kinerja unit pelaksana teknis dinas terminal kabupaten sukoharjo ...
Transcript of kinerja unit pelaksana teknis dinas terminal kabupaten sukoharjo ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KINERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS TERMINAL
KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN
RETRIBUSI JASA TERMINAL
Disusun Oleh :
ROKKI HARRIS
D 0106092
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing
Dra. Sudaryanti, M.Si
Nip . 195704261986012002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. Susartono, S.U (…………….) NIP. 194507141979031001 Ketua
2. Herwan Parwiyanto, S.Sos.M.Si (…………….) NIP. 197505052008011033 Sekretaris
3. Dra. Sudaryanti, M.Si (……………) NIP. 195704261986012002 Penguji
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi SN., SU
NIP. 195301281981031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Apabila kita takut gagal maka itu berarti kita akan
membatasi kemampuan kita
(Henry Ford)
Kebanyakan milyuner mendapat nilai B atau C di kampus.
Tapi mereka membangun kekayaan bukan dari IQ semata,
melainkan melalui kreativitas dan akal sehat.
(Thomas Stanley)
Saat semua berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan,
saat itulah kita harus berhati-hati
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
v Kedua orangtuaku papa mama yang telah memberikan segala kasih
sayangnya kepadaku dan dengan ikhlas telah membesarkanku. Aku
takkan pernah ada disini tanpa kalian.
v Mas-masku dan adikku,mas Rezha mas Rikko & Shinta yang
telah memberi segala dukungan selama ini, miss u all
v Buat utick yang selalu menghiasi setiap moment dalam hidupku dan
mencerahkan hari-hariku, yang selalu maksa supaya aku buat
skripsi. Thanks to be the best part of my life.
v Keluarga besarku alm. kakek nenekku disemanggi lor, alm. mbah
kung, mbah tri yang masih sehat, keluarga Pakde Joko yang selama
ini telah banyak tak repotin, Om Ateng dan yang tak bisa disebut
satu persatu ( banyak banget soale ^^ )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,
berkah, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi yang berjudul “Kinerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa
Terminal” ini merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi dan
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sosial Universitas
Sebelas Maret .
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan dan penyusunan skripsi ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima pemikiran
serta dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang tak terhingga
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya bagi seluruh alam
semesta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
3. Dra. Sudaryanti, M.Si. selaku pembimbing, yang senantiasa memberi
bimbingan, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si. selaku Pembimbing Akademik, terima kasih
atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.
5. Drs. H. Supriyadi SN., SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret.
6. Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
7. Bapak Drs. Rusmanto, S.H selaku Kepala Dinas Perhubungan, Informatika,
dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian
dalam rangka penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Eko selaku Kepala UPTD Terminal, Bapak Harsono selaku Kepala TU,
dan segenap pegawai di UPTD Terminal yang telah memberikan bantuan,
informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi ini.
9. Bapak Eko Prihartanto selaku Staff Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah banyak membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Segenap dosen jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan
pengetahuan dan pemikirannya selama penulis menempuh studi.
11. Masyarakat pengguna terminal yang banyak memberikan informasi dalam
penyusunan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis pada saat
kuliah maupun pada saat penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua
kalangan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
ABSTRAK .......................................................................................... xiii
ABSTRACT …………………………………………………………. . xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………. 10
C. Tujuan Penelitian………………………………………… …. 10
D. Manfaat Penelitian………………………………………….... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 12
A. KINERJA …………………………………………………… 12
1. Pengertian Kinerja………………………………………… 12
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ……………… 14
3. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja ……………………….... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
B. RETRIBUSI ............................................................................... 27
1. Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah……………………………………………………… 27
2. Retribusi Terminal………………………………………….. 28
C. KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN
KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM
PENGELOLAAN RETRIBUSI
TERMINAL………………………………………………….. 29
D. KERANGKA BERPIKIR …………………………………….. 34
BAB III METODE PENELITIAN…………………………….............. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….. 45
A. DISKRIPSI LOKASI …………………………………………. 45
a) Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ………………. 45
b) Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo .................................. 46
B. PEMBAHASAN……………………………………………….. 61
1. Indikator Tangible ………………………………………….. 62
2. Indikator Responsivitas …………………………………….. 68
3. Indikator Responsibilitas …………………………………… 73
4. Indikator Akuntabilitas …………………………………….. 77
5. Indikator Transparansi............................................................. 85
C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT …………. .. 87
1. Faktor Pendukung ………………………………………….. 93
2. Faktor Penghambat …………………………………………. 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………… 97
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 97
B. Saran ……………………………………………………………. 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel: Halaman Tabel1.1. Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun
2009 ...................................................................................... 5
Tabel I.2 Penerimaan Retribusi JasaTerminal Tahun 2005-2009 ....... 7
Tabel IV.1. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaen Sujoharjo
Berdasarkan Status.……………………………………. 49
Tabel IV.2. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Struktur Organisasi .......................................... 50
Tabel IV.3 Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……………………... ..... 51
Tabel IV.4 Perbandingan Anggaran Kegiatan Tahun 2009 Antara
yang Direncanakan dengan Kenyataan........................... ..... 84
Tabel IV.5. Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi…………………….. 87
Tabel IV.6. Besarnya Tarif Kendaraan Umum ke Suatu Tujuan ..... ...... 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar: Halaman
Gambar II.1. Bagan Kerangka Berfikir…………………………................... 36
Gambar III.1 Skema Model Analisis Interaktif .............................................. 44
Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi Dishubinfokom Kab. Sukoharjo.... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
Rokki Harris, D 0106092, “Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa Terminal”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Retribusi Terminal merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar pendapatan dari retribusi ini bisa sesuai dengan target yang dianggarkan. Pada tahun lima tahun terakhir pendapatan dari retribusi terminal tidak bisa menutup target yang telah dianggarkan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk validitas datanya menggunakan teknik triangulasi data dan analisa data yang digunakan adalah analisa model interaktif yaitu reduksi data, pengumpulan data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan rertibusi terminal dikatakan masih kurang baik. Kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo diukur dari beberapa indikator, yaitu tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Terdapat kekurangan dalam indikator responsibilitas. Faktor yang mempengaruhi kinerja UPTD terminal adalah ekonomi, kepemimpinan, kebijakan pengelolaan, dan. sumber daya manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT Rokki Harris, D 0106092, “Performance of Official Technical Implementer Unit Bus Station Sukoharjo Regency in Bus Station Service Retribution Management ”. Thesis, Department of Administrative Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta
Bus station service retribution is one of the income sources in Sukoharjo Regency so it is necessary for the management of revenues from this retribution can be in accordance with the budgeted target. In the last five years, revenues from the bus station service retribution can not close the budgeted targets.
This research was conducted to know the performance of the Office of Transportation, Information, and Communication at Sukoharjo District in the management of Levy terminal.
This kind of research is descriptive qualitative. Sampling used in this study was using purposive sampling technique. Methods of data collection were using interviews, observation, and documentation. For the validity of the data the researcher used triangulation techniques and data analysis the researcher was an analysis of an interactive model that was data reduction, data collection, and drawing conclusions.
Based of the research results, it was known that performance of official technical implementer unit bus station Sukoharjo Regency in bus station service retribution management were said not good enough. Performance Transportation Services, Information, and Communication in Sukoharjo District was measured from several indicators, those were tangible, responsiveness, responsibility, accountability, and transparency. While from the responsibility indicator shown that there were still some shortcomings. Influence factors of UPTD performance are economic, official infrastructure, leadership, management policy, and human resources.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Retribusi terminal adalah salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam
menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo. Retribusi terminal dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kabupaten Sukoharjo sebagai pelaksana teknis
Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi. Retribusi ini antara lain
didapatkan dari pemungutan retribusi kendaraan umum dan juga pungutan
retrisbusi dari masyrakat pengguna terminal maupun dari retribusi kios-kios dan
sarana-prasarana terminal.
Pada tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi yang
dikelola oleh UPTD Kabupaten Sukoharjo ditargetkan sebesar
Rp1.618.955.000,00. Retribusi terminal ditarget menyumbang Rp873.132.000,00
atau sebesar 53,93% dari target retribusi. Untuk lebih jelasnya rincian Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 yang dikelola oleh Dinas
Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
TABEL 1.1 Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 Dalam Rangka Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)
1 Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
2.038.000 2.066.850 101,42
2 Retribusi Parkir di tepi
Jalan Umum
205.500.000 198.000.000 96,35
3 Retribusi Pengujian
Kend. Bermotor
480.000.000 448.310.000 93,40
4 Retribusi Jasa Terminal 873.132.000 690.212.300 79,05
5 Retribusi Penyeberangan
di atas air
24.445.000 24.455.000 100,04
6 Retribusi Izin Trayek 18.000.000 18.413.400 102,30
7 Kue Iklan dan
Pengumuman
15.840.000 16.120.000 101,77
JUMLAH 1.618.955.000 1.397.577.550 86,33
Sumber: Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2009
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa retribusi terminal ditargetkan
menyumbang PAD sebesar 53,93% total penerimaan daerah. Oleh karena itu,
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai
instansi vertikal di atas UPTD Terminal, menerapkan aturan-aturan dalam
penarikan retribusi khususnya retribusi terminal sesuai dengan Peraturan Daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kabupaten Sukoharjo No.27 Tahun 2003 Tentang Retribusi Terminal sebagai
pengganti perda Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi Terminal.
Penerbitan Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari
sektor retribusi sehingga pemerintah daerah memiliki landasan hukum yang pasti
dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan penarikan retribusi daerah.
Mengingat begitu besarnya kontribusi dari retribusi terminal terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo maka UPTD Terminal sebagai
instansi pengelola retribusi terminal harus meningkatkan kinerjanya dalam
pengelolaan retribusi terminal sehingga hasil yang didapat bisa mencapai target
pendapatan sesuai yang ditentukan. Namun pada kenyataannya pendapatan yang
diperoleh dari retribusi terminal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memiliki dua terminal besar, yaitu
terminal batas kota yang berlokasi di jantung Kota Sukoharjo tepatnya di jalan
raya Wonogiri-Sukoharjo. Terminal ini merupakan terminal utama di Kabupaten
Sukoharjo dan mempunyai lokasi yang sangat strategis dimana merupakan
terminal penghubung antara Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Wonogiri.
Terminal yang lain adalah Terminal Kartasura yang berada di Kartasura, terminal
ini memiliki kekurangan dibandingkan terminal Sukoharjo, yaitu lokasi yang tidak
strategis, sehingga para pemilik kendaraan umum enggan masuk ke terminal
karena lokasi Terminal Kartasura. Masyarakat pengguna pun enggan masuk ke
dalam terminal Kartasura karena jauhnya terminal dari tempat keramaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
sebagai instansi pengelola retribusi terminal dihadapkan pada permasalahan yang
sangat penting, dimana pendapatan yang diperoleh dari retribusi terminal tidak
bisa mencapai target Pendapatan Asli Daerah yang telah dianggarakan. Berikut
adalah tabel relisasi pendapatan dari sektor retribusi terminal selama lima tahun
terakhir.
Tabel I.2 Penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2005-2009
Tahun Target Realisasi Presentase
2005 1.065.310.000 807.793.400 75,82%
2006 965.211.000 672.710.150 69,69%
2007 970.211.000 687.717.700 70,88%
2008 970.211.000 723.795.750 74,60%
2009 873.132.000 690.212.300 79,05%
Sumber : UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan dari retribusi terminal selama
5 tahun terakhir belum pernah bisa mencapai target yang diharapkan. Tidak
tercapainya target ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor adalah
kurangnya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana terminal itu sendiri. Selain
itu, fasilitas penunjang lain seperti kamar mandi yang bersih dan mushola juga
tidak bisa ditemukan disana. Kurangnya sarana dan prasarana tersebut yang
menyebabkan masyarakat enggan menggunakan fasilitas terminal untuk
menunggu bus sehingga sering ditemui kebanyakan masyarakat yang menunggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bus justru di luar terminal. Masalah lain berkaitan dengan kinerja Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah dalam
hal pengelolaan kios terminal. Kios yang ada di terminal Sukoharjo hampir tutup
semua. (sumber: www.KRjogja.com).
Fungsi dari terminal adalah sebagai tempat pemberhentian bus dan tempat
penumpang menunggu bus sehingga banyak masyarakat umum yang
memanfaakan fasilitas terminal. Masyarakat tersebut akan dipungut retribusi
peron yang pada akhirnya juga akan menambah pendapatan terhadap retribusi
terminal. Namun pada kenyataannya, terminal-terminal di Kabupaten Sukoharjo
ini sangat sepi baik dari penumpang maupun kendaraan umum.
Salah satu penyebab tidak tercapainya target dari retribusi terminal ini
adalah karena lemahnya kesadaran dari pemilik kendaraan umum untuk
membayar retribusi terminal. Hal ini diketahui dari tidak semua kendaraan umum
masuk ke terminal atau membayar retribusi terminal, padahal salah satu
penerimaan utama dari retribusi terminal di dapat dari banyaknya bus atau
kendaraan umum yang membayar retribusi terminal. Hampir 40% dari jumlah
kendaraan umum yang beroperasi tidak masuk ke terminal (sumber:
www.harianjoglosemar.com). Menurunnya jumlah kendaraan umum yang masuk
ke terminal akan berpengaruh pada retribusi sehingga diwajibkan semua
kendaraan umum untuk masuk ke terminal walaupun hanya untuk transit.
