Lingkungan Permukiman kumuh dan padat + + + + + + + + 8 0 8
2 Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni untuk masyarakat + + + + + + + + 8 0 8
13 LINGKUNGAN
Penataan Kawasan Kalipepe + + + + + + + 7 0 7
Sumber : Analisis, 2014
Keterangan : Kebijakan, Rencana dan Program yang memberikan nilai frekuensi dampak negatif (-) merupakan KRP terpilih yang akandikaji/ditelaah lebih lanjut pada tahap selanjutnya.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 123/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 17
Berdasarkan tabel penilaian prioritas KRP di atas, dapat diketahui bahwa KRP
RDTR Kawasan I yang mempunyai potensi dampak atau pengaruh negatif terhadap
kondisi lingkungan hidup sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan industri ramah lingkungan
2. Pembangunan Fasilitas SLTA/perguruan tinggi
3. Pembangunan Sektor ekonomi Kreatif
4. Penataan Sektor Kawasan Perdagangan Informal
Namun demikian terdapat beberapa program yang berdampak positif terhadap
kondisi lingkungan hidup tetapi belum mampu efektif berpengaruh positif karena
skala kegiatan yang kurang misalnya lokasinya kurang dan sebagainya. Kondisi
seperti ini terjadi pada beberapa program sebagai berikut :
1. Penataan Kawasan Kali Pepe.
2. Pembangunan TPST di Kawasan Sriwedari dan Sangkrah.3. Pembangunan RTH skala lingkungan.
3.2.4. Telaah Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Telaah pengaruh KRP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan dan potensi
pengaruh KRP terhadap isu strategis lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Hasil dari telaah
pengaruh KRP dapat dijadikan acuan dalam identifikasi alternatif untuk memperbaiki
muatan dan substansi KRP agar tujuan dan sasaran KRP dapat berkelanjutan,
termasuk mencegah/mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Secara
garis besar telaah pengaruh KRP dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu :
telaah pengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan, telaah pengaruh KRP,
telaah dampak pengaruh isu pembangunan berkelanjutan dan KRP.
Telaah juga dikaji dengan menggunakan salah satu atau kombinasi substansi
berdasarkan Pasal 16 UU PPLH, yaitu :
1) Kapasitas daya dukung & daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan,
2) Kinerja layanan/jasa ekosistem,
3) Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam (SDA),
4) Tingkat kerentanan & kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,5) Tingkat ketahanan & potensi keanekaragaman hayati, dan
6) Perkiraan mengenai dampak & risiko lingkungan hidup.
Telaah pengaruh komponen KRP RDTR perkotaan Kawasan I dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 124/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 18
Tabel III.6 Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
No
Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program (KRP) RDTR
Kawasan I
Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan
Pembangunan Berkelanjutan
A Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR Kawasan I dengan Nilai Frekuensi Dampak Negatif (-)
1 Pengembangan kawasan industri
ramah lingkungan
Rencana pengembangan kawasan industri ramah lingkungan, memberikan pengaruh dan dapat
berakibat pada :
Keterbatasan ketersediaan lahan mendukung penyediaan sarana industry dimaksud.
Berkurangnya daya tampung lahan untuk mewadahi sarana industry mengingat kegiatan ini
diikuti dengan pergerakan kegiatan tenaga kerja, bahan baku dan produk industry.
Potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat) akibat kegiatan industry di
perkotaan.
Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik kegiatan sosial ekonomi seperti kawasan
industri.
Ancaman berkurangnya luasan lahan terbuka hijau yang dikembangkan untuk penyediaan sarana
industri.
Dalam jangka panjang seharusnya kegiatan industry yang ada saat ini (contoh industry batik) perlu
dikaji untuk direlokasi ke arah pinggiran atau luar kota. Kegiatan industry yang ada saat ini dapat
dialihfungsikan sebagai kawasan perdagangan dan jasa atau wisata belanja (contoh dapat
digunakan sebagai butik/outlet untuk penjualan produk-produk batik.
2 Pembangunan Fasilitas SLTA/
perguruan tinggi
Rencana pengembangan fasilitas SLTA/perguruan tinggi, memberikan pengaruh dan dapat berakibat
pada :
Keterbatasan ketersediaan lahan mendukung penyediaan sarana pendidikan dimaksud. Berkurangnya daya tampung lahan untuk mewadahi sarana pendidikan ini mengingat kegiatan ini
diikuti dengan pergerakan kegiatan siswa/pelajar, tumbuhnya permukiman untuk pelajar
khususnya di sekitar kampus pendidikan tinggi, serta sarana pendukung lainnya seperti pusat
fotocopy dan sebagainya.
Potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat) akibat kegiatan pendidikan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 125/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 19
No
Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program (KRP) RDTR
Kawasan I
Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan
Pembangunan Berkelanjutan
menengah dan tinggi di perkotaan.
Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik kegiatan terkait kawasan pendidikan
menengah/tinggi.
Ancaman berkurangnya luasan lahan terbuka hijau yang dikembangkan untuk penyediaan sarana
pendidikan.
3 Pembangunan Sektor EkonomiKreatif
Rencana pengembangan sector ekonomi kreatif, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada : Meskipun relatif berdampak kecil terhadap lingkungan, karena kegiatan ekonomi kreatif yang
berbasis budaya, seni, dan kreatifitas, cenderung tidak diusahakan dalam skala besar dan
memanfaatkan sumberdaya alam intensif; namun demikian kegiatan ekonomi ini tetap perlu
mendapat perhatian dalam pengelolaannya.
Kegiatan ekonomi kreatif potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat)
akibat kegiatan yang tidak dikelola dan didukung sarana yang memadai (misalnya fasilitas
pembuangan sampah).
Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik tertentu terkait kegiatan ekonomi kreatif.
4 Penataan Sektor Kawasan
Perdagangan Informal
Rencana pengembangan sector perdagangan informal, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada:
Meskipun relatif berdampak kecil terhadap lingkungan, karena kegiatan penataan berupaya
memperbaiki pedanagang kaki lima yang tidak tettata sebelumnya; namun demikian kegiatan
ekonomi ini tetap perlu mendapat perhatian dalam pengelolaannya.
