KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena...

15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN KARANGANYAR TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister Program Studi Agribisnis Minat Utama Manajemen Agribisnis Oleh BETHA WAHYUNINGTYAS S641708003 PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2020

Transcript of KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena...

Page 1: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH

DI KABUPATEN KARANGANYAR

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister

Program Studi Agribisnis

Minat Utama Manajemen Agribisnis

Oleh

BETHA WAHYUNINGTYAS

S641708003

PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020

Page 2: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i

KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH

DI KABUPATEN KARANGANYAR

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister

Program Studi Agribisnis

Minat Utama Manajemen Agribisnis

Oleh

BETHA WAHYUNINGTYAS

S641708003

PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020

Page 3: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i

Page 4: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i

Page 5: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iv

Page 6: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

v

RINGKASAN

BETHA WAHYUNINGTYAS, S641708003, 2020. KINERJA RANTAI

PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Komisi

Pembimbing I: Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. Pembimbing II: Sutrisno Hadi Purnomo,

S.Pt., M.Si., Ph.D. Tesis. Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tingginya konsumsi yang diikuti rendahnya produksi membuat pemerintah

harus mengimpor untuk mencukupi kebutuhan domestik setiap tahunnya. Bawang

putih yang dihasilkan dalam negeri belum mampu bersaing dari segi harga dan

kualitas umbi dengan bawang putih import, sehingga petani enggan untuk

menanam bawang putih. Untuk bisa mencukupi kebutuhan bawang putih dalam

negeri, pemerintah mengimpor bawang putih dari China. Bawang putih dari China

mempunyai keunggulan tersendiri yaitu bentuk umbi besar, kulit luar putih bersih,

isi umbi cenderung basah, dan padat serta bau yang sangat tajam, sehingga

menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat Indonesia.

Komoditi bawang putih adalah salah satu komoditi yang mempunyai

peningkatan volume impor yang tinggi dibandingkan dengan produk pertanian

yang lainnya. Sentra produksi bawang putih di Indonesia saat ini antara lain

adalah Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Sumatera

Barat, dan Jawa Timur. Provinsi Jawa Tengah sebagai daerah penghasil kedua

setelah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Karanganyar adalah salah satu

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang menjadi sentra produksi dari bawang

putih. Sebagai salah satu sentra bawang putih di Provinsi Jawa Tengah,

Kabupaten Karanganyar memiliki 4 kecamatan yang memproduksi bawang putih,

yaitu Jatiyoso, Tawangmangu, Ngargoyoso, dan Jenawi.

Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah

rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi budidaya bawang

putih di tingkat petani dalam aplikasi pemakaian saprodi (benih, pupuk, pestisida,

dan tenaga kerja) yang tepat akan mempengaruhi hasil produksi bawang putih.

Faktor kualitas (mutu) dan biaya yang bervariasi dalam kegiatan rantai pasok

bawang putih merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada tingkat pendapatan

yang pada akhirnya akan mempengaruhi keberlanjutan rantai pasok bawang putih

di Kabupaten Karanganyar. Besarnya biaya yang harus ditanggung oleh masing-

masing pelaku rantai pasok akan berpengaruh pada tingkat pendapatan yang pada

akhirnya juga akan mempengaruhi tingkat efisiensi masing-masing pelaku rantai

pasok bawang putih.

Variasi jumlah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing petani untuk

memenuhi usahataninya meliputi biaya pembelian benih, pupuk, pestisida serta

tenaga kerja dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan yang pada akhirnya

akan mempengaruhi besarnya efisiensi petani. Pada tingkat pedagang pengepul,

biaya yang dikeluarkan meliputi biaya pembelian bawang putih, biaya bongkar

Page 7: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vi

muat, dan penjemuran serta biaya transportasi akan bervariasi berdasarkan jarak

lokasi, mutu, dan waktu beli/jual bawang putih kepada rantai pasok selanjutnya.

Ketersediaan pasokan merupakan faktor yang paling penting dalam

mempengaruhi kinerja rantai pasok bawang putih, karena tanpa adanya pasokan

yang stabil dan rutin, kinerja rantai pasok bawang putih akan terganggu. Tujuan

penelitian ini adalah (1) Menganalisis kondisi umum rantai pasok bawang putih di

Kabupaten Karanganyar, (2) Menganalisis kinerja rantai pasok bawang putih di

Kabupaten Karanganyar, (3) Menganalisis dan mengevaluasi efisiensi masing-

masing pelaku rantai pasok bawang putih di Kabupaten Karanganyar.

Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive yaitu di Kabupaten

Karanganyar, dengan pertimbangan: 1) Kabupaten Karanganyar merupakan salah

satu sentra bawang putih di Provinsi Jawa Tengah. 2) Sebagai salah satu sentra

bawang putih di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar merupakan

daerah pengembangan bawang putih yang cukup potensial. Data yang digunakan

ialah data primer dan sekunder. Teknik pengambilan sampel responden untuk

petani dilakukan secara purposive sampling dan snowball sampling untuk

lembaga rantai pasok. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif

dan kuantitatif. Kondisi umum rantai pasok diukur menggunakan pendekatan

Food Supply Chain Networking, kinerja rantai pasok diukur dengan pendekatan

analisis margin pemasaran, sedangkan efisiensi masing-masing pelaku rantai

pasok diukur menggunakan Data Envelopment Analysis.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan pendekatan FSCN dapat disimpulkan

bahwa rantai pasok bawang putih di Kabupaten Karanganyar saat ini belum

berjalan dengan baik. Kurangnya tenaga kerja dapat mempengaruhi secara teknis

budidaya bawang putih. Pengukuran kinerja rantai pasok dilihat melalui nilai

margin pemasaran dan farmer’s share. Pada penelitian ini nilai analisis margin

pemasaran sudah dapat dikategorikan efisien, karena nilai farmer’s share pada

semua saluran diatas 50 persen. Dilihat dari tingginya nilai farmer’s share dan

rendahnya nilai margin pemasaran yang diperoleh saluran yang paling efisien,

yaitu saluran 3. Pada saluran 3 nilai farmer’s share yang di dapat yaitu sebesar 84

persen dan nilai margin pemasaran yang diperoleh yaitu Rp. 2.400,00 per

kilogram. Evaluasi efisiensi masing-masing pelaku rantai pasok, menunjukkan

bahwa DMU petani sebanyak 26% dinyatakan belum efisien dan DMU pedagang

pengecer sebanyak 100% dinyatakan sudah efisien.

Page 8: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vii

SUMMARY

BETHA WAHYUNINGTYAS, S641708003, 2020. PERFOMANCE OF

GARLIC SUPPLY CHAINS IN KARANGANYAR DISTRICT. The first

commission of supervision: Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. The second supervision:

Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D. Thesis. Postgraduate Agribusiness

Master's Degree Study Program Sebelas Maret University of Surakarta.

The high consumption that is followed by low production makes the

government must import to meet domestic needs every year. Garlic produced

domestically has not been able to compete in terms of price and quality of tubers

with imported garlic, so farmers are reluctant to grow garlic. To be able to meet

the needs of domestic garlic, the government imports garlic from China. Garlic

from China has its own advantages, namely the shape of large tubers, clean white

outer skin, tuber contents tend to be wet, and dense and very sharp odor, so that it

becomes a special attraction for the people of Indonesia.

Garlic commodity is one of the commodities that has a high increase in import

volume compared to other agricultural products. The current centers of garlic

production in Indonesia include West Nusa Tenggara, Central Java, West Java, DI

Yogyakarta, West Sumatra and East Java. Central Java Province as the second

producing region after West Nusa Tenggara Province. Karanganyar Regency is

one of the regencies in Central Java Province which is the center of garlic

production. As one of the garlic centers in Central Java Province, Karanganyar

Regency has 4 districts that produce garlic, namely Jatiyoso, Tawangmangu,

Ngargoyoso, and Jenawi.

Variations in the amount of costs incurred by each farmer to meet his farm

include the cost of purchasing seeds, fertilizers, pesticides and labor can affect

production and income which will ultimately affect the amount of farmer

efficiency. At the level of merchant collectors, the costs incurred include the cost

of purchasing garlic, loading and unloading costs, and drying and transportation

costs will vary based on the distance of location, quality, and time of buying /

selling of garlic to the next supply chain.

The availability of supply is the most important factor in influencing the

performance of the garlic supply chain, because without a stable and regular

supply, the performance of the garlic supply chain will be disrupted. The

objectives of this study are (1) Analyzing the general condition of the garlic

supply chain in Karanganyar Regency, (2) Analyzing the performance of the

garlic supply chain in Karanganyar Regency, (3) Analyzing and evaluating the

efficiency of each garlic supply chain actor in Karanganyar Regency.

