Kisah Dua Musim

download Kisah Dua Musim

of 285

Transcript of Kisah Dua Musim

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    1/285

    KISAH

    MUSIM

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    2/285

    I

    DAFTAR ISI

    Ucapan Terima Kasih ......................................................... V

    KIS H DI MUSIM PERT M

    Andi Nurul Khasanah

    TERIMA KASIH TELAH MENYAPA .................................................................. 2

    Genggamlah Aku .................................................................. 3

    Andi Utari Anniza Nurqolbi

    DIMENSI RASA .................................................................. 4

    Kosong .................................................................. 5

    Arya Syaefulah Farsya

    BUKU EINSTEIN ................................................................... 6

    Diriku dan Dirinya ................................................................... 7

    Ayu Amaliah

    ANTARA BINTANG DAN MATAHARI................................................................. 8

    Kasih Nyata .................................................................. 9

    Danang Darmawan

    JIKA AKU DAPAT MENUNDA ................................................................... 10

    Aku dan Bumi ................................................................... 11

    Ersyam Kelana

    DERAI TANGIS TAK BERSUA.................................................................... 12

    Romansa Juli .................................................................... 14

    Khairulbariyah

    SEPASANG PELENGKAP .................................................................... 16

    Rupa Kebahagiaan .................................................................... 18

    Melisa Porogoi

    PANDANGAN PERTAMA ................................................................... 20

    Perpisahan ................................................................... 22

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    3/285

    II

    DAFTAR ISI

    Moh. Rizky R. Dwizhaputra

    TANGISAN MONSTER ................................................................... 24

    Cerpen Negeri Demokrasi ................................................................... 26

    Muh. Arif Alim

    CINTA. APA ITU CINTA? ...................................................... 28

    Senyum Kerinduan ...................................................... 29

    Rizky Akbar

    MEREKA YANG LUPA DIRI .................................................................... 31

    Dari Langit Tentang Kita .................................................................... 33

    Sarah Adilah

    DIA ................................................................... 34

    Potrait ................................................................... 36

    Syarifah Aliyah Fitrisam

    IMPIAN MASA DEPAN .................................................................... 37

    Dalam Dekat Denganmu .................................................................... 38

    Tirta Safira

    CINTA ABADI .................................................................... 39

    Musim yang Dinantikan .................................................................... 40

    Vitis Anatoni

    PERCAYALAH PADA PELANGI ..................................................................... 41

    Dua Jiwa ..................................................................... 42

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    4/285

    III

    DAFTAR ISI

    KIS H DI MUSIM KEDU

    Salsabilla Abani

    Polkadot Ungu .......................................................... 44

    Nurmasyita Anggraini

    Ternyata Dia ......................................................... 55

    Abdul Razaq Prasadana

    Klub Relawan Sekolah ......................................................... 64

    Elsa Fadhila

    Memoria .......................................................... 73

    Aldi Gifari

    Seandainya Itu Nyata .......................................................... 92

    Rismayani

    Senja Yang Sendu .......................................................... 100

    Moh. Rafid Naufaldi

    Virus .......................................................... 110

    Tri Putri Handayani

    9 Misteri Game .......................................................... 119

    Moh. Iman Afandy

    Tidak Ada Yang Sia-Sia .......................................................... 137

    Rizki Nurfita

    Bye .......................................................... 147

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    5/285

    IV

    DAFTAR ISI

    Engka Charisma Muhammad Anais

    Dari Jomblo Ke Pacaran ............................................... 157

    Kirana Prastyaning Hutami

    Memoire Dete (Summer Memory) .............................................. 165

    Moh. Rizky Muchtar Hidayat

    Two Masked Man .............................................. 186

    Nadia Putri Paramitha

    Sacrifio ............................................... 203

    Moh. Amar Dani

    Wendigo Psychosis ............................................... 213

    Rahti Dwi KusumaCold ............................................... 224

    Hardianti

    Not In The Right Place ............................................... 237

    Sri Rahma Wati

    180 ............................................... 252

    Tentang Penulis ............................................... 270

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    6/285

    V

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pertama-tama, terima kasih kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi

    Maha Penyayang. Yang telah memberi kami kesempatan untuk membuat karya-

    karya brilian seperti. You are our everything.

    Kedua, terima kasih kepada orangtua kami yang telah memenuhi

    kebutuhan kami selama kurang lebih tujuh belas tahun kami hidup.

    Ketiga, terima kasih kepada pihak SMA Al-Azhar Palu, tempat kami

    menuntut ilmu. Sejauh ini tak ada yang lebih baik selain sekolah kami tercinta ini.

    Keempat, terima kasih kepada Bapak Ahmad Maulidi, S.Pd yang telah

    memberikan kami tugas yang sangat menantang seperti ini. Semoga manfaat dari

    tugas ini tidak berhenti sampai di lemari perpustakaan, melainkan sampai

    kapanpun dan dimanapun.

    Last but not least, terima kasih pada makhluk-makhluk aneh kelas XIc yang

    telah meluangkan waktunya untuk membuat karya hebat ini. Karya orang lain

    memang keren, tapi buatan sendiri itu lebih keren lagi. Semoga kisah-kisah di dua

    musim ini manfaatnya tidak putus di email si editor, tapi bisa lebih dari itu.

    Nikmati serunya membaca 15 puisi di musim pertama dan 18 cerpen di

    musim kedua, para pembaca yang tercinta!

    Best regards, ELITE.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    7/285

    1

    KIS H DI MUSIM PERT M

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    8/285

    2

    TERIMA KASIH TELAH MENYAPA

    Oleh: Andi Nurul Khasanah

    Bulan tak menyapaku dengan kecerahannya

    Bintang tak menampakkan senyumannya

    Kabut menutupi keindahan langit

    Hujan pun membakar kedinginan malam

    Malam yang sunyi

    Ditemani bising suara jangkrik

    Dan keganasan hidup

    Serta rindu yang penuh tangis

    Bersamaan menemani malamku..

    Rindu akan sosok dirinya

    Rindu canda tawanya

    Rindu ganasnya kemarahannyaRindu semua yang ada padanya

    Pikiran yang berbicara

    Tangisan yang bercerita

    Dan kegalauan hati yang menyempurnakan

    Hanya Rindu yang dapat menjelaskan

    Dan doa yang dapat menyampaikannya

    Rindu Terima kasih telah menyapa

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    9/285

    3

    Genggamlah Aku

    Oleh: Andi Nurul Khasanah

    Senyuman telah menjadi kebiasaan

    Keceriaan adalah jati diri

    Candaan sebagai pelengkap hari

    Tapi segalanya tak berarti tanpaMu

    Kini kegelapan menyelimuti hidup

    Kesedihan menerpa bagaikan ombak

    Kerisauan hati melumpuhkan diri

    Dan emosi menghapus ketenangan jiwa

    Tak ada lagi kebahagiaan

    Dan tak ada lagi kegembiraan

    Apakah aku sedang diuji olehNya ?

    Apakah aku dapat melewati beban ini ?

    Tuhan..

    Aku telah menggenggamMU dari kejauhan

    Tak akan kulepas genggamanku ini

    Tetapi TUHAN..

    Ampunilah aku

    Genggam eratlah tangankuKembalikanlah hidupku.. TUHAN..

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    10/285

    4

    DIMENSI RASA

    Oleh: Andi Utari Anniza Nurqolbi

    Awan putih, langit biru

    Mereka masih tampak sama

    Masih tetap indah dari kejauhan

    Teriknya raja siang, dinginnya angin malam

    Rasanya masih sama

    Tak ada yang berubah

    Tapi, saat kutengok kembali

    Rupanya ada yang hilang

    Tak ada lagi orang yang sama

    Tak ada lagi perasaan yang menggebuhkan jiwa

    Rupanya, perlahan-lahan waktu menyedot perasaan kita

    Membiarkannya terbang bersama angin malamBiarkannya sembunyi dari teriknya sang fajar

    Melepaskan keping kenangan di langit senja

    Agar dia dapat tertawa lepas bersama awan putih

    Sehingga kelak dia dapat menari di atas pelangi

    Dan bersenandung bersama hujan

    Hujan yang menghapus kepingan memori dan membuatnya sadar

    Bahwa langit senja, awan putih, pelangi dan hujan

    Telah membawanya ke dimensi rasa yang menakjubkan

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    11/285

    5

    Kosong

    Oleh: Andi Utari Anniza Nurqolbi

    Di tengah keramaian

    Rasa itu seketika datang

    Merasakan helai angin

    Menikmati setiap hembusannya

    Menuai tanya dalam sukma

    Lalu tersadar, ada yang hilang

    Ada ruang yang kosong

    Nada yang tak terselesaikan

    Dibawah langit biru

    Bersama senandung lagu

    Terbesit rasa iri pada alang-alang yang menari

    Rasa itu pun berkecamukMemberontak pada jiwa yang kehilangan

    Lalu, perlahan ia sadar

    Di tengah keramaian

    Saat angin bersenandung

    Ketika alang-alang menari

    Kemudian,

    kamu tak ada disini.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    12/285

    6

    BUKU EINSTEIN

    Oleh: Arya Syaefulah Farsya

    Meja bundar jadi tempat tumpuanku sehari-harinya

    Menghitung segala kemungkinan dalam angka yang berjejer

    Menanti segala jawaban pasti dari huruf-huruf yang bertanya

    Menjalani hari dalam tumpuan buku Einstein

    Kursi persegi yang kududuki setiap harinya

    Jadi pengantar tubuh untuk berpikir lebih

    Ingin bebas tapi tak bisa

    Terkekang oleh keahlian yang membuatku mati

    Tak merasa dunia yang senang akan kehadiran diri remaja

    Tapi untungnya ada kawanku yang setia menunggu

    Setiap detik yang kulewatkan bersama buku Einstein

    Jadi janji masa depanku yang cerah

    Setiap tawa yang kuhabiskan bersama teman

    Jadi kesenangan konstan yang kunikmati.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    13/285

