Kir Syadza

36
BAB I PENDAHULUAN Konsep pendidikan Boarding School bukanlah konsep baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Karena jauh sebelum kita mengenal lembaga pendidikan formal sebagaimana yang ada sekarang, pondok pesantren telah mempopulerkan diri sebagai model dan cikal bakal dari konsep pendidikan Boarding School yang ada di Indonesia saat ini. Adapun konsep pendidikan yang berbasis Boarding School secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) model yakni agama, nasionalis-religius, dan nasionalis. Kehadiran Boarding School telah memberikan alternatif pendidikan bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Seiring dengan pesatnya modernitas, dimana orang tua tidak hanya Ayah yang bekerja tapi juga Ibu bekerja sehingga anak tidak lagi terkontrol dengan baik. Maka Boarding School adalah tempat terbaik untuk menitipkan anak-anak mereka. Karena di Boarding School anak-anak akan terjaga makannya, kesehatannya, keamanannya, sosialnya, dan yang paling penting adalah pendidikanya yang sempurna. Lingkungan sosial yang yang meresahkan seperti pergaulan bebas, narkoba, tauran pelajar, pengaruh media, dan sebagainya ikut mendorong banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Boarding School. Disamping itu ada juga faktor lain yang menyebabkan sebagian orang tua memilih Boarding School yaitu karena kehidupan keluarga yang tidak harmonis, atau karena sudah tidak mau dan tidak mampu mendidik anaknya di rumah. Para orang tua juga merasa tenang dengan menyekolahkan anaknya di Boarding School karena anak 1

Transcript of Kir Syadza

Page 1: Kir Syadza

BAB I

PENDAHULUAN

Konsep pendidikan Boarding School bukanlah konsep baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Karena jauh sebelum kita mengenal lembaga pendidikan formal sebagaimana yang ada sekarang, pondok pesantren telah mempopulerkan diri sebagai model dan cikal bakal dari konsep pendidikan Boarding School yang ada di Indonesia saat ini. Adapun konsep pendidikan yang berbasis Boarding School secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) model yakni agama, nasionalis-religius, dan nasionalis.

Kehadiran Boarding School telah memberikan alternatif pendidikan bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Seiring dengan pesatnya modernitas, dimana orang tua tidak hanya Ayah yang bekerja tapi juga Ibu bekerja sehingga anak tidak lagi terkontrol dengan baik. Maka Boarding School adalah tempat terbaik untuk menitipkan anak-anak mereka. Karena di Boarding School anak-anak akan terjaga makannya, kesehatannya, keamanannya, sosialnya, dan yang paling penting adalah pendidikanya yang sempurna.

Lingkungan sosial yang yang meresahkan seperti pergaulan bebas, narkoba, tauran pelajar, pengaruh media, dan sebagainya ikut mendorong banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Boarding School. Disamping itu ada juga faktor lain yang menyebabkan sebagian orang tua memilih Boarding School yaitu karena kehidupan keluarga yang tidak harmonis, atau karena sudah tidak mau dan tidak mampu mendidik anaknya di rumah.

Para orang tua juga merasa tenang dengan menyekolahkan anaknya di Boarding School karena anak mereka yang akan lebih fokus belajar dibandingkan menghabiskan waktu untuk menghantar dan menjemput di sekolah sehingga akan mengurangi konsentrasi dan tenaga anaknya untuk belajar di sekolah dan di rumah.

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, maraknya kita temui sekolah-sekolah yang berbasis asrama atau yang biasa disebut dengan Boarding School dibangun di bumi seuramoe mekkah ini. Para orang tuapun, tidak ambil pusing dan segera memasukkan anak-anaknya ke sekolah ini. Mereka berpikir bahwa anaknya akan mendapatkan

1

Page 2: Kir Syadza

pengawasan yang baik saat berada di lingkungan asrama, baik pengawasan dalam hal belajar dan dalam hal prilaku serta kebiasaan anak tersebut.

Sebagian besar pelajar berhasil beradaptasi dengan baik dan mendapatkan banyak prestasi. Baik tingkat antar sekolah sampai tingkat nasionalpun pernah diraih. Mereka juga dapat membangun kehidupan yang baik dengan bersosialisasi dengan pelajar lainnya, sehingga mereka dapat sama-sama merasakan manfaatnya. Baik dalam hal belajar dan lainnya.

Namun, sebagian pelajar lain merasa mengalami banyak tekanan selama menjalani kehidupan asrama dan yang lainnya merasa bebas tanpa pengawasan orang tua. Jadi, mereka dapat melakukan semua hal sesuka hati mereka, baik begadang, dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan pelajar malas dalam belajar. Ditambah lagi dengan kegiatan organisasi yang membuat pelajar mengutamakan hal tersebut dibanding belajar. Oleh karena itu, banyak kita temui para pelajar yang mengantuk di ruang kelas ketika guru mengajar, bahkan ada yang sampai mengalami stres dan akhirnya pindah karena tidak sanggup.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil penelitian yang berjudul " Pengaruh Boarding School Terhadap Proses Belajar dan Prestasi Pelajar ".