The location of the study was intentional or purposive in Karanganyar

Regency, with consideration of: 1) Karanganyar Regency is one of the garlic

centers in Central Java Province. 2) As one of the garlic centers in Central Java

Province, Karanganyar Regency is a potential development area for garlic. The

data used are primary and secondary data. The respondent sampling technique for

Page 9: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

viii

farmers is done by purposive sampling and snowball sampling for supply chain

institutions. This research uses a qualitative and quantitative method approach.

General conditions of the supply chain are measured using the Food Supply Chain

Networking approach, supply chain performance is measured by a marketing

margin analysis approach, while the efficiency of each supply chain actor is

measured using Data Envelopment Analysis.

Based on the analysis using the FSCN approach, it can be concluded that the

garlic supply chain in Karanganyar Regency is currently not going well. Lack of

labor can affect technically the cultivation of garlic. The measurement of supply

chain performance is seen through the value of marketing margins and farmer's

share. In this study the value of marketing margin analysis can be categorized as

efficient, because the value of the farmer's share in all channels is above 50

percent. Judging from the high value of the farmer's share and the low value of

marketing margins obtained by the most efficient channel, which is channel 3. In

channel 3 the value of the farmer's share obtained is 84 percent and the marketing

margin value obtained is Rp. 2,400.00 per kilogram. Evaluation of the efficiency

of each supply chain actor, showed that 26% of farmers DMU was declared

inefficient and 100% of retailer's DMU was declared efficient.

Page 10: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Kinerja Rantai Pasok Bawang Putih Di Kabupaten Karanganyar”

sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar akademik Magister (S2), pada

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Program Studi Magister Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta,

3. Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. selaku dosen Pembimbing Utama yang telah berkenan

mendampingi, meluangkan waktu, tenaga, pemikiran serta banyak memberikan

arahan, motivasi, kritik, dan saran,

4. Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D. selaku Pembimbing Pendamping

yang sangat inspiratif dan solutif. Terima kasih telah berkenan meluangkan

waktu, tenaga, pemikiran serta mengarahkan, memberikan inspirasi, motivasi,

kritik, dan saran selama proses penyusunan tesis ini,

5. Dr. Ir. Heru Irianto, M.M selaku penguji yang bersedia meluangkan waktu dan

pikiran untuk memberikan arahan, saran, dan kritik pada saat ujian tesis

berlangsung,

6. Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P selaku Kepala Program Studi Magister Agribisnis

Universitas Sebelas Maret dan sekaligus sebagai penguji. Terima kasih atas

segala arahan, saran, dan kritik pada saat ujian tesis berlangsung,

7. Teman-teman Agribisnis 2017, terima kasih telah banyak membantu dan

memberikan motivasi dalam penyelesain tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat kekurangan

baik cara penulisan maupun materi yang dituliskan. Oleh karena itu, segala kritik

dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan tesis selanjutnya.

Surakarta, 31 Januari 2020

Betha Wahyuningtyas

Page 11: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... iv

RINGKASAN .............................................................................................. v

SUMMARY ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR PUBLIKASI ............................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Kebaruan Penelitian ......................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8

A. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 8

B. Landasan Teori .................................................................................. 9

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 25

D. Asumsi .............................................................................................. 27

E. Pembatasan Masalah ......................................................................... 27

F. Definisi Operasional.......................................................................... 27

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 29

A. Metode Dasar Penelitian ................................................................... 29

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ................................................ 29

C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 29

D. Metode Pengambilan Sampel Responden ......................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31

F. Metode Analisis Data ........................................................................ 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 40

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 40

B. Pembahasan ....................................................................................... 61

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 71

A. Simpulan ........................................................................................... 71

B. Saran .................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 73

Page 12: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

Tabel 1. Volume Impor Beberapa Komoditi Hortikultura di Indonesia

Tahun 2013-2017 ........................................................................ 1

Tabel 2. Negara Asal Impor Bawang Putih, Tahun 2018 ......................... 2

Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan

Produksi Bawang Putih di Indonesia tahun 2013-2017* ............ 2

Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Bawang Putih Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 .................. 3

Tabel 5. Produksi Bawang Putih Di Kabupaten Karanganyar Menurut

Kecamatan Tahun 2014-2018 ..................................................... 4

