KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KOTA …repository.uinjambi.ac.id/1792/1/SIP.162453_RIZKI...

88
KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KOTA JAMBI DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI PABRIK DI KOTA JAMBI ( STUDI DI PT. ANGKASA RAYA ) SKRIPSI RIZKI EMILIA NIM:SIP. PEMBIMBING: H. HERMANTO HARUN, Lc., M.HI.,Ph.D DIAN MUSTIKA, S.HI.,MA PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Transcript of KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KOTA …repository.uinjambi.ac.id/1792/1/SIP.162453_RIZKI...

  • KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KOTA JAMBI

    DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI PABRIK

    DI KOTA JAMBI ( STUDI DI PT. ANGKASA RAYA )

    SKRIPSI

    RIZKI EMILIA

    NIM:SIP.

    PEMBIMBING:

    H. HERMANTO HARUN, Lc., M.HI.,Ph.D

    DIAN MUSTIKA, S.HI.,MA

    PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

  • \

  • MOTTO

    َعِملُوا لََعلَّهُْم يَْرِجُعونَ ظَهََر اْلفََساُد فِي اْلبَرِّ َواْلبَْحِر بَِما َكَسبَْت أَْيِدي النَّاِس لِيُِذيقَهُْم بَْعَض الَِّذي

    Artinya:

    “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan

    manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan

    mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum ( ) : )

  • ABSTRAK

    Rizki Emilia, SIP .Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah

    Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri Pabrik Di

    Kota Jambi ( Studi Di PT. Angkasa Raya ). Skripsi ini bertujuan untuk

    mengetahui Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi dalam

    Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri pabrik di Kota Jambi. Jenis Penelitian

    ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini penentuan informan

    dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, Teknik pengumpulan data

    yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi (observation), wawancara

    (interview), dan dokumentasi. Bentuk kinerja dalam pengawasan terhadap

    pencemaran lingkungan oleh Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota

    Jambi meliputi peninjauan lapangan, pengambilan sampel limbah dan

    memeriksa instalasi. Dan Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi

    menemukan beberapa penemuan yang mereka atasi dengan memberikan waktu

    untuk memperbaiki kesalahan yang ada dipabrik tersebut dan jika tidak ada

    perubahan yang dilakukan maka pihak Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota

    Jambi akan melakukan pengarahan dan tindak lanjut untuk masalah tersebut

    Kata Kunci:Kinerja, Pengawasam, Pengelolaan, Limbah Industri.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    karunia-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan dan

    merampungkan penulisan skripsi ini yang berjudul: Kinerja Badan Lingkungan

    Hidup Pemerintah Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri

    Pabrik Di Kota Jambi ( Studi Di PT. Angkasa Raya ).

    Kemudian tidak luput pula penulis kirimkan sholawat teriring salam

    kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk dari

    alam kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti saat ini, yang

    disinari Ilmu, Iman, dan Islam.Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran

    terhadap perkembangan Ilmu Pemerintahan dan memenuhi persyaratan untuk

    memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S. ) pada Fakultas Syariah Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan

    semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan

    ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih terdapat kejanggalan dan

    kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan

    hati penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar yang selalu

    memberi dukungan, semangat, serta doa yang telah diberikan kepada penulis.

    Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

    setinggi-tingginya kepada:

    . Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

  • . Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag. Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    . Bapak H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D. Wakil Dekan Bidang Akademik

    Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    . Ibu Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

    Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    . Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

    Kerjasama Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    . Ibu Mustiah RH.,S.Ag.,M.Sy. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ibu Tri

    Endah Karya Lestiyani, S.IP.,M.IP. Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan

    Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    . Bapak H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D. Pembimbing I.

    . Ibu Dian Mustika, S.HI.,MA. Pembimbing II.

    . Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Syariah Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan

    pelayanan dalam proses penyelesaian studi penulis.

    . Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan terkhusus Ilmu

    Pemerintahan E. Yang selalu mengingatkan dan menjadi teman

    seperjuangan dalam meraih gelar sarjana.

    . Ayah dan Ibu yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil, demi

  • PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbil’alamiin dengan rahmat allah SWT Skripsi ini saya

    persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih, perhatian,

    serta motivasi dalam menuntut ilmu.

    Kedua orang tua tercinta :

    Ayahanda Sukhoiri dan Ibunda Tira Wati tercinta yang telah mendidikku dengan

    penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya menyelipkan namaku dalam

    setiap doa nya, berkat doa dan dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat

    menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk semua yang ayah ibu berikan selama ini,

    harapan besarku semoga skripsi ini mejadi hadiah indah bagi Ayah dan Ibu.

    Adik tersyang :

    M.Bintang Akbar, M. Rico Herawan dan Aisyah Aulia, untuk orang yang selalu ada

    memberikan semangat dan mendoakan keberhasilanku.

    Bapak Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, masukana serta motivasi

    dalam penyelesaian skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang teah terlibat dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    Sahabat Seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi,

    Staf Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Almamaterku tercinta UIN STS Jambi, tempat

    penulis menimba ilmu.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................

    PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. i

    NOTA DINAS ................................................................................................. ii

    MOTTO .......................................................................................................... iii

    ABSTRAK ...................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................

    B. Rumusan Masalah .........................................................................

    C. Batasan Masalah ............................................................................

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...................................................

    E. Kerangka Teori ..............................................................................

    F. Tinjauan Pustaka ...........................................................................

    BAB II METODE PENELITIAN .................................................................

    A. Jenis Penelitian ..............................................................................

    B. Pendekatan Penelitian ...................................................................

    C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................

    D. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................

    E. Teknik Analisis Data .....................................................................

    F. Sistematika Penulisan ....................................................................

    G. Jadwal Penelitian ...........................................................................

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBYEK PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................

  • . Sejarah Kota Jambi ................................................................

    . Badan Lingkungan Hidup ......................................................

    . Gambaran Umum Organisasi ................................................

    . Tugas Pokok Dan Fungsi .......................................................

    . KependVisi dan Misi..............................................................

    . Tujuan Badan Lingkungan Hidup ..........................................

    . Sasaran Badan Lingkungan Hidup .........................................

    . Kerangka Pengukuran Kinerja ...............................................

    . Indikator Kinerja ....................................................................

    . Proses Pengukuran Kinerja ....................................................

    . Sejarah PT. Angkasa Raya .....................................................

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ................................

    A. Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi Dalam

    Pengawasan Pengelolaan Limbah Pabrik PT.Angkasa Raya ........

    B. Kendala pemerintah Kota Jambi dalam pengawasan pengelolaan

    Limbah Pabrik di PT. Angkasa Raya ............................................

    C. Upaya yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota

    Jambi terkait kendala yang dihadapi dalam Pengawasan Pengelolaan

    limbah Industri pabrik di PT. Angkasa Raya..................................

    BAB V PENUTUP ..........................................................................................

    A. Kesimpulan....................................................................................

    B. Saran ..............................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • DAFTAR TABEL

    Tabel : Jadwal Penelitian ..........................................................................

    Tabel : Tingkat Pencapaian Kinerja……………………………………

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran : Daftar Informan

    Lampiran : Foto Wawancara Penelitian

    Lampiran : Foto-foto Limbah Industri Pabrik PT. Angkasa Raya

    Lampiran : Data PT. Angkasa Raya

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua

    benda, daya keadaan dan mahluk hidup termasuk didalamnya manusia dan

    perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia

    dan mahluk hidup lainnya. Lingkungan hidup ini terdiri dari tiga komponen: Yaitu

    komponen fisik (abiotik), komponen abiotic dan komponen kultur. Dalam proses

    pelaksanaan pembangunan ketiga komponen itu kemungkinan akan mengalami

    perubahan atau lebih dikenal dengan kata akan terkena dampak. Dampak yang

    bersifat positif sangat diharapkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas dan

    kenyamanan hidup. Sedangkan dampak yang bersifat negative memang tidak

    diharapkan karena dapat menurunkan kualitas dan kenyamanan hidup, harus dapat

    diatasi dengan sebaik-baiknya.1

    Prinsip-prinsip pengelolaan hidup di Indonesia telah dirumuskan

    salah satunya dalam Undang-Undang Nomor tahun tentang

    Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang tersebut telah

    dirumuskan pengertian, tujuan dan asas serta sasaran maupun mekanisme dan

    kewenangan pengelolaan lingkungan hidup.2 Pengelolaan Lingkungan Hidup

    diartikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup

    1 Nurul Hudah, “Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Dalam

    Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry Batik Di Kelurahan Laweyan”. Skripsi,

    Universitas Sebelas Maret Surakarta, , hlm. . 2 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor Tahun , “Tentang

    Pengelolaan Lingkungan Hidup”

  • yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

    pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.3

    Tindakan pengendalian mempunyai posisi strategis untuk menjaga

    dan mengawasi agar fungsi lingkungan hidup terjaga baik daya dukungnya

    ataupun daya tampungnya. Tindakan pengendalian perusakan dan atau

    pencemaran lingkungan salah satunya adalah permasalahan pencemaran air.

    Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, tidak akan

    ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Air yang bersih sangat

    didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan

    industri, pertanian dan lain sebagainya. Saat ini air menjadi masalah yang

    perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai

    dengan standar tertentu sekarang bukanlah suatu yang mudah karena air sudah

    banyak tercemar oleh berbagai macam limbah dari kegiatan manusia, baik itu

    limbah industri, limbah dari kegiatan rumah tangga, maupun limbah dari

    kegiatan yang lainnya. Pembuangan limbah secara langsung inilah yang

    menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air. Limbah (baik berupa zat

    padat maupun zat cair) yang masuk ke air akan menyebabkan terjadinya

    penyimpangan dari keadaan normal air.

    Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya

    makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan

    hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat

    3 Nurul Hudah, “Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Dalam

    Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry Batik Di Kelurahan Laweyan”.

    Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, ,hlm. .

  • tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai

    peruntukkannya (Undang- undang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal

    angka ). Kebijakan Pengendalian Pencemaran Air, secara nasional diatur

    dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor tahun ,

    tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.4

    Walaupun penetapan air bersih tidaklah mudah, namun ada

    kesepakatan bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan

    tetapi didasarkan pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari

    keadaan normal maka berarti air tersebut telah tercemar. Menurut Wisnu Arya

    Wardhana dalam bukunya “Dampak Pencemaran Lingkungan”, indikator atau

    tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda

    yang dapat diamati melalui yaitu :

    . Adanya perubahan suhu air.

    . Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen.

    . Adanya perubahan warna, bau dan rasa air.

    . Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.

    . Adanya mikro organisme.

    . Meningkatnya radioaktivas air lingkungan.5

    4 Peratuan Pemerintah Republik Indonesia nomor tahun , “Tentang

    Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air” 5 Wisnu Arya, “Dampak Pencemaran Lingkungan” dalam Skripsi Kiki Sundari,

    “Analisis Sistem Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet Pt. Bakrie Sumatera Plantation (Tbk)

    Dan Kualitas Air Sungai Bunut Serta Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Di

    Kelurahan Bunut Kota Kisaran Tahun ”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara Medan,

    , hlm.

  • Merujuk pada Undang-Undang Nomor Tahun tentang

    pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun. (a) Bahwa

    lingkungan hidup perlu dijaga kelestarianya sehingga tetap mempu menunjang

    pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

    sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun ; (b) Bahwa dengan meningkatnya pembangunan di segala

    bidang, khususnya dibidang industri, semakin meningkat pula jumlah limbah

    dihasilkan yang berbahaya dan beracun, dan dapat membahayakan lingkungan

    hidup dan kesehatan manusia sehingga perlu pengelolaan dan pengendalian yang

    baik (c) Bahwa untuk memberikan landasan dan kepastian hukum dalam

    pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun perlu

    pengaturan pengelolaan dan pengendalian yang diatur dengan Peraturan Daerah.6

    Pada saat ini, pertumbuhan perekonomi semakin meningkat dengan

    tunjangan kemajuan teknologi yang memadai.Dinamika pembangunan nasional

    saat ini, di satu sisi memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas

    kesejahteraan hidup masyarakat,tetapi disisi lain juga menimbulkan kekhawatiran

    terhadap merosotnya kualitas lingkungan hidup, kekhawatiran ini cukup beralasan

    karena kenyatan menunjukan bahwa lingkungan hidup di negeriini belum

    terhindar dari ancaman dan pencemaran akibat buangan limbah industri yang

    dilakukan oleh perusahaan-perusahaan industri nasional. Kasus-kasus pencemaran

    lingkungan hidup ini karena kecerobohan atau kelalaian perusahaan-perusahaan

    industri yang membuang limbahnya dilingkungan masyarakat. Padahal dalam

    6 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor Tahun “Tentang Pengelolaan dan

    Pengendalian Limbah Bahan Bebahaya dan Beracun”

  • setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, terutama dalam hal membuang

    limbah industri harus memiliki izin lingkungan.

    Dalam pasal butir ( ) PP Nomor tahun tentang izin

    lingkungan, disebutkan bahwa :

    “Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang

    melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam

    langkah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat

    memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan ”7

    Pencemaran lingkungan hidup dalam analisis kalangan ahli hukum

    lingkungan adalah akibat ambiguitas tindakan manusia. Manusia telah

    memasukkan alam dalam kehudupan budaya, tetapi kerap melupakan bahwa ia

    merupakan bagian dari alam tempat kehidupannya. Pembangunan industri-industri

    baru pada saat ini dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat, namun

    membawa dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Permasalahan tersebut

    perlu di pertimbangkan beberapaefeknya seperti limbah yang dihasilkan. Industri

    yang menghasilkan limbah salah satunya adalah industri karet.8

    Dinamika perkembangan hidup manusia menunjukan bahwa semakin

    modern kehidupan manusia, semakin besar pula kerusakan dan pencemaran

    lingkungan yang ditimbulkanya. Disamping itu perkembangan kehidupan tersebut

    juga menyebabkan semakin tipisnya sumber daya alam dibumi ini. Jika kegiatan

    kelompok masyarakat jaman dulu hanya menimbulkan kerusakan dan pencemaran

    lingkungan dalam jumlah minimal, maka kegiatan kelompok masyarakat jaman

    7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Tahun , “ Tentang Izin

    Lingkungan” 8Windy Nila Hakim, Jhon Armedi Pinem, Edy Saputra, “Pengelolahan Limbah Cair

    Industri Karet Dengan Kombinasi Proses Pretreatment Dan Membran Ultrafiltrasi”

    (Laboratoriun Pemisahan dan Permurnian), Ejurnal. ( ), hlm.

  • sekarang ternyata menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda, sehingga

    pemerintahan selaku penyelenggara negara wajib mengeluarkankebijakan

    dibidang lingkungan hidup secara nasional. Dan menurut PP Nomor tahun

    , tentang analisis mengenai dampak lingkungan atau sering di sebut Amdal,

    yaitu suatu kajian mengenai dampak yang telah ditimbulkan oleh lingkungan,

    serta menjadi hal yang penting dalam pengambilan suatu keputusan atau dari

    kegiatan yang telah direncanakan di lingkungan hidup.9 Tujuan dari Amdal ini

    adalah untuk menjaga kemungkinan dan dampak dari suatu rencana usaha atau

    kegiatan tertentu. Amdal sangat diperlukan karena harus ada studi kelayakan

    didalam undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk menjaga lingkungan

    dari sebuah operasi proyek pada kegiatan industri atau kegiatan yang dapat

    menyebabkan kerusakan di suatu lingkungan.

    Permasalahan limbah ini sampai sekarang belum selesai akibat

    kurangnya perhatian Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi dalam

    pengawasan limbah pabrik karet yang dibuang dilingkungan masyarakat.

    Masyarakat hanya bisa mengeluh bau menyengat dari limbah pabrik yang berada

    di lingkukan sekitar. Takluput juga dari rusaknya ekosistem alam, tumbuhan di

    sekitar limbah pabrik tersebut tidak tumbuh dengan baik, dan merusak

    pemandangan di sekitar masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari PT. Angkasa Raya

    dikarenakan peneliti mengamati dan mengawasi limbah dari PT tersebut dan juga

    dapat dari ketua RT setempat bahwa PT. Angkasa Raya membuang limbah

    9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Tahun , “Tentang Analisis

    Mengenai Dampak Lingkungan”

  • ditempat yang tidak semestinya sehingga menyebabkan polusi dilingkungan

    sekitar masyarat setempat.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan Hidayat selaku RT di Kecamatan

    Pelayangan Kota Jambi

    “Limbah tersebut tidak bagus untuk sekitar lingkungan yang padat

    penduduk, karena selain merusak pemandangan sekitar limbah tersebut

    juga mengeluarkan bau busuk sesekali, apalagi kalau lagi musim banjir,

    limbah tersebut akan menggenang dipermukaan air banjir dan menyebar

    dibawah rumah warga, akibatnya diperkarangan ataupun di keliling

    rumah warga tersebut dipenuhi limbah pabrik yang padat yang biasa

    disebut tatal. Tatal adalah limbah pabrik padat hasil dari sisa-sisa getah

    yang mentah dan tatal tidak menyatu dengan tanah”10

    Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas

    permasalahan tersebut dalam bentuk karya ilmiah yang penulis tuangkan kedalam

    bentuk skripsi dengan judul “KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP

    PEMERINTAH KOTA JAMBI DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN

    LIMBAH INDUSTRI PABRIK DI KOTA JAMBI (STUDI DI PT.