    7

    Diriku dan Dirinya

    Oleh: Arya Syaefulah Farsya

    Aku merenung dalam diam

    Memikirkan kemungkinan dirinya

    Dan diriku

    Melihat masa depan yang memungkinkan

    Akan diriku dan dirinya

    Masih abstrak memang

    Karena aku hanyalah manusia

    Yang tidak tahu akan masa depan

    Yang mengetahuinya saja tidak

    Karena semuanya ada di tanganNya

    Tetapi diri ini hanya bisa berdoa,

    Akan kepastian masa depan

    Demi diriku dan dirinya

    Dalam naungan rumah

    Yang melindungiku dan melindunginya

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    14/285

    8

    ANTARA BINTANG DAN MATAHARI

    Oleh: Ayu Amaliah

    Aku memang penghitung ruang

    Memecahkan masalah bintang

    Membuat berbagai turunan

    Integral yang mengikat berbagai angka

    Aku adalah seorang pelajar

    Remaja berpendidikan dalam ruang lab

    Berkutat dalam segala pemecahan masalah

    Mengandaikan bintang-bintang dalam pikiran

    Memaksakan diri merealisasikan bintang yang jauh

    Bukan hanya bintang yang bersinar

    Matahari tersenyum pun ku tahu

    Karena kuhabiskan waktu tuk mengamatinya

    Jangan pikir aku hanya berkutat dalam angka

    Alam semesta aku cermati

    Pada akhirnya aku hanya bisa berdoa

    Ribuan ucapan tuk berharap

    Dan ribuan ucapan sahabat yang membantuku berharap

    Agar apapun yang kulakukan membuahkan hasil

    Setidaknya hanya untuk membanggakan kedua orang tua

    Yang menghabiskan waktu tuanya dalam mendidikku

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    15/285

    9

    Kasih Nyata

    Oleh: Ayu Amaliah

    Aku memang pernah memiliki satu kasih

    Yang kepadanya kurasakan apa itu menyayangi

    Yang olehnya aku belajar untuk mengalah

    Yang karenanya aku tahu apa itu rasa sakit

    Hingga pada waktu ini,

    Aku dapati diriku sendiri

    Banyak memang yang datang lagi

    Tapi aku telah memilih sendiri

    Bukan, bukan karena tidak ada yang sepertinya

    Bukan karena aku membandingkan segala yang datang,

    Hanya saja aku telah berjanji

    Dalam kesucian diri yang ingin kuraih

    Dalam keridhoanNya yang abadi

    Ia letakkan lengan pada kesendirianku

    Tapi aku menolak

    Karena aku sadar aku bukanlah sendiri selama ini

    Aku memilih setia pada kekasih sejati

    Rabb yang selalu ada dalam pikiran dan hati

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    16/285

    10

    JIKA AKU DAPAT MENUNDA

    Oleh: Danang Darmawan

    Kawan,

    Maafkan aku dari jarak yang memisahkan kita

    Maafkan bila jiwa ini tak dapat menyapamu

    Mengurai canda dan tawa darimu

    Maafkan aku dalam janji yang kulanggar sendiri

    Yang kukubur dalam tanah menjadi santapan cacing

    Kawan,

    Bila angin dapat membawaku serta bersamanya

    Mungkin sebelum sore menyapa

    Dapat kupastikan tubuh ini bersamamu

    Menggenggam tawamu kembali

    Menepati janji yang kubuat

    Andai saja kucing jepang bukanlah kartun belaka

    Sudah pasti sifatku seperti Nobita

    Memaksa Doraemon,

    Mengabulkan impianku bertemu denganmu

    Tapi apa daya,

    Aku tidak dapat menunda waktu

    Kembali saat aku belum membuat keputusan ini

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    17/285

    11

    Aku dan Bumi

    Oleh: Danang Darmawan

    Sudah seharusnya aku melangkah maju

    Menginjak pijakan coklat yang kukagumi

    Hingga kuhabiskan waktu bermain kata dengannya

    Menghafal setiap baris bermakna

    Yang mengetahui dirimu dengan sangat baik

    Bumi,

    Begitulah nama yang kau tanggung

    Menjadi pelindung bermilyar-milyar orang

    Menghakimi siapa saja yang berani mengacaukanmu

    Tapi tenang saja,

    Karena aku di sini bersamamu

    Menjadi pelindung sejati pelindungku

    Segenap timbal balik

    Yang aku hargai

    Pun kau begitu

    Tetaplah menjadi dekat denganku

    Walaupun hanya lewat tumpukan buku

    Yang setiap harinya aku peluk

    Jadi pengantar tidur yang sempurna

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    18/285

    12

    DERAI TANGIS TAK BERSUA

    Oleh: Ersyam Kelana

    Hancur..

    Sekuncup asa yang menjadi butiran debu

    Terbang

    Dibawa tiupan angin kesengsaraan tak berujung

    Bening rembulan bersama malamNamun sinar terang hanyut dalam sungai kegelapan

    Mengalir deras ke dasar mariana

    Layaknya hati termakan jiwa yang putus asa

    Kutulis sajak sedih ini

    Diatas kanvas pudar berlambang kehancuran

    Dimana orang-orang tak bisa membaca

    Jeritan lara mimpi yang sirna

    Terbawa diri dalam bunga tidur

    Melihat sesaat apa itu cinta

    Namun kembali diri tersadar

    Kemustahilan dari dunia fana

    Detik , menit, jam berlalu

    Bisikan subuh mulai terdengar

    Kicau gelatik mulai mengusik

    Mencoba menghibur rasa lelah akan penantian

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    19/285

    13

    Dalam sujud doaku pada Tuhan

    Berharap kasih kelak menyapa

    Berharap rindu terlepas bebas

    Berharap cinta mencabut tusukan panah dalam kalbu

    Kini fajar telah menyingsing

    Namun tak satu pun kabar terbawa merpati

    Berjerih hati mengais cinta

    Terbuang waktu pupuslah angan

    Kutulis sajak sedih ini

    Diatas kanvas merah berlambang kebencian

    Dalam kisah letih menanti dewi

    Terbayang dongeng khayal Fatamorgana

    Kutulis sajak sedih ini

    Dengan coretan amarah kesedihan

    Akan derai tangis tak bersua

    Yang kan begitu sampai akhir jua

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    20/285

    14

    Romansa Juli

    Oleh: Ersyam Kelana

    Langit malam bertabur cahaya dewi malam

    Menghapus penat di taman tak berbunga

    Penyejuk pohon gersang tak berakar

    Merdu kicau burung gereja

    Temani suara sunyi kesendirianYang larut dalam bayang ilusi sekejap mata

    Sekilas rabun mata memandang

    Sosok malaikat tak bersayap

    Dalam siluet kabur sinar rembulan

    Menari perlahan penuh keanggunan

    Berkedip mata berulang bertanya

    Apakah ini sekedar imajinasi khayalan

    Balutan abu lavender gaun mahkota

    Penerang mata di atas bumi kegelapan

    Semerbak wangi menyebar ke penjuru semesta

    Menembus angkasa menembus hadal lautan

    Tercipta takjub alam sekitar

    Bagai katai putih diantara bintang-bintang

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    21/285

    15

    Tercengang raga diri ini terharu

    Jiwa yang tak sedang berada di bawah alam sadar

    Tampak bidadari berdiri di depan mata

    Berbisik halus berkata rayu

    Berlari diri ini mengejar

    Bayangan putih di bawah sinar orion

    Mencari sosok manja yang didamba

    Meraih cinta yang tak kasat mata namun terasa dalam

    Bertemu dua insan dalam naungan rasa sayang

    Dibawah aurora cahaya kasih yang lembut

    Dimana Cancerdan Leomenjadi saksi

    Kisah cinta sejarah dunia dan hidup berdua

    Dua tiga jemari bergenggaman

    Tatapan mata penuh kasih sayang

    Dimana langit buta membisu

    Melihat tali intan menyatukan rasa dalam ikatan yang abadi

    Ini bukanlah kisah cinta relativitas ruang dan waktu

    Bukan dongeng Isabella antar galaksi yang berbeda

    Ini hanya Romansa Juli tiga puluh satu hari belaka

    Antara dua insan yang bertemu karena arti cinta

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    22/285

    16

    SEPASANG PELENGKAP

    Oleh: Khairulbariyah

    Aku benar mencari kebahagiaan dalam pekat fajar

    Mengintip secercah puncak kehidupan pada benih sinar

    Melantunkan segala kebolehan raga yang sejatinya bisu

    Mencecap setangkup cahaya dalam kelebihan yang aku usahakan

    Berharap secuil kata mengagumkan hinggap pada bulir peluh

    Tapi pertunjukkan takkan pernah mengisi setiap kekosongan pinta

    Ia membutuhkan lantunan sajak yang berkata, bahwa aku memang bisa

    Walau hanya dengan keterbatasan yang mengekang nafas ringkih

    Aku adalah kerapuhan dalam ranum senja

    Belukar kesalahan Tuhan dalam menciptakanku

    Menjadi abu dalam setiap jiwa yang sempurna

    Mengurai seluruh amarah pada lubuk yang suci

    Habis membekas sebagai peluru gundah raga putih

    Menusuk senandung-diam dengan pena sajak di atas kayu

    Menjamu imbas kehidupan dalam lembah neraka dunia

    Di titik saat diri luruh meredam seluruh tubuh

    Nyatanya ku punya malaikat raga yang kupeluk erat

    Sorot kebahagiaan yang kucari sedalam pekat fajar

    Gelak kehidupan dalam kerapuhan ranum senja

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    23/285

    17

    Kawan yang jadi cerminan diri sendiri

    Tak perlu aku mengoceh padanya

    Karena kita adalah sepasang pelengkapDua nyawa yang berkawan dalam rindu

    Yang perkataan adalah tatapan seluruh Tanya

    Dan gerakan adalah genggaman seluruh jawaban

    Aku dan ia adalah aroma kebahagiaan

    Menuntut rekaan rencana esok agar tetap tertawa

    Menjadi kalap dengan segala hari depan agar tetap tersenyum

    Aku dan ia adalah isyarat jiwa kebersamaan

    Pelantun sekelumit lugu keremajaan

    Serenada bukti dalam derik ketidaksempurnaan

    Meredam keremukan saat peluk menjadi obat sejuta rindu

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    24/285

    18

    Rupa Kebahagiaan

    Oleh: Khairulbariyah

    Dalam waktu yang padanya kutorehkan ribuan memori

    Kutemukan diriku berbagi wajah pada satu diri

    Menjelma seribu karakter sebelum menjadi satu jiwa

    Pada setiap sosok ketidaksempurnaan suatu ciptaan

    Kau menancapkan jarum mengkritik

    Karena mereka tidak berada pada titik kesempurnaanmu

    Kita adalah rupa berbagai manusia

    Yang mengais perbedaan dalam bentuk yang ragam

    Berbagi semburat kata sempurna

    Kemudian menuju satu titik yang indah

    Sementara yang lain mengalir dalam kesederhaan bernyawa

    Kita adalah klise dalam rinai kehidupan

    Yang pandai berkutat pada kesamaan prinsip

    Menginginkan ketulusan kalbu dalam mengasihi

    Berpegangan pada kepalsuan sosok yang nyata

    Padahal dunia adalah hamparan kekurangan

    Sejatinya sempurna adalah gersang penghimpit sesak

    Yang disetiap pelukannya adalah kesakitan

    Porakan jemari yang merantai camar saat singgah

    Mengaliri setangkup sudut dengan tajamnya darah

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    25/285

    19

    Kepada sisa senja di jalur sutra

    Pada akhirnya, hanya satu yang jadi simpul keseluruhan sajak

    Kekurangan yang melahirkan decit kesempurnaanDan kelebihan yang menuju derik kebanggaan

    Kepada setiap yang bernyawa di kekejaman dunia

    Yang berwajah kekuatan di terik waktu siang

    Sementara jatuh terlelap dalam bulir air mata

    Yang mengoceh bahwa ia tak apa

    Tapi mungkin ia hanyalah pembohong yang lihai

    Menutupi segala nestapa yang menggeregoti ringkihan tubuhnya

    Agar selalu bisa berdiri sambil menghindari sakit

    Yang muncul saat ia menjadi terlalu lemah

    Kupersembahkan serenade cinta sebagai penyembuh

    Yang sebisanya meredam sengsaramu

    Dengan pena kau lantunkan syair kegundahan

    Lewat frasa kau remukkan suara yang bisu

    Dan raga, kau peluk seorang lugu yang rapuh

    Mari kita sedekat pekat dalam purnama

    Menyatu dalam jarak bagai urat dan nadi

    Dan jadikan kebahagiaan, bukanlah suatu pilihan

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    26/285

    20

    PANDANGAN PERTAMA

    Oleh: Melisa Porogoi

    Kulihat dirimu di sisi kota

    Kota yang nan indah pemandangannya

    Tapi semua itu tertutupi oleh satu bayangan

    Yah bayangan warna ceria dirimu

    Ku berjalan menyelusuri kota

    Mengikuti jejak kakimu

    Mengikuti setiap langkah yang kau tinggalkan

    Hati ini tak bisa menahannya

    Menahan rasa keingintahuan tentang dirimu

    Menahan rasa kagum terhadap dirimu

    Dirimu yang begitu menakjubkan dimataku

    Kau pun mulai menunjukkan bakatmu

    Bakatmu yang dapat melelehkan hati ini

    Bakatmu yang dapat membutakan mata ini

    Bakatmu yang bernama senyuman

    Betapa manisnya senyuman pertama yang kau berikan

    Senyuman itu begitu memukau hati

    Hati ini pun ingin mengukirnya

    Tigadetik , tidak satu detik saja sudah tak terlupakan

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    27/285

    21

    Aku tak bisa melupakan senyuman itu

    Aku sudah hanyut dalam senyuman itu

    Hanyut sedalam-dalamnya cinta ini bisa bertahan

    Akan ku ukir rasa cinta yang kurasakan

    Rasa dimana kau selalu terbayang

    Rasa dimana hati ini sudah berdering

    Berdering karena rasa yang tak tertahankan

    Aku percaya ini bukanlah rasa yang hanya lewat

    Aku tau itu karena rasa ini cukup berbeda

    Berbeda dengan apa yang pernah kurasakan

    Aku akan pastikan rasa ini akan tetap ada

    Walaupun itu hanya rasa pada pandangan pertama

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    28/285

    22

    Perpisahan

    Oleh: Melisa Porogoi

    Semilir waktu berganti

    Tak terasa kita akan menempuh jalan sendiri

    Jalan dimana kita akan ke masa depan

    Masa depan yang akan menentukkan nasib kita

    Masih ingatkah kalian sahabat?

    Hari di mana kita bersama-sama menginjakkan kaki di sekolah

    Hari di mana kita hanya saling bertatap muka

    Hari di mana kita selalu bercanda tawa

    Hari-hari itu kini berubah menjadi kenangan

    Tiga tahun kita telah menempuh masa depan bersama

    Tahun-tahun itu sudah berlalu tak lama ini

    Dan kita tak pernah menyadariBetapa cepatnya tiga tahun itu lenyap dimakan kenangan

    Sahabat taukah kalian betapa menyakitkannya hal ini?