1.2. Rumusan Masalah

- Apakah Boarding School berpengaruh terhadap proses belajar dan peningkatan prestasi pelajar?

- Apakah Boarding School menjadi sekolah favorit bagi pelajar?- Apakah Boarding School berpengaruh terhadap psikologi pelajar?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh Boarding School terhadap proses belajar dan peningkatan prestasi pelajar.

1.4. Hipotesis Penelitian

Boarding School memberikan pengaruh positif terhadap proses belajar untuk peningkatan prestasi pelajar.

2

Page 3: Kir Syadza

1.5. Kegunaan Penelitian

Sebagai masukan untuk membenahi sistem pendidikan yang berbasis Boarding School antara lain:

a. Pembenahan kurikulum khusus sekolah Boarding School dalam konteks belajar ilmu ataupun belajar hidup.

b. program pendidikan yang komprehensif-holistic dari program pendidikan keagamaan, academic development, life skill (soft skill dan hard skill) sampai membangun wawasan global.

c. Pembenahan fasilitas Boarding School yang lengkap (kelas, kamar tidur, fasilitas olah raga, dapur).

d. Pembenahan linkungan Boarding School yang kondusif (guru, teman).e. Guru yang berkualitas.

1.6. Asumsi Penelitian

Pendidikan di Indonesia belum memenuhi kriteria pemerataan kualitas pendidikan antara sekolah formal dengan Boarding School. Sebagaimana dikemukakan oleh Herman Hudoyo (1990 dalam Kurniawan, 2011:2), bahwa pertengahan tahun 1990 di Indonesia mulai muncul istilah sekolah unggul (excellent schools) yang dalam perkembangannya tumbuh bagaikan jamur. Gerakan keterunggulan (excellent movement) ini kemudian dikembangkan oleh pengelola pendidikan di tingkat satuan pendidikan (sekolah) dalam bentuk-bentuk sekolah yang mempunyai trade mark di masyarakat yang corak dan ragamnya kini sedang berkembang. Salah satunya adalah Boarding School.

1.7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di sekolah yang selama ini dianggap sebagai sekolah favorit di Kota Banda Aceh. Adapun sekolah tersebut adalah Boarding School SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan sekolah umum SMAN 3 Banda Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 40 (empat puluh orang)

3

Page 4: Kir Syadza

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Boarding School2.1.1. Pengertian Boarding School

Boarding School terdiri dari dua kata yaitu boarding dan school. Boarding berarti asrama. Dan school berarti sekolah. Boarding School adalah sistem sekolah berasrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.

Boarding School adalah sekolah yang memiliki asrama, di mana para pelajar hidup dan belajar secara total di lingkungan sekolah. Karena itu segala jenis kebutuhan hidup dan kebutuhan belajar disediakan oleh sekolah.

2.1.2. Faktor-faktor Berkembangnya Barding SchoolKeberadaan Boarding School adalah suatu konsekuensi logis dari

perubahan lingkungan sosial dan keadaan.Lingkungan sosial yang kini telah banyak berubah, terutama di kota-kota

besar. Sebagian besar penduduk tidak lagi tinggal dalam suasana masyarakat yang homogen, kebiasaan lama bertempat tinggal dengan keluarga besar satu klan atau marga telah lama bergeser kearah masyarakat yang heterogen, majemuk, dan plural. Hal ini berimbas pada pola perilaku masyarakat yang berbeda karena berada dalam pengaruh nilai-nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat yang terdidik dengan baik menganggap bahwa lingkungan sosial seperti itu sudah tidak lagi kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan intelektual serta proses belajar anak dalam pencapaian prestasi.

Keadaan ekonomi masyarakat yang semakin membaik, mendorong pemenuhan kebutuhan di atas kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Bagi kalangan menengah-atas yang baru muncul akibat tingkat pendidikan mereka yang cukup tinggi sehingga mendapatkan posisi-posisi yang baik dalam lapangan pekerjaan berimplikasi pada tingginya penghasilan mereka. Hal ini mendorong niat dan tekad untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak melebihi pendidikan yang telah diterima oleh orang tuanya.

4

Page 5: Kir Syadza

2.1.3. Karakteristik Boarding SchoolSecara embrional, Barding School telah mengembangkan aspek-aspek

tertentu dari nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Sejak awal berdirinya lembaga ini sangat menekankan kepada moralitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemandirian, kesederhanaan, dan sejenisnya.

Karakteristik sistem pendidikan Boarding School, diantaranya adalah:1. Dari segi sosial, sistem Boarding School mengisolasi anak didik

dari lingkungan sosial yang heterogen yang cenderung buruk. Di lingkungan sekolah dan asrama dikonstruksi suatu lingkungan sosial yang relatif homogen yakni teman sebaya dan para guru pembimbing. Homogen dalam tujuan yakni menuntut ilmu sebagai sarana mengejar cita-cita.

2. Dari segi ekonomi, Boarding School memberikan layanan yang paripurna sehingga menuntut biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu anak didik akan benar-benar terlayani dengan baik melalui berbagai layanan dan fasilitas.