Mengingat begitu besarnya peran retribusi dalam menyumbang PAD
Kabupaten Sukoharjo maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk menggali
potensi retribusi di Kabupaten Sukoharjo. Retribusi terminal merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
sumber pendapatan daerah yang penting di Kabupaten Sukoharjo guna membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah dalam kerangka
otonomi daerah. Oleh karena itu UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo sebagai
instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan retribusi terminal harus
berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor retribusi. Salah satu faktor
yang menjadi pendukung keberhasilan pengelolaan retribusi terminal adalah
dilihat dari kinerja pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
untuk itu penulis tertarik mengambil penelitian dengan judul “Kinerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan
Retribusi Jasa Terminal”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
” Bagaimanakah kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi jasa terminal ?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini aadalah sebagai berikut :
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.
2. Tujuan Fungsional
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, sebagai bahan pemikiran dalam meningkatkan kinerja
pengelolaan retribusi terminal baik di Kabupaten Sukoharjo maupun di
daerah lainnya.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diperolehnya informasi dan gambaran mengenai kinerja organisasi
publik terutama kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi jasa terminal.
2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi instansi-instansi terkait Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
berkaitan dengan kinerja organisasi publik terutama dalam pengelolaan
retribusi terminal.
3. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang
diperoleh ke dalam praktek nyata. Sehingga dapat melatih cara berfikir
sistematis di samping belajar mengembangkan kemampuan
profesional.
4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang Kinerja Organisasi Pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KINERJA
1. PENGERTIAN KINERJA
Pengertian kinerja menurut Joko Widodo pada hakekatnya
berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam
menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
seperti yang diharapkan. (Joko Widodo, 2005; 79)
Sedangkan Bastian dalam Hessel Nogi Tangkisilan mengemukakan
bahwa kinerja adalah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
hasil pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan
sasaran tujuan, visi dan misi organisasi tersebut. (Hessel Nogi Tangkilisan,
2005 : 175).
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi. (Mahsun, 2006:25).
Sedangkan John Withmore dalam Lijan Poltak Sinambela
mengemukakan bahwa kinerja merupakan ekspresi potensi seseorang
dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan menetapkan standar tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Untuk meningkatkan kinerja yang optimum perlu ditetapkan standar
kinerja yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pegawai.
Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik. (Lijan Poltak Sinambela, 2006 : 138)
Encyclopedia of Public Administration and Public Policy Tahun
2003 dalam Keban, menyebutkan bahwa kinerja memberikan gambaran
tentang seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika dibandingkan
dengan kinerjanya terdahulu dibandingkan dengan organisasi lain dan
sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan.
(Keban , 2004 : 193)
Lebih lanjut dalam dalam Pedoman Penyusunan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia dalam Widodo menyebutkan bahwa kinerja merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi
organisasi. (Widodo, 2005 : 79).
Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Ruky
mendefinisikan ‘performance is defined as the record of outcomes
produced on a specified job function or activity during specified time
period’ kinerja sebagai catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari
fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu
tertentu. (Ruky, 2002 : 15).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja organisasi dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi
untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung
jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang
mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Kinerja dapat
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar dan dari dalam.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
Yuwono dkk. dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi
meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan
tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang efektif. (Tangkilisan,
2005:180).
Ruky dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengidentifikasikan faktor-
faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja
organisasi sebagai berikut :
a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang
digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan
semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.
c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan
ruangan, dan kebersihan.
d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada
dalam organisasi yang bersangkutan.
e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi,
imbalan, promosi, dan lain-lain.
(Tangkilisan, 2005:180).
Sedangkan Soesilo dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan
bahwa kinerja suatu organisasi birokrasi di masa depan dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut :
a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan
fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi.
b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.
c. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk
bekerja dan berkarya secara optimal.
d. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan
data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan
penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap
aktivitas organisasi.
(Tangkilisan, 2005 : 180-181).
Atmosoeprapto dalam Tangkilisan mengemukakan bahwa kinerja
suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun
faktor eksternal seperti berikut ini :
a. Faktor eksternal yang terdiri dari :
1) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan
kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan
ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk
berkarya secara maksimal.
2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang
berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli
untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu system
ekonomi yang lebih besar.
3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah
masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos
kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.
b. Faktor internal yang terdiri dari :
1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin
diproduksi oleh suatu organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Struktur organisasi, sebagai desain antara fungsi yang akan
dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.
3) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota
organisasi sebagai penggerak jalanya organisasi secara
keseluruhan.
4) Budaya organisasi, yaitu gaya identitas suatu organisasi dalam pola
kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.
(Tangkilisan, 2005:181-182).
Dalam melihat bagaimana kinerja organisasi atau instansi telah
dicapai, diperlukan proses pengukuran atau evaluasi kinerja. Pengukuran
kinerja merupakan sebuah proses mengevaluasi individu-individu untuk
sampai pada keputusan-keputusan sumber daya manusia yang obyektif.
Kinerja organisasi perlu dinilai hasilnya sehingga dapat di evaluasi agar
kedepannya kinerja tersebut menjadi lebih baik.
3. PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA
Whittaker dalam Mahsun menjelaskan bahwa pengukuran kinerja
merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 : 25-
26).
Menurut Marcel Guenon dan Bruno yang ditulis dalam
International Journal Public Sector Performance Management Vol.1 No.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tahun 2007 Hal 35-36 dalam www.inderscience.com, jenis-jenis
pengukuran kinerja dinyatakan sebagai berikut:
“ The measurement of the performance in service activities must
lead to focus our attention on various complementary criteria in a
balanced way. This general view of performance avoids any
focusing privileging the measurement of a single criterion with the
detriment of the others. For this reason, four types of different
measurements can be established on Informations concerning the
inputs, Informations concerning the activities, Informations
concerning the outputs, Informations concerning the outcomes.”
(Pengukuran kinerja dalam kegiatan-kegiatan pelayanan berperan
penting untuk memusatkan perhatian kita pada berbagai kriteria
yang saling melengkapi secara seimbang. Secara umum kinerja
menghindari memfokuskan pengukuran pada satu kriteria dengan
kerugian yang lain. Untuk alasan ini, empat jenis pengukuran yang
berbeda dapat didirikan pada informasi mengenai input, informasi
mengenai aktivitas, informasi mengenai keluaran, informasi
mengenai hasil).
Pengukuran kinerja mempunyai beberapa manfaat. Simon dalam
Mahsun menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer
dalam memonitor implementasi stategi bisnis dengan cara
membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis.
Dari manfaat ini dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai
pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi
sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 : 26)
Dari berbagai hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja mempunyai peran yang penting dalam pengembangan kapasitas
organisasi, mengukur tingkat keberhasilan program dan penentuan strategi
selanjutnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi atau instansi.
Selain itu tanpa adanya pengukuran kinerja, maka tidak akan diketahui
mana yang harus dihargai serta dipertahankan dan mana yang harus
diperbaiki oleh organisasi atau instansi tersebut.
Evaluasi kinerja dalam Widodo merupakan kegiatan untuk menilai
atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau unit kerja,
dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya, karena
itu evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan dan
kegagalan pencapaian kinerja (Widodo 2007:94).
Menurut Siagian (1999) yang dikutip oleh Keban, sistem evaluasi
kinerja yang baik akan sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan,
seperti mendorong peningkatan prestasi kerja, bahan pengambilan
keputusan dalam pemberian imbalan, kepentingan mutasi pegawai,
penyusunan program pendidikan dan pelatihan, dan membantu pegawai
dalam menentukan rencana kariernya. (Keban, 2004: 197)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dari berbagai pendapat tentang cara mengukur kinerja diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengukuran kinerja pada intinya dilakukan dengan
membandingkan antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran,
standar tertentu, ataupun harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan
oleh individu atau instansi tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat
berapa besarnya gap yang terjadi.
Menurut Dwiyanto dkk. Pengertian kinerja organisasi dalam
birokrasi publik secara lengkap dapat dilihat dari dari beberapa indikator,
yaitu sebagai berikut :
a) Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat
efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada
umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output.
b) Kualitas Layanan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin
penting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik. Banyak
pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik
muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas
layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian,
kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan inidikator
kinerja organisasi publik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c) Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk
mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, dan prioritas
pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan
publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara
singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara
program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator
kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan
kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan
tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan
antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas
menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan
tujuan organisasi organisasi publik. Organisasi yang memiliki
responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
jelek pula.
d) Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan
organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas
bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.
e) Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar
kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat
politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para
pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan
sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.
Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan
untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi
publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja
organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang
dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti
pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran
eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki
akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan
sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam
masyarakat. (Agus Dwiyanto, 2006 : 50-51).
Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider
dalam jurnal internasional public administration and development artikel
Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way
Toward More Flexibity halaman 354 berpendapat :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
“Process accountability thus focuses on how an organization or a
bureaucrat achieves something rather than on what is actually
accomplished.” (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana
sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan
pada apa yang sebenarnya dicapai).
Sementara itu Lenvine dalam review literatur yang diketemukan
oleh Ratminto dan Atik dalam buku “Manajemen Pelayanan”
mengemukakan tiga konsep yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur
kinerja organisasi publik, yakni responsivitas (responsiveness),
Responsibilitas (responsibility) dan akuntabilitas (accountability).
1) Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap
providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta
tuntutan customers.
2) Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik
itu dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan.
3) Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal
yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stakeholders, seperti
nilai dan norma yang berkembang di masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(Ratminto & Atik, 2005:175)
Selain itu Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990) dalam Ratminto
& Atik juga mengungkapkan beberapa indicator kinerja, yaitu : tangibles,
reliability, responsiveness, assurance, empathy.
a) Tangibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari
gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang
dimiliki oleh providers.
b) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat.
c) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk
menolong customers dan menyelenggarakan pelayanan secara
ikhlas.
d) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan
para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan
kepercayaan kepada customers.
e) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang
diberikan oleh provider kepada costumers.
(Ratminto & Atik, 2005:175-176)
Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider
dalam jurnal internasional public administration and development artikel
Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way
Toward More Flexibity halaman 354 berpendapat :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Process accountability thus focuses on how an organization or a
bureaucrat achieves something rather than on what is actually
accomplished. (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana
sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan
pada apa yang sebenarnya dicapai).
Menurut Ratminto dan Atik, indikator kinerja dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu indikator kinerja yang
berorientasi pada proses dan indikator kinerja yang berorientasi pada hasil.
Indikator-indikator tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Ukuran yang berorientasi pada hasil:
a) Efektivitas
Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,
baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupu misi
organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu
pada visi organisasi.
b) Produktivitas
Produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan
pemerintah daerah untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
c) Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara keluaran dan
masukan. Idealnya Pemerintah Daerah harus dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menyelenggarakan suatu jenis pelayanan tertentu dengan masukan
(biaya dan waktu) yang sesedikit mungkin. Dengan demikian,
kinerja Pemerintah Daerah akan menjadi semakin tinggi apabila
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang semurah-
murahnya.
d) Kepuasan
Kepuasan, artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah dapat
memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat.
e) Keadilan
Keadilan yang merata, artinya cakupan atau jangkauan kegiatan
dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan
diperlakukan secara adil.
2. Ukuran yang berorientasi pada proses
a) Responsivitas
Adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta
mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap
harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b) Responsibilitas
Ini adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan hukum
atau peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
c) Akuntabilitas
Ini adalah ukura yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan ukuran-
ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh
stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang di
masyarakat.
d) Keadaptasian
Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap
organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
e) Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah
atau program pelayanan dapat menunjukkan kemampuan untuk
terus berkembang dan bertahan hidup dalam berkompetisi dengan
daerah atau program lain.
f) Keterbukaan/transparansi
Adalah bahwa prosedur/tatacara, penyelenggaraan
pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses
pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun
tidak diminta.
g) Empati
Empati adalah perlakuan atau perhatian Pemerintah Daerah
atau penyelenggara jasa pelayanan atau providers terhadap isu-isu
aktual yang sedang berkembang di masyarakat.
(Ratminto & Atik, 2005:180-181)
Melihat beberapa alasan tidak tercapainya target retribusi maka
kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal bisa dilihat dari
bagaimana proses yang dilakukan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini indikator yang digunakan adalah indikator yang berorientasi
pada proses antara lain, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility,
accountability, dan transparancy.
B. RETRIBUSI
1. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
Pengertian pajak daerah menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :
”Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pembangunan daerah.”
Menurut Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, bahwa yang
dimaksud dengan retribusi yang selanjutnya disebut retribusi daerah
adalah suatu pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang
khusus atas jasa atau pemberian ijin atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Jadi retribusi mempunyai pengertian yang berbeda dibandingkan
dengan pajak. Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung
dengan kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditujukan
semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah.
Retribusi daerah adalah Pungutan Daerah merupakan pembayaran atas jasa
atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah untuk kepentingan pribadi atau golongan.