    Dimana kita harus berpisah dan mencari jalan sendiri

    Dimana kita harus tak lagi bisa makan bersama

    Dimana kita harus tak lagi bisa belajar bersama

    Dimana kita harus menyadari hal-hal itu

    Maafkanlah diriku yang tak cukup ini sahabat

    Harusnya akupun tau,

    Bahwa aku harus menggunakan waktu sebaik mungkin

    Akupun jadi menyadari betapa merindukannya tugas

    Tugas-tugas yang diberikan para guru

    Tugas-tugas itu mengingatkanku

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    29/285

    23

    Betapa sulitnya kita melaluinya bersama

    Mengerjakan setiap barisnya

    Tapi janganlah khawatir sahabatAku tak akan pernah menghapus suka dan duka kita

    Aku yakin kita bisa bersama lagi

    Dimana kita akan bersama-sama lagi

    Dan mengajarkan betapa pentingnya waktu-waktu itu

    Kepada anak-anak kita

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    30/285

    24

    TANGISAN MONSTER

    Oleh: Moh. Rizky R. Dwizhaputra

    Tangisan kesepian lahir di antara bebatuan

    Aku tak begitu paham mengapa aku ada

    Tangisan terus kudendangkan hingga orang riuh

    Semua orang tercengang akan keberadaanku

    Dan salah seorang membawaku..

    Ia mulai merawatku, memanjaku, membelai dengan penuh rasa iba

    Rasa iba yang kuanggap sebagai kasih sayang

    Di lain jalan,

    Badut seumurku melihatku dengan mata yang lain

    Anggapan bahwa aku monster

    Sekali lagi tak ku pahami

    Tak ada yang menemaiku

    Tak ada yang mau denganku

    Tak ada yang menerimaku

    Bahkan teman hal langka bagiku

    Seluruh hidupku tertatih

    Seluruh aktivitas ku akhiri dengan tangis

    Sungguh ini lebih sulit

    Semuanya membuat deritaku hebat

    Bagaikan sampah tanpa daur ulang,

    Semua mengabaikan

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    31/285

    25

    Semua tak melihatku

    Dan tercium busuk

    Kini aku terlihat payahMata pengintaipun menjauh dariku

    Sorotan bulan tak ada pancaran

    Waktu sekalipun tak akan mau menjawabnya.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    32/285

    26

    Cerpen Negeri Demokrasi

    Oleh: Moh. Rizky R. Dwizhaputra

    Dibawah garis khatulistiwa yang lurus

    Terhampar indah bumi kepulauan yang luas

    Dikepung gunung berlatar belakang kembang api

    Hingga perang bisa dihadapi sendiri

    Lautan lebar nan panjang tempat ikan bercengkrama

    Membuat nelayan tak patah semangat untuk mencari nafkah

    Perkebunan teh yang asri

    Riuh persawahan yang tinggi

    Menjadikan petani tak bosan bekerja di sini

    Kaya merupakan dedikasi bumi pertiwi

    Itu hanya sebuah prolog cerita

    Komplikasi ceritanya seperti nahkoda mendayung tanpa arah

    Naik dan turun, mungkin bahan bakar bisa disamaratakan

    Disamaratakan dengan kasmaran cinta anak SMA

    Yang tak tentu arah

    Menteri tak bisa damai dengan PSSI

    PSSI tak mau menerima putusan menteri

    Masalah yang terjadi karena solusi

    Apa sebenarnya yang dipikirkan negeri?

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    33/285

    27

    Belum sempat setahun menjabat,

    Ketidakstabilan terjadi di kursi pejabat

    Satu anak buah pemimpin mulai pucat

    Setelah itu siapa lagi akan dipecat

    Ucapan bibir manis tersimpan rapi di memori

    Pengambilan janji tanpa basa basi

    Sebagai taruhan tertingginya ialah demokrasi

    Namun kini rakyat menderita terjadi

    Disumpah atas nama garuda

    Menyumpah di atas kitab suci umat beragama

    Ia mungkin tak tahu bahwa dirinya boneka

    Boneka yang diperintah oleh warga indonesia

    Lantas ia menyalahgunakan boneka milik rakyatnya

    Katanya anak terlantar dan anak miskin harus dilindungi

    Tapi nyatanya mereka meminta minta di lampu merah sana sini

    Apakah ini di sebut demokrasi?

    Kita tunggu resolusi cerita Pak Jokowi

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    34/285

    28

    CINTA. APA ITU CINTA?

    Oleh: Muh. Arif Alim

    CINTA

    Satu kata, lima huruf, berjuta arti

    Suatu perasaan yang tak kunjung reda

    Namun, apakah kau tahu apa itu cinta?

    Apakah cinta itu seperti udara ?

    Tak tampak wujudnya, tapi jelas adanya

    Apakah cinta itu seperti Tom and Jerry?

    Yang membuat sepasang makhluk salingmengejar satu sama lain

    Apakah cinta itu seperti miras?

    Yang dapat memabukkan dua insan ketika merasakannya

    Apakah cinta itu seperti jelangkung ?

    Datang tak diundang

    Apakah cinta itu seperti permen nano-nano ?

    Kadangmanis, kadangasam, kadangasin

    Ataukah seperti kentut ?

    Ditahan sakit, dikeluarkan malu

    CINTA

    Apa itu cinta?

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    35/285

    29

    Senyum Kerinduan

    Oleh: Muh. Arif Alim

    Harumnya iman yang mengalir dalam tiap sel-sel darah

    Ikrar syahadat yang meneguhkan tiap perjalanannya

    Sebaris dua baris irama zikir yang membangkitkannya dikala ia melemah

    Dan lantunan ayat suci Al-quran yang menambahkemuliaannya

    Saat membuka lembaran sirah kehidupan Nabi Muhammad

    Hati ini tak henti-henti memancarkan rasa kagum

    Rona wajahnya meneduhkan, dan bibirnya selalu terkembang senyuman

    Melukiskan kepada seluruh insan penghuni jagat,

    Menjadikan Islam agama yang haq, penuh dengan rahman

    Senyuman yang dapat menghapus setetes pilu

    Menghancurkan kegundahan di dalam hati

    Mampu mengubah hati yang keras menjadi lembut

    Pembenci menjadi pecinta, dan musuh menjadi kawan

    Meluluhkan hati singa padang pasir hingga ia memeluk islam

    Engkau, duhai Rasul, akhlakmu sungguh luhur

    Tak pernah engkau aniaya lawan, apalagi engkau lukai kawan

    Pribadimu adalah jelmaan Al-quran, memancarkansinar kebaikan

    Menyiratkan cahaya keteladanan, menyulamkan indahnya Islam

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    36/285

    30

    Yaa Rabbi, Yaa muqollibul qulub..

    Bimbing kami untuk meneladani setiap akhlak nabiMu,

    sedepa demi sedepa, sejengkal demi sejengkal

    Betapa besar hati ini untuk bertemu dengannya,

    walaupun hanya untuk melihat wajahnya ataupun memegang tangannya

    Yaa Rabbi, yaa malikal mulki..

    Tuntun hamba agar senantiasa mengeja shalawat untuk NabiMu

    Tuntun hamba agar terampil membuktikan cinta dan rindu kepada nabiMu dengan

    kebaikan dan amal-amal hasanah

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    37/285

    31

    MEREKA YANG LUPA DIRI

    Oleh: Rizky Akbar

    Manusia

    Mereka yang dulu berfoya-foya

    menghambur-hamburkan uang mereka untuk membeli pakaian mahal

    Kini hanya berbalutkan beberapa helai kain dari jaman nabi

    Mereka yang dulu berlagak tuliyang pura-pura tak mendengar ketika dipanggil sang Khalik

    Kini berharap untuk dipanggil untuk sekali lagi

    Walau harus merangkak ke arah si pemanggil

    Mereka yang dulu bermandikan lampu diskotik

    Mereka yang dulu berteman dengan barang-barang haram

    Kini hanya bermandikan cahaya Gelap dan amal yang tak banyak pula

    Kini hanya berteman dengan butiran tanah dan ulat-ulat

    Mereka yang dulu selalu protes dengan tempat teduhnya

    Kini hanya beralas dan beratapkan tumpukan tanah

    Kapankahpara Manusia tersebut akan sadar

    Sadar kalau mereka hanya sementara

    Sadar kalau mereka pada akhirnya takkan memiliki apa-apa

    selain amal Jariyah dan hal-hal baik yang pernah dilakukan

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    38/285

    32

    Sadar kalau mereka .

    Pada akhirnya hanya akan sendiri

    Di tempat gelap

    Berbalutkan Kain Kafan

    Berpenerang mal saja yang tidak banyak jumlahnya

    dan Berteduh di tanah yang mengelilinginya

    Lantas masihkah mereka ingin protes, dengan semua nikmat yang di berikan-Nya?

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    39/285

    33

    Dari Langit Tentang Kita

    Oleh: Rizky Akbar

    Butiran-butiran bintang di langit malam

    Bercerita tentang kisah kita

    Saat deras hujan meteor bagai air mata

    Cerah purnama jadi wajah kita

    Lukisan Petang di langit biru

    Sapaan sesaat si kilat

    Hanya jadi saksi bisu

    Saksi kisah perjalanan kita yang lalu

    Saat perbedaan jadi keindahan

    Langit pun berbahasa

    Tanda bersenandung ria

    Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku

    Melalui suara merdu si guntur

    Langit pun berbahasa

    Tanda bergembira ria

    Pelihatkan air mata tanda bahagia

    Melalui tangis bahagia si Hujan

    Dan dengarlah, tengoklah, dan perhatikanlah slalu

    Itu semua tentang kita . . .

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    40/285

    34

    DIA

    Oleh: Sarah Adilah

    Adalah dia

    Warna pelangi kala itu seusai hujan,

    mengalihkan perhatian

    Membuatku menolehkan pandangan,

    terpaku akan sosok yang terpantul penglihatan

    Tentang dia

    Adalah dia

    Tenggelamnya senja dikejauhan,

    mengisi kedamaian

    Membuat hatiku bangun beriringan,

    berdegup bersama keinginan dan angan-angan

    Tentang dia

    Adalah dia

    Bunyi desiran ombak dilautan,

    memecah keheningan

    Membuatku sulit mengucap perkataan,

    terjebak keingintahuan dan berjuta pertanyaan

    Tentang dia

    Oh

    Adalah dia

    Disana diberjuta-juta kilometer kepulauan

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    41/285

    35

    Mungkin belum tersadarkan,

    Ada yang selalu menaruh keyakinan

    menunggu kepastian

    Tentang dia

    Adalah dia

    Hadirnya kabut dipegunungan,

    membiaskan penglihatan

    Membuatku kehilangan tujuan,

    terperangkap ditengah perasaan dan harapan

    Tentang dia

    Adalah dia

    Tunas yang tumbuh dikeringnya rerumputan,

    mengisi kekosongan

    Membuatku bisu disetiap ingatan,

    terperdaya oleh setitik kenangan dan kerinduan

    Tentang dia

    Oh

    Adalah dia

    Mungkin belum tersadarkan,

    Disini diberjuta-juta jarak sebuah penantian

    Ada yang selalu bertahan

    buta oleh ketidakpastian

    Tentang dia

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    42/285

    36

    Potrait

    Oleh: Sarah Adilah

    Aku berbicara tentang potrait

    Wajah jalanan yang terperangkap

    mati namun sebenarnya hidup

    Aku berbicara tentang potrait

    Lensa terbuka kembali menutup

    beberapa wajah tertangkap

    Aku berbicara tentang potrait

    Mereka yang terus meratap

    semalam sulit tuk terlelap

    Aku berbicara tentang potrait

    Mereka yang wajahnya penuh harap

    begitu dalam menatap

    Aku berbicara tentang potrait

    Wajah-wajah yang terkatup

    matanya sayup-sayup

    Aku berbicara tentang potrait

    Wajah-wajah menguncup

    mati namun sebenarnya hidup

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    43/285

    37

    IMPIAN MASA DEPAN

    Oleh: Syarifah Aliyah Fitrisam

    Saat fajar menyingsing di balik kabut

    Azan menyentilku dengan lembut senandung lafadz

    Membangunkanku untuk memulai hari baru

    Menuntut segala pengetahuan di ruang sekolah

    Dedaunan ramai memenuhi setapak

    Gesekan sepatu hening jadi suara sendiri

    Dengan semangat menuai segala ilmu dari tinta di atas kertas

    Mendengar segala ucap orang berpendidikan

    Di depan kelas membimbing insan penerus bangsa

    Apalagi yang ditunggu,

    Kalau bukan bel nyaring penanda kebebasan

    Apalagi yang dilihat di bawah sana,

    Kalau bukan ramai antrian ribuan siswa

    Demi sesuap lauk pengisi kekosongan

    Saat Senja Muncul Di Barat

    15 jam kuhabiskan waktu dalam menuntut

    Mengais segala ajaran kehidupan

    Demi impian masa depan

    Sebagai penerus bangsa

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    44/285

    38

    Dalam Dekat Denganmu

    Oleh: Syarifah Aliyah Fitrisam

    Menyapaku kembali di dinginnya embun pagi

    Kita bertemu lagi setelah terpisah oleh jarak

    Siap merangkai kenangan bersama

    Dalam tiga tahun masa remaja

    Hari-hari kulewati dengan keyakinan

    Bahwa masa depan memegang kecerahan

    Walau diri ini memilih untuk menjadi seorang membanggakan

    Ku tahu balasannya akan lebih manis

    Aku mempercayai suatu paham

    Bahwa kita tak perlu menjadi pelekat

    Pada tubuh kawan yang jadi sahabat

    Agar tetap bisa menjadi dekat dengannya

    Hanya satu cara untuk tetap menjadi dekat

    Menjadikannmu titik dimana aku tak sempurna tanpamu

    Kemudian tumbuh bersama waktu yang maha teduh

    Andai saja hari ini,

    Ada yang lebih indah dari sebuah pertemanan

    Yang menghabiskan pinta dalam 3 tahun lamanya

    Aku harus tetap berada dalam dekat denganmu

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    45/285

    39

    CINTA ABADI

    Oleh: Tirta Safira

    Ibu..