    ANGKASA RAYA )”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut.

    . Bagaimana kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintahan Kota Jambi

    dalam pengawasan pengelolaan limbah pabrik di PT.Angkasa Raya ?

    . Apakah kendala yang dihadapi Badan Lingkungan Hidup Kota Jambi dalam

    pengawasan pengelolaan limbah pabrik di PT. Angkasa Raya ?

    10

    Wawancara bersama Hidayat Selaku Ketua RT di Kecamatan Pelayangan Pada

    Tanggal Mei

  • . Upaya Apasaja yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota

    Jambi terkait kendala yang dihadapi dalam Pengawasan Pengelolaan

    limbah Industri pabrik di PT. Angkasa Raya?

    C. Batasan Masalah

    Agar pembahasan masalah dalam penulisan skripsi ini tidak meluas, dan

    tepat pada pokok pembahasanya maka penelitian ini dibatasi pada penelitian

    terhadap kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi dalam

    pengawasan pengelolaan limbah terhadap industri pabrik di PT. Angkasa Raya

    data pada tahun - . Dari batasan masalah tersebut maka peneliti akan

    membahas mengenai kinerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi dalam

    mengatasi limbah pabrik tersebut.

    D. Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan dalam penelitian tersebut ada dua macam yaitu tujuan umum dan

    tujuan khusus.

    . Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah

    Kota Jambi dalam pengawasan pengelolaan limbah industri pabrik

    di Kota Jambi.

    b. Untuk mengetahui kendala Badan Lingkungan Hidup Pemerintah

    Kota Jambi dalam pengawasan pengelolaan limbah industri pabrik

    di kota Jambi

  • c. Untuk Mengetahui upaya apasaja yang dilakukan Badan Lingkungan

    Hidup Pemerintah Kota Jambi terkait kendala yang dihadapi dalam

    Pengawasan Pengelolaan limbah Industri pabrik di PT. Angkasa Raya

    . Manfaat Penelitian

    Sebuah penelitian dilakukan untuk dapat digenerasikan serta

    diharapkan mampu memberikan manfaat yang baik bagi disiplin ilmu

    yang berkaitan erat dengan penelitian ini. Manfaat dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    a. Akademisi

    Secara akademisi hasil penelitian ini berguna sebagai suatu karya

    ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan

    sebagai bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupun

    pihak lain yang tertarik dalam bidang yang sama. Penelitian ini di

    gunakan untuk mengaktualisasikan ilmu yang didapat dibangku

    perkuliahan dan realita di lingkungan masyarakat. Serta dapat dijadikan

    dasar dan bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut bagi mahasiswa.

    b. Praktisi

    Secara praktisi hasil penelitian sebagai bahan masukan atau acuan

    dan pertimbangan bagi pihak pemerintah daerah khususnya Provinsi

    Jambi dalam pengawasan limbah terhadap industry pabrik di Kota Jambi

    dan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta

    kemampuan untuk menganalisis mengenai pengelolaan limbah terhadap

    industri pabrik di Kota Jambi.

  • c. Untuk mendapat gelar sarjana

    E. Kerangka Teori

    Kerangka teori di gunakan untuk memberikan gambaran atas batasan-

    batasan tentang teori-teori yang akan di pakai sebagai landasan penelitian yang

    akan dilakukan.11

    Agar penelitian ini terarah dan tepat sasaran, dalam hal ini

    penulis melalui kerangka teori yaitu Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah

    Kota Jambi dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Terhadap Industri Pabrik di

    Kota Jambi (Studi di PT. Angkasa Raya), maka penulis menganggap perlu

    menggunakan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna mendapatkan konsep

    yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

    A. Pengertian Kinerja

    Tujuan organisasi bisa dicapai apabila organisasi tersebut didukung oleh

    unit- unit kerja yang terdapat di dalamnya. Baik buruknya output dari suatu

    organisasi dipengaruhi oleh baik buruknya kinerja yang terjadi di dalam

    organisasi tersebut.

    Dalam bahasa Inggris kinerja seringkali dipadankan dengan istilah

    performance yang berarti sesuatu hasil yang telah dikerjakan. Menurut Suyadi

    Prawirosentono, kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai

    oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi yang sesuai dengan

    wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai

    11Mardalis, “Metode Penelitian Suatu Pendekta Proposal”, (Jakarta: Bumi Aksara,

    ), hlm .

  • tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan

    sesuai dengan moral maupun etika.12

    Bastian mendefinisikan kinerja organisasi sebagai gambaran mengenai

    tingkat pencapaian hasil pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya

    mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi tersebut.13

    Kinerja merujuk pengertian hasil, Sudarmanto ( : ) menyatakan

    bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi (dihasilkan) atau fungsi

    pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode waktu tertentu.14

    Menurut Stephen B. Robbins, kinerja didefinisikan sebagai fungsi dari

    instruksi antara kemampuan dan motivasi.15

    Lijan Poltak Sinambela mengemukakan bahwa kinerja merupakan

    ekspresi potensi seseorang dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan

    menetapkan standar tertentu.16

    Pengertian kinerja menurut Joko Widodo pada hakikatnya berkaitan

    dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang

    menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.17

    Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara kinerja diartikan

    sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

    12

    Suryadi Prawirosentono, “Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

    Karyawan”, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, ), hlm. 13

    Bastian, “Audit Sektor Publik”, ( Jakarta : Selemba Empat, ), hlm. 14

    Sudarmanto. “Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.” (Yogyakarta : Pustaka

    Pelajar, ), hlm. 15

    Stephen B. Robbins, “SPSS Statistik Multivariat”, ( Jakarta : PT. Elex Komputindo,

    Kelompok Gramedia, ), hlm. 16

    Lijan Poltak Sinambela, “Reformasi Pelayanan Publik (Teori Kebijakan dan

    Implementasi)”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, ), hlm. 17

    Joko Widodo, “Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja”,( Malang: Banyumedia,

    ), hlm.

  • kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi

    organisasi.18

    Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

    kinerja organisasi dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi untuk

    melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam

    mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

    B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi

    Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di

    dalam (internal) maupun di luar (eksternal) organisasi. Hesssel Nogi Tangkilisan

    menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu

    organisasi meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan

    tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki

    organisasi, dan kepemimpinan yang efektif.19

    Selanjutnya, kinerja suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh factor

    internal maupun eksternal sebagai berikut :

    . Faktor Eksternal yang terdiri dari :

    a. Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan

    kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang

    akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara

    maksimal,

    b. Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh

    pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk

    18

    Ibid, hlm. 19

    Hessel Nogi Tangkilisan, “Manajemen Publik”, ( Jakarta : Grasindo, ), hlm.

  • menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang

    lebih besar,

    c. Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat,

    yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang

    dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

    . Faktor Internal yang terdiri dari :

    a. Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin

    diproduksi oleh suatu organisasi.

    b. Struktur organisasi, sebagai hasil dari desain antara fungsi yang akan

    dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formalnya.

    c. Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi

    sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan.

    d. Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola

    kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.

    Menurut Wibowo Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk

    suatu organisasi mempunyai kinerja yang baik, yaitu : Pernyataan tentang maksud

    dan nilai-nilai, Manajemen strategis, Manajemen sumber daya manusia,

    Pengembangan organisasi, Konteks organisasi, Desain kerja, Fungsionalisasi,

    Budaya, Kerja Sama 20

    Istianto, menjelaskan bahwa untuk menampilkan kinerja yang optimal

    diperlukan empat persyaratan yaitu:

    20

    Wibowo. “Manajemen Kinerja”, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, ), hlm.

  • . Kapasitas SDM yang memadai.

    . Rekrutmen yang baik.

    . Pembinaan yang memadai.

    . Pengawasan Masyarakat. 21

    Dalam Mahmudi, kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional

    yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya,faktor- faktor yang

    mempengaruhi kinerja adalah :

    a. Faktor personal/ individual, meliputi : pengetahuan, ketrampilan (skill),

    kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh

    setiap individu ;

    b. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan,

    semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader

    c. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh

    rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,

    kekompakan dan keeratan anggota tim ;

    d. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang

    diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam

    organisasi ;

    e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan

    lingkungan eksternal dan internal.22

    21

    Istianto, “Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik”. (Jakarta :

    Mitra Wacana Media, ), hlm. 22

    Mahmudi, “Manajemen Kinerja Sektor Publik”,(Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu

    Manajemen YKPN, ), hlm.