2.1.4. Klasifikasi Boarding SchoolKlasifikasi Boarding School menurut jenisnya:

1. Menurut Sistem Bermukim Pelajara. All Boarding School : seluruh pelajar bermukim di sekolah.b. Boarding Day school : sebagian pelajar tinggal di asrama dan

sebagian lagi tinggal di sekitar asrama.c. Day boarding : mayoritas pelajar tidak tinggal di asrama

meskipun sebagian ada yang tinggal di asrama.

2. Menurut Jenis Pelajara. Junior Boarding School : sekolah yang menerima murid dari tingkat

SD sampai SMP, namun umumnya tingkat SMP saja.

b. Co-Educational School : Sekolah yang menerima pelajar laki-laki dan perempuan.

c. Boys School : Sekolah yang menerima pelajar laki-laki saja

d. Pre- Professional Arts School : Sekolah khusus untuk seniman.

5

Page 6: Kir Syadza

e. Special-Need Boarding School:Sekolah untuk anak-anak yang bermasalah dengan sekolah biasa.

3. Menurut Sistem Sekolaha. Military School : Sekolah yang mengikuti aturan militer dan

biasanya menggunakan seragam khusus.b. 5 Day Boarding School : Sekolah dimana pelajar dapat memilih

untuk tinggal di asrama atau pulang di akhir pekan.

2.1.6. Perbedaan Boarding School dengan Sekolah FormalNo. Kriteria Sekolah Formal Boarding School

1 Fasilitas Fasilitas standar sekolah umum

Dilengkapi fasilitas hunian dan berbagai fasilitas pendukung (sarana ibadah, olahraga, dll)

2 Kegiatan harian Jadwal kegiatan terbatas pada KBM

Jadwal kegiatan harian teratur

3 Sistem pendidikan

Pengajaran formal di kelas dan kegiatan ekstrakurikuler

Pengajaran formal, ekstrakurikuler, pendidikan khusus /informal

4 Aktivitas Pelajar datang ke sekolah untuk belajar kemudian pulang

Pelajar belajar dan tinggal di sekolah, kehidupan pelajar ada di sekolah

6 Karakter arsitektur

Terdiri dari satu atau beberapa massa yang kompak

Banyak massa yang menyebar dengan massa hunian umumnya mengelilingi massa hunian

7 Pemanfaatan waktu

Waktu sangat terbatas pada KBM

Tidak terbatas di jam belajar, juga di jam pelajaran

8 Jumlah pelajar 40-45 orang Minimal 18 orang maksimal 30 orang

6

Page 7: Kir Syadza

2.2. Proses Belajar Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan pada perilaku

kognitif, perilaku afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri murid. Perubahan itu bersifat positif yang berarti berorientasi ke arah yang lebih baik. Dalam pengertian proses belajar dapat dibedakan atas tiga fase yaitu fase informasi, fase transformasi dan terakhir fase evaluasi.

2.3. Prestasi Pelajar2.3.1. Pengertian Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu:

“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20)

Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standar tes untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).

Disamping itu, siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai rapor/nilai tes) (Psikologi Belajar Drs. H. Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151)

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai

7

Page 8: Kir Syadza

seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.

2.3.2. Macam-macam Prestasia. Prestasi akademik.b. Prestasi non-akademik.

2.3.3. Pengertian Prestasi Akademik Usaha pengembangan pendidikan di Indonesia harus dilaksanakan secara

serius dan terus menerus untuk kehidupan Indonesia yang lebih baik kedepannya. Salah satu usaha tersebut adalah peningkatan mutu pendidikan di Indonesia secara luas dan merata sampai pelosok negeri. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan di sekolah, karena sekolah sebagai tempat anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya dengan lingkungan sekitarnya. Prestasi akademik yang dicapai siswa adalah hasil usahanya karena belajar di kelas.

Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar. Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.

2.3.4. Pengertian Prestasi Non-AkademikSedangkan prestasi non-akademik adalah prestasi yang dicapai oleh siswa

sewaktu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

8

Page 9: Kir Syadza

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian- Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada hari senin, tanggal 10 Februari 2014 dan bertempat di kampus SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan SMAN 3 Banda Aceh.

3.2. Populasi dan Sampela. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar dari SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan SMAN 3 Banda Aceh.

b. SampelSampel dalam penelitian ini adalah 20 pelajar yang berada di kelas 1 dan 2 SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan 20 pelajar yang berada di kelas 1 dan 2 SMAN 3 Banda Aceh.

3.3. Instrumen PenelitianUntuk mempermudah penelitian, maka penulis menggunakan beberapa

alat bantu dan media, seperti:a. Laptop.b. Printer. c. Kertas.d. Alat tulis.e. Modem.f. Hand Phone.

3.4. Pengumpulan Data1. Menyebar angket2. Observasi lapangan

3.5. Analisis DataTerhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan

metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan tabel dan persentasi yang jelas berkaitan dengan Pengaruh Boarding School Terhadap Proses Belajar dan

9

Page 10: Kir Syadza

Peningkatan Prestasi Pelajar yang selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan. Cara ini penulis paling efektif dan akurat.