2. RETRIBUSI TERMINAL
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun
2000 Tentang Retribusi Terminal menjelaskan bahwa:
a. Retribusi terminal yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pembayaran atas pelayan penyedian tempat pemberhentian
kendaraan bermotor angkutan umum, tempat kegiatan usaha,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang dimiliki dan
dikelola oleh Pemerintah Daerah
b. Terminal adalah prasarana untuk kepentingan angkutan jalan
raya guna mengatur kedatangan, pemberangkatan, dan
berpangkalnya kendaraan bermotor angkutan umum serta
menaikkan dan menurunkan orang atau barang.
c. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi.
d. Objek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas terminal
yang meliputi:
- Penyediaan tempat pemberhentian kendaraan bermotor
angkutan umum
- Penyediaan tempat kegiatan usaha
- Fasilitas lainnya di lingkungan terminal
C. Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan
retribusi jasa terminal
Dari definisi tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa kinerja atau
performance merupakan capaian atau hasil kerja dari suatu organisasi atau
instansi dalam jangka waktu tertentu. Yang dinilai dari kinerja ini adalah sejauh
mana organisasi atau instansi melaksanakan tugasnya sesuai dengan target atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya atau kesesuaian pelaksanaan tugas
dengan visi misi yang diemban oleh organisasi atau instansi tersebut.
Sedangkan retribusi terminal adalah pembayaran atas pelayanan terminal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah. Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi dalam pengelolaan retribusi terminal penulis
menggunakan indicator yang digunakan sebagai tolak ukur kinerja. Indicator
tersebut, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility, accountability, dan
transparancy. Secara rinci beberapa indikator yang digunakan untuk pengukuran
kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tangible (ketampakan fisik)
Tangible merupakan ketampakan fisik dari gedung, peralatan,
pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers.
(Ratminto & Atik, 2007: 177) .
Tangible atau wujud fisik digunakan sebagai tolak ukur yang
penting untuk menentukan kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
dalam pengelolaan retribusi jasa terminal, karena terminal tidak terlepas
dari sarana dan prasarana. Tangible atau wujud fisik ini dapat dilihat dari
adanya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti misalnya
ketersediaan ruang tunggu terminal, fasilitas kamar mandi, mushola, dan
lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Responsiveness (responsivitas)
Responsivitas merupakan salah satu konsep yang digunakan
sebagai indikator untuk menilai kinerja. Responsivitas ini merupakan
daya tanggap yang dimiliki suatu organisasi terhadap suatu
permasalahan. Konsep responsivitas menurut Joko Widodo merupakan
konsep pertanggungjawaban dari sisi yang menerima pelayanan
(masyarakat) yakni seberapa tanggap para administrator negara bersikap
tanggap terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan
dan aspirasi mereka. (Joko Widodo, 2002; 151).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa responsivitas berarti
kemampuan dari kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
merespon dan menanggapi apa yang menjadi permasalahan dan
keinginan dari masyarakat berkaitan dengan fasilitas terminal. Dalam
penelitian ini indikator responsivitas digunakan untuk mengetahui
seberapa besar daya tanggap pihak UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo dalam menyikapi keluhan atau aspirasi dari masyarakat terkait
dengan terminal.
3. Responbility (responsibilitas)
Responsibilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik yang dilakukan
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo tidak melanggar ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi terminal responsibilitas bisa dilihat dari
apakah pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan retribusi terminal itu dilakukan sesuai dengan prinsip-
prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan dari
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo. Oleh sebab itu,
responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan
responsivitas.
4. Accountability (akuntabilitas)
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar
kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat
politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para
pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan
sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.
Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan
untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi
publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. (Agus
Dwiyanto, 2006 : 50)
Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari
ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau
pemerintah, seperti pencapaian target. Dalam penelitian mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan
retribusi jasa terminal akuntabilitas lebih ditekankan pada
akuntabilitas eksternal yaitu seberapa besar pertanggungjawaban
pihak UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo terhadap masyarakat
sebagai pengguna fasilitas terminal dan pada Dishubkominfo
Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi yang memberikan tanggung
jawab kepada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi terminal. Dengan indikator akuntabilitas ini
bisa diukur seberapa besar pertanggungjawaban pihak UPTD
Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa
terminal.
5. Transparancy (keterbukaan)
Adalah bahwa prosedur atau tatacara, penyelenggaraan
pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses
pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun
tidak diminta. (Ratminto & Atik, 2007: 179)
Transparansi terhadap publik adalah sebuah tuntutan yang
harus dipenuhi UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
menjalankan tugasnya dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.
Dengan mengetahui segala informasi tentang pengelolaan retribusi
jasa terminal masyarakat dapat dengan mudah mengawasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pengelolaan retribusi jasa terminal. Dengan adanya transparansi
yang baik maka UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo akan dapat
meningkatkan kinerjanya.
Beberapa indikator seperti tangible, responsivitas, responbility
akuntabilitas, dan transparancy inilah yang nantinya akan digunakan oleh penulis
dalam melakukan penelitian terhadap kinerja UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Karena indikator-indikator
tersebut dapat menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja UPTD Terminal
Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.
D. KERANGKA BERPIKIR
Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan
retribusi jasa terminal merupakan kemampuan UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam pelayanan jasa terminal dan
dalam pengelolaan retribusi. Kinerja ini diharapkan mampu menjelaskan apakah
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo mampu melaksanakan tugas-tugas dan
fungsi-fungsi yang diembankan kepadanya secara optimal berhasil di dalam
pencapaian target sesuai yang telah ditentukan.
Untuk mengukur kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi jasa terminal pada penelitian ini menggunakan indikator
tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Supaya
kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo berhasil, maka perlu diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Kinerja Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo
1. Tangible 2. Responsivitas 3. Responsibilitas 4. Akuntabilitas 5. Transparansi
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pengelolaan retribusi
terminal, sehingga hambatan-hambatan tersebut bisa diatasi dan pada akhirnya
target dapat tercapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah ekonomi,
kepemimpinan, dan. sumber daya manusia.
Kerangka berpikir dari kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini dapat dilihat dari gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Target tidak tercapai
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. ekonomi 2. kepemimpinan, 3. sumber daya
manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan sebagaimana
adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif
tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Oleh sebab itu bentuk
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud
memberikan gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi tertentu.
Penelitian kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan
mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut
apa adanya di lapangan studinya (HB Sutopo, 2002:111)
Pada prinsipnya dengan metode deskriptif, data-data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian
ini berupa kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
Jadi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran
mengenai objek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan
data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian
dianalisa dari data yang telah disajikan. Dalam penelitian ini lebih menekankan
pada gambaran mengenai kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi jasa terminal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. Lokasi Penelitian.
Lokasi yang dipilih adalah wilayah kerja pemerintah Kabupaten
Sukoharjo, dengan mengambil lokus pada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo.
Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa wilayah ini terus berkembang
pembangunannya secara pesat, ditandai dengan semakin tumbuhnya perusahaan-
perusahaan maupun pemodal yang menanamkan investasi di Kabupaten
Sukoharjo, sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi wilayah industri yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan jumlah kendaraan yang menjadi
objek dari retribusi terminal.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Karena penulisan ini penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif maka
penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dimana sampel diambil beradasarkan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiyono 2008:218).
Hal ini untuk mencari atau menentukan informan dalam wawancara. Teknik ini
menggunakan berbagai pertimbangan yang berdasarkan pada konsep teoritis yang
dipergunakan, keingintahuan pribadi dan karakteristik empiris.
Dalam Purposive Sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang
erat dengan ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sehingga dalam mencari informasi didasarkan pada sumber atau orang-orang
yang dianggap tepat, yaitu yang mengetahui dan mengerti seluk beluk mengenai
informasi untuk menjadi sumber data. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada
kemampuan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi
terminal. Sampel yang di pilih adalah pegawai di UPTD Terminal Dishubinfokom
Kabupaten Sukoharjo yang mengetahui tentang seluk beluk retribusi terminal dan
masyarakat menggunakan terminal.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan
(lokasi Penelitian). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
observasi non partisipan dimana peneliti hanya melakukan
pengamatan mengenai fenomena-fenomena yang diteliti dengan
tidak ikut dalam peristiwa atau kegiatan yang diamati secara
langsung.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara
(penulis) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden
dicatat atau direkam dengan alat perekam/ tape recorder. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mempermudah dalam proses wawancara, peneliti membuat
pedoman wawancara yang memuat garis-garis pokok pertanyaan,
dan apabila dianggap perlu, peneliti dapat mengajukan pertanyaan
diluar pedoman wawancara tersebut.
Dalam penelitian mengenai Kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini, teknik
wawancara akan dilakukan kepada pegawai di UPTD Terminal
Kabupaten Sukoharjo dan masyarakat yang menggunakan terminal.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dan
mencatat dokumen-dokumen berkaitan dengan objek penelitian
yang diambil dari beberapa sumber demi kesempurnaan penelitian.
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B. Sutopo, 2002 :
54).
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi yang dilakukan adalah
dengan cara mengumpulkan dan mencatat data yang bersumber
pada arsip, buku, laporan, dan dokumen lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Dokumen tersebut meliputi antara lain
Renstra Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo, Perda, Lakip, dan
arsip-arsip yang berhubungan dengan terminal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Validitas Data
Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang
diperoleh sesuai kenyataan atau fakta sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu peneliti menggunakan cara Trianggulasi data.
Trianggulasi data mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib
menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau
sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari sumber data yang
berbeda. (HB. Sutopo, 2002 : 79) Dalam hal ini, trianggulasi yang digunakan
adalah trianggulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik
informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda. Ini dilakukan
dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
dan atau membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang sama
dari sumber lain.
Dala penelitian ini triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil
wawancara antara pegawai di UPTD Terminal dengan masyarakat pengguna
terminal.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatf pada dasarnya proses analisis dilakukan
bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Model yang digunakan
adalah model yang saling terjalin dan interaktif yang merupakan suatu model
analisis yang dilakukan apabila ini data sudah diperoleh. Kemudian dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
penafsiran data dimana penulis mengungkapkan dalam bentuk uraian-uraian dan
penjelasan lainnya yang pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan-
kesimpulan serta saran-sara sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Dalam metode interaktif ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu :
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Aktivitas yang dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses
siklus. (HB. Sutopo, 2002; 91) Pengertian dari tiga komponen tersebut adalah :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting,
dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat
dilakukan. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).
2. Penyajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, diskripsi
dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat
dilakukan. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang
telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang
tersaji merupakan diskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk
mencerikatan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data
selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis
matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga table
sebagai pendukung narasinya. Semuanya itu dirancang dengan rakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat dimengerti dalam
bentuk yang lebih kompak. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasinya
Simpulan perlu diverivikasi agar cukup mantap dan benar-benar
bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan
teoat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada
peneliti. Pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar
pada cacatan lapangan. Verivikasi juga dapat berupa kegiatan yang
dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian, misalnya dengan cara
berdiskusi, atau memeriksa antar teman.
Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan
penelitian menjadi lebih kokoh dan menjadi lebih dipercaya. (H.B.Sutopo,
2002 : 93)
Teknik analisis kualitatif interaktif dapat digambarkan dalam
bentuk rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas (reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan) yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 3.1
Skema Model Analisis Interaktif
(HB. Sutopo, 2002; 96)
Keterangan:
Data yang terkumpul direduksi berupa seleksi dan penyederhanaan data dan
kemudian diambil simpulan. Tahap-tahap ini tidak harus urut yang
memungkinkan adanya penilaian data kembali setelah adanya gambaran
simpulan.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian data
Penarikan Simpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI
1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo
Ø Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah. Letak geografis wilayah Kabupaten Sukoharjo masing-
masing dibatasi oleh:
a) Sebelah utara :Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
b) Sebelah timur :Kabupaten Karanganyar
c) Sebelah selatan :Kabupaten Gunungkidul (DIY) dan
Kabupaten Wonogiri
d) Sebelah barat :Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.
Secara astronomis, Kabupaten Sukoharjo terletak antara
110057’33,70”-110042’6,79” Bujur Timur dan 7032’17,00”-
7049’32,00”.
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pusat
pengembangan Surakarta dengan kondisi dan potensi wilayah yang
sangat strategis.
Secara administratif, Kabupaten Sukoharjo terbagi atas dua belas
wilayah kecamatan dan 167 desa/kelurahan. Luas wilayah Kabupaten
Sukoharjo adalah 46.666 ha atau sekitar 1,43 persen dari seluruh luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
wilayah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kecamatan yang paling luas
adalah Kecamatan Polokarto dengan luas 6.218 ha atau mencapai tiga
belas persen dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo. Wilayah
kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Kartasura dengan luas
1.932 ha atau mencapai empat persen dari luas wilayah Kabupaten
Sukoharjo.
2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo
a. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo adalah melaksanakan urusan Pemerintahan
Daerah di bidang perhubungan, informatika dan komunikasi.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo mempunyai fungsi:
1) penyusunan kebijakan teknis dan administratif di bidang
perhubungan, informatika, dan komunikasi daerah;
2) pengoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan perhubungan,
informatika, dan komunikasi;
3) pelaksanaan pelayanan perizinan dan pemberian rekomendasi izin
di bidang perhubungan, informatika, dan komunikasi di daerah;
4) pengelolaan urusan ketatausahaan; dan
5) pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Visi dan Misi
Visi Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo adalah “Terwujudnya Sistem Transportasi, Informasi, dan
Komunikasi yang Handal di Kabupaten Sukoharjo”.