    Engkau inspirasiku

    Aku berkelana sampai ke ujung dunia

    Membawa secerca harapan darimu

    Doamu akan selalu menyertaiku dimana pun aku berada

    Ibu..

    Ketika malam mulai kelam

    Engkau datang memberikan ku cahaya

    Ketika aku terbaring lemah

    Engkau datang memberikan ku kasih sayang

    Engkaulah yang selalu bersamaku dalam suka maupun duka

    Engkau tak bosan mengajariku , membimbingku hingga aku seperti sekarang

    Walaupun tubuhmu lelah , keringatmu bercucuran tetapi engkau masih bisa

    tersenyuum lebar

    Ya Allah..

    Aku berharap agar ibuku selalu mendapatkan perlindungan darimu

    Dan walaupun nantinya kita berada di dunia yang berbeda

    Engkau akan selalu tersimpan di dalam hatiku

    Aku cinta padamu ibu

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    46/285

    40

    Musim yang Dinantikan

    Oleh: Tirta Safira

    Musim berlalu resah menanti

    Matahari pagi bersinar gelisah kini

    Semua bukan milikku musim telah berlalu

    Matahari segera berganti

    Dimana kutimbun daun yang layu

    Makin gelisah aku menanti matahari

    Dalam rimba kabut pagi

    Sampai kapankah aku harus menanti ?

    Awan yang hitam tenggelam dalam dekapan

    Daun yang layu pun berguguran di pangkuan

    Akankah musim itu ada?

    Musim dimana daun-daun yang bertebaran dimana-mana

    Warnanya yang kuning elok memperindah pandangan

    Angin yang berhembus dengan mesranya mnambah suasana menjadi sejuk

    Aku ingin musim itu ada

    Tetapi harus menunggunya dengan sabar

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    47/285

    41

    PERCAYALAH PADA PELANGI

    Oleh: Vitis Anatoni

    Kesunyian yang menghampiri

    Tatapan yang menggores hati

    Apabila fajar sudah tak samalagi

    Percayalah padapelangi yang akan selalu sama

    Kali ini aku telah bebas

    Bebas melakukan apa saja yang kuinginkan

    Kali ini aku telah bebas

    Karena aku tak memiliki siapapun lagi

    Kala bencana datang

    Saat itu aku menyadari

    Menyadari hal-hal yang telah terjadi

    Kala bencana datang

    Saat itu aku menangis

    Menangisi hal-hal yang telah terjadi

    Batinku tersentuh akan perkataanmu

    Ruangan putih membelenggu kita

    Sekarang, kita menangis menyesali keadaan

    Sekarang, mari berjanji untuk selalu bersama

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    48/285

    42

    Dua Jiwa

    Oleh: Vitis Anatoni

    Aku seperti hujan dalam waktu senja

    Tak pernah bisa mengenali satu sama lain

    Dua sisi jiwa yang tak bias kuhendaki

    Yang sewaktu-waktu menggila ingin kebebasan

    Saat matahari menampakkan dirinya diufuk timur

    Aku menjadi jiwa seputih salju

    Sebening air mata dan sesejuk udara pagi

    Menolong setiap jiwa yang tersesat

    Kala hari beranjak gelapAku menjadi sosok dingin tak berperasaan

    Sekotor kapur dalam air bening

    Menitikkan tinta hitam pada lembaran putih

    Diriku memang selalu abu-abu

    Berdiam diri pada kesesatan malam

    Membebaskan diri pada kesucian senja

    Seorang jiwa dalam hujan senja

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    49/285

    43

    KIS H DI MUSIM KEDU

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    50/285

    44

    POLKADOT UNGU

    Oleh: Salsabilla Abani

    Reina mematikan lampu kamarnya dan mulai menarik koper berwarna pink. Tiket dan

    paspor yang sudah siap di tangannya ia masukkan ke dalam totee bag-nya. Ia lalu keluar

    kamar dan mengunci pintunya. Perlahan-lahan menyusuri anak tangga menuju lantai 1.

    Aku udah siap, katanya.

    Ayo, nanti ketinggalan pesawat, ucap seorang lelaki. Koper pinknya lanjut ditarik

    oleh Reina. Reina pun menyusul lelaki tersebut yang sudah ada di luar rumah. Reina

    menutup pintu rumah dan mereka pun pergi.

    *****

    Kenalkan namaku Ayudia Reina Anggara, panggil saja aku Reina. Kini aku duduk di

    bangku kelas 8, di Joyfull Junior High School Singapore. Yap, aku orang Indonesia lebih

    tepatnya orang Jawa yang tinggal di Singapura. Mengapa aku bisa merangkak cukup jauh

    ke negara Asia yang lain? Ceritanya cukup panjang, namun biarkan aku menceritakannya.

    6 tahun yang lalu, ayahku, Rizky Anggara seorang diplomat harus dipindah tugaskan

    ke Singapura. Ya begitulah seorang diplomat, hidupnya nomaden alias tidak pernah tetap.

    Saat itu umurku 8 tahun dan ayah mendapat surat pindah tugas ke Singapura. Maka karena

    itu kami sekeluarga pindah ke singapura.

    Setahun yang lalu dihari pertama aku sebagai murid SMP cukup menyenangkan.

    Disitu aku mendapatkan teman yang berasal dari tanah yang sama denganku. Namanya

    adalah Reza, Muhammad Reza lebih tepatnya.

    Awal pertemanan kita cukup lucu, Reza adalah seorang anak yang baru saja pindah

    ke Singapura. Dia belum terlalu lancar dalam berbahasa Inggris, saat itu kami harus

    mengenalkan diri di depan kelas menggunakan bahasa Inggris. Saat tiba waktu perkenalan

    diri untuk Reza, Reza pun maju dan mulai bergumam

    Hmmm, my name is Muhammad Reza. Hmm.. I am twelve years old.. kata Reza

    dengan pelan takut ada yang salah. Tiba-tiba guru kami menanyakan hobi kepada

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    51/285

    45

    RezaReza, what is your hobby? Reza yang mendengar pertanyaan itu langsung terkejut I

    like to hmmm hmm tangannya mulai bergerak ke atas dan bergerak naik turun.

    Apakah dia sedang mempraktekan cara jalannya pesawat? Aku juga bingung apa

    yang dia lakukan di depan dengan menggerakan tangannya. Oh mam, I know he likes to

    dance. Seketika seorang anak laki laki mengangkat tangannya dan mengatakan bahwa

    Reza suka menari. Saat itu juga kelas mulai ribut dengan ketawa anak-anak yang lain. Tapi

    aku bingung apa yang lucu? Guruku pun mulai bertanya kembali Is it true,Reza? sambil

    tertawa. Hahaha, hmmm aaa yes mam hahaha.

    Karena cukup gugup akhirnya Reza kembali ke tempat duduknya. Tempat duduknya

    tepat di sampingku. Dari ujung rambut sampai sepatunya kuperhatikan terus. Reza yangmerasa diperhatikan menoleh dan melotot ke arahku apa liat liat? Tanya Reza dalam

    bahasa Indonesia. Wah, aku seperti mendapatkan nikmat dari tuhan. Aku akhirnya punya

    teman yang bisa berbahasa Indonesia, dan sepertinya dia bisa menjadi temanku.

    Kamu, orang Indonesia? tanyaku dengan senyum senang. Iya, aku orang

    Indonesia jawabnya singkat. Aku langsung berdiri ke tempatnya. Kenalin, aku Ayudia

    Reina. Aku juga dari Indonesia, kita sama. kataku sambil menjulurkan tangan untuk

    berjabat tangan. Wah, ternyata ada orang Indonesia juga disini. Aku Reza, dia mengambiltanganku dan kita berjabatan. Tadi kamu ngapain di depan? tanyaku masih bingung

    Hmmm aku tidak tau bahasa Inggris bermain pesawat, jadi aku cuma bisa

    mempraktekannya kata Reza dengan tenang.

    Ternyata tebakanku benar, aku langsung tertawa kecil. Tiba-tiba bel istirahat

    berbunyi Kita jalan-jalan yuk aku mengajak Reza untuk keluar kelas. Ayo jawab Reza

    dengan senyuman. Sekolahku tidak terlalu besar ada lapangan sepak bola dan taman kecil.

    Aku dan Reza berjalan menuju taman kecil tersebut. Kamu mau jadi pilot? tanyaku

    memulai pembicaraan. Iya, jadi pilot itu keren loh kata Reza semangat. Aku bisa terbang

    kemana pun aku mau, aku bisa terbang kayak burung, aku bisa pegang awan . Rezamulai

    melanjutkan cerita tentang cita-cita pilotnya.

    Tapi hmmm aku tidak pintar bahasa Inggris ucapnya dengan murung. Aku bisa

    jadi guru bahasa Inggris kamu. seketika aku menjawab tanpa berpikir.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    52/285

    46

    Beneran? Tanya Reza serius. Hmmm, tapi ada syaratnya jawabku dengan

    mengacungkan jari telunjuk. Apaaa? Apaa? Reza bertanya dengan semangat. Nanti

    kalau kamu udah jadi pilot, kamu harus ajak aku juga ya yap, itulah aku. Aku selalu ingin

    terbang mengelilingi dunia ini. Pasti, aku akan ajak kamu Ayu.

    Aku pun menganggukkan kepalaku. Tapi tunggu, dia tidak memanggilku Reina. Tapi

    Ayu. Kenapa namanya Ayu? Namaku kan Reina Tanyaku penasaran. Aku lebih suka

    memanggilmu Ayu, itu lebih Indonesia. Kata mamaku Ayu itu bahasa jawa artinya cantik

    jawabnya dengan senyum.

    Ya aku juga tau kalau Ayu itu berarti cantik, secara aku kan orang jawa. Hahaha, oke.

    Kalau begitu kita perlu kenalan lagi. Aku mulai menjulurkan kembali tanganku. RezaReza mengambil tanganku dan kami berjabatan (lagi). Aku Ayu Lalu bibir kecil Reza dan

    milikku mulai bergerak membuat sebuah garis senyum yang manis, semanis gula halus.

    Tapi masih ada yang membuatku penasaran. Aku pun mulai bertanya lagi Eh Reza,

    ceritain dong, kok kamu bisa di Singapura? Terus kok bisa sih belum lancar bahasa Inggris?

    tanyaku masih penasaran. Ayahku kerjanya pindah-pindah. Ayahku sudah 6 tahun di sini,

    nah aku baru pindah waktu kelas 1 smp ini. Nah di jawa aku tinggal sama mama Reza

    menjelaskan.

    Emang kerja apa Rez? tanyaku penasaran. Kok pekerjaannya sama kayak ayah

    pindah-pindah? Diplomat singkat jawaban dari Reza. Wah sama dong, ayahku juga kerja

    sebagai diplomat. Tapi aku sekeluarga selalu ikut kemana ayahku pindah tugas. aku juga

    menjelaskan. Oh aku ingat, ayahku pernah cerita anak dari temannya akan datang ke

    Singapura. Jadi orang itu kamu? tanyaku tiba-tiba mengingat kata-kata ayah.