10

Page 11: Kir Syadza

BAB IVHASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi dataBerikut ini kami sajikan deskripsi data hasil angket sebagai berikut:

4.1.1. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)Jumlah responden : 20 orang

No Uraian Pertanyaan Jawaban Respoden Ket

1.Disekolah sering banyak

tugas/PR17 (Ya) 3 (Tidak)

2.Rata-rata jumlah tugas/PR per

hari (1 sd 4 pelajaran)20 (Ya)

3. Waktu penyelesaian Tugas/PR (20) 2-7 hari

4.Pr/tugas dapat terselesaikan

dengan baik14 (Ya) 6 (Tidak)

5.Orang yang membantu dalam

menyelesaikan tugas/PR15 (Teman

Asrama)3 (Teman dan

Guru)2 (Orang

Lain)

6.Tugas/PR dari setiap pelajaran sangat memberatkan pelajar

7 (Ya) 1 (Tidak)12 (Biasa

Saja)

7.Banyak tugas membuat pelajar

stress11 (Ya) 1 (Tidak)

8 (Biasa Saja)

8. Tugas/PR dihapus 13 (Ya) 7 (Tidak)

9.Adakah tugas lain yang

diberikan guru16 (Ya) 4 (Tidak)

10. Senang mengerjakan tugas lain 4 (Ya) 7 (Tidak)9 (Biasa

Saja)11. Anggota organisasi 16 (Ya) 4 (Tidak)12. Kegiatan sepulang sekolah13. Belajar kelompok itu penting 18 (Ya) 2 (Tidak)

14.Sulit mengumpulkan kawan-

kawan untuk belajar berkelompok

9 (Ya) 11 (Tidak)

15. Menjalankan peraturan 14(Ya) 6(Kadang)

11

Page 12: Kir Syadza

sekolah dengan baik

16.Mendapat sanksi karena

melanggar peraturan

17.Peraturan sekolah memberatkan dan

mengganggu proses belajar2 (Ya) 13 (Tidak)

5 (Tidak Tahu)

18. Sering begadang 9 (Ya) 5 (Tidak) 6(Kadang)

19.Yang biasa dilakukan saat

begadang

20.Sering tertidur di ruang kelas

saat belajar6 (Ya) 5 (Tidak) 9 (Kadang)

21.Kondisi belajar saat di asrama dan di sekolah tidak nyaman

dan membosankan3 (Ya) 7 (Tidak)

10 (Biasa Saja)

22.Hal-hal lain yang mengganggu proses belajar dan pencapaian

prestasi11 (Ya) 9 (Tidak)

23.Pengembangan diri dari

sekolah khusus untuk bakat minat

16 (Ya) 4 (Tidak)

24.Pengembangan diri di sekolah

efektif7(Ya) 13 (Tidak)

25.Adanya keikutsertaan pihak

lain dalam membentuk prestasi

20 (Ya)

26.Adanya orang yang paling

berperan dalam hal tersebut.20 (Ya)

27.Orang yang menentukan

dalam membentuk prestasi anda

9 (Orang Tua) 4 (Guru)7 (Orang Lain/Diri Sendir)

28.Pengembangan diri atau

mengejar pelajaran sekolah yang paling diutamakan

11 (Pelajaran Sekolah)

2 (Pengembang

an Diri)

7(Keduanya)

29.Fasilitas sekolah dapat

memenuhi proses belajar11 (Ya) 9 (Tidak)

30Untuk berprestasi cocok

bersekolah di Boarding School19 (Ya) 1 (Tidak)

12

Page 13: Kir Syadza

4.1.2. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh)Jumlah responden : 10 orang

No Uraian Pertanyaan Jawaban Respoden Ket

1. Disekolah sering banyak tugas/PR

7 (Ya) 3 (Tidak)

2. Rata-rata jumlah tugas/PR per hari (1 sd. 3 pelajaran)

10 (Ya)

3. Waktu penyelesaian Tugas/PR 10 (1 sd. 7 Hari)

4. Pr/tugas dapat terselesaikan dengan baik

8 (Ya) 2 (Tidak)

5. Orang yang membantu dalam menyelesaikan tugas/PR

5 (Teman Kelas)

4 (Guru)1 (Teman Kelas dan

Guru)6. Tugas/PR dari setiap pelajaran

sangat memberatkan pelajar3 (Ya) 3 (Tidak)

4 (Biasa Saja)

7. Banyak tugas membuat pelajar stres

2 (Ya) 4 (Tidak)4 (Biasa

Saja)8. Tugas/PR dihapus

4 (Ya) 5 (Tidak)1 (Biasa

Saja)9. Adakah tugas selain yang

diberikan guru5 (Ya) 3 (Tidak)

2 (Kadang-Kadang)

10. Senang mengerjakan tugas tersebut

3 (Ya) 4 (Tidak)3 (Biasa

Saja)11. Anggota organisasi 7 (Ya) 3 (Tidak)12. Kegiatan sepulang sekolah 4 (Les dan

Belajar)4 (Istirahat)