Tabel 6. Keunggulan dan Kelemahan Data Envelopment Analysis

(DEA) .......................................................................................... 25

Tabel 7. Fungsi-Fungsi Pemasaran Pada Masing-Masing Lembaga

Rantai Pasok Bawang Putih Di Kabupaten Karanganyar ........... 50

Tabel 8. Margin Pemasaran Bawang Putih di Kabupaten Karanganyar ... 52

Tabel 9. Total Margin Pemasaran Pada Tiap Saluran Rantai Pasok

Bawang Putih di Kabupaten Karanganyar .................................. 52

Tabel 10. Farmer’s share pada masing-masing saluran rantai pasok

bawang putih di Kabupaten Karanganyar ................................... 53

Tabel 11. Sebaran DMU Berdasarkan Tingkat Pencapaian Efisiensi

Petani ........................................................................................... 55

Tabel 12. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Usia Petani................................. 55

Tabel 13. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Luas Lahan Petani ..................... 56

Tabel 14. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani ........ 56

Tabel 15. Sebaran DMU Berdasarkan Tingkat Pencapaian Efisiensi

Pedagang Pengepul Tingkat Desa ............................................... 57

Tabel 16. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Usia Pedagang Pengepul

Tingkat Desa ............................................................................... 57

Tabel 17. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pedagang

Pengepul Tingkat Desa ............................................................... 58

Page 13: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xii

Tabel 18. Sebaran DMU Berdasarkan Tingkat Pencapaian Efisiensi

Pedagang Pengepul Tingkat Kecamatan ..................................... 59

Tabel 19. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Usia Pedagang Pengepul

Tingkat Kecamatan ..................................................................... 59

Tabel 20. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pedagang

Pengepul Tingkat Kecamatan ..................................................... 59

Tabel 21. Sebaran DMU Berdasarkan Tingkat Pencapaian Efisiensi

Pedagang Pengecer...................................................................... 60

Tabel 22. Sebaran Efisiensi Berdasarkan Usia Pedagang Pengecer ........... 60

Tabel 23. Statistik Deskriptif Efisiensi Petani Bawang Putih Kabupaten

Karanganyar ................................................................................ 62

Tabel 24. Nilai Efisiensi dan Peers DMU Petani

di Kabupaten Karanganyar .......................................................... 64

Tabel 25. Potensi Peningkatan Output dan Pengurangan Input

Pada DMU P2 yang Inefisien ...................................................... 65

Tabel 26. Statistik Deskriptif Efisiensi Pedagang Pengepul Bawang Putih

Tingkat Desa di Kabupaten Karanganyar ................................... 66

Tabel 27. Nilai Efisiensi dan Peers Yang Menjadi Rujukan Masing-Masing

DMU Pedagang Pengepul Tingkat Desa

di Kabupaten Karanganyar .......................................................... 67

Tabel 28. Potensi Peningkatan Output dan Pengurangan Input

pada DMU PD3 yang Inefisien ................................................... 67

Tabel 29. Statistik Deskriptif Efisiensi Pedagang Pengepul Bawang Putih

Tingkat Kecamatan di Kabupaten Karanganyar ......................... 68

Tabel 30. Nilai Efisiensi dan Peers Yang Menjadi Rujukan Masing-Masing

DMU Pedagang Pengepul Tingkat Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar ................................................................................ 69

Tabel 31. Potensi Peningkatan Output dan Pengurangan Input

pada DMU PK4 yang Inefisien ................................................... 69

Page 14: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

Gambar 1. Diagram Skema Rantai Pasok ..................................................... 15

Gambar 2. Kerangka Food Supply Chain Networking.................................. 17

Gambar 3. Diagram Margin Pemasaran ........................................................ 20

Gambar 4. Kerangka Pemikiran .................................................................... 26

Gambar 5. Struktur Hubungan Rantai Pasok Bawang Putih di Kabupaten

Karanganyar ................................................................................ 43

Page 15: KINERJA RANTAI PASOK BAWANG PUTIH DI KABUPATEN … · Fluktuasi produksi bawang putih karena sifatnya yang musiman dan mudah rusak ditambah dengan belum meratanya penerapan inovasi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiv

DAFTAR PUBLIKASI

Nomor Halaman

Teks

Publikasi 1. Prosiding Seminar Nasional .................................................. 81

Publikasi 2. Paper Acceptance Letter ....................................................... 89