    Hahaha dunia memang sempit ya, sepertinya itu aku yang kamu bicarakan Reza

    mulai tertawa mendengar kenyataan bahwa ternyata ayah kami juga berteman. Jadi Ayu,

    kamu udah berapa tahun di singapura? Tanya Reza. Aku sudah 5 tahun disini jawabku

    singkat. Kemudian kita mulai bercerita panjang lebar tentang pekerjaan ayah, hobi kami,

    teman dan hal yang paling aku suka Cerita detektif Seketika bel berbunyi kami pun masuk

    ke kelas.

    *****

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    53/285

    47

    Kenalkan namaku Muhammad Reza. Aku adalah teman sekelas Ayu. Aku bercita-cita

    menjadi pilot, karena itu aku sudah banyak belajar tentang bagian-bagian di dalam pesawat.

    Aku pernah berjanji kepada Ayu, kalau aku nantinya menjadi pilot sudah jelas aku akan

    mengajaknya terbang bersamaku.

    Ayu menurutku, orang yang pintar dan sangat baik hati. Aku juga heran dengan

    kepintarannya, mungkin menurun dari ayahnya. Ayahnya dan ayahku adalah seorang rekan

    kerja. Ayahku bekerja sebagai diplomat satu tingkat diatas ayahnya Ayu. Karena itu setiap

    pertemuan para diplomat, aku dan Ayu pasti di ajak karena kita sudah lama berteman.

    Suatu hari di sebuah pertemuan para diplomat yang sedang membahas tentang

    keikutsertaan Indonesia dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara tahun ini yang diadakan diPhilipina, aku dan Ayu janjian untuk bertemu. Tampaknya Ayu akan memberikan kasus

    detektif yang terbaru. Oh ya aku lupa, Ayu sangat menyukai cerita detektif yang penuh

    dengan teka-teki. Setiap bertemu kami selalu membahas kasus terbaru dari yang ringan

    sampai yang susah kami pecahkan semua.

    Hai Reza, aku bawa kasus terbaru katanya datang dengan menggunakan dress

    berwarna merah. Wah, kamu cantik sekali malam ini. Eh jadi apa kasus terbarunya?

    tanyaku penasaran. Hahaha, aku kan selalu terlihat cantik. Kamu lihat langsung deh, akuudah print di kertas. Aku juga bawa pulpen buat jaga-jaga jawabnya dengan senyum. Lalu

    Ayu memberikan kertas yang berisi tulisan yang cukup panjang. Aku mulai membacanya.

    Sherlock kembali mendapatkan kasus terbunuhnya seorang ahli kimia dari Jerman saat

    menghadiri sebuah pesta kebun di rumah Watson dengan dresscode setelan hitam. Korban

    mati tertikam pisau tepat di perutnya. Namun korban meninggalkan pesan kematian berupa

    angka 47. Setelah melakukan introgasi, Sherlock menyimpulkan ada 3 orang yang bisa

    dicurigai sebagai pelaku mereka adalah:

    Orang ke- 1 : seorang juru masak. Ia sangat ahli dalam menggunakan pisau. Dia mengaku

    bahwa selama pesta dia hanya berada di dapur.

    Orang ke- 2: teman dekat si ahli kimia. Ia menggunakan setelan yang cukup rapi

    berwarna perak. Ia mengaku sedang bersantai mengitari rumah

    Orang ke- 3: asisten si ahli kimia. Ia menggunakan setelan hitam. Ia mengaku sedang

    mengatur pertemuan dengan ahli kimia lain melalui telpon saat pesta sedang berjalan.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    54/285

    48

    Maka siapakah pembunuh aslinya?

    Menurutku pelaku pasti asisten si ahli kimia. Karena dia berpakaian hitam pasti dia

    tidak akan ketahuan. Diam-diam dia menerima telpon tapi dia malah pergi membunuh

    atasannya, bagaimana menurut kamu yu? aku dengan percaya diri mencoba menjawab,

    juga percaya diri ini jawaban yang tepat.

    Justru karena setelan hitam itu sebagai clue kita. Coba deh kamu lihat lagi pesan

    kematiannya hanya angka 47. Tidak mungkin ahli kimia hanya bermain angka. Ayo kita cari

    ada apa dengan angka 47 dan kimia jawab Ayu dengan penuh semangat. Aku pun mulai

    memainkan smartphoneku dan mencari hubungan angka 47 dengan kimia via internet.

    Aku dapat jawabannya angka 47 yu. Oh, astaga kamu pasti tidak percaya ini aku

    tiba tiba terkejut dengan jawaban yang aku dapat dari internet. Angka 47 dalam tabel

    periodik menunjukan unsur Ag atau perak.

    Perak? Berarti.. Ayu tiba-tiba terdiam

    Orang kedua adalah pelakunya kami bersamaan mengatakan hal yang sama.

    Ternyata pelaku adalah orang yang menggunakan setelan berwarna perak. Sengaja ia

    menggunakan setelan perak, agar ia terlihat seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Jelas

    tertulis dresscode berwarna hitam namun dia malah menggunakan setelan berwarna perak

    agar terlihat orang yang dalam hidupnya baru saja datang ke pesta kebun.

    Wah seru juga nih yang ini. Kamu pintar banget ya bisa dapat ide tentang angka 47

    tadi katakumasih kagum dengan kepintaran Ayu. Hahaha, biasa aja kali. Aku kan juga di

    bantu kamu tadi, kita yang sama-sama pintar hahaha kata Ayusambil mengangkat tangan

    menunjukan high-five. Aku langsung mengangkat tanganku dan melakukan high-five

    dengan Ayu. Tiba-tiba ayah kami memanggil kami.

    Sudah selesai yah, pertemuannya? tanya Ayu kepada om Rizky, ayahnya. Iya

    sudah Reina. Ayo kita pulang, mama pasti sudah menunggu jawab om rizky. Iya, ini sudah

    larut malam. Ayo kita pulang juga Reza kata ayahku sambil memegang pundakku. Kalau

    begitu kita duluan ya Gunawan, Reza kata om Rizky pada ayahku. Oh iya silahkan Rizky

    kata ayahku. Aku pulang duluan ya Rez, sampai ketemu lagi. Duluan om gunawan kata

    Ayu sambil tersenyum. Iya sampai ketemu lagi Ayu kataku dengan senyum dan ayahku

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    55/285

    49

    melambaikan tangan. Lalu masing masing dari kami memasuki mobil dan mulai

    meninggalkan tempat pertemuan.

    *****

    Ayah tadi, pertemuannya bahas apa? tanyaku di mobil. Begini Reina, ayah dan om

    Gunawan akan mengikuti pembukaan Pesta Olahraga Asia Tenggara minggu depan.

    Kebetulan kamu kan lagi libur kenaikan kelas sama Reza, jadi kita mau kalian juga ikut.

    Kebetulan tempatnya di philipina, kamu mau ikut? Tanya ayah masih dengan tangan masih

    di setir mobil.

    Serius aku boleh ikut ayah? Iya iya aku mau banget ikut. Tapi emang Reza juga mau

    ikut? aku masih sangat senang karena kabar gembira ini. Tapi ini tidak bakal seru kalau

    Reza tidak ikut. Menurut om Gunawan sudah jelas Reza mau ikut kan kita naik pesawat.

    Katanya Reza suka dengan hal berbau pesawatkan kata ayahku memberi kabar gembira

    yang kedua. Iya yah bagaimana aku bisa lupa kalau Reza suka tentang pesawat. Kalau

    begitu aku tinggal menunggu seminggu lagi untuk petualang baru.

    ***

    Aku mematikan lampu kamarku dan mulai menggeret koperku berwarna pink. Tiketdan paspor yang sudah siap di tangan aku masukkan ke dalam totee bag-ku. Aku lalu keluar

    kamar dan mengunci pintu kamarku. Perlahan-lahan menyusuri anak tangga menuju lantai

    1. Aku udah siap ayah kataku.

    Ayo Reina, nanti kita ketinggalan pesawat ucap ayah. Koper pink -ku lanjut ku

    geret. Aku pun menyusul ayah yang sudah ada di luar rumah. Aku menutup pintu rumah

    dan kami pun berangkat menuju bandara.

    ***

    Kamu dapat kursi nomor berapa Rez? Tanyaku saat kami berjalan di koridor

    pesawat. Aku 15b jawabnya singkat Kita sebelahan dong, aku 15 c kataku senang.

    Ayah, sama om Rizky duduk di 15 d dan 15 e. jadi kita b isa awasi kalian juga kata om

    Gunawan kepadaku dan Reza. Okey om, tenang aja kalau Reza mulai bereksperimen yang

    aneh-aneh aku langsung lapor ke om hahaha aku menyikut lengan Reza. Enak aja kamu

    Reza langsung naik darah ketika mendengar perkataanku.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    56/285

    50

    Setengah jam kemudian, pesawat mulai lepas landas. Aku dan Reza sudah siap

    dengan sabuk pengaman yang sedari tadi kami pasang. Yu, kamu bukan tipe yang butuh

    plastik muntah kan kalau naik pesawat? pertanyaan Reza mengejutkanku. Padahal aku

    benar-benar tipe yang sering mual dalam perjalanan, bagaimana ini? Hahaha kamu lihat

    saja nanti jawabku dengan sedikit khawatir.

    Saat pesawat sudah mengudara, tiba tiba aku merasa ada yang salah dengan

    perutku. Seperti ada yang berjalan-jalan di perutku. Dia mulai naik ke kerongkonganku. Oh

    tidak jangan bilang aku akan muntah sekarang. Aku segera mengambil plastik muntah di

    depanku dan kubuka. Sepertinya aku sangat tidak cocok dalam perjalanan. Ayu, kamu gak

    papa? Tanya Reza yang mulai mengurut leherku. Aku mau ke kamar mandi Rez, aku gak

    kuat kataku dengan cepat lari ke kamar mandi. Reza mengikutiku dari belakang.

    Ayu aku tunggu di luar ya aku mendengar suara kecil dari toilet pesawat. Suara

    Reza lebih tepatnya. Aku melihat ada sebuah saputangan yang unik di wastafel lalu aku

    mengambil sapu tangan itu untuk membersihkan mulutku. Tiba-tiba aku merasa sangat

    pusing dan mataku perlahan menutup.

    ***

    Maaf ya de, toilet cowok ada di bagian belakang. Ini toilet cewek salah satu

    pramugari menyapaku dengan bahasa Inggris. Ia cukup tinggi, dengan wajah tirus dan ada

    jepit rambut bermotif polkadot ungu di kepalanya. Aku pun menjawab dalam bahasa

    Inggris Oh maaf mba, teman saya sedang mual jadi saya sedang menunggu dia kataku

    pelan.

    Lebih baik di tunggu di tempat duduk adik saja, biar saya yang menemani teman

    adik kata pramugari itu lagi. Baiklah kalau begitu dengan sedih aku meninggalkan toilet.

    Sesekali aku melihat ke papan nama milik pramugari tersebut yang tertuliskan Sherina

    Quang lalu aku benar benar kembali ke tempatku.

    Aku lalu memberi tahu om Rizky bahwa Ayu sedang di kamar mandi Om, kayaknya

    Reina lagi mabuk udara, sekarang dia lagi di kamar mandi kataku pelan. Oh iya, itu sudah

    jadi kebiasaannya dari kecil, maaf sudah buat susah Reza ya kata om Rizky Hahaha, tidak

    apa-apa om lalu aku kembali duduk di bangkuku.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    57/285

    51

    Aku, Ayu, ayahku dan om Rizky sedang beada di pesawat Singapore airlines. Pesawat

    ini cukup besar karena sudah bertingkat dua. Kebetulan kami berada di kelas bisnis 1 yang

    berada di tingkat kedua. Singapore airlines terdiri dari 2 tingkat dimana tingkat pertama

    untuk kelas ekonomi dan bisnis 2. Sedangkan tingkat dua untuk bisnis 1. Ada 12 toilet di

    pesawat ini. 6 untuk tingkat pertama dan 6 untuk tingkat kedua. Lalu 6 toilet dibagi dua, 3

    untuk laki-laki dan 3 untuk wanita. Ayu masuk di salah satu dari 3 toilet tapi sudah 30 menit

    sejak dia ke toilet dia tidak juga kembali.