2 (Dan Lain-Lain)

13. Belajar kelompok itu penting 10 (Ya)14. Sulit mengumpulkan kawan-

kawan untuk belajar berkelompok

4 (Ya) 6 (Tidak)

15. Menjalankan peraturan sekolah dengan baik

5 (Ya) 1 (Tidak)4 (Kadang-

Kadang)16. Mendapat sanksi karena

melanggar peraturan4 (Ya) 6 (Tidak)

13

Page 14: Kir Syadza

17. Peraturan sekolah memberatkan dan

mengganggu proses belajar3 (Ya) 7 (Tidak)

18. Sering begadang3 (Ya) 2 (Tidak)

5 (Kadang-Kadang)

19. Yang biasa dilakukan saat begadang

2 (Nonton TV)3 (Main Game

dan Nonton Bola)

3 (Belajar, Baca Novel

dan Nonton

Film)

2 (Tidak Begadang)

20. Sering tertidur di ruang kelas saat belajar

6 (Tidak)4 (Kadang-

Kadang)21. Kondisi belajar saat di rumah

dan di sekolah tidak nyaman dan membosankan

1 (Ya) 5 (Tidak)4 (Biasa

Saja)

22. Hal-hal lain yang mengganggu proses belajar dan pencapaian

prestasi6 (Ada) 4 (Tidak)

23. Pengembangan diri dari sekolah khusus untuk bakat

minat10 (Ada)

24. Pengembangan diri di sekolah efektif

6 (Ya) 4 (Kurang)

25. Adanya keikutsertaan pihak lain dalam membentuk

prestasi9 (Ya) 1 (Tidak)

26. Adanya orang yang paling berperan dalam hal tersebut.

9 (Ada) 1 (tidak)

27. Orang yang menentukan dalam membentuk prestasi

anda

5 (Orang Tua dan Guru)

4 (Orang Tua dan Teman)

1 (Diri Sendiri)

28. Pengembangan diri atau mengejar pelajaran sekolah

yang paling diutamakan

9 (Pelajaran Sekolah)

1 (Keduanya)

29. Fasilitas sekolah dapat memenuhi proses belajar

6 (Ya) 4 (Tidak)

30 Untuk berprestasi cocok bersekolah di Boarding School

6 (Ya) 4 (Tidak)

14

Page 15: Kir Syadza

4.2. Pengujian HipotesisJumlah angket yang dibagikan sebanyak 40 angket yang terdiri dari : 20

(dua puluh) responden yang berasal dari sekolah formal SMAN 3 Banda Aceh dan 20 (dua puluh) responden yang berasal dari Boarding School SMA 10 Fajar Harapan Banda Aceh. Dari 40 angket yang dibagikan hanya 30 pelajar yang mengembalikan angket tersebut. Jadi hanya berdasarkan data dari responden 30 pelajar tersebutlah dilakukan pengolahan data di bawah ini.

Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul tersebut, data tersebut dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan sekolah dari para responden, yakni 20 pelajar yang berasal dari sekolah Boarding School dan 10 pelajar yang berasal dari sekolah formal.

Berikut ini analisa data terhadap angket terhadap 20 responden yang berasal dari sekolah Boarding School :

1. Kondisi Pembelajaran a. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Sebanyak 7 responden menyatakan kondisi pembelajaran nyaman dan tidak membosankan, sedangkan 3 responden menyatakan tidak nyaman dan membosankan serta 10 responden menyatakan biasa saja.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 5 responden menyatakan kondisi pembelajaran nyaman dan

tidak membosankan, sedangkan 1 responden menyatakan tidak nyaman dan membosankan serta 4 responden menyatakan biasa saja.

2. Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRa. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)- Banyaknya Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR Pelajaran

Sebanyak 17 responden menyatakan bahwa sekolah banyak memberikan tugas dan Pekerjaan Rumah/PR dan hanya 3 responden yang menyatakan bahwa sekolah tidak banyak memberikan tugas dan Pekerjaan Rumah/PR.

- Jumlah Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR

15

Page 16: Kir Syadza

Sebanyak 20 responden meyatakan bahwa rata-rata jumlah tugas dan pekerjaan rumah per hari 1 sd. 4 pelajaran.

- Penyelesaian Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRSebanyak 14 responden menyatakan bahwa penyelesaian tugas dan

Pekerjaan Rumah/PR dapat diselesaikan dengan baik dan sisanya 6 responden menyatakan bahwa penyelesaian Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR tidak dapat diselesaikan dengan baik.

- Materi Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRSebanyak 7 responden menyatakan bahwa Tugas dan Pekerjaan

Rumah/PR sangat memberatkan dan 1 responden menyatakan tidak memberatkan sedangkan sisanya sebanyak 12 responden menyatakan biasa saja.

- Orang yang Membantu Penyelesaiaan Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRSebanyak 15 responden menyatakan bahwa yang membatu

menyelesaikan tugas dan Pekerjaan Rumah/PR adalah teman asrama, 3 responden dibantu oleh guru dan 2 responden dibantu oleh orang lain.