Kegiatan penataan sector perdagangan informal potensi meningkatnya pencemaran lingkungan
(limbah cair dan padat) akibat kegiatan yang tidak dikelola dan didukung sarana yang memadai
(misalnya fasilitas pembuangan sampah).
Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik tertentu terkait kegiatan perdagangan informal.
Perlu pengkajian secara mendalam berkaitan dengan keberadaan Pasar Hewan di kawasan
Notoharjo Kel. Semanggi. Mengingat potensi dampaknya terhadap lingkungan perkotaan padat di
sekitarnya.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 126/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 20
No
Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program (KRP) RDTR
Kawasan I
Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan
Pembangunan Berkelanjutan
B Program yang berdampak positif terhadap kondisi lingkungan hidup tetapi belum mampu efektif berpengaruh positif
1 Penataan Kawasan Kali Pepe Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan program penataan kawasan Kali Pepe, tidak termasuk bantaran
sungai lainnya (Kali Jenes dan Kali Pelemwulung). Program ini sangat baik dalam meningkatkan
kualitas lingkungan hidup di kawasan sekitar sungai, karena pada kawasan ini merupakan konsentrasi
kawasan kumuh dan daerah rawan banjir.
Untuk itu program ini perlu diperluas pada lokasi-lokasi lainnya yaitu pada kawasan Kali Jenes danKali Pelemwulung.
2 Pembangunan TPST di Kawasan
Sriwedari dan Sangkrah
Pembangunan TPST merupakan salah satu upaya pengurangan produksi sampah yang akan diangkut
menuju TPA Putri Cempo melalui pengolahan di tingkat komunal (setempat). Sehingga program ini
tentunya dapat dilaksanakan pada seluruh kelurahan di Kawasan I, tidak terbatas di Sriwedari dan
Sangkrah. Untuk itu perlu upaya ekstentifikasi wilayah dan prioritas pada beberapa konsentrasi
kawasan kumuh yang biasanya upaya pengelolaan sampah masih kurang yang ditunjukkan dengan
masih banyaknya sampah yang dibuang di badan sungai. Kawasan prioritas pembangunan TPST
antara lain adalah :
1. Sudiroprajan.
2. Gandekan.
3. Sewu.
4. Joyotakan.
5. Danukusuman.
6. Joyosuran.7. Semanggi.
8. Pasar Kliwon.
9. Kedunglumbu.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 127/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 21
No
Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program (KRP) RDTR
Kawasan I
Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan
Pembangunan Berkelanjutan
3 Pembangunan RTH skala
lingkungan.
Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan program pembangunan RTH skala lingkungan. Idealnya, dengan
luasan RTH yang masih kurang, perlu pembangunan RTH skala yang lebih besar, misalnya skala
kawasan. Pembangunan RTH skala kawasan yang baru dapat melengkapi RTH kawasan yang sudah
ada seperti alun-alun utara, alun-alun selatan dan Stadion Sriwedari. Untuk itu lokasi-lokasi potensial
dapat dikembangkan sebagai RTH skala kawasan seperti pemanfaatan lahan sempadan/bantaran
sungai dan area lahan kosong yang masih ada untuk pengembangan Hutan Kota. Pengembangan RTHini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan potensi RTH yang berdekatan misalnya
sempadan/bantaran sungai, lahan kosong, makam, jalur jalan dan lapangan olah raga.
Sumber : Analisis, 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 128/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 22
Selain kajian telaah pengaruh yang sudah diuraikan diatas, kajian KLHS
Kawasan I juga melakukan telaah terhadap salah satu substansi KLHS yang terdapat
pada Pasal 16 UU PPLH secara lebih detail. Kajian pengaruh secara detail yang terkait
dengan KLHS RDTR Kawasan I yaitu pada kajian kapasitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk pembangunan. Secara lebih detail identifikasi daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan dalam kegiatan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kawasan I dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang
Wilayah.
Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui
kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan
manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya
kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumberdaya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup
dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang
yang sesuai. Daya dukung lingkungan hidup terbatas pada kapasitas penyediaan
sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan
dan kebutuhan akan lahan dalam suatu ruang/wilayah.
Dalam identifikasi kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup, dilakukan beberapa tahapan analisis yang dilakukan untuk mengetahui alokasi
pemanfaatan ruang yang dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:
a. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.
b. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.
c. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.
Secara rinci kajian dan analisis daya dukung lingkungan dalam penataan ruang
ini dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Kemampuan / Daya Dukung Lahan untuk Alokasi Pemanfaatan Ruang
Komponen dalam analisis penetapan kemampuan lahan untuk alokasi
pemanfaatan ruang dibedakan dalam dua bagian, yaitu Kemampuan Lahan dan
Evaluasi Kesesuaian Lahan. Berikut penjelalasan kajian analisis yang dilakukan.
1. Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan merupakan karakteristik lahan yang mencakup sifat tanah (fisik
dan kimia), topografi, drainase, dan kondisi lingkungan hidup lain. Berdasarkan
karakteristik lahan tersebut, dapat dilakukan klasifikasi kemampuan lahan ke
dalam tingkat kelas, sub kelas, dan unit pengelolaan. Dalam analisis ini, mengingat
kondisi lahan sudah merupakan kawasan perkotaan dengan dominasi kawasan
terbangun. Maka analisis hanya dilakukan hingga Kemampuan Lahan dalam
Tingkat Kelas.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 129/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 23
Lahan diklasifikasikan ke dalam 8 (delapan) kelas, yang ditandai dengan huruf
romawi I sampai dengan VIII. Dua kelas pertama (kelas I dan kelas II) merupakan
lahan yang cocok untuk penggunaan pertanian dan 2 (dua) kelas terakhir (kelas VII
dan kelas VIII) merupakan lahan yang harus dilindungi atau untuk fungsi
konservasi. Kelas III sampai dengan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk
berbagai pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan kelas III dan kelas IV
masih dapat digunakan untuk pertanian. Keterangan lebih rinci mengenai
klasifikasi kelas lahan dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel III.7 Klasifikasi Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Kelas
Kelas Kriteria Penggunaan
I 1) Tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan yang
membatasi penggunaannya.