    Ayah, om, aku cari Reina dulu ya, udah 30 menit dia belum balik kataku mencoba

    mendapat izin. Oh iya Reza, hati-hati ya kata ayahku memberi izin. Lalu aku mencoba

    kembali ke tempat aku menunggu Ayu tadi. Aku bertemu pramugari yang berbeda, aku

    mencoba bertanya dalam bahasa Inggris Permisi mba, teman saya yang masuk di sini

    sudah keluar ya? tanyaku melihat pintu toilet sudah bertuliskan Unoccupied yang berarti

    sudah tidak ada orang. Sudah sejak lepas landas belum ada satu penumpang yang ke sini

    dik kata pramugari tersebut. Bagaimana bisa mba, jelas saya yang menemani dia kesini

    aku terkejut mendengar respon pramugari tersebut.

    Lalu aku kembali ke tempat dudukku dan melaporkan ini Om, Reina hilang om. Dia

    gak ada di toilet, tiga-tiganya kosong ucapku cepat. Apa? Bagaimana bisa? Bukannya tadi

    kamu bilang dia masuk toilet? Tanya om Rizky. Aku juga gak tau om, kata pramugarinya

    gak ada satu penumpang yang masuk ke toilet itu kataku. Lalu om Rizky dan ayahku

    langsung berdiri menuju tempat pramugari. Mereka menanyakan hal yang sama, namun

    nihil. Ayu tidak pernah memasuki toilet tersebut. Pramugari itu langsung menghubungi

    pramugari lainnya untuk mencari keberadaan Ayu.

    Dibuatlah pengumuman oleh salah satu pramugari untuk larangan menuju toilet dan

    tetap duduk dengan memasang sabuk pengaman mereka. Beberapa orang protes namun

    akhirnya pilot pesawat yang langsung memberitahukan larangan tersebut. Setiap

    pramugari mencari di setiap sisi pesawat. Mulai dari kelas bisnis 1, bisnis 2, dan kelas

    ekonomi, salah satu dari mereka juga mencari di bagian penyimpanan barang atau bagasi.

    Sekali lagi hasilnya nihil, Ayu juga tidak ditemukan.

    Tiba-tiba saja aku teringat dengan pramugari bernama Sherina Quang itu. Lalu aku

    mencoba mengatakan pada om Rizky agar beliau menanyakan keberadaan pramugari

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    58/285

    52

    Sherina kepada pramugari lain. Dan jawabannya sangat mengejutkan bahwa tidak ada

    seorang pun pramugari maupun penumpang bernama Sherina Quang di pesawat itu.

    Ini sangat tak dapat di percaya. Aku pun mulai tidak percaya dengan para pramugari.

    Diam-diam aku sudah mengetahui sedikit seluk beluk pesawat. Jadi aku mulai mencari

    dengan jalan pertama. Toilet itu sendiri. Diam-diam pula aku memasuki toilet wanita, dan

    aku terkejut saat menemukan sebuah saputangan yang dibuang di tempat sampah. Aku

    mencium bau yang sangat menyengat yaitu bau alkohol.

    Jangan katakan Ayu telah diculik dan dibius menggunakan alkohol. Saputangan itu

    memiliki motif polkadot dengan warna ungu. Ah aku baru sadar, pramugari sherina itu

    memiliki jepit rambut dengan motif polkadot ungu juga. Bukankah pramugari dilarangmenggunakan jepit rambut untuk keamanan di pesawat? Jangan-jangan? Jadi dia yang

    menculik Ayu? Tapi siapa sebenarnya dia? Bagaimana menemukannya sedangkan nama

    aslinya bukan sherina.

    Lalu aku keluar dari toilet tersebut dan mencoba mencari clue. Sepertinya ini sangat

    susah diketahui. Bagaimana caranya tidak seorangpun pramugari yang melihatnya. Atau

    jangan-jangan mereka telah diracuni pula?

    Aku lalu mencoba berakting dengan salah satu pramugari. Aku berpura-pura menjadi

    anak yang kesakitan dan meminta obat pada pramugari tersebut. Dia pun mengajakku ke

    tempatnya beristirahat. Aku melihat ada beberapa gelas plastic bening yang berisi jus jeruk.

    Dengan pramugari yang sedang mencari obat, aku perhatikan gelas jus jeruk tersebut.

    Seperti ada yang tidak beres. Dibawa gelas terdapat butiran berwarna putih.

    Tiba-tiba aku jadi ingat dengan kasus detektif yang aku selesaikan dengan Ayu di

    bandara tadi. Terdapat butiran berwarna putih pada kasus tersebut yang ternyata obat

    tidur dan pelupa sementara. Jangan-jangan Sherina menggunakan butiran tersebut, maka

    dari itu para pramugari juga tidak dapat mengingat apa yang terjadi 30 menit sebelum Ayu

    masuk toilet karena mereka juga tertidur. Aku langsung pergi meninggalkan pramugari

    tersebut.

    Reina sebenarnya kamu dimana nak? kata om Rizky yang tambah khawatir modar-

    mandir di koridor pesawat. Sabar Rizky, pasti dia ada di suatu tempat di pesawat ini. Kata

    ayahku mencoba menenangkan om Rizky. Aku kembali ketempat dudukku dan mulai

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    59/285

    53

    berbicara. Om, Reina di culik. Penculiknya seorang dokter, dia meracuni Reina juga para

    pramugari dengan obat tidur aku pun mulai menjelaskan rencanaku untuk menemukan

    Ayu.

    ***

    Doakan ini berhasil ya om kataku. Iya Reza, om berharap banyak sama kamu nak

    jawab om Rizky. Hati-hati ya Reza, kamu harus bisa bawa Reina kembali kata ayahku.

    Oke ayah lalu aku mulai menuruni tangga di bagian belakang. Sekali lagi aku

    merencanakan hal gila. Seorang anak SMP yang telah lupa dia duduk di mana hahaha.

    Dengan topiku dan rambut yang diacak aku terlihat sangat berbeda.

    Bu pramugari, saya.. takut.. aku mendatangi tempat para pramugari istirahat. Ada

    apa sayang, kenapa kamu takut? Tanya salah satu pramugari. Saya lupa duduk dimana,

    saya kehilangan mama saya saat saya ke toilet kataku sambil menitihkan air mata palsu.

    Baiklah kalau begitu, biarkan saya umumkan ya supaya mama kamu datang

    menjemput kata pramugari bernama Anna tersebut. Jangan, mama pasti lagi tidur

    sekarang. Bantu saya mencari saja bu pramugari kataku sambil menggoyang -goyang

    tangannya. Hahaha, anak yang baik. Mari saya bantu mencari mamamu kami pun mulai

    menyusuri koridor pesawat bagian kelas ekonomi. Tidak seorang pun yang kukenal dan

    hanya mengacuhkanku.

    Namun tiba-tiba aku melihat dari kejauhan dibawa tempat duduk penumpang sebuah

    paper bag yang terjatuh isinya dan ternyata isinya adalah seragam pramugari. Aku tetap

    berjalan santai. Sampailah aku di tempat pemilik paper bagtersebut. Aku menoleh ke kiri

    ada seseorang yang sedang tertidur terlentang dengan kepala di atas paha seorang wanita.

    Dari ujung kepala sampai ujung kaki diselimuti oleh selimut polkadot ungu. Oh astaga inikah

    Ayu? Aku hanya dapat melihat rambutnya saja dan

    Ikat ramput pink yang aku berikan pada Ayu saat di bandara ada pada rambut

    seseorang dibawah selimut tersebut. Aku berpura-pura tidak mengenal mereka dan

    melanjutkan penyusuran di koridor. Tapi aku dengan cepat membalikkan badanku dan

    melihat ke wanita tersebut. Ya itulah dia Sherina Quang dengan jepit rambut polkadot ungu

    kini rambutnya sudah diurai. Dan dia hanya menggunakan masker layaknya seorang dokter.

    Aku langsung berlari ke arahnya dan berteriak.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    60/285

    54

    AYUUUUUU seketika sampai di tempat sherina aku langsung menarik selimut

    polkadot ungu tersebut. Dan ya, sangat tepat itu adalah Ayudia Reina. Teman SMPku yang

    diculik. Ternyata dia sadar namun badannya lumpuh sementara, karena racun berlebihan.

    Pramugari, orang ini telah menculik teman saya dan meracuni teman saya aku kembali

    berteriak sekcencang mungkin sampai semua penumpang melihat langsung. Om Rizky,

    Ayah, Reina ada disini aku berteriak sekali lagi. Ayah dan om Rizky yang sedari tadi

    membututiku dan langsung membawa polisi udara. Polisi udara tersebut langsung

    menangkap Sherina Quang saat ia mencoba melarikan diri.

    Dia adalah anakku, kenapa kalian bilang aku menculiknya? Teriak Sherina. Semua

    mata tertuju padanya lalu muncullah dokter pesawat yang menyuntikkan obat penenang.

    Polisi pun langsung memborgol tangan Sherina dan akhirnya Ayu terselamatkan.

    Ternyata wanita yang menculik Ayu bernama Jeniffer. Ia mengalami gangguan kejiwaan

    saat anaknya Sherina Quang meninggal bersama suaminya. Anaknya begitu lucu dan pintar

    sama dengan Ayu. Karena itu Jeniffer yang berprofesi dokter ini melakukan penculikan

    terhadap Ayu karena traumanya terhadap anak satu-satunya.

    ***

    Makasih banyak ya Rez, kamu udah selamatkan aku kataku dengan senyum.

    Itulah gunanya teman, atau mungkin kita udah jadi sahabat ya. Selalu ada bantuan disaat

    susah atau senang balas Reza dengan senyum Aku beruntung juga ya punya sahabat

    yang bisa selesaiin cerita detektif dalam kehidupan nyata aku mencoba menyikut Reza.

    Hahaha thanks to you, aku dapat pengalaman yang gila serunya hari ini kata Reza dengan

    senyum. Hingga akhirnya pesawat pun mendarat di bandara Ninoy Aquino di Philipina,

    Jeniffer dibawa ambulans yang di ikuti para polisi menuju rumah sakit terdekat dan kami

    pun memulai liburan yang lebih seru setelah kejadian Polkadot Ungu.

    -END-

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    61/285

    55

    TERNYATA DIA...

    Oleh: Nurmasyita Anggraini

    Matahari mulai menampakkan wajahnya tetapi Cita masih saja enggan untuk

    membuka mata dan sangat betah berlindung di bawah selimutnya. Kebiasaan buruk itulah

    yang membuat Cita sering telat datang ke sekolah dan tak menyadari bahwa waktu terus

    berjalan. Cita adalah gadis yang baru saja masuk SMA. Ia memiliki rambut panjang

    kecoklatan, mata yang bulat, dan kulit sawo matang. Ibu Cita yang menyadari bahwa

    putrinya belum juga bangun, mulai membangunkannya. Cita sayang lupa ya kalau hari

    ini hari pertama sekolah? Walaupun terdengar sayup-sayup namun Cita masih bisa

    mencerna kata-kata ibunya.Omaigaaaat! tanpa berkata apa-apa lagi, Cita langsung

    bergegas ke kamar mandi meninggalkan ibunya yang masih kaget karena suara teriakan

    Cita.

    Dengan serba terburu-terburu Cita bersiap pergi ke sekolah hingga sarapannya pun

    tak dihabiskan. Orangtua Cita hanya geleng-geleng melihat kelakuan putri mereka. Selama

    di perjalanan Cita tak henti-hentinya melihat jam tangan pink favoritnya berharap ia belum

    telat. Ini kan hari pertama aku jadi anak SMA, masa sih baru hari pertama sudah telat?

    Memalukan. Walaupun sebenarnya agak malas juga ketemu teman-teman baru apalagi kakak-

    kakak kelas yang sok cakep dan gila hormat! batin Cita dalam hati dengan ekspresi muka

    yang masih saja cemberut sejak bangun tadi.

    Akhirnya Cita tiba di sekolah, dan rupanya ia belum terlambat. Cita dapat sedikit

    bernafas lega akan tetapi ia masih harus mencari kelasnya. Cita berkeliling-keliling gedung

    sekolah yang juga telah dipadati banyak siswa yang telah siap untuk mengikuti tahun ajaran

    baru. Setelah cukup lama berkeliling dan naik turun tangga, akhirnya cita menemukan

    kelasnya yang rupanya telah ia lewati beberapa kali. Begitu menemukannya, Cita tanpa

    basa-basi langsung memasuki kelasnya dan duduk di sembarang tempat yang masih

    kosong. Cita tak antusias untuk berkenalan dengan teman sekelasnya. Bahkan sejak

    pertama duduk ia hanya melamun dan tak memperhatikan orang yang lalu lalang di

    sekitarnya.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    62/285

    56

    Cukup lama Cita melamun sampai seorang cewek yang baru saja masuk kelas duduk

    disamping Cita dan menegurnya, Hey! Melamun pagi-pagi gak baik loh, dengan nada

    yang sedikit mengejek. Ha? Iya juga..hahaha Cita yang sedikit terkejut menoleh ke

    sebelahnya dan mendapati seorang cewek dengan rambut hitam panjang yang disertai

    bando putih sedang memperhatikan dirinya yang salah tingkah. Nama kamu siapa?