Agar visi tersebut dapat terlaksana, maka ditetapkan Misi Dinas
Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
sebagai berikut:
1) Meningkatkan pelayanan di bidang transportasi dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat dan mendukung peningkatan
pendapatan asli daerah;
2) Pengelolaan data informasi yang akurat untuk diinformasikan
kepada masyarakat luas;
3) Menjaga keselamatan lingkungan sebagai dampak pengembangan
teknologi seluler dan tower seluler;
4) Menciptakan masyarakat Sukoharjo berbasis informasi yang
berkualitas.
c. Tujuan dan Sasaran
1) Tujuan
Tujuan yeng hendak dicapai Dinas Perhubungan, Informatika dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mewujudkan
visi dan misinya antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a) Meningkatkan pelayanan transportasi jalan dan sarana
kendaraan lalu lintas;
b) Meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat;
c) Meningkatkan regulasi pengembangan teknologi seluler;
d) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap teknologi
informasi.
2) Sasaran
Dalam mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas lebih lanjut
dikembangkan sasaran pembangunan, antara lain:
a) Meningkatnya pusat pelayanan transportasi;
b) Meningkatnya pusat pelayanan informasi;
c) Teraturnya pemanfaatan teknologi seluler;
d) Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi oleh
masyarakat
3) Sumber Daya Manusia
Aparat Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari:
a) Berdasarkan status
Berdasarkan status kepegawaian jumlah pegawai di Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel IV.1
Jumlah Pegawai di Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010
Berdasarkan Status
No. Status Jumlah Pegawai
1. Pegawai Negeri Sipil 104 2. Tenaga Pengabdian 26 Jumlah 130
Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Th.2010
b) Berdasarkan Struktur
Berdasarkan struktur organisasi, pegawai di Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel IV. 2
Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010
Berdasarkan Struktur Organisasi
No. Jabatan Jumlah Pegawai
1. Kepala Dinas 1 2. Seketariat 15 3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 8 4. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana
Transportasi Jalan 14
5. Bidang Pengendalian Operasional 7 6. Bidang Informatika dan Komunikasi 4 7. UPTD Terminal 40 8. UPTD Perparkiran 2 9. UPTD RSPD 1
Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah pegawai di Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel IV. 3
Jumlah Pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
Pegawai
1. Pasca Sarjana (S2) 9
2. Sarjana (S1) 28
3.. Sarjana Muda (DIII) 2
4. SLTA 50
5. SLTP 6
6. SD 9
Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010
d) Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 48 Tahun
2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian
Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo, susunan
organisasi Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri atas :
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terdiri atas:
a. Seksi Angkutan;
b. Seksi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban;
c. Seksi Manajemen Lalu Lintas dan Kerambuan.
4. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan,
terdiri atas:
a. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor;
b. Seksi Kendaraan dan Perbengkelan;
c. Seksi Teknik Sarana dan Prasarana Kendaraan
5. Bidang Pengendalian Operasional, terdiri atas:
a. Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas Jalan;
b. Seksi Pelayanan Keselamatan Lalu Lintas Air.
6. Bidang Informatika dan Komunikasi, terdiri atas:
a. Seksi Informasi dan Komunikasi;
b. Seksi Pengembangan Pembinaan Sarana.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
8. Kelompok Jabatan Fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
GAMBAR IV.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA
SUB. BAGIAN. PROGRAM
SUB.BAG. UMUM DAN KEPEG
SEKSI BIMBINGAN KESELAMATAN DAN KETERTIBAN
SEKSI ANGKUTAN
BIDANG TEKNIS SARANA DAN PRASARANA
TRANSPORTASI JALAN
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
SEKRETARIAT
BIDANG PENGENDALIAN DAN
OPERASIONAL
SUB. BAGIAN KEUANGAN
SEKSI MANAJEMEN LALU LINTAS DAN KERAMBUAN
SEKSI PENGENDALIAN OPERASIONAL LALU LINTAS JALAN
SEKSI PELAYANAN KESELAMAT-AN LALU LINTAS AIR
UPTD
SEKSI KENDARAAN DAN PERLENGKAPAN
SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
SEKSI TEKNIK SARANA DAN PRASARANA KENDARAAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Sumber : Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2010
BIDANG INFORMATIKA DAN
KOMUNIKASI
SEKSI
PENGEM-BANGAN, PEMBINAAN SARANA
SEKSI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
GAMBAR IV.2. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UPTD TERMINAL
KABUPATEN SUKOHARJO
Sumber : UPTD Terminal Sukoharjo tahun 2011
KEPALA UPTD
KEPALA TU
KEPALA TERMINAL
SUKOHARJO
STAFF TERMINAL
KARTOSURO
STAFF TERMINAL
KARTOSURO
STAFF TU
BENDAHARA ADMINISTRASI BENDAHARA ADMINISTRASI
KEPALA TERMINAL
KARTOSURO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. PEMBAHASAN
Retribusi terminal adalah salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai peranan yang cukup besar
dalam menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo. Pengelolaan retribusi terminal
ini menjadi tanggung jawab UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo, sehingga
perlu dilakukan pengukuran kinerja dalam pengelolaan retribusi terminal.
Pengukuran kinerja mempunyai peran yang penting dalam pengembangan
kapasitas organisasi, mengukur tingkat keberhasilan program, dan penentuan
strategi selanjutnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi atau instansi.
Selain itu tanpa adanya pengukuran kinerja, maka tidak akan diketahui mana yang
harus dihargai serta dipertahankan dan mana yang harus diperbaiki oleh organisasi
atau instansi tersebut. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan
antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran, standar tertentu, ataupun
harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan oleh instansi tersebut. Sehingga
pada akhirnya dapat dilihat berapa besarnya gap yang terjadi.
Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
dalam hal penelitian tentang kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.
Pengukuran kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo difokuskan
pada indikator tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan
transparansi. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai faktor yang menjadi
pendukung dan penghambat dalam pengelolaan retribusi terminal. Dengan
mengetahui kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Sukoharjo diharapkan akan dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan
maupun peningkatan kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo selanjutnya.
1. Indikator Tangible
Tangible dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengukur apakah kinerja
suatu organisasi itu baik atau buruk. Dalam hal ini, tangible dapat dilihat dari
wujud fisik dari UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Wujud fisik ini berupa keadaan lokasi
terminal, kelengkapan sarana dan prasarana, inventaris kantor, dan sebagainya.
Apabila keadaan lokasi pengujian baik, sarana prasarana lengkap, dan inventaris
kantor memadahi maka dari segi tangible kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sudah bisa dikatakan baik.
Pengelolaan terhadap fasilitas terminal yg dilakukan oleh UPTD Terminal
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sangat
penting, hal ini seperti yang dilakukan oleh Bapak Bambang salah satu staff di
UPTD Terminal Kabupaten Sujoharjo berikut ini :
“…kami dari pihak UPTD berusaha sebaik mungkin mas agar pengelolaan terminal sini bisa maksimal soalnya terminal itu fasilitas umum jadi sudah kewajiban kita untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Misalnya aja kami menyediakan ruang tunggu penumpang yang nyaman dan bersih…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Eko selaku Kepala UPTD
Terminal Kabupaten Sukoharjo berikut ini :
“…pengelolaan fasilitas terminal itu penting sekali mas karena secara tidak langsung kondisi fisik terminal atau fasilitas itu juga ikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menyumbang pendapatan dari retribusi terminal ini. Karena apabila wujud fisik dari terminal ini bersih dan nyaman maka akan menjadi daya tarik buat masyarakat untuk memanfaatkan terminal sebagai tempat menunggu bus, dengan demikian bus-bus menjadi banyak yang masuk terminal sehingga mereka bisa melakukan kewajibannya untuk membayar retribusi. Selain itu misalnya apabila kondisi toilet bersih maka pengunjung terminal tidak akan enggan untuk menggunakan toilet dan pembayaran dari toilet itu juga bisa menambah retribusi terminal…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
Sesuai dengan beberapa pendapat di atas maka pihak UPTD Terminal
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo telah
berusaha untuk melakukan pengelolaan yang baik terhadap fasilitas yang ada di
terminal, hal ini dikarenakan wujud fisik dari terminal secara tidak langsung juga
berpengaruh terhadap pendapatan rertibusi terminal. Berkaitan dengan kondisi
fasilitas di terminal Kabupaten Sukoharjo itu adalah seperti yang diungkapkan
oleh Bapak Harsono Kepala TU UPTD Terminal Kab.Sukoharjo berikut ini :
“…terminal ini termasuk tipe B yaitu hanya untuk transit, paling-paling bus datang cuma untuk bayar retribusi dan menaikkan atau menurunkan penumpang tidak perlu diatur jam keberangkatan beda dengan terminal tipe A yang besar diatur jam keberangkatannya. Jika sama-sama dibandingkan dengan terminal tipe B di sekarisidenan Surakarta ini kondisi terminal di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat bagus mas. Kami mempunyai dua terminal tipe B yang besar yaitu terminal Sukoharjo ini dan terminal Kartosuro. Dari dua terminal tersebut kami sudah memfasilitasi dengan bagus, kami menyediakan ruang tunggu yang nyaman, MCK yang bersih, mushola, serta kios-kios yang memudahkan pengunjung. Pihak kami juga mempunyai petugas kebersihan sehingga kondisi terminal ini selalu bersih…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010).
Ibu Wartini yang saat itu sedang menunggu bus jurusan Wonogiri di
terminal Sukoharjo juga mengatakan hal yang sama, yaitu :
“…terminale sae mas, resik boten kados terminal sanes. Menawi riyen WC ne niku reget banget ngantos toyane niku mampet, sakniki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pun sae pun dibangun enggal…” (terminalnya bagus mas, bersih tidak seperti terminal yang lain. Kalau dulu MCK kotor airnya tidak mau mengalir, sekarang sudah bagus sudah diperbaiki…”) wawancara tanggal 15 Desember 2010
Bapak Samiyo kondektur bus Gunung Mulia juga menambahkan hal yang
serupa, yaitu sebagai berikut :
“…ruang tunggu di terminal ini dah layak mas, bis bisa langsung berhenti di depan kursi ruang tunggu jadi penumpang dan kru bus sama-sama enak. Selain itu terminalnya juga luas dan bersih …” (wawancara tanggal 9 Desember 2010)
Selain itu lokasi terminal juga sangat strategis, yaitu seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Harsono Kepala TU UPTD Terminal berikut ini :
“…lokasi terminal Sukoharjo sangat strategis mas, karena terletak di jalan raya Wonogiri-Solo sehingga bus-bus jurusan Wonogiri-Solo atau di Sukoharjo dan sekitarnya pasti wajib masuk ke terminal karena pihak kami bisa mengontrol dengan mudah. Namun untuk terminal tipe B yang di Kartosuro letaknya kurang begitu strategis jauh dari jalan raya. Karena letaknya yang kurang strategis ini membuat banyak bus yang nakal tidak masuk ke terminal. Hal ini berpengaruh besar terhadap tidak tercapainya target dari terminal selama beberapa tahun terkahir ini…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010).
Sesuai dengan pendapat dari Bapak Harsono di atas dapat diatas letak
terminal di Sukoharjo sudah sangat strategis, namun untuk terminal di Kartosuro
kurang strategis sehingga banyak bus yang tidak masuk ke terminal untuk
membayar retribusi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa fasilitas yang
ada di terminal tipe B Sukoharjo sudah cukup baik. Ruang tunggu yang
disediakan nyaman, dilengkapi dengan kamar mandi, dan mushola yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
baik. Lokasi dari terminal Sukoharjo juga sangat strategis karena terletak di jalan
utama Solo-Wonogiri sehingga memudahkan pegawai dalam penarikan retribusi.
Selain terminal di Sukoharjo masih ada juga terminal Kartosuro.
Sedangkan Bapak Hadi pegawai UPTD Terminal yang bertugas di terminal
Kartosuro mengungkakan :
“…terminal Kartosuro dah bagus mas, fasilitas lengkap. Kamar mandi tidak hanya satu, mushola juga berfungsi dengan baik. Banyak juga masyarakat yang menggunakan fasilitas terminal ini. Kursinya juga banyak. Walaupun terminal ini tipe B yang hanya untuk transit tapi terminal ini pengelolaannya sudah cukup baik.…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Saudari Sinta yang sedang
menunggu bus di terminal Kartosuro jurusan Semarang berikut ini :
“…kalo kamar madi buat ukuran terminal menurut saya dah lumayan bagus kok, kalo mushola saya juga belum pernah masuk jadi ga bisa komentar tapi saya sering lihat banyak yang sholat disana berarti kan juga dah disediakan tempat wudhu dan mukena yang memadahi juga. Ruang tunggu juga dah mencukupi kecuali kalo pas musim mudik lebaran itu penuh banget…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010).
Sedangkan pendapat dari Saudari Mita yang sedang menunggu jemputan
di terminal Kartosuro aadalah sebagai berikut :
“…saya belum pernah mas ke kamar mandi di sini. Kalo suruh komentar tentang kondisi terminal sini kayana jeleknya di jalan yang berlubang pas musim hujan mas. Soalnya waktu itu pernah saya turun dari bus dan busnya itu pas berhenti di genangan air jadi secara ga langsung kaki saya kecrotan air itu. Tapi kalo pas ga musim hujan kayana ga ada masalah kok…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010).