2) Sesuai untuk berbagai penggunaan, terutama
pertanian.
3) Karakteristik lahannya antara lain: topografi hampir
datar - datar, ancaman erosi kecil, kedalaman efektif
dalam, drainase baik, mudah diolah, kapasitas
menahan air baik, subur, tidak terancam banjir.
Pertanian:
a. Tanaman pertanian
semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan dan cagar alam.
II 1) Mempunyai beberapa hambatan atau ancaman
kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya
atau memerlukan tindakan konservasi yang sedang.
2) Pengelolaan perlu hati-hati termasuk tindakan
konservasi untuk mencegah kerusakan.
Pertanian:
a. Tanaman semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Padang Penggembalaan
d. Hutan Produksie. Hutan Lindung
f. Cagar Alam
III 1) Mempunyai beberapa hambatan yang berat yang
mengurangi pilihan penggunaan lahan dan
memerlukan tindakan konservasi khusus dan
keduanya.
2) Mempunyai pembatas lebih berat dari kelas II dan
jika dipergunakan untuk tanaman perlu pengelolaan
tanah dan tindakan konservasi lebih sulit diterapkan.
3) Hambatan pada angka I membatasi lama penggunaan
bagi tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan
tanaman atau kombinasi dari pembatas tersebut.
1. Pertanian:
a. Tanaman semusim.
b. Tanaman yang
memerlukan
pengolahan tanah.
c. Tanaman rumput.
d. Padang rumput.
e. Hutan produksi.
f. Hutan lindung dan
cagar alam.
2. Non-pertanian.
IV 1) Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar
dari kelas III, dan pilihan tanaman juga terbatas.
2) Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim,
tindakan konservasi lebih sulit diterapkan.
1. Pertanian:
a. Tanaman semusim dan
tanaman pertanian
pada umumnya.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan produksi.
d. Padang
penggembalaan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 130/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 24
Kelas Kriteria Penggunaan
e. Hutan lindung dan
suaka alam.
2. Non-pertanian.
V 1) Tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatanlain yang tidak mudah untuk dihilangkan, sehingga
membatasi pilihan penggunaannya.
2) Mempunyai hambatan yang membatasi pilihan
macam penggunaan dan tanaman.
3) Terletak pada topografi datar-hampir datar tetapi
sering terlanda banjir, berbatu atau iklim yang kurang
sesuai.
1. Pertanian:a. Tanaman rumput.
b. Padang
penggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung dan
suaka alam.
2. Non-pertanian
VI 1) Mempunyai faktor penghambat berat yang
menyebabkan penggunaan tanah sangat terbatas
karena mempunyai ancaman kerusakan yang tidakdapat dihilangkan.
2) Umumnya terletak pada lereng curam, sehingga jika
dipergunakan untuk penggembalaan dan hutan
produksi harus dikelola dengan baik untuk
menghindari erosi.
1. Pertanian:
a. Tanaman rumput.
b. Padangpenggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung dan
cagar alam.
2. Non-pertanian
VII Mempunyai faktor penghambat dan ancaman berat yang
tidak dapat dihilangkan, karena itu pemanfaatannya
harus bersifat konservasi. Jika digunakan untuk padang
rumput atau hutan produksi
harus dilakukan pencegahan erosi yang berat.
a. Padang rumput.
b. Hutan produksi.
VIII 1) Sebaiknya dibiarkan secara alami.
2) Pembatas dan ancaman sangat berat dan tidak
mungkin dilakukan tindakan konservasi, sehingga
perlu dilindungi.
a. Hutan lindung.
b. Rekreasi alam.
c. Cagar alam.
Sumber : Permen Nomor 17 Tahun 2009
Dari hasil analisis overlay pemetaan dengan memperhatikan kondisi tekstur
tanah yang didominasi jenis tanah alluvial dan latosol, tekstur sedang; kondisi
lereng landai; tingkat erosi sedang; dan kondisi banjir kadang-kadang tergenang;
maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Kemampuan Lahan Kelas I. Lahan ini berada pada sebagian besar Kec.
Serengan dan sebagian Kec. Pasar Kliwon bagian barat. Temasuk pula wilayah
Kec. Laweyan. Pada lahan ini tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan
yang membatasi penggunaannya, sehingga sesuai untuk berbagai penggunaan.
Pada awalnya kawasan ini sesuai untuk pertanian. Karakteristik lahannya
antara lain: topografi hampir datar - datar, ancaman erosi kecil, kedalaman
efektif dalam, drainase baik, mudah diolah, kapasitas menahan air baik, subur,
tidak terancam banjir. Namun dengan melihat kondisi lahan ini sudah kawasan
perkotaan yang padat, maka lahan ini juga sesuai untuk budidaya non
pertanian atau kawasan terbangun.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 131/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 25
Kemampuan Lahan Kelas II. Lahan dengan kemampuan lahan Kelas II ini
mempunyai hambatan yaitu kadang-kadang tergenang banjir. Lahan ini berada
pada sepanjang alur Sungai Bengawan Solo di Kec. Pasar Kliwon dan Kec.