  • Dari keseluruhan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada

    begitu banyak faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat kinerja yang dapat

    dicapai oleh suatu organisasi. Faktor tersebut bisa disebabkan oleh faktor dari luar

    organisasi (eksternal) maupun faktor dari dalam organisasi (internal)

    C. Pengukuran Kinerja

    Kinerja sangat penting untuk dinilai atau diukur agar suatu organisasi

    atau program dapat diketahui keberhasilannya. Hal ini sesuai dengan pendapat

    Mahmudi bahwa pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan

    penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi,

    program atau kegiatan.23

    Penilaian kinerja, menurut Achmad S. Ruky, dilakukan pada akhir

    periode tertentu yang telah ditetapkan yaitu membandingkan antara hasil yang

    sebenarnya diperoleh dengan yang direncanakan. Sehingga dapat diketahui mana

    yang telah dicapai sepenuhnya, mana yang diatas standar (target) dan mana yang

    dibawah target atau tidak tercapai penuh.24

    Penilaian kinerja akan menimbulkan perbaikan atau peningkatan kinerja

    karyawan yang kemudian akan berdampak positif pada kinerja organisasi secara

    keseluruhan. Hessel Nogi Tangkilisan, mengemukakan bahwa pengukuran/

    penilaian kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk

    meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Penilaian kinerja

    23

    Mahmudi, “Manajemen Kinerja Sektor Publik”,(Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu

    Manajemen YKPN, ), hlm. 24

    Achmad S. Ruky, “Sistem Manajemen Kinerja”,( Jakarta : PT. Gramedia, ),

    hlm.

  • juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and

    objectives).25

    Menurut Keban pencapaian hasil (kinerja) dapat dinilai menurut pelaku

    yaitu:

    . Kinerja individu yang menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang

    telah melaksanakan

    . tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang telah ditetapkan

    oleh kelompok atau instansi.

    . Kinerja kelompok, yaitu menggambarkan sampai seberapa jauh suatu

    kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga

    mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh institusi.

    . Kinerja organisasi, yaitu berkenaan dengan sampai seberapa jauh suatu

    institusi telah melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi

    atau misi institusi.

    . Kinerja program, yaitu berkenaan dengan sampai seberapa jauh kegiatan-

    kegiatan dalam program yang telah dilaksanakan sehingga dapat mencapai

    tujuan dari program tersebut. 26

    25

    Hessel Nogi Tangkilisan, “Manajemen Publik”, ( Jakarta : Grasindo, ), hlm. 26

    Keban Yeremias T. “Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori

    dan Isu”, (Yogyakarta : Gaya Media. ), hlm.

  • F. Tinjauan Pustaka

    Dari suatu penelitian tidak lepas dari perolehan data melalui referansi

    buku-buku dan literatur sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini akan di

    cantumkan hasil penelitian terlebih dahulu oleh beberapa peneliti antara lain:

    Pertama, penelitian yang berjudul “Dampak Pencemaran Limbah Pabrik

    Tahu Terhadap Lingkungan Hidup” oleh Jessy Adack tahun . Penelitian

    tersebut membahas tentang dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap

    lingkungan hidup yaitu rusaknya kualitas lingkungan terutama perairan sebagai

    salah satu kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainya. Rusaknya

    lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk terhadap kehidupan

    ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam kesehatan manusia.

    Gangguan terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya.

    Limbah tahu membawa akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan-bahan

    berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus menerus

    ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin

    terancam.27

    Kedua, Jurnal penelitian yang berjudul “Kaji ulang sistem pengelolahan

    limbah cair industri hasil perikanan secara biologis dengan lumpur aktif” oleh

    Bustami Ibrahim tahun . Limbah cair industri perikanan mengandung bahan

    organik yang tinggi dan sangat bervariasi antara satu industri dengan industri yang

    lain tergantung pada teknologi yang digunakan, jenis ikan yang diolah dan jenis

    produk yang dihasilkan. Kontribusi kandungan beban limbah yang terbesar

    27

    Jessy Adack, Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan

    Hidup, ( )

  • berasal dari industri pengalengan dan pengelolaan tepung ikan. Peengolahan

    limbah cair industri perikanan yang selama ini banya menggunakan sistem kolam

    aerasi perlu ditingkatkan dengan menggunakan teknologi lain, dalam rangka

    menyisihkan kandungan nitrogen secara total dalam air limbah tidak hanya

    mengkonversi nitrogen organik dan ammonia menjadi nitrat ( penurunan beban

    organik ).28

    Ketiga, Skripsi penelitian yang berjudul “Kinerja Badan Lingkungan

    Hidup Kota Surakarta Dalam Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry

    Batik Di Kelurahan Laweyan” oleh Nurul Hudah tahun . Penanggulanan

    pencemaran air akibat air limbah industry batik di Kelurahan Laweyan merupakan

    usaha yang dilakukan pemerintah Surakarta dalam upaya untuk menangani

    pencemaran yang ditimbulkan oleh industry batik di Kelurahan Laweyan.

    Pelaksanaan penanggulangan pencemaran air limbah industry batik ini bertujuan

    untuk mencegah terjadinya pencemaran air oleh limbah industry pabrik yang

    menyebabkan terjadinya penurunan mutu air. Dalam kegiatan penanggungan

    pencemaran air limbah industry pabrik, pemerintah daerah khususnya Badan

    Lingkungan Hidup memiliki peranan yang sangat besar terhadap keberhasilan

    program karena sebagai aparat pelaksana kegiatan penanggulangan pencemaran

    yang secara langsung berhubungan dengan kelompok sasaran.29

    28

    Bustami Ibrahim, Kaji ulang sistem pengelolahan limbah cair industri hasil

    perikanan secara biologis dengan lumpur aktif. ( ) 29

    Nurul Hudah, “Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Dalam

    Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry Batik Di Kelurahan Laweyan”. Skripsi,

    Universitas Sebelas Maret Surakarta,

  • Dari penelitian pertama dan kedua membahas tentang dampak dan

    sistem pengelolaan limbah industri sedangkan peneliti lebih berfokus pada kinerja

    Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi, dan dari penelitian yang

    ketiga, perbedaan penelitian tersebut terletak pada kinerja Badan Lingkungan

    Hidup dalam Menanggulani Pencemaran air yang artinya Badan Lingkungan

    Hidup Pemerintah Surakarta diminta untuk menangani pencemaran yang di

    timbulkan oleh industri batik, sedangkan peneliti disini lebih mengarah ke

    pengawasan Badan Lingkungan Hidup dalam mengelola limbah di PT. Angkasa

    Raya.

  • BAB II

    METODE PENELITIAN

    Penelitian berasal dari bahasa inggris, Researh dari dua suku kata Re

    artinya “Kembali” dan Searh artinya “Mencari” sehingga secara harfiah diatikan

    pencarian kembali, yaitu metode penelitian adalah tata cara bagaimana studi

    penelitian dilaksanakan.30

    Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk

    mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Jadi,

    metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

    peraturan dalam penelitian. Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah, yang

    bisa dipertanggungjawabkan dengan baik oleh peneliti.31

    Penulis lebih fokus

    kepada efektifitas peraturan daerah jambi nomor tahun tentang

    pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun.

    A. Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,

    tetapi lebih mengarah ke metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif yaitu

    Penulisan merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek dan

    subjek sesuai dengan keadaanya.32

    Sehingga memudahkan penulis untuk

    mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami kinerja

    Badan lingkungan Hidup Kota Jambi dalam mengatasi limbah industri pabrik di

    PT. Angkasa Raya.

    30

    Sayuti Una dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, cet. Ke- (Jambi, Fakultas Syariah IAIN

    Press, ) hlm. 31

    Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian

    Sosial,(Jakarta:Bumi Aksara, ), hal. 32

    Sukardi, Metode penelitian Kualitatif, Cet, Ke- ( Jakarta: Gaung Persada. ).

    hlm.

  • Dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh informasi tentang

    bagaimana pelaksanaan peraturan daerah jambi nomor tahun dalam

    mengatasi permasalahan limbah pabrik yang tidak sesuai dengan undang- undang

    yang telah ditetapkan, dan untuk mengetahui penulis menghimpun data yang ada

    dilapangan sebagai bahan acuan untuk melakuakn penelitian yang akan penulis

    deskriptikan

    B. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis empiris.

    Yakni dilakukan dengan melihat kenyataan yang ada dalam praktek dilapangan.

    Jadi pendekatan yuridis empiris dalam penelitian ini maksudnya adalah

    bahwa dalam menganalisis permasalahan dilakukan dengan cara memadukan

    bahan-bahan hukum yang merupakan data sekunder dengan data primer yang

    diperoleh dilapangan.