- Banyak Tugas Membuat Pelajar StressSebanyak 11 responden menyatakan bahwa banyak tugas yang diberikan

oleh guru membuat pelajar menjadi stress, 8 responden biasa saja dan hanya 1 orang yang menyatakan tidak stress.

- Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR DihapusSebanyak 13 responden minta tugas dan Pekerjaan Rumah/PR dihapus

dan hanya 7 responden yang meminta untuk tidak dihapuskan.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) - Banyaknya Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR pelajaran

Sebanyak 7 responden menyatakan bahwa sekolah banyak memberikan Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR dan hanya 3 responden yang menyatakan bahwa sekolah tidak banyak memberikan Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR.

- Jumlah Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRSebanyak 10 responden meyatakan bahwa rata-rata jumlah tugas dan

pekerjaan rumah per hari 1 sd. 3 pelajaran

16

Page 17: Kir Syadza

- Penyelesaian Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRSebanyak 8 responden menyatakan bahwa penyelesaian tugas dan

Pekerjaan Rumah/PR dapat diselesaikan dengan baik dan sisanya 2 responden menyatakan bahwa penyelesaian tugas dan Pekerjaan Rumah/PR tidak dapat diselesaikan dengan baik.

- Materi Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRSebanyak 3 responden menyatkan bahwa tugas dan Pekerjaan Rumah/PR

sangat memberatkan dan 3 responden menyatakan tidak memberatkan sedangkan sisanya sebanyak 4 responden menyatakan biasa saja.

- Orang yang Membantu Penyelesaiaan Tugas dan Pekerjaan Rumah/PRSebanyak 5 responden menyatakan bahwa yang membatu menyelesaikan

tugas dan Pekerjaan Rumah/PR adalah teman kelas, 4 responden dibantu oleh guru dan 1 responden dibantu oleh guru dan teman kelas.

- Banyak Tugas Membuat Pelajar StressSebanyak 2 responden menyatakan bahwa banyak tugas yang diberikan

oleh guru membuat pelajar menjadi stress, 4 responden biasa saja dan hanya 4 responden yang menyatakan tidak stress.

- Tugas dan Pekerjaan Rumah/PR DihapusSebanyak 4 responden minta tugas dan Pekerjaan Rumah/PR dihapus,

dan hanya 5 responden yang meminta tidak dihapus dan 1 yang netral terhadap uraian pertanyaan tersebut.

3. Sering Begadanga. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Sebanyak 15 responden menyatakan bahwa mereka sering begadang dan hanya 5 responden yang menyatakan tidak pernah begadang.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh)Sebanyak 3 responden menyatakan bahwa mereka sering begadang dan

hanya 2 responden yang menyatakan tidak pernah begadang 5 responden menjawab kadang-kadang.

4. Sering Tertidur di Kelas

17

Page 18: Kir Syadza

a. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)Sebanyak 15 responden menyatakan bahwa mereka sering atau pernah

tertidur di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung dan hanya 5 responden saja yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah tertidur di ruang kelas.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh)Sebanyak 4 responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang

tertidur di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung dan 6 responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah tertidur di ruang kelas.

5. Hal-hal Lain yang Mengganggu Proses Belajar Mengajar dan Pencapaian Prestasi

a. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)Sebanyak 11 responden menyatakan bahwa banyaknya hal-hal lain yang

mengganggu proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi dan 9 responden menyatakan bahwa tidak banyak hal-hal lain yang mengganggu proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 6 responden menyatakan bahwa banyaknya Hal-hal lain yang

mengganggu proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi dan 4 responden lainnya menyatakan bahwa tidak banyak hal-hal lain yang mengganggu proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi.

6. Pengembangan Diri (Minat dan Bakat)a. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Sebanyak 16 responden menyatakan bahwa sekolah sangat mendukung pengembangan diri pelajar khususnya pengembangan bakat dan minat dan 4 responden lainnya yang menyatakan bahwa sekolah tidak mendukung pengembangan diri (minat dan bakat) pelajar.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 10 responden menyatakan bahwa sekolah sangat mendukung

pengembangan diri pelajar khususnya pengembangan bakat dan minat.

7. Efektifitas Pengembangan Diri di Sekolah

18

Page 19: Kir Syadza

a. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)Sebanyak 13 responden menyatakan bahwa sekolah bukan tempat yang

efektif untuk pengembangan diri pelajar dan hanya 7 responden yang menyatakan efektif.

b. Sekolah formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 6 pelajar menyatakan bahwa sekolah bukan tempat yang

efektif untuk pengembangan diri pelajar dan 4 responden lainnya menyatakan efektif.

8. Dukungan Pihak Lain dalam Pencapaian Prestasia. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Seluruh pelajar yakni 20 orang responden menyatakan bahwa pihak lain sangat berperan untuk pencapaian prestasi di sekolah.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 9 responden menyatakan bahwa pihak lain sangat berperan

untuk pencapaian prestasi di sekolah dan hanya 1 responden yang menyatakan bahwa pihak lain tidak berperan untuk pencapaian prestasi di sekolah.