Bapak Sukadi petugas penarik retribusi di terminal Kartosuro juga
menambahkan terkait wujud fisik di terminal Kartosuro, yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
“…kelemahan dari terminal ini terletak di lokasi yang tidak strategis mas, ya karena di tengah sawah gini. Biasanya kan terminal itu di tengah kota ya minimal di pinggir jalan raya lah, lha ini malah harus masuk ke tengah sawah. Selain harus masuk ke sawah jalannya juga sempit dan banyak yang berlubang. Tempat yang tidak strategis ini membuat sebagian masyarakat dan bus umum males masuk ke terminal. Kadang masyarakat yang mau naik bus jurusan Semarang atau Jogja menunggu di perempatan kartosuro soalnya kalo masuk ke terminal dulu kejauhan, sedangkan bus-bus umum banyak yang ambil jalan pintas sehingga tidak masuk terminal. Hal-hal seperti ini yang membuat pendapatan dari retribusi kami tidak sesuai dengan yang dianggarkan. Saya sebagai petugas penarik retribusi hafal mas jam segini itu bis yang wajib masuk bayar retribusi bus apa, jadi kalo bus itu ndak masuk ya berarti dia ambil jalan lain…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Saudara Ivan yang menunggu bus
jurusan Semarang di perempatan Kartosuro sebagai berikut :
“…biasanya saya nunggu di sini mas, kalo ke terminal kejauhan kasihan yang anter. Kadang juga busnya aja tidak semuanya masuk ke terminal kok jadi takutnya tiwas dah masuk terminal tapi bisnya yang ga masuk…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010).
Dari beberapa pendapat di atas maka wujud fisik di terminal kartosuro
sudah cukup baik. Tidak berbeda dengan terminal Sukoharjo, disana juga sudah
disediakan ruang tunggu yang nyaman, kamar mandi yang bersih, dan mushola
yang layak. Namun terdapat beberapa kekurangan yaitu karena letak dari terminal
ini yang jauh dari keramaian dan tidak strategis sehingga banyak penumpang yang
enggan menggunakan terminal ini untuk menunggu bus, dan bus umum juga tidak
sedikit yang tidak masuk ke terminal untuk membayar retribusi. Selain itu jalan
menuju terminal ini juga sempit dan banyak jalan yang berlubang.
Selain fasilitas-fasilitas seperti yang disebutkan di atas, pihak UPTD
Terminal juga menyediakan kios-kios di terminal. Terkait dengan penyediaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
kios, Mbak Suyati pemilik salah satu kios di Terminal Sukoharjo berpendapat
sebagai berikut :
“..dulu kios-kios disini itu penuh semua mas, tapi karena terminal ini hanya Tipe B jadi pengunjung terminal tidak terlalu banyak maka ada beberapa yang memilih menutup kios mereka…”
Bapak Eko Kepala UPTD Terminal Sukoharjo juga menambahkan terkait
hal serupa, yaitu :
“…banyaknya kios yang terpaksa tutup itu sebenarnya juga mengurangi pendapatan retribusi mas, soalnya setiap hari kita juga menarik retribusi dari kios nah karena kios sekarang yang buka hanya sedikit otomatis pendapatan kita juga menurun. Belum lagi selain itu kita juga memungut retribusi kebersihan sampah si depan kios mereka…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
Laporan pertanggung jawaban keuangan maupun data jumlah kendaraan
adalah hal yang sangat penting dalam penelitian ini juga sebagai ukuran indikator
tangible karena bukti fisik nyata informasi laporan-laporan yang perlu diketahui
masyarakat tidak dapat diberikan. Seperti pernyataan Bapak Harsono Kepala TU
UPTD Terminal berikut :
“Wah kalau laporan pertanggung jawaban dan data jumlah kendaraan kami belum bisa bantu mas....” (wawancara tanggal 29 Januari 2011).
Sesuai beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
terminal dilihat dari kondisi fisik terminal baik dilihat dari ruang tunggu, MCK,
musholla, dan kebersihan lingkungan sudah dinilai bagus. Pihak UPTD terminal
juga menyediakan kios-kios, namun karena sepinya pengunjung banyak kios yang
terpaksa tutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Secara umum, wujud fisik atau tangible di UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo masih kurang bagus. Baik di terminal Sukoharjo maupun di terminal
Kartosuro pihak UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo sudah berusaha
melakukan pengelolaan dengan baik terhadap kondisi fasilitas seperti ruang
tunggu, MCK, dan mushola. Tetapi keadaan kios-kios yang belum dapat memberi
kontribusi maksimal bagi PAD memberikan penilaian yang buruk terhadap
kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dan ketiadaan bukti fisik laporan
pertanggung jawaban keuangan serta jumlah kendaraan di UPTD Terminal
Sukoharjo membuat kinerja UPTD dalam tangible dapat dikategorikan masih
kurang baik. Sedangkan untuk jalan yang berlubang di Terminal Kartosuro
merupakan kewajiban dari Dinas Pekerjaan Umum bukan Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo.
2. Indikator Responsivitas
Dalam penelitian ini responsivitas atau daya tanggap berarti kemampuan
dari Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
dalam merespon dan menanggapi apa yang menjadi permasalahan dan keinginan
dari masyarakat pengguna terminal, dalam hal ini responsivitas ditunjukkan
dengan seberapa besar daya tanggap pegawai di UPTD Terminal dalam
menyikapi keluhan dari masyarakat.
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
sebagai instansi pemerintahan dalam memberikan pelayanan tidak luput dari
komplain atau keluhan dari masyarakat pengguna terminal. Hal ini terjadi karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
karakteristik dan keinginan dari masyarakat yang berbeda-beda. Masyarakat
sebagai pelanggan akan merasa senang terhadap sikap petugas atau pegawai di
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang
serius menangani setiap keluhan yang disampaikan serta bersama-sama mencari
jalan keluar. Pegawai dalam situasi seperti ini harus mempunyai kemauan untuk
memecahkan masalah dan kendala secara cermat, tepat, dan bijaksana.
Berikut adalah pendapat Bapak Harsono Kepala TU UPTD Terminal
Kabupaten Sukoharjo terkait keluhan dari masyarakat:
“…menurut saya keluhan dari masyarakat itu merupakan ungkapan penilaian akan kualitas pelayanan yang kami berikan. Apabila mereka tidak puas ya wajar saja kalo ada yang mengeluh, tinggal bagaimana tindak lanjut kami menyikapinya. Sejauh ini pernah ada beberapa orang yang mengeluh misal tentang MCK yang kotor, bahkan ada juga yang ngeluh karena tidak nyaman dengan banyaknya pengamen. Kalo masalah MCK kami sudah berusaha menyikapi dengan mengadakan perbaikan, namun untuk masalah pengamen kami tidak bisa berbuat apa-apa karena ngamen itu kan juga pekerjaan mereka paling-paling kami sekedar mengingatkan kepada para pengamen agar tidak berbuat nekat atau yang mengarah ke premanisme. ..”(wawancara tanggal 15 Desember 2010).
Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa pegawai di UPTD Terminal
selalu berusaha menanggapi apa yang menjadi keluhan masyarakat.
Bapak Karto penumpang bus Raya jurusan Solo-Praci mengungkapkan
hal sebagai berikut :
”...yang ndak saya suka kalo naik bus itu ya kalo ngetem lama lama mas, tadi dari Solo busnya pelan-pelan banget, di terminal ini ngetem lama, tapi nanti tiba-tiba langsung kebut-kebutan banter banget sama bus lain. Lha saya wong tuo lak yo jantungan to mas kalo ngebut gitu....” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Bapak Bambang staff di UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo juga
menambahkan :
”...dulu itu pernah mas ada masyarakat yang ngadu katanya mereka sering ketakutan saat bus yang mereka tumpangi melaju dengan kencang, apalagi saat menaikkan penumpang juga sering buru-buru. Menyikapi hal tersebut langkah yang kami lakukan kami mengingatkan sopir bus yang bersangkutan saat masuk ke terminal. Kami berusaha memberikan pengertian bahwa walaupun dikejar jam dan setoran keselamatan penumpang itu tetap harus diutamakan...” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
Dari pernyataan di atas, langkah yang dilakukan pegawai di UPTD
Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
dalam menyikapi keluhan masyarakat terkait ketidaknyamanan dalam
menggunakan bus umum adalah dengan memberikan pengertian kepada sopir dan
kru bus untuk tetap mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang
walaupun dikejar waktu dan setoran.
Sedangkan di terminal Kartosuro tidak begitu banyak ditemui adanya
keluhan, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Margono yang sedang
menunggu bus sebagai berikut :
”...saya rasa tidak ada yang perlu dikeluhkan mas. Saya nyaman-nyaman saja dengan kondisi terminal sini. Terminalnya bersih dan tidak bau kaya terminal-terminal yang lain. Sepertinya sini juga jarang ada copet...” (wawancara tanggal 22 Desember 2010)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Marni sebagai berikut :
”...terminalnya bagus, bapak-bapak pegawai di terminal juga baik dan ramah. Dulu saya pernah tanya bus jurusan Jogja nunggunya dimana tanggepane juga baik malah saya dianter ke tempat tunggu yang saya maksud...’ (wawancara tanggal 22 Desember 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Namun terdapat sedikit dari keluhan masyarakat pengguna terminal
Kartosuro adalah dikarenakan lokasi yang tidak strategis, yaitu seperti yang
diungkapkan Ibu Siti berikut ini :
”...tempat terminal itu kejauhan mas dari jalan raya, jalane juga sempit, sepi, dan gronjal-gronjal. Kalau nunggu bus Patas ndak di dalam terminal itu takute ndak mau berhenti tapi kalo mau ke terminal juga kejauhan mas...” (wawancara tanggal 22 Desember 2010)
Saudari Mita pengguna terminal Kartosuro juga menambahkan :
”...seperti yang saya bilang tadi mas, karena jalan yang berlubang-lubang ini kalo pas ujan ada air yang menggenang dan waktu saya turun di dari bus pas di tempat yang tergenang jadi basah mas...’ (wawancara tanggak 22 Desember 2010)
Sikap pegawai dalam menyikapi keluhan tersebut adalah seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Hadi pegawai di UPTD Terminal di terminal kartosuro
berikut ini :
”...kalo masalah lokasi yang kejauhan kami belum bisa berbuat banyak mas, karena itu bukan kapasitas kami. Kalo misal mau dilakukan relokasi terminal itu tidak segampang membalik telapak tangan karena relokasi terminal itu selain membutuhkan tempat yang lebih layak juga membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Sedangkan terkait jalan yang berlubang itu kewajiban dari Dinas Pekerjaan Umum. Selama kami mampu Dinas Perhubungan pasti akan selalu berusaha mencari jalan keluar tentang keluhan dari masyarakat...” (wawancara tanggal 22 Desember 2010).
Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa hanya sedikit ditemui keluhan
terkait pengelolaan terminal di Kartosuro, dalam menyikapi keluhan tersebut
selama mampu pegawai di UPTD akan berusaha menanggapi apa yang menjadi
keluhan masyarakat di terminal Kartosuro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Selain keluhan langsung, apabila ada yang enggan mengatakan langsung
keluhan tersebut kepada pegawai di UPTD Terminal, keluhan bisa juga
disampaiakan melalui kotak saran yang telah disediakan, seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Sutrisno staff di UPTD Terminal berikut ini :
“...kami juga menyediakan kotak saran yang siap menampung setiap keluhan dan aspirasi dari masyarakat. Dari beberapa surat yang pernah masuk ada yang mengeluhkan kondisi MCK dan mushola, serta ada juga yang mengadu kehilangan helm di lokasi parkir sepeda motor sehingga mereka menyarankan di sana disediakan tempat parkir yang nyaman beserta tukang parkirnya. Dari aspirasi tersebut saat ini lokasi parkir sudah ada tukang parkirnya dan bahkan pendapatan dari ongkos parkir tersebut bisa sedikit menambah pendapatan retribusi terminal…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
Sesuai dengan beberapa pendapat dari pegawai di UPTD Terminal di atas
dapat disimpulkan bahwa pihak UPTD Terminal berusaha tanggap terhadap
keluhan masyarakat. Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Eko
Kepala UPTD Terminal berikut ini :
“…biasanya langkah yang kami lakukan untuk menghadapi komplain yang ada yaitu segera mengatasi permasalahan yang ada jika dinilai urgent dengan mengadakan rapat membahas permasalahan-permasalahan tersebut. Apabila kita merasa mampu menyelesaiakan sendiri ya secepat mungkin kita lakukan, namun apabila ada perlu kerjasama dengan pihak lain misalnya kru bus, kita adakan sosialisasi kepada para sopir dan kindektur untuk bersama-sama memenuhi aspirasi masyarakat…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
Pernyataan dari Bapak Eko seperti yang disebut di atas semakin diperkuat
lagi dengan pendapat dari Ibu Partinah penumpang bus mini jurusan Sukoharjo-
Kelir berikut ini :
“…saya itu tiap hari pulang pergi Sukoharjo-Kelir mas jadi hampir tiap hari ke terminal ini. Dulu saya sampe jengkel mau pipis aja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kamar mandinya kotor banget, air ndak ngalir, mau sholat juga repot. Akhirnya suatu ketika saya bilang sama bapak-bapak disini gimana kalo kamar mandi itu diperbaiki. Untung aja mas sekarang dah diperbaiki jadi saya ndak perlu kawatir lagi…”(wawancara tanggal 15 Desember 2010)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Saudari Rina siswa SMU
penumpang bus umum berikut ini :
“…waktu itu saya sedang nunggu bus di terminal, saya merasa terganggu banget dengan mas-mas pengamen yang gangguin saya, selain godain mereka juga maksa banged kalo ga dikasi duit. Untung waktu itu bapak-bapak pegawai langsung tanngap dan ngasi peringatan sama pengamen itu…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010)
Laporan pertanggung jawaban keuangan maupun data jumlah kendaraan
adalah hal yang sangat penting dalam penelitian ini juga sebagai ukuran indikator
responsivitas karena penulis juga merupakan salah satu warga negara yang berhak
menanyakan informasi terkait pengelolaan terminal. Berikut adalah hasil
wawancara dengan Bapak Harsono selaku Kepala TU UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo :
“Wah kalau laporan pertanggung jawaban dan data jumlah kendaraan kami belum bisa bantu mas....” (wawancara tanggal 29 Januari 2011).