    C. Jenis dan sumber Data

    Adapun jenis dan sumber data yang digunakan peneliti yaitu :

    ) Data Primer

    Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli

    (langsung informan) yang memiliki informasi atau data tersebut.33

    Data

    primer disini adalah suatu data yang diperoleh penulis dari observasi,

    wawancara dengan perangkat pemerintah provinsi Jambi, dan dokumen

    berupa arsip dan peraturan dilapangan dengan pihak kantor Badan

    lingkungan hidup pemerintah provinsi Jambi.

    33

    Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Cet.Ke- (Jakarta: Gaung Persada, )

    hlm.

  • ) Data Sekunder

    Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua, data ini

    diproleh dengan mengutip sumber lain sehingga tidak bersifat authentic

    karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.34

    Data

    sekunder dapat di peroleh dari berbagai sumber program pelaksanaan

    dilembaga seperti Peraturan daerah, Data daerah, Buku-buku yang

    berkaitan judul skripsi, Laporan, Jurnal, Prosiding dan Internet.35

    Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    ) Pelaksana pemberi pelayanan

    Dalam hal ini seperangkat organisasi kepengurusan lembaga dapat

    memberikan informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya.

    ) Dokumentasi

    Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam

    bentuk laporan, catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan serta

    keuntungan, dan lain sebagainya.36

    Sumber data adalah berupa responden dan informan di katakan

    juga sebagai sumber data berupa orang ( person ).37

    Sumber data penelitian

    ini dari wawancara dari beberapa sampel yang telah di tentukan dan juga

    di temukan atau peristiwa-peristiwa di lapangan.

    34

    Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, Cet.ke- (Yogyakarta:Pusaka Pelajar, ) 35

    Ibid hlm 36

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, ( Bandung, Alfabeta:

    ) hlm. . 37

    Sayuti Una, (Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi ),Cet Ke (Jambi : Syariah

    Press, ), hlm.

  • D. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data ini merupakan alat atau cara yang

    digunakan untuk memperoleh data dan fakta penelitian. Adapun pengumpulan

    data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

    a. Observasi

    Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

    gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data

    apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara

    sistematis, serta dapat dikontrol keandalan ( reliabilitas dan kesahihanya).

    Alasan penggunaan pengamatan karena teknik pengamatan

    memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemungkinan mencatat perilaku

    dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Kedua, teknik

    pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

    berkaitan dengan pengetahuan propossisional maupun pengetahuan yang langsung

    diperoleh dari data. Ketiga, dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada

    proses wawancara. Keempat, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu

    memahami situasi-situasi yang rumit.

    Dalam pengumpulan data yang berbentuk observasi ini penulis akan

    melakukan pengamatan dan pencatatan data langsung dari pabrik dan tempat

    pembuangan limbah pabrik karet di PT. Angkasa Raya.

  • b. Wawancara

    Wawancara dapat diartikan juga suatu proses interaksi dan komunikasi

    untuk mendapatkan informasi yang hanya diperoleh dengan cara bertanya

    langsung dengan responden.38

    Wawancara digunakan untuk mendapatkan data mentah dari informan,

    sehingga ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen. Data mentah

    yang diperoleh dari informan ini bermanfaat untuk menjawab rumusan masalah

    dalam penelitian.39

    Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah

    buku catatan, laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara

    terstruktur melalui email ataupun telephone. Hal ini bermanfaat untuk mengirim

    dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, dimana

    kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data.

    Dalam penelitian ini peneliti menghubungi responden untuk

    diwawancarai yaitu Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi

    serta staf dan tenaga kerja kantor baik yang bertugas dilapangan dan di dalam

    kantor. Dan peneliti juga mewawancarai masyarakat sekitar PT. Angkasa Raya.

    Materi wawancaranya antara lain tentang Kinerja Badan Lingkungan Hidup

    Pemerintah Kota Jambi dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri Pabrik di

    PT. Angkasa Raya Kota Jambi.

    38

    Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan

    karya Ilmiah,Cet. Ke- , (Jakarta:Pustaka Lp es Indonesia, ), hlm 39

    Ibid, hlm. -

  • c. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan

    percakapan, menyangkut permasalahan pribadi, dan memerlukan interprestasi

    yang berhubungan dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.40

    Teknik

    dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data baik dari dokumentasi

    resmi, buku, artikel, surat kabar, arsip, dokumentasi pribadi.

    E. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

    yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

    cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

    melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

    yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

    diri sendiri maupun orang lain.

    Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

    berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

    Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya

    dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan

    apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

    Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan

    teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut

    berkembang menjadi teori.

    40

    Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan

    karya Ilmiah,Cet. Ke- , (Jakarta:Pustaka Lp es Indonesia, ), hlm. -

  • Menurut Bogdan sebagaimana dikutip oleh Sugiyono analisi data adalah

    proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

    wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain. Sehingga mudah dipahami

    dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain.

    Aktifitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil

    kesimpulan lalu diverifikasi.

    a. Reduksi data

    Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

    pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

    catatan tertulis dilapangan.

    b. Penyajian data

    Penyajian data dilakukan dengan mengelompokan data sesuai dengan

    sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara,

    dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis

    menggunakan teks yang bersifat naratif.

    d. Kesimpulan/Verifikasi

    Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

    penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

    bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat

    yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.41

    41

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung, Alfabeta :

    ) hlm.

  • F. Sistematika penulisan

    Penulis dalam tulisan Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah

    Kota Jambi dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri Pabrik Di Kota

    Jambi (studi di PT. Angkasa Raya)”

    BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini di uraikan mengenai latar belakang

    masalah, rumusan masalah, batas masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

    kerangka teori, dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang

    merupakan berfikir bagi bab-bab selanjutnya.

    BAB II : Metode penelitian, dalam bab ini membahas mengenai

    pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, pengumpulan, serta analisis data,

    sistematika penulisan dan jadwal penelitian.

    BAB III : Gambaran umum, demografi Badan lingkungan hidup

    pemerintah kota Jambi

    BAB IV : Pembahasan, Dalam bab ini membahas tentang “Kinerja Badan

    Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan

    Limbah Industry Pabrik Di Kota Jambi (Studi Di PT. Angkasa Raya)”

    BAB V : Penutup, Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan hasil

    penelitian serta saran-saran terkait dengan Kinerja Badan Lingkungan Hidup

    Pemerintah Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industry Pabrik

    Di Kota Jambi (Studi Di PT. Angkasa Raya).

  • G. Jadwal Penelitian

    Agar penelitian dan penulisan skripsi terencana dengan waktu yang

    efektif dan efisen sehingga dapat selesai tepat waktu, maka penulis membagi

    langkah-langkah penelitain yang akan dijalani dalam bentuk jadwal untuk menjadi

    pedoman. Adapun jadwal penelitian yang dijadwalkan adalah sebagai berikut:

    Table

    NO KEGIATAN Tahun

    Januari Februari Maret April Mei

    PengajuanJudul

    Pembuatan

    Proposal

    Perbaikan

    Proposal dan seminar

    SuratizinRiset

    Pengumpulan Data

    Pengolahan data

    dananalisis data

    PembuatanLaporan

    BimbingandanPerbaikan

    Agenda danUjianSkripsi

    PerbaikandanPenjilidan

  • BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah kota Jambi

    Jambi sebagai daerah pemukiman atau pemusatan penduduk bahkan

    sebagai pusat kedudukan pemerintahan telah berjalan dari masa ke masa. Sejarah

    Dinasti Sung menguraikan bahwa Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi)

    bersemayam di Chan-pi. Utusan dari Chan-pi datang untuk pertama kalinya di

    istana Kaisar China pada tahun M. Utusan ke dua kalinya datang pula pada

    tahun M. Informasi ini menorehkan bahwa Chan-pi (yang diidentifikasikan

    Prof. Selamat Mulyana sebagai Jambi) sudah muncul diberita China pada tahun –

    tahun tersebut. Dengan demikian Chan-pi atau Jambi sudah ada dan dikenal pada

    abad ke M. Berita China Ling Pio Lui ( - M) juga menyebut Chan-pi

    (Jambi) mengirim misi dagang ke China.42

    Silsilah Raja-raja Jambi tulisan Ngebih Suto Dilago Priayi Rajo Sari

    pembesar dari kerajaan Jambi yang berbangsa , menulis Putri Selaro Pinang

    Masak anak rajo turun dari Pagaruyung di rajakan di Jambi. Dari sebutan Pinang

    dalam bahasa Jawa (Sunda) dilapas sebagai Jambe sehingga ditenggarai banyak

    orang sebagai asal kata Jambi. Jadi ada perubahan bunyi dan huruf dari Jambe ke

    Jambi. Identifikasi ini menginformasikan kata Jambe-Jambi terbuhul pada abad ke

    42

    Buku Sejarah Kota Jambi Pada Masa Lampau, Masa Sekarang, Dan Yang Akan

    Datang: Diterbitkan Oleh Pemerintah Daerah Tk II Kotamadya Jambi, Dan Lembaga Adat