    Aku? Oh..aku Cita Maharani panggil saja Cita! Kamu?

    Aku Syahnaz Kusuma. Kamu bisa panggil aku Syahnaz! Salam kenal eh kalau boleh

    tau kamu alumni SMP mana ya?

    Aku alumni SMP Bangsa, jawab Cita singkat karena sebenarnya ia malas untuk

    melanjutkan percakapan dengan teman barunya itu karena moodCita belum baik.

    Ohhh.. kenapa bisa sekolah disini? Rumah kamu jauh dari sekolah?Tanya Syahnaz

    lagi.

    Ya karena aku mau aja. Nggak jauh amat sih. sekali lagi Cita menjawab singkat

    pertanyaan Syahnaz dengan senyum yang agak dipaksakan. Walaupun begitu, Syahnaz tak

    henti-hentinya bertanya pada Cita dan sama sekali tak peka dengan wajah Cita yang tambah

    cemberut. Setelah cukup lama mereka berbicara, bel masuk pun berbunyi dan semua muridlangsung memasuki kelas, siap untuk mengikuti pelajaran pertama.Huft akhirnya beljuga.

    Kalau tidak, bisa gila aku ditanyai ratusan pertanyaan sama Syahnaz! batin Cita dalam hati.

    Seorang guru perempuan memasuki ruang kelas. Selamat pagi anak-anak

    pertama-tama ibu akan memperkenalkan diri. Nama ibu dewi cantika biasa dipanggil ibu

    Tika. Ibu adalah wali kelas kalian selama kelas 10 ini dan ibu mengajar mata pelajaran bahasa

    Inggris.. jadi dimohon kerja samanya ya anak-anak. Dan seperti biasa di hari pertama masuk

    sekolah baru, kalian akan memperkenalkan diri satu persatu agar kalian saling

    mengenal.Kata ibu Tika. Syahnaz tampak semangat untuk mengenal teman-teman

    sekelasnya karena sedari tadi ia tak berhenti tersenyum dan terus memandangi teman-

    teman barunya. Tau tidak, aku tuh senang banget kalau punya teman baru. Dan kata

    orang-orang aku paling cepat ingat nama orang yang baru aku temui bisik Syahnaz ke Cita

    dengan senyum bangga. Oh ya? Bagus dong..puji Cita. walaupun sebenarnya dalam hati

    Cita mulai sebal dengan teman barunya yang menurutnya sok akrab itu.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    63/285

    57

    Perkenalan diri pun dilakukan. Kelas Cita beranggotakan 25 siswa. Semua siswa maju

    satu persatu memperkenalkan diri yang selalu berakhir dengan tepuk tangan. Oke, kalian

    telah saling mengenal satu sama lain, jadi ibu harap kalian dapat berteman dengan baik.

    Kita akan mulai pelajaran hari ini jadi keluarkan buku kalian.Pinta ibu Tika. Anak-anak

    mulai sibuk mengeluarkan buku mereka. Astaga, ternyata aku lupa bawa buku bahasa

    Inggris! Matilah aku. Cita kamu bawa buku bahasa Inggris gak? Tanya Syahnaz cemas.

    Kok bisa? Iya aku bawa. Tenang aja gak usah panik gitu jawab Cita tenang. Mungkin

    karena aku salah liat jadwal kali. Masa sih hari pertama sudah begini keluh Syahnaz.

    Bel istirahat berbunyi, tanda pelajaran pertama telah usai. Cita, makan dikantin yuk!

    Lapar nih.

    Hmm, nggak ah. Mama ngelarang aku jajan sembarangan, takutnya nanti aku sakit.

    Yaelah! Nggak apa-apa kok. Disini dijamin bersih. Percaya aja. Jawab Syahnnaz. Tak

    sempat berkata-kata Syahnaz langsung menarik tangan Cita untuk ke kantin. Cita hanya

    pasrah saja melihat kelakuan teman barunya itu.

    Setibanya dikantin, mereka segera duduk. Kamu mau makan apa Cita?

    Hm, aku ikut kamu aja deh! Cita sebenarnya bingung, jadi Ia hanya mengikuti menu

    Syahnaz. Oke, aku mau makan mie pangsit. Kamu suka? Terus minumnya ikut aku juga?

    Iya, aku suka! Iya ikut kamu aja. Setelah itu Syahnaz pergi untuk memesan

    makanan. Cita menunggu sendirian. Pada saat itu lewat seorang cowok yang menarik

    perhatian Cita. Cowok itu memiliki badan yang tinggi seperti atlet basket, kulitnya putih,

    dan yang paling menarik adalah senyumnya yang sangat manis. Cita tak henti-hentinya

    memandangi cowok tersebut. Rasanya Ia seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.

    Ayo! Lagi liat siapa?Tanya Syahnaz mengagetkan Cita. Kamu tuh ya. Hobi banget

    ngagetin orang. Ini sudah kedua kalinya kamu ngagetin aku.Jawab Cita cemberut.

    Iyadeh.. maaf.. maaf... Soalnya kamu hobi banget ngelamun. Jadi yah aku kagetin.

    Hahaha. Eh, kamu belum jawab pertanyaan aku, kamu liat siapa sih tadi? Kayaknya serius

    banget. Liat cowok ganteng ya? Ciee.. goda syahnaz.

    Tau banget kamu. Tau tidak, tadi tuh ada cowok ganteeeeeng banget. Namanya

    siapa ya? Jadi penasaran.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    64/285

    58

    Betul kan tebakan aku! Pasti kamu tuh habis liat cowok ganteng. Yang mana

    orangnya? Tunjukkin dong. kata Syahnaz yang juga penasaran. Itu tuh orangnya. Yang

    pakai jaket merah yang lagi sama teman-temannya, tunjuk cita ke arah orang yang

    dimaksud.

    Ohh.. yang itu! Aku sih kenal. Dia tuh kakak kelas aku dulu waktu SMP. Memang sih

    banyak yang suka sama dia. Namanya Dika. Tapi dengar-dengar dia itu homo!Cita saat itu

    sedang minum, tersedak karena omongan Syahnaz. Ha? Apa kamu bilang? Serius?Tanya

    Cita kaget.

    Benar atau tidaknya sih aku kurang tau. Tapi menurut pandangan aku sih tidak. Tapi

    banyak banget yang bilang gitu. Jadi yah, aku percaya aja. Kamu mau aku kenalin sama dia?Kebetulan aku lumayan dekat dengan dia Jawab Syahnaz.

    Ah.. masa sih. Kasian banget tau kalau sampai benar. Nggak usah dikenalin ah. Malu

    aku. Ucap Cita dengan ragu. Gak apa-apa. Nanti aku kenalian kamu sama dia!

    Ih Syahnaz aku bilang nggak usah. Ya nggak usah. Maksa banget deh. kata Cita

    dengan nada yang agak sebal. Iyadeh jawab Syahnaz menyerah. Setelah itu mereka

    mulai menyantap habis makanan mereka. Wah.. ternyata enak banget ya? kata Cita.

    Iyalah! Makanya kamu tuh jangan makan makanan mama aja ejek Syahnaz. Huft..

    tau ah. jawab Cita singkat.

    Bel masuk pun berbunyi.Mereka berdua bergegas masuk ke kelas.Di perjalanan ke

    kelas, mereka bertemu dengan kak Dika. Kak Dika! tegur Syahnaz. Oh.. kamu sekolah

    disini ya Syahnaz! Ada apa? jawab kak Dika ramah. iya kak. Hm, anu temanku mau

    kenalan sama kakak

    Ohh..kirain ada apa. Teman kamu yang mana?Yang ini?tanya Dika sambil melirik ke

    arah Cita.

    Syahnaz kamu apa-apaan sih! Aku malu tau. bisik Cita ke Syahnaz. Udah tenang

    aja. Jawab Syahnaz. Iya kak. Temanku yang ini. ohh..hai. Aku Dika. sambil menjulurkan

    tangannya ke Cita yang membalas uluran tangan itu dengan malu-malu. Aku Cita. Oke,

    salam kenal balasDika.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    65/285

    59

    Hm, kakak masuk kelas duluan ya. Sampai ketemu lagi, kak Dika melemparkan

    senyum yang menurut Cita sangat manis itu. Iya kak! jawab Cita dan Syahnaz kompak.

    Cie cie pasti deh kamu senang banget. Kamu berterima kasih dong sama aku, goda

    Syahnaz ke Cita yang mukanya tampak memerah. Hampir copot jantungku tadi gara-gara

    kamu. Kamu tuh jahil banget, keluh Cita. Tapi kamu senang kan? goda Syahnaz lagi. Ya

    juga sih. Hahaha, akhirnya Cita mengakuinya. Yaudah, ke kelas yuk! ajak Cita. Dengan

    wajah senang, Cita dan Syahnaz menuju kelas.

    *****

    Esoknya pada saat dirumah, Cita menerima pesan masuk dari nomor asing.

    Ini cita ya? begitu pesan singkat dari nomor tersebut.

    Iya. Ini siapa? Dapat nomorku dari mana? cukup lama Cita menunggu pesan itu,

    kemudian nomor tersebut membalas.

    Ini kak Dika. Kakak dapat nomor kamu dari Syahnaz. Membaca pesan tersebut, Cita

    langsung meloncat kegirangan dan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Kemudian Cita

    membalas lagi. Oh.. ka Dika. Ada apa kak?

    Nggak kenapa-napa. Cuman mau kenalan sama kamu aja. Kayaknya kamu orangnya

    asik deh. Kamu lagi apa?

    Oh.. begitu. Kakak bisa aja. Aku lagi belajar kak. Ka Dika?

    Rajin banget yah kamu. Eh kalau boleh tau rumah kamu dimana?

    Iya dong kak. Rumahku di Jl. Thamrin kak.

    Oh.. agak jauh ya dari rumah kakak. Kalo kakak di Jl. Basuki rahmat. Eh kalau boleh

    tau, kamu ada acara gak malam minggu ini?

    kurang tau kak. Memangnya ada apa?

    Kakak mau undang kamu ke acara ulang tahun kakak. Nanti kamu ajak Syahnaz juga

    ya!

    Kakak ulang tahun? Ohh..nanti aku usahakan ya kak!

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    66/285

    60

    Oke, terima kasih ya.

    sama-sama kak

    Semenjak percakapan pesan singkat mereka itu, Cita menjadi semangat pergi ke

    sekolah dan ajaibnya ia tak pernah terlambat lagi. Orang tua Cita menjadi bingung dengan

    perubahan anak gadisnya itu. Setiap hari yang ada di pikiran Cita hanyalah kak Dika. Dan

    topik pembicaraannya dengan Syahnaz hanyalah kak Dika dan kak Dika saja. Sampai-sampai

    Syahnaz lelah menghadapi temannya yang sangat puber itu. Dan setiap Cita bercerita

    tentang kak Dika, Syahnaz hanya manggut-manggut. Tetapi melihat Syahnaz yang mulai

    malas mendengar ceritanya, Cita seolah-olah tak peduli dan tetap bercerita tentang ka Dika

    dengan berapi-api.

    Astaga! Aku hampir lupa beritahu kamu kalau kak Dika ajak kita ke acara ulang

    tahunnya malam minggu ini. Kita pergi yuk! Kamu temani aku ya, beli baju buat ke acara

    ulang tahunnya kak Dika bujuk Cita dengan manja. Malas ah! Kamu aja sendiri

    Ahh.. Syahnaz tega banget nih sama aku. Ayolah, bujuk Cita lagi. Hm, yaudah deh.

    Tapi setelah kamu harus traktir aku makan dikantin, akhirnya Syahnaz pun mengalah.

    Asik! Oke bos! jawab Cita sambil mengedipkan mata.