Dari beberapa pendapat di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan
bahwa responsivitas atau daya tanggap pihak UPTD Terminal Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dapat
dikatakan kurang baik. Walaupun di terminal Kartosuro maupun terminal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Sukoharjo pegawai selalu berusaha menanggapi apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginan masyarakat. Tetapi ketika dimintai laporan pertanggung jawaban dan
jumlah kendaraan yang masuk terminal mereka tidak bisa menanggapinya.
3. Indikator Responsibilitas
Responsibilitas dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik yang dilakukan
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tidak
melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal
responsibilitas bisa dilihat dari apakah pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan retribusi terminal itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan dari Dishubinfokom
Kabupaten Sukoharjo. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika
berbenturan dengan responsivitas.
Dalam pelaksanaan kegiatan terkait pengelolaan retribusi terminal, UPTD
Terminal sudah melaksanakan sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang ada.
Sesuai dengan prosedur seperti apa yang disebutkan dalam Perda Nomor 17
Tahun 2000 pasal 17 tentang Retribusi Terminal disebutkan bahwa :
“Pembayaran retribusi oleh wajib retribusi dilakukan secara tunai di
tempat yang telah ditentukan.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Yang dimaksud tempat yang telah ditentukan di dalam Perda tersebut
adalah di dalam terminal. Namun ada beberapa hal tang tidak sesuai dengan apa
yang ditetapkan di dalam Perda tersebut misalnya pemungutan retribusi dilakukan
di jalan raya, yaitu sepertti dengan apa yang disebutkan oleh Bapak Harsono
Kepala TU UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo berikut ini :
“…pihak kami selalu berusaha menjalankan sesuatu sesuai prosedur yang ada tapi ya namanya juga orang kerja kan ga selalu harus nurut aturan mas, piye benere apa piye apike? Kalo nurut benere kan yo belum mesti apik mas. Misale saja tentang penarikan retribusi kalo sesuai harus di tempat yang telah ditetapkan yaitu di dalam gedung terminal, tapi kan kenyataane ga semua bus mau masuk ke terminal jadi kita sebagai petugas yang harus turun ke jalan buat narik retribusi…” (waeancara tanggal 15 Desember 2010).
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Yanto sopir bus Wahyu Putro
berikut ini :
“…harusnya tiap hari saya harus masuk terminal buat bayar retribusi tapi saya itu juga harus ngejar setoran dan kebanyakan penumpang saya itu di pasar Sukoharjo jadi saya lebih milih ngetem di pasar Sukoharjo jadi jarang ke terminal soale jauh-jauh ke terminal cuma buat bayar retribusi dan ndak dapet tambahan penumpang kan yo eman-eman solare mas. Sejak harga solar mahal itu di itung-itung rugi maskalo ndak pinter-pinter ngakali itu. Biasanya di pasar Sukoharjo sudah ada petugas yang mungut retribusi…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010).
Bapak Bambang staff di UPTD Terminal juga menambahkan hal yang
sama, yaitu :
“…Karena adanya tuntutan untuk menaikkan pendapatan retribusi kami menggunakan sistem jemput bola untuk mungut retribusi pada bis-bis yang tidak masuk ke terminal. Biasanya kami menempatkan petugas di titik-titik tertentu. Sebenarnya hal-hal seperti ini tidak sesuai dengan peraturan karena sebenarnya kita dilarang memungut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
retribusi di jalan raya. Tapi ya gimana lagi mas kalau nuruti aturan padahal sopir-sopir bis sulit diajak kerjasama yang ada pendapatan kita semakin tidak bisa menutup target…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas,
menunjukkan bahwa dalam pemungutan retribusi terminal tidak sesuai dengan
peraturan yan ditetapkan. Apabila sesuai dengan peraturan petugas dilarang
memungut retribusi di jalan raya, namun karena banyak bus yang tidak masuk
terminal maka petugas menggunakan system jemput bola untuk memungut
retribusi di jalan raya. Hal ini dilakukan karena adanya tuntutan untuk menaikkan
pendapatan retribusii terminal.
Selain pemungutan retribusi di jalan raya, ketidaksesuaian dengan
peraturan dalam pemungutan retribusi yang dilakukan pihak UPTD Terminal
adalah pemungutan yang dilakukan dengan system rapel. Sesuai prinsip aturan
yang ada setiap kendaraan umum yang beroperasi diwajibkan masuk ke terminal
untuk membayar retribusi. Sesuai dengan peraturan tersebut jelas sekali bahwa
setiap kendaraan yang beroperasi diwajibkan masuk ke terminal untuk membayar
retribusi. Namun pada kenyataannya tidak demikian, hal ini adalah sesuai yang
diungkapkan oleh Bapak Harsono Kepala UPTD Terminal berikut ini :
“…kalo nurut aturan itu kita mungut retribusinya tiap bus masuk terminal. Tapi biasanya bisnya itu bayare di dobel sekalian mas. Misal sehari ini bis jatah masuk terminal 5X ya mbayar 5X sekalian.soalnya kalo ga gitu kita kelamaan nunggunya dan belum tentu untuk keberangkatan selanjutnya bisnya mau masuk terminal. Contohnya bis Ismo yang jurusan Pacitan-Batu-Wonogiri-Solo-Semarang itu, bi situ pagi tiba disini jam 8 pagi dan biasanya nyampe sini lagi jam 9 malam, kalo bukan dengan system bayar dobel sekaligus kami terpaksa nunggu sampe jam 9 malam hanya untuk uang Rp1000,-. Selain itu masih banyak juga bus-bus lain yang beroprasi di sore dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
malam hari. Kalo tidak dipungut sekali bayar pasti pas sore-sorre mereka dah males masuk ke terminal. Ya walaupun cara ini tidak sesuai peraturan tapi ya gimana lagi mas, yang penting kami bisa menjalankan kewajiban untuk menaikkan pendapatan retribusi terminal. Lagi-lagi kembali ke piye apike mas bukan piye benere …” (wawancara tanggal 15 Desember 2010).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Heru kondektur bus Purwo
Widodo jurusan Purwantoro-Solo berikut ini :
“…mbayare pisan mas pas pertama kita masuk terminal ini. Sedino mlebu ping piro sisan dibayar. Soale sisan sing okeh sisan mas daripada bolak balik bayar. Kalo ndak dibayar sisan pas lewat sore-sore sini dah ndak ada petugas yang jaga mas…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010)
Bapak Jarno sopir bus Wahyu Putro menambahkan :
“ …kalo dibayar sekali itu mau ndak mau kita harus memenuhi kewajiban mbayar retribusi, soale kalo mbayare nunggu pas masuk terminal selanjutnya saya malah milih ndak mbayar aja mas lha wong sekarang ini buat setoran aja masih dikit apalagi buat mbayar retribusi. Jadi kalo pas ndak ketauan biasanya nyampe Proliman itu saya muter balik ndak perlu masuk terminal…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010)
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan tuganya pegawai di UPTD Terminal Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tidak sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari pemungutan retribusi dilakukan di jalan raya
padahal sesuai aturan dilarang memungut retribusi di jalan raya. Selain itu,
pemungutan retribusi juga dilakukan dengan system rapel. Hal seperti ini
dilakukan oleh pihak UPTD Terminal karena adanya tuntutan untuk menaikkan
pendapatan retribusi terminal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Dengan demikian terlihat dalam menjalankan tuganya pihak UPTD
Terminal kurang responsibilitas karena banyak pelaksanaan tugas yang tidak
sesuai prosedur.
4. Indikator Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa jauh penyelenggaraan
pelayanan public dapat dipertanggungjawabkan secara langsung atau tidak kepada
public, maupun kepada pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Akuntabilitas dapat disimpulkan sebagai kewajiban seseorang atau
unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian
sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melallui media
pertanggungjawaban secara periode. Akuntabilitas dari Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai pelaksana kegiatan
pengelolaan retribusi terminal merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
penyelenggaraan pelayanan dalam memelihara sarana prasarana terminal dan
pengelolaan retribusi terminal. Hal tersebut dalam rangka memberikan kepuasan
kepada masyarakat pengguna terminal.
Sebagai instansi pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo, Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo merupakan
salah satu instansi pemerintahan yang diberikan wewenang dan tanggung jawab
dalam hal pengelolaan retribusi terminal. Dengan demikian jelas terlihat jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
bahwa Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
merupakan sebuah instansi vertikal di bawah Pemerintahan Kabupaten Sukoharjo.
Pertanggungjawaban Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo secara vertical adalah kepada kepala daerah Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo, yaitu kepada Bupati Kabupaten Sukoharjo. Seperti yang
disampaikan oleh Bapak Harsono Kepala TU UPTD Terminal sebagai berikut:
“…kalau pelaksanaan dalam upaya pengelolaan terminal ini sebenarnya pertanggungjawabannnya kepada kepala daerah yaitu bupati karena otonomi. Masalah pengelolaan terminal khususnya tentang retribusi itu kan sudah menjadi masalah otonomi daerah…”(wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Menurut pernyataan di atas jelas bahwa pertanggungjawaban yang
dilakukan Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal adalah kepada kepala daerah yaitu
kepada Bupati kabupaten Sukoharjo. Hal itu dikarenakan Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari SKPD
Kabupaten Sukoharjo sehingga secara otomatis pertanggungjawabannnya akan
ditujukan kepada bupati selaku kepala daerah.
Dalam pelaksanannya, pihak Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabuapten Sukoharjo sudah bertanggung jawab penuh kepada Bupati
Kabupaten Sukoharjo dan masyarakat Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut dapat
dilihat dari berbagai hal yang dilakukan dalam rangka pengelolaan terminal agar
lebih baik lagi. Sedangkan dalam pelaksanaan pertanggungjawaban, pihak Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten menyatakan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
menemui hambatan. Seperti yang dikatakan Bapak Eko kepala UPTD Terminal
sebagai berikut:
“…Pelaksanaan pertanggungjawaban lancar-lancar saja mas, gak ada hambatannya. Pertanggungjawaban kami kepada masyarakat kami tunjukkan dengan selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada msayarakat, sedangkan pertanggungwaban kepada atasan dilakukan dengan memberikan laporan kegiatan secara berkala…”.(wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Dari pernyataan Bapak Eko tersebut diketahui bahwa dalam pelaksanaan
pertanggungjawaban kegiatan sampai saat ini tidak ada hambatannya.
Mayarakat pengguna terminal sendiri juga berpendapat bahwa Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sudah
bertanggung jawab dengan semua tugasnya, seperti yang disampaikan mbak Yuli
yang sedang menunggu bus di terminal Kartosuro sebagai berikut:
“…Kalau menurut saya, dalam melaksanakan tugasnya pegawai-pegawainya sudah bertanggung jawab, pegawai juga selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pengelolaan terminal, contohnya semakin ke sini selalu ada perbaikan fasilitas terminal…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hadi pegawai UPTD Terminal
yang bertugas di terminal Kartosuro berikut ini :
“…pihak kami selalu berusaha bertanggung jawab dengan baik terhadap semua kegiatan terkait pengelolaan terminal. Dalam semua kegiatan kami tidak asal-asalan, kami selalu melakukan dengan berpedoman pada aturan, misalnya Perda dan juklak. Dulu pedoman kami adalah Perda No 17 tahun 2000 tentang terminal, namun sejak tahun 2003 ada beberapa aturann yang diubah sesuai dengan Perda no 27 tahun 20003. Jadi selama kita menjalankan tugas dengan baik dan tidak melenceng dari aturan-aturan sudah merupakan wujud pertanggungjawaban kita kepada publik…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Bapak Harsono kepala TU UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
mengungkapkan hal yang sama, yaitu sebagai berikut :
“…wujud pertanggungjawaban kami dengan bekerja semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kami mengemban visi dan misi dengan baik agar tercipta pelayanan prima. Kalo masalah target retribusi yang beberapa tahun terakhir ini ga bisa menutup target yang telah ditentukan itu kan factor utaman tidak tercapainya target kan emang karena subyek retribusi semakin ke sini semakin berkurang. Sebenarnya kami selalu berusaha gimana caranya agar target yang ditentukan itu bisa terealisasi. Kami bekerja sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan aturan-aturan yang ada. (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Dari pernyataan tersebut, pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sudah bertanggung jawab
dengan tugas yang diberikan. Wujud pertanggungjawabannya adalah dengan
berusaha menjalankan tugas sesuai dengan aturan yang ditetapkan dan berusaha
mengemban visi dan misi dengan baik serta berusaha memberikan pelayanan yang
prima kepada masyarakat penggguna terminal.