Jebres. Mempunyai beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang
mengurangi pilihan penggunaannya atau memerlukan tindakan konservasi
yang sedang. Pengelolaan perlu hati-hati termasuk tindakan konservasi untuk
mencegah kerusakan. Sehingga meskipun saat ini digunakan untuk kawasan
terbangun tetapi dalam pengembangan dan pengelolaannya perlu
memperhatikan aspek tersebut. Untuk itu pada kawasan ini perlu dialokasikan
ruang-ruang untuk mitigasi bencana banjir.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Kelas Kemampuan Lahan di perkotaan
Kawasan I di bawah ini.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 132/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 26
Gambar 3.1
Kelas Kemampuan Lahan Kawasan I
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 133/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 27
2. Kesesuaian Penggunaan Lahan untuk Fungsi Lindung dan Budidaya
Kesesuaian penggunaan lahan untuk fungsi lindung ini mengacu Keppres Nomor
32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kawasan lindung
didefiniskan sebagai kawasan yang fungsi utamanya melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan serta
nilai budaya serta sejarah bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Kesesuaian lahan untuk kawasan lindung dalam konteks perkotaan Kawasan I
adalah dalam bentuk Sempadan sungai. Yaitu merupakan pengaman aliran sungai,
pada jarak tertentu sesuai ketentuan yang berlaku di kanan kiri sungai (sempadan
sungai). Berdasarkan Keppres 32/1990, serta memperhatikan ketentuan peraturan
terkait lainnya (termasuk ketentuan tentang Garis Sempadan yang dikeluarkan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah) kawasan sempadan sungai mempunyai manfaat
penting untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik sungai serta mengamankan aliransungai. Penetapan garis sempadan sungai sekurang-kurangnya dilakukan dengan
ketentuan berikut:
Sungai bertanggul Sungai bertanggul adalah 3 (tiga) meter di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul;
Sungai tidak
bertanggul
a) Sungai berkedalaman kurang dari 3 meter adalah 10
(sepuluh) meter;
b) Sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 20 (dua puluh)
meter adalah 15 (lima belas) meter;
Saluran bertanggul a) 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit 4 m3/detik atau lebih;
b) 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit 1 – 4 m3/detik;
c) 1 (satu) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit kurang 1 m3/detik
Saluran tidak
bertanggul
a) 4 (empat) kali kedalaman saluran lalu ditambah 5
(lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit 4 m3/detik;
b) 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3 (tiga)
meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 1-4 m3/detik;
c) 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2 (dua)
meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan
debit kurang dari 1 m3/detik.
Selain sempadan sungai, kawasan I juga terdapat kawasan lindung cagar budaya
berupa kawasan keraton Kasunanan dan kawasan Sriwedari.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 134/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 28
Mengacu ketentuan tersebut maka seluruh wilayah pada kawasan I sesuai untuk
kawasan budidaya kecuali pada lokasi-lokasi sebagai kawasan sempadan sungai
dan cagar budaya.
3. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Penggunaan Lahan
Evaluasi kemampuan lahan dan kesesuaian penggunaan lahan dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara rencana pola ruang yang direncanakan serta hasil analisis
kemampuan lahan / kesesuaian lahan yang mendukung suatu kawasan. Beberapa
parameter pemetaan yang digunakan adalah:
a. Peta rencana pola ruang
b. Peta kemampuan lahan
c. Peta kesesuaian lahan untuk fungsi lindung dan budidaya
Dari hasil analisis evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dapat diketahui beberapa
rencana pola ruang yang terindikasi dapat menimbulkan dampak resiko terhadaplingkungan hidup. Berdasarkan hasil analisis maka dihasilkan kondisi evaluasi
kesesuaian lahan perkotaan Kawasan I dalam bentuk 2 (dua) kondisi, yaitu :
a) Sesuai/Cocok
Merupakan kawasan dengan hasil evaluasi kesesuaian dengan kondisi cocok,
dengan beberapa parameter karakteristik, sebagai berikut :
Kondisi rencana pola ruang RDTR sesuai dengan kemampuan lahan dan
kesesuaian penggunaan lahan.
Tidak terdapat faktor penghambat dalam kesesuaian lahannya.
Jika terdapat faktor penghambat dapat diatasi (tidak berpengaruh negatif).
b) Sesuai/Cocok dengan rekomendasi
Merupakan kawasan dengan hasil evaluasi kesesuaian dengan kondisi cocok
dengan rekomendasi, dengan beberapa parameter karakteristik, sebagai berikut :
Kondisi rencana pola ruang RDTR sesuai dengan kemampuan lahan dan
kesesuaian penggunaan lahan.
Terdapat faktor penghambat dalam kesesuaian lahannya, namun bisa
diatasi dengan alternatif penggunaan lahan lainnya.
Dalam kategori ini, sesuai dengan rekomendasi diarahkan pada lahan-lahan disempadan sungai yang dapat dioptimalkan untuk fungsi-fungsi pengaman
sungai dan fungsi-fungsi keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan dengan
memperbesar luasan RTH kota.
B. Daya Tampung Penduduk
Daya tampung kawasan merupakan kemampuan lahan untuk dapat menampung
jumlah penduduk tertentu. Oleh karena itu daya tampung kawasan sangat
berkaitan dengan alokasi penggunaan lahan permukiman. Daya tampung kawasan
ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi eksisting persebaran kawasan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 135/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 29
permukiman kawasan tersebut dan juga arahan peran kawasan tersebut dalam
rencana struktur kota. Daya tampung penduduk terhadap ruang ruang untuk
mengakomodasi perkembangan penduduk dan berbagai sarana dan prasarana
kegiatan penduduknya, dicerminkan oleh luas lahan potensial yang tersedia
sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.
Kepadatan penduduk menjadi salah satu penentu kualitas lingkungan karena
tingginya aktivitas sosial-ekonomi penduduk akan menekan lingkungan hidup,
baik lingkungan lahan/tanah, air maupun udara. Semakin padat penduduk maka
tekanan terhadap lingkungan akan semakin besar yang akan menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan. Jumlah penduduk yang besar akan mengalami
kepadatan penduduk yang berlebihan. Kepadatan penduduk atau Density adalah
jumlah rata-rata penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative tertentu
biasanya dinyatakan dalam jiwa/Ha. Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak
seimbangnya jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayahyang didiami. Jumlah penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak
dibarengi dengan luas wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini
menyebabkan jumlah penduduk yang ada diwilayah tertentu melebihi jumlah
ideal penduduk yang seharusnya tinggal di wilayah tersebut.