    Sehari sebelum acara ulang tahun kak Dika, Syahnaz menemani Cita pergi ke mall

    untuk membeli baju pesta. Cita begitu sibuk memilih baju dari toko ke toko. Sudah dong

    Cita, capek nih.. Udah sejam loh kamu keliling-keliling toko dan sampai sekarang belum juga

    dapat bajunya. Lapar tau, protes Syahnaz. Iya sabar.. ini gak lama lagi. Sumpah deh

    nanti aku yang traktir kamu makan. Awas ya kalau lama, gak dua kali aku temani kamu

    belanja lagi. Kapok aku, Syahnaz tak berhenti mengomel. iya iya janji gak bakal lama.

    Sekitar 15 menit kemudian, Cita sudah selesai memilih baju yang akan ia gunakan

    nanti. Ayo kita makan! ajak Cita. Syahnaz hanya diam saja karena masih kesal menunggu

    Cita dan hanya mengikuti Cita. Jangan marah dong Syahnaz, kan aku mau tampil cantik di

    depan kak Dika nanti, bujuk Cita. hmmmm Syahnaz hanya bergumam. Maafin yah?

    iyaa dengan nada yang agak sebal.

    Asik kamu mau makan apa?

    Aku mau ayam goreng

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    67/285

    61

    Okedeh tuan putri, tunggu disini yah, Cita segera berlalu memesan makanan untuk

    mereka berdua.

    *****

    Setibanya di rumah, Cita mendapat pesan singkat dari ka Dika.

    Kamu jadi kan datang malam minggu nanti?

    iya kak. Aku datang dengan Syahnaz

    Baguslah. Kakak sangat berharap kedatangan kamu.

    Aku pasti datang kak. Kalau boleh tau, kakak sukanya apa?

    Oke. Kalo kakak sih senang sama sepak bola. Kalau kamu?

    Ohh.. keren ya. Kalo aku suka banget sama hal-hal yang berbau musik.

    Ohh.. okeoke. See you later, Cita.

    Hari yang sangat ditunggu-tunggu Cita akhirnya tiba. Sejak sore ia telah bersiap-siap

    demi tampil cantik di depan kak Dika. Handphone Cita berbunyi dan ternyata itu panggilan

    masuk dari Syahnaz. Halo? Kamu dimana sih? Kita bisa telat nih, suara cempreng Syahnaz

    terdengar dari seberang sana. Sabar dong. Tunggu ya aku sampai rumah kamu 10 menit

    lagi. Ini tinggal pakai sepatu.

    Kamu tuh ya. Hobi banget buat orang nunggu. Cita tak menjawab dan langsung

    mematikan handphonenya dan bergegas naik ke mobil. Mereka memang berencana untuk

    pergi bersama-sama karena Cita takut pergi sendirian.

    Akhirnya Cita tiba dirumah Syahnaz dan rupanya Syahnaz telah menunggu di depan

    rumah dengan muka yang kusut. Begitu Syahnaz melihat mobil Cita, ia langsung masuk dan

    mengomel sepanjang perjalanan. Cita tak memperdulikan omelan Syahnaz dan hanya

    memainkan handphonenya. Sudah ya marah-marahnya nanti cantiknya hilang loh,"

    goda Cita. Siapa coba yang bikin marah aku? Kamu kan? Iya aku lagi yang salah.

    Maafmaaf, untuk kesekian kalinya Cita minta maaf ke Syahnaz. Syahnaz tak menggubris

    dan nampaknya ia telah capek mengomel dari tadi.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    68/285

    62

    Tak lama kemudian mereka berdua telah sampai di acara ulang tahun kak Dika. Acara

    ulang tahun kak Dika didominasi warna hijau dan yang paling banyak menghadiri acara

    ulang tahun kak Dika adalah teman-teman sekelasnya. Syahnaz, aku malu nih, bisik Cita.

    Bukannya kamu yang dari awal antusias banget buat datang, eh pas sampai disini kok jadi

    malu begitu? Gimana sih kamu?

    Hmm, kan aku gugup mau ketemu kak Dika, kata Cita sambil memeluk kado yang

    dibungkus dengan kertas kado warna merah yang isinya adalah jersey. Ayo masuk.

    Kayaknya sebentar lagi bakal mulai, kata Syahnaz sambil menarik tangan Cita.

    Begitu masuk ke acara, mereka berdua langsung disambut oleh kak Dika. Hey.

    akhirnya kalian datang juga. Dengan wajah yang sedikit malu, mereka menjawab, Iyadong kak Hm, by the way, happy birthday kak! Ini kado buat kakak, Cita memberikan

    kado tersebut dengan senyum yang malu-malu. Makasih Cita! Hm, kamu cantik sekali

    malam ini Puji kak Dika. Mendengar itu Cita mulai salah tingkah dan mukanya tampak

    memerah.

    Happy birthday kak Dika, semoga makin cakep. Maaf ya Syahnaz gak bisa kasih

    kado. Soalnya gak sempat belinya. Iya makasih Syahnaz. Gak apa-apa kok. Kamu sudah

    hadir saja sudah cukup. Eh ayo duduk. Bergabung aja dengan yang lain, ajak kak Dika.

    Tak begitu lama menunggu, acara sudah dimulai dengan menyanyikan lagu happy

    birthdaydisertai dengan tiup lilin. Setelah itu kak Dika berbicara, Terima kasih buat kalian

    semua yang telah meluangkan waktunya untuk datang ke pesta ulang tahun aku. Terima

    kasih juga buat wish-wish dan kado-kado kalian. Aku sangat senang malam ini. Akan tetapi

    ada satu hal yang membuatku sedih karena orang yang spesial buat aku tidak bisa hadir

    malam ini. Dia adalah pacarku. Kita baru saja jadian sekitar 3 bulan lalu. Tapi kehadiran

    kalian semua dapat menutupi kesedihanku. Ucap ka Dika dengan ekspresi yang agak

    sedih.

    Mendengar pernyataan kak Dika, hati Cita serasa hancur berkeping-keping dan ingin

    rasanya pergi dari tempat itu. Akan tetapi Cita tak ingin menunjukkannya kepada kak Dika.

    Cita mencoba tersenyum. Sabar ya Cita bisik Syahnaz ke Cita sambil memeluknya. Iya

    Syahnaz. Aku kuat kok.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    69/285

    63

    Di perjalanan pulang, Cita hanya terdiam dengan pandangan yang kosong.

    Tampaknya dia masih tak percaya dengan apa ia dengar tadi. Cita merasa bahwa kak Dika

    telah memberikannya banyak harapan akan tetapi tiba-tiba membuangnya ke dasar jurang.

    Rasanya ia tak punya semangat hidup lagi.

    Setelah kejadian itu, Cita semakin tak bergairah untuk sekolah. Ia tak ingin melihat

    kak Dika yang hanya membuat hatinya makin sakit. Melihat temannya yang akhir-akhir ini

    selalu sedih, Syahnaz memberikan semangat ke Cita. Ayo dong Cita. Kok hanya karena

    cowok kamu jadi kayak begini? Semangat dong. Ini hanya buang-buang waktu kamu, bujuk

    Syahnaz.

    Iya Syahnaz aku tau. Tapi aku hanya butuh waktu buat ini semua, jawab Cita sambiltidur-tiduran di meja. Oke. Tapi awas ya kalau kamu terus-terusan begini! Iya aku janji.

    Eh tapi aku masih penasaran. Siapa sih pacarnya ka Dika? Hm, iya yah.. Siapa ya? Aku gak

    pernah dengar sama sekali, Jawab Syahnaz yang juga penasaran.

    Hm, misterius banget ya. Eh, bagaimana kalau sebentar malam kita makan di mall

    sekalian jalan-jalan. Aku mau refreshing sekalian mengurangi galau karena kak Dika tawar

    Cita. Ide yang bagus! Kamu jemput aku ya.

    Malamnya mereka pergi ke mall. Belum lama mereka berjalan-jalan, Cita melihat

    seseorang yang mirip kak Dika sedang bersama seseorang dan terlihat sangat mesra.

    Syahnaz itu bukannya kak Dika? TanyaCita sambil menunjuk orang yang dimaksud.

    Benar! Itu kak Dika. Dia sama siapa ya? Tanya Syahnaz penasaran. Cita hanya diam

    terpaku dan tak berkata apa-apa lagi. Kak dika! teriak Syahnaz. Kak Dika menoleh dan

    mendapati Syahnaz bersama Cita. Kak Dika bersama orang tersebut segera menghampiri

    Syahnaz dan Cita. Kalian lagi ngapain? Jalan-jalan ya? Tanya ka Dika.

    Iya kak, sekalian refreshing, jawab Syahnaz. Cita masih tetap diam. Sayang kenalin

    ini adik kelas aku di sekolah.

    Hey, aku Syahnaz, dan aku Cita Syahnaz dan Cita memperkenalkan diri. Ohh,

    nama kalian bagus ya. Kenalin aku Doni.

    -END-

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    70/285

    64

    KLUB RELAWAN SEKOLAH

    Oleh: Abdul Razaq Prasadana

    Namaku Edo Wardani. Aku bersekolah di SMA Satu Nusa kota Bandung. Aku duduk

    di kelas 10B. Panggilanku di kelas Edward yang merupakan singkatan dari namaku, entah

    siapa yang memberiku panggilan seperti itu. Yah, bisa dibilang aku ini tak berbakat dalam

    melakukan segala sesuatu, sehingga banyak pula temanku yang memanggilku Si Edward

    yang tak berguna.Yah, hobiku hanya mengerjakan soal-soal kuis TTS.

    Malam itu, Aku terdiam beberapa saat karena sedang memikirkan kejadian yang

    terjadi di kelas kemarin. Kemarin, saat diadakan kuis dadakan, aku sama sekali tak bisa

    menjawab satupun pertanyaan yang diajukan guruku sehingga nilai kuisku 0 dan

    parahnya, nilai tersebut diumumkan di mading kelas. Betapa malunya aku, apalagi nilaiku

    dibaca Shana yang merupakan gadis idola sekolah dan sekaligus orang yang kusukai dan

    kukagumi.

    Pada pelajaran kedua yaitu olahraga. Saat pak guru menyuruh kami jogging mengitari

    lapangan, aku terjatuh hingga kakiku terkilir. Bukannya menolong, tapi teman-temanku

    malah menertawakanku. Entah mengapa, Shana melihatku yang terjatuh di lapangan

    dengan tatapan iba. Walaupun beban di kaki ini membuatku absen, aku merasa sangat

    senang dari kemarin sampai malam ini karena aku merasa dia memperhatikanku.

    Dooo! Kamu jangan tidur terlalu malam, besok kamu sekolah lho. Jangan sampai

    terlambat yaaa? Teriak ibuku dari dapur. Iya bu, Edo mau tidur kok jawabku dari balik

    dinding kamarku. Tak menuggu lama, aku pun tertidur pulas di atas bantal yang empuk.

    Kesokkan harinya saat aku masuk di kelas, sahabatku, Hadi, menghampiriku. Yah, bisa

    dibilang Hadi ini adalah bintang kelas dan cowok ideal dikalangan cewek-cewek sekolahku.

    Sudah ganteng, pintar, jabatan sebagai wakil ketua osis, ditambah dia adalah kapten tim

    basket kebanggaan sekolah. Tentu saja banyak perempuan yang lengket dengannya. Beda

    jauh dengan aku yang dipanggil Si Edward tak berguna.Walau begitu dia tak sombong dan

    masih mau bergaul denganku.

  • 7/24/2019 Kisah Dua Musim

    71/285

    65

    Ed, apa kabar bro? Kaki lo udah baikan? Sapa Hadi. Baik bro, masih kram sih, tapi

    gak papa deh. Jawabku dengan senyum.Oke deh, hati-hati ya kata dia sambil

    meninggalkan bangku tempatku duduk.

    Untuk sesaat, aku memalingkan wajahku ke arah bangku Shana.Di-dia melihatku. Kita

    saling bertatapan mata sekitar 2-3 detik. Tak berselang lama, kita berdua sama-sama

    memalingkan wajah kita yang mungkin memerah. Ah, gak mungkin, pasti dia lagi merhatiin

    Hadi. Itu pasti! Ya, aku tak salah lagi.

    ****

    Setelah pelajaran matematika dan biologi, bel istirahat pun berbunyi. Tadi aku benar-

    benar tak bisa konsentrasi dengan pelajaran karena memikirkan hal itu sampai sekarang.

    Perasaanku menjadi campur aduk.

    Tiba-tiba tanganku ditarik seseorang yang sangat kukenal. Shana! Ya, dia menarik

    tanganku dan membawaku keluar kelas dan meunuju ke halaman sekolah. Hey hey!

    Lepasin dong, k