9. Orang yang Menentukan Pencapaian Prestasia. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Sebanyak 9 responden menyatakan bahwa orang tua yang menentukan pencapaian prestasi, 4 responden menyatakan guru dan 7 responden lain menjawab orang lain dan diri sendiri.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 5 responden menyatakan bahwa orang tua dan guru yang

menentukan pencapaian prestasi, 4 responden menyatakan teman dan orang tua dan 1 responden menjawab diri sendiri.

10. Tujuan yang Ingin Dicapai (Pengembangan Diri atau Prestasi Belajar)a. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Sebanyak 11 responden menyatakan tujuan yang ingin dicapai adalah prestasi belajar, 2 responden untuk pengembangan diri dan 7 responden memilih keduanya.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh)

19

Page 20: Kir Syadza

Sebanyak 9 responden menyatakan tujuan yang ingin dicapai adalah prestasi belajar, hanya 1 responden yang memilih kedua-duanya.

11. Fasilitas Sekolah dalam Menunjang Proses Belajar Mengajara. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Sebanyak 11 responden menyatakan fasiltas sekolah mendukung dan menunjang proses belajar mengajar dan 9 responden menyatakan tidak.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 6 responden menyatakan fasiltas sekolah mendukung dan

menunjang proses belajar mengajar dan 4 responden lainnya menyatakan tidak.

12. Sekolah yang Paling Cocok Untuk Mengejar Cita-cita dan Prestasia. Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh)

Sebanyak 19 responden menyatakan Boarding School dan hanya 1 orang yang menyatakan bukan di Boarding School.

b. Sekolah Formal (SMAN 3 Banda Aceh) Sebanyak 6 responden menyatakan Boarding School dan 4 responden

yang menyatakan bukan di Boarding School.

20

Page 21: Kir Syadza

BAB VPembahasan

Berdasarkan hasil angket yang telah dianalisa terhadap 30 (tiga puluh) orang pelajar yang terdiri dari 20 (dua puluh) orang pelajar Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan) Banda Aceh dan 10 (sepuluh) orang pelajar yang bersekolah pada sekolah formal (SMAN 3 Banda Aceh). Adapun hasil dan pembahasan dari angket tersebut dinyatakan dalam bentuk persentasi. Maka, berikut ini hal-hal yang memerlukan pembahasan lebih lanjut.

e.1. Sekolah Boarding School Menjadi Sekolah Paling Favorit dan Sangat Diminati oleh Para Pelajar Hal ini dapat kita buktikan bahwa 95% pelajar yang bersekolah di Sekolah

Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan) Banda Aceh memang merupakan pilihan dan cita-cita para pelajar itu sendiri.

Sebagai bahan perbandingan dapat kita lihat dari hasil angket para pelajar yang bersekolah di sekolah formal (SMAN 3 Banda Aceh) menunjukkan bahwa 60 % para pelajar yang bersekolah di sekolah formal menyatakan bahwa sekolah yang paling tepat dan paling cocok untuk mengejar cita-cita dan prestasi bukanlah sekolah formal melainkan sekolah Boarding School.

e.2. Kondisi PembelajaranKondisi pembelajaran di Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar

Harapan) Banda Aceh pada saat pelajar berada di ruang kelas maupun pada saat mereka berada di asrama, perlu dilakukan pembenahan. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan mereka bahwa 50 % kondisinya biasa saja, hanya 35 % yang menyatakan sangat nyaman dan tidak membosankan namun sebaliknya ada 15 % pelajar menyatakan bahwa kondisi pembelajaran tidak nyaman dan amat membosankan.

Sebagai bahan perbandingan dapat kita lihat dari hasil angket para pelajar yang bersekolah di sekolah formal (SMAN 3 Banda Aceh) bahwa 40 % kondisinya biasa saja, hanya 50 % yang menyatakan sangat nyaman dan tidak membosankan namun ada 10 % pelajar menyatakan bahwa bahwa mereka belajar tidak nyaman dan membosankan.

e.3. Tugas dan Pekerjaan Rumah (PR)

21

Page 22: Kir Syadza

Sebanyak 85 % pelajar di Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh) menyatakan bahwa di sekolahnya banyak sekali tugas dan pekerjaan rumah. Banyaknya tugas dan pekerjaan rumah dari setiap pelajaran membuat 65 % pelajar meminta supaya tugas dan pekerjaan rumah dihapus. Akibatnya 55 % pelajar merasakan stress dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah, hal ini dikarenakan kurangnya peran guru dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah yakni hanya 15 % saja. Dikarenakan banyaknya tugas dan pekerjaan rumah membuat para pelajar sebanyak 75 % harus begadang malam sehingga mengakibatkan 75 % pelajar sering tertidur di ruangan kelas disebabkan kurangnya waktu istirahat. Disamping itu terdapat juga sebanyak 55% pelajar yang menyatakan bahwa terdapat hal-hal lain yang mengganggu proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi pelajar.