Menurut standar dalam pedoman penetapan wilayah perkotaan besar, seperti Kota
Surakarta, termasuk dalam kategori permukiman kepadatan tinggi dengan
kepadatan penduduk 100 - 1000 jiwa/ Ha. Atas dasar tersebut, maka daya
tampung penduduk perkotaan Kawasan I ditetapkan maksimal sebesar 1.063.000
jiwa atau kepadatan maksimal 1.000 jiwa / Ha.
Pengembangan ruang untuk 20 tahun mendatang berdasarkan prediksi jumlah
penduduk sesuai RDTR Kec. Kawasan I yaitu sebesar 205.994 jiwa maka kepadatan
rata-rata akan mencapai 194 jiwa/ha atau masih di bawah daya tampung maksimal
kota.
Tabel III.8
Proyeksi Jumlah Penduduk di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2035
Tahun Eksisting
th. 2013 2015 2020 2025 2030 2035
Jumlah Penduduk(jiwa) 193.435 194.015 196.943 199.915 202.932 205.994
Kepadatan
(jiwa/ha) 182 183 185 188 191 194
Sumber: hasil analisis, 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 136/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 1
BAB IV
ALTERNATIF TUJUAN PENATAAN, PRINSIP
PENATAAN RUANG, DAN/ATAU PROGRAM
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan KRP untuk mengembangkan
berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan.
Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP
antara lain :
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,
dan/atau program yang diprakirakan akan menimbulkan dampak lingkungan
hidup atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau
program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan,
rencana, dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
Bentuk alternatif penyempurnaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut di
bawah ini:
a. Kebutuhan pembangunan: mengecek kembali kebutuhan pembangunan yang baru
misalnya target pengentasan kemiskinan atau peningkatan pendapatan penduduk.b. Lokasi: mengusulkan lokasi baru yang dianggap lebih aman, atau mengusulkan
pengurangan luas wilayah kebijakan, rencana dan/atau program.
c. Proses, metode, dan teknologi: mengusulkan alternatif proses dan/atau metode
dan/atau teknologi pembangunan yang lebih baik, seperti peningkatan
pendapatan rakyat melalui pengembangan ekonomi kreatif, bukan pembangunan
ekonomi konvensional yang menguras sumber daya alam, seperti pembuatan
jembatan untuk melintasi kawasan lindung.
d. Jangka waktu dan tahapan pembangunan: mengusulkan perubahan jangka waktu
pembangunan, awal kegiatan pembangunan, urutan, maupun kemungkinan
penundaan satu program pembangunan.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 137/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 2
Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program
dalam kajian KLHS RDTR perkotaan Kawasan I Kota Surakarta dapat dilihat pada
Tabel IV.1.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 138/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 3
Tabel IV. 1. Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP)
No KRP RDTR
Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan
hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan
Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP
Perbaikan Rumusan
Kebijakan
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
A Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR Kawasan I Kota Surakarta dengan Nilai Frekuensi Dampak Negatif (-)
1 Pengembangan
kawasan industri
ramah lingkungan
Keterbatasan ketersediaan lahan
mendukung penyediaan sarana
industri dimaksud. Berkurangnya daya tampung lahan
untuk mewadahi sarana industri
mengingat kegiatan ini diikuti
dengan pergerakan kegiatan tenaga
kerja, bahan baku dan produk
industri.
Potensi meningkatnya pencemaran
lingkungan (limbah cair dan padat)
akibat kegiatan industri di
perkotaan.
Permasalahan kemacetan lalu-lintas
pada titik-titik kegiatan sosial
ekonomi seperti kawasan industri.
Ancaman berkurangnya luasan
lahan terbuka hijau yang
dikembangkan untuk penyediaan
sarana industri.
Dalam jangka panjang seharusnya
kegiatan industri yang ada saat ini
(contoh industri batik) perlu dikaji
Mengarahkan
pengembangan
kawasan industri diluar kota (bukan pada
Kawasan I)
Perubahan zona industri
menjadi zona
perdagangan dan jasa.Kegiatan perdagangan
dan jasa yang
dikembangkan adalah
dalam rangka untuk
menjual atau
mempromosikan
produk indsutri
dimaksud, misalnya
untuk bangunan seperti
butik, factory outlet,
sementara industri
pengolahannya
dipindahkan ke lokasi
lain di luar kawasan
perencanaan. Alternatif kedua (jika
alternatif di atas tidak
ditempuh) maka perlu
pada zona industri
perlu dibatasi dengan
Relokasi kegiatan
industri tertentu.
Penerapan aturanbidang lingkungan
hidup (penerapan
ketentuan tentang
AMDAL,UKL-UPL, Ijin
Gangguan, dan Ijin
Lingkungan).
Pengaturan / rekayasa
lalu lintas atau
ANDALALIN.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 139/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 4
No KRP RDTR
Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan
hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan
Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP
Perbaikan Rumusan
Kebijakan
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
untuk direlokasi ke arah pinggiran
atau luar kota. Kegiatan industri
yang ada saat ini dapat
dialihfungsikan sebagai kawasan
perdagangan dan jasa atau wisata
belanja (contoh dapat digunakan
sebagai butik/outlet untuk
penjualan produk-produk batik.
mangkhususkan pada
jenis industri yang
sudah ada, serta
persyaratan pengelolaan
lingkungan yang ketat
diatur dalam peraturan
zonasi seperti
pentingnya produksi
bersih, pengolahan
limbah, dan sebagainya.
2 Pembangunan Fasilitas
SLTA/ perguruan
tinggi
Rencana pengembangan fasilitas
SLTA/perguruan tinggi, memberikan
pengaruh dan dapat berakibat pada :
Keterbatasan ketersediaan lahan
mendukung penyediaan sarana
pendidikan dimaksud.