Dalam pengelolaan terminal, hal yang dipertanggungjawabkan adalah
tidak berkurangnya pengunjung terminal, baik dari penumpang terminal ataupun
dari bus atau kendaraan umum yang masuk terminal. Namun pada kenyataannya
pengunjung terminal semakin berkurang, hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Eko kepala UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo berikut :
“…sebenarnya tanggung jawab kami adalah bagamana caranya agar pengunjung terminal semakin bertambah, namun untuk saat ini hal ini angatlah sulit. Walaupun kami berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan memperbaiaki fasilitas terminal namun seperti yang kita ketahui sekarang bahwasannya semakin berkembangnya sarana transportasi maka semakin sedikit pula masyarakat yang menggunakan kendaraan umum sebagai alat gerak mereka, hal ini berdampak pula terhadap sepinya penumpang. Selain itu harga bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
bakar solar saat ini juga setara dengan bensin sehingga banyak bus yang rugi dan akhirnya memilih menghentikan trayeknya. Dengan demikian bus-bus umum sebagai pengunjung utama terminal menjadi berkurang. Hal ini yang menjadi penyebab semakin menurunnya subyek retribusi terminal, sementara target retribusi yang harus kami capai setiap tahunnya semakin meningkat…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Dari pernyataan tersebut diketahui bahwasannya yang
dipertanggungjawabkan dalam kegiatan pengelolaan retribui terminal adalah
dengan meningkatkan jumlah pengunjung terminal. Pihak UPTD Terminal Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukohajo telah berusaha
meningkatkan jumlah pengunjung dengan memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat, namun karena banyaknya sarana transportasi lain selain
kendaraan umum maka menyebabkan sebagian dari kendaraan umum berhenti
beroperai sehingga akan berpengaruh pada menurunnya pengunjung terminal.
Mengingat tugas besar yang diberikan kepada Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai satu-satunya instansi
pemberi layanan dalam bidang pengelolaan reribusi terminal di Kabupaten
Sukoharjo, untuk itulah pihak UPTD Terminal diperlukan adanya laporan
pertanggungjawaban sebagai bukti pelaksanaan tugasnya dalam periode waktu
tertentu. Mengenai laporan pertanggungjawaban di UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo telah dilaksanakan secara berkala. Hal tersebut seperti yang telah
disampaiakan oleh Bapak Harsono selaku Kepala TU UPTD Terminal sebagai
berikut :
“…setiap hari bendahara kami baik yang di Terminal Kartosuro maupun Terminal Sukoharjo melaporkan hasil pendapatan retribusi terminal kemudian sebulan sekali kami melaporkan pendapatan kami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
ke Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya secara berkala pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo melaporkan pertanggungjawaban kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yaitu kepada Bupati Sukoharjo. Selain laporan pertanggungjawaban keuangan kami juga melaporkan program-program yang kita lakukan sehingga bisa nantinya akan diketahui hasil yang dicapai maupun hambatan-hambatan yang dihadapi sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan perbaikan untuk program selanjutnya…(wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Sesuai pernyataan di atas jelas terlihat adanya mekanisme
pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan secara berkala dari pegawai UPTD
Terminal ke Kepala Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo yang selanjutnya akan dilaporkan kepada Bupati Pemerintahan
Kabupaten Sukoharjo.
Terkait dengan akuntabilitas keuangan Bapak Eko kepala UPTD
Terminal menambahkan :
“...kegiatan di Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang menghasilkan pendapatan misalnya dari retribusi disetor seluruhnya ke kas daerah sebagai kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Biasanya kami melaporkan secara berkala dalam wujud laporan pertanggungjawaban atau LAKIP sehingga bisa diketahui seberapa besar pencapaian kinerja yang kita dapat dalam suatu periode...” (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Sesuai dengan pendapat Bapak Eko di atas dijelaskan bahwa
pertanggungjawaban keuangan yang berasal dari sektor retribusi dilaporkan secara
periode dalam bentuk LAKIP. Dengan adanya laporan pertanggungjawaban
tersebut bisa diketahui apakah realisasi yang didapat sudah sesuai dengan target
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
yang ditentukan. Adapun rincian LAKIP Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 adalah :
Tabel : IV.4. Perbandingan Anggaran kegiatan Tahun 2009 Antara yang
Direncanakan dengan Kenyataan
No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)
1 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
2.038.000 2.066.850 101,42
2 Retribusi Parkir di tepi Jalan Umum
205.500.000 198.000.000 96,35
3 Retribusi Pengujian Kend. Bermotor
480.000.000 448.310.000 93,40
4 Retribusi Jasa Terminal 873.132.000 690.212.300 79,05
5 Retribusi Penyeberangan di atas air
24.445.000 24.455.000 100,04
6 Retribusi Izin Trayek 18.000.000 18.413.400 102,30
7 Kue Iklan dan Pengumuman
15.840.000 16.120.000 101,77
JUMLAH 1.618.955.000 1.397.577.550 86,33 Sumber : Lakip Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2009
Sesuai dengan tabel di atas berarti berarti bahwa pihak pegawai Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo, masing-
masing seksi atau UPTD harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan
kegiatannya dalam lingkup dinas sendiri secara periodik. Setelah itu baru
memertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut
seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eko Kepala UPTD Terminal berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
“…kami berada dalam pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Bupati secara periodik menandatangani dan melakukan pengawasan semua kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam hal keuangan dan manajemen…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Dari apa yang telah dijelaskan oleh Bapak Eko di atas terlihat bahwa
penyelenggaraan pelayanan di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
Kabupaten Sukoharjo telah dapat dipertanggungjawabkan kepada pemerintah
sehingga akuntabilitasnya dapat dikatakan cukup baik.
Secara umum diketahui bahwa akuntabilitas Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi khususnya dalam pengelolaan reribusi terminal baik
sudah cukup baik. Pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabuapten Sukoharjo telah melakukan mekanisme
pertanggungjawaban dengan baik baik secara vertikal kepada Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo maupun kepada masyarakat pengguna terminal.
5. Indikator Transparansi
Transparansi atau keterbukaan adalah bahwa prosedur/tatacara,
penyelenggaraan pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses
pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan
dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
Dalam pengelolaan retribusi terminal, keterbukaan informasi sangat
penting, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eko Kepala UPTD Terminal
berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
“…retribui terminal itu berkaitan dengan pemungutan pembayaran atas penggunaan terminal jadi ya kita harus menginformasikan secara terbuka kepada semua pengguna terminal terkait berapa besar jumlah retribui yang dibayar…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010)
Sesuai dengan pernyataan Bapak Eko di atas menunjukkan bahwa pihak
UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo bersikap terbuka terhadap berapa tarif retribusi yang harus dibayar, hal
ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Harsono Kepala TU UPTD Terminal
berikut ini :
“…keterbukaan informasi akan ketetapan berapa biaya yag harus dibayar itu penting sekali mas. Soalnya kalo ga gitu nanti dikiranya kita melakukan pungutan liar soalnya kan masyarakat umum kadang mikirnya kalo berkaitan dengan uang pasti mengira ada korupsi atau sejenisnya. Di karcis-karcis retribusi sudah tertera berapa terif yang dibayar, misalnya untuk retibusi kios retribusi yang harus dibayar adalahRp1000,-. Penentuan biaya terebut juga berdasa apa yang telah di tetapkan di perda…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Hal senada juga diungkapkan oleh Saudara Andi kondektur bus Safari
jurusan Solo-Semarang yang itemui di terminal Kartosuro berikut :
“…kita taunya berapa biaya retribusi yang dibayar kalo masuk terminal itu ya dari kertas karcis itu mas, disana tertera dengan jelas besarnya biaya. Kalau informasi-informasi yang lain kami sering mendengar juga dari kabar burung-kabar burung…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010).
Bapak Eko Kepala UPTD Terminal kabupaten Sukoharjo juga
menambahkan hal yang sama, yaitu sebagai berikut :
“…selain di karcis ketentusn besarnya tarif retribusi juga dipasang di papan pengumuman sesuai dengan apa yang ditetapkan di Perda no 27 tahun 2003. Dengan adanya papan pengumuman tersebut kami berusaha transparan dalam penarikan retribusi sesuai peraturan yang ditetapkan…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Berikut adalah struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana tertera
dala Pasal 10 ayat (1) Perda No 27 tahun 2003 tentang retribusi terminal :
Tabel IV.5 : Struktur dan Besarnya Terif Retribusi Terminal
OBJEK RETRIBUSI
SATUAN TARIF (RP) KETERANGAN
a.Tempat pemberhentian angkutan umum : 1.Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) 2.Bus Antar Kota Dalam Provinsi 3.Bus Kota Tingkat 4.Bus Kota Biasa 5.Non Bus Antar Kota 6.Non Bus Dalam Kota 7.Taxi 8.Parkir kendaraan pribadi a) roda empat b) roda dua
Satu kali masuk Satu kali masuk Satu kali masuk Satu kali masuk Satu kali masuk Satu kali masuk Naik/turun penumpang Satu kali parker Satu kali parkir
1.500 1,000 1.200 600 400 300 500 500 200
Bus cepat, bus malam Bus Bumel, bus pedesaan Isuzu, colt Angkuta, Daihatsu, Suzuki
b.Tempat Kegiatan Usaha Kios 1.Biaya pemindahan hak : a. kios baru b.kios lama 2.Izin penempatan 3.retribusi kios
Per kios Per kios Satu kios per tahun M2 per hari
25 % X NJB 50 X ret ijin penempatan 30.0000 125
NJB = nilai jual bangunan
c.Fasilitas Lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
kamar mandi/WC : 1.buang air kecil 2.buang air bessar 3.mandi 5.cuci
300 500 500 500
Sumber : Perda No 27 Tahun 2003
Berdasarkan beberapa pendapat dan tabel di atas menunjukkan bahwa
dalam menentukan berapa besarnya tarif retribusi yang harus dibayar pihak UPTD
Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
bersikap transparan. Sikap transparan ini ditunjukkan dengan di karcis retribusi
terera berapa besar retribusi yang harus dibayar dan terdapat pula papan
pengumuman yang menunjukkan berapa besarnya tariff yang harus dibayar sesuai
dengan Perda no 27 Tahun 2003.
Sedangkan terkait dengan informasi-informasi lain, Ibu Lestari
pengunjung terminal Kartosuro menyebutkan bahwa dalam pengelolaan terminal
sudah ada keterbukaan informasi yang baik, yaitu sebagai berikut:
“…informasi di sini sudah baik mas, kalo misal ada yang saya tanyakan petugas di bagian informasinya bisa melayani dengan baik. Papan-papan penunjuk juga banyak, misalnya papan penunjuk kamar mandi, mushola, maupun papan-papan ke arah tempat tunggu bus misalnya untuk keberangkatan Semarang, Jogja, Jakarta, dlll. Dengan informasi-informasi ini tentunya pengunjung terminal tidak akan merasa kesulitan terutama buat orang yang baru pertama kalinya masuk ke terminal Kartosuro ini…” (wawancara tanggal 22 Desember 2010)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hadi staff UPTD Terminal
yang bertugas di terminal Kartosuro beikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
“…pihak kami selalu berusaha se transparan mungkin kepada public, kalo ada yang meminta informasi atau bertanya kami menaggapi dan membantu memberi informasi dengan maksimal. Hal ini kami lakukan untuk meningkatkan kepercayaan public kepada kami sehingga mereka akan tetap menggunakan fasilitas terminal…” (wawancara tanggal 22 Desember)
Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sikap transparan yang
dilakukan pegawai UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan
terminal dilakukan untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada masyarakat
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk setia menggunakan fasilitas
terminal.
Di Terminal Sukoharjo juga tersedia papan informasi yang menunjukkan
batas minimal dan batas maksimal dalam menentukan besarnya tarif yang
dipungut penumpang bus ke suatu jurusan. Hal ini seperti yang diungkapkan
saudara Doni kondektur bus Gunung Mulya jurusan Solo-Purwantoro berikut ini :
“…dengan papan yang menunjukkan biaya yang harus dibayar itu saya bisa tau mas berapa harus nariki bayaran ke penumpang. Misalnya saja untuk jurusan Solo-Jatisrono disana tertera batas bawah Rp7.000,- dan batas atas Rp12.000,-. Dengan batas-batas tersebut tidak boleh nariki bayaran melebihi yang ditentukan…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Tanti yang sedang menunggu bus
Aneka Jaya jurusan Praci berikut :
“…papan itu berguna sekali mas, kan disitu dah jelas berapa bayare jadi di dalam bus itu kalo diapusi ma kernet-kernet saya bisa ngeyel dengan bukti papan itu. Kadang-kadang kan ada to kernet yang sering minta bayaran banyak buat ngejar setoran…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berikut adalah papan pengumuman di Terminal Sukoharjo yang
menunjukkan besarnya tariff yang harus dibayar untuk tujuan tertentu :
Tabel IV.6 Besarnya tarif kendaraan umum ke suatu tujuan
Jenis Kendaraan Umum
Tujuan Tarif Minimal (Rp)
Tarif Maksimal (Rp)
1. Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKAP)
1.Sukoharjo-Wonogiri 2.Sukoharjo-Jatisrono 3.Sukoharjo-Purwantoro 4.Sukoharjo-Tirtomoyo 5.Sukoharjo-Batu 6.Sukoharjo-Wuryantoro 7.Sukoharjo-Praci
4.000,00 7.000,00 11.000,00 8.000,00 8.000,00 7.000,00 10.000,00
7.000,00 12.000,00 17.000,00 14.000,00 14.000,00 11.000,00 15.000,00
2.Bus Kota Biasa Semua wilayah 2.000,00 4.500,00 3.Non Bus Dalam Kota
2.000,00 4.000,00
(Sumber: Papan informasi di Terminal Sukoharjo)
Sesuai dengan beberapa pernyataan dan tabel di atas, keterbukaan
informasi tentang berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk kendaraan
umum ke tujuannya sangat bermanfaat sehingga disana tidak akan terjadi
penipuan biaya.