    Tanah Pilih Kotamadya Jambi: Tahun

  • yaitu di masa Puteri Selaro Pinang Masak memerintah dikerajaan Jambi Tahun

    - .43

    Raden Syarif (yang kemudian diungkapkan kembali oleh Datuk

    Sulaiman Hasan) dari “Riwayat Tanjung Jabung Negeri Lamo” mencatat bahwa

    Puteri Selaro Pinang Masak mengilir dari Mangun Jayo ke Tanjung Jabung di

    pandu oleh sepasang itik besar (Angso Duo) yang mupur ditanah pilih pada

    tanggal Mei . Legenda Tanah Pilih ini berbeda versi dengan Ngebi Suto

    Dilago. Silsilah Raja-raja Jambi menyebut Orang Kayo Hitam (salah seorang

    putera dari pasangan puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko

    Berhalo) yang mengilir mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran

    petuah mertuanya Temenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh.44

    Profesor Moh. Yamin mengidentifikasi Jambi berada disekitar Kantor

    Gubernur Jambi di Telanaipura sekarang. Indikasi ini atas dasar mulai dari

    kawasan Mesjid Agung Al-falah sampai ke Pematang pinggiran Danau Sipin

    terdapat deretan struktur batuan bata candi yang diantaranya menunjukan sebagai

    komplek percandian yang cukup besar dikawasan kampung Legok.Tidak tertutup

    kemungkinan penemuan tanah pilih oleh sepasang Angso yang mupur tersebut

    adalah pembukaan kembali Kota Chan-pi yang ditinggal karena kerajaan

    SwarnaBhumi (San-fo-tsi) diserang oleh Singosari dalam peristiwa Pamalayu

    tahun M dan pindah ke pedalaman Batang Hari yang kemudian dikenal

    sebagai Darmasraya (Sumatera Barat)

    43

    https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/, di Akses pada September 44

    http://wennyastaria.blogspot.com/ / /kebudayaan-jambi.html; diakses pada

    september

    https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/http://wennyastaria.blogspot.com/2009/04/kebudayaan-jambi.html

  • Dua Puteri Melayu/Darmasraya yaitu Dara Petak dan Dara Jingga

    diboyong oleh Mahisa Anabrang ke Singosari pada tahun . Ternyata di saat

    itu Singosari telah runtuh oleh pemberontak dan kemudian mendapat serbuan

    tentara Khu Bilaikhan. Singosari berganti menjadi Majapahit dengan Rajanya

    Raden Wijaya. Salah seorang keturunan Puteri melayu itu yaitu dari pasangan

    Dara Jingga yaitu Adityawarman kembali ke Darmasraya kemudian mendirikan

    dan menjadi Raja di Pagaruyung ( - M). Anaknya yang bernama

    Ananggawarman meneruskan teratah kerajaan Pagaruyung. Keturunan

    Ananggawarman salah satunya adalah Puteri Selaro Pinang Masak yang dirajakan

    di Jambi.

    Setelah Orang Kayo Hitam dirajakan pusat kerajaan dipindahkan dari

    Ujung Jabung ke Tanah Pilih Jambi disekitar awal abad ke . Jadilah Jambi

    kembali sebagai tempat kedudukan Pemerintahan.Pangeran Depati Anom yang

    naik tahta dikerajaan Jambi bergelar Sultan Agung Abdul Jalil ( - M)

    pernah memberikan surat izin untuk mendirikan pasar tempat berjual beli di

    Muaro Sungai Asam pada seorang Belanda bernama Beschseven. Izin Sultan

    tersebut tertanggal Juni dimana lokasi yang diizinkan itu kemudian

    berpindah dari Muaro Sungai Asam ke sekitar Muaro Sungai di bawah area WTC

    Batang Hari sekarang.

    Jambi sebagai pusat pemukiman dan tempat kedudukan raja terus

    berlangsung. Istana yang dibangun di Bukit Tanah Pilih disebut sebagai istana

    tanah pilih yang terakhir sebagai tempat Sultan Thaha Saifuddin dilahirkan dan

    dilantik sebagai sultan tahun . Istana Tanah Pilih ini kemudian di bumi

  • hanguskan sendiri oleh Sultan Thaha tahun menyusul serangan balik tentara

    Belanda karena Sultan dan Panglimanya Raden Mattaher menyerang dan berhasil

    menenggelamkan kapal perang Belanda Van Hauten di perairan Muaro Sungai

    Kumpeh.

    Dari puing – puing Istana Tanah Pilih oleh Belanda dikuasai dan

    dijadikan tempat markas serdadu Belanda. Praktis setelah Sultan Thaha Saifuddin

    gugur tangga April Belanda secara utuh menempatkan wilayah kerajaan

    Jambi sebagai bagian wilayah kekuasaan Kolonial Hindia Belanda. Jambi

    kemudian berstatus Under Afdeling di bawah Afdeling Palembang. Pada Tahun

    Under Afdeling Jambi ditingkatkan sebagai Afdeling Jambi kemudian di

    tahun Afdeling Jambi menjadi Kerisidenan Jambi dengan residennya O.L.

    Helfrich berkedudukan di Jambi. Sampai masa Kemerdekaan pejabat

    Residen dari Keresidenan Jambi berkedudukan di Jambi. Setelah Republik

    Indonesia di Proklamirkan pada tanggal Agustus , berdasarkan berita RI

    Tahun II No. hal tercatat untuk sementara waktu daerah Negara Indonesia

    di bagi dalam Provinsi yang masing – masing dikepalai oleh seorang Gubernur

    diantaranya Provinsi Sumatera. Provinsi Sumatera ini kemudian pada tahun

    dibagi lagi dalam sub Provinsi yaitu Sub Provinsi Sumatera Utara, Sub Provinsi

    Sumatera Tengah dan Sub Provinsi Sumatera Selatan. Keresidenan Jambi dengan

    hasil voting dimasikan ke dalam wilayah Sub Provinsi Sumatera Tengah.

    Residen Jambi yang pertama di masa Republik adalah Dr. Asyagap

    sebagaimana tercantum dalam pengumuman Pemerintah tentang pengangkatan

    residen, Walikota di Sumatera dengan berdasarkan pada surat ketetapan Gubernur

  • Sumatera tertanggal Oktober No. -X.Pada tahun tersebut sesuai

    Undang-undang no. tahun wilayah Indonesia terdiri dari Provinsi,

    Karesidenan, Kewedanaan dan Kota. Tempat kedudukan Residen yang telah

    memenuhi syarat, disebut Kota tanpa terbentuk struktur Pemerintahan Kota.

    Dengan demikian Kota Jambi sebagai tempat kedudukan Residen Keresidenan

    Jambi belum berstatus dan memiliki pemerintahan sendiri.

    Kota Jambi baru diakui berbentuk pemerintahan ditetapkan dengan

    ketetapan Gubernur Sumatera No. tahun tertanggal Mei dengan

    sebutan Kota Besar dan Walikota pertamanya adalah Makalam.Mengacu pada

    Undang-undang No. tahun Kota Besar menjadi Kota Praja. Kemudian

    berdasarkan Undang-undang No. tahun menjadi Kota Madya dan

    berdasarkan Undang-undang No. tahun Kota Madya berubah menjadi

    Pemerintah Kota Jambi sampai sekarang.Dengan Undang-undang No. Tahun

    Keresidenan Jambi sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Tengah

    dikukuhkan sebagai Provinsi Jambi yang berkedudukan di Jambi. Kota Jambi

    sendiri pada saat berdirinya Provinsi Jambi telah berstatus Kota Praja dengan

    Walikotanya R. Soedarsono.

    Tanggal penetapan Kota Jambi sebagai Kota Praja yang mempunyai

    Pemerintahan sendiri sebagai Pemerintah Kota dengan ketetapan Gubernur

    Sumatera No. Tahun tertanggal Mei dipilih dan ditetapkan

    dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. Tahun dan disahkan dengan

  • Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi No. Tahun ,

    tanggal Mei itu sebagai Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi.45

    L. Badan Lingkungan Hidup Kota Jambi

    Terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance), bersih,

    akuntabel, realiable dalam menjalankan tugas, fungsi dan perannya merupakan

    prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam

    mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran

    dalam upaya memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, maka diperlukan

    pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas

    terukur dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

    pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

    bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyusunan

    Laporan Kinerja (Lkj) Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi Tahun

    dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor Tahun tentang

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun

    tentang Pedoman Penyusunan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah

    pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia. Laporan Kinerja Dinas

    Lingkungan Hidup Kota Jambi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

    45

    https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/, di Akses pada September .

    https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/

  • dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi instansi serta kewenangan

    pengelolaan sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program/kegiatan dengan

    berdasarkan pada hasil kinerja yang telah dicapai yang diperhitungkan atas dasar

    rencana kinerja dan penetapan kinerja yg telah disusun dan ditetapkan

    sebelumnya.