Berkurangnya daya tampung lahan
untuk mewadahi sarana
pendidikan ini mengingat kegiatan
ini diikuti dengan pergerakankegiatan siswa/pelajar, tumbuhnya
permukiman untuk pelajar
khususnya di sekitar kampus
pendidikan tinggi, serta sarana
pendukung lainnya seperti pusat
fotocopy dan sebagainya.
Pengaturan kegiatan
kota yang efektif dan
efisien
Perlunya muatan rencana
mengarahkan secara rinci
lokasi-lokasi
pengembangan kegiatan
pendidikan. Hal
diperlukan agar terjadi
keterpaduan antar
kegiatan kota mengingat
perlunya dukungan
kawasan pendukungseperti perdagangan dan
jasa, sarana olah raga dan
RTH, peribadatan,
permukiman hingga
prasarana seperti jaringan
transportasi dan sarana
Penataan kawasan
pendidikan terpadu.
Penyediaan sarana
angkutan umum
massal terpadu dengan
pusat pendidikan.
Keterpaduan
pengembangan sarana
olah raga dan RTH
dengan kawasanpendidikan.
Penyediaan jalur
pedestrian dan jalur
sepeda pada kawasan
pendidikan. Penetapan
jalur sepeda tidak
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 140/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 5
No KRP RDTR
Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan
hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan
Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP
Perbaikan Rumusan
Kebijakan
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
Potensi meningkatnya pencemaran
lingkungan (limbah cair dan padat)
akibat kegiatan pendidikan
menengah dan tinggi di perkotaan.
Permasalahan kemacetan lalu-lintas
pada titik-titik kegiatan terkait
kawasan pendidikan
menengah/tinggi.
Ancaman berkurangnya luasan
lahan terbuka hijau yang
dikembangkan untuk penyediaan
sarana pendidikan.
angkutan umum. terbatas pada Jl. Slamet
Riyadi, Jl. Brigadir
Jendral Sudiarto, Jl.
Honggowongso, Jl.
Kapten Mulyadi dan Jl.
Veteran tetapi juga
jalur alternatif lainnya.
Penerapan aturan
bidang lingkungan
hidup (penerapan
ketentuan tentang
AMDAL,UKL-UPL, Ijin
Gangguan, dan Ijin
Lingkungan).
Pengaturan / rekayasa
lalu lintas atau
ANDALALIN.
3 Pembangunan Sektor
Ekonomi Kreatif
Rencana pengembangan sector ekonomi
kreatif, memberikan pengaruh dan dapat
berakibat pada : Meskipun relatif berdampak kecil
terhadap lingkungan, karena
kegiatan ekonomi kreatif yang
berbasis budaya, seni, dan
kreatifitas, cenderung tidak
diusahakan dalam skala besar dan
Memantapkan peran
kawasan I sebagai
pusat pengembanganekonomi kreatif Kota
Surakarta.
Sektor ekonomi kreatif
perlu diperluas tidak
hanya bertumpu padakeberadaan Keraton
Kasunanan sebagimana
diarahkan pada muatan
SBWP yang diprioritaskan
dalam RDTR. Sektor
konomi kreatif dapat
Pengembangan pusat-
pusat ekonomi kreatif
seperti :o Pasar Klitikan
Notoharjo.
o Kawasan
Sriwedari.
o Pusat kuliner.
o Dll.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 141/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 6
No KRP RDTR
Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan
hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan
Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP
Perbaikan Rumusan
Kebijakan
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
memanfaatkan sumberdaya alam
intensif; namun demikian kegiatan
ekonomi ini tetap perlu mendapat
perhatian dalam pengelolaannya.
Kegiatan ekonomi kreatif potensi
meningkatnya pencemaran
lingkungan (limbah cair dan padat)
akibat kegiatan yang tidak dikelola
dan didukung sarana yang
memadai (misalnya fasilitas
pembuangan sampah).
Permasalahan kemacetan lalu-lintas
pada titik-titik tertentu terkait
kegiatan ekonomi kreatif.
didorong pada kawasan
lainnya dengan
memanfaatkan potensi
lokal kawasan seperti
kuliner, pasar tradisional,
Meningkatkan peran
komunitas kreatif Kota
Surakarta seperti:
o Pecinta hewan.
o Pecinta seni.
o Pecinta music.
o Pecinta permainan
anak.
o Pecinta kendaraan.
o Pecinta sepeda.
o Dll.
B Efektifitas Program yang Berdampak Positif terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
1 Penataan Kawasan Kali
Pepe
Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan
program penataan kawasan Kali Pepe,
tidak termasuk bantaran sungai lainnya
(Kali Jenes dan Kali Pelemwulung).
Program ini sangat baik dalammeningkatkan kualitas lingkungan
hidup di kawasan sekitar sungai, karena
pada kawasan ini merupakan
konsentrasi kawasan kumuh dan daerah
rawan banjir.
Untuk itu program ini perlu diperluas
Peningkatan kualitas
lingkungan kawasan
sekitar sungai
Mengingat penting dan
mendesaknya
penanganan kawasan
sekitar sungai yang
merupakan konsentrasikawasan kumuh, maka
kawasan ini perlu
ditetapkan sebagai Sub
BWP yang diprioritaskan
penanganannya.
Program penataan
kawasan sepanjang Kali
Pepe.
Program penataan
kawasan sepanjang Kali Jenes.
Program penataan
kawasan sepanjang Kali
Pelemwulung.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 142/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 7
No KRP RDTR
Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan
hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan
Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP
Perbaikan Rumusan
Kebijakan
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
pada lokasi-lokasi lainnya yaitu pada
kawasan Kali Jenes dan Kali
Pelemwulung.
2 Pembangunan TPST di
Kawasan Sriwedari dan
Sangkrah
Pembangunan TPST merupakan salah
satu upaya pengurangan produksi
sampah yang akan diangkut menuju
TPA Putri Cempo melalui pengolahan di
tingkat komunal (setempat). Sehingga
program ini tentunya dapat
dilaksanakan pada seluruh kelurahan di
Kawasan I, tidak terbatas di Sriwedari
dan Sangkrah. Untuk itu perlu upaya
ekstentifikasi wilayah dan prioritas pada
beberapa konsentrasi kawasan kumuh
yang biasanya upaya pengelolaan
sampah masih kurang yang ditunjukkan
dengan masih banyaknya sampah yang
dibuang di badan sungai. Kawasan
prioritas pembangunan TPST antara lain
adalah :1. Sudiroprajan.