Bentuk transparansi lain yang ada di UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo adalah tentang transparansi pendapatan. Di sana terpasang papan yang
berisi berapa banyak pendapatan yang diperolah dalam jangka waktu tertentu. Hal
ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eko Kepala UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
“…masalah pendapatan kami selalu bersikap transparan mas, kalo tidak nanti bisa-bisa ada yang berprasangka buruk terhadap kami. Setiap hari bendahara kami menghitung pendapatan retribusi yang di dapat dari hari itu, baik dari retribusi bus terminal, retribusi sampah, retribusi kios, maupun dari parker. Pendapatan-pendapatan tersebut kami tuliskan di papan pendapatan retribusi baik dalam mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Dengan demikian semua orang akan tahu berapa banyak pendapatan yang kita peroleh sehingga bisa dilihat apakah sudah mencapai target yang ditentukan atau belum…” (wawancara tanggak 27 Desember 2010)
Bapak Bambang staff UPTD Terminal juga menambahkan :
“…sebagai bukti berapa pendapatan yang kita peroleh setiap harinya kami selalu menyimpan kertas sobekan dari karcis. Biasanya kami bendel-bendel sehingga bisa menjadi bukti keterbukaan kami…” (wawancaran tanggal 27 Desember 2010).
Laporan pertanggung jawaban keuangan maupun data jumlah kendaraan
adalah hal yang sangat penting sebagai ukuran indikator transparansi karena
transparansi yang diberikan kepada masyarakat harus diberikan akurat dan
mendetail. Tetapi pihak UPTD belum mampu membuktikan transparansinya
karena tidak bisa menunjukan laporan keuangan serta jumlah kendaraan yang
masuk. Berikut adalah hasil wawancara dengan Bapak Harsono selaku Kepala TU
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo :
“Wah kalau laporan pertanggung jawaban dan data jumlah kendaraan kami belum bisa bantu mas....” (wawancara tanggal 29 Januari 2011).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa transparansi
yang dilakukan pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal belum
cukup baik. Karena transparansi harus ditunjukkan dengan keterbukaan informasi
maupun ketetapan biaya yang harus dikeluarkan, tetapi dalam hal ini UPTD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo belum mampu memberikan transparansi
yang jelas mengenai keuangan maupun jumlah kendaraan yang mempengaruhi
pendapatan terminal.
Tabel IV. 7. MATRIK HASIL PENELITIAN KINERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS TERMINAL KABUPATEN SUKOHARJO
DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI JASA TERMINAL No Indicator Hasil Penelitian Keterangan
1. Tangible - kondisi fasilitas seperti ruang tunggu, MCK, dan mushola diperbaiki secara berkala
- ada beberapa kios yang tutup - bukti fisik laporan keuangan serta
jumlah kendaraan yang tidak ada
Kurang baik
2. Responsivitas - Menanggapi keluhan yang ada di masyarakat
- Belum bisa memberikan detail informasi yang diminta
Kurang baik
3. Responsibilitas - Terdapat beberapa penyimpangan dalam prosedur, yaitu sistem rapel dan memungut retribusi dijalan raya
Kurang baik
4. Akuntabilitas - Laporan secara vertikal kepada pihak Dishubkominfo Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan prosedur
Baik
5. Transparansi - Belum dapat memberikan infomasi yang mendetail kepada masyarakat
Kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA UPTD
TERMINAL DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI JASA
TERMINAL
1. Ekonomi
Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang
berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk
menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang
lebih besar. (Tangkilisan, 2005:181).
Dalam pengelolaan retibusi jasa terminal tidak terlepas dari faktor
ekonomi yang mempengaruhi jumlah pendapatan retribusi terminal.
Terutama sejak kenaikan bahan bakar minyak di Indonesia, hal ini seperti
dikatakan oleh Bapak Eko selaku Kepala UPTD terminal berikut :
”Harga solar sekarang juga mahal jadi banyak bus-bus umum yang merugi saat sepi penumpang. Hal ini membuat sebagian bus umum berhenti beroperasi jadi kan otomatis obyek utama dari retribusi terminal juga berkurang. Padahal target yang diberikan untuk retribusi terminal juga semakin meningkat. Hal ini menjadi beban berat bagi pihak kami untuk bisa kerja keras dalam meningktakan PAD…” (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Selain itu diperkuat lagi oleh pendapat Bapak Hadi supir bus
Wahyu Putro berikut :
“gara-gara harga solar naik itu otomatis bikin jumlah pendapatan kita berkurang mas. Bayangkan buat solar dulu paling cuma habis empat puluh lima ribu sekarang paling tidak harus keluar delapan puluh ribu belum buat bayar setoran. Kalau penumpang rame ndak pa pa mas, lha ini sepi gini..... (wawancara tanggal 29 Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Selain harga solar naik banyak masyarakat yang memiliki
kendaraan pribadi hal ini disebabkan oleh tarif kendaraan umum yang
semakin mahal dan semakin mudah mendapatkan kendaraan pribadi. Hal
ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eko selaku Kepala UPTD
terminal berikut :
“Sekarang coba dipikir mas harga solar sama dengan bensin untuk yang kerjanya jarak dekat paling tidak habis enam ribu rupiah buat pulang pergi sedangkan bila punya kendaraan sendiri isi bensin lima ribu rupiah aja masih turah-turah buat kemana-mana apalagi kredit motor gampang banget sekarang jadi daripada naik kendaraan umum mereka lebih memilih kredit motor wong habisnya juga sama kalau dihitung-hitung dan mereka bisa punya motor lagi....” (wawancara tanggal 27 Desember 2010).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
naiknya bahan bakar minyak dan semakin mudah untuk mendapatkan
kendaraan pribadi menjadi salah satu faktor penyebab berkurangnya obyek
retribusi terminal yang mengakibatkan pendapatan dari retribusi terminal
tidak dapat mencapai terget yang telah ditentukan.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
(Tangkilisan, 2005:180).
Organisasi publik seperti UPTD Terminal masih bersifat hierarki
sehingga membutuhkan sosok kepemimpinan yang handal yang bisa
mengendalikan anggotanya agar bekerja sesuai standar dan tujuan
organisasi. Tetapi kepemimpinan yang ada dalam UPTD tidak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
mengendalikan anggota organisasi agar dapat bekerja sesuai standar, hal
ini dikarenakan dalam mencapai tujuan organisasi kepemimpinan
dihadapkan pada masalah prosedur. Bapak Harsono selaku Kepala TU
UPTD terminal mengatakan bahwa :
“…pihak kami selalu berusaha menjalankan sesuatu sesuai prosedur yang ada tapi ya namanya juga orang kerja kan ga selalu harus nurut aturan mas, piye benere apa piye apike? Kalo nurut benere kan yo belum mesti apik mas. Misale saja tentang penarikan retribusi kalo sesuai harus di tempat yang telah ditetapkan yaitu di dalam gedung terminal, tapi kan kenyataane ga semua bus mau masuk ke terminal jadi kita sebagai petugas yang harus turun ke jalan buat narik retribusi…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010).
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak Bambang staff di UPTD
Terminal juga menambahkan hal yang sama, yaitu :
“…Karena adanya tuntutan untuk menaikkan pendapatan retribusi kami menggunakan sistem jemput bola untuk mungut retribusi pada bis-bis yang tidak masuk ke terminal. Biasanya kami menempatkan petugas di titik-titik tertentu. Sebenarnya hal-hal seperti ini tidak sesuai dengan peraturan karena sebenarnya kita dilarang memungut retribusi di jalan raya. Tapi ya gimana lagi mas kalau nuruti aturan padahal sopir-sopir bis sulit diajak kerjasama yang ada pendapatan kita semakin tidak bisa menutup target…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).
Berdasarkan dua pendapat diatas menunjukan bahwa
kepemimpinan dalam UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo belum
mampu untuk mengarahkan anggotanya untuk bekerja sesuai dengan
prosedur yang ada, hal ini dilakukan karena adanya tuntutan untuk
mengejar target yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan
untuk bekerja dan berkarya secara optimal. (Tangkilisan, 2005:180)
Sumber daya manusia adalah merupakan penggerak suatu
organisasi dengan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas maka
sebuah organisasi akan bergerak ke arah yang lebih baik. UPTD Terminal
Kabupaten Sukoharjo sebagai sebuah organisasi publik yang bertugas
mengelola retribusi memerlukan pegawai-pegawai yang berkualitas.
Kualitas sumber daya manusia UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo ditunjukkan oleh banyaknya jumlah pegawai yang telah
mengikuti pelatihan-pelatihan seperti pembinaan teknis (bintek) seperti
yang diungkapkan Bapak Eko selaku Kepala UPTD terminal berikut :
“Kalau berbicara tentang kualitas pegawai kami ya bisa dibilang kami telah berusaha untuk meningkatkan kualitas pegawai mas. Memang kalau dilihat dari pendidikan formal pegawai kami yang bergelar sarjana mungkin bisa dihitung dengan jari karena pegawai kami biasanya bekerja dilapangan jadi tidak butuh gelar kalau yang berada di posisi-posisi penting seperti saya atau Pak Harsono itu memang harus sarjana. Tapi untuk petugas lapangan tidak perlu pendidikan yang terlalu tinggi yang penting mereka telah mengikuti bintek (pembinaan teknis) yang biasanya di adakan oleh pusat sebagai standar kualitas pegawai kami.....” (wawancara tanggal 29 Januari 2011).
Sedangkan Bapak Harsono selaku Kepala TU UPTD terminal
menambahkan bahwa :
“Kami juga mengoptimalkan seluruh pegawai yang ada sehingga pegawai-pegawai kami telah dipilah-pilah dalam bagian-bagian seperti bagian pemungutan, bagian operasional, dan bagian kebersihan, mereka telah profesional dibidangnya masing-masing.....” (wawancara tanggal 29 Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa pegawai-
pegawai di UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo telah memenuhi
standar-standar yang dibutuhkan oleh terminal dalam pengelolaan retribusi
jasa terminal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retribusi terminal merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Sukoharjo. Pengelolaan retribusi terminal dilakukan oleh UPTD
Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya berkaitan dengan
pengelolaan terminal, Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo berpedoman pada Perda No.27 Tahun 2003 Tentang
Terminal sebagai pengganti perda Nomor 17 Tahun 2000.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di dalam
Bab IV tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi terminal dikatakan masih kurang baik.
Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo, dilihat dari indikator-
indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja yaitu antara lain adalah
tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Dari semua
indikator tersebut dapat diambil kesimpulan kinerja UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo masih kurang baik sehingga target .
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo adalah ekonomi, kepemimpinan, dan sumber daya manusia. Faktor
ekonomi dan kepemimpinan masih memiliki kekurangan sedangkan sumber daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
manusia telah memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pengelolaan
retribusi jasa terminal.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bagaimana kinerja
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi terminal. Dalam beberapa hal kinerja yang dilakukan oleh
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tersebut
masih ada yang perlu ditingkatkan lagi untuk memberikan pelayanan yang
optimal dan tercapainya target retribusi sesuai dengan yang telah dianggarkan.
Untuk itu ada beberapa saran yang bisa diperhatikan dan bisa menjadi salah satu
solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi, yaitu antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Melihat salah satu alasan tidak tertutupnya target karena tidak semua
kendaraan masuk ke terminal maka pihak UPTD Terminal Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo harus
lebih bersikap tegas dengan cara memperingatkan atau memberi sanksi
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun 2000
Tentang Retribusi Terminal yaitu sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau
kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD dan wajib
retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali jumlah retribusi terhutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
2. Melihat salah satu faktor yang berpengaruh kurang baik adalah
kepemimpinan maka salah satu yang dapat dilakukan adalah memperbaiki
kepemimpinan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah gaya
kepemimpinan menjadi lebih mentaati prosedur dalam dan tidak
mentolerir penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto,Agus. 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
H. B. Sutopo.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif . Surakarta :Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta : Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN. Mahsun, Mohamad.2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE. Ratminto & Atik Septi W. 2005. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model
Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ruky,Achmad. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama. Sinambela, Lijan Potlak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik (Teori Kebijakan dan
Implementasi).Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan HRD. Bandung :
Alfabeta Tangkilisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT Gramedia. Widodo, Joko.2005.Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang :
Banyumedia. Yeremias T. Keban. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.
Yogyakarta : Gaya Media. JOURNAL : Balint, Tim., Schernbeck, Sarah dan Schneider, Simone. 2009. Public Administration and Development artikel Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way Toward More Flexibity dalam www.interscience.wiley.com Guenon, Marcel dan Bruno. 2007. International Journal Public Sector
Performance Management Vol.1 No.1 dalam www.inderscience.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
SUMBER LAINNYA : Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Undang-Undang No.34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi
Terminal Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 27 Tahun 2003 Tentang Retribui
Terminal