    Dengan disusunnya LKj Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi Tahun

    diharapkan dapat:

    . Mendorong Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi dalam melaksanakan

    tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan

    perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat

    dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

    . Menjadi masukan dan umpan balik baik bagi instansi lain maupun pihak

    pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja.

    . Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Lingkungan

    Hidup Kota Jambi di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka

    peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi yang

    sebelumnya dikenal dengan nama Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

    Daerah (Bapedalda) Provinsi Jambi selaku lembaga yang mengkoordinasikan

    pengendalian dampak lingkungan di provinsi berdiri sejak tahun yaitu

    setelah dikeluarkannya KEPPRES Nomor Tahun tentang Badan

  • Pengendalian Dampak Lingkungan dan diatur lebih lanjut melalui Keputusan

    Menteri Dalam Negeri (KEPMENDAGRI) Nomor Tahun tentang

    Pedoman Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak

    Lingkungan Daerah dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun

    tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun

    tersebut di atas.

    Berpedoman kepada KEPPRES dan KEPMENDAGRI tersebut, maka

    dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Jambi Nomor Tahun Tanggal

    Oktober disahkan Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan

    Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Provinsi Daerah

    Tingkat I Jambi, oleh Menteri Dalam Negeri melalui Keputusan Menteri Dalam

    Negeri Nomor Tahun tentang Pengesahan Peraturan Daerah Provinsi

    Daerah Tingkat I Jambi Nomor Tahun .

    Pada tahun terjadilah restrukturisasi organisasi, sehingga

    Bapedalda Provinsi Jambi mengalami perubahan struktur organisasi yang

    dituangkan di dalam Perda Provinsi Jambi Nomor Tahun dan dijabarkan

    uraian tugasnya dalam Keputusan Gubernur Jambi Nomor Tahun

    tentang Uraian Tugas dan Fungsi Satuan-satuan Organisasi Pada Lembaga-

    Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi.

    Kemudian pada tahun terjadilah perubahan struktur organisasi

    dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor tahun tentang

    Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah

    Provinsi Jambi nomor tahun tentang Organisasi dan Tata Kerja,

  • Inspektorat, berdasarkan beberapa peraturan tersebut di atas terbentuklah

    nomenklatur Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi.

    Pada tahun kembali terjadi perubahan struktur organisasi yang

    dituangkan dalam Perda Provinsi Jambi Nomor Tahun tentang Perubahan

    Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor Tahun tentang

    Organisasi dan Tatakerja Inspektorat,Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah

    Provinsi Jambi. Serta dijabarkan uraian tugasnya dalam Keputusan Gubernur

    Jambi Nomor Tahun tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur

    Jambi Nomor Tahun Tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

    Inspektorat,Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi.

    Gambaran Umum Organisasi

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor Tahun tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah antara lain membentuk Dinas

    Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi yang mempunyai kewenangan membantu

    Kepala Daerah dalam melaksanakan perencanaan dan perumusan kebijakan,

    pembinaan serta koordinasi di bidang pengendalian dampak lingkungan.

    Berdasarkan kewenangan tersebut maka sasaran utama yang harus

    dicapai setiap tahunnya adalah mengukur seberapa besar tujuan yang telah

    dicapai. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi dalam menanggulangi

    dampak lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi dibentuk berdasarkan

    Peraturan Pemerintah Nomor Tahun tentang Pembentukan dan Susunan

  • Perangkat Daerah Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi diatur

    berdasarkan Peraturan Walikota Nomor tahun dapat dilihat pada gambar

    berikut:

  • Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi adalah sebagai berikut :

    a. Kepala

    Kepala adalah unsur yang mengepalai DLH Kota Jambi yang mempunyai tugas

    pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan perencanaan dan

    perumusan kebijakan, pembinaan serta koordinasi di bidang pengendalian dan

    pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

    b. Sekretaris

    Adalah unsur pembantu pimpinan dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi.

    Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan urusan

    di bidang perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian serta melaksanakan

    tugas lain yang diberikan kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsi. Dalam

    melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh (tiga) orang Kasubbag, yaitu :

    Kasubbag Keuangan dan Perencanaan, Kasubbag Umum, dan Kasubbag

    Kepegawaian.

    c. Kepala Bidang Tata Lingkungan

    Kepala Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL adalah unsur pembantu pimpinan

    dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sesuai dengan bidangnya. Kepala

    Bidang Tata Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam

    melaksanakan tugas di bidang Tata Lingkungan meliputi : inventarisasi RPPLH

    dan KLHS, kajian dampak lingkungan dan peningkatan kapasitas lingkungan

    hidup dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

    tugasnya Kepala Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL dalam melaksanakan

    tugasnya dibantu oleh (tiga) orang kepala seksi yaitu : Kasi Inventarisasi

  • RPPLH dan KLHS, Kasi Kajian Dampak Lingkungan, dan Kasi Peningkatan

    Kapasitas Lingkungan Hidup.

    d. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B

    Merupakan unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan

    fungsinya sesuai dengan bidangnya. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan

    Limbah B mempunyai tugas membantu kepala Dinas di bidang Pengelolaan

    Sampah dan Limbah B yang meliputi : pengurangan sampah, penanganan

    sampah dan limbah B serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala

    dinas sesuai dengan tugasnya. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah

    B dalam melaksanakan tugas dibantu oleh (tiga) orang kepala seksi yaitu : Kasi

    Pengurangan Sampah, Kasi Penanganan Sampah, dan Kasi Limbah B .

    e. Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau

    Berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan

    tugas dan fungsinya, sesuai dengan bidangnya. Kepala Bidang Ruang Terbuka

    Hijau mempunyai tugas membantu kepala Dinas di bidang Ruang Terbuka Hijau

    yang meliputi : pengelolaan dan pembangunan taman dan hutan kota serta

    pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugasnya.

    Dalam menjalankan tugas Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau dibantu oleh

    (tiga) orang kepala seksi yaitu : Kasi Pengelolaan Taman, Kasi Pengelolaan Hutan

    Kota dan Pohon Pelindung, dan Kasi Pembangunan Taman dan Hutan Kota.

  • f. Kepala Bidang Penaatan, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan

    Lingkungan Hidup

    adalah sebagai unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan

    fungsi sesuai dengan bidangnya. Kepala Bidang Penegakan Hukum Lingkungan

    dan Komunikasi Lingkungan mempunyai tugas membantu kepala dinas di bidang

    Penaatan, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup yang

    meliputi : melaksanakan penegakan hukum, pengendalian pencemaran, kerusakan

    dan pemeliharaan lingkungan hidup serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan

    oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya

    Kepala Bidang dibantu oleh (dua) orang kepala seksi yakni : Kasi Penaatan

    Hukum Lingkungan, Kasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

    Hidup, dan Kasi Pemeliharaan Lingkungan Hidup.

    g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

    UPTD sebagaimana dimaksud dibentuk untuk melaksanakan tugas teknis

    operasional dan/atau teknis penunjang.

    Tugas Pokok dan Fungsi DLH Kota Jambi

    Tugas pokok dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi berdasarkan

    Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor Tahun tentang ”Pembentukan dan

    Susunan Perangkat Daerah” adalah membantu walikota dalam melaksanakan

    urusan pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup. Untuk melaksanakan tugas

    sebagaimana tersebut diatas, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi

    mempunyai fungsi sebagai berikut :

  • . Perumusan kebijakan di bidang lingkungan hidup.

    . Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.

    . Penataan lingkungan hidup yang meliputi : perencanaan perlindungan dan

    pengelolaan lingkungan hidup dan perencanaan kajian lingkungan hidup

    strategis, kajian dampak lingkungan hidup dan peningkatan kapasitas

    lingkungan hidup.

    . Pengelolaan sampah yang meliputi : pengurangan sampah dan penanganan

    sampah.

    . Pengelolaan limbah berbahaya dan beracun.

    . Pengelolaan ruang terbuka hijau meliputi : taman, hutan kota, pohon

    pelindung dan jalur hijau

    . Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pemeliharaan

    lingkungan hidup serta pemantauan lingkungan hidup.

    . Penaatan lingkungan hidup yang meliputi : penanganan pengaduan dan

    penyelesaian sengketa lingkungan hidup serta penegakan hukum.

    . Pengawasan di bidang lingkungan hidup.

    . Penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Lingkungan Hidup.

    . Pelaksana dana dekonsentrasi, tugas pembantuan dan Dana Alokasi

    Khusus (DAK) bidang lingkungan hidup.