2. Gandekan.
3. Sewu.
4. Joyotakan.
5. Danukusuman.
6. Joyosuran.
Penerapan prinsip
pengelolan sampah
dengan 3R (Reduce-
Reuse-Recycle) dengan
melibatkan peranserta
masyarakat
Perlu penjabaran konsep
penanganan sampah
komunal dipadukan
dengan sistem
pengelolaan sampah skala
kota.
Pembangunan TPST pada
di tingkat kelurahan
dengan prioritas pada
kawasan kumuh di
Kelurahan :
1. Sudiroprajan.
2. Gandekan.
3. Sewu.
4. Joyotakan.
5. Danukusuman.
6. Joyosuran.
7. Semanggi.
8. Pasar Kliwon.
9. Kedunglumbu.
10. Sangkrah.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 143/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 8
No KRP RDTR
Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan
hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan
Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP
Perbaikan Rumusan
Kebijakan
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
7. Semanggi.
8. Pasar Kliwon.
9. Kedunglumbu.
3 Pembangunan RTH
skala lingkungan.
Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan
program pembangunan RTH skala
lingkungan. Idealnya, dengan luasan
RTH yang masih kurang, perlu
pembangunan RTH skala yang lebih
besar, misalnya skala kawasan.
Pembangunan RTH skala kawasan yang
baru dapat melengkapi RTH kawasan
yang sudah ada seperti alun-alun utara,
alun-alun selatan dan Stadion Sriwedari.
Untuk itu lokasi-lokasi potensial dapat
dikembangkan sebagai RTH skala
kawasan seperti pemanfaatan lahan
sempadan/bantaran sungai dan area
lahan kosong yang masih ada untuk
pengembangan Hutan Kota.
Pengembangan RTH ini dapat dilakukandengan mengintegrasikan potensi RTH
yang berdekatan misalnya
sempadan/bantaran sungai, lahan
kosong, makam, jalur jalan dan lapangan
olah raga.
Peningkatan luasan
RTH kota dalam
rangka mewujudkan
konsep kota hijau
yang berkelanjutan
Perlu penjabaran rencana
RTH kota ke dalam
arahan lokasi secara rinci.
Pengembangan RTH
terutama hutan kota
dengan mengintegrasikan
potensi RTH yang
berdekatan misalnya
sempadan/bantaran
sungai, lahan kosong,
makam, jalur jalan dan
lapangan olah raga.
Sumber : Analisis, 2014
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 144/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 9
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 145/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 1
BAB V
REKOMENDASI
Tujuan rekomendasi adalah mengusulkan perbaikan muatan kebijakan, rencana
dan/atau program berdasarkan hasil perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/atau program. Rekomendasi perbaikan rancangan kebijakan, rencana,
dan/atau program ini dapat berupa:
a. perbaikan rumusan kebijakan;
b. perbaikan muatan rencana;
c. perbaikan materi program.
Memperhatikan hasil pengkajian pengaruh RDTR Kawasan I Kota
Surakartaterhadap pembangunan berkelanjutan, serta beberapa alternatif perbaikan /
penyempurnaan RDTR Kawasan I Kota Surakarta sebagaimana dijelaskan dalam Bab
III dan Bab IV, maka rekomendasi yang dapat dirumuskan mencakup perbaikan
muatan rencana dan perbaikan materi program dalam RDTR Kawasan I Kota
Surakarta.
Prioritas perbaikan materi rencana dalam hal ini selain memperhatikan hasil
pengkajian pengaruh RDTR Kawasan I Kota Surakarta terhadap pembangunan
berkelanjutan juga memperhatikan kebijakan pembangunan / penataan ruang terkait
atau yang lebih tinggi terutama RTRW Kota Surakarta yang tertuang dalam Peraturan
Daerah (Perda) Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surakarta 2011-2031. Sehingga rekomendasi perbaikan muatan rencana
dalam RDTR Kawasan I Kota Surakartameliputi :
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 146/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 2
1. Perluasan Rencana Zona Sempadan Sungai
Kesesuaian penggunaan lahan untuk fungsi lindung ini mengacu Keppres
Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kawasan lindung
didefiniskan sebagai kawasan yang fungsi utamanya melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan serta
nilai budaya serta sejarah bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Kesesuaian lahan untuk kawasan lindung dalam konteks perkotaan ini adalah
dalam bentuk Sempadan sungai. Yaitu merupakan pengaman aliran sungai, pada
jarak tertentu sesuai ketentuan yang berlaku di kanan kiri sungai (sempadan
sungai).
Berdasarkan Keppres 32/1990, serta memperhatikan ketentuan peraturan
terkait lainnya (termasuk ketentuan tentang Garis Sempadan yang dikeluarkan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah) kawasan sempadan sungai mempunyai manfaat
penting untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggudan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik sungai serta mengamankan aliran
sungai. Penetapan garis sempadan sungai sekurang-kurangnya dilakukan dengan
ketentuan berikut:
Sungai bertanggul Sungai bertanggul adalah 3 (tiga) meter di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul;
Sungai tidak
bertanggul
a) Sungai berkedalaman kurang dari 3 meter adalah 10
(sepuluh) meter;
b) Sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 20 (dua puluh)
meter adalah 15 (lima belas) meter;
Saluran bertanggul a) 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit 4 m3/detik atau lebih;
b) 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit 1 – 4 m3/detik;
c) 1 (satu) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit kurang 1 m3/detik
Saluran tidak
bertanggul
d) 4 (empat) kali kedalaman saluran lalu ditambah 5
(lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan
dengan debit 4 m3/detik;e) 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3 (tiga)
meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan
debit 1-4 m3/detik;
f) 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2 (dua)
meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan
debit kurang dari 1 m3/detik.