Sebanyak 70 % pelajar di sekolah formal (SMAN 3 Banda Aceh) menyatakan bahwa di sekolahnya banyak sekali tugas dan pekerjaan rumah. Walaupun banyaknya tugas dan pekerjaan rumah dari setiap pelajaran namun 50 % pelajar meminta supaya tugas dan pekerjaan rumah tidak dihapus. Hanya 40 % pelajar yang merasakan stress dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah, hal ini dikarenakan peran guru dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah mencapai 40 % . Dikarenakan para guru banyak yang berperan membantu tugas dan pekerjaan rumah membuat para pelajar hanya sebanyak 30 % saja yang begadang malam sehingga tidak ada satupun pelajar yang tertidur di ruangan kelas pada saat belajar. Disamping itu terdapat juga sebanyak 60 % pelajar yang menyatakan bahwa terdapat hal-hal lain yang mengganggu proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi pelajar.

e.4. Pengembangan Diri (Minat dan Bakat)Sebanyak 80 % pelajar di Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar

Harapan) Banda Aceh menyatakan bahwa sekolah sangat mendukung pengembangan diri pelajar, namun sekolah bukanlah tempat yang paling efektif untuk pengembangan diri sebagaimana dinyatakan oleh 65 % responden. Karena secara umum yakni 55 % mereka menyatakan ingin mengejar prestasi sekolah, hanya 10 % yang menyatakan bahwa mereka lebih utama kepada pengembangan diri dan 35 % mereka menyatakan bahwa meililih keduanya yakni prestasi akademik dan pengembangan bakat dan minat.

Seratus persen pelajar di sekolah formal (SMAN 3 Banda Aceh) menyatakan bahwa sekolah sangat mendukung pengembangan diri pelajar, namun sekolah bukanlah tempat yang paling efektif untuk pengembangan diri sebagaimana dinyatakan oleh 60 % responden. Karena secara khusus 90 %

22

Page 23: Kir Syadza

mereka menyatakan ingin mengejar prestasi sekolah, hanya 10 % yang meililih keduanya yakni prestasi akademik dan pengembangan bakat dan minat.

e.5. Pencapaian Prestasi BelajarSeratus persen pelajar di Sekolah Boarding School (SMAN 10 Fajar

Harapan) Banda Aceh menyatakan bahwa pihak lain sangat berpengaruh dalam mendukung pencapaian prestasi akademik pelajar, dan orang tua mempunyai peranan penting yakni sebanyak 45 %, guru 20 % guru dan 35 % adalah pihak-pihak lain. Sedangkan fasilitas sekolah sangat mendukung dalam menunjang proses belajar mengajar dinyatakan oleh sebanyak 55 % pelajar.

Sebanyak 90 % pelajar di sekolah formal (SMAN 3 Banda Aceh) menyatakan bahwa pihak lain sangat berpengaruh dalam mendukung pencapaian prestasi akademik pelajar, dan orang tua mempunyai peranan penting yakni sebanyak 50 % orang tua dan guru , 40 % orang tua dan teman hanya 10 % adalah pihak-pihak lain. Sedangkan fasilitas sekolah sangat mendukung dalam menunjang proses belajar mengajar dinyatakan oleh sebanyak 60 % pelajar.

23

Page 24: Kir Syadza

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan:1. Sekolah Boarding School menjadi sekolah paling favorit dan sangat

diminati oleh para pelajar baik oleh pelajar Boarding School sendiri maupun sekolah formal lainnya.

2. Bersekolah di Boarding School dapat meningkatkan prestasi pelajar baik akademik maupun non-akademik.

3. Secara psikologi, pelajar yang berada di Boarding School merasa terbebani dan tertekan dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru.

6.2. Saran1. Peran guru harus ditingkatkan terutama dalam bimbingan dan

dukungan terhadap prestasi yang ingin diraih dan dalam pengasuhan pelajar di asrama.

2. Perlu dikaji ulang terhadap pola pembelajaran sehingga menyebabkan pelajar terbebani dengan pelajaran yang membuat mereka stress.

3. Perlu Standar yang jelas terhadap pola pengasuhan pelajar di asrama.

24

Page 25: Kir Syadza

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Febri Indra. 2011. Pembelajaran Di Sekolah Plus Mi Perwanida Kota Blitar dalam Pembinaan Aktivitas Sosial Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : jurusan PMP-KN FISUNESA.

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2133125-jenis-jenis-prestasi-belajar/

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/view/8992

http://ahmadefendy.blogspot.com/2010/08/jenis-jenis-prestasi-belajar.html

http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/01/1.html

http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/

25

Page 26: Kir Syadza

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Syadza Alya

NIS/N : 13843/9971109178

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 21 Juli 1997

Agama : Islam

Sekolah : SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh

Alamat sekolah : Jln. Fajar Harapan Ateuk Jawo, Banda Aceh

Alamat rumah : Lampeuneurut, Aceh Besar

No. Hp : 082160070407

Nama Orang TuaAyah : Drh. Zulyazaini Yahya

Ibu : Drh. Nurhasni

Riwayat Pendidikan : - TKIT Qurrata A’yun Bandar Lampung- SDIT Nurul Fikri Aceh- SMPN 1 Banda Aceh

Email : [email protected]

26