    . Pelaksana program strategis bidang lingkungan hidup antara lain :

    Adipura, Adiwiyata, SLHD, Proklim, Car Free Day, Mitigasi dan Adaptasi

    Perubahan Iklim, Langit Biru dan PROPER.

  • . Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup

    Visi dan Misi yang dirumuskan DLH Kota Jambi mengacu kepada tugas

    pokok dan fungsi DLH, dan harus memberikan kontribusi yang signifikan bagi

    keberhasilan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan Walikota Jambi dalam RPJM

    - . Kontribusi utama DLH Kota Jambi adalah meningkatkan koordinasi,

    pengawasan serta kapasitas kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

    Visi

    Dengan memperhatikan hal diatas, maka Visi Dinas Lingkungan Hidup

    (DLH) Kota Jambi adalah :

    ”TERWUJUDNYA KOTA JAMBI MENJADI KOTA EKOLOGIS

    SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA”

    Visi tersebut diatas mengandung makna Kota Jambi sebagai kota ekologis

    adalah menjadikan Kota Jambi, sebagai kota yang efisien dalam penggunaan

    sumberdaya, mampu meminimalkan jumlah limbah dan mengurangi penggunaan

    air, menjaga kelestarian flora dan fauna, serta mampu mengintegrasikan antara

    komponen alam (hutan, sungai, ataupun danau) dengan komponen buatan (jalan,

    bangunan, jembatan dan jaringan sarana prasarana kota) yang dapat diterima oleh

    komponen sosial.

  • Besarnya tantangan sebagai konsekuensi dari adanya era reformasi dan

    peningkatan persaingan di era globalisasi serta tuntutan masyarakat akan

    pelayanan prima, ditambah kurangnya sumberdaya manusia yang memenuhi

    persyaratan kualitas, mendorong Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

    Provinsi Jambi mempersiapkan diri dan berupaya menangkap peluang-peluang

    baru. Untuk tetap eksis dan unggul dalam suatu tahapan yang konsisten,

    konsekuen dan berkelanjutan, maka BLHD harus meningkatkan akuntabilitas

    kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dan manfaat yang dituangkan

    dalam “Visi”

    Visi adalah suatu gambaran dan harapan yang menantang tentang

    keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh

    suatu organisasi, atau pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana suatu

    organisasi akan di bawa dan berkarya agar tetap eksis, antisipatif, inovatif serta

    produktif.

    Misi

    Dengan pernyataan Misi diharapkan seluruh aparatur BLHD dan pihak-

    pihak yang berkepentingan (costumer dan stakeholders) dapat mengenali tugas

    pokok dan fungsi organisasi serta dapat mengetahui peran dan program

    programnya serta hasil dan manfaat yang akan diperoleh di waktu-waktu

    mendatang.

    Untuk dapat mewujudkan Visi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota

    Jambi tersebut telah ditetapkan misi-misi pembangunan lingkungan hidup seperti

    berikut:

  • . Mewujudkan aparatur yang berkualitas didukung oleh sarana dan prasarana

    yang memadai untuk peningkatan pelayanan masyarakat.

    . Meningkatkan penataan sanitasi kawasan perkotaan.

    . Meningkatkan keseimbangan pembangunan dengan daya dukung dan daya

    tampung lingkungan.

    . Meningkatkan kinerja dan peran instansi pemerintah dalam perlindungan

    dan pengelolaan lingkungan hidup.

    . Mewujudkan masyarakat yang peduli dan berbudaya lingkungan dalam

    perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

    . Meningkatkan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota.

    Tujuan Badan Lingkungan Hidup

    Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan misi tersebut diatas,

    Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi menetapkan tujuan yang ingin dicapai

    dalam periode waktu - , sebagai berikut :

    . Mewujudkan tata pemerintahan yang baik.

    . Terwujudnya perilaku masyarakat hidup bersih dan sehat.

    . Terciptanya peningkatan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan.

    . Peningkatan sinergitas program perlindungan dan pengelolaan lingkungan

    hidup dalam pembangunan perkotaan.

    . Terwujudnya pembangunan lingkungan hidup yang optimal.

    . Terciptanya kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).46

    46

    http://www.blhd.jambiprov.go.id/index .php?mod=profil&act=detail&id= ,

    http://www.blhd.jambiprov.go.id/index1.php?mod=profil&act=detail&id=413

  • Sasaran Strategis Badan Lingkungan Hidup

    Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi

    pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang

    lebih pendek dari tujuan dan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Sasaran-

    sasaran yang telah ditetapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi adalah

    terpenuhinya baku mutu kualitas air, udara dan peningkatan tutupan lahan.

    Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi

    pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang

    lebih pendek dari tujuan dan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Sasaran-

    sasaran yang telah ditetapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi adalah

    terpenuhinya baku mutu kualitas air, udara dan peningkatan tutupan lahan.

    Kebijakan dan Program Strategis

    Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah

    ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau

    petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna

    tercapainya keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan serta visi dan misi

    organisasi.

    Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dalam rencana

    strategis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi tahun - ditetapkan

    kebijakan yang merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

    Kebijakan yang telah ditetapkan adalah :

    . Menata, mengelola, memperluas dan memantapkan ruang kota dan LH.

    . Meningkatkan kinerja dan cakupan pengelolaan persampahan.

  • . Mengurangi timbulan sampah dari sumbernya.

    . Penegakan hukum lingkungan.

    Kebijakan strategik diatas, diimplementasikan didalam program yang telah

    ditetapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi untuk tahun yaitu :

    . Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    . Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

    . Program Peningkatan Dispilin Aparatur

    . Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

    . Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

    dan Keuangan

    . Program Perencanaan SKOPD

    . Program Pengembangan Data/Informasi

    . Program Penurunan Beban Pencemaran

    . Program Peningkatan Pengelolaan Lingkungan, RTH, Ruang Publik dan

    Keanekaragaman Hayati

    . Program Peningkatan Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan

    Pengelolaan Persampahan

    Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

    Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun

    tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

    dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun tentang Petunjuk Pelaksanaan

    Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Dinas Lingkungan

  • Hidup (DLH) Kota Jambi diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran. Tingkat

    pencapaian sasaran diperoleh dari pembandingan target dengan realisasi masing-

    masing indikator sasaran. Realisasi indikator sasaran merupakan agregrasi

    pencapaian kinerja dari masing-masing program/kegiatan yang dilaksanakan

    dalam rangka pencapaian sasaran strategis dimaksud.

    Indikator sasaran yang ditetapkan merupakan Indikator Kinerja Utama

    (IKU) keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari DLH Kota

    Jambi. Indikator tersebut setidak-tidaknya telah mencerminkan Keluaran (output)

    maupun Hasil (outcome) dari program/kegiatan yang dilaksanakan DLH Kota

    Jambi.

    Indikator keluaran adalah segala sesuatu berupa produk/jasa sebagai hasil

    langsung dari pelaksanaan kegiatan.

    Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran

    kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

    Dalam pengukuran kinerja, perhitungan tingkat capaian sasaran (target)

    berdasarkan formulasi sebagai berikut :

  • Tabel Tingkat Pencapaian Kinerja

    No Skala Capaian Kinerja Keterangan

    < % Tidak Tercapai

    = % Tercapai

    > % Melebihi Target

    Indikator Kinerja

    Indikator kinerja yang menjadi variabel dalam pengukuran kinerja Dinas

    Lingkungan Hidup Kota Jambi (DLH) terdiri (tiga) sasaran dan (tiga)

    indikator Kinerja Utama. Indikator-indikator kinerja tersebut telah selaras dengan

    indikator-indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Jambi Tahun - .

    Sasaran Dinas Lingkungan Hidup yaitu terpenuhinya baku mutu kualitas

    air, udara dan peningkatan tutupan lahan, dan terdiri dari indikator yaitu Indeks

    Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara, Indek tutupan Lahan);

    Proses Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja merupakan proses pembandingan antara realisasi

    kinerja dengan target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen rencana kinerja.

    Dokumen rencana kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi yang dalam

    proses sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah selanjutnya ditetapkan

    menjadi dokumen perjanjian kinerja tahun .

  • Sejarah PT. Angkasa Raya

    PT. Angkasa Raya Djambi dibangun oleh beberapa pengusaha pada tahun

    . Pada awalnya, Angkasa Raya beroperasi sebagai perusahaan karet

    penggilingan. Dan pada tahun didirikan sebagai perseroan terbatas

    berdasarkan akta nomor dengan nama “PT Angkasa Raya Djambi” dengan

    status pemilik modal dalam negeri. Sampai saat ini, tidak ada perubahan spesifik

    sebagai perusahaan terbatas, tetapi hanya perubah