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 147/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 3
Mengacu ketentuan miminal lebar sempadan sungai di perkotaan
sebagaimana dalam Keppres 32/1990, serta dengan memperhatikan kondisi fisik
morfologi sungai dan daerah sempadannya dimana lebar sempadan sungai secara
fisik dapat mengikuti pola alur sungai dan kondisi penggunaan lahan sempadan
yang mendukung fungsi sebagai sempadan seperti untuk pengaman sungai,
dataran banjir, vegetasi / RTH pendukung fungsi sungai, sehingga tidak
direkomendasikan digunakan untuk fungsi budidaya lainnya (misalnya untuk
perumahan). Atau dengan kata lain lebar sempadan sungai tidak sama/seragam
dengan menggunakan lebar minimal sebagaimana ketentuan di atas.
Dengan perbaikan rencana zona sempadan sungai tersebut, maka dapat
meningkatkan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik perkotaan di Kawasan I
Kota Surakarta (lihat peta-peta berikut ini).
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 148/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 4
Rekomendasi garissempadan sungai
Keterpaduan RTHsempadan sungai
dengan RTHlapangan
Keterpaduan RTHsempadan sungai
dengan RTHmakam
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 149/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 5
Rekomendasi garissempadan sungai
Keterpaduan RTHsempadan sungai
dengan RTHmakam dan
lapangan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 150/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 6
Rekomendasi garissempadan sungai
Keterpaduan RTHsempadan sungai
dengan RTHmakam dan
lapangan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 151/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 7
Rekomendasi garissempadan sungai
Keterpaduan RTHsempadan sungai
dengan RTHmakam dan
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 152/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 8
Rekomendasi garissempadan sungai
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 153/154
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 9
2. Pengurangan Rencana Zona Industri
Direkomendasikan untuk mengurangi/merubah zona industri menjadi zona
perdagangan dan jasa. Kegiatan perdagangan dan jasa yang dikembangkan adalahdalam rangka untuk menjual atau mempromosikan produk indsutri dimaksud,
misalnya untuk bangunan seperti butik, factory outlet, sementara industri
pengolahannya dipindahkan ke lokasi lain di luar kawasan perencanaan.
Alternatif kedua (jika alternatif di atas tidak ditempuh) maka perlu pada zona
industri perlu dibatasi dengan mangkhususkan pada jenis industri yang sudah ada,
serta persyaratan pengelolaan lingkungan yang ketat diatur dalam peraturan zonasi
seperti pentingnya produksi bersih, pengolahan limbah, dan sebagainya.
3. Perluasan Rencana Jalur Sepeda
Penyediaan jalur pedestrian dan jalur sepeda pada kawasan pendidikan. Penetapan jalur
sepeda tidak terbatas pada Jl. Slamet Riyadi, Jl. Brigadir Jendral Sudiarto, Jl. Honggowongso,
Jl. Kapten Mulyadi dan Jl. Veteran tetapi juga jalur alternatif lainnya. Jalur sepeda dapat
diarahkan sebagai jalur alternatif antar jalan-jalan utama, sehingga mampu mengurangi
beban lalu-lintas pada jalan utama.
4. Penambahan Materi Rencana Jalur Pedestrian dan Sistem Parkir
Meskipun saat ini telah tersedia jalur pedestrian (pejalan kaki), tetapi dalam jangka panjang
perlu direncanakan secara lebih rinci keberadaan jalur tersebut dengan memperhatikan pola
aktifitas kota, terutama aktifitas ekonomi kreatif dan budaya yang menjadi potensi kota. Jalur pedestrian juga perlu dipadukan dengan rencana sistem parkir. Dimana aktifitas
parkir tidak dapat bertumpu pada sarana parkir tepi jalan (on street parking) tetapi juga
perlu mendorong penyediaan sarana parkir lain seperti kantong parkir umum yang
menjangkau aktifitas kota.
5. Penambahan Sub BWP Prioritas
Direkomendasikan dilakukan penambahan sub BWP prioritas pada lokasi-lokasi :
1. Kawasan Pasar Klitikan Notoharjo Kel. Semanggi.
2. Kawasan Sriwedari.3. Kawasan bantaran Kali Pepe.
4. Kawasan bantaran Kali Jenes.
5.2. Perbaikan Materi Program
Dengan memperhatikan perbaikan materi rencana dan memperhatikan hasil
pengkajian pengaruh RDTR Kawasan I Kota Surakarta terhadap pembangunan
berkelanjutan, serta beberapa alternatif perbaikan / penyempurnaan materi rencana
dalam RDTR, maka rekomendasi yang dapat dirumuskan melalui perbaikan materiprogram dalam RDTR Kawasan I Kota Surakarta sebagai berikut :
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta
http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 154/154
LAPORAN AKHIR
1. Relokasi kegiatan industri tertentu.
2. Penataan kawasan pendidikan terpadu.
3. Penyediaan sarana angkutan umum massal.
4. Penyediaan jalur pedestrian dan jalur sepeda (pada kawasan pendidikan, perdagangandan jasa, pariwisata dan budaya).
5. Pengembangan pusat-pusat ekonomi kreatif seperti :
a. Pasar Klitikan Notoharjo.
b. Kawasan Sriwedari.
c. Pusat kuliner.
6. Meningkatkan peran komunitas kreatif Kota Surakarta seperti:
a. Pecinta hewan.
b. Pecinta seni.
c. Pecinta music.
d.
Pecinta permainan anak.e. Pecinta kendaraan.
f. Pecinta sepeda.
7. Program penataan kawasan sepanjang sungai :
a. Kali Pepe.
b. Kali Jenes.
c. Kali Pelemwulung.
8. Pembangunan TPST pada di tingkat kelurahan dengan prioritas pada kawasan kumuh
di Kelurahan :
a. Sudiroprajan.
b. Gandekan.